bab 2 teori
DESCRIPTION
BAB 2 jammerTRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem Komunikasi Seluler GSM
GSM (Global System for Mobile Communication) adalah sebuah
teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak
diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam. Teknologi
ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi
berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada
tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus
sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh
dunia.
Sistem komunikasi GSM digunakan untuk memberikan layanan jasa
telekomunikasi bagi pelanggan bergerak. Disebut sistem selular karena daerah
layanannya dibagi-bagi menjadi daerah yang kecil-kecil disebut sel, sehingga
GSM sendiri memiliki sifat pelanggan/pengguna layanan selular mampu
bergerak secara bebas di dalam area layanan sambil berkomunikasi tanpa
terjadi pemutusan hubungan
B. Arsitektur Jaringan GSM
Global System for Mobile (GSM) adalah generasi ke dua dari standar
sistem seluler yang tengah dikembangkan untuk mengatasi problem
5
6
fregmentasi yang terjadi pada standar pertama di negara Eropa. Unsur-unsur
yang utama arsitektur GSM ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Arsitektur Jaringan GSM
(Sumber : GSM Architecture, System Training Document-Nokia Networks: 2002)
Jaringan GSM terdiri atas tiga sub sistem yaitu : Base Station Subsytem (BSS),
Network Subsystem (NSS), Operation Subsystem (OSS).
1. Mobile Station (MS)
Mobile Station (MS) adalah perangkat yang mengirim dan menerima
sinyal radio. MS dapat berupa mobile handset atau personal digital assistant
(PDA). MS terdiri dari mobile equipment (ME) dan subscriber identity
module (SIM). ME berisi transceiver radio, display dan digital signal
processor, SIM digunakan agar network dapat mengenali user.
2. Base Station Subsystem (BSS)
7
Terdiri atas Base Station Controller dan Base Transceiver Station.
Dimana fungsi dari BSS adalah mengontrol tiap – tiap BTS yang terhubung
kepadanya. Sedangkan fungsi dari BTS adalah untuk berhubungan langsung
dengan MS dan juga berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal.
a. Base Tranceiver Station (BTS)
Base transceiver station (BTS) berfungsi sebagai interface
komunikasi semua MS yang aktif dan berada dalam coverage area BTS
tersebut. Di dalamnya termasuk modulasi signal, demodulasi, equalize
signal dan error coding. Beberapa BTS terhubung pada satu Base Station
Controller (BSC). Satu BTS biasanya mampu meng-handle 20-40
komunikasi serentak.
b. Base Station Controller (BSC)
Base station controller (BSC) berfungsi mengatur koneksi BTS-
BTS yang berada dalam kendalinya. Fungsi tersebut memungkinkan
operasi seperti handover, cell site configuration, management of radio
resources dan menyetelpower level dari frekuensi radio BTS. Pada
jaringan GSM, BSC mengatur lebih dari 70 BTS.
3. Network Switching Subsystem (NSS)
Network Switching Sub-system merupakan komponen utama
switching jaringan GSM. NSS juga terdiri dari database yang dibutuhkan
untuk data pelanggan dan pengaturan mobilitas. Fungsi utama dari NSS
adalah mengatur komunikasi antara jaringan GSM dengan jaringan
telekomunikasi lain. Komponen dari Network Switching Subsystem adalah:
8
a. Mobile Switching Centre (MSC)
Mobile Switching Centre (MSC) melakukan fungsi registrasi,
autentifikasi, update lokasi user, billing service dan sebagai interface
dengan jaringan lain. Selain itu MSC juga bertanggung jawab untuk call
set-up, release, dan routing.
b. Visitor Location Register (VLR)
Visitor location register (VLR) berisi informasi dinamis tentang
user yang terkoneksi dengan mobile network termasuk lokasi user
tersebut. VLR biasanya terintegrasi dengan MSC. Melalui MSC, mobile
network terhubung dengan jaringan lain seperti PSTN ( public switched
telephone network), ISDN (integrated service digital network), CSPDN
(circuits switched public data network), dan PSPDN (packet switched
public data network).
c. Home Location register (HLR)
Home location register (HLR) adalah elemen jaringan yang berisi
detil dari setiap subscriber. Sebuah HLR biasanya mampu mengatur
ratusan bahkan ribuan subscriber. Pada jaringan GSM, signaling berbasis
pada protocol signaling system number 7 (SS7). Penggunaan SS7
dilengkapi dengan penggunaan protocol mobile application port (MAP).
MAP digunakan untuk pertukaran informasi lokasi dan subscriber antara
HLR dan elemen jaringan lainnya seperti MSC. Untuk setiap subscriber,
HLR mengatur pemetaan antara international mobile subscriber identity
(IMSI) dan mobile station ISDN number (MSISDN).
9
d. Equipment Identity Register (EIR)
Equipment identity register (EIR) merupakan data base yang
berisi suatu daftar valid mobile equipment pada jaringan. Setiap mobile
station diidentikasikan dengan international mobile equipment identity
(IMEI).
e. Authentication Center (AuC)
Authentication Center (AuC) merupakan data base proteksi yang
menyimpan salinan dari kunci rahasia (secret key) yang terdapat pada
setiap SIM card pelanggan. Proteksi ini digunakan untuk autentifikasi
dan enkripsi pada channel radio.
4. Operations and Support System (OSS)
Operation and support system (OSS) sering juga disebut dengan
Operations and maintenance center (OMC) perannya cukup vital yakni
memonitor operasionalnya jaringan dalam sistem serta melakukan fungsi
konfigurasi remote .atau sebagai pusat pengendalian dan maintenance
perangkat (network element) GSM yang terhubung dengannya.
C. Kelebihan dan Kelemahan Jaringan GSM
Jaringan GSM digunakan oleh hampir semua lapisan masyarakat di
seluruh dunia dibandingkan dengan jaringan lainnya. Karena jaringan ini
memiliki keunggulan yaitu :
1. Kualitas suara digital yang bagus
10
2. Adanya layanan prepaid calling, layanan ini memungkinkan orang-orang
yang tidak bisa atau tidak ingin mengikat kontrak dengan suatu operator,
dapat menggunakan layanan GSM.
3. Banyaknya vendor-vendor telepon seluler yang menyediakan ponsel
berbasis GSM semakin mempopulerkan GSM.
4. Penggunaan Quad-Band dalam sistem GSM sekarang ini memungkin kan
roaming internasional, yang tentunya tergantung pada operator penyedia
jasa GSM.
5. Perkembangan fitur-fitur ponsel berbasis GSM yang sangat cepat ikut
mempengaruhi selera masyarakat.
6. Adanya fasilitas SMS (Short Message System) memungkinkan pengiriman
berita dalam bentuk teks yang sangat murah.
Selain memiliki keunggulan, jaringan GSM juga memiliki kelemahan yaitu:
1. Biaya pembangunan jaringan yang relatif mahal.
2. Belum adanya perjanjian antara sesama provider untuk menyamakan tarif
diseluruh dunia.
3. Rendahnya keamanan.
D. Alokasi Frekuensi Operator GSM di Indonesia
Alokasi frekuensi GSM yang dipakai di Indonesia sama dengan yang
dipakai di sebagian besar dunia terutama Eropa yaitu pada pita 900 MHz, yang
dikenal sebagai GSM900, dan pada pita 1800 MHz, yang dikenal sebagai
11
GSM1800 atau DCS (Digital Communication System), seperti yang
ditunjukkan di Gambar 2 berikut:
Gambar 2. Alokasi frekuensi GSM yang dipakai di sebagian besar negara di
dunia, termasuk Indonesia
(http://te.ugm.ac.id/~risanuri/siskom/SISTEM_GSM)
Frekuensi downlink adalah frekuensi yang dipancarkan oleh BTS-BTS
untuk berkomunikasi dengan handphone-handphone pelanggan dan juga
menghasilkan apa yang disebut sebagai coverage footprint operator sedangkan
frekuensi uplink adalah frekuensi yang digunakan oleh handphone-handphone
pelanggan agar bisa terhubung ke jaringan. Untuk uplink, alokasi frekuensi
GSM900 dari 890 MHz sampai 915 MHz sedangkan untuk downlink dari 935
sampai 960 MHz. Perhatikan, dalam frekuensi MHz, baik uplink maupun
downlink memiliki alokasi frekuensi yang berbeda, namun dengan penomoran
kanal ARFCN keduanya sama karena kedua-duanya adalah pasangan kanal
dupleks yang dipisahkan selebar 45 MHz.
Lebar pita spektrum GSM900 sendiri adalah 25 MHz dan penomoran
kanal ARFCN-nya dimulai dari 0 dan seterusnya; dengan lebar pita per kanal
12
GSM adalah 200 kHz (0.2 MHz) maka jumlah total kanal untuk GSM900
adalah 25/0.2 = 125 kanal. Namun tidak semua kanal ini dapat dipakai: ada dua
kanal yang harus dikorbankan sebagai system guard band pada kedua ujung
batas spektrum masing-masing yaitu ARFCN 0 di batas bawah dan ARFCN
125 untuk batas atas. Jadi ARFCN efektif yang dipakai untuk GSM900 adalah
ARFCN 1 sampai 124.
Untuk GSM1800 (DCS) alokasi frekuensi uplink-nya dari 1710 MHz-
1785 MHz sedangkan downlink dari 1805 MHz sampai 1880 MHz dimana
alokasi frekuensi antara uplink dan downlink terpisah selebar 95 MHz. Dengan
demikian, berbeda dengan GSM900, GSM1800 memiliki lebar pita kurang
lebih 3 kali lebih lebar dibanding GSM900. untuk GSM1800 penomoran kanal
ARFCN-nya dimulai dari 511 dan berakhir 886 (375 kanal total, 3 kali lebih
banyak dari GSM900) dimana 511 dikorbankan sebagai system guard band
pada ujung bawah dan 886 dipakai sebagai system guard band pada ujung atas.
Di Indonesia, ada lima operator GSM (Telkomsel, Indosat, XL, Axis
dan Three) yang mengantongi ijin operasi. Seperti yang ditunjukkan oleh
Gambar-Gambar tersebut, hanya tiga operator yang mendapat alokasi frekuensi
untuk pita GSM900 sedangkan untuk pita GSM1800 semua operator kebagian.
Gambar 3. Alokasi frekuensi pita GSM900 di Indonesia
(http://te.ugm.ac.id/~risanuri/siskom/SISTEM_GSM)
13
Gambar 4. Alokasi frekuensi pita GSM1800 di Indonesia
(http://te.ugm.ac.id/~risanuri/siskom/SISTEM_GSM)
Tabel 1 berikut menunjukkan total alokasi frekuensi yang dimiliki
masing-masing operator GSM di tanah air. Terlihat bahwa Telkomsel dan
Indosat memiliki jumlah frekuensi terbanyak sedangkan Three paling sedikit,
dengan rasio 3:1.
Tabel 1. Jumlah frekuensi yang dimiliki masing-masing operator
Operator GSM
Alokasi Frekuensi
GSM 900 (MHz) GSM 1800 (MHz) Total (MHz)
Telkomsel 7,5 22,5 30
Indosat 10 20 30
XL 7,5 7,5 15
Axis 0 15 15
Three 0 10 10
Total 25 75 100
(sumber : http://te.ugm.ac.id/~risanuri/siskom/SISTEM_GSM)
14
E. Jammer
Perangkat pemancar adalah pemancar radio yang digunakan untuk
melumpuhkan sistem komunikasi elektronik dengan cara menimpa atau
menutupi sinyal dari suatu pemancar dengan sinyal lain sinyal jamming yang
mempunyai frekuensi yang sama dan daya yang lebih besar, sehingga penerima
hanya akan mambaca sinyal jamming yang mempunyai daya yang lebih besar,
ini akan mengakibatkan komunikasi teganggu atau bahkan macet sama sekali.
Jammer gsm akan memblok penggunaan ponsel dengan cara mengirimkan
frekuensi yang sama dengan yang digunakan pada frekuensi GSM akan tetapi
frekuensi yang dikirimkan oleh perangkat jammer merupakan sebuah frekuensi
yang sudah digabungkan dengan noise terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan
gangguan terhadap sinyal yang dipancarkan dari tower (BTS) sehingga cukup
untuk mengganggu komunikasi antara ponsel dengan BTS. Jammer dapat
bekerja dengan baik selama sebuah perangkat telepon atau ponsel berada dalam
radius dari jangkauan jammer tersebut. Bagian-bagian komponen yang harus
ada dalam sebuah perangkat jammer adalah :
1. Pembangkit gelombang segitiga triangle wave generator sebagai
pembangkit gelombang yang akan dipancarkan.
2. Noise Generator sebagai pembangkit derau yang nantinya akan
digabungkan dengan triangle wave untuk mengacaukan sinyal yang dikirim
dari BTS.
3. Voltage Control Oscillator VCO sebagai penghasil sinyal dengan frekuensi
yang sama dengan frekuensi sinyal GSM.
15
4. F Amplifier sebagai penguat sinyal yang akan dipancarkan agar dapat
mengacaukan sinyal yang dikirim BTS.
5. Antena sebagai perangkat yang mengirimkan sinyal.
F. Intermediate Frequency (IF) Section
IF Section terdiri dari beberapa bagian yaitu triangle wave generator,
noise generator dan mixer.
1. Triangle Wave Generator
Triangle wave generator adalah pembangkit gelombang segitiga.
Dalam pembuatan tugas akhir ini pembangkit gelombang segitiga yang
digunakan adalah IC 555. Pembangkit pulsa IC 555 merupakan chip yang
didesain khusus untuk pembangkit pulsa yang dapat diatur mode kerjanya,
sehingga dapat membentuk suatu multivibrator dan timer. Pembangkit pulsa
IC 555 banyak dikembangkan oleh beberapa pabrik, dimana tiap pabrik
memiliki kode produksi masing-masing tetapi tipe 555 selalu disebutkan
sebagai contoh SE555, NE555, LM 555, MN 555, CA555, SN72555,
MC14555 dan untuk versi dual dengan tipe 556. Rangkaian internal
pembangkit pulsa IC 555 terdiri dari beberapa blok diantaranya, pembagi
tegangan menggunakan resistor, 2 unit komparator, RS flip-flop, penguat
tegangan, dan transitor discharge. Dengan bagian internal tersebut maka
dengan IC 555 dapat dibangun suatu rangkaian multivibrator ataupun timer
dengan sangat sederhana. Rangkaian internal pembangkit pulsa IC 555
dapat dilihat pada gambar blok diagram IC 555 berikut.
16
Gambar 5. Diagam IC 555
(sumber : www.electronics.dit.ie)
Konfigurasi pin IC 555 dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6. Konfigurasi pin IC 555
(sumber : www.electronics.dit.ie)
17
a. Pin 1 (Ground).
Pin ini merupakan titik referensi untuk seluruh sinyal dan
tegangan pada rangkaian 555, baik rangkaian internal maupun rangkaian
eksternalnya.
b. Pin 2 (Trigger).
Berfungsi untuk membuat output high, ini terjadi pada saat level
tegangan pin trigger dari High menuju < 1/3 Vcc.
c. Pin 3 (Output).
Output mempunyai 2 keadaan, High dan Low.
d. Pin 4 (Reset).
Pada saat low, pin 4 akan reset. Pada saat reset, output akan Low.
Supaya bisa bekerja, pin 4 harus diberi High.
e. Pin 5 (Voltage Control).
Jika pin 5 diberi tegangan, maka level tegangan threshold akan
berubah dari 2/3 Vcc menjadi V5. Level tegangan trigger akan berubah
dari 2/3 Vcc menjadi V5.
f. Pin 6 (Threshold).
Untuk membuat output Low, terjadi pada saat tegangan pin 6 dari
Low menuju > 1/3 Vcc.
g. Pin 7 (Discharge).
Output Low, pin 7 akan Low Impedance. Output High, pin 8 akan
High Impedance.
h. Pin 8 (Vcc).
18
Pin ini untuk menerima supply DC voltage yang diberikan.
Biasanya akan bekerja jika diberi tegangan 5 –12V(maksimum 18 V).
2. Noise Generator
Dalam proses jamming sinyal segitiga yang dihasilkan dari wave
generator harus digabungkan dengan noise agar proses jamming sukses.
Noise dari jammer akan membantu menutupi sinyal dari BTS. Tanpa noise,
jammer hanya sekedar alat pemancar gelombang segitiga biasa.
Pembangkit noise dirancang berdasakan kebisingan yang dihasilkan
oleh longsoran dari fenomena breakdown zener. Noise longsoran hampir
sama dengan noise shot, akan tetapi noise longsoan lebih kuat dan
mempunyai spektrum yang datar. Pada dasarnya rangkaian pembangkit
noise terdiri dari diode zener 6,8 volt standar, transistor penangga dan
penguat audio IC LM 386 sebagai band pass filter dan small signal
amplifier.
Gambar 7. Diagram LM 386
(sumber : www.learningaboutelectronics.com)
19
3. Mixer
Gelombang segitiga dan noise digabungkan dengan menggunakan
operational amplifier Op-Amp. Dalam perangkat ini menggunakan IC LM
741 sebagai mixer Op-Amp.
Gambar 8. Diargam LM 741
(sumber : www.learningaboutelectronics.com)
Kemudian tegangan DC ditambahkan pada keluarannya untuk
mendapatkan tegangan masukan ke VCO dengan menggunakan rangkaian
diode clamper. Rangkaian clamper terdiri dari kapasitor yang dihubungkan
seri dengan resistor dan diode seperti pada gambar dibawah ini :
20
Gambar 9. Rangkaian positive diode clamper
(sumber : www.learningaboutelectronics.com)
Dengan demikian akan didapatkan sinyal keluaran yang sudah
becampur noise dan dengan tegangan tertentu.
G. Radio Frequency (RF) Section
Pada RF Section terdapat beberapa bagian penting, yaitu osilator,
penguat daya dan antena.
1. Osilator
Osilator adalah suatu rangkaian yang menghasilkan keluaran yang
amplitudonya berubah-ubah secara periodik dengan waktu. Keluarannya
bisa berupa gelombang sinusoida, gelombang pulsa, dan gelombang segitiga
atau gelombang gigi gergaji.
Osilator RF pembangkit listrik radio frekuensi merupakan bagian
utama dari sebuah pemancar. Bagian inilah yang menentukan frekuensi
kerja sebuah pemancar, oleh karena itu diperlukan suatu osilator yang
mantap, supaya kemampuan suatu osilator terjamin maka digunakan kristal
21
yang berfungsi sebagai pengatur osilator. Karakteristik kristal memiliki sifat
seperti sifat induktor (L), kapasitor (C) dan resistor (R). Sifat induktifnya
memungkinkan kristal memiliki faktor kualitas yang sangat tinggi.
Voltage controlled oscillator (VCO) adalah sebuah perangkat yang
menghasilkan sinyal RF yang akan beinteraksi dengan ponsel. Output dari
VCO memiliki frekuensi yang sebanding dengan tegangan masukan.
Dengan demikian frekuensi output dapat diatur dengan mengubah tegangan
input. Pada tugas akhir ini VCO yang digunakan adalah CVCO55BE
dengan frekuensi output 1785-1900 MHz dengan daya output hingga 5 dBm
untuk GSM 1800 MHz dan CVCO55CL dengan frekuensi output 925-970
MHz dengan daya output hingga 8 dBm untuk GSM 900 MHz.
Gambar 10. IC CVCO55CL untuk GSM 900 MHz
(sumber : www.crystek.com)
22
Gambar 11. IC CVCO55BE untuk GSM 1800 MHz
(sumber : www.crystek.com)
2. Amplifier
Amplifier atau penguat adalah perangkat elektronik yang berfungsi
memperkuat sinyal sinusioda. Penguat ini merupakan perangkat yang
mempunyai 2 terminal sinyal yaitu terminal input dan terminal output.
Terminal input merupakan tempat memasukan sinyal dang akan diperkuat,
sedangkan terminal output merupakan tempat menghasilkan sinyal seperti
halnya osilator. RF amplifier adalah amplifier yang khusus didesain untuk
memperkuat sinyal frekuensi tinggi.
Penguat RF biasanya juga digunakan untu membeikan penguatan
dan selektifitasa ujung depan pada pesawat penerima radio untuk
memisahkan sinyal-sinyal dari antena sehingga didapatkan penyaringan
yang tepat dan diperlukan pada penguat-penguat frekuensi antara IF
intermediate Fequency pada pesawat penerima dan juga untuk menyediakan
23
penyaring dan menghilangkan harmonisa-harmonisa pada rangkaian
tansmitter.
Keuntungan menggunakan penguat RF pada transceiver khususnya
pada rangkaian tansmitter yaitu :
a. Menaikan perbandingan sinyal terhadap derau.
b. Membatasi osilator dengan antena, sehingga frekuensi dari osilator tidak
memancar.
c. Sebagai permulaan pemilihan sinyal yang diterima.
Gain 5 dBm yang dihasilkan daya output dari VCO tidak mencapai
daa output yang diinginkan dari jammer GSM. Untuk itu harus ditambahkan
sebuah amplifier dengan gain yang cocok untuk meningkatkan output VCO.
Pada pembuatan tugas akhir ini IC PF08103B digunakan sebagai power
amplifier.
Gambar 12. IC PF08103B
(sumber : www.wap5.gr)
24
3. Antena
Antena berfungsi untuk mengarahkan energi listrik yang berasal dari
feeder menjadi energi elektromagnetik untuk dipancarkan. Antena terbuat
dari kawat atau batang logam yang panjangnya merupakan kelipatan
panjang getaran RF yang ditentukan oleh pemancar.
Salah satu bagian penting dari suatu pemancar radio adalah antena
yang merupakan sebatang logam yang berfungsi menr getaan listrik dari
transmitter dan memancakannya sebagai gelombang radio. Sebaliknya,
antena juga berfungsi untuk menampung gelombang radio dan meneruskan
gelombang listrik ke receiver. Antena mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1. Sebagai converter, dimana antena mengubah bentuk sinyal baik dari
sinyal listrik menjadi gelombang elektromagnetik ataupun sebaliknya.
2. Sebagai radiator, dimana antena tersebut berfungsi meradiasikan
gelombang elektromagnetik ke sekelilingnya.
3. Sebagai impedansi, dimana antena tersebut menyesuaikan impedansi
pesawat radio dengan impedansi udara bebas.
Gambar 13. Antena omnidirectional
(Sumber : www.phonejammer.com.au)
25
H. Mikrokontroller Jenis AVR (Alf and Vegard RISC)
Mikrokontroller merupakan alat pengolahan data digital dan analog
(fitur ADC pada seri AVR) dalam level tegangan maksimum 5V. Keunggulan
mikrokontroller dibanding mikroprosessor yaitu lebih murah dan didukung
dengan software compiler yang sangat beragam seperti software compiler
C/C++, basic, pascal, bahkan assembler. Sehingga penggunaan dapat memilih
program yang sesuai dengan kemampuannya. Mikrokontroller AVR
membutuhkan sedikit komponen pendukung, tidak seperti mikrokontroller
yang sistem pendukungnya terpisah atau terbentuk secara parsial, seperti RAM,
ROM, dan mikroprosessor sendiri. Keunggulan AVR dibanding dengan
mikrokontroller lain, memiliki kecepatan eksekusi yang lebih cepat karena
sebagian besar instruksi dibentuk dalam satu siklus clock, jika dibandingkan
dengan mikrokontroller jenis MCS51 yang mengeksekusi satu instruksi dengan
12 siklus clock. AVR memiliki fitur yang lengkap (ADC internal, EEPROM
internal, Timer/counter, Watchdog timer, PWM, Port I/O, komunikasi serial,
komperator, TWI, dll), sehingga dengan fasilitas ini programer dan disigner
dapat menggunakannya untuk berbagai sistem elektronika seperti robot,
automasi industri, peralatan telekomunikasi dan berbagai keperluan lain.
Beberapa produsen mikrokontroller mengeluarkan jenis
mikrokontroller yang memiliki fitur-fitur yang sangat beragam seperti AVR
jenis ATtiny, ATmega, dan AT90. Perbedaan jenis mikrokontroller jenis AVR
ini dari segi jumlah pin dan memori dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
26
Tabel 2. Jenis-Jenis AVR
Mikrokontroller Memori
Tipe Jumlah Pin Flash EEPROM SRAM
TinyAVR 8-32 1-2K 64-12 0-128
AT90XX 20-44 1-8K 128-512 0-1K
ATmega 32-64 8-128 512-4K 512-4K
Sumber: Datasheet AVR
Pemrograman mikrokontroller AVR dengan menggunakan bahasa C
ataupun bahasa basic lebih tangguh bila dibanding dengan jenis pemrograman
lainnya. Karena bahasa program tersebut independent terhadap hardware, lain
halnya dengan menggunakan bahasa assembler yang mana setiap jenis
mikronkontroller berbeda jenis pemrogramannya sehingga orang yang ingin
memprogram jenis mikrokontroller yang lainnya harus belajar bahasa
assemblernya dulu. Keunggulan lainnya dengan menggunakan bahasa C dan
basic adalah penyusunan program yang besar dapat dilakukan dengan mudah,
dan program yang sudah jadi dapat digunakan ke jenis AVR lain dengan hanya
mengubah fungsi fungsi register dan portnya. Beberapa faktor pertimbangan
penting untuk memilih mikrokontroller jenis AVR antara lain:
1. Harga mikrokontroller yang lebih murah dibanding mikroprosessor.
2. Ukuran memori mikrokontroller yang cukup besar dan untuk menambah
memorinya dapat digunakan memori eksternal.
3. Fitur ADC, timer, PWM, USART, dan fasilitas lainnya yang memudahkan
disigner dalam merancang sistem.
27
4. Kecepatan eksekusi program dimana intruksi dieksekusi dalam 1 siklus
clock sementara mikrokontroller jenis MCS51 hanya dapat mengeksekusi
intruksi dalam 12 clock.
5. Adanya clock internal sehingga mikrokontroller dapat digunakan tanpa
menggunakan crystal.
6. Software pendukung yang sangat beragam dan penggunaanya jauh lebih
mudah karena software menyediakan fitur yang memudahkan dalam
memprogramnya seperti CodeVisionAVR dan BASCOM AVR yang
menyediakan fitur design LCD pada BASCOM AVR dan fitur penghasil
program pada CodeVisionAVR.
Mikrokontroller yang paling sering digunakan adalah mikrokontroller
ATmega8535. Mikrokontroller ATmega8535 memiliki keunggulan
mempunyai sistem kelistrikan yang lebih stabil dibandingkan mikrokontroller
jenis AVR lainnya.
1. Arsitektur ATmega8535
ATmega8535 adalah mikrokontroler 8-bit CMOS dengan
menggunakan daya yang rendah dan menjalankan intruksi dalam satu clock.
Mikrokontroler ATmega8535 dikombinasikan dengan 32 register. Semua
register terhubung langsung ke Arithmetic Logic Unit (ALU), membiarkan 2
register untuk di akses di dalam satu instruksi dieksekusi dalam satu clock.
Status dan kontrol berfungsi untuk menyimpan instruksi aritmatika yang
baru saja dieksekusi. Informasi ini berguna untuk mengubah alur program
28
saat mengeksekusi operasi kondisional. Instruksi dijemput dari flash
memori. Setiap byte flash memori memiliki alamat masing-masing.
Gambar 14. Arsitektur ATmega8535
(Heryanto, 2008:2)
Alamat instruksi yang akan dieksekusi senantiasa disimpan program
counter. Ketika terjadi interupsi atau pemanggilan rutin biasa, alamat di
program counter disimpan terlabih dahulu di stack. Alamat interupsi atau
rutin kemudian ditulis ke program counter, instruksi kemudian dijemput dan
29
dieksekusi. Ketika CPU telah mengeksekusi rutin interupsi atau rutin biasa,
alamat yang ada di stack dibaca dan ditulis kembali ke program.
2. Fitur ATmega8535
Berikut ini adalah beberapa fitur-fitur yang dimiliki oleh
ATmega8535:
a. 130 macam intruksi yang hampir semuanya dieksekusi dala satu siklus
clock.
b. 32 x 8-bit register serba guna.
c. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
d. 8 Kbyte Flash Memori, yang memiliki fasilitas In sistem Programing
e. 512 Byte internal EEPROM.
f. 512 Byte SRAM.
g. Programing Lock, Fasilitas untuk mengamankan kode program.
h. 2 buah timer/counter 8-bit dan 1 buah timer/ counter 16-bit .
i. 4 chanel output PWM.
j. 8 chanel ADC 10-bit.
k. Serial USART.
l. Master / Slave SPI serial interface.
m. Serial TWI atau 12C.
n. On-Chip Analog Comparator.
30
3. Fungsi Pin-Pin AVR ATmega8535
Konfigurasi pin ATMega8535 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual In-
Line package) dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 15. Konfigurasi kaki ATmega8535
(Sumber: Datasheet ATmega8535)
Dari gambar diatas dapat dijelaskan fungsi dari masing-masing pin
ATmega8535 sebagai berikut:
a. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.
b. GND merupakan pin Ground.
c. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin ADC.
d. Port B (PB0....PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi
khusus yaitu timer/counter, komparator Analog dan SPI.
e. Port C (PC0....PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi
khusus yaitu komparator analog dan timer Oscillator.
31
f. Port D (PD0....PD7) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu
komparator analog dan interupt eksternal serta komunikasi serial.
g. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroller.
h. XTAL 1 dan XTAL 2 merupakan pin masukan clock eksternal.
i. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
j. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC.
4. EEPROM ATMega8535
Mikrokontroler ATMega8535 memiliki EEPROM sebesar 2 Kbyte
untuk tempat penyimpanan data dan 256 byte memori Ram. 128 byte dari
memori tersebut menempati ruang sejajar dengan register fungsi khusus.
Hal ini berarti memori yang 128 byte tersebut memiliki alamat yang sama
tetapi beda pada ruang yang terpisah dengan SFR. Bila suatu perintah
diperlukan menuju alamat memori dengan alamat di atas 7FH, maka
diperlukan mode pengalamatan yang berbeda sehingga CPU dapat menuju
RAM atau menuju memori. Sebagai contoh, perintah pengalamatan
langsung berikut akan menuju SFR dengan alamat 0A0H, yaitu P2. Mov
0A0H,#data. Sementara perintah yang untuk menuju memori dengan alamat
0A0H dikerjakan dengan cara pengalamatan tidak langsung, memori akan
dituju buka alamat P2. Mov @R0.#data. Operasi stack adalah contoh untuk
pengalamatan tidak langsung, sehingga memori dengan alamat di atas 128
pada RAM tersedia untuk keperluan stack.
EEPROM yang ada pada ATMega8535 tersebut diset dengan
memberikan nilai logika 1 pada bit EEMEM, yaitu bit pada register
32
WMCOM pada alamat SFR dengan nilai lokasi 96H. EEPROM memiliki
alamat mulai dari 000H sampai dengan 7FF. Mencapai data dengan alamat
tersebut di atas digunakan MOVX, sementara untuk mencapai data dengan
alamat terdebut di atas digunakan perintah yang sama tetapi dengan
mengatur nilai EEMEN dengan logika LOW. Selama penulisan ke
EEPROM dapat juga dilakukan pembacaan tetapu harus dimulai dari bit
MSB, sekali penulisan telah selesai data yang benar telah tersimpan dengan
baik pada lokasi memori EEPROM tersebut.
5. Analog Digital Converter
ADC merupakan salah satu fitur yang berfungsi sebagai pengubah
sinyal analog menjadi sinyal digital. Hal yang paling penting dalam suatu
rangkaian ADC adalah resolusi, mode operasi, tegangan referensi dan
kecepatan sampling. Untuk mengetahui nilai konversi ADC mode single
maka persamaannya sebagai berikut:
ADC = ................................................................................(1)
(Datasheet ATmega8535)
Dimana:
Vin : Tegangan Input
Vref: Tegangan referensi
Data-data digital yang dihasilkan ADC hanyalah merupakan
pendekatan proporsional terhadap masukan analog. Konversi tidak mungkin
33
dilakukan secara sempurna berkaitan dengan kenyataan bahwa informasi
digital berubah dalam step-step, sedangkan analog berubahnya secara
kontinyu. Proses inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clock,
tegangan referensi, format output data, dan mode pembacaan. Pada
mikrokontroler ATmega8535 terdapat ADC dengan resolusi 10 bit,
sehingga untuk nilai 1 ADC maka setara dengan 4,88 mV. Berikut
spesifikasi dari ADC mikrokontroler ATmega8535:
a. Resolusi 10 bit.
b. 0.5 LSB Integral Non-linearity.
c. ±2 LSB Akurasi Absolut.
d. 65 - 260 μs Waktu konversi.
e. Up to 15 kSPS pada resolusi maksimum.
f. 8 Multiplexed chanel mode single.
g. Tegangan input ADC 0 – VCC.
h. Tegangan referensi ADC 2.56V.
i. Terdapat dua mode ADC yaitu Free Running dan Single Conversion
Mode.
6. Program Memori
AVR menggunakan arsitektur yang memisahkan memori serta bus
data dengan program. Program ditempatkan Flash Memori sedangkan
memori data terdiri dari 32 buah register serbaguna, 64 register I/O, 512
bytesinternal SRAM dan 64 KbytesSRAM eksternal yang dapat
34
ditambahkan. Memori program dan memori data pada AVR ATmega8535
diperlihatkan pada gambar berikut:
Gambar 16. Memori program dan memori data AVR ATmega8535
(Sumber: Syahrul, 2012 : 16)
ATmega8535 mempunyai kapasitas memori program sebesar 8
Kbytes. Semua format instruksi berupa word (16 bit), maka pada ATmega
8535 ini format memori program yang digunakan adalah 4Kx16bit. Memori
Flash ini dirancang untuk dapat di hapus dan tulis sebanyak 10.000 kali.
Program Counter (PC)-nya sepanjang 12 bit sehingga mampu mengakses
hingga 4096 alamat program memori.
Memori data terdiri dari 32 register serbaguna, 64 register I/O, 512
bytes internal SRAM dan 512 bytes EEPROM. Pengalamatan memori data
mencakup lima mode pengalamatan, yaitu mode langsung, mode tak
langsung, mode tak langsung dengan penggeseran, mode tak langsung
dengan pre-decrement, dan mode tak langsung dengan post-increment.
Sedangkan memori data EEPROM merupakan memori data terpisah dimana
35
setiap per bit dapat dibaca dan ditulis. EEPROM memiliki 100.000 siklus
hapus/tulis. Ruang memori I/O pada ATmega8535 berisi 64 alamat untuk
fungsi periferal CPU seperti register kontrol, Timer/Counter, dan fungsi I/O
yang lain Semua I/O dan periferal ATmega8535 ditempatkan dalam ruang
I/O mulai alamat 0x20 hingga 0x5F.
I. LCD (Liquid Crystal Display)
LCD (Liquid Crystal Display) adalah salah satu komponen elektronika
yang berfungsi sebagai media penampil data yang sangat efektif dalam suatu
sistem elektronik.
Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa mikro amper), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat menggunakan catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah dibawah sinar matahari, cahaya remang – remang atau dalam kondisi gelap. (Afrie, 2011 : 25)
Modul LCD yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah modul LCD
LMB162A. Untuk melihat bentuk fisik dari LCD LMB 162A dapat dilihat
pada Gambar 6 berikut ini :
Gambar 16. Bentuk fisik LCD LMB162A(sumber : http//id.wikipedia.org/wiki/lcd)
Modul LCD LMB162A merupakan modul LCD matriks dengan
konfigurasi 16 karakter dan 2 baris dengan setiap karakternya dibentuk oleh 8
36
baris pixel dan 5 kolom pixel. Modul LCD ini menggunakan mikrokontroler
KS0066 sebagai pengendali LCD.
KS006 sebetulnya merupakan mikrokontroler yang dirancang khusus
untuk mengendalikan LCD dan mempunyai kemampuan untuk mengatur
proses scanning pada layar LCD. Mikrokontroler hanya mengirim data-data
yang merupakan karakter yang akan ditampilkan pada LCD atau perintah yang
mengatur proses tampilan pada LCD saja.
Untuk keperluan antarmuka suatu komponen elektronik dengan
mikrokontroler, perlu diketahui fungsi dari setiap kaki yang ada pada
komponen tersebut. Adapun fungsi dari setiap kaki LCD tersebut dapat dilihat
pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 3. Fungsi Kaki LCD
Pin No Keterangan Konfigurasi Hubung
1 GND Ground
2 VCC Tegangan +5 VDC
3 VEE Ground
4 RS Kendali RS
5 RW Ground
6 E Kendal E/ Enable
7 D0 Bit 0
8 D1 Bit 1
9 D2 Bit 2
37
10 D3 Bit 3
11 D4 Bit 4
12 D5 Bit 5
13 D6 Bit 6
14 D7 Bit 7
15 A Anoda (+5VDC)
16 K Katoda (Ground)
(afrie, 2011:26)
J. IC RTC DS1302
RTC (Real Time Clock) adalah jenis pewaktu yang bekerja berdasarkan
waktu yang sebenarnya atau dengan kata lain berdasarkan waktu yang ada pada
jam kita. RTC yang digunakan dalam project ini adalah RTC DS1302 dengan
antarmuka I2C (Inter Integrated Circuit). Modul RTC DS1302 yang
digunakan dalam alat ini mampu menampilkan detik, menit, jam, hari, tanggal,
bulan serta tahun yang akurasinya sampai tahun 2100. RTC ini menyediakan
pin battery-backup untuk dihubungkan pada baterai lithium 3V atau sumber
energi lain sehingga ketika suplai energi utama (VCC dan GND) mati,
battery-backup mengambil alih supply energi pada RTC dan timer tetap
berjalan sebagaimana mestinya.
RTC hanya mengkonsumsi arus kurang dari 500nA sehingga dengan
baterai 3V lithium 48mAh battery-backup tersebut mampu bertahan hingga 11
38
tahun. Pengaksesan alamat perangkat dan register timekeeper pada RTC ini
melalui antar muka I2C dengan format seperti gambar berikut.
Gambar 17. Rangkaian RTC DS1302
(Sumber : Data Sheet RTC DS1302)
Pembacaan data dari RTC (slave transmitter mode) IC RTC DS1302
memiliki 8 kaki sebagai berikut :
1. VCC1 – suplai daya baterai.
2. VCC2 – supply daya 5V.
3. X1, X2 – 32.768kHz Crystal Connection .
4. CE – Reset.
5. GND – Ground.
6. SCLK – Serial Clock.
7. I/O – Input/Push-Pull Output.
K. Teori Bahasa Pemograman
Pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan Bahasa C sebagai bahasa
pemogramannya. CodevisionAVR merupakan sejenis software (perangkat
39
lunak) yang bekerja sesuai dengan sintak bahasa basic. Didalam program
CodevisionAVR terdapat beberapa kemudahan, untuk membuat program
software Arduino, karena dilengkapi dengan simulator untuk LED, LCD, dan
monitor untuk komunikasi serial. Simulator ini sangat berguna untuk melihat
simulasi hasil program yang telah dibuat sebelum program tersebut di
download ke dalam IC atau ke dalam mikrokontroller. Dengan demikian,
proses perancangan sistem yang dibuat akan lebih mudah.
1. Tipe data C
Tipe data merupakan bagian program yang paling penting karena
tipe data mempengaruhi setiap instruksi yang akan dilaksanakan oleh
komputer. Misalnya saja 5 dibagi 2 bisa saja menghasilkan hasil yang
berbeda tergantung tipe datanya. Jika 5 dan 2 bertipe integer maka akan
menghasilkan nilai 2, namun jika keduanya bertipe float maka akan
menghasilkan nilai 2.5000000. Pemilihan tipe data yang tepat akan
membuat proses operasi data menjadi lebih efisien dan efektif. Bentuk-
bentuk tipe data dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4. Bentuk Tipe data
No Tipe Data Ukuran Range(jangkauan)
1 Byte 1 byte 0 s/d 255
2 Integer 2 byte -32767 s/d 32767
3 Word 2 byte 0 s/d 65535
4 Long 4 byte -214748364 s/d 214748364
5 Single 4 byte -
40
6 String 254 byte -
Sumber: Setiawan, 2011:53
2. Operator
a. Operator Penugasan.
Operator Penugasan (Assignment operator) dalam bahasa C
berupa tanda sama dengan (“=”).
b. Data Aritmatik.
Tabel 5. Data Operasi Aritmatik
Operasi Keterangan
+ Penjumlahan
- Pengurangan
/ Pembagian
* Perkalian
% Hasil sisa bagi
Sumber: Setiawan, 2011:56
c. Operator Hubungan (Pembanding).
Operator hubungan digunakan untuk membandingkan hubungan
antara dua buah operand /sebuah nilai atau variabel. Operasi majemuk
seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 6. Operator Hubungan
Operasi Contoh Keterangan
= X=Y Sama dengan
<> X<>Y Tidak sama dengan
41
> X>Y Lebih besar dari…
< X<Y Lebih kecil dari….
>= X>=Y Lebih besar atau sama
dengan
<= X<=Y Lebih kecil atau sama dengan
Sumber: Setiawan, 2011:57
3. Konstanta
Konstanta merupakan suatu nilai yang tidak dapat diubah selama
proses program berlangsung. Konstanta nilainya selalu tetap. Konstanta
harus didefinisikan terlebih dahulu di awal program. Konstanta dapat
bernilai integer, pecahan, karakter dan string.
Contoh : Int A;
Char B;
A=20;
B=32;
4. Variabel
Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk
mewakili suatu nilai tertentu di dalam proses program. Berbeda dengan
konstanta yang nilainya selalu tetap, nilai dari suatu variabel bisa diubah-
ubah sesuai kebutuhan. Nama dari suatu variabel dapat ditentukan sendiri
oleh pemrogram dengan aturan sebagai berikut :
42
a. Terdiri dari gabungan huruf dan angka dengan karakter pertama harus
berupa huruf. Bahasa C bersifat case-sensitive artinya huruf besar dan
kecil dianggap berbeda.
b. Tidak boleh mengandung spasi.
c. Tidak boleh mengandung simbol-simbol khusus, kecuali garis bawah
(underscore). Yang termasuk simbol khusus yang tidak diperbolehkan
antara lain : $, ?, %, #, !, &, *, (, ), -, +, = dsb.
d. Panjangnya bebas, tetapi hanya 32 karakter pertama yang terpakai.
5. Deklarasi
Deklarasi diperlukan bila akan menggunakan pengenal (identifier)
dalam program. Identifier dapat berupa variabel, konstanta dan fungsi.
a. Deklarasi Variabel.
Bentuk umum pendeklarasian suatu variabel adalah jenis data
(spasi) nama variable (titik koma).
Contoh :
Int A;
Unsigned int B;
b. Deklarasi Konstanta.
Dalam bahasa C konstanta dideklarasikan menggunakan Const.
Contohnya :
Const Addressw = 174;
Const Addressr = 175;
c. Deklarasi Fungsi.
43
Fungsi merupakan bagian yang terpisah dari program dan dapat
diaktifkan atau dipanggil di manapun di dalam program.
Contohnya :
FUNGSI_SATU()
{PORTA=0xFF;
Delay_ms(1000);}
6. Komentar Program
Komentar program hanya diperlukan untuk memudahkan
pembacaan dan pemahaman suatu program (untuk keperluan dokumentasi
program). Dengan kata lain, komentar program hanya merupakan
keterangan atau penjelasan program. Memberikan komentar atau penjelasan
dalam bahasa C digunakan pembatas /* dan */ atau menggunakan tanda //
untuk komentar yang hanya terdiri dari satu baris. Komentar program tidak
akan ikut diproses dalam program (akan diabaikan).
Contoh pertama :
//program ini dibuat oleh …
7. Penyeleksian kondisi
Penyeleksian kondisi digunakan untuk mengarahkan perjalanan
suatu proses. Penyeleksian kondisi dapat diibaratkan sebagai katup atau
kran yang mengatur jalannya air. Bila katup terbuka maka air akan mengalir
dan sebaliknya bila katup tertutup air tidak akan mengalir atau akan
mengalir melalui tempat lain.
44
a. Struktur Kondisi “IF….”
Struktur if dibentuk dari pernyataan if dan sering digunakan untuk
menyeleksi suatu kondisi tunggal. Bila proses yang diseleksi terpenuhi
atau bernilai benar, maka pernyataan yang ada di dalam blok if akan
diproses dan dikerjakan. Bentuk umum struktur kondisi if adalah :
If(a=20)
{ PORTA=0xFF;
}
b. Struktur Kondisi
“IF......ELSE….”
Dalam struktur kondisi if.....else minimal terdapat dua pernyataan.
Jika kondisi yang diperiksa bernilai benar atau terpenuhi maka
pernyataan pertama yang dilaksanakan dan jika kondisi yang diperiksa
bernilai salah maka pernyataan yang kedua yang dilaksanakan. Bentuk
umumnya adalah sebagai berikut :
if(kondisi)
pernyataan-1
else
pernyataan-2
Contoh:
If(a=20)
{
PORTA=0xFF;
45
}
Else
{
PORTA=0x00;}
c. Struktur Kondisi
“SWITCH...CASE... DEFAULT…”
Struktur kondisi switch....case....default digunakan untuk
penyeleksian kondisi dengan kemungkinan yang terjadi cukup banyak.
Struktur ini akan melaksanakan salah satu dari beberapa pernyataan
‘case’ tergantung nilai kondisi yang ada di dalam switch. Selanjutnya
proses diteruskan hingga ditemukan pernyataan ‘break’. Jika tidak ada
nilai pada case yang sesuai dengan nilai kondisi, maka proses akan
diteruskan kepada pernyataan yang ada di bawah ‘default’.
Bentuk umum dari struktur kondisi ini adalah :
switch(kondisi)
case 1 : pernyataan-1;
break;
case 2 : pernyataan-2;
break;
case n : pernyataan-n;
break;
default : pernyataan-m
end
46
8. Perulangan
Dalam bahasa C tersedia suatu fasilitas yang digunakan untuk
melakukan proses yang berulang-ulang sebanyak diinginankan. Struktur
perulangan dalam bahasa C mempunyai bentuk yang bermacam-macam
diantaranya adalah:
a. Struktur Perulangan “ WHILE”.
Perulangan WHILE banyak digunakan pada program yang
terstruktur. Perulangan ini banyak digunakan bila jumlah perulangannya
belum diketahui. Proses perulangan akan terus berlanjut selama
kondisinya bernilai benar (true) dan akan berhenti bila kondisinya
bernilai salah.
Bentuk umum dari struktur kondisi ini adalah:
While (ekspresi)
Pernyataan_1
Pernyataan_2
Contoh :
SELECT CASE b2 CASE 2 : PRINT "2"CASE 4 : PRINT "4"CASE IS >5 : PRINT ">5" CASE 10 TO 20 CASE ELSEEND SELECT
END
Int A;While (A <= 10)Print AIncr A
End
47
b. Struktur Perulangan “FOR”.
Struktur perulangan for biasa digunakan untuk mengulang suatu
proses yang telah diketahui jumlah perulangannya. Dari segi
penulisannya, struktur perulangan for tampaknya lebih efisien karena
susunannya lebih simpel dan sederhana. Bentuk umum perulangan for
adalah sebagai berikut :
c. Do-Loop
Perintah Do-Loop merupakan perintah untuk perulangan yang
digunakan untuk melakukan program selama suatu kondisi telah
terpenuhi.
Perintahnya :
9. Lompatan
Do <Pernyataan>
Loop
Int A, X,Y;Y = 10 For A = 1 To 10 For X = Y To 1 Print X ; A Next
Next
48
Dalam bahasa C tersedia banyak perintah lompatan diantaranya
adalah:
a. Void
Perintah void merupakan perintah untuk lompatan yang akan
melakukan lompatan ke label yang ditunjuk dan kembali ke tempat
semula setelah melakukan perintah pembacaan program dengan
menambahkan “Return”.
Perintahnya :
b. Goto
Perintah Goto merupakan perintah untuk lompatan yang akan
melakukan lompatan ke label yang ditunjuk tanpa kembali lagi ke tempat
semula setelah melakukan perintah pembacaan program sehingga tidak
menggunakan “Return”.
Perintahnya :
L. Flowchart (Diagram Alur)
void <Nama_Label><Pernyataan>
<Nama_Label>:<Pernyataan>
Return
Goto <Nama_Label><Pernyataan>
<Nama_Label>:<Pernyataan>
49
Flowchart merupakan logika atau urutan instruksi program dalam suatu
diagram. Flowchart dapat menunjukan secara jelas arus pengendalian
Algoritma, yaitu bagaimana rangkaian pelaksanaan kegiatan. Adapun tujuan
dari pembuatan flowchart adalah untuk mengambarkan suatu tahapan
penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi dan jelas dengan
menggunakan simbol-simbol standar.
Dalam membuat flowchart perlu diperhatikan penggunaan simbol-
simbol yang tepat, sehingga flowchart tersebut benar-benar mengikuti standar.
Simbol-simbol yang dipakai dalam flowchart dibagi menjadi 3 kelompok:
1. Flow Direction Symbol
Flow direction symbol digunakan untuk menghubungkan simbol
yang satu dengan simbol yang lain disebut juga connecting line, adapun
contoh simbolnya adalah:
: Simbol arus atau flow, yaitu menyatakan
jalannya arus atau suatu proses.
2. Processing symbol
Processing symbol digunakan untuk menunjukan jenis operasi
pengolahan dalam suatu proses atau prosedur. Ada beberapa simbol yang
digunakan pada jenis flowchart ini diantarnya adalah :
: Simbol process, yaitu menyatakan suatu
tindakan (proses) yang dilakukan oleh
komputer.
50
: Simbol decision, yaitu menunjukan suatu
kondisi tertentu yang akan menghasilkan
dua kemungkinan jawaban: ya/tidak.
: Simbol terminal, yaitu menyatakan
permulaan akhir dari suatu program.
: Simbol keying operation, menyatakan
segala jenis operasi yang akan diproses
dengan menggunakan suatu mesin yang
mempunyai keyboard.
3. Input/ output symbol
Input/ output symbol digunakan untuk menunjukan jenis peralatan
yang digunakan sebagai media input dan output.
: Simbol input/output, menyatakan proses input
atau output tanpa tergantung jenis
peralatannya.
: Simbol display, mencetak keluaran dalam
layar monitor.
: Simbol magnetig-tape unit (Simbol yang
menyatakan input berasal dari magnetic atau
output.