bab 2 landasan teori kotler (2012:146) - library.binus.ac.id file8 2.1.1 e – commerce sebelum...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran
Berikut penulis sampaikan beberapa pandangan para ahli mengenai
pengertian manajemen pemasaran. Pengertian pemasaran menurut Menurut Kotler
(2012:146)“manajemen pemasaran adalah sebagai berikut: Manajemen Pemasaran
adalah penganalisaan, pelaksanaan, dan pengawasan, program-program yang
ditujukan utuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud
untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada penawaran
organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta
menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk
memberitahu, mendorong serta melayani pasar.
Hasan (2013:4), “Pemasaran adalah proses mengidentifikasi, menciptakan
dan mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang memuaskan
pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.”
Menurut AMA (Asosiasi pemasaran Amerika) yang dikutip oleh Kotler
dan Keller (2012:5)definisi pemasaran adalah sebagai berikut :“Marketing is the
activity, set of institutions, and processes for creating, communicating, delivering,
and exchanging offerings that have value for customers, clients, partners, and society
at large”. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberi nilai kep ada pelanggan dan untuk
mngelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi.
Menurut Manajemen Pemasaran (Thamrin Abdullah, Francis Tantri,
2016)Manajemen Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan jarga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik
kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen
pemasaran adalah suatu kegiatan menganilis, merencanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan suatu kegiatan, yang terkait dengan perancangan dan peluncuran
produk, promosi serta pendistribusian produk, dan menetapkan harga dengan tujuan
afar dapat memuaskan konsumennya dan sekaligus dapat mencapai tujuan peruhsaan
dalam jangka panjang.
8
2.1.1 E – Commerce
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai e – commerce, berikut penulis
sampaikan definisi dari e – commerce itu sendiri.
Berikut ini beberapa definisi mengenai e – commerce menurut pandangan
para ahli. Menurut E. Turban, David K, J. Lee, T. Liang, D. Turban (2012,p38),
Perdagangan elektronik (electronic commerce, disingkat EC, atau e-commerce)
mencangkup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk, layanan
atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk interne
Menurut Jony Wong (2010:33) adalah pembelian, penjualan dan pemasaran
barang serta jasa melalui sistem elektronik. Seperti televisi, radio dan jaringan
komputer atau internet..
E-commerce menurutPhilip Kotler dan Kevin Keller dalam bukunya
yang berjudul Marketing Management (2012; p.460) adalah penggunaan website
untuk bertransaksi atau memfasilitasi penjualan produk dan jasa secara online.).
Berdasarkan jurnal yang berjudul Strategic Decision-Making In the
Emerging Field Of E-commerce (2010; p.19-26). E-commerce didefinisikan
sebagai membeli dan menjual produk atau jasa melalui internet dan penggunaan
sistem komputer untuk meningkatkan efisiensi perusahaan secara keseluruhan.
Biasanya terdiri dari perdagangan yang terjadi melalui pembeli mengunjungi
website penjual dan transaksi online.
2.1.1.1 Jenis-jenis E-Commerce
Menurut E. Turban, David K, J. Lee, T. Liang, D. Turban (2010), e-
commerce dapat dilakukan berbagai pihak, Jenis umum dari transaksi e-commerce
dijelaskan di bawah ini.
1. Bisnis ke bisnis (bussines-to-bussines B2B)
Dalam transaksi b2b, baik penjual maupun pembeli adalah organisasi
bisnis.Kebanyakan dari EC adalah jenis ini.
2. Perdagangan kolaborasi (collaborative--c-commerce)
Dalam c-commerce para mitra bisnis berkolaborasi (alih – alih membeli atau
menjual) secara elektronik.Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara
dan dalam mitra bisnis di sepanjang rantai pasokan.
9
3. Bisnis ke konsumen (bussines-to-consumer B2C)
Dalam B2C, penjual adalah perusahaan dan pembeli adalah perorangan. B2C
disebut juga e-tailing.
4. Konsumen-ke-konsumen (consumer-to-consumer C2C)
Dalam C2C, seorang menjual produk ke orang lain. (Anda juga) dapat
melihat C2C digunakan sebagai “customer-to-customer” (pelanggan ke
pelanggan). Kedua istilah ini dapat dianggap sama, dan keduanya akan
digunakan untuk menjelaskan orang-orang yang menjual produk dan jasa ke
satu sama lain.
5. Konsumen-ke-bisnis (consumer-to-bussines C2B)
Dalam C2B, konsumen memberitahukan kebutuhan atas produk atau jasa
tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menuediakan produk atau jasa
tersebut ke konsumen, Contohnya di Priceline.com, di mana pelanggan
menyebutkan produk dan harga yang diinginkan, dan Priceline mencoba
untuk menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut.
6. Perdagangan intrabisnis (intraorganisasional)
Dalam situasi ini perusahaan menggunakan EC secara internal untuk
memperbaiki operasinya, Kondisi khusus dalam hal ini disebut juga sebagai
EC B2E (business-to-its-employees).
7. Pemerintah-ke-warga(government-tocitizen G2C)
Dalam kondisi ini sebuah entitas (unit) pemerintah menyediakan layanan ke
para warganya melalui teknologi EC.Unit-unit pemerintah dapat melakukan
bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai
perusahaan (G2B).
8. Perdagangan mobile (mobile commercem-commerce)
Ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan
menggunakan telepon seluler untuk mengakses internet dan berbelanja, maka
hal ini disebut m-commerce.
2.1.1.2 Kelebihan E-Commerce
Menurut E. Turban, David K, J. Lee, T. Liang, D. Turban (2010), kelebihan
e-commerce dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Kelebihan e-commerce bagi perusahaan :
a) Ketersediaan pasar nasional dan internasional
10
b) Penurunan biaya pemprosesan, distiribusi dan penarikan informasi
2. Kelebihan e-commerce bagi pelanggan
a) Akses ke sejumlah besar produk dan jasa, 24 jam sehari.
3. Kelebihan e-commerce bagi masyarakat
a) Dengan mudah dan nyaman memberikan layanan informasi, serta
berbagai produk ke orang- orang di kota, di desa, dan berbagai Negara
berkembang.
2.1.2 E- Service Quality
Menurut Zeitham, (2013)E-Service Quality sebagai sejauh mana situs web
memfasilitasi belanja yang efisien dan efektif, pembelian, dan pengiriman. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa e-service quality memberikan
pelayanan yang efisien dan efektif dalam pembelian maupun pengiriman di
dalam bertransaksi sms banking, sehingga memudahkan konsumen dalam melakukan
transaksi.
2.1.2.1 Dimensi E-Service Quality
Zeitham, (2013)mengemukakan terdapat 4 dimensi dalam kualitas pelayanan
elektronik, dimana 4 dimensi merupakan core kualitas pelayanan elektronik
diantaranya efficiency, fulfillment, system availability, dan privacy.
1. Efisiensi (efficiency) :Kemampuan pelnaggan untuk mengakses website,
mencari produk yang diinginkan dan infomrasi yang berkaitan dengan produk
tersebut, dan meninggalkansitus bersangkutan dneganupaya minimal
2. Pemenuhan Kebutuhan (Fulfillment): Aktual kinerja perusahaan kontran
dengan apa yang dijanjikan melalui website, mencakup akutasi janji layanan,
seperti ketersediaanstok produk sesuai dengan waktu yang dijanjikan
3. Ketesediaan System (System Availability) : Fungsionalitas teknik situs
bersangkutan, berfungsi sebagaimana mestinya.
4. Privasi (Privacy): Jaminan dan kemampuan perusahaan dalam menjada
integritas dari pelanggan.
11
2.1.3 Harga
2.1.3.1 Pengertian Harga
Harga suatu barang atau jasa merupakan salah satu faktor utama sebagai
penentu permintaan pasar.Konsumen sangat tergantung pada harga sebagai indikator
kualitas sebuah barang atau jasa, Perusahaan harus mampu menganalisa dan
menetapkan tingkat harga yang wajar bagi konsumen karena harga digunakan oleh
perusahaan sebagai alat untuk mencapai sasaran pemasarannya.
Menurut Kotler & Amstrong (2011), pengertian harga adalah “Sejumlah
uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai
yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau
menggunakan produk atau jasa tersebut.”
Menurut Kotler & Amstrong (2013), harga adalah salah satu elemen bauran
pemasaran yang menghasilkan pendapatan; elemen lain menghasilkan biaya. M
ungkin harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan;
fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak
waktu.Harga juga mengkomunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan
dariproduk atau merek perusahaan ke pasar.Produk yang dirancang dan dipasarkan
dengan baik dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan laba yang besar.
Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010:281) harga adalah, “Jumlah uang
(ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Setelah produk yang
diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari
produk tersebut.
Dari penjelasan definisi – definisi harga diatas, disimpulkan bahwa harga
adalah suatu uang yang ditentukan oleh perusahaan sebagai imbalan barang atau jasa
yang diperdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan suatu perusahaan guna
memuaskan keinginan pelanggan. Adanya kesesuaian antara harga dan produk atau
jasa dapat membuat kepuasan bagi pelanggan. Jika pelanggan tidak puas, akan
meninggalkan perusahaan dan akan menjadi pelanggan pesaing. Hal itu akan
menyebabkan penurunan penjualan dan bagi gilirannya akan menurunkan laba
bahkan kerugian.
Harga memainkan peranan penting dalam mengkomunikasikan kualitas dari
jasa tersebut.Dengan ketiadaan petunjuk-petunjuk yang bersifat nyata, konsumen
mengasosiasikan harga yang tinggi dengan tingkat kinerja suatu produk jasa yang
12
tinggi pula. Semakin besar perbedaan positif antara manfaat yang diterima dengan
biaya yang dirasakan, maka akan semakin besar nilai bersihnya. Para ekonom
memberikan terminologi consumer surplus untuk mengartikan perbedaan harga yang
pada akhirnya dibayar oleh konsumen dengan jumlah lebih dari yang tadinya akan
dibayar oleh konsumen tersebut untuk mendapatkan manfaat yang diinginkan atau
kegunaan yang ditawarkan produk tersebut.
Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap
perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat.Harga merupakan satusatunya
unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi
perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, promosi, dan distribusi)
menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Sekurang-kurangnya ada tiga pihak
yang harus menjadi dasar pertimbangan bagi perusahaan dalam menetapkan harga:
konsumen, perusahaan yang bersangkutan, dan pesaing. Perusahaan memperhatikan
apa yang diinginkan konsumen, yaitu membayar harga yang sepadan dengan nilai
yang diperoleh (value for money). Sementara kualitas pelayanan perusahaan adalah
mendapatkan laba maksimal mungkin, dengan memperhatikan penetapan harga yang
dilakukan pesaing.
2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas harga
Faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas harga adalah sebagai berikut :
(Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, 2016:174)
1. Efek nilai-unik
Pembeli kurang sensitif jika produk lebih unik
2. Efek kepedulian-barang pengganti
Pembeli kurang sensitif terhadap harga jika mereka kurang peduli terhadap
barang pengganti
3. Efek kesulitan-perbandingan
Pembeli kurang sensitif terhadap harga jika mereka sulit untuk
membandingkan mutu barang-barang pengganti
4. Efek pengeluaran-total
Pembeli kurang sensitif terhadap harga jika mereka sulit untuk
membandingkanmutu barang-barang pengganti
13
5. Efek manfaat-akhir
Pembeli kurang sensitif terhadap harga jika pengeluaran terhadap biaya total
produk akhir lebih rendah
6. Efek manfaat-akhir
Pembeli kurang sensitif terhadap harga jika bagian dari biaya dikeluarkan
oleh pihak lain
7. Efek Investasi-tertanam
Pembeli kurang sensitif terhadap harga jika produk tersebut dibeli
berhubungan dengna hata (asset) yang sebelumnya telah dibeli
8. Efek Mutu-harga
Pembeli kurang sensitif terhadap harga jika produk terrsebut dianggap
memiliki mutu, prestise, dan ekslusivitas yang lebih baik
9. Efek persediaan
Pembeli kurang sensitif terhadap harga jika mereka tidak dapat menyimpan
produk tersebut
2.1.3.3 Metode Penetapan Harga
1. Cost Oriented Pricing (Penetapan harga berdasar pendekatan biaya)
Merupakan cara paling umum yang banyak digunakan oleh
perusahaan, yakni dengan penetapan harga jual berdasar biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk produksi dan menambahkan suatu prosentase tertentu
sebagai labanya. Terdapat tiga kelompok dalam melakukan penetapan harga
model ini yakni
a. Cost Plus Pricing Method (Metode Penetapan Harga Biaya-Plus),
yakni penetapan biaya yang banyak dilakukan oleh perusahaan
produksi. Penghitungannya dengan cara harga jual per unit produk
dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya per unit ditambah
jumlah tertentu sebagai laba yang dikehendaki. (Rumus: Biaya Total
+ laba = Harga jual)
b. Mark-up pricing (Metode Penetapan Harga Mark-Up), merupakan
penetapan harga yang dilakukan hanya dengan menambah laba, cara
ini banyak dilakukan oleh pedagang perantara karena mereka tidak
ada biaya-biaya produksi.(Rumus: Harga Beli + MarkUp = Harga
Jual)
14
c. Target pricing, merupakan penetapan harga yang dilakukan
berdasarkan tingkat pengembalian investasi (ROI) yang diinginkan.
2. Demand-Oriented Pricing (Penetapan harga berdasar pendekatan
kebutuhan/permintaan)
Demand-Oriented Pricing adalah Penentuan harga dengan
mempertimbangkan keadaan permintaan, keadaan pasar dan keinginan
konsumen. Demand-oriented pricing mendasarkan kepada tingkah laku
demand, misalnya harga tinggi apabila demand sangat kuat dan harga rendah
bilamana demand lemah.
Untuk menanggapi aneka macam konsumen yang mengiinginkan
suatu produk, maka cara yang biasa ditempuh adalah dengan mengadakan
diskriminasi harga. Macam-macam diskriminasi harga yang dapat dilakukan
misalnya adalah diskriminasi terhadap teritorial (wilayah), kelompok
customer (pelanggan), Waktu dan kualitas atau bentuk produk.
3. Competition Oriented Pricing (Penetapan harga berdasar pendekatan
persaingan)
Competition oriented pricing merupakan penetapan harga yang
didasarkan kepada harga yang ditetapkan oleh pesaing, hal ini dilakukan
terutama untuk produk-produk yang bersifat homogen. Beberapa metode
penetapan harga yang dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Perceived value pricing, yaitu penetapan harga dimana perusahaan
berusaha menetapkan harga setingkat dengan rata – rata industri.
b. Sealed bid pricing yaitu suatu penetapan harga didasarkan pada
tawaran yang diajukan oleh pesaing.
Ada banyak tujuan dalam penetapan harga produk sebelum dilempar
ke pasaran. Berbagai kemungkinan tujuan trsebut misalnya untuk penetrasi
pasar baru, market skimming, mempercepat pemasukan uang tunai,
memenuhi target laba maupun promosi product line. Apapun tujuannya,
penetapan harga produk perlu dilakukan sejak awal karena juga merupakan
salah satu fungsi yang penting dalam pemasaran.
15
2.1.3.4 Tujuan Penetapan Harga
Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009:76),
ada lima tujuan utama dalam menetapkan harga:
1. Kemampuan bertahan
Perusahaan mengejar kemampuan bertahan sebagai tujuan utama mereka jika
mereka mengalami kelebihan kapastitas, persaingan ketat, atau keinginan
konsumen yang berubah. Selama harga menutup biaya variabel dan biaya
tetap maka perusahaan tetap berada dalam bisnis.
2. Laba saat ini maksimum
Banyak erusahaan berusaha menetapkan harga yang akan memaksimalkan
laba saat ini. Perusahaan memperkirakan permintaan dan biaya yang
berasosiasi dengan harga alternative dan memilih harga yang menghasilkan
laba saat ini, arus kas, atau tingkat pengambila atas investasi maksimum.
3. Pangsa pasar maksimum
Perusahaan percaya bahwa semakin tinggi volume penjualan, biaya unit akan
semakin rendah dan laba jangka panjang semakin tinggi. Perusahaan
menetapkan harga terendah mengasumsikan pasar sensitive terhadap harga.
Startegi penetapan harga penetrasi pasar dapat diterapkan dalam kondisi:
a. Pasar sangat sensitive terhadap harga dan harga yang rendah
merangsang pertumbuhan pasar.
Biaya produksi dan distribusi menurun seiring terakumulasinya
pengalaman produksi.
b. Harga rendah mendorong persaingan actual dan potensial.
4. Market Skimming Pricing
Perusahaan mengungkapkan tenologi baru yang mentapkan harga tinggi
untuk memkasimalkan memerah pasar dimana pada mulanya harga
ditetapkan tinggi dan secara perlahan turun seiring waktu. Skimming pricing
digunakan dalam kondisi sebagai berikut:
a. Terdapat cukup banyak pembeli yang permintaan saat ini yang tinggi.
b. Biaya satuan memproduksi volume kecil tidak begitu tinggi hingga
menghilangkan keuntungan dan mengenakan harga maksimum yang
mampu diserap pasar.
c. Harga awal tinggi menarik lebih banyak pesaing kepasar.
d. Harga tinggi mengkomunikasikan citra produk yang unggul.
16
5. Kepemimpinan kualitas produk
Banyak merek berusaha menjadi “kemewahan terjangkau” produk atau jasa
yang ditentukan karakternya oleh tingkat kualitas anggapan, selera dan status
yang tinggi dengan harga yang cukup tinggi agar tidak berada diluar
jangkauan konsumen.
2.1.3.5 Dimensi Harga
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007, p173) ada dua dimensi harga, yaitu :
1. Harga yang dipersepsikan
Yaitu persepsi pelanggan terhadap harga yang diterima, apakah tinggi,
rendah, atau adil
2. Harga yang direferensikan
Yaitu referensi dari pelanggan sebagai dasar perbandingan untuk menilai
harga yang ditawarkan
2.1.3.6 Indikator Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:52), didalam varabel harga ada
beberapa unsur kegiatan utama harga yang meliputi daftar harga, diskon, potongan
harga, dan periode pembayaran.Dalam penelitian ini, Pengukuran harga diukur
dengan indikator sebagai berikut :
1. Kesesuaian Harga Produk
dengan kualitas produk konsumen akan melihat terlebih dahulu harga yang
tercantum ada sebuah produk, karena sebelum membeli konsumen sudah
berfikir tentang system hemat yang tepat. Selain itu konsumen dapat berpikir
tentang harga yang ditawarkan memiliki kesesuaian dengan produk yang
telah dibeli. (Schiffman dan Kanuk dalam Rahma, et, al., 2012, p4).
2. Daftar Harga (Price List)
Daftar harga adalah informasi mengenai harga produk yang ditawarkan agar
konsumen mempertimbangkan untuk membeli.(Kotler dan Kevin Keller,
2011).
3. Potongan harga khusus (Allowance)
Potongan harga khusus oleh potongan harga yang diberikan produsen/
penjual kepada konsumen pada saat event tertentu.(Kotler dan Kevin Keller,
2011)
17
4. Harga yang dipersepsikan
Yaitu persepsi pelanggan terhadap harga yang diterima, apakah tinggi,rendah,
atau adil. (Schiffman dan Kanuk dalam Rahma, 2012).
2.1.4 Kepuasan Pelanggan
Sebelum mebahas lebih jauh mengenai definisi Customer Satisfaction atau
kepuasan pelanggan, berikut penulis sampaikan terlebih dahulu definisi dari Kata
Kepuasan dan Pelanggan, kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis”
yang artinya cukup baik dan memadai dan facio (melakukan atau membuat).
Kepuasan bisa diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu
memadai” (Tjiptono & Chandra, 2011 : 92)
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller yang dikutip dari buku
Manajemen Pemasaran mengatakan bahwa Kepuasan Konsumen adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil)
produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan (2007:177).
2.1.4.1 Dimensi Dalam Menentukan Tingkat Kepuasan Konsumen
Dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen, terdapat lima faktor utama
yang harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu “
a. Kualitas Produk
Konsumen akan merasa puas apabila hasil evaluasi mereka menunjukkan
bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas
b. Kualitas Pelayanan
Terutama untuk industry jasa, konsumen akan merasa puas bila mereka
mendapat kan pelayanan yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan
c. Emosional
Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang
lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produlk dengan merek
tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan lebih tinggi. Kepuasa
yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial yang
membuat konsumen menjadi puas terhadap merek tertentu
d. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tapi menetapkan harga yang
relative murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumennya
18
e. Biaya
Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atua tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenerung puas
terhadap produk atau jasa itu
2.1.4.2 Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler yang dikutip dari buku Total Quality Management ada
beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan pengukuran kepuasan
pelanggan, diantaranya (Tjiptono, 2011:315)
a. Sistem keluhan dan saran
Organisasi yang berpusat pelanggan (Customer Centered) memberikan
kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran
dan keluhan.Informasi – informasi ini dapat memberikan ide – ide cemerlang
bagi perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksii secara tanggap dan
cepat untuk mengatasi masalah – masalh tersebut.
b. Ghost Shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan
adalah dengan memperkerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap
sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan temuan – temuannya
mengenai kekuatan dankelemahan produk perusahaan dan pesaing
berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk – produk tersebut.
Selain itu para ghost shopper juga dapat mengamati cara penanganan setiap
keluah.
c. Lost Customer Analysis
Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berentu
membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal
itu terjadi. Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan
customer loss rate juga penting, peningkatan customer loss rate menunjukkan
kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggan.
d. Surveri Kepuasan Pelanggan
Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan
penelitian survey, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung.
Perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung
dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan
menaruh perhatian terhadap para pelanggannya
19
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
2.2.1 Jurnal Internasional
Tabel 2.1 Jurnal Internasional
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Tahun
Penelitian SIMPULAN
Rahim
Mosahab,
Osman
Mahamad,
dan T.
Ramayah
Service
Quality,
Customer
Satisfaction
and
Loyalty: A
Test Of
Mediation"
2010 Penelitian ini menunjukkan bahwa dari
kelima dimensi service quality dan juga
dalam total ekspektasi konsumen melebihi
persepsi mereka tentang performa bank
tersebut. Pada kenyataannya, dari penelitian
ini bisa dilihat bahwa prestasi dari Sepah
bank jika dilihat dari lima dimensi service
quality, prestasinya sudah lebih dari rata –
rata, tetapi service quality nya masih tetap
tidak memuaskan ekspektasi konsumen.
Service Quality juga diharapkan menjadi
salah satu penentu dari kepuasan dan
kesetiaan. Pada kenyataannya, hampir 43
persen dari perubahan dari kepuasan
konsumen disebabkan oleh service quality.
Di sisi lain, service quality mempunyai
hubungan langsung dengan kesetiaan, dan
hampir 45 persen perubahan kesetiaan
dapat disebabkan oleh perubahan service
quality. Temuan dari penelitian ini
menunjukkan bahwa ada hasil positif dan
hubungan yang berarti diantara 5 dimensi
service quality dengan kepuasan dan
kesetiaan, Penemuan dari bagian ini juga
yang menunjukkan bahwa baik dimensi
hasil dan proses memiliki hasil positif dan
hubungan yang berarti dengan kepusan dan
20
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Tahun
Penelitian SIMPULAN
kesetiaan. Tetapi, hal yang penting adalah
bahwa ada hubungan yang signifikan antara
dimensi proses dan kepuasan dan kesetiaan.
Point ini penting karena walaupun hasil
akhir tidak memuaskan konsumen, tetapi ini
juga tidak berarti bahwa konsumen tidak
merasa puas.
Asghar
Afshar,
Mohammad
Ali, Seyed
Abbas,
Khaled
Nawaser,
Seyed
Mohammad
Sadew
Study the
Effects of
Customer
Service and
Product
Quality on
Customer
Satisfaction
and
Loyalty
2011 Penelitian ini menunjukkan pentingnya
kualitas produk, karena dari penelitian
dapat dilihat bahwa konsumen yang setia
adalah kosumen yang menggunakan produk
yang memiliki kualitas lebih baik. Hal ini
berarti bahwa kualitias produk yang lebih
baik cenderung meningkatkan kesetiaan
pelanggan. Dengan penelitian ini kita
dapat juga menemukan kebutuhan
pelanggan yang belum ditemukkan. Jika
sebuah perusahaan tidak tergantung pada
melayani konsumen, konsumen akan
menyadari persepsi mereka akan ditujukkan
kemana, dan hubungan langsung antara
layanan yang baik, kepuasan konsumen dan
kesetiaan. Hal ini telah dibuktikan oleh
banyak peneliti bahwa baik hanya produk
atau hanya layanan saja. Mungkin memang
mudah untuk menunjukkan bahwa
kepuasan konsumen meningkatkan
kesetiaan, tetapi banyak juga konsumen
yang merasa puas namun tidak seia pada
merek tertentu. Maka dari itu,
memperhatikan kepuasan dan kesetiaan
21
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Tahun
Penelitian SIMPULAN
diwaktu yang sama adlaah hal yang sulit
dan juga menantang untuk perusahaan.
Emmanouil
Stiakakis
dan
Christos K.
Georgiadis
E-service
quality:
comparing
the
perceptions
of
providers
and
customers
2009 Penelitian ini telah memperluas
pengetahuan dari e-service quality dengan
mempertimbangkan persamaan dan
perbedaan antara persepsi penyedia tentang
e-Sq dan persepsi konsumen tentang e-Sq.
Penelitian ini juga menambahkan
pengertian dari e-SQ dengan mengajukan
sepuluh kriteria (yang disebarkan melalui
item – item diantara lima dimensi Service
Quality, yang dinilai dari sebuah sampel
dari perusahaan yunani dengan
pengalamannya dalam dunia e-business.
Penelitian ini juga telah menemukan bahwa
penyedia memiliki persepsi yang cukup
sama dengan pandangan konsumen pada
tingkat dimensi dari e-Sq, bagaimanapun
dalam hal memberikan saran mengenai
kriteria dari kualitas yang membuat
dimensi, beberapa perbedaan menarik
muncul. Kriteria tertentu, seperti “respon
yang cepat“ dan “ketersediaan“ terlihat jauh
lebih diperhatikan oleh penyedia.
Kebalikannya, penyedia terlihat seperti
meremehkan beberapa kriteria, seperti
“pelayanan konsumen“ dan “fungsi – fungsi
dari website“ yang hal tersebut malah
sangat diperhatikan konsumen. Penemuan
dari penelitian ini mengenai tingkat
kepentingan dari kualitas sebuah kriteria
22
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Tahun
Penelitian SIMPULAN
sesuai dengan beberapa survey dari
beberapa literatur yang telah menilai
persepsi dari penyedia (Surjadjaja et
al.2003). Penelitian ini juga memberikan
perbandingan dari penilaian yang diberikan
penyedia dari beberapa macam kriteria e-
quality pada e-services B2B dan B2C.
Penemuan ini mengindikasikan bahwa
penyedia tidak merasakan adanya
perbedaan yang berarti antara 2 hal ini.
Satu-satunya perbedaan yang ditemukan
adalah “ketepatan informasi“ terlihati jauh
lebih penting di B2B, sedangkan “desain
website“ jauh lebih penting pada transaksi
di B2C.
23
2.2.2 Jurnal Nasional
Tabel 2.2 Jurnal Nasional
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Tahun
Penelitian SIMPULAN
Anton
Tirta
Komara
Pengaruh E-
Service Quality
dan E-Recovery
Service Quality
terhadap E-
Satisfaction
serta
Implikasinya
pada E-Loyalty
Pelanggan
Maskapai
Penerbangan
Air Asia
2013 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ternyata layanan berbasis elektronik
setelah melakukan transaski harus
lebih ditingkatkan. Dengan demikian
terbukti bahwa layanan berbaisis
elektronik secara teori dan hasil
penelitian terbukti dapat memuaskan
pelanggan yang akhirnya menjadi
pelanggan yang loyal.
Hansel
Jonathan
Analisis
Pengaruh E-
Service Quality
terhadap
Customer
Satisfaction
yang
Berdampak
pada Customer
Loyalty PT
Bayu BUana
Travel Tbk
2013 E-service quality pada website
bayubuanatravel.com memiliki
pengaruh yang siginifikan terhadap
customer satisfaction. Timbulnya
pengaruh tersebut dapat disebabkan
oleh pengalaman pelanggan
menggunakan website, dalam
melakukan transaksi pemesanan tiket
selama ini sehingga pelanggan secara
langsung dapat merasakan baik
buruknya e-service quality. Customer
satisfaction memiliki pengaruh
siginifikan terhadap customer loyalty.
Ini dapat disebabkan karena secara
fisik pelanggan sepenuhnya puas
24
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Tahun
Penelitian SIMPULAN
terhadap kinerja e-service quality
sehingga sudah dapat mempengaruhi
customer loyalty. E-service quality
pada website bayubuanatravel.com
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap customer loyalty. Adanya
pengaruh tersebut dapat disebabkan
oleh e-service quality yang didapatkan
oleh pelanggan mampu untuk dapat
mempengaruhi customer loyalty. E-
service quality dan customer
satisfaction secara simultan memliki
pengaruh yang signifikan terhadap
customer loyalty. Adanya pengaruh
secara simultan e-service quality dan
customer satisfaction terhadap
customer loyalty pelanggan website
bayubuanatravel.com dapat
disebabkan karena penilaian
pelanggan mengenai e-service quality
bayubuanatravel.com telah dapat
mempengaruhi cusotomer satisfaction,
sehingga dapat juga mempengaruhi
customer loyalty. Kemudian, terdapat
gap antara tingkat kinerja (kenyataan)
dan tingkat kepentingan (harapan) e-
service quality pada website
bayubuanatravel.com. sebagian besar
gap benilai negatif. Ini menunjukkan
bahwa kinerja dari e-service quality
yang ada belum memenuhi harapan
25
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Tahun
Penelitian SIMPULAN
pelanggan. Gap dengan nilai negative
tertinggi adalah pada dimensi
information quality dalam hal
penyediaan informasi yang akurat
Rendi
Maulana,
Kezia
Kurniawati
Pengaruh
Kualitas E-
Service terhadap
Minat Beli
Konsumen Studi
Kasus pada
Website Koren
Denim
2014 Hasilnya menunjukkan bahwa :
1. Hipotesis penelitian ini, yaitu
kualitas e-service berpengaruh
terhadap minat beli konsumen Koren
Denim dinyatakan diterima..
2. Dari hasil analisa koefisien
determinasi diketahui terdapat faktor
lain yang mempengaruhi minat beli
konsumen. Dilihat dari jenis industi
yang dijalankan oleh Koren Denim,
penulis berasumsi 62% faktor lainnya
berasal dari resiko transaksi online
yang dijalankan Koren Denim
tersebut.
26
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran dimaksudkan untuk menggambarkan paradigma
penelitian sebagai jawaban atas masalah penelitian.Dalam kerangka pemikiran
tersebut terdapat dua variabel independen (E-Service Quality dan Harga) yang
menghubungkan variabel dependen (Kepuasan Pelanggan). Dalam penelitian ini,
peneliti ingin melihat hubungan E-Service Quality dan harga terhadap kepuasan
pelanggan. Sehingga dengan adanya kedua hal tersebut akan meningkatkan tingkat
kepausan pelanggan.
Harga juga merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan kepuasan
pelanggan karena kepuasan pelanggan didasarkan dalam berbagai faktor
tentunya.Untuk melakukan penetapan harga pengusaha perlu memperhatikan
indikator-indikatornya yakni kesesuaian harga, daftar harga, potongan harga, khusus
dan harga yang dipersepsikan.Kepuasan pelanggan ini dihubungi oleh ¬e-service
quality dan harga suku cadang terhadap konsumen, dengan adanya upaya
meningkatkan e-service quality dan mengetahui kesesuaian harga suku cadang
diharapkan dapat meningkatkan kepuan pelanggan. Dengan dilakukannnya kedua
upaya tersebut yaitu e-service quality dan penetapan harga sehingga adanya
hubungan dari salah satu ataupun keduannya diharapkan para konsumen akan merasa
semakin percaya dan tertarik sehingga kepuasan pelangan semakin meningkat
27
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
E-Service Quality
Efficiency (X1)
Fulfillment ( X2)
System Availability (X3)
Privacy (X4)
Harga (X5)
Kesesuaian harga
produk
Daftar Harga
Potongan Harga Khusus
Harga yang
dipersepsikan
Kepuasan Pelanggan (Y)
Kualitas Produk
Kualitas Pelayanan
Emosional
Harga
Biaya
28
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas penulis dapat menarik suatu hipotesis
mengenai hubungan e-service quality dan harga terhadap kepuasan pelanggan, yaitu:
Ho1 : Efficiency tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan pengguna
layanna jasa e-commerce KlikUT.com PT United Tractors Tbk
Ha1 : Efficiency berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan pengguna
layanna jasa e-commerce KlikUT.com PT United Tractors Tbk
Ho2 : Fulfillmenttidakberpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan pengguna
layanna jasa e-commerce KlikUT.com PT United Tractors Tbk
Ha2 : Fulfillment berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan pengguna
layanna jasa e-commerce KlikUT.com PT United Tractors Tbk
Ho3 : System Availability tidakberpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan
pengguna layanna jasa e-commerce KlikUT.com PT United Tractors Tbk
Ha3 : System Availability berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan
pengguna layanna jasa e-commerce KlikUT.com PT United Tractors Tbk
Ho4 : Privacy tidakberpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan pengguna
layanna jasa e-commerce KlikUT.com PT United Tractors Tbk
Ha4 : Privacy berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan pengguna layanna
jasa e-commerce KlikUT.com PT United Tractors Tbk
Ho5 : Harga suku cadang tidak berpengaruh positf kepuasan pelanggan pengguna
layanna jasa e-commerce KlikUT.com PT United Tractors Tbk
Ha5 : Harga suku cadang berpengaruh positf kepuasan pelanggan pengguna
layanna jasa e-commerce KlikUT.com PT United Tractors Tbk