bab i acc
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Neck problems tidak hanya terbatas pada satu macam saja, adapun yang
membedakannya antara lain radang pada sendi leher, spondylosis pada leher,
rematik, fibrositis, dan tergelincirnya discus termasuk kedalam neck problems.
Adanya kelainan seperti yang disebutkan, dapat menimbulkan perasaan tidak enak
bahkan menyebabkan gangguan fungsi dan akhirnya menghambat aktifitas sehari-
hari penderita (Mc.Kenzie, 1989).
Banyaknya kasus yang terjadi pada lansia karena proses degenerasi dari
sistem tubuh dewasa ini semakin bervariasi. Salah satu kasus penyakit pada
umumnya yaitu nyeri pada leher yang disebabkan oleh proses degenerasi adalah
spondylosis cervicalis yang dapat menyebabkan Cervical Root Syndrome.
Cervical Root Syndrome (CRS) sering membuat pasien merasakan keluhan
tidak nyaman, pegal, nyeri didaerah sekitar leher hingga bahu dan rasa kesemutan
serta rasa baal menjalar sampai ke lengan. Nyeri yang terjadi dapat disebabkan
oleh beberapa faktor seperti trauma, proses degenerasi, gangguan sirkulasi dan
penyakit inflamasi.
Spondylosis yang dapat menimbulkan cervical root syndrome secara
radiologik memperlihatkan adanya kelainan berupa suatu osteofit yang menonjol
ke dalam foramen intervetrebrale, sehingga nyeri yang timbul lebih relevan
dengan gambaran klinik myelopati dari cervical root syndrome (Mansjoer, 2000).
1
2
Untuk kasus cervical root syndrome ec spondylosis di rehabilitasi medic
Rs. Dustira didapatkan data ±10% dari kunjungan pasien selama 1 tahun yang
mengalami nyeri cervical.
Cervical Root Syndrome adalah kondisi yang tidak normal yang
diakibatkan dari penekanan akar-akar saraf spinal pada daerah leher,
mengakibatkan nyeri pada leher dan kelemahan pada otot yang diinervasi. (http://
www. medicaholistik. com). Gejala tersebut dapat berupa nyeri, spasme otot yang
mengakibatkan keterbatasan gerak pada leher.
Menurut WCPT Fisioterapi merupakan terapi fisik memberikan layanan
kepada individu dan populasi untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak maksimum dan kemampuan fungsional selama kehidupan.
(http://wcpt.org/policy/ps-descriptionPT)
Fisioterapi sebagai salah satu komponen penyelenggaraan kesehatan dapat
berperan aktif dalam usaha mengurangi nyeri, mengurangi spasme, meningkatkan
Lingkup Gerak Sendi (LGS) dan mengembalikan kemampuan fungsional aktivitas
pasien guna meningkatkan kualitas hidup. Penggunaan modalitas fisioterapi pada
kasus ini antara lain dapat Ultra Sound Diathermy (USD), TENS, Micro Wave
Diathermy (MWD), Infra Red (IR) dan Active Exercise serta Stretching. Untuk itu
modalitas terpilih yang digunakan penulis adalah Infra Red untuk mengurangi
nyeri dan spasme dan Stretching untuk meningkatkan elastisitas jaringan sehingga
menambah luas gerak sendi.
3
1.2 Rumusan Masalah
Apakah penggunaan modalitas infra red dapat mengurangi nyeri dan
spasme serta stretching untuk meningkatkan elastisitas jaringan sehingga dapat
menambah luas gerak sendi cervical yang diakibatkan oleh Cervical Root
Syndrome C5-6 ec Spondylosis.
1.3 Pembatasan Masalah
Oleh karena banyak modalitas fisioterapi yang dapat diberikan pada kasus
Cervical Root Syndrome, maka penulis membatasi hanya ada penggunaan
modalitas infra red dalam mengurangi nyeri dan spasme serta stretching dalam
meningkatkan elastisitas jaringan sehingga dapat menambah luas gerak sendi yang
disebabkan oleh Cervical Root Syndrome C5-6 ec Spondylosis.
1.4 Tujuan Penulisan
Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemakaian
modalitas infra red tersebut dapat mengurangi nyeri dan spasme serta penggunaan
stretching guna meningkatkan elastisitas jaringan sehingga dapat menambah luas
gerak sendi yang disebabkan oleh karena Cervical Root Syndrome C5-6 ec
Spondylosis.