bab 2

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketela ungu (Ipomoea batatas L) 2.1.1 Definisi Ketela ungu (Ipomoea batatas L) Ketela ungu (Ipomoea batatas L.) termasuk tanaman palawija dimana membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya. 2.1.2 Kandungan Ketela ungu (Ipomoea batatas L.) Berdasarkan Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, setiap 100 gram ubi ungu mengandung banyak unsur gizi yaitu kalori (123 kal), protein (1,8 g), lemak (0,7 g), karbohidrat (27,9 g), air (68,9 g), kalsium (55 mg), fosfor (51 g), zat besi (0,7 mg), vitamin A (7.000 SI), vitamin B1 (0,9 mg), vitamin C (21,34 mg), gula reduksi (0,4), serat (1,2), BDD (86,00%), dan antosianin (110,51) (Reifa, 2005). 2.1.3 Ketela ungu (Ipomoea batatas L.) sebagai anti alergi Ketela ungu mengandung antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan, antimutagenik, hepatoprotektif antihipertensi dan antihiperglisemik (Suda et al, 2003). Antikoksidan berperan penting dalam menghambat dan menetralkan radikal bebas (Rajkapoor et al., 2008). 2.2 Neutrofil

Upload: arinta

Post on 16-Jan-2016

214 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ketela ungu (Ipomoea batatas L)

2.1.1 Definisi Ketela ungu (Ipomoea batatas L)

Ketela ungu (Ipomoea batatas L.) termasuk tanaman palawija dimana

membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya.

2.1.2 Kandungan Ketela ungu (Ipomoea batatas L.)

Berdasarkan Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, setiap 100 gram ubi

ungu mengandung banyak unsur gizi yaitu kalori (123 kal), protein (1,8 g), lemak

(0,7 g), karbohidrat (27,9 g), air (68,9 g), kalsium (55 mg), fosfor (51 g), zat besi

(0,7 mg), vitamin A (7.000 SI), vitamin B1 (0,9 mg), vitamin C (21,34 mg), gula

reduksi (0,4), serat (1,2), BDD (86,00%), dan antosianin (110,51) (Reifa, 2005).

2.1.3 Ketela ungu (Ipomoea batatas L.) sebagai anti alergi

Ketela ungu mengandung antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan,

antimutagenik, hepatoprotektif antihipertensi dan antihiperglisemik (Suda et al,

2003). Antikoksidan berperan penting dalam menghambat dan menetralkan radikal

bebas (Rajkapoor et al., 2008).

2.2 Neutrofil

Neutrofil adalah sel granulosit dalam sirkulasi yang berperan dalam inflamasi

akut, bermigrasi ke jaringan sebagai respon terhadap invasi mikroba. Neutrofil akan

berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun spesifik (Firman 2007) dimana

akan mematikan dan menghancurkan mikroba. Bila tidak terjadi infeksi, neutrofil

berumur pendek dan jumlahnya menurun dengan cepat setelah hari ke-3 (Pratiwi

2011).

2.3 Hepar

Hepar merupakan kelenjar terbesar yang berperan sebagai pusat metabolisme

tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks yaitu pembentukan empedu, fungsi

metabolik, fungsi vaskuler dan fungsi pertahanan (detoksifikasi dan kekebalan).

Page 2: BAB 2

Sehingga organ ini harus terjaga agar dapat berfungsi secara optimal. Banyak hal

yang dapat menyebabkan gangguan fungsi hati, salah satunya karena zat toksik

(Husada, 1996, Prasetyo, 2005).

Untuk menentukan infiltrasi sel radang pada hepar, dilakukan dengan grading

reaksi alergi menurut (Chang, 2006) seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Derajat Peradangan Hepar

Grade 0 Tidak ada infiltrasi sel radang (jaringan normal)Grade 1 Infiltrasi sel radang sampai ke lapisan mukosaGrade 2 Infiltrasi sel radang sampai ke lapisan epitel mukosa dan

sedikit infiltrasi ke lapisan submukosaGrade 3 Infiltrasi sel radang sampai ke lapisan submukosaGrade 4 Infiltrasi sel radang sampai ke lapisan muskularis/transmural

2.3 Ovalbumin

Ovalbumin merupakan protein alergenik yang mampu membuat sel limfosit B

lebih sensitif (Ruhl et al., 2007) dan juga sebagai protein pembawa untuk konjugasi

hapten dan antigen lainnya untuk membuat zat-zat tersebut lebih imunogenik

(Maryam, 2007).

2.4 Immunomodulator

Imunomodulator adalah suatu agen atau zat yang dapat membawa,

merangsang atau menyiapkan sistem pertahanan tubuh. Zat tersebut dapat memiliki

kemampuan memperbaiki dan merangsang sistem imun bila terganggu atau dapat

menekannya bila berlebihan (Fitriani 2000).