rangkuman komprehensif akuntansi .pdf

50
AKUNTANSI KEUANGAN 1 PELAPORAN KEUANGAN 2 KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN 3 UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN 4 KONSEP PENGAKUAN DAN PENILAIAN 5 1. ASUMSI-ASUMSI DASAR 5 2. PRINSIP-PRINSIP DASAR 5 3. KENDALA-KENDALA 5 LAPORAN KEUANGAN 6 RINCIAN ELEMEN STATEMEN KEUANGAN 6 1. POS NERACA, 6 2. POS STATEMEN PERUBAHAN EKUITAS, 8 3. POS STATEMEN LABA-RUGI, 8 4. STATEMEN ALIRAN KAS, 9 5. PENJELASAN STATEMEN KEUANGAN, 10 LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN 10 DASAR-DASAR JURNAL PENYESUAIAN 11 PENGENDALIAN INTERN DAN AKUNTANSI UNTUK KAS 11 PIUTANG DAGANG 13 PERSEDIAAN 14 AKTIVA TETAP—DEPRESIASI 14 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 16 MODAL SAHAM 18 AUDITING 19 TIGA JENIS AUDIT TERDIRI DARI: 19 EMPAT JENIS AUDITOR 19 TIGA JENIS STANDAR AUDITING YANG BERLAKU UMUM. 21 PROSES AUDIT 23 KERTAS KERJA 32 RISIKO 34 HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS, RISIKO AUDIT, DAN BUKTI AUDIT 34 SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN 36 SISTEM PENGUKURAN KINERJA 46 METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER. 49

Upload: bobby-bintara

Post on 11-Aug-2015

4.889 views

Category:

Documents


1.831 download

DESCRIPTION

Rangkuman materi akuntansi untuk ujian komprehensif atau ujian teori dikelas.

TRANSCRIPT

Page 1: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

AKUNTANSI KEUANGAN 1

PELAPORAN KEUANGAN 2

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN 3

UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN 4

KONSEP PENGAKUAN DAN PENILAIAN 5

1. ASUMSI-ASUMSI DASAR 5

2. PRINSIP-PRINSIP DASAR 5

3. KENDALA-KENDALA 5

LAPORAN KEUANGAN 6

RINCIAN ELEMEN STATEMEN KEUANGAN 6

1. POS NERACA, 6

2. POS STATEMEN PERUBAHAN EKUITAS, 8

3. POS STATEMEN LABA-RUGI, 8

4. STATEMEN ALIRAN KAS, 9

5. PENJELASAN STATEMEN KEUANGAN, 10

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN 10

DASAR-DASAR JURNAL PENYESUAIAN 11

PENGENDALIAN INTERN DAN AKUNTANSI UNTUK KAS 11

PIUTANG DAGANG 13

PERSEDIAAN 14

AKTIVA TETAP—DEPRESIASI 14

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 16

MODAL SAHAM 18

AUDITING 19

TIGA JENIS AUDIT TERDIRI DARI: 19

EMPAT JENIS AUDITOR 19

TIGA JENIS STANDAR AUDITING YANG BERLAKU UMUM. 21

PROSES AUDIT 23

KERTAS KERJA 32

RISIKO 34

HUBUNGAN ANTARA MATERIALITAS, RISIKO AUDIT, DAN BUKTI AUDIT 34

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN 36

SISTEM PENGUKURAN KINERJA 46

METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER. 49

Page 2: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

1

AKUNTANSI KEUANGAN

Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian,

penguraian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar yang terjadi dari

kejadian-kejadian, transaksi-transaksi atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara

tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan. Dari definisi

diatas dapat diambil kata-kata kunci sebagai berikut:

1. Perekayasaan penyediaan jasa. Akuntansi dikatakan sebagai bidang pengetahuan perekayasaan

berarti bahwa akuntansi berkaitan dan berkepentingan dengan penentuan, pemilihan, dan

aplikasi konsep-konsep, metode, teknologi, dan pendekatan untuk mencapai tujuan sosial

tertentu dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, politik, dan budaya tempat

akuntansi akan diterapkan. Hasil proses perekayasaan akuntansi adalah sebagai rerangka

konseptual pelaporan keuangan yang menjadi landasan bertindak bagi penyedia dan bagi yang

dituju informasi atau pihak lain yang berkepentingan.

2. Informasi, merupakan data yang disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna

bagi pemakainya. Untuk menjadi informasi, data harus mengandung nilai dan kualitas tertentu.

Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan

pemakai dalam mengambil keputusan. Relevansi dan reliabilitas merupakan unsur utama

pembentuk kualitas informasi. Relevansi ditentukan oleh nilai prediktif, nilai umpan balik, dan

ketersediaan informasi pada waktunya. Reliabilitas informasi ditentukan oleh keterujian,

kenetralan, dan ketepatan penyimbolan makna ekonomik yang ingin diungkapkan.

3. Laporan keuangan kuantitatif, laporan keuangan hanya menyajikan kejadian-kejadian yang dapat

dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan mata uang. Informasi yang disampaikan

dalam bentuk laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban manajemen kepada

pemilik perusahaan.

4. Unit organisasi, merupakan pusat perhatian akuntansi dan merupakan subyek pelaporan.

5. Bahan olah akuntansi, obyek-obyek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan menjadi pusat

perhatian akuntansi. Obyek transaksi harus dikuantifikasi dalam unit moneter agar size dan

relationship antarobyek dapat dikenali.

6. Transaksi keuangan adalah peristiwa ekonomik yang melibatkan obyek yang harus ditentukan

jumlah rupiahnya (kosnya) untuk menentukan pengaruhnya terhadap kondisi keuangan

perusahaan. Transaksi keuangan dapat digolongkan menjadi transaksi eksternal dan transaksi

internal. Transaksi eksternal adalah transaksi yang melibatkan pihak luar perusahaan sebagai

kesatuan usaha bisnis. Transaksi internal adalah transaksi yang terjadinya tidak melibatkan pihak

luar. Ditinjau dari yang dilakukan manajemen perusahaan, transaksi keuangan sering dibedakan

menjadi transaksi operasi dan transaksi modal. Transaksi operasi berkaitan dengan kegiatan

Page 3: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

2

perusahaan dalam rangka menciptakan pendapatan. Transaksi modal berkaitan dengan kegiatan

perusahaan dalam rangka mendapatkan dana khususnya yang berasal dari pemilik.

7. Memproses data keuangan, meliputi tindakan mengidentifikasi berarti mengenali suatu obyek

transaksi dan menentukan apakah obyek tersebut memenuhi kriteria untuk diukur dan

dimasukkan dalam laporan keuangan. Mengukur berarti menentukan jumlah rupiah (kos) suatu

obyek agar jumlah rupiah tersebut dapat diolah lebih lanjut. Mencatat dan mengakui berarti

memasukkan angka hasil pengukuran ke dalam sistem akuntansi sehingga angka kos tersebut

terefleksi atau termuat dalam laporan keuangan. Mengklasifikasikan berarti memasukkan suatu

jumlah rupiah ke dalam kategori yang telah ditentukan. Mengalokasikan berarti memecah

kesatuan kos menjadi beberapa bagian berdasarkan wadah atau obyek tertentu. Meringkas

berarti menggabungkan berbagai jumlah rupiah dari berbagai kategori/golongan khusus ke

dalam golongan yang lebih umum. Menyajikan berarti memuat jumlah rupiah hasil

penggolongan ke dalam laporan dengan format dan susunan yang telah ditentukan.

8. Pihak yang berkepentingan, terdiri dari pihak internal dan eksternal. Manajemen merupakan

pihak internal yang berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi keuangan

untuk tujuan perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian operasi perusahaan. Pihak

eksternal yang memiliki kepentingan langsung dengan perusahaan adalah investor, kreditor,

pelanggan, pemasok, karyawan, lembaga pemerintah, dan masyarakat umum.

9. Dengan cara tertentu, agar komunikasi efektif, laporan keuangan harus disusun atas dasar

pedoman yang telah dipahami bersama antara penyaji dan pemakai. Pedoman komunikasi dalam

akuntansi sebagai bahasa bisnis disebut prinsip akuntansi berterima umum (PABU).

10. Dasar pengambilan keputusan, informasi akuntansi merupakan masukan yang penting dan

relevan dalam pengambilan keputusan ekonomik. akuntansi keuangan menganggap bahwa

investor dan kreditur merupakan pihak yang menjadi fokus penyampaian informasi.

Pelaporan Keuangan Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menentukan bentuk, isi, dan susunan laporan

keuangan. Pedoman penyusunan laporan keuangan diperlukan agar tujuan penyampaian informasi

keuangan tercapai secara efektif. Tujuan penyampaian informasi keuangan mengenai unit organisasi

perusahaan, adalah:

� menyediakan informasi keuangan yang dapat dipercaya bagi investor dan kreditur dalam

pengambilan keputusan investasi dan pemberian kredit,

� menyediakan informasi posisi keuangan, dan menunjukkan sumber-sumber ekonomik,

� menyediakan informasi prestasi perusahaan menghasilkan laba,

� menyediakan informasi dalam kemampuan melunasi hutang-hutangnya,

� menyediakan informasi yang menunjukkan sumber-sumber pendanaan,

� menyediakan informasi dalam memprediksi aliran kas perusahaan,

Page 4: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

3

� menyediakan informasi lain yang membantu pemakai menilai prestasi dan pertanggungjawaban

keuangan manajemen.

Pedoman penyusunan laporan keuangan adalah prinsip akuntansi berterima umum (PABU).

Maksud dari berterima umum adalah (1) merupakan ketentuan resmi yang dikeluarkan badan yang

berwenang, (2) kalau belum terdaftar standar resmi, pedoman tersebut dianut karena merupakan

kebiasaan, konvensi, tradisi, dan praktik bisnis yang sehat sehingga layak untuk diikuti. PABU

merupakan seperangkat konsep, standar, prosedur, metode, konvensi dan praktik yang sehat yang

dipilih atau didukung berlakunya serta dijadikan pedoman umum diwilayah tertentu, sedangkan

Standar Akuntansi merupakan pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang

mengenai konsep, prinsip, dan metode yang ditetapkan sebagai pedoman utama praktik akuntansi.

PABU dan Standar Akuntansi memberikan pedoman tentang: pengertian/ definisi, pengukuran/

penilaian, pengakuan, dan pengungkapan. PABU memberikan batasan (definisi) pengertian elemen-

elemen dan pos-pos laporan keuangan atau istilah yang digunakan dalam laporan keuangan atau

istilah yang digunakan dalam laporan keuangan agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun

dan kesalahan interpretasi oleh pemakai. Pengukuran adalah penentuan jumlah rupiah sebagai unit

pengukur suatu obyek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan. Penilaian adalah menentukan

dasar dan jumlah rupiah untuk dilekatkan pada elemen atau pos pada tanggal pelaporan. Pengakuan

adalah pencatatan suatu jumlah rupiah ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan

mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan. Pengungkapan/ penyajian adalah

cara menyajikan informasi utama dan tambahan dalam seperangkat laporan keuangan yang lengkap.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan 1. Dapat dipahami, kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah

kemudahannya untuk segera dapat dipahami.

2. Relevan, agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam

proses pengambilan keputusan. Informasi yang relevan membantu pemakai dalam membuat

prediksi tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu, sekarang, dan yang akan dating (nilai

prediktif), atau mendukung ataupun memperbaiki perkiraan sebelumnya (nilai umpan balik).

Informasi menjadi relevan, harus tersedia bagi para pengambil keputusan sebelum kehilangan

kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan-keputusan mereka (ketepatan waktu).

3. Materialitas, informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan

mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil

atas dasar laporan keuangan.

4. Keandalan, informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,

kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari

yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

Page 5: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

4

5. Penyajian jujur, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya

yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

6. Substansi mengungguli bentuk, jika informasi yang dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur

transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat

dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya bentuk hukumnya.

7. Netralitas, informasi diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak tergantung pada

kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.

8. Pertimbangan sehat, mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam

kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva dan penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan

kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

9. Kelengkapan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan material dan

biaya.

10. Dapat dibandingkan, pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.

Unsur-unsur Laporan Keuangan 1. Asset/ aktiva adalah sumber daya yang mempunyai manfaat ekonomik, dikuasai oleh suatu

entitas, dan timbul karena transaksi yang telah terjadi. Asset = Kewajiban + Ekuitas Pemilik

Asset = Kewajiban + ( Modal Pemilik – Prive + Pendapatan – Beban )

2. Kewajiban adalah pengorbanan sumber ekonomik di masa datang yang menjadi kewajiban/

hutang saat ini, akibat kejadian masa lalu.

3. Ekuitas/ modal merupakan selisih antara aktiva dan hutang.

4. Investasi dari pemilik adalah kenaikan ekuitas yang berasal dari penyetoran sumber ekonomik ke

dalam perusahaan oleh pemilik.

5. Distribusi ke pemilik adalah penurunan ekuitas akibat transfer asset dari perusahaan kepada

pemilik.

6. Pendapatan adalah aliran masuk sumber ekonomik (kas atau asset lainnya) ke dalam perusahaan

yang berasal dari penyerahan barang atau jasa yang merupakan kegiatan utama perusahaan.

7. Biaya adalah aliran keluar sumber ekonomik (kas atau asset lainnya) dari perusahaan sebagai

akibat penyerahan barang atau jasa yang merupakan kegiatan utama perusahaan.

8. Untung adalah kenaikan asset bersih yang berasal dari transaksi peripheral/ insidental (tidak

berkaitan langsung dengan kegiatan utama perusahaan dan tidak berkaitan dengan transaksi

modal—transaksi yang berkaitan dengan investasi/ setoran oleh pemilik).

� Penghasilan adalah seluruh kenaikan asset yang berasal dari pandapatan dan utung.

9. Rugi adalah penurunan asset bersih yang berasal dari transaksi peripheral atau insidental (tidak

berkaitan dengan aktivitas utama perusahaan, dan tidak berkaitan dengan transaksi modal).

Page 6: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

5

10. Laba adalah jumlah rupiah bersih yang diperoleh setelah semua pendapatan dan untung

dikurangi dengan semua biaya dan rugi.

� Earning adalah laba yang diakumulasi selama beberapa periode yang menunjukkan

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam jangka panjang.

Konsep Pengakuan dan Penilaian 1. Asumsi-asumsi Dasar

� Asumsi kesatuan ekonomi bahwa aktivitas ekonomi dapat dianggap sebagai suatu unit

pertanggungjawaban tersendiri, yaitu badan yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya

sendiri, dan terpisah dari pemilik.

� Asumsi perusahaan berjalan (going concern), perusahaan dianggap akan berlangsung terus

dan tidak akan pailit/ bangkrut.

� Asumsi unit moneter, akuntansi didasari asumsi bahwa uang adalah denominator di mana

aktivitas ekonomi dilakukan, dan bahwa unit moneter memberikan dasar yang tepat untuk

penilaian dan analisis akuntansi.

� Asumsi periodisitas, menyatakan bahwa aktivitas-aktivitas ekonomis dari suatu perusahaan

dapat dibagi menjadi periode-periode waktu buatan.

2. Prinsip-prinsip Dasar

� Historical Cost Principle (Prinsip biaya historis), prinsip ini menghendaki digunakannya harga

perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Harga perolehan adalah harga

pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi.

� Revenue Recognition Principle (Prinsip pengakuan pendapata)n, pendapatan diakui saat

direalisasi/ dapat direalisasi dan pada saat dihasilkan.

� Matching Principle (Prinsip pencocokan), pengakuan biaya dihubungkan dengan pengakuan

pendapatan.

� Full Disclosure Principle (Prinsip pengungkapan penuh), mengakui sifat dan jumlah informasi

yang dimuat dalam laporan keuangan mencerminkan sejumlah pertimbangan pertukaran.

Pertukaran ini berusaha untuk (1) mengungkapkan masalah yang cukup yang dapat

menunjukkan perbedaan kepada pemakai, namun (2) peringkasan untuk membuat informasi

tersebut dapat dimengerti, dengan memperhatikan biaya penyusunan dan pemakainnya.

3. Kendala-kendala

� Hubungan biaya dan manfaat, adanya kesulitan mengukur biaya yang dikeluarkan dan

manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan keuangan.

� Materialitas, suatu pos dinyatakan material jika pemuatan atau penghapusannya akan

mempengaruhi atau mengubah penilaian dari pihak lain, sehingga timbul masalah mengenai

ukuran relatif dan kepentingannya.

Page 7: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

6

� Praktek-praktek industri, sifat khusus dari beberapa industri dan perusahaan yang terkadang

tidak sejalan dengan teori dasar.

� Konservatisme, adanya keragu-raguan dalam mencatat suatu transaksi (apakah dinilai lebih

tinggi atau lebih rendah).

Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

keuangan (laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelas

yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah untuk

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan

ekonomi. Pemakai laporan keuangan meliputi: investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan

kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat.

� Investor, berkepentingan untuk menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual

investasi tersebut. Pemegang saham tertarik pada informasi tentang penilaian kemampuan

perusahaan dalam membayar dividen.

� Karyawan, tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan serta

informasi yang memungkinkan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas

jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

� Pemberi pinjaman, tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk

memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

� Pemasok dan kreditur usaha lainnya, tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka

untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayarkan pada saat jatuh tempo.

� Pelanggan, berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan,

terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada

perusahaan.

� Pemerintah, berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan dengan

aktivitas perusahaan (kebijakan pajak).

� Masyarakat, membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan

perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Rincian Elemen Statemen Keuangan 1. Pos neraca,

memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu yang terdiri dari,

asset, kewajiban, dan modal.

Page 8: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

7

� Asset lancar adalah asset yang diharapkan akan segera terkonversi menjadi kas, terjual/

terpakai dalam periode kurang dari satu periode operasi (siklus operasi) normal perusahaan.

Asset lancar terdiri dari:

� Kas adalah uang atau alat pembayaran lain yang disamakan dengan uang dan dapat

digunakan secara bebas oleh perusahaan untuk membiayai operasi perusahaan.

� Investasi jangka pendek, surat berharga (disebut juga efek atau sekuritas) dapat berupa

saham, obligasi, atau surat berharga lainnya yang dibeli perusahaan untuk tujuan

memanfaatkan kelebihan kas yang sementara menganggur dan akan dijual kembali bila

kas dibutuhkan.

� Piutang, tagihan atau klaim untuk menerima kas atau jasa dari pihak lain, meliputi

piutang usaha, piutang yang timbul akibat penyerahan barang atau jasa kepada pihak

luar sebagai operasi utama (piutang dagang, dan piutang wesel), piutang non usaha,

piutang yang biasanya timbul dari transaksi dengan pihak internal (pegawai atau

manajer).

� Persediaan barang, barang atau bahan yang sengaja diperoleh perusahaan dan

disediakan dalam rangka operasi umum perusahaan.

� Pembayaran dimuka, menunjukkan pembayaran-pembayaran untuk barang atau jasa

yang baru akan dinikmati atau diterima perusahaan di masa datang.

� Investasi jangka panjang, sumber daya yang dapat dikonversi menjadi kas lebih dari satu

tahun atau satu periode operasi normal perusahaan, merupakan investasi dalam asset untuk

tujuan jangka panjang selain untuk operasi utama perusahaan (menguasai perusahaan lain,

pemupukan dana untuk ekspansi atau pelunasan hutang, dan memperoleh pendapatan

tambahan secara tetap).

� Tanah, Bangunan, dan Perlengkapan, merupakan asset berwujud yang sifatnya relatif

permanen yang digunakan dalam bisnis dan tidak dimaksudkan untuk dijual.

� Asset tak berwujud adalah nilai lebih yang melekat pada perusahaan secara keseluruhan dan

tidak dapat diidentifikasikan secara fisik wujudnya, meliputi hak paten, hak cipta, merek

dagang, goodwill, biaya pendirian/ organisasi, dan lisensi, yang memberikan pemegangnya

hak eksklusif yang digunakan untuk periode waktu tertentu.

� Kewajiban lancar adalah hutang yang harus segera diselesaikan dalam waktu kurang dari

satu periode operasi normal, meliputi (1) hutang yang berhubungan dengan siklus operasi,

seperti hutang dagang, dan hutang gaji, (2) hutang jangka pendek yang lain, seperti hutang

pinjaman bank, hutang bunga, hutang pajak.

� Kewajiban jangka panjang adalah hutang atau bagian hutang yang akan diselesaikan dalam

waktu lebih dari satu periode operasi normal, misalnya hutang obligasi, hutang berhipotik,

hutang sewa guna capital.

Page 9: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

8

� Ekuitas adalah selisih aktiva dan hutang, dapat dipandang sebagai hutang perusahaan

kepada pemilik. Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan, modal ditunjukkan dengan

rekening modal yang terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut:

a. Modal disetor adalah jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang saham dan biasanya

dibagi dalam dua kelompok, yaitu: (1) Modal saham, yaitu jumlah nominal saham yang

beredar, (2) Agio/ disagio saham, yaitu selisih antara setoran pemegang saham dengan

nilai nominal saham. Agio adalah selisih di atas nominal, sedangkan disagio adalah selisih

di bawah nominal.

b. Laba ditahan, merupakan kumpulan laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak dibagi

sebagai dividen

c. Modal penilaian kembali, apabila diadakan penilaian kembali terhadap aktiva-aktiva

perusahaan, maka antara nilai buku lama dengan nilai buku yang baru dicatat sebagai

modal penilaian kembali.

d. Modal sumbangan, timbul apabila perusahaan memperoleh aktiva yang berasal dari

sumbangan.

e. Modal lain-lain, modal perusahaan yang tidak dapat dimasukkan dalam salah satu

kelompok di atas.

2. Pos statemen perubahan ekuitas,

ekuitas pemegang saham untuk PT terdiri dari modal setoran dan modal operasi (berasal dari laba).

Modal setoran adalah bagian modal pemegang saham yang harus dipertahankan jumlah aslinya.

Modal setoran hanya berubah kalau ada transaksi dengan pemilik berupa penerbitan saham baru

atau penarikan saham yang beredar.

3. Pos statemen laba-rugi,

memberikan informasi keberhasilan manajemen mengelola perusahaan. Keberhasilan tersebut diukur

dengan kemampuan menghasilkan laba yaitu selisih antara semua penghasilan (pendapatan dan

untung) dan semua biaya yang diperkirakan telah mendatangkan penghasilan tersebut.

a. Pendapatan:

� Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan utama atau yang

menjadi tujuan utama perusahaan.

� Pendapatan non operasi adalah pandapatan yang diperoleh selain dari kegiatan utama

perusahaan (tidak secara langsung berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan),

misalnya pendapatan bunga, pendapatan dividen, untung penjualan aktiva tetap, dan

untung penjualan investasi.

� Untung luar biasa adalah untung non operasi yang sifatnya luar biasa, baik kejadian

maupun jumlahnya, dan di luar harapan manajemen (ganti rugi perkara pengadilan).

Page 10: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

9

b. Biaya adalah sumber ekonomik (barang dan jasa) yang dikorbankan dalam memperoleh

pendapatan.

� Biaya operasi adalah biaya yang berkaitan langsung dengan operasi utama perusahaan.

� Biaya non operasi adalah biaya yang timbul bukan dari kegiatan utama perusahaan

(biaya bunga, rugi penjualan aktiva tetap, rugi penjualan investasi).

� Rugi luar biasa adalah rugi non operasi yang sifatnya luar biasa baik kejadian maupun

jumlahnya, dan di luar dugaan manajemen (rugi selisih kurs).

c. Pajak penghasilan, merupakan pajak yang dikenakan atas laba yang diperoleh perusahaan.

d. Pos-pos lain, pos yang dapat mempengaruhi laba dan harus dilaporkan dalam laporan

laba/rugi, misalnya rugi akibat segmen perusahaan yang dihentikan operasinya, koreksi

kesalahan dalam laporan periode sebelumnya, pengaruh perubahan metode akuntansi.

Bentuk laporan laba/rugi dapat disusun dalam dua bentuk, sebagai berikut:

� Multiple Step (Bertahap), adalah bentuk laporan laba/rugi yang dilakukan beberapa

pengelompokkan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam

urutan tertentu sehingga bisa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut: (1) laba

bruto, yaitu hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan, (2) penghasilan usaha bersih,

yaitu laba bruto dikurangi biaya-biaya usaha, (3) penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu

penghasilan usaha bersih ditambah dan dikurangi dengan pendapatan-pendapatan dan

biaya-biaya di luar usaha, (4) penghasilan bersih sesudah pajak, yaitu penghasilan bersih

sebelum pajak, dikurangi pajak penghasilan, (5) penghasilan bersih dan elemen-elemen luar

biasa, yaitu penghasilan bersih sesudah pajak ditambah dan atau dikurangi dengan elemen-

elemen yang tidak biasa (sesudah diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar biasa).

� Single Step, tidak dilakukan pengelompokkan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-

kelompok usaha dan di luar usaha, tetapi hanya dipisahkan antara: (1) pendapatan-

pendapatan dan laba-laba, (2) biaya-biaya dan kerugian-kerugian.

4. Statemen aliran kas,

informasi mengenai aliran kas perusahaan yang menggambarkan aliran kas masuk dan kas keluar

perusahaan selama satu periode. Pemakai dapat memperoleh informasi untuk mengevaluasi kegiatan

manajemen dalam operasi, investasi, dan pendanaan. Pemakai juga dapat memprediksi aliran kas

perusahaan dimasa datang dan menilai kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.

� Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain

yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan (berasal dari transaksi dan

peristiwa lain yang mempengaruhi laba/rugi bersih).

� Aktivitas investasi adalah perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain

yang tidak termasuk setara kas.

Page 11: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

10

� Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta

komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

5. Penjelasan statemen keuangan,

beberapa informasi akuntansi yang sifatnya kualitatif tetapi perlu disampaikan karena dapat

mempengaruhi pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau karena memperjelas apa yang

telah dimuat dalam statemen keuangan utama. Penjelasan atau catatan atas statemen keuangan

pada umumnya memuat hal-hal sebagai berikut: (a) umum, (b) ikhtisar kebijakan akuntansi, meliputi

metode depresiasi/ amortisasi/ deplesi, metode penilaian dan aliran kas persediaan barang, masalah

dan metode konsolidasi, (c) rincian dan keterangan pos laporan, (d) pos-pos bersyarat, (e) penjelasan

mengenai pengaruh inflasi dan perubahan harga.

Langkah-langkah penyusunan laporan keuangan 1. Menyusun neraca saldo, yaitu suatu daftar rekening-rekening buku besar dengan saldo debit dan

kredit. Rekening adalah suatu alat untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan yang

bersangkutan dengan aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan biaya. Tujuannya adalah untuk

data yang akan menjadi dasar penyusunan laporan keuangan. Rekening dapat dibagi menjadi

dua, yaitu: (1) rekening neraca/ riil adalah rekening yang pada akhir periode akan dilaporkan

dalam neraca (aktiva, kewajiban, dan modal), (2) rekening rugi/laba atau nominal meliputi

pendapatan dan biaya.

Neraca saldo adalah daftar yang berisi saldo-saldo dari seluruh rekening yang ada dalam buku

besar pada suatu saat tertentu. Tujuannya, untuk menguji kesamaan debit dan kredit dalam

buku besar (double-entry system), dan mempermudah penyajian laporan keuangan. Posting

adalah proses memindahkan ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam buku jurnal ke buku besar.

2. Mengumpulkan data yang digunakan untuk membuat jurnal penyesuaian

3. Menyusun neraca lajur, neraca lajur merupakan suatu cara untuk mempermudah penyusunan

laporan-laporan keuangan.

4. Menyusun laporan keuangan, laporan keuangan ini adalah neraca, laporan laba/rugi, laporan

perubahan modal, dan laporan arus kas. Laporan-laporan tersebut dapat disusun secara

langsung dari neraca lajur.

5. Menyesuaikan dan menutup rekening-rekening, sesudah rekening-rekening disesuaikan maka

langkah selanjutnya adalah membuat jurnal penutupan buku, yaitu jurnal untuk menutup semua

rekening-rekening nominal ke rekening laba/rugi dan memindahkan saldo rekening laba/rugi ke

rekening laba ditahan.

6. Menyusun neraca saldo sesudah penutupan, untuk mengecek keseimbangan debit dan kredit

rekening-rekening yang masih terbuka, neraca saldo seperti ini hanya berisi rekening-rekening

riel saja, sedangkan rekening-rekening nominal semuanya sudah ditutup.

Page 12: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

11

7. Menyesuaikan kembali rekening-rekening, membuat jurnal penyesuaian kembali yang

dimaksudkan untuk menghapus rekening-rekening antisipasi (accrued) dan transitoris (prepaid)

yang timbul dari jurnal penyesuaian akhir periode dan mengembalikannya ke rekening nominal.

Pembuatan jurnal penyesuaian kembali ini untuk memudahkan pembuatan jurnal periode

berikutnya, sehingga jika tidak dibuat jurnal penyesuaian kembali, akan diperoleh hasil yang

sama dengan jika dibuat jurnal penyesuaian kembali.

Dasar-dasar jurnal penyesuaian Jurnal penyesuaian dibutuhkan untuk menyakinkan bahwa prinsip pengakuan pendapatan

dan prinsip matching diikuti. Jenis-jenis jurnal penyesuaian.

a. Biaya dibayar dimuka: biaya-biaya yang sudah dibayar tetapi belum dibebankan sebagai

biaya pada periode itu, penyesuaian biaya dibayar dimuka berakibat pada debit (kenaikan)

pada akun biaya dan kredit (penurunan) pada akun asset.

b. Pendapatan diterima dimuka: penerimaan dari pendapatan tetapi bukan merupakan

pendapatan pada periode tersebut atau dengan kata lain merupakan pendapatan pada

periode yang akan datang yang diterima pada periode sekarang, jurnal penyesuaian untuk

pendapatan yang belum diterima berakibat pada debit (penurunan) akun hutang dan kredit

(kenaikan) pada akun pendapatan.

c. Piutang pendapatan: pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tapi belum dibayar

atau belum dicatat pada tanggal laporan, jurnal penyesuaian untuk piutang pendapatan

berakibat pada debit (kenaikan) pada akun asset dan kredit (penurunan) pada akun

pendapatan.

d. Hutang biaya: biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dibayar dan

belum dicatat pada tanggal laporan, jurnal penyesuaian hutang biaya berakibat pada debit

(kenaikan) pada akun biaya dan kredit (penurunan) pada akun hutang.

Pengendalian Intern dan Akuntansi untuk Kas Tujuh prinsip pengendalian intern yang pokok yang dapat diterapkan pada semua perusahaan.

1. Penetapan tanggung jawab secara jelas, agar mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas

suatu kejadian.

2. Penyelenggaraan pencatatan yang memadai, untuk melindungi aktiva dan menjamin karyawan

melaksanakan prosedur yang ada, serta sumber untuk memonitor operasi perusahaan.

3. Pengasuransian kekayaan dan karyawan perusahaan, melindungi dari kerugian akibat pencurian

oleh karyawan.

Page 13: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

12

4. Pemisahan pencatatan dan penyimpanan aktiva, menjaga kemungkinan memanipulasi atau

mencuri aktiva yang menjadi tanggung jawab karyawan tertentu.

5. Pemisahan tanggung jawab atas transaksi yang berkaitan, dapat menjaga agar barang yang

diterima benar-benar dicheck mengenai kebenaran jumlah dan kualitasnya, dan agar semua

faktur pembelian diperiksa dahulu kebenarannya sebelum dibayar.

6. Penggunaan peralatan mekanis, membantu operasi perusahaan lebih efisien dan lebih aman.

7. Pelaksanaan pemeriksaan secara independen, untuk memastikan bahwa prosedur-prosedur yang

telah ditetapkan diikuti dengan benar.

Rekening Giro Bank sebagai alat pengawasan

� Rekonsiliasi Bank, apabila perusahaan membuka rekening giro di bank, maka perusahaan akan

mempunyai dua catatan mengenai kas yang dimilikinya, yaitu: rekening kas yang terdapat dalam

pembukuan perusahaan, dan laporan bank yang diterima perusahaan secara periodik dari bank.

Saldo kas yang ditunjukkan dalam rekening kas biasanya jarang sama jumlahnya dengan saldo

yang terdapat dalam laporan bank. Beberapa penyebab perbedaan antara saldo menurut

pembukuan perusahaan dengan laporan bank adalah sebagai berikut:

1. Bank belum mencatat transaksi tertentu:

a. Setoran dalam perjalanan, perusahaan telah mencatat setoran ke bank, tetapi bank

belum.

b. Cek dalam perjalanan (cek masih beredar), cek yang ditarik dan telah dibukukan oleh

perusahaan, tetapi bank belum mencatatnya.

2. Perusahaan belum mencatat transaksi tertentu:

a. Penerimaan kas melalui bank, bank kadang-kadang melakukan penerimaan kas untuk

dibukukan ke dalam rekening giro perusahaan, transaksi semacam ini kadang-kadang

belum diketahui oleh perusahaan, sehingga perusahaan belum mencatatnya.

b. Biaya administrasi bank, bank biasanya membebankan sejumlah biaya untuk menangani

transaksi-transaksi yang dilakukan pemegang giro.

c. Pendapatan bunga atau jasa giro, bank memberikan bunga atas saldo giro yang dihitung

atas dasar persentase tertentu dari saldo giro rata-rata per bulan.

d. Cek kosong dari konsumen atau debitur, cek kosong adalah cek yang tidak cukup

dananya (jumlah rupiah dalam cek lebih besar dari saldo giro si pemegang giro di bank

pada saat ia menarik cek tersebut).

e. Cek yang dikembalikan kepada penyetor karena alasan lain (bukan cek kosong), bank

kadang-kadang mengembalikan cek kepada penyetor karena alasan-alasan berikut: (1)

rekening penarik cek telah ditutup, (2) cek telah kadaluwarsa, (3) tanda tangan yang

tercantum pada cek tidak sah, (4) terdapat kesalahan dalam penulisan cek.

Page 14: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

13

3. Bank atau perusahaan (atau keduanya) telah melakukan kesalahan pencatatan, misalnya

bank mungkin mengurangi saldo rekening seorang pemegang giro untuk cek yang ditarik

oleh pemegang giro yang lain, sedangkan pemegang giro mungkin salah mencatat jumlah

rupiah cek yang telah ditariknya, sehingga saldo menurut catatan perusahaan tidak akan

sama dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank.

� Jurnal penyesuaian dibuat untuk mengoreksi saldo rekening kas pada tanggal tersebut.

Piutang Dagang � Penilaian piutang dagang, piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (neto)

yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima.

� Kerugian piutang dagang, terjadi apabila debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan

kewajibannya. Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu: (1)

metode cadangan, dan (2) metode penghapusan langsung.

1. Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi, cukup besar

jumlahnya. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini.

a. Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan ditandingkan

(matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan periode

terjadinya penjualan.

b. Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, dicatat dengan mendebit

rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang.

c. Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebit rekening

cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang pada saat suatu

piutang dihapus dari pembukuan.

� Dasar yang digunakan dalam Metode Cadangan.

� Persentase dari penjualan, manajemen menetapkan suatu hubungan persentase

antara jumlah penjualan kredit dengan taksiran kerugian yang mungkin diderita

karena adanya piutang tak tertagih, persentase ini didasarkan pada pengalaman

pada waktu-waktu yang lalu dan kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan.

� Persentase dari piutang, manajemen menetapkan suatu hubungan persentase

antara jumlah piutang dengan jumlah kerugian akibat adanya piutang yang tidak

tertagih. Untuk menganalisis hal tersebut manajemen biasanya menggunakan

suatu daftar yang disebut daftar umur piutang.

2. Metode penghapusan langsung, jumlah kerugian piutang tidak perlu ditaksir dan dalam

pembukuan tidak digunakan rekening Cadangan Kerugian Piutang, kerugian akibat piutang

tersebut langsung didebit ke dalam rekening Kerugian piutang dan rekening Piutang Dagang

dikredit.

Page 15: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

14

Persediaan Penentuan kuantitas persediaan, tujuan penentuan kuantitas persediaan adalah untuk

menetapkan jumlah unit (satuan) persediaan yang dimiliki perusahaan pada tanggal neraca, meliputi:

(1) melakukan perhitungan fisik atas barang yang ada di gudang, dan (2) menentukan kepemilikan

atas barang dalam perjalanan.

1. Perhitungan fisik persediaan, meliputi pekerjaan menghitung, menimbang, atau mengukur tiap-

tiap jenis barang yang berada dalam persediaan. Prosedur pengendalian intern yang dapat

digunakan adalah:

a. Perhitungan dilakukan oleh orang-orang yang tidak ditugasi untuk menyimpan persediaan

(pembagian tugas).

b. Adanya tugas yang jelas (penetapan tanggung jawab).

c. Pemeriksaan kedua oleh orang lain (pemeriksaan intern secara independen).

d. Adanya kartu persediaan (prosedur dokumentasi).

e. Pemberian kartu setiap persediaan (pemeriksaan intern secara independen).

2. Barang dalam perjalanan, ada dua jenis penentuan kepemilikan:

a. FOB (Free on Board) shipping point, pemilikan atas barang akan berpindah ke tangan

pembeli pada saat pihak pengangkut menerima barang dari tangan penjual.

b. FOB (Free on Board) destination, hak milik atas barang akan tetap berada di tangan penjual

sampai barang diserahkan ke tangan pembeli oleh perusahaan pengangkut.

Metode penetapan harga perolehan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Atas dasar aliran fisik sesungguhnya, dengan menggunakan metode identifikasi khusus, yang

berarti mengikuti aliran fisik barang yang sesungguhnya terjadi.

2. Atas dasar aliran anggapan, dibagi menjadi tiga macam:

� First-in, First-out (FIFO), menganggap bahwa barang yang lebih dahulu dibeli, akan dijual

atau dikeluarkan lebih dahulu.

� Last-in, First-out (LIFO), menganggap bahwa barang yang dibeli lebih akhir akan dijual atau

dikeluarkan lebih dahulu.

� Metode rata-rata tertimbang, didasarkan pada anggapan bahwa barang tersedia untuk dijual

adalah homogin.

Aktiva Tetap—Depresiasi Depresiasi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva tetap

sepanjang masa manfaatnya. Jumlah yang disusutkan adalah biaya perolehan suatu aktiva, atau

jumlah lain yang dapat disubstitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan keuangan, dikurangi

nilai sisanya. Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan perusahaan. Biaya

perolehan adalah jumlah kas/ setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan

untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut

Page 16: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

15

dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan. Nilai sisa adalah jumlah netto yang diharapkan

dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aktiva setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan.

Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu kewajiban

diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

Jumlah tercatat adalah nilai buku, yaitu biaya perolehan suatu aktiva setelah dikurangi akumulasi

penyusutan. Jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah jumlah yang diharapkan dapat diperoleh

kembali dari pengguna suatu aktiva dimasa yang akan datang, termasuk nilai sisanya atas pelepasan

aktiva.

Metode depresiasi

Misalnya: Harga perolehan Rp. 13.000.000,00, Taksiran nilai residu Rp. 1.000.000,00, Taksiran masa

manfaat 5 tahun, dan Taksiran satuan hasil 100.000 km.

1. Metode garis lurus, beban depresiasi periodik sepanjang masa pemakaian aktiva adalah sama

besar. Rumus biaya depresiasi:

Harga perolehan didepresiasi : Masa manfaat = Biaya depresiasi

Rp. 12.000.000,00 : 5 = Rp. 2.400.000,00

Harga perolehan didepresiasi adalah harga perolehan dikurangi dengan nilai residu.

2. Metode saldo menurun, biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin menurun. Hal ini terjadi

karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku aktiva yang semakin

menurun dari tahun ke tahun. Tarif depresiasi yang sering digunakan adalah tarif metode garis

lurus yang dikalikan dua, sehingga sering disebut metode saldo menurun ganda atau metode

depresiasi dipercepat. Rumus biaya depresiasi:

Nilai buku pada awal tahun : Tarif Depresiasi = Biaya Depresiasi

Rp. 13.000.000,00 : 40% = Rp. 5.200.000,00

3. Metode jumlah angka-angka tahun, yaitu metode yang tarif depresiasinya didasarkan pada suatu

pecahan yang: (1) pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang masih tersisa sejak

awal tahun ini, (2) penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama hingga tahun

pemakaian yang terakhir. Untuk aktiva yang ditaksir akan berumur 5 tahun, maka jumlah angka-

angka tahunnya adalah 15 (1+2+3+4+5). Rumus depresiasi tahun pertama:

Harga perolehan awal tahun: Pecahan angka-angka tahun = Biaya Depresiasi

Rp. 12.000.000,00 : 5/15 = Rp. 4.000.000,00

4. Metode satuan hasil, masa pemakaian aktiva tidak dinyatakan dengan jangka waktu, melainkan

dengan jumlah satuan (unit) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Metode ini

cocok digunakan untuk depresiasi mesin pabrik, karena hasil suatu mesin dapat diukur

satuannya. Metode ini dapat juga didasarkan pada jam kerja mesin atau jam kerja operator yang

menangani mesin. Metode ini sering disebut metode satuan kegiatan. Rumus biaya depresiasi:

Page 17: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

16

Harga perolehan Depresiasi : Jumlah satuan kegiatan = Biaya Depresiasi per satuan

Rp. 12.000.000,00 : 100.000 = Rp. 120,00

Biaya Depresiasi per satuan x Jumlah kegiatan tahun ini = Biaya Depresiasi

Rp. 120,00 x 15.000 = Rp. 1.800.000,00

Sumber Alam

Sumber alam meliputi hasil tambang yang terdapat dalam tanah, seperti minyak, gas, dan

mineral, dan hasil hutan (terutama berupa kayu). Aktiva produktif yang berumur panjang ini

mempunyai dua karakteristik, yakni: (1) secara fisik berkurang karena operasi, dan (2) tidak dapat

diganti. Sumber alam sering disebut aktiva menyusut (wasting assets).

Harga perolehan suatu sumber alam adalah harga tunai atau harga pasar aktiva yang diserahkan atau

diperoleh, tergantung mana yang lebih rendah, untuk mendapatkan sumber alam dan

menyiapkannya sesuai dengan maksud pemilikan aktiva tersebut. Ada dua metode yang digunakan

untuk penentuan harga perolehan sumber alam: (1) Metode harga perolehan penuh (full cost

approach), yaitu baik pengeluaran untuk eksplorasi yang berhasil maupun yang tidak berhasil,

dikapitalisasi sebagai bagian dari harga perolehan sumber alam, (2) Metode pendekatan usaha

berhasil (successful effort approach), hanya pengeluaran untuk eksplorasi yang berhasil saja yang

dikapitalisasi sebagai bagian dari harga perolehan sumber alam.

Pengahapusan harga perolehan (deplesi), yaitu penghapusan harga perolehan sumber alam

secara sistematis, biasanya digunakan metode satuan hasil (atau satuan kegiatan). Dalam metode ini

harga perolehan sumber alam dikurangi nilai residu (jika ada), dibagi dengan taksiran jumlah satuan

hasil, sehingga dapat ditentukan harga perolehan per satuan hasil. Untuk menentukan biaya deplesi,

maka biaya deplesi per unit dikalikan jumlah satuan hasil yang ditambang dan dijual.

Kewajiban Jangka Panjang Obligasi, merupakan pengakuan hutang pihak yang mengeluarkan pada pihak yang membeli.

Obligasi merupakan suatu janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal

tertentu di masa yang akan datang dan juga bunga setiap tanggal tertentu.

� Keuntungan obligasi dibanding penerbitan saham, (1) obligasi tidak menyebabkan pertambahan

jumlah pemilik karena obligasi adalah pinjaman, sehingga kreditur tidak akan mengganggu hak

pemilikan perusahaan dan juga tidak mengganggu pembagian keuntungan perusahaan (2)

obligasi dapat meningkatkan laba perusahaan, sehingga bagian laba untuk pemegang saham juga

akan meningkat.

� Karakteristik obligasi

Page 18: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

17

1. Obligasi seri adalah obligasi yang terdiri atas beberapa seri dengan tanggal jatuh yang

berbeda-beda.

2. Obligasi sinking fund, berbeda dengan obligasi seri karena memiliki tanggal jatuh yang sama.

Dalam obligasi ini, perusahaan yang mengeluarkan obligasi disyaratkan untuk menyisihkan

sejumlah kekayaan perusahaan (disebut sinking fund) yang ditanamkan sedemikian rupa

sehingga pada saat jatuh obligasi, perusahaan akan memiliki kas yang cukup untuk melunasi

obligasi tersebut.

3. Obligasi atas nama dan obligasi atas unjuk. Obligasi atas nama adalah obligasi yang

dicantumkan nama pemilik obligasi tersebut. Obligasi atas unjuk, apabila obligasi tidak diberi

nama, maka pembayaran bunga dan pelunasan obligasi akan dibayarkan kepada orang yang

menunjukkan surat obligasi.

4. Obligasi dengan jaminan dan obligasi tanpa jaminan. Obligasi dengan jaminan adalah obligasi

yang dijamin dengan harta kekayaan perusahaan tertentu, jika diperlukan maka kekayaan

perusahaan yang dijadikan jaminan dapat dijual untuk melunasi obligasi. Obligasi tanpa

jaminan tidak secara eksplisit menyebutkan jaminan kekayaan tertentu, jaminannya adalah

kemampuan keuangan perusahaan itu.

� Jenis tingkat bunga obligasi

a. Tingkat bunga kontrak, tingkat bunga yang dinyatakan secara pasti dan tercantum dalam

perjanjian obligasi maupun dalam sertifikat obligasi.

b. Tingkat bunga pasar, tingkat bunga yang bersedia dibayar oleh peminjam dan diterima oleh

pemberi pinjaman untuk pemakaian uang pada tingkat risiko tertentu. Tingkat bunga pasar

berfluktuasi tiap hari sesuai dengan perubahan pemintaan dan penawaran atas pinjaman.

� Penjualan obligasi

a. Diskonto obligasi, perusahaan menerbitkan dan menjual obligasi yang tingkat bunga

kontraknya lebih rendah daripada tingkat bunga pasar.

b. Premi obligasi, selisih lebih antara harga jual obligasi dengan nilai nominal obligasi.

Amortisasi adalah proses pengalokasian beban bunga selama jangka waktu obligasi. Amortisasi

terdiri dari dua macam: (1) metode garis lurus, jumlah yang dibebankan sama setiap tahunnya,

(2) metode bunga efektif, beban bunga setiap periode dihitung dengan mengalikan nilai buku

obligasi awal periode dengan suatu tingkat bunga konstan, sehingga beban bunga yang dicatat

berubah-ubah setiap periode.

Page 19: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

18

Modal Saham Jenis-jenis saham

1. Saham biasa, pemegang saham biasa adalah merupakan pemilik yang paling pokok dalam

perseroan, mereka mempunyai hak suara, turut menentukan dalam pembagian laba,

menentukan penambahan saham baru atau dalam hal likuidasi perseroan.

2. Saham preferen, saham yang memiliki keistimewaan dalam pembagian dividen yang didahulukan

daripada pemegang saham biasa. Dividen adalah bagian laba yang dibagikan kepada para

pemegang saham. Ada beberapa macam saham preferen:

� Saham preferen kumulatif, bila suatu tahun tertentu dividen preferen tidak dibayar, maka

pada tahun berikutnya dividen pemegang saham preferen diperhitungkan terlebih dahulu

termasuk dividen preferen tahun lalu sebelum menentukan dividen untuk pemegang saham

biasa.

� Saham preferen non kumulatif, dividen yang tidak dibayar tahun yang lalu tidak bisa

diperhitungkan untuk tahun ini.

� Saham preferen partisipatif, pemegang saham preferen mungkin masih akan menerima

dividen tambahan bersama-sama dengan pemegang saham biasa.

� Saham preferen non partisipatif, pemegang saham preferen tidak memiliki hak atas

tambahan dividen.

Saham bernilai pari dan tidak bernilai pari

1. Saham bernilai pari, saham yang menyebutkan nilai tertentu untuk tiap lembar saham dalam akte

pendiriannya.

2. Saham tidak bernilai pari, saham yang tidak disebutkan secara formal nilainya dalam akte

pendirian.

Penjualan saham

� Agio saham, saham yang dijual dengan harga lebih tinggi dari nilai parinya.

� Disagio saham, saham yang dijual dengan harga lebih rendah dari nilai parinya.

Pemecahan saham, penurunan nilai pari atau nilai yang ditetapkan dari saham biasa dengan

mengeluarkan tambahan saham bagi para pemegang sahamnya. Alasan dilakukan pemecahan saham

adalah untuk menurunkan harga pasar saham-sahamnya.

Page 20: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

19

AUDITING

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang

informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan oleh seorang

yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian

informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria yang

ditetapkan adalah patokan atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai

pernyataan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat berupa:

a. peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif,

b. anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen, dan

c. prinsip akuntansi yang lazim (PABU).

Tiga jenis Audit terdiri dari:

1. audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara

keseluruhan—yang merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi—telah disajikan

sesuai dengan kriteria-kriteria yang tertentu.

2. audit operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan

metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya.

3. audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti prosedur

atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.

empat jenis auditor yang dikenal secara umum, yaitu:

1. akuntan publik terdaftar bertanggung jawab atas audit laporan keuangan historis dari

seluruh perusahaan publik dan perusahaan besar lainnya,

2. auditor pemerintah adalah lembaga atau badan yang bertanggung jawab secara

fungsional atas pengawasan terhadap kekayaan atau keuangan negara,

3. auditor pajak bertanggung jawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan dan

penegakan hukum dalam pelaksanaan ketentuan pajak,

4. auditor intern bekerja pada suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan

manajemen perusahaan.

Karena kondisi masyarakat semakin kompleks, terdapat kemungkinan bahwa para

pengambil keputusan akan memperoleh informasi yang tidak dapat dipercaya dan tidak

dapat diandalkan yang sering disebut sebagai risiko informasi. Risiko informasi menunjukkan

kemungkinan informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan usaha

tersebut tidak akurat.

Page 21: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

20

Risiko informasi dapat disebabkan oleh:

1. hubungan yang tidak dekat antara penerima dan pemberi informasi,

2. sikap memihak dan motif lain yang melatarbelakangi pemberi informasi,

3. data yang berlebihan,

4. dan transaksi pertukaran yang kompleks.

Risiko informasi dapat dikurangi dengan melakukan:

1. verifikasi informasi oleh pihak pemakai,

2. pemakai menanggung risiko informasi bersama-sama dengan manajemen,

3. dan dilakukan audit atas laporan keuangan.

Kantor akuntan publik melaksanakan empat jenis jasa utama, yaitu: atestasi,

perpajakan, konsultasi manajemen, serta jasa akuntansi dan pembukuan.

1. Jasa atestasi adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh kantor akuntan publik untuk

mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan atas keandalan asersi

tertulis yang telah dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain. Terdapat tiga macam jasa

atestasi, yaitu:

a. audit: audit atas laporan keuangan historis, adanya opini auditor atas laporan

keuangan,

b. review: lebih sempit dari audit, dan cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan

pemakai laporan keuangan,

c. jasa atestasi lainnya, misalnya atestasi atas laporan keuangan prospektif (perkiraan

dan proyeksi), data statistik atas hasil-hasil investasi untuk organisasi, seperti reksa

dana, serta karakteristik perangkat lunak komputer.

2. Jasa perpajakan, yaitu kantor akuntan publik menyusun surat pemberitahuan pajak (SPT)

pajak penghasilan dari perusahaan dan perseorangan, baik yang merupakan klien audit

maupun yang bukan.

3. Konsultasi manajemen yaitu pemberian jasa tertentu yang memberi kemungkinan pada

kliennya untuk meningkatkan efektivitas operasinya.

4. Jasa akuntansi dan pembukuan adalah jasa dalam melakukan tugas-tugas pembukuan

guna memenuhi kebutuhan klien.

Dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya, auditor berpedoman pada

standar auditing. Standar-standar ini meliputi pertimbangan mengenai kualitas profesional

mereka, seperti keahlian dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bahan bukti.

Page 22: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

21

tiga jenis standar auditing yang berlaku umum.

1. Standar Umum

a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi sikap mental

harus dipertimbangkan oleh auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan

kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit, dan menentukan sifat, saat, dan lingkup penyajian yang harus

dilakukan.

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk

menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan

a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai

dengan PABU.

b. Laporan audit harus menunjukkan adanya prinsip akuntansi yang tidak konsisten

diterapkan (periode sekarang dan sebelumnya).

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,

kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

d. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk

menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil

usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU).

Tanggung jawab manajemen adalah menentukan kebijakan akuntansi yang sehat,

menjalankan sistem pengendalian intern yang baik, dan membuat penyajian yang wajar

dalam laporan keuangan,

Page 23: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

22

Sedangkan tanggung jawab auditor mensyaratkan agar audit dirancang untuk

memberikan keyakinan memadai atas pendeteksian salah saji yang material dalam laporan

keuangan.

Selanjutnya audit harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap skeptisme

profesional yaitu auditor tidak boleh menganggap manajemen tidak jujur, tetapi

kemungkinan tersebut harus dipertimbangkan.

Salah saji dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kekeliruan (errors) adalah salah

saji yang tidak disengaja, dan ketidakberesan (irregularities) adalah salah saji yang disengaja,

ada dua macam, yaitu (1) pencurian aktiva atau kecurangan pegawai, (2) pelaporan

keuangan yang menyesatkan atau kecurangan manajemen. Kecurangan manajemen sulit

untuk diungkapkan karena (1) adanya kemungkinan bahwa salah satu atau beberapa

anggota manajemen mengabaikan pengendalian intern, (2) adanya usaha manajemen untuk

menyembunyikan salah saji tersebut.

Asersi manajemen adalah pernyataan yang tersirat atau yang dinyatakan dengan

jelas oleh manajemen mengenai jenis transaksi dan akun terkait dalam laporan keuangan

(pernyataan ini merupakan bagian dari kriteria manajemen untuk mencatat dan

mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan). Asersi manajemen dapat

digolongkan menjadi lima kategori pernyataan yang luas.

1. Keberadaan (eksistensi) atau keterjadian (occurrance) berkaitan dengan apakah aktiva,

kewajiban dan ekuitas yang tercantum dalam neraca, benar-benar ada pada tanggal

neraca, serta apakah pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan rugi/laba

benar-benar terjadi selama periode akuntansi.

2. Kelengkapan adalah semua transaksi dan akun yang seharusnya ada dalam laporan

keuangan semuanya memang dimasukkan.

3. Hak dan Kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva memang menjadi hak

perusahaan dan hutang menjadi kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.

4. Penilaian dan Alokasi menyangkut masalah apakah aktiva, kewajiban, ekuitas,

pendapatan, atau beban telah dimasukkan ke dalam laporan keuangan dengan angka-

angka yang wajar.

5. Penyajian dan Pengungkapan menyangkut masalah apakah komponen-komponen dalam

laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dengan sepantasnya.

Page 24: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

23

Proses Audit

Pada saat auditor memutuskan tujuan spesifik audit untuk setiap komponen dalam

laporan keuangan, proses pengumpulan bahan bukti dapat dimulai. Auditor memutuskan

untuk mengumpulkan bahan bukti yang layak dalam proses audit. Proses audit adalah

metodologi penyelenggaraan audit yang jelas untuk membantu auditor dalam

mengumpulkan bahan bukti pendukung yang kompeten. Ada empat tahap dalam proses

audit.

Tahap I : Merencanakan dan merancang pendekatan audit

Ada dua perhitungan yang mempengaruhi pendekatan yang akan dipilih.

1. Bahan bukti kompeten yang cukup harus dikumpulkan untuk memenuhi tanggung jawab

professional dari auditor.

Bahan bukti adalah segala informasi yang digunakan auditor dalam menentukan

kesesuaian informasi yang sedang diaudit dengan kriteria yang ditetapkan. Keputusan

bahan bukti audit dapat dipecah menjadi empat macam.

� Prosedur audit mana yang akan digunakan (prosedur audit adalah petunjuk rinci

untuk mengumpulkan bahan bukti audit tertentu yang diperoleh pada waktu

tertentu selama audit).

� Besar sampel.

� Pos atau unsur yang dipilih.

� Kapan prosedur-prosedur tersebut dilakukan.

Ada empat faktor yang menentukan apakah suatu bahan bukti dapat memberikan

kesimpulan, yaitu:

� relevansi, bahan bukti tersebut harus berkaitan atau relevan terhadap tujuan

pengujian auditor sebelum dikatakan bersifat dapat menyimpulkan,

� kompetensi, mengacu pada derajat dapat dipercayanya bahan bukti (bahan bukti

kompeten meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar),

meliputi: independensi penyelia data, efektifitas SPI, pengetahuan yang diperoleh

sendiri oleh auditor, kualifikasi orang yang menyediakan informasi, dan tingkat

obyektifitas.

� kecukupan, besar sampel yang memadai, dan memilih bagian dari populasi yang

layak,

� ketepatan waktu, kapan bahan bukti dikumpulkan atau periode yang dicakup oleh

audit.

Page 25: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

24

Ada tujuh kategori bahan bukti yang dapat dipilih auditor yang dikenal sebagai jenis

bahan bukti.

� Pemeriksaan fisik adalah inspeksi atau penghitungan aktiva berwujud oleh auditor.

� Konfirmasi sebagai penerimaan jawaban tertulis maupun lisan dari pihak ketiga

yang independen dalam memverifikasi akurasi informasi yang telah diminta oleh

auditor. Konfirmasi dapat dibagi menjadi tiga: (1) konfirmasi positif berarti bahwa

penerima konfirmasi diminta untuk mengembalikan konfirmasi dalam kondisi

apapun, (2) konfirmasi positif dengan informasi yang akan dikonfirmasi tertera dalam

formulir, (3) konfirmasi negative berarti bahwa penerima konfirmasi menjawab

hanya jika informasinya salah.

� Dokumentasi, pemeriksaan dokumen, merupakan pemeriksaan auditor atas

dokumentasi dan catatan klien untuk menyokong informasi yang ada atau

seharusnya ada dalam laporan keuangan.

� Pengamatan adalah penggunaan perasaan untuk menetapkan aktivitas tertentu.

� Tanya jawab dengan klien adalah mendapatkan informasi tertulis atau lisan dari klien

dengan menjawab pertanyaan dari auditor.

� Pelaksanaan ulang mencakup pengecekan ulang suatu sampel perhitungan dan

perpindahan informasi yang dilakukan klien selama periode yang diaudit.

� Prosedur analitis, menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menentukan

apakah saldo akun tersaji secara layak.

Keandalan jenis bahan bukti dipengaruhi oleh:

1. efektifitas SPI mempunyai pengaruh yang besar pada keandalan kebanyakan jenis

bahan bukti,

2. pemeriksaan fisik dan pemeriksaan ulang diharapkan lebih andal kalau SPI efektif,

penggunaan dipertimbangkan secara berbeda,

3. jenis bahan bukti tertentu jarang mencukupi sendirian untuk memberikan bahan

bukti yang kompeten untuk memenuhi satu tujuan.

2. Biaya pengumpulan bahan bukti harus dibuat seminimal mungkin.

Biaya dari jenis bahan bukti.

� Paling mahal adalah pemeriksaan fisik dan konfirmasi.

� Tingkat menengah adalah dokumentasi dan prosedur analitis.

� Paling tidak mahal adalah pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan pelaksanaan

ulang.

Page 26: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

25

Perencanaan dan perancangan pendekatan audit dapat dipisahkan menjadi beberapa

bagian.

a. Mendapatkan pengetahuan atas bidang usaha klien.

b. Memahami struktur pengendalian klien dan menetapkan risiko pengendalian (jika klien

memiliki SPI yang baik, risiko pengendalian akan rendah, dan jumlah bahan bukti audit

yang harus dikumpulkan lebih sedikit daripada SPI yang jelek). Penetapan risiko

pengendalian adalah proses evaluasi yang meliputi identifikasi pengendalian-

pengendalian spesifik yang mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan

akan terjadi dan tidak terdeteksi serta tidak diperbaiki dalam waktu yang tepat.

Struktur pengendalian intern mencakup lima kategori dasar kebijakan dan prosedur

yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan

memadahi bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi, komponen struktur

pengendalian intern terdiri dari:

1. Lingkungan pengendalian yang terdiri dari tindakan kebijakan dan prosedur yang

mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan komisaris, dan

pemilik suatu satuan usaha terhadap pengendalian dan pentingnya terhadap satuan

usaha tersebut.

2. Penetapan risiko manajemen. Penetapan risiko untuk laporan keuangan adalah

identifikasi dan analisis oleh manajemen atas risiko-risiko yang relevan terhadap

penyiapan laporan keuangan yang sesuai dengan PABU.

3. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi. Kegunaan sistem akuntansi satu satuan

usaha adalah untuk mengidentifikasi, menggabungkan, mengklasifikasi,

menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi satu satuan usaha dan untuk

mengelola akuntabilitas (tanggung gugat) atas aktiva terkait.

4. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, selain dari empat komponen

yang lain, yang dibuat manajemen untuk memenuhi tujuannya, ada lima macam:

a. pemisahan tugas yang cukup (melindungi dari penggelapan),

b. otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas,

c. dokumen dan catatan yang memadahi,

d. pengendalian fisik atas aktiva dan catatan,

e. pengecekan independen atas pelaksanaan.

5. Pemantauan. Berkaitan dengan penilaian efektifitas rancangan dan operasi

terstruktur pengendalian intern secara periodik dan terus-menerus oleh manajemen

Page 27: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

26

untuk melihat apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki

sesuai dengan keadaan.

Tugas auditor dalam memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern adalah

untuk menemukan elemen struktur pengendalian intern, melihat apakah ditempatkan

dalam operasi, mendokumentasikan informasi yang diperoleh dengan cara yang baik.

Berikut ini adalah prosedur yang berkaitan dengan perancangan dan penempatan

dalam operasi.

1. Pengalaman auditor dalam periode sebelumnya atas satuan usaha tersebut.

2. Tanya jawab dengan pegawai klien.

3. Kebijakan dan pedoman sistem klien.

4. Inspeksi dokumen dan catatan.

5. Pengamatan atas aktivitas dan operasi satuan usaha.

Pengendalian yang telah diidentifikasi auditor dalam penetapan sebagai pengurang

risiko pengendalian (pengendalian kecil) harus didukung oleh pengujian atas

pengendalian untuk menjamin bahwa pengendalian telah dilaksanakan dengan efektif

dalam keseluruhan atau sebagian besar periode audit. Empat jenis prosedur yang

digunakan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang berkenaan

dengan pengendalian, adalah :

1. tanya jawab dengan pegawai suatu satuan usaha yang tepat

2. pemeriksaan dokumen, catatan dan laporan,

3. pengamatan aktifitas berkenaan dengan pengendalian,

4. pelaksanaan ulang prosedur klien.

Tahap II : Melakukan pengujian pengendalian dan transaksi

Pengujian atas pengendalian mencakup pemeriksaan dokumen-dokumen yang

mendukung transaksi. Jika auditor menetapkan tingkat risiko pengendalian yang lebih

rendah berdasarkan identifikasi pengendalian, ia memperkecil luas penilaian sampai suatu

titik dimana ketepatan informasi laporan keuangan yang berkaitan langsung dengan

pengendalian harus diperiksa keabsahannya melalui pengumpulan bahan bukti.

Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji kekeliruan atau

ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan

keuangan. Terdapat tiga jenis pengujian substantif: pengujian atas transaksi, prosedur

analitis, dan pengujian terinci atas saldo. Tujuan pengujian substantif atas transaksi adalah

untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien telah diotorisasi dengan pantas, dicatat

Page 28: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

27

dan diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan diposting ke buku besar dan buku

tambahan dengan benar.

Tujuan audit umum berkait transaksi berfungsi sebagai kerangka kerja bagi auditor

dalam mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup dibutuhkan oleh standar

pekerjaan lapangan ketiga dan memutuskan bahan bukti yang pantas untuk dikumpulkan

sesuai dengan penugasan.

Ada enam tujuan audit umum berkait transaksi.

� Eksistensi, transaksi yang dicatat memang ada.

� Kelengkapan, transaksi-transaksi yang ada telah dicatat.

� Akurasi, transaksi yang tercatat disajikan pada nilai yang benar.

� Klasifikasi, transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat.

� Saat pencatatan, transaksi dicatat pada tanggal yang benar.

� Posting pengikhtisaran, transaksi yang tercatat secara tepat dimasukkan dalam berkas

induk dan diikhtisarkan dengan benar.

Tahap III : Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo

Ada dua kategori pada prosedur tahap III.

1. Prosedur analitis digunakan untuk menentukan kelayakan transaksi dan saldo secara

keseluruhan. Prosedur analitis adalah sebagai evaluasi atas informasi keuangan yang

dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan,

meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor. Tujuan

dan pelaksanaan prosedur analitis meliputi:

1. memahami bidang usaha klien,

2. penetapan kemampuan satuan usaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya,

3. indikasi adanaya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan,

4. mengurangi pengujian audit yang terinci,

5. saat pelaksanaan, meliputi: pada tahap perencanaan, selama tahap pengujian, dan

selama tahap penyelesaian audit.

Bagian penting dalam menggunakan prosedur analitis adalah memilih prosedur yang

paling layak. Terdapat lima jenis prosedur analitis.

� Membandingkan data klien dengan data industri sebagai indikasi kesulitan keuangan

dan sebagai penunjang dalam memahami usaha klien.

� Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode sebelumnya, (1)

perbandingan antara saldo tahun berjalan dengan saldo tahun lalu, (2)

Page 29: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

28

membandingkan rincian total saldo dengan rincian serupa pada tahun sebelumnya,

(3) menghitung rasio dan hubungan persentase untuk perbandingan dengan tahun

sebelumnya.

� Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien.

� Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh auditor.

� Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan data non

keuangan.

6. Pengujian terinci atas saldo adalah prosedur khusus untuk menguji kekeliruan moneter

dalam saldo-saldo laporan keuangan. Tujuan audit berkait saldo adalah sebagai kerangka

kerja untuk mengaudit saldo akun neraca, auditor mengumpulkan bahan bukti untuk

memverifikasi rincian-rincian yang mendukung saldo akun (bukan memverifikasi saldo

akun). Ada sembilan tujuan umum audit berkait saldo.

� Eksistensi, angka-angka yang dicantumkan memang ada.

� Kelengkapan, angka-angka yang ada telah dimasukkan seluruhnya.

� Akurasi, jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang benar.

� Klasifikasi, angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan

tepat.

� Pisah batas, transaksi-transaksi yang dekat dengan tanggal neraca dicatat dalam

periode yang tepat.

� Kecocokan rincian, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar

tambahan, dijumlah kebawah benar dalam saldo akun, dan sesuai dengan jumlah

dalam buku besar.

� Nilai realisasi, aktiva dinyatakan pada jumlah yang diestimasi dapat direalisasi.

� Hak dan kewajiban, cara auditor memenuhi asersi manajemen mengenai hak dan

kewajiban.

� Penyajian dan pengungkapan, saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang

berkaitan telah disajikan dengan pantas dalam laporan keuangan.

Tahap IV : Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

Setelah auditor menyelesaikan semua prosedur, adalah perlu untuk menggabungkan

seluruh informasi yang didapat untuk memperoleh kesimpulan menyeluruh mengenai

kewajaran laporan keuangan.

Page 30: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

29

1. Penyelesaian audit.

a. Menelaah kewajiban bersyarat. Kewajiban bersyarat adalah potensi kewajiban di

masa mendatang kepada pihak ketiga untuk jumlah yang tidak diketahui sebagai

akibat aktivitas yang telah terjadi. Ada tiga kondisi kewajiban bersyarat.

� Terdapat kemungkinan pembayaran dimasa datang kepada pihak ketiga akibat

kondisi saat ini.

� Terdapat ketidakpastian atas jumlah pembayaran dimasa mendatang tersebut.

� Hasilnya akan ditentukan oleh peristiwa dimasa datang.

b. Menelaah peristiwa kemudian, auditor bertanggung jawab untuk menelaah transaksi

dan peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah terjadi

sesuatu yang mempengaruhi penilaian atau pengungkapan atas laporan keuangan

yang sedang diaudit (dibatasi untuk periode dengan diawali tanggal neraca dan

berakhir pada tanggal laporan audit). Ada dua jenis peristiwa kemudian.

� Peristiwa kemudian yang mempunyai dampak langsung terhadap laporan

keuangan dan memerlukan penyesuaian, seperti: pengumuman pailit satu

pelanggan dengan saldo piutang usaha outstanding yang mempengaruhi kondisi

keuangan, penyelesaian perkara hukum dengan jumlah yang berbeda dari jumlah

yang dicatat dalam buku, penghentian peralatan yang tidak digunakan dalam

operasi pada harga dibawah nilai buku saat ini, penjualan investasi pada harga

dibawah harga perolehan yang dicatat.

� Peristiwa yang tidak mempunyai dampak langsung terhadap laporan keuangan

tetapi pengungkapannya dianjurkan, seperti: penerbitan obligasi, kerugian

persediaan akibat kebakaran yang tidak diasuransikan.

2. Tanggal ganda.

� Kadang auditor menentukan bahwa peristiwa kemudian yang penting terjadi setelah

pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum laporan audit diterbitkan (misalnya,

perolehan perusahaan lain oleh klien yang diaudit pada tanggal 23 april, sedangkan

hari terakhir pekerjaan lapangan adalah 11 april).

� Mewajibkan auditor memperluas pengujian audit atas peristiwa kemudian terbaru

yang terungkap untuk meyakinkan bahwa klien telah benar mengungkapkannya (ada

dua pilihan).

Page 31: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

30

� Memperluas periode dari seluruh pengujian atas peristiwa kemudian sampai

tanggal dimana auditor puas bahwa peristiwa kemudian terbaru yang ditetapkan

telah dinyatakan dengan benar.

� Membatasi penelaahan kepada hal yang berkaitan dengan peristiwa kemudian

yang terbaru.

Untuk pilihan pertama: tanggal laporan audit akan diubah.

Untuk piliha kedua: laporan audit akan ditanggali ganda.

3. Laporan audit, bentuk laporan audit yang paling umum adalah laporan audit standar

dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Kondisi untuk laporan wajar tanpa

pengecualian adalah:

� semua laporan keuangan—neraca, laporan laba/rugi, saldo laba, dan laporan arus

kas—sudah tercakup di dalam laporan keuangan,

� ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam penugasan,

� bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor tersebut telah melaksanakan

penugasan dengan cara yang memungkinkan baginya untuk menyimpulkan bahwa

ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi,

� laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,

� tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraf penjelas atau

modifikasi kata-kata dalam laporan.

Keadaan yang menyebabkan penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian.

� Kondisi 1 : pembatasan lingkup audit.

� Kondisi 2 : laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berterima umum.

� Kondisi 3 : auditor tidak independen.

Ada empat pandapat auditor terhadap laporan keuangan yang telah diaudit.

� Pendapat wajar tanpa pengecualian: auditor menyimpulkan bahwa laporan

keuangan disajikan secara wajar/ bebas dari salah saji yang material dan laporan

keuangan disajikan sesuai dengan PABU.

� Pendapat wajar dengan pengecualian: auditor menyimpulkan bahwa laporan

keuangan disajikan secara wajar, kecuali untuk pos tertentu (karena adanya

pembatasan lingkup audit atau tidak ditaatinya PABU).

� Pendapat tidak wajar: auditor menyimpulkan laporan keuangan tidak disajikan

secara wajar (keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji yang

Page 32: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

31

material atau menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan

atau hasil operasi perusahaan sesuai dengan PABU).

� Pernyataan tidak memberikan pendapat: auditor tidak menyimpulkan apakah

laporan keuangan disajikan secara wajar (auditor tidak berhasil untuk meyakinkan

dirinya sendiri bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, adanya pembatasan

lingkup audit, hubungan yang tidak independen).

Materialitas adalah jumlah atau besarnya kekeliruan atau salah saji dalam informasi

akuntansi yang dalam kaitannya dengan kondisi yang bersangkutan, mungkin membuat

pertimbangan pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan berubah atau

terpengaruh oleh salah saji tersebut. Pertimbangan awal mengenai materialitas adalah

jumlah maksimum suatu salah saji dalam laporan keuangan yang menurut pendapat

auditor, tidak mempengaruhi keputusan dari pemakai. Tujuan penetapan materialitas

adalah untuk membantu auditor merencanakan pengumpulan bahan bukti yang cukup.

Jika auditor menetapkan jumlah yang rendah maka lebih banyak bahan bukti yang harus

dikumpulkan dari pada jumlah yang tinggi. Langkah-langkah dalam menetapkan

materialitas adalah sebagai berikut ini.

Langkah 1 : Tentukan pertimbangan awal mengenai materialitas

Langkah 2 : Alokasikan pertimbangan awal mengenai materialitas ke dalam segmen.

Langkah 3 : Estimasikan total salah saji dalam segmen.

Langkah 4 : Estimasikan salah saji gabungan.

Langkah 5 : Bandingkan estimasi gabungan dengan pertimbangan awal mengenai

materialitas.

Keputusan materialitas dapat dibagi dua.

� Berkaitan dengan PABU:

� jumlah rupiah dibandingkan terhadap tolok ukur tertentu, misalnya: laba bersih,

jumlah aktiva lancer, dan modal kerja,

� daya ukur, nilai uang yang terkandung tidak dapat diukur secara akurat (adanya

gugatan hukum),

� sifat salah saji:

1. transaksi-transaksi yang melanggar hukum,

2. pos yang mempengaruhi periode mendatang,

3. sesuatu yang menimbulkan akibat psikis,

Page 33: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

32

4. sesuatu yang dapat menimbulkan konsekuensi penting bila dipandang dari

segi kewajiban kontrak.

� Berkaitan dengan pembatasan lingkup audit: sulit diukur, sifatnya subyektif.

Pembatasan lingkup audit dapat dibagi dalam dua kategori utama.

� Disebabkan oleh klien: kemungkinan bahwa manajemen sengaja mencegah

terungkapnya informasi salah saji (dalam hal pemeriksaan fisik dan konfirmasi

piutang usaha).

� Disebabkan oleh keadaan diluar kekuasaan auditor dan klien: penugasan yang

baru disepakati setelah tanggal neraca, sehingga sulit melaksanakan pemeriksaan

fisik.

4. Penemuan fakta kemudian, laporan keuangan yang diaudit telah diterbitkan dan

terdapat informasi dalam laporan tersebut yang secara material menyesatkan (auditor

meminta klien menerbitkan dengan segera laporan keuangan yang direvisi yang berisi

penjelasan mengenai alasan revisi tersebut).

Kertas Kerja

Kertas kerja didefinisikan sebagai catatan-catatan yang dibuat atau dikumpulkan dan

disimpan oleh akuntan publik mengenai prosedur pemeriksaan yang ditempuhnya,

pengujian yang dilakukannya, keterangan yang diperolehnya, dan kesimpulan yang

ditariknya sehubungan dengan pemeriksaannya. Tujuan kertas kerja adalah untuk

membantu auditor memberikan keyakinan memadai bahwa audit yang layak telah dilakukan

sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan IAI. Kertas kerja sebagai yang disinggung

dalam audit tahun berjalan, menyediakan dasar untuk perencanaan audit, pencatatan bahan

bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian, data untuk menentukan jenis laporan audit

yang pantas, dan dasar untuk menelaah oleh penyelia dan partner.

1. Dasar untuk perencanaan audit, kertas kerja mencakup berbagai informasi perencanaan

seperti informasi deskriptif mengenai struktur pengendalian intern, anggaran waktu bagi

tiap bidang audit, program audit, dan hasil audit tahun lalu.

2. Catatan bahan bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian, kertas kerja sebagai alat

dokumentasi utama bahwa audit yang memadai telah dilaksanakan sesuai dengan

standar auditing yang ditetapkan IAI. Kalau diperlukan, auditor dapat menunjukkan

kepada lembaga kehakiman dan pengadilan bahwa audit telah direncanakan dengan

baik dan disupervisi dengan cukup, bahan bukti yang dikumpulkan kompeten, cukup dan

tepat waktu, dan laporan audit sudah pantas dengan mempertimbangkan hasil audit.

Page 34: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

33

3. Dasar untuk menentukan jenis laporan audit yang pantas, kertas kerja memberikan

informasi penting yang membantu auditor menentukan kelayakan laporan audit yang

diterbitkan dalam suatu keadaan tertentu. Data dalam kertas kerja juga bermanfaat

untuk mengevaluasi kecukupan ruang lingkup audit dan kewajaran laporan keuangan.

4. Dasar untuk penelaahan oleh penyelia dan partner, kertas kerja merupakan kerangka

acuan utama yang digunakan penyelia untuk mengevaluasi apakah bahan bukti yang

kompeten telah dikumpulkan dengan cukup untuk membenarkan laporan audit.

Berkas permanen. Berkas permanen dimaksudkan berisi data historis atau yang bersifat

berkelanjutan berkenaan dengan pemeriksaan tahun berjalan. Berkas ini memberikan

sumber informasi mengenai audit yang berkelanjutan dari tahun ke tahun. Berkas

permanen mencakup hal-hal sebagai berikut:

� kutipan atau fotokopi dari dokumen perusahaan yang kepentingannya berkelanjutan

seperti akte pendirian, anggaran dasar dan rumah tangga, peraturan perundangan, surat

hipotik, dan kontrak-kontrak,

� analisis, dari tahun sebelumnya, atau akun yang mempunyai kepentingan berkelanjutan

bagi auditor, mencakup akun seperti utang jangka panjang, perkiraan modal, goodwill,

dan aktiva tetap.

� informasi berkenaan dengan pemahaman struktur pengendalian intern dan penetapan

risiko pengendalian,

� hasil prosedur analitis, dari audit tahun sebelumnya, diantaranya adalah rasio dan

persentase yang dihitung oleh auditor, dan total saldo atau saldo perbulan untuk akun

tertentu,

Kertas kerja yang disiapkan selama pelaksanaan penugasan, mencakup juga yang disiapkan

oleh klien untuk auditor, merupakan harta milik auditor, tidak seorangpun, termasuk klien,

mempunyai hak untuk memeriksa kertas kerja kecuali digunakan oleh pengadilan sebagai

bahan bukti yuridis formal. Kebutuhan untuk memelihara kerahasiaan hubungan dengan

klien dinyatakan dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia pasal 6 yang menyatakan:

“setiap anggota harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama

pekerjaannya, dan tidak boleh terlibat dalam pengungkapan fakta atau informasi

tersebut, bila tidak diperoleh ijin khusus, kecuali dikehendaki oleh hukum atau

negara atau profesinya. Ia tidak boleh menggunakan untuk keuntungan sendiri atau

untuk keuntungan pihak ketiga, suatu pengetahuan atau informasi yang diperolehnya

dari pelaksanaan tugasnya”.

Page 35: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

34

Risiko

Risiko adalah auditor menerima suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam

pelaksanaan audit (misalnya, kompetensi bahan bukti, efektifitas SPI klien, apakah laporan

keuangan disajikan secara wajar setelah audit selesai). Model risiko audit digunakan

terutama untuk tahap perencanaan dalam menentukan berapa besar bahan bukti yang

harus dikumpulkan dalam tiap siklus. Rumusnya adalah sebagai berikut:

PDR =

PDR = Resiko penemuan yang direncanakan (Planned Detection Risk)

Risiko penemuan yang direncanakan adalah risiko bahwa bahan bukti yang dikumpulkan

dalam segmen, gagal menemukan salah saji yang melewati jumlah yang dapat ditoleransi,

kalau salah saji semacam itu terjadi. Risiko penemuan yang direncanakan diperkecil, auditor

harus mengumpulkan bahan bukti yang lebih banyak dalam audit.

AAR = Resiko audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk)

Risiko audit yang dapat diterima adalah ukuran ketersediaan auditor untuk menerima bahwa

laporan keuangan terdapat salah saji yang material walaupun audit telah selesai dan

pendapat wajar tanpa pengecualian telah diberikan.

IR = Risiko bawaan (Inherent Risk)

Risiko bawaan adalah penetapan auditor akan kemungkinan adanya salah saji dalam segmen

audit yang melewati batas toleransi, sebelum memperhitungkan faktor efektifitas

pengendalian intern (faktor kerentanan laporan keuangan terhadap salah saji yang material,

dengan asumsi tidak ada pengendalian intern, yaitu salah saji yang paling mungkin terjadi

dan salah saji yang paling kecil terjadi/ transaksi yang tidak rutin).

CR = Risiko pengendalian (Control Risk)

Risiko pengendalian adalah ukuran penetapan auditor akan kemungkinan adanya kekeliruan

(salah saji) dalam segmen audit yang melewati batas toleransi, yang tidak terdeteksi atau

tercegah oleh SPI klien. Makin efektif SPI klien, makin rendah risiko yang dapat diterapkan

untuk risiko pengendalian.

Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit, dan Bukti Audit

Jika materialitas rendah—jumlah salah saji yang kecil saja dapat mempengaruhi

keputusan pemakai informasi keuangan—auditor perlu mengumpulkan bukti audit

kompeten dalam jumlah banyak. Sebaliknya, jika materialitas tinggi—jumlah salah saji besar

AAR

IRxCR

Page 36: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

35

baru dapat mempengaruhi keputusan pemakai informasi keuangan—auditor hanya perlu

mengumpulkan bukti audit kompeten dalam jumlah sedikit. Semakin rendah risiko audit—

auditor bersedia untuk menanggung risiko audit rendah sehingga tingkat kepastian yang

diinginkan oleh auditor adalah tinggi—auditor perlu mengumpulkan bukti audit kompeten

dalam jumlah banyak. Sebaliknya, semakin tinggi risiko audit—auditor bersedia untuk

menanggung risiko audit tinggi sehingga tingkat kepastian yang diinginkan oleh auditor

adalah rendah—auditor perlu mengumpulkan bukti audit kompeten dalam jumlah kecil saja.

Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit, dan risiko audit dapat

digambarkan sebagai berikut ini.

1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi,

auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.

2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti

audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.

3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh

salah satu dari tiga cara berikut ini.

a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit

yang dikumpulkan.

b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas

tetap dipertahankan.

c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas

secara bersama-sama.

Page 37: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

36

Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem adalah sekelompok komponen yang masing-masing saling menunjang—saling

berhubungan maupun tidak—yang keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan. Sistem dapat

disebut juga sebagai langkah-langkah terkoordinasi yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan

tertentu. Menurut Marciariello ada dua bentuk sistem yang berlaku, yaitu: (1) sistem formal, sistem

yang memungkinkan pendelegasian otoritas dimana sistem formal memperjelas struktur, kebijakan,

dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota organisasi, (2) sistem informal, sistem yang lebih

berdimensi hubungan antar pribadi yang tidak ditunjukkan dalam struktur formal.

Pengendalian menurut Hansen dan Mowen adalah proses penetapan standar dengan

menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika

kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Suatu sistem pengendalian mempunyai beberapa elemen yang memungkinkan pengendalian

berjalan dengan baik. Elemen-elemen tersebut adalah:

� Detektor atau sensor adalah suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi dalam

suatu proses.

� Alat pembanding/ assesor adalah suatu alat untuk menentukan ketepatan, ukurannya adalah

dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan.

� Efektor adalah alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari assesor.

� Jaringan komunikasi adalah alat yang mengirim informasi antara detektor dan sensor, dan antara

assesor dan efektor.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan

pengendalian pekerjaan anggota organisasi, serta pengendalian sumber daya organisasi untuk

mencapai tujuan organisasi, sedangkan pengendalian manajemen merupakan proses dimana

manajer mempengaruhi anggotanya untuk melaksanakan strategi organisasi. Kegiatan yang

dilakukan pada suatu organisasi biasanya meliputi: (1) merencanakan apa yang akan dicapai

perusahaan, (2) mengkoordinasikan kegiatan pada masing-masing bagian, (3) mengkomunikasikan

informasi yang ada, (4) mengevaluasi informasi, (5) memutuskan apa yang akan dilakukan, (6)

mempengaruhi orang dalam organisasi tersebut untuk mengerjakan sesuai yang digariskan.

Sistem pengendalian manajemen berdasarkan pendapat Anthony dan Govindarajan adalah

suatu alat—dari alat-alat lainnya untuk mengimplementasikan strategi, yang berfungsi untuk

memotivasi anggota-anggota organisasi guna mencapai tujuan organisasi. Tujuan adalah pernyataan

mengenai apa yang hendak dicapai oleh suatu organisasi. Tujuan merupakan hasil akhir dari proses

perumusan strategi. Perumusan strategi adalah proses memutuskan atas tujuan organisasi dan

langkah-langkah yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi merupakan rencana untuk

mencapai tujuan-tujuan organisasi. Strategi menurut Kenneth R. Andrews adalah suatu proses

Page 38: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

37

evaluasi kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan yang dilakukan oleh eksekutif puncak

serta melihat kesempatan dan ancaman pada saat ini dan memutuskan strategi pemasaran suatu

produk yang cocok dengan kesempatan yang ada pada lingkungannya. Strategi perusahaan

mempunyai pengaruh yang penting atas struktur organisasinya.

Pada dasarnya ada tiga bentuk struktur organisasi, yaitu struktur organisasi fungsional,

organisasi unit usaha, dan organisasi matrik.

1. Struktur organisasi fungsional membagi tugas sesuai keahlian masing-masing. Kelebihan

organisasi fungsional adalah memiliki potensi untuk bekerja secara efisien, serta kegiatan yang

sama dalam organisasi fungsional dapat lebih efektif. Kelemahan tipe ini adalah tidak ada cara

yang tepat untuk menentukan tingkat keefektifan pemisahan fungsi tersebut karena masing-

masing fungsi secara bersamaan memberi kontribusi terhadap output perusahaan, sehingga

perusahaan sulit untuk menetapkan tanggung jawab terhadap laba kepada manajer perusahaan.

Kelemahan lainnya adalah tidak ada cara yang tepat untuk perencaaan kerja dari masing-masing

fungsi yang terpisah pada level bawah dari suatu organisasi. Dalam organisasi fungsional ini

perencanaan dibuat oleh pimpinan puncak karena diperlukan koordinasi dari masing-masing

fungsi yang mengkonstribusi output akhir.

2. Organisasi unit usaha, setiap unit usaha bertanggung jawab terhadap semua fungsi yang terlibat

dalam proses produksi dan pemasaran produk tertentu. Manajer unit bisnis bertindak seakan-

akan divisinya merupakan bagian terpisah dari perusahaan, mereka juga bertanggung jawab

terhadap perencanaan dan koordinasi untuk masing-masing fungsi. Kelemahannya adalah

Manajer unit usaha tidak mempunyai kekuasaan yang lengkap. Kantor pusat mempunyai hak

untuk membuat keputusan tertentu, bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan secara

keseluruhan dan berhak mengalokasikan sesuai dengan pertimbangan kantor pusat, serta

menentukan kebijakan perusahaan secara keseluruhan. Keuntungannya adalah, divisi lebih

memahami pasar dari pada kantor pusat dan bisa bereaksi lebih cepat apabila ada ancaman atau

kesempatan, sehingga tanggung jawab menghasilkan laba dapat diletakkan pada satu orang

manajer atau direktur yang diberi tanggung jawab, merupakan tempat yang cocok untuk latihan

manajemen.

3. Organisasi matrik. Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek bertanggung jawab

terhadap keberhasilan proyeknya, juga bertanggung jawab terhadap unit-unit fungsional.

Masalah pengendalian manajemen pada organisasi matrik lebih sulit dibandingkan dengan

bentuk organisasi lainnya. Perencanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan program atau

proyek dan disesuaikan pula dengan sumber daya yang tersedia pada unit-unit fungsional.

Page 39: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

38

Dua unsur penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah lingkungan

pengendalian, dan proses pengendalian.

1. Dalam lingkungan pengendalian, terdapat dua aspek penting yaitu eksternal dan internal. Faktor

internal dalam hal ini adalah struktur organisasi, struktur program, struktur rekening, faktor

administratif, faktor perilaku dan faktor budaya. Baik lingkungan internal maupun eksternal

bervariasi pada setiap organisasi sehingga pengaruhnya terhadap proses pengendalian akan

berbeda. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pengendalian manajemen meliputi

perilaku organisasi dan pusat-pusat pertanggungjawaban.

� Perilaku organisasi, proses pengendalian manajemen tetap meletakkan manusia sebagai

aktornya. Artinya ada proses yang mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Perilaku organisasi juga berkaitan erat dengan motivasi. Motivasi adalah keadaan dalam

pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan

tertentu guna mencapai tujuan organisasi. Motivasi merupakan kegiatan yang mendorong,

menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia. Faktor lain yang terlibat adalah

kemampuan individu itu sendiri dan pemahaman tentang perilaku yang diperlukan untuk

mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi peranan.

� Pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi yang membawahi tugas tertentu

yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya. Tujuannya adalah untuk mengimplementasikan rencana strategi

manajemen puncak. Secara garis besar pusat pertanggungjawaban dibedakan menjadi: pusat

biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.

� Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban dimana input atau biaya diukur dalam

unit moneter namun outputnya tidak diukur dalam unit moneter. Pusat biaya dapat

dibedakan menjadi pusat biaya teknik atau pusat biaya standar (standard or engineered

expense center) dan pusat biaya kebijakan (discretionary expense center).

� Pusat biaya teknik adalah elemen biaya yang benar-benar terjadi dan dapat diukur

secara pasti karena mempunyai hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan,

biasanya ditemukan pada perusahaan manufaktur yang menghasilkan suatu barang,

misalnya departemen produksi. Pusat biaya teknik pada dasarnya mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

(1) inputnya dapat diukur dalam satuan moneter (nilai uang),

(2) outputnya dapat diukur dalam bentuk fisik,

(3) jumlah optimum dari input yang ingin diproduksi untuk satu unit output bisa

diukur.

Efisiensi pusat biaya teknik diukur dengan membandingkan antara biaya standar

dengan biaya sesungguhnya terjadi. Dikatakan efisien jika biaya sesungguhnya tidak

Page 40: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

39

melebihi jumlah biaya standarnya. Efektif tidaknya suatu pusat biaya teknik diukur

atas dasar kuantitas produk yang telah ditargetkan dengan tingkat kualitas dan

waktu tertentu.

� Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biaya yang terjadi tidak

mempunyai hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan. Misalnya unit

administratif, dan unit pendukung lainnya (departemen akuntansi, departemen

hukum, departemen hubungan industrial). Output biaya kebijakan tidak dapat diukur

dengan nilai moneter. Dalam menentukan anggaran untuk pusat biaya kebijakan,

tugas utama seorang manajer adalah memutuskan pentingnya suatu pekerjaan

untuk diselesaikan. Tugas ini dibagi dalam dua hal, tugas kontinyu dan tugas khusus.

Tugas kontinyu adalah tugas berulang dari satu tahun ke tahun berikutnya, misalnya

persiapan laporan keuangan. Tugas khusus adalah tugas yang terjadi sesekali dan

tidak merupakan rutinitas, misalnya pengembangan sistem anggaran untuk satu

pusat biaya yang baru dibentuk. Teknik ini biasa disebut Management by Objectives

yang biasa digunakan untuk persiapan anggaran untuk pusat biaya kebijakan,

Manajement by Objectives adalah proses formal dimana anggaran yang diusulkan

untuk mengerjakan tugas tertentu dan pernyataan untuk mengukur apakah tugas

tersebut telah diselesaikan.

� Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban dimana outputnya diukur

dalam unit moneter, tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya. Karenanya pusat

pendapatan adalah organisasi pemasaran yang tidak mempunyai tanggung jawab

terhadap laba. Penentuan tentang keberhasilan pusat pendapatan dilakukan dengan

membandingkan antara pendapatan yang sesungguhnya diperoleh dengan pendapatan

yang dianggarkan.

� Pusat laba, apabila suatu prestasi keuangan pusat pertanggungjawaban diukur dengan

dasar laba, yaitu selisih antara pendapatan dan biaya maka pusat pertanggungjawaban

tersebut disebut pusat laba. Unit organisasi yang didesentralisasikan menjadi suatu

pusat laba mempunyai beberapa keuntungan, yakni:

� keputusan tentang operasional bisa lebih cepat diambil karena banyak

keputusan tidak perlu lagi pertimbangan dari kantor pusat,

� kualitas keputusan lebih baik karena yang memutuskan adalah orang yang benar-

benar mengerti tentang keputusan tersebut,

� manajemen kantor pusat bisa lebih memfokuskan diri pada keputusan yang lebih

luas, tidak sekedar keputusan harian saja, kesadaran laba akan lebih meningkat

karena manajer divisi benar-benar bertanggung jawab untuk meningkatkan laba

divisinya, karena merupakan ukuran prestasi bagi manajer yang bersangkutan,

Page 41: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

40

� pengukuran prestasi dari suatu divisi bisa lebih diperluas karena pengukuran atas

dasar laba lebih lengkap dari pada pengukuran prestasi atas dasar pendapatan dan

biaya secara terpisah-pisah,

� manajer divisi lebih bebas berkreasi dan berinisiatif,

� divisionalisasi memudahkan seorang manajer puncak memperoleh informasi

tentang profitabilitas komponen-komponen perusahaan.

Sedangkan beberapa kelemahan yang terjadi pada pusat laba, adalah:

� untuk keputusan yang telah didelegasikan, manajer puncak mungkin kehilangan

kendali tertentu,

� manajer umum yang berwenang menangani semua aktivitas barangkali tidak ada

pada organsasi fungsional karena tidak adanya kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan pribadi mereka,

� unit organisasi yang tadinya bekerjasama sebagai unit fungsional mungkin bisa

bersaing satu dengan yang lainnya,

� friksi bisa meningkat karena adanya perbedaan pendapat tentang pengambilan

keputusan dalam divisi yang bersangkutan,

� kemungkinan terlalu memperhatikan laba jangka pendek,

� tidak ada sistem yang menjamin bahwa divisionalisasi untuk masing-masing pusat

laba bisa meningkatkan laba perusahaan,

� kualitas keputusan yang diambil seorang manajer divisi mungkin lebih jelek dari

keputusan yang diambil oleh manjer puncak,

� adanya tambahan biaya karena divisionalisasi tentu menambah biaya yang harus

dikeluarkan untuk manajer divisi.

Pengukuran kinerja pusat laba, ada dua cara pengukuran tingkat profitabilitas pusat laba:

1) Dengan mengukur kinerja manajemen, seberapa baik seorang manajer dalam

memimpin unit atau pusat pertanggungjawaban, sehingga prestasi manajer diukur

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya,

2) Dengan mengukur kinerja ekonomi pusat laba, yaitu sejauh mana pusat laba sebagai

unit kegiatan ekonomi dapat mencapai atau memenuhi anggaran labanya.

Dalam proses pengukuran prestasi pusat laba dibutuhkan elemen-elemen sebagai

berikut:

� tersedianya anggaran atau rencana,

� pemahaman dan penerimaan logika pengukuran oleh manajer divisi,

� delegasi pengendalian yang konsisten dengan tanggung jawab yang dibebankan,

� adanya konsistensi pengukuran di antara divisi-divisi dalam perusahaan.

Tujuan sistem pengukuran pusat laba oleh Fremgen, yaitu:

Page 42: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

41

� untuk menentukan kontribusi sebuah pusat laba, sebagai suatu kesatuan, terhadap

tujuan organisasi,

� untuk memberikan dasar dalam mengevaluasi kinerja manajer pusat laba,

� untuk memotivasi manajer pusat laba dalam mengoperasikan unitnya agar

konsisten dengan tujuan umum perusahaan secara keseluruhan.

Ada empat permasalahan dalam pengukuran prestasi pusat laba, yaitu:

(1) masalah alokasi pendapatan bersama,

(2) masalah alokasi biaya bersama,

(3) masalah penentuan harga transfer,

(4) masalah pemilihan tolok ukur laba.

� Pusat investasi, suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur atas

dasar perbandingan antara laba dengan investasi yang digunakan. Tujuan pengukuran

pusat investasi adalah:

� menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai

investasi yang digunakan manajer divisi dan memotivasi manajer untuk melakukan

keputusan yang tepat,

� mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan yang berdiri sendiri,

� membandingkan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomik.

Sedangkan informasi atas dasar pusat investasi dapat memotivasi manajer divisi untuk:

� menghasilkan laba yang memadai dengan keleluasaan untuk mengambil keputusan

tentang sumber ekonomik dan fasilitas fisik yang digunakan,

� mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut

memberikan kembalian yang memadai,

� mengambil keputusan untuk melepas investasi yang tidak memberikan kembalian

yang memadai.

Beberapa masalah yang terjadi dalam suatu pusat investasi meliputi: masalah

pengukuran dan tolok ukur prestasi pusat investasi, masalah pengukuran aktiva yang

digunakan sebagai dasar investasi.

1) Masalah pengukuran dan tolok ukur prestasi pusat investasi, pada umumnya seorang

manajer unit usaha mempunyai tujuan menghasilkan laba. Pertama, menghasilkan

laba dari sumber daya yang ada. Kedua, menginvestasikan sumber daya tambahan

hanya apabila investasi tersebut menambah laba. Pengukuran prestasi suatu pusat

investasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pusat investasi tersebut

dapat menghasilkan kembalian yang memuaskan bagi unit usaha dan bagi

perusahaan secara keseluruhan. Tolok ukur yang digunakan untuk menentukan

keberhasilan suatu pusat investasi adalah Return On Investment atau Residual

Page 43: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

42

Income. Return On Investment adalah perbandingan antara laba dan investasi yang

digunakan. Ada tiga manfaat jika ROI digunakan:

� ROI merupakan pengukuran komprehensif dalam segala hal yang

mempengaruhi laporan keuangan seperti ditunjukkan oleh rasio ROI,

� ukuran ROI sangat mudah dihitung dan dipahami,

� ROI merupakan denominator umum yang diterapkan dalam setiap organisasi

pertanggungjawaban yang menggunakan tingkat laba sebagai ukuran

kinerjanya.

Kebaikan ROI:

� ROI mendorong manajer untuk memberi perhatian yang lebih luas terhadap

hubungan antara penjualan, biaya dan investasi, yang seharusnya merupakan

fokus bagi manajer pusat investasi,

� ROI mendorong efisiensi biaya,

� ROI bisa mengurangi investasi yang berlebihan pada aktiva operasi,

Kelemahan ROI:

� ROI tidak mendorong manajer untuk menerima investasi proyek-proyek yang

akan menurunkan ROI divisi walaupun akan meningkatkan profitabilitas

perusahaan secara keseluruhan,

� ROI mendorong manajer divisi untuk memfokuskan diri hanya pada jangka

pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka panjang.

Residual Income, merupakan jumlah uang, yang diperoleh dengan mengurangkan

laba sebelum pajak dengan beban investasi yang dilakukan. Kebaikan Residual

Income adalah:

� mendorong manajer divisi untuk menerima usulan investasi yang menurut ROI

tidak menguntungkan sehingga tidak diterima tetapi menguntungkan

perusahaan secara keseluruhan,

� RI memungkinkan penggunaan cost of capital (biaya modal) yang berbeda-beda

untuk berbagai jenis aktiva.

Kelemahan Residual Income, seperti halnya ROI bisa mendorong ke pencapaian

target jangka pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka panjang.

2) Masalah pengukuran aktiva sebagai dasar investasi, dalam menentukan dasar

investasi yang digunakan untuk mengevaluasi manajer pusat investasi, beberapa hal

yang menjadi pertanyaan adalah tindakan apa yang bisa mendorong manajer unit

usaha menggunakan aktivanya secara efisien dan menentukan tambahan aktiva baru

yang benar-benar bermanfaat bagi unit usaha, dan ukuran kinerja yang manakah

Page 44: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

43

yang bisa dijadikan ukuran penilaian suatu unit usaha dalam perusahaan, serta

adanya aktiva yang menganggur.

2. Proses Pengendalian Manajemen

Proses pengendalian manajemen formal meliputi kegiatan: perencanaan strategi,

penyusunan anggaran, pelaksanaan, dan evaluasi.

a. Perencanaan strategi (pemrograman) adalah proses memutuskan program-program

utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka implementasi strategi dan

menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka

panjang beberapa tahun yang akan datang. Secara umum ada lima tugas manajemen

strategik yang harus dilakukan oleh seorang manajer, yakni:

� mengembangkan suatu konsep usaha dan membentuk visi kemana organisasi akan

dijalankan,

� menjadikan misi menjadi tujuan yang lebih spesifik,

� membuat suatu strategi untuk mencapai kinerja yang ditargetkan, implementasi dan

pelaksanaan strategi yang dipilih secara efisien dan efektif,

� evaluasi prestasi, mengkaji situasi dan melakukan penyesuaian dalam hal misi,

tujuan, strategi atau implementasi sesuai dengan keadaan riil, perubahan kondisi,

ide-ide baru dan kesempatan baru.

Perbedaan perencanaan strategi dan perumusan strategi:

a) perumusan strategi merupakan proses memutuskan atas suatu strategi baru,

perencanaan strategi adalah proses memutuskan bagaimana mengimplementasikan

strategi baru,

b) proses perumusan strategi, manajemen memutuskan tujuan organisasi dan strategi

utama untuk mencapai tujuan tersebut, proses perencanaan strategi membawa

tujuan dan strategi ini dan mencoba mengembangkan program untuk

mengimplementasikan strategi tersebut secara efisien dan efektif,

c) perencanaan strategi merupakan kegiatan sistematis, dengan adanya proses

perencanaan strategi tahunan dengan prosedur dan jadwal yang tersusun rapi,

perumusan strategi merupakan kegiatan yang tidak sistematis, strategi yang

dirumuskan diuji kembali untuk merespon kesempatan dan ancaman.

Keuntungan perencanaan strategi adalah:

� proses perencanaan strategis merupakan kerangka kerja dalam mengembangkan

anggaran tahunan,

� sebagai alat pengembang manajemen organisasi,

� sebagai mekanisme untuk memaksa manajer berpikir jangka panjang,

� membantu mengarahkan manajer sesuai dengan tujuan jangka panjang perusahaan,

Page 45: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

44

� membantu berpikir secara eksplisit tentang tindakan jangka pendek yang diperlukan

dalam menjalankan strategi jangka panjang.

Kelemahan perencanaan strategi, adalah:

� kegiatan perencanaan strategi bisa bersifat rutin, birokratis yang mengurangi cara

berpikir strategis,

� organisasi membuat departemen perencanaan strategi yang luas dan

mendelegasikan penyusunan rencana strategi kepada staf departemen,

� perencanaan strategi menghabiskan waktu dan mahal.

Analisis program yang sedang berjalan. Untuk pengembangan program baru, banyak

perusahaan mempunyai cara sistematis untuk analisis program yang sedang berjalan.

� Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis), kerangka value chain merupakan suatu

metode untuk merinci suatu rangkaian—dari bahan baku hingga produk akhir yang

digunakan oleh langganan—menjadi kegiatan strategi yang relevan untuk memahami

perilaku biaya dan perbedaan sumber daya. Dari perspektif strategi, konsep value

chain menyoroti dalam tiga bidang peningkatan laba, yaitu:

1) kaitan dengan pemasok,

2) kaitan dengan pelanggan,

3) keterkaitan proses dalam value chain dari suatu perusahaan.

� Activity Based Costing, activity diartikan sebagai pusat biaya, dan pemicu biaya (cost

driver) diartikan sebagai dasar alokasi. Dasar alokasi dari sistem ini atau cost

drivernya untuk masing-masing pusat biaya menunjukkan sebab terjadinya biaya

tersebut, yakni elemen yang menerangkan mengapa jumlah biaya yang terjadi pada

pusat biaya atau kegiatan berbeda.

� Analisis pusat biaya kebijakan, menggunakan pendekatan zero-base review,

pendekatan ini diperlukan untuk membandingkan biaya dan jika mungkin output

untuk mengukur operasi yang sama. Perbandingan ini akan mengidentifikasikan

kegiatan yang keluar dari jalur sehingga diperlukan pengujian yang lebih seksama.

b. Penyusunan anggaran adalah proses pengoperasionalan rencana dalam bentuk

pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu tertentu. Program

atau strategik plan yang telah disetujui pada tahap sebelumnya, merupakan titik awal

dalam mempersiapkan anggaran. Anggaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

� anggaran mengestimasi tingkat laba potensial dari suatu unit usaha, anggaran

dinyatakan dalam satuan keuangan, walaupun satuan keuangan tersebut dibantu

dengan data non keuangan,

� anggaran umumnya meliputi periode satu tahun,

Page 46: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

45

� anggaran merupakan komitmen manajemen; yang berarti bahwa manajer mau

menerima tanggung jawab untuk mencapai target yang dianggarkan,

� usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari penyusun

anggaran,

� anggaran yang telah disetujui diubah hanya jika terjadi kondisi khusus,

� secara periodik, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran

kemudian selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

Hubungan anggaran dengan perencanaan strategi, proses penyusunan anggaran

memfokuskan pada satu tahun sementara perencanaan strategi memfokuskan kegiatan

untuk periode beberapa tahun. Perencanaan strategi mendahului penyusunan anggaran

dimana nantinya merupakan kerangka acuan untuk menyusun anggaran. Rencana

strategi terstruktur menurut lini produk ataupun program lain, sementara penyusunan

anggaran terstruktur menurut pusat pertanggungjawaban.

Perbandingan anggaran dengan forecasting, anggaran merupakan rencana manajemen

dengan asumsi implisit dan langkah-langkah yang akan dijalankan oleh manajer yang

menyiapkan manajemen, sementara forecast merupakan prediksi atas apa yang terjadi,

yang tidak merasakan akibatnya atas apa yang menjadi prakiraannya. Karakteristik

forecast adalah:

� forecast tidak dinyatakan dalam bentuk uang,

� bisa berlaku untuk beberapa periode,

� forecasternya sendiri tidak bertanggung jawab terhadap hasil perkiraannya,

� prakiraan biasanya tidak perlu disetujui oleh atasan,

� prakiraan akan selalu disesuaikan jika ada informasi baru yang mengubah kondisi,

� selisih antara ramalan dan kenyataan tidak perlu dianalisis secara formal dan secara

periodik.

Penyusunan anggaran mempunyai empat sasaran pokok, yaitu:

� memperjelas rencana strategi,

� membantu koordinasi kegiatan beberapa bagian dari suatu organisasi,

� melimpahkan tanggung jawab kepada manajer, untuk memberikan otorisasi jumlah

yang diizinkan untuk dikeluarkan dan mengimformasikan kinerja yang diharapkan,

� memperoleh kesepakatan bahwa anggaran merupakan dasar penilaian kinerja

manjer.

c. Pelaksanaan, selama tahun anggaran manajer melakukan program atau bagian dari

program yang menjadi tanggung jawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya

menunjukkan dapat menyediakan informasi tentang program dan pusat

pertanggungjawaban. Laporan pusat pertanggungjawaban juga harus menunjukkan

Page 47: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

46

informasi tentang anggaran dan realisasinya, baik itu informasi untuk mengukur kinerja

keuangan maupun non keuangan, informasi internal maupun informasi eksternal.

d. Evaluasi kinerja, menilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban. Prestasi kerja

dapat dilihat dari efisien dan efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban

menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Sistem Pengukuran Kinerja Sistem pengukuran kinerja memiliki sasaran implementasi strategi. Sistem pengukuran

kinerja merupakan mekanisme perbaikan lingkungan organisasi agar berhasil dalam menerapkan

strategi perusahaan. Manfaat pengukuran kinerja bagi manajemen maupun karyawan adalah

sebagai berikut:

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan

secara maksimum,

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi,

transfer, dan pemberhentian,

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk

menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan,

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai

kinerja mereka,

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Balanced Scorecard, merupakan contoh sistem pengukuran kinerja yang diperkenalkan

pertama kali oleh Kaplan dan Norton. Balanced scorecard menekankan keseimbangan antara

ukuran strategis dalam upaya mencapai keselarasan tujuan, sehingga mendorong bawahan

untuk bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan. Balanced scorecard menciptakan gabungan

ukuran strategis:

� ukuran hasil dan ukuran pemicu, ukuran hasil menunjukkan hasil dari suatu strategi

(pendapatan yang meningkat atau kualitas yang membaik), ukuran pemicu adalah indikator

terdepan, yang menunjukkan kemajuan bagian-bagian terpenting dari penerapan suatu

strategi,

� ukuran keuangan dan non keuangan,

� ukuran eksternal dan ukuran internal.

Balanced scorecard membantu manajer dalam melihat bisnis dari empat perspektif keuangan,

pelanggan, proses bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran.

1. Kinerja keuangan, mengukur kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dan nilai pasar.

Ukuran keuangan biasanya diwujudkan dalam profitabilitas, pertumbuhan dan nilai

pemegang saham. Alat ukur yang biasa digunakan adalah Return on Investment, dan Residual

Income.

Page 48: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

47

2. Kepuasan pelanggan, diukur dari bagaimana perusahaan dapat memuaskan pelanggan. Alat

ukur yang biasa digunakan adalah market share, customer retention, customer acquisition,

customer satisfaction dan customer probability.

3. Proses bisnis internal, kinerja perusahaan diukur dari bagaimana perusahaan dapat

menghasilkan produk atau jasa secara efisien dan efektif. Ukuran yang biasa digunakan

adalah kualitas, respon time, cost dan pengenalan produk baru.

4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif ini menekankan pada bagaimana

perusahaan dapat berinovasi dan terus tumbuh dan berkembang agar dapat bersaing di

masa sekarang maupun yang akan datang. Oleh karena itu sumber daya dituntut untuk

produktif dan terus belajar agar mempunyai kemampuan dalam berinovasi dan

mengembangkan produk baru yang memiliki value bagi customer. Alat ukur yang biasa

dipakai adalah employee satisfaction dan information system available.

Keunggulan Balanced scorecard sebagai metode pengukuran kinerja manajemen dibandingkan

dengan pengukuran kinerja tradisional adalah:

� Merupakan konsep pengukuran yang komprehensif. Balanced scorecard menekankan

pengukuran kinerja tidak hanya pada aspek kuantitatif saja, tetapi juga aspek kualitatif.

Aspek finansial dilengkapi dengan aspek customer, inovasi, dan pengembangan pasar

merupakan fokus pengukuran integral.

� Merupakan konsep yang adaptif dan responsif terhadap lingkungan bisnis.

� Memberikan fokus terhadap tujuan menyeluruh perusahaan.

Kelemahan Balanced scorecard:

� Kurangnya hubungan antara ukuran dan hasil non keuangan, tidak ada jaminan bahwa

tingkat keuntungan masa depan akan mengikuti pencapaian target pada setiap bidang non

keuangan.

� Fixation on Financial Result. Pencapaian ukuran keuangan seringkali tidak dikaitkan dengan

program insentif sehingga tekanan baik dari pemegang saham maupun dewan direksi

berpengaruh pada pencapaian target.

� Tidak adanya mekanisme perbaikan.

� Ukuran-ukurannya tidak diperbarui.

� Pengukuran terlalu berlebihan.

� Kesulitan dalam menentukan trade-offs.

Page 49: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

48

Penentuan Harga Transfer

Pengertian harga transfer adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat

pertanggungjawaban dalam satu organisasi tanpa memandang bentuk pusat

pertanggungjawaban. Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang

ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban yang

terlibat merupakan pusat laba. Syarat terpenuhinya harga transfer:

1. sistem harus dapat memberikan informasi yang relevan yang dibutuhkan oleh suatu pusat

laba untuk dapat menentukan trade-off yang optimum antara biaya dan pendapatan

perusahaan.

2. laba yang dihasilkan harus dapat menggambarkan dengan baik pengaturan trade-off antara

biaya-pendapatan yang telah ditetapkan.

3. tingkat laba yang diperlihatkan oleh masing-masing pusat laba harus dapat mencerminkan

besarnya kontribusi laba dari masing-masing pusat laba terhadap laba perusahaan secara

keseluruhan.

Harga transfer harus didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi tujuan-tujuan berikut:

� menyajikan informasi yang relevan untuk keputusan trade-off antara pendapatan dan biaya,

� memotivasi manajer untuk mencapai goal congruence,

� membantu menilai kinerja ekonomi pusat laba yang terkait,

� sistemnya sederhana untuk dipahami dan mudah diadministrasikan.

Sedangkan tujuan penetapan harga transfer itu sendiri adalah untuk:

� evaluasi prestasi divisi secara akurat, artinya tidak satupun manajer divisi yang memperoleh

keuntungan dengan mengorbankan kepentingan divisi lain,

� selarasan tujuan, berarti bahwa para manajer mengambil keputusan yang memaksimalkan

laba perusahaan dengan memaksimalkan laba divisinya,

� tetap terjaganya otonomi divisi, artinya tidak ada campur tangan manajemen puncak

terhadap kebebasan manajemen divisi dalam mengambil keuntungan.

Page 50: RANGKUMAN KOMPREHENSIF AKUNTANSI .pdf

49

Metode penentuan harga transfer. 1. Metode harga transfer berdasarkan harga pasar, harga ditetapkan sesuai dengan permintaan

dan penawaran pasar. Metode ini mempunyai dua manfaat:

� unit usaha yang ada mampu beroperasi sebagai pusat laba independen dimana manajer

masing-masing unit bertanggung jawab atas kinerjanya sendiri,

� metode harga transfer biasanya diuntungkan oleh masalah pajak maupun bea cukai dari

negara asal sehingga unit usaha mempunyai kontribusi terhadap laba yang dihasilkan

oleh perusahaan secara keseluruhan.

Kesulitan yang biasa timbul atas penggunaan metode ini:

� harus ada pasar kompetitif sehingga harga transfer bisa dibandingkan dengan harga

pasar,

� harga pasar yang tetap mungkin sulit ditentukan jika harga pasar tersebut berada pada

beberapa negara.

2. Metode harga transfer berdasarkan harga pokok, metode ini menggunakan harga transfer

berdasarkan harga pokok tanpa memasukkan unsur laba. Metode harga pokok ini bisa

diterima oleh pihak pajak maupun bea cukai karena metode ini menyediakan beberapa

indikasi dimana harga transfer memperkirakan harga sesungguhnya dari barang yang

ditawarkan sehingga beban pajak yang dikenakan lebih menggambarkan harga

sesungguhnya dari produk. Masalah yang timbul biasanya pendekatan harga pokok ini tidak

transparan, sehingga bisa menimbulkan kecurigaan karena mungkin saja harga pokok

tersebut sudah diatur sebelumnya untuk kepentingan pajak.

3. Metode negosiasi, negosiasi adalah proses formal menentukan besarnya harga transfer antar

pusat laba yang terlibat, tanpa campur tangan dari kantor pusat. Dengan pendekatan ini, unit

usaha pembelian maupun penjualan bebas bernegosiasi agar harga transfer yang ditetapkan

saling menguntungkan. Kebaikan metode ini adalah apabila pusat laba penjual mempunyai

kapasitas menganggur, sedang pasar dari produk tersebut sempit (captive market), maka

akan menguntungkan perusahaan secara keseluruhan. Kelemahan adalah jika barang

tersebut dibutuhkan oleh pusat laba pembeli sedang dipasar bebas tidak ada, maka pusat

laba penjual menjadi pihak yang menang dalam kompromi penentuan harga.

4. Arbitrasi dan Penyelesaian Konflik

Negosiasi yang dilakukan kadang-kadang tidak menghasilkan keputusan yang memuaskan

kedua pihak, sehingga perlu ditangani oleh pimpinan puncak dengan membentuk komite

arbitrasi. Tugas lembaga arbitrasi ini adalah:

� menyelesaikan perselisihan tentang harga transfer,

� mengkaji ulang perubahan sumber daya,

� mengubah aturan harga transfer jika diperlukan.