bab 2 koreksi terbaru

53
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas 1. Definisi Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya.Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mendukung terwujudnya kecamatan sehat. 2. Tujuan Puskesmas a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu hidup dalam lingkungan sehat; dan

Upload: dhian-nurul-khikmah

Post on 04-Feb-2016

263 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ikm

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 Koreksi Terbaru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas

1. Definisi

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.Pembangunan kesehatan

yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan

masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan

kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat

kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat yang mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

2. Tujuan Puskesmas

a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat;

b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu hidup dalam

lingkungan sehat; dan

c. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat

3. Fungsi Puskesmas

Ada tiga (3) fungsi puskesmas, yaitu :

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan dan pembangunan lintas sektor termasuk oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga

berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping

itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan

Page 2: Bab 2 Koreksi Terbaru

dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah

kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang

dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

b. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha

memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri

sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam

memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya,

serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau

pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan,

keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan

memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya

masyarakat setempat.

c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:

(1) Pelayanan kesehatan peroangan adalah layanan yang bersifat

pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan

penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa

mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan

penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan

untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

(2) Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang

bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara

dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Page 3: Bab 2 Koreksi Terbaru

Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah

promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan

lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,

keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai

program kesehatan masyarakat lainnya.

4. Upaya Kesehatan Puskesmas

a. Upaya Kesehatan Masyarakat/UKM

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya

kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat

pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial harus

diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung

pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang

kesehatan.

Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi:

(1)pelayanan pengobatan;

(2)pelayanan promosi kesehatan;

(3)pelayanan kesehatan lingkungan;

(4)pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;

(5)pelayanan gizi; dan

(6)pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan pengembangan yakni:

(1) Upaya Kesehatan Rumah

(2) Upaya Kesehatan Olah Raga

(3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

(4) Upaya Kesehatan Kerja

(5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

(6) Upaya Kesehatan Jiwa

(7) Upaya Kesehatan Mata

(8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

(9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

b. Upaya Kesehatan Perseorangan/UKP

Page 4: Bab 2 Koreksi Terbaru

Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan

sesuai dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan

dalam bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari

(one day care), home care, dan/atau rawat inap berdasarkan

pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

Untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan

tersebut maka puskesmas harus menyelenggarakan manajemen

Puskesmas, pelayanan kepromkes PHBSan, pelayanan keperawatan

kesehatan masyarakat dan pelayanan laboratorium.

B. Pelayanan Promosi Kesehatan PHBS

1. Definisi

Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama

masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial

budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan

kesehatan.2

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi

perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan

pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan

masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu

masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, agar dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga,memelihara dan

meningkatkan kesehatannya.5

2. Ruang lingkup Promosi Kesehatan1

a. Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada

perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran,

kemauan dan kemampuan.

Page 5: Bab 2 Koreksi Terbaru

b. Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada

pengenalan produk/jasa melalui kampanye.

c. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya

pada penyebaran informasi.

d. Upaya peningkatan (promotif), yang penekanannya pada upaya

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

e. Upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk mempengaruhi

lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang

berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan

peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang/sektor,

sesuai keadaan).

f. Pengorganisasian masyarakat (community organization),

pengembangan masyarakat (comm. Development), penggerakan

masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat (comm.

Empowerment), dll.

3. Sasaran Promosi Kesehatan1

a.   Tatanan Rumah Tangga

Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota

keluarga  secara keseluruhan dan terbagi dalam :

1) Sasaran primer

Adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah

perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah (individu

dalam keluarga yang bermasalah)

2) Sasaran sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalamkeluarga

yang bermasalah misalnya,kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh

keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan

dan lintas sektor terkait, PKK

3) Sasaran tersier

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu

dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan

Page 6: Bab 2 Koreksi Terbaru

kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala

desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat dll.

b. Tatanan Institusi Pendidikan1

Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggota

keluarga institusi pendidikan dan terbagi dalam :

1) Sasaran primer

Adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan

dirubah perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah

(individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah).

2) Sasaran sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi

pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala rumah, guru,

orangtua murid, kader kesehatan rumah, tokoh masyarakat,

petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK

3) Sasaran tersier

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu

dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan

kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi

pendidikan misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala

Puskesmas, Diknas,  guru, tokoh masyarakatdan orang tua murid.

c. PHBS di Tatanan Tempat Umum1

1) Sasaran Primer

Adalah sasaran utama di tempat umum yang akan dirubah

perilakunya yaitu pengurus maupun pengunjung yang bermasalah

dalam berprilaku hidup bersih dan sehat.

2) Sasaran Sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu/ kelompok di

tempat umum yang bermasalah yaitu prilaku masyarakat di sekitar

tempat umum

3) Sasaran Tersier

Page 7: Bab 2 Koreksi Terbaru

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu

dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan

kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di tempat umum

misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Dinas

kebersihan, guru, tokoh masyarakat.

d. PHBS di Tatanan Tempat Kerja1

1) Sasaran Primer

Adalah sasaran utama dalam lingkungan tempat kerja yang akan

dirubah perilakunya yaitu seluruh aspek yang ada dalam suatu

perusahaan (karyawan dan pemilik perusahaan) yang bermasalah.

2) Sasaran Sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu yang

bermasalah dalam lingkungan tempat kerja yaitu pemilik

perusahaan, mitra kerja

3) Sasaran Tersier

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu

dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan

kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS dalam lingkungan

perusahaan, yaitu kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas,

tokoh masyarakat.

e. PHBS di Tatanan Institusi Kesehatan1

1) Sasaran Primer

Adalah sasaran utama dalam institusi kesehatan yang akan dirubah

perilakunya atau bermasalah (individu/kelompok) yaitu

pengunjung, pengguna fasilitas, dan paramedis dalam institusi

kesehatan.

2) Sasaran Sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi

kesehatan yang bermasalah misalnya, kelapa ruangan, dokter, dan

kepala rumah sakit.

3) Sasaran Tersier

Page 8: Bab 2 Koreksi Terbaru

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu

dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan

kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi

kesehatan misalnya, Dinas kesehatan

4. Indikator PHBS

a. Institusi rumah tangga5

1) Persalinan oleh tenaga kesehatan

Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter

2) ASI Eksklusif

Bayi hanya diberi ASI saja sejak usia 0 sampai 6 bulan tanpa

makanan tambahan lain termasuk susu formula

3) Penimbangan bayi/balita

Rumah tangga yang mempunyai bayi/balita menimbang balitanya

secara teratur sesuai jadwal (dapat dilihat buku KIA/KMS)

Penimbangan bayi/balita dilakukan sebulan sekali/minimal 8 kali

setahun di sarana kesehatan (Posyandu, Puskesmas)

4) Gizi seimbang

Anggota rumah tangga mengkonsumsi beranekaragam makanan

dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang.

Anggota rumah tangga mengkonsumsi beranekaragam makanan

dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan akan zat gizi yang

mencakup : sumber energi, lemak, protein, vitamin dan mineral.

5) Air bersih

Anggota rumah tangga menggunakan/memanfaatkan air bersih

untuk keperluan sehari-hari.

Air bersih untuk minum (sudah dimasak sampai mendidih, air

minum dalam kemasan)

Air bersih untuk memasak, mandi dan mencuci

6) Jamban sehat

Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat

Page 9: Bab 2 Koreksi Terbaru

Jamban yang digunakan oleh anggota rumah tangga adalah jamban

yang memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank,

cempung tertutup)

7) Tempat pembuangan sampah

Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempatnya

Sampah ditampung dan dibuang setiap hari di tempat pembuangan

yang memenuhi syarat.

8) Kepadatan hunian rumah

Setiap anggota rumah tangga menempati ruangan rumah minimal

9m2

9) Lantai rumah

Seluruh ruangan rumah tempat tinggal anggota rumah tangga

berlantai kedap air (bukan tanah) dan dalam keadaan bersih

Lantai kedap air (tegel, plester, keramik, kayu) yang dijaga

kebersihannya setiap hari.

10) Aktifitas fisik berolahraga

Anggota rumah tangga yang berumur 10 tahu keatas melakukan

aktifitas fisik/olahraga

Aktifitas fisik/olahraga terukur minimal 30 menit/hari, dan

dilakukan 3-5 kali seminggu.

11) Tidak merokok

Anggota rumah tangga tidak ada yang merokok

12) Mencuci tangan

Anggota rumah tangga mencuci tangan sebelum makan dan

sesudah BAB

Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih

13) Kesehatan gigi dan mulut

Anggota rumah tangga menggosok gigi minimal 2 kali sehari

sesudah makan dan sebelum tidur

Menggosok gigi 2 kali sehari menggunakan sikat gigi masing-

masiing dan pasta gigi.

Page 10: Bab 2 Koreksi Terbaru

14) Miras/narkoba

Anggota rumah tangga tidak minum miras dan tidak

menyalahgunakan narkoba

Tidak ada anggota rumah tangga yang membeli, menjual, dan

menggunakan miras serta menyimpan secara tidak sah narkoba.

15) Kepesertaan JPK

Anggota rumah tangga menjadi peserta Jamina Pemeliharaan

Kesehatan (JPK)

Jamina Pemeliharaan Kesehatan termasuk Dana sehat, Askes,

Askes Maskin, Jamsostek, dll.

16) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

PSN dilaksanakan dalam bentuk gerakan 3M Plus (Menguras,

Menutup/ Mengubur dan Mendaur ulang) tempat-tempat

penampungan air (bak mandi, tempayan, drum, ban vas bunga,

barang-barang bekas, dll), memakai lotion anti nyamuk,

memakai seragam panjang, memelihara ikan pada kolam ikan.

b. PHBS di Sekolah5

- Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun

- Jajan di kantin sekolah yang sehat

- Menggunakan jamban sehat

- Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah

- Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin

- Tidak merokok di sekolah

- Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan

- Membuang sampah pada tempatnya

- Kuku pendek dan bersih

- Memelihara kesehatan gigi

- Terdapat ruang UKS dengan peralatan P3K

- Dokter kecil/kader kesehatan remaja

- Dana sehat

- Memanfaatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari

Page 11: Bab 2 Koreksi Terbaru

- Menggunakan alas kaki/sepatu

c. PHBS di Tempat-tempat Umum5

- Menggunakan air bersih

- Menggunakan jamban

- Membuang sampah pada tempatnya

- Tidak merokok

- Tidak meludah sembarangan

- Memberantas jentik nyamuk

- Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih

- Menutup makanan dan minuman

d. PHBS di Tempat Kerja5

- Mengkonsumsi makanan bergizi

- Melakukan olahraga/aktivitas fisik setiap hari secara terukur dan

teratur

- Tidak merokok di tempat kerja

- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

- Menggunakan air bersih

- Memberantas jentik di tempat kerja

- Menggunakan jamban sehat

- Membuang sampah pada tempatnya

- Mengkonsumsi makanan sehat

- Menggunakan alat pelindung diri

e. PHBS di Institusi Kesehatan5

- Menggunakan air bersih

- Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun

- Menggunakan jamban

- Membuang sampah pada tempatnya

- Tidak merokok di Institusi Kesehatan

- Tidak meludah sembarangan

- Memberantas jentik nyamuk.

C. Media Komunikasi

Page 12: Bab 2 Koreksi Terbaru

1. Latar Belakang Pembuatan Media Edukasi

Komunikasi adalah proses yang menyangkut hubungan manusia

dengan lingkungan sekitarnya.Tanpa komunikasi manusia jadi terpisah

dari lingkungan. Namun tanpa lingkungan komunikasi menjadi

kegiatan yang tidak relevan. Dengan kata lain manusia berkomunikasi

karena perlu mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Dalam

berkomunikasi,manusia tentunya memerlukan media komunikasi.

Media komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk

memproduksi, mereproduksi, mendistribusikan atau menyebarkan dan

menyampaikan informasi. Media komunikasi sangat berperan dalam

kehidupan masyarakat. Proses pengiriman informasi di zaman

keemasan ini sangat canggih. Teknologi telekomunikasi paling dicari

untuk menyampaikan atau mengirimkan informasi ataupun berita

karena teknologi telekomunikasi semakin berkembang, semakin cepat,

tepat, akurat, mudah, murah, efektif dan efisien. Berbagi informasi

antar Benua dan Negara di belahan dunia manapun semakin mudah.

2. Tujuan Pembuatan Media Edukasi

a. Tujuan Umum : Dengan pembuatan media edukasi diharapkan

petugas dapat melakukan tugasnya sesuai dengan SOP yang

berlaku.

b. Tujuan Khusus :

Media dapat mempermudah penyampaian informasi.

Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

Media dapat memperjelas informasi.

Media dapat mempermudah pengertian.

Media dapat mengurangi komunikasi yang verbalistis.

Media dapat menampilkan objek yang tidak bisa

ditangkap mata.

Media dapat memperlancar komunikasi.

3. Proses Komunikasi

Proses komunikasi memenuhi 6 unsur, yaitu:

Page 13: Bab 2 Koreksi Terbaru

a. Reference: Stimulus yang memotivasi seseorang untuk

berkomunikasi dengan orang lain, dapat berupa pengalaman, ide

tau tindakan.

b. Pengirim/sumber/encoder atau komunikator, dapat berupa

perorangan atau kelompok.

c. Pesan/berita: Informasi yang dikirimkan, dapat berupa kata-kata,

gerakan tubuh atau ekspresi wajah.

d. Media/saluran: Alat atau sarana yang dipilih pengirim untuk

menyampaikan pesan pada penerima/sasaran.

e. Penerima/sasaran/decoder/: Kepada siapa pesan yang ingin

disampaikan tersebut dituju.

f. Umpan balik/feed back/respon: Reaksi dari sasaran terhadap pesan

yang disampaikan.

4. Dasar-dasar Komunikasi

a. Niat (Intention)

Penguasaan materi yang matang dapat menambah rasa percaya

diri pada komunikator.

b. Minat (Attention)

Komunikator harus dapat membaca situasi dan memperhatikan

orang yang akan diajak berkomunikasi agar sesuatu yang

disampaikan menarik bagi sasaran sehingga pesan yang

disampaikan dapat diterima oleh sasaran dengan baik.

c. Pandangan (Perception)

Sumber memperhatikan siapa, latar belakang pendidikan,

tingkat sosial dan pekerjaan dari sasaran untuk berusaha

menyamakan persepsi.

d. Lekat (Retention)

Pesan yang disampaikan dapat terus diingat dan dapat

digunakan sewaktu-waktu oleh sasaran, dengan cara pesan

yang menarik, cara penyampaian, dan kata-kata yang baik,

ekspresi wajah dan intonasi yang membuat klien nyaman.

Page 14: Bab 2 Koreksi Terbaru

Penyebab sasaran lupa pesan yang disampaikan:

- Alasan psikologis, kurang/tidak suka terhadap pesan

yang disampaikan.

- Ingatan/fading, pesan tidak dipergunakan dalam

waktu yang lama.

- Blocking, banyak pesan-pesan baru sedangkan pesan

lama belum melekat secara mantap.

e. Keterlibatan (Participation)

Partisipasi/melibatkan sasaran dalam menyampaikan pesan

Gambar 2.1 Diagram model komunikasi

Pengirimanpesan Pesan

Penerima pesan

Komunikasi langsung

Komunikasi tidak langsung

Umpan balik

Page 15: Bab 2 Koreksi Terbaru

5. Skala Intensitas

METODA, MEDIA/MA

TERIAL

FAKTOR SITUASI EFISIENSI EFEKTIVITAS

Waktu yang

dibutuhkan dari

peserta

Keterlibatan staff

Ruang khusus yang

dibutuhkan

Harga

/ biaya awal

Ongkos petugas

Luas ruangan

Perbaikan alat

penggantian

CIRI – CIRITUJUAN

PENDIDIKAN

Aw

al

Pem

elih

araa

n

Inte

raK

si

PerhatianKemam

puan

Fak

ta

Pro

sed

ur2

Pri

nsi

p –

pri

nsi

p &

Sik

ap/p

end

apat

Cah

aya

War

na

Ger

ak

Iden

tita

s

Ret

ensi

Rep

etis

i

A. VISUAL- Still

pictures, posters, transparencies, photo – photo

1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 2 1 2 2 2 1

- Stills in sequence: flpcharts, bulletin board,

1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 2 2 2 2 1

Page 16: Bab 2 Koreksi Terbaru

exhibisi- Mobiles

.1 1 1 3 1 1 1 1 3 2 2

- Prints : pamphlets, handbill, suratkabar, dll.

1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2

- Program learning

3 1 3 3 1 2 1 1 3 3 2 3 2 2

B. AUDIO- Tape

dan piringan hitam

2 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2

- Radio 1 2 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2

- Telefon 3 3 1 1 3 3 1 2 1 2 2 2

C. AUDIO VISUAL- Filmsrip

s dan slides

2 2-1 3 2 3 1 2 3 3 3 2 1 2 3 2 2 22

- Movie/ film

3 2-1 3 3 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 3 3 2

- Televisi 1 1 2 3 2 1 2-1 1 2 3 3 3 3 2 1 2 3 3 2

- Videotape

1 1 2 3 3 1 2-1 3 1 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2

Page 17: Bab 2 Koreksi Terbaru

D. MULTIMEDIA

3 1 3 3 3 1 3 3

E. ANTAR MANUSIA

- Kuliah

3 3 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2

- demonstrasi

3 3 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2

- Drama, sandiwara

3 3 3 1 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2

- Role playing

3 3 3 1 3 3 2 1 3 3 1 1 2 3 3

- Simulatigames

3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 2 2 2 3 3

- Diskusi kelompok kecil

3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 2 2 2 3 3

- Konsultasi, wawanmuka, interviekonsultasi

3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3

- Community Organization

3 3 1 3 3 3 2 2 1 1 1 1 3 2

- Pertemuan/ rapat lokakar

3 3 1 3 3

Page 18: Bab 2 Koreksi Terbaru

ykonferensi dsb

Gambar 2.2 Skala intensitas

Page 19: Bab 2 Koreksi Terbaru

D. Pendekatan Sistem

1. Definisi

Sistem ialah satu kesatuan yang utuh diperkirakan berhubungan, serta

satu sama lain saling mempengaruhi, yang ketemunya dengan sadar

dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Unsur-unsur dasar sistem

Unsur-unsur atau komponen dasar sistem adalah :

a. Masukan (input)

Masukan atau input adalah bagian dalam sistem yang diperlukan

untuk dapat berfungsinya sistem. Masukan ini dikenal pula dengan

nama perangkat administrasi (tools of administration). Masukan /

input ini biasa di kenal dengan 6 M meliputi manusia (men), uang

(money), sarana (materials), metoda (methods), pasar (market) serta

mesin (machine).

1. Man : kemampuan, keterampilan, pengetahuan, keahlian,

kesadaran, kepemimpinan.

2. Money : dana untuk kegiatan program.

3. Material :logistik, obat, vaksin, alat kedokteran.

4. Method :prosedur kerja, peraturan, kebijaksanaan

5. Machine:alat, pemeliharaan dan perawatan bagian-bagian mesin.

6. Market:sasaran yang akan diberikan pelayanan program

(kelompok orang).

7. Time : waktu yang dibutuhkan untuk merumuskan dan

melaksanakan sebuah program.

8. Technology : alat yang dipergunakan untuk mendukung jalannya

program.

9. Information : substansi eksternal yang menunjang program.

b. Proses (process)

Proses adalah kumpulan bagian yang terdapat dalam sistem dan

berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang

Page 20: Bab 2 Koreksi Terbaru

direncakan. Proses adalah langkah-langkah yang harus dilakukan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses dalam sistem

kesehatan adalah pengetrapan fungsi-fungsi manajemen seperti

fungsi P1 (perencanaan), P2 (penggerakan dan pelaksanaan) dan P3

(pengarahan, pengawasan dan penilaian)

1) Perencanaan

Merupakan fungsi yang penting karena merupakan awal arah

dan proses manajemen secara keseluruhan. Perencanaan dimulai

dari sebuah ide. Perencanaan bersifat operasional karena langsung

akan diimplementasikan (dilaksanakan) di lapangan.

Perencanaan terdiri dari lima langkah penting yaitu :

Menjelaskan berbagai masalah

Untuk dapat menjelaskan masalah dalam program perlu adanya

analisa situasi. Sasaran analisa ialah wilayah di sekitar program

itu akan dijalankan. Aspek yang dinilai ialah mengenai aspek

demografis, aspek geografis, aspek sosial ekonomi dan aspek

organisasi pelaksana program.

Menentukan prioritas masalah

Penetapan masalah adalah sebuah keharusan karena begitu

kompleks masalahnya dan keterbatasan sumber daya.

Prioritas dijadikan dasar untuk menetapkan tujuan

perencanaan program. Prioritas pembinaan program dapat

diarahkan dalam wilayah tertentu berdasarkan cakupan

program dan tingkat partisipasi mayarakat.

Menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan

Menetapkan tujuan dan target masing-masing program

berdasarkan jumlah penduduk sasaran di suatu wilayah

program.

Mengkaji hambatan dan kendala

Sebelum menentukan tolok ukur, perlu dilakukan kajian

mengenai hambatan-hambatan apa saja yang sudah pernah

Page 21: Bab 2 Koreksi Terbaru

terjadi dan hambatan perkiraan yang akan terjadi, misal

sedikit partisipasi masyarakat dalam merespon program yang

telah dan akan dilakukan.

Menyusun rencana kerja operasional

Dengan mengetahui rencana kerja operasional, hal ini akan

memudahkan pimpinan mengetahui sumber daya yang

dibutuhkan dan sebagai alat untuk pemantauan program

secara menyeluruh.

2) Pengorganisasian

Fungsi manajemen yang memunculkan hubungan yang erat

antara kegiatan dan kewenangan. Merupakan sebuah proses

membuat struktur relasi antar pegawai sehingga terjadi

sinkronisasi yang menghasilkan keterpaduan dalam pengerjaan

perencanaan dari manajemen sehingga dapat berjalan dengan

baik, dengan pengorganisasian yang baik, manajer dapat

mengkoordinasi SDM dan SDA dengan baik. Kesuksesan

sebuah pengorganisasian tergantung pada kemampuan

manajemen dalam mengatur semua komponen SDA dan SDM

secara efektif dan efisien.

3) Pergerakan dan pelaksanaan program

Dalam pelaksanaan dan pergerakan program dibutuhkan seorang

manajer yang dapat menggerakkan, berkomunikasi, dan

memotivasi para pekerja dalam mencapai target yang ditentukan

oleh manajemen strategik.

4) Pemantauan

Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan

pemantauan yang dilakukan secara berkala. Kegiatan

pemantauan mencakup hal-hal sebagai berikut Telaahan bulanan

ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan puskesmas.

Page 22: Bab 2 Koreksi Terbaru

5) Penilaian

a) Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan

dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana

tahunan dan standar pelayanan.

b) Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan

sesuai dengan pencapaian serta masalah dan hambatan yang

ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.

c. Keluaran (output)

Hasil langsung (keluaran) suatu sistem. Kadar output sangat

mempengaruhi dalam evaluasi dan perencanaan program pada masa

selanjutnya. Output terdiri dari: Barang dan jasa, yang meliputi

kualitas/mutu (waktu atau kecepatan, akurat, realistis, fleksibel,

terorganisir ).

d. Umpan balik (feed-back)

Yang dimaksud dengan umpan balik (feed back) adalah kumpulan

bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan

sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Berbagai pengaruh

yang didapat dari lingkungan dapat dimanfaatkan oleh sistem untuk

menyempurnakan sistem itu sendiri.

e. Lingkungan (environment)

Dampak atau hasil tidak langsung dari suatu proses sistem.

Merupakan hasil lanjutan setelah timbul output. Dalam keadaan

tertentu dapat menjadi indikator keberhasilan sebuah sistem.

f. Dampak (impact).

Dampak atau hasil tidak langsung dari suatu proses sistem.

Merupakan hasil lanjutan setelah timbul output. Dalam keadaan

tertentu dapat menjadi indikator keberhasilan sebuah sistem.

Page 23: Bab 2 Koreksi Terbaru

Gambar 2.3 Pendekatan Sistem

E. SOP (Standar Operasional Prosedur)

1. Definisi

Adalah suatu standar/pedoman tertulis untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Depkes RI Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah protap

yang merupakan tata atau tahapan yang harus dilaui dalam suatu proses

kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau

bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau

kondisi tertentu sehingga sesuatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif

dan efisiensi.2

2. Tujuan2

a. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim

dalam organisasi atau unit.

b. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam

organisasi

c. Mempelajari alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas

terkait

d. Melindungi organisasi dan stafdari malpraktek atau kesalahan

administrasi lainnya

e. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan

inefisensi

3. Fungsi SOP2

a. Memperlancar tugas atau tim

b. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan

c. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak

Page 24: Bab 2 Koreksi Terbaru

d. Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja

e. Sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas rutin.

4. Prinsip penyusunan SOP :

a. Kemudahan dan kejelasan

b. Efisiensi dan efektivitas

c. Keselarasan, terukur, dinamis

d. Berientasi pada pengguna (mereka yang dilayanai)

e. Kepatuhan hukum dan kepastian hukum.

5. Prinsip pelayanan SOP :

a. Konsistensi

b. Komitmen

c. Perbaikan berkelanjutan

d. Mengikat

e. Seluruh unsur memiliki peran penting

F. Mutu Pelayanan

1. Definisi

Mutu pelayanan kesehatan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan dengan

kebutuhan klien/konsumen/pasar atau melebihi harapan.

2. Tujuan

a. Meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan. Berhubungan dengan

dapat diselesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian

masalah yang benar. Karena dengan diselenggarakannya program

menjaga mutu dapat diharapkan pemilihan masalah telah dilakukan

secara tepat serta pemilihan dan pelaksanaan cara penyelesaian

masalah telah dilakukan secara benar.

b. Meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan. Berhubungan dengan

dapat dicegahnya penyelenggaraan pelayanan yang berlebihan atau

yang dibawah standar. Biaya tambahan karena pelayanan yang

berlebihan atau karena harus mengatasi berbagai efek samping karena

pelayanan yang dibawah standar akan dapat dicegah.

Page 25: Bab 2 Koreksi Terbaru

c. Meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

Berhubungan dengan telah sesuainya pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat sebagai

pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan penerimaan ini dapat

diwujudkan, maka akan berperan besar dalam peningkatan derajat

kesehatan masyarakat. Dapat melindungi pelaksana pelayanan

kesehatan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum.

3. Pokok pelayanan kesehatan yang optimal antara lain:

Tersedia (available), Wajar (appropriate), Berkesinambungan (continue),

Dapat diterima (acceptable), Dapat dicapai (accesible), Dapat dijangkau

(affordable), Efisien (efficient) serta Bermutu (quality).

G. Indeks Kepuasan Masyarakat

1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang

diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas

pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur

penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan

dan kebutuhannya.6

2. Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat6

Empat belasindeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Prosedur pelayanan,yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur

pelayanan.

b. Persyaratan Pelayanan,yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya.

c. Kejelasan petugas pelayanan,yaitu keberadaan dan kepastian petugas

yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan

tanggung jawabnya).

Page 26: Bab 2 Koreksi Terbaru

d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja

sesuai ketentuan yang berlaku;

e. Tanggung jawab petugas pelayanan,yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian

pelayanan.

f. Kemampuan petugas pelayanan,yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan

kepada masyarakat.

g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara

pelayanan.

h. Keadilan mendapatkan pelayanan,yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani

i. Kesopanan dan keramahan petugas,yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan

ramah serta saling menghargai dan menghormati.

j. Kewajaran biaya pelayanan,yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

k. Kepastian biaya pelayanan,yaitu kesesuaian antara biaya yang

dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.

l. Kepastian jadwal pelayanan,yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana

pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan

rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

n. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan

unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan,

sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan

terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

3. Penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat

Page 27: Bab 2 Koreksi Terbaru

Nilai IKM dihitung sesuai langkah-langkah sebagai berikut :

1) Nilai masing-masing unsur pelayanan di jumlahkan (kebawah) sesuai

dengan jumlah responden yang menjawab, kemudian untuk

mendapatkan nilai rata-rata per unsure pelayanan, jumlah nilai dibagi

jumlah responden yang menjawab

2) Untuk mendapat nilai rata-rata tertimbangan per unsure pelayanan,

jumlah nilai rata-rata per unsure pelayanan, jumlah nilai rata-rata per

unsure dikali 0.071 sebagai nilai bobot rata-rata tertimbang

3) Untuk mendapat nilai indeks pelayanan, dengan cara menjumlahkan

14 unsur dari nilai rata-rata tertimbangan.

4) Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara

25-100 maka hasil nilai indeks pelayanan dikonversikan dengan nilai

dasar 25.

H. Problem Solving

1. Definisi

Pemecahan masalah adalah suatu proses dari mengamati dan pengenalan

serta usaha mengurangi perbedaan antara situasi sekarang dengan yang

akan datang (rencana). Sedangkan pengambilan keputusan dapat diartikan

sebagai proses memilih tindakan dari beberapa alternatif untuk mencapai

tujuan/sasaran (proses mengakhiri suatu masalah).

Page 28: Bab 2 Koreksi Terbaru

Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan (PMPK) dapat diartikan

sebagai suatu proses identifikasi, mencari penyebab, pemilihan alternatif

dan mengantisipasi hambatan yang mungkin menghalangi terlaksananya

keputusan.

2. Delapan langkah pemecahan masalah yaitu :

a. Langkah 1 Mendefinisikan Masalah dan Menentukan Tema Perbaikan

Kualitas

Masalah adalah Suatu masalah didefinisikan sebagai kesenjangan

(gap) antara situasi sekarang dan target yang diinginkan. Dalam bidang

kualitas, masalah adalah kesenjangan (gap) antara output dari proses

sekarang dan kebutuhan pelanggan, baik pelanggan internal maupun

pelanggan eksternal.

b. Langkah 2. Mencari Semua Penyebab Masalah

Mengidentifikasi semua penyebab yang mungkin mengakibatkan

masalah yang telah diidentifikasi dalam Langkah 1 di atas. Langkah 2

ini mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data untuk

mendokumentasikan penyebab-penyebab masalah.Penyebab-penyebab

masalah yang mungkin bersumber dari elemen-elemen proses yang

terdiri dari7M, yaitu :

1) Manpower (petugas)

Berkaitan dengan kekurangan dalam pengetahuan (tidak

terlatih, tidak berpengalaman), kekurangan dalam keterampilan

dasar yang berkaitan dengan mental dan fisik, kelelahan, stress,

ketidakpedulian.

2) Machines (mesin-mesin) dan peralatan

Berkaitan dengan tidak ada sistem perawatan preventif

terhadap alat kesehatan, termasuk fasilitas dan peralatan lain,

tidak sesuai dengan spesifikasi tugas, tidak dikalibrasi, terlalu

complicated, tidak di sterilisari terlebih dahulu.

3) Methods (metode kerja)

Page 29: Bab 2 Koreksi Terbaru

Berkaitan dengan tidak ada prosedur dan metode kerja yang

benar, tidak jelas, tidak diketahui, tidak terstandardisasi, tidak

cocok.

4) Materials (peralatan)

Berkaitan dengan ketiadaan spesifikasi kualitas dari peralatan

penunjang yang digunakan, ketidaksesuaian dengan spesifikasi

kualitas peralatanyang seharusnya titetapkan.

5) Mother Nature or Media

Berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak

memperhatikan aspek-aspek kebersihan, kesehatan dan

keselamatan kerja, dan lingkungan kerja yang kondusif,

kekurangan dalam lampu penerangan, ventilasi yang buruk.

6) Motivation (motivasi)

Berkaitan dengan ketiadaan sikap kerja yang benar dan

profesional (tidak kreatif, bersikap reaktif, tidak mampu

bekerjasama dalam tim), yang dalam hal ini disebabkan oleh

sistem balas jasa dan penghargaan yang tidak adil kepada

tenaga kerja.

7) Money (keuangan)

Berkaitan dengan ketiadaan dukungan finasial (keuangan) yang

mantap guna memperlancar pelayanan dan peningkatan

kualitas yang akan diterapkan.

c. Langkah 3 dan 4. Memprioritaskan dan Mencari Penyebab Masalah

Yang Paling Mungkin

Mencari penyebab yang paling mungkin akan mengarahkan kepada

akar penyebab masalah, sehingga tindakan yang sesuai pada akar

penyebab masalah yang ditemukan itu akan menghilangkan

masalah.Untuk menentukan penyebab masalah bisa digunakan alat

diagram Tulang Ikan (Fish Bone) dengan teknik sumbang pendapat.

Untuk memilih penyebab yang dominan ini bisa dilakukan 2 cara

sesuai dengan karakteristik penyebabnya :

Page 30: Bab 2 Koreksi Terbaru

Jika penyebab-penyebab tersebut pengaruhnya bisa

dikuantitatifkan, maka bisa menggunakan diagram pareto

sehingga akan dipilih penyebab yang berpengaruh paling besar,

atau bisa menggunakan diagram tebar sehingga akan diketahui

penyebab-penyebab yang benar-benar memberikan pengaruh

terhadap masalah.

Jika penyebab-penyebab tersebut pengaruhnya tidak bisa

dikuantitatifkan (kualitatif), pemilihan penyebab yang dominan

bisa dilakukan melalui kesepakatan yang melibatkan semua

anggota.

d. Langkah 5. Mencari alternatif pamecahan masalah dan keputusan

pemecahan maslah terpilih

Bertujuan mencari pemecahan untuk menghilangkan semua

penyebab (penyebab yang dominan) yang sudah ditentukan

sebelumnya. Merencanakan langkah perbaikandapat ditentukan dengan

teknik sumbang saran (penyampaian ide) dari semua anggota dengan

tetap mengacu pada pemilihan langkah perbaikan yang paling efektif

dan efisien. Serta mengantisipasi penyebab-penyebab tidak terkendali

tetapi dapat diprediksi sebelumnya (uncontrollable but predictable

causes).Untuk memudahkan penjabarannya, merencanakan langkah

perbaikan bisa menggunakan prinsip 1H-5W yaituHow, What, Why,

Where, Who, dan When.

e. Langkah 6. Rencana Penerapan

Melaksanakan semua rencana perbaikan yang sudah disepakati dan

dibahas dengan matang oleh semua anggota.Dalam melaksanakan

perbaikan ini perlu diperlukan kesungguhan dan partisipasi penuh dari

semua anggota sesuai tugas yang sudah dibagikan dan diharapkan juga

semua pelaksanaan dari rencana perbaikan bisa diselesaikan sesuai

dengan waktu yang disepakati.Pencatatan data kualitas juga harus

dilakukan selama tahap implementasi ini serta harus mengidentifikasi

Page 31: Bab 2 Koreksi Terbaru

penyebab apabila terjadi penyimpangan dalam tahap implementasi

tindakan korektif permanen ini.

f. Langkah 7. Mengadakan pengawasan, pengendalian, penilaian mutu

oleh tim QA

Setelah semua rencana sudah dilaksanakan dengan benar sesuai

dengan yang disepakati, maka langkah selanjutnya adalah memeriksa

hasil dari perbaikan tersebut, untuk mengukur apakah semua perbaikan

yang dilakukan bisa menanggulangi penyebab yang mempengaruhi

suatu masalah.

Cara memeriksa hasil perbaikan ini bisa dilakukan dengan

membandingkan kondisi masalah sebelum perbaikan dan kondisi

masalah setelah perbaikan atau dengan membandingkan data yang

menggambarkan masalah sebelum perbaikan dan data yang

menggambarkan setelah perbaikan.

Penyajian data yang menggambarkan masalah setelah perbaikan

hendaknya menggunakan alat yang sama dengan penyajian data yang

menggambarkan masalah sebelum perbaikan. Jika sebelumnya

menggunakan diagram pareto, maka setelah perbaikan harus

menggunakan diagram pareto. Alat-alat lain yang digunakan di

langkah ke-6 selain diagram pareto adalah lembar periksa, histogram

dan peta kendali.

Page 32: Bab 2 Koreksi Terbaru

Gambar2.4 Siklus Problem Solving

Tujuh Perangkat Alat Dalam Pemecahan Masalah yaitu :

1) Stratifikasi (Pengelompokan)

Adalah usaha untuk menguraikan dan mengklasifikasikan persoalan

menjadi kelompok-kelompok atau golongan sejenis atau menjadi unsur

tunggal dari persoalan, sehingga persoalan menjadi lebih sederhana

dan mudah dimengerti serta menghindari salah interpretasi.

2) Lembar Periksa (Lembar Data)

Adalah lembaran (sheet) yang digunakan untuk mencatat kegiatan atau

kejadian (data) dengan format yang sudah disiapkan terlebih dahulu.

Pengisi sheet tinggal memberikan tanda pada kolom yang sudah

disediakan.

Guna lembar periksa ini selain memudahkan dalam pemeriksaan juga

memudahkan dalam membuat rekapitulasi dan memudahkan analisis

terhadap masalah.

3) Diagram Pareto

Diagram pareto digunakan untuk menampilkan data dengan tujuan

untuk mengetahui suatu penyebab yang memberikan pengaruh yang

paling besar terhadap akibat. Dengan demikian bisa segera dilakukan

langkah perbaikan berdasarkan skala prioritas, yaitu penyebab yang

paling besar pengaruhnya terhadap akibat.

4) Diagram Ishikawa (Tulang Ikan) / Fish Bone Chart

Diagram ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antara sebab

dan akibat dari suatu kegiatan. Dengan diagram Ishikawa kita dapat

menjabarkan banyak sekali semua penyebab, mulai dari penyebab

yang paling dekat dengan akibat (masalah), sampai penyebab yang

tidak dekat dengan akibat (masalah). Diagram Ishikawa biasa juga

disebut sebagai diagram Tulang Ikan (Fish Bone Chart) karena melihat

Page 33: Bab 2 Koreksi Terbaru

bentuk dari anak panah yang menyerupai tulang ikan.

Gambar 2.5. Analisis Penyebab Masalah

Untuk memudahkan dalam menginventarisasi semua penyebab

yang berpengaruh terhadap akibat (masalah) dengan menggunakan

diagram Ishikawa harus mempertimbangkan faktor 4M dan 1L yaitu :

Mesin, Material, Metode (cara), Man(orang) dan Lingkungan, yang

ditempatkan pada tulang ikan yang pertama. Secara baku bentuk

diagram Ishikawa (tulang ikan) bisa dilihat di bawah ini.

Untuk menguraikan lebih dalam lagi semua penyebab,

sebaiknya menggunakan metode sumbang saran (brain storming),

karena semakin banyak informasi yang dikumpulkan, semakin baik

hasilnya. Selain itu dengan metode bertanya “mengapa” yang berulang

bisa mengefektifkan dalam menguraikan semua penyebab yang

berpengaruh terhadap akibat, baik langsung maupun tidak langsung.

Pertanyaan “mengapa” ini bisa dihentikan, jika dirasakan pertanyaan

“mengapa” tersebut sudah tidak diperlukan karena sudah terbayang

suatu tindakan penanggulangan dari penyebab tersebut.

5) Peta Kendali (Control Chart)

Merupakan grafik garis dengan pencantuman batas maksimum dan

minimum yang merupakan batas daerah pengendalian. Peta kendali

juga bisa dipergunakan untuk mengukur apakah proses (kegiatan

Page 34: Bab 2 Koreksi Terbaru

produksi) dalam keadaan terkendali atau tidak. Proses dikatakan dalam

keadaan terkendali jika unit yang diukur berada dalam batas-batas

kendali.Pada peta kendali bisa diketahui adanya penyimpangan tetapi

tidak terlihat penyebab penyimpangan tersebut. Peta kendali hanya

menunjukkan perubahan data dari waktu ke waktu.

6) Histogram

Histogram adalah diagram berupa diagram batang (balok) yang

menggambarkan penyebaran (distribusi) data yang ada, jadi dengan

menggnakan histogram, data yang dikumpulkan akan dengan mudah

diketahui sebenarnya (distribusinya)

7) Diagram Tebar

Diagram tebar adalah diagram yang digunakan untuk mengetahui

apakah ada korelasi (hubungan) atau tidak antara 2 variabel. Diagram

tebar bisa juga digunakan untuk mengetahui apakah suatu penyebab

yang diduga mempengaruhi atau tidak terhadap akibat (masalah) yang

sedang dihadapi.

Page 35: Bab 2 Koreksi Terbaru

Kerangka Teori

Gambar 2.6 Kerangka Teori

Input :

1. Man

2. Money

3. Material

4. Method

5. Machine

6. Market

7. Time

8. Technology

9. Information

Proses :

P1 : SOP dan Kuesioner

P2 : 1. Kepatuhan petugas

Promosi kesehatan terhdap SOP

2. Kuesioner kepuasan pelanggan

P3 : 1. Daftar Tilikan SOP2. Kuesioner Tingkat

Kepuasan Pelanggan

Output :Cakupan

OutcomeMutu

Pelayanan

PROMOSI KESEHATAN PHBS DI PUSKESMAS

KEPUASAN PELANGGAN

TINGKAT KEPATUHAN

PETUGAS

COMPLEKS PROBLEM

SIMPLE PROBLEM

Page 36: Bab 2 Koreksi Terbaru

Kerangka Konsep

Gambar 2.7 Kerangka Konsep

TINGKAT KEPATUHAN PETUGAS PROMKES

TERHADAP STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR PHBSKEPUASAN

PELANGGAN

MUTU PELAYANAN PROMKES PHBS

Page 37: Bab 2 Koreksi Terbaru