bab 2 tinjauan pustaka 2. 1 konsep stroke 2.1.1 ... - opendl

26
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 Pengertian Stroke Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi dengan cepat (tiba- tiba) dan berlangsung lebih dari 24 jam karena gangguan suplai darah ke otak. Dalam jaringan otak, kekurangan aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu (Wiwit, 2010). Stroke adalah keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Batticaca, 2008). Stroke, atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Suddarth, 2001). Stroke adalah suatu sindroma yang mempunyai karakteristik suatu serangan yang mendadak, nonkonvulsif yang disebabkan karena gangguan peredaran darah otak non traumatik (Tarwoto, 2007). Serangan stroke bisa menimbulkan kecacatan yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup (Nadesul, 2011).

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Konsep Stroke

2.1.1 Pengertian Stroke

Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi dengan cepat (tiba-

tiba) dan berlangsung lebih dari 24 jam karena gangguan suplai darah

ke otak. Dalam jaringan otak, kekurangan aliran darah menyebabkan

serangkaian reaksi bio-kimia yang dapat merusakkan atau mematikan

sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya

fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu (Wiwit, 2010).

Stroke adalah keadaan yang timbul karena terjadi gangguan

peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian

jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita

kelumpuhan atau kematian (Batticaca, 2008).

Stroke, atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan

fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian

otak (Suddarth, 2001).

Stroke adalah suatu sindroma yang mempunyai karakteristik suatu

serangan yang mendadak, nonkonvulsif yang disebabkan karena

gangguan peredaran darah otak non traumatik (Tarwoto, 2007).

Serangan stroke bisa menimbulkan kecacatan yang dapat berdampak

pada penurunan kualitas hidup (Nadesul, 2011).

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

6

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan stroke

merupakan suatu serangan mendadak yang terjadi karena adanya

gangguan peredaran darah di otak yang mengakibatkan gangguan

fungsi otak.

2.1.2 Klasifikasi Stroke

a. Klasifikasi Stroke Berdasarkan Penyebabnya

1. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik adalah stroke karena pecahnya pembuluh

darah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah

merembes ke dalam suatu daerah otak dan merusaknya. Stroke

hemoragik biasanya terjadi akibat kecelakaan yang mengalami

benturan keras di kepala dan mengakibatkan pecahnya pembuluh

darah di otak. Stroke hemoragik lebih berbahaya daripada stroke

iskemik karena akibat yang ditimbulkan dapat terjadi secara akut

atau mendadak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik diderita

oleh penderita hipertensi.

Penyebab lain dari stroke hemoragik yaitu adanya

penyumbatan pada dinding pembuluh darah yang rapuh

(aneurisma), mudah menggelembung, dan rawan pecah, yang

umumnya terjadi pada usia lanjut atau karena faktor keturunan.

Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

7

a) Stroke hemoragik intraserebral (SHI)

Stroke hemoragik intraserebral yaitu perdarahan yang

terjadi di dalam jaringan otak. Penyebab utama dari SHI pada

lansia yaitu hipertensi, robekan pembuluh darah, rusaknya

formasi/bentuk pembuluh darah, tumor, gangguan pembekuan

darah, dan sebab lain yang tidak diketahui. Pada perdarahan

intracranial bisa terjadi penurunan kesadaran sampai koma,

kelumpuhan pada salah satu atau kedua sisi tubuh, gangguan

pernapasan atau gangguan jantung, atau bahkan kematian.

Dapat juga terjadi kebingungan atau hilang ingatan pada usia

lanjut.

b) Perdarahan subarakhnoid (PSA)

Perdarahan subarakhnoid merupakan perdarahan yang

akut, perdarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang

sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang

menutupi otak). Dampak yang paling berbahaya dari PSA

yaitu apabila perdarahan pembuluh darah itu menyebabkan

cairan yang mengelilingi otak akan mengalir mengelillingi

otak dan mengakibatkan pembuluh darah sekitarnya menjadi

kejang, sehingga menyumbat pasokan darah ke otak. Oleh

karena itu, PSA dapat meninggalkan dampak kelumpuhan

yang sangat luas, bahkan risiko kematianya sekitar 50%.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

8

2. Stroke Iskemik

Sekitar 80% - 85% kasus stroke yang terjadi adalah stroke

iskemik. Stroke iskemik merupakan stroke yang terjadi karena

tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke

otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh

aterosklerosis yaitu penumpukan kolesterol pada dinding

pembuluh darah atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu

pembuluh darah ke otak. Penyumbatan biasanya terjadi di

sepanjang jalur pembuluh darah arteri menuju ke otak.

Stroke iskemik dibagi lagi berdasarkan lokasi penggumpalan,

yaitu:

a) Stroke iskemik trombotik

Okulsi trombotik yaitu stroke yang disebabkan oleh

timbunan lemak (plak) yang terbentuk pada dinding pembuluh

darah arteri yang mengalirkan darah ke otak. Proses

pembentukan berlangsung lambat, sehingga sumbatan yang

terjadi berlangsung secara bertahap, sampai akhirnya

pembuluh darah arteri akan tersumbat total.

b) Stroke iskemik embolik

Okulsi embolik disebabkan oleh karena bekuan darah atau

plak yang terbentuk pada pembuluh darah di tempat lain, yang

kemudian terlepas dan mengenbara bersama dengan aliran

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

9

darah, sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah otak. Saat

mengembara, bekuan darah atau plak disebut dengan embolus.

b. Klasifikasi Stroke Berdasarkan Perjalanan Penyakit

1. Transient Iskemic Attack (TIA)

Merupakan gangguan neurologi fokal yang timbul secara tiba-

tiba dan menghilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam.

Gejala yang muncul akan hilang secara spontan dalam waktu

kurang dari 24 jam.

2. Progresif (Stroke In Evolution)

Perkembangan stroke terjadi perlahan-lahan sampai akut,

munculnya gejala makin memburuk. Proses progresif beberapa

jam sampai beberapa hari.

3. Stroke Lengkap (Stroke Complete)

Gangguan neurologik yang timbul sudah menetap atau

permanen, maksimal sejak awal serangan dan sedikit

memperlihatkan perbaikan.

2.1.3 Etiologi Stroke

a. Thrombosis serebral

penyebab paling umum dari kejadian stroke adalah adanya

bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher. Penyebab

utama terjadinya thrombosis serebral ini adalah karena aterosklerosis

serebral dan perlambatan sirkulasi serebral. Tanda–tanda thrombosis

serebral bervariasi, sakit kepala adalah gejala yang tidak umum.

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

10

Beberapa pasien dapat mengalami pusing, perubahan kognitif atau

kejang.

b. Embolisme serebral

Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau

cabang–cabangnya, yang merusak sirkulasi serebral. Awitan

hemiparesis atau hemiplegia tiba – tiba dengan atau tanpa afasia atau

kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau

pulmonal adalah karakteristik dari embolisme serebral.

c. Iskemia serebral

Iskemia serebral merupakan terjadinya penurunan aliran darah ke

area otak. Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak)

terutama karena kontraksi ateroma pada arteri yang menyuplai darah

ke otak.

d. Hemoragi serebral

Hemoragi serebral adalah pecahnya pembuluh darah serebral

dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.

Hemoragik ini dapat terjadi di luar durameter (hemoragik ekstradural

atau epidural), di bawah durameter (hemoragik subdural), di ruang

subarachnoid (hemoragic subarachnoid), atau didalam substansi otak

(hemoragik intraserebral).

2.1.4 Faktor Resiko Stroke

a. Usia, semakin bertambah usia resiko terjadinya stroke semakin

tinggi, hal ini berkaitan dengan elastisitas pembuluh darah.

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

11

b. Jenis kelamin, laki-laki mempunyai kecenderungan lebih tinggi.

c. Hipertensi, menyebabkan aterosklerosis pembuluh darah serebral

sehingga lama-kelamaan akan pecah dan menimbulkan perdarahan.

d. Penyakit jantung, pada fibrilasi atrium menyebabkan penurunan

cardiac output, sehingga terjadi gangguan perfusi serebral.

e. Diabetes mellitus, pada penyakit diabetes mellitus terjadi gangguan

vaskuler, sehingga terjadi hambatan dala aliran darah ke otak.

f. Polisitemia, kadar hemoglobin yang tinggi menimbulkan darah

menjadi lebih kental dengan demikian aliran darah ke otak menjadi

lebih lambat.

g. Merokok, asap rokok menimbulkan plas pada pembuluh darah

sehingga terjadi aterosklerosis.

h. Alkohol, pada alkoholik dapat mengalami hipertensi, penurunan

aliran darah ke otak.

i. Peningkatan kolesterol, kolesterol dalam tubuh menyebabkan

aterosklerosis.

j. Obesitas, pada obesitas kadar kolesterol darah meningkat dan terjadi

hipertensi.

2.1.5 Patofisiologi Stroke

Setiap kondisi yang menyebabkan perfusi darah pada otak akan

menyebabkan keadaan hipoksia. Hipoksia yang berlangsung lama dapat

menyebabkan iskemik otak. Iskemik yang terjadi dalam waktu yang

singkat kurang dari 10–15 menit dapat menyebabkan defisit sementara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

12

dan bukan defisit permanen. Sedangkan iskemik yang terjadi dalam

waktu yang lama dapat menyebabkan sel mati permanen dan

mengakibatkan infark pada otak.

Setiap defisit fokal permanen akan berlangsung pada daerah otak

mana yang terkena. Daerah otak yang terkenan akan menggambarkan

pembuluh darah otak yang terkena. Pembuluh darah yang paling sering

mengalami iskemik adalah arteri serebral tengah dan arteri karotis

interna. Defisit fokal permanen dapat diketahui jika klien pertama kali

mengalami iskemik otak total yang dapat teratasi.

Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus atau

emboli, maka mulai terjadi kekurangan suplai okigen ke jaringan otak.

Kekurangan oksigen dalam satu menit dapat menunjukkan gejala yang

dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan

oksigen dalam waktu yang lebih lama menyebabkan nekrosis

mikroskopik neuron – neuron. Area yang mengalami nekrosis disebut

infark.

Gangguan peredaran darah otak akan menimbulkan gangguan pada

metabolisme sel – sel neuron, dimana sel – sel neuron tidak mampu

menyimpan glikogen sehingga kebutuhan metabolisme tergantung dari

glukosa dan oksigen yang terdapat pada arteri – arteri yang menuju otak.

Perdarahan intrakaranial termasuk perdarahan ke dalam ruang

subarachnoid atau ke dalam jaringan otak sendiri. Hipertensi

mengakibatkan timbulnya penebalan dan degeneratif pembuluh darah

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

13

yang dapat menyebabkan rupturnya arteri serebral sehingga perdarahan

menyebar dengan cepat dan menimbulkan perubahan setempat serta

iritasi pada pembuluh darah otak.

Perdarahan biasanya berhenti karena pembentukan trombus oleh

fibrin trombosit dan oleh tekanan jaringan. Setelah 3 minggu darah

mulai diabsorbsi. Ruptur ulangan merupakan risiko serius yang terjadi

sekitar 7–10 hari setelah perjalanan pertama.

Ruptur ulangan mengakibatkan terhentinya aliran darah ke bagian

tertentu, menimbulkan iskemik fokal, dan infark jaringan otak. Hal

tersebut dapat menimbulkan gegar otak dan kehilangan kesadaran,

peningkatan tekanan cairan serebrospinal (CSS), dan menyebabkan

gesekan otak (otak terbelah sepanjang serabut). Perdarahan mengisi

ventrikel atau hematoma yang merusak jaringan otak.

Perubahan sirkulasi CSS, obstruksi vena, adanya edema dapat

meningkatkan tekanan intracranial yang membahayakan jiwa dengan

cepat. Peningkatan tekanan intrakranial yang tidak diobati

mengakibatkan herniasi unkus atau serebellum. Disamping itu, terjadi

bradikardi, hipertensi sitemik, dan gangguan pernapasan.

Darah merupakan bagian yang merusak dan bila terjadi

hemodialisa, darah dapat mengiritasi pembuluh darah, meningen, dan

otak. Darah dan vasoaktif yang dilepas mendorong spasme arteri yang

berakibat menurunnya perfusi serebral. Spasme serebri atau vasospasme

bisa terjadi pada hari ke-4 sampai ke-10 setelah terjadinya

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

14

perdarahandan menyebabkan terjadinya kontriksi arteri otak.

Vasospasme merupakan komplikasi yang mengakibatkan terjadinya

penurunan fokal neurologis, iskemik otak, dan infark.

2.1.6 Manifestasi Klinis Stroke

Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada

lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang

perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder

atau aksesori). Fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik

sepenuhnya.

Tabel 2.1 Defisit Neurologik Stroke

Defisi Neurokogik Manifestasi

Defisit Lapang Penglihatan

Hemominus hemianopsia

(kehilangan setengah lapang

penglihatan)

- Tidak menyadarai orang atau

objek di tempat kehilangan

penglihatan

- Mengabaikan salah satu sisi

tubuh

- Kesulitan menilai jarak

Kehilangan penglihatan perifer - Kesulitan melihat pada malam

hari

- Tidak menyadari objek atau

batas objek

Diplopia - Penglihatan ganda

Defisit Motorik

Hemiparesis - Kelemahan wajah, lengan, dan

kaki pada sisi yang sama

(karena lesi pada hemisfer yang

berlawanan)

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

15

Hemiplegia - Paralilis wajah, lengan dan kaki

pada sisi yang sama (karena lesi

pada hemisfer yang

berlawanan)

Ataksia - Berjalan tidak mantap, tegak

- Tidak mampu menyatukan

kaki, perlu dasar berdiri yang

luas

Disatria - Kesulitan dalam membentuk

kata

Disfagia - Kesulitan dalam menelan

Defisit Sensori

Parestesia (terjadi pada sisi

berlawanan dari lesi)

- Kebas dan kesemutan pada

bagian tubuh

- Kesulitan dalam propiosepsi

Devisit Verbal

Afasia ekspresif - Tidak mampu membentuk kata

yang dapat dipahami; mungkin

mampu bicara dalam respons

kata – tunggal

Afasia reseptif - Tidak mampu memahami kata

yang dibicarakan; mampu

bicara tapi tidak masuk akal

Afasia global - Kombinasi baik afasia reseptif

dan ekspresif

Defisit Kognitif - Kehilangan memori jangka

pendek dan panjang

- Penurunan lapang pengllihatan

- Kerusakan kemampuan untuk

berkonsentrasi

- Alas an abstrak buruk

- Perubahan penilaian

Defisit Emosional - Kehilangan control – diri

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

16

- Labilitas emosional

- Penurunan toleransi pada

situasi yang menimbulkan

stress

- Depresi

- Menarik diri

- Rasa takut, bermusuhan, dan

marah

- Perasaan isolasi

2.1.7 Komplikasi Stroke

Menurut Laila Henderson (2002) pada stroke berbaring lama dapat

menyababkan masalah emosional dan fisik, diantaranya:

1. Bekuan darah

Mudah terbentuk pda kaki yang lumpuh menyebabkan penimbunan

cairan, pembengkakan selain itu juga menyebabkan embolisme paru

yaitu sebuah bekuan yang terbentuk dalam suatu arteri yang

mengalirkan darah ke paru.

2. Dekubitus

Bagian yang biasa mengalami memar adalah pinggul, pantat, sendi

kaki dan tumit bila memar ini tidak bisa dirawat bisa menjadi infeksi.

3. Pneumonia

Pasien stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan sempurna, hal ini

menyebabkan cairan berkumpul di paru – paru dan selanjutnya

menimbulkan pneumonia.

4. Atrofi dan kekakuan sendi

Hal ini disebabkan karena kurang gerak dan mobilisasi

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

17

Komplikasi lain dari stroke adalah :

1. Disritmia

2. Peningkatan tekanan intra cranial

3. Kontraktur

4. Gagal nafas

5. Kematian

2.1.8 Penatalaksanaan Medis

Pasien yang koma dalam pada saaat masuk rumah sakit

dipertimbangkan mempunyai prognosis buruk. Sebaliknya, pasien sadar

penuh menghadapi hasil yang lebih dapat diharapkan. Fase akut

biasanya berakhir 48 sampai 72 jam. Dengan mempertahankan jalan

napas dan ventilasi adekuat adalah prioritas dalam fase akut ini.

a. Pasien ditempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup dengan

kepala tempat tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena serebral

berkurang.

b. Intubasi endotrakea dan ventilasi mekanik perlu untuk pasien

dengan stroke masif, karena henti pernafasan biasanya faktor yang

mengancam kehidupan pada situasi ini.

c. Pasien dipantau untuk adanya komplikasi pulmonal (aspirasi,

atelektasis, pneumoni), yang mungkin berkaitan dengan kehilangan

refleks jalan napas, immobilitas, atau hipoventilasi.

d. Jantung diperiksa untuk abnormalitas dalam ukuran dan irama seta

tanda gagal jantung kongestif.

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

18

2. 2 Konsep Dukungan Keluarga

2.2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan keterikatan aturan dan eosional dan individu

mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga

(Friedman, 1998).

2.2.2 Tipe Keluarga

Dukungan keluarga terhadap seseorang dapat dipengaruhi oleh tipe

keluarga. Menurut Suprajitno (2004), pembagian tipe keluarga

tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan.

Secara tradisional tipe keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi

atau keduanya.

b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah

anggota keluarga lain yang masih memiliki hubungan darah seperti

kakek, nenek, paman dan bibi.

Menurut Friedman (1998), individu yang tinggal dalam keluarga

besar (extended family) akan mendapatkan dukungan keluarga yang

lebih besar dibandingkan dengan individu yang tinggal dalam keluarga

inti (nuclear family).

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

19

2.2.3 Fungsi Pokok Keluarga

Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga

berhubungan dengan orang lain.

b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat

melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan

rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi

dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktivitas tinggi (Friedman, 1998).

2.2.4 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai

tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. 5 tugas

keluarga dala bidang kesehatan yang dapat dilakukan yaitu:

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

20

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga.

c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit.

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan.

e. Mempertahankan hubungantimbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

2.2.5 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga

terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional,

dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional.

Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal

yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota

keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan

(Friedman, 2010).

Studi-studi tentang dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi

dukungan keluarga sebagai koping keluarga, baik dukungan-dukungan

yang bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat bermanfaat

(Friedman, 1998).

Terdapat 4 jenis dukungan keluarga, yaitu:

a. Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber

pertolongan praktis dan konkrit seperti pertolongan dalam hal

pengawasan dan kebutuhan individu.

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

21

b. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah

kolektor dan disseminator (penyebar informasi). Bantuan informasi

yang disediakan keluarga dapat digunakan oleh individu dalam

mengatasi persoalan-persoalan yang sedang dihadapi.

c. Dukungan penilaian, yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah

umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan

sebagai sumber dan validator identitas keluarga. Dukungan dan

perhatian dari keluarga merupakan bentuk penghargaan positif yang

diberikan kepada individu.

d. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang

aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu

penguasaan terhadap emosi.

Menurut House (Smet, 1994) setiap bentuk dukungan sosial

keluarga mempunyai ciri-ciri antara lain:

a. Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat

digunakan oleh seseorang dalam menggulangi persoalan-persoalan

yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide

atau informasi lainnya yang dibutuhkan.

b. Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan

afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan

empati, cinta dan kepercayaan serta penghargaan. Dengan

demikian seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

22

tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang

memperhatikan.

c. Bantuan instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan untuk

mempermudah seseorang dalam melakukan aktivitasnya berkaitan

dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya, misalnya dengan

menyediakan peralatan lengkap yang memadai bagi penderita.

d. Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan

seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari

penderita. Penilaian ini bias positif dan negatif yang mana

pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang.

Adapun manfaat dukungan keluarga terhadap kesehatan dan

kesejahteraan berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik, dukungan

keluarga yang adekuat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Menurunkan mortalitas

b. Lebih mudah sembuh dari sakit

c. Meningkatkan fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi

d. Pengaruh positif dukungan keluarga adalah pada penyesuaian

terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stres

(Perilaku adaptasi).

2.2.6 Sumber Dukungan Keluarga

Menurut Root & Dooley (1985) ada 2 sumber dukungan keluarga

yaitu natural dan artifisial. Dukungan keluarga yang natural diterima

seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

23

dengan orang-orang yang berada disekitarnya. Dukungan keluarga ini

bersifat non formal. Sedangkan dukungan keluarga artifisial adalah

dukungan yang dirancang kedalam kebutuhan primer seseorang

misalnya dukungan keluarga akibat bencana alam melalui berbagai

sumbangan.

2.2.7 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

a. Faktor Internal

1) Tahap Perkembangan

Artinya dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam

hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan , dengan

demikian setiap rentang usia memiliki pemahaman dan respon

terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.

2) Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan

Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk

oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar

belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu

3) Faktor Emosi

Seseorang yang mengalami respons stress dalam setiap

perubahan hidupnya cenderung berespon terhadap barbagai tanda

sakit, mungkin dilakukan dengan cara mengkhawatirkan bahwa

penyakit tersebut dapat mengancam kehidupannya.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

24

4) Spiritual

Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang

menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang

dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau teman, dan

kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup.

b. Faktor Eksternal

1) Praktik di Keluarga

Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya

mempengaruhi penderita dalam melaksanakan kesehatannya.

2) Faktor Sosioekonomi

Seseorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan

dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan

kesehatan dan cara pelaksanaannya. Semakin tinggi tingkat

ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat tanggap

terhadap gejala penyakit yang dirasakan. Sehingga ia akan segera

mencari bantuan.

3) Latar Belakang Budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan

kebiasaan individu dalam memberikan dukungan termasuk cara

pelaksanaan kesehatan pribadi

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

25

2. 3 Konsep Kualitas Hidup

2.3.1 Pengertian Kualitas Hidup

Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu dari posisi

mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai di

mana mereka tinggal dan dalam hubungannya dengan tujuan mereka,

harapan, standar dan kekhawatiran (WHO, 1996).

2.3.2 Definisi Model Health-Related Quality of Life (HRQOL)

Health-Related Qualit of Life adalah bagian dari kualitas hidup yang

mempresentasikan perasaan, sikap atau kemampuan untuk mencapai

kepuasan dalam domain kehidupan sebagai kepentingan personal yang

terganggu akibat proses penyakit atau defisit fungsi kesehatan (Peterson

&Bredow, 2004).

2.3.3 Model Konsep Health-Related Quality of Life (HRQOL)

Gambar 2.1 Model Konsep Health-Related Quality of Life

Karakteristik

Individu

Faktor

biologi dan

fisiologi

Status

gejala

Status

fungsional

Persepsi

kesehatan

umum

Kualitas

hidup

Karakteristik

Kelompok

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

26

1) Faktor biologi dan fisiologi

Faktor biologi dan fisiologi merujuk pada perubahan fungsi sel,

jaringan, organ, dan sistem organ. Faktor ini dikaji melalui

pemeriksaan diagnostik, dapat berupa pemeriksaan laboratorium,

pemeriksaan fungsi tubuh dan pemeriksaan fisik general.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan adanya perubahan

biologi dan fisiologi yang berpotensi mempengaruhi HRQOL. Pada

pasien paska stroke, faktor biologi dan fisiologi merujuk pada defisit

fungsi persarafan yang menyebabkan berbagai disabilitas fisik.

2) Status gejala

Gejala adalah keluhan subjektif yang dirasakan oleh pasien

terkait dengan kondisi kesehatannya. Gejala menyangkut perubahan

status fisik dan psikologi sehingga individu dikatakan abnormal.

Pada pasien paska stroke, status gejala terjadi akibat gangguan

fungsi persarafan. Gejala yang dialami pasien antara lain hemiparese

atau hemiplegia, afasia, disartria, gangguan menelan, gangguan

penglihatan dan gangguan memori.

3) Status fungsional

Status fungsional dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk

melakukan tugas spesifik. Status gejala adalah suatu faktor penting

yang mempengaruhi status fungsional.

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

27

4) Persepsi kesehatan secara umum

Persepsi kesehatan secara umum menggambarkan integrasi dan

ekspresi subjektif individu terhadap faktor gejala dan status

fungsionalnya. Persepsi kesehatan secara umum dipengaruhi oleh

kemampuan individu melakukan tugas spesifik, karakteristik

individu dan karakteristik lingkungan. Berkurangnya status

fungsional cenderung menyebabkan persepsi individu yang negatif

terhadap kesehatannya secara umum juga merupakan faktor penentu

perilaku sehat sehingga mempengaruhi kualitas hidup secara

keseluruhan.

5) Kualitas hidup

Kualitas hidup merujuk pada ekspresi subjektif individu terhadap

gejala yang dialami dan kemampuannya melakukan tugas spesifik

dalam kehidupan.

6) Karakteristik individu dan lingkungan

Karakteristik individu meliputi usia, pengalaman sakit dimasa

lalu, pekerjaan dan status sosial ekonomi. Sedangkan karakteristik

lingkungan meliputi dukungan psikologis, dukungan ekonomi, dan

dukungan keluarga. Karakteristik individu dan lingkungan

mempengaruhi koping pasien terhadap masalah sehingga

mempengaruhi persepsi kesehatan dan kualitas hidup secara umum.

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

28

2.3.4 Indikator Kualitas Hidup

Kualitas hidup menurut WHOQOL Group (1998) terdiri atas 4

indikator, yaitu:

a. Kesehatan fisik, mencakup kemampuan dalam beraktivitas sehari-

hari, ketergantungan dengan obat, energi dan kelelahan, tidur dan

istirahat, mobilitas, kapasitas atau kemampuan kerja, sakit dan

ketidaknyamanan.

b. Psikologis, terdiri dari pandangan diri, perasaan negatif, perasaan

positif, spiritualitas, kognitif (berfikir, ingatan, belajar, konsentrasi),

harga diri.

c. Hubungan sosial, terkait dengan hubungan interpersonal, dukungan

sosial, aktivitas seksual.

d. Lingkungan, mencakup keuangan, kebebasan dan kenyamanan

fisik, kesehatan dan kepedulian sosial dari orang lain terhadap

dirinya, lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan

informasi dan keahlian, lingkungan fisik.

Menurut Juczynski (2006), Health-Related Qualit of Life atau

kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan memiliki tiga

elemen, yaitu:

a. Fungsi kapabilitas seorang individu, yaitu kemampuan untuk

memuaskan kebutuhannya sehari-hari, mengambil atau

menjalankan peran sosial, intelektual dan efisiensi emosi.

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

29

b. Cara seseorang menanggapi situasi atau kondisi dalam hidupnya,

tingkat kepuasan dalam mengisi kehidupan.

c. Gejala dari penyakit, dan tingkat kesehatan berdasarkan usia.

2.3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Berdasarkan definisi WHOQOL (1998) yang menyatakan bahwa

persepsi individu mengenai kualitas hidupnya dipengaruhi oleh konteks

budaya dan sistem nilai dimana individu tinggal. Faktor-faktor lain

yang mempengaruhi kualitas hidup adalah:

a. Gender

Gender adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas

hidup. Secara umum kesejahteraan laki-laki dan perempuan tidak

jauh berbeda, akan tetapi perempuan lebih banyak terkait dengan

aspek hubungan yang bersifat positif sedangkan kesejahteraan

tinggi pada laki-laki terkait dengan aspek pendidikan dan pekerjaan

yang baik.

b. Usia

Usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas

hidup. Individu dewasa mengekspresikan kesejahteraan yang lebih

tinggi pada usia dewasa madya.

c. Pendidikan

Kualitas hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya

tingkat pendidikan yang didapatkan oleh individu.

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Stroke 2.1.1 ... - OpenDL

30

d. Pekerjaan

Status pekerjaan berhubungan dengan kualitas hidup baik pada

pria maupun wanita, karena terdapat perbedaan kualitas hidup

antara penduduk yang berstatus sebagai pelajar, pekerja, dan orang

yang tidak bekerja.

e. Status pernikahan

Individu dengan status menikah akan memiliki kualitas hidup

yang lebih tinggi.

f. Penghasilan

Kontribusi yang cukup signifikan dari faktor penghasilan dapat

meningkatkan kualitas hidup seorang individu.

g. Hubungan dengan orang lain

Pada saat hubungan dekat akan hubungan dekat dengan orang

lain terpenuhi, baik melalui hubungan pertemanan yang saling

mendukung maupun melalui pernikahan, manusia akan memiliki

kualitas hidup yang lebih baik secara fisik maupun emosional.