aw indonesian 2012-1010

48
S esama S esama Untuk oleh 10 - 2012 Warta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Lingkaran C ahaya 20 27 Keadilan A lkitab 26 P ilihanmu Itu

Upload: adventist-world-magazine

Post on 23-Mar-2016

267 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

AW indonesian 2012-1010 official

TRANSCRIPT

Page 1: AW indonesian 2012-1010

SesamaSesama

Untuk

oleh

10 - 2012

W a r t a G e r e j a M a s e h i A d v e n t H a r i K e t u j u h

LingkaranCahaya

20 27KeadilanAlkitab

26

PilihanmuItu

Page 2: AW indonesian 2012-1010

3 L A P O R A N S E D U N I A

3 Sekilas Berita 6 Fitur Berita

11 K E S E H A T A N S E D N U I A

Penyakit Parkinson

C E R I T A S A M P U L

14Untuk Sesama oleh Sesama

Oleh Chantal dan Gerald KlingbeilApakah penginjilan kesehatan bekerja ketika ladang misi menjadi pascamo­dern Eropa?

8 P A N O R A M A S E D U N I A

Bekerja Melalui Perbedaan Kita Oleh Ted N. C. Wilson Mengikuti cara Alkitab

12 R E N U N G A N

Pendamai Oleh Tony Philip Oreso Apakah artinya? Dan apakah yang dibutuhkan untuk menjadi satu?

20 R O H N U B U A T

Lingkaran Cahaya Oleh Kwabena Donkor Bagaimana Ellen G. White memahami pentingnya Sabat hari ketujuh.

22 K E P E R C A Y A A N D A S A R

Napas yang Berkuasa Oleh Frank M. Hasel Menghargai Roh Kudus adalah langkah pertama menuju mengenal­Nya.

24 W A R I S A N A D V E N T

Michael B. Czechowski, Bagian 2 Oleh Nathan Gordon Thomas Kehidupannya sebagai pionir meninggalkan sekian banyak pengikut jejaknya.

26 P E R T A N YA A N D A N

J A W A B A N A L K I T A B

Keadilan Alkitab

27 P E L A J A R A N A L K I T A B

Itu Pilihanmu

28 P E R T U K A R A N I D E

32-48 D A R I I N D O N E S I A

Warta Gereja Advent (WGA)

D E P A R T M E N T A L

PeoplePeople

or

by

October 2012

T h e I n t e r n a t i o n a l P a p e r f o r S e v e n t h - d a y A d v e n t i s t s

HaloALight

20 27BibleJustice

26

of ChoiceIt’s Your

www.adventistworld.org

10 - 2012

Pada sampul: Dua sukarelawan memandang lokasi VitaSalus di Portugal. F o t o b y J u l i a n n e P e n n e r

Tersedia dalam 13 bahasa secara online

2 Adventist World | 10 - 2012

Page 3: AW indonesian 2012-1010

D E P A R T M E N T A L

L A P O R A N S E D U N I ADatang danPergi

Pelari Beragama AdventMenunda

Pertandingan Olimpiade karena Allah

TIDAK PERNAH PADA SABAT: Tracy Joseph (kanan) memberikan kemenangan pada tim­nya setelah menang lari estafet terakhir un­tuk 4 x 100 meter pada saat 2010 Central Amer-ican Games yang diselenggarakan di Panama. Ia memiliki kesempatan mewakili Costa Rica di Olimpiade 2012, tetapi menolak berpartisipasi untuk berkompetisi karena jadwal pertanding­an diubah dari hari Minggu menjadi hari Sabtu.

Ph

ot

o

Co

ur

te

sy

t

ra

Cy

J

os

eP

h

■ Tracy Joseph telah memi-liki impian untuk menjadi pe-lari sejak ia masih sangat mu-da. Dia berpartisipasi dalam olahraga apa saja yang dia bi-sa. Pada usia 13 tahun, semen-tara terdaftar di sekolah Ad-vent di Limón, Costa Rica, ia mendengar pertandingan 200 meter di kota dan pergi de-ngan teman-teman untuk me-lihat apakah dia bisa berpar-tisipasi. Tanpa pelatihan for-mal, ia masuk pertandingan dan mengalahkan sang favo-rit. Dari sana ia melanjutkan pertandingan untuk mewakili Provinsi Limón dalam kom-petisi nasional.

Hari ini, Joseph, 24 tahun, telah mengumpulkan banyak medali dari pertandingan at-letik nasional dan internasio-nal dari Costa Rica, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan sampai ke Finlandia. Baru-ba-ru ini, dengan fokusnya pada musim panas Olimpiade ta-hun ini di London, Inggris, ia terbang ke Kolombia pada bulan Juni untuk bersaing di dua pertandingan final internasional. Dia menyelesaikan per-tandingan pertama di Cali, tapi beberapa jam sebelum melakukan perja-lanan ke Bogota untuk pertandiangan kedua dia mendapat kabar tak ter-duga.

Dia telah berlatih dan melakukan yang terbaik untuk lari 200 meter da-ri waktu tempuh 23,78 detik menjadi 23.30 detik, yang akan memenuhi syarat dia untuk bersaing di Olimpiade. Dengan tujuan tersebut dalam be-naknya, dia diberitahu bahwa pertandingan terakhir telah dijadwal ulang dari hari Minggu sampai hari Sabtu ketika ia bersiap untuk berangkat ke Bogota.

Setelah mendengar hal ini, Joseph berkemas dan menuju rumah.Bukan perubahan tersebut yang mengganggu pikirannya, karena ia su-

dah sangat yakin dengan hal memelihara Sabat. Tapi dia mengakui bahwa sudah sangat dekat kepada Olimpiade, ia bergumul dengan pikirannya.

“Saya bergumul malam itu di hotel, tapi saya mengerti bahwa keme-nangan saya harus bergandengan tangan dengan Yesus. Jika saya pergi ke

Bersambung ke halaman berikut

10 - 2012 | Adventist World 3

Tidak ada kata kerja dalam kosakata Ad-vent selama 150 tahun yang telah dite-

kankan begitu banyak sebagai keharusan yang sederhana seperti, “Pergilah.” Dari or-ganisasi tertinggi gereja, General Conference pada tahun 1863 dengan sekitar 3.500 ang-gota kepada dunia saat ini dengan 17 juta anggota gereja, perintah Yesus untuk “pergi-lah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Matius 28:19) telah menjadi semboyan dari enam generasi dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Merasakan bobot dari kata sederhana itu, puluhan ribu orang percaya yang berde-dikasi telah mengorbankan waktu, uang, dan karier untuk membawa Injil kepada hampir setiap bangsa di bumi. Banyak yang pergi oleh terkesan akan perintah tersebut sekarang ini telah tidur di kuburan jauh dari rumah mereka, beberapa dari mereka martir untuk iman kepada Yesus. Yang lain telah mengalami kesulitan yang tak terkatakan di tangan musuh karena mereka tidak bisa me-lupakan panggilan untuk “pergi.”

Banyak yang membayangkan perintah Yesus sebagai satu garis, mulai dari perca-kapan terakhirnya dengan murid-murid-Nya di tahun 31 TM dan menyimpulkan ha-nya pada Kedatangan Kedua. Tapi ada satu kata kerja lain—yang penting—yang kita la-kukan dengan baik, dan itu adalah salah sa-tu yang benar-benar mendahului perintah untuk “pergi.” “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu “kata Ye-sus (Matius 11:28). Sebelum kita mengambil pekerjaan pemuridan yang tepat, kita harus mengadakan hubungan pribadi dengan Tu-han, Sang Ahli pemuridan. Jika kita pergi dalam misi tanpa topangan—pemberi kuasa kehidupan yang dijanjikan oleh Yesus dan ditemukan di antara umat-Nya—kita berge-rak dengan kekuatan kita sendiri dan akan segera menjadi lelah dan putus asa. Seperti 70 murid yang Yesus utus untuk pergi ber-dua-dua (Lukas 10:1, 2), kita dimaksudkan untuk bergerak dalam lingkaran misi berkat dan diisi kembali untuk membuat gereja se-hat dan bersemangat untuk tugasnya.

Di mana pun Anda berada dalam si-klus aktivitas dan dukungan saat

ini, berdoa bagi mereka yang “pergi” dan “datang” karena pengabdian mereka kepada Yesus.

Page 4: AW indonesian 2012-1010

pertandingan itu, saya akan pergi mela-wan kehendak-Nya, “kata Joseph, yang juga menjelaskan bahwa saat itu sudah terlalu terlambat untuk mengajukan ban-ding atau masuk kualifikasi pertandingan lain.

Beberapa minggu kemudian dia tidak menyesali keputusannya. Dia menikmati Olimpiade musim panas di TV di ru-mahnya.

“Keputusan itu telah mengajarkan sa-ya banyak hal untuk menjadi lebih dalam hidup saya dan telah menjadi berkat bagi orang lain juga,” jelas Joseph, yang dibe-sarkan di rumah tangga Advent dan telah dibaptis pada usia 9 tahun.

Dia juga pernah sekali menunda per-tandingannya demi menyelesaikan gelar bisnisnya di bangku kuliah di San José, Costa Rica. Dia mengatakan bahwa me-nyesuaikan apa yang dia suka lakukan kepada apa yang dia harus lakukan ada-lah selalu sebuah proses.

“Aku suka sekali, suka sekali menjadi pelari, aku bahkan tidak bisa mengung-kapkan bagaimana rasanya,” katanya. “Selain bersaing, saya mengetahui tubuh saya lebih baik, dan itu memotivasi saya untuk melakukan hal-hal yang lebih baik setiap hari, belajar untuk tidak mudah menyerah dan selalu memberikan yang terbaik dalam segala hal yang saya laku-kan, selalu menempatkan Allah di tem-pat yang pertama.”—Libna Stevens, Divisi Inter-America

Chaplain Olimpiade Advent Menggunakan Pin sebagai Saksi

■ Enam hari seminggu selama Olimpi-ade 2012, Richard Daly pergi ke Olympic Park di London Timur, di mana lebih da-ri 100.000 penonton menonton sembilan pertandingan.

Daly, seorang pendeta Advent, adalah salah satu dari 60 pendeta sukarela di tempat itu. Untuk minggu pertama kom-petisi ia ditugaskan untuk melayani me-dia, bersama dengan 11 pendeta lainnya

yang bergiliran melayani di ruang doa media sepanjang hari.

Ia kadang-kadang harus berhenti se-mentara berjalan di sekitar Olympic Park, dan hal itu bukan karena dia mirip seo-rang atlet yang sedang bersaing. Ia ber-henti biasanya karena koleksi pinnya yang digantung di lehernya yang memberikan hak istimewa.

“Wow, banyak sekali pin itu,” kata seo-rang relawan di depannya saat antre ma-kan siang. “Itu koleksi yang mengesan-kan,” kata yang lain. Kemudian di luar, se-orang wanita berteriak dari tengah keru-munan orang yang berjalan ke arena, “Anda tidak punya pin Adidas untuk diju-al, ya kan?”

Pada Olimpiade, perdagangan pin peringatan adalah hobi yang serius, terdo-kumentasi dengan baik oleh media lokal dan internasional. Seorang kamerawan NBC mengatakan bahwa dia sedang me-lakukan kebiasaannya ketika ia merekam Daly yang sedang bernegosiasi dengan pedagang yang mengenakan rompi yang dihiasi dengan pin Olimpiade masa lalu dan saat itu.

Salah satu pin Daly yang selalu ia tun-jukkan kepada penonton pertandingan yaitu pin Olimpiade “Iman,” sebuah per-mulaan percakapan yang baik, katanya.

“Lihat yang satu ini, Anda telah meli-hat yang satu ini belum? Apakah Anda orang beriman? “Tanyanya kepada penja-ga keamanan sebelum mengundang dia untuk mengunjungi ruang doa.

Daly, 45 tahun, pendeta Gereja Mase-hi Advent Hari Ketujuh Jemaat Croydon di selatan London, menggunakan cuti ta-hunan untuk menjadi sukarelawan di per-tandingan itu. Dia mengatakan bekerja di Olimpiade adalah kesempatan untuk me-nawarkan pelayanan di salah satu acara bergengsi di dunia.

“Kami ingin memberikan pelayanan dan kehadiran di sini,” katanya Selasa pagi sambil berjalan di antara kerumunan orang yang tersenyum karena cukup ber-untung memperoleh tiket ke pertanding-an.

Dari gerbang pintu masuk taman ter-

sebut, butuh hampir 20 menit bagi Daly untuk berjalan ke ruang doa yang terletak di High Street, melalui deretan kafe, bank, dan toko layanan. Selama pertandingan tersebut, sebuah lokasi pusat perbelanjaan terletak di antara International Broadcast Centre dan Main Press Centre.

Sebuah pusat keagamaan di kalangan wartawan menarik sedikit orang, bahkan dengan lokasinya yang strategis di sebe-rang dari gym media. Sebagian besar me-reka adalah sekular, Daly mengatakan, dan terus-menerus berurusan dengan tenggang waktu. Sementara sebagian be-sar tidak akan menghadiri layanan terse-but, tetapi beberapa akan datang untuk menulis permohonan doa pada kartu, yang nantinya akan didoakan oleh chap-lain bersama-sama.

Pada Selasa pagi beberapa penganut Islam masuk dan keluar untuk berdoa. Ruangan itu memiliki kursi lipat, bangku empuk, dan dua ruangan semi pribadi di belakang pemisah ruangan putih. Logo Olimpiade terhias di dinding, dengan ka-ta-kata inspirasi, seperti, “tekad,” “kebera-nian,“ dan “keunggulan.”

Karena sedikit yang masuk, Daly ke-luar. Sebagian besar hubungannya terjadi di kantin di mana mereka dengan santai

L A P O R A N S E D U N I A

MANUSIA PIN: Memperjualbelikan pin pada saat Olimpiade di London adalah hobi yang umum. Banyak orang meng­hentikan Richard Daly, chaplain Advent, untuk mengomentari koleksi luar biasa miliknya yang ia kalungkan di lehernya, yang memberikan hak istimewanya un­tuk masuk ke Olympic Park.

an

se

l

ol

iv

er

4 Adventist World | 10 - 2012

Page 5: AW indonesian 2012-1010

L A P O R A N S E D U N I A

memberitahukan kehidupan mereka. Itu adalah kesempatan Daly untuk menegas-kan iman mereka atau menawarkan kata-kata dukungan, bahkan mungkin mem-perkenalkan Kristen. Mendoktrinisasi ti-dak diizinkan, tapi dia bisa menjelajahi iman mereka sendiri dengan atau meng-undang mereka mencari kehidupan roha-ni yang lebih dalam.

Daly mengatakan banyak orang terke-jut mengetahui ada chaplain di pertan-dingan tersebut. Membuat pelayanan ini menjadi sebuah prioritas bisa meningkat-kan kesadaran publik terhadap denomi-nasi ini, kata Daly. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah minoritas di Inggris dan sedikit dikenal di sebagian besar wi-layah. “[Advent] sangat tidak dikenal di sana,” kata Daly.

“Gereja hari ketujuh?” Kata Kaye Wren dari Birmingham, menanyakan Da-ly mengenai agamanya, sebelum meng-akui bahwa ia belum pernah mendengar tentang gereja Advent.

Di kantor pusat gereja Advent sedu-nia, Direktur Pelayanan Chaplain, Gary Councell mengatakan, orang Advent “ha-rus memikirkan kembali dan memperlu-as bagaimana melakukan pelayanan di lu-ar paradigma tradisional. Yesus berbaur dengan semua orang pada zaman-Nya. Pelayanan chaplain adalah cara berbaur dalam komunitas yang lebih besar, mem-perluas pelayanan di luar empat dinding gereja.“—Ansel Oliver, Adventist News Network, melaporkan dari London

Di Amerika Selatan, Pelatihan Media Bersifat Lokal

■ Kerjasama pelatihan komunikasi bi-asanya melibatkan para direktur dari pe-mimpin tertinggi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Baru-baru ini, para penasi-hat penyiaran untuk departemen komu-nikasi di Amerika Selatan turun sampai ke akarnya.

Program yang besar—sebuah semi-nar pelatihan komunikasi akhir pekan dan forum multiday web—termasuk para direktur uni dan konferens, tapi untuk pertama kalinya mengikutsertakan ribu-an sekretaris komunikasi jemaat Advent setempat.

Pemimpin gereja memperkirakan bahwa puluhan ribu pemirsa televisi dan online menyaksikan seri ini, yang disiar-kan dari pusat media jemaat Novo Tem-po di Jacarei, Brasil. Acara tersebut me-nyoroti tujuan divisi mengenai jangkauan keluar web dan media sosial. Termasuk juga masukan dari para spesialis yang menawarkan tips tentang hubungan ma-syarakat, fotografi dan videografi, website, dan pemasaran, serta gambaran misi ge-reja dan tantangan gereja di seluruh du-nia.

Para pemimpin komunikasi saat ini ingin tahu apakah metode baru yang me-nyertakan penasihat sedivisi dapat diapli-kasikan di tempat lain. Pertimbangan berikutnya adalah oleh karena Divisi Eu-ro-Afrika, berbasis di Bern, Swiss.

“Kita berharap untuk memiliki nasi-hat komunikasi dengan semua orang yang terhubung secara langsung, atau melalui satelit, Skype, konferensi video, atau dengan cara lain,” kata Direktur Ko-munikasi GC, Williams Costa, Jr. “Kita perlu untuk memecahkan dinding yang masih memisahkan kita.”

Para pemimpin gereja mengatakan hanya sedikit daerah di dunia ini yang dapat menawarkan nasihat komunikasi, sehingga meninggalkan mereka yang da-lam skala yang besar. Seri Media tersebut

menggarisbawahi komitmen Divisi Ame-rika Selatan untuk terus berkomitmen bekerjasama menghasilkan komunikasi yang baik. Selama bertahun-tahun para pemimpin di Amerika Selatan telah mengharapkan teknik jangkauan keluar mutakhir mulai dari juru bicara, dan me-nyediakan staf dan sumber daya manusia untuk membantu mereka melakukannya.

Divisi ini mempekerjakan wartawan yang berpengalaman untuk berbagai po-sisi di departemen komunikasi. Mereka secara teratur menampilkan berita dari gereja setempat dan para agen berita na-sional. Pusat Media Novo Tempo meru-pakan bukti nyata betapa seriusnya gereja secara resmi menggunakan media dan profesional muda untuk mendorong misi gereja.

Para Pengungsi Advent do Kongo Pergi ke Rwanda

■ Jefferson Kern menemukan hal yang menarik tentang gelombang pengungsi yang meninggalkan Republik Demokra-tik Kongo ke negara tetangga Rwanda: hampir 100 persen dari mereka adalah orang Advent.

Hal tersebut diketahui ketika para pe-kerja transportasi yang membantu me-nyadari bahwa banyak sekali yang tidak mau diangkut pada hari Sabtu, seorang perwakilan dari PBB memberitahunya.

Kern, Direktur ADRA di Rwanda, mengatakan 80 persen dari pengungsi yang melarikan diri dari kerusuhan sipil adalah perempuan dan anak-anak. Kan-

FOKUS PADA MEDIA: Rogério Ferraz, manajer Web untuk Divisi Amerika Selatan, memimpin diskusi panel saat forum Web dilaksanakan, sebuah pertemuan wila­yah dari Global Adventist Internet Network.

an

se

l

ol

iv

er

/a

nn

Bersambung ke halaman berikut

10 - 2012 | Adventist World 5

Page 6: AW indonesian 2012-1010

tor Berita PBB melaporkan hingga sete-ngah juta orang mengungsi dari keru-suhan dalam empat bulan terakhir. Hal ini menyebabkan pemerintah Rwanda membuka lokasi perkemahan pengung-si yang keempat, di mana ADRA men-dukung melalui pendidikan dan trans-portasi logistik.

Dalam sebuah wawancara, Kern menjelaskan mengapa begitu banyak pengungsi Advent yang tidak lazim ter-jadi, apa yang ADRA lakukan, dan apa yang gereja bisa lakukan untuk mem-bantu. Dia juga membahas pelayanan individual dan secara tim, dan proyek ADRA di Rwanda.

“Kita tidak akan membantu-orang karena mereka Advent—kita akan membantu mereka karena mereka membutuhkan,” kata Kern. —Adventist News Network

L A P O R A N S E D U N I A

Banyak orang Amerika berpesiar se-tiap tahun—lebih dari 10 juta me-nurut penelitian kelompok indus-

tri perdagangan. Tetapi beberapa para pesiar melakukan lebih dari bersantai de-ngan teman-teman. Dalam kasus ini se-buah kelompok Advent dari daratan Amerika, rencana liburan mereka memi-cu penginjilan penjangkauan besar di ne-gara paling utara: Alaska.

Bagi mereka yang tidak terbiasa, Alaska adalah negara terbesar di Ameri-ka Serikat dengan daerah—663.268 mil persegi (1.717.856 kilometer persegi)—tetapi juga yang paling padat penduduk-nya. Negara hanya memiliki 722.718 pen-duduk, dan dari jumlah itu sekitar sete-ngahnya hidup di dalam dan sekitar An-chorage, kota terbesar.

Di samping konsentrasi akan banyak-nya orang, Alaska merupakan daerah penginjilan yang menantang. Rasa ke-mandirian dan tidak membutuhkan Tu-han, bersama dengan isu-isu lain, tam-paknya menjadi salah satu alasan Alaska tinggal jauh dari gereja. Dalam merenca-nakan perjalanan liburan 2012 untuk pa-ra pendukung dan sahabat, pemimpin Voice of Prophecy (VOP), sebuah media jangkauan keluar milik Advent yang ber-kantor pusat di Simi Valley, Kalifornia,

dekat Los Angeles, memutuskan untuk melakukan lebih dari sekadar memiliki pengalaman liburan dan menikmati mu-sik Kristen.

Lance Liebelt, manajer VOP, berta-nya, “Jika kita akan ke Alaska, apa lagi yang bisa kita lakukan?” Dalam berpesiar sebelumnya, kelompok VOP telah mene-mukan sukacita melakukan proyek, khu-sus di tempat tujuan mereka. Bahkan, ba-nyak peserta mengatakan acara itu meru-pakan petualangan yang lebih hebat dari-pada pelayaran itu sendiri.

Jadi mereka memutuskan untuk me-netapkan tujuan proyek pelayaran ke An-chorage. Discover Bible School (DBS) dan direkturnya, Kurt Johnson, ikut terlibat. “Apa rasanya untuk mengirimkan kartu undangan Discover untuk setiap orang di setiap kota dan desa di Alaska?” mereka bertanya-tanya. Ketika mereka memang-gil Ken Crawford, Ketua Konferens Alas-ka, dia sangat gembira tentang potensi dari proyek ini.

Maka lahirlah proyek Jangkauan Ke-luar Alaska, yang dirancang untuk mem-bawa pelajaran Alkitab untuk semua orang Alaska di setiap komunitas, tidak peduli seberapa jauh, melalui Discover, KidZone, atau pelajaran Alkitab Native New Day.

MELAYANI YANG LAIN: Direktur ADRA Rwanda, Jefferson Kern berkeliling di ke­mah pengungsi yang dibangun oleh pe­merintah Rwanda. Hampir 100 persen da­ri para pengungsi Kongo tersebut beraga­ma Kristen Advent.

an

se

l

ol

iv

er

Steve Vistaunet, Editor Gleaner, Uni Pasifik Utara, dan Ephraim Palmero, Direktur Komunikasi Konferens Alaska

Ratusan orang mengambil Pelajaran Alkitab, menghadiri pertemuan; banyak yang telah dibaptis

Orang Advent Berpesiar keAlaska Mempromosikan

Kebangunan Rohani!

6 Adventist World | 10 - 2012

Page 7: AW indonesian 2012-1010

L A P O R A N S E D U N I A

“Bagaimana kalau kita mengadakan serangkaian pertemuan khusus pada ak-hir pelayaran?” Ide tersebut dikemuka-kan dengan semangat. “Dan bagaimana jika kita meminta pembicara Advent ter-baik dan tercerdas untuk mengambil ba-gian setiap malam?” Seri acara tersebut tidak hanya akan mempengaruhi daerah besar Anchorage, tetapi juga akan dire-kam untuk disiarkan pada Hope Channel. “Mari kita menyebutnya ‘Kebangunan Rohani!’” mereka memutuskan.

Jadi rencana dibuat untuk mening-katkan strategi penjangkauan Divisi Amerika Utara melalui kartu undangan yang dikirimkan ke setiap rumah tangga di Alaska. Lebih dari 280.000 kartu diki-rim ke Alaska yang luas—dua kali. Dan respons? Pengikut pelajaran Alkitab me-ngalahkan jumlah keanggotaan aktif Ge-reja Masehi Advent Hari Ketujuh di Alas-ka—setidaknya 200 para pelajar dimulai di Fairbanks/wilayah kutub utara saja, dan lebih dari 130 para pelajar di wilayah yang jauh yaitu Nome!

Demikianlah mulainya kerjasama yang luar biasa antara VOP dan Konfe-rens Alaska. Johnson melakukan koordi-nasi rutin dengan Tina Steenmeyer, koor-dinator konferensi DBS. Tim doa diben-

tuk, pertemuan setiap minggu melalui te-lepon. Beberapa orang mengatur jadwal kerja mereka untuk mengakomodasi pri-oritas baru ini.

Pada saatnya lebih dari 500 tamu me-mulai pelayaran VOP pada tanggal 1 Ju-ni, lebih dari 2.000 siswa DBS berada da-lam proses atau siap untuk di wisuda. Pe-gawai Adventist Media Center/Adventist Media Productions (AMC/AMP) sedang dalam perjalanan ke Anchorage untuk mulai menyiapkan pertemuan yang akan datang.

Sebuah kontainer 40 kaki diisi de-ngan 10 ton lampu, gulungan, kamera, peralatan elektronik, dan peralatan siaran telah diangkut ke Seattle dan dikirim ke Anchorage. Kontainer tersebut sudah menunggu di dermaga ketika anggota tim tiba di Anchorage untuk memulai pemasangan teknis yang rumit di pusat kota William A. Egan Civic dan Conven-tion Center. Semuanya sudah siap dan bekerja pada waktunya untuk konser VOP Family Reunion pada akhir pekan setelah pelayaran.

Lalu tibalah pada suatu seri seminggu penuh dari Kebangunan Rohani!, 9-16 Juni 2012! Dengan tim pembicara virtual Advent—Dwight Nelson, Derek Morris,

Jon Henderson, Karl Haffner, Randy Roberts, Elizabeth Talbot, Carlton Byrd, José Vicente Rojas , dan Ron Halvorsen, Sr.

“Ketika Lance Liebelt bertanya, “Apa lagi yang bisa kita lakukan? ‘” Kata John-son, “siapa sangka bahwa semua pembi-cara berbakat akan menerima panggilan, bersedia untuk menjadi bagian istimewa minggu ini?“

Pada kenyataannya, hal ini mungkin pertama kalinya bahwa kelompok terse-but telah menggabungkan upaya seperti kejadian minggu ini. Dengan mengganti pendekatan doktrinal, fokus topik setiap malam adalah aplikasi dalam “Meng-alami Tuhan” dalam hal kasih karunia, kedamaian, pengampunan, dan harapan. Ini adalah hal yang baru, segar, dan dite-rima dengan baik. Masing-masing pem-bicara berkata, “Suatu pengalaman yang indah. Mari kita melakukannya lagi.“

Sepanjang seri, buah pertama dari pe-lajar Alkitab datang ke depan. Lebih dari 100 pelajar menerima ijazah mereka pa-da akhir pekan pertama. Beberapa yang telah menyelesaikan studi tambahan pun telah dibaptis. Dan ratusan, jika tidak ri-buan, para pelajar sedang menyelesaikan kursus mereka.

Pemirsa di seluruh Amerika Utara, dari Hawaii ke Pantai Timur, juga me-manfaatkan siaran malam melalui Hope Channel. Banyak yang mengundang ang-gota kursus Alkitab mereka untuk bersa-ma-sama menonton dengan mereka.

Mereka yang terlibat program kursus Alkitab dengan cepat menyadari bahwa hal itu bukanlah alur satu arah. Inspirasi tersebut mengalir dua arah. Seiring de-ngan ketertarikan tersebut, anggota je-maat juga telah dibangunkan kerohani-annya dengan komitmen yang bertum-buh untuk melayani dan gairah yang se-gar untuk membawa orang kepada hu-bungan yang menyelamatkan dengan Ye-sus Kristus. n

SAMBUTAN (kiri): Sebuah acara yang di pandu oleh George Johnson dan Connie Vandeman Jeffery membu­at para pengunjung—dan pemirsa—merasa diterima. PANGGILAN (atas kiri): Pada akhir acara Sabat pagi de­ngan Ron Halvorsen, Sr., mereka yang merindukan un­tuk berkomitmen mengubah hidup mereka kepada Kris­tus memenuhi depan panggung. BERKOORDINASI (atas kanan): Kurt Johnson, Direktur Discover Bible School (DBS) , berbicara dengan Tina Steenmeyer, Koordinator DBS Alaska Conference. Johnson melakukan bebera­pa perjalanan ke Alaska dalam tahun tersebut sebelum seri Kebangunan Rohani! dan setiap hari menghubungi Steenmeyer melalui telepon.

nP

uC

P

ho

to

e l w y n P l a t n e r / v o i C e o F P r o P h e C y n P u C P h o t o

10 - 2012 | Adventist World 7

Page 8: AW indonesian 2012-1010

Hanya beberapa jam sebelum pen-gorbanan-Nya untuk dunia yang bersalah, Yesus memohon kepa-

da Bapa-Nya untuk karakteristik penting dari orang-orang yang akan menempat-kan iman mereka kepada-Nya dan berba-gi kabar baik keselamatan-Nya. Yesus ta-hu bahwa mereka membutuhkan satu hal bahkan lebih dari apa yang mereka bu-tuhkan untuk keberanian atau keselamat-an atau kefasihan atau ketekunan: mere-ka perlu menilai dan melestarikan pem-berian kesatuan Tuhan yang harus selalu melambangkan gereja-Nya.

Doa Yesus sangat sesuai untuk kebu-tuhan aktual para pengikut-Nya. Seperti yang kita lihat dalam kolom Panorama Sedunia bulan Juni, “Konflik dalam Ge-reja,” pada zaman tahun-tahun awal gere-ja ada kuasa Ilahi dan kelemahan manu-sia. Dalam kolom tersebut kita melihat beberapa tantangan spesifik yang diha-dapi gereja dan bagaimana hal itu disele-saikan (lihat http://www.adventistworld .org/issue.php?issue=2012- 1006&page=8 In).

Dari fondasi tersebut, sekarang kita akan melihat lebih dekat bagaimana rasul membahas isu-isu yang dihadapi gereja dalam dewan di Yerusalem yang dicatat dalam Kisah Para Rasul pasal 15. Berba-gai pengalaman melalui pimpinan Roh Kudus kepada orang percaya memberi-kan kekayaan tuntunan bagi gereja-Nya saat ini. Secara khusus, kita dapat belajar banyak dari diskusi tentang bagaimana orang bukan Yahudi dapat menjadi ang-

P A N O R A M A S E D U N I A

gota gereja. Dari catatan yang diberikan Lukas kepada kita, jelas bahwa ada ba-nyak perdebatan tentang masalah ini se-lama beberapa tahun. Masalah ini akhir-nya sampai di sebuah krisis ketika orang Kristen dari Yudea tiba di Antiokhia, mengklaim bahwa orang bukan Yahudi dapat diselamatkan hanya jika mereka akan disunat dan memelihara hukum Musa, yang berarti mengutamakan aspek hukum seremonial (Kisah Para Rasul 15:1, 5 ).

Sengketa ini menjadi begitu serius se-hingga banyak yang takut sebuah perpe-cahan di dalam gereja akan terjadi. Orang percaya Antiokhia mengutus Pau-lus dan Barnabas bersama-sama dengan para pemimpin lokal lainnya ke Yerusa-lem untuk menempatkan pertanyaan di hadapan para rasul dan penatua pada sesi yang beberapa orang sebut “Pertemuan General Conference” pertama, di mana delegasi dari berbagai gereja akan berte-mu secara umum untuk berpikir, berdis-kusi, dan berdoa bersama-sama. Dari wa-wasan yang disediakan oleh Ellen G. White, tampaknya ada diskusi yang cu-kup hangat! (Lihat The Acts of the Apos-tles, hlm. 190, 191). Karena ide yang ber-beda dikemukakan sehubungan dengan apa yang sebenarnya terjadi pada perte-muan ini, adalah penting untuk melihat lebih dekat proses para rasul dan penatua gunakan untuk mencapai mufakat.

Semangat InteraksiKata-kata Lukas dalam Kisah Para

Rasul 15:2, 7 dapat dipahami secara posi-tif dalam arti, “studi, penyelidikan” atau secara negatif sebagai “bersengketa” atau bahkan “berdebat.”1 Sikap tersebut—Se-mangat—di mana kita menyelidiki sub-yek kontroversial yang akan memiliki dampak yang dramatis pada hasil diskusi: Apakah kita ingin serius belajar, atau ha-nya untuk sengketa dan perdebatan? Apakah kita bersedia untuk mendengar-kan—benar-benar mendengarkan—ke-pada mereka dengan siapa kita tidak se-tuju? Apakah kita percaya bahwa Tuhan dapat mengajarkan kita sesuatu sementa-ra kita bersama-sama mencari untuk me-nemukan jawaban?

“Kita harus memiliki kebijaksanaan yang lebih besar dari yang kita miliki se-hubungan dengan tata cara di mana kita memperlakukan mereka yang dalam be-berapa poin iman pada dasarnya berbeda dari kita,” tulis Ellen White lebih dari satu abad lalu.2 “Adalah tidak pantas bagi sia-pa saja yang mengaku menjadi pengikut Kristus untuk menjadi tajam dan bersi-kap mengadu, membungkuk tetapi untuk mengejek pandangan orang lain. Roh mengkritik tidak melayakkan manusia untuk menerima cahaya yang Allah ingin kirimkan bagi mereka, atau untuk meli-hat bukti dari pada kebenaran tersebut.“

Tuntunan dari Visi Pemberian Allah

Elemen penting lainnya dari proses yang digunakan dewan di Yerusalem adalah bahwa diangkatnya isu tersebut untuk menekankan untuk mengingat kembali tuntunan dari visi pemberian Ilahi yang memberikan dorongan untuk fase baru dalam pemahaman gereja me-ngenai misinya. Khotbah Petrus yang pertama kali tercatat untuk dewan terse-

Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sa-ma seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka ju-ga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku (Yohanes 17:20, 21).

Oleh Ted N. C. Wilson

Mengikuti cara Alkitab

Bekerja MelaluiPerbedaan Kita

P h o t o b y a l d e n J . h o / a d v e n t i s t r e v i e w8 Adventist World | 10 - 2012

Page 9: AW indonesian 2012-1010

but mengingatkan pilihan Allah bahwa melalui dia orang bukan Yahudi akan mendengar Injil dan percaya (Kisah Para Rasul 15:7). Kisah Para Rasul 10 menje-laskan secara rinci bagaimana hal itu ter-jadi: Tuhan memberikan penglihatan ke-pada Petrus tiga kali, serta penglihatan untuk Cornelius, menyebabkan peneri-maan Injil dan pencurahan Roh Kudus atas perwira dan keluarganya. Penglihat-an Petrus digambarkan dua kali dan telah dijelaskan (Kis. 10:28), sebagaimana hal-nya dengan penglihatan kepada Korne-lius (Kis. 11:13, 14).

Dalam pertemuan tersebut, ada ke-saksian yang luar biasa dari pekerjaan Al-lah melalui Petrus, Paulus, dan Barnabas untuk keselamatan orang bukan Yahudi yang menegaskan apa yang sudah ditun-jukkan oleh visi Ilahi (Kis. 15:8-12). Roh itu memberikan inisiatif melalui karunia nubuat untuk menuntun gereja terus ma-ju dalam misinya untuk dunia.

Diskusi dan BelajarDilihat dari pertimbangan kita yang

sangat singkat, hal ini tampaknya meng-ambil beberapa waktu agar para delegasi di dewan tersebut menyetujui dasar Alki-tabiah bagi kehendak Allah dalam hal ini (seperti yang terjadi sebelum Pentakosta dalam memilih rasul kedua belas [Kisah Para Rasul 1: 15-26]). Setelah banyak dis-kusi dari kedua belah pihak, Yakobus mengakui penggenapan nubuat dari apa yang rasul tersebut jelaskan, dan mengu-tip Amos 9:11, 12 (lihat Kisah Para Rasul 15:16, 17) untuk mengkonfirmasi bahwa Tuhan memang mengambil orang bukan Yahudi untuk bersatu dengan orang Ya-hudi yang percaya.

Saat ia menyimpulkan bahwa orang percaya bukan Yahudi tidak diharuskan memeluk semua hukum Yahudi tetapi hanya empat persyaratan dasar untuk membawa mereka kepada keharmonisan dan persekutuan dengan orang Yahudi yang percaya, Yakobus hanya mengu-mumkan “keputusan haruslah dari de-wan ini.”3 Keempat persyaratan tersebut mewakili standar minimum yang diper-lukan orang asing yang ingin untuk ting-gal di Israel pada zaman Musa, dan bah-kan diberikan dalam urutan yang sama (bandingkan Kis. 15:20 dengan Im. 18-20). Keputusan yang timbul dari dewan di Yerusalem tidak semata-mata, solusi

pragmatis berdasarkan kebutuhan sesaat saja, tetapi hasil dari berhati-hati, berdoa sambil belajar dari firman dalam terang yang menemukan kehendak Allah.

Sebuah Proses SuksesKita dapat melihat dengan jelas bah-

wa di Antiokhia dan Yerusalem diskusi yang “hidup” berlangsung, di mana se-mua dapat berbagi dalam keyakinan me-ngenai isu-isu kontroversial dan pada da-sarnya mengakui perbedaan mereka. Ke-tika perselisihan menjadi terlalu kontro-versial di Antiokhia, semua pihak sepakat untuk membawa masalah ini ke dewan umum di Yerusalem, di mana delegasi dari gereja lain berkumpul. Sementara itu, disepakati untuk menunda kontro-versi dan menunggu dengan sabar untuk keputusan dewan umum, yang mana akan “diterima secara universal oleh ge-reja yang berbeda di seluruh dunia.”4 Tentu tidak mudah untuk menunggu, hal tersebut memerlukan agar menyerah dari keyakinan sendiri dan segera melaksana-kan kebijaksanaan dari kelompok yang lebih luas.

Di Yerusalem, setelah “diskusi hidup” yang lain, tuntunan Roh adalah bukti se-mentara Petrus menyatakan tuntunan Tuhan melalui penglihatan, dan bukti te-lah diberikan bahwa bangsa bukan Yahu-di (sebagaimana orang Yahudi) meneri-ma karunia Roh Kudus. Pengalaman ini dikonfirmasi oleh kebenaran Alkitab, dan membawa persetujuan bahwa syarat ke-pada bangsa bukan Yahudi yang bertobat hanya dengan beberapa persyaratan yang telah ditentukan dalam kitab Imamat.

Mengikuti Contoh AlkitabiahSebagaimana kita menghadapi masa-

lah yang sulit dan menantang dalam ge-reja saat ini, sangat penting bahwa kita juga mengikuti contoh dari Alkitab da-lam bekerja sama untuk mencari solusi. Pada Pertemuan General Conference 2010 di Atlanta, salah satu delegasi, seorang ketua dari sebuah konferens di Amerika Serikat, “menyerukan praktik gereja me-ngenai pengurapan diselidiki ulang.”5 me-nangani seruan ini dengan sangat serius, administrasi gereja berkomitmen untuk secara komprehensif, di seluruh dunia mempelajari tentang penahbisan, terma-suk kelayakan untuk menahbiskan seo-rang wanita untuk pelayanan Injil.

Proses tersebut saat ini sedang ber-langsung di 13 divisi sedunia dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, di mana Biblical Research Committees (BRCs)—Komite penelitian Alkitab—telah diben-tuk. Selama pertemuan ini banyak disku-si, pelajaran, dan doa yang dilakukan. Perbedaan pemikiran sedang dibagikan; aspek yang berbeda dari penahbisan se-dang diteliti. Anggota komite ini akan menemukan landasan bersama sedapat mungkin, dan saat perbedaan terjadi, la-poran terpisah akan dibuat dari berbagai kelompok dalam komite penelitian yang sama.

Pada bulan November 2013, ma-sing-masing komite di divisi pada perte-muan akhir tahun akan meninjau studi dan laporan yang disusun oleh komite penelitian Alkitab divisi masing-masing, dan kemudian akan merekomendasikan kesimpulan kepada Direktur Biblical Re-search Institute untuk dipertimbangkan oleh Theology of Ordination Study Com-mittee. Komite Administratif General Conference akan menentukan para ang-gota komite penelitian yang besar ini, yang mana termasuk juga para perwakil-an yang tepat dari masing-masing divisi sedunia.

Komite yang besar ini akan hati-hati meninjau bahan yang diterima dari se-mua BRCs dari divisi masing-masing, dan akan mempersiapkan sebuah lapor-an gabungan pada bulan Juni 2014. La-poran itu sendiri akan ditinjau oleh para pemimpin General Conference dan Ko-mite Administratif General Conference. Pada bulan Oktober 2014, laporan terse-but akan dibagikan di rapat tahunan dari eksekutif komite gereja—ini adalah ba-dan musyawarah tertinggi di antara Per-temuan General Conference yang diada-kan setiap lima tahun. Komite Eksekutif yang besar itu, yang mewakili dalam dan luasnya gereja sedunia, akan memper-timbangkan laporan tersebut dan memu-tuskan apa tindakan yang mau diambil lebih lanjut.

Sepanjang diskusi yang penuh de-ngan ketelitian, kesabaran, penyelidikan, dan diskusi terbuka ini, akan didukung oleh doa seluruh anggota Advent sedunia demi penelitian penting ini.

Datang Bersama dalam KristusSejak awal gerakan Advent dan Gere-

10 - 2012 | Adventist World 9

Page 10: AW indonesian 2012-1010

P A N O R A M A S E D U N I A

ja Masehi Advent Hari Ketujuh, anggota telah menemukan kesatuan dengan ber-fokus pada Kristus dan Firman-Nya. Saat kita berserah kepada firman melalui yang dikemukakan oleh Roh Kudus, kita bela-jar untuk hidup bersama sebagai tubuh Kristus dengan segala perbedaan dan ke-ragaman. Tidak dapat dipungkiri bahwa akan ada perbedaan pendapat di kalang-an kita bahkan percaya kalangan yang paling berkomitmen. Untuk alasan itu, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sela-lu bekerja melalui Pertemuan General Conference, yang diadakan setiap lima ta-hun, dan melalui Komite Eksekutif, yang bertemu di antara Pertemuan General Conference. Selama sesi tersebut, delegasi dan anggota komite eksekutif memba-ngun pemahaman di mana gereja secara global menegaskan keyakinan Alkitabi-ahnya, mengatur misi menginjilan, me-nyatakan pekabaran tiga malaikat, dan secara rohani memelihara anggotanya dalam sebuah hubungan dengan Kristus.

Persatuan telah dinyatakan berkali-kali dalam Pertemuan General Confer-ence dan pertemuan lainnya sebagaimana Roh Kudus memimpin gereja melalui masalah yang sulit. Sedangkan perbeda-an pendapat yang diungkapkan terus te-rang, kita bersepakat untuk bekerja ber-sa ma-sama sebagai sebuah organisasi di seluruh dunia dengan keyakinan dan praktik yang berdasarkan Alkitab.

Saya memiliki keyakinan bahwa Tu-han akan terus memimpin gereja-Nya sa-at ini sebagaimana yang Dia telah laku-kan di masa lalu, sementara kita rendah hati datang bersama-sama, berbagi keya-kinan, berdoa mempelajari Firman-Nya, dan tetap terbuka untuk tuntunan-Nya. n

1 E. Larsson, “Ze-teo, Ze-te-ma,” Exegetical Dictionary of the New Testament, jld. 2, hlm. 102, 103.2 “Candid Investigation Necessary to an Understanding of the Truth,” The Signs of the Times, 26 Mei 1890. 3 The Acts of the Apostles, hlm. 195.4 Ibid., hlm. 190.5 “Adventist Church Administration Commits to Comprehensive Study of Ordination,” oleh Elizabeth Lechleitner. http://www.adventistreview.org/article/3625/archives/issue-2010-1526/adventist-church-administration-commits-to-comprehensive-study-of-ordination

Kisah

Giving Light to Our World—GLOW—adalah sebuah inisiatif menjangkau yang berasal dari Kalifornia, Amerika Serikat, tetapi sekarang memiliki cabang ke divisi sedunia lainnya. Ini didasarkan pada konsep anggota gereja Advent yang membawa literatur traktat GLOW ke mana pun mereka pergi dan menyebarkan traktat tersebut—gratis—di setiap kesempatan. Traktat tersebut saat ini sedang dicetak dalam 29 bahasa.

Berikut adalah dua cerita pendek dari Eropa yang menggambarkan kehidupan yang tersentuh oleh GLOW:

GLOW: Giving Light to Our World

KiSAh 1: Seorang koordinator GLOW di Eropa menerima kiriman traktat GLOW yang besar yang akan dikirimkan oleh anggota jemaat ke berbagai gereja. Ke 140.000 traktat yang beratnya lebih dari 1.000 kilogram itu memerlukan penyortiran. Sebagai koordinator GLOW danseorang sahabat yang turut membongkar kotak di depan rumah teman dan mulai menyortir traktat tersebut, tanpa disadari orang yang sedang lewat memandang dua orang tersebut dengan mata penasaran. Beberapa orang berhenti dan bertanya mengenai—dan diberikan—traktat. Seorang pria bertanya mengenai biaya traktat dan kemudian membeli beberapa cetakan dalam bahasa Rusia dan Jerman. Orang yang sama kemudian menelepon nomor kantor GLOW yang tercetak di bagian belakang traktat dan meminta lebih banyak literatur, termasuk versi Jerman dari buku Kemenangan Akhir. Ketika seorang anggota tim GLOW menyampaikan literatur tersebut ke rumahnya, orang itu mengatakan dia sangat menikmati membaca traktat tersebut dan bahwa ia ingin mendapatkannya lagi untuk berbagi dengan teman­temannya.

KiSAh 2: Pada kongres pemuda di Eropa seorang mahasiswa muda bernama Sven berhenti oleh stan GLOW dan mengambil beberapa traktat. Hari itu ia mengunjungi teman sekelas yang memiliki minat mendalam dalam musik. Sven berbagi rekaman musik dari kongres pemuda dengan dia, dan kemudian mengeluarkan beberapa traktat. Hal ini menyebabkan diskusi tentang Tuhan. Sven kemudian menulis kepada para pemimpin GLOW, meminta mereka untuk berdoa agar Roh Kudus akan bekerja pada hati temannya. Tidak lama setelah menerima e­mail Sven, tim GLOW menerima e­mail dari teman sekelas Sven untuk meminta pelajaran Alkitab.

Kisah-kisa ini disusun oleh Direktur GLOW Konferens Kalifornia Tengah AS, Nelson Ernst. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai GLOW, silakan kunjungi www.sdaglow.org.

Co

ur

te

sy

o

F

Gl

ow

Ted N. C. Wilson adalah Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh General Conference.

10 Adventist World | 10 - 2012

Page 11: AW indonesian 2012-1010

Pada dasarnya penyakit Parkinson tidak sepenuhnya dapat dipahami, namun penyakit ini adalah fokus

dari penyelidikan intensif. Hal utama da-ri penyakit Parkinson adalah timbulnya tremor—yang hadir pada saat istirahat—melambatkan gerakan, meningkatkan ke-kakuan otot, dan penurunan refleks yang mengatur postur tubuh. Nyeri biasanya bukanlah hal yang signifikan, meskipun mungkin hadir pada tahap selanjutnya.

Pada banyak kasus, bagaimanapun, penyakit itu bekerja sangat lambat, dapat mencapai bertahun-tahun untuk menjadi penyakit yang sebenarnya. Jadi kami menganjurkan Anda tidak perlu khawa-tir mengenai “kemungkinan lain” dan fo-cus pada menikmati hidup yang Anda miliki bersama suami Anda, dan mem-berikan beberapa harapan, adalah yang akan kami katakan selanjutnya.

Pada saat penyakit ini bekerja perla-han-lahan, dia mempengaruhi pengon-trolan otot, jadi akan ada beberapa gejala selain tremor dan perubahan dalam ber-jalan kaki. Berbicara dapat menjadi sa-ngat ragu dan lambat, dan untuk mene-lan saja pun menjadi lebih sulit. Biasanya orang yang berpenyakit Parkinson me-miliki kesulitan mengendalikan mulut, li-dah, dan menelan, dan sedikit mengelu-arkan air liur. Tahap selanjutnya dapat membuat orang tersebut berjalan dengan menyeret kaki dengan langkah kecil, yang kadang-kadang terganggu oleh ‘ber-henti berjalan” yang tidak dapat dikenda-likan penderitanya. Tampilan wajah juga menjadi lebih seperti terpaku, emosi sa-ngat spontan sehingga tidak mungkin ada kedipan di wajah seperti dulu.

Penyakit Parkinson dapat mengacau-kan penyakit syaraf yang lain, jadi kon-

sultasi dengan dokter ahli syaraf sangat direkomendasikan.

Ada beberapa penyebab penyakit Parkinson, tetapi kebanyakan penyebab-nya tidak diketahui. Penanda genetik pe-nyebab yang terkait dengan bentuk kelu-arga penyakit Parkinson telah diidentifi-kasikan.* Hal ini adalah akumulasi sel-sel otak dari otak tengah “substantia nig-ra” dari bahan yang disebut alpha synu-clein dan ubiquitin yang khas dari Par-kinson. Zat-zat intraseluler yang meng-gumpal disebut “Lewy bodies,” dan itu di-yakini bahwa mereka merupakan aku-mulasi material sel yang rusak yang me-micu kematian sel-sel otak di mana me-reka terakumulasi.

Sel otak di bagian otak ini adalah reg-ulator yang sangat penting dalam perge-rakan. Biasanya regulator ini mempro-duksi zat kimia yang mengatur interaksi di antara sel-sel. Salah satu dari zat kimia ini disebut dopamin.

Tidak ada pembawa infeksi yang te-lah diselidiki dapat menyebabkan penya-kit Parkinson, tetapi bagi hewan bebera-pa racun, seperti pestisida dapat menun-jukkan gejala yang persis, walau pun ti-dak selalu dengan mengakumulasikan Lewy bodies.

Beberapa penyebab anti-inflamasi telah menunjukkan dalam beberapa ka-sus bermanfaat mengubah penyakit Par-kinson. Bagaimana pun tidak semua dari anti-inflamasi ini berfungsi baik, Dan tampaknya kelompok khusus yang dise-but COX inhibitor itu diperlukan.

Perawatan dengan sebuah obat yang disebut Levodopa dapat menolong pen-derita Parkinson. Juga ada beberapa pengobatan tambahan yang dapat mem-pengaruhi kekakuan otot, tremor, dan

yang berikutnya, tetapi obat-obatan ini hanya dapat mengontrol gejala saja.

Saat ini banyak yang tertarik kepada terapi stem sel. Perawatan stem sel mem-bawa banyak kemungkinan yang belum diketahui, dan dalam model hewan yang menderita Parkinson, peningkatan kese-hata melalui stem sel telah terjadi. Prak-tik itu sesuai dengan teori sebuah meka-nisme auto imun yang sedang bekerja pa-da penyakit Parkinson.

Sementara tidak ada obat penawar bagi penderita Parkinson, penelitian yang cukup besar sedang berlangsung, dan ti-dak ada yang tahu kapan terobosan nyata itu terjadi.

Pertahankan iman Anda dan tetaplah kuat, karena bukan hanya di dunia ini ki-ta memperoleh harapan. Kita memperca-yai Yesus, yang telah berjanji untuk da-tang kembali dan membawa kita ke suatu rumah yang indah di mana tidak ada lagi sakit penyakit. n

*J. Simón-Sánchez, C. Schulte, J. M. Bras, “Genome-wide Association Study Reveals Genetic Risk Underlying Parkinson’s Disease,” Nature Genetics 41, no. 12 (2009): 1308-1312 (online: www.Nature.com); W. Satake et al., “Genome-wide Association Study Identifies Common Variants at Four Loci as Genetic Risk Factors for Parkinson’s Disease,” Nature Genetics 41, no. 12 (2009): 1303-1307 (online: www.Nature.com).

K E S E H A T A N S E D U N I A

Baru-baru ini suami saya didiagnosis dengan penyakit Parkinson, dan saya khawa-tir mengenai bagaimana masa depannya akan terungkap. Saya cemas dia memiliki penyakit yang lain. Bisakah Anda memberitahu saya tentang penyakit Parkinson?

Adakah harapan sembuh?Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless

PenyakitParkinson

P h o t o b y J u l i a F r e e m a n - w o o l P e r t

Allan R. Handysides, seorang ahli ginekologi, Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

Peter N. Landless, seorang ahli jantung nuklir, adalah Associate Director Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

10 - 2012 | Adventist World 11

Page 12: AW indonesian 2012-1010

R E N U N G A N

yang juga disebutkan dalam Kitab Suci—penjaga damai. Ketika kita melihat sekeli-ling kita, kita menyadari bahwa perda-maian adalah salah satu karakteristik uta-ma dari Kekristenan yang dunia sangat butuhkan.

Berikut adalah empat elemen penting dari Alkitab “penjaga damai.”

“Carilah Perdamaian dan Berusahalah Mendapatkannya” (Mzm. 34:14)

Seperti barang berharga yang berkua-litas, perdamaian harus dicari, dengan kata lain perdamaian tidak selalu terse-dia. Dalam ketiadaan perdamaian kita mengalami segala macam gangguan dan ketidakpastian, yang pada akhirnya membahayakan kebebasan kita. Dalam rangka untuk mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya, kita sebagai orang Kristen harus berdamai dengan di-ri kita terlebih dahulu. Menemui tantang-an ini akan sangat tergantung pada sebe-rapa benar dan setia kita dalam kehidup-an pribadi kita sendiri. Apa yang kita ma-kan tidak sejalan dengan prinsip-prinsip Alkitab untuk hidup sehat? Bagaimana kita memberi makan pikiran kita? Apa-kah kita tumbuh secara rohani? Apakah kita memerangi kerusakan dalam diri ki-ta sebelum kita mengoreksi orang lain? Pertanyaan-pertanyaan penting ini mem-bentuk landasan yang menghasilkan ke-

damaian dalam diri kita sendiri. Setelah kita melihat jauh dan serius ke dalam cermin yang memantulkan kehidupan kita sendiri, maka akan lebih mudah bagi kita untuk memberikan teladan kepada tetangga dekat kita.

“Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik”

(Yes. 48:22) Penting untuk dicatat bahwa kita ti-

dak dapat mencapai keadaan damai, ba-ik dalam keluarga kita atau di negara ki-ta, jika kita jahat. Memahami bahwa moral buruk dan rusak, menjadi jahat adalah akar penyebab setiap situasi ke-kerasan. Dalam sebuah keluarga mung-kin saja tidak setia, tidak bertanggung jawab, atau merasa saling menyalahkan terhadap satu sama lain. Untuk suatu bangsa mungkin saja ada korupsi, pere-butan kekuasaan, penggelapan dana na-sional, atau distribusi yang tidak adil da-ri kekayaan nasional.

Tujuan dalam upaya kita untuk men-dapatkan kedamaian tetap pada perta-nyaan tentang bagaimana kita dapat me-lepaskan diri dari kejahatan dan meng-alami kedamaian. Di mana pun kita be-rada, sebagai orang Kristen kita ditan-tang untuk berdiri sebagai pilar cahaya dalam dunia yang gelap.

Sebagai pembawa cahaya, berusaha untuk mencerminkan “terang dunia,” ki-ta dipanggil untuk melawan kejahatan.

Saat itu adalah Sabat pagi, dan saya sedang bersiap-siap untuk pergi ke gereja. Istri saya, anak-anak saya te-

lah pergi lebih dahulu untuk program Se-kolah Sabat. Musik instrumental lembut bersenandung dari radio kecil digital sa-ya, memberikan keheningan ruangan. Saat saya selesai berpakaian, mata saya melihat hiasan baru yang digantung di dinding. Saya tidak pernah melihatnya sebelumnya dan dengan cepat saya me-nyimpulkan bahwa istri pasti sudah me-majangnya kemarin.

Hiasan dinding tersebut berisi ilustra-si dua merpati putih memegang anggur di paruh mereka dan dekat satu sama la-in. Kata-kata tertulis dalam huruf tebal di bawah gambar itu: “Tidak ada jalan un-tuk damai. Damai adalah sebuah jalan.“

Saya tertarik dengan hiasan dinding dan pekabarannya: Damai. Kami menga-cu pada kata damai di hari-hari tertentu. Kami menggunakannya dalam konteks politik, pasangan dan keluarga, sekolah, gereja, tempat kerja, dan dalam keadaan lain.

Alkitab menyebut kata “damai” berkali-kali dalam Perjanjian Baru. Da-lam kehidupan kita sehari-hari orang percaya berusaha sedapat mungkin un-tuk menghindari perang dan kekerasan. Setiap kali kita mencoba untuk mencapai kedamaian dalam wilayah kita, kita men-jadi bagian dari kelompok besar orang

PendamaiMenjadi seperti apa yang Allah inginkan

Oleh Tony Philip Oreso

12 Adventist World | 10 - 2012

Page 13: AW indonesian 2012-1010

Pertimbangkan poin-poin ini:1

n Kita adalah makhluk asing bagi dunia ini karena praktik dunia ini telah menyimpang jauh dari apa yang Allah ditujukan pada awalnya. Hal ini telah membuat pola hidup Kristen tampak asing bagi “norma” dunia.

n Bertahan. Jika kita ingin menjadi teladan yang baik kepada orang di seki-tar kita, kita harus mampu menahan gangguan dan pengaruh duniawi.

n Menonjol. Cara terbaik untuk menjangkau orang lain adalah dengan membiarkan sinar kemuliaan Allah di-lihat orang lain melalui kita. Kita perlu berlatih untuk hidup di dunia, tetapi ti-dak menjadi bagian dari dunia.

n Teguh. Kita mungkin ditertawa-kan untuk berperilaku sesuai dengan prinsip Alkitab. Karena dosa dunia, ti-pu daya, iri hati, dan perebutan kekua-saan dapat menodai penilaian dari me-reka yang tidak didasarkan pada Fir-man.

n Jadilah baik untuk alasan yang te-pat: perbuatan baik kita tidak harus menunjuk ke diri kita sendiri, tetapi harus bertujuan untuk memuliakan Tuhan.

“Berbahagialah Orang yang Membawa Damai” (Mat. 5:9)

Dalam ajaran-Nya kepada orang ba-

“Damai Sejahtera Kutinggalkan Bagimu. Damai Sejahtera-Ku Kuberikan Kepadamu” (Yoh. 14:27)

Dalam kerinduan kita untuk menjadi pemba-wa damai, Kristus harus menjadi pusat dari se-gala sesuatu. Tantangan bagi perdamaian ada di mana-mana: keluarga yang berpisah; kita hidup di tengah negara di mana korupsi telah menjadi pola hidup; berkali-kali kita menghadapi perseli-sihan di jemaat. Secara individu, dan secara ko-munitas, kita perlu mengenal Kristus sebagai sa-tu-satunya sumber damai yang sangat kita bu-tuhkan. Ketika kita mencari nasihat dan reko-mendasi untuk perdamaian, kata-kata berikut ini menyatakan sesuatu: “Kehendak Tuhan tidak tersembunyi. Kita tidak membutuhkan pengeta-huan okultisme. Kita tidak perlu mempertanya-kan pengalaman masa lalu. Kita perlu mende-ngarkan Firman Tuhan dan mengesampingkan agenda kita sendiri dan mencoba untuk menaf-sirkannya atas perhatian kita sendiri.“3 n

1 I am indebted to Amy Prindle, “Strength in the Storm,” LEAD Magazine, Januari-Maret 2009, hlm. 83.2 Ellen G. White, The Desire of Ages (Boise, Idaho: Pacific Press Pub. Assn., 1940), hlm. 305.3 Ekkehardt Mueller, “The Foundation of Christian Life,” LEAD Magazine, Januari-Maret 2009, hlm. 56.

nyak di bukit itu, Kristus menyinggung mengenai pembawa damai sebagai ke-lompok yang khusus. Menjadi pembawa damai memiliki ekspresi yang berharga dalam menyandang predikat “anak” Al-lah.

Banyak tokoh telah menganjurkan untuk perdamaian—Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, Bunda Teresa, dan yang lain membuat perdamaian politik atau sosial menjadi agenda mereka. Me-reka semua menganjurkan dalam satu atau lain cara demi perdamaian di planet ini.

Namun, “manusia tidak bisa meng-hasilkan perdamaian. Rencana manusia untuk pemurnian dan mengangkat indi-vidu atau suatu masyarakat akan gagal menghasilkan perdamaian, karena mere-ka tidak mencapai intinya. Satu-satunya kekuatan yang dapat membuat atau mengabadikan perdamaian sejati adalah kasih karunia Kristus. Ketika hal ini dita-namkan dalam hati, itu akan mengusir nafsu jahat yang menyebabkan perseli-sihan dan pertikaian.“2

Adalah tantangan kita sebagai orang Kristen untuk menyambut Dia yang ada-lah Damai (dan Pendamai) ke dalam hati dan hidup kita sehingga kita dapat men-jadi pembawa damai di dunia yang mem-butuhkan perdamaian. Tony Philip Oreso adalah

penulis sukarela yang menulis dari Nairobi, Kenya.

Sebagai pembawa terang, mencari demi merefleksikan “terang dunia,” kita telah dipanggil untuk memerangi kejahatan.

10 - 2012 | Adventist World 13

Page 14: AW indonesian 2012-1010

Oleh Chantal dan Gerald Klingbeil

SesamaSebuah visi penginjilan medis

Untuk oleh

MENGUMPULKAN INFORMASI: Chantal Klingbeil mewancarai Marianne dan Viriato Ferreira.

G e r a l d a . K l i n G b e i l

Sesama

Page 15: AW indonesian 2012-1010

C E R I TA S A M P U L

Sebuah visi penginjilan medis

Menemukan Ladang MisiViriato dan Marianne Ferreira telah

memiliki kisah hidup di ladang misi kla-sik sebagai misionaris di perbatasan ke-pada suku Himba di Namibia, Afrika. Mereka bertemu di Universitas Cape-town, Afrika Selatan, di mana keduanya lulus dari kedokteran. Setelah lulus dan keluar dari universitas, mereka bergairah untuk menjangkau yang belum terjang-kau dan melayani yang kurang mampu, mereka telah memutuskan untuk pindah ke daerah yang sangat terpencil di Na-mibia yang jarang penduduknya untuk melayani suku setempat yang entah ba-gaimana telah jatuh kepada komunitas modern.

Setelah beberapa tahun dan dengan proyek di tangan yang mampu, Viriato ditawari beasiswa ke Cambridge, Inggris, untuk sekolah spesialisasi medis. Saat mengunjungi keluarga di Portugal pada tahun 1998 (di mana keluarga Viriato tinggal) mereka bertemu Pastor Mario Brito, yang kemudian menjadi Ketua Uni Konferens Portugis (dan saat ini Sekre-taris Kependetaan Divisi Euro Afrika). Ia menantang mereka untuk pindah ke Portugal dan memulai pusat pola hidup sehat yang akan membantu membuka pintu hati rakyat Portugal. Penginjilan yang konvensional sangat sulit dilakukan di Portugal yang sekular, di mana seku-larisme yang ekstrem (dalam kota) dan kecurigaan dari sekte Protestan (di pede-saan yang jarang penduduknya didomi-nasi oleh gereja Katolik) membuat per-tumbuhan gereja sulit.

Ellen White menjelaskan bahwa pe-kerjaan medis adalah menjadi “jalan masuk” untuk menjangkau orang. Pe-kerjaan medis telah menjadi alat yang ampuh di Afrika, tapi akankah bekerja di negara modern Portugal?

Mirip dengan warga negara-negara Barat lainnya, orang di Portugal mende-rita stres, penyakit jantung, obesitas, dia-betes, dan depresi. Obat yang umum se-ring meredakan gejala, tetapi tidak me-

ngarah pada perubahan pola hidup.Pada awal 2002 Viriato dan Marianne

telah memutuskan untuk membuat Por-tugal menjadi ladang misi mereka. Na-mun, uni tidak memiliki dana untuk me-mulai pusat pola hidup itu—sehingga ke-luarga Ferreira berjalan oleh iman.

Kebijaksanaan para pendiri yang umum, akan mendesak mereka me-ngumpulkan uang yang cukup, tanah yang aman di lokasi yang baik, memba-ngun fasilitas yang memadai, menyewa para profesional berkomitmen dan staf, menetapkan tanggal peresmian, dan, se-telah upacara resmi pemotongan pita, berdoa untuk para pasien. Kemudian, mudah-mudahan, dari pasien yang mempelajari Alkitab dan akan dibaptis-kan, bahkan mungkin “membangun je-maat.” Hal itu adalah kebijaksanaan umum tanpa menyertakan faktor adanya Tuhan.

Apakah yang Ada di Tanganmu?Tidak ada dana untuk pusat pola hi-

dup tersebut. Tetapi ada kesempatan-ke-sempatan lain untuk melayani. Hanya membutuhkan beberapa hari bagi Allah untuk membuka pintu-pintu untuk mem-peroleh bahkan hal yang lebih besar. Se-gera setelah kedatangan mereka, sebuah permohonan telah datang melalui kantor uni untuk memulai sesuatu yang baru. Sebuah gereja di kepulauan Azores (milik Portugal) telah berencana untuk men-sponsori sebuah pameran kesehatan. Gembala mereka, Daniel Gomes Bastos, membutuhkan dukungan medis untuk pameran itu. Saling membantu satu per satu, keluarga Ferreira pergi ke pulau ter-sebut dan membantu dalam pameran ke-sehatan perdana yang diselenggarakan oleh gereja Advent di Portugal. Suatu ke-suksesan besar telah terjadi. Dalam dua hari 650 orang mengunjungi stan terse-but, dan persahabatan jangka panjang te-lah dibangun.

Enam bulan setelah kedatangan mere-ka, Viriato dan Marianne membuka prak-

“Ada orang menelepon berkata,” ‘Saya memiliki masalah? Dapatkah Anda membantu saya?’ Kami menjawab, “bangunan ini masih dalam tahap pembangunan,” namun mereka tidak peduli. Mereka bahkan bertanya, ‘Apakah Anda tidak memiliki sebuah kamar di mana saya bisa tinggal? Saya ingin datang, saya membutuhkan bantuan.’ Mari-anne tersenyum saat dia mengingat peristiwa tersebut.

v i r i a t o F e r r e i r a

10 - 2012 | Adventist World 15

Page 16: AW indonesian 2012-1010

C E R I TA S A M P U L

TIDAK PERNAH ‘TERLALU MUDA’: Sukarelawan junior memplester dan mengecat.

BANYAK ORANG KERJAAN RINGAN: Foto para sukarelawan yang diambil pada bulan Mei 2012.

v i r i a t o F e r r e i r a

s t a n l e y m a x w e l l

MENANAM SEBUAH BUNGA: Chantal

Klingbeil berbagi pada saat berkebun dengan

Lily Reyes, dalang di belakang keindahan

alam di proyek tersebut.

tik medis mereka di Lisbon. Meskipun pa-meran kesehatan tidak hilang dari benak mereka. Para pemimpin gereja disemangati oleh pendekatan baru dalam penginjilan sehingga mereka membiayai empat lagi pa-meran kesehatan di Portugal pada tahun 2003. Lebih dari 5.000 orang yang diberkati oleh pelayanan ini, dan banyak yang bersa-habat dengan gereja Advent. Pada tahun 2004, 19 pameran kesehatan dilakukan: sa-tu tahun kemudian sudah mencapai 21 pa-meran. Statistik menunjukkan bahwa anta-ra tahun 2002 dan 2012 lebih dari 110.000 jiwa terhubung ke gereja Advent melalui pameran kesehatan, dan sekitar 5.000 rela-wan Advent dilatih dan aktif berpartisipasi dalam jangkauan keluar ini.

Namun, belum ada pusat pola hidup. Pada tahun 2003 lembaga non profit, Portu-guese Association of Preventive Medicine (atau APMP dalam bahasa Portugis) telah didirikan. Para pendiri adalah, Pendeta Ma-rio Brito (ketua uni) dan Daniel Gomes Bastos, dan Doktor Viriato dan Marianne Ferreira menampilkan perpaduan unik dari pegawai gereja dan pelayanan indepen-den—menawarkan rencana bangunan di mana pekerjaan gereja secara resmi dan pe-layanan kaum awam dapat bekerjasama. Hubungan erat antara pekerjaan mendu-kung departemen kesehatan dan pekerjaan gereja masih menjadi model kerja untuk pusat pola hidup tersebut. Buktinya, Viriato bukan bagian dari tim kepemimpinan pusat pola hidup VitaSalus (Bahasa Latin berarti “hidup” dan “sehat”) tersebut, namun sejak tahun 2006 ia juga Direktur Pelayanan Ke-sehatan Divisi Euro Afrika. “Saya rasa hal ini adalah contoh dari apa yang Pendeta Ted Wilson sebut sebagai ‘gabungan pela-yanan.’ Tidak ada maksud untuk indepen-den. Hal ini hanya untuk melayani gereja. Impian kami adalah untuk melihat pelayan-an bersatu antara gereja resmi dan anggota awam, organisasi anggota awam, bekerja untuk Yesus,” kata Viriato ketika ditanya tentang hubungan VitaSalus dan gereja.

Pada tahun 2003 APMP yang baru di-bentuk mulai mencari lokasi yang cocok. Memerlukan lokasi yang cukup besar, un-tuk memungkinkan pertanian, agar tidak terlalu jauh dari kota besar dan beberapa kota, dan tidak banyak biaya. Sebuah ba-ngunan rekreasi di pegunungan, terletak

G e r a l d a . K l i n G b e i l

16 Adventist World | 10 - 2012

Page 17: AW indonesian 2012-1010

MENIKMATI PEMANDANGAN: Clarice Ferreira menikmati panorama dari salah satu bangunan VitaSalus.

v i r i a t o F e r r e i r a

dak ada uang di bank. Sebagai gantinya uang, Tuhan membutuhkan orang, dan orang banyak menjadi mata uang yang paling berharga VitaSalus. Relawan dari seluruh dunia datang untuk berpartisipa-si. Uang tiba pada saat yang tepat. Gere-ja-gereja, para dermawan, dan dari de-partemen lain bergabung untuk membu-at impian menjadi kenyataan. Sementara itu sebuah inti permanen dari para ang-gota telah mulai hidup di lokasi tersebut. Pertama, mereka tinggal di karavan, ke-mudian di kamar yang sudah jadi atau di rumah yang lebih permanen. Pastor Da-niel Gomes Bastos diangkat oleh Uni Portugis sebagai chaplain proyek tersebut dan juga seorang pendeta di gereja terde-kat. Sebuah gereja kecil mulai berfungsi.

Seperti kebanyakan tempat di kawas-an itu, tanah di “proyek itu,” seperti yang diketahui oleh sekitar, sangat keras dan berbatu, tapi tanah yang keras memberi-kan kesempatan, bagi mereka untuk mempraktikkan talenta yang diberikan Tuhan. Lily Reyes, misalnya. Lily, seorang pensiunan perawat, tinggal di dekat Lo-ma Linda di Amerika Serikat Dia mende-ngar tentang proyek tersebut melalui wa-wancara yang ditayangkan 3ABN, dan sekarang menghabiskan musim panas nya mengubah sebuah situs bangunan menjadi kebun yang sangat indah di ma-ta.

Masyarakat adalah modal yang pa-ling penting di VitaSalus. Ini adalah tem-pat bagi masyarakat, dan tersedia tempat bagi semua orang untuk berkontribusi. Blessie Cruz, berasal dari Filipina, telah bersama proyek ini hampir dari awal. Dia menggunakan bakatnya sebagai seo-rang juru masak untuk memberi makan berbagai staf, pasien, relawan, dan ma-hasiswa yang menghabiskan enam bulan setiap tahun untuk belajar guna mengin-tegrasikan kesehatan dan pelayanan. Di bawah bimbingan Kim dan Joyce Bisl (seorang pemimpin senior dari VitaSa-lus), para siswa memanfaatkan antusias-me mereka untuk menjalin persahabatan demi pusat tersebut di desa-desa terde-kat. Ketika mereka tidak terlibat dalam pameran kesehatan (secara nasional dan internasional) atau menjalankan klub ke-sehatan di desa-desa terdekat, mereka

di wilayah utama dekat Kota Penela, se-kitar dua jam dari Lisbon Utara, menjadi lokasi yang tepat. Pemerintah kota yang memiliki properti tersebut tidak yakin tentang rencana sekelompok pakar kese-hatan dan pendeta di lokasi tersebut. Properti itu sendiri sudah cukup rusak yang mana tadinya digunakan untuk menopang luas tanah yang cukup besar. Viriato, Marianne, dan Daniel tahu bah-wa untuk dapat membeli atau menyewa properti tersebut, pertama-tama APMP perlu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat setempat. Negosiasi berlan-jut sampai tahun 2007, ketika APMP membeli hak pakai properti selama 100 tahun. Antara 2003 dan 2007 Viriato dan tim mengadakan sejumlah pameran ke-sehatan di Penela, dan perlahan-lahan masyarakat sekitar menerima proyek tersebut. Masyarakat menghubungkan

bahwa “mereka yang di gu-nung” memberikan kesehat-an kepada mereka. Keperca-yaan mulai tumbuh.

Mata Viriato dan Mari-anne berkaca-kaca ketika me-reka menceritakan bagaima-na Allah menyediakan dana untuk pembelian properti tersebut. Dua tahun sebelum kesepakatan tersebut sebuah sumbangan nyata di Amerika telah mendepositkan 55.000 dollar Amerika ke rekening APMP. Tidak ada yang me-minta uang. Tidak ada yang tahu persis mengapa 55.000 yang dikirim—kecuali Tu-han. Pada waktu itu 55.000

dollar amerika setara dengan 50.000 euro yang mana adalah jumlah yang tepat yang pemerintah kota minta sebagai pembayaran kontan properti tersebut. Ketika Viriato mendengar jumlah ini, dia tidak bernegosiasi lebih lanjut: ia tahu bahwa Tuhan telah memberikan jumlah yang tepat untuk pembelian properti ter-sebut, dan siapakah yang ingin “bernego-siasi” dengan Allah?

Menanam Sebuah BungaPekerjaan pembangunan pusat pola

hidup dimulai pada tahun 2009. Tapi ti-

TINDAKAN KASIH: Kim Busl dan dua siswa memberikan pijatan di kursi saat pameran kesehatan di Morocco.

b e r n a d e t t e F a y a r d

10 - 2012 | Adventist World 17

Page 18: AW indonesian 2012-1010

memberikan kekuatan otot yang sangat dibutuhkan pada proyek tersebut. Ba-nyak dari mereka kembali menjadi rela-wan kapan saja mereka bisa. Seperti So-fia Filipe Duarte Lopes mengatakan: “Tempat ini menjadi sebuah bagian da-lam hidup Anda yang membuat Anda akan merindukannya. Proyek ini telah begitu banyak membantu saya—Saya bersyukur, saya ingin memberikan sesu-atu untuk membalasnya.“

Sementara beberapa orang terus da-tang kembali, yang lain menemukan pa-sangan seumur hidup melalui proyek itu. Jetro dan Dobromila, yang berasal dari latar belakang budaya yang sangat berbe-da, menemukan tujuan yang sama di Vi-taSalus. Mereka adalah pasangan perta-ma yang menikah di bawah pohon pinus di lokasi tersebut.

Dengan semua kegiatan ini pengun-jung bertanya-tanya kapankah pusat pola hidup ini dimulai. “Mungkin hal itu terjadi, dan kita tidak menyadari-nya. Hal itu karena bangunan bukanlah inti dari proyek ini. Oranglah atau ko-munitasnyalah intinya, “kata Viriato. Pusat pola hidup adalah hal mengenai memelihara hubungan dan dapat men-jadi tempat yang sangat sibuk. Banyak pasien yang datang ke dua ruang kon-sultasi atau mengunjungi klinik gigi Dr. Eduardo Gouveia itu. Kadang-kadang pengunjung hanya mampir untuk meli-hat bagaimana bangunan ini telah dibangunan atau untuk membeli bebe-rapa roti panggang yang baru.

Gisela Pinheiro, yang baru saja berga-bung dengan staf sebagai koordinator proyek, melihat gambaran besar dari pro-yek tersebut. Dia menyaksikan sangat je-las akan banyaknya keajaiban yang Allah lakukan untuk menyediakan dana yang diperlukan demi sebuah proyek yang be-kerja pada anggaran Allah. “Anda tahu apa pengeluaran Anda. Anda tahu apa yang Anda butuhkan untuk membangun, gaji yang Anda perlu bayar. Tapi Anda ti-dak pernah tahu bagaimana anggaran-nya. Hal ini sangat memperkuat iman ki-ta. Hal ini benar-benar melebarkan iman saya.” Ketika ditanya apakah proyek ini dapat berfungsi di tempat lain, Gisela menjawab: ”Mengapa tidak?”

Catarina Borga adalah salah satu pasien di awal proyek VitaSalus dan tiba pada saat di tengah­tengah pekerjaan konstruksi. Chantal Klingbeil berbicara dengan Catarina, yang bukan penganut Advent.

Bagaimana Anda mengentahui proyek ini?Catarina: Saya dengar dari seorang teman yang suaminya praktik medis [di Lisbon]. Saya saat itu putus asa karena saya menderita depresi serius. Teman saya bercerita tentang proyek ini, dan dia berkata: “Anda akan lebih baik di sana, Anda harus berbicara dengan dokter.” Jadi saya pergi ke tempat praktik dan berbicara dengan dokter, dan saya menyukainya. Saya benar­benar merasa dia ingin membantu saya dalam keputusasaan saya. Saya telah ke rumah sakit lain. Dalam satu klinik saya menghabiskan dua bulan dan saya tidak mendapatkan yang lebih baik karena mereka memberi saya hanya obat­obatan, dan saya membutuhkan lebih dari sekadar obat­obatan. Kami berada di sebuah bangunan dengan tidak ada hubungannya sepanjang

SEPERTI MAU TERBANG: Peserta program New Start siap untuk “lepas landas” kepada hidup yang lebih sehat.

vi

ri

at

o

Fe

rr

ei

ra

v i r i a t o F e r r e i r a

PERSAHABATAN YANG BERTUMBUH: Lily Reyes, sukarelawan dari Loma Linda, AS, dan Katarina Martines Borga, seorang pasien VitaSalus, berbagi senyum.

C E R I TA S A M P U L

Masih Tahap Pembangunan

18 Adventist World | 10 - 2012

Page 19: AW indonesian 2012-1010

hari. Jadi ketika saya datang ke sini, itu benar­benar berbeda.

Saat Anda tiba di sini, saat ini masih dalam tahap pembangunan. Apakah Anda kecewa?Catarina: Tidak; itulah hal pertama yang bagus, karena kita tidak melihatnya sebagai rumah sakit. Banyak udara baik, berada di alam—membuat saya merasa nyaman. Dan dengan orang di sini, Saya bingung, Mengapakah semuanya sangat baik kepada saya?

Saya memahami bahwa Anda bukan pasien biasa, layaknya di rumah sakit lain; Anda diminta untuk membantu di dapur atau di tempat lain, ya kan?Catarina: Ya, saya membantu. Dokter bilang saya bebas untuk melakukan apa yang saya bisa lakukan. Jika saya ingin tinggal di tempat tidur, saya tinggal di tempat tidur, jika saya ingin beristirahat, saya akan beristirahat. Baik bagi saya untuk melakukan sesuatu, itu membuat saya merasa berguna. Jadi saya mencoba untuk membantu di mana pun saya bisa. Hanya seperti itu: Saya membantu orang, dan mereka membantu saya. Saya merasa menjadi bagian dari tim. Sebenarnya, hal ini seperti sebuah keluarga, saya merasa seolah­olah saya bagian dari keluarga.

Tempat ini dijalankan oleh orang-orang yang menekankan hubungan dengan Allah. Apakah itu berdampak pada Anda dalam beberapa cara?

Catarina: Saya seorang Katolik ketika saya dibesarkan. Saya kehilangan iman saya karena ibu saya meninggal, dan saya punya banyak masalah saat remaja. Ketika saya datang ke sini, tidak ada kewajiban untuk berpartisipasi dalam hal­hal agama, tapi itu adalah bagian dari tempat ini, dan saya pergi untuk melihat seperti apa. Saya menyukainya karena kami bernyanyi dan saya menikmati persekutuan itu. Lalu saya mulai mempelajari Alkitab dengan Pendeta Bastos. Saya menikmatinya, saya baru dalam hal ini, tapi saya sangat menikmatinya.

Adakah saran yang Anda akan berikan kepada seseorang yang berjuang dengan depresi berat atau sesuatu yang serupa?Catarina: Ya, lakukanlah sesuatu. Orang seperti kami ingin berada di sebuah ruangan tanpa cahaya, tanpa orang. Saya melanjutkan hidup saya dengan pengobatan medis, tapi saya pergi untuk jalan­jalan, berbicara dengan teman­teman. Ini sangat penting untuk berpartisipasi dalam bagian sosial dari kehidupan Anda. Kadang­kadang sulit, tapi itu sepadan dengan perjuangan. Mungkin Anda tidak bisa melakukannya setiap hari, tetapi cobalah satu hari pada suatu waktu. Cobalah untuk pergi ke luar dan mendapatkan udara segar. Ini sangat penting, itu membuat Anda merasa sehat. Ini meningkatkan sirkulasi tubuh, dan bagian iman kepada Allah sangat penting. Ada harapan untuk berjuang melalui penyakit, dan berbicara kepada Tuhan adalah cara untuk berbicara dengan seseorang dan membuang penyakit itu keluar.

Sebuah Kota PerlindunganDalam zaman Alkitab orang yang me-

lakukan kejahatan kriminal tanpa dise-ngaja punya kesempatan untuk lari ke se-buah kota perlindungan, di mana mereka bisa aman.1 Pastor Daniel melihat kesem-buhan pada mereka yang datang untuk memiliki hubungan dengan proyek ini dan meminta untuk belajar Alkitab atau dibaptiskan. Dia menggunakan perumpa-maan Alkitab ini untuk menjelaskan pro-yek dan masa depannya. “Tuhan masih melakukan mukjizat hari ini. Kami masih jauh dari segala sesuatu yang dapat dilaku-kan, tapi apa yang telah terjadi di sini ada-lah sebuah keajaiban besar—dan saya me-miliki rasa lapar untuk suatu mukjizat. Sa-ya percaya dengan segenap hati bahwa ini akan menjadi tempat untuk berbagai mukjizat—sebuah kota perlindungan. Sa-ya merasa sangat sedih ketika saya melihat begitu banyak orang mencari perlindung-an. Mereka tidak tahu ke mana harus per-

gi. Ini adalah kota perlindungan pertama bagi orang yang datang. Saya berharap akan ada lima tempat di seluruh negeri ini, di suatu tempat. Tetapi doa saya ada-lah agar anggota kita berdoa untuk meli-patgandakan keajaiban ini, karena yang membutuhkan sangat banyak. Tidak jauh dari sini, di sebuah jalan dari utara sampai ke selatan, Anda akan melihat, pada bulan Mei setiap tahun, ribuan dan ribuan orang berjalan mencari mukjizat—tetapi ke arah yang salah. Mereka pergi ke Fáti-ma.2 Mereka perlu mengetahui bahwa mukjizat yang mereka cari adalah di gunung ini. Saya berharap ribuan orang akan mencari perlindungan di tempat ini dan menemukan orang yang akan me-nunjukkan kepada mereka Allah yang mengasihi mereka.“ n

Jika Anda ingin menjadi bagian dari ke-ajaiban ini atau ingin tahu lebih banyak tentang VitaSalus, hubungi Dr. Viriato

Ferreira di [email protected] atau kunjungi situs web dari proyek ini di www.medicinapreventiva.pt.1 Perjanjian Lama menyebutkan adanya enam kota perlindungan, tersebar di seluruh negeri, di mana orang-orang yang tidak sengaja membunuh orang lain bisa melarikan diri dan aman. Bandingkan dengan Bil. 35:9-15; Ul. 4:41-43; dan 19:1-13.2 Kota Fátima di Portugal terkenal dengan penampakan Maria. Jutaan orang mengunjungi situs tersebut sebagai peziarah setiap tahun.

Chantal dan Gerald Klingbeil menulis dari Silver Spring, Maryland, AS, di

mana Gerald melayani sebagai Associate Editor Adventist World sementara Chantal adalah penulis dan tuan rumah program TV StoryLine di Hope Channel. Mereka memiliki tiga anak perempuan, Hannah, Sarah, dan Jemima.

Masih Tahap Pembangunandalam

10 - 2012 | Adventist World 19

Page 20: AW indonesian 2012-1010

Sebelum menemui Joseph Bates tahun 1846 di New Bedford, Massachussets, Ellen White tidak

pernah menyadari bahwa Sabat hari ketujuh adalah topik yang serius. Bates, yang telah memeluk iman Advent lebih duluan dan sudah mengamati Sabtu sebagai hari Sabat Tuhan, adalah seorang pendukung yang berantusias akan keyakinan barunya dan mendesak hal itu kepada pengikutnya. Tapi pendengarnya ragu-ragu untuk menerima kebenaran ini. Ellen White menceritakan bahwa dia tidak merasakan pentingnya menekankan perintah Sabat atas yang lain.

Kemudian pada sebuah penglihatan, ditunjukkan kepadanya bait suci surgawi, bahtera, dan hukum Allah di dalamnya, dengan lingkaran cahaya mengelilingi perintah keempat. Takjub pada apa yang dilihatnya bertumbuh menjadi pema-haman rohani yang mendalam tentang makna dan pentingnya hari Sabat.

Sebuah Peringatan PenciptaanSetelah penglihatannya tentang hari

Sabat, Ellen White tidak lagi melihat ha-ri Sabtu sebagai hari dalam seminggu belaka. Hari itu buatan Allah sendiri, tindakan puncak karya kreatif-Nya. Dia mengerti bahwa “ketika dasar bumi di-letakkan, demikian juga diletakkan da-sar hari Sabat” (Life Sketches, hlm. 96). Hubungan intim antara hari ketujuh dan penciptaan menuntun Nyonya White untuk memahami hari Sabat se-bagai peringatan kuasa kreatif Allah.

Sebagai peringatan, hari Sabat ber-fungsi sebagai tanda, mengarahkan orang kepada Penciptaan Allah. Dengan demikian tanda (Sabat), dan apa yang ditandakan (Penciptaan), terkait erat dan tidak dapat dipisahkan. Hari Sabat adalah lembaga yang lahir dari surgawi; bertahan di alam dan masyarakat dalam karakter (lihat Prophets and Kings, hlm 183).

Peringatan ini dimaksudkan untuk dirayakan. Jadi hari Sabat, dimana me-merlukan ketaatan dari pengikut setia Allah, juga merupakan undangan bagi manusia untuk beristirahat dan bersu-

R O H N U B U A T

kacita dalam Tuhan. Tuhan beristirahat pada hari ketujuh dan disegarkan sete-lah Penciptaan (Kejadian 1:31; 2:2), pa-da waktu bintang-bintang fajar bersor-ak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai (Ayub 38:7). Adalah kehormatan bagi kita untuk me-lakukan hal yang sama.

Sebuah Hari yang DiberkatiHari Sabat adalah hari peristirahat-

an dan perayaan, bukan karena bebera-pa kualitas ajaib yang melekat pada hari ketujuh, tetapi karena Tuhan telah memberkati itu. Ellen White menulis: “Allah menentukan peringatan karya penciptaan-Nya dalam menempatkan berkat-Nya pada hari ketujuh” (Patri-archs and Prophets, hlm 48). Namun

berkat ini dapat direalisasikan hanya bi-la hari ini diikuti dengan setia, “Berkat-berkat besar dibungkus dalam penurut-na yang setia akan hari Sabat (Testimo-nies for the Church, jld. 6, hlm. 349, pe-nekanan diberikan).

Di bagian lain Ellen White mengutip Keluaran 31:16 dan mengatakan bahwa alasan bangsa Israel diminta untuk meme-lihara hari Sabat karena Allah “telah me-nguduskan dan memberkati hari ketujuh dan membuatnya peringatan-Nya yang kudus” (Medical Ministry, hlm. 215). Ber-kat-berkat tersebut diberikan tergantung pada pengakuan bangsa Israel dan pemeli-haraannya sebagai peringatan yang suci. Dan berkat ini tidak hanya bagi orang Is-rael, tapi bagi semua orang yang menya-dari pentingnya peringatan dan menghor-

LingkaranBagaimanakah Ellen G. White tiba pada pemikiran menghormati Sabat hari ketujuh?

20 Adventist World | 10 - 2012

Page 21: AW indonesian 2012-1010

matinya seperti yang diperintahkan Allah.

Hari Tuhan AllahSabat “milik Kristus” (The Desire of

Ages, hlm. 288), dan untuk Ellen White, aspek Sabat ini adalah hal penting. Kristus membuat Sabat dan membeda-kannya sebagai peringatan dari karya penciptaan. Ini menunjukkan bahwa Allah tidak hanya sebagai Pencipta teta-pi yang menguduskan (Yeh. 20:12).

Ellen White mengidentifikasi suara Kristuslah dalam Yehezkiel 20:12 dan mengomentari: “Hari Sabat adalah tan-da kuasa Kristus untuk membuat kita kudus. Dan itu diberikan kepada se-

akan Kubawa ke gunung-Ku yang ku-dus, dan membuat mereka bersukacita di rumah doa-Ku“(idem). Panggilan ha-ri Sabat ke pikiran yang kehilangan ke-damaian Eden dan menyatakan pemu-lihan kedamaian melalui Kristus karena hari Sabat menunjukkan kekreatifan Al-lah dan kuasa dan penebusan-Nya.

Sebuah Hari untuk Berbagai Maksud

Tulisan-tulisan Ellen White menun-jukkan nilai rohani Sabat. Pertama, hari Sabat memiliki peran mengajar dalam sejarah keselamatan. Ini menunjuk ke-pada Allah sebagai sumber kehidupan

dan pengetahuan, dan “mengenang ke-muliaan manusia pada awal penciptaan, dan dengan demikian menjadi saksi ke-pada maksud Allah untuk mengembali-kan kita kepada gambar-Nya” (Educa-tion, hlm. 250). Kuasa yang menciptakan segala sesuatu adalah kuasa yang me-ngembalikan jiwa dalam rupa Allah.

Sabat juga memiliki nilai pelajaran dalam kaitannya dengan seluruh perin-tah Allah. Memperhatikan perintah Sa-bat (Kel. 20:8) sebagai satu-satunya yang memberitahu siapa sebenarnya Allah itu, Ellen White mengatakan bahwa Sa-batlah yang membedakan Allah Pencip-ta dari segala allah lainnya. Memang, dia mengatakan bahwa “Selalulah peli-hara dan sucikan Sabat, tidak akan per-

nah ada seorang ateis atau penyembah berhala” (Counsels for the Church, hlm. 270).

Selain itu, karena perintah Sabat di dalam loh batu tersebut adalah satu-satu-nya yang menyatakan Sang Pemberi tau-rat, yang mengandung meterai Allah se-bagai bukti otentik dan kuasa yang mengikat taurat.

Hari Sabat dibuat untuk, dan mema-inkan peran penting, dalam kehidupan manusia. Sabat adalah institusi penting dalam surga, dan terus demikian sampai hari ini. Manusia memerlukannya, dan tetap memerlukannya, untuk menge-sampingkan kepentingan sendiri dan beraktivitas selama satu hari dalam tu-juh hari (hari ketujuh), sehingga karya Allah dapat direnungkan dan kuasa-Nya dan kebaikan-Nya dapat direnungkan. Allah adalah Penolong manusia, Saha-bat, dan Juruselamat, dan Sabat membe-rikan kesempatan yang tidak seperti yang dalam merenungkan kebaikan dan kemuliaan-Nya. Hari Sabat sangat ber-arti bagi Allah dengan demikian bahwa mereka yang memelihara hari Sabat di-identifikasi sebagai penyembah Yahweh.

Menjelang akhir zaman, kesetiaan kepada perintah ini akan menjadi uji-an besar kesetiaan kepada Allah. De-ngan demikian, sebuah “garis perbeda-an akan ditarik antara mereka yang melayani Tuhan dan mereka yang ti-dak melayani Dia” (The Great Contro-versy, hlm. 605).

Bagi Ellen White, Sabat adalah benar-benar sebuah lembaga keagamaan pen-ting. Dipelajari dari semua arah Sabat adalah saksi yang kuat dan pengingat akan Allah Pencipta kita (Testimonies to the Church, jld. 7, hlm. 139). Pada awal-nya, sifatnya, dan tujuannya, hari Sabat bukti bagi kemuliaan Allah sebagai Tu-han yang mengasihi pencipta, pemeliha-ra, dan Allah penebus. n

mua yang Kristus sucikan. Sebagai tanda kekuasaan-Nya menguduskan, hari Sabat diberikan kepada semua orang melalui Kristus menjadi bagian dari bagsa Israel milik Allah “(The De-sire of Ages, hlm. 288).

Arti penting dari Sabat Kristus ini melampaui kuasa penyuciannya. Uraian pada teks “jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” (Markus 2:28), Ellen White mengatakan bahwa itu adalah instruksi penuh dan memberi kenyamanan (The Desire of Ages, hlm. 288). Di dalam memahami semua lem-baga yang Tuhan buat untuk kepenting-an manusia, Ellen White bisa mengata-kan bahwa Tuhan menyatakan bahwa semua yang memelihara “Sabat dan ti-dak mengotorinya,” bahwa “mereka

Oleh Kwabena DonkorCahaya

Bagaimanakah Ellen G. White tiba pada pemikiran menghormati Sabat hari ketujuh?

Kwabena Donkor, Ph.D., adalah Associate Direk­tur Biblical Research Institute di Silver Spring, MD, AS.

10 - 2012 | Adventist World 21

Page 22: AW indonesian 2012-1010

K E P E R C A Y A A N D A S A R

Pekerjaan Roh Kudus dalam Alkitab memiliki sesuatu yang menyenang-kan tetapi sulit dipahami. Yesus

membandingkan Roh Kudus dengan a ngin (Yohanes 3:8), dan Perjanjian La-ma menggambarkan Roh Kudus dalam bahasa yang sama: Dia adalah ruach, yai-tu, napas, angin, atau roh (lih. Kej 1:2; Ayub 26:13; 33:4). Dia seperti angin: ti-dak ada yang tahu dari mana Ia datang atau pergi. Ia tak terlihat, namun Dia adalah nyata. Semua orang tahu dan mengalami hasilnya. Seperti udara yang kita hirup, Roh Kudus sangat penting ba-gi kehidupan rohani kita. Tanpa Dia kita tidak bisa beratahan secara rohani, na-mun peran-Nya lebih dari latar belakang dalam Alkitab.

Peran Roh KudusTidaklah mengherankan bahwa hal

mengenai Roh Kudus dalam Alkitab ti-dak terlalu menonjol dibandingkan me-ngenai Allah Bapa atau Yesus Kristus. Sa-lah satu tugas penting-Nya untuk mem-perbesar karya penebusan Kristus dan untuk menunjukkan Yesus kepada (Yo-hanes 15:26). Pekabaran Roh Kudus da-lam Alkitab tidak pernah “Lihatlah Aku, sembahlah Aku, datanglah kepada-Ku,

benaran” (Yohanes 14:17; 15:26). Me-mang, proses wahyu Ilahi dan inspirasi adalah karya uniknya (2 Tim 3:16; 2 Pe-trus 1:20, 21). Namun hasil inspirasi-Nya bukanlah sebuah kitab yang mengutama-kan Roh Kudus, melainkan sebuah kitab yang merujuk kepada Yesus Kristus Anak Allah (lih. Luk 24:25-27, 44, 45; Yohanes 15:26; 16:14).

Inspirasi Roh KudusRoh Kudus juga membangunkan kita

dalam mengapresiasi pekabaran Ilahi dan mengobarkan keinginan kita untuk me-matuhi Firman Allah. Hanya Roh Kudus yang memungkinkan kita untuk mema-hami apa yang Dia inspirasikan (1 Kor. 2:12, 14, 15; Ef. 1:17-19). Dia tidak per-nah bertentangan dengan Alkitab yang suci dan tidak pernah menggantikan Al-kitab. Roh Kudus tidak hanya penulis Firman Tuhan, namun Dia juga secara signifikan terlibat dalam Firman yang te-lah menjadi daging (Lukas 1:35).

Tuntunan Roh KudusAlkitab mengatakan kepada kita bah-

wa pada mulanya Roh Kudus berperan aktif dalam dunia ini. Dia hadir ketika dunia kita diciptakan (Kej 1:2). Ia me-

Oleh Frank M. Hasel

P A S A L 5

Peran dinamis Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya

kenallah Aku.” Sebaliknya, Dia mening-gikan Yesus dan memperbesar kemu-liaan-Nya; Dia menuntun manusia kepa-da pengetahuan akan keselamatan dari Yesus dan melalui Dia mereka mengenal Allah Bapa. Dia memimpin mereka un-tuk mematuhi yang diwahyukan dan Fir-man Allah yang diinspirasikan. Dalam dunia dosa yang berpusatkan ego dan di-ri ini, keindahan Roh Kudus terletak pa-da tidak menampilkan diri, tapi dalam ti-dak mementingkan diri sendiri. Dia mengajarkan kita untuk memuliakan

Allah Bapa melalui Yesus Kristus Anaknya (Yohanes 16:13-15). Untuk alasan ini orang percaya disebut “Kris-ten,” bukan “Pneumians.”1

Kebutuhan Akan Roh KudusTanpa Roh Kudus kita tidak akan me-

miliki Alkitab sebagai landasan iman ki-ta. Pengetahuan kita tentang Allah ter-gantung pada-Nya. Dia tahu bahwa Tu-han tidak seperti makhluk ciptaan lain. Dia bahkan mengetahui hal-hal yang ter-sembunyi dalam diri Allah (1 Kor. 2:10, 11). Untuk alasan ini Dia sangat unik dan sesuai untuk membuat Allah dan kehen-dak-Nya diketahui dalam kepercayaan dan wibawa, karena Ia adalah “Roh Ke-

Napasb e r k ua s a

yang

22 Adventist World | 10 - 2012

Page 23: AW indonesian 2012-1010

nuntun umat Allah dengan memberikan penglihtan dan mimpi melalui nabi-Nya (misalnya, Dan. 2:19; 7:1; 2 Sam. 23:2). Dia memberdayakan orang dan para raja untuk memimpin dan membebaskan Is-rael (misalnya, Hak. 3:10; 6:34, 11:29). Dia menuntun gereja pada zaman Per-janjian Baru (Kis. 1:8; 2:38; 13:1-4, 9; 20:28) dan demi memperlengkapi gereja untuk menyebarkan kabar kekal Injil Ye-sus Kristus dalam mempersiapkan dunia untuk kedatangan-Nya yang segera kem-bali.

Roh Kudus Memberikan Kesadaran

Pada tingkat pribadi, Roh Kudus ada-lah penulis dari kehidupan rohani kita (Yohanes 3:5, 6). Roh Kuduslah yang membangunkan kita dari dosa dan dari ketidakpekaan (lihat Ef. 2:1; Yeh. 36:26, 27) dan membuka mata buta kita (Kis. 26:18;. 2 Kor. 4:4) untuk realitas penipu-an dosa. Dia membangkitkan kesadaran hati nurani kita yang salah arah, memba-wa kesadaran tentang keadilan Ilahi dan penghakiman, dan membawa kita kepa-da pertobatan (Yohanes 16:8-11).

Roh Kudus Menolong Pembentukan Karakter

Sekali kita menerima Yesus sebagai Juruselamat kita, Roh Kudus memberi-kan jaminan kepada kita bahwa kita telah

munitas iman bersama-sama ke rumah rohani Ilahi “di dalam Roh” (Efesus 2:22). Dia membantu orang percaya dan dia adalah”Penolong,” “Penghibur” (KJV), atau “Penasihat” )RSV),2 Sementara kata parakletos telah diterjemahkan (Yohanes 14:16). Secara aktif Roh Kudus mendu-kung dan memperlengkapi berbagai ang-gota tubuh Kristus dengan pemberian karunia rohani istimewa kepada siapa sa-ja yang ia pandang layak( 1 Kor 12:11) dan menghasilkan kasih dalam hati kita (Roma 5:5; Gal 5:22).

Roh Kudus MengubahkanRoh Kudus bekerja secara harmonis

bersama-sama dengan Allah Bapa dan Allah Anak untuk menyelesaikan kesela-matan kita. Mempertimbangkan aktivitas luas ini, karya Roh Kudus dapat digam-barkan sebagai kehadiran dan pengaruh Ilahi. Arti kata “sublime” dalam bahasa Inggris mengungkapkan sesuatu tingkat yang tinggi. Hal itu menggambarkan se-suatu yang ditinggikan oleh alam dan hal itu ditingkatkan dalam martabat dan rasa hormat. Hal ini mengubah sesuatu yang rendah menjadi sesuatu yang lebih berni-lai.3 Pelayanan Roh Kudus memang luar biasa. Dia bekerja tanpa paksaan, namun Dia sangat berkuasa. Roh Kudus adalah pemberian Allah yang luar biasa akan di-rinya yang menuntun kepada perubahan hidup kita dan membawa kita dalam per-sekutuan sukacita bersama Yesus Kristus dan Allah Bapa. n

1 Graham A. Cole, He Who Gives Life: The Doctrine of the Holy Spirit (Wheaton, Ill.: Crossway Books, 2007), hlm. 284.2 Dikutip dari Alkitab bahasa Inggris terjemahan RSV (Revised Standard Version), digunakan dengan izin.3 http://www.merriam-webster.com/dictionary/sublime (yang diakses tanggal 31 Oktober 2011).

Allah, Roh yang kekal secara aktif bersama Bapa dan Anak dalam penciptaan, inkarnasi, dan penebusan. Ia mengilhami para penulis Alkitab. Dia mengisi kehidupan Kristus dengan kuasa. Dia menarik dan menghukum manusia; dan mereka yang merespons­Nya akan diperbarui dan diubahkan kepada gambar Ilahi. Dikirim oleh Bapa dan Anak untuk selalu bersama anak­anak, dia memperluas karunia rohani dalam gereja, menguatkan semuanya agar dapat menjadi saksi Kristus, dan dalam keharmonisan Alkitab akan membawanya kepada kebenaran. (Kej. 1:1, 2; Luk. 1:35; 4:18; Kis. 10:38; 2 Ptr. 1:21; 2 Kor. 3:18; Ef. 4:11, 12; Kis. 1:8; Yoh. 14:16­18, 26; 15:26, 27; 16:7­13.)

diadopsi menjadi anak-anak Allah (Rm. 8:16). Roh Kudus tidak hanya menyebab-kan orang berdosa datang kepada Yesus, namun juga mematahkan kuasa dosa dan memungkinkan orang percaya untuk hi-dup dalam kemenangan melalui darah Kristus (Why. 12:11). Sementara Roh Ku-dus menyucikan kita dari dosa dan me-nguduskan kita (1 Kor. 6:11), Dia menye-suaikan karakter kita menjadi serupa de-ngan gambar-Nya (2 Kor. 3:18) dan menghasilkan buah Roh dalam diri kita (Gal. 5:22, 23).

Roh Kudus Mempersatukan Gereja

Melalui Roh Kudus membuat kita se-cara efektif untuk bersatu dengan Kristus. Hal ini bekerja pada tingkat individu me-ngarah kepada komunitas iman yang spesifik: yaitu Gereja. Kita dibaptis oleh satu Roh Kudus ke dalam tubuh Kristus (1 Korintus 12:13). Hal ini dilakukan atas nama satu Allah yang benar: Bapa, Anak, dan Roh Kudus (Matius 28:19), yang me-nunjukkan bahwa Roh Kudus adalah se-penuhnya Allah sebagaimana Allah Bapa dan Allah Anak. Oleh karena itu, gereja Tuhan disebut “bait Allah” (1 Korintus 3:16, 17; Ef. 2:19-22). Setelah mengalami keselamatan melalui iman dan hanya da-lam Yesus Kristus, lahirlah persekutuan Roh Kudus di gereja (lihat 2 Korintus 13:13; Phil. 2:1, 2). Dia membangun ko-

Frank M. Hasel, Ph.D., adalah profesor dan de­kan Theological Seminary di Seminar Schloss Bogenhofen, Austria.

KudusRoh

10 - 2012 | Adventist World 23

Page 24: AW indonesian 2012-1010

W A R I S A N A D V E N T

Bagian I dari seri ini memperkenalkan Mi-chael Belina Czechowski, seorang pengkhotbah in-dependen Advent yang berkhotbah ke Eropa yang mana, setelah kehilangan kepercayaan dari mereka yang pertama kali bertobat di Swiss dan kehilangan dukungan keuangan dari denominasi Advent, pindah ke Hungaria untuk melanjutkan misinya sebagai misionaris sukarela Advent.

Pindah ke Hungaria

Bab berikutnya kisah Czechowski adalah suatu yang menyedihkan. Perpindahan ke Hungaria membawa perpisahan akan keluarganya, yang

mana telah ditinggalkan sebelumnya, ia berpikir, supaya masalahnya berkurang. Tidak ada catatan yang jelas, tetapi ia tampaknya memiliki masalah pernikahan untuk beberapa waktu dan yakin bahwa istrinya mengubah anak-anaknya untuk melawannya. Dalam sebuah surat tanggal 30 November 1869, Czechowski berbicara kepada sahabatnya alasan mengapa ia meninggalkan istrinya: “Istri saya ini dengan kurangnya akal sehatnya dan kekasarannya menghancurkan semua usaha dan pekerjaan saya, sehingga setelah kematian Nona Butler yang mulia, saya dipaksa untuk meninggalkan dia selamanya, untuk hidup sendiri, dan bekerja keras untuk mendidik lima anak saya.“ Czechowski tidak dapat dibenarkan atas apa yang dilakukannya dari setiap sudut pandang yang tepat. Istrinya mungkin saja sakit, sejak dia meninggal, dalam beberapa bulan, pada bulan Juli tahun 1870. Tapi Czechowski selalu menempatkan karyanya lebih dari pada keluarganya, fokusnya diarahkan pada pengajaran doktrin Advent. Bahkan keluarganya tidak dapat mengikuti ajarannya.

Meninggalkan mereka dalam berjuang untuk diri sendiri ti-dak dapat dimaafkan. Annie Butler, yang telah melakukan per-jalanan dengan dia dari Amerika sebagai sekretarisnya, telah meninggal di Swiss sebelum 1869, sehingga Wilhelmina Schirmer, seorang wanita Jerman yang telah menemaninya ke Hungaria, menjabat sebagai sekretaris dan penerjemah. Ia ke-mudian menikahinya, dan mereka memiliki dua anak.

Di Hungaria Czechowski pergi untuk bekerja dengan cara-nya yang energik, menyewa gedung pertemuan dan bekerja da-ri pintu ke pintu. Seperti yang ia katakan, Tuhan “memberkati saya dengan berlimpah” saat ia mendirikan pos misionaris di Budapest dan daerah sekitarnya. Pada bulan Oktober ia pindah ke daerah yang saat ini disebut Romania. Di Kota Pest dia men-coba memperoleh uang dengan mendirikan sebuah pabrik batu bata, setelah memiliki beberapa pengalaman mengenai usaha ini di Amerika Serikat. Seperti biasa dengan skemanya dalam

menghasilkan uang, usahanya gagal. Setelah ini, orang Romania meyakinkannya bahwa dia bisa mencari nafkah dengan mem-buat tungku masak di Pitesti, Romania. Tetapi usaha itu gagal bahkan sebelum itu dimulai.

Tapi di Pitesti, Czechowski bertemu dengan seorang pria bernama Thomas Aslan, yang menerima pekabarannya dan ke-mudian menjadi pengikut dan pemimpin Advent yang setia.1

Sebagai hasil dari pekerjaan Czechowski itu, Aslan, istrinya, dan beberapa orang lainnya adalah orang-orang yang pertama kali dibaptis menjadi Advent di Romania.

Keberhasilan ini tampaknya adalah karya terakhir Czechowski. Setelah itu kita menemukan dia kelelahan, dan dirawat di rumah sakit di Wina, Austria, di mana ia mening-gal pada tanggal 25 Februari 1876.

Peninggalan CzechowskiAdalah hampir mustahil untuk memberikan evaluasi yang

adil dan seimbang dari kehidupan Czechowski. Dalam satu hal, kita tidak memiliki catatan yang jelas dari setiap tahun hidupnya, dan catatan yang kita miliki adalah seringkali cu-kup miring. George Butler, seorang yang dua kali menjadi Ketua General Conference, dan J.N. Andrews, seorang misio-naris resmi yang pertama kali ke Eropa, keduanya menyata-kan komentar cukup negatif tentang Czechowski. Ellen White memberikan kepadanya arah yang jelas berdasarkan pengli-hatannya mengenai Czechowski.2

Tampaknya, bagaimanapun, bahwa James dan Ellen White memperlakukan dia lebih ramah daripada pemimpin gereja la-

Michael

Seorang penganut Advent, pahlawan atau pemberontak? Oleh Nathan Gordon Thomas

CzechowskiBelina

Bagian II

P h o t o C o u r t e s y o F t h e e l l e n G . w h i t e e s t a t e24 Adventist World | 10 - 2012

Page 25: AW indonesian 2012-1010

innya pada saat di Battle Creek. Ellen White pernah menyata-kan bahwa “Allah mengasihi Saudara Czechowski.”3 James White menyatakan bahwa tidak diragukan lagi, Allah menggu-nakan Czechowski.

Konteks SementaraSebagian dari masalah dalam memahami Czechowski bera-

sal dari latar belakang dan sikap gereja Advent yang baru lahir pada saat itu. Gereja ini nyaris tidak terbentuk saat Czechowski tiba di Amerika Serikat. Tidak ada General Conference sampai 1863, dan sistem persepuluhan yang sangat berhasil membiayai pekerjaan pelayanan seorang gembala, belum sepenuhnya ber-fungsi baik. Paling tidak, keanggotaan gereja berjumlah sekitar 3.000 jiwa sebelum Perang Sipil AS (1861-1865). Selain itu, ge-reja memiliki sangat banyak mentalitas pedesaan, anti kota, dan selama bertahun-tahun sangat sulit memahami, seorang yang sangat murni dan terdidik, yang dibesarkan di kota, seorang mantan Imam Fransiscan yang telah terbakar dalam mengabar-kan pekabaran Advent ke seluruh dunia.

Di sisi lain, Czechowski, yang berbicara tujuh atau dela-pan bahasa secara lancar, sama sekali tidak berorientasi di Amerika, dan tidak pernah. Hal ini akan memakan waktu bertahun-tahun dalam usaha misionaris sebelum orang Ad-vent dapat mengklaim siapakah yang memahami Eropa de-ngan seperti yang dilakukan Michael Belina Czechowski. Vi-sinya lebih dekat kepada penglihatan Ellen White tahun 1848 tentang membawa Injil kepada dunia daripada visi pen-deta mana pun yang ada di Battle Creek. Visi yang memerin-tahkan bahwa jika James memulai pekabaran dengan kertas kecil, pekabaran itu akan “menjadi seperti aliran cahaya yang mengelilingi dunia.”4 Orang Advent di Amerika pada umum-nya tidak siap untuk menerima visi tersebut. Saat itu gereja bergerak sangat lamban untuk instruksi itu, namun demiki-an pada 1870 pemikiran itu pun belum tiba.

Banyak yang MerekomendasikannyaCzechowski tampaknya seperti instrumen untuk kebenaran

Allah. Pada dasarnya, ia tahu bahwa Roma Katolik di Eropa le-bih bagus daripada Advent pada saat itu. Dia tidak akan dipan-dang sebagai seorang pengkhotbah Amerika yang memiliki ide aneh mengenai agama. Eropa akan menerima dan memperca-yai dia sebagai salah satu dari mereka sendiri.

Pada saat yang sama, Czechowski adalah benar-benar sebu-ah teka-teki bagi gereja Advent: seorang yang memiliki bakat untuk siap dan bersedia sekaligus beberapa kelemahan yang mencolok; seorang pria yang keras kepala yang menolak untuk menerima nasihat bahkan dari Ellen White sekalipun; seorang yang menggunakan penilaian buruk saat Ellen White menasi-hatinya, dan benar-benar tidak mampu mengelola urusan pen-ting apa pun.

Namun demikian, sekian jiwa yang Czechowski bawa kepada pertobatan, dan pemimpin sukses dari “gerejanya,” adalah hal yang tepat dan suatu kontribusi yang berharga. Banyak orang Advent di Eropa yang mencari ajaran Advent, kembali kepada para pendahulu yang pertama kali telah mendengar pekabaran “Saudara Czechowski.” Dan beberapa telah memikirkan bahwa dia sebagai pemberian Allah yang istimewa kepada gereja Advent pada saat yang tepat. Karya-nya di Eropa menunjukkan bagaimana hal itu bisa dilaku-kan. Dan dia, di Eropa, bersama dengan Hannah More di Afrika, adalah pemberian Tuhan untuk memulai misi kita di seluruh dunia. Saat ini, dengan keanggotaan gereja yang le-bih dari 17 juta anggota, dalam jangkauan global, dan de-ngan lebih dari 90 persen keanggotaannya di luar Amerika Serikat, tampaknya tepat untuk menghormati Czechowski sebagai misionaris pionir sebagai awal dari semua penginjil-an, sebuah perintis bagi apa yang akan menjadi program misi Advent sedunia.

Catatan TambahanAdalah menyedihkan bahwa Czechowski harus meninggal

pada usia 57 tahun, sejauh yang kita tahu ia tidak dihormati dan sendirian, di rumah sakit Wina. Bahkan lebih tragis lagi, adalah catatan koroner keagamaannya terdaftar sebagai seorang “Katolik” dan tempat tinggalnya “tidak diketahui.”

Czechowski adalah seorang Advent yang tidak suka mengikuti tradisi, seorang pemberontak karena alasan yang nyata, dan dihargai sebagai seorang suci oleh mereka yang mengetahui sejarahnya. Apa pun pemberontakannya, ia ti-dak pernah mengkhianati gereja atau meninggalkan peka-baran Advent, ia pun tidak menjadi korban dari ketidaksta-bilan kerohanian yang menyebabkan banyak pemberontak terkemuka lainnya di sana-sini yang tertiup oleh angin dok-trin baru yang sesat. Meskipun dalam kelemahannya, ia di-gunakan Allah dalam memulai pekerjaan misi Advent di Eropa. Sejak kematiannya kita tidak mengetahui ada pelayan Advent yang lain seperti Michael Belina Czechowski. n

1 L. R. Conradi, in Historical Sketches of the Foreign Missions of Seventh-day Adventists (Basle, Switz.: Imprimerie Polyglotte, 1886), hlm. 251.2 Tanggal 3 Agustus 1861: lihat “Michael Belina Czechowski, Bagian I,” Adventist World, Agustus 2012, hlm. 24, 25.3 Ellen G. White, Manuscript Releases (Silver Spring, Md.: Ellen G. White Estate, 1990), jld. 7, hlm. 41.4 Ellen G. White, Life Sketches of Ellen G. White (Mountain View, Calif.: Pacific Press Pub. Assn., 1915), hlm. 125.

Nathan Gordon Thomas, Ph.D, adalah se­orang professor emeritus sejarah gereja di Pacific Union College di Angwin, Kalifornia, AS. ([email protected])

10 - 2012 | Adventist World 25

Page 26: AW indonesian 2012-1010

P E R T A N YA A N D A N J A W A B A N A L K I T A B

Hak negara untuk membangun, menafsirkan, dan menegakkan hukum

memainkan peran penting dalam masyarakat. Sistem hu-

kum dalam Perjanjian Lama sulit untuk ditentukan secara rinci, meski-

pun garis dasarnya cukup jelas. Seperti sistem hu-kum lainnya, di Israel hukum berusaha untuk

membangun kembali keadilan, keharmonisan sosial, dan pe-langgaran perdata atau pidana ditindaklanjuti. Pada prinsip-nya, pengadilan itu bermaksud untuk mencari dan mengung-kapkan kebenaran dalam konteks perdebatan hukum.

1. Dari Musa kepada Para Hakim: Setelah Keluaran, Musa berfungsi sebagai hakim Israel (Kel. 18:13, 16). Hal ini didasar-kan pada keluarga atau hukum adat, di mana ayah dari keluarga bertanggung jawab untuk menjaga atau membangun kembali keadilan. Dalam kasus Musa, ini menjadi tanggung jawab yang tidak dapat ditanggulangi, dan sistem baru didirikan di tempat yang tampaknya telah mempengaruhi sistem hukum di seluruh Perjanjian Lama (ayat 17-27). Ini terdiri dari tiga elemen. Perta-ma, orang-orang mempelajari hukum yang mengatur komuni-tas untuk bertindak bertanggung jawab. Kedua, pengadilan yang lebih rendah terletak di seluruh area kamp. Wewenang pengadilan ini terbatas pada masalah hukum yang kecil. Para hakim yang ditunjuk secara hati-hati dipilih, berkomitmen ke-pada Tuhan, dan handal secara etis dan moral (ayat 21). Ketiga, ada pengadilan yang lebih tinggi yang masa Musa adalah ha-kimnya. Ini bukanlah pengadilan naik banding, tapi satu hal di mana masalah hukum yang terutama harus diselesaikan (ayat 22).

Sistem hukum dimodifikasi sedikit sebelum Israel mema-suki Kanaan (Ul. 17:8-13). Pengadilan yang lebih rendah yang terletak di kota-kota atau gerbang kota (ayat 2; Rut 4:1-12). Para hakim kemungkinan adalah penatua di kota terse-but. Pengadilan tertinggi kemudian terletak di mana bait suci berada dan akan menangani kasus “bunuh-membunuh, tun-tut-menuntut, atau luka-melukai” (Ulangan 17:08). Seorang hakim, bersama-sama dengan para imam, akan selalu mem-buat keputusan akhir (ayat 9). Selama periode para hakim itu selalu ada banyak hakim di seluruh wilayah tersebut (Yosua 24:1), dan setidaknya beberapa hakim yang karismatik me-laksanakan peran pengadilan (Hakim 4:4, 5; 1 Sam 8:1-3).

2. Raja sebagai Hakim: Ketika orang meminta seorang raja yang bisa mengadili mereka, kerajaan telah lembagakan (1 Sam 8:20;. 1 Raja-raja 3:9). Raja menjadi hakim wilayahnya (2 Sam. 15:4), tetapi ia tidak bisa bertindak sendiri. Daud juga adalah hakim (1 Tawarikh 26:29), dan mungkin untuk memimpin pengadilan kecil. Raja adalah hakim untuk kasus yang lebih su-lit, dan mungkin untuk naik banding (2 Sam. 14:5-10). Sulit se-kali untuk menetapkan bagaimana proses pengadilan oleh raja dilaksanakan, tetapi reformasi hukum oleh Yosafat dapat mem-bantu pemahaman kita. “Ia mengangkat juga hakim-hakim di seluruh negeri, yakni di semua kota yang berkubu di Yehuda” (2 Taw. 19:5). Sebuah pengadilan tertinggi di Yerusalem terdiri da-ri para imam dan orang Lewi dan beberapa “kepala puak Israel” (ayat 8; kepala puak). Pengadilan ini menangani kasus-kasus yang lebih sulit, mungkin dirujuk kepada mereka oleh penga-dilan yang lebih rendah (ayat 10), yang mungkin termasuk hal mengenai agama, kasus perdata, dan pidana. Raja menunjuk wakilnya ke pengadilan yang lebih tinggi (ayat 11). Jelas dia me-miliki otoritas peradilan sendiri, tetapi kita kekurangan infor-masi yang spesifik.

3. Kepentingan Teologis: Di Israel Allah adalah hakim agung, tidak hanya kepada umat-Nya, tetapi kepada seluruh bu-mi. Dia adalah satu-satunya yang bisa memulihkan keadilan, keharmonisan, dan keutuhan masyarakat dan wilayah. Hakim yang tidak hanya “untuk manusia..., melainkan untuk TUHAN, yang ada beserta kamu, bila kamu memutuskan hukum dalam penghakiman” (ayat 6).

Dalam Perjanjian Baru, Yesus menggambarkan peran Al-lah sebagai hakim universal. Dia adalah hakim, imam, dan raja, yang melalui pengorbanan-Nya mengungkapkan kejaha-tan demi kejahatan dan kasih Allah, dan kemudian bisa mengucapkan keputusan akhir di pengadilan tertinggi dari alam semesta, bait surga, melawan musuh-Nya dan mendu-kung umat-Nya. n

Angel Manuel Rodríguez tinggal di Texas, setelah pensiun dari Direktur Biblical Re-search Institute, di General Conference.

Bagaimanakah pengadilan hu-kum berfungsi di Perjanjian Lama?

Alkitab Keadilan

26 Adventist World | 10 - 2012

Page 27: AW indonesian 2012-1010

P E L A J A R A N A L K I T A B

Kemampuan untuk memilih adalah sifat alamiah dalam otak kita dan salah satu pemberian Pencipta yang paling berkuasa yang telah diberikan kepada kita. Allah ingin

memberikan kepada ciptaan-Nya kuasa memilih, walaupun Ia tahu mereka akan membuat pilihan yang menghancurkan. Te-tapi bagi Allah, dengan mengabaikan kemampuan memilih kita oleh karena kita tidak menggunakannya dengan tepat, akan membuat kita menjadi sebuah robot, tidak seperti manusia. Memilih adalah inti dari apa artinya diciptakan menurut gam-bar Allah. Begitu banyak kebahagiaan dalam hidup kita saat ini dan dalam kehidupan yang akan datang, tergantung pada pilih-an kita. Pada bulan ini kita akan mempelajari mengenai pembe-rian yang mengagumkan akan kebebasan memilih.

1 Baca Kejadian 1:26; 2:16, 17; 3:1-5. Bagaimana-kah kitab Kejadian menggambarkan penciptaan dalam mengungkapkan Pencipta yang penuh kasih, yang sejak awal telah memberikan kemampuan memilih kepada Adam dan hawa?Konsekuensi atas pilihan buruk orangtua kita adalah merupa-kan kehancuran. Hal ini tidak hanya mempengaruhi pada za-man mereka, tetapi juga mempengaruhi masa depan seluruh umat manusia. Pilihan kita juga memiliki suatu konsekuensi yang kekal.

2 Baca Ulangan 6:18, 23, 24; 12:28; 28:1-13. Janji apakah yang telah Allah buat kepada umat-Nya dalam perjanjian lama jika mereka memilih untuk menurut? Apakah hasil dari penurutan akan hukum Allah dan mengikuti prinsip kerajaan-Nya?

3 Baca Ulangan 30:19, 20. Apakah ajakan tulus yang Allah lakukan kepada bangsa israel?Walaupun kita bergantung kepada faktor kebiasaan dan ling-kungan yang berada di luar kemampuan kita, memilih untuk mengikuti prinsip hidup kekal Allah mendatangkan berkat yang melimpah dalam hidup kita.

4 Baca anjuran Musa berikut ini (Kel. 32:26),

Yosua (Yosua 24:15), dan Elia (1 Raj. 18:21). Apakah persamaan dari anjuran-anjuran ini? Apakah yang mereka katakan kepada kita mengenai pentingnya memilih dengan tepat?Para Nabi Alkitab selalu menghadapi kemurtadan dengan an-juran yang kuat bagi umat Allah untuk melepaskan perilaku dosa mereka dan kembali kepada Allah. Perubahan didasarkan atas pilihan. Jika kita rindu untuk membuat perubahan positif dalam kehidupan kita, kita harus membuat pilihan yang positif.

5 Baca Yohanes 7:17; 9:35-41. Pernyataan apakah yang Yesus ungkapkan mengenai pentingnya membuat pilihan yang tepat?Memahami rencana keselamatan bukanlah masalah pikiran se-mata-mata; hal itu juga merupakan hal “memilih” dalam mela-kukan kehendak Allah. Ketika kita memilih untuk melakukan apa saja yang Tuhan minta, dan berkomitmen untuk menye-nangkan Dia di dalam segala sesuatu, terang kebenaran-Nya melenyapkan kegelapan dan memberkati kehidupan kita.

6 Baca Roma 12:1, 2 dan filipi 2:5. Apakah anjuran Rasul Paulus kepada orang percaya di Roma dan Filipi dalam menekan pentingnya membuat pilihan positif? Siapakah yang seharusnya kita buat senang dalam kehidupan kita?

7 Buku pertama dalam Alkitab, Kejadian, dimulai dengan pilihan buruk yang tragis dari Adam dan hawa. Bagaimanakah buku terakhir Alkitab, Wahyu, memberikan seruan akhir kepada masing-masing kita untuk membuat pilihan yang positif?Di dalam Alkitab, Allah menyerukan agar umat-Nya membuat pilihan yang positif. Dia menyadarkan mereka oleh Roh-Nya dan menginstruksikan mereka melalui Firman-Nya (Yoh. 16:7-13; 2 Tim. 3:16, 17). Meskipun Ia rindu agar kita hidup berke-limpahan, Ia tidak akan pernah memaksa pilihan kita; Ia tidak akan pernah memaksakan kehendak kita. Ia mengizinkan kita untuk bebas memilih, dan menuai, keuntungan yang menga-gumkan dari hal membuat pilihan yang positif. n

Oleh Mark A. Finley

PilihanmuItu

P h o t o b y h e C t o r l a n d a e t a

10 - 2012 | Adventist World 27

Page 28: AW indonesian 2012-1010

Rekreasi dan Kebangunan Rohani“Rekreasi dan Kebangunan Rohani” (Juli 2012) adalah artikel yang sangat baik! Senang untuk mengetahui bah-wa Ketua General Conference kita menyukai aktivitas renovasi rumah, berkebun, dan mentimun. Setelah membaca artikelnya, kami memanen 73 mentimun dari kebun kami. Suatu berkat surgawi bagi saya! Suatu kele-gaan bagi seorang insinyur yang sarat dengan komputer seperti saya.

Sebuah surat berkat dari orang Cina berkata: “Allah pertama, orang, kebun.” Allah menciptakan Adam menjadi tukang kebun yang terberkati, dan kita semua akan menjadi tukang kebun dan tukang kayu di surga: “Mereka tidak akan mendirikan sesuatu, supaya orang lain mendiaminya, dan mereka ti-dak akan menanam sesuatu, supaya orang lain memakan buahnya” (Yes. 65:22). Saya berharap untuk saat-saat seperti itu di mana saya dapat memba-gikan mentimun indah dari Polandia. Semua tukang kebun diundang hadir. Maranatha!

Andrzej ButscherSolothurn, Switzerland

P E R T U K A R A N I D E

Surat

NimrodSaya agak terkejut bahwa Angel Rodrí-guez, dalam artikelnya “Siapakah pem-buru yang Gagah Perkasa Itu?” Me-ngenai Nimrod (Juli 2012), tidak di-sebutkan bahwa satu-satunya struk-tur yang dibangun Nimrod masih di-gambarkan pada peta modern saat ini, bahkan pada peta di Alkitab sa-ya. Struktur tersebut adalah Tembok Median. Nimrod adalah seorang pemburu perkasa, dan dia memba-ngun sebuah ttembok antara Tigris dan Sungai Efrat untuk menjebak hewan yang ia diburu. Saya menemu-kan ini gambaran arkeologi yang me-narik yang mengungkapkan pemburu perkasa tua tersebut.

John McConnell Citrus Heights, California, United States

Iman.SimpelSaya sangat se-

nang untuk mem-baca artikel Gerald A. Klingbeil bulan Juni 2012, yang berjudul “Iman.Simpel.” Saya meli-hat program terse-but pertama kali di internet. Meskipun

saya tidak berbicara dalam bahasa Jerman, saya mendapat berkat. Saya pikir format acaranya adalah ide yang sangat baik dan satu hal yang layak diikuti di Amerika Serikat.

Saya sangat menghargai pelayan-an Matthias Müller, Klaus Popa, dan yang lain-lain. Saya berharap berkat

Tuhan pada pekerjaan mereka.Kellie RodmanVia Email

Harapan Tanpa Kesembuhan

Mengenai “Harapan Tanpa Kesembuhan,” oleh Olen Nette-burg (Mei 2012): Cerita sampul yang luar biasa! Materi ini me-

nginspirasi dan menyentuh saya. Sa-ya tergerak oleh kata-kata yang menggambarkan pelayanan tanpa henti dan dedikasi dari mereka yang memberikan harapan bagi mereka yang membutuhkan Allah.

Semoga Tuhan terus memberkati para pelayan kesehatan yang takut akan Allah.

Minot SungohShillong, Meghalaya, India

Sang Penyihir dan Si PengkhotbahArtikel Wellesley Muir, “Sang Penyihir dan Si Pengkhotbah” (Maret 2012) menyemangati saya untuk melihat upaya luar biasa dari para misionaris. Selamat atas artikel yang bagus.Saya seorang yang sering membaca Adventist World. Terima kasih, dan Tu-han bersama Anda dalam pelayanan Anda.

Irma Duerto Via E-mail

Minot Sungoh, Shillong, Meghalaya, India

Materi ini menginspirasi dan menyentuh saat saya membacanya.

28 Adventist World | 10 - 2012

Page 29: AW indonesian 2012-1010

Kota Besar—Visi yang Lebih Besar

Saat membaca “Kota Besar—Visi yang Lebih Besar,” oleh Ted NC Wilson (Oktober 2011), sebuah ide datang ke pi-kiran saya. Saya menginjil melalui litera-tur bulan Juni lalu di New Jersey, dan sa-ya memiliki kesempatan untuk mengun-jungi New York City. Saya berjalan-jalan di Manhattan, dan saya melihat banyak orang dari segala bangsa di dunia datang ke tempat itu. Saya pikir, kita harus menginjili orang-orang ini. Mereka perlu tahu tentang Yesus dan kasih-Nya.

Saya teringat akan salah satu kegiatan yang kami lakukan di jalan utama di Puerto Rico, di mana saya belajar. Hal ini disebut “Doa di Jalan” dan pada dasarnya itu adalah sekelompok anak muda yang berdiri di pinggir jalan dengan spanduk yang bertuliskan: “Kami Ingin Berdoa untuk Anda,” “Berdoalah untuk Keluarga Anda,” “Hanya Beberapa Menit,” “Kami Ingin Berdoa untuk Hubungan Anda,” dan lain sebagainya. Mereka yang meng-hentikan mobilnya bertemu dengan orang muda yang berdoa dengan mereka dan membaca janji-janji Alkitab. Mereka akan berdoa untuk kebutuhan mereka dan memberi mereka salinan langkah ke-pada Kristus atau beberapa literatur lain-nya.

Kita dapat melakukan sesuatu seperti itu di Big Apple (sebutan kepada New York City).

Gustavo MujicaMayagüez, Puerto Rico

Ph

ot

o

by

b

er

na

de

tt

e

Fa

ya

rd

topDivisi-divisi dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dengan pertumbuhan ter-tinggi dalam hal keanggotaan yang baru:

10.4% Amerika Selatan (SAD)

8.9% Samudera Afrika Hindia Selatan (SID)

7.0% Asia Pasifik Selatan (SSD)

6.0% Afrika Timur Tengah (ECD)

5.9% Inter Amerika (IAD)

Minot Sungoh, Shillong, Meghalaya, India

Materi ini menginspirasi dan menyentuh saat saya membacanya.

JAWABAN: Orang banyak menunggu untuk ditolong saat program jangkauan keluar kesehatan di Moroko, diselenggarakan oleh orang Advent dan Muslim!

DuniaDi Belahan

Manakah Ini?

Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: [email protected]. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 100 kata. Pas­tikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal di­terbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwatidak semua surat yang masuk akan terbitkan.

10 - 2012 | Adventist World 29

Page 30: AW indonesian 2012-1010

Pada tanggal 20 Oktober 1890, kapal layar Pitcairn berlayar dari Oakland, Kalifornia, Amerika Serikat. Disebut Pitcairn, setelah kejadian di kepulauan Pasifik Selatan di mana para

korban selamat dari HMS Bounty merapat ke pulau itu setelah pemberontakan yang terkenal tersebut, kapal layar tersebut digu-nakan oleh gereja Advent untuk mengangkut misionaris ke pulau-pulau di Pasifik Selatan antara tahun 1890-1900.

Keputusan untuk membangun sebuah kapal misionaris dipu-tuskan pada pertemuan General Conference bulan Oktober 1889, dan segera konstruksi kapal dimulai. Kapal itu dibiayai dari per-sembahan Sekolah Sabat. Kapal itu telah bernama Glad Tidings, te-tapi pada pertimbangan lebih lanjut Dewan Misi Luar Negeri me-netap di Pitcairn.

Kapal tersebut selesai pada musim gugur 1890, dengan pera-botan, berbagai pengeluaran, dan stok buku untuk tujuan misiona-ris dengan total biasa 22.098.35 dollar Amerika, pada saat itu untuk pertam kali kapal tersebut berlayar.

Acara dedikasi untuk Pitcairn telah diadakan September 25, 1890, selama pertemuan kamp Kalifornia, dan dihadiri oleh sekitar 1.500 orang.

—Robert Costa

Saya berterima kasih kepada Tuhan bah-wa saya bisa menghadiri pertemuan per-kemahan tahun ini. Hal ini mengangkat, mendorong, dan memperkaya pikiran sa-ya. Ini adalah kesempatan untuk mem-perbarui hubungan saya dengan Tuhan.

Uche, United Kingdom

Saya berdoa untuk dua isu: hubungan sa-ya dengan Yesus, yang telah mengejutkan karena beberapa perilaku berdosa saya, dan mengenai biaya hidup dan biaya ku-liah.

Mcloud, Malawi

Saya melakukan pekerjaan penginjilan di desa-desa terpencil. Pada bulan Novem-ber kami merencanakan untuk melaku-

kan acara pelayanan dalam dua hari. To-long doakan saya, keluarga saya, dan pe-layanan kami.

Isaac, India

Saya berdoa suatu tuntunan, agar Allah untuk menunjukkan saya dan istri saya ke mana harus pergi.

Erich, Poland

Dua buah pisang sudah cukup dalam menyediakan energi untuk 90 menit pekerjaan yang berat. Mengandung tiga gula alami—sukrosa, fruktosa, dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat, pisang memberikan tambahan tenaga secara instan.

Tahun Lalu122

AmbilDua

Sumber: www.healthassist.net/facts/interesting­facts.shtml.

C e n t e r F o r a d v e n t i s t r e s e a r C h

F o t o o l e h d a v i d G u G l i e l m o ,

P E R T U K A R A N I D E

PUJI SYUKURDoa

30 Adventist World | 10 - 2012

Page 31: AW indonesian 2012-1010

Tolong doakan saya karena saya bergu-mul dalam kekuatan kegelapan sehu-bungan dengan mantan majikan saya. Kami akan segera masuk dalam penga-dilan, dan perwakilan saya tidak ingin pergi lebih jauh lagi dalam kasus saya ini.Judith, Inggris

Saya menderita maag dan masalah fisik lainnya. Tolong doakan situasi ini. Ber-

doalah juga agar saya menemukan orang Advent yang tulus untuk berbagi dalam hidup saya.

Lelylynn, Filipina

Walaupun Anda sudah tua dengan tidak ada pekerjaan, tidak ada mobil, bersuka-citalah bahwa Anda me-miliki kesempatan menjang-kau orang yang sudah tua.

— Pastor David Barute di Pertemuan Kamp Rumonge, Bujumbura, Burundi, Juli 2012

F o t o o l e h d a v i d G u G l i e l m o ,

Kacang panjang (juga gar-banzos, biji ceci, biji chana) memiliki protein DUA KALI LIPAT dari jagung dan empat kali lipat lebih ba-nyak serat dari beras merah.

Kacang-kacangan

F o t o o l e h s a n J a y a C h a r y a .

Doa & Pujian: Kirimkan permohonan doa rasa syukur sau­dara ke: [email protected]. Kirimlah kepada kami permohon an doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 50 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas. Tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1­301­680­6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904­6600 U.S.A.

KEKUATAN“Lihatlah, Aku Datang Segera”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus,mempersatukan umat Gereja Masehi Advent HariKetujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan,dan pengharapan.

PenerbitAdventist World adalah majalah periodik internasionalmilik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya.

Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott

Wakil Penerbit Claude Richli

Manajer Percetakan internasional Chun, Pyung Duk

Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum

Komite Koordinasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee

Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Mark A. Kellner, Kimberly Luste Maran

Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Park, Jae Man

Editor OnlineCarlos Medley

Koordinator Teknik dan Pelayanan PembacaMerle Poirier

Editor-at-large Mark A. Finley

Senior Advisor E. Edward Zinke

Manajer Finansial Rachel J. Child

Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste

Asisten Editor Gina Wahlen

Dewan Manajemen Jairyong Lee, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Kenneth Osborn, Juan Prestol, Claude Richli, Akeri Suzuki, Ex-officio: Robert Lemon, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson

Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Brett Meliti

Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander

Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yangsiap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501OldColumbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A.Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638

E-mail: Internet: [email protected] Web: www.adventistworld.org

Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dariALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia(LAI). Digunakan dengan izin.

Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secaraberkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria,dan Amerika Serikat.

Vol. 8, No. 10

10 - 2012 | Adventist World 31

Page 32: AW indonesian 2012-1010

DARi INDONESIA

Zakat Pemuda Advent Jemaat Kediri StasiunPemuda Advent Kadiri (Pakar)

Pada bulan puasa yang telah dinikmati oleh kaum mayori-tas, juga merupakan suatu bulan yang telah dinan-ti-nantikan oleh para Pemuda GMAHK Jemaat

Kediri Stasiun untuk dapat berbagi. Acara berbagi “za-kat” ini telah direncanakan sejak jauh-jauh hari. Dan merupakan satu sukacita, acara ini dapat terlaksana pada tanggal 11 Agustus 2012. Acara sore itu telah dimulaikan dengan kelas-kelas kemajuan, dan tepat pada pukul 17:00 waktu setempat, maka seluruh pemuda Kediri yang menamakan diri “PAKAR” ini mulai berangkat dan memberikan zakat yang telah disiapkan itu. Ada pun acara berlangsung dengan sangat apik, zakat diterima oleh Bpk. Dadang, Ketua RT setempat, yang berulangka-li setelah menerima zakat dan mengatakan “semoga ini, menjadi berkah buat mas-mas dan mbak-mbak sekalian.”

Seyogianya, kita umat Tuhan harus dapat menjadi berkat, di mana pun, kapan pun dan dalam keadaan apa pun, kita harus dapat menjadi berkat. Sukacita dirasakan oleh para PAKAR (Pemuda Advent Kadiri). Acara ke-mudian diakhiri dengan doa bersama sekaligus re-nungan tutup Sabat oleh Pdtm. Franklin Satori, gemba-la Jemaat Kediri Stasiun, Eben Haezer dan Banaran. n

—Dilaporkan oleh Pdtm. F. Satori, gembala Jemaat Kediri Stasiun, Eben Haezer dan Banaran.

Pdtm. F. Satori, Ketua PA dan PS B. Tobing bersama Ketua RT setempat.

Pathfinder di hari MerdekaJemaat Kediri Stasiun

Tanggal 17 Agustus adalah satu saat yang sangat dinanti-nantikan oleh seluruh masyarakat Indonesia—hari kemer-

dekaan bangsa. Kesempatan ini juga tidak disia-siakan oleh Pathfinder Jemaat Kediri Stasiun. Setelah disetujui oleh majelis jemaat, maka pada tanggal 18 Agustus, seluruh acara kebaktian Sekolah Sabat pada Sabat itu, dibawakan oleh para anggota Pathfinder, diskusi Se-kolah Sabat dilakukan dengan cara diskusi pa-nel, dengan para nara-sumber yang tidak asing lagi bagi je-

maat; MG. Mujitoyo, MG. Dimas, MG. Jaka, Gideon, MG. Grace, serta MG F. Satori.

Pada saat itu topic pembahasan yang cukup menarik, de-ngan garis besar untuk menguduskan diri—khususnya terha-dap pelanggaran hukum ke-7—dirangkumkan oleh MG. Di-mas, yang mengajak agar masing-masing kita, termasuk orang-tua harus dapat menjadi teladan bagi anak-anak muda, serta anak-anak muda diimbau menjauhkan diri terhadap hal-hal yang negatif, yang dapat menjerumuskan diri terhadap pelang-garan hukum ke-7. Acara pada jam Sekolah Sabat itu diakhiri dengan lagu pujian dari Klub Pathfinder Jemaat Kediri Stasiun yang berjudul ‘Pandu-pandu,’ yang mengajak kita semua untuk dapat menjadi pandu-pandu di dalam ladang Tuhan, serta setia di dalam segala hal. n

—Dilaporkan oleh Pdtm. F. Satori, gembala Jemaat Kediri Sta-siun, Eben Haezer dan Banaran.

32 Adventist World | 10 - 2012

Page 33: AW indonesian 2012-1010

Tiga KKR Misionaris Goncang PalopoAda 24 jiwa yang dimenangkan

Untuk pertama kalinya dalam sejarah jemaat di wilayah Palolo di Sulawesi Tengah dipusatkan sebagai tempat

pelatihan “Cottage Meeting” oleh para misio-naris dari Kampus 1000MM, Manado. Tim yang di pimpin langsung oleh Pdt. Oh Yun-hee, Direktur 1000 MM Indonesia itu me-mimpin 47 misionaris dan staf yang terbagi dalam 3 tim di mana masing-masing tim ber-jumlah 15 dan 16 orang.

Setelah menempuh perjalanan panjang kurang lebih 24 jam, ketiga tim ini tiba larut malam tanggal 16 Agustus, di wilayah keca-matan Palolo (Jemaat Ampera dan Jemaat Dongi-Dongi) dan wilayah Kecamatan Napu (Jemaat Alitupu). Keesokan harinya para misionaris mulai mengadakan kunjungan dari rumah ke-rumah tanpa ada yang terlewatkan. Dalam kunjungan ini mereka bersosialisasi de-ngan masyarakat sehingga tidak lama kemudian sebagian besar para misionaris telah mendapatkan tempat tinggal di rumah masyarakat yang bukan Advent.

Hari minggu pagi, para misionaris menyebar ke berbagai gereja yang ada sambil membawa undangan KKR, sehingga ba-nyak orang yang datang. Pada malam pertama pembukaan KKR yang berketepatan dengan mulainya lebaran dari kaum mayoritas, tua-tua jemaat yang tadinya tidak yakin bahwa akan ada tamu yang hadir sangat terkejut karena banyaknya tamu yang hadir, bahkan ada beberapa di antaranya dari kaum mayo-ritas. Pada malam pembukaan, ada 24 tamu yang hadir di gere-ja Ampera dan yang hadir di KKR Dongi-Dongi ada 34 orang sedangkan di gereja Ali-tupu ada 23 orang. Para tamu ini kemudian adalah para tamu yang terus hadir tiap ma-lam sampai berakhirnya KKR tersebut.

Siang hari, KKR tersebut juga di isi de-ngan pengobatan cuma-cuma oleh Pdt. Sohn Young Mo, pendeta pensiunan dari Korea Se-latan, seorang ahli akupunktur dan terapi pi-jat. Sementara malam hari pendeta Sohn juga mengambil bagian dalam membawakan Fir-man Allah di Alitupu dan dialihbahasakan oleh Pdtm. Ressa Liwe. Di Dongi-Dongi dan Ampera dialihbahasakan oleh Pdt. Stenly Karwur dan Pdtm. Maxi Nelson Neno.

Walaupun para misionaris sudah bersaha-bat dan bersosialisasi dengan masyarakat na-mun Setan juga bekerja keras. Baru hari per-tama KKR selesai, para tamu yang hadir di KKR Dongi-dongi harus berhadapan dengan para pemimpin yang berpangkat mayor dari Gereja Bala Keselamatan yang dengan keras

menunjuk, melarang dan mengancam mereka untuk mengha-diri KKR dari Advent sehingga banyak para tamu yang hadir dipermalukan malam itu, namun ternyata itu tidak menyurut-kan semangat mereka, bahkan mereka meminta para misionaris untuk mengajar mereka di rumah. Sementara di Ampera pun, menghadapi tekanan para pemimpin gereja yang lain sehingga harus main “kucing-kucingan” dengan para penatua tersebut.

Para anggota jemaat di wilayah Palolo dan Napu sangat ter-haru akan kegiatan satu minggu yang di laksanakan oleh para misionaris. Mereka tersentuh tatkala melihat dedikasi para anak muda yang benar-benar membaktikan hidup mereka bagi Ye-sus. Walaupun para misionaris harus berjalan sepanjang hari tanpa istirahat untuk mengunjungi ketiga daerah KKR yang di huni rata-rata 1000-1800 kepala keluarga, walaupun mereka ha-rus tidur larut malam setelah KKR, namun mereka tetap setia

10 - 2012 | Adventist World 33

Page 34: AW indonesian 2012-1010

DARi INDONESIA

bangun pagi-pagi jam 4 untuk berjalan 1-2 jam mengadakan “Prayer Marching” mengelilingi desa tersebut sama seperti bangsa Israel mengelilingi tembok Yeriko. Doa para misionaris ini adalah, “Tuhan berikan kami jiwa, atau kami mati saja… Tu-han, jika Yeriko yang kokoh pun runtuh maka tidak ada yang mustahil bagi Desa Ampera, Dongi-Dongi dan Alitupu ini….”

Anggota jemaat di Ampera terkejut ketika para misionaris mengajak mereka untuk berdoa mengelilingi desa pukul sete-ngah 2 malam. Di Dongi-Dongi, anggota jemaat pun di ajak mendaki puncak gunung tinggi yang di tempuh 1 jam perjalan-an hanya untuk menangis dan berdoa bagi jiwa-jiwa. Namun dengan cara ini, jemaat mengakui bahwa mereka juga di ajar untuk berkorban dan berbeban bagi jiwa-jiwa. Hasil dari doa yang tekun ini, maka mulai hari Rabu pagi, 1 jiwa menyerahkan diri untuk di baptis di Dongi-Dongi, sedangkan 2 jiwa menye-rahkan diri untuk di baptis di Ampera. Menyusul kemudian 3 jiwa dibaptis di Dongi-Dongi pada hari berikutnya, kamis pu-kul 12.30 tengah malam dan 2 jiwa dibaptis di Ampera pada pukul 11.10 tengah malam. Meski demikian ternyata jamahan Allah belum selesai, karena hari jumat siang, 2 jiwa diserahkan

pada Tuhan di Alitupu. Setelah bermain “kejar-kejaran” dengan para pemimpin dari gereja lain, pada hari jumat malam kembali 3 jiwa menyerahkan diri pada pukul 12.00 tengah malam di Dongi-Dongi dan disusul 6 jiwa yang juga dibaptis pada pukul 12.30 di Ampera. Sukacita surga ini ditutup dengan 3 jiwa yang kembali menyerahkan diri di Alitupu pada hari Sabat dan 1 jiwa di Dongi-Dongi.

Walaupun “Cottage Meeting” ini hanya 10 hari, namun ini telah memberikan sumbangan yang amat besar bagi kerohanian anggota jemaat. Keduapuluh empat jiwa yang telah dibaptiskan telah membuka mata bagi setiap anggota jemaat bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan bila kita sungguh-sungguh ber-beban bagi jiwa-jiwa. Daerah-daerah yang dulunya telah dicap sebagai daerah yang sulit untuk mendapatkan jiwa karena ko-kohnya toleransi beragama yang mengekang masyarakat sama seperti tembok Yeriko ternyata dapat ditembus hanya dalam 10 hari saja. Biarlah pujian dan kemuliaan hanya bagi Tuhan saja. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Stenly Karwur, Pendeta Jemaat Wila-yah Palolo.

Menerobos Wilayah BaruJemaat Maranatha Barusjulu

Dengan semangat Penginjilan yang ‘berapi-api,’ Jemaat Maranatha Barusjulu menyusun program kerja pada awal tahun 2012 seperti biasanya. Salah satu dari pro-

gram kerja yang telah disusun adalah penginjilan dan menero-bos wilayah baru.

Jemaat Maranatha bersatu hati dalam melayangkan doa se-tiap hari pada minggu pagi untuk penginjilan ini, dengan se-mangat yang tinggi serta tuntunan Roh Kudus bagi Jemaat Ma-ranatha untuk menjejaki satu wilayah tepatnya di Desa Ket-angkuhen Kec. Sibolangit Kab. Deliserdang.

Wilayah yang di targetkan sudah dibawakan dalam doa, maka tim survei terjun ke la-pangan, langsung menjumpai kepala desa. Puji Tuhan Kepala Desa Ketangkuhen sungguh senang menerima KKR yang akan direncanakan dibuat di masyarakat pemerintahannya.

Dengan tuntunan Tuhan dan kerja sama anggota gereja, maka kunjungan khusus terus dilakukan ke warga setempat sebelum KKR. Puji Tuhan,

warga Desa Ketangkuhen senang menerima kami baik saat kunjungan dan juga pembagian undangan KKR yang berlang-sung tanggal 3-7 Juli 2012.

Desa Ketangkuhen digemparkan dengan pelayanan khot-bah yang dibawakan oleh hamba Tuhan Maradona Ginting, SAg dan Pdtm. Resta Karo-karo, STh. Serta dukungan seluruh Jemaat Maranatha dan Barusjulu. Malam ke malam tamu se-makin bertambah dan memenuhi lokasi KKR. Pada siang hari

34 Adventist World | 10 - 2012

Page 35: AW indonesian 2012-1010

ketua Jemaat Maranatha, Eduli Ginting bersama Pdtm. Resta Karo-karo mengunjungi warga rumah ke rumah dan ke ladang untuk mendoakan masyarakat.

Puji Tuhan dengan semangat Jemaat Maranatha serta tun-tunan Roh Kudus, pada saat malam panggilan ada 19 jiwa me-nyerahkan diri. Namun oleh karena sesuatu hal, maka tiga jiwa-lah dari masyarakat tersebut yang dibaptiskan pada hari Sabat oleh Pdt. M.K. Barus. Namun kami bersyukur pada hari Sabat tersebut warga desa dan tetangga yang berjumlah 40 orang ikut bersama dengan kami beribadah di Los Desa Ketangkuhen.

Setiap sabatnya setelah KKR, Jemaat Maranatha tetap mela-yani mereka. Puji Tuhan, masyarakat desa yang belum dibaptis-kan mendesak untuk mengadakan ibadah Sabat di rumahnya, dan kami pun beribadah Sabat di rumahnya.

Dalam kunjungan Sabat dan KPA setiap minggunya, Jemaat Maranatha mengumpulkan dana setiap hari Sabat dan diguna-kan untuk biaya yang melayani ke Ketangkuhen. Perlu kita ke-tahui bahwa jarak tempuh dari Jemaat Maranatha dan Ketang-kuhen jukup jauh. Kami dari Jemaat Maranatha tetap mengha-rapkan dukungan para pembaca dalam doa serta dukungan moral dan materi, semoga 3 jiwa yang sudah menerima Yesus sebagai Juruselamatnya tetap bertahan sampai kedatangan Ye-sus yang kedua kali. n

—Dilaporkan oleh Pdtm. Resta Karo-karo, STh, Gembala Je-maat Karo Timur; Eduli Ginting, Ketua Jemaat Maranatha; T. Ginting, Dept. Penginjilan Perorangan Jemaat Maranatha; S. Bangun, Dept. Komunikasi Jemaat Maranatha.

Perkemahan Pemuda dan Rumah TanggaGMAHK Distrik Luwu Tana Toraja

Pada tanggal 21 Agustus 2012, tepatnya selasa siang, Bumi Perkemahan Hotel Agro Wisata Palopo yang adalah loka-si untuk diadakannya Perkemahan Pemuda dan Keluarga

dengan tema “The Power of One,” se-Distrik Luwu Tana Toraja, sudah mulai di penuhi peserta perkemahan. Para peserta perke-mahan datang dari berbagai wilayah di antaranya daerah Palo-po, Luwu Utara, Luwu Timur, Toraja Utara, dan Tana Toraja. Para peserta perkemahan dengan antusias memasuki daerah perkemahan dan mulai mendirikan tenda-tenda mereka. Ada pun tujuan diadakannya acara perkemahan pemuda dan kelu-arga ini, menurut Ketua Distrik Luwu Tana Toraja, Pdt. Mar-then L. Saluy adalah “untuk meningkatkan kualitas iman pe-muda dan keluarga demi terwujudnya Revival and Reformation serta mempererat ikatan persaudaraan sesama anak Tuhan....” Lebih lanjut lagi sebagai ketua panitia dari acara ini, Pdt. Ima-nuel Lisupadang selaku Dir. SS/PP/PA/Kom Distrik LUTAT, mengatakan “lewat perkemahan ini kita akan mendapat berkat rohani yang besar dari Tuhan dan mengalami kuasa dari Yesus yang akan membuat kita lebih dekat satu sama lain dan bersatu dalam penyelesaian pekerjaan-Nya di atas dunia ini sebagaima-na tema perkemahan The Power of One.”

Acara ini dibuka pada Selasa malam pukul 19.00 waktu se-tempat dan yang membuka acara ini adalah Bapak J. Palangan, SE selaku Sekretaris/Bendahara GMAHK Distrik LUTAT. Pada keesokan harinya panitia menyiapkan program-program yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas rohani dan persatu-an para peserta perkemahan. Pada pagi hari acara diawali de-ngan meditasi Alkitab pada pukul 4.30 WITA, dan dilanjutkan dengan ibadah pagi yang pada saat itu renungan dibawakan oleh Pdt. J. Salaga, pendeta dari Jemaat Mangkutana dan seki-tarnya. Setelah ibadah pagi, peserta perkemahan diberikan waktu acara bebas dan mempersiapkan segala sesuatunya tema-

suk makan, mandi, dll. Kemudian acara dilanjutkan dengan acara seminar. Setelah itu para peserta diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan masing-masing, di antaranya makan siang, dan bersantai. Pada pukul 14.00 WITA, acara dilanjutkan dengan program olahraga.

Acara malam hari dimulai pada pukul 19.30 WITA diawali dengan ibadah, dan berikutnya adalah acara rekreasi yang meli-puti LUTAT mencari bakat, who wants to be a millionaire, ajang kreasi dan kreativitas termasuk perlombaan pengkhotbah cilik. Salah satu acara yang sangat menarik khususnya bagi mereka yang sedang mencari calon pasangan hidup adalah “Take Me Out.”

Setiap hari acara berlangsung reguler seperti di atas, walau-pun kadangkala cuaca kurang bersahabat, terkadang malam ha-ri turun hujan dengan derasnya yang sempat mengganggu tidur dari para peserta perkemahan, namun hal itu tidak menyurut-kan semangat para peserta untuk datang ibadah pagi hari.

10 - 2012 | Adventist World 35

Page 36: AW indonesian 2012-1010

DARi INDONESIA

Namun di tengah-tengah berlangsungnya acara perkemah-an ini pada hari Rabu tepatnya ada berita duka yang datang dari keluarga Pdt. M.L. Saluy selaku Ketua Distrik LUTAT, bahwa ayahanda yang terkasih telah diizinkan oleh Tuhan beristirahat untuk sementara. Panitia pun merespons akan berita duka itu, dan berusaha untuk membagi perhatian antara acara perke-mahan dan penghiburan kepada keluarga yang berduka. Puji

Tuhan oleh karena kebaikannya, acara perke-mahan ini pun tidak terganggu dan juga kebak-tian penghiburan sampai pemakaman pun ber-jalan dengan baik bahkan seluruh peserta per-kemahan diarahkan untuk menghadiri acara pelepasan.

Setelah acara pemakaman pada hari Kamis 23 Agustus 2012, maka semua kembali fokus kepada acara perkemahan dan puji Tuhan pada hari Sabat pagi ada seorang pemudi menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi melalui bap-tisan. Pada malam minggu adalah malam pun-cak acara sekaligus penutupan dari acara perke-mahan. Acara ini pun berlangsung dengan me-riah dan ditutup dengan doa.

Tentunya dalam pelaksanaan kegiatan ini memiliki begitu banyak kekurangan dan kele-mahan yang bisa ditemukan di berbagai aspek. Namun panitia sudah melakukan persiapan yang maksimal untuk berlangsungnya acara ini. Ada pun kekurangan itu mari kita jadikan pela-

jaran untuk berbuat yang lebih baik lagi pada acara-acara beri-kutnya demi kemuliaan nama Tuhan. Mari terus bersatu sam-pai Kristus datang. The Power of One. n

Dilaporkan oleh Pdt. Imanuel Lisupadang, Dir. Komunikasi Distrik LUTAT.

Charity Clinic di Sekolah AdventDalam rangka Big City Evangelism

Acara Pengobatan gratis ini mendahului KKR “Big City Evangelism” yang dipimpin oleh Pdt Dr. Edison Panjaitan

dari Uni Indonesia bagian Barat yang diadakan dari Tgl 26 Agustus sampai 1 September 2012.

Acara Pengobatan Gratis dimulai Jam 8 pagi di lapangan dan ruangan Sekolah Advent Jl. Ratna No. 2, pada waktu itu su-dah banyak pasien mendaftar dilayani oleh Stella Manawan, Ibu T. Sitanggang, dan yang lainnya kemudian Ibu Zuska Sian-ipar bertugas menimbang dan mengukur lingkar perut pasien yang datang. Ibu Yosi Manawan bertugas memanggil pasien.

Pemeriksaan pasien dilayani oleh tiga dokter yaitu dr. Lini-yanti D. Os-wari, MSc; Dr. Efman Ulrich Manawan, MSc, SpB, KBD; dr.

Vinenda Pan-jaitan (istri da-ri Pdt. Dr. E. Panjaitan) dan dibantu Coass dan Mahasis-wa Fakultas Kedokteran UNSRI—Bel-la, Chandra dan Richard yang memeriksa pasien. Irene Saputra memeriksa gula darah sedangkan Monik dan Sylvia memeriksa tekanan darah bersa-ma Perawat Yanti Siahaan, sedang kan Perawat Rita Sitompul dan Uli Purba bertugas untuk menyuntik pasien. Di bagian pembagian obat ada Lina dan Eka Nurcahyadi dibantu oleh Yosrin Simbolon, Junior Sagala, Ray Hutapea dan Adam. Kasus yang dilayani sangat bervariasi, acara pengobatan gratis ditutup pukul 12.30 siang dan telah melayani 171 pasien. Suatu hal yang menarik perhatian dr. Vinenda Panjaitan selain memerik-

36 Adventist World | 10 - 2012

Page 37: AW indonesian 2012-1010

sa pasien juga melakukan pemijitan pada pasien-pasien.Walaupun sudah ditutup dan yang melayani sudah siap ma-

kan siang masih juga beberapa pasien datang terlambat. Terima kasih pada RSA Bandar Lampung, dan para donatur yang su-dah membantu baik konsumsi maupun obat-obatan dan tenaga sukarela termasuk enam mahasiswa FK UNSRI (lima mahasis-

wa adalah bukan Advent). Biarlah pelayanan ini menjadi ke-muliaan nama Tuhan. Biarlah pelayanan ini juga mengikat sila-turahmi dengan masyarakat yang berada di sekitar gereja dan Sekolah Advent. n

—Dilaporkan oleh dr. Liniyanti D. Oswari, MSc., Palembang.

Duka Membawa PertobatanJemaat Taman Wisma Asri

Mengabar injil merupakan pekerjaan yang mulia, seba-gaimana Tuhan Yesus berfirman dalam Matius 28:19 yang berbunyi “Karena itu pergilah, jadikanlah semua

bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”

Kita bersyukur karena organisasi Gereja Masehi Advent Ha-ri Ketujuh memiliki salah satu program menginjil yang tidak asing lagi yaitu Kelompok Pendalaman Alkitab (KPA). Program ini menjadi salah satu sarana bagi umat Tuhan yang mau be-kerja untuk menyampaikan firman-Nya.

Demikan juga dengan Cabang Sekolah Sabat (CSS) GMAHK Taman Wisma Asri (TWA), yaitu CSS Babelan. Mere-ka pun aktif mengadakan kegiatan KPA dari hari ke hari. Salah satu KPA yang dipimpin oleh Pdtm. Tawaris Laia dan dibantu oleh anggota jemaat CSS Babelan diadakan di rumah Kel. Si-manjuntak. Seorang dari anak keluarga ini, yang bernama An-ton Simanjuntak aktif mengikuti KPA dan intensif mendalami Firman Tuhan. Ia bersedia untuk menerima baptisan yang ku-dus. Namun ada hal yang menghalangi karena Saudara Anton sering diterpa penyakit, sehingga tidak memungkinkan untuk dibaptis. Dan sangat disayangkan pada hari Selasa, tanggal 17 Juli 2012 saudara Anton Simanjuntak telah mengakhiri hidup-

nya dan baptisan pun tidak sempat dilakukan.Di hari ia meninggal, anggota jemaat yang ada di CSS Babe-

lan berkunjung ke rumah Kel. Simanjuntak serta mengadakan penghiburan. Setelah acara penghiburan, orangtua Anton me-mohon kepada Pdtm. Tawaris agar gereja Advent memberikan pelayanan dalam acara pelepasan di rumah hingga ke pema-kaman. Kemudian hal ini dikoordinasikan dengan gembala je-maat induk TWA, Pdt. R. Sianipar, maka acara kebaktian di ru-mah hingga ke pemakaman dilayani oleh gereja Advent yang dipimpin oleh Pdt. R. Sianipar.

Melihat keadaan keluarga yang membutuhkan perhatian se-cara keuangan ini, maka anggota jemaat CSS Babelan tergerak hatinya untuk mengumpulkan dana. Dana yang terkumpul ter-nyata cukup untuk menutupi seluruh biaya mulai dari peti je-nazah, ambulans dan tempat pemakaman, sehingga seluruh acara dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Satu hal yang menarik adalah, jauh hari sebelumnya jemaat induk TWA telah merencanakan upacara baptisan pada hari Sabat, tanggal 21 Juli 2012, karena dari KPA yang lain ada 3 ji-wa yang telah bersedia untuk dibaptis yaitu Ibu Samosir dan

anaknya, serta seorang anak gadis. Hari Jumat sore, tanggal 20 Juli 2012, Sdr. Ari Depari (Mahasiswa UNAI) yang sedang field school di CSS Babelan ber-kunjung ke rumah Kel. Simanjuntak dan memberi-tahukan bahwa besok hari Sabat, 21 Juli 2012, akan ada baptisan di gereja Induk TWA. Di luar dugaan, seketika itu juga Kel. Simanjuntak (ibu dan bapak) mengatakan bahwa mereka ingin dibaptis juga. Dan benar, hari Sabat itu mereka dibaptiskan, dan bap-tisan dilaksanakan oleh Pdt. R.Y. Hutauruk Sekre-taris Asosiasi Kependetaan Konferens DKI Jakarta.

Demikianlah sukacita yang dituai dari pelayan-an yang menghasilkan jiwa. Oleh karenanya, mari-lah kita sebagai umat Tuhan selalu berusaha mem-berikan pelayanan yang terbaik, sehingga banyak ji-wa yang akan dimenangkan untuk Tuhan. n

—Dilaporkan oleh L. Sagala, Koodinator Cabang Sekolah Sabat Babelan.

10 - 2012 | Adventist World 37

Page 38: AW indonesian 2012-1010

DARi INDONESIA

KKR Big City Evangelism Menuai 13 JiwaTema: Kasih Allah di Tengah Krisis Dunia

KKR “Big City Evangelism” dengan pembicara ro-hani, Pdt. Dr. Edison Panjaitan dari tanggal 26

Agustus sampai 1 Mei 2012, bertempat di gereja Ad-vent Jl. Ratna No. 2, Palembang telah dilangsungkan dengan baik. Berbagai topik rohani dan kesehatan pun telah dipaparkan dari malam ke malam.

Tamu yang hadir pada malam pertama ada 21 orang dan jumlah tersebut sempat menurun karena hujan, tapi pada hari keempat sampai keenam, me-ningkat sampai 40 tamu. Tamu anak-anak yang hadir setiap malam sekitar 40 sampai 70 anak-anak. Mereka dipimpin oleh Ibu Ruth Habeahan dan guru-guru Se-kolah Advent serta guru-guru SS anak-anak dari 3 je-maat di Palembang.

Pada hari Rabu malam dan Kamis malam, maha-siswa PEDOM (Perkumpulan Doa Mahasiswa) FK UNSRI datang membawakan lagu spesial dan me-reka mendengarkan KKR sampai selesai, sebagian besar yang nyanyi adalah bukan Advent. Selain itu ada juga tamu yang bukan Advent, datang untuk memberikan lagu spesial pada hari Kamis malam. Setiap ma-lam selalu ada lagu spesial yang dipersembahkan oleh anggota dari ketiga jemaat di Palembang.

Pada hari Sabat 13 jiwa menyerahkan diri untuk dibaptis-kan, yang dilayani oleh Pdt. P. Simanjuntak dan Pdt. S. Sitorus.

Enam jiwa dari Jemaat Ratna dengan tua­tua Jemaat Ratna dan Pdt. E. Panjaitan dan Pdt. P. Simanjuntak.

Semoga jiwa-jiwa yang dibaptis tetap setia dan mari kita doakan agar tamu-tamu yang hadir yang belum ambil keputusan dibap-tis, semoga Roh Kudus bekerja di hati mereka sehingga mereka pun mau menyerahkan diri kepada Yesus melalui baptisan. n

—Dilaporkan oleh dr. Liniyanti D. Oswari, MSc., Palembang.

Charity Clinic di Pulau BangkaPerdana di Pulau Bangka

Pangkalpinang—Babel, DSKSSebagai bagian dari pesta rohani di Pulau Bangka tahun

ini, maka Panitia KKR telah mempersiapkan satu rangkaian kegiatan sosial melalui pelayanan kesehatan gratis (Charity Clinic) bagi masyarakat yang sangat membutuhkan.

Puji Tuhan karena di Pulau Bangka ini ada tiga orang dok-ter Advent yang siap melayani pada kegiatan penting ini. Un-tuk melaksanakan pelayanan ini panitia mengajak Lembaga STIE IBEK Bangka dan YKPMI (Yayasan Peduli Kasih Masya-rakat Indonesia) untuk berada di depan dalam menopang dan menyediakan berbagai keperluan mulai dari teknis adminis-trasi dan obat-obatan yang diperlukan.

Direncanakan ada dua kali kegiatan charity dalam satu minggu itu, dan setelah tim menentukan dua lokasi yang tepat untuk dijangkau, semua persyaratan dan izin pun diselesaikan dengan baik karena setiap pejabat kelurahan di lokasi tersebut memberikan respons dan dukungan yang kuat untuk kegiatan

sosial ini.Rencananya, hari Minggu, 26 Agustus 2012 charity yang

38 Adventist World | 10 - 2012

Page 39: AW indonesian 2012-1010

pertama di Desa Mangkol, Bangka Tengah. Dan hari Rabu, 29 Agustus 2012 berlokasi di Desa Lontong Pancur, Pangkalpin-ang –Bangka. Dua lokasi ini dipilih karena tidak jauh dari ko-ta (gereja) dan belum pernah mendapatkan sentuhan kasih pelayanan pengobatan dari Advent. Bersama dua dokter Ad-vent—dr. Yunitha Fenilho dan dr. Fransisca Trijayanti—serta para perawat Klinik Advent Muntok, ditambah belasan Maha-siswa dari Kampus IBEK siap melayani semua masyarakat yang datang untuk berobat.

Desa Mangkol, Bangka TengahWarga di desa ini sangat beragam, ada dari suku Tionghoa

dan suku Jawa, dan yang pasti lebih dominan suku Melayu Bangka. Tapi dari data bagian pendaftaran ada banyak juga yang beragama Katolik dan Kristen. Salah satu yang berkesan dalam pelayanan kita di desa ini ialah, keramahtamahan dan dukungan yang begitu baik dari pejabat kelurahan yang sejak awal menyambut kami dengan baik. Sebuah balai desa sudah disulap seperti rumah sakit kecil yang nyaman dan hangat menyambut setiap warga yang akan berobat. Oleh karena ke-terbatasan dana untuk menyediakan obat-obatan, maka pani-tia membatasi kupon hanya untuk 150-200 orang saja. Dalam

sambutannya, Bapak Lurah Mangkol menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh tim dokter dan semua panitia yang telah mengupayakan kegiatan tersebut di desa ini. Dari data terakhir, tercatat 142 pasien yang mendaftar dan menda-patkan pengobatan hari itu,

Desa Lontong Pancur, PangkalpinangPenduduk di desa ini mayoritas adalah suku Melayu Bang-

ka, yang kehi-dupannya sa-ngat terbatas dan tinggal di pemukiman sederhana. Lo-kasi ini dipilih karena anjuran dari rekan-rekan di YKP-MI agar me-milih lokasi kumuh, mis-kin dan tak mampu. Dan benarlah, bah-wa mayoritas kondisi pen-duduk di desa ini sangat membutuhkan pelayanan kesehatan yang memadai. Dari awal sudah ditargetkan agar dapat men-jangkau 500-700 warga dan sebanyak itu juga jumlah obat-obatan sudah disiapkan YKPMI.

Dukungan warga dan mulai dari RT dan Lurah sangat menolong terlaksa-nanya acara ini. Sa-lah satu tokoh ma-syarakat juga mem-bantu menyediakan jasa dua orang dok-ter tambahan untuk membantu mela-yani pasien.

Sementara pela-yanan berjalan, be-berapa kali hujan mengguyur namun tim tetap bekerja dan melayani de-ngan penuh sukaci-ta. Tercatat ada 305 orang dilayani pada hari itu, walau be-lum mencapai jum-

lah yang diharapkan tetapi tetap bersyukur dan puji Tuhan karena diberi kesempatan untuk berbagi kasih dan melayani di desa ini. n

—Dilaporkan oleh Victor J. Sinaga, Departemen Komunikasi Daerah Sumatera Kawasan Selatan.

10 - 2012 | Adventist World 39

Page 40: AW indonesian 2012-1010

DARi INDONESIA

Tahun 2012 ini Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS) menjadi salah satu daerah yang dipilih UIKB untuk membantu pelayanan penarikan jiwa. Selama satu ming-

gu, dari 26 Agustus-1 September 2012, serentak di lima wila-yah/distrik, diadakan KKR penuaian yang dipimpin langsung oleh hamba-hamba Tuhan yang dikirim dari kantor uni sebagai pembicara di tempat masing-masing.

Untuk keberhasilan proyek besar ini, sejak dari awal tahun sudah dipersiapkan berbagai metode secara khusus di setiap distrik yang akan dilayani. Para pemimpin dari kantor daerah pun telah membagi tugas kerja dan memilih koordinator di se-tiap distrik.

Melalui kunjungan-kunjungan, pelatihan dan berbagai kegi-atan rohani yang lain, semua diarahkan untuk memotivasi seti-ap anggota untuk terlibat dalam kegiatan penarikan jiwa ini. Puji Tuhan karena hasilnya telah membuat setiap distrik siap untuk melaksanakan acara besar ini sekalipun berbagai kegeli-sahan, keraguan dan halangan-halangan kecil mencoba mele-mahkan panitia di awal-awal persiapan KKR ini, namun sema-ngat dan roh kebersamaan di antara umat Tuhan mengikat dan meneguhkan komitmen untuk terus maju dan siap melaksana-kan acara ini.

Secara serentak, ada 5 lokasi titik pelayanan KKR pada se-panjang minggu itu:

Ladang Jiwa yang Menguning di Sumatera SelatanBerbagai kegiatan penginjilan di Sumatera Selatan

1. Distrik Jambi sebagai pembicara adalah Pdt. M. Sitom-pul, hasil baptisan 25 jiwa.

2. Distrik Bengkulu sebagai pembicara adalah Pdt. M. Sa-gala, hasil baptisan 16 jiwa.

3. Distrik Palembang sebagai pembicara adalah Pdt. E. Pandjaitan, hasil baptisan 13 jiwa.

4. Distrik Bangka sebagai pembicara adalah Pdt. S. Simo-rangkir, hasil baptisan 9 jiwa.

5. Distrik Belitang sebagai pembicara adalah Pdt. J. Have-laar, hasil baptisan 8 jiwa.

Dan jumlah keseluruhan baptisan dari KKR penuaian ini adalah 71 jiwa, dan dibaptiskan pada hari Sabat, 1 September 2012, di tempat dan jemaat masing-masing.

Mari kita doakan setiap jiwa yang telah menerima baptisan ini agar tetap setia dan terus bertumbuh dalam rohani. Ladang yang luas, tuaian banyak dan sudah menguning tapi pekerja se-dikit, kiranya Tuhan segera mengirimkan para pekerja untuk menyelesaikan tuaian jiwa-jiwa di DSKS. n

—Dilaporkan oleh Victor J. Sinaga, Departemen Komunikasi Daerah Sumatera Kawasan Selatan.

KANAN: baptisan di Jambi. BAWAH: Baptisan dengan anggota jemaat di Pantai Bangka.

40 Adventist World | 10 - 201240 Adventist World | 10 - 2012

Page 41: AW indonesian 2012-1010

KKR Wilayah 17 di Sekitar CikarangKonferens DKI Jakarta dan Sekitarnya

Pada tanggal 3-7 Juli 2012, wilayah 17 yang meliputi Jema-at Getsemani Cikarang, Jemaat Tj. Pura Karawang, Jema-at Panatayuda Karawang, Jemaat Cikarang Asih, Jemaat

Cikampek dan Jemaat Purwakarta telah menyelenggarakan KKR yang diadakan di Jemaat Tj. Pura, Karawang.

Kami mendapat kehormatan karena pembicara KKR kali ini adalah Pdt. Dr. W.L. Limbong sebagai Ketua Konferens DkI Ja-karta sekaligus penasihat wilayah 17. Tema KKR berjudul “Di-ubahkan oleh Kasih-Nya.”

Kehadiran para tamu dari malam ke malam rata-rata 21 orang yang berasal dari KPA masing-masing jemaat dan tamu yang terbanyak berasal dari Jemaat Getsemani Cikarang di ma-na ada 8 KPA di Jemaat tersebut.

Pada hari Sabat kebaktian digabung dan kami menyewa ge-dung GBDI Resinda Karawang supaya dapat menampung selu-ruh anggota jemaat dan tamu. Pada sabat itu anak-anak Tuhan yang sudah menyerahkan diri ada 13 jiwa. Para pendeta yang membaptis adalah Pdt. N.Z.Nenoharan sebagai ketua wilayah 17, Pdt. T.H. Silaen (dimana cucunya Felix Silaen dibaptis), dan Pdt. A. Suranto.

Sementara sebagian anggota jemaat mengikuti acara baptis-an di Kolam Renang Resinda, Pdt. W.L. Limbong menyelengga-rakan seminar di gedung GBDI bagi yang tidak mengikuti acara baptisan.

Setelah kembali dari tempat baptisan, diadakan acara pe-nyambutan bagi 13 jiwa, yang disampaikan oleh Bpk. B. Naing-golan mewakili masing-masing jemaat, kemudian Pdt. N.Z. Ne-noharan mewakili wilayah 17 dan Pdt. Dr. W.L. Limbong me-

wakili Konferens DKI Jakarta dan seluruh dunia.Wilayah 17 juga terberkati karena pada sore harinya Pdt. Jo-

natan Sinaga juga memberikan seminar tentang penatalayanan, yang menekankan mengenai perubahan hati dalam mengem-balikan persepuluhan dan persembahan yaitu dengan terencana dan sukarela. Seluruh rangkaian acara diakhiri dengan penuh sukacita. n

—Dilaporkan oleh Yesaya Sukirman, Dept. Komunikasi Jemaat Getsemani Cikarang.

Perkemahan Pemuda AdventDaerah Nusa Tenggara (DNT)

Perkemahan kali ini sangat berbeda dan meriah, unik dari biasanya. Perkemahan diadakan di Bumi Perkemahan Ira Wuri tanggal 22-26 Agustus 2012, dengan tiga jenis air

yang tersedia—air laut, air tawar, air panas. Lokasinya adalah di Kecamatan Alor Timur, 50 Km dari Kota Kalabahi. Tema acara tersebut adalah “The Power of One.” Dengan narasumber adalah Pdt. G. Wangania, Ketua Daerah Nusa Tenggara (DNT); Pdt. M. Ataupah, Sekretaris DNT; H. Simalango, Bendahara DNT; Pau-lina Simalango, Dir.PA/RT; Advent Peduli yang dipimpin lang-sung oleh Alvin Bidi.

Perkemahan dimulai pada pukul 19.00 WITA, hari rabu malam, dengan kehadiran 300 orang yang terlebih dahulu sejak pagi telah berada di lokasi perkemahan. Acara pembukaan un-tuk perkemahan pemuda dengan resmi dibuka oleh Bupati Al-or. Dalam sambutannya bupati menyampaikan lima hal penting

buat semua peserta perkemahan:1. Pemuda harus membangun persatuan untuk memulia-

kan Tuhan.2. Pemuda dipersiapkan untuk menghadapi tantangan

global.3. Pemuda harus memiliki jati diri dan bersiap untuk diu-

tus menjadi duta Kristus.4. Pemuda harus memiliki perilaku hidup yang layak di

hadapan Tuhan.5. Pemuda harus miliki kualitas iman.

Setelah acara pembukaan, diadakan ramah tamah bersama bupati dan rombongan, sekaligus bupati mempersembahkan dua lagu pujian. Di akhir pujiannya, bupati mengucapkan teri-ma kasih kepada pihak Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Da-

10 - 2012 | Adventist World 41

Page 42: AW indonesian 2012-1010

DARi INDONESIA

erah Nusa Tenggara yang telah memilih Alor sebagai tempat berkemah untuk melatih dan membina orang muda untuk berguna bagi bangsa dan nega-ra terlebih bagi Tuhan.

Pada hari Kamis pagi di-adakan Pelayanan Masyarakat dan dilanjutkan dengan semi-nar pemuda, lomba menghafal ayat Alkitab, cerdas cermat Al-kitab, dan ilmu berkhotbah.

Pada Jumat pagi, panitia juga telah menyiapkan acara-acara yang menarik seperti permainan team building dan flying fox. Lomba yang diadakan dalam perkemahan Pemuda Advent yang diikuti oleh setiap utusan maka sebagai juara satu cerdas cermat Alkitab adalah dari Jemaat Oesao, juara dua dari Jemaat Sikumana, juara tiga dari Jemaat Oebobo. Yang juara di lomba

Ilmu Berkhotbah, seorang dari Jemaat Kupang, juara dua dari Jemaat Kupang, juara ketiga dari SLA atas nama Melati.

Pada kebaktian hari sabat, dihadiri semua ang-gota jemaat Distrik Alor dengan tak kurang dari 450 orang, mulai dari anak-anak dan orangtua yang berkumpul di tenda umum. Dan sebagai pembicara adalah Pdt. A. Kalumbang, Dir. Rumah Tangga Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya. Da-lam khotbahnya beliau menekankan beberapa hal penting bagi semua peserta perkemahan secara khusus orang muda; (1) Orang muda harus berpi-

kir positif (I Samuel 1:17). (2) Orang muda harus optimis kare-na memiliki power. (3) Orang muda harus memiliki kemauan. (4) Orang muda harus miliki semangat tinggi. (5) Mengisi hi-dup dengan membaca Alkitab, buku Roh Nubuat dan berdoa.

Pada acara malam minggu begitu banyak acara yang dipen-taskan oleh peserta seperti malam budaya, lawak, drama, lagu daerah. Kegiatan ini mendapat sambutan yang meriah dari se-mua peserta dan diikuti seluruh peserta, dan acara perkemahan berakhir pada malam minggu dan ditutup oleh Pdt. G. Wanga-nia. Dalam sambutan beliau mengatakan bahwa semua acara yang disiapkan dan dilaksanakan ini diharapkan dapat mengi-kat jalinan kasih persaudaraan yang kuat di antara sesama orang muda dan mampu bersaksi melalui kehidupan kerohani-an yang baik. n

—Dilaporkan oleh Pdt. D. Kana Djo, Departemen Komunikasi Daerah Nusa Tenggara.

Seminar Kesehatan di Padang SidempuanDaerah Sumatera Kawasan Tengah (DSKT)

Pada tanggal 6-9 September 2012 di Padang Sidempuan, dilaksanakan seminar kesehatan se-DSKT dengan 80

peserta yang datang dari Riau Daratan dan Tapanuli. Nara-

sumber kali ini adalah Pdt. Jimmy Havelaar, Dir. Departe-men Kesehatan UIKB; Bpk. G. Hutagalung, Kepala BPA Padang Sidempuan dan Ny. R.O. Sagala, Dir. Kesehatan

DSKT.Para peserta menginap di Penginapan Angkola

yang tidak jauh dari gereja Advent Padang Sidem-puan, dengan semangat yang tinggi para orangtua dan yang muda datang mengikuti seminar (Serti-fikasi Kesehatan Level 1) karena dengan belajar pelajaran kesehatan, akan memudahkan kita da-lam penginjilan keluar (Reach Out), dan itu adalah komitmen para peserta. n

—Dilaporkan oleh Ny. R.O. Sagala, Direktur Ke-sehatan DSKT.

42 Adventist World | 10 - 2012

Page 43: AW indonesian 2012-1010

Tidak menggunakan waktu beristirahat terlalu lama, ha-nya dalam kurun waktu tiga bulan setelah selesai meng-adakan KKR di Distrik Kupang, Daerah Nusa Tenggara

tanggal 15-21 April 2012, hamba Tuhan yang memiliki talenta dan semangat besar, Pdt. Dr. J. H. Rantung, Sekretaris GMAHK UIKB melanjutkan KKR di Wilayah Kalimantan Barat, tepat-nya ibu kota propinsi di Pontianak pada Tanggal 5-11 Agustus 2012, dengan tema: “Pengharapan di Tengah Krisis.”

Pdt. J.H Rantung tidak hanya bekerja sendiri, Pdt. Jimmy Havelaar, Dir. Dept. Kesehatan UIKB dan Pdt. Rony Panambu-nan, gembala Jemaat Mount Carmel menjadi kesatuan timnya. Balai Pengobatan Advent Pontianak, di bawah pimpinan Ibu Eva Hutagalung juga mengadakan pengobatan gratis di tiga ti-tik di pinggiran Kota Pontianak yaitu (1) Desa Sungai Rengas (2) Desa Korek (3) Desa Ambawang menjadi lokasi pelayanan-nya.

Dokter Alvin Sinaga Sp.A yang melayani di RSUD Yos Su-darso diundang panitia sebagai pembicara seminar kesehatan di malam pertama dan Pdt. Jimmy Havelaar yang dengan setia-nya menyampaikan seminar kesehatan di setiap malam beri-kutnya.

Seluruh pengunjung sangat antusias mendengarkan materi seminar kesehatan dan khotbah yang disampaikan para pembi-cara. Pada malam keempat, di mana panggilan mulai dilaku-kan, ada 2 jiwa yang berdiri di depan, malam kelima bertambah beberapa jiwa lagi dan malam keenam di mana panggilan ter-akhir disuarakan ada 15 jiwa menyerahkan dirinya bagi Tuhan, terdiri dari 4 anak anggota, 5 protestan, 5 Katolik, 1 Budha. Pada acara penutup-an yang menjadi Sa-bat gabungan dengan umat Tuhan dari Distrik Tayan, Men-jalin, Kayu Tanam/Saginah menambah jumlah baptisan, se-hingga keseluruhan-nya berjumlah 31 ji-wa. Baptisan dipim-pin Pdt. Y.Y. Fina, dan Pdt. Jimmy Havelaar di kolam baptisan GMAHK Jemaat Setia Budi.

Sungguh menjadi kesukaan besar bagi GMAHK wilayah Kalbar atas terseleng-

KKR Kalimantan BaratDistrik Kalimantan Barat

garanya KKR tersebut. Pada kesempatan ini kami mohon kira-nya para pembaca Adventist World Indonesia sudi mendoakan pelayanan di Kalbar teristimewa mereka yang baru dibaptis, agar menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan. n

—Dilaporkan oleh Bpk. J. Pasaribu dan Pdtm. J. Sihotang, Dept. Komunikasi Distrik Kalimantan Barat

10 - 2012 | Adventist World 43

Page 44: AW indonesian 2012-1010

DARi INDONESIA

One Reach One to One Win OneSabbath School Camp di Konferens Minahasa Utara–Maluku Utara

Anggota Sekolah Sabat! Jangkau Satu! Anggota Sekolah Sabat! Menangkan Satu!Anggota Sekolah Sabat! Jangkau Satu! Menangkan Satu!

Itulah yel-yel semangat penginjilan dalam setiap sesi acara pada Sabbath School Camp 2012 yang digelar De-partemen Pelayanan Sekolah Sabat dan Pelayanan Per-

orangan GMAHK DKMU-MU pada tanggal 25-28 April 2012 di Bumi Perkemahan Sagerat Bitung, tepatnya di lo-kasi perkebunan Kel. Ramoy Luntungan, Mawuntu (Man-tan Bupati Minahasa Selatan).

Perkemahan Sekolah Sabat dengan tema “One Reach One to One Win One” ini diikuti oleh sekitar 300 peserta yang adalah para pemimpin umum Sekolah Sabat, pemim-pin diskusi, koordinator pemelihara dan Sekretaris UKSS dari jemaat-jemaat di Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung dan beberapa dari Provinsi Maluku Utara.

Usai acara pembukaan, dilanjutkan dengan sesi-sesi pe-latihan oleh Pdt. Dr. Ferry Rachman, Dir. Pelayanan SS/PP UKIKT, dengan topic: Peran, Fungsi dan Kerja Pemimpin Umum Sekolah Sabat dan Pemimpin Diskusi Sekolah Sa-bat, yang kemudian dijabarkan dalam praktik kelas melalui

pelatihan kelompok usai makan siang yang dipimpin lang-sung oleh Dir. Pelayanan Sekolah Sabat dan Penginjilan Perorangan, Pdt. Ronny Neman.

Jumat pagi, para peserta dibekali dengan materi: Peran, Fungsi dan Kerja Sekretaris Umum Sekolah Sabat dan Sekretaris UKSS yang dibawakan oleh Pdt. Yotam Bindosa-no, MA. Dilanjutkan dengan topik Peran, Fungsi dan Kerja Koordinator Pemelihara UKSS oleh Bpk. Billy Kumolon-tang.

Sabat pagi, rancangan acara Sekolah Sabat yang telah digodok dan disepakati bersama dipraktikan dalam urutan dan waktunya. Dilanjutkan dengan kebaktian Sabat dengan pembicara, Pdt. Yotam Bindosano, MA. Di sore hari, mate-ri pelatihan dilanjutkan kembali, dengan pembicara Prof. Daniel C. Kambey mengenai menjadi pemimpin diskusi atau guru Sekolah Sabat yang baik.

Sabbath School Camp DKMU-MU ditutup dalam sebu-ah komitmen kerja yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Ferry Rachman dan doa penyerahan oleh Pdt.F.A. Rattu, Ketua GMAHK DKMU-MU. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Jimmy Tendean, S.Ag., Bendahara Panitia Sabbath School Camp.

Foto bersama Ketua DPRD Kota Bitung pada Pembukaan Acara Sabbath School Camp 2012.

44 Adventist World | 10 - 2012

Page 45: AW indonesian 2012-1010

Menuai di KKR Cluster iiJemaat Cibeber, Konferens Jawa Barat

Pada tanggal 18-23 Juni yang lalu cluster II

mengadakan kebak-tian kebangunan ro-hani. Dan Jemaat Ci-beber pun mengam-bil bagian dalam pes-ta kebangunan roha-ni itu, dan pada tanggal 23 Juni, Je-maat Cibeber bersu-kacita oleh karena adanya 3 jiwa yang datang kepada Tu-han dalam baptisan kudus. Ketiga baptis-an itu adalah Brive Nasution, Cynthia Boyoh dan Janette Sitorus. Mereka ada-lah jiwa yang didapatkan dari hasil KPA dan juga kelas baptisan yang ada di Jemaat Cibeber. Salah satu dari mereka bukan Ad-vent—Janette Sitorus.

Ada hal yang menarik sebelum baptisannya dilaksanakan. Pada malam hari sebelum ia dibaptis, saat ia maju untuk mene-rima panggilan baptisan, ia datang untuk meminta tolong pada gembala Jemaat Cibeber, untuk datang ke rumahnya malam itu

juga untuk berbicara dengan orangtuanya mengenai baptisan-nya esok. Pukul 11 malam gembala jemaat bersama istri dan Ja-nette menuju rumahnya untuk bertemu dengan orangtua Ja-nette.

Sebelum pergi kami berdoa dalam hati memohon pada Tu-han kebijaksanaan untuk dapat berbicara dengan orangtua Ja-nette. Dan dengan pertolongan Tuhan orangtua Janette mem-

berikan izin ia dibaptis di gereja Advent.Keesokan harinya, setelah acara khotbah di

Sabat gabungan cluster II, kami mengadakan bap-tisan kudus yang dipimpin oleh Pdt. Jimmy Have-laar dan Pdt. D.E.W. Silitonga bersama dengan 17 jiwa yang lain. Ketiga belia ini maju menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi mereka. Pdt. Butarbutar mengatakan bahwa perjalanan kehi-dupan mereka nantinya akan penuh dengan per-gumulan yang luar biasa, dan perjalanan perju-angan iman mereka secara pribadi baru akan di-mulai. Akan banyak penggodaan dalam keluarga dan juga sekolah.

Biarlah kita doakan anak-anak Tuhan ini, agar mereka dapat bertahan dalam kerohanian mereka dan juga ke 17 jiwa baru yang lain sampai Yesus datang.

—Dilaporkan oleh Pdt. J. Butarbutar, gembala Jemaat Cibeber.

Jemaat Cibeber dan ketiga jiwa yang baru dibaptis. BAWAh: Proses baptisan Janette Sirorus oleh Pdt. D.E.W. Silitonga.

10 - 2012 | Adventist World 45

Page 46: AW indonesian 2012-1010

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konfe-rens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redak-si majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana membutuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar.

Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap teKS naskah berita yang ka-mi terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microsoft Word/Word Per-fect, tANPA ADA GAMBAr/foto/image DI DALAM file DoKUMeN terSe-BUt (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam file teks dokumen tersebut).

GAMBAr/foto/image untuk naskah berita tersebut kami harapkan terPI-SAh DArI DALAM file dokumen teks naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere solusi minimal 640x428 (lebih besar lebih baik). Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangan-nya menjadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam teks naskah berita tersebut.

Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pe-ngirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk me-masukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada ke-mungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

Kirimkan ke: [email protected] paling lambat tanggal 15 seti-ap bulan untuk dimasukkan ke edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

bagi ParaPenulis Setia

Adventist World Indonesia

Info Penting!

DARi INDONESIA

Festival Kebebasan Beragama di indonesiaYang pertama di Indonesia

Bertempat di Aula Mapalus Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, pada Sabat, 5 Mei 2012, Festival Ke-bebasan Beragama untuk pertama kali digelar di In-

donesia dengan tema: “Thank You Indonesia for Religious Freedom and Thank You Sulawesi Utara for Religious Free-dom” mendapat perhatian yang besar dari para pemimpin umat beragama di Sulawesi Utara.

Aula Mapalus dengan daya tampung sekitar 2500 orang terlihat penuh dengan anggota Advent dan bukan Advent yang berbaur dalam satu kebersamaan mengikuti rangkai-an acara festival kebebasan beragama yang berisi sambutan dan pemaparan para pemimpin agama se-Sulawesi Utara tentang kebebasan beragama disertai dengan lagu-lagu ro-hani dari Serve Him Vocal Group, Adriel Grup, Vokal Grup ke Sorga dari Gereja Masehi Injili Minahasa pimpin-an Prof. Pinontoan dan koor jemaat masing-masing.

Hadir memberi sambutan dalam acara ini adalah Pdt. A. Rumengan, Sekretaris Umum Sinode GMIM; Bpk. Tamzil Permata, Pemimpin Umat Muslim Sulawesi Utara; Bpk. Weda Manuaba, Pemimpin Umat Hindu; Pendeta Te-dius Batasina, Pemimpin KGPM; Pendeta John Pangalila, Sekretaris GPdI Pusat di Sulawesi Utara; Bpk. Hanny Lion-ardy, Pemimpin Umat Budha; Bpk. Sofyan Yosadi, Pemim-

pin Kong Fu Cu; Pdt. Dr. Nico Gara, Ketua Forum Kebe-basan Umat Beragama–FKUB Sulawesi Utara dan Pdt. Noldy Sakul, Ketua Uni Konferens Indonesia Kawasan Ti-mur.

Dalam sambutan dan pemaparannya, para pemimpin agama sepakat bahwa kebebasan beragama adalah hak mutlak yang wajib dijaga bersama oleh semua umat ber-agama dan inilah yang sudah lama di praktikkan di Provin-si Sulawesi Utara tercinta, sehingga Sulut dikenal sebagai daerah yang aman. Masing-masing pemimpin agama juga memberikan apresiasi dan rasa bangganya kepada gereja Advent karena dapat menggelar acara festival kebebasan beragama yang pertama di Sulawesi Utara bahkan di Indo-nesia. Mereka juga berharap, acara ini dapat menjadi agen-da rutin yang bukan saja nanti hanya di dibuat dan dipra-karsai oleh gereja Advent tetapi kemudian bisa bergilir pa-da setiap denominasi agama yang ada atau pun dapat dibu-at tim bersama untuk acara akbar dan penting seperti ini.

Gubernur Sulawesi Utara, Dr. Sinyo H. Sarundajang da-lam sambutan yang dibacakan oleh Asisten I, Ir. Roy Ror-ing, mengatakan bahwa Sulawesi Utara sebagai daerah yang aman jangan lengah untuk terus menjaga kerukunan umat beragama dengan saling menghargai dan menghor-

46 Adventist World | 10 - 2012

Page 47: AW indonesian 2012-1010

“Lihatlah, Aku Datang Segera…”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat)Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184

Ketua Pengarah J. S. Peranginangin

Ketua Bidang Usaha A. Ricky

Bendahara S. Manueke

Pemasaran S.P. Rakmeni

ProduksiS. M. Simbolon

Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit

Redaksi Pelaksana dan Desain IsiJ. Pardede

Tim Redaksi R.C.A. Raranta, F. Parhusip, J. Wauran

Komunikasi UniS. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan BaratS. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur

Komunikasi Konferens/Daerah/WilayahD. Lingga, Sumatera Kawasan UtaraH. Sihaloho, Sumatera Kawasan TengahV. J. Sinaga, Sumatera Kawasan SelatanA. Sagala, DKI Jakarta dan SekitarnyaS. Nappoe, Jawa BaratW. Siringoringo, Jawa TengahR. Situmeang, Jawa Kawasan TimurD. Juniarto, Kalimantan Kawasan TimurJ. Sihotang, Kalimantan BaratD. Kana Djo, Nusa TenggaraR. Keni, Minahasa UtaraDj. Muntu, MinahasaF. Kasenda, Bolaang Mangondow-GorontaloCh. Muaya, Sulawesi TengahM. Tandilangi, Sulawesi Selatan, Barat dan TenggaraA. J. Uniana, MalukuH. Sandil, Nusa UtaraH. Wambrauw, PapuaI. Lisupadang, Luwu Toraja

Izin Departemen Penerangan RINo. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987

Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784Email: [email protected]

Alamat PemasaranTlp/Fax: 022-86062842 Email: [email protected] (Sirkulasi)

www.iphbdg.org

WArtAGEREJA ADVENT

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai de-ngan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dileng-kapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Nas-kah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

mati karena torang samua basudara (kita semua adalah saudara). Beliau juga menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya kepada gereja Advent sedu-nia yang menggelar acara ini dan mempercayakan Sulawesi Utara sebagai tu-an rumah.

Usai sambutan-sambutan dari para pemimpin umat beragama dan dari pemerintah, Pdt. Dr. John Grazz, Sekretaris Asosiasi International Religious Liberty Association (IRLA), dari General Conference kemudian memapar-kan bahwa gereja Advent adalah bagian dari komponen kebebasan beragama dari seluruh agama dan kepercayaan di dunia , yang berada di bawah payung PBB. Gereja Advent menyokong penuh kebebasan umat beragama untuk ber-ibadah, mendirikan tempat beribadah serta melaksanakan segala kewajiban agamanya. Di akhir dari sambutannya, Grazz mengatakan bahwa dia juga bangga dan berterima kasih karena di Indonesia khususnya di Sulawesi Uta-ra, dia dapat merasakan makna dari kebebasan beragama, dengan melihat se-mua umat beragama duduk berdampingan dengan damai dan penuh kekelu-argaan. “Sulawesi Utara memang adalah surga senyuman dan keramahan. Sa-ya orang asing, tapi tidak merasa asing di sini,” ungkapnya.

Di akhir dari acara festival kebebasan beragama, semua pemimpin Agama yang hadir mendapatkan piagam penghargaan sebagai komitmen untuk terus menjaga kebebasan beragama di Sulawesi Utara, Indonesia dan internasional, yang telah disiapkan oleh panitia. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Jimmy Tendean, Gembala Wilayah Manado Utara I.

10 - 2012 | Adventist World 47

Page 48: AW indonesian 2012-1010

Bergabunglah bersama kami dalam Anggota gereja Advent di

seluruh dunia berdoa pada pukul 7 setiap pagi dan petang. Bergabunglah bersama kami dalam doa demi kehadiran Roh Kudus dalam keluarga kita, jemaat, para pemimpin dan komunitas kita sehingga Yesus segera datang!

Melaluinya dengan membaca Alkitab bersama. Daftarkan hari ini!

(Dibangunkan oleh Firman-Nya)

9-19 Januar i 2013

DOA

MELALUIDAN

DOAMEMPELAJARI ALKiTAB

DIBANGUNKAN

H A R I10