bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-2-00515-ti bab 2.pdf ·...

64
83 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produk Produk terbagi atas 2 jenis, yaitu berupa barang dan berupa jasa. Pengertian barang adalah hasil dari suatu kegiatan produksi yang mempunyai sifat - sifat fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi dengan saat produk tersebut dikonsumsi atau digunakan. Sedangkan pengertian jasa adalah merupakan hasil dari suatu kegiatan produksi yang tidak mempunyai sifat - sifat baik fisik maupun kimia serta tidak ada jarak waktu antara saat diproduksi dengan saat dikonsumsi. Barang dapat diraba secara fisik, tetapi jasa hanya dapat dirasakan dan tidak dapat diraba secara fisik, misalnya jasa bengkel, jasa angkutan umum, jasa transportasi udara, jasa transportasi kereta api, jasa pelayanan bank, jasa pelayanan toko, jasa travel dan lain –lain. (Sumber : MCL Bina Nusantara) 2. 2 Aspek – Aspek Perencanaan dan Pengembangan Produk Dalam perencanaan produk ( Planning of Product ) terdapat 3 aspek yaitu : a. Aspek Produk Pada tahap eksplorasi ada 3 pola proses pengenalan dan pengembangan produk/jasa baru yaitu :

Upload: vonga

Post on 07-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

83

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Produk

Produk terbagi atas 2 jenis, yaitu berupa barang dan berupa jasa. Pengertian

barang adalah hasil dari suatu kegiatan produksi yang mempunyai sifat - sifat

fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi dengan saat produk

tersebut dikonsumsi atau digunakan. Sedangkan pengertian jasa adalah

merupakan hasil dari suatu kegiatan produksi yang tidak mempunyai sifat - sifat

baik fisik maupun kimia serta tidak ada jarak waktu antara saat diproduksi dengan

saat dikonsumsi. Barang dapat diraba secara fisik, tetapi jasa hanya dapat

dirasakan dan tidak dapat diraba secara fisik, misalnya jasa bengkel, jasa

angkutan umum, jasa transportasi udara, jasa transportasi kereta api, jasa

pelayanan bank, jasa pelayanan toko, jasa travel dan lain –lain. (Sumber : MCL

Bina Nusantara)

2. 2 Aspek – Aspek Perencanaan dan Pengembangan Produk

Dalam perencanaan produk ( Planning of Product ) terdapat 3 aspek yaitu :

a. Aspek Produk

Pada tahap eksplorasi ada 3 pola proses pengenalan dan pengembangan

produk/jasa baru yaitu :

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

84

1. Menarik Pasar (Need Pull/Market Pull)

Menurut pandangan ini, “Anda harus membuat apa yang dapat dijual”.

Produk baru ditentukan oleh pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan.

Jenis produk baru ditentukan melalui penelitian pasar & umpan balik

pelanggan, dengan sedikit perhatian terhadap teknologi. Need Pull

akan menuju pada terbentuknya incremental innovation.

Gambar 2.1 Aliran aktivitas dari Model Need Pull

(Sumber : MCL Bina Nusantara)

2. Mendorong Teknologi (Technology Push)

Pandangan ini menyarankan “Anda harus menjual apa yang dapat

anda buat”. Produk baru diperoleh dari teknologi produksi,

penggunaan teknologi yang canggih dan kemudahan operasi, dengan

sedikit perhatian terhadap pasar. Dengan kata lain suatu produk atau

teknologi baru didorong atau dijual ke pasar (potential customer) yang

tidak meminta atau mengetahui perihal produk atau teknologi baru

tersebut. Technolgy Push akan menuju kepada radical innovation.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

85

Gambar 2.2 Aliran aktivitas dari Model Technology Push

(Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger)

3. Antar fungsional (Interfunctional)

Produk baru memerlukan kerjasama diantara pemasaran, operasi,

keterampilan teknik, dan fungsi lainnya sehingga menghasilkan

produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan penggunaan

teknologi yang memberikan manfaat terbaik. Untuk kesuksesan

inovasi produk atau jasa baru diperlukan kombinasi dari kedua model

pertama yaitu proses technical-linking dan need-linking. Selain itu ada

tiga elemen yang menjadi konsideran dalam menciptakan peluang

bisnis baru yaitu : relevant problem, technology sources dan market

demand.

b. Aspek Jumlah Produk

Aspek ini berkaitan dengan berapa jumlah produk yang seharusnya

diproduksi. Untuk menentukan jumlah produk terdapat 2 cara : cara non-

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

86

statistik dan cara kuantitatif. Cara non statistik menentukan jumlah produk

yang harus dibuat dan dijual dengan berdasarkan pertimbangan semata. Ada

3 cara pertimbangan non-statistik, yaitu : Pertimbangan Tenaga Penjual

dan Pertimbangan Eksekutif dan Ahli. Cara kuantitatif adalah menentukan

jumlah produksi berdasarkan analisa kuantitatif dengan menggunakan data –

data masa lalu untuk meramalkan jumlah produk yang ditawarkan / dijual di

pasar pada masa yang akan datang.

c. Aspek Kombinasi Produk

Aspek ini lebih memfokuskan pada berapa jenis produk yang

diproduksi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, misalkan

PT. ABC memproduksi saus ABC, baterai ABC, kecap ABC, sehingga

dengan adanya kombinasi produk diharapkan dapat memenuhi keinginan

dan kebutuhan konsumen yang berbeda – beda tersebut. Di lain pihak,

wirausahawan / produsen akan memperoleh keuntungan yang berlipat.

Setiap proses pengembangan produk diawali dengan fase perencanaan,

Output fase perencanaan ini adalah pernyataan misi proyek yang nantinya

akan digunakan sebagai input yang dibutuhkan untuk memulai tahapan

pengembangan konsep.

Dalam perencanaan produk, proyek pengembangan produk

dikelompokan menjadi 4 tipe, yaitu:

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

87

1. Platform produk baru: Tipe proyek ini adalah melibatkan usaha

pengembangan utama untuk merancang suatu keluarga produk baru

berdasarkan platform yang baru dan umum. Keluarga produk baru akan

memasuki pasar dan produk yang sudah dikenal.

2. Turunan dari platform produk yang sudah ada: Proyek-proyek ini

memperpanjang platform produk supaya lebih baik dalam memasuki pasar

yang telah dikenal dengan satu atau lebih produk baru.

3. Peningkatan perbaikan untuk produk yang telah ada: Proyek-proyek

ini mungkin hanya melibatkan penambahan atau modifikasi beberapa

detail produk dproduk yang telah ada dalam rangka menjaga lini produksi

yang ada pesaingnya.

4. Pada dasarnya produk baru: Proyek-proyek ini melibatkan produk yang

sangat berbeda atau teknologi produksi dan mungkin membantu untuk

memasuki pasar yang belum dikenal dan baru. Proyek-proyek ini

umumnya melibatkan lebih banyak resiko; yang mana, keberhasilan

jangka panjang perusahaan mungkin tergantung dari apa yang dipelajari

melalui proyek-proyek penting ini.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

88

2.3 Tahapan Pengembangan Produk menurut Para Ahli

Gambar 2.3 Fase Pengembangan Produk Menurut Ulrich-Eppinger

(Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger)

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

89

• Fase 0. Perencanaan : Fase ini disebut sebagai ‘zerofase’ karena kegiatan

di sini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran

pengembangan produk aktual.

• Fase 1. Pengembangan Konsep : Pada fase ini, kebutuhan pasar target

diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan

dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan

percobaan lebih jauh. Konsep adalah uraian dari bentuk, fungsi, dan

tampilan suatu produk dan biasanya disertai dengan sekumpulan

spesifikasi, analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan ekonomis

proyek.

• Fase 2. Perancangan Tingkatan Sistem : Pada fase ini, definisi

arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta

komponen-komponen. Gambaran rakitan akhir untuk sistem produksi

biasanya didefinisikan selama fase ini. Output pada fase ini biasanya

mencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari tiap

subsistem produk, serta diagram aliran proses pendahuluan untuk proses

rakitan akhir.

• Fase 3. Perancangan Detail : Fase perancangan detail mencakup

spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari

seluruh komponen unit pada produk dan identifikasi seluruh komponen

standar yang dibeli dari pemasok. Rencana proses dinyatakan dan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

90

peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat, dalam sistem

produksi. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian untuk

produk, gambar untuk tiap komponen produk dan peralatan produksinya,

spesifikasi komponen-komponen yang dapat dibeli, serta rencana untuk

proses pabrikasi dan perakitan produk.

• Fase 4. Pengujian dan Perbaikan : Fase ini melibatkan konstruksi dan

evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototype

awal (alpha) biasanya dibuat dengan menggunakan komponen-komponen

dengan bentuk dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun

tidak memerlukan proses pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang

dilakukan pada proses pabrikasi sesungguhnya. Prototipe alpha diuji

untuk menentukan apakah produk akan bekerja sesuai dengan apa yang

direncanakan dan apakah produk memuaskan kebutuhan konsumen utama.

Prototipe berikutnya (beta) biasanya dibuat dengan komponen-komponen

yang dibutuhkan pada produksi namun tidak dirakit dengan menggunakan

proses perakitan akhir seperti pada perakitan sesungguhnya. Prototipe beta

dievaluasi secara internal dan juga diuji oleh konsumen dengan

menggunakannya secara langsung. Sasaran dari prototipe beta biasanya

adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan

dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan perubahan-perubahan secara

teknik untuk produk akhir.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

91

• Fase 5. Produksi awal : Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan

menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi

awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan

permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi sesungguhnya.

Produk-produk yang dihasilkan selama produksi awal kadang-kadang

disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan secara hati-hati dievaluasi

untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang timbul. Peralihan

dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya harus melewati tahap

demi tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk

diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan.

Pada Gambar 2.3, terdapat macam-macam proses yang dilakukan dalam

melakukan tahapan proses perancangan dan pengembangan produk dalam buku

Ulrich-Eppinger, yaitu:

• Bab 2, “Proses dan Organisasi Pengembangan Produk,” menguraikan

proses pengembangan produk generic dan memperlihatkan variasi

penggunaan proses ini dalam berbagai situasi dan lingkungan industri.

Pada bab ini dijelaskan bagaimana seorang individu diorganisasikan

dalam suatu kelompok yang terlibat dalam proyek pengembangan produk.

• Bab 3, “Perencanaan Produk,” Disini dijelaskan metode untuk mengambil

keputusan produk mana yang akan dikembangkan. Output dari metode ini

adalah pernyataan misi untuk proyek tertentu.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

92

• Bab 4 sampai bab 8, Disini diuraikan aktivitas-aktivitas kunci pada fase

Pengembangan Konsep. Metode-metode yang dijelaskan akan menuntun

proses pengembangan produk mulai dari pernyataan misi sampai dengan

seleksi konsep.

• Bab 9, “Arsitektur Produk,” Disini dijelaskan implikasi arsitektur terhadap

perubahan produk, variasi produk, standarisasi komponen, kinerja produk,

biaya manufaktur, dan manajemen proyek. Terakhir dijelaskan metode

untuk membuat arsitektur produk.

• Bab 10, “Desain Industri,” disini dijelaskan peran desainer industri,

berkaitan dengan interaksi produk sengan pemakainya, termasuk

pertimbangan aspek estetika dan ergonomik dalam proses pengembangan

produk.

• Bab 11, “Desain untuk Proses Manufaktur,” disini didiskusikan teknik-

teknik apa yang digunakan untuk mengurangi biaya manufaktur. Teknik-

teknik ini terutama diterapkan pada fase Perancangan Sistem dan

Perancangan Detail Sistem dari proses pengembangan produk.

• Bab 12, “Membuat Prototipe,” pada bab ini dijelaskan metode untuk

menjamin upaya pembuatan prototype produk yang berlangsung selama

proses pengembangan diterapkan secara efektif.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

93

• Bab 13, “Analisis Ekonomi Pengembangan Produk,” pada bab ini

diuraikan metode-metode untuk memahami pengaruh internal dan

eksternal faktor-faktor terhadap nilai ekonomis proyek.

• Bab 14, “Mengendalikan Proyek,” disini dijelaskan beberapa konsep

mendasar untuk memahami dan menggambarkan interaksi antara tugas-

tugas proyek.

Menurut C. Merle Crawford dan C. Anthony Di Benedetto dalam bukunya

yang berjudul “New Products Management”, dikatakan bahwa tahapan

pengembangan produk memiliki 5 fase yaitu :

Gambar 2.4 Fase Pengembangan Produk Menurut Crawford-Benedetto

(Sumber : New Products Management, Crawford-Benedetto)

Phase 1: Opportunity Identification/Selection

Phase 2: Concept Generation

Phase 3: Concept/Project Evaluation

Phase 4: Development

Phase 5: Launch

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

94

• Fase 1. Identifikasi peluang dan Seleksi ( Opportunity Identification

and Selection) : Disini peluang dari produk baru akan dijadikan peluang

bisnis, mengadakan perubahan pada rencana pemasaran, sumber daya dan

kebutuhan yang terdapat pada pasar. Mengadakan riset pasar untuk

kemudian dievaluasi, divalidasi dan keluarannya adalah pernyataan

strategic yang akan melangkah ke tahap berikutnya.

• Fase 2. Pengembangan Konsep (concept generation) : Memilih peluang

yang paling berpotensi untuk dikembangkan dan mulai dengan

keterlibatan konsumen dalam tahap identifikasi kebutuhan. Mulai

menyusun konsep produk baru yang dapat menjawab kesempatan atau

peluang yang ada.

• Fase 3. Evaluasi Proyek/Konsep (Concept/Project Evaluation) :

Mengevaluasi konsep produk tersebut (seperti pada saat mereka mulai

masuk) pada kriteria teknis, pemasaran dan keuangan. Beri bobot dan pilih

yang terbaik kedua atau ketiga.

• Fase 4. Pengembangan (Development) : Pada fase ini merupakan tahap

pengujian konsep yang sudah matang dengan pembuatan prototipe yang

langsung diujikan kepada konsumen, desain pembuatan dan peralatan

yang dibutuhkan sudah mulai disusun, sambil tidak lupa mempersiapkan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

95

strategi pemasaran dan persiapan peluncuran produk tersebut dengan

memperhatikan jalur distribusi dan biaya-biaya yang dibutuhkan melalui

sebuah business plan.

• Fase 5. Peluncuran (Launch) : mulai produksi awal dan pemasaran

dengan ruang lingkup yang kecil dulu sambil memantapkan sistem

produksi pembuatan produk tersebut, dan mulai menjalankan program

peluncuran sesuai yang direncanakan secara bertahap.

Kelima fase ini lebih difokuskan untuk pengembangan produk yang betul-

betul merupakan produk baru (Crawford-Beneditto, 2000).

Lain halnya dengan pendapat seorang ahli pengembangan produk di USA

yaitu R. Cooper dalam bukunya yang berjudul “Winning at New Products”, Cooper

menyebutkan tahapan pengembangan produk yang dikenal sebagai Stage-Gate

Process yaitu sebuah tahapan pergerakan suatu proyek produk baru dari sebuah ide

hingga ke tahap peluncuran. Stage merupakan tahapan sebenarnya dimana

diwujudkan dalam tindakan nyata. Sedangkan gate merupakan point pengambilan

keputusan untuk dilanjutkan atau tidak ke tahap atau stage selanjutnya. Berikut

penjelasan singkat mengenai Stage-Gate Process :

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

96

Gambar 2.5 Stage-Gate Process Menurut R. Cooper

(Sumber : Winning at New Products, R. Cooper)

• Discovery Stage . Tahap pemilihan ide : dalam tahapan ini, munculnya ide-ide

tentang produk apa yang akan dikembangkan dan apa jenis pengembangannya

semuanya pasti muncul dari suatu ide atau gagasan.

• Gate 1. Idea screen : merupakan tahapan pengelompokan ide-ide yang telah

didapatkan.

• Stage 1. Scooping : merupakan tahapan perkiraan akan keberhasilan produk

yang akan dikembangkan, dapatkah produk itu dibuat, serta bagaimana respon

pasar terhadap produk tersebut nantinya.

• Gate 2. Second screen : dalam tahap ini diadakan penyaringan konsep produk

mana yang akan dilanjukan untuk dikembangkan.

• Stage 2. Building the business case : merupakan tahap yang paling

menentukan bagi tim pengembangan produk, disini akan dibuat definisi dari

produk dan proyek tersebut, rencana proyek dan pembenaran dari proyek

tersebut di masa-masa mendatang.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

97

• Gate 3. Go to Development : pada tahap ini ditentukan apakah diteruskan ke

tahap pengembangan atau tidak berdasarkan hasil dari tahapan sebelumnya

dan konsep yang telah terpilih.

• Stage 3. Development : Tahap ini yang disebut tahapan pengembangan, pada

tahap ini dilakukan seperti yang dilakukan pada tahap pengembangan konsep,

persiapan peluncuran, rencana sistem produksi, dan pengujian untuk ke tahap

selanjutnya.

• Gate 4. Go to Testing : Merupakan tahapan awal dari pengujian konsep

produk yang sudah dikembangkan.

• Stage 4. Testing and Validation : Merupakan tahapan final dari pengujian dan

validasi data pengujian dari seluruh proyek, perkiraan rencana proses

produksi, analisa ekonomi produk, respon dari konsumen, dan pembuatan

prototipe.

• Gate 5. Go to launch : Tahapan persiapan peluncuran awal dari produk yang

sudah diuji.

• Stage 5. Launching : produksi awal sudah mulai dilakukan, beserta

perbaikan-perbaikan sistem produksi dan peralatan untuk efisiensi proses,

jalur distribusi dan komersialisasi mulai dibangun dan diperluas secara

bertahap.

• Review dari peluncuran produk : Setelah produk diluncurkan secara

komersialisasi, dilakukan review untuk memastikan bahwa hambatan-

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

98

hambatan yang ada bisa teratasi, serta memastikan apakah produksi tetap

dilanjutkan beserta pemasarannya, atau tetap memasarkan sisa stok barang

(bila produksi dihentikan karena tidak dapat dilanjutkan), atau mendaur ulang

produk tersebut sehingga dapat dimanfaatkan menjadi barang lain (“Winning

at New Products”, R.Cooper, 2001).

Ketiga model di atas memiliki tahapan-tahapan pengembangan produk yang

berbeda satu sama lain, namun dapat dilihat juga banyaknya kesamaan dari ketiga

proses tersebut, perbedaan jumlah tahapan atau fase disebabkan karena adanya

penggabungan dari beberapa tahapan yang sejenis ataupun membaginya menjadi

beberapa tahapan yang lebih detail. Tahapan pengembangan produk menurut Karl T.

Ulrich dan Steven D. Eppingger adalah yang paling umum, paling detail dan paling

mudah dipahami. Para praktisi pengembangan produk banyak yang menggunakan

tahapan ini. Pada tahap pembahasan pengembangan produk ini nantinya akan

disesuaikan menurut tahapan yang dikembangkan oleh Ulrich dan Eppingger.

2.4 Pengembangan Produk

Tiap-tiap organisasi mempunyai pendekatan yang berbeda untuk

pengembangan produk tetapi pada dasarnya langkah-langkah yang ditempuh

adalah sama dan secara sistematis yang digambarkan pada proses pengembangan

produkseperti gambar berikut :

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

99

Pelanggan Teknologi R&DPencarianGagasan

Seleksi Produk

Desain Prod. Pendahuluan

Pengujian

DesainProduk Akhir

ProduksiProduk Baru

PerencanaanKapasitas,Produksi danSchedule

Desain ProsesAkhir

Desain ProsesPendahuluan

Gambar 2.6 Proses Pengembangan Produk Baru

(Sumber : MCL Bina Nusantara)

Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi

proyek, ada lima tahapan proses berikut :

2.4.1 Identifikasi peluang / Pencarian Gagasan

Proses pengembangan produk akan dimulai dengan

mengidentifikasi peluang-peluang pengembangan produk. Langkah ini

dapat dibayangkan sebagai terowongan peluang karena membawa

bersama-sama input dari perusahaan dan konsumen yang sudah ada.

Ide-ide untuk produk baru atau detail produk berasal dari beberapa

sumber, meliputi (diantaranya):

• Personal pemasaran dan penjualan

• Penelitian dan organisasi pengembangan teknologi

• Tim pengembangan produk saat ini

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

100

• Manufaktur dan operasional organisasi

• Pelanggan sekarang atau potensial

• Pihak ketiga seperti pemasok, pencipta, dan partner-partner bisnis.

Proses identifikasi peluang pengembangan produk sangat berhubungan

dengan kegiatan identifikasi kebutuhan pelanggan. Beberapa pendekatan

proaktif meliputi:

• Mencatat kegagalan dan keluhan yang dialami pelanggan dengan

produk yang sudah ada sekarang

• Mewawancarai penguna utama, dengan memfokuskan pada proses

inovsi oleh penguna-penguna ini dan modifikasi-modifikasi yang

dilakukan oleh para pengguna terhadap produk yang sudah ada.

• Mempertimbangkan implikasi terhadap adanya kecenderungan-

kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk

kategori produk yang ada dan peluang-peluang kategori produk baru.

• Beberapa usulan pelanggan sekarang dikumpulkan secara sistematis

melalui tenaga penjual dan system pelayanan pelanggan.

• Studi para pesaing produk dilakukan secara berhati-hati dengan

berdasarkan pada basisi sekarang( keungulan-keungulan pesaing)

• Status teknologi yang muncul dilihat kembali untuk memfasilitasi

perpindahan teknologi yang tepat dari penelitian ke arah

pengembangan produk.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

101

2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek

Langkah kedua dalam proses perencanaan produk adalah memilih

proyek yang paling menjanjikan untuk diikuti. Empat perspektif dasar

yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-peluang

bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada adalah

• Strategi bersaing

Strategi bersaing perusahaan merupakan suatu pendekatan pasar dan

produk yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi

ini digunakan untuk memilih peluang. Pada umumnya perusahaan

melakukan diskusi pada tingkat manajemen merupakan suatu

kompetensi strategi dan membantu dalam bersaing.

• Segmentasi pasar

Dengan membagi suatu pasar menjadi segmen-segmen,

memungkinkan perusahaan untuk mempertimbangkan tindakan para

pesaing dan kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan

kelompok pelanggan yang jelas. Dengan memetakan produk-produk

peasaing dan produk milik perusahaan sendiri dalam segmen-segmen,

perusahaan dapat mempekirakan peluang produk yang mana

menyebabkan kelemahan lini produknya dan yang mana

memanfaatkan kelemahan dari penawaran pesaing-pesaing.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

102

• Mengikuti perkembangan teknologi

Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaan

produk yang utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan

teknologi dasar yang baru dalamlini produksi. Sebagai contoh, dalam

bisnis pencatatan, permasalahan teknologi utama pada pergantian abad

adalah pergantian untuk pemrosesan dan pencetakan digital.

Keputusan perencanaan produk adalah menentukan kapan untuk

mengembangkan produk-produk digital, berlawanan kebalikan dari

pengembangan produk yang lain yang berdasarkan teknologi yang

menggunakan lensa lampu.

• Perencanaan platform produk

Platform produk merupakan sekumpulan asset yang dibagi dalam

sekumpulan produk. Komponen-komponen dan dubrakitan-subrakitan

sering menjadi hal terpenting dari aset-aset ini. Platform yang efektif

dapat memungkinkan variasi turunan yproduk untuk dirancang lebih

cepat dan lebih mudah, dimana setiap produk memberikan ciri-ciri dan

fungsi-fungsi yang diinginkan oleh segman pasar utama.

3. Mengalokasikan Sumber daya dan rencana waktu

Penentuan waktu dan alokasi sumber daya ditentukan untuk proyek-

proyek yang lebih menjanjikan, terlalu banyak proyek akan menimbulkan

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

103

persaingan untuk beberapa sumber daya. Sebagai hasilnya, usaha untuk

merancang sumber daya dan merencanakan waktu hampir selalu

menghasilkan suatu tingkat pengembalian untuk evaluasi sebelumnya dan

penentuan prioritas langkah untuk memendekkan sekumpulan proyek

yang akan diikuti.

4. Melengkapi perencanaan pendahuluan proyek

Setelah proyek disetujui, maka diadakan kegiatan perencanaan proyek

pendahuluan, dibentuk sebuah tim inti yang terdiri dari ahli teknik,

pemasaran, manufaktur dan fungsi pelayanan untuk menghasilkan suatu

pernyataan visi dan pernyataan misi produk yang isinya memformulasikan

suatu definisi yang lebih detil dari pasar target dan asumsi-asumsi yang

mendasari operasional tim pengembangan.

Pernyataan misi mungkin mencangkup beberapa dari keseluruhan

informasi berikut:

• Uraian produk ringkas (satu kalimat): Uraian ini mencangkup

manfaat produk utama untuk pelanggan namun menghindari

penggunaan konsep produk secara spesifik. Mungkin saja berupa

pernyataan visi produk.

• Sasaran utama bisnis: Sebagai tambahan sasaran proyek yang

mendukung strategi perusahaan, sasaran ini biasanya mencangkup

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

104

waktu, biaya, dan kualitas (contoh penentuan waktu pengenalan

produk, performasi finansial yang diinginkan, target pangsa pasar).

• Pasar target untuk produk: Terdapat beberapa pasar target untuk

produk. Bagian ini mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang

perlu dipertimbangkan dalam usaha mengembangan

• Asumsi-asumsi dan batasan-batasan untuk mengarahkan usaha

pengembangan: Asumsi-asumsi harus dibuat dengan hati-hati,

meskipun mereka membatasi kemungkinan jangkauan konsep produk,

mereka membantu untuk menjaga lingkup proyek yang terkelola.

Untuk itu dibutuhkan informasi-informasi untuk pencatatan keputusan

mengenai asumsi dan batasan.

• Stakeholder: Satu cara untuk menjamin bahwa banyak permasalahan

pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh

stakeholder dari produk, yaitu sekumpulan orang yang dipengaruhi

oleh keberhasilan dan kegagalan produk. Daftar stakeholder dimulai

dari pengguna akhir (pelanggan eksternal akhir) dan pelanggan

eksternal yang membuat keputusan tentang produk. Stakeholder juga

mencangkup pelanggan produk yang mendampingi perusahaan, seperti

tenaga penjual, organisasi pelayanan, dan departemen produksi. Daftar

stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

105

mempertimbangkan kebutuhan setiap orang yang dipengaruhi oleh

produk.

5. Merefleksikan kembali hasil dan proses

Pada tahap ini dilakukan reality check terhadap pernyataan misi yang

merupakan pegangan untuk tim pengembangan. Langkah awal untuk ini

adalah waktu untuk memperbaiki apakah pengembangan ini bisa berjalan dan

konsisten.

Setelah gagasan ditemukan, disusunlah konsep – konsep yang nantinya akan

diseleksi. Metode penyusunan konsep secara umum terdiri atas 5 langkah dengan

memecahkan sebuah masalah kompleks yang menjadi submasalah yang lebih

sederhana. Berikut gambar dari lima langkah metode penyusunan konsep :

Gambar 2.7 Langkah Metode Penyusunan Konsep

(Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger)

Kemudian dikenalkan konsep penyelesaian untuk submasalah menggunakan

prosedur pencarian eksternal dan internal, pencarian eksternal untuk konsep yang

sudah ada, sedangkan pencarian internal untuk konsep baru.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

106

Kemudian dikenalkan konsep penyelesaian untuk submasalah menggunakan

prosedur pencarian eksternal dan internal, pencarian eksternal untuk konsep yang

sudah ada, sedangkan pencarian internal untuk konsep baru.

Pohon klasifikasi dan tabel kombinasi kemudian digunakan untuk menggali

secara sistematis konsep penyelesaian tersebut dan untuk mengintegrasikan

penyelesaian sub masalah ke dalam sebuah penyelesaian total. Akhirnya dapat dibuat

sebuah langkah mundur untuk merefleksikan validitas dan kemampuan aplikasi dari

hasil, seperti yang digunakan oleh proses.

Dari sini akan muncul beberapa macam konsep yang tujuannya sama yaitu

untuk menjawab penyelesaian dari submasalah yang sudah difokuskan karena

sifatnya memang penting.

2.4.2 QFD (Quality Function Deployment)

Cohen (1995) mendefinisikan Quality Function Deployment adalah metode

terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk

untuk menetapkan spesifikasi keinginan dan kebutuhan konsumen, serta

mengevaluasi secara sistematis kapabilitas suatu produk atau jasa dalam memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen. Tujuan dari Quality Function Deployment tidak

hanya memenuhi sebanyak mungkin harapan pelanggan, tapi juga berusaha

melampaui harapan-harapan pelanggan sebagai cara untuk berkompetensi dengan

saingannya, sehingga diharapkan konsumen tidak menolak dan tidak komplein, tetapi

malah menginginkannya.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

107

Implementasi dari QFD terdiri tiga tahap, dimana seluruh kegiatan yang

dilakukan pada masing-masing tahapan dapat diterapkan seperti layaknya suatu

proyek, dengan terlebih dahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan, ketiga

tahapan tersebut adalah (Lou Cohen, 1995) :

1. Tahap pengumpulan Voice of Customer.

2. Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality).

3. Tahap analisa dan implementasi

Keuntungan utama dari metode matriks QFD menurut Gaspersz

(2001) adalah sebagai berikut:

1. Memperjelas area dimana tim pengembangan produk perlu untuk memenuhi

informasi dalam mendefenisikan produk atau jasa yang akan memenuhi

kebutuhan konsumen.

2. Mempunyai bentuk yang jelas dan teratur serta kemampuan untuk penelusuran

kembali pada kebutuhan konsumen dari seluruh data atau informasi yang tim

produk butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dalam hal defenisi, desain,

produksi dan penyediaan produk.

3. Menyediakan forum untuk analisa masalah yang timbul dari data yang tersedia

mengenai kepuasan konsumen dan kemampuan kompetisi produk atau jasa.

4. Menyimpan perencanaan untuk produk sebagai hasil keputusan bersama.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

108

5. Dapat digunakan untuk mengkomunikasikan rencana terhadap produkuntuk

mendukung manajemen dari pihak lainnya yang bertanggung jawab terhadap

implementasi dari rencana tersebut.

Untuk pelaksanaan strategi, dengan Quality Function Deployment digunakan

teknik-teknik lain sebagai alat bantu, yaitu pairwise comparisons (perbandingan

berpasangan) dan benchmarking. Untuk mengetahui harapan dan kebutuhan

pelanggan atau mengadakan evaluasi dan hubungan antara variabel dengan kepuasan

pelanggan. Pairwise comparisons untuk penetapan prioritas terhadap harapan dan

kebutuhan pelanggan.

Benchmarking untuk membantu para pengambil keputusan untuk mengetahui

kondisi pasar dan kondisi pesaing sehingga perusahaan dapat memberikan yang

terbaik bagi pelanggan (Dorothea, 1999).

Untuk penetapan prioritas terhadap kebutuhan dan harapan pelanggan yang

telah diidentifikasi berdasarkan Voice of Customer (VOC) yang dijabarkan dalam

QFD digunakan sistem pembobotan menggunakan metode perbandingan

berpasangan (pairwise comparisons) dengan bantuan QFD Designer yang

memungkinkan tingkat kepentingan suatu kriteria relatif terhadap kriteria lainnya

dapat dinyatakan dengan jelas.

Metode pairwise comparisons dapat memberikan judgement dalam

memecahkan problem terhadap adanya komponen-komponen yang tak terukur yang

mempunyai peran yang cukup besar sehingga tidak dapat diabaikan. Karena tidak

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

109

semua problem sistem dapat dipecahkan melalui komponen yang dapat diukur, maka

dibutuhkan skala yang dapat membedakan setiap pendapat, serta mempunyai

keteraturan, sehingga memudahkan untuk mengaitkan antara judgement dengan

skala-skala yang tersedia.

Dalam pengkajian ini digunakan nilai skala komparasi 1 s/d 9. Saaty pada

tahun 1995 telah membuktikan bahwa nilai skala komparasi 1 s/d 9 adalah yang

terbaik, yaitu berdasarkan pertimbangan tingginya akurasi, yang ditunjukkan dengan

nilai RMS (Root Mean Square) dan MAD (Mean Absolute Deviation) pada berbagai

problema (Arkeman, 1999)

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

110

Gambar 2.8 Bagan QFD

(Sumber : Software QFD Designer)

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

111

2.4.2 Seleksi Konsep Produk

Konsep - konsep yang telah terbentuk tentunya memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Untuk itu diperlukan seleksi konsep yang merupakan

proses menilai konsep dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain,

membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari konsep, dan memilih satu atau

lebih konsep untuk penyelidikan, pengujian dan pengembangan selanjutnya.

Metode seleksi konsep pada proses ini didasarkan pada penggunaan matriks

keputusan untuk mengevaluasi masing-masing konsep dengan mempertimbangkan

serangkaian kriteria seleksi.

Gambar 2.9 Seleksi dan Penyaringan Konsep

(Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger)

Proses seleksi konsep terdiri atas 2 langkah utama yaitu penyaringan konsep

dan penilaian konsep dengan metode yang dikembangkan oleh Stuart Pugh pada

tahun 1980-an dan sering sekali disebut seleksi konsep Pugh (Pugh,1990). Tujuan

tahapan ini adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk memperbaiki

konsep.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

112

Konsep Kriteria seleksi 1 2 3

Kriteria 1 0 0 0 Kriteria 2 0 0 0 Kriteria 3 - 0 + Kriteria 4 - - + Kriteria 5 + + 0 Kriteria 6 - 0 + Kriteria 7 - 0 + Jumlah + 1 1 4 Jumlah 0 2 5 3 Jumlah - 4 1 0 Nilai akhir -3 0 4 Peringkat 3 2 1 lanjutkan ? Tidak Ya Ya

Gambar 2.10 Matriks Penyaringan Konsep

(Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger)

Proses penyaringan konsep merupakan proses penilaian yang sederhana yang

menggunakan tiga simbol yaitu nilai relatif “lebih baik” (+), jika konsep tersebut

lebih baik dari konsep yang lain dalam hal kriteria tersebut. “sama dengan” (0), jika

untuk kriteria tersebut konsep tersebut sama dengan konsep yang lainnya. Dan

terakhir “lebih buruk” (-), bila konsep tersebut lebih buruk dari konsep yang lainnya.

Kemudian jumlah bobot tiap kriteria dijumlahkan untuk masing-masing konsep diberi

rangking. Konsep yang dipilih untuk diteruskan adalah satu atau lebih konsep yang

memiliki tingkat rangking yang lebih tinggi.

Tahapan selanjutnya pada seleksi konsep adalah dengan menggunakan

matriks penilaian konsep, dengan cara menambahkan bobot kepentingan ke dalam

matriks.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

113

Konsep 2 3

Kriteria Beban RatingNilai

Beban Rating Nilai

Beban Kriteria 1 5% 3 0.15 3 0.15 Kriteria 2 15% 3 0.45 3 0.45 Kriteria 3 25% 3 0.75 4 1 Kriteria 4 20% 4 0.8 4 0.8 Kriteria 5 10% 4 0.4 3 0.3 Kriteria 6 15% 2 0.3 3 0.45 Kriteria 7 10% 2 0.2 3 0.3

Total Nilai 3.05 3.45

Peringkat 2 1

Lanjutkan ? Tidak Ya

Gambar 2.11 Matriks Penilaian Konsep

(Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger)

Beberapa pola yang berbeda dapat digunakan untuk memberi bobot pada

kriteria seperti menandai nilai kepentingan dari 1-5 atau mengalokasi nilai 100%.

Selanjutnya penetapan rating dapat dilakukan oleh beberapa responden untuk

menentukan apakah bobot yang diberikan sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Nilai rating dan beban dikalikan untuk mendapatkan nilai beban. Nilai beban

ini yang akan dijumlahkan untuk menentukan rangking tiap konsep yang dinilai.

Sama seperti tahap penyaringan konsep, konsep yang terpilih adalah konsep yang

memiliki rangking tertinggi.

Dengan dasar kedua matriks seleksi tersebut dapat diputuskan untuk memilih

satu atau lebih konsep terbaik, konsep-konsep ini mungkin lebih lanjut

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

114

dikembangkan, dibuat prototipe dan diuji untuk memperoleh umpan balik dari

pelanggan.

Ada juga dengan metode daftar penilaian (scoring) melalui proses finansial.

Beberapa faktor penimbang diberi bobot oleh anggota Direksi atau tenaga ahli dalam

bidang sejenis.

Lembar Evaluasi Gagasan Produk seperti ganbar di bawah ini:

TabelTabel EVALUASI GAGASAN PRODUKEVALUASI GAGASAN PRODUK

27Total

0*0.20Terpengaruh pd ProdukSekarang

8

3*0.10Nilai Tambah7

6*0.20Kesesuaian dg Bisnis Utama

6

3*0.10Resiko Teknis5

3*0.10Bahan Baku4

2*0.05Persaiangan3

2*0.05PerlindunganPatent

2

8*0.20Vol. Penjualan1

(A) X (B)SangatJelek

(0)

Jelek

(10)

Sedang(20)

Baik(30)

SangatBaik(40)

NilaiPenilaian (B)Pembo-botan

(A)

Syaratkeberhasilan

No

Gambar 2.12 Evaluasi Gagasan Produk

(Sumber : MCL Pengembangan Produk Bina Nusantara)

Dari gambar tersebut disimpulkan produk lolos dari penyaringan karena

nilainya 27. Setelah lolos dilakukan analisis finansial berdasarkan MCL

Bina Nusantara dengan rumus:

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

115

RI = ( Pt x Pc x AV x P x L ) / TDC

Dengan keterangan sebagai berikut :

RI : Return on Invesment

PT : Probabilitas Keberhasilan Teknikal (O ≤

PT ≤ 1)

Pc : Probabilitas Keberhasilan Komersial

dalam pasar (O ≤ Pc ≤ 1)

AV : Volume Tahunan (penjualan produk

total dalam unit)

P : Kontribusi laba per unit produk yang

dijual dalam rupiah (harga minus

biaya)

L : Waktu kehidupan produk dalam tahun

TDC : Biaya pengembangan produk total dalam

Rupiah

2.4.3 Desain Produk Pendahuluan

Dalam hal ini perlu diketahui ciri-ciri produk terpilih. Sebagai contoh dalam

industri permen untuk anak-anak bagaimana komposisinya, kenampakannya,

ukurannya, bagaimana penyimpanan produk, umur simpan dan sebagainya.

Prototipe merupakan produk baru dari suatu kegiatan uji coba produksi skala

kecil.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

116

Perusahaan akan mengalami Trade off yaitu akibat dari kondisi yang saling

berlawanan antara biaya, kualitas dan nilai produk hasil akhir dari kegiatan

diatas berupa disain yang dapat bersaing dipasar yang siap diproduksi.

2.4.4 Pengujian Konsep

Prototipe yang sudah dibuat kemudian diuji hasilnya ditinjau dari

aspek pemasaran dan kemampuan tehnikal produk. Kegiatan pengujian pasar

sangat penting karena meskipun produk berkualitas tetapi tidak layak jual juga

tidak ada artinya dan kegiatan ini disebut Uji Pasar. Dalam hal ini prototipe

produk baru dilempar kesekelompok konsumen untuk dicoba dan dari uji ini

diketahui pendapat konsumen mengenai produk baru tersebut. Pengujian

Konsep berhubungan erat dengan seleksi konsep, dimana kedua aktivitas ini

bertujuan untuk menyempitkan jumlah konsep yang akan diproses lebih

lanjut. Namun pengujian konsep berbeda, karena aktivitas ini menitikberatkan

pada pengumpulan data langsung dari pelanggaan potensial dan hanya

melibatkan sedikit penilaian dari tim pengembang. Tahapan ini dilakukan

setelah seleksi konsep karena tidak memungkinkan untuk menyodorkan

banyak konsep ke pelanggan potensial untuk diuji, sehingga konsep-konsep

alternatif harus dipersempit terlebih dahulu menjadi satu atau dua konsep

untuk diuji.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

117

Metode pengujian konsep terdiri dari 7 tahap yaitu ( Ulrich Eppinger,2001) :

1) Mendefinisikan maksud dari pengujian konsep → Pengujian konsep dapat

diartikan sebagai suatu eksperimen, oleh karena itu perlu didefinisikan dahulu

maksud dari eksperimen ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti

Konsep mana yang akan diuji?, Bagaimana konsep dapat diperbaiki?, Berapa

Jumlah produk yang dapat dijual?, Dapatkah proses pengembangan

dilanjutkan?.

2) Memilih Populasi Survei → Seringkali produk ditujukan untuk pasar

potensial dengan beberapa segmen sekaligus. Hal yang perlu diperhatikan

adalah pengujian ke beberapa segmen sekaligus akan membuang banyak

waktu dan biaya, sehingga seringkali untuk menghindari pembengkakan biaya

maka pengujian konsep cukup dilakukan dengan memilih pelanggan potensial

dengan segmen pasar terbesar saja.

3) Memilih Format Survei → Sama seperti survei-survei yang pernah

dilakukan pada tahapan sebelumnya, jenis format yang dapat dipilih adalah

dengan : face-to-face interaction, Telepon, Surat, E-mail, Internet. Dan tiap

format memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

4) Mengkomunikasikan Konsep → Yang membedakan survei pengujian

konsep dengan survei-survei sebelumnya adalah adanya konsep terpilih yang

harus dkomunikasikan kepada responden untuk dinilai sendiri oleh mereka.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan konsep yaitu :

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

118

uraian verbal, sketsa, Foto dan gambar, storyboard, Video, simulasi,

Multimedia interaktif, Model fisik, dan prototipe yang dioperasikan. Sehingga

tim pengembang dapat memilih cara yang sesuai untuk mengkomunikasikan

konsep disesuaikan dengan biaya dan kemampuan yag ada.

5) Mengukur respon pelanggan → Data yang didapatkan dari survei dapat

diolah dan digunakan untuk mengukur respon pelanggan, dan hal yang

terutama diukur adalah Konsep mana yang dipilih, usulan perbaikan, serta

keinginan pelanggan untuk membeli dengan dibagi ke dalam 5 skala yaitu

pasti akan membeli, mungkin akan membeli, mungkin atau tidak akan

membeli, mungkin tidak akan membeli, pasti tidak akan membeli. Atau bisa

juga dengan cara menyuruh responden untuk menyebut angka peluang sendiri

untuk membeli.

6) Mengiterpretasikan Hasil → Maksud dari mengintrepretasikan hasil adalah

bila memang ada konsep yang mendominasi, maka secara langsung konsep

tersebut dapat dipilih untuk dilanjutkan ke tahap pengembangan model, tetapi

bila hasilnya tidak terbatas, maka konsep dapat dipilih berdasarkan

pertimbangan waktu dan biaya. Dan tidak jarang juga tim pengembang dapat

memperkirakan potensi penjualan produk 1 tahun ke depan setelah produk

tersebut diluncurkan. Meskipun sifatnya tidak pasti, tetapui prediksi penjualan

cenderung berkorelasi dengan permintaan yang sebnarnya, karena itu prediksi

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

119

penjualan merupakan informasi yang sangat berharga bagi Tim

pengembangan produk.

Merfleksikan Hasil dan proses → Manfaat utama dari pengujian konsep

adalah memperoleh umpan balik dari pelanggan potensial, yang

diuntungkan oleh pemikiran tentang pengaruh tiga variabel kunci yang

terdapat pada model prediksi yaitu : Ukuran Pasar keseluruhan,

Ketersediaan tentang produk, dan proporsi pelanggan yang mungkin akan

membeli produk. Dalam merefleksikan hasil pengujian konsep, sebaiknya

2 pertanyaan kunci harus terjawab, yaitu : apakah konsep sudah

dikomunikasikan dengan benar sehingga menghasilkan respon pelanggan

sesuai dengan yang dituju ? dan apakah hasil prediksi konsisten dengan

hasil tingkat pengamatan tingkat penjualan terhadap produk-produk yang

sama ? Akhirnya pengalaman dengan produk baru kemungkinan besar

dapat diterapkan di masa yang akan datang untuk produk-produk yang

hampir sama.

2.4.5 Arsitektur Produk

Semua produk terdiri dari elemen fungsional dan fisik. Elemen-

elemen fungsional dari produk terdiri atas operasi dan transformasi yang

menyumbang terhadap kinerja keseluruhan produk.

Elemen-elemen fisik dari sebuah produk adalah bagian-bagian,

komponen, dan sub rakitan yang pada akhirnya diimplementasikan terhadap

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

120

fungsi produk. Elemen-elemen fisik diuraikan lebih rinci ketika usaha

pengembangan berlanjut. Elemen fisik produk biasanya diorganisasikan

menjadi beberapa building blocks utama yang disebut chunks. Setiap Chunk

terdiri dari sekumpulan komponen yang mengimplementasikan fungsi dari

produk.. Arsitektur produk adalah skema elemen-elemen fungsional dari

produk disusun menjadi chunk yang bersifat fisik. Dan menjelaskan

bagaimana setiap chunk berinteraksi.

Karakter arsitektur produk yang terpenting adalah modularitas. Ciri-

ciri dari arsitektur modular adalah : Chunk melaksanakan atau

mengimplementasikan satu atau sedikit elemen fungsional pada keseluruhan

fisiknya, dan interaksi antar chunk dapat dijelaskan dengan baik, dan

umumnya penting untuk menjelaskan fungsi-fungsi utama produk.

Keputusan mengenai cara membagi produk menjadi chunk dan

tentang berapa banyak modularitas akan diterapkan pada arsitektur sangat

terkait dengan beberapa isu yang menyangkut kepentingan seluruh

perusahaan seperti : perubahan produk, variasi produk, standarisasi

komponen, kinerja produk, kemampuan manufaktur, dan manajemen

pengembangan produk.

Langkah-langkah dalam menetapkan arsitektur produk adalah dengan :

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

121

1. Membuat skema produk, yaitu diagram yang menggambarkan

pengertian terhadap elemen-elemen penyusun produk, yakni berupa

elemen fisik, komponen kritis dan elemen fungsional.

Gambar 2.13 Contoh Skema Produk

(Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger)

2. Mengelompokkan elemen-elemen pada skema, yaitu menugaskan

setiap elemen yang ada pada skema menjadi chunk. Setiap chunk

memiliki satu fungsi. Elemen yang memiliki fungsi yang sama dapat

digabungkan dalam satu chunk. Kondisi ekstrim yang mungkin terjadi

adalah semua komponen memiliki chunk sendiri sehingga jumlah

elemen sama dengan jumlah chunk. Atau sebaliknya mengintegrasikan

semua komponen ke dalam satu fungsi yang sifatnya akan lebih

kompleks.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

122

Gambar 2.14 Contoh Function Diagram

(Sumber : Perancangan dan Pengembangan Produk, Ulrich-Eppinger)

3. Membuat susunan Geometris yang masih kasar, Susunan geometris

dapat diciptakan dalam bentuk gambar, model komputer atau model

fisik yang terdiri dari 2 atau 3 dimensi. Penyusunan Geometris yang

masih berbentuk kotak dapat memberikan beberapa alternatif

penyusunan sehingga tidak ada hubungan antar chunk yang saling

bertentangan. Pembuatan susunan geometris harus memperhatikan

aspek estetika, keamanan dan kenyamanan dari sebuah produk.

2.4.6 Desain akhir

Disain akhir meliputi spesifikasi produk mulai dari komposisi kimiawi,

ciri-ciri bahan pengemas dan gambar, demikian juga dengan metode

bakunya sehingga memudahkan bagian produksi. Sebagai hasil prototipe

perubahan-perubahan tertentu mungkin perlu dimasukkan dalam disain

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

123

akhir. Hal ini sangat diperlukan untuk melakukan pengujian kembali yang

dapat menjamin nilai produk.

Contoh: pebuatan permen yang bernilai gizi untuk anak-anak. Hasil

prototipe menunjukan rasa tidak disukai oleh anak-anak karena kurang

manis, maka perlu diubah kembali sehingga rasa tersebut sesuai dengan

selera anak-anak.

2.4.7 Produksi Pengembangan Produk baru

Berikut hambatan pengembangan produk baru:

1. Gagasan-gagasan yang masuk masih kurang.

2. Persaingan pasar yang sangat berat, dengan teknologi yang lebih

canggih misalnya industri-industri suplemen.

3. Peran pemerintah yang kadang-kadang memberikan batasan-batasan

yang berat misalnya keselamatan lingkungan.

4. Biaya untuk pengembangan produk baru, mulai dari pencarian

gagasan, pelaksanaan penelitian dan melakukan uji pasar sehingga

produk harus benar-benar unggul. Dari gagasan-gagasan yang ada

hanya sedikit saja yang sukses.

5. Produk baru meskipun sudah dilakukan uji konsumen bisa gagal

karena tidak memenuhi pengharapan atau tidak sesuai dengan selera;

rasa, bau, dan aroma yang diinginkan.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

124

6. Banyaknya perusahaan-perusahaan yang akan meniru setelah

peluncuran produk baru. Hal ini menyebabkan waktu kehidupan yang

pendek.

MortalitasMortalitas GagasanGagasan ProdukProduk BaruBaru

J um

Gag a s a n

60

15

10

5

0 5 10 15 20 25 30

Waktu Kumulatif (%)

Penyaringan

Analisis BisnisPengembangan

PengujianKomersialisasi

Gambar 2.15 Mortalitas Gagasan Produk Baru

(Sumber : MCL Pengembangan Produk Bina Nusantara)

2.4.8 Desain Produk dan Spesifikasi Kualitas

Kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah dibahas dimuka

memberikan latar belakang yang diperlukan bagi disain produk dan jasa

baru serta spesifikasi kulitasnya. Dalam hal ini harus ada perhitungan yang

cermat agar hasil penelitian dan pengembangan dapat menghasilkan produk

yang banyak dan menghasilkan laba. Keputusan harus dibuat oleh pihak

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

125

manajemen mengenai disain atau rancang bangun. Pertama manajemen

harus membuat keputusan yang menyangkut Trade Off antara bentuk dan

fungsi (Kurva I & II → Total nilai dari misal 2 faktor yang satu turun yang

satu naik).

2.4.9 Standardisasi

• Standar merupakan kata yang mempunyai arti yang sangat

penting yaitu memberikan ukuran-ukuran spesifik tertentu

yang dibuat dan dijual.

• Pembatasan jumlah ukuran-ukuran dan juga komponen-

komponen penyusunannya sering disebut Simplifikasi atau

penyederhanaan.

• Standarisasi bukan hanya penyederhanaan tetapi merupakan

suatu kegiatan untuk menentukan ukuran, rasa, aroma dan ciri-

ciri lain yang selalu sama dan tidak berbeda-beda yang

mencerminkan spesifikasi dari produk.

2.4.10 Reliability

Ada beberapa macam aspek yang perlu ditinjau:

- Keandalan dari suatu proses perkaitan dengan umur kehidupan

produk

- Penggunaannya apakah dapat digunakan diatas batas normal atau

tidak

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

126

- Keandalan berkaitan dengan komponen-komponen produk secara

keseluruhan.

2.5 Lead User Research

Lead User research adalah salah satu metodologi yang diyakini dapat

memberikan kunci sukses bagi terobosan produk/jasa baru. Dasar pemikiran

metodologi ini adalah adanya Lead User yaitu spesifik konsumen/individual yang

memiliki pengalaman kebutuhan lebih dahulu/mendahului dari

konsumen/individual yang lain. Dengan melibatkan team khusus yang terdiri dari

para expert pada kelompok lead user ini, maka akan didapatkan suatu temuan

inovasi yang sangat berharga.

Beberapa contoh peran serta lead user dalam suatu terobosan inovasi baru

antara lain :

- Protein untuk hair conditioner ditemukan oleh seorang wanita di tahun 1950

yang mempunyai ramuan tradisional yang terdiri dari bir atau telur untuk

tubuh agar lebih bersinar.

- Minuman Gatorade, diproduksi di Florida berdasarkan masukan dari para

atlet sebagai lead user.

- Speaker Bose, sukses menjadi pioneer high fidelity speaker untuk musik latar

tahun 1980, didapat dari pengalaman Jim Sanchez saat mendengarkan musik

latar dari toko CD lokal di Boston area Strawberries.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

127

Karakteristik Lead User

1. Lead User memiliki kebutuhan produk/jasa baru yang nanti akan memasyarakat,

akan tetapi mereka telah menemukan kebutuhan tersebut beberapa bulan/tahun

sebelum masyarakat umum menghadapinya.

2. Lead User mengharapkan manfaat yang signifikan dengan menemukan solusi dari

kebutuhannya. Sebagai hasilnya, mereka mengembangkan sendiri produk/jasa

baru tanpa menunggu produk/jasa tersebut tersedia secara komersial.

3. Lead User tidak sama dengan early adopter (First user yang membeli suatu

produk /jasa eksisting). Lead user dihadapkan pada kebutuhan akan suatu

produk/jasa yang belum ada di pasaran.

Melalui metodologi Lead user ini akan didapatkan beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Memperoleh akses informasi yang lebih kaya dan reliable melalui kebutuhan

customer yang dapat diperoleh melalui traditional market research. Metode Lead

User melengkapi kebutuhan untuk traditional market research bukan

menggantikan.

2. Pengembangan konsep produk/jasa yang lebih baik karena berasal dari data

konsumen yang lebih baik.

3. Akselerasi proses pengembangan produk/jasa

Tahapan Metodologi Lead User Research

Ada empat tahapan yang harus dilakukan dalam Lead User Research, yaitu :

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

128

a. Stage 1: Project Planning (4-6 minggu)

• Membuat master plan

• Mempelajari current market place

• Merumuskan fokus projek

b. Stage 2: Trends/Needs Identification (5-6 minggu)

• Melakukan studi literatur

• Melakukan Interview kepada top expert.

• Analisa data, dan menentukan kebutuhan yang lebih mengerucut

c. Stage 3: Preliminary Concept Generation (5-6 minggu)

• Interview lead user dan expert

• Pengumpulan data untuk bisnis case

• Mendefinisikan kebutuhan produk/jasa baru – buat draft konsep

d. Stage 4: Final Concept Development (5-6 minggu)

• Perencanaan Workshop Lead user

• Mengundang partisipan

• Pelaksanaan workshop –> perbaikan konsep dengan melibatkan lead

user/expert

• Finalisasi konsep

2.6 Strategi Pemasaran (Marketing Strategy)

Setelah memaparkan secara rinci tujuan pemasaran, dalam komponen ini

diminta untuk memaparkan secara rinci tentang strategi pemasaran perusahaan.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

129

Di sinilah rencana bagaimana mencapai tujuan pemasara persusahaan disusun.

Komponen ini pada dasarnya merupakan inti dari rencana pemasaran perusahaan

kita. Isi di dalamnya meliputi ke-empat faktor bauran pemasaran atau marketing

mix atau lebih populer disebut sebagai 4Ps, yaitu: product (barang atau jasa);

price (harga); promotion (promosi); dan place atau distribution (distribusi).

• Product. Deskripsi lengkap tentang barang dan/atau jasa yang

ditawarkan perusahaan kita dipaparkan di dalam komponen ini.

Deskripsi tersebut, antara lain, meliputi fitur (feature) dan kegunaan

(benefit) dari barang dan/atau jasa yang ditawarkan ;

• Price. Deskripsikan dalam bagian ini pula strategi penentuan (pricing

strategy) harga barang dan/atau jasa yang ditawarkan dan kebijakan

atau sistem pembayarannya (payment policies);

• Promotion. Paparkan secara rinci alat-alat atau media promosi yang

akan digunakan perusahaan kita atau taktik yang akan diterapkan

dalam merealisasikan rencana promosi (promotion plan) dalam rangka

mewujudkan tujuan pemasaran perusahaan; dan

• Place. Di sini kita diminta untuk mendeskripsikan secara rinci

bagaimana dan di mana perusahaan akan menempatkan produk

sehingga pelanggan mudah mengaksesnya. Kita juga perlu untuk

memaparkan bagaimana perusahaan akan menjualnya atau metode

distribusi dan penjualan apa yang akan diterapkan perusahaan.

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

130

2.7 Penentuan Sample

Penentuan jumlah sample dapat dilakukan dengan Slovin ( Sugiyono, 2006)

Contoh penerapan Slovin:

Kita akan meneliti pengaruh upah terhadap semangat kerja pada karyawan PT.

Cucak Rowo. Di dalam PT tersebut terdapat 130 orang karyawan. Dengan

tingkat kesalahan pengambilan sampel sebesar 5%, berapa jumlah sampel

minimal yang harus diambil ?

By Suliyanto

Teknik Pengambilan SampelTeknik SamplingTeknik Sampling

Probability SamplingProbability Sampling Non Probability Sampling

Non Probability Sampling

Simple Random SamplingStratified SamplingPropotionalDisproportionalCluster SamplingDouble Sampling

Simple Random SamplingStratified SamplingPropotionalDisproportionalCluster SamplingDouble Sampling

Convenience Sampling

Purposive samplingJudgement SamplingQuota SamplingSnowball Sampling≠

Convenience Sampling

Purposive samplingJudgement SamplingQuota SamplingSnowball Sampling≠

Gambar 2.16 Teknik Pengambilan Sampel

( Sumber : MCL Bina Nusantara )

21 NeNn

+=

11,98)05,0(1301

1302 =+

=n

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

131

2.8 Validitas dan Reliabilitas

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Kevalidan sebuah alat ukur ditunjukan dari kemampuan alat ukur tersebut

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas Eksternal

Instrumen yang dicapai bila data yang dicapai sesuai dengan data atau

informasi lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud

Validitas Internal

Bila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen

secara keseluruhan.

Melalui Analisis Faktor

Melalui Analisis Butir

Kriteria:

Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3

(Azwar, 1992. Soegiyono, 1999 )

Jika koefisien korelasi product moment > r-tabel ( α ; n-

2 ) n = jumlah sampel.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

132

Nilai Sig. ≤ α

Pengertian reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya, terdapat kesamaan data dalam waktu yang

berbeda.

Metode Pendekatan: secara garis besar ada dua jenis reliabilitas, yaitu :

Teknik Paralel (parallel form)

Pada teknik ini kita membagi kuesioner kepada responden

yang intinya sama akan tetapi menggunakan kalimat yang

berbeda:

Misalnya:

Apakah menurut saudara harga tiket di kereta

ini tidak mahal ?

Apakah harga di kereta ini telah sesuai dengan

pelayanan yang saudara terima ?

Teknik Ulang (double test / test pretest)

Pada teknik ini kita membagi kuesioner yang sama pada waktu

yang berbeda.

Misalnya:

Pada minggu I ditanyakan:

Bagaimana tanggapan saudara terhadap kualitas

dosen di Universitas Calibakal ?

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

133

Pada minggu III ditanyakan:

Ditanyakan lagi pada responden yang sama

dengan pertanyaan yang sama.

Reliabilitas Internal (Internal Consistensy)

Uji reliabilitas internal digunakan untuk menghilangkan kelemahan-

kelamahan pada uji reliabilitas eksternal.

1. Dengan rumus Spearman-Brown

2. Dengan rumus Flanagant

3. Dengan rumus Rulon

4. Dengan rumus K – R.21

5. Dengan rumus Hoyt

6. Dengan rumus Alpha Cronbach

Langkah dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas internal adalah sebagai

berikut:

1. Cobalah item di lapangan kepada paling sedikit 30 orang responden (batas

sampel besar dalam statistik)

2. Tabulasi data yang telah masuk

3. Ujilah validitas dan reliabilitasnya

Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total.

Korelasi Rank Spearman jika data yang diperoleh adalah data ordinal, sedangkan

jika data yang diperoleh data interval bisa digunakan iyo

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

134

korelasi Product Moment. Sedangkan uji reliabilitas yang paling sering digunakan

adalah uji, Alpha, Hoyt dan Spearman Brown

Skala pengukuran data menjadi hal yang krusial dalam analisis statistika

mengingat ini merupakan salah satu faktor penentu jenis atau tipe teknik statistika

yang akan digunakan untuk menganalisis data. Secara garis besar, berdasarkan skala

pengukurannya data dibedakan menjadi dua : nonmetrik (kualitatif) dan metrik

(kuantitatif). Data nonmetrik meliputi atribut, karakteristik atau sifat kategoris yang

mendeskripsikan suatu subjek. Data metrik meliputi hasil pengukuran atau

pencacahan terhadap suatu subjek tertentu. Berbagai parameter dan statistik yang

dikenal dalam Statistika deskriptif (ukuran pemusatan, ukuran letak, ukuran

persebaran) hanya berlaku pada data yang diukur dengan skala metrik. Secara lebih

terperinci, skala nonmetrik masih dapat dibedakan menjadi nominal dan ordinal

sedangkan skala metrik menjadi interval dan rasio.

Skala Ordinal

Adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan

peringkat antar tingkatan, akan tetapi jarak atau interval antar tingkatan belum

jelas.

Data ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.

Bila dinyatakan dalam skala, maka jarak satu data dengan yang lainnya tidak

sama.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

135

Contoh:

Berilah peringkat supermarket berdasarkan kualitas pelayanannya !

Sri Ratu……………………… 1

Moro ………………………… 3

Matahari ………………….. 5

Rita I ………………………. 2

Rita II ……………………… 4

Super Ekonomi …………. 6

Urutan juara (1, 2, 3); skala likert (STS, TS, N, S, SS); dsb

Skala Interval

Adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan

peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas,

namun belum memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak.

Data dari skala interval adalah data interval .

Contoh:

1. Skala Pada Termometer

2. Skala Pada Jam

3. Skala Pada Tanggal

Skala Likert

Skala Likert’s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang tentang fenomena sosial.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

136

Contoh:

Pelayanan rumah sakit ini sudah sesuai dengan apa yang saudara harapkan.

a. Sangat setuju skor 5

b. Setuju skor 4

c. Tidak ada pendapat skor 3

d. Tidak setuju skor 2

e. Sangat tidak setuju skor 1

Skala nominal

Data berkala nominal hanya bisa digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan

karakteristik antara subjek satu dengan lainnya. Selain itu, data ini juga dapat

digunakan dalam kegiatan klasifikasi atau kategorisasi. Mengingat sifatnya, relasi

aritmatis yang berlaku hanyalah = dan ¹.

Contoh : jawaban dikotomi (ya, tidak); jenis kelamin (pria, wanita); warna lampu lalu

lintas (merah, kuning, hijau); nomor urut parpol Pemilu 2004 (1, 2, …, 48); dsb.

Contoh : temperatur (0o C = 0 o R = 32o F = 273o K); dsb.

Skala rasio

Data berskala rasio memiliki semua karakteristik skala lainnya ditambah dengan

adanya harga nol mutlak, sehingga menempati urutan tertinggi dalam penskalaan.

Dalam skala ini, 10 = (2 ´ 5) = (20 : 2). Transformasi linier yang berlaku adalah Y =

cX. Relasi aritmatis yang berlaku adalah =, ¹, <, >, ≤, ≥, +, –, ´, :, akar dan pangkat.

Contoh : massa; panjang; waktu; cacah benda; nominal uang; dsb.

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

137

Banyak teknik analisis statistika yang dibedakan berdasarkan tipe skala

pengukuran data, misalnya dikenal istilah analisis data kategorik (categorical data

analysis) untuk menunjukkan bahwa analisis-analisis yang dibahas dalam cabang ini

hanya berlaku untuk tipe data kategorik (nominal) atau paling tinggi ordinal. Contoh

lain, analisis peringkat ( rank analysis) dalam cabang Statistika Nonparametrik hanya

cocok diterapkan pada data-data bertipe ordinal atau yang lebih rendah (nominal)

namun jika diterapkan pada data yang diukur pada skala interval atau rasio maka

kuasa ujinya ( test power) akan lebih rendah dibandingkan kalau digunakan analisis

yang memang didesain untuk tipe data metrik.

Begitu juga dalam analisis multivariat, ada beberapa teknik analisis yang

mensyaratkan data diukur pada skala metrik, misalnya analisis faktor, analisis klaster

dan analisis diskriminan (meskipun dalam perkembangannya para statistisi mampu

menciptakan beragam teknik “derivatif” dari analisis2 ini yang mampu

mengakomodasi data2 nonmetrik). Dalam kondisi seperti ini, jika data yang dimiliki

hanyalah data nonmetrik, akan lebih baik jika digunakan teknik analisis multivariat

nonparametrik. Namun penerapan teknik seperti ini mengandung beberapa kesulitan :

· Penerapan praktis dengan hasil yang memuaskan cenderung mensyaratkan

kondisi-kondisi yang sulit dipenuhi, seperti ukuran sampel yang lebih besar

dibandingkan jika digunakan teknik parametrik

Ada beberapa analisis statistika multivariat yang mensyaratkan data yang

dianalisis diukur pada skala metrik (interval atau rasio), di antaranya analsis klaster

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

138

dan analisis diskriminan. Dalam kondisi di mana data yang dimiliki hanyalah data

berskala ordinal, diperlukan suatu transformasi yang dapat mengubah skor-skor data

pada variabel yang terlibat (berskala ordinal) menjadi data metrik. Dalam

Psikometrika, metode transformasi seperti ini dinamakan metode penskalaan ( scaling

technique). Metode penskalaan yang populer di antaranya metode rating dijumlahkan

(summated rating) & juga metode yg mirip dengannya, metode interval berurutan

(succesive interval). namun kebanyakan teknik2 ini mengasumsikan data populasi

berdistribusi normal.

2.9 Anthropometri

Dalam membuat suatu desain kita memerlukan data-data

anthropometri, data anthropometri yang berhasil diperoleh akan

diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal :

Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas dan

sebagainya

Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi atau

meja komputer, dan lain-lain.

Perancangan areal kerja (stasiun kerja, interior mobil, dan lain-lain).

Pada dasarnya, peralatan kerja yang dibuat dengan mengambil

referensi dimensi tubuh tertentu jarang sekali bisa mengakomodasikan

seluruh range ukuran tubuh dari populasi yang memakainya. Kemampuan

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

139

penyesuaian (adjustability) suatu produk merupakan satu prasyarat yang

amat penting dalam proses perancangannya, terutama untuk produk-produk

yang berorientasi ekspor.

2.9.1 Data Anthropometri dan Cara Pengukurannya

Manusia pada umumnya mempunyai bentuk dan dimensi ukuran tubuh

yang berbeda. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia

yang harus diperhatikan dalam perancangan produk:

• Umur - Secara umum, dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan

bertambah besar seiring dengan bertambahnya umur, yaitu sejak awal

kelahiran sampai pada umur sekitar 20 tahunan.

• Jenis kelamin – Dimensi ukuran tubuh pria umumnya akan lebih besar

dibandingkan dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh

tertentu seperti pinggul, dan sebagainya.

• Suku bangsa (etnis) – Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnis akan

memiliki karakteristik fisik yang akan berbeda satu dengan yang

lainnya.

• Posisi tubuh (postur) – sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh

terhadap ukuran tubuh, oleh sebab itu, posisi tubuh standar harus

ditetapkan untuk survei pengukuran. Dalam kaitan dengan posisi

tubuh, dikenal 2 cara pengukuran, yaitu :

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

140

o Pengukuran dimensi struktur tubuh (Structural body dimension)

Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak

bergerak (tetap tegak sempurna). Dimensi tubuh yang diukur

dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi badan

dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi /

panjang lutut pada saat berdiri maupun duduk, panjang lengan,

dan sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil dengan persentil

tertentu seperti 5th dan 95th persentil.

o Pengukuran dimensi fungsional tubuh (Functional body

dimensions)

Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat

berfungsi melakukan gerakan – gerakan tertentu yang berkaitan

dengan kegiatan yang harus diselesaikan.

Sementara itu faktor-faktor yang mempengaruhi variabilitas ukuran

tubuh manusia , antara lain :

• Cacat tubuh, dimana data anthropometri disini akan diperlukan untuk

perancangan produk bagi orang-orang cacat (kursi roda, kaki atau

tangan palsu, dan lain-lain).

• Tebal / tipisnya pakaian yang harus dikenakan, dimana faktor iklim

yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda-beda pula dalam

bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Dengan demikian dimensi

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

141

tubuh orang pun akan berbeda dari satu tempat dengan tempat yang

lain.

• Kehamilan atau pregnancy, dimana kondisi semacam ini jelas akan

mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh (khususnya perempuan), hal

ini jelas memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang

dirancang bagi segmentasi seperti ini.

2.9.2 Penggunaan Distribusi Normal

Data anthropometri diperlukan untuk rancangan suatu produk bisa

disesuaikan dengan orang yang mengoperasikannya. Ukuran tubuh yang

diperlukan pada dasarnya tidak sulit diperoleh dari ukuran secara

individual, seperti halnya yang dijumpai berdasarkan pesanan. Situasi

menjadi berubah manakala lebih banyak lagi produk standar yang harus

dibuat untuk dioperasikan oleh banyak orang. Permasalahannya adalah

pemilihan ukuran tubuh yang dipilih sebagai acuan untuk mewakili

populasi yang ada. Masalah ini akan lebih mudah diatasi apabila kita dapat

merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat “mampu suai”

(adjustable) dengan suatu rentang ukuran tertentu.

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

142

Gambar 2-17 Distribusi Normal dengan Data Anthropometri Persentil 95

(Sumber : MCL Bina Nusantara)

Untuk penetapan data anthropometri ini, pemakaian distribusi normal

akan umum diterapkan. Dalam statistik, distribusi normal dapat

diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean, X ) dan simpangan

baku (standar deviasi, σx). Dari nilai tersebut, maka persentil dapat

ditetapkan sesuai dengan tabel distribusi normal. Dengan persentil, maka

yang dimaksudkan disini adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase

tertentu dari orang yang memiliki urutan pada atau di bawah nilai tersebut.

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

143

Tabel 2-1 Macam Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi Normal

(Sumber : Wikipedia)

Persentil Perhitungan

1 X -2.325 σx

2.5 X -1.96 σx

5 X -1.645 σx

10 X -1.28 σx

50 X

90 X +1.28 σx

95 X +1.645 σx

97.5 X +1.96 σx

99 X +2.325 σx

Page 62: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

144

2.9.3 Prinsip-prinsip dalam Perancangan Produk atau Fasilitas Kerja

Data anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam

anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu akan sangat besar

manfaatnya pada saat merancang produk atau fasilitas kerja yang akan

dibuat. Maka prinsip-prinsip yang akan diambil pada data anthropometri

harus ditetapkan lebih dahulu seperti :

1. Prinsip Perancangan Produk Bagi Individu Dengan Ukuran Yang

Ekstrim.

Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk:

• Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti

klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila

dibandingkan dengan rata-ratanya

• Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain

(mayoritas dari populasi yang ada)

2. Prinsip Perancangan Produk Yang Bisa Dioperasikan Diantara

Rentang Ukuran Waktu.

Disini rancangan dapat diubah-ubah ukurannya sehingga cukup

fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai

macam ukuran tubuh, contohnya adalah pada saat perancangan kursi

mobil, dimana kursi tersebut dapat duibah-ubah letaknya bisa digeser

maju mundur tergantung orang yang menggunakannya.

Page 63: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

145

3. Prinsip Perancangan Produk Dengan Ukuran Rata-Rata

Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata

ukuran manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru

sedikit sekali mereka yang berbeda dalam ukuran rata-rata. Disini

produk dirancang dan dibuat untuk mereka yang berukuran sekitar

rata-rata

2.9.4 Metode Pengukuran Anthropometri

Metoda pengukuran dengan mengunakan data anthropometri di mana ketika

kita akan merancang produk, kita mengunakan perhitungan yang sudah baku

dengan menggunakan persentil, baik persentil besar (90, 95 atau 99) maupun

kecil (5,10) tergantung produk yang akan kita desain. Misalnya dalam mendesain

sebuah pintu. Data rata-rata tinggi orang Indonesia sudah ada sehingga kita

tinggal menghitungnya saja yaitu dengan menggunakan persentil besar. Artinya,

orang yang memiliki tinggi di atas rata-rata pun dapat melewati tinggi pintu

tersebut apalagi orang yang pendek. Dalam metode pengukuran Anthropometri

ini terdapat dua jenis metode, yaitu metode ukur dengan anthropometer dan

metode ukur tukang jahit.

Page 64: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-2-00515-TI Bab 2.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI ... fisik dan kimia serta ada jangka waktu antara saat diproduksi

146

2.9.5 Metode Ukur Anthropometri dengan Anthropometer

Metode ini menggunakan kursi anthropometri. Pada metode ini, orang

yang akan diukur, duduk pada kursi anthropometri dan pengukur kemudian

melakukan pengukuran pada bagian-bagian tubuh yang ingin diukur. Orang

yang diukur tidak perlu berpindah-pindah tempat, cukup duduk, dan

mengikuti petunjuk dari pengukur untuk bagian tubuh yang akan diukur.

Kelemahan alat ini adalah tidak dapat mengukur diameter anggota tubuh

karena alat ukur yang kaku (seperti penggaris). Kelebihannya adalah

pengukuran yang cepat, karena terdapat banyak alat pengukur untuk

berbagai posisi.

2.9.6 Metode Ukur Anthropometri Tukang Jahit

Pada metode ini, anggota tubuh yang akan diukur, diukur

menggunakan ukuran tukang jahit yang bersifat elastis. Dengan

menggunakan alat ukur tukang jahit, pengukuran diameter atau lingkar

anggota tubuh lebih mudah. Kelemahannya adalah panjangnya yang

terbatas dan mempunyai kesulitan dalam pengukuran tinggi badan karena

sifat alat ukurnya yang elastis. Pengukuran dengan metode ini memang

bertujuan untuk mengukur diameter anggota tubuh, misalnya untuk

merancang baju atau celana.