Download - BAB 2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di
masyarakat (Depkes RI, 2007).
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah
Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat
berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota
rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang
kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).
PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan
kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga,
artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk
memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan (Depkes RI, 2007).
2. Tujuan PHBS
1) Tujuan Umum
Meningkatnya rumah tangga sehat didesa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
2) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah
tangga untuk melaksanakan PHBS.
b. Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.
3. Manfaat PHBS
1) Manfaat PHBS bagi rumah tangga :
a. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya
kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk
kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan,
pemenuhan gizi kelu arga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan
keluarga.
2) Manfaat PHBS bagi masyarakat :
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan,
tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans
desa dan lain-lain.
4. Sasaran PHBS
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
1) Pasangan Usia Subur
2) Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
3) Anak dan Remaja
4) Usia Lanjut
5) Pengasuh Anak
5. Indikator dan Definisi Operasional PHBS
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah Tangga
Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS
dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat sebagai berikut :
7 Indikator PHBS di Rumah Tangga :
1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan (bidan, dokter dan tenaga para medis lainnya).
2) Bayi diberi ASI eksklusif
Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia 6
bulan.
3) Penimbangan bayi dan balita
Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita
setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gizi kurang
atau gizi buruk.
4) Mencuci tangan dengan air dan sabun
a) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan,
kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan
penyakit.
b) Sabun dapat mengikat lemak, kotoran dan membunuh kuman. Tanpa
sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
5) Menggunakan air bersih
Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur,membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian,
dan sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit atau
terhindar dari penyakit.
6) Menggunakan jamban sehat
Setiap rumah tangga harus memiliki dan menggunakan jamban leher angsa
dan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai penampung
akhir.
7) Rumah bebas jentik
Adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik berkala
tidak terdapat jentik nyamuk.
3 Indikator Gaya Hidup Sehat :
1) Makan buah dan sayur setiap hari
Adalah anggota keluarga umur 10 tahun ke atas yang mengkomsumsi
minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
2) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas melakukan aktivitas
fisik 30 menit setiap hari.
3) Tidak merokok dalam rumah
Anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak boleh merokok di dalam
rumah ketika berada bersama dengan anggota keluarga yang lainnya.
A. Tumbuh Kembang Anak
1. Pengertian
Anak adalah individu yang unik, yang mengalami tumbuh kembang serta
mempunyai kebutuhan biologis, psikologis, dan spiritual,yang harus dipenuhi
(Suherman, 2000). Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang
perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami tumbuh kembang
yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial
(Sacharin, 1996).
Menurut Soetjiningsih (1995) perkembangan adalah bertambahnya
kemampauan (skill) dalam stuktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang dapat diukur dengan
ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter) umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 1995).
Perkembangan adalah suatu pertumbuhan dan perluasan secara bertahap,
dimulai dari hal yang sederhana kepada hal yang lebih kompleks. Perkembangan
merupakan pemunculan dan perluasan kemampuan individu untuk membantu dalam
melakukan fungsinya melalui perubahan pematangan dan pembelajaran (Whaley &
Wong, 2002).
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi
biologinya, tingkat tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil interaksi
beberapa faktor yang saling berkaitan (Soetjiningsih, 1995).
a. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam memcapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Yang termasuk faktor genetik antara lain bergabai faktor
bawaan yang normal dan patologi, jenis kelamin, suku bangsa dan bangsa.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapainya atau
tidaknya potensi bawaan, sedangkan lingkungan yang kurang akan
menghambatnya. Lingkungan ini merupakan bio-psiko-sosial dan perilaku.
Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi faktor yang mempengaruhi
anak pada waktu masih didalam kandungan dan faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak setelah lahir.
c. Faktor Hormonal
Faktor hormonal merupakan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Yang termasuk faktor hormonal antara lain insulin, tiroid, hormon sex dan steroid
(Suriviana, 2007).
Perkembangan anak sangat dipengaruhi ketiga hal tersebut yaitu faktor genetik,
lingkungan, dan hormonal. Faktor genetik disini adalah sesuatu yang tidak dapat diubah atau
sangat sedikit diubah lingkungan, sedangkan faktor lingkungan dapat dilakukan perubahan
sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada.
Menurut Wong (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah :
a. Keturunan
Keturunan mempunyai pengaruh dalam perkembangan. Jenis kelamin anak pada saat
konsepsi, mengarahkan pada pertumbuhan dan perilaku lainnya terhadap anak. Jenis
kelamin dan faktor lain penentu keturunan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
kemajuan anak, ada hubungan yang sangat tinggi antara orang tua dan anak mengenai
ciri-ciri fisik seperti tinggi, berat dan tingkat pertumbuhan. Keturunan dapat mempengaruhi
pertumbuhan anak-anak dan mempengaruhi lingkungan mereka.
b. Neuroendokrin
Pusat pertumbuhan berada dibagian hypothalamus yang berperan menjaga pola-pola
perkembangan secara genetik. Beberapa hubungan fungsional yaitu sistem hypothalamus
dan sistem endokrin mempengaruhi pertumbuhan, selain itu berdasarkan observasi otot
skeletal dan saraf tertentu mempengaruhi pertumbuhan. Ada 3 hormon yaitu hormon
petumbuhan, hormone tyroid, hormon endrogen, ketika diberikan pada seseorang yang
kekurangan hormon, hormon ini akan merangsang metabolisme protein dan dengan
demikian akan menghasilkan atau memproduksi penyimpanan elemen-elemenn penting
untuk pembangunan protoplasma.
c. Nutrisi
Nutrisi merupakan satu-satunya pengaruh yang paling penting dalam pertumbuhan anak.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan makanan mengatur pertumbuhan pada setiap
perkembangan. Selama periode perkembangan prenatal kekurangan nutrisi akan
mempengaruhi perkembangan pada implantasi ovum hingga melahirkan. Masa
pertumbuhan pada anak-anak membutuhkan kalori yang sangat tinggi, terbukti dengan
peningkatan secara cepat tinggi dan berat badan anak.
d. Hubungan antar perseorangan
Hubungan dengan orang lain mempunyai peran kritis dalam perkembangan, khususnya
perkembangan emosi, intelektual, dan kepribadian. Seorang ibu mempunyai pengaruh
besar terhadap bayi selama masa kehamilan, sosok seorang ibulah yang memberikan
kebutuhan dasar pada masa pertumbuhan. Kebutuhan dasar bagi anak itu berupa
makanan, kehangatan, kenyamanan dan kasih sayang, melalui orang tua seorang anak
belajar mengenal dunia dan perasaan aman untuk memberanikan diri dalam pergaulan
yang lebih luas.
e. Tingkat sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi keluarga mempunyai dampak yang signifikan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Pada semua usia anak-anak dari keluarga
kelas menengah dan atas lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga
dengan kelas sosial ekonomi yang rendah. Penyebab perbedaan ini kurang pasti,
meskipun kesehatan dan nutrisi si miskin dari level sosial ekonomi rendah mungkin menjadi
faktor-faktor yang penting. Sumber makanan bernutrisi khususnya protein merupakan
sesuatu yang jarang dikonsumsi dan ketidakteraturan dalam pola makan, tidur dan olah
raga, merupakan faktor yang berperan penting. Keluarga dari kelompok sosial ekonomi
rendah kurang pengetahuan atau sumber-sumbet yang dibutuhkan untuk menyediakan
lingkungan yang aman, mendukung dan sehat yang bisa mempercepat perkembangan
yang optimum pada anak.
f. Penyakit
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu dari manifestasi klinis
penyakit keturunan. Pertumbuhan yang terhambat dinilai secara khusus dalam penyakit
atau kelainan skeletal, seperti bentuk dari kekerdilan salah satu dari abnormal kromosom
(syndrom turner). Banyak ketidakteraturan metabolisme, seperti penyakit vitamin D,
kelainan endrokin sejalan dengan pola pertumbuhan normal.
B. Tumbuh Kembang Anak Prasekolah
1. Definisi Tumbuh Kembang
1.1 Definisi Pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata yang berbeda, namun
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (growth) merupakan
peningkatan jumlah dan ukuran sel pada membelah diri dan sintesis protein baru,
menghasilkan peningkatan ukurandan berat seluruh atau sebagian sel (Wong,
2008, hlm.109).
1.2 Definisi Perkembangan
Perkembangan (development) merupakan perubahan dan perluasan secara
bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari dari yang lebih rendah ke yang
lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan,
maturasi serta pembelajaran (Wong,2008, hlm.109).
1.3 Pertumbuhan Anak Prasekolah
Pertumbuhan masa prasekolah pada anak yaitu pada pertumbuhan fisik,
khususnya berat badan mengalami kenaikan rata-rata pertahunnya adalah 2 kg,
kelihatan kurus, akan tetapi aktivitas motoriknya tinggi, dimana sistem tubuh sudah
mencapai kematangan, seperti berjalan, melompat, dan lain-lain. Sedangkan pada
pertumbuhan tinggi badan anak kenaikannya rata-rata akan mencapai 6,75-7,5 cm
setiap tahunnya (Hidayat, 2009, hlm. 25).
1.4 Konsep Perkembangan Anak Prasekolah
Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti. Masa
prasekolah merupakan fase perkembangan individu dapat usia 2-6 tahun,
perkembangan pada masa ini merupakan masa perkembangan yang pendek
tetapi merupakan masa yang sangat penting (Fikriyanti, 2013, hlm.18).
2. Teori-Teori Perkembangan
2.1 Teori Perkembangan kognitif (Jean Piaget)
Perkembangan kognitif menurut Piaget merupakan perubahan-perubahan yang
terkait usia yang terjadi dalam aktifitas mental. Ia juga menyebutkan bahwa
kesuksesan perkembangan kognitif mengikuti prosses yang urutannya melewati
empat fase, yaitu fase sensorimotorik (0-2 tahun), fase pra-operasional (2-7 tahun),
fase operasional (7-11 tahun)dan fase operasional formal (>11 tahun) (Wong, 2008,
hlm 118).
Dalam teori perkembangan ini anak prasekolah termasuk dalam fase pra-
operasional, fase pra-operasional anakbelum mampu mengoperasionalisasikan apa
yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak (Wong, 2008, hlm 119).
2.2 Teori Perkembangan Psikososial (Erikson)
Menurut Santrock (2011), Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Erikson
yang mengemukakan bahwa perkembangan anak selalu dipengaruhi oleh motivasi
sosial dan mencerminkan suatu keinginan untuk berhubungan dengan orang lain.
Untuk mencapai kematangan kepribadian psikososial anak harus melewati
beberapa tahap yaitu : tahap percaya dan tidak percaya (1-3 tahun), tahap
kemandirian versus malu-malu (2-4 tahun), tahap inisiatif versus rasa bersalah (3-6
tahun), tahap terampil versus minder (6-12 tahun), tahap identidas versus
kebingungan peran (12-18 tahun) (Wong, 2008, hlm 117).
Dalam teori perkembangan psikososial anak prasekolah termasuk dalam tahap
perkembangan inisiatif versus rasa bersalah. Pada tahap ini anak mulai mencari
pengalaman baru secara aktif. Apabila anak menapat dukungan dari orang tuanya
untuk mengekplorasikan keingintahuannya maka anak akan mengambil inisiatif
untuk suatu tindakan yang akan dilakukan, tetapi bila dilarang atau dicegah maka
akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak (Wong, 2008, hlm 118).
2.3 Teori Perkembangan Psikoseksual (Freud)
Teori perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmun
Freud, ia menggunakan istilah psikoseksual untuk menjelaskan segala kesenangan
seksual. Selama masa kanak-kanak bagian-bagian tubuh tertentu memiliki makna
psikologik yang menonjol sebagai sumber kesenangan baru dan konflik baru yang
secara bertahap bergeser dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain pada tahap-
tahap perkembangan tertentu. Dalam perkembangan psikoseksual anak dapat
melalui tahapan yaitu: tahap oral (0-1tahun), tahap anal (1-3 tahun), tahap falik (3-6
tahun), tahap laten (6-12 tahun),dan tahap genital (>12 tahun) ((Wong, 2008, hlm
117).
Dalam teori perkembangan psikoseksual anak prasekolah termasuk dalam
tahap phalilc, dalam tahap ini genital menjadi area tubuh yang menarik dan sensitif
anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dan menjadi ingin tahu tentang
perbedaan tersebut (Wong, 2008, hlm 117).
2.4 Teori Perkembangan Moral (Kohlberg)
Teori perkembangan moral dikemukakan oleh Kohlberg dengan memandang
tumbuh kembang anak ditinjau dari segi moralitas anak dalam menghadapi
kehidupan, tahapan perkembangan moral yaitu: tahap prakonvensional (orientasi
pada hukum dan kepatuhan), tahap prakonvensional (orientasi instrumental bijak),
tahap konvensional, tahap pasca konvensional (orientasi kontak sosial) (Wong,
2008, hlm 119).
Dalam teori perkembangan moral anak prasekolah termasuk dalam tahap
prakonvensional, dalam tahap perkembangan ini anak terorientasi secara budaya
dengan label baik atau buruk, anak-anak menetapkan baik atau buruknya suatu
tindakan dari konsekuensi tindakan tersebut. Dalam tahap ini anak tidak memiliki
konsep tatanan moral, mereka menentukan prilaku yang benar terdiri atas sesuatu
yang memuaskan kebutuhan mereka sendiri meskipun terkadang kebutuhan orang
lain. Hal tersebut diinterprestasikan dengan cara yang sangat konkrit tanpa
kesetiaan, rasa terimakasih atau keadilan (Wong, 2008, hlm. 120).
3. Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan
Menurut Santrock (2011), Perkembangan dan pertumbuhan mengikuti prinsip
cephalocaudal dan proximodistal. Prinsip cephalocaudal merupakan rangkaian
dimana pertumbuhan yang tercepat selalu terjadi diatas, yaitu di kepala.
Pertumbuhan fisik dan ukuran secara bertahap bekerja dari atas kebawah,
perkembangan sensorik dan motorik juga berkembang menurut prinsip ini,
contohnya bayi biasanya menggunakan tubuh bagian atas sebelum meeraka
menggunakan tubuh bagian bawahnya.
Prinsip proximodistal (dari dalam keluar) yaitu pertumbuhan dan perkembangan
bergerak dari tubuh bagian dalam ke luar. Anak-anak belajar mengembangkan
kemampuan tangan dan kaki bagian atas ( yang lebih dekat dengan bagian tengah
tubuh) abru kemudian bagian yang lebih jauh, dilanjutkan dengan kemampuan
menggunakan telapak tangan dan kaki dan akhirnya jari-jari tangan dan kaki
( Papalia, dkk, 2010, hlm 170).
4. Aspek–Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan
4.1 Aspek Pertumbuhan
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri,
pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang
badan), lingkar kepala.
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan
digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik sedangkan
pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan otak.
Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya reterdasi mental, apabila
otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi akibat penyumbatan cairan
serebrospinal (Hidayat, 2011, hlm 37).
4.2 Aspek perkembangan
a. Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas
otot yang besar seperti gerakan lengan dan berjalan (Santrock, 2011, hlm
210). Perkembangan motorik kasar pada masa prasekolah, diawali dengan
kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat
dengan satu kaki, membuat posisi merangkak dan lain-lain (Hidayat, 2009,
hlm.25).
b. Motorik halus (fine motor Skills) merupakan keterampilan fisik yang
melibatkan otot kecil dan koordinasi meta dan tangan yang memerlukan
koordinasi yang cermat (Papilia, Old & Feldman, 2010, hlm. 316).
Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan
jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, menggambar orang, mampu
menjepit benda, melambaikan tangan dan sebagainya (Hidayat, 2009,
hlm.26).
c. Bahasa (language)adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara, mengkuti perintah dan dan berbicara spontan. Pada perkembangan
bahasa diawali mampu menyebut hingga empat gambar, menyebut satu
hingga dua warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung, mengartikan
dua kata, meniru berbagai bunyi, mengerti larangan dan sebagainya
(Hidayat, 2009, hlm.26).
d. Prilaku sosial (personal social) adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Perkembangan adaptasi sosial pada anak prasekolah yaitu dapat berrmain
dengan permainan sederhana, mengenali anggota keluarganya, menangis
jika dimarahi, membuat permintaan yang sederhana dengan gaya tubuh,
menunjukan peningkatan kecemasan terhadapa perpisahan dan sebagainya
(Hidayat, 2009, hlm.26). Untuk menilai perkembangan anak yang dapat
dilakukan adalah dengan wawancara tentang faktor kemungkinan yang
menyebabkan gangguan dalam perkembangan, kemudian melakukan tes
skrining perkembangan anak (Hidayat, 2009, hlm. 38).
5. Tahap Perkembangan Anak Prasekolah
Menurut Wong (2008), priode prasekolah dimulai dari usia 3-6 tahun periode ini
dimulai dari waktu anak bergerak sambil berdiri sampai mereka masuk sekolah, dicirikan
dengan aktivitas yang tinggi. Pada masa ini merupakan perkembangan fisik dan
kepribadian yang pesat, kemampuan interaksi sosial lebih luas, memulai konsep diri,
perkembangan motorik berlangsung terus menerus ditandai keterampilan motorik
seperti berjalan, berlari dan melompat.
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Prasekolah
Menurut Hidayat (2009) Proses Percepatan dan Perlambatan Tumbuh kembang
anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
a. Faktor Herediter
Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam
mencapai tumbuh kembang. Yang termasuk faktor herediter adalah bawaan, jenis
kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan
kecepatan alam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhaap
rangsangan, umur puberitas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, lingkungan postnatal,
dan faktor hormonal. Faktor pranatal merupakan lingkungan dalam kandungan,
mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, posisi janin,
pengunaan obat-obatan , alkohol atau kebiasaan merokok. Faktor lingkungan pasca
lahir yang mempengaruhi tumbuh kembang anak meliputi budaya lingkungan, sosial
ekonomi, keluarga. nutrisi, posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan.
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain :
somatotrofin (growth Hormon) yang berperan alam mempengaruhi pertumbuhan
tinggi badan, dengan menstimulasi terjadinya poliferasi sel kartigo dan sistem
skeletal. Hormon tiroid menstimulasi metabolisme tubuh, glukokartikoid menstimulasi
pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium
untuk memproduksi esterogen selanjutnya hormon tersebut menstimulasi
perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai
dengan peran hormonnya.
7. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Prasekolah
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6 tahun agar
anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi
rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh
kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah atau yang merupakan orang terdekat anak
(Depkes, 2012, hlm.15).
Perkembangan kemampuan dasar anak mempunyai pola yang tetap dan
berlangsung secara berurutan, dengan demikian stimulasi yang diberikan kepada anak
dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak dapat diberikan
orang tua atau keluarga sesuai dengan pembagian kelompok umur stimulasi (Depkes,
2012, hlm.15).
Tabel 2.1. Kelompok umur stimulasi anak (Depkes, 2012, hlm. 15).
Kemampuan anak prasekolah dirangsang dengan stimulasi terarah pada
kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa
serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.Stimulasi yang dilakukan pada
kemampuan gerak kasar pada anak prasekolah misalnya dengan mendorong anak
untuk bermain bola bersama temannya, permainan menjaga keseimbangan tubuh,
belari, melompat dengan satu kaki, diajari bermain sepeda, dan sebagainya (Depkes,
2012, hlm.37).
Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan gerak halus pada anak prasekolah
misalnya menulis namanya, menulis angka-angka, menggambar, berhitung, berlatih
mengingat, membuat sesuatu dari tanah liat atau lilin, bermain berjualan, belajar
mengukur dan lain-lain (Depkes, 2012, hlm.37).
Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bicara dan bahasa pada anak
prasekolah misalnya bermain tebak-tebakan, berlatih mengingat-ingat, menjawab
pertanyaan “mengapa?”, mengenal uang logam, mengamati atau meneliti keadaan
sekitanya dan lain-lain (Depkes, 2012, hlm.38).
Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bersosialisasi dan kemandirian pada
anak prasekolah misalnya mendorong anak untuk berpakaian sendiri, menyimpan
mainan tanpa bantuan, ajak berbicara tentang apa yang dirasakan, berkomunikasi
dengan anak, berteman dan bergaul, mematuhi peraturan keluarga dan lain lain
(Depkes, 2012, hlm.39).