teori-teori pembelajaran

25
Macam-macam Teori Belajar Posted by' Hariyanto, S.Pd onNovember 3, 2010 Macam-macam Teori Belajar Dalam psikologi dan pendidikan , pembelajara n secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan’s pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995). Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran . (Wikipedia ) Macam-macam Teori Belajar Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar , yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep. 1. Teori belajar Behaviorisme

Upload: ukhti-nur-latifah

Post on 24-Nov-2015

70 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teori-teori pembelajaran

TRANSCRIPT

Macam-macam Teori BelajarPosted by'Hariyanto, S.PdonNovember 3, 2010Macam-macam Teori Belajar

Dalampsikologidanpendidikan,pembelajaransecara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahans pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakanteori-teori belajar.Teori belajaradalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inherenpembelajaran. (Wikipedia)Macam-macamTeori BelajarAda tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenaiteori-teori belajar, yaitu:teori belajarbehaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskanpembelajaranberbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.

1.Teori belajar BehaviorismeTeori behavioristikadalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.Teori ini lalu berkembang menjadialiran psikologibelajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan danpembelajaranyang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristikdengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakanmetodepelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

2.Teori Belajar kognitivismeTeoribelajar kognitifmulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.Peneliti yang mengembangkanteori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.3.Teori Belajar KonstruktivismeKontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)pembelajarankonstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.Dengan teori konstruktivisme siswa dapatberfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsungdalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.sumber : http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/

A. Macam-macam teori belajarberdasarkan kelompokDari berbagai tulisan yang membahas tentang perkembanganteori belajar seperti (Atkinson, dkk. 1997; Gledler Margaret Bell, 1986) memaparkan tentang teori belajar yang secara umum dapat dikelompokkan dalam empat kelompok atau aliran meliputi:1.ALIRAN BEHAVIORISTIK (Tingkah Laku)Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku(behavioristik), tidak lain adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Atau dengan kata lain, belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Para ahli yang banyak berkarya dalam aliran ini antara lain; Thorndike, (1911); Wathson, (1963); Hull, (1943); dan Skinner, (1968).[5]a). ThorndikeMenurut Thorndike (1911), salah seorang pendiri aliran tingkah laku, belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons ( yang juga bisaberupa pikiran, perasaan, atau gerakan). Jelasnya, menurut Thorndike, perubahan tingkah laku boleh berwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau yang nonkonkret (tidak bias diamati). Teori Thorndike disebut sebagai aliran koneksionis (connectionism).[6]Menurut teoritrial and error(mencoba-coba dan gagal) ini, setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi baru akan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba secara membabi buta. Jika dalam usaha mencoba itu kemudian secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan yang cocok itu kemudian dipegangnya. Karena latihan yang terus menerus maka waktu yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama makin efisien. Jadi, proses belajar menurut Thorndike melalui proses:1).Trialand error(mencobva-coba dan mengalami kegagalan), dan2).Law of effect,yang berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baknya.[7]b). WatsonBerbeda dengan Thorndike, menurut Watson pelopor yang datang sesudah Thorndike, stimulus dan respons tersebut harus berbentuk tingkah laku yang bisa diamati(observable). Dengan kata lain, Watson mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin terjadi dalam belajar dan menganggapnya sebagai faktor yang tidak perlu diketahui. Bukan berarti semua perubahan mental yang terjadi dalam benak siswa tidak penting. Semua itu penting, akan tetapi faktor-faktor tersebut tidak bisa menjelaskan apakah proses belajar sudah terjadi atau belum.[8]

c). Clark HullTeori ini, terutama setelah Skinner memperkenalkan teorinya, ternyata tidak banyak dipakai dalam dunia praktis, meskipun sering digunakan dalam berbagai eksperimen dalam laboratorium.[9]Dua hal yang sangat penting dalam proses belajar dari Hull ialah adanyaIncentive motivation(motivasi insentif) danDrive reduction(pengurangan stimulus pendorong). Kecepatan berespon berubah bila besarnya hadiah (revaro) berubah.[10]Penggunaan praktis teori belajar dari Hull ini untuk kegiatan dalam kelas, adalah sebagai berikut:1).Teori belajar didasarkan padaDrive-reductionataudrive stimulus reduction.2).Intruksional obyektif harus dirumuskan secara spesifik dan jelas.3).Ruangan kelas harus dimulai dari yang sedemikian rupa sehingga memudahkan terjadinya proses belajar.4).Pelajaran harus dimulai dari yang sederhana/mudah menuju kepada yang lebih kompleks/sulit.5).Kecemasan harus ditimbulkan untuk mendorong kemauan belajar.6).Latihan harus didistribusikan dengan hati-hati supaya tidak terjadi inhibisi. Dengan perkataan lain, kelelahan tidak boleh menggangu belajar.7).Urutan mata pelajaran diatur sedemikian rupa sehingga mata pelajaran yang terdahulu tidak menghambat tetapi justru harus menjadi perangsang yang mendorong belajar pada mata pelajaran berikutnya.[11]

d). Edwin GuthrieGuthrie juga mengemukakan bahwahukuman memegang peran penting dalam belajar. Menurutnya suatu hukuman yang diberikan pada saat yang tepat, akan mampu mengubah kebiasaan seseorang. Sebagai contoh, seorang anak perempuan yang setiap kali pulang sekolah, selalu mencampakkan baju dan topinya dilantai. Kemudian ibunya menyuruh agar baju dan topi dipakai kembali oleh anaknya, lalu kembali keluar, dan masuk rumah kembali sambil menggantungkan topi dan bajunya ditempat gantungan. Setelah beberapa kali melakukan hal itu, respons menggantung topi dan baju menjadi terisolasi dengan stimulus memasuki rumah. Meskipun demikian, nantinya faktor hukuman ini tidak lagi dominan dalam teori-teori tingkah laku. Terutama Skinner makin mempopulerkan ide tentang penguatan (reinforcement).e). Skinner Dari semua pendukung teori tingkah laku, mungkn teori Skinner lah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembanganteori belajar. Beberapa program pembelajaran sepertiTeaching machine, Mathetics,atau program-program lain yang memakai konsep stimulus, respons, dan factor penguat (reinforcement),adalah contoh-contoh program yang memanfaatkan teori skinner.[12]Prinsip belajar Skinner adalah :1).Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan,jika benar diberi penguat.2).Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai sistem modul.3).Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman.Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman.4).Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwalvariable ratio reinforcer.5).Dalam pembelajaran digunakanshapping.[13]

2.ALIRAN KOGNITIF a). PiagetMenurut Jean Piaget (1975) salah seorang penganut aliran kognitifyang kuat, bahwaproses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni1).Asimilasi,2).Akomodasi, dan3).Equilibrasi(penyeimbangan). Proses asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru kestruktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi yang baru. Equilibrasi adalahpenyesuain berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.[14]

b). AusubelAusubel percaya bahwa advance organizer dapat memberikan tiga manfaat;1).Dapat menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi belajar yang akan dipelajari oleh siswa.2).Dapat berfungsi sebagai jembatan antara apa yang sedang dipelajari siswa saat ini denganapa yang akan dipelajari siswa, sedemikian rupa sehingga;3).Mampu membantu siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah.[15]

c). BrunerMenurut pandangan Brunner (1964) bahwateori belajar itu bersifatdeskriptif, sedangkan teori pembelajaran itu bersifatpreskriptif. Misalnya, teori penjumlahan, sedangkan teori pembelajaran menguraikan bagaimana cara mengajarkan penjumlahan.[16]

3.ALIRAN HUMANISTIKa).BloondanKrathowlDalam hal ini, Bloom dan Krathowl menunjukkan apa yangmungkin dikuasai (dipelajari) oleh siswa, yang tercakup dalam tiga kawasan berikut;1). KognitifKognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu: Pengetahuan (mengingat, menghafal) Pemahaman(menginterprestasikan) Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah) Analisis (menjabarkan suatu konsep) Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh) Evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainya)

2). PsikomotorPsikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu: Peniruan (menirukan gerak). Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak). Ketepatan (melakukan gerak dengan benar). Perangkaian (beberapa gerakan sekaligus dengan benar). Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar).

3).AfektifAfektif terdiri dari lima tingkatan; Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu) Merespons (aktif berpartisipasi) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai nilai tertentu) Pengorganisasisan (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayai) Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagi bagian dari pola hidup).[17]

b). KolbSementara itu, seorang ahli yang bernama Kolb membagi tahapanbelajar menjadi empat tahap, yaitu;1).Pengalaman konkret2).Pengamatan aktif dan reflektif3).Konseptualisasi4).Ekperimen aktifPada tahap paling dini dalam proses belajar, seorang siswa hanya mampu sekedar ikut mengalami suatu kejadian. Dia belum mempunyai kesadaran tentang hakikat kejadian tersebut.Pada tahap kedua, siswa tersebut lambat laun mampu mengadakan observasi aktif terhadap kejadian itu, serta mulai berusaha memikirkan dan memahaminya.Pada tahap ketiga, siswa mulai belajar untuk membuat abstraksi atau teori tentang suatu hal yang diamatinya.Pada tahap akhir (eksperimentasi aktif), siswa sudah mampu mengaplikasikan suatu aturan umum kesituasi yang baru.[18]

c). Honey dan MumfordBerdasarkan teori Kolb ini, Honey dan Mumford membuat penggolongan siswa. Menurut mereka ada empat macam atau tipe siswa, yaitu;1). Aktivis2). Reflector3). Teoris, dan4). Pragmatis[19]

d). HabermasAhli psikologi lain adalah Habermas yang dalam pandangannya bahwa belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik dengan lingkungan maupun dengan sesamamanusia. Dengan asumsi ini, Habermas mengelompokkan tipe belajar menjadi tiga bagian, yaitu;1). Belajar teknis (technical learning)2). Belajar praktis (practical learning)3). Belajar emansipatoris (emancipatory learning).[20]

4. ALIRAN SIBERNETIKa). LandaLanda merupakan salah seorang ahli psikologi yang beraliran sibernetik. Menurut Landa, ada dua macam proses berfikir. Pertama, disebut proses berfikiralgoritmik,yaitu berpikir linier, konvergen, lurus menuju kesuatu target tertentu. Jenis kedua, adalah cara berpikirheuristic, yakni cara berpikir divergen, menuju kebeberapa target sekaligus.[21]

b). Pask dan ScottAhli lain adalah pemikirannya beraliran sibernetik adalah pask dan Scott.Pendekatan serialis yang diusulkan oleh Pask dan Scott sama dengan pendekatanalgoritmik. Namun, cara berpikir menyeluruh (wholoist)tidak sama denganheuristik. Cara berpikir menyeluruh adalah berpikir yang cenderung melompat kedepan, langsung kegambaran lengkap sebuah sistem informasi. Ibarat melihat lukisan, bukan detail-detailyang kita amati lebih dahulu, tetapi seluruh lukisan itu sekaligus, baru sesudah itu kebagian-bagian yang lebih kecil.[22]Sumber: http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/07/macam-macam-teori-belajar-dan.html

Pengertian teori belajar dan teori pembelajaran menurut para ahli09.27RAS EKO BUDI SANTOSONO COMMENTSA. Teori Belajar1. B.F. SkinerSkinner menyatakan bahwa belajar merupakan Tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang (S) dan respon (R) yang terkenal dengan teorinya yaitu Operant Conditioning Theory. Ada dua macam respon dalam kegiatan belajar Respondent response reflexive respons, bersifat spontan atau dilakukan secara reflek, diluar kemampuan seseorang. Dalam situasi yang demikiasn seseorang cukup belajar dengan stimulus yang diberikan dan ia akan memberikan respons yang sepadan dengan stimuli yang datang. Operant Response (Instrumental Response), respon yang timbul dan berkembangnya dikuti oleh perangsan-perangsang tertentu. Perangsang yang demikian disebut dengan reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsang ini memperkuan respons yang telah dilakukan oleh organisme. Prosedur pembentukan tingkah laku dalam operant response secara sederhana adalah sebagai berikut :

Mengidentifikasi hal-hal apa yang merupakan reinforcer bagi tingkah laku yang akan dibentuk. Menganalisa, dan selanjutnya mengidentifikasi komponen-komponen itu lalu disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya tingkah laku yang dimaksud. Berdasarkan urutan komponen-komponen itu sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer untuk masing-masing komponen-komponen itu. Melakukan pembentukan tingkah laku, dengan mengunakan urutan yang telah disusun. Kalau komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya (reinforcer) diberikan. Kemudian komponen kedua, jika yang pertama sudah terbentuk, yang kemudian diberi hadiah pula (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi)2. PavlovDalam teorinya Pavlov menyatakan bahwa gerakan refleks itu dapat dipelajari dan dapat berubah dengan melakukan latihan. Refleks dibagi menjadi dua bagian, yaitu refleks wajar (unconditioned reflex) dan refleks bersyarat (conditioned reflex). Refleks wajar, refleks yang terjadi dengan sendirinya saat diberikan rangsang, sedangkan refleks bersyarat adalah refleks yang harus dipelajari. Menurut teori conditioning, belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions), dapat berupa latihan yang dilakukan secara terus menerus sehingga menimbulkan reasksi (response).Kelemahannya adalah menganggap bahwa belajar adalah hanyalah terjadi secara otomatis dan lebih menonjolkan peranan latihan-latihan, dimana keaktifan dan pribadi seseorang tidak dihiraukan.

3. GuthrieTeori yang dikemukakan oleh Guthrie adalah teori conditioning yang menitikberatkan pada cara-cara atau upaya tertentu untuk mengubah kebiasaan yang kurang baik menjadi kebiasaan yang baik. Menurut Guthrie tingkah laku manusia itu adalah merupakan deretan-deretan tingkah laku yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit tingkah laku ini merupakan respons atas rangsangan ang terjadi sebelumnya dan menjadi rangsang berikutnya. Beberapa metode yang disarankan Guthrie untuk mengubah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan adalah :a. Metode Reaksi Berlawanan (Incompatible Response Method)Dasar pemikiran metode reaksi berlawanan adalah bahwa manusia adalah merupakan organisme yang selalu bereaksi terhadap rangsang-rangsang.b. Metode Membosankan (Exhaustion Method)Hubungan asosiasi antara rangsang dengan reaksi pada tingkah laku yang buruk dibiarkan sampai kemudian menjadi bosan atas keburukannya.c. Metode Mengubah Lingkungan (Change of Enviromental Method)Adalah cara yang digunakan dengan memutuskan hubungan rangsang antara rangsang dengan respons yang buruk yang akan dihilangkan.4. E.L. ThorndikeThorndike menyatakana ada 2 prinsip belajar, yaitu law of effect dan law of exercise, yang terangkum dalam teorinya yaitu The Connectionism Theory. Law of Effect Adalah prinsip yang menyatakan bahwa seseorang dapat dengan cepat menguasai perilaku baru, apabila ia merasa memperoleh susuatu yang menyenangkan, memuaskan ketika melakukan perbuatan (response) yang berkenaan dengan perilaku tersebut di atas. Law of Exercise Adalah prinsip yang menyatakan bahwa makin sering perilaku baru itu dipraktekkan atau dilatih penerapannya makin kuat dan makin cepat berintegrasi dengan keseluruhan perilaku kebiasaannya.5. Clark C. HulDalam teorinya ia mengatakan bahwa suatu kebutuhan harus ada pada diri seseorang yang sedang belajar, kebutuhan itu dapat berupa motif, maksud, ambisi, atau aspirasi. Dalam hal ini efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar individu. Prinsip penguat (reinforcer) menggunakan seluruh situasi yang memotivasi, mulai dari dorongan biologis yang merupakan kebutuhan utama seseorang sampai pada hasil-hasil yang memberikan ganjaran bagi seseorang. Jadi pada diri seseorang harus ada motif sebelum belajar terjadi atau dilakukan.6. PiagetPiaget mengemukakan aspek-aspek perkembangan intelektual anak sebagai berikut:Aspek struktur Ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental, dan perkembangan berpikir logis anak-anak. Tindakan-tindakan menuju perkembangan operasi-operasi dan selanjutnya menuju pada perkembangan struktur-struktur. Struktur yang juga disebut skemata atau juga biasa disebut dengan konsep, merupakan organisasi mental tingkat tinggi.a. Aspek isiIsi maksudnya adalah pola perilaku anak khas yang tercermin pada respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.b. Aspek fungsiFungsi adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual. Perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi.7. Jerome S BrunerBruner menyatakan bahwa inti belajar adalah bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif. Menurut Bruner selama kegiatan belajar berlangsung hendakanya siswa dibiarkan untuk menemukan sendiri (discovery learning) makna segala sesuatu yang dipelajari. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam memecahkan masalah. Dengan cara tersebut diharapkan mereka mampu memahami konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri.8. Robert M GagneGagne mengemukakan ada lima kemampuan hasil belajar yaitu tiga bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu bersifat psikomotorik. Kemampuan itu adalaha. Kemampuan /keterampilan intelektualMampu menggunakan hal yang kompleks dalam suatu situasi baru dimana diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan menerapkan aturan-aturan dan konsep-konsep yang telah dipelajarinya sebelumnya.Kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau mungkin sekumpulan sikap yang dapat ditunjukkan oleh perilaku yang mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan IPAb. Kemampuan informasi verbalc. Keterampilan motoricBertolak dari model belajarnya, Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar (learning act). Fase-fase itumerupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distruktur oleh siswa (yang belajar) atau guru. Fase-fase tersebut adalah:d. Fase motivasiDimotivasi untuk belajar bahwa belajar akan memperoleh hadiahe. Fase pengenalanMemberikan perhatian pada bagian yang esensial dari suatu kejadian instruksionalf. Fase perolehanJika sudah mendapatkan informasi yang relevan, maka telah siap untukmenerima pelajarang. Fase retensiInformasi harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.h. Fase pemanggilanMemperoleh hubungan antara informasi yang telah kita pelajari dengan informasi yang telah dipelajari sebelumnyai. Fase generalisasiProses transfer informasi pada situasi-situasi baru.j. Fase penampilanSiswa harus memperlihatkan bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui penampilan yang tampakk. Fase umpan balikSiswa memperoleh umpan balik dari penampilan mereka9. David AusubelIa mengemukakan teori belajar yaitu teori belajar bermakna. Belajar dapat diklasifikasikan dalam dua dimensi, yaitu:Dimensi yang berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan kepada siswa melalui penerimaan atau penemuanDimensi yang menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengabaikan informasi pada struktur kognitif yang ada. Struktur kognitif adalah fakta, konsep, dan generalisasinya yang telah dipelajari dan diingat siswa.

Dalam implementasinya, teori ini terdiri dari dua fase, aitu mula-mula ia menyangkut pemberian the organizer atau materi pendahuluan diberikan sebelum kegiatan berlangsung dan dalam tingkat abstraksi. Fase berikutnya dimana organisasinya lebih spesifik dan terarah.10. Teori Psikologi GestaltTeori ini disebut juga field theory atau insight full lerning. Menurutnya manusia bukan hanya sekadar makhluk reaksi yang hanya berbuat atau bereaksi jika ada rangsang yang mempengaruhinya. Manusia adalah individu yang mempunyai kebulatan antara jasmani dan rohani. Secara pribadi manusia tidak secara langsung bereaksi kepada rangsang, dan tidak pula reaksi itu dilakukan secara tidak terarah, tidak pula dilakukan dengan cara trial and error.Reaksi yang dilakukan manusia tergantung pada rangsang dan bagaimana motif-motif yang terdapat pada dirinya. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan.B. Teori PembelajaranTeori deskriptif dan Teori PreskriptifBruner mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif, preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah memerika proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di antara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar, atau sebagaimana seseorang belajar. Teori pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar atau upaya mengontrol variabel-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.Teori belajar yang deskriptif menempatkan variabel kondisi dan metode pembelajaran sebagai given, dan memerikan hasil pembelajaran sebagai variabel yang diamati atau kondisi dan metode pembelajaran sebagai variabel bebas dan hasil pembelajaran sebagai variabel tergantung. Sedangkan teori pembelajaran yang preskriptif, kondisi dan hasil pembelajaran ditempatkan sebagai given dan metode yang optimal dtempatkan sebagai variabel yang diamati, atau metode pembelajaran sebagai variabel tergantung. Teori preskriptif adalah goal oriented(untuk mencapai tujuan), sedangkan teori deskriptif adalah goal free(untuk memerikan hasil). Variabel yang diamati dalam pengembangan teori-teori pembelajaran yang preskriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan, sedangkan dalam pengembangan teori-teori pembelajaran deskriptif variabel yang diamati adalah hasil sebagai efek dari interasi antara metode dan kondisi.Teori BehaviouristikTeori behaviouristik mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Pandangan behaviouristik mengakui pentingnya masuan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon di anggap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati dan diukur. Yang bisa diamati dan diukur hanyalah stimulus dan respons.Penguatan (reinforcement) adaah faktor penting dalam belajar. Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positif reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Demikian juga jika penguatan dikurangi (negative reinforcement) maka respon juga akan menguat. Tokoh-tokoh penting teori behaviouristik antara lain Thorndike, Watson, Skiner, Hull dan Guthrie.Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktifitas mimetic yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian keseluruhan. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut suatu jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.Teori KognitifPengertian belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang.Dalam kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa secara aktif amat dipentingkan. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan steruktur kognitif yag telah dimilii siswa. Materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhan ke kompleks. Perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mepengaruhi keberhasilan siswa.Teori KonstruktivistikUsaha mengembangkan manusia dan masyarakat yang memiliki kepekaan, mandiri, bertanggungjawab, dapat mendidik dirinya sendiri sepanjang hayat, serta mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah, diperlukan layanan pendidikan yang mampu melihat kaitan antara ciri-ciri manusia tersebut, dengan praktek-praktek pendidikan dan pembelajaran untuk mewujudkannya. Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamnnya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri siswa.Proses belajar sebagai suatu usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi, akan membentuk suatu kunstruksi pengetahuan yang menuju pada kemutakhiran struktur kognitifnya. Guru-guru konstrutivistik yang mengakui dan menghargai dorongan dari manusia atau siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri, kegiatan pembelajaran yang dilakukannya akan diarahkan agar terjadi aktifitas konstruksi pengetahuan oleh siswa secara optimal.Teori HumanistikMenurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, siswa telah mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal. Teori humanistik cenderung bersifat eklektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal tujuannya tercapai.Aplikasi teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran cenderung mendorong siswa untuk berfikir induktif. Teori ini juga amat mementingan faktor pengalaman dan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.Teori SibernetikTeori sibernetik menekankan bahwa belajar adalah pemrosesan informasi. Teori ini lebih mementingkan system informasi dari pesan atau materi yang dipelajari. Bagaimana proses belajar akan berlangsung sangat ditentukan oleh system informasi dari pesan tersebut. oleh sebab itu, teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh system informasi.Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval). Ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penulusuran bergerak secara hirakhis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan diperoleh.Konsepsi landa dengan model pendekatannya yang disebut algoritmik dan heuristik mengatakan bahwa belajar algoritmik menuntut siswa untuk berpikir sistematis, tahap demi tahap, linear , menuju pada target tujuan tertentu, sedangkan belajar heuristic menuntut siswa untuk berpikir devergan, menyebar ke beberapa target tujuan sekaligus.Aplikasi teori pengolahan informasi dalam pembelajaran antara lain dirumuskan dalam teori Gagne dan Briggs yang mempreskripsikan adanya 1) kapabilitas belajar, 2) peristiwa pembelajaran dan 3) pengorganisasian atau urutan pembelajaran.Teori Revolusi-SosiokulturalPandangan yang dianggap lebih mampu mengakomodasi tuntunan sosiocultural-revolution adalah teori belajar yang dikembangkan oleh Vygotsky. dikemukakan bahwa peningkatan fungsi-fungsi mental seseorang terutama berasal dari kehidupan social atau kelompoknya, dan bukan sekedar dari individu itu sendiri. teori Vygotsky sebenarnya lebih tepat disebut pendekatan ko-konstruktivisme.Konsep-konsep penting dalam teorinya yaitu genetic low of development, zona of proxsimal development, dan mediasi, mampu membuktikan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar social budaya dan sejarahnya. perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang seturut dengan teori sociogenesis. dimensi kesadaran social bersifat primer sedangkan dimensi individual bersifat sekunder.Berdasarkan teori Vygotsky maka dalam kegiatan pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proxsimalnya atau potensinya melalui belajar dan berkembang. guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. bantuan dapat dalam bentuk contoh, pedoman, bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten. bentuk-bentuk pembelajarn kooperatif kolaboratif serta belajar kontekstual sangat tepat digunakan. sedngkan anak yang telah mampu belajar sendiri perlu ditingkatkan tuntutannya, segingga tidak perlu menunggu anak yang berada di bawahnya dengan demikian diperlukan pemahaman yang tepat tentang karaktristik siswa dan budayanya sebagai pijakan dalam pembelajaran.Teori Kecerdasan GandaKecerdasan ganda yang dikemukakan oleh Gardner yang kemudian dikembangkan oleh para tokoh lain, terdiri dari kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan logika/matematik, keserdasan visual/ruang, kecerdasan tubuh/gerak tubuh, kecerdasan musical/ritmik, keceedasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan eksistensial, perlu dilatihkan dalam rangka mengembangkan keterampilan hidup. semua kecerdasan ini sebagai satu kesatuan yang utuh dan terpadu. komposisi keterpaduannya berbeda-beda pada masing-masing orang dan pada masing-masing budaya, namun secara keseluruhan semua kecerdasan tersebut dapat diubah dan ditingkatkan. kecerdasan yang paling menonjol akan mengontrol kecerdasan-kecerdasan lainnya dalam memecahkan masalah.Para pakar kecerdasan sebelum Gardner cenderung memberikan tekanan terhadap kecerdasan hanya terbatas pada aspek kognitif, sehingga manusia telah tereduksi menjadi sekedar komponen kognitif. Gardner melakukan hal yang berbeda, ia memandang manusia tidak hanya sekedar komponen kognitif, namun suatu keseluruhan. melalui teori kecerdasan ganda ia berusaha menghindari adanya penghakiman terhadap manusia dari sudut pandang kecerdasan (inteligensi). tidak ada manusia yang sangat cerdas dan tidak cerdas untuk seluruh aspek yang ada pada dirinya. yang ada adalah ada manusia yang memiliki kecerdasan tinggi pada salah satu kecerdasan yang dimilikinya. mungkin seseorang memiliki kecerdasan tinggi untuk kecerdasan logika-matematika tetapi tidak untuk kecerdasan music atau kecerdasan bidy-kinestetik.Srategi pembelajaran kecerdasan ganda bertujuan agar semua potensi anak dapat berkembang. strategi dasar pembelajarannya dimulai dengan (1) membangunkan/memicu kecerdasan, (2) memperkuat kecerdasan, (3) mengajarkan dengan /untuk kecerdasan, dan (4) mentransfer kecerdasan.Teori Pembelajaran Menurut IslamKemampuan untuk belajar merupakan sebuah karunia Allah yang mampu membedakan manusia dangan makhluk yang lain. Allah menghadiahkan akal kepada manusia untuk mampu belajar dan menjadi pemimpin di dunia ini. Pendapat yang mengatakan bahwa belajar sebagai aktifitas yang tidak dapat dari kehidupan manusia, ternyata bukan berasal dari hasil renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu malakukan kegiatan belajar. Dalam AlQuran, kata al-ilm dan turunannya berulang sebanyak 780 kali. Seperti yang termaktub dalam wahyu yang pertama turun kepada baginda Rasulullah SAW yakni Al-Alaq ayat 1-5. Ayat ini menjadi bukti bahwa Al-Quran memandang bahwa aktivitas belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah,mencari, dan mengkaji, serta meniliti. Selain Al-Quran, Al Hadist juga banyak menerangkan tentang pentingnya menuntut ilmu.Sumber : http://akirawijayasaputra.wordpress.com/2012/03/14/10-teori-belajar-menurut-ahli-2/http://directory.umm.ac.id/Labkom_ICT/math/sem_2/belajar%20dan%20pembelajaraana/Teori%20pmbLAjaran/kelompok%207%20(Teori%20belajar%20dan%20pembelajaran%20dan%20implementasi%20pembelajaran).docsumber: http://ras-eko.blogspot.com/2012/11/pengertian-teori-belajan-dan-teori.html