bab ipost revisi

43
Bab I PENDAHULUAN Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata). Kasus gigitan ular di Amerika Serikat dilaporkan setiap tahun sekitar 45.000 kasus, namun yang disebabkan oleh ular berbisa hanya 8000 kasus. Selama 3 tahun terakhir, the American Association of Poison Control Centers melaporkan bahwa dari 6000 kasus gigitan ular, 2000 diantaranya merupakan gigitan ular berbisa. Kematian diperkirakan terjadi pada 5 sampai 15 kasus dan biasanya terjadi pada anak-anak, orang yang lanjut usia, dan pada kasus yang tidak atau terlambat mendapatkan anti bisa ular. Pasien korban gigitan ular berbisa 15% sampai 40% akan meninggalkan gejala sisa. Menurut catatan medik RSCM, kejadian kasus gigitan ular berbisa selama 5 tahun terakhir (1998 – 2002) sebanyak 37 pasien. Pada umumnya korban gigitan ular adalah laki-laki dengan usia antara 17 sampai tahun, seringkali dalam kondisi mabuk, sedang melakukan aktifitas berkebun, atau sedang menangkap bahkan bermain dengan ular. Waktu gigitan biasanya terjadi pada malam hari dan gigitan lebih sering terjadi pada ekstremitas. Malik dkk, pada tahun 1992 melakukan penelitian terhadap korban gigitan ular, mendapatkan tempat gigitan pada tungkai atau kaki (83,3%) dan lengan atau tangan (17,7%). Terdapat 3000 spesies ular, 200 spesies diantaranya termasuk ular berbisa. Ular berbisa sebagian besar berasal dari 3

Upload: eka-ambars

Post on 11-Dec-2014

157 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Ipost Revisi

Bab I

PENDAHULUAN

Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang Ular memiliki sisik seperti

kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata) Kasus gigitan ular di

Amerika Serikat dilaporkan setiap tahun sekitar 45000 kasus namun yang disebabkan oleh

ular berbisa hanya 8000 kasus Selama 3 tahun terakhir the American Association of Poison

Control Centers melaporkan bahwa dari 6000 kasus gigitan ular 2000 diantaranya

merupakan gigitan ular berbisa Kematian diperkirakan terjadi pada 5 sampai 15 kasus dan

biasanya terjadi pada anak-anak orang yang lanjut usia dan pada kasus yang tidak atau

terlambat mendapatkan anti bisa ular Pasien korban gigitan ular berbisa 15 sampai 40

akan meninggalkan gejala sisa Menurut catatan medik RSCM kejadian kasus gigitan ular

berbisa selama 5 tahun terakhir (1998 ndash 2002) sebanyak 37 pasien

Pada umumnya korban gigitan ular adalah laki-laki dengan usia antara 17 sampai

tahun seringkali dalam kondisi mabuk sedang melakukan aktifitas berkebun atau sedang

menangkap bahkan bermain dengan ular Waktu gigitan biasanya terjadi pada malam hari dan

gigitan lebih sering terjadi pada ekstremitas Malik dkk pada tahun 1992 melakukan

penelitian terhadap korban gigitan ular mendapatkan tempat gigitan pada tungkai atau kaki

(833) dan lengan atau tangan (177) Terdapat 3000 spesies ular 200 spesies diantaranya

termasuk ular berbisa Ular berbisa sebagian besar berasal dari 3 famili yaitu Hydrophidae

(ular laut) Elapidae (contohnya cobra) dan Viperidae (Crotalidae) Kasus gigitan ular berbisa

95 disebabkan oleh gigitan ular dari famili Crotalidae Ular jenis Crotalidae disebut juga

Viperidae atau pit vipers karena kepala berbentuk triangular pupil matanya elips serta

terdapat lubang antara hidung dan mata

Bisa ular diproduksi dan disimpan pada sepasang kelenjar di bawah mata Bisa ular

dikeluarkan dari lubang pada gigi-gigi taring yang terdapat di rahang atas Sebagian besar

bisa terdiri dari air Protein enzimatik pada bisa menginformasikan kekuatan destruktifnya

Bisa ular terdiri dari bermacam polipeptida yaitu fosfolipase A hialuronidase ATP-ase 5

nukleotidase kolin esterase protease fosfomonoesterase RNA-ase DNA-ase Efek toksik

bisa ular pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies ukuran ular jenis kelamin

usia dan efisiensi mekanik gigitan (apakah hanya satu atau kedua taring menusuk kulit) serta

banyaknya serangan yang terjadi Ular berbisa kebanyakan termasuk dalam famili

Colubridae tetapi pada umumnya bisa yang dihasilkannya bersifat lemah Contoh ular yang

termasuk famili ini adalah ular sapi (Zaocys carinatus) ular tali (Dendrelaphis pictus) ular

tikus atau ular jali (Ptyas korros) dan ular serasah (Sibynophis geminatus) Ular berbisa kuat

yang terdapat di Indonesia biasanya masuk dalam famili Elapidae Hydropiidae atau

2Viperidae Elapidae memiliki taring pendek dan tegak permanen Beberapa contoh anggota

famili ini adalah ular cabai (Maticora intestinalis) ular weling (Bungarus candidus) ular

sendok (Naja sumatrana) dan ular king kobra (Ophiophagus hannah) Viperidae memiliki

taring panjang yang secara normal dapat dilipat ke bagian rahang atas tetapi dapat

ditegakkan bila sedang menyerang mangsanya Ada dua subfamili pada Viperidae yaitu

Viperinae dan Crotalinae Crotalinae memiliki organ untuk mendeteksi mangsa berdarah

panas (pit organ) yang terletak di antara lubang hidung dan mata Beberapa contoh Viperidae

adalah ular bandotan (Vipera russelli) ular tanah (Calloselasma rhodostoma) dan ular

bangkai laut (Trimeresurus albolabris)

BAB II

Tinjauan Pustaka

A Biologi Ular

a Penampang melintang tubuh membulat dan memanjang

b Tubuhnya tertutup oleh sisik

c Ukuran panjang tubuhnya dari 10 mm ndash 9000 mm

d Memiliki tulang belakang dan sepasang tulang rusuk pada setiap ruas tulang belakang

(sampai cloaca)

e Suhu tubuhnya poikilotermik suhu ideal 239 ndash 294degC Namun ular masih dapat

bertahan pada suhu yang ekstrem 72degC atau 378degC bila lebih dari suhu ini akan

berakibat fatal bagi ular

f Ular melata dengan menggunakan otot pada bagian perutnya secara bergantian

sehingga dapat bergerak menuju ke tempat lain

g Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata tapi dilindungi oleh selaput transparan

Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia Sensor yang ditangkap adalah

bayangan dan sensitif terhadap cahaya

h Tidak seperti manusia hidung pada ular hanya berfungsi sebagai alat untuk bernafas

sedangkan alat penciumannya adalah lidahnya dengan dibantu organ Jacobson

i Indera panas terletak diantara mata dan hidung berfungsi untuk mendeteksi panas

yang dikeluarkan oleh makhluk lain yang berdarah panas (endotermik) Namun tidak

semua ular memiliki organ ini

j Ular tidak memiliki lubang telinga tapi memiliki membran tympani yang dapat

mendeteksi getaran Ular yang ldquomenarirdquo mengikuti irama suling sebenarnya bergerak

bukan karena suaranya namun karena mengkuti gerakan sulingnya

k Pewarnaan tubuh ular sangat beragam menyesuaikan dengan lingkungan dimana dia

tinggal Pewarnaan berfungsi sebagai penyamaran ular dalam mencari mangsa dan

menghindari musuh Tidak semua warna menyala menandakan tingkat bisa ular

l Cara mendapatkan makanan

a) memburu mangsanya

b) menghadang mangsanya

c) memancing mangsanya

m Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidak mengunyah

mangsanya melainkan menelan mangsanya Berdasarkan tipe giginya ular dibedakan

menjadi

1 Aglypha Tidak memiliki taring bisa Contoh Ptyas korros (Ular kayu) Python

reticulatus (Ular sanca batik) Ular ini tidak berbisa

2 Ophistoglypha Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke belakang pada

rahang atas Contoh Boiga dendrophila (ular cincin emas) Ular ini

berbisa menengah

3 Proteroglypha Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan Contoh

Naja naja sputatrix (ular kobra) Ophiophagus hannah(ular king kobra)

Ular ini berbisa tinggi

4 Solenoglypha Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat

dilipat Contoh Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa

tinggi

n Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besar kepalanya karena

pada rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk

segiempat sehingga mulut ular dapat menganga 180ordm dan didukung oleh rahang bawah

yang hanya dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis

Berikut ini beberapa cara ular memangsa

a Menelan langsung

b Membelit

c Menyuntikkan bisa

o Semua jenis ular adalah binatang Karnivora Jenis makanan yang mereka makan

antara lain insekta ikan amphibi unggas mamalia kecil sampai mamalia besar

bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga (kanibal) Jenis makanan ini

tergantung dari jenis ular dan habitatnya

p Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang

betina dengan cloaca Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang bersuhu

hangat karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang) Ular ada

yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan

daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas namun ada pula yang di simpan

didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar)

q Menurut habitatnya ular dapat dibagi menjadi 5 yaitu

a) Ular Air (Aquatik)

Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di

dalam air Contoh Ular laut (Laticauda laticauda) Ular air yang sesungguhnya

hanyalah ular laut

b) Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)

Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air Contohnya

Homalopsis buccata (ular Kadut)

c) Ular Darat (Terresterial)

Ular ini hidup di darat dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat Contoh Ptyas

mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)

d) Ular Pohon (Arboreal)

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal) Biasanya ular

pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan bergelantungan) Contoh

Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)

e) Ular Gurun

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun Ular gurun biasanya

menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari

Contoh Crotalus artox ular derik rattle

r Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di

dalam kepala Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa

yang memiliki lubang pada ujung bawahnya Khusus pada jenis Naja naja (ular

Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring sehingga

ular-ular jenis ini dapat menyemburkanmenyemprotkan bisanya

Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi

selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem

pencernaan

s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular

a Neurotoxin

a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf

b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan

c) Kerusakan pada pusat otak

d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk

b Haemotoxin

a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya

b) Terjadi haemolysis

c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel

Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain

jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain

B Bahaya Ular

1 Bahasa Psikis

Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan

Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya

ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik

yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal

karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat

ertemu dengan ular

Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak

mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca

buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan

bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik

penanganan ular untuk maksud yang positif

2 Bahaya Biologis

Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul

karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi

dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya

biologis akan dijabarkan sebagai berikut

Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX

membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu

a Tidak Berbisa

Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki

kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan

khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis

nya sangat banyak

b Berbisa Menengah

Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah

memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan

demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa

sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban

hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk

meningkatkan stamina tubuh

c Berbisa Tinggi

Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia

tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari

tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan

pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah

penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong

biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis

ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua

jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan

3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah

Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular

yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum

secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan

penelitian lebih lanjut

a Ular berbisa rendah

1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif

2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)

3) Membunuh mangsanya dengan membelit

4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)

5) Tidak memiliki taring bisa

6) Gigitannya tidak mematikan

7) Setelah menggigit langsung lari

b Ular berbisa tinggi

1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri

2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)

3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa

4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna

5) Memiliki taring bisa racun mematikan

6) Kanibal

7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat

c Pengecualian

Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam

1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah

2 Ular Kobra Naja naja sputratix

berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang

1 Ular weling - Bungarus candidus

2 Ular welang - Bungarus fasciatus

3 Ular picungpudak seruni

4 Semua jenis ular laut

tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban

1 Semua jenis ular phyton dan ular boa

2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor

C Jenis Ular Indonesia

1 Ular Tidak Berbisa

A Elaphe radiata

Species Elaphe radiata Schlegel 1837

NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular

Tikus

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal

berwaran hitam pada bagian tubuh depan

ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning

iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning

iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala

v Panjangnya plusmn 2000 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat lading

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Burung dan Tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837

NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam

persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan

ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)

iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman

v panjangnya plusmn 2400 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat -lading

c Aktivitas Diurnal - siang hari

d Makanan Kadal katak dan burung

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Ptyas korros

Species Ptyas korros Schlegel 1837

NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan

10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap

sisiknya

10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning

10487071048707Mata bulat besar dan hitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas

(dorsal)

10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm

b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon

c Tipe gigi Aghlypa

e Aktivitas Diurnal

f Makanan Tikus kodok katak dan burung

h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

D Ptyas mucosus

Species Ptyas mucosus

NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)

10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Mata bulat besarhitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan

10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm

b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading

c Aktivitas Diurnal

d Tipe gigi Aghlypa

e Makanan Tikus kodok katak dan burung

f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma

E Lycodon aulicus

Species Lycodon aulicus Linne 1754

NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm

b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Cicak

f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan

F Xenopeltis unicolor

Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827

NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi

(jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena

sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya pipih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm

b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Ular cacing katak

f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 2: Bab Ipost Revisi

termasuk famili ini adalah ular sapi (Zaocys carinatus) ular tali (Dendrelaphis pictus) ular

tikus atau ular jali (Ptyas korros) dan ular serasah (Sibynophis geminatus) Ular berbisa kuat

yang terdapat di Indonesia biasanya masuk dalam famili Elapidae Hydropiidae atau

2Viperidae Elapidae memiliki taring pendek dan tegak permanen Beberapa contoh anggota

famili ini adalah ular cabai (Maticora intestinalis) ular weling (Bungarus candidus) ular

sendok (Naja sumatrana) dan ular king kobra (Ophiophagus hannah) Viperidae memiliki

taring panjang yang secara normal dapat dilipat ke bagian rahang atas tetapi dapat

ditegakkan bila sedang menyerang mangsanya Ada dua subfamili pada Viperidae yaitu

Viperinae dan Crotalinae Crotalinae memiliki organ untuk mendeteksi mangsa berdarah

panas (pit organ) yang terletak di antara lubang hidung dan mata Beberapa contoh Viperidae

adalah ular bandotan (Vipera russelli) ular tanah (Calloselasma rhodostoma) dan ular

bangkai laut (Trimeresurus albolabris)

BAB II

Tinjauan Pustaka

A Biologi Ular

a Penampang melintang tubuh membulat dan memanjang

b Tubuhnya tertutup oleh sisik

c Ukuran panjang tubuhnya dari 10 mm ndash 9000 mm

d Memiliki tulang belakang dan sepasang tulang rusuk pada setiap ruas tulang belakang

(sampai cloaca)

e Suhu tubuhnya poikilotermik suhu ideal 239 ndash 294degC Namun ular masih dapat

bertahan pada suhu yang ekstrem 72degC atau 378degC bila lebih dari suhu ini akan

berakibat fatal bagi ular

f Ular melata dengan menggunakan otot pada bagian perutnya secara bergantian

sehingga dapat bergerak menuju ke tempat lain

g Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata tapi dilindungi oleh selaput transparan

Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia Sensor yang ditangkap adalah

bayangan dan sensitif terhadap cahaya

h Tidak seperti manusia hidung pada ular hanya berfungsi sebagai alat untuk bernafas

sedangkan alat penciumannya adalah lidahnya dengan dibantu organ Jacobson

i Indera panas terletak diantara mata dan hidung berfungsi untuk mendeteksi panas

yang dikeluarkan oleh makhluk lain yang berdarah panas (endotermik) Namun tidak

semua ular memiliki organ ini

j Ular tidak memiliki lubang telinga tapi memiliki membran tympani yang dapat

mendeteksi getaran Ular yang ldquomenarirdquo mengikuti irama suling sebenarnya bergerak

bukan karena suaranya namun karena mengkuti gerakan sulingnya

k Pewarnaan tubuh ular sangat beragam menyesuaikan dengan lingkungan dimana dia

tinggal Pewarnaan berfungsi sebagai penyamaran ular dalam mencari mangsa dan

menghindari musuh Tidak semua warna menyala menandakan tingkat bisa ular

l Cara mendapatkan makanan

a) memburu mangsanya

b) menghadang mangsanya

c) memancing mangsanya

m Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidak mengunyah

mangsanya melainkan menelan mangsanya Berdasarkan tipe giginya ular dibedakan

menjadi

1 Aglypha Tidak memiliki taring bisa Contoh Ptyas korros (Ular kayu) Python

reticulatus (Ular sanca batik) Ular ini tidak berbisa

2 Ophistoglypha Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke belakang pada

rahang atas Contoh Boiga dendrophila (ular cincin emas) Ular ini

berbisa menengah

3 Proteroglypha Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan Contoh

Naja naja sputatrix (ular kobra) Ophiophagus hannah(ular king kobra)

Ular ini berbisa tinggi

4 Solenoglypha Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat

dilipat Contoh Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa

tinggi

n Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besar kepalanya karena

pada rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk

segiempat sehingga mulut ular dapat menganga 180ordm dan didukung oleh rahang bawah

yang hanya dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis

Berikut ini beberapa cara ular memangsa

a Menelan langsung

b Membelit

c Menyuntikkan bisa

o Semua jenis ular adalah binatang Karnivora Jenis makanan yang mereka makan

antara lain insekta ikan amphibi unggas mamalia kecil sampai mamalia besar

bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga (kanibal) Jenis makanan ini

tergantung dari jenis ular dan habitatnya

p Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang

betina dengan cloaca Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang bersuhu

hangat karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang) Ular ada

yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan

daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas namun ada pula yang di simpan

didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar)

q Menurut habitatnya ular dapat dibagi menjadi 5 yaitu

a) Ular Air (Aquatik)

Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di

dalam air Contoh Ular laut (Laticauda laticauda) Ular air yang sesungguhnya

hanyalah ular laut

b) Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)

Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air Contohnya

Homalopsis buccata (ular Kadut)

c) Ular Darat (Terresterial)

Ular ini hidup di darat dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat Contoh Ptyas

mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)

d) Ular Pohon (Arboreal)

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal) Biasanya ular

pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan bergelantungan) Contoh

Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)

e) Ular Gurun

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun Ular gurun biasanya

menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari

Contoh Crotalus artox ular derik rattle

r Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di

dalam kepala Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa

yang memiliki lubang pada ujung bawahnya Khusus pada jenis Naja naja (ular

Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring sehingga

ular-ular jenis ini dapat menyemburkanmenyemprotkan bisanya

Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi

selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem

pencernaan

s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular

a Neurotoxin

a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf

b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan

c) Kerusakan pada pusat otak

d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk

b Haemotoxin

a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya

b) Terjadi haemolysis

c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel

Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain

jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain

B Bahaya Ular

1 Bahasa Psikis

Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan

Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya

ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik

yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal

karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat

ertemu dengan ular

Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak

mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca

buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan

bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik

penanganan ular untuk maksud yang positif

2 Bahaya Biologis

Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul

karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi

dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya

biologis akan dijabarkan sebagai berikut

Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX

membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu

a Tidak Berbisa

Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki

kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan

khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis

nya sangat banyak

b Berbisa Menengah

Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah

memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan

demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa

sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban

hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk

meningkatkan stamina tubuh

c Berbisa Tinggi

Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia

tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari

tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan

pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah

penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong

biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis

ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua

jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan

3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah

Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular

yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum

secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan

penelitian lebih lanjut

a Ular berbisa rendah

1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif

2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)

3) Membunuh mangsanya dengan membelit

4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)

5) Tidak memiliki taring bisa

6) Gigitannya tidak mematikan

7) Setelah menggigit langsung lari

b Ular berbisa tinggi

1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri

2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)

3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa

4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna

5) Memiliki taring bisa racun mematikan

6) Kanibal

7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat

c Pengecualian

Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam

1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah

2 Ular Kobra Naja naja sputratix

berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang

1 Ular weling - Bungarus candidus

2 Ular welang - Bungarus fasciatus

3 Ular picungpudak seruni

4 Semua jenis ular laut

tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban

1 Semua jenis ular phyton dan ular boa

2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor

C Jenis Ular Indonesia

1 Ular Tidak Berbisa

A Elaphe radiata

Species Elaphe radiata Schlegel 1837

NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular

Tikus

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal

berwaran hitam pada bagian tubuh depan

ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning

iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning

iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala

v Panjangnya plusmn 2000 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat lading

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Burung dan Tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837

NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam

persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan

ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)

iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman

v panjangnya plusmn 2400 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat -lading

c Aktivitas Diurnal - siang hari

d Makanan Kadal katak dan burung

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Ptyas korros

Species Ptyas korros Schlegel 1837

NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan

10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap

sisiknya

10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning

10487071048707Mata bulat besar dan hitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas

(dorsal)

10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm

b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon

c Tipe gigi Aghlypa

e Aktivitas Diurnal

f Makanan Tikus kodok katak dan burung

h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

D Ptyas mucosus

Species Ptyas mucosus

NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)

10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Mata bulat besarhitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan

10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm

b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading

c Aktivitas Diurnal

d Tipe gigi Aghlypa

e Makanan Tikus kodok katak dan burung

f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma

E Lycodon aulicus

Species Lycodon aulicus Linne 1754

NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm

b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Cicak

f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan

F Xenopeltis unicolor

Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827

NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi

(jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena

sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya pipih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm

b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Ular cacing katak

f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 3: Bab Ipost Revisi

BAB II

Tinjauan Pustaka

A Biologi Ular

a Penampang melintang tubuh membulat dan memanjang

b Tubuhnya tertutup oleh sisik

c Ukuran panjang tubuhnya dari 10 mm ndash 9000 mm

d Memiliki tulang belakang dan sepasang tulang rusuk pada setiap ruas tulang belakang

(sampai cloaca)

e Suhu tubuhnya poikilotermik suhu ideal 239 ndash 294degC Namun ular masih dapat

bertahan pada suhu yang ekstrem 72degC atau 378degC bila lebih dari suhu ini akan

berakibat fatal bagi ular

f Ular melata dengan menggunakan otot pada bagian perutnya secara bergantian

sehingga dapat bergerak menuju ke tempat lain

g Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata tapi dilindungi oleh selaput transparan

Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia Sensor yang ditangkap adalah

bayangan dan sensitif terhadap cahaya

h Tidak seperti manusia hidung pada ular hanya berfungsi sebagai alat untuk bernafas

sedangkan alat penciumannya adalah lidahnya dengan dibantu organ Jacobson

i Indera panas terletak diantara mata dan hidung berfungsi untuk mendeteksi panas

yang dikeluarkan oleh makhluk lain yang berdarah panas (endotermik) Namun tidak

semua ular memiliki organ ini

j Ular tidak memiliki lubang telinga tapi memiliki membran tympani yang dapat

mendeteksi getaran Ular yang ldquomenarirdquo mengikuti irama suling sebenarnya bergerak

bukan karena suaranya namun karena mengkuti gerakan sulingnya

k Pewarnaan tubuh ular sangat beragam menyesuaikan dengan lingkungan dimana dia

tinggal Pewarnaan berfungsi sebagai penyamaran ular dalam mencari mangsa dan

menghindari musuh Tidak semua warna menyala menandakan tingkat bisa ular

l Cara mendapatkan makanan

a) memburu mangsanya

b) menghadang mangsanya

c) memancing mangsanya

m Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidak mengunyah

mangsanya melainkan menelan mangsanya Berdasarkan tipe giginya ular dibedakan

menjadi

1 Aglypha Tidak memiliki taring bisa Contoh Ptyas korros (Ular kayu) Python

reticulatus (Ular sanca batik) Ular ini tidak berbisa

2 Ophistoglypha Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke belakang pada

rahang atas Contoh Boiga dendrophila (ular cincin emas) Ular ini

berbisa menengah

3 Proteroglypha Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan Contoh

Naja naja sputatrix (ular kobra) Ophiophagus hannah(ular king kobra)

Ular ini berbisa tinggi

4 Solenoglypha Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat

dilipat Contoh Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa

tinggi

n Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besar kepalanya karena

pada rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk

segiempat sehingga mulut ular dapat menganga 180ordm dan didukung oleh rahang bawah

yang hanya dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis

Berikut ini beberapa cara ular memangsa

a Menelan langsung

b Membelit

c Menyuntikkan bisa

o Semua jenis ular adalah binatang Karnivora Jenis makanan yang mereka makan

antara lain insekta ikan amphibi unggas mamalia kecil sampai mamalia besar

bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga (kanibal) Jenis makanan ini

tergantung dari jenis ular dan habitatnya

p Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang

betina dengan cloaca Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang bersuhu

hangat karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang) Ular ada

yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan

daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas namun ada pula yang di simpan

didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar)

q Menurut habitatnya ular dapat dibagi menjadi 5 yaitu

a) Ular Air (Aquatik)

Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di

dalam air Contoh Ular laut (Laticauda laticauda) Ular air yang sesungguhnya

hanyalah ular laut

b) Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)

Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air Contohnya

Homalopsis buccata (ular Kadut)

c) Ular Darat (Terresterial)

Ular ini hidup di darat dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat Contoh Ptyas

mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)

d) Ular Pohon (Arboreal)

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal) Biasanya ular

pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan bergelantungan) Contoh

Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)

e) Ular Gurun

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun Ular gurun biasanya

menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari

Contoh Crotalus artox ular derik rattle

r Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di

dalam kepala Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa

yang memiliki lubang pada ujung bawahnya Khusus pada jenis Naja naja (ular

Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring sehingga

ular-ular jenis ini dapat menyemburkanmenyemprotkan bisanya

Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi

selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem

pencernaan

s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular

a Neurotoxin

a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf

b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan

c) Kerusakan pada pusat otak

d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk

b Haemotoxin

a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya

b) Terjadi haemolysis

c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel

Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain

jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain

B Bahaya Ular

1 Bahasa Psikis

Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan

Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya

ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik

yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal

karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat

ertemu dengan ular

Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak

mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca

buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan

bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik

penanganan ular untuk maksud yang positif

2 Bahaya Biologis

Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul

karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi

dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya

biologis akan dijabarkan sebagai berikut

Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX

membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu

a Tidak Berbisa

Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki

kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan

khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis

nya sangat banyak

b Berbisa Menengah

Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah

memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan

demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa

sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban

hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk

meningkatkan stamina tubuh

c Berbisa Tinggi

Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia

tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari

tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan

pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah

penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong

biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis

ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua

jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan

3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah

Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular

yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum

secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan

penelitian lebih lanjut

a Ular berbisa rendah

1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif

2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)

3) Membunuh mangsanya dengan membelit

4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)

5) Tidak memiliki taring bisa

6) Gigitannya tidak mematikan

7) Setelah menggigit langsung lari

b Ular berbisa tinggi

1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri

2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)

3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa

4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna

5) Memiliki taring bisa racun mematikan

6) Kanibal

7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat

c Pengecualian

Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam

1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah

2 Ular Kobra Naja naja sputratix

berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang

1 Ular weling - Bungarus candidus

2 Ular welang - Bungarus fasciatus

3 Ular picungpudak seruni

4 Semua jenis ular laut

tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban

1 Semua jenis ular phyton dan ular boa

2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor

C Jenis Ular Indonesia

1 Ular Tidak Berbisa

A Elaphe radiata

Species Elaphe radiata Schlegel 1837

NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular

Tikus

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal

berwaran hitam pada bagian tubuh depan

ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning

iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning

iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala

v Panjangnya plusmn 2000 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat lading

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Burung dan Tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837

NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam

persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan

ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)

iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman

v panjangnya plusmn 2400 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat -lading

c Aktivitas Diurnal - siang hari

d Makanan Kadal katak dan burung

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Ptyas korros

Species Ptyas korros Schlegel 1837

NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan

10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap

sisiknya

10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning

10487071048707Mata bulat besar dan hitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas

(dorsal)

10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm

b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon

c Tipe gigi Aghlypa

e Aktivitas Diurnal

f Makanan Tikus kodok katak dan burung

h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

D Ptyas mucosus

Species Ptyas mucosus

NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)

10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Mata bulat besarhitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan

10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm

b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading

c Aktivitas Diurnal

d Tipe gigi Aghlypa

e Makanan Tikus kodok katak dan burung

f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma

E Lycodon aulicus

Species Lycodon aulicus Linne 1754

NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm

b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Cicak

f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan

F Xenopeltis unicolor

Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827

NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi

(jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena

sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya pipih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm

b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Ular cacing katak

f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 4: Bab Ipost Revisi

j Ular tidak memiliki lubang telinga tapi memiliki membran tympani yang dapat

mendeteksi getaran Ular yang ldquomenarirdquo mengikuti irama suling sebenarnya bergerak

bukan karena suaranya namun karena mengkuti gerakan sulingnya

k Pewarnaan tubuh ular sangat beragam menyesuaikan dengan lingkungan dimana dia

tinggal Pewarnaan berfungsi sebagai penyamaran ular dalam mencari mangsa dan

menghindari musuh Tidak semua warna menyala menandakan tingkat bisa ular

l Cara mendapatkan makanan

a) memburu mangsanya

b) menghadang mangsanya

c) memancing mangsanya

m Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidak mengunyah

mangsanya melainkan menelan mangsanya Berdasarkan tipe giginya ular dibedakan

menjadi

1 Aglypha Tidak memiliki taring bisa Contoh Ptyas korros (Ular kayu) Python

reticulatus (Ular sanca batik) Ular ini tidak berbisa

2 Ophistoglypha Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke belakang pada

rahang atas Contoh Boiga dendrophila (ular cincin emas) Ular ini

berbisa menengah

3 Proteroglypha Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan Contoh

Naja naja sputatrix (ular kobra) Ophiophagus hannah(ular king kobra)

Ular ini berbisa tinggi

4 Solenoglypha Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat

dilipat Contoh Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa

tinggi

n Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besar kepalanya karena

pada rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk

segiempat sehingga mulut ular dapat menganga 180ordm dan didukung oleh rahang bawah

yang hanya dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis

Berikut ini beberapa cara ular memangsa

a Menelan langsung

b Membelit

c Menyuntikkan bisa

o Semua jenis ular adalah binatang Karnivora Jenis makanan yang mereka makan

antara lain insekta ikan amphibi unggas mamalia kecil sampai mamalia besar

bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga (kanibal) Jenis makanan ini

tergantung dari jenis ular dan habitatnya

p Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang

betina dengan cloaca Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang bersuhu

hangat karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang) Ular ada

yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan

daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas namun ada pula yang di simpan

didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar)

q Menurut habitatnya ular dapat dibagi menjadi 5 yaitu

a) Ular Air (Aquatik)

Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di

dalam air Contoh Ular laut (Laticauda laticauda) Ular air yang sesungguhnya

hanyalah ular laut

b) Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)

Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air Contohnya

Homalopsis buccata (ular Kadut)

c) Ular Darat (Terresterial)

Ular ini hidup di darat dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat Contoh Ptyas

mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)

d) Ular Pohon (Arboreal)

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal) Biasanya ular

pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan bergelantungan) Contoh

Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)

e) Ular Gurun

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun Ular gurun biasanya

menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari

Contoh Crotalus artox ular derik rattle

r Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di

dalam kepala Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa

yang memiliki lubang pada ujung bawahnya Khusus pada jenis Naja naja (ular

Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring sehingga

ular-ular jenis ini dapat menyemburkanmenyemprotkan bisanya

Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi

selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem

pencernaan

s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular

a Neurotoxin

a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf

b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan

c) Kerusakan pada pusat otak

d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk

b Haemotoxin

a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya

b) Terjadi haemolysis

c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel

Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain

jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain

B Bahaya Ular

1 Bahasa Psikis

Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan

Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya

ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik

yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal

karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat

ertemu dengan ular

Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak

mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca

buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan

bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik

penanganan ular untuk maksud yang positif

2 Bahaya Biologis

Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul

karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi

dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya

biologis akan dijabarkan sebagai berikut

Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX

membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu

a Tidak Berbisa

Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki

kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan

khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis

nya sangat banyak

b Berbisa Menengah

Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah

memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan

demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa

sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban

hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk

meningkatkan stamina tubuh

c Berbisa Tinggi

Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia

tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari

tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan

pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah

penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong

biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis

ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua

jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan

3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah

Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular

yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum

secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan

penelitian lebih lanjut

a Ular berbisa rendah

1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif

2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)

3) Membunuh mangsanya dengan membelit

4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)

5) Tidak memiliki taring bisa

6) Gigitannya tidak mematikan

7) Setelah menggigit langsung lari

b Ular berbisa tinggi

1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri

2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)

3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa

4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna

5) Memiliki taring bisa racun mematikan

6) Kanibal

7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat

c Pengecualian

Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam

1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah

2 Ular Kobra Naja naja sputratix

berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang

1 Ular weling - Bungarus candidus

2 Ular welang - Bungarus fasciatus

3 Ular picungpudak seruni

4 Semua jenis ular laut

tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban

1 Semua jenis ular phyton dan ular boa

2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor

C Jenis Ular Indonesia

1 Ular Tidak Berbisa

A Elaphe radiata

Species Elaphe radiata Schlegel 1837

NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular

Tikus

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal

berwaran hitam pada bagian tubuh depan

ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning

iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning

iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala

v Panjangnya plusmn 2000 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat lading

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Burung dan Tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837

NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam

persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan

ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)

iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman

v panjangnya plusmn 2400 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat -lading

c Aktivitas Diurnal - siang hari

d Makanan Kadal katak dan burung

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Ptyas korros

Species Ptyas korros Schlegel 1837

NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan

10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap

sisiknya

10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning

10487071048707Mata bulat besar dan hitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas

(dorsal)

10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm

b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon

c Tipe gigi Aghlypa

e Aktivitas Diurnal

f Makanan Tikus kodok katak dan burung

h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

D Ptyas mucosus

Species Ptyas mucosus

NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)

10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Mata bulat besarhitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan

10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm

b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading

c Aktivitas Diurnal

d Tipe gigi Aghlypa

e Makanan Tikus kodok katak dan burung

f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma

E Lycodon aulicus

Species Lycodon aulicus Linne 1754

NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm

b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Cicak

f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan

F Xenopeltis unicolor

Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827

NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi

(jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena

sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya pipih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm

b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Ular cacing katak

f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 5: Bab Ipost Revisi

4 Solenoglypha Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat

dilipat Contoh Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa

tinggi

n Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besar kepalanya karena

pada rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk

segiempat sehingga mulut ular dapat menganga 180ordm dan didukung oleh rahang bawah

yang hanya dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis

Berikut ini beberapa cara ular memangsa

a Menelan langsung

b Membelit

c Menyuntikkan bisa

o Semua jenis ular adalah binatang Karnivora Jenis makanan yang mereka makan

antara lain insekta ikan amphibi unggas mamalia kecil sampai mamalia besar

bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga (kanibal) Jenis makanan ini

tergantung dari jenis ular dan habitatnya

p Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang

betina dengan cloaca Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang bersuhu

hangat karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang) Ular ada

yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan

daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas namun ada pula yang di simpan

didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar)

q Menurut habitatnya ular dapat dibagi menjadi 5 yaitu

a) Ular Air (Aquatik)

Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di

dalam air Contoh Ular laut (Laticauda laticauda) Ular air yang sesungguhnya

hanyalah ular laut

b) Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)

Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air Contohnya

Homalopsis buccata (ular Kadut)

c) Ular Darat (Terresterial)

Ular ini hidup di darat dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat Contoh Ptyas

mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)

d) Ular Pohon (Arboreal)

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal) Biasanya ular

pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan bergelantungan) Contoh

Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)

e) Ular Gurun

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun Ular gurun biasanya

menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari

Contoh Crotalus artox ular derik rattle

r Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di

dalam kepala Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa

yang memiliki lubang pada ujung bawahnya Khusus pada jenis Naja naja (ular

Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring sehingga

ular-ular jenis ini dapat menyemburkanmenyemprotkan bisanya

Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi

selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem

pencernaan

s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular

a Neurotoxin

a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf

b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan

c) Kerusakan pada pusat otak

d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk

b Haemotoxin

a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya

b) Terjadi haemolysis

c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel

Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain

jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain

B Bahaya Ular

1 Bahasa Psikis

Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan

Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya

ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik

yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal

karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat

ertemu dengan ular

Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak

mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca

buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan

bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik

penanganan ular untuk maksud yang positif

2 Bahaya Biologis

Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul

karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi

dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya

biologis akan dijabarkan sebagai berikut

Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX

membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu

a Tidak Berbisa

Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki

kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan

khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis

nya sangat banyak

b Berbisa Menengah

Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah

memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan

demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa

sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban

hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk

meningkatkan stamina tubuh

c Berbisa Tinggi

Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia

tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari

tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan

pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah

penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong

biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis

ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua

jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan

3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah

Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular

yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum

secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan

penelitian lebih lanjut

a Ular berbisa rendah

1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif

2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)

3) Membunuh mangsanya dengan membelit

4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)

5) Tidak memiliki taring bisa

6) Gigitannya tidak mematikan

7) Setelah menggigit langsung lari

b Ular berbisa tinggi

1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri

2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)

3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa

4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna

5) Memiliki taring bisa racun mematikan

6) Kanibal

7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat

c Pengecualian

Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam

1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah

2 Ular Kobra Naja naja sputratix

berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang

1 Ular weling - Bungarus candidus

2 Ular welang - Bungarus fasciatus

3 Ular picungpudak seruni

4 Semua jenis ular laut

tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban

1 Semua jenis ular phyton dan ular boa

2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor

C Jenis Ular Indonesia

1 Ular Tidak Berbisa

A Elaphe radiata

Species Elaphe radiata Schlegel 1837

NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular

Tikus

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal

berwaran hitam pada bagian tubuh depan

ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning

iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning

iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala

v Panjangnya plusmn 2000 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat lading

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Burung dan Tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837

NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam

persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan

ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)

iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman

v panjangnya plusmn 2400 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat -lading

c Aktivitas Diurnal - siang hari

d Makanan Kadal katak dan burung

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Ptyas korros

Species Ptyas korros Schlegel 1837

NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan

10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap

sisiknya

10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning

10487071048707Mata bulat besar dan hitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas

(dorsal)

10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm

b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon

c Tipe gigi Aghlypa

e Aktivitas Diurnal

f Makanan Tikus kodok katak dan burung

h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

D Ptyas mucosus

Species Ptyas mucosus

NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)

10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Mata bulat besarhitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan

10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm

b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading

c Aktivitas Diurnal

d Tipe gigi Aghlypa

e Makanan Tikus kodok katak dan burung

f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma

E Lycodon aulicus

Species Lycodon aulicus Linne 1754

NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm

b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Cicak

f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan

F Xenopeltis unicolor

Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827

NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi

(jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena

sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya pipih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm

b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Ular cacing katak

f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 6: Bab Ipost Revisi

bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga (kanibal) Jenis makanan ini

tergantung dari jenis ular dan habitatnya

p Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang

betina dengan cloaca Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang bersuhu

hangat karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang) Ular ada

yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan

daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas namun ada pula yang di simpan

didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar)

q Menurut habitatnya ular dapat dibagi menjadi 5 yaitu

a) Ular Air (Aquatik)

Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di

dalam air Contoh Ular laut (Laticauda laticauda) Ular air yang sesungguhnya

hanyalah ular laut

b) Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)

Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air Contohnya

Homalopsis buccata (ular Kadut)

c) Ular Darat (Terresterial)

Ular ini hidup di darat dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat Contoh Ptyas

mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)

d) Ular Pohon (Arboreal)

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal) Biasanya ular

pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan bergelantungan) Contoh

Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)

e) Ular Gurun

Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun Ular gurun biasanya

menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari

Contoh Crotalus artox ular derik rattle

r Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di

dalam kepala Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa

yang memiliki lubang pada ujung bawahnya Khusus pada jenis Naja naja (ular

Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring sehingga

ular-ular jenis ini dapat menyemburkanmenyemprotkan bisanya

Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi

selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem

pencernaan

s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular

a Neurotoxin

a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf

b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan

c) Kerusakan pada pusat otak

d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk

b Haemotoxin

a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya

b) Terjadi haemolysis

c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel

Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain

jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain

B Bahaya Ular

1 Bahasa Psikis

Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan

Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya

ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik

yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal

karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat

ertemu dengan ular

Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak

mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca

buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan

bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik

penanganan ular untuk maksud yang positif

2 Bahaya Biologis

Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul

karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi

dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya

biologis akan dijabarkan sebagai berikut

Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX

membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu

a Tidak Berbisa

Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki

kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan

khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis

nya sangat banyak

b Berbisa Menengah

Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah

memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan

demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa

sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban

hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk

meningkatkan stamina tubuh

c Berbisa Tinggi

Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia

tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari

tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan

pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah

penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong

biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis

ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua

jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan

3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah

Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular

yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum

secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan

penelitian lebih lanjut

a Ular berbisa rendah

1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif

2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)

3) Membunuh mangsanya dengan membelit

4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)

5) Tidak memiliki taring bisa

6) Gigitannya tidak mematikan

7) Setelah menggigit langsung lari

b Ular berbisa tinggi

1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri

2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)

3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa

4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna

5) Memiliki taring bisa racun mematikan

6) Kanibal

7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat

c Pengecualian

Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam

1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah

2 Ular Kobra Naja naja sputratix

berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang

1 Ular weling - Bungarus candidus

2 Ular welang - Bungarus fasciatus

3 Ular picungpudak seruni

4 Semua jenis ular laut

tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban

1 Semua jenis ular phyton dan ular boa

2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor

C Jenis Ular Indonesia

1 Ular Tidak Berbisa

A Elaphe radiata

Species Elaphe radiata Schlegel 1837

NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular

Tikus

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal

berwaran hitam pada bagian tubuh depan

ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning

iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning

iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala

v Panjangnya plusmn 2000 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat lading

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Burung dan Tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837

NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam

persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan

ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)

iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman

v panjangnya plusmn 2400 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat -lading

c Aktivitas Diurnal - siang hari

d Makanan Kadal katak dan burung

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Ptyas korros

Species Ptyas korros Schlegel 1837

NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan

10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap

sisiknya

10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning

10487071048707Mata bulat besar dan hitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas

(dorsal)

10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm

b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon

c Tipe gigi Aghlypa

e Aktivitas Diurnal

f Makanan Tikus kodok katak dan burung

h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

D Ptyas mucosus

Species Ptyas mucosus

NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)

10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Mata bulat besarhitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan

10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm

b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading

c Aktivitas Diurnal

d Tipe gigi Aghlypa

e Makanan Tikus kodok katak dan burung

f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma

E Lycodon aulicus

Species Lycodon aulicus Linne 1754

NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm

b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Cicak

f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan

F Xenopeltis unicolor

Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827

NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi

(jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena

sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya pipih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm

b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Ular cacing katak

f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 7: Bab Ipost Revisi

Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi

selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem

pencernaan

s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular

a Neurotoxin

a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf

b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan

c) Kerusakan pada pusat otak

d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk

b Haemotoxin

a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya

b) Terjadi haemolysis

c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel

Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain

jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain

B Bahaya Ular

1 Bahasa Psikis

Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan

Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya

ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik

yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal

karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat

ertemu dengan ular

Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak

mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca

buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan

bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik

penanganan ular untuk maksud yang positif

2 Bahaya Biologis

Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul

karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi

dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya

biologis akan dijabarkan sebagai berikut

Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX

membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu

a Tidak Berbisa

Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki

kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan

khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis

nya sangat banyak

b Berbisa Menengah

Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah

memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan

demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa

sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban

hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk

meningkatkan stamina tubuh

c Berbisa Tinggi

Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia

tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari

tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan

pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah

penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong

biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis

ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua

jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan

3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah

Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular

yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum

secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan

penelitian lebih lanjut

a Ular berbisa rendah

1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif

2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)

3) Membunuh mangsanya dengan membelit

4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)

5) Tidak memiliki taring bisa

6) Gigitannya tidak mematikan

7) Setelah menggigit langsung lari

b Ular berbisa tinggi

1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri

2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)

3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa

4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna

5) Memiliki taring bisa racun mematikan

6) Kanibal

7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat

c Pengecualian

Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam

1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah

2 Ular Kobra Naja naja sputratix

berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang

1 Ular weling - Bungarus candidus

2 Ular welang - Bungarus fasciatus

3 Ular picungpudak seruni

4 Semua jenis ular laut

tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban

1 Semua jenis ular phyton dan ular boa

2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor

C Jenis Ular Indonesia

1 Ular Tidak Berbisa

A Elaphe radiata

Species Elaphe radiata Schlegel 1837

NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular

Tikus

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal

berwaran hitam pada bagian tubuh depan

ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning

iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning

iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala

v Panjangnya plusmn 2000 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat lading

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Burung dan Tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837

NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam

persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan

ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)

iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman

v panjangnya plusmn 2400 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat -lading

c Aktivitas Diurnal - siang hari

d Makanan Kadal katak dan burung

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Ptyas korros

Species Ptyas korros Schlegel 1837

NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan

10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap

sisiknya

10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning

10487071048707Mata bulat besar dan hitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas

(dorsal)

10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm

b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon

c Tipe gigi Aghlypa

e Aktivitas Diurnal

f Makanan Tikus kodok katak dan burung

h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

D Ptyas mucosus

Species Ptyas mucosus

NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)

10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Mata bulat besarhitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan

10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm

b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading

c Aktivitas Diurnal

d Tipe gigi Aghlypa

e Makanan Tikus kodok katak dan burung

f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma

E Lycodon aulicus

Species Lycodon aulicus Linne 1754

NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm

b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Cicak

f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan

F Xenopeltis unicolor

Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827

NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi

(jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena

sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya pipih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm

b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Ular cacing katak

f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 8: Bab Ipost Revisi

Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak

mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca

buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan

bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik

penanganan ular untuk maksud yang positif

2 Bahaya Biologis

Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul

karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi

dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya

biologis akan dijabarkan sebagai berikut

Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX

membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu

a Tidak Berbisa

Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki

kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan

khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis

nya sangat banyak

b Berbisa Menengah

Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah

memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan

demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa

sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban

hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk

meningkatkan stamina tubuh

c Berbisa Tinggi

Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia

tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari

tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan

pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah

penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong

biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis

ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua

jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan

3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah

Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular

yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum

secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan

penelitian lebih lanjut

a Ular berbisa rendah

1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif

2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)

3) Membunuh mangsanya dengan membelit

4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)

5) Tidak memiliki taring bisa

6) Gigitannya tidak mematikan

7) Setelah menggigit langsung lari

b Ular berbisa tinggi

1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri

2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)

3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa

4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna

5) Memiliki taring bisa racun mematikan

6) Kanibal

7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat

c Pengecualian

Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam

1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah

2 Ular Kobra Naja naja sputratix

berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang

1 Ular weling - Bungarus candidus

2 Ular welang - Bungarus fasciatus

3 Ular picungpudak seruni

4 Semua jenis ular laut

tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban

1 Semua jenis ular phyton dan ular boa

2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor

C Jenis Ular Indonesia

1 Ular Tidak Berbisa

A Elaphe radiata

Species Elaphe radiata Schlegel 1837

NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular

Tikus

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal

berwaran hitam pada bagian tubuh depan

ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning

iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning

iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala

v Panjangnya plusmn 2000 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat lading

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Burung dan Tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837

NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam

persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan

ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)

iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman

v panjangnya plusmn 2400 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat -lading

c Aktivitas Diurnal - siang hari

d Makanan Kadal katak dan burung

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Ptyas korros

Species Ptyas korros Schlegel 1837

NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan

10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap

sisiknya

10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning

10487071048707Mata bulat besar dan hitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas

(dorsal)

10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm

b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon

c Tipe gigi Aghlypa

e Aktivitas Diurnal

f Makanan Tikus kodok katak dan burung

h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

D Ptyas mucosus

Species Ptyas mucosus

NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)

10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Mata bulat besarhitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan

10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm

b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading

c Aktivitas Diurnal

d Tipe gigi Aghlypa

e Makanan Tikus kodok katak dan burung

f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma

E Lycodon aulicus

Species Lycodon aulicus Linne 1754

NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm

b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Cicak

f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan

F Xenopeltis unicolor

Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827

NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi

(jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena

sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya pipih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm

b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Ular cacing katak

f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 9: Bab Ipost Revisi

3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah

Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular

yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum

secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan

penelitian lebih lanjut

a Ular berbisa rendah

1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif

2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)

3) Membunuh mangsanya dengan membelit

4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)

5) Tidak memiliki taring bisa

6) Gigitannya tidak mematikan

7) Setelah menggigit langsung lari

b Ular berbisa tinggi

1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri

2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)

3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa

4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna

5) Memiliki taring bisa racun mematikan

6) Kanibal

7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat

c Pengecualian

Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam

1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah

2 Ular Kobra Naja naja sputratix

berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang

1 Ular weling - Bungarus candidus

2 Ular welang - Bungarus fasciatus

3 Ular picungpudak seruni

4 Semua jenis ular laut

tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban

1 Semua jenis ular phyton dan ular boa

2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor

C Jenis Ular Indonesia

1 Ular Tidak Berbisa

A Elaphe radiata

Species Elaphe radiata Schlegel 1837

NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular

Tikus

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal

berwaran hitam pada bagian tubuh depan

ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning

iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning

iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala

v Panjangnya plusmn 2000 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat lading

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Burung dan Tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837

NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam

persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan

ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)

iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman

v panjangnya plusmn 2400 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat -lading

c Aktivitas Diurnal - siang hari

d Makanan Kadal katak dan burung

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Ptyas korros

Species Ptyas korros Schlegel 1837

NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan

10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap

sisiknya

10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning

10487071048707Mata bulat besar dan hitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas

(dorsal)

10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm

b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon

c Tipe gigi Aghlypa

e Aktivitas Diurnal

f Makanan Tikus kodok katak dan burung

h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

D Ptyas mucosus

Species Ptyas mucosus

NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)

10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Mata bulat besarhitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan

10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm

b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading

c Aktivitas Diurnal

d Tipe gigi Aghlypa

e Makanan Tikus kodok katak dan burung

f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma

E Lycodon aulicus

Species Lycodon aulicus Linne 1754

NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm

b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Cicak

f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan

F Xenopeltis unicolor

Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827

NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi

(jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena

sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya pipih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm

b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Ular cacing katak

f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 10: Bab Ipost Revisi

tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban

1 Semua jenis ular phyton dan ular boa

2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor

C Jenis Ular Indonesia

1 Ular Tidak Berbisa

A Elaphe radiata

Species Elaphe radiata Schlegel 1837

NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular

Tikus

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal

berwaran hitam pada bagian tubuh depan

ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning

iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning

iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala

v Panjangnya plusmn 2000 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat lading

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Burung dan Tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837

NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)

a Ciri-ciri

i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam

persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan

ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)

iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman

v panjangnya plusmn 2400 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat -lading

c Aktivitas Diurnal - siang hari

d Makanan Kadal katak dan burung

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Ptyas korros

Species Ptyas korros Schlegel 1837

NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan

10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap

sisiknya

10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning

10487071048707Mata bulat besar dan hitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas

(dorsal)

10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm

b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon

c Tipe gigi Aghlypa

e Aktivitas Diurnal

f Makanan Tikus kodok katak dan burung

h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

D Ptyas mucosus

Species Ptyas mucosus

NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)

10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Mata bulat besarhitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan

10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm

b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading

c Aktivitas Diurnal

d Tipe gigi Aghlypa

e Makanan Tikus kodok katak dan burung

f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma

E Lycodon aulicus

Species Lycodon aulicus Linne 1754

NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm

b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Cicak

f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan

F Xenopeltis unicolor

Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827

NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi

(jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena

sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya pipih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm

b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Ular cacing katak

f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 11: Bab Ipost Revisi

i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam

persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan

ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)

iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam

iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman

v panjangnya plusmn 2400 mm

vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya

yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang

b Habitat Darat -lading

c Aktivitas Diurnal - siang hari

d Makanan Kadal katak dan burung

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Ptyas korros

Species Ptyas korros Schlegel 1837

NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan

10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap

sisiknya

10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning

10487071048707Mata bulat besar dan hitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas

(dorsal)

10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm

b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon

c Tipe gigi Aghlypa

e Aktivitas Diurnal

f Makanan Tikus kodok katak dan burung

h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

D Ptyas mucosus

Species Ptyas mucosus

NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)

10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Mata bulat besarhitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan

10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm

b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading

c Aktivitas Diurnal

d Tipe gigi Aghlypa

e Makanan Tikus kodok katak dan burung

f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma

E Lycodon aulicus

Species Lycodon aulicus Linne 1754

NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm

b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Cicak

f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan

F Xenopeltis unicolor

Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827

NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi

(jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena

sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya pipih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm

b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Ular cacing katak

f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 12: Bab Ipost Revisi

h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

D Ptyas mucosus

Species Ptyas mucosus

NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)

10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Mata bulat besarhitam

10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan

10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm

b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading

c Aktivitas Diurnal

d Tipe gigi Aghlypa

e Makanan Tikus kodok katak dan burung

f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma

E Lycodon aulicus

Species Lycodon aulicus Linne 1754

NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm

b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Cicak

f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan

F Xenopeltis unicolor

Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827

NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi

(jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena

sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya pipih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm

b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Ular cacing katak

f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 13: Bab Ipost Revisi

10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm

b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Cicak

f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan

F Xenopeltis unicolor

Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827

NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi

(jawa)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena

sinar matahari akan memantulkan warna pelangi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih

10487071048707Kepalanya pipih

10487071048707Mata bulat besar

10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm

b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Aglypha

e Makanan Ular cacing katak

f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 14: Bab Ipost Revisi

F Gonyosoma oxycephala

Species Gonyosoma oxycephala Boie1827

NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher

hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu

10487071048707Ekor berwarna abu - abu

10487071048707Kepala oval

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Katak tikus burung telur

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

2 Ular Berbisa sedang

A Boiga dendrophila

Species Boiga dendrophila Boie 1827

NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih

disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga

yang berwarna hitam putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 15: Bab Ipost Revisi

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan

10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil

10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal

10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm

b Habitat Pohon hutan bakau

c Aktivitas Noctural malam hari

d Tipe gigi Ophiestoglypha

e Makanan Burung telur tikus

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia

Philippine Siam Nias

B Dryophis prasinus

Species Dryophis prasinus Boie1827

NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular

Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat

10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna

hitam putih dan biru

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau

10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing

10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm

b Habitat Pepohonan arboreal

c Aktivitas Diurnal siang hari

d Makanan Kadal katak

e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 16: Bab Ipost Revisi

C Homalopsis bucatta

Species Homalopsis buccata Linne 1766

NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular

Kadut

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu

tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan

10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih

10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam

10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya

10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya

10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm

10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya

b Habitat setengah perairan sungai kolam

c Aktivitas Noctural

d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal

e Makanan Ikan

f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 17: Bab Ipost Revisi

3 Ular Berbisa Tinggi

A Ophiophagus Hannah

Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836

NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok

(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)

a Ciri-ciri

10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang

ditubuhnya tergantung habitat

10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar

10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar

10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

(tergantung habitat)

10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm

10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya

mengembangkan lehernya

b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering

c Aktivitas siang dan malam hari

d Makanan ular

e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan

f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit

B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)

Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 18: Bab Ipost Revisi

10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra

C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri

10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher

10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan

b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa

D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah

(Padang) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 19: Bab Ipost Revisi

10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala

b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri

10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh

10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan

kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 20: Bab Ipost Revisi

F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri

10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14

panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m

b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin

G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa

Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 21: Bab Ipost Revisi

10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm

b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia

H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris

NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)

a Ciri-ciri

10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan

10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras

10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah

10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang

b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl

c Aktivitas noctural

d Tipe gigi solenoglypha

e Makanan Tikus burung katak telur

f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 22: Bab Ipost Revisi

D Patofisiologi Gigitan Ular

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein

Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia

ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara

mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat

menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga

menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat

berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin

dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang

terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan

bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta

seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan

Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan

Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah

Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase

menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan

kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada

ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang

menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati

Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem

organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat

neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter

pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari

dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh

E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular

Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu

derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3

(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik

Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah

gigitan

Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae

Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG

dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6

jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 23: Bab Ipost Revisi

F Manifestasi klinis

Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada

tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit

bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus

berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual

muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami

syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer

LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)

mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen

koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)

Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun

demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius

tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala

berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat

cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 24: Bab Ipost Revisi

nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan

laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia

koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen

Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan

Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat

Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria

mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi

dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun

1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi

trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan

gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih

dalam batas normal pada semua pasien

Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran

ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan

adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera

terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan

EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T

Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa

selain perdarahan koagulopati dan paralisis

G Diagnosis

Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi

ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya

dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu

juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain

dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat

mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama

dalam menegakkan diagnosis

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 25: Bab Ipost Revisi

H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah

1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular

sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri

atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah

untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan

menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit

serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban

ke tempat perawatan medis

Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi

(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau

menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau

kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah

bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan

terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan

pendarahan lokal

2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman

dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah

peningkatan penyerapan bisa

3 Pengobatan gigitan ular

Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode

penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)

insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan

daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari

karena tidak terbukti manfaatnya

4 Terapi yang dianjurkan meliputi

a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian

tubuh menggunakan perban

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 26: Bab Ipost Revisi

b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang

tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan

Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan

jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak

dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat

menyebabkan efek sistemik yang lebih berat

c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi

penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi

yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat

rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal

Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua

jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk

keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer

lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin

darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian

serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui

progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka

dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada

pasien gigitan ular berbisa

Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment

syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan

menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan

hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas

dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 27: Bab Ipost Revisi

Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh

FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)

dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum

binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat

secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar

pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat

dan tipe III

Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien

bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat

dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam

yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari

Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius

jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia

alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi

reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya

menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih

sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio

antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi

Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae

Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab

ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat

komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan

dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena

Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan

dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya

kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan

derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial

Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan

Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari

penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif

bakteria gram negatif aerob

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 28: Bab Ipost Revisi

Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular

1) Jangan Panik

2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti

gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit

ambil posisi yan aman jauhi ular

3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk

menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung

4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang

menguras tenaga dan mempercepat detak jantung

5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali

ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya

terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang

utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi

Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak

berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang

berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri

ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian

medis

6) Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal

a) Lepaskan pembalut elastis

b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

c) Beri obat antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) ular tidak perlu dibunuh

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan

jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari

a) Lepaskan pembalut

b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

c) Beri antiseptik

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 29: Bab Ipost Revisi

d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar

cepat kering

e) Usahakan korban beristirahat sebentar

f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

g) Beri vitamin tambahan

h) ular tidak perlu dibunuh

Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek

a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah

pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring

b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan

terbuka

c) Istirahatkan dan tenangkan korban

d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan

pendarahan agar tidak terbuka lagi

e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

f) Beri vitamin tambahan

ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala

ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh

ular jenis ini

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular

Efek gigitan pada umumnya

a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna

b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

c Mulut terasa kering

d Pusing mata berkunang - kunang

e Demam menggigil

f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit

pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas

a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
Page 30: Bab Ipost Revisi

c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet

(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari

bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan

horisontal tetapi vertikal

d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka

baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan

dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat

dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus

ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik

menggunakan tali senar dll

e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan

menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong

karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan

hingga lambung dan usus

f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah

kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna

merah segar

g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa

ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk

mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan

antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit

(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban

elergi terhadap obat tertentu

  • 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
  • NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)