bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2012-1-01088-si...
TRANSCRIPT
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Strategi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), strategi adalah kumpulan
tindakan yang tergabung yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan
jangka panjang dari perusahaan yang terkait dengan para pesaingnya. Strategi
dapat membuat suatu kebijakan baru yang bisa digunakan dalam praktek
seperti merancang ulang prose-proses produksi dalam bisnis.
Menurut Rangkuti (2008, p3), strategi adalah alat untuk mencapai
tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program
tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.
Berdasarkan prinsipnya strategi dapat dibagi dalam 3 tipe, (Rangkuti,
2008, p7), yakni:
1. Strategi manajemen: meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro
misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,
dan sebagainya.
2. Strategi investasi: merupakan kegiatan yang berorientasi pada
investasi misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi
pertumbuhan agresif, strategi bertahan.
3. Strategi bisnis: merupakan strategi yang berorientasi pada fungsi-
fungsi kegiatan manajemen misalnya strategi produksi atau
operasional, strategi distribusi, dan strategi yang berhubungan dengan
keuangan.
9
Jadi, berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa strategi adalah suatu tindakan yang digunakan untuk mencapai tujuan
jangka panjang perusahaan agar mampu bersaing dengan para pesaingnya.
2.2 Pengertian Strategi Bisnis
Menurut Rangkuti (2006, p7), strategi bisnis adalah strategi
fungsional yang berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen,
misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi
distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan
keuangan dari suatu bisnis.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), strategi bisnis adalah
sekumpulan tindakan terintegrasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan
jangka panjang dan kekuatan perusahaan untuk menghadapi pesaing.
Jadi, berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa strategi bisnis adalah suatu tindakan yang terintegrasi dan berorientasi
pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen yang bertujuan untuk mencapai
tujuan jangka panjang.
2.3 Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah perangkat keras, perangkat lunak,
perangkat telekomunikasi, manajemen database dan teknologi pengolahan
informasi lainnya yang digunakan dalam sebuah sistem informasi berbasis
komputer (O’Brien, 2003, p10).
Teknologi informasi atau yang biasa disingkat TI secara spesifik
mengacu pada teknologi, baik berupa hardware, software maupun network
yang memfasilitasi dan mendukung proses pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, penyebaran, dan pertukaran informasi. Dan dapat disimpulkan
10
bahwa IT adalah alat yang mendukung aktivitas sebuah sistem informasi
(Ward and Peppard, 2002, p3).
Jadi, berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa teknologi informasi adalah sekumpulan dari hardware, software,
network, dan database yang digunakan untuk mendukung berbagai macam
aktivitas sebuah sistem informasi.
2.4 Pengertian Enterprise
Scott A. Bernard (2005, p31) enterprise adalah suatu area tempat
segala aktifitas dan tujuan-tujuannya dalam suatu organisasi atau antar
beberapa organisasi dimana informasi dan sumber daya lainnya saling
bertukar dan berinteraksi.
Enterprise adalah sebuah sistem dari manusia, peralatan, material,
data, kebijakan dan prosedur yang muncul untuk menyediakan sebuah produk
atau pelayanan,dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Sistem enterprise
mendukung struktur organisasi yang sebelumnya tidak mungkin untuk
menciptakan budaya organisasi yang lebih disiplin.
2.4.1 Enterprise Architecture
Scott A. Bernard (2005, p31) enterprise architecture adalah suatu
profesi dan praktek manajemen yang didedikasikan untuk meningkatkan
kinerja suatu enterprise dengan cara membuat perusahaan tersebut mampu
secara keseluruhan mengintegrasikan strategi praktek bisnisnya, alur-alur
informasinya dan sumber daya teknologinya.
11
EA dimaksudkan untuk membantu pembaca mengingat perbedaan
jelas antara EA dan jenis lain dari perencanaan IT, yaitu bahwa EA
didorong oleh tujuan strategis dan kebutuhan bisnis.
Gambar 2.1 Enterprise Architecture
2.4.2 Menghubungkan EA dan Strategi
Untuk EA dalam mendukung Perusahaan, harus menghubungkan
strategi, bisnis, dan teknologi. EA sangat efektif pada saat mendukung top-
down executive planning dan decision-making secara simultan pada seluruh
perusahaan dan bottom-up management planning dan decision-making pada
setiap bagian line of business.
- Strategy
EA Framework dan methodology mengatur EA documentation dengan
cara yang memungkinkan strategi untuk mempengaruhi bisnis dan
perencanaan teknologi dan pengambilan keputusan.
- Business
Seperti yang tercermin dalam desain dalam EA framework, strategi
dapat membuat kebutuhan bisnis dan teknologi mendukung solusi
untuk mencapai kebutuhan tersebut.
EA = S + B + T
Enterprise Architecture = Strategy + Business
+Technology
12
- Technology
Teknologi adalah tipe sumber daya yang dapat memberikan informasi
dan sumber daya yang laen untuk mendukung menciptakan dan
menghantarkan produk bisnis dan servis, di mana dapat mencapai
tujuan dari strategic goals.
2.4.3 Menghubungkan EA dan Perencanaan Bisnis
Seperti tercermin dalam desain kerangka kerja EA, strategi
menciptakan kebutuhan bisnis dan teknologi mendukung solusi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. EA mendokumentasikan tiga isu utama
ditingkat bisnis:
1. Mendukung Tujuan Strategis. Sentuh poin antara inisiatif strategis dan
kegiatan bisnis perlu didokumentasikan secara jelas. Tidak semua
kegiatan usaha yang strategis dan penting untuk membedakan dalam
dokumentasi EA antara mereka yang langsung link ke inisiatif
strategis dan mereka yang menyediakan fungsi dukungan umum
untuk perusahaan.
2. Dokumentasi Kegiatan Usaha. Mendokumentasikan penciptaan dan
pengiriman produk bisnis dan layanan penting dalam mendukung
Perbaikan Proses Bisnis (BPI) dan Business Process Reengineering
(BPR) dalam mendokumentasikan proyek dan kegiatan usaha untuk
menunjukkan input, output, hasil dan elemen lain dari pengaruh
tentang setiap proses bisnis. Ini juga penting untuk mengidentifikasi
bagaimana proses bisnis terkait satu sama lain.
3. Mengidentifikasi Teknologi Pendukung. Menganalisa kebutuhan
bisnis dan kegiatan dapat mengungkapkan teknologi pendukung kritis
13
(misalnya kegiatan pemasaran memerlukan data penjualan tren
analisis dan proses manufaktur membutuhkan berbagai jenis sumber
termasuk bahan baku, sarana, tenaga kerja, komputer, data, dan / atau
robotika). EA membantu untuk mengidentifikasi dan
mendokumentasikan teknologi.
2.5 EA sebagai Program Manajemen
Sebagai management program EA mampu memberikan pendekatan
strategis serta terintegrasi pada resource planning. EA juga bisa digunakan
untuk identifikasi celah performa dari kegiatan bisnis dan kemampuan untuk
mendukung pelayanan IT, sistem, serta jaringan (Bernard, 2005, p34).
2.5.1 Resource Alignment
Merencanakan segala sumber daya perusahaan tersebut agar dapat
digunakan secara efektif & efisien, sumber daya manusia, modal, data,
teknologi, efesien dari segi biaya, efektif dari segi waktu. EA dapat
membantu dalam proses perencanaan strategis serta perencanaan sumber
daya lain dengan memberikan gambaran makro dan mikro tentang bagaimana
penggunaan sumber daya seefisien mungkin agar sasaran dapat diraih (Scott
A. Bernard, 2005, p35).
14
Gambar 2.2 Resource Alignment
2.5.2 Standarized Policy
Kebijakan-kebijakan di perusahaan yang telah ditetapkan. Menurut Bernard
(2005, p35) EA mendukung pembentukan kebijakan atas:
- Identifikasi kebutuhan strategis dan operasional
- Menentukan penyelarasan strategis atas aktivitas dan sumber daya
- Mengembangkan bisnis enterprise-wide dan sumber daya
teknologi
- Memprioritaskan pendanaan dari program dan proyek
- Mengawasi manajemen dari program dan proyek
- Identifikasi performa metris dari program dan proyek
- Identifikasi dan menegakkan standar serta susunan dari
manajemen
15
2.5.3 Decision Support
Menentukan IT yang tepat guna pengambilan keputusan yang baik.
EA juga mampu memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan sumber daya teknologi informasi yang baik pada tingkat
eksekutif, manajemen, bahkan tingkat staff (Scott A. Bernard, 2005, p36).
2.5.4 Resource Development
Mengembangkan sumber daya yang ada agar dapat menjadi lebih
baik. EA mampu mendukung evaluasi usaha-usaha yang dilakukan oleh
perusahaan dalam rangka mengembangkan sumber daya-sumber daya yang
dimiliki (Bernard, 2005, p35).
2.6 EA sebagai Metode Dokumentasi
Metodologi EA adalah rincian langkah demi langkah deskripsi
tentang bagaimana program EA yang akan didirikan dan dijalankan serta
bagaimana dokumentasi EA yang akan dikembangkan.dipelihara dan
digunakan.
Gambar 2.3 Element of EA Documentation
Dokumentasi EA adalah pencapaian melalui 6 elemen dasar :
16
2.6.1 EA Documentation Framework
EA documentation framework mengidentifikasikan ruang lingkup dari
rancangan menjadi terdokumentasi dan menetapkan hubungan antara area
arsitektur.
Sebagai contoh dapat di ilustrasikan di dalam
Gambar 2.4 EA Cube Documentation Framework
Menurut gambar tersebut tingkatan dari contoh framework tersebut
adalah hierarki jadi dapat membedakan arsitektur dan sub arsitektur. Hal ini
diselesaikan dengan cara high-level strategic goals/initiative pada urutan atas,
business products/service and data or information flow ditengahnya.
Mengurangi resiko dan mengefesiensikan promosi, tahap metode
pengimplementasian, EA framework dibagi menjadi beberapa segmen
aktifitas yang berbeda, dimaksudkan kepada Lines of Business(LOB) .
Line of Business adalah perbedaan area dari aktifitas dengan
enterprise. Ini bisa melibatkan perusahaan dalam produk-produk tertentu,
ketentuan service, atau fungsi internal administratif.
17
Architecture Segment adalah bagian dari keseluruhan EA yang
mendokumentasikan satu atau lebih lines of business pada semua level dan
rangkaian. Sebuah segment bisa ada sebagai sebuah bagian dari EA yang
berdiri sendiri.
2.6.2 EA Component
Melakukan perubahan terhadap goal, standarisasi,sumber daya, dan
garis bisnis perusahaan yang ada di perusahaan agar dapat berjalan lebih
baik..
Gambar 2.5 Examples of EA Components
Vertical Component merupakan tujuan, proses, atau sumber
(equipment, systems, data.) yang memfungsikan hanya satu line of business.
Horizontal (Crosscutting) Component merupakan tujuan, proses, atau
sumber yang memfungsikan beberapa line of business.
2.6.3 EA Current Architecture
Mengandung beberapa EA komponen yang saat ini ada dengan
enterprise pada setiap level dari setiap framework. Current architecture dari
sebuah EA disediakan untuk membuat sebuah ‘base line’ persediaan dari
sumber daya saat ini dan aktivitas yang didokumentasikan dalam sebuah arah
18
yang konsisten dengan future architecture dari sebuah EA jadi yang dianalisa
dapat dilihat perbedaanya dalam kinerja antara rencana masa depan dan
kemampuan yang ada saat ini. current architecture dari sebuah EA terdiri
dari artifacts (document, diagram, data, spreedsheet, charts, dll) pada salah
satu tingkatan dari framework dimana arsip didalam sebuah online EA
repository untuk membuat mereka lebih mudah digunakan oleh beberapa EA
stakeholder.
2.6.4 EA Future Architecture
Future architecture dikendalikan oleh dua hal strategy and tactical
level yang dilakukan dalam tiga arah seperti yang ditampilkan pada gambar
Gambar 2.6 Drivers of Change
2.6.5 EA Management Plan
Elemen ini berfungsi untuk mengartikulasi program serta dokumentasi
dari pendekatan EA. EA Management Plan juga memberikan deskripsi dari
gambaran masa kini dan masa depan dari arsitektur, serta menyusun
perencanaan untuk mengatur transisi ke teknologi di masa mendatang (Scott
A. Bernard, 2005, p42).
Sebuah dokumen yang nyata yang penting untuk merealisasikan
keuntungan dari sebuah EA sebagai program manajemen. Bagaimana sebuah
enterprise berjalan secara berkelanjutan pindah dari current architercture ke
future architecture adalah sebuah perencanaan yang signifikan dan tantangan
19
manajemen, khususnya apabila sumberdaya TI dapat mendukung fungsi
kunci bisnis yang telah diganti atau di kembangkan. EA manajemen plan
memiliki beberapa bagian :
Part I EA program manajemen
• Governance and principles
Menjelaskan cara bahwa kebijakan dan pengambilan keputusan akan
terjadi dalam program EA. Hal ini juga dimana prinsip-prinsip yang
mendasari program EA diartikulasikan. EA pemerintahan yang
mungkin terbaik digambarkan melalui narasi yang menyediakan
kebijakan EA program dan diagram alir terlampir yang menunjukan
bagaimana dan kapas keputusan dibuat pada isu-isu seperti EA
Proposal investasi TI, Review proyek, persetujuan dokumen, dll
(Scott A. Bernard,2005,p177).
• Supports strategy and business
Pada sesi ini menjelaskan tentang salah satu tujuan utama dari EA
Program dimana tujuannya adalah untuk mendukung dan
meningkatkan strategi dari enterprise dan rencana bisnis serta untuk
mengidentifikasi kesenjangan kinerja yang dapat membantu
komponen EA (Scott A. Bernard,2005,p178).
• EA roles and responsibilities
Pada sesi ini menerangkan stakeholders yang terlibat dan apa
tanggung jawab dalam aturan EA ini (Scott A.Bernard,2005,p178).
• EA program budget
Menjelaskan tentang biaya dari program pembuatan EA mulai dari
awal sampai keseluruhan (Scott A.Bernard,2005,p179).
20
• EA program performance measure
Pada sesi ini menerangkan tentang untuk menetahui apakan program
EA dapat menjadi lebih efektif dan efisien. Pengukuran program EA
dapat dilakukan dengan 2 tahap yaitu dari segi outcome measure dan
output measures (Scott A. Bernard,2005,p180).
Part II EA current architecture summary
• Strategic goals and initiative
Menjelaskan tentang bagaimana Program EA dan spesifikasi dari
komponen EA dapat mendukung strategi goal dan inisiatif enterprise
yang diinginkan (Scott A.Bernard,2005,p182).
• Business service and information flow
Sesi ini menekankan peran yang dimainkan EA dalam mendukung
bisnis proses analisis dan perbaikan, serta mengidentifikasi dan
mengoptimalkan arus informasi didalam proses-proses bisnis (Scott
A.Bernard,2005,p182).
• System and application
Pada sesi ini menerangkan bagaimana komponen Current EA dan
artifak pada sistem dan aplikasi pada setiap level yang ada pada
Framework EA dapat mendukung alur informasi dan setiap Line Of
Business (Scott A.Bernard,2005,p184).
• Technology infrastructure
Menjelaskan tentang suara, data, dan video komponen EA dan
artifak yang membentuk teknologi infrastruktur dari setiap tingkatan
EA Framework (Scott A.Bernard,2005,p184).
21
• IT security
Menjelaskan tentang keamanan teknologi informasi yang ada pada
setiap keseluruhan tingkatan EA Framework (Scott
A.Bernard,2005,p184).
• EA standards
Pada sesi ini menerangkan tentang dokumen Technical Standars
Reference Model (TSRM) yang menyediakan EA Standars untuk
suara, data, video, dan keamanan teknologi informasi yang
digunakan selama pengembangan komponen EA (Scott
A.Bernard,2005,p184).
• Workforce requirements
Workforce mencakup strategi untuk mempekerjakan retensi dan
pengembangan profesional ditingkat eksekutif, manajemen, dan staf
dari perusahaan (Scott A.Bernard,2005,p185).
Part III EA future architecture summary
• Future operating scenarios
Skenario operasi masa depan dibuat bersama dengan deskripsi narasi
tujuan skenario dan spektrum lingkungan operasi yang menanggapi
skenario (Scott A.Bernard,2005,p186).
• Planning assumption
Adalah asumsi perencanaan dari skenario dibahas lebih lanjut dalam
hal apa yang mereka maksud dengan prioritas perusahaan karena
menerapkan Future EA. Asumsi mengidentifikasikan kemampuan
baru dan sumber daya yang akan diperlukan jika perusahaan berhasil
dalam masing-masing skenario. bagian ini kemudian memfokuskan
22
pada skenario yang dipilih dan asumsi-asumsi perencanaan yang
akan mendasari tindakan yang diambil (Scott A.Bernard,2005,p186).
• Updating current and future architecture
Menjelaskan tentang dokumentasi perubahan yang direncanakan
dalam proses dan sumber daya yang menciptakan pandangan masa
depan EA pada semua tingkatan dari framework yang ada pada EA
(Scott A.Bernard,2005,p186).
• Sequencing plan
Menjelaskan rencana urutan EA dokumen tugas, tonggak, dan
jangka waktu untuk menerapkan komponen baru EA dan artifak.
Perusahaan besar dan menengah sering memiliki banyak
perkembangan baru yang berlangsung pada waktu tertentu dan ini
memerlukan koordinasi untuk menetapkan urutan kegiatan yang
optimal. (Scott A Bernard, 2005, p188)
• Configuration management
Configuration Management adalah konfigurasi EA manajemen dari
rencana manajemen EA yang berfungsi untuk mendukung sub
proses dimana perubahan EA dikelola dan standar dalam Technical
Standars Reference Model (TSRM) diterapkan. (Scott
A.Bernard,2005,p189).
Part IV glosarry and references
23
2.6.6 EA Planning Threads
Dokumentasi EA termasuk ‘threads’ dari aktifitas umum yang
tersedia pada setiap level dari sebuah framework. Threads ini termasuk IT-
related security, standards, dan workforce consideration.
• IT security
Sebuah program IT security yang komprehensif memiliki beberapa focus area
termasuk : informasi, SDM, pengoperasian dan fasilitas. Akan efektif, IT
security harus dapat bekerja pada semua tingkatan dari sebuah EA framework
dan semua EA component.
• IT standards
EA seharusnya menggambarkan persetujuan standar internasional, nasional,
dan industri dalam mempromosikan penggunaan dari solusi non-proprietary
dalam komponen EA.
• IT workforce
Manusia sangat berguna dalam EA karena dapat memastikan kebutuhan IT-
related staffing skill dan training agar dapat di identifikasikan untuk LOB dan
aktifitas pendukung layanan pada salah satu tingkatan EA framework dan
solusi yang sesuai adalah merefleksikan kedalam current dan future
architecture
2.7 EA Repository
EA repository merupakan sebuah website dan database yang
menyimpan informasi dan mengembangkan link ke EA tools dan sumber
daya program EA lainnya. Gambar 1-8 menampilkan bahwa untuk
dokumentasi pendukung teroganisir melalui penggunaan EA framework.
24
Gambar 2.7 EA Repository Design
2.8 The Structure & Culture
2.8.1 The Structure of Enterprise
Salah satu model yang lebih masuk akal dari struktur organisasi
umum adalah mengenai pandangan tiga tingkat yang awalnya dibayangkan
oleh seorang sosiolog, Talcott Parsons, di tahun 1950 dan selanjutnya
dikembangkan oleh seorang sosiolog, James Thompson, pada tahun 1960.
Penelitian oleh Parson mengidentifik asi tiga tingkatan umum yang umum
untuk kebanyakan organisasi sosial (teknis, manajerial, dan institusional),
berdasarkan pengamatan bahwa berbagai jenis kegiatan terjadi di setiap
tingkat. Pandangan Thompson dibangun berdasarkan gagasan Parsons dengan
lebih lanjut mengidentifikasi berbagai jenis kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi. Pada gambar dibawah ini menjelaskan konsep organisasi dengan
model Parsons / Thompson.
25
Tabel 2.1 The Structure of Enterprise
Pengukuran berdasarkan Model Parson / Thompson telah diadaptasi
oleh penulisan yang menyerupai serangkaian lingkaran konsentris. Hal ini
dapat memberikan citra yang lebih berguna untuk menggambarkan sebuah
organisasi sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya melalui tingkat
model institusional, memfasilitasi sumber daya internal melalui jenjang karir,
dan melindungi sebuah inti dari proses penting dan sumber daya di tingkat
26
teknis. Gambar dibawah ini menunjukkan versi bentuk bola dari model
Parsons / Thompson, yang juga lebih berguna dalam berhubungan dengan
bagaimana kerangka EA dapat mendokumentasikan fungsi organisasi.
Gambar 2.8 EA Relating Models of Organizational Function and Structure
2.8.2 Understanding Culture
Memahami budaya suatu perusahaan sangat penting untuk
mengembangkan pandangan yang realistis tentang bagaimana tujuan strategis
ditetapkan, bagaimana fungsi proses, dan bagaimana sumber daya digunakan.
Setiap perusahaan berbeda dalam beberapa cara, seperti adalah, vertikal
horisontal, dan / atau diperpanjang sub-perusahaan. Hal ini disebabkan
budaya perusahaan menjadi sebuah penggabungan dari nilainilai, keyakinan,
kebiasaan, dan preferensi dari semua orang di seluruh perusahaan atau sub-
perusahaan. Perubahan dalam perusahaan akan terjadi terlepas dari adanya
program EA, namun mereka akan terjadi dengan cara yang lebih
terputusputus atau benar-benar independen tanpa EA. Efek dari program EA
27
adalah untuk mengkoordinasikan perubahan sedemikian rupa sehingga jauh
lebih didorong oleh strategi baru dan kebutuhan bisnis, dan kurang oleh
teknologi baru. Kebanyakan dapat bertahan terhadap perubahan yang terjadi
di lingkungan mereka, apakah itu di rumah atau tempat kerja. Jika program
EA mempromosikan perubahan di perusahaan, dan jika orang selalu bertahan
terhadap semua jenis perubahan ketika mereka tidak memiliki beberapa
tingkat kontrol, maka program EA mungkin dilawan oleh para pemangku
kepentingan jika tidak dilakukan sesuatu untuk meningkatkan tingkat kontrol.
Meningkatkan tingkat kontrol dapat membantu untuk menyukseskan dalam
mengelola perubahan, dan dapat dicapai dengan beberapa cara, termasuk:
- Melibatkan stakeholders dalam pembentukan program EA dan
manajemen
- Secara teratur dan efektif mengkomunikasikan kegiatan EA untuk
stakeholder
- Memungkinkan untuk masukan dari stakeholder untuk perencanaan EA
dan pengambilan keputusan
- Mengelola keinginan dari para pemangku kepentingan dalam
melaksanakan program EA.
2.9 EA Artifact
2.9.1 Goal and Initiatives
Goal and Initiatives adalah kekuatan pendorong dibelakang arsitektur.
Tingkat atas dari kerangka arsitektur perusahaan yang mengidentifikasi arah
28
strategis, tujuan, dan inisiatif dari perusahaan dan memberikan gambaran
yang jelas dari kontribusi bahwa IT akan mencapai tujuan perusahaan.
Komponen EA pada tingkat tujuan dan inisiatif :
1. Strategic Plan
Merupakan arahan mengenai rencana strategi perusahaan selama periode
3-5 tahun ke depan.
2. Mission Statement
Merupakan misi perusahaan yang menggambarkan tujuan dan arah
perusahaan dalam jangka pendek.
3. Vision Statement
Merupakan visi perusahaan yang menggambarkan tujuan dan arah
perusahaan dalam jangka panjang.
4. SWOT Analysis
Salah satu kegiatan awal perusahaan dalam menganalisa kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan.
5. CONOPS
Sebuah konsep skenario operasi adalah dokumen narasi yang menjelaskan
bagaimana perusahaan beroperasi saat ini atau akan beroperasi beberapa
tahun.
6. CONOPS Diagram
Merupakan diagram yang menggambarkan atau menjelaskan tentang
bagaimana fungsi perusahaan secara keseluruhan atau sebagian saja.
7. Strategic Goals
29
Merupakan tujuan strategis perusahaan yang akan dicapai oleh
perusahaan dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan.
2.9.2 Product and Services
Ini adalah area arsitektur yang termasuk dalam area pengaruh primer.
Tingkat kedua dari kerangka EA yang mengidentifikasi produk bisnis layanan
dari perusahaan dan kontribusi teknologi untuk mendukung proses tersebut.
EA komponen dari produk dan servis :
1. Business Services
Layanan bisnis perusahaan adalah kegiatan yang secara
langsung berkontribusi terhadap pencapaian misi. Ini bisa dalam
bentuk insiatif strategis untuk mengembangkan layanan baru atau
yang ditingkatkan, kegiatan manufaktur yang sedang berlangsung,
pelayanan publik, dan “Back Office” keuangan, akuntansi,
administrasi, dan fungsi sumber daya manusia.
2. Business Products
Produk bisnis adalah barang berwujud atau tidak berwujud
yang diproduksi oleh perusahaan dalam mengejar tujuan bisnis dan
strategis.
3. IT Capital Planning Portofolio
Karena sumber daya yang terbatas di kebanyakan perusahaan,
nilai dari membuat investasi yang signifikan dalam IT harus
ditampilkan dalam rangka untuk mengidentifikasi biaya, manfaat, dan
tingkat pengembalian modal.
30
2.9.2.1 Business Plan
Menurut Scott A. Bernard (2005, p297), Bussines plan adalah
perencanaan yang menghasilkan fungsi bisnis dan strategi financial yang
sejalan dengan tujuan perusahaan. Bussines plan memiliki beberapa item
pendukung yaitu:
1. Business overview
Business overview menjelaskan mengenai proses bisnis perusahaan
secara keseluruhan.
2. Executive team profile
Executive team profile menjelaskan keterangan tentang level
eksekutif pada perusahaan.
3. Relationship of business activites to strategic goal
Relationship of business activites to strategic goal menjelaskan
tentang hubungan dari aktivitas bisnis dengan tujuan strategi
perusahaan.
4. Organizational structure
Organizational structure menjelaskan tentang struktur organisasi pada
perusahaan.
5. Market outlook and competitive strategi
Market outlook and competitive strategi menjelaskan tentang pangsa
pasar dan strategi untuk bersaing dengan perusahaan lain.
6. Business cycles
Business cycles menjelaskan tentang gambaran mengenai lingkaran
bisnis perusahaan.
31
7. Capitalization strategy
Capitalization strategy menjelaskan tentang strategi kapitalisasi
perusahaan atau strategi pengelolaan modal perusahaan.
8. Financial strategy
Financial strategy menjelaskan tentang strategi keuangan perusahaan.
9. Current financial status summary
Current financial status summary menjelaskan tentang keadaan
keuangan perusahaan saat ini.
10. Business partnerships and alliances
Business partnerships and alliances menjelaskan tentang rekan bisnis
serta kerjasama perusahaan.
2.9.2.2 Business Process Diagram
Menurut Scott A. Bernard (2005, p300), Business Process Diagram
adalah sebuah diagram yang menggambarkan setiap aktivitas secara
keseluruhan dari proses bisnis perusahaan termasuk setiap tingkatan aktivitas
dan hubungan antar aktivitas di dalam proses bisnis perusahaan.
Diagram Proses Bisnis menunjukkan pemecahan aktivitas yang
didetailkan, mencakup bagaimana setiap langkah dalam aktivitas
berhubungan dengan yang lainnya. Diagram mengikuti teknik pemodelan
IDEF-0 untuk menunjukkan apa input, kontrol, output, dan mekanisme pada
setiap langkah dalam proses.
32
Gambar 2.9 Pemodelan IDEF-0
• Input : Suatu hal yang memulai / memicu aktivitas dan diubah,
dikonsumsi, atau menjadi bagian.
• Control : Memandu atau mengatur aktivitas, biasanya
mengindikasikan kapan/ bagaimana akan dilakukan.
• Output : Hasil yang diproduksi oleh aktivitas, alasan mengapa proses
dilaksanakan.
• Mekanisme : sistem, orang, dan peralatan yang digunakan untuk
melakukan aktivitas.
Pemodelan aktivitas IDEF-0 cocok untuk pendokumentasian proses
bisnis yang menyediakan sudut pandang konteks tingkat tinggi, dan juga
sudut pandang yang didetailkan pada setiap langkah dalam aktivitas dalam
format yang dapat didekomposisi lebih lanjut dan dihubungkan dengan proses
lainnya untuk menunjukkan kaitannya. Tipe diagram ini berguna untuk
menunjukkan hubungan antara langkah – langkah dan pengaruh internal /
eksternal, tetapi tidak mengindikasikan urutan waktu.
33
2.9.2.3 Swim Lane Process Diagram
Menurut Scott A. Bernard (2005, p299), Swim Lane Process Diagram
adalah diagram yang menggambarkan aktivitas dari setiap stakeholder garis
bisnis perusahaan yang terlibat di dalam kegiatan bisnis perusahaan. Seorang
pemangku kepentingan menunjukkan diagram aktivitas dimana pra
pemangku kepentingan (orang-orang dengan kepentingan dalam perusahaan)
yang terlibat dengan garis proses bisnis, dan waktu interaksi. Diagram
menggunakan format swim lane untuk mengatur pemangku kepentingan demi
baris dan kerangka waktu oleh kolom, maka overlay kegiatan dengan
flowchart simbologi.
2.9.2.4 Use Case Narrative & Diagram
Menurut Scott A. Bernard (2005, p302), Use Case Narative &
Diagram adalah diagram yang mengambarkan interaksi antara aktor
(stakeholder), peraturan bisnis, sistem dan layanan, dan aplikasi. Use Case
Narative & Diagram digunakam untuk mengidentifikasi solusi teknologi
yang di butuhkan dalam pengembangan.
Menurut CIO Council (2004, p78), Business Use Case Model adalah
penggambaran kegiatan bisnis perusahaan beserta bagian – bagian yang
terlibat sesuai dengan proses bisnis dan struktur organisasi yang ada.
Penjelesan mengenai model ini dijelaskan dalam Diagram Use Case dan Use
Case Specification.
Use Case adalah rangkaian/uraian sekelompok yang saling terkait dan
membentuk sistem secara teratur yang dilakukan atau diawasi oleh sebuah
aktor. Umumnya use case digambarkan dengan sebuah elips dengan garis
34
yang solid, biasanya mengandung nama. Use Case menggambarkan proses
system (kebutuhan system dari sudut pandang user).
Use Case diagram terdiri dari:
• Use case
• Actors
• Relationship
• System boundary boxes (optional)
• Packages (optional)
35
2.9.3 Data dan Informasi
Mengoptimalkan data dan pertukaran informasi adalah tujuan
sekunder dari arsitektur. Tingkat ketiga dari kerangka arsitektur perusahaan
dimaksudkan untuk mendokumentasikan bagaimana informasi saat ini sedang
digunakaan dalam perusahaan dan bagaimana masa depan arus informasi
akan terlihat. Pengoptimalisasi data dan pertukaran informasi adalah tujuan
sekunder dari arsitektur. Tingkat ketiga dari kerangka arsitektur perusahaan
dimaksudkan untuk mendokumentasikan bagaimana informasi saat ini sedang
digunakan dalam perusahaan dan bagaimana masa depan arus informasi akan
terlihat. Komponen EA pada data dan informasi :
1. Knowledge Warehouse
Knowledge Warehouse berevolusi dari database mainframe besar
yang melayani beberapa aplikasi dan kelompok pengguna di beberapa system
dan jaringan. Sebuah gudang pengetahuan adalah one-stop-shop untuk data
dan informasi tentang berbagai kegiatan dan proses dalam perusahaan.
2. Information System
Data, menurut O’Brien (2005, p38), merupakan fakta mentah tentang
orang, tempat, acara, dan hal-hal yang berkaitan dalam suatu organisasi yang
umumnya ditemukan dalam penggambaran kejadian dan transaksi dalam
organisasi. Informasi, menurut O’Brien (2005, p38) merupakan data yang
telah diproses atau ditata kembali ke bentuk yang lebih bermakna bagi
seseorang. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan memiliki
makna kepada penerima. Pengetahuan adalah data dan informasi yang lebih
halus berdasarkan fakta, kebenaran, kepercayaan, penilaian, pengalaman, dan
keahlian dari penerima. Idealnya informasi mengarah ke kebijaksanaan.
36
3. Database
Database merupakan sebuah perangkat lunak berbentuk aplikasi yang
dirancang untuk mendukung penyimpanan, pengambilan, memperbaharui,
dan penghapusan elemen data dan atau objek data. Unsur data adalah fakta
fundamental dan nilai-nilai yang tersimpan dalam database.
2.9.3.1 Object State Transition Diagram
Menurut Scott A. Bernard (2005, p306), Object State Transition
Diagram adalah diagram yang menggambarkan daur hidup dari setiap
aktivitas, mulai dari awal sampai aktivitas tersebut berakhir. Diagram transisi
bagian menggunakan notasi dari UML untuk menunjukkan bagaimana siklus
hidup objek data tertentu. Diagram ini menunjukkan perubahan atribut, link,
dan atau perilaku dari objek akibat peristiwa sistem internal atau eksternal
yang memicu perubahan dalam bagian.
37
Gambar 2.10 Object State Transition Diagram
2.9.3.2 Logical Data Model
Menurut Scott A Bernard (2005, p308), Logical Data Model adalah
model data semantik yang dapat dikembangkan dengan menggunakan metode
terstruktur tradisional dan menggunakan simbol (Entity Relationship
Diagram), atau dapat juga menggunakan metode oject-oriented dan
penggunanaan simbol dari Unified Modeling Language (UML), yang
menghasilkan class diagram.
ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data
dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai
hubungan antar relasi.
Menurut Abdul Kadir (2003, p48), ERD digunakan untuk
memodelkan struktur data dan hubungan antar data dengan menggunakan
notasi dan simbol-simbol. Pada dasarnya ada 3 simbol yang digunakan yaitu:
1. Entity
Entity merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat
dibedakan dari sesuatu yang lain. Simbol dari entity ini biasanya
digambarkan dengan persegi panjang.
2. Atribut
38
Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang
berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi
dari atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi
elemen satu dengan yang lainnya. Gambar atribut diwakili oleh
simbol elips.
3. Hubungan atau relasi
Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas
yang berbeda. Relasi dapat digambarkan sebagai berikut:
• One to one
Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entitas pada
himpunan entitas a berhubungan paling banyak dengan satu
entitas pada himpunan entitas b.
• One to many
Setiap entitas pada himpunan entitas a dapat berhubungan
dengan banyak entitas pada himpunan entitas b, tetapi setiap
entitas pada entitas b dapat berhubungan dengan satu entitas
pada himpunan entitas a.
• Many to many
Setiap entitas pada himpunan entitas a dapat berhubungan
dengan banyak entitas pada himpunan entitas b.
2.9.3.3 Activity/Entity Matrix (CRUD)
Menurut Scott A. Bernard (2005, p310), Activity/Entity Matrix adalah
pemetaan yang dikembangkan oleh subjek data dipengaruhi oleh garis yang
terkait dengan kegiatan usaha. Disebut dengan “CRUD” matriks karena
mengidentifikasi jenis dasar transformasi yang dilakukan pada data (create,
39
read, update, delete) proses bisnis. Activity / Entity Matrix adalah suatu
diagram yang berisi pemetaan dari hubungan antara fungsi bisnis dengan
subjek data dimana subjek data tersebut diciptakan (create), dibaca (read),
diupdate (update), dan dihapus (delete). Matrix ini disusun dengan
menggunakan 3 tahapan, tahapan pertama dilakukan pemetaan terhadap
semua fungsi bisnis dan menentukan hubungan antara fungsi bisnis dengan
subjek data (apakah subjek tersebut diciptakan atau hanya dibaca pada fungsi
bisnis tersebut), tahapan kedua semua create akan digeser ke sebelah kiri atau
sesuai dengan urutan dari fungsi bisnis, tahapan ketiga akan dilakukan
pengelompokkan dari fungsi tersebut sesuai dengan area bisnisnya lalu kita
menentukan arah aliran data pada matrix tersebut dimana aliran data akan
digambarkan dengan tanda panah antara satu clustering dengan clustering
lainnya yang melewati fungsi read, hal tersebut dilakukan agar aliran data
antar satu subsystem yang satu dengan subsystem lainnya dapat terlihat dalam
matrix.
2.9.4 EA System and Application
Sistem dan aplikasi merupakan tingkat keempat dari kerangka
arsitektur perusahaan yang dimaksudkan untuk mengatur dan
mendokumentasikan kelompok saat ini dari sistem informasi, dan aplikasi
bahwa perusahaan menggunakannya untuk memberikan kemampuan IT.
Tingkat keempat dari kerangka arsitektur perusahaan dimaksudkan untuk
mengatur dan mendokumentasi kelompok saat ini dari system informasi, dan
aplikasi bahwa perusahaan menggunakannya untuk memberikan kemampuan
teknologi informasi. Komponen EA pada System and Application :
1. Software Application
40
Aplikasi adalah program perangkat lunak (software) yang
menyediakan kemampuan fungsional untuk “front office” dalam
menggunakan system berbasis teknologi informasi (seperti
manufaktur, penjualan, layanan pemerintahan, logistik, dan gudang
pengetahuan) atau “back office” sistem terotomatisasi teknologi
informasi seperti pengolah kata, spreadsheet, diagram, editor foto,
dan web browser.
2. Web Services
Penggunaan “Plug-and-play” pada aplikasi perangkat lunak,
penggunaan web berbasis layanan teknologi informasi secara
signifikan memperluas dan mempercepat konsep ini. Standar ini
membuka layanan berbasis web menggantikan aplikasi perangkat
lunak yang memiliki hosting yang unik dan kebutuhan akses.
3. Services Bus / Middleware
“Services Bus” adalah istilah SOA untuk lingkungan operasi umum
untuk sistem, aplikasi, dan layanan web yang dicirikan oleh non
protocol hak milik standar terbuka dan middleware untuk pertukaran
data, perangkat lunak atau perangkat keras antarmuka.
4. Enterprise Resource Planning (ERP) Solutions
Solusi ERP yang dipasarkan oleh vendor sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan interoperabilitas aplikasi dan mengurangi duplikasi
fungsi.
5. Operating Systems
Sistem operasi adalah aplikasi yang memungkinkan komputer untuk
menyediakan jaringan dasar dan fungsi pengolahan. Berbeda dalam
41
sistem operasi adalah bagian besar dari apa yang membedakan desain
mainframe yang lebih tua terpusat dari server yang desain klien baru
desentralisasi.
2.9.4.1 System Communication Description
Menurut Scott A. Bernard (2005, p313), System Communication
Description adalah sistem diagram antar muka yang mendukung di dalam
mendeskripsikan bagaimana data berkomunikasi dengan sistem yang ada di
perusahaan, termasuk spesifikasi mengenai links, paths, jaringan, dan media.
2.9.4.2 System Data Flow Diagram
Menurut Scott A. Bernard (2005, p315), System Data Flow Diagram
lebih dikenal dengan nama Data Flow Diagram dan berguna untuk
menunjukkan proses yang terjadi dengan sistem yaitu pertukaran data dan
bagaimana pertukaran tersebut dapat terjadi. Sistem diagram aliran data yang
lebih dikenal sebagai aliran data diagram dan dimaksudkan untuk
menunjukkan proses dalam sistem yang pertukaran data, dan bagaimana
pertukaran data terjadi. Artefak pada System Data Flow Diagram terlihat
pada gambaran proses bisnis, dan bisa diurai untuk menunjukkan detail
tambahan.
42
Gambar 2.11 System Data Flow Diagram
2.9.5 EA Network and Infrastucture
Network dan infrastructure merupakan tulang punggung arsitektur.
Network dan infrastructure merupakan tingkat kelima dari kerangka
arsitektur perusahaan yang dimaksudkan untuk mengatur dan
43
mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan dari voice, data, dan
video network dimana perusahaan menggunakan untuk host systems,
aplikasi, website, dan database. Merupakan tingkat infrastruktur teknologi
dalam fungsi kerangka EA untuk mengintegrasikan dan menghubungkan
teknologi informasi sumber daya perusahaan di tingkat aplikasi dan
informasi. Seperti sumber daya integrasi suara, data, video, dan transportasi
(kabel / nirkabel) adalah salah satu kunci untuk menciptakan infrastruktur
teknologi informasi secara operasional efektif dan hemat biaya. Komponen
EA pada EA Network and Infrastructure:
1. Jaringan Data
Jaringan data yang dirancang untuk mengangkut data dan informasi
dalam bentuk kode digital antara berbagai komputer yang mendukung
penyimpanan, pengambilan, pembaharuan, dan pengolahan untuk
enduser.
2. Jaringan Telekomunikasi
Jaringan Telekomunikasi yang dirancang untuk mengangkut sinyal
suara dalam bentuk kode (gelombang analog atau digital elektron/arus
foton) antara pengguna akhir.
3. Jaringan Video
Jaringan video yang dirancang untuk mengangkut sinyal gambar
video dalam bentuk kode (gelombang analog atau digital elektron/arus
foton) antara lokasi produksi dan lokasi melihat.
44
4. Kekuatan Transmisi
Kemampuan transmisi jaringan informasi (suara, data, atau video)
memiliki dasar dalam konektivitas antara peralatan jaringan.
Konektivitas ini dapat diberikan melalui berbagai media termasuk
kabel (copper or glass fiber), sel nirkabel (short-range radio waves),
menara transmisi (medium range microwaves), dan link satelit (long-
range uplink and down-link of VHF, UHF, or EHF radio waves).
2.9.5.1 Network Connectivity Diagram
Menurut Scott A. Bernard (2005, p321), Network Connectivity
Diagram menunjukkan hubungan fisikal jaringan yang ada di suatu
perusahaan seperti data, video jaringan, WAN, LAN, ekstranet, dan intranet.
2.10. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Bisnis
Dalam menganalisis suatu lingkungan bisnis perusahaan terdapat 2
analisis yang dapat digunakan yaitu analisis lingkungan internal dan analisis
lingkungan eksternal.
2.10.1 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis
Analisis lingkungan external merupakan analisis semua faktor
external dari suatu perusahaan. Faktor external tersebut meliputi: faktor
ekonomi, sosial, politik, teknologi, pesaing, dll. Dengan adanya faktor-faktor
tersebut, perusahaan mampu mengetahui peluang dan ancaman yang ada
disekitarnya. Peluang dan ancaman tersebut akan memberikan kesempatan
bagi perusahaan untuk maju dan berkembang. Adapun teknik-teknik analisis
yang digunakan untuk memahami kondisi pada lingkungan external bisnis
diantaranya adalah:
45
2.10.1.1 Analisis Lima Daya Porter
Menurut Ward dan Peppard (2002, p95), teori ini telah memberikan
pengaruh yang nyata dalam perencanaan strategi bisnis berbagai perusahaan
selama tahun terakhir ini.
Gambar 2.12 Lima Daya Persaingan Porter
Lima kekuatan Proter dapat dijelaskan sebagai berikut (Wheelen dan
Hunger, 2004, pp 61-63):
1. Ancaman Pesaing Sejenis
Persaingan tersebut bertingkat dari industri yang kuat sampai
industri yang terlemah. Ketika tingkat persaingan tinggi keuntungan akan
menjadi cenderung rendah dan sebaliknya. Menurut Porter tingkat
46
persaingan dipengaruhi oleh Faktor, yaitu: jumlah kompetitor, tingkat
pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya tetap yang besar,
kapasitas dan hambatan keluar.
2. Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi
bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya, kapasitas menjadi bertambah,
terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi
yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan
yang telah ada. Ada beberapa faktor – faktor penghambat pendatang baru
untuk masuk ke dalam suatu industri, yaitu : skala ekonomi, diferensiasi
produk, kecukupan modal, biaya peralihan, akses kesaluran distribusi dan
peraturan pemerintah.
3. Ancaman dari produk atau Jasa Pengganti
Ketika tingkat ancaman ini menjadi lebih tinggi maka keuntungan
organisasi menjadi rendah dan pelanggan akan berubah ketika harga
produk kita menjadi tinggi. Pelanggan akan lebih memilih untuk
menggunakan produk subtitusi menjadi lebih kuat bilamana konsumen
dihadapkan pada switching cost (biaya peralihan) yang sedikit jika produk
subtitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama,
bahkan lebih tinggi dari produk – produk suatu industri.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu
mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk,
meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan
47
pesaingnya. Hal ini tergantung sensitifitas harga pembelian dan
kemampuan mempengaruhi tawar menawar pembeli.
5. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan
mereka menaikkan harga dan mengurangi kualitas produk atau jasa yang
ditawarkan. Pemasok sebagai penyedia produk atau jasa turun berperan
serta dalam persaingan dalam suatu industri, oleh sebab itu pembeli dan
juga pemasok harus bekerjasama agar tercipta hubungan yang baik
diantara kedua belah pihak.
2.10.1.2 Analisis PEST (Politic, Economic, Social, and Technology)
Menurut Ward dan Peppard (2002, p70), analisa PEST adalah
analisa terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang
politik, ekonomi, sosial dan teknologi.
1. Politik
Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum,
serta mencakup aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan
dimana perusahaan melakukan kegiatannya. Contoh : peraturan
ketenagakerjaan, peraturan daerah, kebijakan tentang pajak, stabilitas
politik, peraturan perdagangan.
2. Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli dari
pelanggan dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Contoh :
tingkat inflasi, tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, standar nilai
tukar,harga-harga produk dan jasa.
3. Sosial
48
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan
dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar
yang ada. Contoh : kondisi lingkungan social, kondisi lingkungan kerja,
keselamatan dan kesejahteraan social, tingkat pendidikan masyarakat,
tingkat pertumbuhan penduduk.
4. Teknologi
Faktor teknologi meliputi semua yang dapat membantu dalam
menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis.
Contoh : automatisasi, aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi,
tingkat kadaluarsa teknologi, kecepatan transfer teknologi.
2.10.2 Analisis Lingkungan Internal Bisnis
Analisis lingkungan bisinis dari perusahaan digunakan untuk
mengetahui strategi bisnis perusahaan pada saat ini dan visi misi perusahaan,
aktivitas dan proses bisnis, sumber daya yang dimiliki dan informasi yang
dibutuhkan perusahaan. Adapun teknik-teknik analisis yang digunakan dalam
memahami kondisi lingkungan external bisnis diantaranya adalah:
2.10.2.1 Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2006, p18-19) analisis SWOT adalah suatu
identifikasi dari bermacam faktor secara sistematis yang digunakan untuk
merumuskan strategi suatu perusahaan. Analisis ini dilakukan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang dan secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jadi, analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor
internal kekuatan dan kelemahan.
49
Analisis SWOT adalah suatu identifikasi dari bermacam faktor secara
sistematis yang digunakan untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Jadi, analisis SWOT membandingkan
antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman dengan faktor internal
Kekuatan dan Kelemahan. Analisis ini terbagi atas 4 komponen dasar yaitu:
• Strength (Kekuatan)
Suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing dan
kebutuhan dari pusat yang dilayani atau hendak dilayani oleh
perusahaan kekuasaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan
dibandingkan dengan pesaing.
Contoh: Memiliki produk yang berkualitas.
• Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan
kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif
perusahaan. Keterbatasan dalam fasilitas, sumber daya keuangan,
kemampuan menejemen, keterampilan pemasaran merupakan sumber
dari kelemahan.
Contoh: Pelayanan terhadap pelanggan yang kurang baik atau
memuaskan pelanggan.
50
• Opportunity (Peluang)
Suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi
secara menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak konsumen
dibanding dengan para pesaing.
• Threat (Ancaman)
Merupakan ancaman dari luar bagi organisasi dan dapat mengancam
eksistensi organisasi dimasa mendatang.
Contoh: Banyaknya pendatang baru.
Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk
meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering
digunakan adalah sebagai kerangka sistematis dalam diskusi untuk membahas
kondisi alternatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
2.10.2.1.1 Matrik SWOT
Matrik SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor
strategis perusahaan. Matrik ini menggambarkan bagaimana peluang dan
ancaman eksternal (EFAS) yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan (IFAS) yang dimilikinya. Matrik ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis (Rangkuti, 2006,
p31).
Cara membuat Matrik SWOT adalah dengan menggunakan faktor-
faktor strategis eksternal maupun internal sebagaimana telah dijelaskan
dalam tabel EFAS dan IFAS, yaitu dengan memasukan peluang dan ancaman
dari tabel EFAS serta memasukan kekuatan dan kelemahan dari tabel IFAS
kedalam sel yang sesuai dalam Matrik SWOT. Kemudian dengan
51
membandingkan faktor-faktor strategis tersebut lalu dibuatkan empat set
kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO, WT).
• Strategi SO : Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan,
yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
• Strategi ST : Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
• Strategi WO : Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
• Strategi WT : Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defendsive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
IFAS
EFAS
Strength (S)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kekuatan internal.
Weakness (W)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kelemahan internal.
Opportunity (O)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor peluang eksternal.
Strategi SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang.
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang.
Threats (T)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor ancaman eksternal.
Strategi ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
52
untuk mengatasi ancaman. dan menghindari ancaman.
Tabel 2.2 Matrix SWOT (Rangkuti, 2006, p31)
2.10.2.1.2 Matrik EFAS
Menurut Rangkuti (2006, p22), sebelum membuat matrix faktor strategi external, kita
perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi EFAS (External Factors Analysis
Summary). Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi External (EFAS):
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman perusahaan
dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0 (sangat
penting) sampai 0.0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (Outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif diberi nilai dari +1 sampai
dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan rata-rata industri atau
dengan pesaing utama sedangkan variabel yang bersifat negatif merupakan
53
kebalikannya. Contohnya, jika ancaman perusahaan besar sekali
dibandingkan dengan rata-rata industri nilainya adalah 1 sedangkan jika
peluang perusahaan dibandingkan rata-rata industri nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (Outstanding)
sampai dengan 1,0 (Poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-
faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
eksternalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan
perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang
sama.
Berikut adalah tabel matrik EFAS :
FAKTOR
STRATEGI
EKSTERNAL
BOBOT RATING BOBOT X
RATING
PELUANG
TOTAL
PELUANG
ANCAMAN
54
TOTAL
ANCAMAN
TOTAL EFAS
Tabel 2.3 Tabel EFAS
2.10.2.1.3 Matrik IFAS
Menurut Rangkuti(2006, p24-25), setelah faktor-faktor strategi internal suatu
perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis
Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam
kerangka Strength and Weakness perusahaan. Tahapnya adalah sebagai berikut :
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0 (sangat
penting) sampai 0.0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (Outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
kategori kekuatan) diberi nilai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik)
dengan membandingkan rata-rata industri atau dengan pesaing utama
55
sedangkan variabel yang bersifat negatif merupakan kebalikannya.
Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan
rata-rata industri nilainya adalah 1 sedangkan jika kelemahan perusahaan
dibandingkan rata-rata industri nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai
dari 4,0 (Outstanding) sampai dengan 1,0 (Poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya
dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-
faktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam
kelompok industri yang sama.
Berikut adalah tabel matriks IFAS :
FAKTOR
STRATEGI
INTERNAL
BOBOT RATING BOBOT X
RATING
KEKUATAN
TOTAL
KEKUATAN
56
KELEMAHAN
TOTAL
KELEMAHAN
TOTAL IFAS
Tabel 2.4 Tabel IFAS
2.10.2.2 Value Chain Analysis
Menurut Porter (2002, p244) value chain analysis adalah kegiatan
menganalisis kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk merancang,
memproduksi, memasarkan, dan mendukung produk atau jasa. Untuk
perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, analisis rantai nilai ini lebih tepat
digambarkan dengan menggunakan analisis value shop. Jadi, value shop
merupakan suatu gambaran dari kegiatan perusahaan yang menunjukan
uraian aktivitas. Aktivitas organisasi dikelompokan dalam dua aktivitas besar,
yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama adalah
seluruh aktivitas yang berkaitan langsung dengan proses untuk menghasilkan
produk atau jasa yang untuk diserahkan kepada pelanggan sedangkan
aktivitas pendukung adalah seluruh aktivitas yang tidak berkaitan langsung
dengan aktivitas untuk menghasilkan jasa. Pendekatan rantai nilai (value
chain) dibedakan menjadi dua tipe aktivitas bisnis (Ward dan Peppard, 2002,
p263) :
1. Akitivitas Utama ( Primary Activities)
57
Aktivitas-aktivitas utama pada perusahaan yang pada akhirnya
memberikan kepuasan pada pelanggan. Aktivitas-aktivitas tersebut
tidak hanya dilakukan dengan baik, tapi juga harus saling
berhubungan dengan efektif jika keseluruhan performa bisnis hendak
dioptimalkan. Aktivitas utama terdiri dari, yaitu :
a. Inbound Logistic
Mendapatkan, menerima, menyimpan dan pengadaan input
kunci dan sumber daya dalam kualitas dan kuantitas yang tepat
bagi bisnis. Ini mungkin termasuk merekrut staf serta membeli
bahan, komponen dan jasa, dan berurusan dengan
subkontraktor dan memperoleh peralatan.
b. Operations
Mengubah input menjadi produk atau layanan yang diperlukan
oleh para pelanggan. Ini mencakup sumber daya dan
membawa bahan bersama-sama untuk membuat produk atau
menyediakan layanan.
c. Outbound logistics
Mendistribusikan produk ke pelanggan baik secara langsung
kepada pelanggan atau ke agen yang sesuai untuk didistribusi,
sehingga pelanggan dapat memperoleh produk atau jasa dan
membanyarnya dengan tepat.
d. Marketing and sales
Menyediakan cara-cara dimana pelanggan dan konsumen
sadar akan produk atau jasa dan bagaimana mereka dapat
58
memperoleh itu, termasuk cara untuk membujuk mereka untuk
membeli atau menggunakan produk atau jasa.
e. Services
Memberikan nilai tambah lebih jauh kepada pelanggan dengan
memastikan pelanggan mendapatkan keuntungan penuh atau
nilai dari produk yang dibeli.
2. Aktivitas pendukung
Merupakan aktivitas yang dibutuhkan untuk mengontrol dan
mengembangkan bisnis dari waktu ke waktu dengan cara
menambahkan nilai secara tidak langsung, nilainya akan diketahui
melalui kesuksesan dari aktivitas utama.
a. Firm Infrastructure
Infrastruktur merupakan saran dan prasarana yang diperlukan
perusahaan.
b. Human Resources Management
Merupakan cara dari perusahaan dalam mengatur sumber daya
manusianya, misalnya dengan memberikan pelatihan atau
pembekalan skill dan ilmu
c. Technology
Menjelaskan teknologi apa saja yang digunakan dalam
perusahaan tersebut.
d. Procurement
59
Suatu proses lengkap untuk mendapatkan barang dan jasa dari
persiapan mulai dari persiapan dan pengolahan dari sebuah
daftar permintaan atas invoice untuk pembayaran.
2.10.2.3 Balance Scorecard
Balanced Scorecard menjadi kesuksesan dibalik ukuran finansial
untuk enterprise dan membangun tujuan dan pengukuran dalam 4 kunci sudut
pandang bisnis : konsumen, finansial, proses bisnis internal, dan
pembelajaran dan perkembangan.
Menurut Scott A. Bernard (2005, p296), Balanced Scorecard adalah
sistem manajemen dan pengukuran yang mendukung enterprise untuk
menyatakan dengan jelas visi dan strategi mereka dan menerjemahkan
mereka dalam tindakan. Scorecard ini menyediakan umpan balik pada proses
bisnis internal dan hasil eksternal untuk meningkatkan kinerja dan hasil
strategik secara berkelanjutan. Saat diterapkan sepenuhnya, balance scorecard
mengubah perencaaan strategik dari latihan akademik menjadi pusat saraf
enteprise.
2.10.2.4 CONOPS
Sebuah konsep skenario operasi adalah dokumen narasi yang
menjelaskan bagaimana perusahaan beroperasi saat ini atau akan beroperasi
beberapa tahun.
2.10.2.4.1 CONOPS Scenario
Menurut Scott A. Bernard (2005, p294), CONOPS Scenario adalah
dokumen narasi yang menjelaskan tentang bagaimana cara perusahaan
beroperasi pada saat ini atau di masa yang akan datang. CONOPS dibuat
60
berdasarkan faktor internal dan eksternal yang didapat melalui SWOT
Analisis. CONOPS bukanlah skenario mutlak melainkan berupa asumsi
perencanaan.
2.10.2.4.2 CONOPS Diagram
Menurut Scott A. Bernard (2005, p295), CONOPS Diagram adalah
diagram yang menggambarkan atau menjelaskan tentang bagaimana fungsi
perusahaan secara keseluruhan atau sebagian saja.
2.10.2.5 Strategic
Strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk
mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan
lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi
harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder).
2.10.2.5.1 Security Plan
Menurut Scot A. Bernard (2005, p328), Security Plan adalah
perencanaan keamanan yang menyediakan keamanan tingkat tingggi dan
mendeskripsikan mengenai program keamanan yang dijalankan pada
perusahaan. Keamanan tersebut dapat termasuk fisik, data, petugas, elemen
operasional keamanan, dan prosedur yang berlaku. Keamanan adalah hal
yang paling penting dalam program manajemen EA dan metodologi
dokumentasi. Sebuah rencana keamanan yang komprehensif focus kepada
beberapa elemen diantaranya informasi, personil, operasi, dan fasilitas. Agar
lebih efektif keamanan IT harus bekerjasama di semua tingkat dari kerangka
EA dan di dalam semua komponen EA.
2.10.2.5.2 Technology Forecast
61
Menurut Scot A. Bernard (2005, p334), Technology Forecast adalah
suatu perkiraan rancangan dukungan teknologi yang akan dikembangkan ke
depannya agar dapat berjalan lebih baik sesuai dengan standar yang ada di
perusahaan. Technology Forecast adalah perkiraan teknologi yang didukung
dan berkaitan dengan profil standart teknologi. Dokumen perkiraan teknologi
diharapkan dapat melakukan perubahan dalam standar dimana untuk
memperkirakan perubahan masa depan yang terjadi maupun yang akan
terjadi.
2.10.2.5.3 Workforce Plan
Menurut Scot A. Bernard (2005, p335), Workforce plan merupakan
deskripsi tingkat tinggi bagaimana mengelola sumber daya manusia yang ada
di perusahaan, termasuk strategi di dalam mengkontrak karyawan, retensi,
dan membangun eksekutif manajemen yang profesional, serta tingkatan staff
yang ada di perusahaan. Workforce Plan merupakan rencana tenaga kerja
yang memberikan gambaran tingkat tinggi tentang bagaimana sumber daya
manusia di kelola di seluruh perusahaan. Rencana tenaga kerja termasuk
strategi untuk mempekerjakan, retensi, dan pengembangan professional
ditingkat executive management serta staff dari perusahaan.
2.11 Aplikasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
2.11.1 Customer Relationship Management
Customer Relationship Management adalah suatu jenis manajemen
yang secara khusus membahas teori mengenai penanganan hubungan antara
62
perusahaan dengan pelanggannya, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai
perusahaan dimata para pelanggannya.
Menurut Kalakota dan Robinson, 2001 menjelaskan bahwa CRM
didefinisikan sebagai integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan
pelayanan yang terkoordinasi.
Ada 3 tahapan CRM yaitu :
- Mendapatkan pelanggan baru (Acquire)
Pelanggan baru didapatkan dengan memberikan kemudahan
pengaksesan informasi, inovasi baru, dan pelayanan yang
menarik.
- Meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang telah ada
(Enhance)
Perusahaan berusaha menjalin hubungan dengan pelanggan
melalui pemberian pelayanan yang baik terhadap pelanggannya
(Customer Service). Dengan kerjasama yang baik dengan
pelanggan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan
dan mengurangi biaya untuk memperoleh pelanggan.
- Mempertahankan pelanggan (Retain)
Tahap ini merupakan usaha mendapatkan loyalitas pelanggan
dengan mendengarkan pelanggan dan berusaha memenuhi
keinginan pelanggan.
CRM dapat mendukung suatu perusahaan untuk menyediakan
pelayanan kepada pelanggan secara real time dan menjalin
hubungan dengan setiap pelanggan melalui penggunaan informasi
tentang pelanggan.
63
Sasaran utama dari CRM adalah untuk meningkatkan
pertumbuhan jangka panjang dan profitabilitas perusahaan melalui
pengertian yang lebih baik lagi terhadap kebiasaan pelanggan.
CRM bertujuan untuk menyediakan umpan balik yang lebih
effektif dan terintegrasi dengan baik terhadap pelanggan.
CRM melingkupi semua aspek yang berhubungan dengan calon
pelanggan dan pelanggan saat ini termasuk didalamnya adalah
pusat panggilan (call center), tenaga penjualan (sales force),
pemasaran, dukungan teknis (technical support), dan layanan
lapangan (field service).
2.11.2 Supply Chain Management
Menurut Turban (2004, p302) , SCM adalah kolaborasi penggunaan
teknologi untuk meningkatkan proses business to business dan meningkatkan
kecepatan, kemampuan, pengawasan real time, dan kepuasan pelanggan. Hal
ini meliputi penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja
aktivitas supply chain (misalnya pengadaan barang) sekaligus manajemen
supply chain (misalnya perencanaan, koordinasi, dan pengontrolan).
Menurut O’Brien dan Marakas (2008, p305) menjelaskan bahwa SCM
adalah suatu fungsi yang saling berhubungan dalam internal sistem
perusahaan yang menggunakan teknologi informasi untuk mendukung dan
mengelola keterkaitan antara beberapa kunci proses bisnis diantara pemasok,
pelanggan, dan partner bisnis. Tujuan dari SCM adalah menciptakan jaringan
bisnis yang cepat, efisien, dan harga yang relatif terjangkau.