bab 3 analisis sistem/program yang berjalan …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00048-aksi...

42
BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN 3.1. Latar belakang perusahaan PT. Duta Indah Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting tissue). Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004 dan masih berbentuk PD (Perusahaan Dagang) dan diberi nama PD. Duta Indah Perkasa. Pada tahun 2007 barulah perusahaan ini berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Duta Indah Sejahtera menurut akta notaris no 71.- pada hari Senin tanggal 8 Oktober 2007 pukul 10.00 WIB. Notaris yang saat itu berwenang adalah Setiawan,SH. (menurut SK Menteri Kehakiman RI No.C-1534 HT.03-02 th 99 tanggal 15 Juli 1999). Dalam pembentukannya menjadi PT, ada 1 orang yang menjabat sebagai direktur, yaitu Tuan Tjhin Guan, 1 orang yang menjabat sebagai komisaris utama, yaitu Tuan Heriyanto Samin, dan 1 orang menjadi komisaris, yaitu Tuan Ka Tjin. PT. Duta Indah Sejahtera merupakan anak perusahaan dari PT. Duta Indah Group. PT. Duta Indah Group bergerak di bidang Perumahan, Pergudangan, Aluminium, Plaza dan Hotel. PT. Duta Indah Sejahtera memiliki spesialisasi di bidang Tissue Paper Industry dan Paper Mill, dimana Tuan Thjin Guan yang dipercaya untuk menjadi Direktur dan menjalankan perusahaan ini. PT. Duta Indah Sejahtera memproduksi semua jenis tissue, baik yang berbahan baku Virgin Pulp maupun berbahan baku Recycle. PT. Duta Indah Sejahtera memproduksi tisu untuk mereknya sendiri maupun untuk berbagai macam merek lainnya sesuai dengan permintaan customer. Pabriknya terletak di Jalan Tanjung Pura

Upload: buicong

Post on 02-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

BAB 3

ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN

3.1. Latar belakang perusahaan

PT. Duta Indah Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

produksi/semi produksi/ jasa cutting tissue (converting tissue). Perusahaan ini berdiri

pada tahun 2004 dan masih berbentuk PD (Perusahaan Dagang) dan diberi nama PD.

Duta Indah Perkasa. Pada tahun 2007 barulah perusahaan ini berubah menjadi Perseroan

Terbatas dengan nama PT. Duta Indah Sejahtera menurut akta notaris no 71.- pada hari

Senin tanggal 8 Oktober 2007 pukul 10.00 WIB. Notaris yang saat itu berwenang adalah

Setiawan,SH. (menurut SK Menteri Kehakiman RI No.C-1534 HT.03-02 th 99 tanggal

15 Juli 1999). Dalam pembentukannya menjadi PT, ada 1 orang yang menjabat sebagai

direktur, yaitu Tuan Tjhin Guan, 1 orang yang menjabat sebagai komisaris utama, yaitu

Tuan Heriyanto Samin, dan 1 orang menjadi komisaris, yaitu Tuan Ka Tjin. PT. Duta

Indah Sejahtera merupakan anak perusahaan dari PT. Duta Indah Group. PT. Duta Indah

Group bergerak di bidang Perumahan, Pergudangan, Aluminium, Plaza dan Hotel. PT.

Duta Indah Sejahtera memiliki spesialisasi di bidang Tissue Paper Industry dan Paper

Mill, dimana Tuan Thjin Guan yang dipercaya untuk menjadi Direktur dan menjalankan

perusahaan ini.

PT. Duta Indah Sejahtera memproduksi semua jenis tissue, baik yang berbahan

baku Virgin Pulp maupun berbahan baku Recycle. PT. Duta Indah Sejahtera

memproduksi tisu untuk mereknya sendiri maupun untuk berbagai macam merek

lainnya sesuai dengan permintaan customer. Pabriknya terletak di Jalan Tanjung Pura

Page 2: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

69

168A, Kalideres, Jakarta Barat. PT Duta Indah Sejahtera menyalurkan tisu untuk usaha

korporat, hotel dan juga tempat-tempat perbelanjaan.

Jenis tisu yang dihasilkan oleh perusahaan ini diberi merek Agies dan Tessy dan

beragam jenisnya, yaitu :

1. Napkin

2. Facial

3. Roll core

4. Roll non core

5. Handkerchief

6. Hand towel

3.2. Visi dan Misi Perusahaan

3.2.1. Visi Perusahaan

PT. Duta Indah Sejahtera memiliki visi untuk menjadi yang terdepan

dengan memberikan pelayanan dan hasil produksi tisu yang terbaik, sehingga produk

nya dapat dikenal luas di masyarakat. Selain itu, PT Duta Indah Sejahtera juga

mempunyai visi untuk mensejahterakan karyawannya dengan memberikan hak-hak yang

sesuai untuk diterima karyawan.

3.2.2. Misi Perusahaan

PT. Duta Indah Sejahtera memiliki visi sebagai berikut :

1. Mengembangkan perusahaan dengan memberikan pelayanan yang terbaik sesuai

dengan harapan customer agar tercipta loyalitas dari customer.

2. Mengembangkan jalur distribusi dengan baik agar produknya dapat dikenal

dengan baik di masyarakat luas.

Page 3: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

70

3.3. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

Struktur organisasi PT. Duta Indah Sejahtera dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Duta Indah Sejahtera

Sumber : PT. Duta Indah Sejahtera

Direktur

Manager Akuntansi Manager Produksi Manager Penjualan

Bagian Marketing Bagian

Purchasing Staff

Keuangan

Kepala Produksi

Manager Pembelian

Kepala Bagian

PPIC

Bagian Gudang

Bahan Baku

Bagian Administrasi

Staff Pengiriman

Bagian Gudang

Barang Jadi

Page 4: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

71

Adapun tugas,wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian pada

PT.Duta Indah Sejahtera adalah sebagai berikut :

1. Direktur

a. Memimpin dan mengorganisasikan ke manager dalam melaksanakan tugas

sehari-hari

b. Meminta hasil laporan dari masing-masing manager mengenai penjualan,

produksi, dan keuangan serta mempelajari hasil laporan tersebut untuk

dianalisa lebih lanjut

c. Mengawasi dan mengontrol jalannya perusahaan secara keseluruhan

d. Merumuskan dan menetapkan sistem manajemen yang digunakan

perusahaan

2. Manager Penjualan

a. Menawarkan dan memasarkan hasil-hasil produksi kepada customer

b. Menerima order barang dari customer

c. Mengumpulkan data-data di lapangan apa yang diinginkan pasar dan

membandingkan dengan barang competitor

d. Melaporkan kepada pimpinan perusahaan akan temuan di pasar baik dari

harga, design, dan bentuk produk dari pesaing

e. Menerima complain secara langsung dari para customer mengenai keluhan

dan kendala yang dihadapi oleh customer tersebut

3. Manager Pembelian

Page 5: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

72

a. Mengatur agar proses pembelian bahan baku berjalan dengan baik dan

sesuai dengan kebutuhan.

4. Manager Akuntansi

a. Memeriksa laporan keuangan secara berkala

b. Memantau aliran cash flow untuk mengetahui kondisi keuangan yang

sedang terjadi pada saat itu

c. Menandatangani kwitansi dan faktur pajak

5. Manager Produksi

a. Mengatur dan melaksanakan produksi barang sesuai order produksi

b. Menyiapkan bahan baku dan bahan pembantu dan tenaga kerja yang

menunjang produksi

6. PPIC (Planning Production Inventory Control)

a. Mengatur pesanan-pesanan yang masuk ke perusahaan.

b. Menghitung apakah bahan baku yang akan digunakan untuk produksi

cukup atau tidak

c. Mengatur agar proses produksi berjalan dengan baik.

7. Staff Marketing

a. Menjaga kepercayaan customer

b. Melakukan kunjungan ke customer

c. Berusaha mencapai target yang telah ditetapkan

Page 6: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

73

8. Staff Keuangan

a. Menerima tagihan dari supplier

b. Membuat kwitansi dan faktur pajak

c. Memantau tagihan yang telah jatuh tempo, serta transferan uang masuk dari

customer

d. Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan

9. Staff Administrasi

a. Mengontrol kuantiti pengiriman dengan PO (Purchase Order)

b. Membuat surat jalan dan surat-surat keluar yang dibutuhkan untuk kegiatan

perusahaan

c. Menerima keluhan dari customer via telepon

d. Membuat laporan penjualan untuk direktur

10. Kepala Produksi

a. Mengatur kepala bagian agar setiap bagian mengetahui apa-apa saja yang

harus dikerjakan.

11. Kepala Bagian

a. Mengatur para staff produksi untuk mengerajakan tugas mereka masing-

masing.

Page 7: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

74

12. Bagian Gudang Bahan Baku

a. Menerima dan mengatur penempatan barang-barang dari supplier

b. Memesan bahan baku jika sudah mencapai stock minimum

13. Bagian Gudang Barang Jadi

a. Mengatur penyimpanan barang-barang jadi dari produksi agar mudah

disiapkan untuk dikirim ke customer

b. Menyiapkan barang sesuai surat jalan untuk dikirim ke customer

c. Membuat schedule pengiriman barang

14. Staff Pengiriman

a. Mengirim barang sesuai instruksi dari kepala pengiriman dan bertanggung

jawab penuh atas barang yang dikirim

b. Memastikan barang yang dikirim ke customer tepat waktu dan menjaga

kondisi barang agar tetap bagus sampai di tempat.

c. Memastikan ditandatanganinya surat jalan oleh customer apabila barang

tersebut telah diterima.

Page 8: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

75

3.4. Dokumen-dokumen yang digunakan pada proses produksi PT. Duta Indah

Sejahtera

Dari proses produksi yang ada di PT. Duta Indah Sejahtera berikut dokumen-

dokumen yang terkait di dalamnya.

1. Sales Order

Sales Order memuat informasi mengenai data dari customer, jenis barang apa

yang dipesan beserta rinciannya, tanggal kirim, dan ekspedisi apa yang

digunakan. Sales Order dibuat oleh bagian marketing.

2. Bukti Order Barang

Dokumen ini dibuat oleh Bagian Gudang untuk Bagian pembelian yang memuat

tentang jenis barang dan rinciannya yang sudah mencapai ROP sehingga barang

perlu dipesan kembali. Bukti Order Barang harus disetujui oleh Bagian Planning

Production Inventory Control.

3. Purchase Order

Purchase Order memuat nama barang, jumlah, harga, dan keterangan tentang

barang-barang yang ingin dipesan. Purchase Order dibuat oleh bagian pembelian

untuk supplier.

4. Bukti Terima Barang

Bukti Terima Barang memuat tentang nama barang, jumlah, satuan, keterangan

barang yang diterima oleh bagian gudang saat supplier mengirimkan barang

yang dipesan. Jumlah yang ada di Bukti Terima Barang harus sama dengan

jumlah barang yang benar-benar diterima.

Page 9: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

76

5. Order Produksi

Order Produksi memuat tentang kode barang, nama barang, qty, satuan,

keterangan barang yang ingin diproduksi.

6. Bukti Keluar Barang

Bukti Keluar Barang memuat tentang nama barang, jumlah, satuan barang yang

dikeluarkan oleh bagian gudang atas permintaan bagian produksi.

7. Bukti Penyerahan Barang Jadi

Bukti Penyerahan Barang Jadi memuat kode barang, nama barang, qty, satuan,

keterangan barang yang telah selesai diproduksi oleh bagian produksi

berdasarkan order produksi yang diterima. Bukti Penyerahan Barang Jadi

diterima oleh Bagian Gudang bersama dengan barang jadi.

8. Laporan Hasil Produksi

Laporan Harian Produksi berisi tentang bahan baku, saldo awal, penerimaan,

pemakaian, saldo akhir, waste dari bahan baku, dan hasil produksi dari

penggunaan bahan baku tersebut.

9. Rekap Laporan Harian Produksi

Merupakan Laporan Harian Produksi per bulan.

3.5. Analisis Sistem yang Berjalan

Prosedur dalam sistem pembelian dan sistem produksi pada PT. Duta Indah

Sejahtera saat ini dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Page 10: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

77

Gambar 3.2. Rich Picture sistem berjalan PT. Duta Indah Sejahtera untuk proses pembelian

Keterangan Rich Picture :

SO =Sales Order

BOB =Bukti Order Barang

PO =Purchase Order

SJ =Surat Jalan

BB =Bahan Baku

BTB =Bukti Terima Barang

Bagian Gudang Bahan Baku

A5. BOB

$

$ $

Bagian Purchasing

A6. PO

Supplier

SJA10. BTB

A7. BB untuk diperiksa

A9.

A8. Barang ok

BB

Bagian Akuntansi

A11. BTB

Bagian PPIC (PlanningProduction Inventory Control)

A2. SO

Marketing

Bagian Quality Control

Customer

A1. order

A3. BOB (untuk meminta

persetujuan PPIC)

A4. BOB

+

Harga jual

selama ini masih

mengikuti harga

pasar

+

Page 11: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

78

Penjelasan alur bisnis proses pembelian:

A1. Customer memberikan order ke Bagian Marketing.

A2. Bagian Marketing memberikan Sales Order ke bagian Planning Production

Inventory Control (PPIC).

A3. Saat bahan baku yang dibutuhkan tidak cukup untuk produksi, maka Bagian

Gudang Bahan Baku membuat Bukti Order Barang (BOB) untuk disetujui

oleh Bagian PPIC

A4. Bagian PPIC mengembalikan BOB yang telah disetujui ke Bagian Gudang

Bahan Baku.

A5. Bagian Gudang Bahan Baku menyerahkan BOB ke Bagian Purchasing untuk

memesan bahan baku yang dibutuhkan

A6. Bagian Purchasing membuat Purchase Order ke Supplier setelah

memperhitungkan supplier mana yang harus dipilih dari segi harga, kualitas,

dll. Bagian Purchasing juga membuat laporan PO per hari untuk diberikan

ke bagian admin gudang.

A7. Supplier mengantarkan bahan baku dan saat bahan baku diantar, bagian

Quality Control dan Bagian Gudang Bahan Baku memeriksa Bahan Baku,

apakah sesuai pesanan atau tidak.

A8. Saat barang sudah ok, Bagian Quality Control memberitahu supplier dan

Bagian Admin Gudang

A9. Supplier memberikan Bahan Baku dan Surat Jalan ke Bagian Gudang Bahan

Baku.

Page 12: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

79

A10. Bagian Gudang Bahan Baku membuat Bukti Terima Barang yang diberikan

ke Supplier.

A11. Bagian Gudang Bahan Baku membuat Bukti Terima Barang yang

diberikan ke bagian Akuntansi.

Page 13: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

80

Hasil produksi

dengan jumlah bahan

baku tertentu tidak

diketahui secara pasti

Persediaan fisik

biasanya tidak

sesuai saat di

cross-check

dengan data

Harga pokok produksi

belum benar-benar

baku (belum diketahui

secara pasti)

Keterangan Rich Picture :

OP = Order Produksi

BKB = Bukti Keluar Barang

BJ = Barang Jadi

LHP = Laporan Harian Produksi

BPBJ = Bukti Penyerahan Barang Jadi

RLHP = Rekap Laporan Harian Produksi

Gambar 3.3. Rich Picture sistem berjalan PT. Duta Indah Sejahtera untuk proses produksi

Page 14: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

81

Penjelasan alur bisnis proses produksi:

B1. Bagian PPIC memberikan Order Produksi ke Kepala Produksi.

B2. Kepala Produksi melakukan koordinasi dengan Bagian Gudang Bahan Baku

untuk meminta Bahan Baku yang diperlukan

B3. Bagian Gudang Bahan Baku memberikan Bahan Baku yang diperlukan serta

membuat Bukti Keluar Barang untuk Kepala Produksi.

B4. Bukti Keluar Barang juga diberikan dari Bagian Gudang Bahan Baku ke

Bagian Akuntansi agar Bagian Akuntansi mengetahui stock yang tersisa dan

biaya yang terpakai.

B5. Kepala Produksi memberitahu secara lisan apa yang harus dikerjakan ke

kepala bagian.

B6. Kepala Bagian menulis di papan tulis apa yang harus dikerjakan oleh bagian

produksi per masing-masing jenis tisu dan produksi pun dilakukan yang

dimulai dari Bagian Converting.

B7. Hasil Converting di packaging ke plastik.

B8. Setelah packaging ke plastik, tisu pun di packaging ke karton.

B9. Setelah di packaging ke karton, Barang Jadi diserahkan ke kepala bagian

agar dapat dihitung.

B10. Kepala Bagian menghitung Barang Jadi yang telah dihasilkan oleh per

bagian jenis tisu.

B11. Kepala Bagian membuat Laporan Harian Produksi untuk Kepala Produksi

dan menyerahkan Barang Jadi.

B12. Laporan Harian Produksi juga diberikan ke Bagian Akuntansi

Page 15: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

82

B13. Setelah melihat Laporan Harian Produksi yang diberikan per Kepala Bagian

dan menyetujuinya, maka Kepala Produksi menyerahkannya ke Bag. PPIC.

B14. Kepala Produksi menyerahkan Barang Jadi dan Bukti Penyerahan Barang

Jadi ke Bagian Gudang Barang Jadi.

B15. Setiap akhir bulan, bagian PPIC membuat Rekap Laporan Harian Produksi

untuk diserahkan ke Direktur.

B16. Bagian Akuntansi membuat laporan perhitungan Harga Pokok Produksi

dengan metode tradisional (dimana total biaya dibagi berdasarkan unit

produk yang dihasilkan) untuk diberikan ke direktur.

3.6. Permasalahan yang dihadapi

Masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. Duta Indah Sejahtera yang dapat saya

analisa adalah sebagai berikut :

Masalah : Harga Pokok Produksi tidak diketahui secara pasti

Sebab : Perhitungan harga pokok produksi masih menggunakan sistem

tradisional

Akibat : Perusahaan tidak dapat menentukan harga jual secara akurat

Rekomendasi : Menghitung harga pokok produksi dengan metode activity

based costing sehingga dapat diketahui secara akurat biaya

yang dikeluarkan.

1..

Page 16: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

83

Masalah : Harga Jual masih berdasarkan harga pasar

Sebab : Harga Pokok Produksi tidak diketahui secara pasti

Akibat : Perusahaan tidak dapat memprediksi keuntungan dengan pasti

Rekomendasi : Harga jual ditentukan oleh perusahaan

Masalah : Jumlah hasil produksi dengan jumlah bahan baku tertentu

tidak diketahui jumlahnya secara pasti

Sebab : Tidak ada cutting-off saat dilakukannya produksi

Akibat : Hasil produksi dengan jumlah bahan baku tertentu tidak

diketahui secara pasti dan dapat mengakibatkan kecurangan.

Rekomendasi : Perlunya pengawasan lebih detail dan dibuat surat hasil

produksi dengan mencantumkan total waste dari bahan baku

yang digunakan.

Masalah : Persediaan Bahan Baku seringkali tidak sesuai dengan

data/stock yang ada

Sebab : Tidak adanya otorisasi pengambilan bahan baku di gudang

saat malam hari

Akibat : Persediaan fisik tidak sesuai saat di cross-check dengan data

Rekomendasi : Mempekerjakan satu orang untuk mengawasi gudang pada

malam hari sehingga Bahan Baku dapat dikeluarkan jika ada

otorisasi.

3.

2.

4.

Page 17: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

84

Masalah : Kurangnya dokumen-dokumen pendukung yang memadai

dalam pelaporan proses produksi.

Sebab : Perusahaan telah merasa cukup dengan dokumen yang ada

saat ini.

Akibat : Hal ini dapat mengakibatkan adanya informasi yang tidak

disajikan dan kurangnya bukti yang diperlukan untuk

pencatatan aktivitas dalam proses produksi.

Rekomendasi : Merancang suatu sistem yang menyediakan formulir-formulir

yang dibutuhkan untuk proses produksi secara lengkap.

3.7. Identifikasi Kebutuhan Informasi Usulan

Formulir dan laporan yang dibutuhkan antara lain :

1. Surat Permintaan Bahan Baku

Surat ini dibuat oleh bagian PPIC sebagai dokumen resmi yang menjadi bukti

bahwa PPIC meminta bahan baku yang diperlukan untuk produksi kepada bagian

gudang.

2. Surat Perintah Kerja

SPK ini dibuat oleh kepala produksi sebagai dokumen resmi untuk mencatat

perintah kerja yang harus dilakukan oleh masing-masing bagian.

3. Surat Hasil Produksi

Dokumen ini dibuat untuk menggantikan laporan harian produksi sehingga pada

akhir bulan dapat dihasilkan laporan hasil produksi.

5.

Page 18: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

85

4. Pemakaian Biaya

Form ini dibuat untuk mencatat setiap pemakaian biaya aktivitas overhead yang

dikeluarkan perusahaan dimana di dalamnya telah terdapat biaya aktivitas yang

dapat dipilih.

5. Pemakaian Mesin

Form ini dibuat untuk mencatat jumlah jam pemakaian mesin yang nantinya data

tersebut akan digunakan untuk penghitungan laporan HPP.

6. Pemakaian Tenaga Kerja Langsung

Form ini digunakan untuk mencatat jumlah dan nama karyawan yang berperan

dalam suatu order produksi sehingga dapat diketahui berapa total upah yang

harus dibayar untuk tenaga kerja langsung dalam satu order produksi.

7. Laporan Perhitungan HPP dengan metode ABC

Laporan ini dibuat oleh Bagian Akuntansi untuk melaporkan biaya-biaya yang

telah dikeluarkan untuk perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode

Activity Based Costing sehingga hasil yang didapat lebih akurat.

8. Laporan Pembelian Bahan Baku

Laporan ini dibuat oleh Bagian Akuntansi untuk mencatat jumlah bahan baku

yang dibeli selama periode tertentu

9. Laporan Hasil Produksi

Laporan ini dibuat untuk menggantikan Rekap Laporan Harian Produksi.

Page 19: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

86

3.8. Perhitungan Harga Pokok Produk pada PT. Duta Indah Sejahtera Laporan Rugi Laba untuk keseluruhan produk Tahun 2011

Keterangan Per tahun

(Dalam Rupiah)

PENJUALAN 4,740,225,000

HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan awal Barang jadi 2,414,466,210 Harga pokok produksi 2,393,505,180 Barang jadi siap dijual 4,807,971,390 Persediaan Barang Akhir 2,433,150,210

HPP 2,374,821,180

Biaya-Biaya Operasional Upah 509,091,270 Transport 268,854,000 Ekspedisi 104,745,000 Pemeliharaan Kendaraan 38,685,000 Pemeliharaan Gedung 3,765,000 Pemeliharaan mesin 249,180,000 Alat tulis kantor 9,810,000 Cetak dan fotocopy 49,311,000 Entertainment 2,730,000 Marketing 3,900,000 Listrik 55,426,050 Telepon 19,704,000 Air 13,575,000 Pengobatan 4,035,000 Keamanan 24,900,000 Sumbangan 27,600,000 Lain-lain 9,270,000

Penyusutan/amortisasi 16,945,350 Jumlah beban operasional 1,411,526,670

Page 20: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

87

Pendapatan (Beban) lain-lain Pendapatan lain-lain 112,425,000 Beban lain-lain

Jumlah pendapatan (beban) lain 112,425,000

Laba Bersih 1,066,302,150

Tabel 3.1. Laporan Rugi Laba tahun 2011 untuk keseluruhan produk

LAPORAN RUGI LABA 2011 untuk produk Napkin

Keterangan Per tahun

(dalam rupiah)

PENJUALAN 2,370,112,500

HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan awal Barang jadi 1,207,233,105 Harga pokok produksi 1,196,752,590

Barang jadi siap dijual 2,403,985,695 Persediaan Barang Akhir 1,216,575,105

HPP 1,187,410,590

Biaya-Biaya Operasional Upah 254,545,635 Transport 134,427,000 Ekspedisi 52,372,500 Pemeliharaan Kendaraan 19,342,500 Pemeliharaan Gedung 1,882,500 Pemeliharaan mesin 124,590,000 Alat tulis kantor 4,905,000 Cetak dan fotocopy 24,655,500 Entertainment 1,365,000 Marketing 1,950,000 Listrik 27,713,025 Telepon 9,852,000 Air 6,787,500 Pengobatan 2,017,500 12,450,000

Laporan Rugi Laba untuk keseluruhan produk Tahun 2011 (lanjutan)

Page 21: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

88

Keamanan Sumbangan 13,800,000 Lain-lain 4,635,000

Penyusutan/amortisasi 8,472,675 Jumlah beban operasional 705,763,335

Pendapatan (Beban) lain-lain Pendapatan lain-lain 56,212,500 Beban lain-lain -

Jumlah pendapatan (beban) lain 56,212,500 Laba Bersih 533,151,075

Tabel 3.2. Laporan Rugi Laba tahun 2011 untuk produk Napkin LAPORAN RUGI LABA TAHUN 2011 untuk produk Hand Towel

Keterangan Per tahun

(dalam rupiah)

PENJUALAN 94,804,500

HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan awal Barang jadi 48,289,324 Harga pokok produksi 47,870,104

Barang jadi siap dijual 96,159,428 Persediaan Barang Akhir 48,663,004

HPP 47,496,424

Biaya-Biaya Operasional Upah 10,181,825 Transport 5,377,080 Ekspedisi 2,094,900 Pemeliharaan Kendaraan 773,700 Pemeliharaan Gedung 75,300 Pemeliharaan mesin 4,983,600 Alat tulis kantor 196,200 Cetak dan fotocopy 986,220 54,600

LAPORAN RUGI LABA 2011 (lanjutan) untuk produk Napkin

Page 22: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

89

Tabel 3.3. Laporan Rugi Laba tahun 2011 untuk produk Hand Towel

Dari data perusahaan tersebut dan hasil wawancara penulis dan penelitian

langsung di perusahaan, penulis mendapatkan data alokasi biaya dari seluruh produk.

Sesuai pembahasan di ruang lingkup penulis, maka penulis hanya membatasi

perhitungan biaya untuk 2 produk, yaitu produk Napkin dan Hand Towel.

Di bawah ini, penulis membuat alokasi biaya (direct allocation) Bahan

Baku, Biaya Tenaga Kerja, dan Biaya Overhead Produk dari kedua jenis tisu tersebut.

Entertainment Marketing 78,000 Listrik 1,108,521 Telepon 394,080 Air 271,500 Pengobatan 80,700 Keamanan 498,000 Sumbangan 552,000 Lain-lain 185,400 Penyusutan/amortisasi 338,907

Jumlah beban operasional 28,230,533

Pendapatan (Beban) lain-lain Pendapatan lain-lain 2,248,500 Beban lain-lain -

Jumlah pendapatan (beban) lain 2,248,500 Laba Bersih 21,326,043

LAPORAN RUGI LABA 2011 (lanjutan) untuk produk Hand Towel

Page 23: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

90

1. Napkin Agies 20s : 60 pack/karton Harga jual : Rp 38.500,- (Dalam Rupiah)

Penjualan per tahun

2,370,112,500

Biaya Bahan Baku :

Mono Glass putih 2 kg @Rp 9,250

18,500

Waste (20% dari bahan baku)

3,700

Biaya tenaga kerja langsung

3,308 Biaya Bahan Pembantu :

Karton

3,900

Plastik 60 pcs @Rp 56

3,360

Waste plastik (5%)

168

Total Biaya per karton

32,936 Tabel 3.4. Alokasi biaya HPP untuk produk Napkin

2. Hand Towel Agies 150's : 24 pack/karton Harga Jual : Rp 126.000/karton (Dalam Rupiah)

Penjualan per tahun

94,804,500

Biaya Bahan Baku :

6kg @ Rp 12,050

72,300

waste (20% dari bahan baku)

14,460

Biaya tenaga kerja langsung

10,817 Biaya Bahan Pembantu :

Karton

4,000

Plastik 24@Rp 98

2,352

Waste plastik (5%)

118

Total Biaya per karton

104,047 Tabel 3.5. Alokasi biaya HPP untuk produk Hand Towel

Page 24: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

91

Gambar 3.4. Grafik hasil produksi per jenis tisu

Dari grafik tersebut diatas, penulis hanya membahas perhitungan harga pokok

produksi dengan metode ABC untuk dua jenis produk, yaitu produk Napkin (yang

penjualannya terbesar) dan produk Hand Towel (yang penjualannya terkecil), sedangkan

produk lainnya hanya sebagai pendukung.

Tabel perhitungan HPP dengan sistem tradisional dari Napkin dan Hand Towel

yang dilakukan oleh penulis sesudah alokasi dapat dilihat sebagai berikut.

Napkin Hand Towel Facial Handkerchief Roll core Roll non core

Hasil Produksi per jenis tisu 61562 753 2516 1482 5577 7525

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

Hasil Produksi per jenis tisu

Page 25: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

92

Keterangan Napkin Hand Towel Biaya bahan baku langsung 1,823,958,936 70,202,190 Biaya tenaga kerja langsung 203,636,508 8,145,460 Biaya overhead pabrik : Biaya bahan baku tidak langsung 3,139,662 38,403 Biaya tenaga kerja tidak langsung 50,909,127 2,036,365 Biaya transport 134,427,000 5,377,080 Biaya Ekspedisi 52,372,500 2,094,900 Biaya pemeliharaan kendaraan 19,342,500 773,700 Biaya pemeliharaan gedung 1,882,500 75,300 Biaya pemeliharaan mesin 124,590,000 4,983,600 Alat tulis kantor 4,905,000 196,200 Cetak dan fotocopy 24,655,500 986,220 Entertainment 1,365,000 54,600 Marketing 1,950,000 78,000 Listrik 27,713,025 1,108,521 Telepon 9,852,000 394,080 Air 6,787,500 271,500 Pengobatan 2,017,500 80,700 Keamanan 12,450,000 498,000 Sumbangan 13,800,000 552,000 Lain-lain 4,635,000 185,400 Penyusutan/Amortisasi 8,472,675 338,907 Total Biaya Overhead 505,266,489 20,123,476 Harga Pokok Produksi 2,532,861,933 98,471,126

Tabel 3.6. Perhitungan HPP sistem tradisional untuk produk Napkin dan Hand Towel

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa Harga Pokok Produksi untuk produk Napkin

adalah Rp 2,532,861,933 sedangkan Harga Pokok Produksi untuk produk Hand Towel

adalah Rp 98,471,126 yang didapat dari penjumlahan biaya bahan baku langsung, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Perhitungan tarif overhead

Dari data-data yang telah ada, dapat dihitung tarif biaya overhead per

pack/karton untuk jenis tisu Napkin dan Hand Towel, yang dapat dilihat pada tabel

berikut.

Page 26: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

93

Tabel perhitungan tarif overhead berdasarkan sistem tradisional untuk produk

Napkin dan Hand Towel tahun 2011.

Biaya overhead pabrik

Napkin (dalam rupiah)

Hand Towel (Dalam Rupiah)

Total (Dalam Rupiah)

1.Biaya bahan baku tidak langsung 3,139,662 38,403 3,178,065 2.Biaya tenaga kerja tidak langsung 50,909,127 2,036,365 52,945,492 3.Biaya transport 134,427,000 5,377,080 139,804,080 4.Biaya Ekspedisi 52,372,500 2,094,900 54,467,400 5.Biaya pemeliharaan kendaraan 19,342,500 773,700 20,116,200 6.Biaya pemeliharaan gedung 1,882,500 75,300 1,957,800 7.Biaya pemeliharaan mesin 124,590,000 4,983,600 129,573,600 8.Alat tulis kantor 4,905,000 196,200 5,101,200 9.Cetak dan fotocopy 24,655,500 986,220 25,641,720 10.Entertainment 1,365,000 54,600 1,419,600 11.Marketing 1,950,000 78,000 2,028,000 12.Listrik 27,713,025 1,108,521 28,821,546 13.Telepon 9,852,000 394,080 10,246,080 14.Air 6,787,500 271,500 7,059,000 15.Pengobatan 2,017,500 80,700 2,098,200 16.Keamanan 12,450,000 498,000 12,948,000 17.Sumbangan 13,800,000 552,000 14,352,000 18.Lain-lain 4,635,000 185,400 4,820,400 19.Penyusutan/Amortisasi 8,472,675 338,907 8,811,582

Total Biaya overhead pabrik 505,266,489 20,123,476 525,389,965 Unit diproduksi 61562 753 62,315

Tarif Overhead per karton 8,207.44 26,724.40 8,431 Tabel 3.7. Perhitungan tarif overhead berdasarkan sistem tradisional untuk produk

Napkin dan Hand Towel tahun 2011

Tabel 3.7 menunjukkan perhitungan tarif overhead berdasarkan sistem

Tradisional untuk produk Napkin dan Hand Towel dimana tarif overhead per unit adalah

Rp 8,431 yang diperoleh dari total biaya overhead pabrik yang dibagi dengan unit yang

diproduksi.

Page 27: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

94

Keterangan

Napkin (Dalam Rupiah)

Hand Towel (Dalam Rupiah)

Biaya Bahan Baku Langsung 1,823,958,936 70,202,190 Biaya Tenaga Kerja Langsung 203,636,508 8,145,460 Biaya Overhead pabrik : Rp 8,431 x 61562 unit 519,029,222 Rp 8,431 x 753 unit 6,348,543 Total Harga Pokok Produksi 2,546,624,666 84,696,193 Volume Produksi 61562 unit 753 unit

Harga Pokok Produksi per karton 41,367 112,478 Tabel 3.8. Laporan HPP berdasarkan sistem Tradisional

Tabel 3.8 menampilkan perhitungan Harga Pokok Produksi per unit produk

Napkin dan Hand Towel berdasarkan perhitungan sistem Tradisional. Harga Pokok

Produksi per unit Napkin untuk sistem tradisional adalah Rp 41,367 sedangkan untuk

produk Hand Towel adalah Rp 112,478. Harga Pokok Produksi per unit tersebut

diperoleh dari total harga pokok produksi (penjumlahan dari biaya bahan baku langsung,

biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) dibagi dengan volume produksi

per produk.

3.9. Penerapan Sistem Activity-Based Costing untuk perhitungan Harga Pokok

Produk pada PT. Duta Indah Sejahtera

Penulis akan menyajikan perhitungan tentang penerapan sistem ABC pada PT.

Duta Indah Sejahtera. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan sistem ABC

adalah sebagai berikut :

Page 28: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

95

Prosedur tahap pertama

1. Identifikasi dan klasifikasi aktivitas

Aktivitas Perusahaan Tingkat Aktivitas

1. Aktivitas pemakaian bahan baku tidak langsung unit 2. Aktivitas pemakaian tenaga kerja tidak langsung unit 3. Aktivitas transport batch 4. Aktivitas Ekspedisi produk 5. Aktivitas pemeliharaan kendaraan fasilitas 6. Aktivitas pemeliharaan gedung fasilitas 7. Aktivitas pemeliharaan mesin fasilitas 8. Aktivitas Entertainment unit 9. Aktivitas pemakaian alat tulis kantor produk 10. Aktivitas cetak dan fotocopy produk 11. Aktivitas Marketing unit 12. Aktivitas pemakaian listrik unit 13. Aktivitas pemakaian telepon unit 14. Aktivitas pemakaian air minum unit 15. Aktivitas pengobatan unit 16. Aktivitas keamanan fasilitas 17. Aktivitas sumbangan fasilitas 18. Aktivitas penyusutan mesin produk 19. Aktivitas penyusutan pabrik fasilitas 20. Aktivitas penyusutan kendaraan batch 21. Aktivitas penyusutan inventaris kantor produk 22. Aktivitas overhead lainnya unit

Tabel 3.9. Identifikasi dan klasifikasi aktivitas pada PT. Duta Indah Sejahtera

2. Penentuan penggerak biaya (cost driver)

Setelah mengidentifikasi dan mengklasifikasi aktivitas yang terjadi, maka

selanjutnya adalah sejauh mungkin menelusuri biaya overhead secara langsung

ke objek biaya, yang menyebabkan timbulnya biaya, kemudian menentukan

pemicu biayanya.

Page 29: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

96

Aktivitas Perusahaan Tingkat Aktivitas Cost Driver

1. Aktivitas pemakaian bahan baku tidak langsung unit Volume Produksi 2. Aktivitas pemakaian tenaga kerja tidak langsung unit JTKL 3. Aktivitas transport batch Jumlah pengiriman 4. Aktivitas Ekspedisi produk Jumlah pengiriman 5. Aktivitas pemeliharaan kendaraan fasilitas JTKL 6. Aktivitas pemeliharaan gedung fasilitas JTKL 7. Aktivitas pemeliharaan mesin fasilitas Jam Mesin 8. Aktivitas Entertainment unit Jumlah Pesanan 9. Aktivitas pemakaian alat tulis kantor produk Jumlah Pesanan 10. Aktivitas cetak dan fotocopy produk Jumlah Pesanan 11. Aktivitas Marketing unit Jumlah Pesanan 12. Aktivitas pemakaian listrik unit Jam Mesin 13. Aktivitas pemakaian telepon unit Jumlah Pesanan 14. Aktivitas pemakaian air minum unit JTKL 15. Aktivitas pengobatan unit JTKL 16. Aktivitas keamanan fasilitas Luas Lantai 17. Aktivitas sumbangan fasilitas Luas Lantai 18. Aktivitas penyusutan mesin produk Jam Mesin 19. Aktivitas penyusutan pabrik fasilitas Luas Lantai 20. Aktivitas penyusutan kendaraan batch Jumlah pengiriman 21. Aktivitas penyusutan inventaris kantor produk Jumlah Pesanan 22. Aktivitas overhead lainnya unit Volume Produksi

Tabel 3.10. Hubungan biaya dengan tingkat aktivitas dan cost driver

3. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas

Dalam Activity Based Costing (ABC) sangat umum overhead terkait dengan

beberapa aktivitas. Berdasarkan cost driver yang telah ditentukan, maka biaya

dari beberapa aktivitas dapat dikelompokkan berdasarkan cost driver yang

sejenis.

Page 30: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

97

Aktivitas Perusahaan Tingkat Aktivitas Cost Driver

Kelompok Biaya 1 : Aktivitas pemakaian bahan baku tidak langsung unit Volume Produksi Aktivitas overhead lainnya unit Volume Produksi

Kelompok Biaya 2 : Aktivitas pemakaian tenaga kerja tidak langsung unit JTKL Aktivitas pemeliharaan kendaraan fasilitas JTKL Aktivitas pemeliharaan gedung fasilitas JTKL Aktivitas pemakaian air unit JTKL Aktivitas pengobatan unit JTKL

Kelompok Biaya 3 : Aktivitas pemeliharaan mesin fasilitas Jam Mesin Aktivitas pemakaian listrik unit Jam Mesin Aktivitas penyusutan mesin produk Jam Mesin

Kelompok Biaya 4 : Aktivitas Entertainment unit Jumlah Pesanan Aktivitas pemakaian alat tulis kantor produk Jumlah Pesanan Aktivitas cetak dan fotocopy produk Jumlah Pesanan Aktivitas Marketing unit Jumlah Pesanan Aktivitas pemakaian telepon unit Jumlah Pesanan Aktivitas penyusutan inventaris kantor produk Jumlah Pesanan

Kelompok Biaya 5 : Aktivitas transport batch Jumlah Pengiriman Aktivitas Ekspedisi produk Jumlah Pengiriman Aktivitas penyusutan kendaraan batch Jumlah pengiriman

Kelompok Biaya 6 : Aktivitas keamanan fasilitas Luas Lantai Aktivitas sumbangan fasilitas Luas Lantai Aktivitas penyusutan pabrik fasilitas Luas Lantai

Tabel 3.11. Kelompok aktivitas dan kelompok biaya sejenis

4. Perhitungan tarif overhead kelompok

Setelah biaya dikelompokkan ke dalam cost driver yang sejenis, maka langkah

selanjutnya adalah menghitung tarif overhead dari masing-masing cost driver,

yaitu dengan cara membagi biaya overhead dengan cost driver-nya.

Berikut ini adalah tarif perhitungan overhead per kelompok biaya :

Page 31: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

98

Kelompok Biaya 1 : (Dalam Rupiah) Overhead yang berhubungan dengan Volume Produksi Aktivitas pemakaian bahan baku tidak langsung 3,178,065 Aktivitas overhead lainnya 4,820,400 Total biaya 1 7,998,465 Volume Produksi 62315 unit

Tarif overhead per kelompok biaya 1 128 Kelompok Biaya 2 : Overhead yang berhubungan dengan Jam Tenaga Kerja Langsung Aktivitas pemakaian tenaga kerja tidak langsung 52,945,492 Aktivitas pemeliharaan kendaraan 20,116,200 Aktivitas pemeliharaan gedung 1,957,800 Aktivitas pemakaian air minum 7,059,000 Aktivitas pengobatan 2,098,200 Total biaya 2 84,176,692 Jam Tenaga Kerja Langsung 196,160 jam

Tarif overhead per kelompok biaya 2 429 Kelompok Biaya 3 : Overhead yang berhubungan dengan Jam Mesin Aktivitas pemeliharaan mesin 129,573,600 Aktivitas pemakaian listrik 28,821,546 Aktivitas penyusutan mesin 3,524,633 Total biaya 3 161,919,779 Jam Mesin 10432 jam

Tarif overhead per kelompok biaya 3 15,521 Kelompok Biaya 4 : Overhead yang berhubungan dengan Jumlah Pesanan Aktivitas Entertainment 1,419,600 Aktivitas pemakaian alat tulis kantor 5,101,200 Aktivitas cetak dan fotocopy 25,641,720 Aktivitas Marketing 2,028,000 Aktivitas pemakaian telepon 10,246,080 Aktivitas penyusutan inventaris kantor 1,762,316 Total biaya 4 46,198,916 Jumlah Pesanan 62315

Tarif overhead per kelompok biaya 4 741 Kelompok Biaya 5 : Overhead yang berhubungan dengan Jumlah Pengiriman Aktivitas transport 139,804,080 Aktivitas Ekspedisi 54,467,400 Aktivitas penyusutan kendaraan 3,524,633 Total biaya 5 197,796,113 Jumlah Pengiriman 676

Tarif overhead per kelompok biaya 5 292,598

Page 32: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

99

Kelompok Biaya 6 : Overhead yang berhubungan dengan Luas Lantai Aktivitas keamanan 12,948,000 Aktivitas sumbangan 14,352,000 Aktivitas penyusutan pabrik 881,158 Total biaya 6 28,181,158

Luas Lantai 575 m2

Tarif overhead per kelompok biaya 6 49,011 Tabel 3.12. Perhitungan tarif overhead per kelompok biaya

Dari tabel 3.12 diatas, tarif overhead per kelompok biaya telah diketahui, dimana

tarif overhead kelompok biaya 1 adalah yang terendah dibandingkan dengan kelompok

biaya lainnya, yaitu Rp 128, kelompok biaya 2 adalah Rp 429, kelompok biaya 3 adalah

Rp 15,521, kelompok biaya 4 adalah Rp 741, kelompok biaya 5 adalah yang tertinggi di

antara kelompok biaya lainnya, yaitu Rp 292,598, dan kelompok biaya 6 adalah Rp

49,011.

Prosedur tahap kedua

Pada tahap ini, semua biaya aktivitas akan dibebankan ke masing-masing

produk. Besarnya alokasi biaya overhead ke masing-masing produk diperoleh dengan

cara mengalikan tarif overhead masing-masing cost driver dengan besarnya unit cost

driver yang dikonsumsi untuk tiap produk.

Berikut ini akan disajikan tabel perhitungan overhead berdasarkan sistem

Activity Based Costing.

Perhitungan tarif overhead kelompok (lanjutan)

Page 33: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

100

Keterangan Napkin (dalam rupiah)

Hand Towel (dalam rupiah)

Kelompok Biaya 1 : Overhead yang berhubungan dengan Volume Produksi Rp 128 x 61,562 unit 7,879,936 Rp 128 x 753 unit 96,384 Kelompok Biaya 2 : Overhead yang berhubungan dengan Jam Tenaga Kerja Langsung Rp 429 x 192,000 jam 82,368,000 Rp 429 x 4,160 jam 1,784,640 Kelompok Biaya 3 : Overhead yang berhubungan dengan Jam Mesin Rp 15,521 x 9,600 jam 149,001,600 Rp 15,521 x 832 jam 12,913,472 Kelompok Biaya 4 : Overhead yang berhubungan dengan Jumlah Pesanan Rp 741 x 61,562 45,617,442 Rp 741 x 753 557,973 Kelompok Biaya 5 : Overhead yang berhubungan dengan Jumlah Pengiriman Rp 292,598 x 624 182,581,152 Rp 292,598 x 52 15,215,096 Kelompok Biaya 6 : Overhead yang berhubungan dengan Luas Lantai Rp 49,011 x 500 m2 24,505,500

Rp 49,011 x 75 m2 3,675,825

Total Biaya Overhead 491,953,630 34,243,390 Tabel 3.13. Perhitungan overhead berdasarkan sistem Activity Based Costing

Dari tabel 3.13 diatas dapat diketahui bahwa total biaya overhead yang

digunakan oleh produk Napkin adalah Rp 491,953,630 sedangkan produk Hand Towel

memiliki biaya overhead sebesar Rp 34,243,390.

Page 34: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

101

Keterangan

Napkin (Dalam Rupiah)

Hand Towel (Dalam Rupiah)

Bahan baku langsung 1,823,958,936 70,202,190 Tenaga kerja langsung 203,636,508 8,145,460 Biaya Overhead 491,953,630 34,243,390

Total Biaya Produksi 2,519,549,074 112,591,040 Volume Produksi 61562 unit 753 unit

Harga pokok produksi per unit 40,927 149,523 Tabel 3.14. Harga Pokok Produksi berdasarkan sistem Activity Based Costing

Tabel 3.14 menunjukkan harga pokok produksi masing-masing produk yang telah

dihitung berdasarkan metode Activity Based Costing sehingga diketahui bahwa HPP per

unit produk Napkin adalah Rp 40,927 sedangan produk Hand Towel adalah Rp 149,523.

Keterangan

Sistem Tradisional (Dalam Rupiah)

Sistem ABC (Dalam Rupiah)

Bahan baku langsung 1,823,958,936 1,823,958,936 Tenaga kerja langsung 203,636,508 203,636,508 Biaya Overhead 519,029,222 491,953,630 Total Biaya Produksi 2,546,624,666 2,519,549,074 Volume Produksi 61562 unit 61562 unit

Harga pokok produksi per unit 41,367 40,927 Tabel 3.15. Perbandingan Harga Pokok Produksi tisu Napkin

Tabel 3.15 menunjukkan perbandingan harga pokok produksi tisu jenis Napkin jika

menggunakan sistem Tradisional dengan sistem ABC, dimana pada sistem Tradisional

HPP per unit adalah Rp 41,367 (overstated sebesar Rp 440 jika dibandingkan dengan

perhitungan menggunakan sistem ABC).

Page 35: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

102

Keterangan

Sistem Tradisional (Dalam Rupiah)

Sistem ABC (Dalam Rupiah)

Bahan baku langsung 70,202,190 70,202,190 Tenaga kerja langsung 8,145,460 8,145,460 Biaya Overhead 6,348,543 34,243,390

Total Biaya Produksi 84,696,193 112,591,040 Volume Produksi 753 unit 753 unit

Harga pokok produksi per unit 112,478 149,523 Tabel 3.16. Perbandingan Harga Pokok Produksi tisu Hand Towel

Dari tabel 3.16 dapat dilihat perbandingan harga pokok produki per unit tisu jenis

Hand Towel dimana jika menggunakan perhitungan dengan sistem tradisional harganya

adalah Rp 112,478 (understated sebesar 37,045 dibandingkan dengan perhitungan HPP

per unit dengan sistem ABC).

3.10. Analisis Rekonsiliasi

Analisis rekonsiliasi antara sistem tradisional dan sistem ABC perlu dilakukan

agar perhitungan harga pokok produksi produk Napkin dan Hand Towel diketahui

dengan jelas.

Cost driver yang digunakan dalam perhitungan tradisional adalah volume

produksi sedangkan cost driver yang digunakan dalam sistem ABC pada PT. Duta Indah

Sejahtera adalah volume produksi, Jam Tenaga Kerja Langsung, Jam Mesin, Jumlah

Pesanan, Jumlah Pengiriman, dan Luas Lantai. Melihat digunakannya cost driver

tersebut, maka dapat dibuat proporsi masing-masing cost driver untuk produk Napkin

dan Hand Towel.

Page 36: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

103

Gambar 3.5. Proporsi Volume Produksi

Pada gambar 3.5, dapat dilihat bahwa proporsi volume produksi produk

Napkin sebesar 98.79% sedangkan produk Hand Towel adalah 1.21%.

Gambar 3.6. Proporsi konsumsi Jam Tenaga Kerja Langsung (JTKL)

Pada gambar 3.6. diketahui bahwa proporsi konsumsi JTKL untuk produk

Napkin adalah 97.88% sedangan produk Hand Towel 2.12%.

Page 37: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

104

Gambar 3.7. Proporsi konsumsi Jam Mesin

Gambar 3.7. menunjukkan proporsi jam mesin untuk produk Napkin adalah

92.02% sedangkan untuk produk Hand Towel adalah 7.98%.

Gambar 3.8. Proporsi Jumlah Pesanan

Gambar 3.8. menunjukkan proporsi jumlah pesanan untuk produk Napkin

adalah 98.79% sedangkan untuk produk Hand Towel adalah 1.21%.

Page 38: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

105

Gambar 3.9. Proporsi Jumlah Pengiriman

Gambar 3.9. menunjukkan proporsi jumlah pengiriman untuk produk

Napkin adalah 92.31% sedangkan untuk produk Hand Towel adalah 7.69%.

Gambar 3.10. Proporsi Luas Lantai

Gambar 3.10. menunjukkan proporsi luas lantai untuk produk Napkin

adalah 86.96% sedangkan untuk produk Hand Towel adalah 13.04%.

Analisis Rekonsiliasi untuk kedua produk akan penulis uraikan secara

sistematis pada tabel berikut.

Page 39: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

106

Tabel 3.17. Rekonsiliasi Harga Pokok Produk Napkin antara sistem tradisional dan sistem ABC

Keterangan Total (dalam Rupiah) Per

karton Biaya produk napkin dari sistem tradisional 2,546,624,666 41,367 Penyesuaian untuk : Biaya produk dengan cost driver JTKL yang dibebankan terlalu tinggi Rp 84,176,692 x (98.79%-97.88%) (766,007.90) Biaya produk dengan cost driver Jam Mesin yang dibebankan terlalu tinggi Rp 161,919,779 x (98.79%-92.02%) (10,961,969.04) Biaya produk dengan cost driver Jumlah Pengiriman yang dibebankan terlalu tinggi Rp 197,796,113 x (98.79%-92.31%) (12,817,188.12) Biaya produk dengan cost driver Luas Lantai yang dibebankan terlalu tinggi Rp 28,181,158 x (98.79%-86.96%) (3,333,830.99)

Total penyesuaian (27,878,996.05) (453)

Biaya produk napkin dari sistem ABC 2,518,745,670.00 40,927

Page 40: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

107

Dari tabel 3.17, dapat dilihat rekonsiliasi Harga Pokok Produk Napkin

antara sistem tradisional dan sistem ABC dimana ada biaya produk dengan cost driver

yang dibebankan terlalu tinggi. Ada 4 penyesuaian yang perlu dilakukan yaitu: 1) Biaya

produk dengan cost driver JTKL dibebankan terlalu tinggi (lihat gambar 3.6) sehingga

diperlukan penyesuaian senilai Rp 766,007.90, 2) Biaya produk dengan cost driver Jam

Mesin dibebankan terlalu tinggi (lihat gambar 3.7) sehingga diperlukan penyesuaian

senilai Rp 10,961,969.04, 3) Biaya produk dengan cost driver Jumlah Pengiriman

dibebankan terlalu tinggi (lihat gambar 3.9) sehingga diperlukan penyesuaian senilai Rp

12,817,188.12, 4) Biaya produk dengan cost driver Luas Lantai dibebankan terlalu

tinggi (lihat gambar 3.10) sehingga diperlukan penyesuaian senilai Rp 3,333,830.99.

Dari 4 penyesuaian tersebut maka total penyesuaian untuk produk Napkin adalah Rp

27,878,996.05 sehingga biaya produk Napkin dari sistem ABC adalah Rp 2,518,745,670

dan biaya per kartonnya menjadi Rp 40,927.

Page 41: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

108

Keterangan Total (dalam Rp) Per unit Biaya produk hand towel dari sistem tradisional 84,696,193 112,478 Penyesuaian untuk : Biaya produk dengan cost driver JTKL yang dibebankan terlalu rendah Rp 84,176,692 x (1.21%-2.12%) 766,007.89 Biaya produk dengan cost driver Jam Mesin yang dibebankan terlalu rendah Rp 161,919,779 x (1.21%-7.98%) 10,961,969.04 Biaya produk dengan cost driver Jumlah Pengiriman yang dibebankan terlalu rendah Rp 197,796,113 x (1.21%-7.69%) 12,817,188.12 Biaya produk dengan cost driver Luas Lantai yang dibebankan terlalu rendah Rp 28,181,158 x (1.21%-13.04%) 3,333,830.99 Total penyesuaian 27,878,996.04 37,045

Biaya produk hand towel dari sistem ABC 112,591,040 149,523 Tabel 3.18. Rekonsiliasi Harga Pokok Produk hand towel antara sistem tradisional dan sistem ABC

Page 42: BAB 3 ANALISIS SISTEM/PROGRAM YANG BERJALAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00048-AKSI Bab3001.pdf · Membuat pengeluaran kas untuk operasional perusahaan 9. ... Sales Order

109

Dari tabel 3.18, dapat dilihat rekonsiliasi Harga Pokok Produk Hand Towel

antara sistem tradisional dan sistem ABC dimana ada biaya produk dengan cost driver

yang dibebankan terlalu rendah. Ada 4 penyesuaian yang perlu dilakukan yaitu: 1) Biaya

produk dengan cost driver JTKL dibebankan terlalu rendah (lihat gambar 3.6) sehingga

diperlukan penyesuaian senilai Rp 766,007.89, 2) Biaya produk dengan cost driver Jam

Mesin dibebankan terlalu rendah (lihat gambar 3.7) sehingga diperlukan penyesuaian

senilai Rp 10,961,969.04, 3) Biaya produk dengan cost driver Jumlah Pengiriman

dibebankan terlalu rendah (lihat gambar 3.9) sehingga diperlukan penyesuaian senilai Rp

12,817,188.12, 4) Biaya produk dengan cost driver Luas Lantai dibebankan terlalu

rendah (lihat gambar 3.10) sehingga diperlukan penyesuaian senilai Rp 3,333,830.99.

Dari 4 penyesuaian tersebut maka total penyesuaian untuk produk Hand Towel adalah

Rp 27,878,996.04 sehingga biaya produk Hand Towel dari sistem ABC adalah Rp

112,591,040 dan biaya per kartonnya menjadi Rp 149,523.