bab 1 skrpsi (revisi)

Upload: andri-roukmana

Post on 07-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fefegfeger

TRANSCRIPT

UPAYA BURUH PABRIK DALAM MENJAGA PERILAKU KESEHATAN KERJA DI PT UNGARAN INDAH BUSANA SEMARANG

Skripsi

Oleh :Andri RukmanaNIM : G2A011007

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG2014BAB 1Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang dimana setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan. Luce Neni (2005) mengatakan, pada dasarnya kekuatan yang ada dalam suatu perusahaan terletak pada orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Apabila buruh pabrik diperlakukan secara tepat dan sesuai dengan harkat dan martabatnya, perusahaan akan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Februari 2013, jumlah data orang yang bekerja di Indonesia 104,49 juta orang. Kemudian dari jumah tersebut, jumlah buruh dan karyawan mencapai 28,91 juta orang. Sementara jumlah buruh tidak tetap mencapai 21,64 juta orang, dan buruh tetap 2,97 juta orang. Sedangkan jumlah pekerja tidak dibayar di Indonesia mencapai 18,66 juta orang atau 17,86 persen dari jumlah penduduk yang bekerja. Dari 104,49 juta orang yang bekerja, paling banyak bekerja di Sektor Pertanian yaitu 43,03 juta orang (41,18 persen), disusul Sektor Perdagangan sebesar 21,84 juta orang (20,90 persen), dan Sektor Jasa Kemasyarakatan sebesar 13,61 juta orang (13,03 persen). Kemudian dari jumlah data buruh pabrik yang bekerja di daerah Jawa Tengah berjumlah mencapai 1.236.512 orang dimana terdapat tenaga kerja laki-laki maupun tenaga kerja perempuan dan jumlah buruh pabrik di daerah Semarang mencapai 276.613 orang dimana terdapat 110.243 orang untuk buruh laki-laki dan 166.370 orang untuk buruh wanita. Kemudian jumlah buruh pabrik di ungaran tepatnya di pabrik Garment PT Ungaran Indah Busana mencapai 11.000 pekerja. (Badan Pusat Statistik, 2013)Saat ini banyak karyawan buruh pabrik yang mempunyai masalah-masalah seperti, kurangnya transportasi kendaraan kemudian adanya upah gaji yang kurang untuk kebutuhan sehari-hari buruh pabrik dan kurangnya perhatian kesehatan terhadap para karyawan buruh pabrik. Hal ini membuat buruh pabrik merasa tidak nyaman di perusahaan tersebut sehingga proses produktivitas perusahaan bekerja secara tidak maksimal (Hastowo, 2008).Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dewi Iqlima Sari dan Endang Widyastuti (2011) yang berjudul Loyalitas Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K-3). Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa semakin baik tempat kerja maka karyawan akan semakin senang dalam bekerja. Hal ini akan menimbulkan kepuasan ekstrinsik bagi karyawan. Ketika karyawan merasakan bahwa keselamatan dan kesehatannya diperhatikan oleh perusahaan, maka akan tumbuh kepercayaan terhadap perusahaan tersebut, sehingga karyawan pabrik dapat memberikan hasil kerja yang maksimal.Menurut Djumena (2013), setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian akibat penyakit akibat hubungan pekerjaan. Data dari Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N) menunjukkan bahwa kecenderungan kejadian kecelakaan kerja meningkat dari tahun ke tahun yaitu 82.456 kasus di tahun 1999 meningkat menjadi 98.905 kasus di tahun 2000 dan naik lagi mencapai 104.774 kasus pada tahun 2001. Dari kasus-kasus kecelakaan kerja 9,5% diantaranya (5.476 tenaga kerja) mendapat cacat permanen. Ini berarti setiap hari kerja ada 39 orang pekerja yang mendapat cacat baru atau rata-rata 17 orang meninggal karena kecelakaan kerja.Menurut penelitian yang dilakukan oleh Woro Riyadina (2011) yang berjudul Kecelakaan Kerja Dan Cedera Yang Dialami Oleh Pekerja Industri Di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa Kecelakaan kerja adalah riwayat kecelakaan akibat kerja atau di tempat kerja yang pernah dialami oleh pekerja industri. Daerah cedera merupakan bagian tubuh yang mengalami cedera sedangkan sifat cedera adalah jenis luka yang diderita akibat kecelakaan.Pada sebuah proyek pelaksanaan pembangunan sering kali terjadi kecelakaan kerja. Dalam UU No. 1 tahun 1970, yang dimaksud dengan tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, tempat tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat sumber sumber bahaya. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan atau penyakit yang menimpa tenaga kerja karena hubungan kerja di tempat kerja (Ervianto, 2007 : 197).Dalam membangun tenaga kerja yang produktif, sehat, dan berkualitas perlu adanya pengelolaan atau manajemen yang baik, seperti memberikan (Alat pelindung Diri) APD, membatasi jam kerja sehingga para buruh pabrik dapat istirahat sebagaimana mestinya kemudian perusahaan memberikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Pihak manajemen perusahaan seharusnya mampu mengakomodasi persoalan karyawan sejauh yang terkait dengan kepentingan perusahaan. Semakin cukup kuantitas dan kualitas fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja, maka semakin tinggi pula mutu kerja karyawannya. Dengan demikian perusahaan akan semakin diuntungkan dalam upaya pencapaian tujuannya (Mangkuprawira dan Hubeis, 2010).Dalam bekerja disebuah perusahaan yang besar, kebugaran jasmani merupakan salah satu prasyarat untuk dapat melakukan aktivitas fisik secara efisien dan efektif. Karena dapat mengurangi dan mencegah kemungkinan timbulnya hipokinetik, terjadinya kecelakaan dan kesalahan dalam bekerja (Braam et al., 2010; Slaman et al., 2010).Menurut penelitian yang dilakukan oleh T. Lestari dan E. Trisyulianti. (2009) yang berjudul Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa faktor - faktor K3 yang dianalisis yang meliputi pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin telah dilaksanakan dengan baik. Hubungan antara K3 dengan produktivitas kerja karyawan adalah positif, sangat nyata dan berkorelasi kuat.

Di tempat industri tenaga kerja secara tidak langsung maupun secara langsung akan kontak dengan alat-alat produksi tersebut, secara potensial terpapar dengan faktor-faktor yang membahayakan kesehatannya. Perkembangan industri dan kemajuan teknologi dewasa ini, tidak jarang diikuti pula oleh kemungkinan timbulnya resiko lain akibat pengaruh lingkungan kerja, baik berupa faktor fisik, kimia, biologi, fisiologi, mental psikologi, maupun akibat pekerjaan itu sendiri, penyakit akibat kerja sering dianggap sebagai the silent killer yaitu membunuh secara diam-diam, tidak saja merugikan pekerja yang tanpa sadar telah mengidap penyakit akibat kerja atau lingkungan kerja, melainkan juga mengakibatkan kerugian sosial dan ekonomi serta menurunnya produktivitas (Budiono, 2006). Menurut Rizky Argama (2008), program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.Praktik kesehatan kerja bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik melalui fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif maupun kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum lainnya (sumamur, 2009). Mengingat pentingnya kesehatan para buruh pabrik yang akan meningkatkan produktivitas kerja secara optimal, maka perlu diadakan upaya perlindungan tenaga kerja berupa penyelenggaraan pelayanan kesehatan di perusahaan. Pelayanan kesehatan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.03/MEN/1982 yang di dalamnya termuat juga tujuan dari pada pelayanan kesehatan yaitu untuk memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental, melindungi tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan, meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja, pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit (Pungky. W, 2002). Dari hasil Fenomena di PT Ungaran Indah Busana, penulis mendapatkan 13 Responden pada karyawan buruh pabrik PT Ungaran Indah Busana, didapatkan hasil data yaitu 5 orang buruh pabrik memakai (Alat Pelindung Diri) APD seperti Masker, Baju Pelindung (clemek), dan Sarung Tangan dan 8 orang buruh pabrik lainnya tidak memakai (Alat Pelindung Diri) APD. Adapun pekerja yang sudah patuh menggunakan APD (alat pelindung diri) saat bekerja sebanyak 5 orang sedangkan yang tidak menggunakan APD ada sebanyak 8 orang. Sebagian besar alasan tidak memakai APD saat bekerja dikarenakan tidak nyaman atau justru merasa mengganggu aktifitasnya saat bekerja. Dari penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan para buruh pabrik tentang APD belum sempurna. Penyediaan APD (Alat Pelindung Diri) sudah sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01/MEN/1981 pasal 4 ayat 3 yaitu pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua APD yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya karena tujuan dari pemberian APD secara gratis sebagai usaha mencegah penyakit akibat kerja. Pabrik Garment ini mempunyai tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan karyawan secara optimal untuk menunjang peningkatan produktivitas kerja dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di perusahaan. Dari hasil fenomena dan penelitian tersebut, dimana kesehatan para buruh pabrik sangat penting dalam meningkatkan produktivitas perusahaan maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian Upaya Buruh Pabrik Dalam Menjaga Perilaku Kesehatan Kerja di PT Ungaran Indah Busana Semarang.

B. Rumusan Masalah Dalam membangun tenaga kerja yang produktif, sehat, dan berkualitas perlu adanya pengelolaan atau manajemen yang baik, seperti memberikan (Alat pelindung Diri) APD, dan memberikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun pekerja yang sudah patuh menggunakan APD (alat pelindung diri) saat bekerja meskipun ada beberapa pekerja yang belum menggunakan APD. Sebagian besar alasan buruh pabrik tidak memakai APD dikarenakan tidak nyaman saat melakukan aktifitasnya saat bekerja.Penyediaan APD (Alat Pelindung Diri) sudah sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01/MEN/1981 pasal 4 ayat 3 yaitu pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua APD yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya karena tujuan dari pemberian APD secara gratis sebagai usaha mencegah penyakit akibat kerja.Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu,Apakah para buruh pabrik telah menjaga perilaku kesehatan kerja di PT Ungaran Indah Busana Semarang.?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum :Untuk mengetahui Gambaran Upaya buruh Pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja di PT Ungaran Indah Busana Semarang.2. Tujuan khusus :a. Mendeskripsikan karakteristik para buruh pabrik di PT Ungaran Indah Busana Semarang.b. Mendeskripsikan upaya buruh pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja di PT Ungaran Indah Busana Semarang.

D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Ilmu KeperawatanMemberikan Ilmu Pengetahuan kepada karyawan buruh pabrik tentang upaya dalam menjaga perilaku kesehatan kerja buruh pabrik dan dapat menginformasikan tentang Keperawatan Jiwa di PT Ungaran Indah Busana.2. PerusahaanDiharapkan dapat menjadi saran dan bahan masukan bagi PT Ungaran indah Busana Semarang dalam bidang pelayanan kesehatan untuk para buruh pabrik garment.

3. Bagi PenelitiDiharapkan dapat menjadi sarana untuk memperdalam dan menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman tentang gambaran upaya buruh pabrik dalam menjaga perilaku kesehatan kerja di PT Ungaran Indah Busana Semarang.4. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai Gambaran Upaya Buruh Pabrik Dalam Menjaga Perilaku Kesehatan Kerja Di PT Ungaran Indah Busana Semarang.

E. Keaslian penelitianTabel1.1 Perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilakukanNo dan Judul PenelitianNama dan Tahun PenelitianVariabel yang DitelitiDesain PenelitianHasil Penelitian

1. Loyalitas Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K-3) Tahun 2011

Dewi Iqlima Sari dan Endang Widyastuti (2011)Persepsi Terhadap Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K-3)Metode Skala dengan pendekatan wawancaraada hubungan positifyang sangat signifikan antara persepsi karyawan terhadap penerapan kesehatan dan keselamatan kerja dengan loyalitas karyawan (rxy = 0,625)

2. Kecelakaan Kerja Dan Cedera Yang Dialami Oleh Pekerja Industri Di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Tahun 2011

Woro Riyadina (2011)Kecelakaan Kerja Dan CederaMetode operasional riset (riset terapan) dengan desain Crossectional.Pekerja industri yang pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 29,9% dengan cedera sendi-pinggul- tungkaiatas (40,2%), kepala (24,8%) dan pergelangan tangan (14,3%). Luka akibat kerja adalah luka terbuka (37,2%), lecet dan cedera mata (14,8).

No dan Judul PenelitianNama dan Tahun PenelitianVariabel yang DitelitiDesain PenelitianHasil Penelitian

3. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)Tahun 2009

T. Lestari dan E. Trisyulianti.(2009)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja KaryawanMetode Kuantitatif dengan pendekatan wawancaraHubungan antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan produktivitas kerja karyawan adalah positif, sangat nyata dan berkorelasi kuat. Semua faktor K3 memiliki hubungan yang positif, sangat nyata,dan berkorelasi kuat dengan produktivitas kerja karyawan.