bab 2

18
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan- kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007). PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007). PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan (Depkes RI, 2007). 2. Tujuan PHBS 1) Tujuan Umum

Upload: akanissa

Post on 15-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Sem

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang

dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di

masyarakat (Depkes RI, 2007).

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat

serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah

Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat

berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota

rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang

kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).

PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan

kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga,

artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk

memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan (Depkes RI, 2007).

2. Tujuan PHBS

1) Tujuan Umum

Meningkatnya rumah tangga sehat didesa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

2) Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah

tangga untuk melaksanakan PHBS.

b. Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

3. Manfaat PHBS

1) Manfaat PHBS bagi rumah tangga :

a. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.

b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.

c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya

kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk

Page 2: BAB 2

kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan,

pemenuhan gizi kelu arga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan

keluarga.

2) Manfaat PHBS bagi masyarakat :

a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.

b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah

kesehatan.

c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber

Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan,

tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans

desa dan lain-lain.

4. Sasaran PHBS

Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :

1) Pasangan Usia Subur

2) Ibu Hamil dan Ibu Menyusui

3) Anak dan Remaja

4) Usia Lanjut

5) Pengasuh Anak

5. Indikator dan Definisi Operasional PHBS

Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah Tangga

Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS

dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut :

7 Indikator PHBS di Rumah Tangga :

1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan (bidan, dokter dan tenaga para medis lainnya).

2) Bayi diberi ASI eksklusif

Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6

bulan.

3) Penimbangan bayi dan balita

Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita

setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang

atau gizi buruk.

Page 3: BAB 2

4) Mencuci tangan dengan air dan sabun

a) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab

penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan,

kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan

penyakit.

b) Sabun dapat mengikat lemak, kotoran dan membunuh kuman. Tanpa

sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

5) Menggunakan air bersih

Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,

berkumur,membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian,

dan sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit atau

terhindar dari penyakit.

6) Menggunakan jamban sehat

Setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher angsa

dan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai penampung

akhir.

7) Rumah bebas jentik

Adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik berkala

tidak terdapat jentik nyamuk.

3 Indikator Gaya Hidup Sehat :

1) Makan buah dan sayur setiap hari

Adalah anggota keluarga umur 10 tahun ke atas yang mengkomsumsi

minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.

2) Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas melakukan aktivitas

fisik 30 menit setiap hari.

3) Tidak merokok dalam rumah

Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak boleh merokok di dalam

rumah ketika berada bersama dengan anggota keluarga yang lainnya.

Page 4: BAB 2

A. Tumbuh Kembang Anak

1. Pengertian

Anak adalah individu yang unik, yang mengalami tumbuh kembang serta

mempunyai kebutuhan biologis, psikologis, dan spiritual,yang harus dipenuhi

(Suherman, 2000). Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang

perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami tumbuh kembang

yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial

(Sacharin, 1996).

Menurut Soetjiningsih (1995) perkembangan adalah bertambahnya

kemampauan (skill) dalam stuktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola

yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,

ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang dapat diukur dengan

ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter) umur tulang dan

keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 1995).

Perkembangan adalah suatu pertumbuhan dan perluasan secara bertahap,

dimulai dari hal yang sederhana kepada hal yang lebih kompleks. Perkembangan

merupakan pemunculan dan perluasan kemampuan individu untuk membantu dalam

melakukan fungsinya melalui perubahan pematangan dan pembelajaran (Whaley &

Wong, 2002).

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi

biologinya, tingkat tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil interaksi

beberapa faktor yang saling berkaitan (Soetjiningsih, 1995).

a. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam memcapai hasil akhir proses

tumbuh kembang anak. Yang termasuk faktor genetik antara lain bergabai faktor

bawaan yang normal dan patologi, jenis kelamin, suku bangsa dan bangsa.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapainya atau

tidaknya potensi bawaan, sedangkan lingkungan yang kurang akan

menghambatnya. Lingkungan ini merupakan bio-psiko-sosial dan perilaku.

Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi faktor yang mempengaruhi

Page 5: BAB 2

anak pada waktu masih didalam kandungan dan faktor yang mempengaruhi

tumbuh kembang anak setelah lahir.

c. Faktor Hormonal

Faktor hormonal merupakan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Yang termasuk faktor hormonal antara lain insulin, tiroid, hormon sex dan steroid

(Suriviana, 2007).

Perkembangan anak sangat dipengaruhi ketiga hal tersebut yaitu faktor genetik,

lingkungan, dan hormonal. Faktor genetik disini adalah sesuatu yang tidak dapat diubah atau

sangat sedikit diubah lingkungan, sedangkan faktor lingkungan dapat dilakukan perubahan

sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada.

Menurut Wong (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah :

a. Keturunan

Keturunan mempunyai pengaruh dalam perkembangan. Jenis kelamin anak pada saat

konsepsi, mengarahkan pada pertumbuhan dan perilaku lainnya terhadap anak. Jenis

kelamin dan faktor lain penentu keturunan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan

kemajuan anak, ada hubungan yang sangat tinggi antara orang tua dan anak mengenai

ciri-ciri fisik seperti tinggi, berat dan tingkat pertumbuhan. Keturunan dapat mempengaruhi

pertumbuhan anak-anak dan mempengaruhi lingkungan mereka.

b. Neuroendokrin

Pusat pertumbuhan berada dibagian hypothalamus yang berperan menjaga pola-pola

perkembangan secara genetik. Beberapa hubungan fungsional yaitu sistem hypothalamus

dan sistem endokrin mempengaruhi pertumbuhan, selain itu berdasarkan observasi otot

skeletal dan saraf tertentu mempengaruhi pertumbuhan. Ada 3 hormon yaitu hormon

petumbuhan, hormone tyroid, hormon endrogen, ketika diberikan pada seseorang yang

kekurangan hormon, hormon ini akan merangsang metabolisme protein dan dengan

demikian akan menghasilkan atau memproduksi penyimpanan elemen-elemenn penting

untuk pembangunan protoplasma.

c. Nutrisi

Nutrisi merupakan satu-satunya pengaruh yang paling penting dalam pertumbuhan anak.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan makanan mengatur pertumbuhan pada setiap

perkembangan. Selama periode perkembangan prenatal kekurangan nutrisi akan

mempengaruhi perkembangan pada implantasi ovum hingga melahirkan. Masa

pertumbuhan pada anak-anak membutuhkan kalori yang sangat tinggi, terbukti dengan

peningkatan secara cepat tinggi dan berat badan anak.

Page 6: BAB 2

d. Hubungan antar perseorangan

Hubungan dengan orang lain mempunyai peran kritis dalam perkembangan, khususnya

perkembangan emosi, intelektual, dan kepribadian. Seorang ibu mempunyai pengaruh

besar terhadap bayi selama masa kehamilan, sosok seorang ibulah yang memberikan

kebutuhan dasar pada masa pertumbuhan. Kebutuhan dasar bagi anak itu berupa

makanan, kehangatan, kenyamanan dan kasih sayang, melalui orang tua seorang anak

belajar mengenal dunia dan perasaan aman untuk memberanikan diri dalam pergaulan

yang lebih luas.

e. Tingkat sosial ekonomi

Tingkat sosial ekonomi keluarga mempunyai dampak yang signifikan terhadap

pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Pada semua usia anak-anak dari keluarga

kelas menengah dan atas lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga

dengan kelas sosial ekonomi yang rendah. Penyebab perbedaan ini kurang pasti,

meskipun kesehatan dan nutrisi si miskin dari level sosial ekonomi rendah mungkin menjadi

faktor-faktor yang penting. Sumber makanan bernutrisi khususnya protein merupakan

sesuatu yang jarang dikonsumsi dan ketidakteraturan dalam pola makan, tidur dan olah

raga, merupakan faktor yang berperan penting. Keluarga dari kelompok sosial ekonomi

rendah kurang pengetahuan atau sumber-sumbet yang dibutuhkan untuk menyediakan

lingkungan yang aman, mendukung dan sehat yang bisa mempercepat perkembangan

yang optimum pada anak.

f. Penyakit

Perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu dari manifestasi klinis

penyakit keturunan. Pertumbuhan yang terhambat dinilai secara khusus dalam penyakit

atau kelainan skeletal, seperti bentuk dari kekerdilan salah satu dari abnormal kromosom

(syndrom turner). Banyak ketidakteraturan metabolisme, seperti penyakit vitamin D,

kelainan endrokin sejalan dengan pola pertumbuhan normal.

B. Tumbuh Kembang Anak Prasekolah

1. Definisi Tumbuh Kembang

1.1 Definisi Pertumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata yang berbeda, namun

tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (growth) merupakan

peningkatan jumlah dan ukuran sel pada membelah diri dan sintesis protein baru,

Page 7: BAB 2

menghasilkan peningkatan ukurandan berat seluruh atau sebagian sel (Wong,

2008, hlm.109).

1.2 Definisi Perkembangan

Perkembangan (development) merupakan perubahan dan perluasan secara

bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari dari yang lebih rendah ke yang

lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan,

maturasi serta pembelajaran (Wong,2008, hlm.109).

1.3 Pertumbuhan Anak Prasekolah

Pertumbuhan masa prasekolah pada anak yaitu pada pertumbuhan fisik,

khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2 kg,

kelihatan kurus, akan tetapi aktivitas motoriknya tinggi, dimana sistem tubuh sudah

mencapai kematangan, seperti berjalan, melompat, dan lain-lain. Sedangkan pada

pertumbuhan tinggi badan anak kenaikannya rata-rata akan mencapai 6,75-7,5 cm

setiap tahunnya (Hidayat, 2009, hlm. 25).

1.4 Konsep Perkembangan Anak Prasekolah

Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti. Masa

prasekolah merupakan fase perkembangan individu dapat usia 2-6 tahun,

perkembangan pada masa ini merupakan masa perkembangan yang pendek

tetapi merupakan masa yang sangat penting (Fikriyanti, 2013, hlm.18).

2. Teori-Teori Perkembangan

2.1 Teori Perkembangan kognitif (Jean Piaget)

Perkembangan kognitif menurut Piaget merupakan perubahan-perubahan yang

terkait usia yang terjadi dalam aktifitas mental. Ia juga menyebutkan bahwa

kesuksesan perkembangan kognitif mengikuti prosses yang urutannya melewati

empat fase, yaitu fase sensorimotorik (0-2 tahun), fase pra-operasional (2-7 tahun),

fase operasional (7-11 tahun)dan fase operasional formal (>11 tahun) (Wong, 2008,

hlm 118).

Dalam teori perkembangan ini anak prasekolah termasuk dalam fase pra-

operasional, fase pra-operasional anakbelum mampu mengoperasionalisasikan apa

yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak (Wong, 2008, hlm 119).

2.2 Teori Perkembangan Psikososial (Erikson)

Menurut Santrock (2011), Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Erikson

yang mengemukakan bahwa perkembangan anak selalu dipengaruhi oleh motivasi

Page 8: BAB 2

sosial dan mencerminkan suatu keinginan untuk berhubungan dengan orang lain.

Untuk mencapai kematangan kepribadian psikososial anak harus melewati

beberapa tahap yaitu : tahap percaya dan tidak percaya (1-3 tahun), tahap

kemandirian versus malu-malu (2-4 tahun), tahap inisiatif versus rasa bersalah (3-6

tahun), tahap terampil versus minder (6-12 tahun), tahap identidas versus

kebingungan peran (12-18 tahun) (Wong, 2008, hlm 117).

Dalam teori perkembangan psikososial anak prasekolah termasuk dalam tahap

perkembangan inisiatif versus rasa bersalah. Pada tahap ini anak mulai mencari

pengalaman baru secara aktif. Apabila anak menapat dukungan dari orang tuanya

untuk mengekplorasikan keingintahuannya maka anak akan mengambil inisiatif

untuk suatu tindakan yang akan dilakukan, tetapi bila dilarang atau dicegah maka

akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak (Wong, 2008, hlm 118).

2.3 Teori Perkembangan Psikoseksual (Freud)

Teori perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmun

Freud, ia menggunakan istilah psikoseksual untuk menjelaskan segala kesenangan

seksual. Selama masa kanak-kanak bagian-bagian tubuh tertentu memiliki makna

psikologik yang menonjol sebagai sumber kesenangan baru dan konflik baru yang

secara bertahap bergeser dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain pada tahap-

tahap perkembangan tertentu. Dalam perkembangan psikoseksual anak dapat

melalui tahapan yaitu: tahap oral (0-1tahun), tahap anal (1-3 tahun), tahap falik (3-6

tahun), tahap laten (6-12 tahun),dan tahap genital (>12 tahun) ((Wong, 2008, hlm

117).

Dalam teori perkembangan psikoseksual anak prasekolah termasuk dalam

tahap phalilc, dalam tahap ini genital menjadi area tubuh yang menarik dan sensitif

anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dan menjadi ingin tahu tentang

perbedaan tersebut (Wong, 2008, hlm 117).

2.4 Teori Perkembangan Moral (Kohlberg)

Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Kohlberg dengan memandang

tumbuh kembang anak ditinjau dari segi moralitas anak dalam menghadapi

kehidupan, tahapan perkembangan moral yaitu: tahap prakonvensional (orientasi

pada hukum dan kepatuhan), tahap prakonvensional (orientasi instrumental bijak),

tahap konvensional, tahap pasca konvensional (orientasi kontak sosial) (Wong,

2008, hlm 119).

Page 9: BAB 2

Dalam teori perkembangan moral anak prasekolah termasuk dalam tahap

prakonvensional, dalam tahap perkembangan ini anak terorientasi secara budaya

dengan label baik atau buruk, anak-anak menetapkan baik atau buruknya suatu

tindakan dari konsekuensi tindakan tersebut. Dalam tahap ini anak tidak memiliki

konsep tatanan moral, mereka menentukan prilaku yang benar terdiri atas sesuatu

yang memuaskan kebutuhan mereka sendiri meskipun terkadang kebutuhan orang

lain. Hal tersebut diinterprestasikan dengan cara yang sangat konkrit tanpa

kesetiaan, rasa terimakasih atau keadilan (Wong, 2008, hlm. 120).

3. Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan

Menurut Santrock (2011), Perkembangan dan pertumbuhan mengikuti prinsip

cephalocaudal dan proximodistal. Prinsip cephalocaudal merupakan rangkaian

dimana pertumbuhan yang tercepat selalu terjadi diatas, yaitu di kepala.

Pertumbuhan fisik dan ukuran secara bertahap bekerja dari atas kebawah,

perkembangan sensorik dan motorik juga berkembang menurut prinsip ini,

contohnya bayi biasanya menggunakan tubuh bagian atas sebelum meeraka

menggunakan tubuh bagian bawahnya.

Prinsip proximodistal (dari dalam keluar) yaitu pertumbuhan dan perkembangan

bergerak dari tubuh bagian dalam ke luar. Anak-anak belajar mengembangkan

kemampuan tangan dan kaki bagian atas ( yang lebih dekat dengan bagian tengah

tubuh) abru kemudian bagian yang lebih jauh, dilanjutkan dengan kemampuan

menggunakan telapak tangan dan kaki dan akhirnya jari-jari tangan dan kaki

( Papalia, dkk, 2010, hlm 170).

4. Aspek–Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan

4.1 Aspek Pertumbuhan

Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri,

pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang

badan), lingkar kepala.

Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau

penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan

digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik sedangkan

pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan otak.

Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya reterdasi mental, apabila

otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi akibat penyumbatan cairan

serebrospinal (Hidayat, 2011, hlm 37).

Page 10: BAB 2

4.2 Aspek perkembangan

a. Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas

otot yang besar seperti gerakan lengan dan berjalan (Santrock, 2011, hlm

210). Perkembangan motorik kasar pada masa prasekolah, diawali dengan

kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat

dengan satu kaki, membuat posisi merangkak dan lain-lain (Hidayat, 2009,

hlm.25).

b. Motorik halus (fine motor Skills) merupakan keterampilan fisik yang

melibatkan otot kecil dan koordinasi meta dan tangan yang memerlukan

koordinasi yang cermat (Papilia, Old & Feldman, 2010, hlm. 316).

Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan

jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, menggambar orang, mampu

menjepit benda, melambaikan tangan dan sebagainya (Hidayat, 2009,

hlm.26).

c. Bahasa (language)adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap

suara, mengkuti perintah dan dan berbicara spontan. Pada perkembangan

bahasa diawali mampu menyebut hingga empat gambar, menyebut satu

hingga dua warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung, mengartikan

dua kata, meniru berbagai bunyi, mengerti larangan dan sebagainya

(Hidayat, 2009, hlm.26).

d. Prilaku sosial (personal social) adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Perkembangan adaptasi sosial pada anak prasekolah yaitu dapat berrmain

dengan permainan sederhana, mengenali anggota keluarganya, menangis

jika dimarahi, membuat permintaan yang sederhana dengan gaya tubuh,

menunjukan peningkatan kecemasan terhadapa perpisahan dan sebagainya

(Hidayat, 2009, hlm.26). Untuk menilai perkembangan anak yang dapat

dilakukan adalah dengan wawancara tentang faktor kemungkinan yang

menyebabkan gangguan dalam perkembangan, kemudian melakukan tes

skrining perkembangan anak (Hidayat, 2009, hlm. 38).

5. Tahap Perkembangan Anak Prasekolah

Menurut Wong (2008), priode prasekolah dimulai dari usia 3-6 tahun periode ini

dimulai dari waktu anak bergerak sambil berdiri sampai mereka masuk sekolah, dicirikan

dengan aktivitas yang tinggi. Pada masa ini merupakan perkembangan fisik dan

Page 11: BAB 2

kepribadian yang pesat, kemampuan interaksi sosial lebih luas, memulai konsep diri,

perkembangan motorik berlangsung terus menerus ditandai keterampilan motorik

seperti berjalan, berlari dan melompat.

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Prasekolah

Menurut Hidayat (2009) Proses Percepatan dan Perlambatan Tumbuh kembang

anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

a. Faktor Herediter

Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam

mencapai tumbuh kembang. Yang termasuk faktor herediter adalah bawaan, jenis

kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan

kecepatan alam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhaap

rangsangan, umur puberitas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, lingkungan postnatal,

dan faktor hormonal. Faktor pranatal merupakan lingkungan dalam kandungan,

mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, posisi janin,

pengunaan obat-obatan , alkohol atau kebiasaan merokok. Faktor lingkungan pasca

lahir yang mempengaruhi tumbuh kembang anak meliputi budaya lingkungan, sosial

ekonomi, keluarga. nutrisi, posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan.

Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain :

somatotrofin (growth Hormon) yang berperan alam mempengaruhi pertumbuhan

tinggi badan, dengan menstimulasi terjadinya poliferasi sel kartigo dan sistem

skeletal. Hormon tiroid menstimulasi metabolisme tubuh, glukokartikoid menstimulasi

pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium

untuk memproduksi esterogen selanjutnya hormon tersebut menstimulasi

perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai

dengan peran hormonnya.

7. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Prasekolah

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6 tahun agar

anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi

rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh

kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah atau yang merupakan orang terdekat anak

(Depkes, 2012, hlm.15).

Page 12: BAB 2

Perkembangan kemampuan dasar anak mempunyai pola yang tetap dan

berlangsung secara berurutan, dengan demikian stimulasi yang diberikan kepada anak

dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak dapat diberikan

orang tua atau keluarga sesuai dengan pembagian kelompok umur stimulasi (Depkes,

2012, hlm.15).

Tabel 2.1. Kelompok umur stimulasi anak (Depkes, 2012, hlm. 15).

Kemampuan anak prasekolah dirangsang dengan stimulasi terarah pada

kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa

serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.Stimulasi yang dilakukan pada

kemampuan gerak kasar pada anak prasekolah misalnya dengan mendorong anak

untuk bermain bola bersama temannya, permainan menjaga keseimbangan tubuh,

belari, melompat dengan satu kaki, diajari bermain sepeda, dan sebagainya (Depkes,

2012, hlm.37).

Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan gerak halus pada anak prasekolah

misalnya menulis namanya, menulis angka-angka, menggambar, berhitung, berlatih

mengingat, membuat sesuatu dari tanah liat atau lilin, bermain berjualan, belajar

mengukur dan lain-lain (Depkes, 2012, hlm.37).

Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bicara dan bahasa pada anak

prasekolah misalnya bermain tebak-tebakan, berlatih mengingat-ingat, menjawab

pertanyaan “mengapa?”, mengenal uang logam, mengamati atau meneliti keadaan

sekitanya dan lain-lain (Depkes, 2012, hlm.38).

Page 13: BAB 2

Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bersosialisasi dan kemandirian pada

anak prasekolah misalnya mendorong anak untuk berpakaian sendiri, menyimpan

mainan tanpa bantuan, ajak berbicara tentang apa yang dirasakan, berkomunikasi

dengan anak, berteman dan bergaul, mematuhi peraturan keluarga dan lain lain

(Depkes, 2012, hlm.39).