bab 2

Upload: noniilovet

Post on 16-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar2.1.1 Pengertian Nyeri bersifat sangat subjektif sehingga memiliki arti atau makna yang berbeda bagi setiap orang, bahkan berbeda juga untuk orang yang sama pada waktu yang berbeda. Sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, misalnya membahayakan, merusak, menunjukan adanya komplikasi (misalnya infeksi). Meyebabkan ketidak mampuan dan memerlukan penyembuhan arti nyeri antara lain dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, lingkungan, latar belakang sosial budaya, serta pengalaman nyeri sekarang dan masa lalu (Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Lyondon Saputra Hal 210 ).Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Long, 1996).Nyeri Merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda padda setiap orang dalam hal skala atau tingkatnya, dan hanya orang tersebut yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri:Menurut Mc. Coffery (1979), mengidentifikasikan nyeri sebagai suatu keadaan yang memengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya (Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1, Aziz Alimul.Hal 214)Menurut Wolf Weifsel Feurst (1974), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan (Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1, Aziz Alimul.Hal 214).Menurut Arthur C. Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri (Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1, Aziz Alimul.Hal 214).Menurut Scrumum, mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, dan emosional (Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1, Aziz Alimul 2002.Hal 214). Menurut Long (1996) nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Lyondon Saputra Hal 210 ).Menurut Priharjo (1992) secara umum, nyeri merupakan perasaan tidak nyaman baik ringan maupun berat (Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Lyondon Saputra Hal 210 ).Menurut Internasional Association For Study of Pain (IASP) nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Lyondon Saputra Hal 210 ). 2.1.2 TujuanTujuan penatalaksanaan medis nyeri : 1) Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri2) Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persistensi3) Mengurangi penderitaan dan ketidak mampuan akibat nyeri4) Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri5) Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari 2.1.3 IndikasiMenejemen nyeri nonfarmakologis dilakukan pada klien dengan keluhan: Nyeri ringan-sedangManajemen nyeri farmakologis dilakukan pada klien dengan keluhan: Nyeri sedang-berat

2.1.4 Tindakan Keperawatan (Upaya Untuk Mengatasi Rasa Tidak Nyaman) Metode dan tehnik yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mengatasi nyeri antara lain sebagai berikut (Asmadi 2009):2.4.1.1 DistraksiDistraksi adalah mengalihkan perhatian klien dari nyeri. Tehnik distraksi yang dapat dilakukan diantaranya adalah:1) Bernafas lambat dan berirama secara teratur.2) Bernyanyi berirama dan menghitung ketukannya3) Mendengarkan musik4) Mendorong untuk mengkhayal (Guided imagery) yaitu melakukan bimbingan yang baik kepada klien untuk menyenangkan. Tehniknya sebagai berikut:a) Atur posisi yang nyaman pada klienb) Dengan suara yang lembut meminta klien untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan atau pengalaman yang membantu penggunaan semua indra.c) Meminta klien untuk tetap berfokus pada bayangan yang menyenangkan sambil merelaksasi tubuhd) Bila klien tampak relaks, perawat tidak perlu bicara lagi.e) Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitas, gelisah, tidak nyaman, perawat harus menghentikan latihan dan memulai lagi ketika klien siap.5) Massage (pijatan). Ada beberapa tehnik massage yang dapat dilakukan untuk distraksi seperti yangtergambar dibawah ini.a) Remasan. Usap otot bahu yang dikerjakan secara bersama-sama.b) Selang-seling tangan. Memijat punggung dengan tekanan pendek, cepat, dan berganti tangan.c) Gesekan. Memijat punggung dengan ibu jari, gerakannya memutar sepanjang tulang punggung dari sakrum ke bahu.d) Eflurasi. Memijat punggung dengan kedua tangan, tekanan lebih halus dengan gerakan keatas untuk membatu aliran balik vena.e) Petriasi. Menekan punggung secara horizontal. Pindah tangan anda, dengan arah yang berlawanan, menggunakan gerakan meremas.f) Tekanan menyikat. Secara halus, tekan punggung dengan ujung-ujung jari untuk mengakhiri pijatan.2.4.1.2 Tehnik RelaksasiTehnik ini didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh berespons pada ansietas yang merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi penyakiitnya. Tehnik relaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis. Tehnik ini dapar dilakukan dengan kepala ditopang dalam posisi berbaring atau duduk dikursi. Hal utama yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tehnik relaksasi adalah klien dengan posisi yang nyaman, klien dengan pikiran yang beristirahat dan lingkungan yang tenang.Tehnik relaksasi banyak jenisnya, salah satunya adalah relaksasi autogenik. Relaksasi ini mudah dilakukan dan tidak beresiko. Prinsipnya klien harus mampu berkonsentrasi sambil membaca mantea/doa/zikir dalam hati seiring dengan ekpirasi udara paru.Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:1) Persiapan sebelum memulai latihana) Tubuh berbaring, kepala disanggahkan dengan bantal, dan mata terpejam.b) Atur napas sehingga napas menjadi lebih teraturc) Tarik napas sekuat-kuatnya lalu buang secara perlahan-lahan sambil katakan dalam hati saya damai dan tenang.2) Langkah 1: merasakan beratFokuskan perhatian pada lengan dan bayangkan kedua lengan terasa berat. Selanjutnya, secara perlahan-lahan bayangkan kedua lengan terasa kendur, ringan, hingga terasa sangat ringan sekali sambil katakan saya merasa damai dan tenangLakukan hal yang sama pada bahu, punggung, leher, dan kaki.3) Langkah 2: merasakan kehangatanBayangkan darah mengalir keseluruh tubuh dan rasakan hawa hangatnya aliran darah, seperti merasakan minuman yang hangat sambilmengatakan dalam diri saya merasa senang dan hangat ulangi sebanyak enak kali katakan dalam hati saya merasa damai dan tenang.4) Langkah 3: merasakan denyut jantungTempelkan tangan kanan pada dada kiri dan tangan kiri pada perut. Bayangkan dan rasakan jantung berdenyut dengan teratur dan tenang. Sambil katakan jantungnya berdenyut dengan teratur dan tenang ulangi sebanyak enak kalikatakan dalam hati saya merasa damai dan tenang5) Langkah 4: latihan pernapasanPosisi kedua tangan tidak berubah, katakan dalam diri napasku longgar dan tenang ulangi sebanyak enak kali katakan dalam hati saya merasa damai dan tenang6) Langkah 5: latihan abdomenPosisi kedua tangan tidak berubah. Rasakan pembuluh darah dalam perut mengalir dengan teratur dan terasa hangat. Katakan dalam diri darah yang mengalir dalam perutku terasa hangat ulangi sebanyak enak kali katakan dalam hati saya merasa damai dan tenang7) Langkah 6: latihan kepalaKedua tangan kembali pada posisi awal, katakan dalam hati kepala saya terasa benar-benar terasa dingin ulangi sebanyak enak kali. Katakan dalam hati saya merasa damai dan tenang8) Latihan 7: akhir latihanMengakhiri latihan relaksasi autogenik dengan melekatkan (mengepalkan) lengan bersamaan dengan napas dalam, lalu buang napas pelan-pelan sambil membuka mata.2.4.1.3 HipnotisHipnotis adalah suatu tehnik yang menghasilkan suatu keadaan tidak sadar diri yang dicapai melalui gagasan yang disampaikan oleh pehipnotis.2.4.1.4 Obat analgesikObat analgesik mengurangi persepsi seseorang tentang rasa nyeri, terutama lewat daya kerjanya astas sistem saraf sentral dan mengubah respons seseorang terhadap rasa sakit.

2.1.5 Efek SampingEfek samping dari tindakan keperawatan farmakologis (pemberian obat analgetik)1) Perubahan mood2) Penurunan kesadaran3) Mual-muntah4) Depresi persarafan (kecepatan respirasi menurun)5) Konstipasi2.1.6 Komplikasi1) Kejang2) Masalah gangguan mobilisasi3) Hipertensi4) Hipovolemik5) Hipertermi

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang1) Pemeriksaan penunjuang seperti laboratorium sangat diperlukan sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya.2) Pemeriksaan USG diperlukan sebagai data penunjang apa bila ada nyeri tekan pada abdomen3) Rontgen diperlukan untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal4) CT scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak.

2.1.8 Penatalaksanaan Medis 2.1.8.1 Skala Nyeri Menurut HaywardPengukuran itensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri Hayward dilakukan dengan meminta penderita untuk memilih salah satu bilangan (dari 0-10) yang menurutnya paling menggambarkan pengalaman nyeru yang ia rasakan. Skala nyeri menurut Hayward dapat dituliskan sebagai berikut:0 : Tidak nyeri1-3: Nyeri ringan4-6: Nyeri sedang7-9:Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikendalikan dengan aktivitas yang biasa dilakukan10: Sangat nyeri dan tidak bisa dikendalikan. (Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Lyondon Saputra Hal 218)

2.1.8.2 Skala Nyeri Menurut McGillPengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri McGill dilakukan dengan meminta penderita untuk memilih salah satu bilangan (dari 0-5) yang menurutnya paling menggambarkan pengalaman nyeri yang ia rasakan. Skala nyeri menurut McGill dapat dituliskan sebagai berikut:0 : Tidak nyeri1 : Nyeri ringan2 : Nyeri sedang3 :Nyeri berat atau parah4 : Nyeri sangat berat5 : Nyeri hebat (Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Lyondon Saputra Hal 218)

2.1.8.3 Skala Wajah atau Wong-Baker FACES Rating ScalePengukuran intensitas nyeri dengan skala wajah dilakukan dengancara memperhatikan mimik wajah pasien pada saat nyeri tersebut menyerang.cara ini diterapkan pada pasien yang tidak dapat menyatakan itensitas nyeri dengan skala angka misalnya anak-anak dan lanisa.Skala wajah digambarkan sebagai berikut (Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Lyondon Saputra Hal 219):

Gambar 1.1.8.3 Skala wajah

2.2 Asuhan Keperawatan2.2.1 PengkajianPengkajian keperawatan pada masalah nyeri secara umum mencakup lima hal, yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri dan waktu serangan. Cara mudah untuk mengingatnya adalah dengan PQRST.P: Provoking atau pemicu, yaitu faktor yangmenimbulkan nyeri dan memengaruhi gawat/ringannya nyeri.Q: Quality atau kualitas nyeri, misalnya nyeri yang dirasakan seperti tajam, tumpul atau tersayatR: Region atau daerah/lokasi yaitu daerah perjalanan nyeriS: Severity atau tingkat keparahan nyeri yaituintensitas nyeriT: Time atau waktu, yaitu langkah waktu serangan dan frekuensi nyeri(Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Lyondon Saputra Hal 219)

2.2.2 Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan ini dapat memberikan dasar pemilihan intervensi untuk menjadi tanggung gugat perawatan. (Hidayat, 2008).Terdapat beberapa diagnosa yang berhubungan dengan masalah nyeri diantaranya adalah:1) Nyeri akut berhubungan dengan Trauma pada perineum selama persalinan dan kelahiran Trauma jaringan dan ferleks spasme otot karena gangguan muskuloskeletal,gangguan veskuler, gangguan viseral, kanker dan lain-lain Kram perut, muntah dan diare karena influenza gastreonteritis, ulkus lambung, dan lain-lain Inflamasi, misalnya pada saraf, sendi, dan tendon otot Inflamasi dan spasme otot refleks, misalnya karena batu ginjal atau infeksi saluran pencernaan Trauma jaringan dan spasme otot refleks, misalnya karena pendarahan, kecelakaan,terbakar dan diagnostik Demam Respon alergi Iritan bahan kimia2) Nyeri kronik yang berhubungan dengan artritis

2.2.3 Rencana Keperawatan1) Mengurangi atau menghilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri2) Menggunakan berbagai metode pereda nyeri noninvasif untuk memoditifikasi nyeri yang dialami3) Memberikan pereda nyeri optimal bersama analgesik sesuai dengan program yang ditentukan 2.2.4 Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan2.2.4.1 Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri 1) Ketidak percayaan Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang diderita pasien dapat mengurangi nyeri. Hal ini dapat dilakukan melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai keluhan nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa perawat mengkaji rasa yeri pasien agar dapat lebih memahami tentang nyerinya.2) Kesalah pahamanMengurangi kesalah pahaman pasien tentang nyerinya akan mengurangi nyer. Hal ini dapat dilakukan dengan memberitahu pasien bahwa nyeri yang dialami sangat individu dan hanya pasien yang tahu secara pasti tentang nyerinya.3) KetakutanMemberikan informasi yang tepat dapat mengurangi ketakutan pasien dengan menganjurkan pasien untuk mengkpresikan bagaimana mereka menangani nyeri.\4) KebosananKebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk mengurangi nyeri dapat digunakan pengalihan perhatian yang bersifat terapeutik. Beberapa tehnik pengalihan perhatian adalah bernapas pelan dan berirama, memijat secara perlahan, menyanyi berirama, aktif mendengarkan musik, membayangkan hal-hal yang menyenangkan dan sebagainya.2.2.4.2 Menggunakan berbagai metode pereda nyeri noninvasif untuk memoditifikasi nyeri yang dialami.1) Tehnik latihan pengalihan Menonton televisi Berbincang-bincang dengan orang lain Mendengarkan musik

2) Tehnik relaksasiMenganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman tenang dan rileks.3) Stimulasi kulit Menggosok dengan halus pada daerah nyeri Menggosok punggung Menggunakan air hangat dan air dingin Memijat dengan air mengalir2.2.4.3 Memberikan pereda nyeri optimal bersama analgesik sesuai dengan program yang ditentukan Obat analgesik berfungsi untuk mengganggu atau menghalangi transmisi stimulasi agar tejadi perubahan persepsi terhadap nyeri. Obat analgesik dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu analgesik golongan nakotika dan analgesik bukan golongan narkotika1) Analgesik golongan narkotikaAnalgesik golongan narkotika berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dan menimbulkan depresi pada fungsi bital, misalnya respirasi. Contohnya adalah Morphin sulfat, codein sulfat, hydromorphone hydrocloride, meperidine hydrocloride, methadone dan pentazocine.2) Analgesik bukan golongan narkotikaContoh analgesik bukan golongan narkotika yang biasa diguanakan adalah:a) Aspirin (asetysalicylic acid)Aspirin digunakan untuk menghalangi rangsangan pada sentral dan perifer serta kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin. Obat ini memiliki khasiat setelah 15-20 menit dengan efek puncak obat sekitar 1-2 jam.b) AsetaminofenAsetaminofen memiliki efek yang sama seperti aspirin. Akan tetapi, aseraminofen tidak menimbulkan perubahan kadar protrombin.c) Nonsteroid anti inflamantory drug (NSAID)NSAID dapatmenghambat prostaglandin dan dalam dosis rendah dapat berperan sebagai analgesik. Contoh obat jenis ini adalah ibufrifen, menafenamic acid, fenoprofen, dan zomepirac.2.2.4.4 Memberikan stimulator listrik untuk menghambat atau mengubah stimulasi nyeri dengan stimulasi yang kurang dirasakan. Contohnya stimulator listrik yang sering digunakan adalah sebagai berikut:1) Transcutancus electrical stimulator (TENS): menempatkan beberapa elektroda di luar untuk mengendalikan stimulus manual daerah nyeri tertentu.2) Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator : stimulator medula spinal yang ditanamkan dibawah kulut dengan transitor timah penerima yang dimasukkan ke dalam kulit pada daerah epidural dan ruas-ruas tulang belakang3) Stimulator columna vertebrae (ruas-ruas tulang belakang: stimulator dengan alat penerima transistir ditanam melalui kantung kulit intra klavikula atau abdomen, yaitu elektroda ditanam melalui pembedahan pada dorsum sumsum tulang belakang.

2.2.5 EvaluasiEvaluasi keperawatan pada masalah nyeri dapat dinilai dari kemampuan pasien dalam merespon serangan nyeri, hilangnya rasa nyeri, menurunnya intensitas nyeri, terdapat respon fisiologis yang baik, dan kemampuan untuk menjalankan kegiatan sehari-hari tanpa keluah nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

Alimun, Azziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi dan Konsep Keperawatan jilid 1: Jakarta. Salmbe Medika.

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien: Jakarta. Salemba Medika

Saputra, Lyondon 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Tnggerang Selatan. Bina Rupa Aksara Publisher

Heriana, Pelapina. 2013. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Tanggerang Selatan. Bina Rupa Aksara Publisher