bab ii landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-2-00538-ak bab...

35
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Evaluasi Penelitian ini berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Internal atas Penerimaan dan Pengeluaran Barang pada PT Hero Supermarket. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memberikan definisi atau pengertian yang jelas mengenai evaluasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:272), kata ”evaluasi” didefinisikan sebagai ”hasil yang telah ada atau suatu hasil”. Dengan demikian evaluasi berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu hasil yang dapat dikoreksi kembali dalam suatu keadaan tertentu. 2.2 Sistem Informasi Akuntansi 2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Mengacu pada pendapat Jones Rama (2003, p4) Sistem Informasi Akuntansi merupakan subsistem dari Sistem Informasi Manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan sama seperti perolehan informasi yang berasal dari pengolahan transaksi akuntansi rutin. Namun McLeod (2001, p304) berpendapat bahwa Sistem Informasi Akuntansi bertugas mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan perusahaan,

Upload: lynhi

Post on 31-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Evaluasi

Penelitian ini berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Internal atas Penerimaan

dan Pengeluaran Barang pada PT Hero Supermarket. Hal pertama yang harus dilakukan

adalah memberikan definisi atau pengertian yang jelas mengenai evaluasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:272), kata ”evaluasi”

didefinisikan sebagai ”hasil yang telah ada atau suatu hasil”.

Dengan demikian evaluasi berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa evaluasi merupakan suatu hasil yang dapat dikoreksi kembali dalam suatu

keadaan tertentu.

2.2 Sistem Informasi Akuntansi

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Mengacu pada pendapat Jones Rama (2003, p4) Sistem Informasi

Akuntansi merupakan subsistem dari Sistem Informasi Manajemen yang

menyediakan informasi akuntansi dan keuangan sama seperti perolehan

informasi yang berasal dari pengolahan transaksi akuntansi rutin.

Namun McLeod (2001, p304) berpendapat bahwa Sistem Informasi

Akuntansi bertugas mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan perusahaan,

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  8

mengubah data tersebut menjadi informasi, serta menyediakan informasi bagi

pemakai di dalam maupun di luar perusahaan.

Dapat disimpulkan pengertian Sistem Informasi Akuntansi adalah

subsistem dari Sistem Informasi Manajemen yang menyediakan dan

mengumpulkan informasi akuntansi dan keuangan bagi pemakai di dalam

maupun di luar perusahaan.

2.2.2 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

• Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas – aktivitas yang

dilaksanakan oleh organisasi agar pihak manajemen, pegawai dan pihak

pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang hal-hal yang telah

terjadi.

• Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen

untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan.

• Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-aset

organisasi termasuk data organsiasi, untuk memastikan bahwa data tersebut

tersedia saat dibutuhkan, akurat dan handal.

2.2.3 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Dari buku Jones Rama (2003, p6) ada 5 tujuan Sistem Informasi Akuntansi,

yaitu :

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  9

1. Menghasilkan laporan eksternal

Bisnis menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan

laporan khusus untuk mencukupi kebutuhan informasi investor, kreditur,

pegawai pemungut pajak, agen regulator, dan lainnya. Laporan ini meliputi

laporan keuangan dan laporan yang diperlukan oleh pihak bank. Sebagai

hasilnya, ketika informasi yang diperlukan telah direkam, laporan eksternal

dapat diproduksi jauh lebih cepat dan mudah dibanding masa lalu.

2. Mendukung aktivitas rutin

Manajer memerlukan sistem informasi akuntansi untuk menangani

aktivitas operasi rutin selama siklus operasional perusahaan. Contohnya

menerima pesanan pelanggan, mengirim barang dan jasa menagih pelanggan

dan mengumpulkan kas. Ada banyak paket software akuntansi yang

mendukung fungsi rutin ini. Teknologi lain, seperti scanner untuk menscan

kode produk dan meningkatkan efisiensi proses bisnis.

3. Mendukung keputusan

Informasi juga diperlukan untuk mendukung keputusan tidak rutin pada

semua tingkat dari suatu organisasi. Contohnya pengetahuan mengenai

produk mana yang terjual paling laku dan pelanggan mana yang sering

melakukan pembelian. Informasi ini penting untuk perencanaan produksi

baru, memutuskan produk yang disimpan untuk stok, dan memasarkan

produk ke pelanggan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  10

4. Perencanaan dan pengendalian

Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan oleh sistem

informasi, dan laporan dirancang untuk membandingkan gambaran

anggaran ke jumlah yang sebenarnya. Penggunaan scanner untuk merekam

hasil item yang dibeli dan yang dijual untuk mengumpulkan informasi

dalam jumlah yang sangat besar pada biaya yang rendah, mengijinkan

pemakai merencanakan dan mengendalikan pada tingkatan terperinci.

Sebagai contoh, analisa pendapatan dan biaya bisa dilakukan ditingkat

produk individu.

5. Menerapkan pengendalian internal

Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur, dan sistem informasi

yang digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kerugian atau

korupsi dan untuk memelihara data keuangan akurat. Sebagai contoh, suatu

sistem informasi dapat menggunakan password untuk mencegah individu

mempunyai akses ke form masukan data dan laporan yang tidak diperlukan

untuk tugas pekerjaan mereka.

2.2.4 Siklus Proses Transaksi Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson (2003, p19) ada 3 siklus transaksi utama dalam

Sistem Informasi Akuntansi, yaitu :

1. Siklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and

Financial Reporting Cycle).

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  11

2. Siklus Pengeluaran (Expenditure Cyle).

3. Siklus Pendapatan (Revenue Cycle).

Dalam pembahasan penelitian ini siklus yang terkait adalah Siklus

Pengeluaran (Expenditure Cyle) dan Siklus Pendapatan (Revenue Cycle).

2.3 Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem inventory perusahaan adalah

sistem pemasukan, pengeluaran, pemeriksaan stok. Untuk sistem inventory, yang akan

ditekankan pada proses pemasukan barang, pengeluaran barang serta pemeriksaan stok

barang. Berikut akan dijelaskan lebih detail lagi mengenai ketiga proses tersebut.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  12

• Pemasukan barang

Pemasukan barang merupakan proses penambahan persediaan. Proses

pemasukan barang dalam perusahaan terjadi setelah adanya pembelian dari

supplier. Jika terjadi retur penjualan, barang tidak akan disimpan sebagai barang

baru tetapi akan disimpan sebagai barang rusak. Harus ada Quality Control

(pemerikasaan stok), Pemeriksaan stok dilakukan secara periodik, misalnya per

triwulan namun bisa juga dilakukan tidak secara periodik. Pemeriksaan stok tidak

selalu dilakukan secara keseluruhan, tetapi lebih sering dilakukan untuk beberapa

barang yang dianggap memiliki penjualan yang baik.

• Pengeluaran barang

Pada proses pengeluaran barang, kegiatan utamanya yaitu pengiriman barang

kepada outlet sesuai dengan pesanan. Pengeluaran barang sesuai dengan nota

penjualan yang sudah dibuat dan dibuat juga surat jalan untuk barang yang sudah

dikeluarkan.

• Pemeriksaan Stok

Pemeriksaan stok merupakan proses untuk mengetahui jumlah stok terakhir

digudang dan memeriksa kondisi fisik dari barang. Pemeriksaan stok dilakukan

secara periodik artinya terdapat waktu yang telah ditentukan untuk melakukan

pemeriksaan stok, misalnya seminggu sekali dan lainnya.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  13

2.3.1 Tujuan Siklus Pengeluaran

Adapun tujuan dari expenditure cycle adalah :

- Memastikan semua barang dan jasa yang diminta sesuai dengan yang

diinginkan.

- Menerima semua penerimaan barang dan memastikan kondisinya sesuai

dengan spesifikasi yang diminta.

- Memastikan barang dalam keadaan baik sampai diterima.

- Memastikan bahwa barang dan jasa yang diterima benar dan tepat.

- Merekam dan mengklasifikasi pengeluaran secara tepat dan cepat.

- Memposting semua kewajiban dan pengeluaran uang kepada akun supplier

dalam akun jurnal hutang.

- Memastikan bahwa pengeluaran uang merupakan pengeluaran yang

terotorisasi.

- Merekam dan mengklasifikasikan pengeluaran kas yang tepat dan akurat.

2.3.2 Dokumen Yang Relevan Dengan Siklus Pengeluaran – Penerimaan Barang

Dalam expenditure cycle terdapat dokumen-dokumen yang digunakan

dalam memberikan informasi dan otorisasi. Dokumen – dokumen tersebut

antara lain :

- Surat Permintaan Pembelian

- Purchase Order

- Laporan Penerimaan

- Surat Tagihan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  14

2.3.3 Pengendalian Internal Pada Siklus Pengeluaran – Penerimaan Barang

1. Otorisasi Transaksi

- Subsistem Pembelian

Departemen kontrol persediaan memonitor tingkat persediaan secara

kontinu. Ketika tingkat persediaan jatuh ke titik pemesanan kembali,

kontrol persediaan secara resmi mengotorisasi pengisian kembali

persediaan dengan suatu permintaan pembelian.

Memformalkan proses otorisasi mempromosikan manajemen persediaan

yang efisien dan memastikan legitimasi transaksi pembelian. Tanpa

langkah ini, agen pembelian dapat membeli berdasarkan

pertimbangannya semata, karena berada pada posisi untuk mengotorisasi

sekaligus memproses transaksi pembelian. Pembelian yang tidak

diotorisasi dapat menghasilkan tingkat persediaan yang berlebihan untuk

item-item tertentu, sementara item lainnya kekurangan. Kedua situasi

tersebut akan merugikan perusahaan. Persediaan yang berlebih mengikat

cadangan kas organisasi, dan kehabisan persediaan menyebabkan

hilangnya penjualan.

- Subsistem Pengeluaran Kas

Departemen utang mengotorisasi pengeluaran kas melalui voucher

pengeluaran kas. Untuk menyediakan kontrol yang efektif terhadap arus

kas dari perusahaan, petugas administrasi pengeluaran kas tidak boleh

menulis cek tanpa otorisasi eksplisit. Jurnal pengeluaran kas berisi

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  15

nomor voucher yang mengotorisasi setiap cek, karenanya menyediakan

jejak audit untuk verifikasi otentiksitas setiap cek yang ditulis.

2. Pemisahan Tugas

- Pemisahan Kontrol Persediaan dari Gudang

Dalam susbsistem pembelian, aktivasi fisik utama adalah persediaan.

Kontrol persediaan menjaga catatan rinci setiap aktiva, sementara

gudang diawasi.

- Pemisahan Buku Besar Umum dan Utang Dagang dari Pengeluaran Kas

Aktiva yang rentan terhadap kondisi eksposur dalam subsistem

pengeluaran kas adalah kas. Catatan yang mengontrol aktiva ini adalah

buku besar pembantu utang dagang dan akun kas dalam buku besar

umum. Individu dengan tanggung jawab kombinasi untuk menulis cek,

memposkan ke akun kas, dan memelihara akun utang dagang dapat

melakukan fraud terhadap perusahaan. Dengan melakukan pemisahan

fungsi-fungsi ini, kita dapat mengurangi eksposur jenis ini.

3. Supervisi

Area yang paling menguntungkan dari supervisi dalam siklus

pengeluaran adalah departemen penerimaan. Arus aktiva mengalir melalui

area ini menuju gudang.

- Inspeksi Aktiva

Ketika barang diterima dari pemasok, petugas penerima harus

menginspeksi item-item tersebut untuk kuantitas dan kondisinya

(kerusakan, kecurian dan lainnya). Untuk alasan ini, petugas penerimaan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  16

menerima satu blind copy dari pesanan pembelian orisinal dari bagian

pembelian.

- Pencurian Aktiva

Departemen penerimaan kadang-kadang ramai dan berantakan selama

periode sibuk. Dalam lingkungan ini, persediaan yang masuk retan

terhadap pencurian sampai mereka semua disimpan aman dalam gudang.

Prosedur inspeksi yang tidak benar disertai dengan supervisi yang tidak

memadai dapat menciptakan situasi konduktif bagi pencurian persediaan

yang diangkut.

4. Catatan Akuntansi

Tujuang kontrol dari catatan akuntansi adalah memelihara jejak

pemeriksaan yag memadai untuk menelusuri suatu transaksi dari

dokumen sumbernya ke laporan keuangan. Siklus pengeluaran

mempengaruhi catatan akuntansi berikut ini: buku besar pembantu utang

dagang, register voucher, register cek, dan buku besar umum.

5. Kontrol Akses

- Akses Langsung

Dalam siklus pengeluaran, suatu perusahaan harus mengontrol akses ke

aktiva fisik seperti kas dan persediaan. Kontrol akses langsung meliputi

kunci, alarm dan akses terbatas ke area-area yang berisi persediaan dan

kas.

- Akses Tidak Langsung

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  17

Suatu perusahaan harus membatasi akses ke dokumen-dokumen yang

mengontrol aktiva fisiknya.

6. Verifikasi Independen

- Verifikasi Independen oleh Utang Dagang

Departemen utang dagang berperan penting dalam verifikasi pekerjaan

yang dilakukan oleh pihak lain dalam sistem ini. Salinan-salinan

dokumen sumber kunci mengalir ke departemen ini untuk diperiksa dan

dibandingkan. Setiap dokumen berisi fakta-fakta unik tentang transaksi

pembelian, dimana petugas administrasi utang dagang harus

merekonsiliasi sebelum perusahaan mengakui suatu kewajiban.

Verifikasi meliputi: permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan

penerimaan, dan faktur pemasok.

2.4 Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

Secara umum siklus pendapatan terdiri dari :

1. Credit Sales Processing System

Credit sales processing system terdiri dari order entry, shipping, preparing

analyses and reports, handling sales return and allowances and processing

back order.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  18

2. Credit Receipts Processing System

Credit receipts processing system terdiri dari remiitance entry, depositing

receipts, posting receipts, preparing analyses and reports and collecting

delinquent account.

2.4.1 Tujuan Siklus Pendapatan

Adapun tujuan dari revenue cycle adalah :

- Merekam data order penjualan secara cepat dan tepat.

- Memverifikasi pelanggan dan kreditnya.

- Menjaga pengiriman barang atau jasa tepat waktu.

- Penagihan terhadap produk dan jasa secara tepat dan akurat.

- Merekam dan mengklasifikasi penerimaan kas.

- Memposting penjualaan dan penerimaan kas pada pelanggan yang tepat dalam

jurnal piutang.

- Menjaga produk sampai diterima oleh pelanggan.

- Menjaga uang kas sampai disimpan.

2.4.2 Dokumen Yang Relevan Dengan Siklus Pendapatan – Pengeluaran Barang

Dalam revenue cycle terdapat dokumen-dokumen yang digunakan dalam

memberikan informasi dan otorisasi. Dokumen – dokumen tersebut antara lain :

- Customer Order

- Sales Order

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  19

- Order Acknowledgement

- Packing List

- Packing Slip

- Bill of Lading

- Shipping Notice

- Sales Invoice

2.4.3 Pengendalian Internal Pada Siklus Pendapatan – Pengeluaran Barang

1. Otorisasi Transaksi

- Pemeriksaan Kredit

Tujuan pengesahan transaksi adalah untuk memastikan bahwa hanya

transaksi yang valid yang akan diproses. Departemen kredit merupakan

bagian yang bertugas untuk melakukan pengesahan dari pesanan

penjualan. Departemen ini memastikan bahwa kebijakan kredit

perusahaan dilaksanakan dengan benar. Pemilik sangat berkepentingan

dengan prosedur pemberian kredit kepada pelanggan. Dalam membuat

keputusan, departemen kredit mungkin akan menggunakan berbagai

macam teknik dan tes. Kompleksitas dari prosedur pemberian kredit

akan sangat bergantung pada organisasi, hubungan perusahaan dengan

pelanggan dan materialitas dari transaksi. Diperlukan persetujuan khusus

untuk keadaan yang sangat khas (misalnya untuk pelanggan yang

mengajukan permohonan kredit) memerlukan waktu yang agak lama.

Sekali kredit disetujui, transaksi dapat diproses lebih lanjut.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  20

- Kebijakan Retur (Pengembalian barang)

Depertemen kredit mengesahkan proses pengembalin barang dagangan.

Penentuan ini didasarkan atas sifat transaksi penjualan dan situasi

transaksi pengembalian barang. Konsep persetujuan yang bersifat

khusus dan yang bersifat umum juga berpengaruh pada aktivitas ini.

Kebanyakan organisasi mempunyai kebijakan khusus untuk menyetujui

pengembalian kas dan kredit untuk rekening pelanggan.

- Daftar Pembayaran Tunai

Daftar pembayaran tunai menyediakan sarana untuk melakukan

verifikasi apakah cek pelanggan dan bukti pembayaran sudah benar.

Terdapatnya kelebihan pada bukti pembayaran pada departemen kredit

atau kurangnya cek pelanggan pada departemen penerimaan tunai sudah

seharusnya dapat dideteksi ketika dilakukan pencocokan antara batch

dengan daftar tersebut. Jadi, bukti pembayaran merupakan alat

persetujuan untuk dilakukan proses posting bukti pembayaran ke

rekening pelanggan.

4. Pemisahan Tugas

- Kebijakan 1

Bagian yang melakukan penegsahan transaksi harus terpisah dengan

bagian yang memproses transaksi. Depertemen kredit terpisah dengan

seluruh proses, jadi secara formal transaksi pemberian persetujuan

merupakan aktivitas yang independen.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  21

- Kebijakan 2

Pengawasan aktiva harus terpisah dari tugas pembukuan aktiva. Pada

proses sistem pesanan penjualan, gudang persediaan mempunyai

pengawas yang menjaga aktiva, dan fungsi akuntansi (buku besar umum

dan departemen persediaan) yang memelilhara pencatatan.

- Kebijakan 3

Organisasi seharusnya terstruktur sehingga tindak penipuan melakukan

kolusi lebih dari dua atau lebih individu. Fungsi pembukuan harus lebih

hati-hati dalam pemisahannya. Khususnya buku besar pembantu

(piutang dan persediaan), jurnal (penjualan dan penerimaan tunai), dan

buku besar umum harus terpisah.

5. Supervisi

Beberapa perusahaan mempunyai karyawan yang terlalu sedikit untuk dapat

dilakukan pemisahan fungsi. Perusahaan-perusahaan seperti ini bergantung

pada supervisi sebagai kompensasi dari bentuk pengawasan. Dengan

melakukan supervisi kepada karyawan yang mempunyai potensi untuk

melakukan sesuatu yang tidak selaras, perusahaan dapat melakukan

antisipasi dalam sistemnya. Supervisi dapat juga menyediakan kontrol pada

sistem yang terpisah. Sebagai contoh, pada sistem penerimaan, bagian

penerimaan dokumen merupakan titik rawan bagi pengungkapan

kecurangan untuk beberapa perusahaan.

7. Catatan Akuntansi

- Penomoran Dokumen Sumber (nomor tercetak pada dokumen)

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  22

Secara berurutan diberi nomor yang unik untuk setiap transaksi. Hal ini

memungkinkan untuk melakukan pemisahan dan penelusuran atas suatu

kejadian melalui sistem akuntansi.

- Jurnal Khusus

Dengan mengelompokkan transaksi yang sama pada jurnal khusus,

sistem menyediakan laporan singkat atas seluruh kelompok

- Buku Besar Pembantu

Dua buku besar pembantu digunakan untuk mengangkap transaksi

rincian kejadian dalam siklus pendapatan : buku besar pembantu

persediaan dan piutang. Pencatatan pada pembantu menyediakan

hubungan timbal balik antara catatan jurnal dan sumber dokumen yang

ditangkap pada kejadian ini.

- Buku Besar Umum

Rekening kontrol buku besar umum berupakan dasar untuk

mempersiapkan laporan keuangan. Transaksi siklus pendaatan

mempengaruhi rekening buku besar pembantu seperti, penjualan,

persediaan, harga pokok penjualan, piutang dan kas.

- Pengarsipan

Siklus penjualan memakai arsip semetara dan permanen untuk

menunjang jejak audit. Arsip – arsip ini merupakan tempat penyimpanan

berbagai macam dokumen.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  23

8. Pengendalian Akses

Pengendalian akes mencegah dan mendeteksi akses yang tidak disetujui dan

terlarang ke aktiva perusahaan. Aktiva pada siklus pendapatan adalah

persediaan dan kas. Pembatasan akses ke aktiva tersebut meliputi :

a. Keamanan gudang

b. Menyetorkan kas secara harian ke bank

c. Menggunakan kotak deposit yang aman untuk kas

9. Varifikasi Independen

Tujuan dari verifikasi yang dilakukan secara independen adalah untuk

meningkatkan dan memverifikasi kebenaran dan kelengkapan dari prosedur

yang dilaksanakan oleh sistem lainya. Untuk menjadikannya lebih efektif,

verifikasi ini harus dapat menunjuk ke tahapan dimana perusahaan dapat

dideteksi dengan cepat dan benar. Kontrol verifikasi yang independen dalam

tahapan siklus pendapatan melliputi :

a. Depertemen pengiriman memverifikasi bahwa barang yang dikirim ke

pelanggan dari gudang sudah benar dalam jenis dan kuantitasnya.

b. Depertemen penagihan pencocokan surat jalan dengan tagihan

penjualan untuk memastikan bahwa pelanggan yang ditagih untuk

barang yang sudah dikirmkan.

c. Departemen buku besar juga memegang peranan penting dalam

pengaturan verifikasi.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  24

2.5 Pengendalian Internal

2.5.1 Pengertian Pengendalian Internal

Mengacu pada pendapat Weber (1999, p35) pengendalian internal

adalah suatu sistem untuk mencegah, mendeteksi dan mengkoreksi kejadian

yang timbul.

Menurut Mulyadi (1998, p171) Pengendalian Internal adalah suatu

proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal lain,

yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga

golongan tujuan berikut ini:

- Keandalan pelaporan keuangan.

- Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

- Efektifitas dan efisiensi operasi.

Dapat disimpulkan, pengertian Pengendalian Internal adalah suatu

proses yang dijalankan untuk mencegah, mendeteksi dan mengkoreksi suatu

kejadian untuk memberikan keyakinan yang memadai atas sistem yang berjalan

dalam suatu perusahaan.

2.5.2 Tujuan Pengendalian Internal

Dalam buku Sanyoto (2006, pp145-146) tujuan sistem pengendalian

internal direncanakan atau dirancang dengan tujuan untuk:

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  25

1. Mengamankan aset organisasi.

2. Memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

3. Meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan ekonomisnya kegiatan.

4. Mendorong kepatuhan terhadap pelaksanaan kebijakkan

organisasi/pimpinan.

2.5.3 Jenis Pengendalian Internal

a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen

dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi

tersebut. Ada beberapa komponen dalam pengendalian lingkungan antara

lain :

1. Filosofi manajemen dan gaya operasi

2. Integritas dan nilai-nilai etis

3. Komitmen terhadap kompetensi

4. Dewan direksi dan panitia audit

5. Struktur organisasi

6. Tugas tanggung jawab dan otoritas

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  26

7. Kebijakan SDM

8. Pengaruh eksternal

Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar

keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Manajemen dan

pegawai/karyawan seharusnya mempunyai komitmen dan sikap yang positif

dan konstruktif terhadap pengendalian internal dan kesungguhan manajemen.

kunci lingkungan pengendalian adalah:

i. Integritas dan etika.

ii. Komitmen tehadap kompetensi.

iii. Struktur organisasi.

iv. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.

v. Praktik dan kebijakan sumber daya manusia yang baik.

2. Penilaian Resiko (Risk Assesment)

Semua organisasi memiliki resiko, dalam kondisi apapun yang namanya

resiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan

bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu resiko yang telah di

identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat diperkirakan

intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya. Sebuah pengendalian

internal yang baik memungkinkan penaksiran resiko yang dihadapi oleh

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  27

organisasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi.

Langkah-langkah dalam penaksiran resiko adalah sebagai berikut:

• Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi resiko

• Menaksir resiko yang berpengaruh cukup signifikan

• Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage resiko.

3. Aktifitas Pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan, prosedur, teknik, dan

mekanisme yang digunakan untuk menjamin arahan manajemen telah

dilaksanakan. Aktivitas pengendalian seharusnya efesien dan efektif untuk

mencapai tujuan pengendalian itu sendiri. Aktivitas pengendalian meliputi :

- Pemisahan fungsi/tugas dan wewenang yang cukup

- Otorisasi transaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai

- Pendokumentasian dan pencatatan yang cukup

- Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan

- Evaluasi secara independen atas kinerja

- Pengendalian terhadap pemrosesan informasi

- Pembatasan akses terhadap sumber daya dan catatan.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  28

6. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari

pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan

pengendalian, penilaian resiko, prosedur pengendalian, monitoring untuk

menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang

berlaku pada perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar

perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk

menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh

pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

7. Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan

kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian

intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau

sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat

dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda

peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.

2.5.4 Unsur Pengendalian Internal

Unsur pengendalian internal meliputi :

i. Preventive control, merupakan pengendalian pencegahan terhadap

peristiwa yang kurang baik seperti kerugian atau kesalahan yang terjadi.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  29

ii. Detective Control, merupakan aktifitas untuk menemukan

kejadian/peristiwa yang kurang baik seperti pemborosan operasional.

iii. Corrective Control, merupakan aktifitas yang dirancang untuk

memperbaiki masalah – masalah yang ditemukan melalui Detective

Control

2.6 Persediaan

2.6.1 Pengertian Persediaan

Menurut Assauri (2004, h169) persediaan adalah suatu aktiva yang

meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam

suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang-barang yang masih

ada dalam pengerjaan/proses produksi.

Menurut Standart Akuntansi Keuangan (2004), persediaan adalah aktiva

tersedia untuk di jual dalam kegiatan usaha normal, persediaan meliputi barang

yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup

barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesain yang sedang

diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang digunakan

dalam proses produksi.

Jadi dapat di tarik kesimpulan persediaan adalah aktiva perusahaan yang

meliputi barang jadi yang tersedia untuk dijual kembali.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  30

2.6.2 Jenis-jenis persediaan

Mengacu pada Assauri (2004) persediaan yang terdapat dalam

perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara, dilihat dari fungsinya dan

dilihat dari jenis dan posisi barang dalam urutan pengerjaan produk. Dilihat dari

fungsinya:

1. Batch Stock atau lot inventory

Adalah persediaan yang muncul karena pembelian atau pembuatan

barang dalam jumlah besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada suatu

waktu tertentu untuk mendapatkan potongan harga pembelian, biaya

pengangkutan yang lebih murah per unit nya dan penghematan dalam biaya-

biaya lain nya yang mungkin di peroleh.

2. Fluctuation Stock

Adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Jadi apabila terjadi

fluktuasi permintaan yang sangat besar maka persediaan yang dibutuhkan

sangat besar juga untuk menjaga kemungkinan naik turun nya permintaan

tersebut.

3. Anticipation stock

Adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan yang dapat diramalkan yaitu berdasarkan pola musiman yang

terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan

permintaan yang meningkat. Disamping itu dimaksudkan pula untuk

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  31

menjaga kemungkinan sukarnya di peroleh bahan-bahan sehinggan tidak

mengganggu jalan nya produksi atau menghindari kemacetan produksi.

2.6.3 Metode Pencatatan Persediaan

Mengacu pada Dedhy Sulistiawan dan Yi eke Feliana (2006) terdapat

dua macam metode pencatatan persediaan, yaitu:

1. Metode Pencatatan periodik

Pada metode ini, nilai persediaan ditentukan secara periodik dalam

kurun waktu tertentu.

Pada metode ini, apabila terjadi pembelian maka jurnal nya adalah

mendebet rekening pembelian dan mengkredit kas atau utang dagang. Jika

terjadi penjualan maka jurnalnya adalah mendebet rekening kas atau piutang

dagang dan mengkredit penjualan. Untuk mengetahui persediaan akhir

dilakukan inventarisasi atau stok opname pada akhir periode.

2. Metode Perpetual

Pada metode ini, nilai persediaan selalu diperbaharui, sehingga

perusahaan bisa mengetahui nilai persediaan dan harga pokok produksi

setiap saat.

Sistem pencatatan metode perpetual disebut juga metode buku adalah

sistem dimana setiap persediaan yang masuk dan keluar dicatat di

pembukuan Penggunaan metode buku akan memudahkan penyusunan

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  32

neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi

mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir.

Dari kedua metode di atas, metode persediaan periodik lebih sederhana

dan lebih mudah penyelengggaraanya bila di bandingkan dengan metode

perpetual. Namun bila di tinjau dari segi ketepatan dan kecepatan informasi

yang dihasilkan, metode persediaan perpetual jauh lebih unggul karena

setiap saat persediaan akhir dapat di ketahui.  

2.6.4 Metode Penilaian Persediaan

Mengacu pada Assauri (2004) ada beberapa cara yang dapat digunakan

untuk menilai persediaan, diantaranya dengan :

1. First In First Out (FIFO)

Metode FIFO (First In First Out) pertama kali dikenal dalam akuntansi

keuangan sebagai salah satu metode dalam penilaian persediaan barang.

Harga yang digunakan sebagai dasar dalam menilai persediaan barang dapat

memakai harga lama atau harga baru. Pada metode FIFO, persediaan barang

yang dikeluarkan untuk produksi atau dijual, nilainya didasarkan pada harga

menurut urutan yang pertama masuk. Jadi, untuk penilaian pada persediaan

barang yang tersisa, berarti harganya didasarkan pada harga baru atau harga

menurut urutan yang terakhir.

Metode ini juga mengasumsikan bahwa barang yang terjual karena

pesanan adalah barang yang mereka beli. Oleh karenanya, barang-barang

yang dibeli pertama kali adalah barang-barang pertama yang dijual dan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  33

barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir) diasumsikan untuk biaya

akhir. Karenanya, untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya sebelumnya

dicocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan untuk

penilaian laporan neraca.

Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang

dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. FIFO

merupakan metode yang paling luas digunakan dalam penilaian persediaan.

Metode FIFO seringkali tidak nampak secara langsung pada aliran fisik

dari barang tersebut karena pengambilan barang dari gudang lebih

didasarkan pada pengaturan barangnya. Dengan demikian meode FIFO lebih

nampak pada perhitungan harga pokok barang. Dalam metode FIFO, biaya

yang digunakan untuk membeli barang pertama kali akan dikenali sebagai

Cost of Goods Sold (COGS).

2. Last In First Out (LIFO)

Cara penilaian persediaan berdasarkan atas asumsi bahwa barang yang

telah terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk.

Sehingga persediaan yang masih ada di nilai berdasarkan harga pembelian

barang yang terdahulu. Metode LIFO mengasumsikan bahwa pembelian

terbaru item adalah akan menjadi yang pertama dijual dan sisa persediaan

akhir terdiri item yang pertama kali dibeli. Dengan kata lain, pesanan yang

barangnya dijual adalah kebalikan dari pesanan yang dibeli. Tidak seperti

FIFO, metode LIFO mengkhususkan bahwa biaya persediaan ditangan

(persediaan akhir) ditentukan oleh pekerjaan diawal dari persediaan awal

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  34

juga pembelian sampai dengan terpenuhinya unit yang diperoleh untuk

memperoleh persediaan akhir, tepat berlawanan dengan metode FIFO.

Kekurangan metode LIFO adalah tidak mewakili fisik aktual dari barang

dalam transaksi usaha, sebagai usaha tidak menunjukkan pembelian

terbarunya. Perusahaan membolehkan metode ini karena ada kesesuaian

antara biaya pembelian terbaru dengan pendapatan saat ini, karena itu,

menjaga pendapatan dari penyimpangan yang besar oleh kenaikan atau

penurunan fluktuasi harga.

3. Rata-rata Tertimbang

Adalah cara penilaian persediaan yang berdasarkan atas harga-harga

dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh pada

masing-masing harganya.

Metode rata-rata tertimbang didasarkan pada anggapan bahwa barang

tersedia untuk dijual adalah homogen. Metode ini tidak mudah untuk

menentukan berapa unit yang harus keluar terakhir, dengan demikian

pengalokasian harga perolehan barang yang tersedia untuk dijual dilakukan

atas dasar harga perolehan rata-rata.

2.6.5 Pengawasan Persediaan

Menurut Assauri (2004, h176) Suatu sistem pengawasan persediaan

harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

• Terdapatnya gudang yang cukup luas dan teratur dengan pengaturan tempat

bahan atau barang yang tetap dan identifikasi bahan atau barang tertentu.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  35

• Suatu sistem pencatatan dan pemerikasaan atas penerimaan bahan atau

barang.

• Pengawasan mutlak atas pengeluaran bahan atau barang.

• Pencatatan yang cukup teliti yang menunjukkan jumlah yang dipesan, yang

dibagikan atau dikeluarkan dan yang tersedia digudang.

• Pemeriksaan fisik bahan atau barang yang ada dalan persediaan secara

langsung.

• Perencanaan untuk menggantikan barang-barang yang telah dikeluarkan,

barang-barang yang telah lama dalam gudang, barang-barang yang sudah

usang dan ketinggalan zaman.

• Pengecekan untuk menjamin dapat efektifnya kegiatan rutin.

2.6.6 Biaya-biaya dalam persediaan

Mengacu pada Freddy Rangkuti (2004), perhitungan total biaya

persediaan secara keseluruhan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentuk

biaya seperti :

1. Biaya penyimpanan

Biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.

Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan

yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi.

Yang termasuk adalah biaya fasilitas penyimpanan, biaya modal, biaya

keusangan, biaya perhitungan fisik, biaya asuransi persediaan, biaya pajak

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  36

persediaan, biaya pencurian, kerusakan atau perampokan dan biaya-biaya

penanganan.

2. Biaya pemesanan atau pembelian

Biaya-biaya ini meliputi: pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi, upah,

biaya telepon, pengeluaran surat menyurat, biaya pengepakan dan

penimbangan, biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan, biaya pengiriman

ke gudang, dan biaya utang lancar.

3. Biaya penyiapan

Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri

dalam pabrik perusahaan, biaya-biaya tersebut terdiri dari biaya mesin

menggangur, biaya persiapan tenaga kerja langsung, biaya penjadwalan,

biaya ekspedisi.

4. Biaya penghabisan atau kekurangan bahan

Biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya

permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk adalah biaya kehilangan

penjualan, kehilangan pelanggan, biaya pemesanan khusus, biaya ekspedisi,

selisih harga, terganggunya operasi, dan tambahan pengeluaran kegiatan

manajerial.

2.6.7 Titik Pemesanan Kembali (Re-Order Point)

Menurut McLeod (2001, p475) Re-Order Point adalah sebuah

pendekatan reaktif yang menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  37

tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau atas suatu proses

produksi.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengertian Re-Order Point di atas

adalah pemesanan kembali barang bila saldo barang sudah mencapai tingkat

tertentu.

Apabila jangka waktu antara pemesanan barang dengan datangnya

barang tersebut ke gudang berubah-ubah (tenggang waktunya tidak pasti) maka

perlu ditentukan waktu pesanan sampai barang tiba (lead time) yang paling

optimal dipergunakan untuk menentukan titik pemesanan kembali. Karena jika

ada kesalahan dalam melakukan pemesanan barang maka akan menimbulkan

akibat sebagai berikut :

a. Jika barang tersebut sampai lebih cepat dari yang diperkirakan maka akan

mengakibatkan penimbunan persediaan.

b. Jika barang tersebut sampai lebih lambat dari yang diperkirakan maka akan

mengakibatkan habisnya persediaan.

Re-Order Point menjelaskan tentang suatu titik/tingkat persediaan tertentu

dimana perusahaan harus memesan kembali. Jadi pada saat itu jumlah

persediaan yang ada adalah jumlah persediaan yang paling rendah yang telah

ditentukan sebelumnya dan jumlah persediaan yang sekarang tersisa adalah

merupakan cadangan untuk pemesanan barang yang dilakukan.

Rumus:

Re-Order Point (ROP) = (LD x AU) + SS

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  38

Dimana ROP : Titik pemesanan kembali

LD : Rata-rata waktu penggantian kembali (lead time)

AU : Rata-rata permintaan

SS : Safety Stock

2.7 Flowchart

2.7.1 Definisi Flowchart

Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan

dan hubungan antar proses beserta instruksinya. Gambaran ini dinyatakan

dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses

tertentu.

2.7.2 Simbol-Simbol Flowchart

Simbol Nama Keterangan

Dokumen Digunakan untuk semua jenis dokumen.

yang merupakan formulir untuk merekam

transaksi

Dokumen rangkap Menggambarkan dokumen asli dan

tembusannya

Berbagai dokumen Menggambarkan berbagai jenis dokumen

yang digabungkan bcrsama dalam satu paket

Catatan Menggambarkan caiatan akuntansi yang

digunakan untuk mencatat data vang direkam

13 A 

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  39

sebelumnya di dalam dokumen

Penghubung pada

halaman yang sama

Menggambarkan alir dokumen dibuat

mengalir dari atas ke bawah dan dari kiri

kekanan. Simbol penghubung yang

memungkinkan aliran dokumen berhenti di

suatu lokasi pada halaman tertentu dan

kembali berjalan pada halaman yang sama.

Penghubung pada

halaman yang

berbeda

Untuk menggambarkan bagan alir dokumen

suatu sistem diperlukan lebih dari satu

halaman.

Kegiatan manual Untuk menggambarkan kegiatan manual

seperti : menerima order, mengisi

formulir,membandingkan dll

Keterangan/komentar Untuk menambahkan komentar agar pesan

yang disampaikan lebih jelas

Arsip sementara Menunjukkan tempat penyimpanan dokumen

yang dokumennya akan diambil kembali dari

arsip tersebut.

Arsip permanent Menunjukkan tempat penyimpanan

dokumen secara permanen yang tidak akan

diproses lagi

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  40

On-line computer

process

Menggambarkan pengolahan komputer secara

on-line

Keying, Typing Menggambarkan pemasukan data ke dalam

komputer melalui on-line terminal

Pita magnetic Menggambarkan arsip komputer yang

berbentuk pita magnetik

On-line storage Menggambarkan arsip komputer yang

berbentuk on-line (di dalam memori komputer)

Keputusan Menggambarkan keputusan yang harus dibuat

dalam proses pengolahan data. Keputusan

yang dibuat ditulis dalam simbol |

Garis alir Menggambarkan arah proses pengolahan data

Persimpangan garis

alir

Jika dua garis alir bersimpangan, untuk

menunjukkan arah masing-masing garis, salah

satu garis dibuat melengkung

Pertemuan garis alir

Digunakan jika dua garis alir bertemu dan

salah satu garis mengikuti garis lainnya

Ya 

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00538-AK Bab 2.pdfSiklus Laporan keuangan dan buku besar (The General Ledger and Financial Reporting Cycle)

  41

Mulai/berakhir Menggambarkan awal dan akhir suatu sistem

akuntansi

Masuk ke sistem Menggambarkan kegiatan diluar sistem masuk

ke dalam alir sistem

Keluar ke sistem lain Menggambarkan kegiatan (di luar sistem)

keluar dari sistem

Dari pemasok

Ke sistem penjualan