aw 2012-1002 indonesian

48
02 - 2012 Warta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh M endengar Kita Apakah Mereka? Penyakit karena Pilihan 11 Tidak Lazim 24 yang Kerja Sama Sukacita Sabat 20

Upload: adventist-world-magazine

Post on 26-Mar-2016

311 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

AW 2012-1002 Indonesian official

TRANSCRIPT

Page 1: AW 2012-1002  Indonesian

02 - 2012

W a r t a G e r e j a M a s e h i A d v e n t H a r i K e t u j u h

MendengarKitaApakah

Mereka?Penyakitkarena Pilihan

11

Tidak Lazim24

yangKerja SamaSukacita

Sabat20

Page 2: AW 2012-1002  Indonesian

3 L A P O R A N S E D U N I A

3 Sekilas Berita 6 Fitur Berita

11 K E S E H A T A N S E D U N I A

Penyakit karena Pilihan

22 R O H N U B U A T

Pegangan Emas

26 P E R T A N YA A N D A N

J A W A B A N A L K I T A B

Penolong yang Lain

27 P E L A J A R A N A L K I T A B

Iman Akhir Zaman

28 P E R T U K A R A N I D E

31 Sebuah One-Day Church

D E P A R T E M E N T A L

www.adventistworld.orgTersedia online dalam 13 bahasa.

Pada sampul: KANADA: Seorang wanita tuli sedang menyanyikan la-gu dengan bahasa isyarat untuk satu jemaat yang mendengarkan di Toronto, Kanada. Sarung tangan putih menambah gaya gemulai ber-

nyanyi dalam bahasa isyarat tersebut. P h o t o c o u r t e s y o f j o h n b l a k e / d i g i t a l l y m o d i f i e d

C E R I T A S A M P U L

16Apakah Kita Mendengar Mereka?

Oleh Larry R. EvansYesus melihat orang-orang dengan kebutuhan khusus dan membawa me-reka dalam lingkaran-Nya.

8 P A N O R A M A S E D U N I A

“Supaya Mereka Menjadi Satu” Oleh Ted N. C. Wilson Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi adalah mengenai kesatuan.

12 R E N U N G A N

Jatuh ke Dasar—Diangkat ke Atas Oleh Gilbert Vega Kita semua pernah jatuh. Bersyukurlah kepada Allah atas mereka yang telah mengangkat kita.

14 K E H I D U P A N A D V E N T

Bagaimana Kita Berpartisipasi Menyelamatkan Mereka? Oleh Cecilia Cornejo Apakah cara terbaik untuk membuat anak-anak kita tetap terhubung dengan gereja?

20 K E P E R C A Y A A N D A S A R

Sukacita Sabat Oleh Raúl Quiroga Jika Sabat bukanlah hari kesukaan, maka Anda

tidak menguduskannya dengan benar.

24 P E L A Y A N A N A D V E N T

Kerja Sama yang Tidak Lazim Oleh Chek Yat dan Sally Lam-Phoon Orang muda Advent di Cina menerima kesempatan pendidikan yang unik.

02 - 2012

2 Adventist World | 02 - 2012

Page 3: AW 2012-1002  Indonesian

Wintley Phipps, pendeta dan penya- ■nyi Advent, mengunjungi fasilitas penja-ra di Dob, Slovenia. Setelah mendapat un-dangan dari anggota Parlemen European Union (EU) Lojze Peterle, Phipps tam-pil di hadapan para narapidana, keluar-ga mereka, personil penjara, dan para un-dangan dari bidang politik dan gereja.

Phipps memulai program itu dengan membawakan lagu “The Lord’s Prayer,” ke-mudian menyertakan beberapa lagu kebak-tian dan rohani yang terkenal dan menga-khirinya secara khidmat dengan lagu “Amazing Grace.” Melalui pesan-pesan dari lagu-lagu dan penyajian singkat di sela-se-lanya, Wintley sungguh-sungguh “memba-wa pengharapan kepada kami semua,” de-mikian Joze Podrzaj, direktur penjara terse-but berkata dalam sambutannya. Para ta-hanan berterima kasih kepada Phipps dengan tepuk tangan meriah dan bing-kai sarang lebah buatan sendiri, tanda mata tradisional orang Slovenia. “Ini merupakan kunjungan yang sungguh-sungguh menginspirasi dari seorang yang istimewa yang menggunakan hidupnya menghibur mereka yang paling membutuhkan,” kata Peterle dalam pernyataannya kepada AdventPress.

Phipps tiba di Slovenia bersama istrinya, Linda, dari Brussels, di mana ia bernyanyi di Prayer Breakfast tahunan untuk anggota parlemen EU. Selama kunjungan singkatnya ia juga bertemu dengan Robert Friskovec, seorang ko-ordinator untuk pelayanan penggembalaan di penjara Slovenia, dan Zmago Godina, Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Konferens Slovenia.—Dilaporkan oleh TEDNews

Sekolah Advent Paling Selatan Menamatkan Siswa Sekolah Menengah Atas

Setelah 57 tahun kehidupan akademis, ■ Liceo Adventista de Punta Are-nas (Punta Arenas Adventist Academy) mengadakan penamatan sekolah menengah tingkat atas yang pertama. Dalam satu upacara yang penuh pe-rasaan itu, 29 siswa lulus sebagai kelas tahun 2011. Beberapa dari siswa ini telah diterima masuk ke program insinyur, kedokteran, atau pendidikan untuk tingkat lanjut.

Didirikan pada tahun 1954 dengan istri pendeta sebagai satu-satunya guru, sekolah tersebut sekarang menerima 520 siswa mulai kelas taman ka-nak-kanak sampai kelas 12. Sepuluh dari 29 lulusan tahun ini menyelesai-kan semua pendidikan mereka di Punta Arenas Adventist Academy. Di wi-layah tersebut, sekolah ini diakui bidang akademis maupun nilai-nilai

L A P O R A N S E D U N I A

Bersambung ke halaman berikut

Menuju Dunia yang Sunyi

Wintley Phipps Membawa Harapan ke

Penjara Slovenia

SUARA PENGHARAPAN: Wintley Phipps, seorang pen-deta Advent dan penyanyi ro-hani, tampil di Slovenia.

Bagi masing-masing kita, ada satu kisah is-timewa tentang Yesus yang paling berkesan dari semua—satu cerita yang menggerakkan kita melebihi ungkapan kata-kata.

Bagi saya, dari dulu cerita itu merupakan catatan Injil Markus tentang pertemuan Yesus dengan seorang yang tuli dan gagap (Markus 7:31-37). Apa yang tampaknya merupakan po-tongan cerita aneh, sarat dengan kejadian yang ganjil, pada akhirnya mengungkapkan cerita Tuhan yang akan menembus segala rintangan untuk menggapai orang yang terluka dan yang kesepian. Melalui sikap tubuh, isyarat, dan pertunjukan bisu, Yesus memasuki dunia yang sunyi dari dia yang tidak pernah mendengar ataupun berbicara: Firman Allah, bagi orang ini, menjadi tanda dari Allah, yang tanpa sepa-tah kata menyampaikan kasih karunia dan ka-sih yang menyembuhkan dan memulihkan dia kepada komunitasnya. Keterkejutan kita saat kisah ini berakhir bukanlah saat Yesus mem-buat seorang tuli bisa mendengar, tetapi bahwa kasih sayang-Nya demikian istimewa, begitu fokus pada individu ini, sehingga Ia akan me-lakukan apa yang tidak mau dilakukan orang lain dalam budaya-Nya untuk menyampaikan kasih sayang Allah yang menakjubkan.

Kisah penyembuhan ini juga merupakan perumpamaan bagi gereja-Nya, yang terbiasa berpikir tentang “kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar”—tentang mayoritas, efisiensi, dan apa yang paling diinginkan orang-orang. Yesus bermaksud agar gereja-Nya, yang ber-tindak atas nama-Nya, menghasilkan kasih sa-yang yang sifatnya berfokus pada individu se-perti itu—perhatian yang sama kepada tan-tangan dan bakat yang unik—yang mencirikan pelayanan-Nya sendiri. Yesus melihat murid yang berpotensi pada masing-masing orang yang ditemui-Nya—wanita dan pria, orang-orang dari segala jenis etnis, pengguna berba-gai macam bahasa, yang mendengar dan yang tuli, yang melihat dan yang buta—dan Ia me-nyesuaikan rencana pelayanan yang diselaras-kan dengan kebutuhan mereka.

Setelah membaca cerita sampul bulan ini, Anda akan merasa terdorong untuk mengeta-hui bagaimana gereja Anda menjangkau kelu-ar kepada jutaan orang di seluruh dunia yang terutama serupa dengan apa yang terdapat da-lam cerita dalam Markus 7. Sementara mem-baca, berdoalah meminta hati yang berbelas

kasih yang bersedia menembus segala rintangan dengan kabar baik pe-

nyembuhan dan pemulihan.

02 - 2012 | Adventist World 3

Page 4: AW 2012-1002  Indonesian

Kristennya, dan ada daftar tunggu untuk penerimaan siswanya.

Terletak di Strait of Magellan yang menghadap Antartika, Punta Arenas Ad-ventist Academy merupakan yang paling selatan dari seluruh sekolah-sekolah Ad-vent yang berjumlah 7.806. Di dalam sis-tem ini ada 1.680.153 siswa di seluruh dunia.

Augusto Aguila dan Isolina Olivares, bersama dengan pasangan Megarejo-An-drade, hadir mewakili generasi yang me-nyaksikan permulaan impian memiliki sekolah-sekolah Advent di kota paling selatan di dunia ini. Daftar tamunya ter-masuk Cesia Aguila dan Eliana Dobson, yang menerima penghargaan istimewa menjadi guru pertama di lembaga terse-but.

Hadir pula Margarita Goic, pengaca-ra untuk sekretaris pendidikan Wilayah Magallanes, dan Nelson Santana, penga-was Departemen Pendidikan untuk Pro-vinsi Magallanes, keduanya mewakili ke-menterian pendidikan di Chile. “Kami akan terus mendukung sekolah ini,” kata Goic, yang berperan penting dalam pengurusan sekolah menengah tersebut. Kepala sekolah Juan Carlos Diaz Costa menambahkan, “Nona Goic merupakan satu aset besar dan dukungan bagi seko-lah.”

Upacara itu bersejarah karena keha-diran Lisa Beardsley-Hardy, direktur pendidikan untuk Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, General Conference, yang berbicara kepada lebih dari 300 orang yang berkumpul di gelanggang itu. Beardsley-Hardy menekankan penting-nya melanjutkan pendidikan Kristen me-reka dan menantang kelas tamatan un-tuk berpetualang dan memilih dari anta-ra 111 perguruan tinggi dan universitas Advent di dunia. Ia mengimbau mereka untuk setia pada tugas apa pun yang ada di hadapan mereka dan menyerahkan mimpi mereka di hadapan Allah dalam doa, karena oleh kehendak-Nyalah ber-kat diberikan kepada mereka dan orang lain bisa mendapat berkat melalui mere-ka.

Diaz Costa berbicara tentang pen-tingnya siswa mengembangkan iman. Ia mengakui hasil kerja dari mereka yang telah memainkan peran dalam mengem-bangkan lembaga itu di masa lalu. Sebut-an khusus diberikan kepada Cesar Beroi-za dan istrinya serta kepada Maruricio Galdamez, yang sekarang sedang mela-yani di Talca dan Angol, Chile. Kedua guru tersebut merupakan tamu istimewa dari kelas tamatan dan diakui atas kerja baik yang telah mereka lakukan untuk sekolah itu.

Musik istimewa disediakan oleh pa-duan suara institusi tersebut dan oleh pemain terompet terkenal Chilean Ar-my, Lt. Fernando Leiva.—dilaporkan oleh David Mauricio San-doval Romero, El Liceo Adventista de Punta Arenas; terjemahan oleh Myrta Rojas (dalam bahasa Inggris).

Inisiatif “Revived by His Word” Dimulai

Satu inisiatif baru dari ■ General Con-ference yang dikoordinasikan oleh Revi-val and Reformation Committee, “Revi val by His Word,” terutama dirancang un-tuk memperkuat pengalaman rohani da-ri masing-masing anggota gereja melalui membaca Alkitab.

Armando Miranda, seorang wakil ke-tua General Conference dan Ketua Revi-val and Reformation Committee, berkata, “Mendengarkan Allah berbicara kepada kita melalui Firman-Nya tidak bisa di-gantikan posisinya oleh apa pun. Pere-

nungan Kitab Suci dengan penuh doa merupakan sumber kekuatan rohani yang utama.”

“Revived by His Word” merupakan satu pendekatan unik untuk membaca seluruh isi Alkitab. Anggota-anggota ge-reja di seluruh dunia akan diimbau un-tuk bersatu dalam membaca atau mende-ngarkan satu pasal Alkitab setiap hari, mulai tanggal 17 April 2012, selama ra-pat gereja musim semi. Rencana pemba-caan Alkitab akan di akhiri di sidang General Conference di San Antonio, Tex-as tahun 2015.

Ada 1171 hari mulai dari Rapat Mu-sim Semi (Spring Council) 2012 sampai permulaan sidang General Conference pada tanggal 2 Juli 2015. Ada 1189 pasal dalam Alkitab. Dengan membaca satu pasal tiap hari, dan dua pasal selama si-dang General Conference, maka jutaan anggota yang berpartisipasi akan menye-lesaikan perjalanan menyusuri Alkitab di akhir sidang General Conference. Satu komponen internet pada halaman web, Revival and Reformation yang disponsori oleh Ministry Association sedunia akan mengizinkan partisipan membagikan buah pemikiran perenungan hasil inspi-rasi secara internasional.

“Revived by His Word” lebih luas da-ripada membaca atau mendengarkan sa-tu pasal dari Alkitab setiap hari. Itu akan mengarahkan perhatian seluruh keang-gotaan kepada pentingnya mengenal Ye-sus melalui firman-Nya.—dilaporkan oleh Mark Finley, Asisten Ketua Gereja Masehi Advent Hari Ketu-juh, General Conference.

L A P O R A N S E D U N I A

MERAYAKAN KELULUSAN: Beberapa pemimpin datang untuk penamatan ke-las sekolah menengah atas yang pertama di Punta Arenas Adventist Academy di Chile, sekolah paling selatan dalam jaringan pendidikan gereja sedunia. Dari kiri: Cesar Beroiza, Lisa Beardsley-Hardy, Juan Carlos Diaz, dan Mauricio Gal-damez.

my

rt

a

ro

ja

s

4 Adventist World | 02 - 2012

Page 5: AW 2012-1002  Indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

Konferens Moscow Menyoroti Kebebasan Beragama

Para partisipan pada satu pertemuan ■kebebasan beragama tingkat tinggi baru-baru ini di Moscow memutuskan untuk membuat keadaan menyedihkan agama minoritas yang teraniaya di Timur Te-ngah dan Afrika, nyata dalam sorotan komunitas internasional.

Sekitar 100 juta orang Kristen di selu-ruh dunia—terutama di Timur Tengah dan beberapa bagian Afrika—menderita penganiayaan atau terjebak dalam kon-flik keagamaan yang sengit, menurut pa-ra pengurus kongres.

Konferensi internasional yang berfo-kus pada kebebasan beragama dan dis-kriminasi terhadap orang Kristen yang berlangsung selama tiga hari dimulai tanggal 30 November 2011, dan me-ngumpulkan berbagai kelompok agama berbeda dari Ortodoks, Protestan, Yahu-di, Katolik Roma, dan komunitas Islam. Puncak dari agendanya adalah pertum-

buhan dari apa yang disebut oleh bebera-pa orang “Christianophobia” di banyak negara di mana agama-agama atau ideo-logi dominan menggunakan kekuatan politik dan sosial yang berarti.

Vasility Stolyar, direktur urusan pub-lik dan kebebasan beragama untuk Gere-ja Masehi Advent Hari Ketujuh di Divisi Euro-Asia, berkata para partisipan kong-res bersatu dalam ketetapan mereka un-tuk lebih berusaha meredakan keadaan dari minoritas agama yang menderita penganiayaan di seluruh dunia.

Diskusi-diskusi di kongres juga ber-fokus pada dampak dari apa yang disebut Arab-Spring tentang hak-hak minoritas agama di negara-negara yang mengalami perubahan politis yang dramatis.

John Graz, sekretaris umum dari In-ternational Religious Liberty Association, menggambarkan permasalahan yang muncul pada kongres itu sebagai satu “permasalahan penting dan berkembang bagi para pendukung kebebasan beraga-ma.”

Graz berkata IRLA selama ini telah

mengikuti adanya peningkatan kekeras-an dan serangan sosial melawan minori-tas keagamaan di wilayah tersebut sela-ma bertahun-tahun, termasuk bertam-bahnya sentimen anti Kristen. Ia juga mengarahkan kepada laporan Perserikat-an Bangsa-bangsa yang telah menyadari keluarnya banyak orang Kristen dari Irak dan, baru-baru ini, Libya—satu kecende-rungan yang mengindikasikan satu pe-mahaman penting terhadap kegelisahan di tengah kelompok-kelompok agama minoritas.

“Kami mendesak pemerintah-peme-rintah di seluruh dunia, bersama dengan badan-badan internasional seperti Perse-rikatan Bangsa-bangsa, untuk melaku-kan segala sesuatu dalam kekuatan mere-ka untuk memastikan kebebasan beraga-ma, sebagai hak asasi manusia, diakui se-kaligus dilindungi di negara-negara ini,” kata Graz.—dilaporkan oleh Bettina Krause/Adven-tist News Network.

FOKUS KEBEBASAN: Pendukung kebebasan beragama bertemu di Moscow untuk mengusulkan langkah-langkah membuat keadaan kelompok agama minoritas yang teraniaya tetap terpantau di mata publik.

Va

si

ly

s

to

ly

ar

02 - 2012 | Adventist World 5

Page 6: AW 2012-1002  Indonesian

Setiap Kamis pagi José A. Barrientos, Jr., meninggalkan rumahnya segera setelah pukul 5 pagi dan berkenda-

raan menuju Washington Dulles Interna-tional Airport untuk melayani kawanan dombanya selama beberapa jam.

Jemaatnya bukan anggota-anggota di bangku gereja, melainkan para pegawai yang sibuk pulang pergi kerja di salah sa-tu bandara internasional terbesar di ne-gara itu.

Barrientos, seorang pendeta Advent, adalah salah satu dari 18 asisten pendeta di tempat sibuk itu. Bukan hanya yang paling muda—dia juga pendeta Hispanic (yang ada hubungannya dengan orang Latin/Spanyol) di sana, yang membuat-nya mondar mandir menawarkan bantu-an kepada para penumpang berbahasa Spanyol, Portugis, dan Italia, juga staf ba-gian pemeliharaan, yang kebanyakan adalah kaum Hispanic.

Ia bersama chaplain lain menawar-kan bantuan dengan mengelilingi banda-ra mencari mereka yang perlu bantuan mencari arah, menenangkan para pe-numpang yang belum menerima barang di tempat penerimaan bagasi, atau mem-baca wajah-wajah untuk menemukan mereka yang mungkin memerlukan penghiburan. Barrientos juga bergiliran sekali sebulan memimpin kebaktian Pro-testan Rabu petang yang diadakan di ka-pel antar agama di terminal internasional itu.

Pekerjaan tetap Barrientos adalah pendeta pelayanan anak-anak di Com-munity Praise Center Adventist Church di Alexandria, Virginia, tetapi ia bekerja su-karela beberapa jam setiap minggu di lu-ar gereja di Dulles.

Para pemimpin denominasi berharap agar lebih banyak pendeta Advent yang melayani sebagai pendeta komunitas di bandara dan itu merupakan satu gagasan yang akan berkembang.

“Kami menyokong agar lebih banyak pendeta memperluas pelayanan mereka ke dalam komunitas,” kata Gary Coun-cell, Direktur Adventist Chaplain Minis-tries (ACM), perwakilan kependetaan de-nominasi. “Kami memiliki pengaruh ha-nya bila kami berbaur dengan orang-orang dan menggunakan waktu bersama mereka untuk kepentingan mereka bu-kan kebutuhan kami.”

Para pendeta Advent disahkan oleh ACM melayani di tempat-tempat seperti badan hukum, departemen pemadam kebakaran dan polisi, acara-acara olahra-ga dan pelayaran.

Banyak orang akan berbicara kepada seorang pendeta di bandara hanya untuk mencurahkan suasana hati mereka yang senang selama beberapa menit, sementa-ra yang lain sangat memerlukan dukung-an rohani, seperti seorang wanita yang sedang bersedih selama kebaktian kapel setelah mengetahui pasangannya tidak setia. Beberapa orang mencari hal-hal la-in.

“Perlu bantuan menemukan ger-bangnya?” Barrientos bertanya pada seo-rang pria yang sedang kebingungan me-nuju koridor buntu sambil membawa-bawa tas punggung besar, tas komputer, dan bantal leher.

Barrientos adalah seorang pendeta, tetapi ia juga melayani sebagai seorang pemandu, pemerhati restoran, dan per-wakilan hubungan masyarakat tingkat pertama. Ia memamerkan arsitektur ter-

minal-terminal baru dan mengutarakan renovasi-renovasi yang akan diadakan. Bandara Dulles baru-baru ini terlibat da-lam proyek konstruksi transportasi di negara itu.

“Anda akan menyukainya. Bila sudah selesai, Anda akan berkata, ‘Saya ingin le-bih banyak melakukan perjalanan,’” ka-tanya kepada para penumpang.

Dibuka tahun 1962, Dulles berjarak 26 mil dari Kota Washington, D.C., dan mempekerjakan hampir 30.000 orang. Tahun lalu tempat ini melayani hampir 24 juta penumpang, menurut situs web-nya.

“Itu adalah tempat yang sangat be-sar,” Barrientos berkata dini pagi hari be-lakangan ini sambil berjalan menuju ter-minal. “Apakah Anda siap banyak berja-lan kaki?’

L A P O R A N S E D U N I A

Pendeta AdventTemu-SekilasPelayanan

Mereka memiliki pendeta di Bandara?Seorang

Oleh Ansel Oliver/Adventist

News Network

6 Adventist World | 02 - 2012

Page 7: AW 2012-1002  Indonesian

L A P O R A N S E D U N I A

Pengawasnya, Ralph Benson, menge-nakan pedometer dan memperkirakan ia berjalan lima sampai sembilan mil setiap hari pada pekerjaan itu. Sebagai seorang penganut Baptis Amerika, ia sering meli-hat Barrientos pada pekerjaan itu dan meminta bantuannya bekerja dengan pa-ra pengguna bahasa Spanyol saja.

“Ia menyenangkan; semua orang me-nyukainya,” kata Benson, yang melayani sebagai direktur pelayanan untuk Metro Washington Airports Interfaith Chapels, Inc. Organisasi nirlaba tersebut menye-diakan pelayanan bagi Metropolitan Washington Airports Authority, yang

memiliki Dulles International dan Rea-gan National Airports.

Barrientos memiliki rambut berwar-na gelap dan lancip serta mengenakan jas berwarna abu-abu arang dengan dasi hi-jau. Terserah pada pendeta bagaimana ia ingin berpakaian, katanya, tetapi ia me-milih pakaian resmi—karena ia memer-lukan semua kepercayaan yang dapat ia peroleh. Ia berusia 28 tahun dengan wa-jah ceria dan muda, serta perawakan yang ramping. Sebagian besar orang His-panic, katanya, tidak berharap seorang pendeta itu muda.

“Tetapi Anda tidak tua,” seorang pe-

numpang yang bertanya-tanya di kereta bawah tanah antar terminal berkata ke-padanya dalam bahasa Spanyol.

Para penumpang seringkali terkejut kalau pekerjaannya itu ada.

“Saya bahkan tidak mengetahui kalau bandara ada pendetanya,” kata Betsy Buckner, yang bersama suaminya telah terbang sepanjang malam setelah me-ngunjungi sahabat-sahabat di Argentina. Mereka sedang mencari ruang tunggu eksekutif Air France selama 5 jam sing-gah sebelum terbang ke rumah ke San Diego, Kalifornia.

“Para penumpang biasanya meng-alami salah satu dari dua keadaan eks-trem: Orang-orang biasanya benar-benar senang atau benar-benar sedih,” kata Barrientos. Banyak penumpang yang di-temuinya hendak mengunjungi orang-orang yang dikasihi, sementara yang lain baru kehilangan orang-orang yang dika-sihi.

Pelayanan di bandara itu cepat—se-orang pendeta harus mengetahui seseo-rang dengan cepat dan kemudian, sama cepatnya, membiarkan mereka pergi.

“Bagi saya itu mudah. Saya suka ber-sahabat,” katanya setelah bercakap-cakap dengan seorang penjaga keamanan. “[Pa-car saya] akan memberitahu Anda kalau saya suka banyak berbicara.”

Ketika tidak sedang berbicara dengan pegawai atau menuntun penumpang, Barrientos memberitahu orang tentang kapel dan pelayanannya. Tentang rak li-teratur, katanya buku Advent yang se-ring diisinya seringkali adalah El Caming a Christo, versi bahasa Spanyol dari Steps to Christ, ditulis oleh salah seorang pen-diri Gereja Advent, Ellen White. Sekitar 300 orang mengunjungi kapel setiap ha-rinya.

Kapel bandara yang pertama, didiri-kan tahun 1951 di Boston’s Logan Inter-national Airport. Itu adalah sebuah kapel Katolik yang diberi nama “Our Lady of the Airways.” Sekarang lebih dari 140 bandara di seluruh dunia memiliki kapel, menurut International Association of Civil Aviation Chaplains, satu organisasi nirlaba. n

Atas: MEMBANTU ORANG LAIN: José Barrientos, seorang pendeta relawan di Washington Dulles International Airport, membantu keluarga Ribeiro menemukan bus menuju mall terdekat selama 5 jam persinggahan mereka antara Rio de Ja-neiro dan Orlando. Barrientos memban-tu para penumpang berbahasa Spanyol dan Portugis dengan bantuan praktis dan kadang-kadang berdoa bersama mereka yang memerlukan penghiburan rohani. Halaman sebelah: BANYAK BERJALAN: Barrientos, kiri, membantu seorang pe-lancong menemukan gerbangnya pada

pagi hari Kamis baru-baru ini. Beberapa hari ia menemui orang-orang di kapel bandara, sementara hari lain ia berjalan beberapa mil membantu para penum-pang menunjukkan arah. Kiri: MENYAPA PARA PEKERJA: Barrientos seringkali menyempatkan diri menyapa para pegawai Hispanik di Dulles. Di sini ia mengo-brol sejenak dengan seorang penjaga keamanan di terminal internasional.

Ph

ot

os

b

y

an

se

l

ol

iV

er

02 - 2012 | Adventist World 7

Page 8: AW 2012-1002  Indonesian

Dimulai dengan hanya beberapa orang percaya Alkitab yang setia di pertengahan abad kesembilan belas Ame-rika, Tuhan telah begitu limpahnya memberkati Gereja

Masehi Advent Hari Ketujuh. Kini telah berkembang menjadi satu pergerakan sedunia, bekerja dalam ratusan bahasa, menca-kup beraneka ragam jutaan orang percaya yang ditemukan di 206 negara di seluruh dunia.

Dan meskipun Tuhan tentu telah memberkati kita, tetapi kita juga memiliki tantangan. Kita tidak hanya hidup di dunia yang rumit, dan beraneka ragam, dengan budaya-budaya yang berbeda-beda dan sekularisme merajalela, tetapi kita juga harus melihat pengertian berbagai budaya di dalam gereja, berbagai sudut pandang tentang aturan, tantangan sosio-ekonomi, dan faktor-faktor lain. Di antara ini semua, salah satu tantangan ter-besar yang kita hadapi sebagai satu badan orang percaya sedu-nia adalah mengenai persatuan.

P A N O R A M A S E D U N I A

SatuMenjaga

Persatuan Umat yang Sisa

ja

me

s

jo

se

Ph

j

ac

qu

es

t

is

so

t

Supaya MerekaSupaya MerekaOleh Ted N. C. Wilson Menjadi

8 Adventist World | 02 - 2012

Page 9: AW 2012-1002  Indonesian

Persatuan didefinisikan sebagai keadaan bersatu atau berga-bung secara keseluruhan. Itu merupakan keselarasan atau kese-pakatan antara orang-orang atau kelompok.

Persatuan adalah apa yang Allah inginkan bagi orang-orang percaya-Nya, gereja-Nya. Baru beberapa jam sebelum penyalib-an kita menemukan Yesus dalam perjalanan menuju Getsema-ni, memohon kepada Bapa-Nya untuk persatuan di antara orang-orang percaya-Nya, “supaya mereka semua menjadi sa-tu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di da-lam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita,.... Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu” (Yoh. 17:21-23).

Yesus mengetahui kekuatan dan kelemahan individual dari masing-masing murid. Kita diberitahu bahwa “dalam diri mu-rid-murid pertama ini diwakilkan keanekaragaman. Mereka harus menjadi guru-guru dunia, dan mereka mewakili berbagai macam karakter. Supaya sukses melaksanakan pekerjaan, orang-orang ini, yang berbeda dalam karakteristik alaminya dan dalam kebiasaan hidup, perlu datang dalam persatuan pe-rasaan, pemikiran, dan tindakan. Persatuan inilah yang menja-di sasaran Kristus agar dilakukan... doa-Nya yang terus mene-rus untuk mereka adalah agar mereka disucikan melalui kebe-naran... Ia mengetahui bahwa kebenaran ditambah dengan Ke-mahakuasaan Roh Kudus akan menang dalam peperangan me-lawan kejahatan” (The Acts of the Apostles, hlm. 20, 21).

Akan tetapi, pada awalnya tampak seolah doa Yesus me-minta persatuan itu tak terjawab. Karena ketakutan dan malu, murid-murid melarikan diri dari Tuhan mereka saat Ia ditahan dan diseret ke hadapan orang banyak. Setelah Penyaliban mere-ka bingung, kecewa, dan bersembunyi, takut dianiaya. Namun 50 hari berikutnya murid-murid yang sama ini yakin dan ber-satu saat “semua orang percaya berkumpul di satu tempat” (Ki-sah. 2:1).

Bagaimanakah bisa dalam waktu demikian singkat murid-murid berubah dari keadaan kecewa, terpisah, dan hilang se-mangat menjadi bersatu, yakin, berubah? Apakah yang dapat kita pelajari dari mereka sementara kita berusaha dirangkul oleh persatuan yang Kristus rindukan agar kita miliki? Ada se-dikitnya tujuh pelajaran yang dapat kita petik dari pengalaman murid-murid Kristus ini.

tujuh langkah Persatuan1. Keyakinan dan kepercayaan murid-murid didasarkan

pada Kitab Suci. Hal pertama yang Yesus lakukan bagi murid-murid-Nya setelah Kebangkitan adalah membuka pemahaman mereka, “sehingga mereka mengerti Kitab Suci” (Lukas 24:45). Ia telah mencoba melakukan ini sebelumnya, tetapi “sampai sa-at itu murid-murid tidak memahaminya, karena sampah ajaran para rabi telah menyembunyikan kebenaran dari pandangan mereka” (That I May Know Him, hlm. 340).

Yesus menjelaskan Kitab Suci mulai dengan Musa, Daud, dan semua para nabi, dan mengajarkan mereka bagaimana Me-sias itu harus menderita, mati, dan bangkit pada hari ketiga (li-

hat Lukas 24:44, 45). Sambil menguraikan ayat, poin demi poin, Ia memperlihatkan bagaimana Ia merupakan kegenapan dari setiap nubuatan. Pastilah itu merupakan pelajaran Alkitab yang luar biasa!

Yesus terus muncul kepada para pengikut-Nya di berbagai tempat selama 40 hari berikutnya, mengajar dan memberi se-mangat kepada mereka. Di akhir masa itu, mereka mengerti nubuatan dan kegenapannya, dan iman mereka dengan kokoh terpaut dalam Kitab Suci. Mereka siap menerima karunia Roh Kudus.

Hal yang sama berlaku bagi kita sekarang ini. Sampai kita melihat kegenapan nubuatan kebangkitan pergerakan Advent, dan maksud kita dalam menggenapi nubuatan—menyatakan pekabaran malaikat ketiga dan menyiapkan orang-orang bagi kedatangan Kristus kembali—kita akan siap menerima Roh Kudus.

2. Rasa takut mereka terhadap kematian sudah lenyap. Ye-sus menggunakan waktu tiga setengah tahun mengajarkan mu-rid-murid-Nya tentang pentingnya prinsip-prinsip kerajaan-Nya, melalui perkataan dan teladan. Tetapi mereka lambat me-ngerti dan mempercayai Dia. Tetapi ketika mereka melihat Tu-han mereka yang telah bangkit, mereka jauh lebih sedia mende-ngar dan percaya, karena Ia telah mengalahkan kematian. Me-reka tidak lagi takut terhadap kematian (atau apapun juga), dan ini memberikan mereka keberanian baru dalam mengikuti panggilan Yesus (lihat Ibrani 2:14, 15). Meskipun kita tidak se-cara fisik melihat Yesus, kita masih bisa meminta janji-Nya “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh. 20:29).

3. Mereka mengenal kebutuhan besar mereka. Murid-mu-rid mulai memahami besarnya tugas yang Yesus percayakan. Bagaimanakah mereka bisa berhasil melaksanakan Tugas Besar itu (lihat Mat. 28:19, 20)?

Yesus menyuruh mereka untuk memulai pekerjaan mereka di Yerusalem, ladang yang paling tidak menjanjikan yang bisa dibayangkan. Mereka juga mengetahui bahwa musuh-musuh terbesar mereka adalah “pemerintah-pemerintah” dan “pen-guasa-penguasa,” “penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,” dan “roh-roh jahat di udara” (Ef. 6:12). Mereka menyadari bah-wa mereka bisa berhasil hanya bila mereka bergantung pada kekuatan yang lebih besar daripada diri mereka sendiri. Kita harus mengenali kebutuhan besar kita dan meminta karunia yang telah dijanjikan Allah.

4. Mereka percaya janji bahwa Tuhan mereka yang telah bangkit akan hadir bersama mereka. Yang berdengung dalam telinga mereka adalah jaminan yang Yesus berikan kepada me-reka sebelum naik ke surga: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28: 20) dan “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (ayat 18). Bukan suatu hal yang kebetulan kalau Tugas Besar itu disertai oleh dua janji ini. Sebelum mengutus mereka terhadap apa yang tampaknya merupakan misi mustahil, Yesus meyakinkan murid-murid-Nya bahwa kehadiran-Nya akan

Supaya MerekaSupaya Mereka

02 - 2012 | Adventist World 9

Page 10: AW 2012-1002  Indonesian

menyertai mereka dan bahwa kekuatan-Nya akan tersedia bagi mereka.

5. Mereka menuruti perintah Yesus untuk menunggu keku-atan dari Roh Kudus di Yerusalem dan untuk memulai peka-baran Injil di sana. Tempat di mana Yesus disalibkan barang-kali merupakan tempat paling terakhir yang diinginkan murid-murid untuk memulai pekerjaan mereka. Tetapi mereka tidak bercerai-berai; mereka menurut. Mereka mempercayai janji

P A N O R A M A S E D U N I A

mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Fil. 2:6-8). Mereka bertekad bahwa dengan bantuan Roh-Nya, tidak ada pekerjaan yang terlalu sulit dan tidak ada pengorbanan yang terlalu besar jika mereka mengikuti jalan yang akan ditunjuk-Nya. Apa yang paling penting adalah menjadi seperti Tuhan mereka dan me-menangkan sebanyak mungkin jiwa bagi kerajaan-Nya.

Di dalam gereja sekarang ini banyak hal yang membantu ki-ta bersatu—keyakinan kita yang sama, aturan, pelajaran Seko-

Ted N. C. Wilson adalah Ketua Gereja Mase-hi Advent Hari Ketujuh, General Conference, di Silver Spring, Maryland, AS.

Salah satu tantangan terbesar yangkita hadapi sebagai satu kumpulan orangpercaya sedunia adalah dalam hal persatuan.

bahwa mereka akan segera “diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Lukas 24:49). Ketika Roh Kudus hinggap ke atas mereka, upaya mereka dimahkotai dengan kesuksesan. Melalui karunia Roh Kudus itulah “Kristus membawa murid-murid menuju persatuan yang hidup dengan Diri-Nya sendiri dan dengan Bapa. Melalui pekerjaan Roh Kudus atas pikiran manusia, maka manusia dijadikan sempurna di dalam Yesus Kristus. Persatuan dengan Kristus membentuk satu ikatan per-satuan terhadap satu sama lain. Persatuan ini merupakan bukti paling meyakinkan kepada dunia tentang keagungan dan keba-ikan Kristus dan kuasa-Nya untuk menghapuskan dosa” (Mind, Character, and Personality, jld. 1, hlm. 30).

6. Murid-murid tidak tinggal diam sementara menunggu karunia Roh Kudus. Setelah kenaikan Kristus, murid-murid “senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah” (Lukas 24:53). Selain itu, selama 10 hari mereka berdoa dengan sangat bersungguh-sungguh meminta karunia Roh dan hik-mat-Nya untuk menuntun para pendengar kepada Kristus.

7. Setelah menerima karunia Roh Kudus, “ambisi” mu-rid-murid adalah untuk menyatakan keserupaan dengan ka-rakter Kristus dan bekerja untuk memperluas kerajaan-Nya” (The Acts of the Apostles, hlm. 48). Murid-murid mengingat kehidupan Yesus yang murni dan suci, dan pelayanan-Nya yang rendah hati serta tak mementingkan diri yang telah mere-ka saksikan selama tiga setengah tahun, dan ada perubahan ra-dikal dalam pemikiran dan perilaku mereka. Mereka tidak lagi mencoba menjadi yang terbesar; sebagai gantinya mereka me-rendahkan hati dan rindu memiliki pikiran Kristus, “yang wa-laupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa se-orang hamba,... Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai

lah Sabat sedunia, tim kepemimpinan sedunia yang berhu-bungan erat, dan kepercayaan indah kita dalam kedatangan Kristus yang akan segera tiba. Akan tetapi, sebagaimana kita te-lah melihat dari hasil murid-murid yang berdoa dan meren-dahkan diri mereka sendiri di hadapan Allah, hasil persatuan yang nyata adalah melalui kuasa Roh Kudus. Hal yang sama berlaku bagi kita sekarang ini. Apa yang membuat orang-orang Advent tetap bersatu adalah Roh Kudus.

Sambil mengusahakan persatuan dalam gereja, marilah te-tap tujukan pandangan kepada Yesus. Marilah kita dengan te-kun mempelajari Kitab Suci, sebagaimana yang Yesus lakukan bersama murid-murid-Nya, memperkuat kembali dasar dari iman kita. Marilah kita dengan bersungguh-sungguh berdoa meminta karunia Roh Kudus yang dijanjikan itu, yang mana, “apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran,” janji Yesus, “Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku” (Yoh. 16:13, 14).

Kemudian dengan bersatu, marilah kita masuk di dalam ke-benaran dan kuasa menuju dunia sekarat, menyatakan kabar baik kebangkitan Juruselamat yang akan segera datang memba-wa umat-Nya pulang. n

10 Adventist World | 02 - 2012

Page 11: AW 2012-1002  Indonesian

Ini memang satu pertanyaan yang sa-ngat ramai dibicarakan, dan belakang-an ini ada banyak berita tentang pe-

nyakit-penyakit tak menular (NCD). Di bulan September 2011, PBB mengadakan satu pertemuan tingkat tinggi untuk mem-bahas krisis global yang disebabkan oleh perkembangan dari penyakit-penyakit yang paling dapat dicegah ini. Perkataan sekretaris jenderal PBB menggambarkan keprihatinan yang diakibatkan oleh pe-nyakit-penyakit ini. “Kolaborasi kita lebih dari sekadar keperluan kesehatan publik. Penyakit-penyakit tak menular ini meru-pakan satu ancaman bagi perkembangan. NCD terutama mengenai kaum miskin dan yang rentan, dan membawa mereka lebih jauh ke dalam kemiskinan.” Ini sete-lah menjelaskan pandangan suram karena perkembangan yang pesat dari insiden NCD di semua bagian dunia, dengan go-longan miskin dan yang ekonominya ber-kembang menghadapi tantangan terbesar dan semakin berat.

Anda benar bahwa penyakit-penyakit menular masih merupakan masalah uta-ma, dan ini diilustrasikan oleh kondisi-kondisi seperti tuberkulosis, HIV dan AIDS, malaria, dan gastroenteritis masih merenggut jutaan nyawa setiap tahunnya. Selama beberapa dasawarsa terdapat fokus sedunia untuk memberantas penyakit-pe-nyakit ini, seperti memperbaiki sanitasi dan kualitas air dan keamanan makanan, juga upaya untuk memodifikasi perilaku berisiko tinggi dan praktik-praktik seksu-al. Sementara sorotan diarahkan kepada penyakit-penyakit infeksi ini, NCD me-ningkat secara memprihatinkan dan me-rupakan penyebab utama kematian yang dapat dicegah secara global. Penyakit ini juga berperan pada kemiskinan dan hi-langnya produktivitas.

NCD terutama termasuk penyakit-pe-nyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, dan penyakit-penyakit pernapasan kronis. Penyakit ini mempengaruhi semua orang dan komunitas. Faktor-faktor risiko uta-ma sudah dikenal baik dan sama di mana-mana:

Tembakau•Makanan yang tinggi lemak jenuh •dan trans fatGaram berlebihan•Alkohol•Gula berlebihan, terutama pada •minum an-minuman yang diberi pe-manisTidak aktif secara fisik•Obesitas•

Daftar faktor risiko ini akan memban-tu Anda memutuskan apakah Anda berisi-ko.

Tembakau diisap atau dikunyah oleh lebih dari 1 miliar orang setiap harinya dan diperburuk oleh kecanduan mereka terhadap nikotin. Sedikitnya 5 juta orang mati setiap tahun oleh kematian yang ber-kaitan dengan tembakau. Penyakit-penya-kit ini dapat dicegah bila tembakau dan asap tembakau (termasuk asap tembakau orang lain) dihindari. Meskipun penggu-naan tembakau telah berkurang di banyak negara berpenghasilan tinggi, ada kenaik-an yang mengkhawatirkan terhadap peng-gunaannya di negara-negara dengan peng-hasilan rendah dan menengah, dan anak remaja tetap menjadi sasaran utama dari industri tembakau. Untuk mengurangi jumlah kematian akibat tembakau dan NCD, bukan hanya laju usia mulai mero-kok yang harus berkurang, tetapi strategi-strategi aktif berhenti merokok harus di-rangkul dan dilaksanakan.

Diperkirakan bahwa konsumsi ma-kanan tinggi lemak jenuh dan trans, ga-ram, dan gula merupakan penyebab dari 40 persen semua kematian setiap tahun-nya dari NCD (satu gambaran yang mem-perkirakan 14 juta). Banyak penelitian te-lah memperlihatkan efek negatif dari ba-han makanan ini. Adventist Health Stud-ies telah menjadi pendahulu dalam mem-perlihatkan manfaat diet berbasis tumbuh-tumbuhan, rendah lemak jenuh, dengan berbagai macam padi-padian, sayuran, buah-buahan, dan beberapa kacang-ka-cangan (segenggam kecil setiap harinya).

Konsumsi alkohol merupakan penye-bab utama ketiga dari kematian yang da-pat dicegah. Ini berperan pada penyebab berbagai kanker, dan tidak ada tingkatan aman konsumsinya untuk mencegah ba-haya yang satu ini. Enam puluh persen da-ri kematian yang berkaitan dengan kon-sumsi alkohol merupakan akibat dari NCD.

Tidak aktif secara fisik berkaitan de-ngan pandemik obesitas belakangan ini, dan juga diabetes tipe 2. Olahraga teratur menuntun kepada kesehatan jantung yang lebih baik, pengaturan berat badan yang lebih baik, pencegahan dan perbaikan dia-betes tipe 2, dan berkurangnya beberapa kanker (payudara dan usus).

Singkatnya, NCD merupakan satu an-caman global utama, dan diperlukan tin-dakan dan kepemimpinan bersama di se-mua tingkatan untuk mengekang bencana penyakit yang menghancurkan ini. Ba-nyak NCD secara total dapat dicegah. Me-reka yang berisiko dapat segera dikenali. Ini merupakan kesempatan emas bagi ma-sing-masing jemaat gereja untuk menjadi pusat kesehatan komunitas, dan tiap ang-gota gereja menjadi penganjur kesehatan. Ini akan membuat satu perbedaan kepada dunia kacau dimana kita tinggal. n

* www.un.org/apps/news/story.asp?NewsID=39600&Cr=non+communicable+diseases

K E S E H A T A N S E D U N I A

Allan R. Handysides, seorang ahli kandungan ber-sertifikat, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

Peter N. Landless, seorang ahli jantung nuklir ber-sertifikat, adalah Associate Director Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

Saya mendengar ceramah tentang “penyakit-penyakit tak menular” sebagai satu topik kesehatan penting di seluruh dunia. Penyakit-penyakit apa sajakah ini, dan bukankah penyakit-penyakit infeksi lebih memprihatinkan sebagai satu ancaman global kepada kesehatan? Apakah saya berisiko?

Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless

jo

hn

c

ho

Penyakit Pilihankarena

02 - 2012 | Adventist World 11

Page 12: AW 2012-1002  Indonesian

R E N U N G A N

Amerika di awal tahun 1800-an merupakan satu peman-dangan perubahan yang dramatis, terutama sepanjang daerah pesisir sebelah timur, saat bertambahnya ke-

inginan untuk mendapatkan kekayaan dan ruang tinggal yang semakin nyata. Upaya-upaya besar dibuat untuk menggusur se-bagian besar populasi pribumi ke bagian dalam benua itu. Jadi, pada tahun 1830 pemerintah federal AS, melanggar perintah dari Pengadilan Tertinggi negara itu, memerintahkan pengusir-an warga pribumi Amerika, memindahkan mereka dari tanah nenek moyangnya di sebelah tenggara menuju wilayah Oklaho-ma. Ini merupakan pengalaman yang memalukan, menyedih-

melalui puluhan tahun. Sekarang ia dengan pasif melepaskan kerajaannya. Itu merupakan satu pemandangan menyedihkan: Seorang penguasa yang menangis meninggalkan istana dan ko-tanya yang tercinta.

dasar berbatuNamun bagi Daud, ada lebih banyak air mata. Istananya,

kekayaan pribadinya, dan harta miliknya jatuh ke tangan mere-ka yang telah bersekongkol melawan dia. Ibukotanya, dengan kegiatannya yang pelan diam-diam menyadari tindakan peng-khianatan dan pemberontakan. Banyak penasihatnya berga-bung dengan pemberontak. Anak-anaknya yang lain, istri-istri, dan selir sekarang dalam bahaya fisik. Sang raja telah jatuh sampai ke dasarnya.

Peristiwa-peristiwa di ibukota bergerak dengan kecepatan tinggi. Absalom memasuki tempat tinggal kerajaan dan dengan bantuan Ahitofel, seorang penasihat bijak dan terpercaya dari istana yang telah bergabung dengan persekongkolan tersebut, merebut mahkota dari anak Isai.2 Berita-berita sampai kepada sang raja bahwa Mefiboset—seorang putra Jonathan yang disa-

kan, dan mematikan. Penderitaan batin meninggalkan rumah, bersama dengan berbagai kesulitan dan kematian dari beribu-ribu warga Pribumi Amerika, membuat perjalanan ke arah ba-rat tersebut semakin sulit. Kaum Cherokee menyebut perjalan-an itu numa-da-ul-sun-y, “perjalanan di mana mereka menangis”—The Trail of Tears.1

seorang raja dilengserkanRaja Daud, seorang pahlawan nasional legendaris juga me-

ngarungi perjalanan tangis. Absalom, putra ketiga Daud, meng-incar takhta. Ia bersekongkol dengan sekelompok pendukung yang, pada saat yang tepat, menggunakan suara terompet tradi-sional sebagai tanda pendahuluan, mengelu-elukan Absalom sebagai raja baru Israel.

Daud dengan kerasnya tergoncang oleh kabar bahwa perenggut takhtanya itu adalah putranya sendiri. Daud yang dahulu mungkin dengan sigap akan menanggapi situasi gen-ting tersebut. Akan tetapi Daud saat itu telah melemah setelah

ke DasarJATUH

ATASDiangkat ke

Oleh Gilbert Vega

12 Adventist World | 02 - 2012

Page 13: AW 2012-1002  Indonesian

yanginya—juga telah berpaling daripadanya dan telah berga-bung dengan pemberontak (2 Sam. 16:1-4).

Sementara rombongan kerajaan tersebut berjalan ke arah Sungai Yordan, mereka bertemu dengan seorang yang tidak puas lainnya bernama Shimei. Ia adalah seorang keturunan su-ku Benyamin, dan dengan demikian memiliki pertalian kekelu-argaan dengan Saul, yang juga adalah kaum Benyamin. Tam-paknya ada kebencian yang dalam terhadap Daud dalam suku itu. Memanfaatkan kerapuhan Daud, Shimei mengutuki, me-lontari batu, dan menyebabkan malapetaka kepada rombongan kerajaan itu (2 Sam. 16:5-10). Daud benar-benar jatuh terpu-ruk.

Ketika seorang terpuruk, mereka yang ada di sekeliling dia akan memperlihatkan perilaku yang bisa ditebak. Beberapa orang dengan cepat berpaling—tidak “menyenangkan” bergaul dengan seorang pecundang. Yang lain bertindak lebih jauh—mereka melihatnya sebagai waktu yang tepat untuk membalas.

Dendam-dendam lama dibawa ke permukaan; pengalaman- pengalaman lalu muncul kembali melihat realitas yang ada se-karang. Waktunya membalas dendam! Rombongan hina itu dengan segera dipenuhi dengan tokoh-tokoh oportunis sema-cam itu. Seperti Shimei. Betapa mudahnya menendang yang terluka dan menginjak mereka yang sudah jatuh. Itu ada dalam sifat kita yang pendendam, dan seringkali diperlihatkan. Tin-dakan keji semacam itu begitu umum terjadi sehingga kita membentuk istilah-istilah untuk menggambarkannya: tumpu-kan pada, tembak yang mati, tendang yang terluka, lemparkan keluar.

warga mana pun.

mengangkat ke atasEpisode sulit dalam kehidupan Daud ini menyatakan beta-

pa mudah berubahnya hati manusia. Banyak yang mengambil keuntungan dari masa tekanan dan menambah penghinaan. Di pihak lain, ada orang yang setia pada prinsip mereka meskipun ada bahaya dan pertentangan. Mereka bisa dengan mudahnya bergabung dengan orang banyak dan menimbun kehinaan atas keluarga kerajaan itu. Atau bahkan yang lebih mudah, mereka bisa saja mengabaikan seluruh krisis dan melanjutkan hidup mereka saja—menenangkan diri. Itu merupakan jalan tanpa air mata.

Namun beberapa orang mengambil jalan pelayanan dan be-las kasih yang sempit dan sukar dan berani mempertahankan sikap mereka. Mereka melangkah keluar dari bayang-bayang, dengan demikian memperlihatkan sisi yang lebih mulia. Ma-kanan, penghiburan, dan persahabatan disediakan di tengah keadaan kejam dan kacau. Meskipun pengkhianatan dianggap rendah, bahkan dari mereka yang mendapat manfaat darinya, kesetiaan sangat dikagumi dan secara universal dihormati.

Kapan pun kita melihat seorang rekan tersandung dan ja-tuh, kita dapat merespons dalam cara yang berbeda. Kita bisa mengabaikannya; kita bisa “memperburuk”—atau kita bisa “mengangkatnya.” Dua respons pertama kejam dan tak berpe-rasaan: hanya yang ketiga yang baik. Jalan yang paling sedikit perlawanan biasanya jalan kompromi. Bahkan di hadapan per-tentangan yang tak dapat terkalahkan, meskipun menjadi pihak

Bilamana seorang jatuh terpuruk, mereka yang ada di sekelilingnya akan memperlihatkan perilaku yang bisa ditebak.

JATUH

ATASsatu tangan Penolong

Para penasihat Daud menyarankan agar mereka menyebe-rangi Yordan dan mencari perlindungan di luar wilayah Yudea—meskipun sudah malam. Mereka dengan segera me-nyeberang Yordan dan tiba di Mahanaim.3 Daud dalam titik ini terkuras secara emosi, secara fisik lelah, dan secara politik mati. Dunia sebagaimana yang dikenalnya telah hancur lebur. Dalam waktu beberapa jam saja seluruh hidupnya telah jungkir balik.

Sementara Raja Daud dan rombongannya menyusuri bukit-bukit di pedesaan, mereka dengan hangat diterima oleh para pemimpin desa setempat—Shobi, Machir, dan Barzillai—yang membawa mereka banyak makanan dan persediaan (2 Sam. 17:27-29). Makanannya diterima dengan senang hati dan dila-hap sampai kenyang, tetapi pertunjukan kesetiaan mereka, rasa hormat, dan kesopansantunannya bahkan mendapat penghar-gaan yang lebih lagi di saat raja merasa hancur. Sang raja begitu tergugah oleh sikap mulia tersebut sehingga kemudian, sebagai tanda penghargaan, ia memberikan satu posisi bagi Barzillai bersamanya di Yerusalem—satu penghargaan yang wajar bagi

yang paling minoritas, kita jangan pernah gentar atau menye-rah. Apa yang benar, mulia, dan baik tidak boleh dinilai dalam pengertian sentimen populer. Ketika kita bertindak untuk mengangkat seorang sesama manusia (manusia mana pun), maka kita sedang berdiri di sisi sang Raja—yakni, Raja Yesus! n

1 Family Encyclopedia of American History (Pleasantville, N.Y.: Reader’s Digest Assn., 1975), s.v. “Trail of Tears.”2 Mazmur 41 dan 55 mengekspresikan penderitaan pengkhianatan oleh seorang teman dekat—mungkin berbicara tentang Ahitofel. Lihat Hans K. LaRondelle, The Israel of God in Prophecy (Berrien Springs, Mich.: Andrews University Press, 1987), hlm. 69.3 Mazmur 3-5 mencatat penderitaan dan kesedihan pemberontakan itu dari sudut pandang Daud saat ia melarikan diri dari Absalom.

Gilbert Vega adalah pendeta senior di jemaat berbahasa Spanyol, di Loma Linda, Kalifornia, AS.

02 - 2012 | Adventist World 13

Page 14: AW 2012-1002  Indonesian

K E H I D U P A N A D V E N T

Putri saya Betty telah memutuskan untuk berhenti ke ge-reja,” Ny. Pérez memberitahu saya dengan kesedihan yang dalam. “Tadi pagi kami bertengkar hebat. Katanya

ia membenci gereja. Ia berkata kalau ia tidak ingin lagi diper-mainkan, dan tidak ada seorang pun memutuskan apa yang ha-rus dipercayainya atau yang tidak boleh dipercayainya,” tam-bahnya.

Ceritanya terungkap lebih jauh lagi. “Sejak kanak-kanak, kami membuat Betty terlibat dalam aktivitas-aktivitas gereja; ia merupakan bagian dari klub pathfinder dan paduan suara anak-anak,” kata Ny. Perez. “Saya tidak mengetahui apa yang telah terjadi padanya.”

Keluarga Peréz tiba di Amerika Serikat 25 tahun sebelum-nya, dan saat mereka mencoba mengejar impian Amerika versi mereka sendiri, mereka harus bekerja dalam waktu yang pan-jang. Dalam prosesnya, mereka tidak bisa memberikan perhati-an yang cukup terhadap apa yang tentunya merupakan salah satu pekerjaan paling penting dari orangtua Kristen: “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya” (Amsal 22:6). Mereka mengira bahwa menghadiri dan mengambil bagian da-lam aktivitas-aktivitas gereja setiap Sabat akan cukup bagi Betty untuk mengenal dan mengasihi Yesus secara pribadi. Dengan bangga mereka mendapatkan putrinya terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang menarik, tetapi barangkali mereka mengabaikan bagian paling penting. Sekarang, dengan penuh kesedihan, Ny. Pérez mengajukan satu pertanyaan yang menggugah hati: “Apakah yang dapat saya lakukan untuk menyelamatkan putri saya?”

lebih dari sekadar mendampingiBerpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas dan acara-acara ge-

reja serta memberikan satu lingkungan gereja kepada anak-anak kita itu merupakan komponen yang baik dan perlu dalam

Oleh Cecilia Cornejo

Bagaimana Kita BerpartisipasiMenyelamatkan

Mereka?Tidaklah cukup hanya membawa anak-anak

kita ke gereja.

r e u e l w h i t e / d i g i t a l l y m o d i f i e d

14 Adventist World | 02 - 2012

Page 15: AW 2012-1002  Indonesian

pengasuhan Kristen. Tetapi apakah itu cukup untuk menjaga anak-anak kita tetap di jalan Tuhan? Tak diragukan lagi aktivi-tas-aktivitas dan acara itu membantu mereka untuk mengem-bangkan karunia pemberian Allah dengan baik. Tetapi satu-sa-tunya pengamanan yang baik melawan musuh yang demikian gencar menyerang anak-anak kita adalah agar mereka meng-alami pengalaman kasih dan iman pribadi di dalam Yesus. “Te-lah menjadi hak istimewa bagi kaum muda, seiring bertumbuh-nya mereka dalam Yesus, untuk bertumbuh dalam kasih karu-nia rohani dan pengetahuan.”1

Kesalahpahaman umum lainnya di tengah banyak keluarga Kristen adalah satu kepercayaan bahwa pertumbuhan rohani anak-anak ditentukan oleh kondisi-kondisi eksternal. Keluarga Rodríguez pindah ke sebuah kota kecil di mana sebagian besar warga kotanya adalah anggota gereja setempat. Mereka mengi-ra bahwa dengan memberikan lingkungan Kristen saja cukup untuk melindungi mereka dari godaan. Jadi ketika pasangan itu memperhatikan beberapa perubahan negatif dalam perilaku anak-anaknya, mereka tidak memberikan banyak perhatian. Sayangnya, salah seorang anak mereka segera menjadi seorang ayah tunggal dan berhenti sekolah pada usia 18 tahun.

“Saya melihatnya akan terjadi,” kata Ny. Rodríguez. Ia telah memperhatikan permasalahan-permasalahan rohani yang se-dang dihadapi putranya, tetapi ia juga tidak menemukan waktu untuk berdiskusi bersamanya. Akhirnya, dengan pedih ia mengajukan pertanyaan yang sama: “Apakah yang dapat saya lakukan untuk menyelamatkan putra saya?”

Ada pekerjaan kudus yang digumuli oleh banyak orangtua. “Para orangtua menyibukkan pikiran mereka dengan hal-hal lain sehingga mengesampingkan pekerjaan yang paling pen-ting—tugas mengajarkan jalan Tuhan kepada anak-anak mere-ka dengan sabar dan tekun.”2 Dalam Alkitab kita menemukan bahwa Salomo menggunakan dua istilah penting untuk meru-juk pada sikap orangtua dalam kaitannya dengan kehidupan rohani anak-anak mereka. Ia menulis: “Kenallah baik-baik kea-daan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu” (Ams. 27:23). Dalam hal ini “mengenal” memberi kesan satu mandat untuk berpikir dengan saksama, menimbang, dan me-renungkan. Tetapi sang raja bijak itu juga menambahkan bah-wa kita harus tekun dan terus-menerus menjaga kalau tidak ki-ta menyimpang atau kebingungan. Dan sementara kita “me-ngenal baik-baik” keadaan rohani anak-anak kita, hanya Roh yang dapat menuntun kita. Bertekun dalam mengetahui penga-laman Kristen anak-anak kita harus menjadi satu proses yang berkesinambungan yang berusaha membantu mereka mengasi-hi Allah “dengan segenap hati [mereka] dan dengan segenap ji-wa [mereka] dan dengan segenap kekuatan [mereka]” (Ul. 6:5).

Kata-kata “perhatikanlah” dalam Amsal 27 juga berarti memberi perhatian pada diri agar menjadi tekun, bijak, dan pe-nuh perhatian dalam tugas yang kita lakukan. Pendekatan ini mengesankan jauh lebih dari sekadar berpikir; ini satu panggil-

an untuk bertindak. Ketika ada sesuatu yang berharga, kita menjaganya dengan baik. Kita berhati-hati agar tidak merusak-nya, membuatnya cacat, atau menghancurkannya. Sama hal-nya, sebagai orangtua, kita perlu merawat kesehatan rohani anak-anak kita dengan kasih yang tak terhingga jika kita ingin memperoleh hasil yang kekal.

kembali ke dasarMari kita lakukan segala hal yang bisa kita lakukan untuk

menjaga pengalaman rohani anak-anak kita dengan menggu-nakan langkah sederhana namun penting: ibadah pribadi dan keluarga. Dengan mengajarkan manfaat-manfaat kebaktian pribadi kepada keluarga kita, maka anak-anak kita akan belajar mencari dan menemui Allah setiap hari dan akan mengenal Dia sebagai Bapa, Sahabat, dan Juruselamat. Mari kita sediakan contoh yang baik dengan bacaan yang baik, pengalaman per-tumbuhan rohani yang kuat, dan pelayanan kepada orang lain. Jika mereka tidak belajar mengalami kasih Yesus dalam kehi-dupan mereka sendiri, maka aktivitas gereja mana pun pada akhirnya akan menjadi tanpa makna.

Sama seperti Elia “memperbaiki mezbah TUHAN yang te-lah diruntuhkan itu” (1 Raj. 18:30), kita harus bermitra dengan Allah agar Ia dapat membalikkan hati anak-anak kita kembali kepada-Nya lagi (ayat 37). Mari kita ubah waktu ibadah keluar-ga kita menjadi saat pertumbuhan rohani dengan berdoa, me-muji Tuhan dan belajar firman-Nya.

Kehidupan ini telah rusak, rumit, dan sukar. Sebagai orang-tua kita kadang-kadang bisa mengalihkan fokus kita jauh dari Allah dalam kehidupan pribadi kita. Tetapi Tuhan selalu ada di sana memberikan kita kasih karunia-Nya yang mengampuni dan menghiburkan. Ingat bahwa Yesus memberikan hidup-Nya untuk siapa saja yang percaya pada-Nya (Yoh. 3:16). Ia da-tang untuk mencari dan menyelamatkan anak-anak kita yang hilang (Lukas 19:10), dan Ia tidak ingin ada yang binasa (2 Pe-trus 3:9). Perbarui hubungan Anda dengan Allah setiap hari dan serahkan kehidupan anak-anak Anda di tangan Allah (Ayub 1:5). Ingat bahwa Allah itu cukup kuat untuk memanggil anak yang hilang pulang ke rumah! Dengar suara-Nya yang lembut meyakinkan kita: “Aku sendiri akan menyelamatkan anak-anakmu” (Yes. 49:25). n

1 Ellen G. White, That I May Know Him, hlm. 161.2 Ellen G. White, Counsels for Parents, Teachers, and Students, hlm. 129.

Cecilia Cornejo bergereja di Spanish-American Seventh-day Adventist Church di Collegedale, Tennessee, Amerika Serikat.

Mari kita lakukan segala yang bisa kita lakukan untuk menjaga pengalaman rohani anak-anak kita.

02 - 2012 | Adventist World 15

Page 16: AW 2012-1002  Indonesian

C E R I TA S A M P U L

MendengarKitaApakah

Mereka?Keterlibatan dan pengakuan adalah jalan menuju pelayanan bersama

individu-individu tunarungu.

Oleh Larry R. Evans

Atas: KENYA: Satu kelompok nyanyi kuartet tunarungu di Nairobi. Kanan: KOREA: Lar-ry Evans, pengurus GC International Deaf Ministries (baris depan, kedua dari kanan) memberi tanda isyarat bersama dengan ke-lompok gereja Advent tunarungu di Korea. Halaman sebelah: BRAZIL: Kelas sekolah Sabat tunarungu di Hortolandia.

16 Adventist World | 02 - 2012

Page 17: AW 2012-1002  Indonesian

Dalam banyak hal saat itu adalah Sabat seperti yang lainnya. Seba-gai perwakilan dari kantor pusat

gereja dunia, saya sering berbicara di gere-ja-gereja dan pertemuan-pertemuan lain sementara dalam perjalanan kerja. Sabat ini saya mendapat keistimewaan berbicara pada sekelompok anggota gereja yang se-dang menghadiri pertemuan besar di Bra-zil. Menutup pesan, saya mengajak kelom-pok itu untuk berdiri bersama-sama dan memegang tangan selama berdoa. Itu bu-kan hal yang tak biasa—kecuali bahwa da-lam situasi ini saya dengan tidak hati-hati memperlihatkan ketidakpekaan terhadap orang-orang yang ada di hadapan saya, yang adalah tunarungu.1

“Kami tidak memegang tangan,” sese-orang dengan tenang menjelaskan pada saya, “karena kami menggunakannya un-tuk berdoa. Sebagai gantinya, kami ka-dang-kadang menyentuh kaki satu sama lain sebagai simbol kesatuan sementara sa-tu orang menggunakan tangan mereka untuk berdoa dan kami semua meman-dangnya.” Untungnya, tadi saya tidak me-minta mereka menundukkan kepala dan menutup mata mereka!

Mengembangkan satu pelayanan bagi orang Advent sedunia yang tunarungu merupakan bagian dari tanggung jawab saya sekarang ini di Departemen Penatala-yanan General Conference dan pengurus International Deaf Ministries gereja. Sela-ma lebih dari dua dasawarsa, sedikit demi sedikit saya belajar tentang budaya unik ini, yang seringkali tidak mendapat perha-tian dengan perasaan mereka yang terpen-cil, terasing dan kesepian sementara hidup di tengah dunia orang yang bisa mende-ngar. Namun pengalaman ini telah meng-ajarkan bahwa masih banyak yang harus saya pelajari.

kelompok umat seduniaPerkiraan jumlah tunarungu di dunia

sulit dipastikan. Laporan-laporan berkisar dari 93 juta sampai lebih dari 300 juta

orang, meskipun kemungkinan bahwa mereka yang diberi istilah “sulit mende-ngar” diikutsertakan. Menurut Deaf World Ministries, jika tunarungu “dikum-pulkan bersama dalam satu tempat, jum-lahnya menjadi bangsa keempat terbanyak di dunia.”2 Cukup dikatakan, bahwa ada banyak populasi tunarungu internasional. Karena mereka memiliki kesulitan berko-munikasi dengan dunia, sedikit dari kita yang menyadari betapa luas ladang misi yang bisa mereka wakili.

Diperkirakan bahwa hanya 2 persen saja mereka yang ada dalam budaya tuna-rungu yang merupakan orang Kristen.3 Tantangan berikut dalam membagikan pekabaran Injil kepada mereka adalah bahwa tidak adanya satu tanda isyarat yang sama yang digunakan. Di dalam be-berapa negara, berbagai dialek bahasa isyarat digunakan. Riset baru-baru ini oleh Wycliffe Bible Translator menyimpulkan bahwa terdapat hampir 400 bahasa tuna-rungu yang ada di dunia yang bisa diketa-hui, dimana hanya 40 di antaranya memi-liki terjemahan Alkitab dalam bentuk vi-sual.4 Itu saja seharusnya membuat kita terdiam sejenak dan merenungkan pen-tingnya menjangkau kelompok orang yang berbeda ini.

Tidak seperti beberapa kelompok orang, Kaum tunarungu tidak berkumpul dalam satu daerah geografis tertentu. Gan-tinya, mereka tersembunyi dalam populasi umum dan seringkali berhubungan de-ngan mereka itu sulit. Tetapi salah satu tantangan terbesarnya terletak pada kesa-lahpahaman tentang siapakah orang Tu-narungu itu.

ketidakmampuan Versus budaya

Mungkin ini mengejutkan, tetapi jika diberikan kesempatan tidak semua orang tunarungu memilih untuk mendengar. Sa-ya telah bertanya kepada sekelompok be-sar tunarungu di berbagai negara, “Kalau memungkinkan Anda bisa mendengar,

apakah itu sesuatu yang Anda inginkan?” Lebih dari setengah mengatakan tidak. Mengapa? Karena bagi tunarungu, hu-bungan itu penting, dan untuk dapat men-dengar pada dasarnya berarti meninggal-kan budaya dunia mereka yang saling ber-hubungan erat.

Salah satu pemikiran pertama yang se-ringkali muncul dalam pikiran ketika mendengar istilah tunarungu adalah sese-orang yang cacat—tetapi cacat dibanding dengan siapa? Dibandingkan dengan orang yang bisa mendengar, tentu saja—sebagaimana setiap orang, entah dia bisa mendengar atau tuli, mereka cakap dalam segala hal. Konsep ini dipromosikan de-ngan isyarat publik yang sering disebut se-bagai “isyarat untuk yang cacat,” padahal apa yang sebenarnya diindikasikan oleh isyarat itu adalah kurangnya hubungan. Tidak ada budaya secara keseluruhan akan senang dicap sebagai “yang cacat.” Mudah dipahami bahwa banyak tunarungu yang sensitif dengan label ini.

Ada lebih banyak hal lagi tentang ke-tulian dari sekadar tidak bisa mendengar. Misalnya, ikatan yang dimiliki tunarungu dengan satu sama lain sangat kuat. Ini me-lebihi ketidakmampuan mendengar seba-gaimana orang lain lakukan. Budaya tuna-rungu sama baik dan berartinya dengan budaya dunia lain.

“Budaya” merupakan satu rujukan ke-pada cakupan penuh pola perilaku yang dipelajari dan satu pemahaman tentang identitas. Pertemuan-pertemuan tunaru-ngu seperti kebaktian atau Perjamuan, makan bersama, atau berkumpul bersama teman dipenuhi dengan pola perilaku ber-beda. Bahasa mereka termasuk mimik wa-jah dan ekspresi tangan untuk berkomu-nikasi—bukan hanya kata-kata tetapi selu-ruh cakupan konsepnya.

Kadang-kadang orang yang bisa men-dengar mungkin secara tak sengaja mem-perlihatkan ketidakpekaan kepada tunaru-ngu karena tidak mengerti cara-cara buda-ya mereka. Dan sama seperti tidak ada sa-

Kebaikan adalah bahasa yang dapat didengar orang tuli dan yang dapatdilihat seorang yang buta. —Mark Twain

MendengarKita

Mereka?

P h o t o s c o u r t e s y o f t h e a u t h o r 02 - 2012 | Adventist World 17

Page 18: AW 2012-1002  Indonesian

tu pun bahasa tunarungu yang sama di se-luruh dunia, begitu pula budaya Tunaru-ngu beraneka ragam dari satu wilayah ke wilayah lain. Jalan menuju kebajikan mu-lai dengan kepekaan yang diniatkan kepa-da kepribadian si tunarungu dan budaya yang menjadi milik mereka.

karakteristik-karakteristik unik tunarungu

Pemahaman bertumbuh dengan memperlihatkan minat tulus dan mende-ngar dengan sungguh-sungguh. Namun agar itu terjadi, kita harus mengenali bebe-rapa karakteristik unik yang ditemukan di tengah kaum tunarungu. Sedikit dari ba-nyak pandangan yang terkenal dan mem-bantu termasuk:

1. Bahasa tunarungu merupakan ba-hasa yang diakui dan bagi sebagian besar kaum yang mendengar itu merupakan ba-hasa asing. Bahasanya berbasis pada sikap tubuh dan penglihatan, dan memiliki eks-presi idiomatik sendiri. Komunikasi de-ngan tunarungu berlangsung lebih dari penguasaan bahasa itu. Ini juga menghu-bungkan pada ikatan yang dibentuk de-ngan orang itu. Dengan berkomunikasi dari hati, satu langkah besar pertama terja-di.

2. Ketulian bukanlah satu tanda kecer-dasan yang lebih rendah. Sebagian besar tunarungu memiliki proses belajar yang berbeda daripada orang yang bisa mende-ngar tetapi “berbeda” tidak berarti lebih rendah. Seorang yang tuli biasanya berpi-kir, bukan dalam istilah kata, kalimat, atau abstrak, tetapi lebih kepada konteks pola visual, ruang, dan pemikiran konkret.

3. Humor bagi tunarungu dan yang bisa mendengar itu berbeda. Karena ba-nyak dari canda gurau orang yang bisa mendengar didasarkan pada permainan kata, tunarungu mungkin bisa atau mung-

kin “tidak memahaminya.” Mereka memi-liki rasa humornya sendiri, yang jelas terli-hat dalam perkumpulan tunarungu. Ba-nyak tunarungu akan tertawa ketika mere-ka melihat orang lain tertawa mendengar canda gurau, tetapi kenyataannya mereka seringkali tidak mengerti canda gurau atau lelucon itu.

4. Musik tunarungu adalah ritme—atau berdasarkan pada tempo. Ada tiga elemen: waktu, aliran, dan koordinasi. Mendengarkan musik memiliki tiga ele-men juga: melodi, harmoni, dan ritme. Ja-ngan simpulkan bahwa kaum tunarungu tidak mengenal musik karena mereka ti-dak bisa mendengar.

5. Kaum tunarungu berorientasi pada visual. Penting bagi mereka untuk duduk dimana tidak ada gangguan pandangan dengan si pemberi isyarat. Banyak orang lebih suka duduk di depan gereja, di mana hanya sedikit gangguan pandangan. Seo-rang pembicara tunarungu itu merupakan pemimpin sekaligus aktor dari pesan itu.

Dengan mengenali dan menghargai karakteristik unik ini, mereka yang men-dengar bisa mulai menyadari bahwa tuna-rungu itu bukanlah lemah. Mereka “mam-pu” secara berbeda dari orang yang bisa mendengar, dan memiliki kemampuan yang tidak biasa ditemukan di tengah ke-lompok budaya pendengar. Kebaikan hati melihat individunya dan memperkuat ni-lai pribadi mereka.

apakah kita sedang mendengarkan?

Meskipun tunarungu secara aktif me-nyampaikan perhatian dan pengharapan mereka, kata-kata mereka seringkali jatuh ke “telinga-telinga yang tuli.” Saya perta-ma kali menyadari ini sekitar 25 tahun yang silam selagi melayani di Amerika Utara sebagai seorang asisten khusus ke-

tua konferens pada pelayanan aneka buda-ya. Waktu itu saya sedang menghadiri per-temuan pendeta ketika saya memperhati-kan bahwa satu-satunya pendeta kami yang tunarungu tidak memahami perkata-an yang sedang diucapkan. Ia hadir hanya karena kesetiaan. Jadi saya mengajak dia ke kantor saya, dan dengan bantuan kom-puter saya menyampaikan hal-hal pokok dari pertemuan itu.

“Mengapa dulu saya tidak berpikir un-tuk mempekerjakan seorang penafsir?” Se-karang saya bertanya-tanya. Pengalaman itu berlaku sebagai perkenalan saya yang pertama kepada budaya tunarungu.

satu Pemandangan yang berubah

Waktu berubah-ubah, dan kesadaran terhadap keberadaan budaya tunarungu sedikit demi sedikit berkembang. Baru-ba-ru ini, pada satu pertemuan tunarungu di Nairobi, Kenya, saya mengetahui beberapa tunarungu Advent yang sedang mengha-diri gereja hari Minggu. Gereja-gereja ini merupakan satu-satunya tempat di mana mereka bisa beribadah dalam bahasa me-reka sendiri. Saya senang ketika kelompok ini memilih untuk menghadiri pertemuan gereja di Nairobi dan beribadah bersama kami pada hari Sabat. Mereka juga mem-bawa serta teman-teman ke kebaktian Sa-bat. Ketua uni di wilayah itu sekarang me-minta masing-masing konferens di wila-yahnya untuk mendidik dan mempekerja-kan sedikitnya satu pendeta tunarungu.

Di Korea, sebuah fasilitas gereja untuk tunarungu baru-baru ini dibeli. Para ang-gota setempat berkata mereka sangat ber-syukur memiliki tempat di mana mereka sekarang bisa beribadah dan juga menggu-nakannya sebagai pusat penginjilan tuna-rungu.

Selama satu pertemuan akbar tunaru-

AdventistDeaf MinistriesWeb Sites

Disusun oleh lARRY R. eVAns

n Web site Brazilian Seventh-day Adventist bagi Tunarungu: www.surdosadventistas.com.br

n Russian-Ukrainian: www.deafasd.com

n Three Angels Deaf Ministries: www.3angelsdeafministries.org

n Southern Deaf Fellowship (Acara Sabat dapat disaksikan (streaming) setiap minggu): www.deafchurchonline.org

n Canadian Deaf Ministries International: www.deafhope.org

Page 19: AW 2012-1002  Indonesian

ngu di Brazil, antusiasme para pembawa acara dan hadirin, laporan-laporan pela-yanan, dan narasumber yang diperlihat-kan menyatakan betapa besar sesungguh-nya yang bisa dicapai oleh satu tim tuna-rungu yang tekun dan para pemimpin awam yang bisa mendengar dengan beker-ja bersama-sama. Daya hidup dan kegem-biraan yang diperlihatkan oleh pemuda tunarungu pada pertemuan yang sama itu mengilustrasikan potensi kesaksian kuat dari kaum muda dewasa.

Kekuatan dari keterlibatan dan penga-kuan dapat mengubah hidup baik bagi yang bisa mendengar maupun yang tuna-rungu.

tantangan-tantangan berlanjut

Sayangnya banyak tantangan yang ma-sih ada. Seorang tunarungu asal Kanada memberitahu penderitaan yang ditang-gungnya—sendirian—sebagai akibat dari krisis keluarga yang serius. Karena indivi-du tersebut adalah tunarungu, rintangan yang melibatkan komunikasi dengan dan mendapatkan dukungan dari dunia yang bisa mendengar terlalu sulit untuk diatasi. Di Perancis sekelompok tunarungu Ad-vent menulis, “Kaum tunarungu seringkali tak mendapat perhatian dan jarang diang-gap [bagian dari gereja]. Mereka mengha-dapi pengasingan dalam masyarakat yang bisa mendengar dan kadang-kadang di ge-reja.”

Satu tantangan di Amerika Serikat adalah memiliki dana terbatas untuk mempekerjakan para penafsir bagi tuna-rungu untuk membuat kebaktian ibadah dan pertemuan gereja lainnya dan acara-acara yang berarti bagi mereka. Seorang istri yang bisa mendengar dari seorang pendeta tunarungu yang dipekerjakan dan aktif menafsirkan khotbah suaminya un-tuk individu-individu yang bisa mende-

ngar yang ada di gereja tunarungu mere-ka, sambil memberi keterangan bahwa ia bersama suaminya “ingin menjadi satu te-ladan bagi orang-orang yang bisa mende-ngar dengan melakukan kepada orang lain apa yang ingin dilakukan kepada kami.”

menjangkau kaum tunarunguImplikasi di balik tiga kata kecil ini da-

pat membuat satu perbedaan besar sekali kalau melayani budaya lain, termasuk ka-um tunarungu. Kata-kata ini adalah “ke-pada,” “bagi,” dan “bersama.” Pelayanan “kepada” mengesankan tidak adanya in-teraksi dan menggambarkan pendekatan dengan keefektifan paling sedikit. Pelayan-an “bagi” memang memperlihatkan per-hatian dengan tingkatan lebih tinggi tetapi tidak mencerminkan satu interaksi. Pela-yanan yang menekankan “bersama” mem-buka pintu bagi mitra dan pembelajaran. Dengan pendekatan inilah strategi pela-yanan yang dianjurkan berikut ini diurai-kan:

Kasih dan sayang. ■ Fondasi dari pela-yanan efektif mana pun dimotivasi de-ngan kombinasi kembar ini.

Mendengarkan dan mengamati. ■Strategi-strategi yang dipaksakan tidak-lah disambut baik juga tidak dihargai. Kenali “hati” kaum tunarungu dalam ko-munitas Anda.

Pemahaman Empati. ■ Mengenal ka-um tunarungu terjadi melalui minat seja-ti dan keterlibatan dengan mereka.

Transparansi dan kepercayaan. ■ Ka-um Tunarungu jenuh mendengar orang-orang yang terus membuat janji tetapi ti-dak menepatinya. Kepercayaan memer-lukan waktu untuk berkembang, tetapi itu adalah kunci menuju hubungan yang bertahan lama.

Persekutuan dalam membuat struktur ■bagi misi. Kaum tunarungu itu tidak bo-doh. Mereka memiliki pengalaman, ide-ide, dan pandangan. Bekerjasamalah de-ngan mereka untuk pelayanan.

Perkembangan kepemimpinan tuna- ■rungu. Dampak pelayanan jangka pan-jang mana pun harus dibangun di se-putar perkembangan dari kepemimpin-an tunarungu yang lebih besar bukan le-bih kurang pada semua tingkatan gereja. Ini merupakan langkah penting jika mi-si kepada tunarungu yang tak terjangkau hendak dicapai dengan sungguh-sung-guh. Mereka memiliki sumbangsih yang berharga bagi cakupan penuh pelayan-an gereja.

Implementasi strategi misi peka tuna- ■

rungu. Ini mungkin terjadi bila langkah sebelumnya telah diikuti.

Pelayanan “bersama” jauh melebihi pelayanan-pelayanan yang dicirikan oleh “kepada” dan “bagi.” Pelayanan semacam itu menggarisbawahi kebutuhan besar ba-gi lebih banyak pendeta tunarungu dan penafsir. Kita akan melakukan hal yang sama untuk kelompok orang yang belum terjangkau lainnya.

Sepertinya berlawanan asas, tetapi me-miliki individu-individu yang buta, tuli, dan yang terluka di tengah kita itu meru-pakan kandungan yang sama pentingnya bagi tubuh Kristus jika ingin menjadi utuh, dan merupakan pengingat bahwa ti-dak ada bagian dari tubuh yang terbuang (lihat 1 Kor. 12:22, 23). Mereka menyedia-kan kesempatan bagi karakter sejati gereja untuk menyatakan diri sendiri.

Ellen White menekankan poin ini ke-tika ia menulis, “Dalam pemeliharaan Al-lah itulah... orang buta, yang tuli, yang lumpuh,... menjadi tempat dalam hubung-an dekat Kristen kepada gereja-Nya.... Ini adalah ujian Allah kepada karakter kita.”5

Cara-cara kita berhubungan kepada satu sama lain di dunia yang beraneka ra-gam ini menunjukkan siapa kita sebagai individu dan sebagai satu gereja. Dalam perbedaan nyata kepada kebijakan dan praktik-praktik dunia yang biasa, gereja harus berdiri sebagai satu mercusuar pengharapan yang menilai seseorang mu-lai dengan hati. Pertanyaan yang masih tinggal yang harus ditanyakan oleh setiap bagian tubuh Kristus adalah: “Apakah kita mendengar mereka?” Jika demikian, ba-gaimana kita merespons?

Kebaikan hanyalah langkah pertama, namun di situlah perjalanan harus mulai. n

1 Penulis menekankan fakta bahwa individu yang tunarungu terdiri dari satu budaya yang unik dan oleh sebab itu menyebut mereka sebagai “Deaf ” (dalam versi bahasa Inggris) dalam artikel ini.2 www.deafworldministries.com/CDA_project.htm.3 Idem.4 Wycliffe Bible Translators menyediakan informasi ini kepada penulis lewat e-mail.5 Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 3, hlm. 511.

Larry R. Evans adalah se-orang Associate Director Departemen Penatalayan-an Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, General

Confe rence, dan juga pengurus Interna-tional Deaf Ministries.

UKRAINA: Sekelompok orang muda tunarungu dari Eropa Timur berjalan-jalan di Kiev setelah kongres tunaru-ngu sedivisi

P h o t o c o u r t e s y o f t h e a u t h o r

[email protected] lebih lanjut, e-mail

02 - 2012 | Adventist World 19

Page 20: AW 2012-1002  Indonesian

K E P E R C A Y A A N D A S A R

Ketika saya berumur 18 tahun (dan seorang Katolik nominal), pen-deta penerima pengakuan dosa

saya mengatakan sesuatu yang mengejut-kan. Ia berpendapat tidak perlu datang ke pengakuan setiap minggu. Saya mene-rima segala sesuatu satu langkah lebih ja-uh dan memutuskan untuk tidak ke ge-reja sama sekali. Saya akan membuat agama sebagai permasalahan pribadi.

Sekitar waktu inilah seorang teman memberikan sebuah Alkitab sebagai ha-

menjadi kesukaan, karena sepertinya bertentangan dengan gaya hidup saya sa-at itu. Yang menarik perhatian saya ada-lah buku lain berjudul Maranatha. Buku itu benar-benar disukai teman saya, dan ia membacanya setiap pagi untuk sesuatu yang disebutnya “renungan pagi.” Kare-na ingin tahu, saya meminjam buku itu dan mulai membacanya juga. Buku kecil ini tidak hanya membuka jendela tetapi pintu besar bagi saya. Saya mempelajari tentang kedatangan Yesus kedua kali, ka-

waktu yang berkualitas bersama orang tua pertama kami. Sungguh satu perte-muan yang luhur! Dalam permulaan Al-lah memberkati hari Sabat. Ia memisah-kannya dan mengisinya dengan sukacita dan satu pemahaman tentang perayaan.

Sabat pertama merupakan satu hari pujian kepada Pencipta dan satu pengi-ngat akan penciptaan dunia kita. Dalam pengertian ini, Sabat memiliki sesuatu yang tidak dimiliki hari-hari lainnya. Bu-kan hanya apa yang tidak kita lakukan

PA S A L 2 0 Oleh Raúl Quiroga

Sukacita

diah, dan saya mulai membacanya. Saya tidak memahami apa yang saya baca, te-tapi cerita-cerita dalam Kejadian mem-berikan kesan mendalam dalam diri saya. Saya suka membaca dan membacanya ulang. Tiga tahun kemudian saya memu-tuskan untuk menjelajah negara saya berbekal gitar dan beberapa buku, terma-suk Alkitab. Di sebuah asrama pemuda saya menemukan seorang pemuda Ad-vent seusia saya. Entah bagaimana kami memulai percakapan tentang agama. Percakapan ini berkembang menjadi perjalanan selama tiga bulan menjelajah penemuan-penemuan menakjubkan de-ngan sahabat baru yang mengubah hi-dup saya selamanya.

Perjalanan PribadiTeman saya itu memiliki beberapa

buku yang dibawanya dan meminjam-kan saya sebuah buku berjudul Messages to Young People. Buku ini tidak segera

sih karunia tanpa pamrih, dan pengam-punan. Saya juga mendengar panggilan untuk menuruti perintah Allah. Saya me-ngetahui tentang umat sisa dan membuat penemuan paling menakjubkan—saya bertemu dengan Yesus. Saya menerima Dia sebagai Juruselamat saya dan menja-dikan Dia pusat kehidupan saya.

Saya kemudian memutuskan untuk menemani teman saya ke gereja setempat untuk melihat apa itu “pemeliharaan Sa-bat.” Sabat pertama itu akan menjadi ja-lan kehidupan yang akan berlanjut 33 ta-hun berikutnya.

Sementara terus belajar saya menger-ti bahwa Sabat diciptakan secara berbeda dari enam hari lainnya. Saya menyadari bahwa pada hari Sabat, sesuatu yang isti-mewa telah terjadi, yang membedakan-nya dari enam hari Penciptaan lainnya. Allah menghentikan pekerjaan-Nya mencipta dan berhenti pada hari Sabat pertama itu agar Ia bisa menghabiskan

pada hari ini saja yang membuatnya isti-mewa, tetapi juga apa yang Allah dapat lakukan bersama kita pada hari ini yang membuatnya satu hari sukacita.

Perhentian sabatTidak ada enam hari lain dari ming-

gu yang bisa berguna sebagai Sabat, kare-na hanya hari ketujuh yang merupakan pengingat Penciptaan yang dibentuk oleh Pencipta sebagai satu perjanjian de-ngan umat yang Dia ciptakan. Ia menyu-cikan dan memberkati hubungan ini de-ngan manusia pertama melalui waktu yang istimewa ini.

Hari ketujuh adalah satu-satunya ha-ri dalam minggu yang memiliki nama dalam Kitab Suci. Hari yang lain diberi nama dalam hubungan dengan Sabat. Ada hari pertama setelah Sabat atau hari persiapan untuk Sabat (Lukas 23:54; 24:1). Hanya hari ketujuh yang Allah se-but hari-Nya. Yesus mengidentifikasi Di-

Sabat

20 Adventist World | 02 - 2012

Page 21: AW 2012-1002  Indonesian

ri-Nya sendiri sebagai Tuhan atas hari Sabat (Markus 2:27, 28). Yesus tidak se-cara spesifik menyatakan Ketuhanan atas semua hari dalam minggu atau hari apa saja dalam minggu. Dalam pengertian ini manusia adalah tuan dari dari enam hari sepanjang minggu itu (Kej. 1:28), tetapi pada hari Sabat manusia mengakui Ketu-hanan dari Allah—sebagai Tuhan atas segalanya.

Sabat merupakan karunia sejati dari Allah kepada manusia (Markus 2:27). Itu adalah hari utuh pertama yang diguna-kan Adam dan Hawa sebagai anak-anak Allah dan hari pertama mereka sebagai pasangan menikah (Kej. 2:1-3). Pada hari Sabat kita berhenti mengkhawatirkan pergumulan sehari-hari (Kel. 20:8-11). Kita tidak hanya beristirahat: hari apa pun dalam minggu bisa menjadi hari isti-rahat. Perbedaan antara hari ini dan hari lain adalah bahwa Sabat menawarkan sa-tu perhentian bukan untuk tidak ber-aktivitas tetapi lebih kepada melakukan aktivitas lain yang sama dengan Sabat pertama di Eden. Sabat adalah saatnya kita menarik napas (Kel. 31:17) dengan mengganti aktivitas kita.

Menariknya, Yesus mengecam keti-dakaktifan yang coba ditanamkan para pemimpin agama di zaman-Nya pada hari Sabat dan menegaskan: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yoh. 5:17). Ia tentu saja merujuk pekerjaan Sabat sebagai yang bersifat menyelamatkan dan bukan jenis pekerjaan sehari-hari yang biasa kita la-kukan sepanjang minggu (Mat. 12:7). Pe-mikiran Allah tentang perhentian bagi kita membebaskan kita dari diri kita sen-diri dan kekhawatiran kita agar dengan demikian kita bisa memiliki waktu dan tempat untuk aktivitas yang berbeda. Menurut Yesus, Sabat itu merupakan ha-ri yang ideal untuk memberkati orang la-in (ayat 9-14). Itu adalah hari perubahan dalam aktivitas yang berpusat pada Allah yang bertemu dengan umat manusia—mereka yang dibentuk-Nya dari debu. Itu merupakan perayaan dari hubungan antara Allah dan umat manusia, ang-gota-anggota keluarga dan ikatan kita ke-

Pencipta kita yang dermawan, setelah enam hari Penciptaan, berhenti pada hari ketujuh dan melembagakan Sabat untuk semua manusia sebagai tanda pengingat Penciptaan. Hukum keempat dari hukum Allah yang tak bisa diubah itu mewajibkan pemeliharaan dari Sabat hari ketujuh sebagai hari perhentian, ibadah, dan pelayanan sejalan dengan ajaran dan kebiasaan Yesus, Tuhan atas hari Sabat.

Sabat adalah satu hari persekutuan sukacita dengan Allah dan dengan satu sama lain. Itu merupakan satu simbol penebusan kita dalam Kristus,

satu tanda penyucian kita, satu tanda kesetiaan kita, dan satu citarasa masa depan kekal kita dalam kerajaan Allah. Sabat

adalah tanda kekal Allah tentang perjanjian kekal-Nya antara Dia dan umat-Nya. Pemeliharaan yang penuh

sukacita dari waktu yang suci ini dari petang ke petang, matahari terbenam sampai matahari

terbenam, merupakan satu perayaan dari tindakan kreatif dan penebusan

Allah. (Kej. 2:1-3; Kel. 20:8-11; Luk. 4:16; Yes. 56:5, 6; 58:13, 14; Mat.

12:1-12; Kel. 31:13-17; Yeh. 20:12, 20; Ul. 5:12-15; Ibr.

4:1-11; Im. 23:32; Mrk. 1:32).

pa-da se-mua cipta-an. Sabat meru-pakan satu gema yang kembali kepada Eden. Sabat merupakan cara Allah memberitahu kita bahwa Ia ingin memiliki satu hubungan yang in-tim dengan kita; bahwa kita ini lebih penting bagi-Nya daripada semua hal la-in yang Ia telah buat.

sukacita sabatSabat merupakan satu kebutuhan,

bukan hanya kewajiban. Sama seperti ki-ta memerlukan udara, terang, air, dan makanan untuk bertahan hidup, kita ju-ga memerlukan Sabat untuk benar-benar hidup. Itu juga merupakan satu hari iba-dah ketika kita berlutut di hadapan Allah dan mengakui bahwa Dia adalah Tuhan. “Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita” (Mzm. 100:3). Sabat me-nempatkan kita kembali kepada tempat kita yang benar. Pada enam hari lain da-lam minggu ada waktu untuk tujuan-tu-juan pribadi. Sementara kita mengatur waktu dan aktivitas kita, selalu ada baha-yanya kita bisa mulai mempertimbang-kan diri kita sendiri sebanding atau bah-kan lebih tinggi dari Allah. Kita meme-rlukan Sabat untuk pengingat setiap minggu bahwa segala sesuatu yang kita lakukan, dapat lakukan, dan bahkan se-mua kesanggupan kita untuk berencana berasal dari Pencipta kita.

Sabat juga adalah satu hari pencipta-an ulang. Ketika segala sesuatu dalam hi-dup kelihatannya hancur, Sabat me-manggil kita kembali kepada Eden. Dan sekali lagi Tuhan berbalik dan mencipta-kan segala sesuatu dari yang tidak ada. Di saat kita lemah, kita bisa menjadi kuat. Kekacauan berubah menjadi keteraturan; rasa takut menjadi sukacita; ketidakpasti-an digantikan dengan kepastian dan ke-percayaan; keadilan Allah menyudutkan ketidakadilan dan tindasan; rasa bersalah diubah menjadi maaf.

Sa-at pene-busan ini dicerminkan dalam penga-laman Israel ketika tangan Allah yang kokoh membawa me-reka keluar dari Mesir (Ul. 5:12-15), dan kita mengakui Sabat sebagai suka-cita kita (Yes. 58:13). Kita tidak hanya menerima berkat dari hari istimewa ini, tetapi setiap Sabat kita memperbarui perjanjian kita dengan Dia dan di hadapan umum menegaskan bahwa kita ingin menjadi anak-anak Al-lah.

Benar-benar memahami Sabat meng-ubah hidup saya beberapa tahun yang la-lu—dan jutaan orang di seluruh dunia mengalami sukacita ini setiap Sabat. Da-patkah Anda membayangkan perayaan Sabat yang luar biasa di rumah surgawi kita yang baru—muka dengan muka de-ngan Pencipta dan Juruselamat kita? n

Raúl Quiroga, Th.D., adalah profesor Perjan-jian Lama di River Plate Adventist University, Argentina, ketika ia me-

nulis artikel ini. Baru-baru ini ia pindah ke Cochabamba, Bolivia, untuk melayani di Bolivia Adventist University.

Sabat

02 - 2012 | Adventist World 21

Page 22: AW 2012-1002  Indonesian

R O H N U B U A T

“Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka men-jadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya me-

reka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka” (Yeh. 20:12).

Sebagaimana Sabat merupakan tanda yang membedakan Israel ketika mereka keluar dari Mesir untuk memasuki Kanaan duniawi, begitu pula tanda yang sekarang membedakan umat Allah saat mereka keluar dari dunia untuk memasuki perhenti-an surgawi.

Pemeliharaan Sabat merupakan cara yang diurapi Allah da-lam memelihara pengetahuan tentang Diri-Nya sendiri dan membedakan antara pengikut-Nya yang setia dan para pelang-gar hukum-Nya.

sabat merujuk pada Pencipta dan PenyuciSabat milik Kristus.... Setelah Ia menjadikan segala sesuatu,

Ia menjadikan Sabat. Oleh-Nya Sabat dipisahkan sebagai satu pertanda dari pekerjaan penciptaan. Sabat mengarahkan kepa-da Dia baik sebagai Pencipta maupun Penyuci. Sabat menyata-kan bahwa Dia yang menciptakan segala sesuatu di surga dan di bumi, dan yang oleh-Nya semua berjalan, Ia yang adalah ke-pala gereja, dan oleh kuasa-Nya kita didamaikan dengan Allah. Berbicara kepada Israel Ia berkata, “Aku memberikan mereka Sabat, untuk menjadi tanda antara Aku dan mereka, agar mere-ka mengetahui bahwa Akulah Tuhan yang menyucikan mereka”—menjadikan mereka suci. Dan itu diberikan kepada semua orang yang Kristus jadikan suci. Sebagai satu tanda dari kuasa penyucian-Nya, Sabat diberikan kepada semua orang yang melalui Kristus menjadi bagian dari Israel milik Allah....

bersukacita dalam kristusKepada semua orang yang menerima Sabat sebagai satu

tanda kuasa penciptaan dan penebusan Kristus, hal tersebut akan menjadi satu sukacita. Melihat Kristus di dalamnya, mere-ka menyukakan diri di dalam Dia. Sabat mengarahkan mereka kepada pekerjaan penciptaan sebagai satu bukti dari kuasa pene busan-Nya yang agung. Meskipun itu mengingatkan ten-tang hilangnya kedamaian di Eden, namun mengatakan juga kedamaian yang dipulihkan melalui Juruselamat. Dan setiap benda di alam mengulangi ajakan-Nya, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28).

Sabat adalah pegangan emas yang mempersatukan Allah dan umat-Nya....

Penting untuk diingatPada permulaan hukum keempat Tuhan berkata, “Ingat-

lah.” Ia mengetahui di tengah banyaknya urusan dan kekacau-an manusia akan tergoda untuk beralasan melepaskan diri dari memenuhi kewajiban hukum, atau akan melupakan kesucian-nya. Oleh sebab itu Ia berkata: “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” (Kel. 20:8).

Sepanjang minggu kita harus mengingat Sabat dan membu-at persiapan untuk memeliharanya menurut hukum....

Ketika Sabat diingat dengan demikian, hal-hal duniawi ti-dak akan dibiarkan mengganggu hal rohani. Tidak ada sisa dari enam hari bekerja akan disisihkan untuk Sabat. Sepanjang ming gu, energi kita tidak akan terlalu kelelahan dalam pekerja-an duniawi sehingga pada hari dimana Tuhan berhenti dan di-

Emas Oleh Ellen G. White

Sabat Mempersatukan Kita Kepada Allah

Pegangan

22 Adventist World | 02 - 2012

Page 23: AW 2012-1002  Indonesian

segarkan kita akan terlalu letih terlibat dalam pe-layanan-Nya....

menyiapkan hari istimewa iniPada hari Jumat biarlah persiapan Sabat disele-

saikan. Lihat apakah semua pakaian sudah disiap-kan dan bahwa semua masakan diselesaikan.... Sa-bat janganlah digunakan untuk waktu memperbaiki pakaian, memasak makanan, menyenangkan pengli-hatan, atau kegiatan duniawi lainnya. Sebelum teng-

gelamnya matahari biarkan semua pekerjaan sekular disisihkan dan semua kertas sekular disingkirkan dari pandangan. Para orangtua, jelaskan pekerjaan Anda

dan maksudnya kepada anak-anak Anda, dan biarkan mereka bersama membantu persiapan Anda untuk me-

melihara Sabat menurut hukum.Ada pekerjaan lain yang harus mendapat perhatian

pada hari persiapan. Pada hari ini semua perbedaan antara saudara-saudara, entah itu dalam keluarga atau dalam gere-

ja, harus disingkirkan. Biarlah semua kepahitan dan kemur-kaan dan kebencian dikeluarkan dari jiwa. Dalam roh keren-

dahan hati, “hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan sa-ling mendoakan” (Yakobus 5:16).

Sebelum tenggelam matahari biarlah anggota keluarga ber-kumpul untuk membaca Firman Allah, bernyanyi dan berdoa.

Kita harus berhati-hati menjaga Sabat. Ingat bahwa setiap saat disucikan, waktu yang kudus. n

Pilihan ini diambil dari buku renungan The Faith I Live By, halaman 33, 34. Orang Advent percaya bahwa Ellen G. White (1827-1915) mempraktikkan karunia bernubuat Alkitabiah selama lebih dari 70 tahun pelayanan publik.

Sabat ada-lah pegang-an emas yang mempersatu-kan Allahdan umat-Nya

s i m o n a b a l i n t 02 - 2012 | Adventist World 23

Page 24: AW 2012-1002  Indonesian

P E L A Y A N A N A D V E N T

Pendidikan sekular swasta telah me-lihat satu ledakan di Cina dalam dasawarsa terakhir ini. Tetapi

sekolah-sekolah yang mengajarkan Alki-tab dalam kurikulum mereka menghada-pi sejumlah tantangan. Proses pendaftar-an bagi sekolah-sekolah Kristen sangat-lah rumit, dan ditangani oleh Three-Self Patriotic Movement (TPSM), yang meng-awasi semua aktivitas keagamaan di Ci-na.

Opini-opini yang berbeda-beda ten-tang bagaimana mendidik kaum muda Cina, telah menuntun kepada sejumlah perbedaan pendapat, beberapa di antara-nya mendapat perhatian media.

Pendidikan Advent senantiasa men-jadi prioritas bagi anggota-anggota gereja

Kerja Samayang Tidak Lazim

Orang Advent menerima pendidikan dan bersaksi kepada orang lain.Oleh Chek Yat dan Sally Lam-Phoon

ma

rk

f

or

ma

n/

di

gi

ta

ll

y

mo

di

fi

ed

Page 25: AW 2012-1002  Indonesian

kita. Karena situasi di Cina, anggota-ang-gota gereja kita mulai mengelola sekolah rumah untuk anak-anak dari anggota mereka di wilayah timur laut negara ter-sebut selama 10 tahun terakhir. Ketika ini ternyata tidak lagi dapat dipertahan-kan, anggota kita berdoa meminta pan-dangan terhadap bagaimana mereka bisa memberikan pendidikan Advent bagi ka-um muda mereka.

kontak komunitasPada tahun 2008 para pemimpin ge-

reja mengembangkan satu hubungan de-kat dengan kepala sekolah kejuruan di satu kota. Sementara mereka berbagi pandangan untuk menyediakan pendi-dikan Advent bagi kaum muda mereka, pemimpin ini menawarkan kerjasama dengan gereja untuk membantu kebu-tuhan mereka.

“Kami gembira dengan kemungkin-an berita ini dan memutuskan untuk mencobanya,” kata Enn Chun Wong.* “Apa pun lebih baik daripada tidak ada sama sekali.”

Sekolah kejuruan ini memberikan pe-lajaran seperti montir mobil, menjahit, nutrisi, pelayanan makan pesta (cater-ing), pariwisata, akuntansi melalui kom-puter, ilmu tentang komputer, hidroelek-tronik, pekerjaan mengelas, dan tata rambut. Diwajibkan agar semua siswa

memilih satu jurusan. Namun, kelom-pok pemuda Advent kita harus memi-lih dua jurusan untuk memastikan

bahwa semua siswa pria dan wanita bisa diimbangi, dan dengan demi-kian mengurangi pengaruh nega-tif yang bisa diberikan oleh siswa lain kepada mereka. Lebih jauh lagi, mengatur kelompok itu

untuk menyelesaikan semua pelajaran kejuruan di pagi hari memberikan waktu tambahan untuk kelas Al-kitab di gereja pada sore

harinya.Kelompok pertama

yang terdiri dari 40 siswa

tinggal di gereja, di mana guru-guru yang ditugaskan membantu mereka dengan pengajaran rohaninya. Program mereka mulai dengan ibadah dan doa pagi pada pukul 4.30 pagi. Setelah sarapan sebuah bis sekolah mengantar mereka ke sekolah kejuruan. Guru-guru dari gereja menyer-tai kelompok itu ke sekolah untuk mem-bantu mereka menjembatani perbedaan antara kelas sekular dan pendidikan kea-gamaan mereka. Pada petang hari mere-ka dibawa kembali ke gereja untuk kelas Alkitab.

“Kami mengingatkan mereka terus tentang kesaksian yang mereka perlu be-rikan bagi Yesus Kristus di sekolah. Peri-laku mereka memberi kesaksian kepada orang lain tentang kuasa Kekristenan,” kata salah seorang guru.

diberkati untuk menjadi berkatKelompok itu segera mendapatkan

reputasi menjadi para siswa teladan, ung-gul dalam akademis dan disiplin dalam kemampuan sosialnya. Siswa-siswa di kelas lain seringkali memberi masalah kepada para guru mereka, karena gaduh dan tidak disiplin, tidur selama pelajaran mereka, dan menolak mengerjakan tugas mereka.

Kepala sekolah berkata, “Sekolah kita benar-benar memerlukan siswa-siswa te-ladan seperti orang Advent itu; kami menginginkan lebih banyak lagi orang seperti mereka agar bisa mempengaruhi semua siswa lainnya.”

Ketika tahun sekolah berakhir pada tahun 2008, sekolah itu mengimbau ge-reja untuk merekrut kelompok siswa ke-dua yang berjumlah 40 orang, sehingga jumlah totalnya 80 orang. Ini mencipta-kan masalah penerimaan—fasilitas gereja terlalu terbatas untuk menampung 80 siswa. Tetapi ketika sekolah mengetahui dilema mereka, kepala sekolah menawar-kan penggunaan bangunan sekolah yang sudah tak dipakai untuk dijadikan gereja. Pada pertengahan bulan April 2009, per-baikan bangunan ini telah selesai, dengan tempat tidur, air, dan listrik.

Karena bangunan ini, yang diguna-kan sebagai asrama, agak jauh dari se-

kolah kejuruan, maka sekolah mengizinkan layanan bus pu-lang pergi untuk 80 siswa ini se-tiap harinya.

Para orangtua Advent seka-rang bersemangat mengirim

anak-anak mereka ke sekolah kejuruan ini karena telah mengamati perubahan di tengah mereka yang telah menjalani pro-gram percobaan ini. Setelah satu tahun pelatihan, anak-anak muda ini telah mencapai kemandirian berpikir dan ber-tujuan. Mereka mencuci pakaian, mema-sak, dan membersihkan serta melayani orang lain dengan membagikan Alkitab kepada mereka. Banyak yang telah ditun-juk sebagai pemimpin kelompok kecil dalam gereja di mana mereka beribadah.

Para orangtua terkagum-kagum pada perubahan yang mereka lihat ketika anak-anak mereka kembali ke rumah pa-da musim panas. Salah seorang mengata-kan, “Putra saya telah berubah dan men-jadi dewasa sekali. Sejak pulang ke ru-mah, ia telah menjadi berkat oleh kepe-duliannya dan banyak membantu, tanpa disuruh membantu saya dalam pekerja-an rumah. Ini pastilah karena ia telah di-ajarkan di sekolah itu!”

Meskipun tampaknya bahwa cara kreatif memberikan pendidikan Advent ini berhasil dan bahwa para orangtua Advent bersedia mendaftarkan anak-anak mereka di sekolah ini, pertanyaan tentang apa yang terjadi setelah dua ta-hun pelatihan kejuruan ini tetap ada. Apa lagi yang bisa dilakukan bagi para siswa ini untuk menyediakan pendidikan tertier yang lebih sempurna, terutama yang menyiapkan mereka melayani orang banyak di Cina melalui lapangan kerja, juga menyiapkan manusia bagi ke-rajaan kekal Allah?

Doa Anda diperlukan sementara para pemimpin setempat terus berdialog dan muncul dengan pendekatan inovatif yang lebih banyak untuk memelihara ka-um muda kita di Cina melalui fondasi pendidikan Advent yang kuat. n

*Bukan nama yang sebenarnya.

Chek Yat Phoon adalah direktur pendidikan, dan istrinya, Sally Lam-Phoon, adalah Direktur Anak-anak, Rumah Tangga, dan BWA Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Divisi Asia-Pasifik Utara.

02 - 2012 | Adventist World 25

Page 26: AW 2012-1002  Indonesian

P E R T A N YA A N D A N J A W A B A N A L K I T A B

Istilah bahasa Yunani parakletos, diterjemahkan

“counselor” (penolong) dalam beberapa versi Alkitab, tidak me-

miliki kesamaan yang tepat dalam baha-sa Inggris. Itu digunakan dalam literatur Yunani un-tuk merujuk pada seseorang yang dipanggil untuk

membantu seseorang, atau muncul atas nama orang lain seba-gai seorang penasihat, pengantara, mediator, penolong, atau se-orang penasihat di sidang hukum. Ketika Yesus menerapkan-nya pada Roh Kudus, ini menyatakan sesuatu tentang sifat dan fungsi Roh Kudus. Karena istilah itu digunakan secara eksklusif dalam tulisan Yohanes, saya akan meneliti ayat-ayat itu.

1. Yesus dan Penolong: Dalam Yohanes, juga di seluruh Perjanjian Baru, Yesus dan Roh berhubungan sangat erat. Teta-pi mereka bukan oknum yang sama. Dalam Yohanes, Yesus mengidentifikasi parakletos dengan Roh (16:15), Roh Kudus (14:26), dan Roh kebenaran (14:17; 15:26; 16:13). Dengan kata lain, ia menggunakan terminologi baru untuk merujuk pada Roh Kudus. Ketika Yesus berkata “Penolong yang lain” (14:16, bandingkan 1 Yoh. 2:1), itu berarti bahwa Ia juga adalah seo-rang penolong, jelas Ia membuat satu perbedaan antara Diri-Nya sendiri dan Roh. Perbedaan antara keduanya juga ditonjol-kan oleh fakta bahwa Roh (parakletos) akan diutus oleh Bapa atas permintaan Anak (14:16, 26). Akhirnya perbedaan antara keduanya diindikasikan oleh fakta bahwa kedatangan Roh akan terjadi setelah Yesus kembali kepada Bapa (16:7). Roh (parakletos) akan tetap bersama umat-Nya selamanya (14:16). Jadi tidak seperti Yesus, Roh tidak akan kembali kepada Bapa selagi umat Allah masih ada di dunia. Ia akan menggantikan Yesus di bumi.

2. Fungsi dari Penolong: Tiga fungsi utama ditugaskan ke-pada Roh (parakletos). Dia adalah guru. Ia “yang akan menga-jarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (14:26). Roh akan membangun gereja berlandaskan ajaran-ajaran Yesus de-ngan mengingatkan murid-murid tentang ajaran-ajaran-Nya dan menyatakan kedalaman maknanya. Ia juga akan menyata-kan kepada mereka kandungan eschatological dari pekabaran Yesus (16:13). Hanya oleh pengertian seperti itulah Roh “me-mimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (16:13).

Kedua, dan erat berkaitan dengan sebelumnya, Roh akan memuliakan Yesus. Yesus dimuliakan ketika Roh mengambil apa yang menjadi milik Yesus dan menyatakannya kepada kita (16:14). Ia memuliakan Diri-Nya sendiri, bukan dengan me-nyediakan bagi kita hal-hal baru, tetapi oleh memberitahu kita bahwa apa yang kita terima itu semua dari Yesus.

Ketiga, peran Roh adalah bersaksi atas nama Yesus dan um-at-Nya kepada dunia. Kedatangan Roh memberi kesaksian pa-da fakta bahwa orang-orang percaya itu milik Allah, dengan de-mikian , menegaskan perbedaan antara mereka dan dunia. Ber-sama dengan orang-orang percaya, Roh juga bersaksi atas na-ma Yesus dengan memanggil orang-orang untuk datang kepa-da Yesus sebagai yang ditinggikan (15:25, 26). Kesaksian-Nya kepada dunia mengungkapkan penolakan dunia kepada Yesus, dosa yang mencirikannya, dan penghakiman Allah melawan kejahatan (16:8-11).

3. Sifat Roh: Dengan menyebut Roh, “Penolong yang lain” Yesus telah menetapkan sekali dan selamanya bahwa Roh ada-lah Oknum seperti Dia. Meskipun kata benda Gerika “roh” (pneuma) adalah kata yang bersifat netral (dan beberapa orang menyebut Roh itu sebagai “itu”/benda), kata benda “penolong” (parakletos) bersifat maskulin dan pribadi. Roh bukanlah “itu” tetapi makhluk Ilahi. Keilahian-Nya disampaikan Yesus ketika Ia berkata bahwa Roh “keluar dari Bapa” (15:26). Kata kerja “keluar dari” (ekperuomai) menunjuk pada asal tempat Roh itu. Tempat asli keberadaan-Nya adalah di dalam mistri Keallahan, dan Allah itulah yang mengutus Dia. Dengan mengidentifikasi Roh sebagai parakletos, Yesus menyediakan kita satu jalan ber-pikir tentang Roh sebagai sosok oknum.

Kita bisa memandang Dia sebagai seorang penasihat, seba-gai seorang yang membantu kita pada saat dibutuhkan (peng-hibur), dan yang menemani kita selama perjalanan kita, meme-lihara, mengubahkan, dan menyatakan kepada kita apa yang menjadi milik Yesus. Roh berbicara kepada kita dan bagi kita; Ia adalah parakletos. n

Telah pensiun, Angel Manuel Rodríguez telah melayani gereja selama beberapa da-sawarsa, terakhir sebagai Direktur Biblical Research Institute of the General Conference.

Mengapa Roh Kudus

disebut“Penolong” dalam InjilYohanes?

yangPenolongLain

26 Adventist World | 02 - 2012

Page 27: AW 2012-1002  Indonesian

P E L A J A R A N A L K I T A B

Suatu petang setelah seminar Bible Study di Chicago seorang wanita paruh baya dengan mimik wajah tertekan bertanya

apakah kami bisa berbicara. Ia menjelaskan kalau dia sedang bergumul dengan kanker payudara, dan ia memiliki beberapa pertanyaan. Dengan tulus ia berkata, “Pendeta, jika saya tidak sembuh, apakah itu artinya saya tidak memiliki iman yang cu-kup? Jika saya memiliki lebih banyak iman, akankah saya segera disembuhkan?”

Kemudian ia berkata, “Pendeta, beberapa orang teman saya berkata kalau masalah saya sebenarnya bukan kanker—tapi ka-rena kurang iman. Apakah ini benar?”

Dalam pelajaran bulan ini kita akan meneliti bersama apa iman itu, bagaimana melatihnya, dan bagaimana menambah-nya.

1 Baca Amsal 3:5, 6. Bagaimanakah iman didefinisikan dalam ayat ini? Di manakah iman sejati menemukan fokus-nya?Iman adalah percaya kepada Allah sebagai seorang sahabat yang dikenal baik. Mempercayai bahwa Ia tidak akan membahayakan kita dan bahwa maksud-maksud-Nya bagi kita hanyalah kebaik-an (lihat Yeremia 29:11). Tidak meminta jawaban dari Allah, te-tapi berusaha menemukan apa yang akan membawa kemuliaan kepada Dia dalam setiap aspek hidup kita. Tidak fokus pada apa yang kita inginkan—tetapi fokus pada apa yang Ia inginkan (li-hat Mat. 26:39).

2 Baca 2 Kor. 12:7-9. Rasul Paulus dengan bersungguh-sungguh berdoa meminta kelepasan dari penderitaan fisik. Banyak sarjana Alkitab percaya masalahnya adalah de-ngan pandangan matanya. Bagaimanakah Allah menjawab doa Paulus? Apakah yang dikatakan di situ tentang iman?

3 Daud tidak asing dengan penderitaan. Bagaimanakah iman Daud menyanggupkan dia mengatasi penderitaan yang dialaminya? Baca Mazmur 119:67, 68. Apakah yang di-nyatakannya tentang Allah sementara ia mengalami pen-deritaan? Apakah yang dikatakan di sini tentang iman?Pencobaan-pencobaan hidup kita bisa membuat kita lebih pahit atau lebih baik. Penderitaan bisa menarik kita lebih dekat ke hati Allah atau menjauhkan kita dari Dia; itu tergantung pandangan kita tentang Allah. Jika kita percaya Dia dan yakin bahwa Dia itu baik, dan melakukan yang baik, maka kita akan memiliki iman di dalam pemeliharaan-Nya yang kuasa, bahkan dalam saat-saat kehidupan paling sulit sekalipun.

4 Baca 1 Korintus 10:13, Filipi 4:19, dan Mazmur 46:1. Jan-ji-janji apakah yang Allah berikan kepada kita yang dapat kita raih dengan iman dalam masa sulit kehidupan? Sambil membaca ayat-ayat ini, renungkan apa yang Allah katakan kepada Anda pada saat ini dalam hidup Anda.

5 Jika iman kita kelihatannya kadang-kadang lemah, ba-gaimana kita menambahnya? Baca Roma 10:17.Iman kita diperkuat dan dibangun saat kita membaca Firman Allah. Roh Kudus yang sama yang mengilhami Alkitab akan mengilhami kita sementara membacanya. Semakin banyak kita mengenal Allah, maka kita akan semakin percaya kepada-Nya. Firman Allah itu kuat (lihat Ibrani 4:12); membangun dan memperkuat iman kita.

6 Apakah mungkin membaca Alkitab dan mendapatkan sangat sedikit saja darinya? Mengapa? Apakah Ibrani 4:2 mengejutkan Anda?Ibrani menggambarkan satu kelompok orang yang telah men-dengar Firman Allah, tetapi tidak menguntungkan mereka sama sekali. Mengapa tidak? Tentu saja, mereka mendengar dengan telinga, tetapi tidak pernah dimasukkan ke dalam hati segala hal yang mereka dengar. Mereka tidak merenungkan kebenaran-ke-benaran yang mereka dengar dengan teliti dan dengan iman menerapkannya dalam hidup mereka. Apakah yang disampai-kan di sini kepada Anda tentang pembelajaran Alkitab Anda sendiri?

7 Baca Roma 15:4. Setelah kita membaca pengalaman-pengalaman tokoh-tokoh Alkitab, apakah yang terjadi da-lam kehidupan kita?

Mempelajari Firman Allah memberikan kita satu pandang-an hidup yang baru. Ini memperdalam kepercayaan kita kepada Allah, menambah iman kita, dan mengisi kita dengan pengha-rapan. Setelah kita belajar untuk “hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2 Kor. 5:7), kepercayaan kita kepada Allah akan bertambah. Sesungguhnya, Yohanes menggambarkan um-at Allah di akhir zaman memiliki “iman kepada Yesus” (Wahyu 14:12).

Di masa tergelap-Nya di salib, Yesus menyerahkan hidup-Nya di tangan Bapa-Nya yang pengasih. Ia mempercayai Allah dengan apa yang tidak dipahami-Nya, dan kita juga bisa.

Inilah iman Alkitabiah yang asli yang saya sampaikan kepa-da wanita bermasalah di Chicago beberapa tahun yang lalu. n

Akhir ZamanIman Oleh Mark A. Finley

02 - 2012 | Adventist World 27

Page 28: AW 2012-1002  Indonesian

P E R T U K A R A N I D E

Surat

Persatuan yang gereja butuhkan ada pada Yesus Kristus dan kebenaran-Nya.

Ken Lemky, Creston, British Columbia, Kanada

menungguSaya menanggapi artikel Frank Hasel “Menunggu” (Oktober 2011). Menunggu bukanlah watak saya, terutama dengan kesabaran. Hasel benar menyatakan bah-wa kita semua menunggu setidaknya se-kali (atau dua kali) dalam kehidupan kita sehari-hari—mengapa tidak membuat-nya menjadi saat Allah?

Untuk mengurangi ketidaksabaran, saya mengadakan “perjalanan kecil” da-lam kepala saya sementara duduk di an-trean panjang lampu merah; di sofa se-mentara menunggu orang lain; dan di antrean di pasar. Saya rasa sebagai ganti-nya saya akan membuatnya menjadi waktu atau saat dengan Allah!

Rebecca Whited Escondido, California, Amerika Serikat

menemukan kembali ibadah sejatiSaya sangat senang dengan wawancara editor Bill Knott dengan ketua Gener-al Conference Ted Wilson, “Menemukan Kembali Ibadah Sejati” (Agustus 2011). Komitmen kepemimpinan kepada kebangunan dan reformasi mulai pada ta-hun 2010 pada Rapat Musim Gugur dan masih berlanjut.

Saya diberkati dan dikuatkan mela-lui pekabaran tersebut dan sumber di www.revivalandreformation.org. Roh Kudus ingin menggiatkan hati kita se-cara individu dan gabungan. Sudah waktunya.

Cathy LawVia E-mail

ke kota-kotaTerima kasih banyak atas liputan lu-

asnya tentang inisiatif baru “ Ke Kota-kota” (Oktober 2011)!

Inilah pertanyaan saya: Mengapa kita berbicara hanya tentang berapa banyak orang Advent yang tinggal di suatu kota (mis., di bawah halaman 17)? Tidakkah kita menghitung orang Kristen lain yang tinggal di kota-kota itu? Apakah hanya orang Advent yang harus mengabarkan Injil di kota-kota ini?

Peraturan Kerja gereja kita me-nyatakan: “Kita mengakui setiap akti-vitas/organisasi yang mengangkat Kristus di hadapan umat manusia se-bagai bagian dari rencana Ilahi untuk menginjili dunia. Kita sangat meng-hargai tokoh-tokoh Kristen dalam de-nominasi lain yang berusaha meme-nangkan jiwa bagi Kristus” (General Conference of Seventh-day Adventist: Working Policy, 1926, Bagian O 75).

Jika kita mempercayainya, mengapa kita menulis seolah orang Kristen lain ti-dak memainkan peran dalam penginjilan di kota-kota? Mengapa kita tidak meng-anjurkan kerja sama dengan mereka? Ini bukan berarti meninggalkan keyakinan-keyakinan tertentu orang Advent!

André LiebigJerman

Sementara kita membagikan doktrin-doktrin kepada orang Kristen dari deno-minasi lain, pekabaran khusus yang di-berikan kepada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mewajibkan kita untuk membawa pekabaran kita ke tempat-tempat itu di mana Injil Kristus mung-kin sudah dikabarkan.—Para Editor

mosaik allahSaya menulis tentang artikel dari Cheryl Doss yang berjudul “Mosaik Allah” (Ok-tober 2011).

Permasalahan perbedaan budaya adalah salah satunya dimana gereja me-merlukan pendidikan. Ada yang tidak berbahaya dan tidak bersalah dan yang berbahaya dan tidak bisa diterima. Se-mua budaya mengandung dua kelompok

ini. Tidak semua perbedaan berasal dari Allah, atau di-terima oleh Dia. Kita harus menge-tahui bagaimana memberitahu per-bedaannya.

Kesatuan yang gereja perlukan

ada pada Yesus Kristus dan kebenaran-Nya. Hanya ini yang akan menghasilkan kesatuan alkitabiah yang disetujui Allah di tengah anak-anak-Nya, apapun buda-ya duniawinya. Tidak ada jalan lain, pengganti lain, atau metodologi alternatif lain yang akan mencapai tujuan ini. Pi-lihan kita adalah untuk maju dalam kese-larasan dengan semua yang Yesus ajar-kan, atau berputar tanpa tujuan, membu-at lingkaran yang tak berujung dalam ba-yangan dan pemikiran kita sendiri.

Ken Lemky Creston, British Columbia, Kanada

28 Adventist World | 02 - 2012

Page 29: AW 2012-1002  Indonesian

Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: [email protected]. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 250 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang akan ditampilkan.

5O

n Tokoh Alkitab kesukaan saya adalah Petrus. Ia sering dikecam karena “berbicara lebih dahulu ba-ru kemudian berpikir.” Tetapi saya mengagumi dia karena ketika ia mendapat kesempatan untuk berjalan di atas air, ia keluar dari perahu untuk le-bih dengan Yesus (lihat Matius 14:27-31).

–Sergio, Rio de Janeiro, Brazil

n Meskipun kita tidak mengetahui namanya, to-koh Alkitab yang saya sukai adalah gadis kecil Is-rael dalam 2 Raja-raja 5 yang memberitahu tuan-nya tentang kuasa penyembuhan Allah melalui nabi Elisa. Kita semua haruslah tak kenal takut bila membagikan iman kita.

–Cora, San Francisco, Kalifornia, Amerika Serikat

n Saya memiliki banyak tokoh kesukaan, tetapi ba-gaimana mungkin saya tidak menyertakan Daud? Ia menjalani hidup dengan hasrat. Tidak semua yang ia lakukan dikagumi atau layak menjadi tela-dan kita. Tetapi karena rohaninya kuat, Allah me-nyebut dia seorang yang “menuruti hatinya sendi-ri” (1 Sam. 13:14).

–Hee Mun, Jeju-do, Korea

Kali berikutnya, ceritakan kepada kami dalam 50 kata atau kurang tentang buku kesukaan Anda dalam Alkitab. Kirimkan ke [email protected]. Tulis “50 Words or Less” pada baris judul.

Favorit SayaTokoh Alkitab

K A T A A T A U K U R A N G

7miliar

memelihara hari kesukaanSetelah membaca artikel “Hari Kesukaan” oleh Ted N.C. Wilson (Juli 2011) hari saya benar-benar ter-sentuh. Saya belajar bagai-mana bersekutu dengan rekan-rekan saya orang

Advent dan memelihara hari suci Allah.Rasa terima kasih saya yang tulus ke-

pada Adventist World untuk “Ruang Doa.” Saya berharap Allah akan menja-wab doa-doa itu.

LalrodingaFalam, Chin State, Myanmar

terima kasihTerima kasih untuk Adventist World se-tiap bulannya. Anda selalu membuat se-mangat saya membara!

Lovemore KashawoHarare, Zimbabwe

Saya membaca setiap terbitan Adventist World dengan minat tinggi dan gembira. Saya sangat berterima kasih karena kami juga menerima terjemahan majalah ter-sebut dalam bahasa Jerman di Austria ini. Terima kasih banyak kepada semua orang yang mengerjakan terjemahan. Ini benar-benar merupakan karya besar. Se-moga Allah memberkati semua anggota tim terjemahan agar mereka bisa melan-jutkan peran serta mereka yang penting bagi gereja.

Terima kasih juga kepada para editor dan semua penulis atas artikel-artikel serta cerita segar dan menantang. Gereja secara keseluruhan diberkati!

Anja KaluzaLustenau, Austria

Ada sekitar satu orang Advent untuk setiap 407 penduduk di dunia. Di beberapa negara rasionya jauh lebih sedikit; di banyak negara le-bih banyak lagi.Sumber: Kantor Arsip dan Statistik General Conference

Populasi Dunia

02 - 2012 | Adventist World 29

Page 30: AW 2012-1002  Indonesian

Semua orang dalam kehidupan menghadapi satu jenis tantangan atau jenis lainnya, tetapi bersembunyi di balik kesulitan hanya membuat kita tidak menya-dari ukuran kasih karunia Allah yang dapat membuat kita menjadi apa yang Ia inginkan dan melakukan yang Ia kehendaki.

— Larry R. Valorozo, selama mempelajari Alkitab di Bologna, Itali

Di BelahanDunia Manakah Ini?

PUJI SYUKURDoa&

Saya mohon Anda bantu saya dalam doa agar saya mendapatkan pekerjaan untuk menafkahi keluarga saya. Saya sedang men-cari seorang pemodal untuk industri kayu.

Seth, Sierra Leone

Tolong doakan putra saya. Ketika ia beru-sia 8 tahun, ia kehilangan sebagian besar pendengarannya setelah menderita sakit. Sekarang ia berusia 20 tahun dan sangat marah kepada Allah. Doakan perdamaian-nya dengan Allah, dan agar ia mau melaku-kan sesuatu yang berguna dalam hidupnya.

Helen, Amerika Serikat

Tolong doakan seorang wanita muda yang merupakan bagian dari program jangkauan luar untuk kaum Aborigin. Dia ada di ru-mah sakit dan alasan sakitnya tidak diketa-hui, dan kelihatannya ia tadinya dalam kondisi kesehatan yang baik.

Rod, Australia

Saya memerlukan kebangunan rohani da-lam hidup saya. Semoga Allah melindungi saya dari dosa. Saya juga berdoa meminta pekerjaan, satu tempat belajar, dan kesatu-an dalam keluarga.

Vera, Nigeria

Tolong berdoa kepada Allah agar ada jalan bagi kami untuk membayar proyek ruang-an sekolah dan olahraga kami.

Ron dan Holly, Amerika Serikat

Doa & Pujian: Kirimkan permohonan doa rasa syukur sau-dara ke: [email protected]. Kirimlah kepada kami permohon an doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 50 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas. Tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama sa-udara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.

Divisi-divisi Gereja Ma-sehi Advent Hari Ketu-juh di dunia dengan ke-anggotaan tertinggi ada-lah:n Divisi Inter-Amerikan Divisi Afrika Timur-Tengahn Divisi Afrika-India Selatann Divisi Amerika Selatann Divisi Asia Selatan

JAWABAN: Di Gaspar Alto, Brazil selatan, ini adalah foto dari salah satu gereja Advent pertama di Brazil. Foto ini baru-baru ini diberikan kepada Sérgio Lessa, seorang penatua gereja di Blumenau, Santa Catarina

P E R T U K A R A N I D E

top

30 Adventist World | 02 - 2012

Page 31: AW 2012-1002  Indonesian

SebuahOne -Day Church

Montadas, Brazil

“Lihatlah, Aku Datang Segera”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus,mempersatukan umat Gereja Masehi Advent HariKetujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan,dan pengharapan.

PenerbitAdventist World adalah majalah periodik internasionalmilik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya.

Penerbit Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Bill Knott

Wakil Penerbit Claude Richli

Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk

Dewan Penerbit Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, legal advisor

Komite Koordinasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee

Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editors), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona Karimabadi, Mark A. Kellner, Kimberly Luste Maran

Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Park, Jae Man

Editor OnlineCarlos Medley

Koordinator Teknik dan Pelayanan PembacaMerle Poirier

Editor-at-large Mark A. Finley

Senior Advisor E. Edward Zinke

Manajer Finansial Rachel J. Child

Asisten Redaksi Marvene Thorpe-Baptiste

Asisten Editor Gina Wahlen

Dewan Manajemen Jairyong Lee, ketua; Bill Knott, sekretaris; P. D. Chun, Karnik Doukmetzian, Suk Hee Han, Kenneth Osborn, Juan Prestol, Claude Richli, Akeri Suzuki, Ex-officio: Robert Lemon, G. T. Ng, Ted N. C. Wilson

Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Fatima Ameen

Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander

Kepada para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yangsiap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501OldColumbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A.Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638

E-mail: Internet: [email protected]: www.adventistworld.org

Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dariALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia(LAI). Digunakan dengan izin.

Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secaraberkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria,dan Amerika Serikat.

Vol. 8, No. 2

Lebih dari 600 komunitas di Brazil tanpa keberadaan orang Advent. Namun syukurlah atas dedikasi gereja-gereja Advent di seluruh negeri itu, hal tersebut dengan cepat berubah. Dan One-Day Church merupakan bagian dari solusi itu.

Jemaat-jemaat Advent di seluruh Brazil mensponsori keluarga-keluarga untuk masuk ke kota-kota yang belum terjamah sebagai para misionaris pembentuk gereja.

Salah satu komunitas itu, Montadas, telah diadopsi oleh Women’s Ministries Department dari Uni Brazil Utara. Satu tahun yang lalu uni ini mensponsori Patricio dan Cristina Silva, pasangan awam, untuk pindah ke Montadas dan mulai bergaul. Keluarga Silva dengan cepat mendapati bahwa tidak seorang pun di Montadas pernah mendengar nama Advent!

Keluarga Silva memulai satu pertemuan doa kecil dan memberikan pelajaran Alkitab kepada teman-teman baru mereka. Minat bertambah, tetapi kebutuhan untuk bangunan gereja menjadi semakin mendesak.

Pada tanggal 10 Agustus 2011, satu tim pembangun dari Maranatha Volunteers International mendirikan kerangka One-Day Church. Anggota-anggota gereja dan para relawan dari pelayanan wanita segera mulai menambahkan dinding, atap, bangku, bahkan ruangan tambahan untuk Sekolah Sabat Anak.

Gereja Montadas yang baru itu diresmikan bebas dari utang pada tanggal 25 Oktober, 2011. Kini gereja tersebut sudah memiliki 53 anggota, dan lebih dari 50 orang telah meminta untuk dibaptiskan.

“Kembalilah dalam waktu satu tahun,” keluarga Silva berkata, “dan gereja akan bertambah begitu cepat sehingga kami siap untuk menjadi dua jemaat!”

Program One-Day adalah upaya kerja sama antara Seventh-day Adventist Church, Adventist-laymen’s Services and Industries (ASI), dan Maranatha Volunteers International. Inisiatif The One-Day

Church awalnya diciptakan dan dikembangkan oleh pengusaha Minnesota dan anggota ASI, Garwin McNeilus. Kisah-kisah ini datang kepada Anda tiap bulan dari “Jurucerita” Maranatha, Dick Duerksen.

02 - 2012 | Adventist World 31

Page 32: AW 2012-1002  Indonesian

Satu Keluarga. Satu Dunia. Adventist World.

*Dr. Carson adalah ahli bedah pertama di dunia yang sukses memisahkan belahan kepala belakang bayi kembar siam.

Setiap bulan Adventist World diakhiri dengan“tangan-tangan berbakat”

Dr. Ben Carson* membaca

Adventist World agar tetap

berhubungan dengan keluarga

Advent di seluruh dunia.

Anda juga dapat tetap

berhubungan dengan keluarga

lingkungan gereja dengan cara

yang sama. Hubungi departemen

komunikasi Anda jika Adventist

World gratis, tidak secara teratur

dibagikan di gereja Anda.

Page 33: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A

GMAHK Distrik Kalimantan BaratRapat Akhir Tahun

Sebagaimana lazimnya daerah/konferens pada akhir tahun mengadakan rapat kerja untuk mengevaluasi kegiatan sepanjang tahun berjalan dan memantapkan

rencana kerja di tahun berikutnya, demikian halnya GMAHK Distrik Kalimantan Barat telah mengadakan Ra-pat Akhir Tahun pada tgl. 22-23 Desember 2011 bertempat GMAHK Jemaat Setiabudi, Jl. Dr. Setiabudi, Pontianak.

Dalam rapat tersebut, para hamba Tuhan/para pemim-pin GMAHK UIKB yang hadir Bpk. B.F. Sihotang (Benda-hara UIKB ), Departemental: Pdt. J.B. Banjarnahor (Pener-bitan/RN), Pdt. Djoko Soewarso (Penatalayanan), Pdt. Jimmy Havelaar (Kesehatan), Pdt. S. Simorangkir (Komu-nikasi), Ibu Nelly Sihotang (Pelayanan Anak-anak). Se-mentara anggota excom yang hadir mewakili kaum awam: Bpk. S. Djahali (Bendahara Jemaat Setiabudi), Bpk. S. Du-ha (Koordinator Cabang SS Ambang/RT, Jemaat Setiabu-di). Sedangkan anggota Excom dari para gembala: Pdtm. Berlin Situmeang (Gembala Jemaat Setiabudi) dan Pdt. Hokber Manik mewakili lembaga sekolah PAS-Kulor. Ra-pat dipimpin oleh Pdt. Y.Y. Fina, M.Fil, sebagai Ketua GMAHK Distrik Kalimantan Barat dan Bpk H. Hutaga-lung (Sekretaris dan Bendahara Distrik Kalimantan Barat)

bertindak sebagai sekretaris rapat.

Dalam rapat tersebut, Pdt. Djoko Soewarso mantan ketua dae-rah seluruh Kali-mantan berkesem-patan mengurai-kan sejarah sing-kat pertumbuhan gereja di wilayah ini. “Mandul pu-luhan tahun” ada-

lah kata yang tidak menyenangkan indra pendengaran un-tuk gereja ini, tetapi itulah kenyataannya.

“Gereja jangan merasa puas dengan bangunan di te-ngah kota tetapi harus bertumbuh. Penginjilan kota jangan diabaikan” demikian tegas imbauan Bpk. B.F. Sihotang. Ti-dak ketinggalan para pemimpin departemen uni yang lain, seperti Pdt. J.B. Banjarnahor memberikan sumbangsih atau ide. Metode penginjilan yang sudah diilhamkan Tu-han melalui hambanya E.G. White, bila dituruti akan

membawa kemajuan yang signifikan bagi pertumbuhan gereja, di antaranya: Para hamba Tuhan para pendeta, seti-ap hari diperbolehkan membawa buku yang diterbitkan oleh IPH sebagai media, alat untuk berkenalan dengan ji-wa-jiwa yang merindukan kebenaran. Sekali lagi hanya se-bagai ‘media, alat’ bukan untuk memperkaya diri pendeta tersebut, tandasnya. Para pekerja: Guru, pegawai klinik, gembala agar terlibat dalam minggu besar.

Untuk menjangkau warga Tionghoa yang mayoritas tinggal di Kota Pontianak dan Singkawang, Pdt. S. Simo-rangkir menyemangati orang muda dan beberapa penatua gereja yang memahami teknologi, untuk diadakannya ra-dio komunitas di dua tempat tersebut.

Firman Tuhan pada kebaktian Jumat malam disampai-kan oleh Pdt. Dr. S. Simorangkir. Pada hari sabat, 24 De-sember 2011, diskusi Sekolah Sabat dipimpin Pdt. Jimmy Havelaar dan khotbah bagi anak-anak oleh Ibu Nelly Siho-tang.

Distrik Kalimantan Barat menerima anugerah Tuhan pada Sabat itu dengan terlaksananya pengurapan kepada dua hamba Tu-han yakni Pdtm. Erincan Naibaho (Dir. SS/PP) dan Pdtm. Sei Jais (Gembla Jemaat Sektor Sanggau).

“Pengurapan seorang pendeta

Pdt. Y.Y. Fina & Bpk H. Hutagalung, para pemimpin Distrik Kalimantan Barat, memimpin rapat akhir tahun.

Pdt. J.B. Banjarnahor mempromosikan buku penginjilan Kemenangan Akhir.

02 - 2012 | Adventist World 33

Page 34: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A K O L O M dari I N D O N E S I A

bukanlah sebuah karier tetapi anugerah” adalah sebagian dari isi khotbah untuk pengurapan yang disampaikan oleh Pdt. J.B. Banjarnahor. Sesudah khotbah, para pendeta yang sudah menerima pengurapan turut bersama-sama meng-adakan penumpangan tangan bagi kedua hamba Tuhan ini disaksikan oleh seluruh umat dan keluarga yang hadir.

Melihat pelayanan gereja hingga pelosok-pelosok Kali-mantan, di mana pelayanan medis yang sangat terbatas, maka Pdt. Jimmy Havelaar, pada Sabat siang selepas pot-luck membekali umat dengan ide pentingnya peranan Ta-naman Obat (TOPA)/Herbal untuk sarana penginjilan.

Kegiatan selanjutnya, promosi buku “Kemenangan Ak-hir” sebagai buku penginjilan untuk dibagi-bagikan kepada sahabat, keluarga yang belum mengenal kebenaran. Acara tersebut dipimpin langsung oleh Pdt. J.B. Banjarnahor.

Untuk mengakhiri semua kegiatan pelayanan, hamba Tuhan Bpk. B.F. Sihotang menyampaikan komitmen dan sekaligus menjadi renungan tutup Sabat.

Untuk kemuliaan bagi Yang Mahatinggi oleh pertum-buhan gereja yang seimbang dengan kemajuan/pertum-buhan kota dan denominasi gereja-gereja lain, mereka—para pemimpingereja UIKB—telah datang di Distrik Kali-mantan Barat.

Uang tidak menghalangi terwujudnya proyek pemba-ngunan radio komunitas di wilayah ini. Sungguh kami mengucap syukur atas doa yang dilayangkan bagi kami pe-kerja di wilayah ini, serta berterima kasih bagi para do-natur yang tetap setia dan yang tergerak hatinya untuk me-ngirimkan sebagian besar berkat-berkat Tuhan bagi wila-yah ini ke Bank Rakyat Indonesia, Cab. Pontianak dengan nomor rekening 071-01-001178-30-2, atas nama: GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH.

Tuhan pasti memberkati Saudara. n

—Dilaporkan oleh Pdtm. Jansen S. Sihotang, Komunika-si Distrik Kalimantan Barat.

KKR dan Seminar di Gereja PentakostaTulang Bawang, Daerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS)

Pada akhir bulan Desember 2011 yang lalu, menjadi waktu yang berkesan bagi pelayanan umat Tuhan di Distrik Tulang Bawang, Lampung karena ada ke-

sempatan untuk menyampaikan Firman Tuhan di gereja non-Advent. Tuhan memang selalu membuka jalan bagi pekerjaan-Nya

Diawali dari hubungan yang baik oleh Ev. Yusuf Herlin (Guru Injil) dan Pdt. Septa Dwi Eneas (Gembala Distrik) Wilayah Tulang Bawang dan sekitarnya dengan para Pen-deta non-Advent maka pada tanggal 17-19 Desember 2011 salah seorang dari Pendeta Gereja Pergerakan Penta-kosta (GPP) Elim yaitu Pdt. J. Limbong mengundang Ge-reja Masehi Advent Hari Ketujuh mengadakan KKR dan

Seminar di jemaat yang digembalakan-nya. Untuk menyam-but undangan terse-but melalui parap pe-mimpin Daerah GMAHK Sumatera Kawasan Selatan diu-tuslah Pdt. T.F. Tam-pubolon, Dir. SS/PP & Pendidikan DSKS sebagai pembicara KKR dan Seminar dengan Tema: “Dipu-lihkan oleh Bilur-Bi-lur Kristus.”

KKR dan Seminar dilaksanakan di Gereja Pergerakan Pentakosta Elim yang terletak di Kec. Pematang, Kab. Me-suji, Lampung. Atas kemurahan hati dari Kel. Pdt. J. Lim-bong, mereka menyediakan akomodasi dan konsumsi bagi Pdt. T.F. Tampubolon dan keluarga selama acara tersebut berlangsung. Puji Tuhan, Pdt. J. Limbong dan sekitar 20 orang dari anggota jemaatnya dengan setia hadir dalam ac-ara tersebut dan diakhir KKR ada 8 orang pemuda/pemudi

34 Adventist World | 02 - 2012

Page 35: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A K O L O M dari I N D O N E S I A

gereja tersebut yang bersedia dan mendaftar mengikuti kursus “Penemuan Baru” dan oleh Pdt. Septa Dwi Eneas kelompok belajar Alkitab ini akan ditindaklanjuti.

Pada hari Sabat tanggal 19 Desember 2011 diadakan aca ra kebaktian gabungan antara gereja Pentakosta Elim dan Gereja MAHK Jemaat Gunung Batin/SP 5D Mesuji. Dan setelah selesai acara kebaktian tali kekeluargaan sema-kin dipererat dengan acara makan bersama yang telah di-sediakan oleh keluarga Pdt. J. Limbong (Gembala Jemaat Gereja Pentakosta Elim).

Mari kita doakan agar Firman Tuhan yang telah dita-burkan dapat bertumbuh dan kebenaran itu semakin lebih nyata dan semakin banyak jiwa yang dituntun kepada Ye-sus untuk memperoleh hidup kekal. Tuhan memberkati. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Septa D. Eneas dan Pdt. T.F. Tampubolon.

“Be Like Jesus”Acara Sabat Anak-anak GMAHK Jemaat Jambi

Sabat terakhir di bulan Desember 2011 merupakan sa-bat yang sangat istimewa bagi seluruh anak-anak di GMAHK Jemaat Otista Jambi. Karena pada hari Sa-

bat ini, semua pembawa acara dan partisipan kebaktian adalah anak-anak.

Acara dimulai dengan kebaktian Sekolah Sabat yang di-pandu oleh Devi Silitonga sebagai Pemimpin Sekolah Sa-

bat, Berita Mission oleh Ika Marbun, doa pembu-ka oleh Reza Siregar, lagu pujian dibawakan oleh Reza siregar dan Graciela siregar, dan pelayanan perorangan oleh Rahel Manik.

Acara kemudian di-lanjutkan dengan jam ke-baktian khotbah yang di-bawakan dengan sangat baik oleh semua para anak-anak, yaitu khotbah oleh Kiky Sitinjak, proto-kol oleh Jovan Ginting, doa syafaat oleh Steaven Sianturi, lagu pujian oleh Jovan Ginting, Ika Mar-bun, dan Rahel Manik.

Kemudian cerita anak-anak dibawakan oleh Dina Mar-bun. Sesuai dengan tema yang dipilih yaitu “Be Like Jesus,“ diharapkan semua anak-anak ini akan menjadi generasi pembawa terang dan menuruti semua tabiat dan teladan Yesus. Hal ini di sampaikan oleh Sunny Limbong selaku guru anak-anak dan Ny. N. Manik sebagai koordinator anak-anak. “Banyak sekali hal menarik yang dialami saat melatih anak-anak ini untuk menjadi partisipan di kebak-tian, biarlah itu semua dapat menjadi berkat bagi kita se-mua,” kata Pdt. P. Simanjuntak, Gembala Distrik Jambi.

Satu hal yang bisa kita lakukan sekarang adalah mem-berikan kesempatan kepada anak-anak yang masih kecil ini agar mengasihi Yesus Kristus dalam hidup mereka. Dil-

02 - 2012 | Adventist World 35

Page 36: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A K O L O M dari I N D O N E S I A

ibatkan dalam pelayanan tentu satu kenangan in-dah yang tak akan dilupakan anak-anak ini.

Terima kasih kepada semua guru-guru yang sudah mengajar dan mendidik mereka selama ini. Kiranya Tuhan dipermuliakan dan menjadi ber-kat bagi kita semua. n

—Dilaporkan oleh Sunny Limbong dan Gemba-la Jemaat.

Pelayanan Misionaris MedisDi Tandu Rusa, Desa Makawidey, Bitung, Sulawesi Utara

Selasa, 27 Desember 2011, tim misionaris medis Pusat Pemulihan Kesehatan dan Pelatihan Pola Hidup Se-hat—Eden Way Wellness Center Warukapas (EW-

WC) yaitu keluarga dr. Reuben Supit, Glen Rumalag, Ca-roline Asmoro, Reinmer Gorianto bersama dengan tim 1000 Missionary Movement (1000MM) yaitu Roger Sari-jowan, Eddy Panjaitan, disertai dengan Pemuda Advent Je-maat Tetey yaitu Gina Inaray, Rauna Kaunang, Kyrgiakos Santu, Anita Rumambi, Fidel Inaray ditemani oleh TSPM Jemaat Tetey untuk Desa Makawidey Kec. Aertembaga, Bi-tung, yaitu Keluarga Bpk. Decky dan Ibu Yetty Sumakul,

Bersama Pdt. Jemaat Tandu Rusa Kec. Aertembaga yaitu Kel. Pdt. Fryddy Siono, mengadakan penyuluhan dan pe-meriksaan kesehatan gratis di Desa Makawidey. Acara ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Desa Makawidey, Kec. Aertembaga, Bitung.

Acara ini terselenggara berkat kerja sama TSPM di Makawidey bersama pemerintah setempat untuk meng-adakan acara penyuluhan kesehatan di Desa Makawidey. Acara ini kemudian mengikutsertakan tim EWWC dengan dr. Reuben Supit pembawa seminar kesehatan dan diikuti oleh pemeriksaan kesehatan oleh tim yang datang yaitu, misionaris EWWC, misionaris 1000MM, PA Jemaat Tetey dan Jemaat Tandu Rusa.

Acara ini diikuti oleh 48 orang warga. Acara diawali de-ngan seminar, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan berupa tekanan darah, timbangan, kadar lemak tubuh, kolesterol, asam urat, glukosa. Lurah Desa Makawidey senang dengan pelaksanaan acara ini dan dia berharap untuk bisa melanjutkan kembali acara ini di wak-tu yang akan datang. Selesai acara, kita dijamu oleh lurah dan kemudian di rumah anggota jemaat di Makawidey. Acara ini dimulai jam 15.00 dan berakhir jam 18.30. Kita doakan pekerjaan Tuhan di tempat yang hanya memiliki dua keluarga Advent. n

—Dilaporkan oleh Glen Rumalag.

36 Adventist World | 02 - 2012

Page 37: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A K O L O M dari I N D O N E S I A

Sesungguhnya di awal tahun 2011 ini memiliki nuan-sa tersendiri bagi Jemaat Bandar Jaya khususnya da-lam menyikapi program para pemimpin organisasi

gereja kita “Ten Days of Prayer,” yang dilaksanakan pada tanggal 4-14 Januari 2011.

Puji Tuhan, karena dengan pertolongan-Nya Jemaat Bandar Jaya dengan penuh antusias dapat melaksanakan “Sepuluh Hari Doa” ini di Gereja Masehi Advent Jemaat Bandar Jaya meskipun selama dalam sepuluh hari terka-dang hujan turun namun tidak menghalangi kehadiran anggota jemaat yang merasakan pentingnya momen ini.

Yang paling mengesankan bagi jemaat adalah karena acara penutupan diadakan mulai buka Sabat (Jumat Pe-tang) hingga Sabat Petang bertempat di Mess PT. Tris Del-

ta Agrindo Jln. Negara Gunung Sugih, Lampung Tengah. Dan berlangsung sepanjang malam hingga Sabat petang dengan tujuan kiranya dengan pertolongan dan kuasa Roh Kudus akan terjadi kebangunan (rohani) dan perubahan (hidup) bagi seluruh anggota secara khusus di Jemaat Ban-dar Jaya.

Pathfinder dan Petualang juga tidak mau ketinggalan, mereka juga melakukan hal yang sama di ruangan terpisah yang dipandu oleh kakak pembina MG. Renta Silalahi, MG. Hotlan Simanjuntak, dan MG. Lisda Malau.

Untuk menghindari rasa jenuh maka acara hari doa ini diatur sedemikian rupa dengan rangkaian acara dengan jadwal waktu yang tidak membosankan, diawali dengan Renungan Ten Days of Prayer oleh Bpk. Yani Rundengan,

“Ten Days of Prayer”Jemaat Bandar Jaya, Daerah Sumatera Kawasan Selatan

kemudian dilanjutkan dengan Doa ACTS, baca Alkitab, bersaksi, berbagi pengalaman dan curhat hingga tengah malam pukul 00.00 WIB. Kemudian pada pukul 00.00-04.00 adalah waktu istirahat namun juga adalah kesempat-an berdoa bagi perorangan atau per keluarga dalam satu ruangan khusus yang telah disediakan. Pada pukul 04.00 renungan pagi oleh Bpk. R. Pasaribu, dilanjutkan dengan doa ACTS, bersaksi hingga pukul 05.30 dan kebaktian sa-bat dimulai pada pukul 08.00 hingga pukul 12.30 WIB.

Mengutip tulisan E.G. White (2T. 376), dalam khotbah-nya Pdt. B. Pasaribu menekankan bahwa, sudah saatnya je-maat bangun dan diubahkan oleh Firman-Nya sebab hari yang ditunggu-tunggu, hari kemuliaan kedatangan Yesus Kristus Tuhan kita, sudah semakin dekat dan lebih dekat. Sesuai dengan tema pelayanan tahun 2012, “Dibangunkan

02 - 2012 | Adventist World 37

Page 38: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A K O L O M dari I N D O N E S I A

oleh Firman-Nya.” Dan reformasi (perubahan hidup) dan kebangunan (rohani) itu segera dimulai di dalam diri sen-diri dan rumah tangga umat Tuhan selanjutnya akan terja-di perubahan kebangunan dan kecurahan Roh Kudus da-lam gereja-Nya.

Kemudian setelah makan siang acara masih berlanjut hingga pada pukul 17.30 WIB. Dan pada kesempatan itu,

“Ten Days of Prayer” Pekerja DSKSDaerah Sumatera Kawasan Selatan (DSKS)

Dalam rangka menyambut awal tahun pelayanan 2012, maka kegiatan 10 Hari Berdoa (Ten Days of Prayer) ini adalah cara yang paling terbaik

untuk menyatukan hati dan berdoa dengan sungguh-sungguh sebelum memulai satu tugas besar sepanjang tahun ini.

Dan itulah yang sudah dilaksanakan di Kantor Dae-rah Sumsel, Palembang, bertempat di ruang rapat kan-tor daerah, dari tanggal 5-14 Januari 2012 dengan pe-nuh khidmat acara 10 Hari Berdoa ini terlaksana de-

ngan baik.Setiap pagi mulai dari jam 7.10 WIB acara ini dimu-

lai dengan kebaktian bersama dan mendengarkan Fir-man Tuhan yang telah disiapkan para pemimpin daerah dan dari uni. Bahan bacaan yang dipilih pun disesuai-kan dengan topik tentang kebangunan rohani dan per-lunya urapan Roh Kudus.

Secara bergantian para pekerja di kantor daerah me-

Serangkaian foto kegiatan doa di Kantor GMAHK DSKS.

Pdt. B. Pasaribu membagikan Rencana Kerja 2012 serta memberikan pencerahan kepada seluruh pegawai jemaat agar dapat memahami dan melaksanakan dengan kerja sa-ma yang baik.

Sebelum komitmen, di akhir acara tersebut, Pdt. B. Pasaribu, Ny. Renta Pasaribu, Ny. Esther Pasaribu meng-adakan permainan rohani yang bertemakan “Kerja Sama Majelis Jemaat 2012.”

Menjelang akhir acara sore itu, dalam acara kesan dan pesan, peserta mengakui bahwa acara yang sudah pernah dilakukan pada awal tahun 2011 lalu sangat bermanfaat, dan kiranya dapat dilakukan sedikitnya dua kali dalam se-tahun guna kebangunan rohani jemaat. Dan acara ini dia-khiri pada pukul 17.30 WIB dengan komitmen yang di-pimpin langsung oleh Pdt. B. Pasaribu. Semoga kebangun-an rohani dan perubahan hidup terjadi di Jemaat Bandar Jaya yang kita cintai ini.

Kami berterima kasih kepada keluarga Bpk. R. Pasari-bu, dari PT.Tris Delta Agrindo yang telah berkenan mem-berikan tempat di Mess perusahaan tersebut. Sehingga se-mua acara ini berlangsung dengan baik. n

—Dilaporkan oleh Pdt. B. Pasaribu dan R. Pasaribu, MBA.

38 Adventist World | 02 - 2012

Page 39: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A K O L O M dari I N D O N E S I A

Serang-kaian fo-to kegiat-an doa di GMAHK Jema-at Ratna, Palem-bang.

ra 10 hari berdoa sudah terlaksa-na dengan baik. Dilaksanakan se-tiap malam, acara mulai pukul 19.00 WIB. Acara selalu dimulai dengan kebaktian dan mende-ngarkan renungan Firman Tuhan yang mengarahkan umat Tuhan akan keperluan kuasa Roh Kudus itu. Dengan doa yang sungguh-sungguh hal itu bisa terjadi. Dan setiap malam, umat Tuhan diajak untuk turut berdoa dalam doa di kelompok-kelompok. Dan setiap

kelompok sudah ada pemimpin doa yang memandu. Acara ini tidak ha-nya dilaksanakan di gereja, tetapi juga beberapa keluarga meminta agar di-laksanakan di rumahnya. Dan cara ini sangat dinikmati dengan penuh kesan yang baik oleh setiap umat Tuhan yang hadir setiap malam.

Hari Sabat, 14 Januari 2012 diada-kan kebaktian gabungan se kota Pa-lembang sehubungan Sabat penutup-

an Acara 10 Hari Berdoa. Pdt. E. Simanjuntak (Ketua Daerah) melayani penyampaian Firman Tuhan dalam acara ini. Dalam khotbahnya menekankan : “Keperluan yang terbesar dari umat Tuhan saat ini adalah berdoa dan berdoa dengan sungguh-sungguh.” Dan di akhir doa seluruh pendeta yang hadir memberi pelayanan pe-numpangan tangan untuk memberkati umat-Nya.

Kesan yang luar biasa adalah setiap umat Tuhan mu-lai dari anak kecil sudah turut serta berdoa dalam ke-lompoknya, ini yang sangat mengesankan selama acara ini. Dan kiranya budaya suka berdoa ini menjadi kebu-tuhan kita semua setiap hari.

Demikian sekilas pelaksanaan acara 10 Hari Berdoa dari Sumatera Selatan. Masih ada beberapa distrik dan jemaat yang sudah melaksanakan ttapi belum mengi-rimkan berita kepada kami.

Terima kasih kepada Tuhan atas pimpinan-Nya ke-pada para pemimpin gereja mulai dari General Confer-ence, Divisi, Uni dan Daerah yang telah merancang ke-giatan yang luar biasa ini, karena umat Tuhan merasa-kan berkat yang berlimpah saat ini. n

—Dilaporkan oleh Victor J. Sinaga, Komunikasi GMAHK DSKS.

layani di setiap acara doa. Dan tidak terasa dalam bagi-an doa percakapan (ACTS) setiap yang hadir pun terli-bat aktif dalam doa ini. Dan setiap hari tidak kurang da-ri 2 jam dipersatukan dalam persekutuan dan doa yang sungguh-sungguh. Satu hal yang tidak ketinggalan dari Departemen Kesehatan mengajak semua pekerja untuk turut berpuasa demi kesehatan jasmani yang baik. Ma-kanan yang disediakan adalah sayuran dan juice buah setiap hari. Hal ini pun terlaksana dengan baik (walau-pun hanya beberapa orang saja yang sanggup bertahan sampai 10 hari).

Pengalaman rohaniSelama acara doa ini berjalan, satu dengan yang lain

sama-sama merasakan ada satu pengalaman rohani yang berbeda dari sebelumnya, doa-doa terasa lebih me-nyentuh, pikiran terasa lebih tenang dan terasa ada ikat-an kesatuan yang lebih kuat serta kommitmen yang sungguh-sungguh diantara pekerja. Dan setiap ketakut-an dan kekwatiran kita dilepaskan dengan penyerahan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan.

dari jemaat ratna, Palembang,Jemaat Ratna adalah yang paling dekat dengan kan-

tor daerah. Dan tidak ketinggalan di jemaat ini pun aca-

02 - 2012 | Adventist World 39

Page 40: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A K O L O M dari I N D O N E S I A

Akhiri Tahun 2011 dengan Pelayanan KasihGMAHK Jemaat Kinamang dan Kinamang Ministry

Mensyukuri berkat Tuhan di sepanjang perjalanan Tahun 2011, Kinamang Ministry yang merupa-kan Perkumpulan Orang Advent Kinamang di

Manado, Minahasa Utara, Bitung, Kotamobagu, bekerja sama dengan GMAHK Jemaat Kinamang, mengadakan Acara Pelayanan Kasih dalam program pulang kampung untuk berbagi, dengan Tema; Kasih Allah dalam Segala waktu.

Acara yang terdiri dari Pelayanan Sosial dan KKR Re-vival ini, diadakan pada 21-24 Desember 2011 di Desa Ki-namang, Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Sela-tan. Sebanyak 100 keluarga miskin di desa Kinamang dan Kinamang I dilayani oleh Kinamang Ministry dengan memberikan bantuan paket sembako pada pagi hari dan dilanjutkan dengan pelayanan rohani kepada seluruh ang-gota Jemaat dan tamu-tamu dalam acara KKR Revival seti-

ap malam.KKR Revival yang disampaikan berturut-turut oleh

Pdt. Jhon Makalew, Pdtm. Gaflen Mangkey, Pdt. Lauda Woy dan Pdt. Jen Hendry Woy dengan topik bahasan seti-ap malam adalah Kasih Allah dalam setiap waktu melalui Nubuatan-Nubuatan dalam Alkitab juga dilengkapi de-ngan Seminar Keuangan Keluarga oleh Bpk. Ronny Kasen-da, SE dan Seminar Kesehatan oleh dr. Wellem Tambalean

Bpk. Ronny Kasenda (Ketua Kinamang Ministry) me-ngatakan, Pelayanan ini adalah wujud kebersamaan dan kekeluargaan dari orang Advent Kinamang yang ada di lu-ar kampung. Melalui acara ini, kita dapat berbagi dan sa-ling menguatkan sebagai saudara untuk menyambut hari Tuhan yang semakin dekat. Lebih lanjut Ronny mengata-kan, acara seperti ini merupakan bagian dari program ru-tin Kinamang Ministry, yang akan berlanjut lebih baik dan lebih lengkap untuk kesempatan-kesempatan mendatang, oleh pertolongan Tuhan tentunya.

Rangkaian Acara Pelayanan Kasih ini, ditutup dalam Pelayanan Sabat, 24 Desember 2011 dalam sebuah Konser Rohani Kinamang Ministry bersama The Unklab Echo Choir yang berlangsung hikmat dan meriah untuk kepuji-an dan kemuliaan bagi Tuhan dan berkat bagi sesama.

Pdtm. Horlina Tumbal (Pendeta Jemaat Kinamang), Sdr. Harold, Sdr, Velky, Sdr. Genty, Pimpinan dan seluruh anggota Jemaat Kinamang bahkan anggota masyarakat pun merasa senang dan sukacita mendapatkan pelayanan dari Kinamang Ministry. Kiranya Kinamang Ministry bo-leh menjadi saluran berkat pelayanan pekerjaan Tuhan di mana pun. n

—Dilaporkan oleh Jofly Tendean, Sekretaris Jemaat Ki-namang, Minahasa Selatan.

ATAS: Kinamang Ministry Choir—Persaudaraan yang Rukun. BAWAH: Pelayanan Kasih untuk Masyrakat.

40 Adventist World | 02 - 2012

Page 41: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A K O L O M dari I N D O N E S I A

KKR Penuaian Kelompok KecilJemaat Teling I (satu) berkolaborasi dengan Jemaat Kanaan, Rike dan Nazareth

Terpujilah nama TUHAN karena berkat kuasa-Nya saja sehingga se-lama tahun 2011 penginjilan ber-

bagai kelompok kecil Jemaat Teling I (sa-tu) Manado dapat menjalankan pekerjaan penarikan jiwa yang dapat dikatakan ber-hasil di mana sepanjang tahun 2011, se-banyak 16 jiwa telah dimenangkan kepa-da Yesus Kristus.

Sebagai puncak kegiatan kelompok-kelompok kecil yang ada di Jemaat Teling I (satu) maka pada tanggal 15-17 Desem-ber 2011 bertempat di Hotel Sahid Mana-do telah diadakan Kebaktian Kebangunan Rohani Penuaian dengan tema “Revival and Reformation” yang juga dalam kegiatan ini melibatkan beberapa jemaat yaitu Je-maat Wanea Rike, Jemaat Kanaan Karombasan dan Jemaat Nazareth Karombasan di mana ketiga jemaat tersebut digem-balakan oleh Pdtm. Gledi Mewoh.

KKR telah berjalan dengan baik, lancar dan terbilang sukses berkat penyertaan dan campur tangan Tuhan dan ekstra kerja keras dari panitia yang dalam hal ini di bawah pimpinan Ibu Olti Tani Paila, S.Th selaku ketua umum serta ditopang oleh ketua pelaksana Bpk. Kereh juga dukungan seluruh anggota pa-nitia.

Selain panitia seluruh anggota jemaat pun turut menopang sehingga terbukti di akhir dari KKR Penuaian telah dibaptiskan pada Sabat tanggal 17 Desember 2011 sebanyak 7 jiwa. Pada malam pertama perwakilan dari pihak pemerintah hadir, yaitu Ibu Anggraeni Paat, M.Si selaku Kepala Bidang Urusan Agama Kristen Propinsi Sulawesi Utara yang juga pada saat itu me-nyampaikan sambutan sekaligus telah membuka KKR dengan resmi. Begitu pula hadir Pdt. Ronald Rantung, M.Min selaku Sekretaris Eksekutif GMAHK Daerah Konferens Manado,

Minut, Bitung dan Propinsi Maluku Utara yang juga telah me-nyampaikan sambutan mewakili organisasi gereja. KKR sangat istimewa karena pada malam pertama itu, pembicaranya adalah Pdt. F.A Rattu, MA selaku Ketua GMAHK Daerah Konferens Manado, Minut, Bitung dan Propinsi Maluku Utara. Pada ma-lam kedua tak kalah hebatnya Pdtm. Gledi Mewoh, S.Th mem-bawakan pekabaran dengan penekanan “reformasi” dan pada hari Sabat sebagai puncak sekaligus penutup, pembicara adalah Pdt. Gerald N. Manurip, S.Th dengan penekanan pembicaraan adalah “Revival.”

Mari kita doakan, kiranya jiwa-jiwa yang sudah dimenang-kan bagi Tuhan akan tetap setia sampai maranatha. Dan peng-injilan melalui kelompok-kelompok kecil yang ada di Jemaat Teling I (satu) Manado bahkan ketiga jemaat yang juga telah sama-sama melaksanakan KKR akan terus maju dan tetap se-mangat menjalankan misi sebagaimana yang Tuhan amanat-kan bagi umat-Nya. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Gerald Manurip, Gembala Jemaat Teling I (satu) Manado.

02 - 2012 | Adventist World 41

Page 42: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A K O L O M dari I N D O N E S I A

Buku “Kemenangan Akhir” Tiba di Tangan Kepala DesaKepala Desa—seorang tokoh Katolik—menerima buku “Kemenangan Akhir”

Seluruh jemaat dan umat Tuhan yang ada di distrik yang luas ini sepakat mengadakan Acara Perayaan Tahun Baru, dan Jemaat Mesuji Jaya dipilih menjadi

tuan rumah tahun ini. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2012 dengan sangat meriah dengan keha-diran tamu-tamu undangan dari berbagai denominasi ge-reja dan aliran agama di antaranya: Islam, Hindu, Katolik, Protestan dan aliran Karismatik dan Pentakosta dengan jumlah yang hadir lebih kurang 250 orang.

Di bawah kepemimpinan Pdtm. Saut Parulian Purba sebagai gembala distrik, telah mengatur acara dengan ker-ja sama semua panitia pelaksanaan acara Perayaan Tahun Baru 2012 berjalan dengan baik. Acara begitu semarak de-ngan hadirnya Kepala Desa dengan semua aparatnya di-

tambah lagi dengan kedatangan Pdt. T.F. Tampubolon, Dir.SS/PP dan Pendidikan Daerah Sumatera Kawasan Se-latan sebagai pembicara pada ibadah gabungan tersebut dengan tema: “Dipersatukan oleh Firman-Nya.”

Pada kesempatan itu pula dimanfaatkan untuk memba-gikan buku-buku “Kemenangan Akhir” yang sudah diteri-ma dari kantor daerah. Dan hal yang istimewa adalah buku

itu diterima langsung oleh Bapak Kepala Desa Mesuji Jaya dan aparatnya (yang kebetul-an selama ini Kepala Desa yang berlatar belakang seo-rang Katolik memiliki hu-

bungan baik dengan ang-gota gereja Advent di tempat itu).

Setelah selesai acara makan siang, dilanjutkan lagi dengan acara festival lagu rohani yang diikuti

oleh utusan-utusan jemaat se-Distrik Belitang dan Marta-pura. Disela-sela acara perlombaan ada dua lagu pujian yang dipersembahkan oleh tamu undangan yang juga membuat acara festival lagu rohani sore itu semakin sema-rak. Puji Tuhan karena pada akhir acara Pdt. T.F. Tam-

pubolon mewakili juri mengumumkan hasil dari festival tersebut, dan yang berhak menjadi juara pertama adalah utusan Jemaat Mesuji, juara kedua adalah Jemaat Sumber-harjo dan juara ketiga adalah Jemaat Setiadadi Heling.

Marilah kita terus doakan agar persahabatan yang telah dijalin oleh umat-umat Tuhan di Distrik Belitang dan Martapura dengan masyarakat sekitar dan juga dengan ge-reja dan denominasi lain tetap terjaga dan berjalan baik. Dab kita doakan buku “Kemenangan Akhir” melalui kuasa Roh Kudus bertumbuh menjadi jiwa yang baru dan mene-rima Yesus sebagai Juruselamat mereka pribadi. n

—Dilaporkan oleh Pdt. T.F. Tampubolon dan Pdtm. Saut Purba.

42 Adventist World | 02 - 2012

Page 43: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A K O L O M dari I N D O N E S I A

Seminar WahyuDi Tangkura/Poso Pesisir

Di tengah-tengah kesibukan akhir tahun 2011, Ge-reja Masehi Advent Hari Ketujuh Jemaat Tangku-ra telah melaksanakan Seminar Wahyu selama 5

hari, sejak tanggal 14-18 November 2011. Di Desa Tangku-ra ini, sebagian besar penduduknya beragama Protestan, dan bisa dikatakan bahwa mereka adalah orang yang fana-tik. Menurut salah satu anggota Advent jemaat setempat, dari dahulu, apabila diadakan KKR dari Gereja Advent, para majelis jemaat dan pendeta dari Gereja Protestan, su-ka menghalang-halanginya. Namun selama Seminar Wah-yu diadakan, para tamu-tamu terus menghadiri acara ter-sebut.

Salah seorang tamu, setiap kali seminar berakhir, kare-na kerinduannya untuk belajar terus, dia selalu mampir di rumah pastori untuk berdiskusi bersama pendeta jemaat. Dan di malam terakhir seminar diadakan, kami merasakan mukjizat dari Tuhan.

Sejak sore hujan keras sudah turun, dan listrik padam. Kami merasa khawatir karena ada kemungkinan akan ber-kurang orang yang akan hadir. Namun melalui doa yang sungguh-sungguh, kami merasakan bahwa Tuhan benar-benar menjawab doa tersebut. Tepat pukul 18.00, ketika seminar akan dimulai, hujan sudah berhenti dan listrik su-dah menyala. Puji Tuhan, orang-orang yang hadir dalam kegiatan seminar tetap banyak.

Di akhir seminar, ada dua orang yang bersimpati de-ngan Gereja Advent. Yang satunya dari Protestan dan yang lain lagi dari Islam. Menurut pengakuan mereka, meski-pun saat itu mereka belum bergabung dengan Gereja Ad-vent oleh karena tantangan dalam keluarga, tetapi pasti su-atu saat nanti, mereka akan bergabung karena mereka su-dah mengenal kebenaran. Di malam panggilan, kedua orang tersebut meminta, agar umat-umat yang sudah me-ngenal kebenaran, bisa terus mendoakan mereka. n

—Dilaporkan oleh Ibu A. Legi, DMST.

Pdt. Steven Legi memberikan hadiah kepada para tamu yang hadir pada Seminar Wahyu.

02 - 2012 | Adventist World 43

Page 44: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A K O L O M dari I N D O N E S I A

Sosialisasi Rencana Kerja Tahun 2012Konferens Jawa Kawasan Timur

Officers dan Departemen-tal GMAHK Konferens Jawa Kawasan Timur

(KJKT) dengan tim penuh sangat serius dan bersungguh-sungguh menyampaikan atau mensosiali-sasikan Rencana Kerja dan Au-thorized Meeting KJKT ke setiap distrik di seluruh KJKT yang su-dah di mulai Sabat, 14 Januari 2012 di Distrik Surabaya.

Pelayanan Sabat pagi dilayani oleh officers dan staf di 19 ge-reja se-Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo dan pada Sabat si-angnya diadakan gabungan yang bertempat di GMAHK “The Angel Singing Tanjung Anom, Surabaya.

Dalam khotbah pembuka-an sosialisasi rencana kerja KJKT tahun 2012 oleh Ketua KJKT, Pdt. Henky Wijaya mengimbau agar semua umat Tuhan mendukung dan men-doakan rencana kerja KJKT tahun 2012 dan seterusnya dengan harap-an pekerjaan Tuhan akan semakin lebih baik di masa yang akan da-tang.

Sosialisasi rencana kerja ini akan terus berlanjut ke distrik-distrik se-KJKT sampai awal Maret 2012 nan-ti. Kita doakan pekerjaan Tuhan akan semakin maju dan banyak ji-wa-jiwa dibawa kepada Kristus. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Si-tumeang, Komunikasi KJKT.

44 Adventist World | 02 - 2012

Page 45: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A K O L O M dari I N D O N E S I A

Tuaian Akhir Tahun 2011Melalui Penginjilan Pendidikan Pemuda Advent

Arya Tahulending, Pemuda kaum mayoritas yang menerima Yesus se-bagai Juruselamat pribadinya.

KIRI: Babtisan kudus oleh Pdt. Jimmy Tendean. BAWAH: Arya dalam hidup baru bersama kelompok kecil orang mu-da Manado Utara I. ATAS: Kel. R. Ruhupatty Panambunan (Pengelola SMK Discovery), Pdt. Jimmy Tendean, Kelompok Kecil Pemuda WMU-I dan Arya Tahulending.

Namanya Arya Tahulending, Siswa kelas XII, SMK Dis-covery, Manado, yang mengambil keputusan mengikut Yesus di akhir tahun 2012 sebagai hasil tuaian pengin-

jilan pendidikan dan kelompok kecil anak muda.Ketika memutuskan untuk melanjutkan pendidikan mene-

ngah Atas di SMK Discovery, Manado, Sekolah Menengah Ke-juruan asuhan Kel. Ray Julius Ruhapatty, Arya yang berlatar be-lakang kaum mayoritas, tidak pernah membayangkan sebuah kehidupan yang berbalik 180 derajat. Baginya, sekolah adalah menempuh pendidikan. Itu saja! Namun, melalui pekerjaan Roh Suci dalam pelayanan Pendidikan Advent di SMK Discov-ery serta rangkulan keakraban kelompok kecil orang muda, Arya dituntun dari waktu ke waktu untuk mengenal Yesus se-cara pribadi.

Di hari ulang tahunnya yang ke-17, Arya pun menyempat-kan diri pertama kali mengikuti perbaktian Sabat bersama re-kan-rekannya di Jemaat SMK Discovery dan didoakan khusus oleh Pdt. Jimmy Tendean dan Bpk. Ruhupatty, selanjutnya, Arya pun mulai sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan kelom-pok kecil orang muda wilayah Manado Utara I, lebih sering dari

sebelumnya, walaupun masih ber-status sebagai seorang remaja kaum mayoritas.

Akhirnya, 31 Desember 2011, Arya mengambil keputusan yang ti-dak semua anak muda bisa meng-ambilnya dengan langkah berani, ya-itu, menerima Yesus sebagai Juruse-lamat pribadi, dengan risiko berten-tangan dengan keluarga, melalui baptisan oleh Pdt. Jimmy Tendean, Gembala Wilayah Manado Utara I di Kolam NDC Molas, Kec. Bu-naken.

Tekad Arya bulat, karena bukan saja dibaptis sebagai seorang anak Tuhan, tetapi Arya juga berketetap-an untuk menempuh pendidikan di UNKLAB apabila tamat nanti dan menjadi seorang hamba Tuhan yang nantinya akan menceritakan tentang Yesus Kristus sebagai Juruselamat kepada orangtua, saudara-saudara nya dan semua orang.

Mari kita doakan, kiranya Tuhan memberkati Arya, kepu-tusannya dan semua cita-citanya bagi pelayanan pekerjaan Tu-han teristimewa diberi kekuatan dan kemenangan dalam setiap pergumulannya mempertahankan kebenaran. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Jimmy Tendean, Gembala Wilayah Manado Utara I.

“Aku berkata kepadamu:

Demikian juga akan ada

sukacita di sorga karena satu

orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada

sukacita karena sembilan puluh sembilan orang

benar yang tidak memerlukan pertobatan” (Lukas 15:7).

02 - 2012 | Adventist World 45

Page 46: AW 2012-1002  Indonesian

K O L O M dari I N D O N E S I A

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konfe-rens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redak-si majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana membutuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar.

Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TEKS naskah berita yang kami terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microsoft Word/Word Perfect, TAnPA ADA gAMBAr/foTo/image DI DALAM file DoKuMEn TEr-SEBuT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam file teks dokumen tersebut).

gAMBAr/foTo/image untuk naskah berita tersebut kami harapkan TErPI-SAh DArI DALAM file dokumen teks naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere solusi minimum 640x428. Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi file name gambar tersebut (dengan cara rename file name gambar tersebut) atau informasi-kan keterangan gambar tersebut di dalam teks naskah berita tersebut.

Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pe-ngirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada ke-mungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

Kirimkan ke: [email protected] paling lambat tanggal 15 seti-ap bulan untuk dimasukkan ke edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

bagi ParaPenulis Setia

Adventist World Indonesia

Info Penting!

Hukum Allah dan Hukum DuniaPerbedaannya adalah kasih

Hukum Allah dan hukum dunia banyak dianggap seperti minyak dan air yang tidak akan pernah bisa menyatu satu

dengan yang lainnya sampai kapan pun. Hal ini tidak sepenuh-nya benar, karena kedua hukum ini memiliki persamaan. Teta-pi ada satu perbedaan mencolok yang ada dikedua hukum ini.

Menurut ilmu hukum dunia maka ada 3 (tiga) unsur yang harus dipenuhi oleh produk hukum tersebut baru bisa dikata-kan sebagai sebuah ‘hukum.’ Hukum tersebut harus memiliki kekuatan yuridis, sosiologis dan filosofis. Kekuatan yuridis arti-nya hukum tersebut sudah memenuhi syarat formal dalam pembentukannya. Dalam hukum dunia, khususnya di Indone-sia tentunya hukum tersebut sudah melewati berbagai peng-godokan di DPR. Hukum Allah tentunya juga memiliki kekuat-an yuridis karena diberikan langsung oleh Allah di Gunung Si-nai bahkan ditulis oleh jari Allah sendiri. Kekuatan sosiologis artinya hukum tersebut sesuai dengan kehidupan masyarakat yang ada, hukum tersebut harus dibuktikan dulu sebelumnya selaras dengan kehidupan sosial. Hukum Allah jika diikuti ma-ka akan membawa kedamaian bagi semua orang, Yesus sudah membuktikan hidup yang menurut dengan hukum Allah dapat menjadi berkat bagi kehidupan sosial di sekitarnya. Dan yang terakhir adalah kekuatan filosofis yakni hukum tersebut harus sesuai dengan nilai dan cita-cita luhur Indonesia yang tertuang dalam Pancasila. Hukum Allah dibuat sesuai dengan kehendak-Nya dengan tujuan agar kita tetap pada jalur keselamatan.

Sampai di sini maka tiga unsur penting dalam berlakunya

sebuah produk hukum dunia sudah lengkap yakni memiliki ke-kuatan yuridis, sosiologis dan filosofis. Hukum Allah juga sela-ras dengan hukum dunia dalam pemberlakuan kepada umat Tuhan. Tetapi masih ada satu unsur lagi yang tidak dimiliki hu-kum dunia, yang membedakannya dengan hukum Allah. Berla-kunya hukum Allah di dunia ini memenuhi 4 (empat) unsur, selain 3 (tiga) unsur yang sama dengan hukum dunia, maka ha-rus ditambahkan yang terakhir yaitu unsur ‘kasih.’ Hukum Al-lah adalah kasih, hukum dunia tidak mengenal kasih.

Apabila seorang bersalah terhadap hukum dunia, maka un-dang-undang seperti KUHP, dan yang lainnya sudah siap menghukum tanpa tebang pilih, namun hukum Allah banjir dengan kasih. I Yoh 1:9 berkata, “jika kita mengaku dosa kita maka Ia adalah setia dan adil mengampuni dosa-dosa kita.” Al-lah selalu mengampuni setiap kesalahan kita jika kita datang kepada-Nya. Setiap orang yang terpidana di Indonesia hanya akan mendapatkan ‘keadilan’ sesuai dengan undang-undang yang berlaku yang diterjemahkan oleh hakim tanpa ada pertim-bangan ‘kasih.’

Allah kita adalah Allah yang adil dan kasih. Ia berlaku adil tetapi juga tetap mempertimbangkan kasih. Dunia hanya meli-hat keadilan, tidak melihat kasih. Hukum dunia hanya memi-liki 3 (tiga) unsur dalam pemberlakuannya yaitu yuridis, sosio-logis dan filosofis. Tetapi hukum Allah menggenapinya dengan unsur ‘kasih.’

—Ditulis oleh Christar A. Rumbay, S.Ag, M.H.

46 Adventist World | 02 - 2012

Page 47: AW 2012-1002  Indonesian

“Lihatlah, Aku Datang Segera…”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat)Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184

Ketua Pengarah J. S. Peranginangin

Ketua Bidang Usaha A. Ricky

Bendahara S. Manueke

Pemasaran S.P. Rakmeni

ProduksiS. M. Simbolon

Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit

Redaksi Pelaksana dan Desain IsiJ. Pardede

Tim Redaksi S.P. Silalahi, R.C.A. Raranta, J. Wauran

Komunikasi UniS. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan BaratS. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur

Komunikasi Konferens/Daerah/WilayahD. Lingga, Sumatera Kawasan UtaraH. Sihaloho, Sumatera Kawasan TengahV. J. Sinaga, Sumatera Kawasan SelatanA. Sagala, DKI Jakarta dan SekitarnyaS. Nappoe, Jawa BaratW. Siringoringo, Jawa TengahR. Situmeang, Jawa Kawasan TimurD. Juniarto, Kalimantan Kawasan TimurJ. Sihotang, Kalimantan BaratD. Kana Djo, Nusa TenggaraR. Keni, Minahasa UtaraDj. Muntu, MinahasaF. Kasenda, Bolaang Mangondow-GorontaloCh. Muaya, Sulawesi TengahM. Tandilangi, Sulawesi Selatan, Barat dan TenggaraA. J. Uniana, MalukuH. Sandil, Nusa UtaraH. Wambrauw, PapuaI. Lisupadang, Luwu Toraja

Izin Departemen Penerangan RINo. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987

Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784Email: [email protected]

Alamat PemasaranTlp/Fax: 022-86062842 Email: [email protected] (Sirkulasi)

www.iphbdg.org

WArTA

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai de-ngan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dileng-kapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Nas-kah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

GEREJA ADVENT

Sejalan dengan perkembangan teknologi di bidang medis se-karang ini, maka jasa pelayanan di rumah sakit tentu memer-lukan nilai tambah di masyarakat dengan cara menyediakan

alat medis yang canggih, sesuai tuntutan zaman dan disam ping itu untuk dapat menang dalam persaingan yang cukup ketat khusus-nya di Kota Bandung. Suatu rumah sakit akan dikenal oleh masya-rakat apabila rumah sakit itu memiliki alat medis yang lengkap dan canggih.

Untuk itu Rumah Sakit Advent Bandung (RSAB) telah menam-bah satu alat medis yang baru bernama Mini Cathlab GE OEC 9900 Elite, menurut informasi yang kami dapat dari dr. Pintoko Ted-jokusumo, Sp, JP, tingkat akurasi alat ini mendekati 100 persen de-ngan Standard Gold. Bertempat di ruang lantai dua gedung baru RSAB pada hari Senin, 9 Januari telah diadakan acara pembukaan pengoperasian unit kateterisasi jantung. Acara dihadiri oleh para tamu dari uni, staf medis, staf direksi serta tamu undangan lainnya. Gagasan pengadaan alat Cathlab ini bermula dari dr. Pintoko ber-sama tim ahli jantung di Kota Bandung. Rencana pengadaan Cath-lab mendapat dukungan penuh dari dokter konsulen dan telah di-bahas bersama pengurus yayasan dan direksi. Acara dibuka de-ngan doa, diselingi lagu spesial, kemudian renungan singkat di-sampaikan oleh Pdt. Dr. J.S. Peranginangin selaku Pembina Yaya-

Mini Cathlab GE OEC 9900 EliteUnit Kateterisasi Jantung di Rumah Sakit Advent Bandung

02 - 2012 | Adventist World 47

Page 48: AW 2012-1002  Indonesian

san RSAB dan ketua GMAHK UIKB. Setelah re-nungan ada doa khusus Pdt. Dr. J. Rantung se-laku Sekretaris UIKB. Kata-kata sambutan di-sampaikan oleh dr. Jay. M. Tombokan, MBA, Direktur RSA Bandung, dan ditutup dengan doa oleh Bpk. B.F. Sihotang, selaku Ketua Ya-yasan RSAB dan Bendahara UIKB.

Setelah acara kebaktian dilanjutkan dengan peninjauan ke ruang Cathlab dengan diikuti di-ikuti oleh semua hadirin serta tamu undangan la-innya. Selesai peninjauan dilanjutkan dengan aca ra ramah tamah. Untuk memeriahkan acara ramah tamah maka telah diselingi juga lagu-lagu spesial yang dibawakan oleh Crew OR, selaku tu-an rumah, di mana alat Cathlab akan ditempat-kan dan dioperasikan.

Diakhir seluruh rangkaian acara, telah diada-kan demo penggunaan alat Cathlab jantung de-ngan tiga pasien perdana yaitu Ny. Rita Istiawaty, Ny. Eliana dan Richard Nainggolan. Pengoperasi-an perdana oleh dr. Chairul Ahmad, Sp, JP, se-dangkan pasien kedua dan ketiga oleh dr. Pin-toko Tedjokusumo. Demikianlah rangkaian acara

pembukaan pengoperasian unit kateterisasi jan-tung di RSAB. Dengan adanya alat medis yang canggih di RSAB, maka akan dapat menaikkan ci-tra RSAB di mata masyarakat Kota Bandung dan terlebih bagi anggota GMAHK di mana saja bera-da.

Bilamana ada anggota keluarga, saudara, atau kenalan, yang mengalami masalah dengan jan-tung dan memerlukan katerisasi jantung, maka RSAB sekarang telah siap melayani. Info seleng-kapnya, hubungi bagian kamar operasi RSAB atau di bagian Humas dengan nomor telepon 022-2034386. Ext: 7200. Kami siap membantu An-da.

—Dilaporkan oleh Bredly Sampouw dan Slamet Nap-poe.