bab 2 teori

64
BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia. Sistem komunikasi GSM digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak. Disebut sistem selular karena daerah layanannya dibagi-bagi menjadi daerah yang kecil-kecil disebut sel, sehingga GSM sendiri memiliki sifat 5

Upload: sabda

Post on 28-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB 2 jammer

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 teori

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem Komunikasi Seluler GSM

GSM (Global System for Mobile Communication) adalah sebuah

teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak

diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam. Teknologi

ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi

berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada

tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus

sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh

dunia.

Sistem komunikasi GSM digunakan untuk memberikan layanan jasa

telekomunikasi bagi pelanggan bergerak. Disebut sistem selular karena daerah

layanannya dibagi-bagi menjadi daerah yang kecil-kecil disebut sel, sehingga

GSM sendiri memiliki sifat pelanggan/pengguna layanan selular mampu

bergerak secara bebas di dalam area layanan sambil berkomunikasi tanpa

terjadi pemutusan hubungan

B. Arsitektur Jaringan GSM

Global System for Mobile (GSM) adalah generasi ke dua dari standar

sistem seluler yang tengah dikembangkan untuk mengatasi problem

5

Page 2: BAB 2 teori

6

fregmentasi yang terjadi pada standar pertama di negara Eropa. Unsur-unsur

yang utama arsitektur GSM ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Arsitektur Jaringan GSM

(Sumber : GSM Architecture, System Training Document-Nokia Networks: 2002)

Jaringan GSM terdiri atas tiga sub sistem yaitu : Base Station Subsytem (BSS),

Network Subsystem (NSS), Operation Subsystem (OSS).

1. Mobile Station (MS)

Mobile Station (MS) adalah perangkat yang mengirim dan menerima

sinyal radio. MS dapat berupa mobile handset atau personal digital assistant

(PDA). MS terdiri dari mobile equipment (ME) dan subscriber identity

module (SIM). ME berisi transceiver radio, display dan digital signal

processor, SIM digunakan agar network dapat mengenali user.

2. Base Station Subsystem (BSS)

Page 3: BAB 2 teori

7

Terdiri atas Base Station Controller dan Base Transceiver Station.

Dimana fungsi dari BSS adalah mengontrol tiap – tiap BTS yang terhubung

kepadanya. Sedangkan fungsi dari BTS adalah untuk berhubungan langsung

dengan MS dan juga berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal.

a. Base Tranceiver Station (BTS)

Base transceiver station (BTS) berfungsi sebagai interface

komunikasi semua MS yang aktif dan berada dalam coverage area BTS

tersebut. Di dalamnya termasuk modulasi signal, demodulasi, equalize

signal dan error coding. Beberapa BTS terhubung pada satu Base Station

Controller (BSC). Satu BTS biasanya mampu meng-handle 20-40

komunikasi serentak.

b. Base Station Controller (BSC)

Base station controller (BSC) berfungsi mengatur koneksi BTS-

BTS yang berada dalam kendalinya. Fungsi tersebut memungkinkan

operasi seperti handover, cell site configuration, management of radio

resources dan menyetelpower level dari frekuensi radio BTS. Pada

jaringan GSM, BSC mengatur lebih dari 70 BTS.

3. Network Switching Subsystem (NSS)

Network Switching Sub-system merupakan komponen utama

switching jaringan GSM. NSS juga terdiri dari database yang dibutuhkan

untuk data pelanggan dan pengaturan mobilitas. Fungsi utama dari NSS

adalah mengatur komunikasi antara jaringan GSM dengan jaringan

telekomunikasi lain. Komponen dari Network Switching Subsystem adalah:

Page 4: BAB 2 teori

8

a. Mobile Switching Centre (MSC)

Mobile Switching Centre (MSC) melakukan fungsi registrasi,

autentifikasi, update lokasi user, billing service dan sebagai interface

dengan jaringan lain. Selain itu MSC juga bertanggung jawab untuk call

set-up, release, dan routing.

b. Visitor Location Register (VLR)

Visitor location register (VLR) berisi informasi dinamis tentang

user yang terkoneksi dengan mobile network termasuk lokasi user

tersebut. VLR biasanya terintegrasi dengan MSC. Melalui MSC, mobile

network terhubung dengan jaringan lain seperti PSTN ( public switched

telephone network), ISDN (integrated service digital network), CSPDN

(circuits switched public data network), dan PSPDN (packet switched

public data network).

c. Home Location register (HLR)

Home location register (HLR) adalah elemen jaringan yang berisi

detil dari setiap subscriber. Sebuah HLR biasanya mampu mengatur

ratusan bahkan ribuan subscriber. Pada jaringan GSM, signaling berbasis

pada protocol signaling system number 7 (SS7). Penggunaan SS7

dilengkapi dengan penggunaan protocol mobile application port (MAP).

MAP digunakan untuk pertukaran informasi lokasi dan subscriber antara

HLR dan elemen jaringan lainnya seperti MSC. Untuk setiap subscriber,

HLR mengatur pemetaan antara international mobile subscriber identity

(IMSI) dan mobile station ISDN number (MSISDN).

Page 5: BAB 2 teori

9

d. Equipment Identity Register (EIR)

Equipment identity register (EIR) merupakan data base yang

berisi suatu daftar valid mobile equipment pada jaringan. Setiap mobile

station diidentikasikan dengan international mobile equipment identity

(IMEI).

e. Authentication Center (AuC)

Authentication Center (AuC) merupakan data base proteksi yang

menyimpan salinan dari kunci rahasia (secret key) yang terdapat pada

setiap SIM card pelanggan. Proteksi ini digunakan untuk autentifikasi

dan enkripsi pada channel radio.

4. Operations and Support System (OSS)

Operation and support system (OSS) sering juga disebut dengan

Operations and maintenance center (OMC) perannya cukup vital yakni

memonitor operasionalnya jaringan dalam sistem serta melakukan fungsi

konfigurasi remote .atau sebagai pusat pengendalian dan maintenance

perangkat (network element) GSM yang terhubung dengannya.

C. Kelebihan dan Kelemahan Jaringan GSM

Jaringan GSM digunakan oleh hampir semua lapisan masyarakat di

seluruh dunia dibandingkan dengan jaringan lainnya. Karena jaringan ini

memiliki keunggulan yaitu :

1. Kualitas suara digital yang bagus

Page 6: BAB 2 teori

10

2. Adanya layanan prepaid calling, layanan ini memungkinkan orang-orang

yang tidak bisa atau tidak ingin mengikat kontrak dengan suatu operator,

dapat menggunakan layanan GSM.

3. Banyaknya vendor-vendor telepon seluler yang menyediakan ponsel

berbasis GSM semakin mempopulerkan GSM.

4. Penggunaan Quad-Band dalam sistem GSM sekarang ini memungkin kan

roaming internasional, yang tentunya tergantung pada operator penyedia

jasa GSM.

5. Perkembangan fitur-fitur ponsel berbasis GSM yang sangat cepat ikut

mempengaruhi selera masyarakat.

6. Adanya fasilitas SMS (Short Message System) memungkinkan pengiriman

berita dalam bentuk teks yang sangat murah.

Selain memiliki keunggulan, jaringan GSM juga memiliki kelemahan yaitu:

1. Biaya pembangunan jaringan yang relatif mahal.

2. Belum adanya perjanjian antara sesama provider untuk menyamakan tarif

diseluruh dunia.

3. Rendahnya keamanan.

D. Alokasi Frekuensi Operator GSM di Indonesia

Alokasi frekuensi GSM yang dipakai di Indonesia sama dengan yang

dipakai di sebagian besar dunia terutama Eropa yaitu pada pita 900 MHz, yang

dikenal sebagai GSM900, dan pada pita 1800 MHz, yang dikenal sebagai

Page 7: BAB 2 teori

11

GSM1800 atau DCS (Digital Communication System), seperti yang

ditunjukkan di Gambar 2 berikut:

Gambar 2. Alokasi frekuensi GSM yang dipakai di sebagian besar negara di

dunia, termasuk Indonesia

(http://te.ugm.ac.id/~risanuri/siskom/SISTEM_GSM)

Frekuensi downlink adalah frekuensi yang dipancarkan oleh BTS-BTS

untuk berkomunikasi dengan handphone-handphone pelanggan dan juga

menghasilkan apa yang disebut sebagai coverage footprint operator sedangkan

frekuensi uplink adalah frekuensi yang digunakan oleh handphone-handphone

pelanggan agar bisa terhubung ke jaringan. Untuk uplink, alokasi frekuensi

GSM900 dari 890 MHz sampai 915 MHz sedangkan untuk downlink dari 935

sampai 960 MHz. Perhatikan, dalam frekuensi MHz, baik uplink maupun

downlink memiliki alokasi frekuensi yang berbeda, namun dengan penomoran

kanal ARFCN keduanya sama karena kedua-duanya adalah pasangan kanal

dupleks yang dipisahkan selebar 45 MHz.

Lebar pita spektrum GSM900 sendiri adalah 25 MHz dan penomoran

kanal ARFCN-nya dimulai dari 0 dan seterusnya; dengan lebar pita per kanal

Page 8: BAB 2 teori

12

GSM adalah 200 kHz (0.2 MHz) maka jumlah total kanal untuk GSM900

adalah 25/0.2 = 125 kanal. Namun tidak semua kanal ini dapat dipakai: ada dua

kanal yang harus dikorbankan sebagai system guard band pada kedua ujung

batas spektrum masing-masing yaitu ARFCN 0 di batas bawah dan ARFCN

125 untuk batas atas. Jadi ARFCN efektif yang dipakai untuk GSM900 adalah

ARFCN 1 sampai 124.

Untuk GSM1800 (DCS) alokasi frekuensi uplink-nya dari 1710 MHz-

1785 MHz sedangkan downlink dari 1805 MHz sampai 1880 MHz dimana

alokasi frekuensi antara uplink dan downlink terpisah selebar 95 MHz. Dengan

demikian, berbeda dengan GSM900, GSM1800 memiliki lebar pita kurang

lebih 3 kali lebih lebar dibanding GSM900. untuk GSM1800 penomoran kanal

ARFCN-nya dimulai dari 511 dan berakhir 886 (375 kanal total, 3 kali lebih

banyak dari GSM900) dimana 511 dikorbankan sebagai system guard band

pada ujung bawah dan 886 dipakai sebagai system guard band pada ujung atas.

Di Indonesia, ada lima operator GSM (Telkomsel, Indosat, XL, Axis

dan Three) yang mengantongi ijin operasi. Seperti yang ditunjukkan oleh

Gambar-Gambar tersebut, hanya tiga operator yang mendapat alokasi frekuensi

untuk pita GSM900 sedangkan untuk pita GSM1800 semua operator kebagian.

Gambar 3. Alokasi frekuensi pita GSM900 di Indonesia

(http://te.ugm.ac.id/~risanuri/siskom/SISTEM_GSM)

Page 9: BAB 2 teori

13

Gambar 4. Alokasi frekuensi pita GSM1800 di Indonesia

(http://te.ugm.ac.id/~risanuri/siskom/SISTEM_GSM)

Tabel 1 berikut menunjukkan total alokasi frekuensi yang dimiliki

masing-masing operator GSM di tanah air. Terlihat bahwa Telkomsel dan

Indosat memiliki jumlah frekuensi terbanyak sedangkan Three paling sedikit,

dengan rasio 3:1.

Tabel 1. Jumlah frekuensi yang dimiliki masing-masing operator

Operator GSM

Alokasi Frekuensi

GSM 900 (MHz) GSM 1800 (MHz) Total (MHz)

Telkomsel 7,5 22,5 30

Indosat 10 20 30

XL 7,5 7,5 15

Axis 0 15 15

Three 0 10 10

Total 25 75 100

(sumber : http://te.ugm.ac.id/~risanuri/siskom/SISTEM_GSM)

Page 10: BAB 2 teori

14

E. Jammer

Perangkat pemancar adalah pemancar radio yang digunakan untuk

melumpuhkan sistem komunikasi elektronik dengan cara menimpa atau

menutupi sinyal dari suatu pemancar dengan sinyal lain sinyal jamming yang

mempunyai frekuensi yang sama dan daya yang lebih besar, sehingga penerima

hanya akan mambaca sinyal jamming yang mempunyai daya yang lebih besar,

ini akan mengakibatkan komunikasi teganggu atau bahkan macet sama sekali.

Jammer gsm akan memblok penggunaan ponsel dengan cara mengirimkan

frekuensi yang sama dengan yang digunakan pada frekuensi GSM akan tetapi

frekuensi yang dikirimkan oleh perangkat jammer merupakan sebuah frekuensi

yang sudah digabungkan dengan noise terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan

gangguan terhadap sinyal yang dipancarkan dari tower (BTS) sehingga cukup

untuk mengganggu komunikasi antara ponsel dengan BTS. Jammer dapat

bekerja dengan baik selama sebuah perangkat telepon atau ponsel berada dalam

radius dari jangkauan jammer tersebut. Bagian-bagian komponen yang harus

ada dalam sebuah perangkat jammer adalah :

1. Pembangkit gelombang segitiga triangle wave generator sebagai

pembangkit gelombang yang akan dipancarkan.

2. Noise Generator sebagai pembangkit derau yang nantinya akan

digabungkan dengan triangle wave untuk mengacaukan sinyal yang dikirim

dari BTS.

3. Voltage Control Oscillator VCO sebagai penghasil sinyal dengan frekuensi

yang sama dengan frekuensi sinyal GSM.

Page 11: BAB 2 teori

15

4. F Amplifier sebagai penguat sinyal yang akan dipancarkan agar dapat

mengacaukan sinyal yang dikirim BTS.

5. Antena sebagai perangkat yang mengirimkan sinyal.

F. Intermediate Frequency (IF) Section

IF Section terdiri dari beberapa bagian yaitu triangle wave generator,

noise generator dan mixer.

1. Triangle Wave Generator

Triangle wave generator adalah pembangkit gelombang segitiga.

Dalam pembuatan tugas akhir ini pembangkit gelombang segitiga yang

digunakan adalah IC 555. Pembangkit pulsa IC 555 merupakan chip yang

didesain khusus untuk pembangkit pulsa yang dapat diatur mode kerjanya,

sehingga dapat membentuk suatu multivibrator dan timer. Pembangkit pulsa

IC 555 banyak dikembangkan oleh beberapa pabrik, dimana tiap pabrik

memiliki kode produksi masing-masing tetapi tipe 555 selalu disebutkan

sebagai contoh SE555, NE555, LM 555, MN 555, CA555, SN72555,

MC14555 dan untuk versi dual dengan tipe 556. Rangkaian internal

pembangkit pulsa IC 555 terdiri dari beberapa blok diantaranya, pembagi

tegangan menggunakan resistor, 2 unit komparator, RS flip-flop, penguat

tegangan, dan transitor discharge. Dengan bagian internal tersebut maka

dengan IC 555 dapat dibangun suatu rangkaian multivibrator ataupun timer

dengan sangat sederhana. Rangkaian internal pembangkit pulsa IC 555

dapat dilihat pada gambar blok diagram IC 555 berikut.

Page 12: BAB 2 teori

16

Gambar 5. Diagam IC 555

(sumber : www.electronics.dit.ie)

Konfigurasi pin IC 555 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6. Konfigurasi pin IC 555

(sumber : www.electronics.dit.ie)

Page 13: BAB 2 teori

17

a. Pin 1 (Ground).

Pin ini merupakan titik referensi untuk seluruh sinyal dan

tegangan pada rangkaian 555, baik rangkaian internal maupun rangkaian

eksternalnya.

b. Pin 2 (Trigger).

Berfungsi untuk membuat output high, ini terjadi pada saat level

tegangan pin trigger dari High menuju < 1/3 Vcc.

c. Pin 3 (Output).

Output mempunyai 2 keadaan, High dan Low.

d. Pin 4 (Reset).

Pada saat low, pin 4 akan reset. Pada saat reset, output akan Low.

Supaya bisa bekerja, pin 4 harus diberi High.

e. Pin 5 (Voltage Control).

Jika pin 5 diberi tegangan, maka level tegangan threshold akan

berubah dari 2/3 Vcc menjadi V5. Level tegangan trigger akan berubah

dari 2/3 Vcc menjadi V5.

f. Pin 6 (Threshold).

Untuk membuat output Low, terjadi pada saat tegangan pin 6 dari

Low menuju > 1/3 Vcc.

g. Pin 7 (Discharge).

Output Low, pin 7 akan Low Impedance. Output High, pin 8 akan

High Impedance.

h. Pin 8 (Vcc).

Page 14: BAB 2 teori

18

Pin ini untuk menerima supply DC voltage yang diberikan.

Biasanya akan bekerja jika diberi tegangan 5 –12V(maksimum 18 V).

2. Noise Generator

Dalam proses jamming sinyal segitiga yang dihasilkan dari wave

generator harus digabungkan dengan noise agar proses jamming sukses.

Noise dari jammer akan membantu menutupi sinyal dari BTS. Tanpa noise,

jammer hanya sekedar alat pemancar gelombang segitiga biasa.

Pembangkit noise dirancang berdasakan kebisingan yang dihasilkan

oleh longsoran dari fenomena breakdown zener. Noise longsoran hampir

sama dengan noise shot, akan tetapi noise longsoan lebih kuat dan

mempunyai spektrum yang datar. Pada dasarnya rangkaian pembangkit

noise terdiri dari diode zener 6,8 volt standar, transistor penangga dan

penguat audio IC LM 386 sebagai band pass filter dan small signal

amplifier.

Gambar 7. Diagram LM 386

(sumber : www.learningaboutelectronics.com)

Page 15: BAB 2 teori

19

3. Mixer

Gelombang segitiga dan noise digabungkan dengan menggunakan

operational amplifier Op-Amp. Dalam perangkat ini menggunakan IC LM

741 sebagai mixer Op-Amp.

Gambar 8. Diargam LM 741

(sumber : www.learningaboutelectronics.com)

Kemudian tegangan DC ditambahkan pada keluarannya untuk

mendapatkan tegangan masukan ke VCO dengan menggunakan rangkaian

diode clamper. Rangkaian clamper terdiri dari kapasitor yang dihubungkan

seri dengan resistor dan diode seperti pada gambar dibawah ini :

Page 16: BAB 2 teori

20

Gambar 9. Rangkaian positive diode clamper

(sumber : www.learningaboutelectronics.com)

Dengan demikian akan didapatkan sinyal keluaran yang sudah

becampur noise dan dengan tegangan tertentu.

G. Radio Frequency (RF) Section

Pada RF Section terdapat beberapa bagian penting, yaitu osilator,

penguat daya dan antena.

1. Osilator

Osilator adalah suatu rangkaian yang menghasilkan keluaran yang

amplitudonya berubah-ubah secara periodik dengan waktu. Keluarannya

bisa berupa gelombang sinusoida, gelombang pulsa, dan gelombang segitiga

atau gelombang gigi gergaji.

Osilator RF pembangkit listrik radio frekuensi merupakan bagian

utama dari sebuah pemancar. Bagian inilah yang menentukan frekuensi

kerja sebuah pemancar, oleh karena itu diperlukan suatu osilator yang

mantap, supaya kemampuan suatu osilator terjamin maka digunakan kristal

Page 17: BAB 2 teori

21

yang berfungsi sebagai pengatur osilator. Karakteristik kristal memiliki sifat

seperti sifat induktor (L), kapasitor (C) dan resistor (R). Sifat induktifnya

memungkinkan kristal memiliki faktor kualitas yang sangat tinggi.

Voltage controlled oscillator (VCO) adalah sebuah perangkat yang

menghasilkan sinyal RF yang akan beinteraksi dengan ponsel. Output dari

VCO memiliki frekuensi yang sebanding dengan tegangan masukan.

Dengan demikian frekuensi output dapat diatur dengan mengubah tegangan

input. Pada tugas akhir ini VCO yang digunakan adalah CVCO55BE

dengan frekuensi output 1785-1900 MHz dengan daya output hingga 5 dBm

untuk GSM 1800 MHz dan CVCO55CL dengan frekuensi output 925-970

MHz dengan daya output hingga 8 dBm untuk GSM 900 MHz.

Gambar 10. IC CVCO55CL untuk GSM 900 MHz

(sumber : www.crystek.com)

Page 18: BAB 2 teori

22

Gambar 11. IC CVCO55BE untuk GSM 1800 MHz

(sumber : www.crystek.com)

2. Amplifier

Amplifier atau penguat adalah perangkat elektronik yang berfungsi

memperkuat sinyal sinusioda. Penguat ini merupakan perangkat yang

mempunyai 2 terminal sinyal yaitu terminal input dan terminal output.

Terminal input merupakan tempat memasukan sinyal dang akan diperkuat,

sedangkan terminal output merupakan tempat menghasilkan sinyal seperti

halnya osilator. RF amplifier adalah amplifier yang khusus didesain untuk

memperkuat sinyal frekuensi tinggi.

Penguat RF biasanya juga digunakan untu membeikan penguatan

dan selektifitasa ujung depan pada pesawat penerima radio untuk

memisahkan sinyal-sinyal dari antena sehingga didapatkan penyaringan

yang tepat dan diperlukan pada penguat-penguat frekuensi antara IF

intermediate Fequency pada pesawat penerima dan juga untuk menyediakan

Page 19: BAB 2 teori

23

penyaring dan menghilangkan harmonisa-harmonisa pada rangkaian

tansmitter.

Keuntungan menggunakan penguat RF pada transceiver khususnya

pada rangkaian tansmitter yaitu :

a. Menaikan perbandingan sinyal terhadap derau.

b. Membatasi osilator dengan antena, sehingga frekuensi dari osilator tidak

memancar.

c. Sebagai permulaan pemilihan sinyal yang diterima.

Gain 5 dBm yang dihasilkan daya output dari VCO tidak mencapai

daa output yang diinginkan dari jammer GSM. Untuk itu harus ditambahkan

sebuah amplifier dengan gain yang cocok untuk meningkatkan output VCO.

Pada pembuatan tugas akhir ini IC PF08103B digunakan sebagai power

amplifier.

Gambar 12. IC PF08103B

(sumber : www.wap5.gr)

Page 20: BAB 2 teori

24

3. Antena

Antena berfungsi untuk mengarahkan energi listrik yang berasal dari

feeder menjadi energi elektromagnetik untuk dipancarkan. Antena terbuat

dari kawat atau batang logam yang panjangnya merupakan kelipatan

panjang getaran RF yang ditentukan oleh pemancar.

Salah satu bagian penting dari suatu pemancar radio adalah antena

yang merupakan sebatang logam yang berfungsi menr getaan listrik dari

transmitter dan memancakannya sebagai gelombang radio. Sebaliknya,

antena juga berfungsi untuk menampung gelombang radio dan meneruskan

gelombang listrik ke receiver. Antena mempunyai beberapa fungsi yaitu :

1. Sebagai converter, dimana antena mengubah bentuk sinyal baik dari

sinyal listrik menjadi gelombang elektromagnetik ataupun sebaliknya.

2. Sebagai radiator, dimana antena tersebut berfungsi meradiasikan

gelombang elektromagnetik ke sekelilingnya.

3. Sebagai impedansi, dimana antena tersebut menyesuaikan impedansi

pesawat radio dengan impedansi udara bebas.

Gambar 13. Antena omnidirectional

(Sumber : www.phonejammer.com.au)

Page 21: BAB 2 teori

25

H. Mikrokontroller Jenis AVR (Alf and Vegard RISC)

Mikrokontroller merupakan alat pengolahan data digital dan analog

(fitur ADC pada seri AVR) dalam level tegangan maksimum 5V. Keunggulan

mikrokontroller dibanding mikroprosessor yaitu lebih murah dan didukung

dengan software compiler yang sangat beragam seperti software compiler

C/C++, basic, pascal, bahkan assembler. Sehingga penggunaan dapat memilih

program yang sesuai dengan kemampuannya. Mikrokontroller AVR

membutuhkan sedikit komponen pendukung, tidak seperti mikrokontroller

yang sistem pendukungnya terpisah atau terbentuk secara parsial, seperti RAM,

ROM, dan mikroprosessor sendiri. Keunggulan AVR dibanding dengan

mikrokontroller lain, memiliki kecepatan eksekusi yang lebih cepat karena

sebagian besar instruksi dibentuk dalam satu siklus clock, jika dibandingkan

dengan mikrokontroller jenis MCS51 yang mengeksekusi satu instruksi dengan

12 siklus clock. AVR memiliki fitur yang lengkap (ADC internal, EEPROM

internal, Timer/counter, Watchdog timer, PWM, Port I/O, komunikasi serial,

komperator, TWI, dll), sehingga dengan fasilitas ini programer dan disigner

dapat menggunakannya untuk berbagai sistem elektronika seperti robot,

automasi industri, peralatan telekomunikasi dan berbagai keperluan lain.

Beberapa produsen mikrokontroller mengeluarkan jenis

mikrokontroller yang memiliki fitur-fitur yang sangat beragam seperti AVR

jenis ATtiny, ATmega, dan AT90. Perbedaan jenis mikrokontroller jenis AVR

ini dari segi jumlah pin dan memori dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 22: BAB 2 teori

26

Tabel 2. Jenis-Jenis AVR

Mikrokontroller Memori

Tipe Jumlah Pin Flash EEPROM SRAM

TinyAVR 8-32 1-2K 64-12 0-128

AT90XX 20-44 1-8K 128-512 0-1K

ATmega 32-64 8-128 512-4K 512-4K

Sumber: Datasheet AVR

Pemrograman mikrokontroller AVR dengan menggunakan bahasa C

ataupun bahasa basic lebih tangguh bila dibanding dengan jenis pemrograman

lainnya. Karena bahasa program tersebut independent terhadap hardware, lain

halnya dengan menggunakan bahasa assembler yang mana setiap jenis

mikronkontroller berbeda jenis pemrogramannya sehingga orang yang ingin

memprogram jenis mikrokontroller yang lainnya harus belajar bahasa

assemblernya dulu. Keunggulan lainnya dengan menggunakan bahasa C dan

basic adalah penyusunan program yang besar dapat dilakukan dengan mudah,

dan program yang sudah jadi dapat digunakan ke jenis AVR lain dengan hanya

mengubah fungsi fungsi register dan portnya. Beberapa faktor pertimbangan

penting untuk memilih mikrokontroller jenis AVR antara lain:

1. Harga mikrokontroller yang lebih murah dibanding mikroprosessor.

2. Ukuran memori mikrokontroller yang cukup besar dan untuk menambah

memorinya dapat digunakan memori eksternal.

3. Fitur ADC, timer, PWM, USART, dan fasilitas lainnya yang memudahkan

disigner dalam merancang sistem.

Page 23: BAB 2 teori

27

4. Kecepatan eksekusi program dimana intruksi dieksekusi dalam 1 siklus

clock sementara mikrokontroller jenis MCS51 hanya dapat mengeksekusi

intruksi dalam 12 clock.

5. Adanya clock internal sehingga mikrokontroller dapat digunakan tanpa

menggunakan crystal.

6. Software pendukung yang sangat beragam dan penggunaanya jauh lebih

mudah karena software menyediakan fitur yang memudahkan dalam

memprogramnya seperti CodeVisionAVR dan BASCOM AVR yang

menyediakan fitur design LCD pada BASCOM AVR dan fitur penghasil

program pada CodeVisionAVR.

Mikrokontroller yang paling sering digunakan adalah mikrokontroller

ATmega8535. Mikrokontroller ATmega8535 memiliki keunggulan

mempunyai sistem kelistrikan yang lebih stabil dibandingkan mikrokontroller

jenis AVR lainnya.

1. Arsitektur ATmega8535

ATmega8535 adalah mikrokontroler 8-bit CMOS dengan

menggunakan daya yang rendah dan menjalankan intruksi dalam satu clock.

Mikrokontroler ATmega8535 dikombinasikan dengan 32 register. Semua

register terhubung langsung ke Arithmetic Logic Unit (ALU), membiarkan 2

register untuk di akses di dalam satu instruksi dieksekusi dalam satu clock.

Status dan kontrol berfungsi untuk menyimpan instruksi aritmatika yang

baru saja dieksekusi. Informasi ini berguna untuk mengubah alur program

Page 24: BAB 2 teori

28

saat mengeksekusi operasi kondisional. Instruksi dijemput dari flash

memori. Setiap byte flash memori memiliki alamat masing-masing.

Gambar 14. Arsitektur ATmega8535

(Heryanto, 2008:2)

Alamat instruksi yang akan dieksekusi senantiasa disimpan program

counter. Ketika terjadi interupsi atau pemanggilan rutin biasa, alamat di

program counter disimpan terlabih dahulu di stack. Alamat interupsi atau

rutin kemudian ditulis ke program counter, instruksi kemudian dijemput dan

Page 25: BAB 2 teori

29

dieksekusi. Ketika CPU telah mengeksekusi rutin interupsi atau rutin biasa,

alamat yang ada di stack dibaca dan ditulis kembali ke program.

2. Fitur ATmega8535

Berikut ini adalah beberapa fitur-fitur yang dimiliki oleh

ATmega8535:

a. 130 macam intruksi yang hampir semuanya dieksekusi dala satu siklus

clock.

b. 32 x 8-bit register serba guna.

c. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.

d. 8 Kbyte Flash Memori, yang memiliki fasilitas In sistem Programing

e. 512 Byte internal EEPROM.

f. 512 Byte SRAM.

g. Programing Lock, Fasilitas untuk mengamankan kode program.

h. 2 buah timer/counter 8-bit dan 1 buah timer/ counter 16-bit .

i. 4 chanel output PWM.

j. 8 chanel ADC 10-bit.

k. Serial USART.

l. Master / Slave SPI serial interface.

m. Serial TWI atau 12C.

n. On-Chip Analog Comparator.

Page 26: BAB 2 teori

30

3. Fungsi Pin-Pin AVR ATmega8535

Konfigurasi pin ATMega8535 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual In-

Line package) dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 15. Konfigurasi kaki ATmega8535

(Sumber: Datasheet ATmega8535)

Dari gambar diatas dapat dijelaskan fungsi dari masing-masing pin

ATmega8535 sebagai berikut:

a. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.

b. GND merupakan pin Ground.

c. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin ADC.

d. Port B (PB0....PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi

khusus yaitu timer/counter, komparator Analog dan SPI.

e. Port C (PC0....PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi

khusus yaitu komparator analog dan timer Oscillator.

Page 27: BAB 2 teori

31

f. Port D (PD0....PD7) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu

komparator analog dan interupt eksternal serta komunikasi serial.

g. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroller.

h. XTAL 1 dan XTAL 2 merupakan pin masukan clock eksternal.

i. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.

j. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC.

4. EEPROM ATMega8535

Mikrokontroler ATMega8535 memiliki EEPROM sebesar 2 Kbyte

untuk tempat penyimpanan data dan 256 byte memori Ram. 128 byte dari

memori tersebut menempati ruang sejajar dengan register fungsi khusus.

Hal ini berarti memori yang 128 byte tersebut memiliki alamat yang sama

tetapi beda pada ruang yang terpisah dengan SFR. Bila suatu perintah

diperlukan menuju alamat memori dengan alamat di atas 7FH, maka

diperlukan mode pengalamatan yang berbeda sehingga CPU dapat menuju

RAM atau menuju memori. Sebagai contoh, perintah pengalamatan

langsung berikut akan menuju SFR dengan alamat 0A0H, yaitu P2. Mov

0A0H,#data. Sementara perintah yang untuk menuju memori dengan alamat

0A0H dikerjakan dengan cara pengalamatan tidak langsung, memori akan

dituju buka alamat P2. Mov @R0.#data. Operasi stack adalah contoh untuk

pengalamatan tidak langsung, sehingga memori dengan alamat di atas 128

pada RAM tersedia untuk keperluan stack.

EEPROM yang ada pada ATMega8535 tersebut diset dengan

memberikan nilai logika 1 pada bit EEMEM, yaitu bit pada register

Page 28: BAB 2 teori

32

WMCOM pada alamat SFR dengan nilai lokasi 96H. EEPROM memiliki

alamat mulai dari 000H sampai dengan 7FF. Mencapai data dengan alamat

tersebut di atas digunakan MOVX, sementara untuk mencapai data dengan

alamat terdebut di atas digunakan perintah yang sama tetapi dengan

mengatur nilai EEMEN dengan logika LOW. Selama penulisan ke

EEPROM dapat juga dilakukan pembacaan tetapu harus dimulai dari bit

MSB, sekali penulisan telah selesai data yang benar telah tersimpan dengan

baik pada lokasi memori EEPROM tersebut.

5. Analog Digital Converter

ADC merupakan salah satu fitur yang berfungsi sebagai pengubah

sinyal analog menjadi sinyal digital. Hal yang paling penting dalam suatu

rangkaian ADC adalah resolusi, mode operasi, tegangan referensi dan

kecepatan sampling. Untuk mengetahui nilai konversi ADC mode single

maka persamaannya sebagai berikut:

ADC = ................................................................................(1)

(Datasheet ATmega8535)

Dimana:

Vin : Tegangan Input

Vref: Tegangan referensi

Data-data digital yang dihasilkan ADC hanyalah merupakan

pendekatan proporsional terhadap masukan analog. Konversi tidak mungkin

Page 29: BAB 2 teori

33

dilakukan secara sempurna berkaitan dengan kenyataan bahwa informasi

digital berubah dalam step-step, sedangkan analog berubahnya secara

kontinyu. Proses inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clock,

tegangan referensi, format output data, dan mode pembacaan. Pada

mikrokontroler ATmega8535 terdapat ADC dengan resolusi 10 bit,

sehingga untuk nilai 1 ADC maka setara dengan 4,88 mV. Berikut

spesifikasi dari ADC mikrokontroler ATmega8535:

a. Resolusi 10 bit.

b. 0.5 LSB Integral Non-linearity.

c. ±2 LSB Akurasi Absolut.

d. 65 - 260 μs Waktu konversi.

e. Up to 15 kSPS pada resolusi maksimum.

f. 8 Multiplexed chanel mode single.

g. Tegangan input ADC 0 – VCC.

h. Tegangan referensi ADC 2.56V.

i. Terdapat dua mode ADC yaitu Free Running dan Single Conversion

Mode.

6. Program Memori

AVR menggunakan arsitektur yang memisahkan memori serta bus

data dengan program. Program ditempatkan Flash Memori sedangkan

memori data terdiri dari 32 buah register serbaguna, 64 register I/O, 512

bytesinternal SRAM dan 64 KbytesSRAM eksternal yang dapat

Page 30: BAB 2 teori

34

ditambahkan. Memori program dan memori data pada AVR ATmega8535

diperlihatkan pada gambar berikut:

Gambar 16. Memori program dan memori data AVR ATmega8535

(Sumber: Syahrul, 2012 : 16)

ATmega8535 mempunyai kapasitas memori program sebesar 8

Kbytes. Semua format instruksi berupa word (16 bit), maka pada ATmega

8535 ini format memori program yang digunakan adalah 4Kx16bit. Memori

Flash ini dirancang untuk dapat di hapus dan tulis sebanyak 10.000 kali.

Program Counter (PC)-nya sepanjang 12 bit sehingga mampu mengakses

hingga 4096 alamat program memori.

Memori data terdiri dari 32 register serbaguna, 64 register I/O, 512

bytes internal SRAM dan 512 bytes EEPROM. Pengalamatan memori data

mencakup lima mode pengalamatan, yaitu mode langsung, mode tak

langsung, mode tak langsung dengan penggeseran, mode tak langsung

dengan pre-decrement, dan mode tak langsung dengan post-increment.

Sedangkan memori data EEPROM merupakan memori data terpisah dimana

Page 31: BAB 2 teori

35

setiap per bit dapat dibaca dan ditulis. EEPROM memiliki 100.000 siklus

hapus/tulis. Ruang memori I/O pada ATmega8535 berisi 64 alamat untuk

fungsi periferal CPU seperti register kontrol, Timer/Counter, dan fungsi I/O

yang lain Semua I/O dan periferal ATmega8535 ditempatkan dalam ruang

I/O mulai alamat 0x20 hingga 0x5F.

I. LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah salah satu komponen elektronika

yang berfungsi sebagai media penampil data yang sangat efektif dalam suatu

sistem elektronik.

Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa mikro amper), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat menggunakan catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah dibawah sinar matahari, cahaya remang – remang atau dalam kondisi gelap. (Afrie, 2011 : 25)

Modul LCD yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah modul LCD

LMB162A. Untuk melihat bentuk fisik dari LCD LMB 162A dapat dilihat

pada Gambar 6 berikut ini :

Gambar 16. Bentuk fisik LCD LMB162A(sumber : http//id.wikipedia.org/wiki/lcd)

Modul LCD LMB162A merupakan modul LCD matriks dengan

konfigurasi 16 karakter dan 2 baris dengan setiap karakternya dibentuk oleh 8

Page 32: BAB 2 teori

36

baris pixel dan 5 kolom pixel. Modul LCD ini menggunakan mikrokontroler

KS0066 sebagai pengendali LCD.

KS006 sebetulnya merupakan mikrokontroler yang dirancang khusus

untuk mengendalikan LCD dan mempunyai kemampuan untuk mengatur

proses scanning pada layar LCD. Mikrokontroler hanya mengirim data-data

yang merupakan karakter yang akan ditampilkan pada LCD atau perintah yang

mengatur proses tampilan pada LCD saja.

Untuk keperluan antarmuka suatu komponen elektronik dengan

mikrokontroler, perlu diketahui fungsi dari setiap kaki yang ada pada

komponen tersebut. Adapun fungsi dari setiap kaki LCD tersebut dapat dilihat

pada tabel 7 berikut ini:

Tabel 3. Fungsi Kaki LCD

Pin No Keterangan Konfigurasi Hubung

1 GND Ground

2 VCC Tegangan +5 VDC

3 VEE Ground

4 RS Kendali RS

5 RW Ground

6 E Kendal E/ Enable

7 D0 Bit 0

8 D1 Bit 1

9 D2 Bit 2

Page 33: BAB 2 teori

37

10 D3 Bit 3

11 D4 Bit 4

12 D5 Bit 5

13 D6 Bit 6

14 D7 Bit 7

15 A Anoda (+5VDC)

16 K Katoda (Ground)

(afrie, 2011:26)

J. IC RTC DS1302

RTC (Real Time Clock) adalah jenis pewaktu yang bekerja berdasarkan

waktu yang sebenarnya atau dengan kata lain berdasarkan waktu yang ada pada

jam kita. RTC yang digunakan dalam project ini adalah RTC DS1302 dengan

antarmuka I2C (Inter Integrated Circuit). Modul RTC DS1302 yang

digunakan dalam alat ini mampu menampilkan detik, menit, jam, hari, tanggal,

bulan serta tahun yang akurasinya sampai tahun 2100. RTC ini menyediakan

pin battery-backup untuk dihubungkan pada baterai lithium 3V atau sumber

energi lain sehingga ketika suplai energi utama (VCC dan GND) mati,

battery-backup mengambil alih supply energi pada RTC dan timer tetap

berjalan sebagaimana mestinya.

RTC hanya mengkonsumsi arus kurang dari 500nA sehingga dengan

baterai 3V lithium 48mAh battery-backup tersebut mampu bertahan hingga 11

Page 34: BAB 2 teori

38

tahun. Pengaksesan alamat perangkat dan register timekeeper pada RTC ini

melalui antar muka I2C dengan format seperti gambar berikut.

Gambar 17. Rangkaian RTC DS1302

(Sumber : Data Sheet RTC DS1302)

Pembacaan data dari RTC (slave transmitter mode) IC RTC DS1302

memiliki 8 kaki sebagai berikut :

1. VCC1 – suplai daya baterai.

2. VCC2 – supply daya 5V.

3. X1, X2 – 32.768kHz Crystal Connection .

4. CE – Reset.

5. GND – Ground.

6. SCLK – Serial Clock.

7. I/O – Input/Push-Pull Output.

K. Teori Bahasa Pemograman

Pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan Bahasa C sebagai bahasa

pemogramannya. CodevisionAVR merupakan sejenis software (perangkat

Page 35: BAB 2 teori

39

lunak) yang bekerja sesuai dengan sintak bahasa basic. Didalam program

CodevisionAVR terdapat beberapa kemudahan, untuk membuat program

software Arduino, karena dilengkapi dengan simulator untuk LED, LCD, dan

monitor untuk komunikasi serial. Simulator ini sangat berguna untuk melihat

simulasi hasil program yang telah dibuat sebelum program tersebut di

download ke dalam IC atau ke dalam mikrokontroller. Dengan demikian,

proses perancangan sistem yang dibuat akan lebih mudah.

1. Tipe data C

Tipe data merupakan bagian program yang paling penting karena

tipe data mempengaruhi setiap instruksi yang akan dilaksanakan oleh

komputer. Misalnya saja 5 dibagi 2 bisa saja menghasilkan hasil yang

berbeda tergantung tipe datanya. Jika 5 dan 2 bertipe integer maka akan

menghasilkan nilai 2, namun jika keduanya bertipe float maka akan

menghasilkan nilai 2.5000000. Pemilihan tipe data yang tepat akan

membuat proses operasi data menjadi lebih efisien dan efektif. Bentuk-

bentuk tipe data dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4. Bentuk Tipe data

No Tipe Data Ukuran Range(jangkauan)

1 Byte 1 byte 0 s/d 255

2 Integer 2 byte -32767 s/d 32767

3 Word 2 byte 0 s/d 65535

4 Long 4 byte -214748364 s/d 214748364

5 Single 4 byte -

Page 36: BAB 2 teori

40

6 String 254 byte -

Sumber: Setiawan, 2011:53

2. Operator

a. Operator Penugasan.

Operator Penugasan (Assignment operator) dalam bahasa C

berupa tanda sama dengan (“=”).

b. Data Aritmatik.

Tabel 5. Data Operasi Aritmatik

Operasi Keterangan

+ Penjumlahan

- Pengurangan

/ Pembagian

* Perkalian

% Hasil sisa bagi

Sumber: Setiawan, 2011:56

c. Operator Hubungan (Pembanding).

Operator hubungan digunakan untuk membandingkan hubungan

antara dua buah operand /sebuah nilai atau variabel. Operasi majemuk

seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 6. Operator Hubungan

Operasi Contoh Keterangan

= X=Y Sama dengan

<> X<>Y Tidak sama dengan

Page 37: BAB 2 teori

41

> X>Y Lebih besar dari…

< X<Y Lebih kecil dari….

>= X>=Y Lebih besar atau sama

dengan

<= X<=Y Lebih kecil atau sama dengan

Sumber: Setiawan, 2011:57

3. Konstanta

Konstanta merupakan suatu nilai yang tidak dapat diubah selama

proses program berlangsung. Konstanta nilainya selalu tetap. Konstanta

harus didefinisikan terlebih dahulu di awal program. Konstanta dapat

bernilai integer, pecahan, karakter dan string.

Contoh : Int A;

Char B;

A=20;

B=32;

4. Variabel

Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk

mewakili suatu nilai tertentu di dalam proses program. Berbeda dengan

konstanta yang nilainya selalu tetap, nilai dari suatu variabel bisa diubah-

ubah sesuai kebutuhan. Nama dari suatu variabel dapat ditentukan sendiri

oleh pemrogram dengan aturan sebagai berikut :

Page 38: BAB 2 teori

42

a. Terdiri dari gabungan huruf dan angka dengan karakter pertama harus

berupa huruf. Bahasa C bersifat case-sensitive artinya huruf besar dan

kecil dianggap berbeda.

b. Tidak boleh mengandung spasi.

c. Tidak boleh mengandung simbol-simbol khusus, kecuali garis bawah

(underscore). Yang termasuk simbol khusus yang tidak diperbolehkan

antara lain : $, ?, %, #, !, &, *, (, ), -, +, = dsb.

d. Panjangnya bebas, tetapi hanya 32 karakter pertama yang terpakai.

5. Deklarasi

Deklarasi diperlukan bila akan menggunakan pengenal (identifier)

dalam program. Identifier dapat berupa variabel, konstanta dan fungsi.

a. Deklarasi Variabel.

Bentuk umum pendeklarasian suatu variabel adalah jenis data

(spasi) nama variable (titik koma).

Contoh :

Int A;

Unsigned int B;

b. Deklarasi Konstanta.

Dalam bahasa C konstanta dideklarasikan menggunakan Const.

Contohnya :

Const Addressw = 174;

Const Addressr = 175;

c. Deklarasi Fungsi.

Page 39: BAB 2 teori

43

Fungsi merupakan bagian yang terpisah dari program dan dapat

diaktifkan atau dipanggil di manapun di dalam program.

Contohnya :

FUNGSI_SATU()

{PORTA=0xFF;

Delay_ms(1000);}

6. Komentar Program

Komentar program hanya diperlukan untuk memudahkan

pembacaan dan pemahaman suatu program (untuk keperluan dokumentasi

program). Dengan kata lain, komentar program hanya merupakan

keterangan atau penjelasan program. Memberikan komentar atau penjelasan

dalam bahasa C digunakan pembatas /* dan */ atau menggunakan tanda //

untuk komentar yang hanya terdiri dari satu baris. Komentar program tidak

akan ikut diproses dalam program (akan diabaikan).

Contoh pertama :

//program ini dibuat oleh …

7. Penyeleksian kondisi

Penyeleksian kondisi digunakan untuk mengarahkan perjalanan

suatu proses. Penyeleksian kondisi dapat diibaratkan sebagai katup atau

kran yang mengatur jalannya air. Bila katup terbuka maka air akan mengalir

dan sebaliknya bila katup tertutup air tidak akan mengalir atau akan

mengalir melalui tempat lain.

Page 40: BAB 2 teori

44

a. Struktur Kondisi “IF….”

Struktur if dibentuk dari pernyataan if dan sering digunakan untuk

menyeleksi suatu kondisi tunggal. Bila proses yang diseleksi terpenuhi

atau bernilai benar, maka pernyataan yang ada di dalam blok if akan

diproses dan dikerjakan. Bentuk umum struktur kondisi if adalah :

If(a=20)

{ PORTA=0xFF;

}

b. Struktur Kondisi

“IF......ELSE….”

Dalam struktur kondisi if.....else minimal terdapat dua pernyataan.

Jika kondisi yang diperiksa bernilai benar atau terpenuhi maka

pernyataan pertama yang dilaksanakan dan jika kondisi yang diperiksa

bernilai salah maka pernyataan yang kedua yang dilaksanakan. Bentuk

umumnya adalah sebagai berikut :

if(kondisi)

pernyataan-1

else

pernyataan-2

Contoh:

If(a=20)

{

PORTA=0xFF;

Page 41: BAB 2 teori

45

}

Else

{

PORTA=0x00;}

c. Struktur Kondisi

“SWITCH...CASE... DEFAULT…”

Struktur kondisi switch....case....default digunakan untuk

penyeleksian kondisi dengan kemungkinan yang terjadi cukup banyak.

Struktur ini akan melaksanakan salah satu dari beberapa pernyataan

‘case’ tergantung nilai kondisi yang ada di dalam switch. Selanjutnya

proses diteruskan hingga ditemukan pernyataan ‘break’. Jika tidak ada

nilai pada case yang sesuai dengan nilai kondisi, maka proses akan

diteruskan kepada pernyataan yang ada di bawah ‘default’.

Bentuk umum dari struktur kondisi ini adalah :

switch(kondisi)

case 1 : pernyataan-1;

break;

case 2 : pernyataan-2;

break;

case n : pernyataan-n;

break;

default : pernyataan-m

end

Page 42: BAB 2 teori

46

8. Perulangan

Dalam bahasa C tersedia suatu fasilitas yang digunakan untuk

melakukan proses yang berulang-ulang sebanyak diinginankan. Struktur

perulangan dalam bahasa C mempunyai bentuk yang bermacam-macam

diantaranya adalah:

a. Struktur Perulangan “ WHILE”.

Perulangan WHILE banyak digunakan pada program yang

terstruktur. Perulangan ini banyak digunakan bila jumlah perulangannya

belum diketahui. Proses perulangan akan terus berlanjut selama

kondisinya bernilai benar (true) dan akan berhenti bila kondisinya

bernilai salah.

Bentuk umum dari struktur kondisi ini adalah:

While (ekspresi)

Pernyataan_1

Pernyataan_2

Contoh :

SELECT CASE b2 CASE 2 : PRINT "2"CASE 4 : PRINT "4"CASE IS >5 : PRINT ">5" CASE 10 TO 20 CASE ELSEEND SELECT

END

Int A;While (A <= 10)Print AIncr A

End

Page 43: BAB 2 teori

47

b. Struktur Perulangan “FOR”.

Struktur perulangan for biasa digunakan untuk mengulang suatu

proses yang telah diketahui jumlah perulangannya. Dari segi

penulisannya, struktur perulangan for tampaknya lebih efisien karena

susunannya lebih simpel dan sederhana. Bentuk umum perulangan for

adalah sebagai berikut :

c. Do-Loop

Perintah Do-Loop merupakan perintah untuk perulangan yang

digunakan untuk melakukan program selama suatu kondisi telah

terpenuhi.

Perintahnya :

9. Lompatan

Do <Pernyataan>

Loop

Int A, X,Y;Y = 10 For A = 1 To 10 For X = Y To 1 Print X ; A Next

Next

Page 44: BAB 2 teori

48

Dalam bahasa C tersedia banyak perintah lompatan diantaranya

adalah:

a. Void

Perintah void merupakan perintah untuk lompatan yang akan

melakukan lompatan ke label yang ditunjuk dan kembali ke tempat

semula setelah melakukan perintah pembacaan program dengan

menambahkan “Return”.

Perintahnya :

b. Goto

Perintah Goto merupakan perintah untuk lompatan yang akan

melakukan lompatan ke label yang ditunjuk tanpa kembali lagi ke tempat

semula setelah melakukan perintah pembacaan program sehingga tidak

menggunakan “Return”.

Perintahnya :

L. Flowchart (Diagram Alur)

void <Nama_Label><Pernyataan>

<Nama_Label>:<Pernyataan>

Return

Goto <Nama_Label><Pernyataan>

<Nama_Label>:<Pernyataan>

Page 45: BAB 2 teori

49

Flowchart merupakan logika atau urutan instruksi program dalam suatu

diagram. Flowchart dapat menunjukan secara jelas arus pengendalian

Algoritma, yaitu bagaimana rangkaian pelaksanaan kegiatan. Adapun tujuan

dari pembuatan flowchart adalah untuk mengambarkan suatu tahapan

penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi dan jelas dengan

menggunakan simbol-simbol standar.

Dalam membuat flowchart perlu diperhatikan penggunaan simbol-

simbol yang tepat, sehingga flowchart tersebut benar-benar mengikuti standar.

Simbol-simbol yang dipakai dalam flowchart dibagi menjadi 3 kelompok:

1. Flow Direction Symbol

Flow direction symbol digunakan untuk menghubungkan simbol

yang satu dengan simbol yang lain disebut juga connecting line, adapun

contoh simbolnya adalah:

: Simbol arus atau flow, yaitu menyatakan

jalannya arus atau suatu proses.

2. Processing symbol

Processing symbol digunakan untuk menunjukan jenis operasi

pengolahan dalam suatu proses atau prosedur. Ada beberapa simbol yang

digunakan pada jenis flowchart ini diantarnya adalah :

: Simbol process, yaitu menyatakan suatu

tindakan (proses) yang dilakukan oleh

komputer.

Page 46: BAB 2 teori

50

: Simbol decision, yaitu menunjukan suatu

kondisi tertentu yang akan menghasilkan

dua kemungkinan jawaban: ya/tidak.

: Simbol terminal, yaitu menyatakan

permulaan akhir dari suatu program.

: Simbol keying operation, menyatakan

segala jenis operasi yang akan diproses

dengan menggunakan suatu mesin yang

mempunyai keyboard.

3. Input/ output symbol

Input/ output symbol digunakan untuk menunjukan jenis peralatan

yang digunakan sebagai media input dan output.

: Simbol input/output, menyatakan proses input

atau output tanpa tergantung jenis

peralatannya.

: Simbol display, mencetak keluaran dalam

layar monitor.

: Simbol magnetig-tape unit (Simbol yang

menyatakan input berasal dari magnetic atau

output.