bab i fix

4
BAB I PENDAHULUAN Tiga penyebab utama kematian ibu dalam bidang obstetri adalah: pendarahan 45%, infeksi 15%, dan preeklampsia 13%. Sisanya terbagi atas partus macet, abortus yang tidak aman, dan penyebab tidak langsung lainnya. Dalam perjalanannya, berkat kemajuan dalam bidang anestesia, teknik operasi, pemberian cairan infus dan transfusi, dan peranan antibiotik yang semakin meningkat, maka penyebab kematian ibu karena pendarahan dan infeksi dapat diturunkan secara nyata. Sebaliknya pada penderita preeklampsia, karena ketidaktahuan dan sering terlambat mencari pertolongan setelah gejala klinis berkembang menjadi preeklampsia berat dengan segala komplikasinya, angka kematian ibu bersalin belum dapat diturunkan. 1 Berdasarkan studi yang dilakukan oleh WHO tahun 2011, dengan peserta wanita yang hamil atau wanita hamil yang mengakhiri kehamilannya di periode antara tahun 1997-2002, terdapat sekitar 14,9% wanita meninggal dengan preeklampsia. Selain itu preeklampsia merupakan penyebab kematian ibu nomor satu di Amerika Latin sebanyak 25,7 %, disusul oleh Afrika dan Asia sebanyak 9,1%. Penelitian ini menjadi salah satu bukti bahwa preeklampsia merupakan penyebab kematian ibu yang paling serius, selain perdarahan di seluruh negara, terutama negara yang sedang berkembang. 2 Penyakit 1

Upload: intan-maulinar

Post on 16-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

A

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I fix

BAB IPENDAHULUAN

Tiga penyebab utama kematian ibu dalam bidang obstetri adalah:

pendarahan 45%, infeksi 15%, dan preeklampsia 13%. Sisanya terbagi atas partus

macet, abortus yang tidak aman, dan penyebab tidak langsung lainnya. Dalam

perjalanannya, berkat kemajuan dalam bidang anestesia, teknik operasi,

pemberian cairan infus dan transfusi, dan peranan antibiotik yang semakin

meningkat, maka penyebab kematian ibu karena pendarahan dan infeksi dapat

diturunkan secara nyata. Sebaliknya pada penderita preeklampsia, karena

ketidaktahuan dan sering terlambat mencari pertolongan setelah gejala klinis

berkembang menjadi preeklampsia berat dengan segala komplikasinya, angka

kematian ibu bersalin belum dapat diturunkan.1

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh WHO tahun 2011, dengan peserta

wanita yang hamil atau wanita hamil yang mengakhiri kehamilannya di periode

antara tahun 1997-2002, terdapat sekitar 14,9% wanita meninggal dengan

preeklampsia. Selain itu preeklampsia merupakan penyebab kematian ibu nomor

satu di Amerika Latin sebanyak 25,7 %, disusul oleh Afrika dan Asia sebanyak

9,1%. Penelitian ini menjadi salah satu bukti bahwa preeklampsia merupakan

penyebab kematian ibu yang paling serius, selain perdarahan di seluruh negara,

terutama negara yang sedang berkembang.2 Penyakit hipertensi dalam kehamilan

(HDK) termasuk preeklampsia dan eklampsia sampai saat ini masih merupakan

masalah dalam pelayanan obstetri di Indonesia. Walaupun sudah jauh menurun,

angka morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal akibat penyakit ini masih

tinggi (MMR 33,3% dan PMR 50%) dan merupakan salah satu dari ketiga

penyebab utama kematian ibu, disamping perdarahan dan infeksi. Insiden

hipertensi dalam kehamilan umumnya berkisar 7-12%.3-5

Klasifikasi hipertensi yang dikemukakan oleh The Committee on

Terminology of the American College of Obstetricians and Gynecologist dan di

Indonesia dibakukan oleh Satgas Gestosis POGI sebagai berikut:5,6

Hipertensi dalam kehamilan sebagai penyulit yang berhubungan langsung

dengan kehamilan: preeklampsia dan eklampsia

1

Page 2: BAB I fix

2

Hipertensi dalam kehamilan sebagai penyulit yang tidak berhubungan

langsung dengan kehamilan: hipertensi kronik

Hipertensi kronik dengan superimposed preeclampsia

Hipertensi gestasional atau transient hypertension

Hipertensi dalam kehamilan yang tidak dapat diklasifikasikan

Hipertensi kronik dalam kehamilan adalah hipertensi yang menetap oleh

sebab apapun, ditemukan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, atau

hipertensi yang menetap setelah 12 minggu pasca persalinan. Preeklampsia

menurut American College of Obstetricans and Gynecologist (ACOG) adalah

hipertensi (tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg) disertai

proteinuria (≥ 30 mg/liter urin atau ≥ 300 mg/24 jam) yang didapatkkan setelah

umur kehamilan 20 minggu. Superimposed preeclampsia on chronic hypertension

meliputi proteinuria awitan baru ≥300 mg/24 jam pada wanita pengidap hipertensi

tetapi tanpa proteinuria sebelum gestasi 20 minggu; terjadi peningkatan

proteinuria atau tekanan darah atau hitung trombosit <100.000/mm3 secara

mendadak pada wanita dengan hipertensi dan proteinuria sebelum gestasi 20

minggu. 2-6 Penyebab preeklampsia belum sepenuhnya diketahui. Beberapa faktor

yang dianggap berperan pada kejadian preeklampsia adalah gen, plasenta, respon

imun, dan penyakit vaskular pada ibu.3

Preeklampsia merupakan masalah yang serius dalam kehamilan karena

komplikasi-komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun pada janin.

Komplikasi pada ibu antara lain gagal ginjal akibat nekrosis tubuler akut, nekrosis

kortikal akut, gagal jantung, edema paru, trombositopenia, DIC, dan

cerebrovascular accident. Sedangkan komplikasi pada janin antara lain

prematuritas ekstrem, intrauterine growth restriction (IUGR), abruptio plasenta,

dan asfiksia perinatal. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan secara cepat dan

tepat apabila dijumpai kasus kehamilan dengan preeklampsia.3