bab ii landasan teori 2.1 teori teori umum 2.1.1...
TRANSCRIPT
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori – teori Umum
2.1.1 Komunikasi
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana untuk
menerima dan memberi pesan kepada orang lain, sehingga tanpa adanya komunikasi
segala kegiatan manusia akan terhenti dengan sendirinya. Sebelum menganalisis lebih
jauh mengenai efek komunikasi terhadap Audiens, terlebih dahulu kita harus mengetahui
pengertian komunikasi.
Istilah komunikasi dalam bahasa inggris Communication yang berasal dari kata
Latin Communicatio, bersumber dari kata communis yang berarti sama, maksudnya
adalah sama makna atau sama arti. Jadi, komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan
makna mengenai suatu peran yang di sampaikan oleh komunikator dan diterima oleh
komunikan (Effendy, 2001 : 09)
Carl I. Hovland mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana seseorang
(komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang dalam bentuk
kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain (komunikan). Definisi tersebut
menunjukkan bahwa ilmu komunikasi mempelajari dan meneliti perubahan sikap dan
pendapat akibat informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain.
Carl Hovland secara terpisah menyebutkan bahwa efek atau dampak yang
ditimbulkan oleh komunikasi massa dapat dilihat dari perubahan pada apa yang
diketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak, efek ini berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan dan informasi, sedangkan dampak efektif
8
9
timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak.
Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai seseorang. Efek behavioral
berhubungan dengan perilaku nyata yang berhubungan dengan perilaku nyata yang
dapat diamati, yang meliputi pola-pola, tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku
(Effendy, 1986 : 12).
Definisi Hovland mengenai proses dan fungsi komunikasi diperkuat dan
dikembangkan oleh Harold D Laswell. Menurut Laswell, cara terbaik untuk
menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan : “Who say what in which
channel to whom whit what Effect?”. Kesamaan dengan definisi Hovland ialah selain
unsur-unsur komunikasi, juga keharusan adanya efek, yakni perubahan tingkah laku
(Effendy,1986 : 12).
Sebagai jawaban dari pertanyaan yang di ajukan tersebut Paradigma Laswell
menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang
diajukan (Effendy, 1984 : 10), yaitu :
a. Komunikator (Communicator, Source)
b. Pesan (Massage)
c. Media (Channel)
d. Komunikan (Communican, receivere)
e. Effek (Effect,Impact, Influence)
Jadi menurut paradigma Laswell, komunikasi adalah “Proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu
(Effendy, 2001 : 10).
10
2.1.2 Unsur-unsur komunikasi
Berdasarkan paradigma Harold Lasswell menampilkan model proses
komunikasi. (Philip Kotler, Marketing Management ). Beliau juga mengklasifikasikan
unsur-unsur dalam proses komunikasi yang dapat membentuk keefektifan dalam
komunikasi yang meliputi:
1) Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau
sejumlah orang.
2) Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk
lambang, atau usaha mengubah pesan yang abstrak menjadi konkret
3) Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang
disampaikan oleh komunikator
4) Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada
komunikan.
5) Decoding: Penguraian sandi, yakni proses di mana komunikan menetapkan
makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
6) Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
7) Response: Tanggapan, seperangkat reaksi dari komunikan setelah diterpa
pesan
8) Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan
atau disampaikan kepada komunikator.
9) Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai
akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan
yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
11
2.1.3 Tujuan Komunikasi
Tujuan orang berkomunikasi tidak hanya untuk mengubah perilaku saja. (Onong
Uchjana Effendy, 2003 : 55) tujuan komunikasi adalah :
1. Mengubah sikap
2. Mengubah opini / pendapat / pandangan
3. Mengubah perilaku
4. Mengubah masyarakat
2.1.4 Fungsi Komunikasi
1. Pengawasan (surveillaince)
2. Interpretasi (interpretation)
3. Hubungan (linkage)
4. Sosialisasi
5. Hiburan (entertainment)
Dari definisi fungsi komunikasi, maka penulis dapat simpulkan bahwa fungsi
komunikasi yang paling utama adalah dalam mengamati lingkungan, kemudian
mengkorelasikan antara informasi dari data yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak,
karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi. Fungsi
yang terakhir adalah menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
2.1.5. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah orang. Komunikasi massa merupakan proses produksi dan distribusi yang
12
berlandaskan tekhnologi dan lembaga, dari arus pesan yang kontinyu dan paling luas
dimiliki oleh masyarakat industri. Komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah
populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau
sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan
adanya alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar dapat mencapai saat yang
sama kepada semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat. Merangkum
definisi-definisi tersebut, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media
cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak.
(Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi : 188-189).
Ada juga definisi tentang komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh
ahli komunikasi yang lain, yaitu Gerbner yang menyatakan bahwa komunikasi massa
adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan
yang berkelanjutan, serta paling luas dimiliki dalam masyarakat industri (Komala dan
Elvinaro, 2004 : 4). Dari definisi Gerbner ini tergambar bahwa komunikasi massa itu
menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan
kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya
harian, mingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh
perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu,
sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.
Definisi komunikasi massa dari Meletzke berikut ini memperlihatkan sifat dan
ciri komunikasi massa yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan
media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi
Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang
13
menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media dimana penyebaran teknis
berjalan secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar (Komala dan
Elvinaro, 2004:4). Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak
penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.
Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat
khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat
yang sama kepada semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Komala
dan Elvinaro, 2004:4). Bagi Freidson, khalayak yang banyak dan tersebar itu dinyatakan
dengan sejumlah populasi, dan populasi tersebut merupakan representasi dari berbagai
lapisan masyarakat. Artinya pesan tidak hanya ditujukan untuk sekelompok orang
tertentu saja, melainkan diberikan untuk semua orang. Dalam hal ini Freidson dapat
menunjukkan ciri komunikasi massa lain yaitu unsur keserampakan penerimaan pesan
oleh komunikan. Pesan dapat tersampaikan pada saat yang sama kepada semua orang
yang mewakili berbagai lapisan masyarakat, karena dalam proses komunikasi massa
terdapat sifat keserampakan dalam penerimaan pesan.
Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli
komunikasi, seperti tidak ada prinsip atau perbedaan yang mendasar, bahkan definisi-
definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini memberikan gambaran yang jelas
mengenai pengertian komunikasi massa.
2.1.6 Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki fungsi antara lain:
a. Menyampaikan informasi berupa fakta.
14
b. Memberikan hiburan, karena pada dasarnya TV sebagai media
penghibur yang umum digunakan masyarakat, sehingga format acara
TV sering berubah mengikuti keinginan, trend dan perkembangan saat
ini.
c. Bersifat Persuasif, dimana tulisan, tayangan acara, iklan bertujuan
untuk mengajak audience memahami arti dari komunikasi yang
disampaikan. Tujuannya adalah:
1. Memperkuat sikap, kepercayaan, dan nilai
2. Mengubah, sikap, kepercayaan, nilai
3. Menggerakkan untuk melakukan sesuatu
4. Mengenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu
d. Sebagai Transmisi Budaya, memiliki arti paling luas, namun sedikit
dibicarakan. Terdapat dua tingkatan Transmisi Budaya, yaitu:
1. Kontemporer (media memperkuat konsensus nilai masyarakat,
dengan selalu memperkenalkan bibit perubahan secara terus-
menerus) salah satu medianya adalah melalui televisi.
2. Historis (menambahkan pengalaman baru saat ini untuk
membimbingnya ke masa depan)
e. Kohesi Sosial, mendorong masyarakat untuk bersatu
f. Pengawasan memberikan peringatan Secara instrumental (penyebaran
informasi yang berguna)
g. Korelasi, menghubungkan antar komponen masyarakat melalui iklan,
berita, menginterpretasi pesan.
15
h. Pewarisan Sosial, dimana Media sebagai pendidik dapat meneruskan
atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, etika
dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
i. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif, dimana peran Media
massa sebagai kontrol sosial pada pemerintah. Walaupun dalam
beberapa kasus pemerintah dapat memberi peringatan pada media
berupa pencabutan izin, hal ini merupakan bukti bahwa media
melakukan perlawanan.
j. Menggugat Hubungan Trikotomi, dengan menghubungkan 3
pihak yang susah untuk ditemukan (media massa, pemerintah,
masyarakat).
2.1.7 Ciri-ciri Komunikasi Massa
Terdapat beberapa ciri-ciri Komikasi Massa diantaranya :
1. Komunikasi berlangsung satu arah
2. Komunikator merupakan lembaga yakni kelompok yang terorganisir
yang nampak dengan pembagian tugas dan pemberian wewenang.
3. Pesan yang bersifat umum
4. Menyebar pesanya bersifat serempak
Komunikasi bersifat hiterogen ialah kelompok komunikasi harus mempunyai
minat yang sama terhadap media massa terutama jenis khusus dari isi penyiaran serta
mempunyai kesamaan pengertian budaya dan nilai (Effendy, 1984 : 28).
16
2.1.8 Karakteristik Komunikasi Massa
Dibawah ini merupakan karakteristik Komunikasi Massa :
1. Komunikator terlambangkan
Ciri komunikasi yang pertama adalah komunikatornya yang melibatkan
lembaga, bergerak dalam organisasi yang kompleks, dimana secara
kronologis proses penyusunan pesan dilakukan oleh komunikator
sampai pesan itu tersampaikan oleh komunikan.
2. Pesan bersifat umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu
ditujukan oleh semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok
orang tertentu. Oleh karenanya komunikasi massa bersifat umum. Pesan
komunikasi masaa bisa berupa fakta, peristiwa atau opini.
3. Komunikannya anonim dan heterogen
Komunikan pada komunikasi massa berisfat anonim dan heterogen.
Pada komunikasi antarpersonal, komunikator akan mengenal
komunikannnya, mengetahui idenstitasnya, seperti nama, pendidikan,
pekerjaan, tempat tinggal bahkan mungkin sikap dan perilakunya.
Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal
komunikan (anonim) karena komunikasinya menggunakan media dan
tidak bertatap muka langsung. Disamping itu, komunikannya juga
heterogen yang dapat dikelompokkan dalam beberapa faktor, yaitu :
usia, jenis kelamin, pendidikan, latar belakang budaya, agama dan
tingkat ekonomi.
4. Menimbulkan keserempakan
17
Komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas, bahkan
koomunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang
bersamaan memperoleh pesan yang sama.
5. Komunikan mengutamakan isi ketimbang hubungan
Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa
berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik
komunikasi massa yang digunakan.
6. Bersifat satu arah
Ciri komunikasi massa yaitu antara komunikator dan komunikan tidak
dapat berkomunikasi secara langsung atau tatap muka tetapi melalui
perantara media jadi bersifat satu arah.
7. Stimulasi alat indera terbatas
Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis
media massa. Pada media televisi dan film, kita menggunakan indera
penglihatan dan pendengaran.
8. Umpan balik tertunda (delayed)
Komponen umpan balik yang lebih popular dengan sebutan feedback
merupakan faktor penting dalam komunikasi. Efektifitas komunikasi
sering kali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh
komunikan. Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda.
(Elvinaro Ardianto, 1998 : 9-12).
18
2.2 Pengertian Televisi
Televisi merupakan salah satu penemuan yang baru mulai berkembang setelah
perang dunia kedua, dan menempatkan diri sebagai alat komunikasi massa. Dari semua
media komunikasi yang ada televisi adalah yang paling berpengaruh pada kehidupan
manusia. Televisi mengalami perkembangan yang dramatis, terutama melalui
pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh
pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di rumah
dengan menggunakan wire atau microwave (wireless cables) yang membuka tambahan
saluran televisi bagi pemirsa. Saat ini menjadi lebih marak setelah dikembangkannya
Direct Broadcast Satellite (DBS).
(Onong Uchjana Effendy, 1989 : 386) mendefinisikan televisi sebagai “Medium
komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui
kawat maupun secara elektronik magnetik.
Sedangkan (J.B Wahjudi, 1986 : 49) mendefinisikan televisi sebagai berikut :
“Televisi berasal dari dua kata yang berbeda, yaitu tele yang artinya adalah jauh, dan visi
yang artinya adalah perhatian. Dengan demikian televisi dalam bahasa inggris berarti
television yang diartikan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan melihat
gambar, suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi), dan dapat dilihat di
tempat lain melalui sebuah perangkat penerima.
Pemerintah Indonesia menempatkan media massa televisi, sebagai media
informasi yang efektif. Dalam hal in Departemen penerangan menggariskan isi siaran
televisi harus mengandung unsur pendidikan, penerangan atau berita dan hiburan. (JB.
Wahyudi, 1998 : 9).
19
Sebagai produk teknologi modern wajar bila televisi telah menjadi situs atau
tempat baru bagi banyak keluarga di negri ini. Acara televisi telah menyita waktu
seluruh anggota keluarga, anak-anak pun menghabiskan waktunya dalam sehari di depan
televisi. Selain itu seakan menjadi pelayan setia bagi pemirsanya, televisi juga
mempunyai kekuatan besar untuk merubah pendapat dan perilaku seseorang dan dapat
mempengaruhi pemirsa agar memilih tayangan televisi kesukaannya.
2.2.1 Program Acara Televisi
Pengertian Program ialah berasal dari bahasa inggris, “programme” atau
“program” yang artinya rencana atau acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan
oleh stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya (Morissan, 2005).
http://digilib.petra.ac.id, 27/02/2011 ; 10:59:46).
Pengertian Program Televisi adalah tayangan acara – acara yang ditayangkan
atau disiarkan oleh stasiun televisi. Dan secara garis besar, program televisi dibagi
menjadi program berita dan program non berita. Pengaturan penayangan program
televisi di sebuah stasiun televisi biasanya diatur oleh bagian pemrograman siaran atau
bagian perencanaan siaran. Pihak perencanaan siaran mengatur jadwal penayangan satu
program televisi berdasarkan perkiraan kecendrungan menonton peminat program
tersebut. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Acara_televisi, 27/02/2011).
Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak pernah lepas dari pengaruh
terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at
acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan
bagi para penontonnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh psikologis di mana televisi
20
seakan-akan menghipnotis pemirsa sehingga mereka hanyut dalam keterlibatan akan
kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi (Effendy, 2002 : 122).
Menurut Frank Jefkins (Jefkins, 2003 : 105), televisi memiliki sejumlah
karakteristik khusus, yaitu :
1) Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan warna.
2) Pembuatan program televisi lebih mahal dan lama.
3) Mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang tampak
haruslah dibuat semenarik mungkin.
2.2.2 Dampak Program Acara Televisi
Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap
pemirsa yaitu:
a. Dampak Positif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk
menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan
pengetahuan.
b. Dampak peniruan, yaitu pemirsa yang diharapkan pada trend aktual yang
ditayangkan televisi.
c. Dampak perilaku, yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang
telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
(La Gosse. 1998 p. 49).
2.2.3 Macam – Macam Program Acara Televisi
Secara umum program televisi dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Cerita
21
Cerita dikelompokkan menjadi :
a. Fiksi
Memproduksi sinetron serial, sinetron televisi/FTV (populer
melalui stasiun TV) dan sinetron.
b. Non Fiksi
Non fiksi menggarap aneka program pendidikan, film dokumenter
atau profil tokoh daerah tertentu.
2. Non Cerita
Program ini memproduksi variety show, musical show, tv quiz,
talkshow dan liputan/berita (Heru Effendy, 2002:14)
Adapun bermacam-macam bentuk dari acara televisi yaitu:
a. Program Seni Budaya
Merupakan produksi karya artistik. Secara garis besar materi
produksi seni budaya dibagi 2, yaitu :
I. Seni pertunjukan, seperti seni musik, tari dan pertunjukan
boneka dengan segala jenisnya.
II. Seni pameran antara lain seni lukis, patung, dan sejenisnya.
b. Program Mimbar televisi
Yaitu program televisi dengan mengetengahkan pembicaraan
seseorang/lebih mengenai suatu topik yang menarik/sedang hangat
dibicarakan di masyarakat. Program ini dapat dibedakan menjadi 4
yaitu : program uraian pendek, vox-pop, suara masyarakat,
wawancara, dan diskusi/panel.
c. Program Berita
22
Program yang menyajikan laporan berupa fakta dan kejadian
yang mempunyai nilai- nilai berita (aktual, faktual, esensial) dan
disajikan melalui media secara periodik.
d. Program Dokumenter
Program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada
fakta yang memiliki nilai esensial, artinya menyangkut kehidupan,
lingkungan hidup dan situasi nyata.
e. Program Feature
Membahas suatu pokok bahsan, suatu tema diungkap lewat
berbagai format seperti wawancara, show, vox-pop, puisi, musik
nyanyian, sandiwara, pendek atau fragmen.
f. Program Magazine
Di Indonesia dikenal dengan program majalah udara, yang
tidak menyoroti suatu bidang kehidupan, seperti wanita, film,
pendidikan, musik yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan
disajikan lewat berbagai format.
g. Program spot
Adalah program yang ingin mempengaruhi/mendorong
penonton untuk tujuan-tujuan tertentu. Spot merupakan program
yang sangat pendek dengan durasi berkisar antara 10 detik sampai
1,5 menit.
h. Program Dokudrama
Dokudrama atau Dokumenter drama, adalah dokumenter yang
di dramakan. Merupakan suatu kejadian yang sungguh-sungguh
23
pernah terjadi, terdapat peninggalan-peninggalan dan bekas-
bekasnya secara nyata, beberapa tokoh masih hidup namun
kejadiannya sudah lampau.
i. Program Sinetron
Sinema elektronik, penggarapannya tidak jauh berbeda dengan
pembuatan sinetron layar lebar hanya penyajiannya dipancarkan
melalui stasiun - stasiun televisi
2.2.4 Tayangan Anak
Tontonan visual bernuansa anak-anak mendapat rating yang tinggi saat ini. Film
kartun menjadi sajian yang diminati oleh khalayak. Ini menarik perhatian kalangan
anak-anak karena sisi kelucuan dan hiburannya memang dikemas sedemikian rupa agar
terkesan seperti “tren film kartun jaman sekarang”. Selain itu, pilihan icon atau karakter
juga menentukan minat para penonton dalam film tertentu. Karena cenderung lebih
menyukai bentuk yang lucu dan menarik, banyak dilakukan modifikasi bentuk pada era
sekarang ini. Dalam perkembangannya saat ini, yang banyak terjadi adalah kesan anak-
anak untuk mendapat rating yang tinggi dengan mempertimbangkan kualitas film kartun
dan jalan ceritanya.
Kaum muda merupakan penduduk dengan jumlah terbanyak ketimbang
penduduk dengan fase umur yang lain. Dalam kaidah persaingan acara TV, suatu acara
TV setidaknya harus menjawab dua pertanyaan berikut:
Siapa target pemirsa atau siapa yang akan melihat program acara tersebut?
Kedua, ketika disiarkan, bisakah program acara tersebut menjadi tontonan
menarik?
24
Jika jawaban dari pertanyaan pertama adalah anak-anak, tentunya kita sudah bisa
membayangkan format acara yang bagaimana yang akan menarik minat para anak-anak.
Kedua pertanyaan tersebut memang tampak netral, padahal tersembunyi niat untuk
mendapatkan rating yang tinggi. Bukan rahasia umum bahwa acara TV dengan
perkiraan rating yang tinggi cenderung lebih dilirik para pemodal. Hal ini juga tidak bisa
dilupakan karena yang dibutuhkan para pemodal adalah kemungkinan bagaimana agar
iklan produk mereka bisa ditonton oleh orang sebanyak-banyaknya. Bukan tidak
mungkin bahwa yang menjadi tujuan disiarkannya acara tersebut tidak untuk memberi
hiburan terhadap pemirsa, melainkan mengiklankan suatu produk tertentu yang
memberikan keuntungan yang sebanyak-banyaknya.
Kenyataan ini memungkinkan kita untuk berfikir bahwa kalangan anak-anak, ,
dibentuk agar berbudaya demi keuntungan pemodal. Selama ini yang sering terlihat
dalam film kartun adalah bentuk-bentuk yang menarik yang membuat anak-anak ingin
membeli dan lebih konsumtif. Hal ini tidak hanya menggambarkan bagaimana kondisi
kalangan anak-anak kita saat ini melainkan, lebih dari itu, juga memberikan gambaran
ideal terhadap anak-anak dalam bergaya hidup. Jika semua anak-anak sudah
menganggap bahwa konsumerisme merupakan suatu hal yang biasa atau bahkan wajar,
maka yang diuntungkan hanyalah segelintir orang saja, bukan masyarakat secara umum.
Karena sifatnya yang demikian, kaum muda lebih mudah terikut oleh arus lingkungan
yang ada di sekelilingnya. Jika di hadapannya selalu hadir gaya hidup yang penuh
dengan suasana tertentu, kemungkinan mereka untuk menjadi seperti itu lebih besar
dibandingkan dengan keadaan sebenarnya.
Televisi juga mempunyai andil dalam menciptakan lingkungan anak-anak. Jika
suasana konsumerisme dihadirkan melalui acara yang disukai oleh para remaja, tentunya
25
suasana itu akan menjadi lingkungan yang hendak dicobanya. Pada titik inilah
sebenarnya film anak-anak diharapkan perannya dalam tataran Indonesia ke
depan,sebagai sumber pengetahuan dan informasi. Kaum muda adalah tumpuan bangsa
dalam menghadapi berbagai persoalan yang sedang melanda negeri ini. Bukan tidak
mungkin bahwa model film kartun yang lebih kreatif dan berkualitas akan tercipta suatu
saat nanti yang tidak sekedar mengutamakan aspek keuntungan finansial, yang
berdasarkan keyakinan bahwa membuat film kartun adalah menciptakan karya seni,
bukan melakukan bisnis. Sehingga, upaya membentuk generasi muda yang mampu
melakukan sesuatu dapat bisa maksimal. (http://curusetra.wordpress.com/2010/12/,
05/03/20
2.3. Teori Khusus
2.3.1 Teori AIDCA
Untuk menghasilkan sebuah promosi program yang baik, maka penting
menggunakan elemen-elemen dalam sebuah rumus yang dikenal sebagai AIDCA, yang
terdiri dari: (Kasali, 1992: 83-86)
1. Attention (perhatian)
Program harus menarik perhatian khalayak sasarannya. Untuk program
memerlukan bantuan antara lain berupa segmentasi, khalayak.
2. Interest (minat)
Perhatian harus segera ditingkatkan menjadi minat sehingga rasa ingin tahu
secara lebi rinci dalam diri audiens. Penggunaan efek imajinasi dapat
merangsang khalayak untuk tahu lebih lanjut.
3. Desire (kebutuhan/keinginan)
26
Tidak ada gunannya menyenangkan audiens dengan rangkaian kata-kata
gembira melalui sebuah tayangan program kecuali program tersebut berhasil
menggerakan keinginan orang untuk menyaksikan atau menikmati program
tersebut. Kebutuhan atau keinginan mereka untuk menonton memahami atau
melakukan sesuatu harus dibangkitkan.
4. Conviction (rasa percaya)
Untuk menimbulkan rasa percaya pada khalayak sebuah program televisi dapat
ditunjang berbagai kegiatan peragaan seperti testimonial atau pembuktian,
membagi-bagikan contoh secara geratis, menyodorkan pandangan positif dari
tokoh-tokoh masyarakat ketermuka serta hasil pengujian oleh pihak ke tiga,
misalnya hasil pengujian dari departemen kesehatan, departemen perindustrian,
dan lembaga swadaya masyarakat.
5. Action (tindakan)
Memilih konten yang tepat agar khalayak bergerak melakukan respon sesuai
dengan yang diharapkan adalah suatu pekerjaan yang sangat sulit. Hal ini
berkaitan dengan penggunaan kata dalam konten program televisi harus disusun
sedemikian rupa agar terlihat menarik.
2.3.2 Manajemen Program
Keberhasilan suatu program di suatu perusahaan, lembaga, atau sekolah tidak
lepas dari manajemen yang baik. Karena manajemen merupakan suatu proses yang
melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya. (M.Fuad 2003:92).
27
Menurut Vernonn (1995:109) manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses
yang terdiri dari empat fungsi yang saling berkaitan. Fungsi ini adalah perencanaan
(planing), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengendalian
(controlling).
Perencanaan (planing)
Perencanaan (planing) mencakup memutuskan suatu arah tindakan.
Perencanaan adalah memutuskan apa yang akan dikerjakan, menetapkan,
tujuan-tujuan perusahaan. Menentukan strategi dan memilih alternatif
arah tindakan (Vernon 1995:110). Perencanaan meliputi kegiatan-
kegiatan berikut:
1. Menentukan tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari
perusahaan.
2. Merumuskan kebijakan-kebijakan, program-program dan prosedur-
prosedur.
3. Mempertimbangkan informasi dari peninjau kembali tindak lanjut
periodik untuk menentukan perubahan-perubahan apa yang
diperlukan dalam rencana itu.
Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian (organizing) adalah cara para manajer membagi-bagi
pekerjaan yang akan dikerjakan dan struktur yang harus dikembangkan
untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebbut diselesaikan dengan tuntas
(Vernon 1995:110). Pada prinsip-prinsip organisasi yang sederhana
memberitahukan kepada seorang manajer dalam pengorganisasiaan ia
harus mengerjakan hal-hal sebagai berikut:
28
1. Membagi pekerjaan untuk memungkinkan adanya spesialisasi.
2. Mengelompokan pekerjaan-pekerjaan yang serupa atau berkaitan
menjadi satu.
3. Mendelegasikan wewenang kepada para pengawas untuk
menjalankan berbagai sub unit.
4. Mengembangkan mekanisme koordinasi untuk melihat bahwa segala
sesuatu berjalan dengan lancar.
Pengarahan (directing)
Pengarahan (directing) adalah pencapaian tujuan-tujuan organisasi
dengan memotivasi dan membimbing bawahan (Vernon 1995: 112).
Pengarahan kariyawan yang baik meliputi pengertian mengenai prilaku
manusia dalam pekerjaan. Komunikasi, motivasi, dan kepemimpinan
(leadership) adalah bagian-bagian yang penting bagi seorang manajer
untuk melakukan pengarahan.
Pengendalian (controlling)
Pengendalian (controlling) adalah suatu prosedur untuk mengukur hasil
pelaksanaan terhadap tujuan-tujuan (Vernon 1995: 114). Keperluan akan
pengendalian muncul dari ketidak sempurnaan yang melekat pada
manusia. Sesuatu yang direncanakan tidak terjadi secara otomatis, tanpa
seseorang yang mengendalikan melihat bahwa hal-hal tersebut benar-
benar terjadi. Umumnya, fungsi dari pengendalian meliputi:
1. Membuat standar perencanaan.
2. Membuat jadwal pekerjaan.
3. Meninjau kembali biaya-biaya.
29
4. Melaksanakan pengawasan/supervisi.
5. Mengambil tindakan koopratif
2.3.3 Tahapan Produksi Program Televisi
Dalam produksi program memiliki 3 tahap : pra produksi, produksi, dan paska
produksi.
a. Pra Produksi
Tahapan ini meliputi 3 bagian, sebagai berikut: (Wibowo, 2007: 309)
1. Penemuan Ide: Menemukan ide dan gagasan, membuat riset dan menulis naskah
atau mengembangkan gagasan menjadi naskah sebuah riset.
2. Planning : Perencanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan (objectives)
serta mempersiapkan rencana dan strategi yang digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut (Morissan, 2008: 130). Adanya penetapan jangka waktu kerja
(time schedule), menyempurnakan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew,
estimasi biaya, dan rencana alokasi.
3. Persiapan : Latihan para artis, pembuatan setting, meneliti dan melengkapi
peralatan yang digunakan.
b. Produksi
1. Organizing : Proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai denga tujuan
organisasi, sumberdaya yang dimiliki dan lingkungan yang
melingkupinya (Morissan, 2008: 142).
30
2. Actuating : Memberikan pengaruh (penggerak) mencakup usaha untuk
mempengaruhi (influencing) tertuju pada upaya untuk
merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan
tanggungjawab mereka secara efektif (Morissan, 2008: 154),
proses ini mengarahkan dan memotifasi aggota-anggota
organisasi untuk menuju kearah pencapaian tujuan organisasi,
termasuk menciptakan iklim yang mendukung, membingbing dan
meneladani anggota dalam melakukan pekerjaan.
3. Controling : suatu proses untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi
atau perusahaan sudah tercapai atau belum (Morissan, 2008: 159),
untuk mengetahui bahwa kegiatan berjalan tidak baik dan terjadi
penyimpangan-penyimpangan dari rancangan semula. Maka
diperlukan koreksi dan evaluasi. Semua pengawasan ini
dikerjakan untuk mengadakan peningkatkan pada masa yang akan
datang.
Tahap ini mencoba mewujudkan apa yang telah direncanakan dalam kertas dan
tulisan (shooting script) (Wibowo, 2007:40) .
c. Paska Produksi
Evaluating : Executive producer, producer, tim creative dan seluruh bagian yang terkait
dalam program acara mengevaluasi setiap program acara yang sudah perlangsung.
Tahap ini meiliki tiga langkah yang utama, yaitu editing offline, editing online dan
mixing.
31
Proses manajemen dalam program televisi mengacu pada enam sumber daya
pokok yang dikemukakakan George R. Terry (dalam buku principle of management)
yaitu: (Karyadi, 2009: 29
a. Man/Woman ; Dumber daya manusia kreatif
b. Materials ; Naskan/Konsep
c. Macihnes ; Peralatan
d. Methods ; Cara Pengorganisasian
e. Money ; Dana Produksi
f. Market ; Pasar Program
Enam sumber daya manajemen tersebut dikelolah dengan empat fungsi utama
manajerial untuk mencapai hasil atau target dalam produksi program televisi,
yaitu:
1. Merancanakan (to plan; Planning)
2. Suatu kegiatan dengan tujuan pengambilan tujuan dan strategi dalam
pengambilan tindakan selanjutnya.
3. Mengorganisasi (to organize; Organizing)
Suatu kegiatan untuk menggerakkan angota kelompok dan membuat
ketentuan dalam hubungan yang diperlukan.
4. Mengkoordinasi (to coordination; Actuating)
32
Suatu kegiatan untuk mengarakan kelompok dalam melaksakan pekerjaan
sesuai dengan tugasnya.
5. Mengawasi (to control; Controlling)
Suatu kegiatan untuk menyesuaikan antara pelaksaan dan rencana yang
ditentukan.