bab 2 imel acc print.doc

44
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Perilaku 1. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan sangat luas seperti : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia. Dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia (Notoatmodjo, 2007). Perilaku adalah totalitas dari penghayatan dan rekasi seseorang yang langsung terlihat atau yang tidak tampak. Timbulnya perilaku akibat interelasi stimulus internal dan eksternal yang diproses melalui kognitif, afektif, dan motorik. 2. Pengertian Orang Tua 7

Upload: nieyachardiani

Post on 28-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 2 imel acc print.doc

TRANSCRIPT

Page 1: bab 2 imel acc print.doc

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan sangat luas seperti : berjalan, berbicara, menangis,

tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Perilaku

manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia. Dorongan

merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri

manusia (Notoatmodjo, 2007).

Perilaku adalah totalitas dari penghayatan dan rekasi seseorang yang

langsung terlihat atau yang tidak tampak. Timbulnya perilaku akibat

interelasi stimulus internal dan eksternal yang diproses melalui kognitif,

afektif, dan motorik.

2. Pengertian Orang Tua

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu,

dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat

membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk

mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai

tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan

bermasyarakat (Suparyanto, 2001).

7

Page 2: bab 2 imel acc print.doc

8

3. Macam-Macam Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu :

a. Perilaku tertutup (covert behaviour)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup (covert). Respon atau reaksi dari stimulus ini terbatas pada

pengetahuan dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima

stimulus tersebut, dan belum dapat diamati jelas oleh orang lain. Oleh

sebab itu, disebut covert behaviour atau unobservable behaviour.

1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yaitu indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan

merupakan salah satu bentuk operasional yang sangat penting dalam

membentuk tindakan atau perilaku seseorang.

Keluarga yang mengetahui tentang cara mencegah penularan dan

memberikan perawatan yang baik tentang diare pada anak, akan

mencoba untuk menerapkanya dalam kehidupan sehari – hari demi

mendapatkan kesehatan anak nya.

Sebelum keluarga mengadopsi perilaku baru, ia harus terlebih

dahulu mengetahui apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya

dan keluarganya. Keluarga akan memberikan perawatan yang baik

Page 3: bab 2 imel acc print.doc

9

tentang diare pada anak, akan mencoba untuk menerapkanya dalam

kehidupan sehari – hari demi mendapatkan kesehatan anak nya.

2) Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu

tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih

dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan

konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang

dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial.

Newcomb, salah seorang ahli psikososial menyatakan bahwa

sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan

bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan

suatu tindakan atau aktivitas, tapi merupakan predisposisi tindakan

suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan

merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Sikap dalam mencegah terjadinya diare yaitu dengan niat atau

keinginan keluarga menemukan gejala dini dan memberikan

pertolongan secepatnya dan memberi cairan pengganti dalam jumlah

memadai, selain itu memberikan makanan pendamping yang cukup,

Page 4: bab 2 imel acc print.doc

10

istirahat cukup, dan jika gejala belum teratasi segera di bawa ke rumah

sakit.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan

nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas

dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah

dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

a) Tindakan (practice)

Tindakan adalah suatu sikap belum otomatis terwujud dalam

suatu tindakan (overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap

menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau

suatu kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas.

Dalam kejadian diare, tindakan merupakan aktivitas yang

sedang atau sudah dilakukan oleh keluarga guna menurunkan

angka kejadian dan kematian akibat diare pada anak tindakan pada

tingkat rumah tangga yaitu dengan menambah ketersediaan air

bersih, membuat sanitasi buruk menjadi baik, menghilangkan

perilaku hidup yang kurang sehat dan mencegah kekurangan

protein dan kalori yang menyebabkan turunya daya tahan tubuh

secara terus menerus.

Untuk memperoleh data tentang pengetahuan dan sikap

cukup dilakukan melalui wawancara, baik wawancara terstruktur

maupun wawancara mendalam, dan focus group discussion (FGD)

Page 5: bab 2 imel acc print.doc

11

khusus untuk penelitian kualitatif. sedangkan untuk memperoleh

data tindakan yang paling akurat adalah melalui pengamatan

(observasi). Namun dapat juga dilakukan melalui wawancara

dengan pendekatan recall atau mengingat kembali perilaku yang

telah dilakukan oleh responden beberapa waktu yang lalu. Misalnya

untuk mengetahui perilaku keluarga dalam memberikan perawatan

dini anak diare di rumah dan untuk menekan angka kematian balita

serta kejadian dehidrasi pada anak dapat ditanyakan apakah

keluarga melakukan perawatan dini pada anak nya yang diare di

rumah sebelum di bawa ke rumah sakit.

4. Pembentukan Perilaku

Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut

Maslow yang dikutip oleh Sunaryo (2004), manusia memiliki 5

kebutuhan dasar yaitu :

a. Kebutuhan fisiologis/biologis

Kebutuhan fisiologis/biologis merupakan kebutuhan pokok yang

terdiri dari oksigen, air, makanan, cairan elektrolit, seks.

b. Kebutuhan rasa aman

Kebutuhan rasa aman seperti rasa aman terhindar dari pencurian,

konflik, rasa sakit, dan lain-lain.

Page 6: bab 2 imel acc print.doc

12

c. Kebutuhan mencintai dan dicintai

Misal : mendambakan rasa kasih sayang, ingin dicintai atau

mencintai orang lain, ingin diterima oleh keluarga tempat dia

berada.

d. Kebutuhan harga diri

Seperti : ingin dihargai dan menghargai orang lain, adanya

respek dan perhatian dari orang lain, toleransi atau saling

menghargai dalam hidup berdampingan.

e. Kebutuhan aktualisasi diri

Misalnya : ingin dipuja orang lain, ingin sukses dalam mencapai

cita-cita, ingin menonjol lebih dari orang lain.

Apabila usaha dalam memenuhi 5 kebutuhan dasar diatas tercapai,

maka orang itu tidak mengalami ketegangan dan cenderung mengarah

kepada kebahagiaan. Namun sebaliknya pula, saat usaha pemenuhan

kebutuhan tidak tercapai akan membuat seseorang mengalami frustasi

terhadap unsur-unsur kebutuhan. Jadi, kebutuhan merupakan motif,

dorongan ataupun keinginan seseorang dalam bertingkah laku (Herri Zan

Pieter, 2010).

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Dalam buku pengantar psikologi keperawatan dijelaskan faktor-faktor

yang mempengaruhi perilaku yang meliputi :

Page 7: bab 2 imel acc print.doc

13

a. Emosi

Perubahan perilaku manusia juga dapat timbul akibat kondisi

emosi. Emosi adalah reaksi kompleks yang berhubungan dengan kegiatan

atau perubahan-perubahan secara mendalam dan hasil pengalaman dari

rangsangan eksternal dan keadaan fisiologis. Dengan emosi seseorang

terangsang untuk memahami objek atau perubahan yang disadari sehingga

memungkinkannya mengubah sifat atau perilakunya. Bentuk-bentuk

emosi yang berhubungan dengan perubahan perilaku yaitu rasa marah,

gembira, bahagia, sedih, cemas, takut, benci dan sebagainya.

b. Persepsi

Adalah pengalaman-pengalaman yang dihasilkan melalui indera

penglihatan, pendengaran, penciuman dan sebagainya. Setiap orang

memiliki persepsi yang berbeda meskipun objek persepsi sama. Melalui

persepsi seseorang mampu untuk mengetahui atau mengenal objek

melalui alat penginderaan. Persepsi dipengaruhi oleh minat,

kepentingan, kebiasaan yang dipelajari, bentuk, latar belakang

(background), kontur kejelasan, atau kontur letak.

c. Motivasi

Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak guna

mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil motivasi akan diwujudkan dalam

bentuk perilakunya, karena dengan motivasi individu terdorong

memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosial.

Page 8: bab 2 imel acc print.doc

14

d. Belajar

Rita L. Atkinson, mengatakan bahwa belajar adalah salah satu dasar

memahami perilaku manusia karena belajar berkaitan dengan

kematangan dan perkembangan fisik, emosi, motivasi, perilaku sosial

dan kepribadian. Melalui belajar orang mampu mengubah perilaku

dari perilaku sebelumnya dan menampilkan kemampuannya sesuai

kebutuhannya.

e. Intelegensi

Definisi intelegensi secara umum, Ebbinghaus, mengatakan bahwa

intelegensi adalah kemampuan dalam membuat kombinasi, berpikir

abstrak, ataupun kemampuan menentukan kemungkinan dalam

perjuangan hidup. Adapun secara definitif teori, intelegensi adalah

kesatuan daya-daya jiwa yang formal dan daya khusus, seperti daya

mengukur, mengamati, memproduksi, atau menyelesaikan masalah.

Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam menyesuaikan

diri terhadap situasi-situasi baru secara cepat dan efektif serta

memahami berbagai interkonektif dan belajar dengan menggunakan

konsep-konsep abstrak secara efektif.

Menurut Depkes RI (2005), faktor perilaku yang dapat

menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko

terjadinya diare adalah sebagai berikut :

Page 9: bab 2 imel acc print.doc

15

a. Pemberian ASI Eksklusif

ASI turut memberikan perlindungan terhadap diare. Tidak

memberikan ASI Eksklusif secara penuh selama 4 sampai 6 bulan. Pada

bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk menderita diare lebih besar dari

pada bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi

berat juga lebih besar. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara

penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare

daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu formula.

b. Penggunaan botol susu

Penggunaan botol susu memudahkan pencemaran oleh kuman,

karena botol susu susah dibersihkan. Penggunaan botol untuk susu

formula, biasanya menyebabkan risiko tinggi terkena diare sehingga

mengakibatkan terjadinya gizi buruk.

c. Kebiasaan cuci tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang

penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci

tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah

membuang tinja anak, sebelum menyuapi makan anak dan sesudah

makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare.

d. Kebiasaan membuang tinja

Membuang tinja atau termasuk tinja bayi harus dilakukan secara

bersih dan benar. Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi tidaklah

berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam

Page 10: bab 2 imel acc print.doc

16

jumlah besar. Tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-

anak dan orang tuanya.

e. Pemberian imunisasi campak

Diare sering timbul menyertai campak, sehingga pemberian

imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu segera

memberikan anak imunisasi campak setelah berumur 9 bulan. Diare

sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak yang sedang

menderita campak, hal ini sebagai akibat dari penurunan kekebalan

tubuh penderita.

3. Sumber Air

Sumber air minum yang bersih baik kualitas maupun kuantitasnya

akan dapat mengurangi tertelannya kuman penyebab diare oleh balita.

Kualitas air minum hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan

kesehatan, diusahakan mendekati persyaratan air sehat yaitu persyaratan

fisik yang tidak berasa, bening atau tidak berwarna. Secara bakteriologi

air harus bebas dari segala bakteri terutama bakteri pathogen. Dari sisi

kimiawi air minum yang sehat itu harus mengandung zat-zat tertentu di

dalam jumlah tertentu di dalam jumlah tertentu seperti flour, chlor, dan

besi. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan air bersih

adalah :

1. Mengambil dan menyimpan air dalam tempat yang bersih dan

tertutup serta menggunakan gayung khusus untuk mengambil air.

Page 11: bab 2 imel acc print.doc

17

2. Memelihara atau menjaga sumber air dari pencemaran oleh binatang,

anak-anak, dan sumber pengotoran. Jarak antara sumber air minum

dengan sumber pengotoran seperti septictank, tempat pembuangan

sampah dan air limbah harus lebih dari 10 meter.

B. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang di bentuk berdasarkan ikatan

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan

materil yang layak, bertakwa kepada tuhan, memiliki hubungan yang

selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta

lingkunganya,(BKKBN,1999)

2. Fungsi Pokok Keluarga

Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan

dengan orang lain.

b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

Page 12: bab 2 imel acc print.doc

18

d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan

kemampuan indifidu dalam meningkatkan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktifitas tinggi.

3. Tugas Keluarga

Sesuai dengan fungsi pemeliharaa kesehatan, keluarga mempunyai

tugas di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan di lakukan. 5 tugas

keluarga di dalam bidang kesehatan yang harus di lakukan adalah:

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka

apabila menyadari adanya perubahan perlu segera di catat kapan

terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar

perubahanya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga.

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan kelurga maka segera

Page 13: bab 2 imel acc print.doc

19

melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat di

kurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan

seyogyanya meminta bantuan orang lain di lingkungan sekitar

keluarga.

c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki

kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau

kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi.

d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada).

C. Konsep Diare

1. Pengertian Diare

Hipocretes mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang

tidak normal dan berbentuk cair sedangkan menurut Widjaja (2001)

diare adalah buang air besar encer lebih dari dua kali per hari disertai

lendir darah maupun tidak.

2. Penyebab Terjadinya Diare

Diare disebabkan beberapa faktor infeksi, melabsorpsi (gangguan

penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologis (Widjaja, 2003)

Page 14: bab 2 imel acc print.doc

20

a. Faktor infeksi

Infeksi saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada

anak. Jenis infeksi yang umumnya menyerang sebagai berikut :

1) Infeksi bakteri oleh kuman E.coli, salmonella, vibrio cholerea (kolera)

dan serangan lain yang jumlahnya berlebihan dan patogenik

(memanfaatkan kesempatan ketika kondisi tubuh lemah) seperti

pseudomonas.

2) Infeksi basil

3) Infeksi virus

4) Infeksi parasit oleh cacing

5) Infeksi jamur

6) Infeksi akibat prgan tubuh lain seperti radang tenggorakan

7) Keracunan makanan

b. Faktor Malabsorpsi

1) Malabsorpsi karbohidrat. Pada bayi, kepekaan terhadap lactobasilus

dalam susu formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat,

tinja berbau asam, dan sakit perut. Jika sering terkena diare ini,

pertumbuhan anak akan terganggu.

2) Malabsorpsi lemak. Dalam makan terdapat lemak yang disebut

triglyserida. Triglyserida dengan bantuan enzim lipase diubah menjadi

micelles yang siap diabrsopsi usus. Jika tidak ada enzim lipase dan

terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi muncul karena tidak

terserap dengan baik gejalanya adalah tinja mengandung lemak.

Page 15: bab 2 imel acc print.doc

21

c. Faktor makanan

Makanan yang mangakibatkan diare adalah makanan yang tercemar,

basi, beracun, terlalu banyak lemak, sayuran mentah dan kurang

matang.

d. Faktor psikologis

Rasa takut, cemas, dan tegang jika terjadi pada anak dapat

menyebabkan diare kronis.

1) Patofisiolgi

Sebagai akibat diare akut maupun kronik akan terjadi :

a) Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan

gangguan keseimbangan asam basa (hipokalemia)

b) Gangguan gizi akibat kelaparan, masukan kurang dan pengeluaran

bertambah

2) Hipoglikemia

3) Gangguan sirkulasi darah

4) Dehidrasi

4. Komplikasi Diare

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik)

b. Hipokalemia (dengan gejala mateorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardi,)

c. Hipoglikemia

d. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.

Page 16: bab 2 imel acc print.doc

22

e. Manutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita

juga mengalami kelaparan.

D. Konsep Dehidrasi

1. Pengertian dehidrasi

Adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh.

Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak dari pada

pemasukan (misalnya minum).Gangguan kehilangan cairan tubuh ini

disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh, atau dapat

di sebut juga kehilangan cairan dan mineral-mineral (elektrolit-

elektrolit) yang berlebihan dari tubuh yang disebabkan oleh diare

(buletin pediatric, 2006).

2. Macam – macam Dehidrasi

a. Dehidrasi isotonic

Dehidrasi isotonik adalah dehidrasi yang sering terjadi karena diare.

Hal ini terjadi bila kehilangan air dan natrium dalam proporsi yang

sama dengan keadaan normal yang ditemui dalam cairan ektraseluler.

Gambaran dehidrasi isotonik adalah ekstrimitas dingin dan berkeringat,

kesadaran menurun dan muncul gejala lain shock hipervolemik.

b. Dehidrasi hipertonik

Dehidasi hipertonik adalah dehidrasi yang sering terjadi karena

kekurangan cairan dan kelebihan natrium. Gambar dehidrasi hipertonik

adalah:

Page 17: bab 2 imel acc print.doc

23

1) Terdapat kekurangan air dan natrium, tetapi proporsi kekurangan

airnya lebih Banyak.

2) Konsentrasi natrium serum meningkat ( > 1500 mmol/L )

3) Osmolaritas serum meningkat ( > 295 mOSmol/L )

4) Sangat haus yang lebih berat derajatnya bila dibandingkan dengan

derajat dehidrasinya.

c. Dehidrasi hipotonik

Dehidrasi hipotonik adalah dehidrasi yang terjadi karena

kekurangan natrium dan kelebihan air. Gambaran utama dehidrasi

hiponartemik adalah :

1) Adanya kekurangan air dan natrium, tetapi kekurangan natriumnya

secara relative lebih banyak.

2) Konsentrasi natrium serum rendah ( < 130 mmol/L )

3) Osmolaritas serum rendah ( < 275 mOSmol/L )

4) Anak latergi, kadang-kadang kejang.

3. Komplikas Dehidrasi

Akibat diare dan kehilangan cairan serta elektrolit secara mendadak dapat

terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :

1) Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik).

2) Renjatan hipovolemik.

3) Hipokalemia (gejala meteorismus, hipotonik otot lemah, dan

brakikardi).

4) Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.

Page 18: bab 2 imel acc print.doc

24

5) Malnutrisi energi protein

4. Faktor – faktor yang mempengaruhi dehidrasi

a. Faktor Biologi

Kejadian diare dan dehidrasi pada laki-laki sama dengan perempua,

kejadian pada anak-anak dan lansia lebih sering anak-anak dengan

malnutrisi dan BBLR mendapat resiko dehidrasi lebih besar.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan yang kurang menyediakan air bersih, keadaan jamban

yang sangat tidak memenuhi standar kesehatan, keadaan rumah yang

tidak sehat, pembuangan limbah di daerah pemukuiman kurang baik

di sertai dengan musim penghujan merupakan salah satu faktor

penyebab yang berasal dari infeksi yang mudah berkembang.

c. Faktor Perilaku

Minimnya pengetahuan keluarga dalam mengenali keadaan diare dan

dehidrasi, hiegene perorangan yang tidak baik (khususnya tidak

megetahui cara cuci tangan yang benar), minimnya pengetahuan

anggota keluarga khususnya mengenai pengobatan pertama pada

penderita diare (cara membuat oralit), kurang kesadaran untuk berobat

lebih dini, keterlambatan dalam berobat.

d. Faktor Pelayanan Kesehatan

Kurang langkah promotif yang dilakukan petugas kesehatan,

minimnya pengetahuan petugas kesehatan, kurangnya sarana dan

prasarana yang memadai.

Page 19: bab 2 imel acc print.doc

25

Faktor yang sangat berperan dalam mempengaruhi terjadinya

kejadian dehidrasi adalah faktor perilaku, faktor perilaku yang

menjadi masalah utama dalam kasus diare dengan kejadian dehidrasi,

minimnya pengetahuan anggota keluarga terutama tentang diare,

sehingga mereka tidak mengetahui bagaimana pertolongan pertama

pada penderita diare, misalnya cara memberikan dan membuat oralit

yang tepat, dan mereka juga tidak mengetahui tanda-tanda dehidrasi

sehingga mengalami ketarlambatan dalam membawa berobat atau

tidak jarang dibawa berobat setelah mengalami dehidrasi berat. Oleh

karena itu, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat

menyelesaikan masalah tersebut dengan jalan meningkatkan

pengetahuan keluarga mengenai diare dengan kejadian dehidrasi.

1. Manifestasi Klinis

Mula-mula balita cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,

nafsu makan berkurang atau tak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair,

mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama

berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus

dan daerah disekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja

makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang

berasal dari laktosa yang tidak diabsorpsi oleh usus selama diare. Bila

pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit gejala dehidrasi mulai

nampak, yaitu berat badan turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun

besar menjadi cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit

Page 20: bab 2 imel acc print.doc

26

tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi

menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat. Bila berdasarkan tonisitas

plasma dibagi menjadi dehidrasi hipotonik, isotonik dan hipertonik.

Pasien diare yang dirawat biasanya sudah dalam keadaan dehidrasi

berat dengan rata-rata kehilangan cairan sebanyak 12,5%. Pada dehidrasi

berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan

hipovolemik dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan

kecil, tekanan darah menurun, pasien sangat lemah, kesadaran menurun

(apatis, somnolen, dan kadang sampai soporokomateus). Bila sudah terjadi

asidosis metabolik pasien akan tampak pucat dengan pernapasan yang

cepat dan dalam (Ngastiyah, 2005).

Tabel 2.1 Derajat dehidrasi berdasarkan gejala klinisPenilaian A

(dehidrasi ringan)B

(dehidrasi sedang)C

(dehidrasi berat)1. Lihat:

Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewelLesu dan tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekungAir mata Ada Tidak ada Tidak adaMulut, lidah Basah Kering Sangat keringRasa haus Minum

seperti biasaHaus, ingin minum banyak

Malas minum, tidak bisa minum

2. Periksa:Turgor kulit

Kembali cepat Kembali lambatKembali sangat lambat

3. Hasil pemeriksaan

Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan atau sedang.Bila ada 1 tanda ditambah 1

Dehidrasi beratBila ada 1 tanda ditambah 1 atau lebih tanda lain.

4. Terapi Rencana pengobatan A

Rencana pengobatan B

Rencana pengobatan C

Sumber : Nursalam, 2005

E. Konsep penanganan anak diare di rumah.

Page 21: bab 2 imel acc print.doc

27

1. Penanganan Awal Diare (Yance Warman, 2008).

Adalah segala bentuk penanganan yang dilakukan oleh ibu pada

anak diare di rumah sebelum anak di rumah sakit.

a) Oralit

Pada anak dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan

secara per oral berupa cairan yang diberisikan NaCl dan NaHCO3,

KCl, dan glukosa. Untuk diare akut pada anak di atas usia 6 bulan

kadar natrium 90 mEq/L. Formula lengkap sering disebut oralit. Cairan

sederhana yang dapat di buat sendiri (formula tidak lengkap) hanya

mengandung garam dan gula (NaCL dan sucrose atau air tajin yang

diberikan garam dan gula untuk pengobatan sementara untuk

mencegah sebelum dibawa ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan

untuk mencegah dehidrasi lebih jauh maka berilah cairan tambah yang

terdiri dari yaitu :

1) Memberikan cairan tambahan atau ASI

2) Memberikan anak lebih banyak cairan dari biasanya untuk mencegah

dehidrasi, cairan yang cocok mencakup :

a) Mengganti cairan yang hilang, memberi minum anak dengan

oralit.

b) Bila tidak ada oralit, pada anak yang baru mulai diare memberikan

cairan rumah tangga seperti sup, air beras ( tajin ), bubur cair, air

buah, kuah sayur, larutan gula garam dan minuman yoghurt bila

tidak alergi.

Page 22: bab 2 imel acc print.doc

28

c) Bila anak berumur lebih 6 bulan dan hanya mendapat ASI maka

dapat di berikan air putih atau larutan air putih di samping ASI.

d) ASI atau susu yang diencerkan 2x dari biasanya.

3) Cairan oralit yang harus diberikan berdasarkan umur balita :

a) Kurang dari 24 bulan, 200 – 100 ml setiap kali diare.

b) Umur 2 – 10 tahun, 100 -200 ml setiap kali diare.

c) Umur 10 tahun atau lebih, sebanyak yang ia inginkan

4) Cara Membuat Oralit

a) Mencuci tangan hingga bersih.

b) Memakai gelas, sendok, teko, panci, atau peralatan lain yang

bersih.

c) Mengguunakan air minum, baik air putih maupun teh yang telah

dimasak. Jangan menggunakan air mendidih,karena air mendidih

akan mengurangi barbagai zat dalam oralit.

d) Masukkan 1 bungkus oralit ukuran kecil ke dalam 1 gelas air (200

cc). jika memakai oralit ukuran besar gunakan (1000 cc) air hangat

kuku (5 gelas ). Aduk hingga larut, siap diminumkan.

e) Jika tidak memperoleh oralit atau keadaan darurat, dapat dibuat ’’

oralit ’’buatan sendiri dengan bahan 1 sendok teh garam, 1 sendok

makan gula pasir, dan 200 cc air hangat. Campurkan lalu diaduk

dapat juga ditambahkan air tajin.

5) Cara Memberikan Oralit

Page 23: bab 2 imel acc print.doc

29

a) Minumkan segera larutan oralit sedikit demi sedikit sampai penderita

tidak merasa haus lagi (balita memerlukan 3 tiga bungkus ukuran 200

cc dalam 3 jam pertama).

b) Jika anak muntah hentikan pemberian larutan oralit kira-kira 5 menit

kemudian lanjutkan lagi. Larutan oralit diberikan sedikit demi sedikit

dan terus menerus sampai habis.

c) Selanjutnya diberikan lagi larutan oralit 1 gelas (200 cc) setiap kali

diare sampai diare berhenti.

6. Lanjutkan pemberian makanan yang cukup kepada anak

a) Makanannya yang sudah dimasak

b) Berikan sari buah segar atau pisang untuk memberikan kalium

c) Dorong anak makan sebanyaknya yang ia inginkan

d) Setelah diare selesai, berikan makanan tambahan setiap hari selama

seminggu atau sampai anak mendapatkan berat badannya normal

kembali.

b) Prenatal

Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai

dengan kebutuhan pasien tetapi semua itu tergantung dengan

ketersediaanya cairan di fasilitas kesehatan. Mengenai pemberian

cairan seberapa banyak cairan yang diberikan tegantung dari berat atau

ringannya yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai

dengan umur dan berat badannya.

Page 24: bab 2 imel acc print.doc

30

c) Kriteria anak di bawa ke rumah sakit atau dibawa ke petugas kesehatan

yaitu apabila anak :

a) Mengeluarkan banyak tinja cair

b) Mata cekung

c) Menderita demam

d) Tidak makan dan minum secara normal

e) Tampak tidak membaik

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare

1. Kondisi lingkungan

Penularan penyakit diare sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan

dimana sebagian besar penularan melalui faecal oral yang sangat

dipengaruhi oleh ketersediaan sarana air bersih dan jamban keluarga

yang memenuhi syarat kesehatan serta perilaku hidup sehat dari

keluarga. Oleh karena itu dalam usaha mencegah timbulnya diare yaitu

dengan melalui penyediaan fasilitas jamban keluarga yang disertai

dengan penyediaan air yang cukup, baik kuantitas maupun kualitasnya.

Upaya tersebut harus diikuti dengan peningkatan pengetahuan dan

sosial ekonomi masyarakat, karena tingkat pendidikan dan ekonomi

seseorang dapat berpengaruh pada upaya perbaikan lingkungan (Yance,

2008).

Page 25: bab 2 imel acc print.doc

31

2. Makanan

Kontak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama air

minum yang tidak dimasak dapat juga terjadi sewaktu mandi dan

berkumur. Kontak kuman pada kotoran dapat langsung ditularkan pada

orang lain apabila melekat pada tangan dan dimasukkan ke mulut,

kemudian dipakai untuk memegang makanan. Hal ini dapat memicu

terjadinya diare. Selain itu makanan yang basi dan beracun juga bias

menyebabkan terjadinya diare. pada masa dua tahun pertama kehidupan

balita mudah terinfeksi bakteri dan daya tahan tubuhnya masih rendah

misalnya pada proses pengenalan makanan yang terpapar bakteri tinja,

kontak langsung dengan tinja manusia atau binatang pada saat bayi

merangkak.

3. Infeksi

a. Bakteri

Bakteri memang terkenal sebagai pembawa penyakit, salah satunya

adalah bakteri E-coli. Nama lengkap dari bakteri ini adalah Escherichia

coli. Bakteri ini membawa penyakit diare pada tubuh manusia.

Biasanya bakteri E-coli berada didalam air sumur yang sudah

terkontaminasi. Bila dilihat menggunakan mikroskop, bakteri ini

berwarna merah. Ia tidak mempertahankan zat warna asalnya pada saat

proses pengidentifikasian bakteri dilakukan. Bakteri E.coli berdiam di

dalam usus besar manusia. Bentuknya batangan dan berwarna netral.

Bakteri ini memang terbagi menjadi dua kategori, berbahaya dan tidak

Page 26: bab 2 imel acc print.doc

32

berbahaya. Bakteri E.coli yang berbahaya adalah E.coli O157:H7.

Bakteri ini dapat menyebabkan diare pada orang yang terjangkitnya.

b.Virus

Virus terbanyak penyebab diare adalah rotavirus, selain adenovirus,

enterovirus, astrovirus, minirotavirus, calicivirus, dan sebagainya. Garis

besar patogenesisnya sebagai berikut:

a.Virus masuk ke dalam traktus digestivus bersama makanan dan minuman.

b. Virus berkembang biak di dalam usus.

c. Virus masuk ke dalam epitel usus halus dan menyebabkan kerusakan

bagian apikal vili usus halus.

a). Sel-sel epitel usus halus bagian apikal akan diganti oleh sel-sel dari

bagian kripta yang belum matang, berbentuk kuboid atau gepeng.

Akibatnya sel-sel epitel ini tidak dapat berfungsi untuk menyerap air

dan makanan. Sebagai akibat lebih lanjut akan terjadi diare osmotik.

b). Vili usus kemudian akan memendek sehingga kemampuannya untuk

menyerap dan mencerna makananpun akan berkurang. Pada saat inilah

biasanya diare mulai timbul.

c). Sel-sel retikulum akan melebar.

d). Infiltrasi sel-sel limfoid dari lamina propria, untuk mengatasi infeksi

sampai terjadi penyembuhan.

c.Parasit

Amubiasis disebabkan oleh infestasi Entamuba histolitica.

Protozoa ini bisa menyebabkan infestasi primer di usus besar, ileum,

Page 27: bab 2 imel acc print.doc

33

hepar, paru dan otak. Invasi amuba biasanya disekum, kolon asenden,

rektosiganoid. Amuba mengeluarkan sitolitik enzim yang menyebabkan

destruksi jaringan usus, sering terjadi luka merongga (flask-shaped)

yang tertutup oleh pus dan sel-sel bulat. Perforasi sering terjadi di daerah

sekum atau rekto sigamoid lebih-lebih pada penderita kurang gizi. Parasit

ini bias menyebabkan terjadinya diare (Yance, 2008).

1.Psikologis

Yang termasuk faktor psikologis penyebab diare adalah rasa takut dan

cemas. Namun faktor ini jarang dijumpai akan tetapi dapat terjadi pada

anak yang lebih besar (Ngastiyah, 2005).

2. Malabsorbsi

Kandungan nutrient makanan yang berupa karbohidrat, lemak maupun

protein dapat menimbulkan intoleransi, malabsorpsi maupun alergi

sehingga terjadi diare pada balita (Ngastiyah, 2005).

G. Konsep Balita

Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa,

kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan cepat

dan merupakan landasan perkembangan berikutnya bahkan ada sarjana

yang mengatakan ’’ the child is the father of the man ”. sehingga setiap

kelainan atau penyimpangan sekecil apapun bila tidak terdeteksi apalagi

tidak ditangani dengan baik akan mengurangi kualitas sumber daya

manusia kelak dikemudian hari (Soetjiningsih, 2003 ).

Page 28: bab 2 imel acc print.doc

34

Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan

rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi berkembang,

sehingga pada usia ini perlu mendapat perhatian khusus. Perkembangan

psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara balita

dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi

sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan balita pada berbagai tahap

perkembangannya, bahkan sejak masih di dalam kandungan.

Ada 4 tahap parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai

perkembangan balita yaitu :

1. Personal sosial adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan

mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.

2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus) adalah aspek yang

berhubungan dengan kemampuan balita untuk mengamati sesuatu

benda, melakukan gerakan.

Misalnya kemampuan untuk menggambar suatu benda dan lain-lain.

3. Language (bahasa) adalah kemampuan untuk memberikan respon

terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

4. Gross Motor (perkembangan matorik kasar) adalah aspek yang

berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.