bab 2
DESCRIPTION
COntoh Bab 2 Sistem Informasi Sumber Daya ManusiaTRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Rancang Bangun
Dalam penelitian ini dibahas mengenai rancang bangun sistem.
Perancangan sistem merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan
hasil analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk
mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem
diimplementasikan. Pembangunan sistem adalah kegiatan menciptakan
sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik
secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002). Kata ’rancang’
merupakan kata dasar dari perancangan yang berarti mendeskripsikan atau
menggambarkan. Sedangkan kata ’bangun’ merupakan kata dasar dari
pembangunan yang berarti menyusun atau mendirikan. Jadi rancang bangun
dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang mendeskripsikan
penyusunan komponen-komponen yang ada untuk menghasilkan sesuatu
yang baru.
2.2 Konsep Sistem Informasi
2.2.1 Definisi Sistem
Definisi sistem bekembang sesuai konteks dimana pengertian
sistem itu digunakan. Berikut akan diberikan definisi sistem secara
umum:
a. Kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang sama (Jogiyanto, 2005).
b. Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jogiyanto, 2005).
c. Suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang
tertentu (Jogiyanto, 2005).
d. Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait
dan bekerja sama untuk memproses masukan (input) yang
ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut
sampai menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan (Kadir,
2003).
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu
mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem
(boundary), lingkungan luar (environments), penghubung (interface),
masukan (input), keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran
(objectives) atau tujuan (goal) (Jogiyanto, 2001).
1. Komponen-komponen sistem (Components)
Komponen sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan. Komponen atau elemen sistem dapat berupa subsistem atau beberapa bagian sistem. Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batas sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan lingkungannya atau dengan sistem lainnya. Batas sistem inilah yang membuat sistem dipandang sebagai satu kesatuan.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem yang mempengaruhi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan sistem atau merugikan sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Penghubung inilah yang menyebabkan beberapa subsistem berintegrasi dan membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukkan adalah sesuatu yang dimasukkan ke dalam sistem yang berasal dari lingkungan. Masukan dapat berupa peralatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang diproses agar didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya sedangkan data adalah signal input utuk diolah menjadi informasi.
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
7. Pengolah Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
8. Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan (Goal)
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak mempunyai sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
2.2.2 Definisi Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Informasi juga dapat
diartikan sebagai rangkaian data yang mempunyai sifat sementara,
tergantung pada waktu dan mampu memberi kejutan pada penerimanya.
Intensitas dan lamanya kejutan dari sebuah informasi disebut sebagai
nilai informasi. Informasi yang tidak mempunyai nilai biasanya karena
rangkaian data yang tidak lengkap atau kadaluarsa (Jogiyanto, 2001).
Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan
biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dapat dikatakan bernilai
jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk
mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang
digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk
beberapa kegunaan, sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk
menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu
dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi
dinikmati tidak hanya oleh satu perusahaan (Jogiyanto, 2001). Dan
informasi yang baik adalah informasi yang berkualitas, informasi yang
berkualitas tergantung dari tiga hal (Kadir, 2003) yaitu:
a. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
menyesatkan dan harus jelas dalam mencerminkan maksudnya.
b. Tepat waktu
Informasi yang dihasilkan tidak boleh terlambat datang kepada
penerima informasi. Informasi yang sudah usang tidak memiliki
nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam mengambil
keputusan. Jika pengambilan keputusan terlambat akan berakibat
fatal untuk organisasi.
c. Relevan
Memiliki makna bahwa informasi mempunyai manfaat yang baik
bagi penerimanya.
2.2.3 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan
sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input)
menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran-sasaran
perusahaan (Kadir, 2003).
Dalam suatu sistem informasi terdapat beberapa komponen yaitu
hardware, software, prosedur, orang, database, jaringan komputer dan
komunikasi data (Kadir, 2003):
a. Perangkat keras (hardware)
Mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer dan printer.
b. Perangkat lunak (software)
Mengumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras
dalam memproses data.
c. Prosedur (procedure)
Sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosessan
data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
d. Orang (brainware)
Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem
informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.
e. Basis data (database)
Sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dangan
penyimpanan data.
f. Jaringan komputer dan komunikasi data
Sistem penghubung yang memungkinkan sumber dipakai secara
bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
2.2 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam
organisasi. Werther dan Davis yang dikutip oleh Edy Sutrisno menyatakan bahwa
sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi (Werther dan Davis dalam Sutrisno, 2009:1).
Timbulnya kebutuhan untuk membantu organisasi dalam melaksanakan tujuannya
merupakan profesionalisme dalam bekerja. Kebutuhan akan profesionalisme
menunjukkan bahwa semakin berperannya sumber daya manusia dalam mencapai
keberhasilan organisasi.
Tujuan organisasi agar dapat tercapai dengan baik, dibutuhkan sumber daya
manusia yang memenuhi syarat-syarat dan kriteria organisasi (Sofyandi, 2008:53).
Menurut Hadari Nawawi dalam Sulistiyani dan Rosidah (2003:9) yang dimaksud
sebagai sumber daya manusia meliputi tiga pengertian, yaitu:
1. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan
suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau
karyawan).
2. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
3. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan asset dan
berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam
organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata
(real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensinya.
2.3 Konsep Dasar Website
Aplikasi web adalah sebuah sistem informasi yang mendukung interaksi
pengguna melalui atarmuka berbasis web. Fitur-fitur aplikasi web biasanya
berupa data persistance, mendukung transaksi dan komposisi halaman web
dinamis yang dapat dipertimbangkan sebagai hibridisasi antara hipermedia
dan sistem informasi. Aplikasi web adalah bagian dari client-side yang dapat
dujalankan oleh browser web. Client-side mempunyai tanggung jawab untuk
pengeksekusian proses bisnis Interaksi web dibagi ke dalam tiga langkah
(Simarmata, 2010), yaitu:
1. Permintaan
Pengguna mengirimkan permintaan ke server web, biasanya via halaman
web yang di tampilakan pada browser web.
2. Pemrosesan
Server web menerima permintaan yang dikirimkan oleh pengguna
kemudian memproses permintaan tersebut.
3. Jawaban
Browser menampilkan hasil dari permintaan pada jendela browser.
Dan aplikasi web di klasisfikasikan menjadi 3 jenis yang utama
(Simarmata, 2010), yaitu sebagai berikut:
1. Pelanggan berhadapan dengan aplikasi
Aplikasi ini biasa dikenal dengan situs e-commerce atau B2C (business to
customer), yaitu para pelanggan biasanya dapat memilih produk atau jasa
yang dibeli dengan menggunakan kartu belanja (shopping card) dan
metode pembayaran (payment method).
2. Pegawai berhadapan dengan aplikasi yang menggunakan intranet didalam
perusahaan
Salah satu contohnya adalah aplikasi laporan akuntansi perusahaan dan
laporan pengeluaran pegawai. Aplikasi ini sebelumnya di operasika pada
jaringan client-server internal dan sekarang aplikasi ini sudah web-
enabled sehingga penggunaan dan penyebarannya menjadi lebih mudah.
3. Aplikasi yang berhadapan antara pelanggan dengan penyalur
Aplikasi ini dikenal sebagai situs B2B (business to business) dan
menggunakan ekstranet, perluasan dari internet yang mengizinkan
perusahaan di sisi luar untuk bekerja di dalam ruang yang terlindungi kata
sandi dan menyediakan suatu jaminan untuk berbagi informasi yang
terpilih.Aplikasi web sendiri dapat dibagi menjadi web statis dan web
dinamis. Web statis dibentuk dengan menggunakan HTML saja.
Kekurangan aplikasi ini terletak pada keharusan untuk mememlihara
program secara terus-menerus untuk mengikuti setiap perubahan yang
terjadi. Kelamahan ini dapat diatasi dengan model aplikasi web dinamis.
Web dinamis adalah web yang menampilkan informasi yang bersifat
dinamis dan dapat saling berinteraksi dengan user. Biasanya untuk web
statis yang ditonjolkan adalah sisi tampilan yang banyak mengandung
grafis sehingga untuk merancang web statis tidak diperlukan kemampuan
pemrograman yang handal.
Dengan memperluas kemampuan HTML, yakni dengan menggunakan
perangkat lunak tambahan. Perubahan informasi dalam halaman-halaman
web dapat ditangani melalui perubahan data, bukan melalui perubahan
program. Sebagai implementasinya, aplikasi web dapat dikoneksikan ke basis
data. Dengan demikian perubahan informasi dapat dilakukan oleh operator
atau yang bertanggung jawab terhadap kemutakhiran data, dan tidak menjadi
tanggung jawab pemrogram atau webmaster.
2.4 Pemrograman PHP
PHP (php hypertext preprocessor) yang merupakan bahasa pemrograman
berbasis web yang memiliki kemampuan untuk memproses data dinamis.
PHP dikatakan sebagai sebuah server-side embedded script language yang
artinya sintaks-sintaks dan perintah yang kita berikan akan sepenuhnya
dijalankan oleh server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa. Aplikasi-
aplikasi yang dibangun oleh PHP pada umumnya akan memberikan hasil
pada web browser, Tapi prosesnya secara keseluruhan dijalankan di server.
Pada prinsipnya server akan bekerja apabila ada permintaan dari client
menggunakan kode-kode PHP untuk mengirimkan permintaan ke server.
Ketika menggunakan PHP sebagai server-side embedded script language
maka server akan melakukan hal-hal sebagai berikut: membaca permintaan
dari client/browser, mencari halaman di server, melakukan instruksi yang
diberikan oleh PHP untuk melakukan modifikasi pada halaman, mengirim
kembali halaman tersebut kepada client melalui internet ataupun intranet.
Karakteristik yang paling unggul dan paling kuat dalam PHP adalah
lapisan integrasi database. Database yang didukung PHP adalah: Oracle,
Adabas-D, Sybase, FilePro, mSQL, Velocis, MySQL, Informix, Solid, dBase,
ODBC, Unix dbm dan PostgreSQL.
Sistem kerja PHP diawali dengan permintaan yang berasal dari halaman
website oleh browser. Berdasarkan URL atau alamat website dalam jaringan
internet, browser akan menemukan sebuah alamat dari webserver,
mengidentifikasi halaman yang dikehendaki dan menyampaikan segala
informasi yang dibutuhkan oleh webserver. Selanjutnya, webserver akan
mencarikan berkas yang diminta dan menampilkan isinya di browser.
Browser yang mendapatkan isinya segera menerjemahkan kode HTML dan
menampilkannya (Rafiza, 2006).
2.5 MySQL
MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima
dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta menggunakan
perintah standar sructure query language (SQL). MySQL merupakan sebuah
keperluan pribadi atau usaha tanpa harus membeli atau membayar lisensinya.
MySQL pertama kali dirilis oleh seorang programer database bernama
Michael Widenius (Kadir, 2003).
MySQL adalah salah satu database server yang sangat terkenal,
disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk
mengakses database. MySQL termasuk RDBMS (Relation Database
Management System) yang lebih popular lewat pemrograman web, terutama
di lingkungan Linux. Namun, saat ini telah tersedia XAMPP untuk platform
system operasi Windows 90/ME/NT/200/XP/Vista/Windows 7. MySQL
mendapat penghargaan sebagai database terbaik untuk server Linux versi
Linux Magazin tahun 2001 dan 2002.
2.6 Pengembangan Sistem dengan Strategi Waterfall
Kebanyakan organisasi memiliki proses pengembangan sistem
(system development process) resmi yang terdiri dari satu set standar proses-
proses atau langkah-langkah yang mereka harapkan akan diikuti oleh semua
proyek pengembangan sistem. Proses pengembangan sistem pada
kebanyakan organisasi mengikuti pendekatan pemecahan masalah (problem-
solving). Pendekatan tersebut biasanya terdiri dari langkah pemecahan
masalah yang umum, yaitu (Whitten, 2004 : 31-32) :
1. Mengidentifikasi masalah.
2. Memahami dan menganalisis masalah.
3. Mengidentifikasi persyaratan dan solusi yang diharapkan.
4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih tindakan yang
terbaik.
5. Merancang solusi yang dipilih.
6. Mengimplementasikan solusi yang dipilih.
7. Mengevaluasi hasilnya (Jika masalah tidak terpecahkan,
kembalilah ke langkah 1 atau seperlunya).
Untuk mudahnya, pendekatan pemecahan masalah terdiri dari empat
tahap atau fase yang harus diselesaikan untuk semua proyek pengembangan
sistem yang terdiri dari permulaan sistem (system initiation), analisis sistem
(system analysis), desain sistem (system design), dan implementasi sistem
(system implementation) (Whitten, 2004 : 32).
Tabel di bawah ini menunjukkan korelasi antara langkah-langkah
pemecahan masalah yang umum dengan proses pengembangan sistem
(Whitten, 2004 : 32).
Tabel 2.1 Tabel Korelasi antara Langkah-langkah Pemecahan
Masalah dengan Proses Pengembangan Sistem
Proses Pengembangan Sistem yang
Disederhanakan
Langkah-Langkah Pemecahan
Masalah yang Umum
Permulaan sistem (system initiation) 1. Mengidentifikasi masalah (juga
merencanakan solusi untuk
masalah).
Analisis Sistem (system analysis) 2. Memahami dan menganalisis
masalah.
3. Mengidentifikasi persyaratan dan
solusi yang diharapkan.
Desain Sistem (system design) 4. Mengidentifikasi solusi alternatif
dan memilih tindakan terbaik.
5. Mendesain solusi yang dipilih.
Implementasi Sistem (system
implementation)
6. Mengimplementasikan solusi yang
dipilih.
7. Mengevaluasi hasilnya. (Jika
masalah tidak terpecahkan,
kembalilah ke langkah 1 atau 2
seperlunya).
a. Permulaan sistem (system
initiation)
Perencanaan awal sebuah proyek untuk mengidentifikasikan lingkup,
tujuan, jadwal, dan anggaran bisnis awal (Whitten, 2004 : 32).
b. Analisis sistem (system analysis)
Studi domain masalah bisnis untuk merekomendasikan perbaikan dan
menspesifikasikan persyaratan dan prioritas bisnis untuk solusi (Whitten,
2004 : 33). Analisis permasalahan bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman secara keseluruhan tentang sistem yang akan dikembangkan
berdasarkan masukan dari calon pengguna (kadang ditambah dengan
pendapat/masukan dari beberapa pihak lain yang berkepentingan seperti
pengembang, pihak manajemen, konsultan perusahaan, dan sebagainya).
Hasil utama dari analisis adalah pemahaman sistem seutuhnya sebagai
persiapan menuju ke tahap perancangan (Nugroho, 2005).
c. Desain sistem (system design)
Spesifikasi atau konstruksi solusi yang teknis dan berbasis komputer untuk
persyaratan bisnis yang diidentifikasikan dalam analisis sistem (Whitten,
2004). Perancangan sistem termasuk bagaimana mengorganisasi sistem ke
dalam subsistem-subsistem (arsitektur sistem) serta alokasi subsistem-
subsistem ke komponen-komponen perangkat keras, perangkat lunak serta
prosedur-prosedur (Nugroho, 2005).
d. Implementasi sistem (system implementation)
Mengimplementasikan solusi yang dipilih, konstruksi, instalasi, pengujian,
dan pengiriman sistem ke dalam operasi sehari-hari (Whitten, 2004 : 34).
Pada pengujian untuk sistem yang dibangun ini, peneliti menggunakan
metode black box testing. Black box testing adalah konsep yang digunakan
untuk merepresentasikan sistem yang cara kerja di dalamnya tidak tersedia
untuk diinspeksi. Di dalam kotak hitam (black box), item-item yang diuji
dianggap ”gelap” karena logiknya tidak diketahui. Yang diketahui hanya
apa yang masuk dan apa yang keluar dari kotak hitam. Pada pengujian
black box, kita mencoba beragam masukan dan memeriksa keluaran yang
dihasilkan. Kita dapat mempelajari apa yang dilakukan kotak tapi tidak
mengetahui cara konversi dilakukan (Hariyanto, 2004 : 577).
Gambar 2.1 The Sequential or Waterfall Development (Whitten, 2004)
Pengembangan sistem yang telah dijelaskan di atas secara alamiah
adalah proses berurutan (sequential). Strategi ini mensyaratkan penyelesaian
tiap proses secara satu per satu. Penyelesaian sequential menghasilkan sistem
informasi yang seluruhnya baru. Karena penampilan pengembangan ini seperti
air terjun (waterfall), maka pendekatan ini disebut dengan pendekatan
waterfall development (Whitten, 2004).
2.7 Konsep UML (Unified Modeling Language)
2.7.1 Pengertian UML
UML merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan
untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait
dengan objek (Whitten, 2004). Sedangkan dari pengertian lain, UML adalah
bahasa pemodelan grafis untuk mendokumentasi, menspesifikasikan, dan
membangun sistem perangkat lunak (Hariyanto, 2004).
2.7.2 Sejarah UML
Notasi UML dibuat sebagai kolaborasi dari Grady Booch, DR. James
Rumbough, Ivan Jacobson, Rebecca Wirfs-Brock, Peter Yourdon, dan
lainnya. Jacobson menulis tentang pendefinisian persyaratan-persyaratan
sistem yang disebut use case. Juga mengembangkan sebuah metode untuk
perancangan sistem yang disebut Object-Oriented Software Engineering
(OOSE) yang berfokus pada analisis. Booch, Rumbough, dan Jacobson biasa
disebut tiga sekawan (tree amigos). Semuanya bekerja di Rational Software
Corporation dan berfokus pada standarisasi dan perbaikan ulang UML.
Simbol UML mirip dengan Booch, notasi OMT, dan juga ada kemiripan
dengan notasi lainnya.
Penggabungan beberapa metode menjadi UML dimulai pada tahun
1993. Setiap orang dari tiga sekawan di rational mulai menggabungkan
idenya dengan metode-metode lainnya. Pada akhir tahun 1995 Unified Method
versi 0.8 diperkenalkan. Unified Method diperbaiki dan diubah menjadi UML
pada tahun 1996. UML 1.0 disahkan dan diberikan pada Object Technology
Group (OTG) pada tahun 1997 dan pada tahun itu juga beberapa perusahaan
pengembang utama mulai mengadopsinya. Pada tahun yang sama OMG
merilis UML 1.1 sebagai standar industri (Sholiq, 2006). Berikut adalah
gambaran dari asal usul terbentuknya UML.
Gambar 2.2 Asal Usul UML (Munawar, 2005)
UML menawarkan diagram yang dikelompokkan menjadi beberapa
perspektif berbeda untuk memodelkan suatu sistem, seperti satu set blueprint
yang digunakan untuk membangun sebuah rumah (Whitten, 2004).
Beberapa diagram UML yang peneliti gunakan dalam penyusunan
skripsi ini adalah sebagai berikut (Sholiq, 2006 : 7-15) :
2.7.3 Use-case Diagram
Diagram use-case atau use-case diagram menyajikan interaksi antara
use-case dan aktor dimana aktor dapat berupa orang, peralatan, atau sistem
lain yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dibangun. Use-case
menggambarkan fungsionalitas sistem atau persyaratan-persyaratan yang
harus dipenuhi sistem dari pandangan pemakai (Sholiq, 2006 : 7). Simbol-
simbol use-case dapat dilihat dalam daftar simbol. Use-case diagram memiliki
pemodelan sebagai berikut (Whitten, 2004 : 257-262) :
a. Use-case
Pemodelan use-case mengidentifikasikan dan menggambarkan
fungsi-fungsi sistem dari sudut pandang pengguna eksternal dalam
sebuah cara dan terminologi yang mereka pahami. Use-case
merupakan urutan langkah-langkah yang secara tindakan saling
terkait, baik otomatis maupun manual.
b. Actor
Actor merupakan segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan
sistem untuk pertukaran informasi. Actor dapat berupa orang,
peralatan atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang
sedang dibangun.
c. Relationship
Pada diagram use-case, relationship digambarkan sebagai sebuah
garis antara dua simbol. Berikut adalah perbedaan di antara
relationship yang ada pada sebuah diagram use-case.
1. Association
Association merupakan relationship antara actor dengan use-
case dimana terjadi interaksi di antara mereka.
2. Extends
Extension use-case merupakan use-case yang terdiri dari
langkah yang terekstraksi dari use-case yang lebih kompleks
untuk menyederhanakan masalah dan memperluas fungsinya.
3. Uses (includes)
Hubungan uses menggambarkan bahwa satu use-case
seluruhnya meliputi fungsionalitas dari use-case lainnya.
4. Depends on
Terkadang suatu use-case memiliki ketergantungan dengan
use-case lainnya. Ketergantungan ini dimodelkan dengan
menggunakan depends on relationship. Hubungan depends on
sangat membantu untuk mengetahui use-case mana yang
memiliki ketergantungan pada use-case lainnya yang bertujuan
untuk menentukan urutan dalam pengembangan use-case.
5. Inheritance
Hubungan inheritance terjadi ketika dua atau lebih actor
menggunakan use-case yang sama.
2.7.4 Activity Diagram
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan aliran
fungsionalitas sistem. Pada tahap pemodelan bisnis, diagram aktivitas dapat
digunakan untuk menunjukkan aliran kerja bisnis (business work flow). Dapat
juga digunakan untuk menggambarkan aliran kejadian (flow of events) dalam
use-case. Diagram aktivitas tidak perlu dibuat untuk setiap aliran kerja, tetapi
diagram ini akan sangat berguna untuk aliran kerja yang kompleks dan
melebar (Sholiq, 2006). Simbol-simbol activity diagram dapat dilihat dalam
daftar simbol.
2.7.5 Sequence Diagram
Diagram sekuensial atau sequence diagram digunakan untuk
menunjukkan aliran fungsionalitas dalam use-case. Diagram ini
mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima di antara objek dan
dalam sekuensi atau timing apa. Misalkan, use-case “menarik uang”,
mempunyai beberapa kemungkinan, seperti penarikan uang secara normal,
percobaan penarikan uang tanpa ada data yang cukup, dan penarikan dengan
menggunakan PIN yang salah. Sequence diagram menunjukkan aliran proses
dalam use-case “menarik uang” (Sholiq, 2006). Simbol-simbol sequence
diagram dapat dilihat dalam daftar simbol.
2.7.6 Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menunjukkan interaksi antar kelas
dalam sistem. Kelas mengandung informasi dan tingkah laku (behavior) yang
berkaitan dengan informasi tersebut. Sebuah kelas pada diagram kelas dibuat
untuk setiap objek pada diagram sekuensial atau diagram kolaborasi (Sholiq,
2006). Simbol-simbol class diagram dapat dilihat dalam daftar simbol. Dalam
diagram ini terdapat associations and multiplicity,
generalization/specialization relationship, dan aggregation relationship
(Whitten, 2004).
a. Associations and multiplicity
Associations terdapat di antara objects dan classes (kelompok).
Sekali associations telah diidentifikasikan, multiplicity yang
menentukan harus didefinisikan. Asosiasi object/class dan notasi
multiplicity dapat dilihat pada daftar simbol. Notasi multiplicity ini
akan digunakan dalam perancangan class diagram.
b. Generalization/specialization relationship
Setelah mengidentifikasikan dasar associations and multiplicity,
selanjutnya menentukan apakah ada Generalization/specialization
relationship. Generalization/specialization relationship dapat
ditemukan dengan melihat class diagram.
c. Aggregation relationship
Aggregation adalah tipe relationship yang unik dimana satu objek
adalah bagian dari objek yang lain. Relationship ini sering disebut
whole-part relationship dan dapat dibaca sebagai “objek A terdiri
dari objek B dan objek B adalah bagian dari objek A”. Pada
agregasi, terdapat sebuah tipe/bentuk yang kuat dimana bagian dari
objek tergantung pada keseluruhan objek. Bentuk agregasi ini
disebut composite. Sedemikian kuatnya hubungan ini, bila sebuah
objek composite dibuang, maka bagian yang tergantung pada
komponen tersebut akan terbuang juga pada saat bersamaan
(Munawar, 2005.
2.7.7 Statechart Diagram
Diagram statechart atau statechart diagram menyediakan sebuah cara
untuk memodelkan bermacam-macam keadaan yang mungkin dialami oleh
sebuah objek. Jika dalam diagram kelas menunjukkan gambaran statis kelas-
kelas dan relasinya, diagram statechart digunakan untuk memodelkan tingkah
laku dinamik sistem. Misalkan, sebuah account di bank dapat eksis dalam
beberapa keadaan yang berbeda, seperti dapat buka, tutup, atau kondisi
overdraw (kondisi dimana jumlah pengambilan lebih besar dari simpanan
yang ada) (Sholiq, 2006). Simbol-simbol statechart diagram dapat dilihat
dalam daftar simbol.
2.7.8 Component Diagram
Diagram komponen atau component diagram menunjukkan model
secara fisik komponen perangkat lunak pada sistem dan hubungannya antar
mereka. Ada dua tipe komponen dalam diagram yaitu komponen executable
dan kode pustaka (libraries code). Masing-masing kelas dalam model akan
dipetakan ke sebuah komponen kode pustaka. Setelah komponen dibuat,
mereka ditambahkan dalam diagram komponen dengan memberikan relasi
antar komponen. Relasi yang terjadi antar komponen hanya satu tipe relasi
yaitu dependensi yang menunjukkan ketergantungan compile-time dan run-
time antara komponen-komponen tersebut. Diagram konponen digunakan oleh
siapapun yang bertanggung jawab untuk melakukan kompilasi sistem.
Diagram ini juga menunjukkan komponen apa saja yang dibutuhkan saat
proses kompilasi dan menampilkan komponen run-time apa saja yang dibuat
sebagai hasil proses kompilasi. Komponen diagram memperlihatkan pemetaan
dari kelas-kelas ke komponen-komponen sebagai implementasi kelas (Sholiq,
2006 ).
2.7.9 Deployment Diagram
Diagram deployment atau deployment diagram menampilkan
rancangan fisik jaringan dimana berbagai komponen akan terdapat di sana.
Sebagai contoh, pada sistem ATM, terdapat banyak subsistem yang dijalankan
pada peralatan fisik yang terpisah atau sering disebut node. ATMClient.exe
akan berjalan pada banyak lokasi yang berbeda. ATM Client akan
berhubungan melalui jaringan khusus dengan Server ATM Regional.
Sedangkan ATMServer.exe akan dijalankan di Server ATM Regional. Server
ATM Regional terhubung melalui Local Area Network (LAN) dengan basis
data perbankan yang menggunakan Oracle. Printer juga terhubung pada Server
ATM Regional.
Dengan demikian, diagram ini memperlihatkan setup fisik sistem. Sistem
ATM menjadi arsitektur three-tier dengan one-tier masing-masing untuk basis
data, server regional dan client. Diagram deployment digunakan oleh manajer
proyek, arsitek sistem, dan karyawan distribusi untuk memahami rancangan
fisik sistem dan di mana saja terdapat subsistem yang akan dibuat. Diagram
ini membantu manajer proyek mengkomunikasikan tentang apa yang sistem
inginkan terhadap pemakai dan juga membantu bagian pengembangan untuk
merencanakan distribusi yang akan ditawarkan (Sholiq, 2006).