bab 1 pendahuluan 1.1 latar belakang penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.bab i.pdf ·...

13
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Islam berasal dari kata bahasa arab, yakni dari kata salima yang artinya selamat, damai, tunduk, pasrah, dan berserah diri. Penyerahan disini memiliki makna bahwa segala perilaku harus disandarkan kepada sang pencipta seluruh alam semesta, yakni Allah SWT. Dengan demikian, Islam berarti penyerahan diri kepada Allah SWT, sebagaimana tercantum dalam QS. Ali ‘Imran: 19, yang artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah adalah Islam.....Islam adalah rahmat bagi seluruh umat manusia. Ini merupakan tujuan pokok dimana Rasulullah SAW diutus ke dunia ini (Chapra, 2011). “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (QS. Al-Anbiyaa': 107)” Artinya Islam merupakan agama yang universal dan komprehensif (Afrinaldi, 2013). Universal memliliki arti bahwa Islam adalah agama bagi seluruh umat manusia tanpa memandang jabatan, warna kulit, suku dan bangsa. Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik aspek politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan sebagainya. Salah satu cara penting untuk merealisasikan rahmat bagi seluruh alam semesta adalah dengan mendorong kesejahteraan (falah) bagi seluruh umat

Upload: others

Post on 05-Jan-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.BAB I.pdf · Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Islam berasal dari kata bahasa arab, yakni dari kata salima yang artinya

selamat, damai, tunduk, pasrah, dan berserah diri. Penyerahan disini memiliki makna

bahwa segala perilaku harus disandarkan kepada sang pencipta seluruh alam semesta,

yakni Allah SWT. Dengan demikian, Islam berarti penyerahan diri kepada Allah

SWT, sebagaimana tercantum dalam QS. Ali ‘Imran: 19, yang artinya :

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah adalah Islam.....”

Islam adalah rahmat bagi seluruh umat manusia. Ini merupakan tujuan

pokok dimana Rasulullah SAW diutus ke dunia ini (Chapra, 2011).

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi

semesta alam (QS. Al-Anbiyaa': 107)”

Artinya Islam merupakan agama yang universal dan komprehensif

(Afrinaldi, 2013). Universal memliliki arti bahwa Islam adalah agama bagi

seluruh umat manusia tanpa memandang jabatan, warna kulit, suku dan bangsa.

Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh

aspek kehidupan manusia baik aspek politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan

dan sebagainya.

Salah satu cara penting untuk merealisasikan rahmat bagi seluruh alam

semesta adalah dengan mendorong kesejahteraan (falah) bagi seluruh umat

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.BAB I.pdf · Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan

2

manusia tanpa memandang ras, umur, jenis kelamin, dan bangsa. Falah yang

berarti kemenangan, kesejahteraan yang berdimensi duniawi dan ukhrawi

tersebut harus dijadikan sebagai tujuan dari segala aktifitas hidup manusia

baik dalam urusan ekonomi, politik, pendidikan, sosial budaya dan aktifitas

lainnya yang dilakukan dengan tuntunan syariah.

Maqasid syariah seharusnya menjadi tujuan seluruh aspek kehidupan

manusia, baik itu di level mikro (perbankan) maupun level makro (Abozaid dan

Dusuki, 2008 dalam Sanrego, 2016). Setiap aktifitas muamalah atau ekonomi

harus dijalankan sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Salah satu cara untuk

memahami syariah adalah dengan mengetahui setiap tujuan- tujuan syariah

tersebut (Maqasid Syariah) yang akan memberikan fleksibelitas,

kedinamisan dan kreatifitas dalam mengambil kebijakan dan aktifitas

kehidupan sosial. Imam Ghozali seorang ulama Islam yang sangat dihormati

memberikan tujuan syariah sebagai berikut (Chapra, 2011) :

“Tujuan utama syariah adalah untuk mendorong kesejahteraan manusia, yang

terletak pada perlindungan kepada keimanan (din), jiwa (nafs), akal (aql),

keturunan (nasl) dan harta (maal) mereka. Apa saja yang menjamin

terlindungya 5 perkara ini adalah memenui kepentingan publik dan dianjurkan,

dan apa saja yang menciderai 5 perkara ini adalah melawan kepentingan publik

yang harus dibuang.

Ulama-ulama Islam telah sepakat bahwa kelima aspek tersebut menjadi

tujuan utama yang harus diperhatikan (Chapra, 2011). Bagi pemerintah,

kesejahteraan semua masyarakat merupakan tujuan akhir dari pembangunan.

Bagi perusahaan, kesejahteraan shareholder, stakeholder dan lingkungan sosial

merupakan tujuan yang harus dicapai. Maqasid syariah menjadi acuan dan

panduan dalam melakukan semua aktivitas kehidupan manusia.

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.BAB I.pdf · Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan

3

Sekarang ini, hampir semua bank syariah telah mengadopsi tolok ukur

konvensional untuk mengukur kinerja mereka (Mohammed, Razak dan Taib

2008). Sedangkan menurut Antonio, Sanrego, dan Taufiq (2012) untuk saat ini

pengukuran kinerja bank syariah hanya menggunakan pengukuran rasio keuangan

(stakeholders oriented). Memang pengukuran rasio keuangan diperlukan, tapi hal

tersebut tidak cukup. Akibatnya, bank syariah tampak tertinggal di belakang bank

konvensional dalam hal kinerja. Hal ini mungkin disebabkan karena

ketidaksesuaian diantara tujuan mereka, yang seharusnya menjadi bank syariah

yang menerapkan pengukuran berdasarkan maqasid syariah, tetapi malah

menggunakan dengan tolok ukur konvensional yang fokus pada langkah-langkah

keuangan.

Penilaian kinerja bank syariah tidak hanya dinilai dari profitabilitasnya saja,

namun juga kesesuaian dengan syariah Islam (Reni, Muklis dan Cholisni 2014).

Menurut Mohammed, Razak dan Taib (2008) tujuan bank syariah akan tepat jika

diturunkan dari maqasid syariah (tujuan syariah). Siddiqi (1980) menegaskan

bahwa pendiri bank syariah memiliki tujuan untuk memberi kontribusi dalam

pencapaian maqasid syariah, bank syariah harus memiliki tujuan yang jauh lebih

besar dibandingkan hanya untuk mencapai laba maksimum dan juga harus

berusaha untuk mewujudkan maqasid syariah. Hampir semua ulama sepakat

tentang tujuan umum syariah Islam, yakni untuk mewujudkan kesejahteraan (Jalb

al-Masalih) dan menghindari keburukan (Dar’ al Mafasid) (Ibn ‘Ashur ,1998

dalam Fauzia, I. Y., & Riyadi, A. K.,2014). Oleh karena itu, bank syariah yang

berbeda dengan bank konvensional baik dalam teori dan praktek, perlu paradigma

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.BAB I.pdf · Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan

4

pergeseran dalam hal pengukuran kinerja mereka yang tidak hanya terbatas pada

rasio keuangan (stakeholders oriented).

Bank menurut UU No. 21 Tahun 2008 adalah badan usaha yang

menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Prinsip syariah menurut UU No.

21/2008 adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa

yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapam

fatwa di bidang syariah. Prinsip-prinsip dasar sistem ekonomi Islam akan menjadi

dasar beroperasinya bank syariah, yang paling menonjol adalah tidak mengenal

konsep bunga uang. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah untuk tujuan

komersial, Islam tidak mengenal meminjaman uang, tetapi kemitraan/kerjasama

(Mudharabah dan Musyarakah) dengan prinsip bagi hasil, sedang peminjaman

uang hanya dimungkinkan untuk tujuan sosial tanpa adanya imbalan apapun.

Membahas tentang perbankan syariah sangat berkaitan erat dengan akun

dana syirkah temporer, ditunjukkan dengan adanya jumlah dari pendanaan akad

mudharabah dan musyarakah yang dicerminkan dalam akun dana syirkah

temporer yang lebih besar dari pada dengan pendanaan dengan akad jenis lain.

Menurut Nurhayati dan Wasilah (2011) dana syirkah temporer adalah dana yang

diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak

lain dimana bank mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana

tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan. Dana syirkah

temporer terdiri dari dana mudharabah dalam hal bank sebagai pengelola dana

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.BAB I.pdf · Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan

5

(mudharib) dan musyarakah dalam hal bank sebagai mitra aktif.

Hubungan yang terjadi antara nasabah dan bank dapat dijelaskan

menggunakan teori stewardship maupun teori agency. Teori stewardship

mempunyai akar psikologi dan sosiologi yang didesain untuk menjelaskan situasi

dimana manajer sebagai steward dan bertindak sesuai kepentingan pemilik

(Donaldson & Davis, 1989, 1991 dalam Raharjo, 2007). Ketika antara

kepentingan streward dengan kepentingan pemilik tidak sama, maka steward akan

berusaha untuk memperbaiki kerja sama dari pada menentangnya karena steward

berfikir bahwa tujuan dari organisasi lebih penting. Teori stewardship ini

dibangun atas dasar asumsi filosofis bahwa manusia hakekatnya dapat dipercaya,

mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas, dan

kejujuran terhadap pihak lain. Menurut teori stewardship, bank adalah pelayan

yang akan melaksanakan amanah dari nasabah, sehingga dalam

mengoperasionalkan dana syirkah temporer akan sesuai dengan kaidah syariah

Islam dan ketentuan yang telah dibuat dengan nasabah (Kholid dan Bachtiar,

2015).

Sedangkan menurut teori agensi hubungan antara pemilik dan manajer

(bank) pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling

bertentangan (Conflict of Interest). Konflik-konflik kepentingan yang terjadi

dalam agency relationship merupakan akibat dari asumsi yang dipakai dalam

Agency theory ini. Dengan adanya pemisahan tersebut (antara bank dan nasabah)

berakibat pada adanya akses yang lebih pada bank yakni mengetahui informasi-

informasi atas pengelolaan dana tersebut dari pada nasabah. Agency theory ini

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.BAB I.pdf · Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan

6

memiliki hubungan dengan proses pembentukan sistem tata kelola perusahaan

yang akan menjembatani pemisahan kepentingan antara pemilik dana dan

pengelola di dalam perusahan khususnya dalam tugas, wewenang, fungsi-fungsi

lainnya.

Pengaturan dan pengawasan yang efektif sangat diperlukan bagi keamanan

dan kesehatan lembaga keuangan, tak terkecuali bank syariah. Regulasi tidak akan

memiliki peran yang cukup berarti tanpa disertai sistem monitoring yang tepat.

Oleh karena itulah, efektivitas pengawasan merupakan suatu keharusan. Maka

sebab itu dibutuhkan suatu pengendalian untuk menghindari dampak-dampak

yang tidak diharapkan dengan menerapkan sistem good corporate governance.

Good corporate governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan

prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),

pertanggungjawaban (responsibility), profesional (professional), dan kewajaran

(fairness). Prinsip-prinsip tersebut digunakan untuk mengukur seberapa jauh GCG

telah diterapkan dalam perusahaan. Good corporate governance kaitannya dengan

perbankan merupakan suatu sistem pengelolaan yang dirancang untuk

meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholder, dan

meningkatkan kepatuhan terhadap perundang-undangan serta nilai-nilai etika yang

berlaku secara umum (Faozan, 2013 dalam Kholid dan Bachtiar, 2015). Oleh

karena itu untuk merealisasikan hal tersebut, bank melalui mekanisme corporate

governance membentuk Dewan Pengawas Syariah (DPS). Dewan Pengawas

Syariah adalah dewan yang bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi

serta mengawasi kegiatan bank agar sesuai dengan prinsip syariah. Harapannya

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.BAB I.pdf · Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan

7

agar semua kegiatan bank sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, sehingga

manajemen bank tidak melakukan pelanggaran atas kontrak yang dilakukan

dengan nasabah.

Selain itu, untuk mengontrol tingkat kepatuhan bank syariah terhadap

perundang-undangan, serta nilai-nilai etika dalam syariah Islam , maka

dibutuhkan juga pengawasan dari dewan komisaris dan komite audit. Dewan

Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara

umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat

kepada Direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam rangka mendukung efektivitas

pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, dewan komisaris wajib membentuk

paling kurang: (a.) Komite Pemantau Risiko; (b.) Komite Remunerasi dan

Nominasi; dan (c.) Komite Audit. Pedoman Tata Kelola mendefinisikan peran

komite audit untuk mengawasi dan memantau kualitas pelaporan keuangan dan

untuk mengawasi independen auditor eksternal.

Segala aturan yang telah ada, kesemuanya mengerucut pada kepatuhan bank

syariah terhadap syariah Islam. Diharapkan bank syariah dapat mengaplikasikan

segala bentuk aturan ataupun hukum yang telah disyariatkan oleh agama.

Sehingga dengan mematuhi segala bentuk aturan yang ada, dapat meningkatkan

kinerja bank syariah.

Penelitian yang dilakukan oleh Afrinaldi (2013), menunjukkan bahwa

pengukuran kinerja bank syariah dari aspek syariah merupakan sesuatu yang

penting dan diperlukan dalam mengukur kinerja perbankan syariah. Berkaitan

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.BAB I.pdf · Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan

8

dengan dana syirkah temporer , dalam penelitian yang dilakukan oleh Muamar

Nur Kholid dan Arief Bachtiar (2015), menunjukkan bahwa hasil regresi variabel

dana syirkah temporer berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja

maqasid syariah bank syariah pada tingkat signifikan 5%. Hal tersebut didasarkan

pada teori stewardship, yang menjelasakan bahwa ketika dana syirkah temporer

yang dipercayakan kepada bank syariah banyak maka akan lebih banyak dana

yang dapat dikelola oleh manajer, dan manajer akan mengelola dana tersebut

sepenuhnya untuk kepentingan bersama sesuai dengan amanah dari pemilik dana.

Sedangkan corporate governance yang berpengaruh dengan kinerja bank

dapat di temukan pada beberapa penelitian sebelumnya. Dalam penelitian Kholid

dan Bachtiar (2015), hasil Uji t menunjukkan bahwa jumlah anggota dewan

komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja maqasid syariah bank

syariah pada tingkat signifikan 5%. Hasil ini sejalan dengan penelitian Muttakin

dan Ullah (2012) menemukan bahwa jumlah board of director dan jumlah rapat

komite audit berpengaruh positif terhadap ROA.

Penelitian-penelitian tersebut merupakan indikasi bahwa perbankan syariah

tidak hanya dapat diukur melalui kinerja keuangan dengan pengukuran

konvensional, tetapi sebagai sebuah entitas bisnis islami yang juga dapat diukur

dari sisi sejauh mana bank syariah menjalani nilai-nilai syariah dan sejauh mana

tujuan-tujuan syariah dilaksanakan oleh perbankan syariah dengan baik.Tujuan

dari penelitian ini adalah mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dana

syirkah temporer dan corporate governance terhadap kinerja maqasid syariah

bank syariah.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.BAB I.pdf · Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan

9

Berdasarkan fenomena di atas maka tujuan penelitian adalah untuk

menganalisis kinerja perbankan syariah yang ditinjau dari maqasid syariah.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yakni dari Kholid

dan Bachtiar (2015), sehingga penulis tertarik meneliti dengan judul : “Pengaruh

Dana Syirkah Temporer dan Good Corporate Governance terhadap Kinerja

Maqasid Syariah Bank Syariah di Indonesia Periode 2012-2015”

1.2 Rumusan Masalah

Telah dinyatakan dalam penjelasan di atas bahwa menurut Antonio,

Sanrego, dan Taufiq (2012) untuk saat ini, pengukuran kinerja bank syariah hanya

menggunakan pengukuran rasio keuangan (stakeholders oriented). Memang

pengukuran rasio keuangan diperlukan, tapi hal itu tidak cukup. Penilaian kinerja

bank syariah tidak hanya dinilai dari profitabilitasnya saja, namun juga kesesuaian

dengan syariah Islam (Reni, Muklis dan Cholisni 2014). Tujuan bank syariah akan

tepat jika diturunkan dari maqasid syariah (tujuan syariah). Tujuan umum al-

shari’ah adalah untuk mewujudkan kesejahteraan (Jalb al-Masalih) dan

menghindari keburukan (Dar’ al Mafasid).

Oleh karena itu, penelitian ini ingin menerapkan pendekatan indeks maqasid

syariah untuk pengukuran kinerja bank syariah. Penelitian yang membahas

mengenai pengaruh dana syirkah temporer dan good corporate governance

terhadap kinerja maqasid syariah bank syariah di Indonesia ini akan menguraikan

rumusan masalah secara spesifik sebagai berikut :

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.BAB I.pdf · Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan

10

a. Bagaimana pengaruh tingkat dana syirkah temporer terhadap kinerja maqasid

syariah bank syariah periode 2012-2015

b. Bagaimana pengaruh jumlah anggota dewan komisaris terhadap kinerja

maqasid syariah bank syariah periode 2012-2015

c. Bagaimana pengaruh jumlah anggota dewan pengawas syariah terhadap

kinerja maqasid syariah bank syariah periode 2012-2015

d. Bagaimana pengaruh rangkap jabatan dewan pengawas syariah terhadap

kinerja maqasid syariah bank syariah periode 2012-2015

e. Bagaimana pengaruh jumlah anggota komite audit terhadap kinerja maqasid

syariah bank syariah periode 2012-2015

f. Bagaimana pengaruh jumlah anggota rapat komite audit terhadap kinerja

maqasid syariah bank syariah periode 2012-2015

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh dana syirkah temporer dan good corporate governance terhadap kinerja

maqasid syariah bank syariah di Indonesia. Sedangkan secara khusus, tujuan

penelitian ini adalah :

a. Mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat dana syirkah temporer

terhadap kinerja maqasid syariah bank syariah periode 2012-2015

b. Mengetahui dan menganalisis pengaruh jumlah anggota dewan komisaris

terhadap kinerja maqasid syariah bank syariah periode 2012-2015

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.BAB I.pdf · Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan

11

c. Mengetahui dan menganalisis pengaruh jumlah anggota dewan pengawas

syariah terhadap kinerja maqasid syariah bank syariah periode 2012-2015

d. Mengetahui dan menganalisis pengaruh rangkap jabatan dewan pengawas

syariah terhadap kinerja maqasid syariah bank syariah periode 2012-2015

e. Mengetahui dan menganalisis pengaruh jumlah anggota komite audit

terhadap kinerja maqasid syariah bank syariah periode 2012-2015

f. Mengetahui dan menganalisis pengaruh jumlah rapat komite audit terhadap

kinerja maqasid syariah bank syariah periode 2012-2015

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan ini terdapat beberapa manfaat secara

khusus, yaitu diantaranya adalah :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

konseptual bagi mahasiswa pada umumnya. Selain itu, dapat dijadikan sebagai

bahan referensi khususnya hal-hal yang terkait dengan pengaruh dana syirkah

temporer dan good corporate governance terhadap kinerja maqasid syariah bank

syariah di Indonesia yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa maupun peneliti

yang termotivasi untuk menyempurnakan penetian ini.

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.BAB I.pdf · Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan

12

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Penulis

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan terhadap penulis mengenai

penjelasan pengaruh dana syirkah temporer dan good corporate governance

terhadap kinerja maqasid syariah bank syariah di Indonesia. Sehingga dapat

mengetahui peranan bank syariah yang sesugguhnya yakni untuk mencapai

kemaslahatan, yang diukur diukur dengan index maqasid syariah.

b. Akuntan

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan bahwa

pengukuran kinerja bank syariah tidak hanya cukup dengan analisis rasio

keuangan saja, tetapi harus dikembangkan menggunakan aspek-aspek syariah.

Aspek-aspek tersebut berupa Tahdzib al Fardi (Mendidik Manusia), Iqamah

Al adl (Menegakkan Keadilan) dan Jalb Maslahah (Kepentingan Publik)

yang merupakan pengukuran kinerja maqasid syariah yang dikembangkan

oleh oleh Mohammed, Razak, dan Taib (2008) . Selain itu, juga dapat

mengetahui pengaruh dana syirkah temporer dan good corporate governance

terhadap kinerja maqasid syariah.

c. Peneliti Selanjutnya

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bahwa kinerja bank

syariah tidak cukup apabila hanya dilakukan dengan pengukuran rasio

keuangan saja. Tetapi harus dikembangkan menggunakan yang berbasis

syariah yakni dengan index maqasid syariah. Selain itu, juga dapat

mengetahui pengaruh dana syirkah temporer dan good corporate governance

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.unissula.ac.id/8132/4/4.BAB I.pdf · Komprehensif memliliki arti bahwa Islam adalah agama yang mencakup seluruh aspek kehidupan

13

terhadap kinerja maqasid syariah. Sehingga, bisa menjadi bahan penelitian

untuk melakukan pengembangan lebih lanjut lagi agar dapat mengembangkan

akuntansi syariah itu sendiri.

d. Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman secara jelas bahwa

good corporate governance dan dana syirkah temporer memiliki pengaruh

terhadap kinerja maqasid syariah. Hal tersebut merupakan pengukuran

kinerja yang diturunkan dari maqasid syariah (tujuan syariah).