bab 3 metodologi - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/34406/6/2016_chapter_iii.pdf · dari...
TRANSCRIPT
73
3. BAB 3
METODOLOGI
3.1. Tinjauan Umum
Dalam suatu perencanaan konstruksi dan rencana pelaksanaan perlu adanya
metodologi yang baik dan benar karena metodologi merupakan acuan untuk menentukan
langkah – langkah yang perlu diambil agar mendapatkan hasil yang aman, memenuhi
kebutuhan, efesien dan ekonomis sehingga hasil pekerjaan sesuai rencana dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Untuk menghindari pekerjaan yang berulang - ulang maka dibuatlah bagan alir
urutan pekerjaan. Adapun urutan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :
Persiapan
Berupa kegiatan menginventaris surat – surat administrasi untuk keperluan
penyusunan laporan tugas akhir.
Survey Lapangan
Melakukan survey lapangan untuk menginventaris masalah – masalah yang terjadi
di lapangan, bisa berupa tanya jawab dengan penduduk sekitar dan dinas Pemerintah
Daerah terkait atau mengambil foto sebagai dokumentasi.
Kajian Literatur
Mengkaji literatur – literatur apa saja yang digunakan dalam penyusunan laporan
tugas akhir ini, dan mempelajari software yang akan digunakan.
Pengumpulan Data
Mengumpulkan data – data terkait yang digunakan dalam menyusun laporan tugas
akhir ini.
Analisa dan Pengolahan Data
Menganalisa dan mengolah data yang telah didapatkan.
Rencana Master Plan Kota
Merencanakan solusi terbaik dalam pengendalian banjir di Kota Kendal.
Perencanaan Konstruksi, RKS, RAB dan O&P
Merencanakan konstruksi, membuat RKS, RAB dan O&P
Adapun bagan alir penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
74
3.2. Bagan Alir Tugas Akhir
Bagan Alir Penyusunan
Pengendalian Banjir Kota Kendal
Mulai
Persiapan
Survey Lapangan : - Visual
Kajian Literatur
Analisis dan Pengolahan Data
Pengumpulan Data
Peta Hidrologi Umum
A C B
Primer : • Visual • Tanya jawab dengan
penduduk
Sekunder : • Data Curah Hujan • Data Pasang Surut • Peta Topografi, Peta Kontur,
Peta Tata Guna lahan, Peta Genangan
• Kendal Dalam Angka 2007
D
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
75
Gambar 3.1 Bagan Alir Penyelesaian Tugas Akhir
Rencana Master Plan Drainase Kota
Disetujui
Ya
Ya
Tidak
Perencanaan Konstruksi dan Detail Desain
- Penentuan stasiun hujan - Luas genangan - Pembagian sub sistem drainase
- Kondisi sosial ekonomi
- Kondisi lahan
• Debit Banjir • MSL, MHWL,
MLWL, HHWL, LLWL
A C B
RKS, RAB dan O&P
Selesai
Data Cukup
D
Tidak
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
76
3.3. Metode Analisis dan Pengolahan Data
Langkah-langkah penulis dalam menganalisis dan mengolah data dari awal
perencanaan sampai selesai sesuai dengan bagan alir adalah sebagai berikut.
3.3.1. Permasalahan
Bencana banjir yang sering terjadi di Kecamatan Kota Kendal disebabkan oleh
banyak hal. Beberapa dikarenakan kondisi saluran eksisting sudah tidak mampu lagi
menampung debit air kiriman dari hulu. Dan kondisi saat ini pada muara sungai Kendal
telah menyatu dengan sungai Buntu.
3.3.2. Survey Lapangan
Setelah mengetahui permasalahan yang ada, dilakukan survey langsung ke
lapangan yang bertujuan untuk mengetahui :
Letak dan kondisi bangunan drainase lokasi studi yang telah ada.
Tata guna lahan pada daerah sekitar lokasi studi.
Panjang saluran-saluran dan daerah tangkapan.
Pola aliran pada drainase yang telah ada di lokasi studi.
Permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh penduduk yang berada di daerah
aliran lokasi studi dengan wawancara.
Genangan yang terjadi pada daerah pengaliran lokasi studi.
Foto – foto dokumentasi lokasi yang ditinjau.
3.3.3. Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan survey ke lapangan, penulis dapat mengidentifikasikan
permasalahan yang ada bahwa banjir yang sering terjadi disebabkan oleh beberapa hal
yaitu :
Pendangkalan dasar badan sungai karena sedimentasi, tumbuhan liar dan sampah.
Penyempitan penampang sungai yang disebabkan oleh pembangunan rumah –
rumah warga yang menggunakan sebagian penampang basah sungai.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
77
Pengaruh suplesi pada hulu sungai Kendal yang berasal dari bendung Juwero,
menambah beban yang harus dilayani oleh sungai Kendal.
3.3.4. Kajian Literatur
Dari permasalahan yang ada maka dilakukan kajian literatur yaitu mengumpulkan
literatur-literatur yang berkaitan dengan Tugas Akhir yang akan disusun. Literatur itu
berupa buku-buku tentang dasar-dasar hidrologi, hidrologi persungaian, hidrolika dan
mekanika tanah. Selain buku-buku penulis juga mempelajari software-software yang
digunakan dalam analisa data diantaranya adalah HEC-RAS 3.1.3. untuk analisa hidrolika.
3.3.5. Penyelesaian Masalah
Setelah mengetahui permasalahan yang ada dan berdasarkan tinjauan pustaka yang
digunakan maka penulis memberikan penyelesaian dengan beberapa usulan alternatif yang
diharapakan dapat memberikan masukan kepada instansi yang terkait dalam
menyelesaikan permasalahan drainase di Kecamatan Kota Kendal.
3.3.6. Pengumpulan Data
Pada kegiatan identifikasi kebutuhan data, dilakukan penyusunan data – data apa
saja yang dibutuhkan serta pendataan instansi dan institusi yang dapat dijadikan sumber
data. Data – data yang dibutuhkan ada yang berupa data sekunder dan data primer. Data
yang dibutuhkan antara lain data topografi, Kota Kendal dalam angka tahun 2007 untuk
mengetahui data kepadatan penduduk, data tata guna lahan dan data jumlah rumah tinggal,
data morfologi sungai, data hidrologi, data daerah genangan banjir.
Menurut cara mendapatkannya, data yang dibutuhkan dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu :
1. Data Primer.
Data Primer adalah data yang diperoleh dengan cara mengandalkan peninjauan atau
survey langsung di lapangan.
2. Data Sekunder.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan menghubungi instansi yang terkait.
Data – data tersebut dapat terlihat pada tabel 3.1.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
78
Tabel 3.1 Macam Data dan Kegunaannya
No. Data Macam Data Instansi yang
Mengeluarkan Kegunaan
1. Peta Administrasi Kab
Dati II Kendal Sekunder
BAPPEDA Kab. Dati II
Kendal.
Mengetahui batas – batas
administrasi kecamatan dan
desa.
2. Peta Topografi. Sekunder
BAKOSURTANAL
Mengetahui ketinggian atau
elevasi dan kemiringan lahan.
3.
Peta Kepadatan dan
Penyebaran Penduduk
Kab. Dati II Kendal.
Sekunder BAPPEDA Kab. Dati II
Kendal.
Mengetahui gambaran
keadaan umum penduduk
baik kepadatan maupun
penyebarannya.
4. Peta penggunaan tanah
Kab. Dati II Kendal. Sekunder
BAPPEDA Kab. Dati II
Kendal.
Mengetahui gambaran
penggunaan dari tanah yang
ada.
5.
Peta Kemampuan
Tanah Kab. Dati II
Kendal..
Sekunder BAPPEDA Kab. Dati II
Kendal.
Mengetahui gambaran
keadaan tanah yang dilihat
dari kemampuannya.
9. Peta Stasiun Pencatat
Curah Hujan. Sekunder BMG
Mengetahui daerah aliran
sungai dan stasiun hujan yang
berpengaruh terhadap rencana
proyek.
11. Peta Genangan Banjir
Kab. Dati II Kendal. Sekunder
PSDA Kab. Dati II
Kendal
Mengetahui daerah rawan
banjir (daerah genangan
banjir).
12. Data Curah Hujan. Sekunder BMG
Mengetahui besarnya curah
hujan dan debit banjir
rencana.
13. Data Tanah Sekunder Lab. Mekanika Tanah
Fak Teknik UNDIP
Mengetahui jenis tanah dan
daya dukungnya.
14. Data Morfologi Sungai. Sekunder
PSDA Kab. Dati II
Kendal
Mengetahui penampang
melintang, memanjang, dan
sedimentasi sungai.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
79
3.3.7. Analisa Pengolahan Data
Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan, untuk selanjutnya dilakukan pengolahan
data-data tersebut. Data hidrologi digunakan untuk mengetahui debit banjir rencana, peta
digital digunakan untuk menentukan luas DAS, data tata guna lahan digunakan sebagai
acuan dalam perencanaan selanjutnya sedangkan data tanah digunakan untuk perencanaan
dan analisa kestabilan konstruksi.
3.3.7.1. Analisa Hidrologi
Analisa distribusi curah hujan rata – rata
Untuk menentukan debit banjir rencana (design flood) dipakai data curah hujan
yang ada dengan menggunakan Metode Rata – Rata Aljabar, Polygon Thiessen, dan
Isohyet. Dari metode – metode tersebut, dipilih metode Poligon Thiessen karena daerah
pengaruh dan curah hujan rata – rata tiap stasiun pada suatu DAS berbeda – beda. Selain
itu letak stasiun hujannya tersebar sehingga lebih tepat jika menggunakan Metode Poligon
Thiessen. Dengan cara Poligon Thiessen hasilnya lebih teliti daripada menggunakan
Metode Rata – Rata Aljabar dan lebih objektif dibanding dengan metode Isohyet.
Analisa Frekuensi
Analisa frekuensi adalah kejadian yang diharapkan terjadi, rata – rata sekali setiap
N tahun atau dengan perkataan lain berulangnya N tahun. Kejadian pada suatu kurun
waktu tertentu tidak berarti akan terjadi sekali setiap 10 tahun, akan tetapi terdapat suatu
kemungkinan dalam 1000 tahun akan terjadi 100 kali kejadian 10 tahunan. Data yang
diperlukan untuk menunjang teori kemungkinan ini adalah minimum 10 besaran hujan atau
debit dengan harga tertinggi dalam setahun, jelasnya diperlukan data minimum 10 tahun.
Data dari curah hujan rata - rata dari berbagai stasiun yang ada di Daerah Aliran
Sungai (DAS), selanjutnya dianalisa secara statistik untuk mendapatkan pola sebaran data
curah hujan yang sesuai dengan pola sebaran data curah hujan rata - rata. Analisa curah
hujan rencana ini digunakan untuk mengetahui besarnya curah hujan harian maksimum
dalam periode ulang tertentu yang nantinya dipergunakan untuk perhitungan debit banjir
rencana.
Metode yang digunakan untuk menghitung distribusi curah hujan rencana terdiri
dari distribusi teoritis yang kesemuanya dapat dibagi menjadi dua yaitu distribusi diskrit
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
80
dan distribusi kontinu. Distibusi yang diskrit adalah binomial dan poisson, sedangkan yang
kontinu adalah Normal, Log Normal, Gama, Beta, Log Pearson tipe III dan Gumbel.
Analisa Curah Hujan Rencana
Perhitungan curah hujan rencana digunakan untuk meramal besarnya hujan dengan
periode ulang tertentu. Berdasarkan curah hujan rencana tersebut kemudian dicari
intensitas hujan yang diugunakan untuk mencari debit banjir rencana.
Untuk meramal curah hujan rencana dilakukan dengan analisa frekuensi data hujan.
Ada beberapa metode analisa frekuensi yang dapat digunakan yaitu :
- Metode Gumbel
- Metode log Normal
- Metode Log Pearson III
Uji Keselarasan
Untuk menentukan pola distribusi dan curah hujan rata – rata yang paling sesuai
dengan beberapa metode distribusi statistik yang telah dilakukan maka dilakukan uji
keselarasan. Pada tes ini biasanya yang diamati adalah hasil perhitungan yang diharapkan
dengan menggunakan metode Chi Kuadrat dan metode Smirnov Kolmogorov.
Analisa debit banjir rencana
Analisa debit rencana ini dalam teknik penyajiannya memasukan faktor curah
hujan, keadaan fisik, dan sifat hidrolika daerah aliran, sehingga dikenal dengan metoda
rational. Analisis debit banjir diambil dengan berdasar anggapan – anggapan bahwa :
- Curah hujan mempunyai intensitas yang merata di seluruh daerah aliran untuk durasi
terentu.
- Lamanya curah hujan sama dengan waktu konsentrasi dari daerah aliran.
- Puncak banjir dan intensitas curah hujan mempunyai tahun berulang yang sama.
Metode prakiraan puncak banjir yang diambil adalah metode Rasional, Weduwen,
Melchior, Haspers, FSR Jawa Sumatera, dan Passing Capacity.
Dalam menentukan Debit Banjir Rencana (Design Flood), perlu didapatkan harga
Intensitas Curah Hujan Rencana terutama bila menggunakan Metode Ratio. Intensitas
hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu kurun waktu dimana air
tersebut berkonsentrasi.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
81
3.3.7.2. Analisa Hidrolika
Perencanaan Kapasitas Saluran dengan HEC-RAS
Dalam perencanaan kapasitas saluran dengan HEC-RAS, penampang di analisis
dua kali yaitu untuk kondisi alam dan kondisi setelah normalisasi. Kondisi alam digunakan
untuk mengetahui kapasitas saluran eksisting yang mampu ditampung sebelum ada
normalisasi dan kondisi setelah normalisasi digunakan untuk mengetahui berapa kapasitas
saluran dapat ditingkatkan. Analisa aliran yang digunakan adalah aliran steady.
Free Board (Tinggi Jagaan)
Free board yang dikenal sebagai tinggi jagaan merupakan bagian penampang
saluran di atas muka air tinggi. Ruang ini berfungsi untuk menghindari terjadinya luapan
akibat adanya gelombang oleh hembusan angin, penutupan pintu air mendadak, atau faktor
lain yang menyebabkan muka air melebihi tinggi muka air rencana.
Tinggi jagaan minimum untuk saluran yang terbuat dari tanah dan dari pasangan
diperlihatkan dalam tabel 3.2. berikut : Tabel 3.2 Tinggi Jagaan Minimum untuk Saluran Tanah dan Saluran dari Pasangan
No. Debit, Q (m3/detik) Tinggi Jagaan (m)
Saluran dari tanah Saluran dari pasangan 1 < 0,50 0,40 0,20 2 0,50 – 1,50 0,50 0,20 3 1,50 – 5,00 0,60 0,25 4 5,00 – 10,00 0,75 0,30 5 10,00 – 15,00 0,85 0,40 6 > 15,00 1,00 0,50 Sumber : Kriteria Perencanaan Saluran KP-03, 1986
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
82
Perencanaan Saluran
Rumus yang digunakan dalam kondisi normal adalah rumus Manning. Rumus
manning persamaannya sebagai berikut :
AIRn
Q ∗⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛∗∗= 2
1321
Dimana :
Q = debit banjir rencana (m3/dt)
n = koefisien kekasaran dari Manning
I = radius hidrolik (m)
A = luas penampang basah (m2)
Perencanaan Tanggul dan Analisa Stabilitas Tanggul
Tanggul direncanakan jika muka air rencana diatas muka tanggul eksisting. Dalam
perencanaan tanggul harus diperhitungkan keamanan bangunannya apalagi jika bangunan
tanggul adalah timbunan tanah setempat untuk itu perlu di check kestabilan tanggul.
Rumus yang digunakan untuk menghitung faktor keamanan adalah :
( )
∑∑ ⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ ++
=α
φααφβ
sin
tansincostan
WFS
cFS
FSm φααα
tansincos +=
Dimana :
FS = angka keamanan terhadap kekuatan tanah
c = kohesi
β = panjang dasar irisan
ø = sudut geser tanah
W = berat irisan
α = dasar kemiringan irisan
m = angka stabilitas
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
83
Gambar 3.2 Keruntuhan talud dengan bentuk bidang gelincir circular
Perencanaan Jetty
Perencanaan jetty dimaksudkan untuk pengamanan daerah muara sungai dari
sedimen dan abrasi laut.
Gambar Detail
Setelah perhitungan perencanaan selesai dan disetujui maka selanjutnya dilakukan
penggambaran detail penampang dan konstruksi.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )
84
3.3.8. RAB dan RKS
Seluruh tahapan pembangunan sistem drainase, mulai dari studi dan perencanaan
rinci sampai pelaksanaan fisik dan siap dioperasikan, umur teknis bangunan diperkirakan
10 tahun terhitung sejak dimulainya operasi. Biaya pembangunan terdiri dari biaya dasar
pembangunan (investasi awal), biaya operasi, pemeliharaan, dan penggantian (O/M & R).
(Suripin,2004)
Suatu proyek konstruksi agar dapat berjalan sesuai dengan rencana membutuhkan
proses pengendalian. Proses pengendalian merupakan suatu kombinasi pengolahan antar
manusia (man), modal (money), peralatan (machine), dan cara (manner method) untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Selain itu pengendalian juga mengacu pada metode dan
mekanisme yang oleh pihak manajemen digunakan untuk menempatkan para pekerja
sesuai dengan bidang dan kemampuannya pada organisasi.
Pedoman dalam melaksanakan pengendaian proyek ini terdapat dalam Rencana dan
Syarat-Syarat Kerja (RKS). Tiga hal yang perlu dikendalikan dalam pelaksanaan proyek
adalah mutu, waktu, biaya. Tiga hal ini sangat penting agar proyek dapat berhasil dengan
baik, efektif, dan efisien dari segi waktu dan biaya. (Firmana & Kholifah, 2005)
3.3.9. Operasional dan Pemeliharaan
Menyangkut pedoman operasional dan pemeliharaan sistem drainase sungai
Kendal.
This document‐ is Undip Institutional Repository Collection. The author(s) or copyright owner(s) agree that UNDIP‐IR may, without changing the content, translate the submission to any medium or format for the purpose of preservation. The author(s) or copyright owner(s) also agree that UNDIP‐IR may keep more than one copy of this submission for purpose of security, back‐up and preservation:
( http://eprints.undip.ac.id )