bab 2 landasan teori 2.1 teori komunikasithesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00538-mc bab 2.pdfapapun...
TRANSCRIPT
11
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 TEORI KOMUNIKASI
2.1.1 Deskripsi Teori
Suatu teori dan gagasan diperlukan agar setiap permasalahan dapat diselesaikan
dengan baik sehingga dapat diterima kebenarannya oleh masyarakat. Teori berfungsi
sebagai alat untuk mencapai satuan pengetahuan yang sistematis dan untuk bimbingan
penelitian. Untuk menjelaskan dan mengembangkan variabel yang ada dalam penelitian
ini, maka peneliti menjabarkan beberapa teori yang mendukung penelitian ini.
Dikutip dari Prof. Onong Uchjana Effendi, M.A. (2003:241). Ilmu, Teori, dan
Filsafat Komunikasi, definisi teori menurut Wilbur Schramm dalam buku “Introduction
to Mass Communication Research” yaitu “Suatu perangkat pernyataan yang saling
berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi bisa
dihasilkan yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan
prediksi mengenai perilaku”. Dari definisi tersebut terlihat jelas bahwa teori adalah hasil
telaah dengan metode ilmiah.
2.1.2 Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. (2005:41). Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar, Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata
Latin communis yang berarti “sama”, 1 communico, 2 communicatio, atau 3 communicare
yang berarti “membuat sama” ( to make common ). Istilah pertama ( communis ) adalah
12 istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan
akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu
pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi
kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagai hal-hal
tersebut.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi ( pesan, ide, gagasan ) dari
satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh
keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat
bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Setiap sisi kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan komunikasi. Apapun bentuk
kegiatannya, manusia selalu melakukan suatu proses yang berjalan secara
berkesinambungan dan tidak dapat dihindari yaitu proses komunikasi. Melalui
komunikasi manusia dapat menyampaikan segala keinginannya, sehingga pada akhirnya
dapat memenuhi kebutuhan fisik, baik bagi dirinya sendiri maupun untuk lingkungan
sosialnya.
Berikut ini beberapa definisi komunikasi menurut para ahli komunikasi :
− “Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa,
mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat atau hasil apa?
13
(Who? Says what? In which channel? To whom? Whith what effect)” (Laswell,
1960).
− “Memberi batasan lingkup communication berupa penyebaran informasi, ide-ide,
sikap-sikap, atau emosi dari seorang atau kelompok kepada yang lain terutama
melalui simbol-simbol” (Theodornoson and Theodornoson, 1969).
− “Communication dapat didefinisikan sebagai social interaction melalui pesan-
pesan” (Garbner, 1967).
− “Komunikasi sebagai proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses
penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang
lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain
yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan,
kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari
lubuk hati” (Onong Uchyana, 2002).
− “Komunikasi sebagai proses sosial psikologi dengan mana seseorang mampu
menerima sikap dan pandangan orang lain, bahwa dua orang atau lebih dapat
bertukar informasi selama berlangsungnya proses komunikasi, dimana masing-
masing memberikan makna yang berbeda pada informasi yang diterimanya” (Robert
E. Park, 1887).
Setelah menelaah beberapa definisi komunikasi yang diungkapkan para ahli diatas,
maka terlihat bahwa komunikasi merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia.
Komunikasi juga merupakan kebutuhan integral dan tidak mungkin dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi yang
dapat diungkapkan melalui banyak cara, seperti bahasa lisan, simbol-simbol, gerakan,
14 maupun melalui gambar-gambar tertentu. Intinya, proses komunikasi tidak akan terjadi
apabila tidak ada komponen-komponen yang terlibat di dalamnya, oleh karena itu untuk
mencapai proses komunikasi yang efektif perlu diperhatikan unsur atau komponen-
komponen penting yang sudah mutlak harus ada.
2.1.3 Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
− Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada
pihak lain.
− Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak
kepada pihak lain.
− Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan,
dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang
mengalirkan getaran nada / suara.
− Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak
lain.
− Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya.
− Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu
akan dijalankan (Protokol).
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti
berikut :
15 − Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain
mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu
bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa
dimengerti kedua pihak.
− Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik
secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui
telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
− Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi
pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu
sendiri. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan
atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan
yang dimaksud oleh si pengirim.
2.1.4 Tujuan Komunikasi
− Mengubah sikap (to change the attitude)
− Mengubah opini / pendapat / pandangan (to change the point)
− Mengubah perilaku (to change the behavior)
− Mengubah masyarakat (to change the society)
2.1.5 Fungsi Komunikasi
Dikutip dari Prof. Onong Uchjana Effendi, M.A. (2003:29). Menurut pendapat
Yoseph R.Dominick dalam bukunya The Dynamic of Mass Communication,
menjabarkan bahwa fungsi komunikasi dapat dibagi menjadi 5 yaitu :
16 1. Pengawasan (surveillaince)
Fungsi ini dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
− Pengawasan peringatan (warning or beware surveillance)
Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan kriminal, bencana alam,
kondisi ekonomi negara dan sebagainya.
− Pengawasan instrumental (instrument surveillance)
Jenis kedua ini berkaitan dengan penyebaran informasi bagi kehidupan sehari-
hari.
2. Interpretasi (interpretation)
Fungsi kedua serta kaitannya dengan fungsi pengawasan media. Media massa tidak
hanya menyajikan fakta dan data tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai
suatu peristiwa tertentu.
3. Hubungan (linkage)
Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam
masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung saluran perseorangan.
4. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai yang mengacu kepada cara-cara dimana
seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai suatu kelompok. Media massa
menyajikan penggambaran maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak
berprilaku dan nilai-nilai apa yang penting.
17 5. Hiburan (entertainment)
Hal ini memang jelas tampak pada televisi, film dan suara. Media massa lainnya
seperti surat kabar dan majalah punya rubric hiburan seperti cerita pendek, cerita
bersambung maupun cerita bergambar.
Dari penjabaran fungsi komunikasi diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa
fungsi komunikasi yang utama adalah perannya dalam mengamati lingkungan,
kemudian mengadakan korelasi antara informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan
khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan
interpretasi. Fungsi yang terakhir adalah menyalurkan nila-nilai budaya dari suatu
generasi ke generasi selanjutnya.
Terlihat bahwa komunikasi memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini disebabkan bahwa komunikasi merupakan kebutuhan dasar dari masing-masing
individu. Menurut peneliti, fungsi komunikasi adalah sebagai media penghubung,
komunikasi merupakan media untuk saling memberikan informasi dalam rangka
pemenuhan kebutuhan. Sifat komunikasi tersebut bisa secara langsung maupun tidak
langsung. Kalau secara langsung berarti komunikasi disampaikan langsung kepada objek
yang dituju tanpa perantara, sedangkan komunikasi tidak langsung yaitu komunikasi
yang penyampaiannya melalui suatu perantara atau media tertentu.
2.1.6 Model-model Komunikasi
Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku Human Communication,
seperti dikutip oleh Prof. Dr. H.M Burhan Bungin, S.Sos. M.Si. (2007:253). Sosiologi
Komunikasi, menjelaskan 3 model komunikasi :
18
− Model Komunikasi Linier, yaitu model komunikasi satu arah (one-way view of
communication). Di mana komunikator memberikan suatu stimulus dan
komunikan memberikan respons atau tanggapan yang diharapkan, tanpa
mengadakan seleksi dan interpretasi. Seperti teori jarum hipodermik (hypodermic
needle theory), asumsi-asumsi teori ini yaitu ketika seseorang memersuasi orang
lain, maka ia “menyuntikkan satu ampul” persuasi kepada orang lain itu,
sehingga orang lain tersebut melakukan apa yang ia kehendaki.
− Model Komunikasi Dua Arah adalah model komunikasi interaksional, kelanjutan
dari pendekatan linier. Terjadi komunikasi umpan balik (feedback) gagasan. Ada
pengirim (sender) yang mengirimkan informasi dan ada penerima (receiver)
yang melakukan seleksi, interpretasi dan memberikan respons balik terhdap
pesan dari pengirim (sender). Dengan demikian, komunikasi berlangsung dalam
proses dua arah (two-way) maupun proses peredaran atau perputaran arah
(cyclical process), sedangkan setiap pratisipan memiliki peran ganda, di mana
pada satu waktu bertindak sebagai sender, sedangkan pada waktu lain berlaku
sebagai receiver, terus seperti itu sebaliknya.
− Model Komunikasi Transaksional yaitu komunikasi hanya dapat dipahami dalam
konteks hubungan (relationship) di antara dua orang atau lebih. Proses
komunikasi ini menekankan semua perilaku adalah komunikatif dan masing-
masing pihak yang terlibat dalam komunikasi memiliki konten pesan yang
dibawanya dan saling bertukar dalam transaksi (Sendajaja, 2002)
19 2.1.7 Bentuk-bentuk Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. (2005:72). Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar, proses komunikasi dapat digolongkan dalam beberapa bentuk, yaitu :
1. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal communication)
Komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak kita
sadari. Contohnya: berpikir, merenung, dan sebagainya. Komunikasi ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari proses komunikasi dua orang, tiga orang, dan
sebagainya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain, biasanya kita
berkomunikasi dengan diri sendiri terlebih dahulu (mempersepsikan dan
memastikan makna pesan orang lain).
2. Komunikasi Interpribadi (Interpersonal communication)
Proses pertukaran informasi antara seseorang dengan paling kurang seseorang
lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.
Dengan perkataan lain, komunikasi ini adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
seorang komunikator kepada perilakunya, karena yang terlibat dalam komunikasi
ini hanya dua orang, maka jenis komunikasi ini sering disebut komunikasi diadik
(dyadic communication). Komunikasi ini efektivitasnya paling tinggi, karena
sifatnya yang timbal balik dan terkonsentrasi.
3. Komunikasi kelompok (Group communication)
Komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.
4. Komunikasi publik (Public communication)
Komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak),
yang tidak bisa dikenali satu per satu. Komunikasi ini sering disebut pidato,
20
ceramah, kuliah, (umum), tabligh akbar yang sering disampaikan oleh para
pendakwah. Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi
kelompok besar untuk komunikasi ini. Komunikasi publik ini biasanya berlangsung
formal dan lebih sulit, karena menurut persiapan pesan yang cermat, keberanian,
dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang.
5. Komunikasi media massa (Mass Media communication)
Sering disingkat menjadi komunikasi massa, adalah komunikasi melalui
penggunaan media. Dalam hal ini adalah media massa seperti majalah, surat kabar,
televisi, radio, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian peneliti adalah hanya proses
komunikasi media massa. Karena obyek penelitiannya merupakan bentuk penyajiannya
program acara melalui televisi.
2.2 KOMUNIKASI MASSA
Menurut Nurudin M.Si. (2007:2). Pengantar Komunikasi Massa, Komunikasi
massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca /
pendengar / penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka.
Sementara itu dalam buku yang sama (2007:12) menurut Jay Back dan Frederick C.
Whitney dalam bukunya Introduction to Mass Communication (1988). dikatakan bahwa
“Mass Communications is process whereby mass-produced message are transmitted to
large, anonymous, and heterogeneuos masses of receivers ( Komunikasi massa adalah
sebuah proses di mana pesan-pesan yang diproduksi secara massal / tidak sedikit itu
disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen )”.
21
Definisi lain dikemukakan oleh Josep A. Devito (2007:11) yakni, “First, mass
communication is communication addressed to masses, to an extremely large science.
This does not mean that the audience includes all people or everyone who reads or
everyone who watches television; rather it means an audience that is large and
generally rather poorly define. Second, mass communication is communication mediated
by audio and/or visual transmitter. Mass communication is perharps most easily and
most logically defined by its forms : television, radio, newspaper, magazines, films,
books, and tapes ( Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan
kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa
khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orangyang membaca atau semua orang
yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan
pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah
komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual.
Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan
menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita)”.
Berdasarkan definisi Joseph A. Devito diatas tergambar bahwa komunikasi massa
dibedakan dari jenis suatu komunikasi lainnya dengan kenyataan bahwa komunikasi
massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya
satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga
mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan
komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang
mewakili berbagai lapisan masyarakat.
22
Masih dikutip dari Nurudin M.Si. (2007:8). Pengantar Komunikasi Massa,
Menurut Michael W.Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986), sesuatu bisa didefinisikan
sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk
menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan
tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar,
majalah, televisi, film, atau gabungan di antara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya
bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal
atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa
inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim
dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima
oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan,
ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain komunikator tidak berasal dari
seseorang, tetapi lembaga.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya pesan-
pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam
lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda.
Definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Bittner (Elvinaro dan Lukiati
Komala, 2007:3), yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
23 media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages
communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi
tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa.
Selanjutnya yang dikutip dalam buku komunikasi massa suatu pengantar, (2007:3)
menurut Gerbner (1967), “ Mass communication is the tehnologically and institutionally
based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of
messages in industrial societies (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang continue serta paling luas
dimiliki orang dalam masyarakat industri)”. Definisi Gebner tergambar bahwa
komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesa-pesan komunikasi.
Menurut Dennis Mcquail komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa. Oleh karena itu, mempelajari komunikasi massa tidak ada gunanya tanpa
mengaitkan peran medianya. Bahkan bisa dikatakan media massa menjadi alat utama
dalam proses komunikasi massa.
Meskipun ada beberapa definisi yang berbeda mengenai komunikasi massa itu
sendiri, namun dengan mengacu kepada pengertian di atas, maka komunikasi massa
yang dimaksud disini dapat dikatakan sebagai komunikasi massa diartikan sebagai jenis
komunikasi yang ditujukan kepada massa (khalayak) yang tersebar, heterogen, dan
anonim melalui media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, dll, sebagai
media dari informasi yang hendak dikomunikasikan.
2.2.1 Ciri-ciri Komunikasi Massa
− Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
24
Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam
sebuah lembaga
− Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen
Artinya, penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan
yang tidak sama pula, namun mereka adalah komunikan televisi.
− Pesannya bersifat umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau
satu kelompok msyarakat tertentu, pesannya ditujukan pada khalayak yang
plural.
− Komunikasinya berlangsung satu arah
Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi
umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed
feedback)
− Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-
pesannya, serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut
hampir bersamaan.
− Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada
khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis, yang dimaksud
misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik)
25
− Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
Gatekeeper sering disebut dengan penapis informasi/ palang pintu/ penjaga
gawang adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui
media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau
mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang
disebarkan lebih mudah dipahami.
2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Menurut Dominick yang dikutip oleh Elvinaro dan Lukiati Komala, mengemukakan
bahwa fungsi komunikasi massa bagi masyarakat adalah :
1. Surveillance (pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: 1 warning or
beware surveillance (pengawasan peringatan); 2 instrumental surveillance
(pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media
massa menginformasikan tentang ancaman (angin topan, meletusnya gunung
merapi, atau adanya serangan militer). Fungsi pengawasan instrumental adalah
penyampaian penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu
khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
2. Interpretation (penafsiran)
Media massa tidak hanya memasok data dan fakta, tetapi juga memberikan
penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media
memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat dan ditayangkan.
26 3. Linkage (pertalian)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga
membentuk Linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama
tentang sesuatu.
4. Transmission of values (penyebaran nilai-nilai)
Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara,
diamana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang
mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca.
5. Entertainment (hiburan)
Sulit dibantah lagi bahwa kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi
hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi,
khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya.
Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah
untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat tayangan
hiburan ditelevisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
Fungsi komunikasi massa secara umum adalah :
− Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar
informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan
oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak.
Khalayak sebagai manusia sosial akan selalu merasa haus informasi tentang segala
sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
27 − Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayknya (mass education).
Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu
cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika,
serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca.
− Fungsi Mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada editorial,
features, iklan, artikel. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan yang ditayangkan
televisi.
− Fungsi Proses Pengembangan Mental
Kita pasti membutuhkan komunikasi dengan orang lain, karena dengan komunikasi,
manusia akan bertambah pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal
tersebut diperoleh dari pengalaman pribadi dan dari orang lain. Pengalaman dapat
membantu manusia untuk memahami betapa besar ketergantungan manusia kepada
komunikasi, karena komunikasi dapat membantu manusia dalam perkembangan
mentalnya.
− Fungsi Adaptasi Lingkungan
Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk dapat
bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian
tersebut.
28 − Fungsi Memanipulasi Lingkungan
Setiap orang berusaha untuk mempengaruhi dunia dan orang yang berada
disekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat kontrol
utama dan pengaturan lingkungan.
2.3 MEDIA MASSA
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan
secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media
massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah bisa mengatasi hambatan ruang
dan waktu, bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada
waktu yang tak terbatas.
Arti penting media massa menurut Dennis Mcquail (2007:34) dengan beberapa
asumsi pokok berikut :
− Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan
lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait.
Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-
norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi
sosial lainnya. Di pihak lain, instrusi media diatur oleh masyarakat.
− Media massa merupakan sumber kekuatan – alat kontrol, manajemen, dan inovasi
dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau
sumber daya lainnya.
29 − Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan, untuk menampilkan
peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun
internasional.
− Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja
dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam
pengertian pengambangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.
− Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh
gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara
kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang
dibaurkan dengan berita dan hiburan.
2.3.1 Peran Media Massa
Dikutip dari Prof. Dr. H.M Burhan Bungin, S.Sos. M.Si. (2007:85). Sosiologi
Komunikasi, Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam
menjalankan paradigmanya media massa berperan :
− Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi.
Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya
cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju.
− Media massa menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat
menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka,
jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka masyarakat
akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka
30
dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat
informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada
media massa.
− Media massa sebagai hiburan, sebagai agent of change, media massa juga
menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong
kebudayaan, katalisator perkembangan budaya. Sebagai agent of change yang
dimaksud adalah juga mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat
bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah, dengan demikian media massa
juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru
merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.
2.4 TELEVISI
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar, baru mulai berkembang
setelah perang dunia kedua, dan menempatkan diri sebagai alat komunikasi massa. Dari
semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan
manusia. Televisi mengalami perkembangan yang dramatis, terutama melalui
pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh
pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di rumah
dengan menggunakan wire atau microwave (wireless cables) yang membuka tambahan
saluran televisi bagi pemirsa. Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya
Direct Broadcast Satellite (DBS).
Hadirnya televisi merupakan suatu kenyataan yang dapat diterima karena sudah
merupakan suatu kebutuhan informasi bagi masyarakat agar kita tidak tertinggal oleh
31 kemajuan peradaban teknologi, sekaligus mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi
di belahan dunia lain. Penerimaan program televisi mengalami peningkatan dari waktu
ke waktu, sistem penyampaian program juga semakin berkembang, berikut enam metode
penyampaian program televisi yang telah dikembangkan (Elvinaro dan Lukiati Komala
,2007:126, komunikasi massa suatu pengantar):
1. Over-the-air reception of network and local station program. Kualitas gambar
yang masih kuno ditingkatkan dengan High Density Television (HDTV)
2. Cable. Program disampaikan melalui satelit ke sistem kabel lokal, kemudian
didistribusikan ke rumah-rumah dengan kabel di bawah tanah atau dengan
tambahan kabel, sistem cable standart dibakukan tahun 1990-an.
3. Digital cable. Ini bagian dari information super highway. Sistem kabel lokal dan
telepon untuk pelanggan dalam jumlah besar, dahulu menggunakan kabel kuno
sekarang diganti dengan kabel serat optik yang di tanam di bawah tanah tetapi
memiliki kapasitas lebih tinggi. Kabel serat optik ini dapat memuat 500 lebih
saluran. Sistem ini memungkinkan terjadinya komunikasi televisi dua arah.
Instalasi kabel serat optik ini termasuk program nasional yang memerlukan biaya
sangat besar.
4. Wireless cable. Sejumlah sistem kabel menyampaikan program bagi pelanggan
yang menggunakan transmisi microwave (gelombang pendek) meski pun kabel
ini di bawah tanah. Metode ini mengurangi biaya instalasi serat optik, tetapi
memerlukan peralatan khusus dalam penerimaan program.
5. Direct broadcast satellite (DBS). Program-program ditransmisikan oleh satelite
langsung dengan menggunakan piringan yang berdiameter 18 inci ditaruh di atap
32
rumah atau di Indonesia dikenal dengan istilah antena parabola. Metode ini
merupakan terobosan dalam sistem televisi kabel, yang dimulai di Amerika
Serikat sejak tahun 1994.
6. Streaming. Teknologi yang digunakan secara luas terkait dengan kapasitasnya
dalam mengunduh informasi secara efisien dari internet. Aplikasi streaming
seperti browser dan plug-ins mulai menampilkan informasi (seperti file audio
atau video) sebelum file tersebut selesai diunduh. Informasi tidak dikirimkan
sebagai unit tunggal tapi secara bertahap dikirimkan melalui aliran yang kontinu.
2.4.1 Fungsi televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio
siaran), yakni sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi
menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian
yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan
bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah memperoleh
hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi (Elvinaro dan Lukiati Komala,
2007:128, komunikasi massa suatu pengantar).
2.4.2 Karakteristik televisi
Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya dengan media
massa lainnya yaitu audiovisual, berpikir dalam gambar, dan pengoperasian yang lebih
kompleks. Karakteristik media televisi juga dapat dilihat dari televisi sebagai media
komunikasi, televisi sebagai media elektronik, dan televisi sebagai media audiovisual
(Elvinaro dan Lukiati Komala, 2007:128, komunikasi massa suatu pengantar).
33
− Televisi sebagai media komunikasi
Televisi termasuk jenis komunikasi massa yang memiliki ciri komunikasi yang
berlangsung satu arah, komunikator melembaga, pesan yang disampaikan
bersifat umum, dan komunikan yang heterogen.
− Televisi sebagai media elektronik
Sebuah kotak televisi biasanya terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik
yang terdapat didalamnya, termasuk sirkuit penerima dan penangkap gelombang
penyiaran. Televisi merupakan perpaduan antara audio dan video,
memungkinkan perolehan informasi lebih banyak dan cenderung menetap lebih
lama dalam memori komunikan.
− Televisi sebagai media audiovisual
Komponen-komponen televisi sebagai media visual meliputi pemain, set,
properti, dan tata cahaya.
Ada tiga dampak yang ditimbulkan acara televisi terhadap pemirsanya,
yaitu :
1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan
memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi
pemirsa.
2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan
televisi yang mempengaruhi pemirsa untuk menirunya.
3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah
ditayangkan di acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
(Wahyudi,1996:54)
34
Secara perlahan-lahan namun tetap efektif, media membentuk pandangan
pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang
seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari. Faktor yang perlu diperhatikan dalam
pesan yang akan disampaikan melalui media televisi adalah pemirsa, waktu, durasi dan
metode penyajian (Elvinaro dan Lukiati Komala, 2007:131, komunikasi massa suatu
pengantar).
2.5 TEORI KHUSUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN TOPIK YANG
DIBAHAS
2.5.1 Teori Uses and Gratifications
Teori yang digunakan sebagai acuan dasar penelitian ini adalah teori Uses and
Gratifications. Berdasarkan sejarahnya, pendekatan Uses and Gratifications dimulai
pada awal dekade 1940-1950 an, para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak
terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi melalui media.
Pendekatan uses and gratifications ditujukan untuk menggambarkan proses
penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu
atau agregasi individu (Effendy dalam Burhan Bungin, 2007:286, Sosiologi
Komunikasi). Teori Uses and Gratifications memfokuskan pada proses pendekatan
tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media berdasarkan asas manfaat dan
kepuasan.
35
Untuk mendapatkan kejelasan mengenai model uses and gratifications yang
diketengahkan oleh Katz, Gurevitch dan Haas dalam Onong Uchjana Effendi (2003:293)
Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, yaitu :
Gambar 2.1
USES AND GRATIFICATIONS MODEL
Model ini memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang
menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi
kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual (individual’s needs)
dikategorisasikan sebagai cognitive needs, affective needs, personal integrative needs,
social integrative needs, dan escapist needs. (2003:294)
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Cognitive needs (Kebutuhan kognitif)
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan
pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk
memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan
dorongan untuk penyelidikan kita.
Social Environment
1. Demographic characteristics
2. Group affilliations
3. Personality characteristics (psychological dispositions)
Individual’s Needs
1. Cognitive needs 2. Affective needs 3. Personal
integrative needs 4. Social integrative
needs 5. Tension-release
or escape
Nonmedia Sources of need Satisfaction
1. Family, friends 2. Interpersonal
communication 3. Hobbies 4. Sleep 5. Drug, etc
Mass Media Use
1. Media type, newspaper, radio, TV, movies
2. Media contens 3. Exposure to Media 4. Social context of
media exposure
Media Gratifications (Functions)
1. Surveillance 2. Diversion /
entertainment 3. Personal 4. Social
relationship
36
2. Affective needs (Kebutuhan afektif)
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang
estetis, menyenangkan, dan emosional.
3. Personal integrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif)
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan,
stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga
diri.
4. Social integrative needs (Kebutuhan sosial secara integratif)
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman,
dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.
5. Escapist needs (Kebutuhan pelepasan)
Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan,
dan hasrat akan keanekaragaman.
2.5.2 Teori Stimulus Organisme Response (S-O-R)
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus
– Organisme – Respon ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori
komunikasi tidaklah mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu
komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen :
sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi. (Onong Uchjana Effendy, 2003:225)
Prinsip teori ini sebenarnya merupakan prinsip yang sederhana, yaitu respon
merupakan reaksi balik dari individu ketika menerima stimuli dari media. Seseorang
dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan efek antara pesan-pesan media
massa dan reaksi audiens, dapat juga dikatakan efek yang ditimbulkan adalah reaksi
37 khusus terhadap stimulus respon, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Dalam teori ini terdapat tiga elemen penting, yaitu :
a. Pesan (Stimuli, S)
b. Penerima (Prganisme, O)
c. Efek (Respon, R)
Menurut Prof. Dr. H.M Burhan Bungin, S.Sos. M.Si. (2007:277). Sosiologi
Komunikasi, Prinsip stimulus-response ini merupakan dasar teori dari jarum hipodermik,
teori klasik mengenai proses terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh.
Teori jarum hipodermik memandang bahwa sebuah pemberitaan media massa
diibaratkan sebagai obat yang obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah
audience, yang kemudian audience akan bereaksi seperti yang diharapkan. Dalam
masyarakat massa, di mana prinsip stimulus-respons mengasumsikan bahwa pesan
informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala
yang luas, sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar
individu, bukan ditujukan pada orang per orang, kemudian sejumlah besar individu itu
akan merespon pesan informasi itu. Penggunaan teknologi telematika yang semakin luas
dimaksudkan untuk reproduksi dan distribusi pesan informasi itu sehingga diharapkan
dapat memaksimalkan jumlah penerima dan response oleh audience, sekaligus
meningkatkan response oleh audience.
Model ini menggambarkan bahwa media massa mempunyai efek yang sangat kuat
dalam masyarakat. Pendapat ini didukung kenyataan bahwa tingkat konsumsi
38 masyarakat atas media massa terutama media elektronik berupa televisi cukup tinggi,
sehingga apabila setiap hari diterpa oleh informasi yang sama dari televisi dalam jangka
waktu yang lama akan tercipta efek yang diharapkan.
Response merupakan perilaku yang diamati, secara tidak langsung berasal dari
stimuli akan tetapi diperantarai oleh keadaan dalam organisme manusia. Pesan informasi
program musik pada media televisi Binus TV (stimulus) yang terdiri atas visual, audio,
konten acara, performance music dan lain-lain dapat memberikan rangsangan pada alat
indera untuk menonton. Kemudia pesan informasi program musik di Binus TV tersebut
dipahami, diterima dan mengaktifkan proses kesadaran bahwa Binus TV berusaha
menarik minat pemirsa dengan menyiarkan program acara musik yang lebih baik
(organisme), dan kemudian timbul keinginan dan minat tertentu yang berupa keterkaitan
pemirsa untuk menonton acara musik di Binus TV tersebut (response).
Oleh karena itu, bahwa dalam keadaan internal organisme pada diri manusia dapat
disimpulkan dari pengamatan atas stimuli dan respon tersebut. Dengan kata lain,
organisme merupakan konsep kotak hitam yang hanya dapat diamati melalui stimuli
yang menghasilkan respon. Stimuli dapat diartikan sebagai hal yang ditangkap oleh
panca indera kita, dapat berupa gelombang suara atau objek sikap lainnya.
Menurut Secord and Beckman (dalam Sefuddin Azwar, 2003:21), “Sikap adalah
reaksi perasaan dimana sikap merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan
(afektif), pemikiran (kognitif), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap
suatu aspek tertentu dilingkungan sekitarnya.”
39
Sikap mengandung komponen kognitif, afektif dan konatif (komponen perilaku).
Hovland dan kawan-kawan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
persuasif. Asumsi dasar yang melandasi studi Hovland adalah anggapan bahwa efek
suatu komunikasi tertentu yang berupa perubahan sikap akan tergantung pada sejauh
mana komunikasi itu diperhatikan , dipahami, dan diterima. Seperti yang digambarkan
pada bagan di bawah ini :
Gambar 2.2
TEORI S-O-R
Gambar diatas menunjukkan perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi
pada individu. Seperti yang terlihat pada bagan, terdapat tiga unsur yaitu stimulus (S)
merupakan pesan, organisme (O) adalah pihak penerima pesan receiver, dan respon (R)
adalah akibat atau pengaruh yang terjadi dinyatakan dari perasaan menyukai atau
tindakan terhadap pesan setelah melalui proses perhatian, pemahaman dan penerimaan
yang dilakukan receiver.
Teori Stimulus Organisme Response (S-O-R) menjelaskan pengaruh yang terjadi
pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi. Besar kecilnya pengaruh serta
dalam bentuk apa pengaruh itu terjadi, tergantung pada isi penyajian stimulus. Sesuai
dengan teori Stimulus Organisme Response yang dimodifikasi oleh De Fleur melalui
teorinya Individual Differences yang menggambarkan umpan balik khalayak yang
STIMULUS
ORGANISME
− PERHATIAN − PENGERTIAN − PENERIMAAN
RESPONS
( Minat Menonton)
40 berbeda-beda berdasarkan karakteristik kepribadian masing-masing individu, maka
dalam penelitian ini peneliti menerapkan teori diatas dan diaplikasi dalam penelitian ini.
2.5.3 Teori Individual Differences
Peneliti kemudian memutuskan untuk menggunakan teori individual differences,
yang merupakan pengembangan dari model S-O-R, khalayak dalam menerima pesan
dianggap bersikap pasif, namun De Fleur kemudian melakukan modifikasi terhadap
model tersebut dengan teorinya yang disebut “perbedaan individual” dalam komunikasi
massa atau yang biasa disebut dengan individual differences. Jadi teori ini menelaah
perbedaan-perbedaan di antara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika
mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu.
Teori De Fleur ini secara eksplisit telah mengakui adanya intervensi variabel-
variabel psikologis yang berinteraksi dengan terpaan media massa dalam menghasilkan
efek. Dari teori perbedaan individu dan stimulus respon ini, De fleur mengembangkan
“Model psikodinamik” yang didasarkan pada keyakinan bahwa kunci dari persuasi yang
efektif terletak pada struktur psikologis internal dari individu. Melalui modifikasi inilah
respon yang diharapkan muncul dalam perilaku individu akan tercapai.
De fleur dalam Onong Uchjana Effendi (2003:275) Ilmu, Teori, dan Filsafat
Komunikasi, menjelaskan bahwa setiap khalayak akan memberikan respon yang
berbeda-beda terhadap pesan-pesan media yang berisi stimulus tertentu. Dan hal itu
disebabkan karena karakteristik pribadi dari khalayak tersebut berbeda-beda satu sama
lainnya sehingga menimbulkan sikap dan perilaku yang berbeda pula.
41
Kesimpulan dari teori individual differences, adalah bahwa khalayak dalam
menerima rangsangan yang disampaikan melalui suatu media mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda atau bersifat heterogen, walaupun pesan atau rangsangan yang
disampaikan sama, namun dampak atau pengaruh yang terjadi akan berbeda-beda antar
satu dengan lainnya. Dengan demikian teori tersebut mencakup upaya
mengidentifikasikan kondisi atau keadaan yang menengahi pengaruh pesan pada media
yang mengandung atribut rangsangan tertentu dan memiliki interaksi yang berbeda-beda
dengan kondisi khalayak dalam menerima pesan atau rangsangan tersebut. (2003:275)
2.6 Penggolongan Jenis-Jenis Acara Siaran
Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan acara siaran :
1. Menurut unsur acara siaran
- siaran kata (news features, dramas, talks and discussions, etc.)
- siaran seni suara (serious music, light music, dance, variety, etc.)
2. Menurut tujuan acara siaran
Berikut ini adalah penggolongan jenis-jenis acara siaran (menurut UNESCO) :
A. Siaran pemberitaan dan penerangan (News and Information Programmes)
- warta berita (straight news)
- reportase (current affairs)
- penerangan umum (general information)
- pengumuman (public service)
B. Siaran pendidikan (Educational Programme)
- siaran anak-anak
42
- siaran remaja
- siaran sekolah
- siaran pedesaan
- siaran keluarga berencana
- siaran agama
- ruangan wanita
- pengetahuan umum
C. Siaran kebudayaan (Culture Programme)
- sastra (literature)
- kesenian daerah (folklore)
- apresiasi seni (art appreciation)
D. Siaran hiburan (Entertainments)
- musik daerah (local music)
- musik indonesia (national music)
- musik asing (foreign music)
- hiburan ringan (light entertainment)
E. Siaran lain-lain (Miscellaneous)
- ruangan iklan (commercial spot announcement)
- pembukaan / penutup siaran (opening/closing tune)
2.6.1 Program Hiburan
Menurut Nurudin M.Si. (2007:69). Pengantar Komunikasi Massa, Fungsi hiburan
untuk media elektronik menduduki posisi paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-
43 fungsi yang lain. Televisi dijadikan sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk
berkumpul bersama keluarga, hal ini mendudukkan televisi sebagai alat utama hiburan.
Maraknya berbagai acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi, baik yang bersifat
edukatif atau pun sekedar hiburan semata, memang ditujukan untuk memanjakan setiap
pemirsanya. Program-program tersebut selalu berkembang sesuai kebutuhan zamannya
sehingga banyak bermunculan tayangan –tayangan baru yang membuat acara televisi
semakin beragam. Salah satunya program tersebut adalah Program Music yang
menampilkan performance music dari bintang tamu yang hadir dalam setiap episode-
nya.
Di sini peneliti ingin membahas tentang acara program Music Blast yang tayang di
Binus TV setiap Kamis malam, Minggu genap ( 2 & 4 ) pukul 20.00 – 21.00 WIB
dengan durasi tayang selama 60 menit. Acara ini mulai disiarkan pada bulan Januari
2011 dan menjadi alternatif tontonan pecinta musik yang mengandung unsur hiburan
dan edukasi. Sesuai dengan judulnya, program musik ini menyajikan suatu konten musik
yang menghibur sekaligus mempunyai konsep yang berbeda dengan memasukan sisi
edukatif yang memberikan suatu workshop dalam bermusik, berbeda jenis alat maupun
kemampuan musik dalam setiap episode-nya. Sebuah episode mempunyai edisi tentang
workshop gitar dan bass dengan menampilkan live performance dari bintang tamu yang
ditentukan yaitu musisi yang sudah handal dibidangnya sehingga dapat menjadi suatu
tayangan edukasi sekaligus menghibur yang belum pernah ada di program musik televisi
lainnya. Dijelaskan dalam tayangan tersebut bagaimana memainkan alat musik gitar dan
bass dengan cara yang baik dan tepat, kemudian ditambahkan dengan teknik khusus
tersendiri bagaimana cara memainkan alat musik tersebut yang belum tentu bisa
44 didapatkan di program musik lainnya. Pada segmen berikutnya juga ada sesi tanya jawab
untuk membahas masalah dalam bermusik khususnya sesuai dengan edisi pada setiap
episode-nya. Kemudian untuk pecinta musik lainnya bisa melihat secara lebih detail
bagaimana teknik-teknik bermusik dipraktekan secara langsung yang diadopsi dari teori
yang tepat. Acara ini mempunyai suatu karakterisktik yang terdapat nilai hiburan,
edukatif, informatif dan sekaligus sebagai media promosi bagi bintang tamu yang hadir
dalam program musik tersebut.
Acara program musik ini coba di suguhkan sebagai pilihan tontonan bagi masyarakat
khususnya pecinta musik di Indonesia. Music Blast digarap dengan pengambilan gambar
yang menarik dan detail. Bahasa yang digunakan selama acara berlangsung juga simple
dan sederhana sehingga kemasannya ringan tapi tetap bermutu dan informasinya mudah
diterima oleh penontonnya. Lebih penting lagi, program ini membuat suatu
perkembangan musik yang baik dengan pengarahan bermusik yang tepat sekaligus
mengikuti perkembangan zaman yang ada.
2.7 PENGERTIAN MINAT
Banyak pendapat yang menyebutkan bahwa keputusan seseorang untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu didasarkan kepada minat orang tersebut. Hardjana
mengartikan minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minat (Hardjana, 2004:88).
45
Ahli lain, Hilgard, mendefinisikan minat sebagai berikut “Interest is persisting
tendency to pay attention to and enjoy some activities or content” (minat adalah
kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan).
Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus dan disertai dengan rasa
senang. Berbeda dengan perhatian yang sifatnya lebih sementara dan belum tentu diikuti
dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti oleh perasaan senang, dari hal
tersebut diperoleh kepuasan (Kuncoro,2001).
Minat bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, minat merupakan suatu hasil
belajar, mempengaruhi proses belajar selanjutnya, serta mempengaruhi penerimaan
minat-minat baru. Proses belajar dipengaruhi oleh minat karena dengan adanya minat,
seseorang akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu.
Perhatian yang lebih besar ini membuat seseorang lebih giat dan mudah untuk
mempelajari sesuatu. Minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu
aktivitas (Sandjaja, 2004:2).
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas
tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat. Minat terbentuk karena adanya kebutuhan seseorang
sepanjang perkembangan seseorang tersebut. Kebutuhan ini sebagai stimulus atau
perangsang. Jadi agar stimulus dapat menimbulkan minat, tentu haruslah menarik minat
(manusia cenderung menyukai yang menarik bagi dirinya dan menguntungkannya).
46 Agar stimulus dapat menarik haruslah melalui proses :
a) Adanya perhatian terhadap stimulus
b) Stimulus dapat dimengerti
c) Stimulus tersebut dapat diterima (penerimaan).
Ketiga kondisi tersebut adalah proses timbulnya minat terhadap stimulus. Tetapi
kondisi tersebut belum sampai pada tahap timbulnya minat terhadap objek. Objek yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah program tayangan Music Blast di Binus TV.
Adapun minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat menonton. Sarji
(1991:71) mengatakan bahwa menonton adalah suatu proses yang disadari atau tidak
disadari dimana penonton ditempatkan pada alam yang samar yang dihadapkan pada
tumpuan cahaya dan membantu menghasilkan ilusi diatas layar. Suasana ini
menimbulkan emosi, pikiran manusia dipengaruhi oleh tayangan yang ditonton.
Dengan demikian, dari beberapa pengertian tentang minat dan menonton, dapat
diambil kesimpulan bahwa minat menonton adalah keadaan dimana diri individu atau
khalayak terbangkit untuk mengarahkan perhatiannya secara sadar terhadap objek yang
disenanginya dan untuk selanjutnya emosi, pikiran dan perhatiannya terpengaruh oleh
gambar hidup yang dilihatnya sehingga terangsang untuk menyaksikan objek yang
disenangi tersebut.
Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia (2007:74), minat menonton adalah
ketentuan hati yang tinggi terhadap sebuah program televisi yang ditayangkan. Minat
menonton merupakan kecenderungan hati yang tinggi atau suatu keinginan terhadap
sesuatu atau objek, dalam hal ini adalah keinginan untuk menonton program televisi
47 dalam bentuk program musik di Binus TV. Minat menonton dapat ditentukan oleh tiga
komponen (Soemanto, 2001:35).
1. Kognitif, yang berhubungan dengan gejala mengenai wujud pengolahan,
pengetahuan dan keyakinan serta harapan individu tentang objek atau produk
tertentu. Aspek kognitif dapat diartikan sebagai letak hubungan antar bagian
pengetahuan yang telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Jadi disini akal
sebagai kekuatan yang mengendalikan pikiran.
2. Afektif, berwujud proses yang menyangkut perasaan tertentu ditunjukkan pada
objek tertentu. Aspek afektif dapat diartikan sebagai suasana psikis yang
mengambil bagian pribadi dalam situasi dengan jalan membuka diri terhadap
suatu yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam diri.
3. Konatif, proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat atau tindakan suatu
objek.
Jadi minat khalayak dalam penelitian ini adalah perhatian atau kecenderungan yang
terarah secara tertentu terhadap kegiatan menonton program Music Blast di Binus TV
yang pada akhirnya mampu menimbulkan keinginan pemirsa untuk mengikuti setiap
episode penayangan program musik tersebut.
2.8 Operasionalisasi Konsep
Menurut Kerlinger (Djalaludin Rakhmat, ), konsep adalah abstraksi yang digunakan
dengan menggeneralisasikan hal-hal yang khusus. Sedangkan menurut Sugiyono
(2001:31) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang
48 maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini akan mencoba menjelaskan hubungan-hubungan yang terdapat dalam
variabel yang akan diteliti. Yang dimaksud dengan variabel dalam penelitian ini adalah
segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan atau penelitian termasuk didalamnya
faktor-faktor yang berpengaruh dan terpengaruh dalam peristiwa atau gejala yang
diamati.
2.8.1 Konsep Minat
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan
nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau
prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan
kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa
skema taksonomi. Sesuai dengan aspek pembentukannya, maka minat dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu, unsur kognitif, afektif, dan konatif.
(http://cms.binus.edu/DataSource/Resource/2009120513193633000000000/TB.pdf,
“Taxonomi Tujuan Instruksional,” diakses pada hari senin, tanggal 4 April 2011, pukul
18:50 WIB)
Pada unsur kognitif, Bloom membagi domain kognisi ke dalam enam tingkatan
yaitu :
a. Pengetahuan (knowledge) berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat
peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar,
dsb.
49 b. Pemahaman (comprehension) dikenali dari kemampuan menafsirkan, meringkas,
mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan, dsb.
c. Aplikasi (application) seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan,
melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih,
menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi, dsb.
d. Analisis (analisys) seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan
membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil
untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan
faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.
e. Sintesis (synthesis) seseorang akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari
sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau
informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan.
f. Evaluasi (evaluation) dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok
atau standart yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
Pada unsur afektif, taksonomi Bloom ini meliputi lima kategori :
a. Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub-kesadaran kemauan untuk menerima
perhatian yang terpilih.
b. Menanggapi (responding) yang terdiri dari sub-kategori persetujuan untuk
menanggapi kemauan dan kepuasan.
c. Penilaian (valuing) yang terdiri dari sub-kategori penerimaan, pemilihan dan
komitmen terhadap nilai-nilai tertentu.
50 d. Organisasi (organization) yang terdiri dari sub-kategori penggambaran dan
pengorganisasian terhadap nilai.
e. Pencirian (characterization) yang terdiri dari sub-kategori pencirian dan
pemasyarakatan nilai.
Tabel 2.1
Tabel Taksonomi Afektif dalam kategori dan Sub-Kategori
KATEGORI SUB-KATEGORI ISTILAH
1. Penerimaan
2. Menanggapi
3. Penilaian
4. Organisasi
5. Pencirian
− Kesadaran, kemauan untuk menerima, pengontrolan untuk perhatian yang terpilih
− Persetujuan, kemauan, dan kepuasan dalam menanggapi
− Menerima, memilih, dan bertanggung jawab terhadap suatu nilai
− Penggambaran dan pengorganisasian suatu nilai
− Ciri khas dan memasyarakatkan nilai
Interest
Interest
Interest
Interest
Interest
51
Unsur konatif dalam toksonomi Bloom berada pada domain psikomotor. Domain
tersebut menunjukkan adanya kemapuan yang mengutamakan ketrampilan jasmani
terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan, terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks,
penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
2.8.2 Variabel Operasional
Variabel minat menonton program Music Blast di Binus TV merupakan variabel
tunggal dalam penelitian ini, yakni variabel yang menyebabkan terjadinya suatu
pengaruh. Terdapat tiga unsur pembentukan variabel minat, yaitu kognitif, afektif, dan
konatif. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat operasional variabel yang
berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni seperti pada tabel
berikut :
Tabel 2.2
Variabel X
ANALISIS PROGRAM MUSIC BLAST BINUS TV UNTUK MENINGKATKAN MINAT PEMIRSA
Aspek Indikator
1. Kognitif
− Mengetahui program acara “Music Blast Binus TV”
− Mengetahui jam tayang dan durasi “Music Blast Binus TV”
− Memahami isi program acara “Music Blast Binus TV”
− Memahami konsep acara “Music Blast Binus TV”
− Menyadari akan keberadaan Music Blast
52
2. Afektif
− Menyukai acara “Music Blast Binus TV”
− Menyukai bintang tamu “Music Blast Binus TV”
− Isi yang dibahas sesuai keinginan responden
− Durasi penayangan selama 60 menit membuat responden puas
− Persepsi responden terhadap tayangan “Music Blast Binus TV”
3. Konatif − Keinginan untuk mengikuti program acara “Music Blast Binus TV”
− Keinginan untuk mencontoh cara bermain musik program acara “Music Blast Binus TV”
− Keinginan untuk bisa tampil di program acara “Music Blast Binus TV”
− Keinginan untuk menyaksikan secara langsung program acara Music Blast
4. Karakteristik
Responden
− Identitas responden
− Intensitas menonton
2.8.3 Definisi Operasional Variabel
Menurut Singarimbun (2001:46), definisi operasional adalah unsur penelitian
yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata
lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti
lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.
53
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah variabel minat menonton yaitu,
suatu keinginan yang kuat atau ketertarikan terhadap program Music Blast yang muncul
dari dalam diri responden setelah mengakses, melihat dan mengetahui tayangan tersebut
di Binus TV.