auditing

49
DIKLAT ATS ANGKATAN VIII YOGYAKARTA, NOV-DES 2012

Upload: salomo-frangky-p-hutabarat

Post on 16-Sep-2015

14 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Audit

TRANSCRIPT

  • DIKLAT ATS ANGKATAN VIII

    YOGYAKARTA, NOV-DES 2012

  • GRUP VI

    1. Ayu Sri Irawati2. Ferdinan

    Palembangan3. Irwan A4. Ronald

    Yonathan5. Teguh Prasetyo

  • Perjanjian Kerja Sama Operasional

    Pemda melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untukmembangun mall.

    Pada saat dilakukan perjanjian, tanah dan bangunandiperlakukan sebagai penyertaan modal dinilaiberdasarkan harga yang tercantum di buku aset dimanapada saat itu belum dilakukan valuasi. Sehingga tidakmenunjukkan harga yang sebenarnya. Akibatnya padasaat pembagian keuntungan operasional karena nilaipenyertaan modalnya tidak berdasarkan nilai ygsebenarnya maka pendapatan nya understatement.

  • Fictitious ExpensePenyampaian SPJ Fiktif atas penggunaan Dana

    Hibah KPUD yang terdiri dari:

    1. Bukti Perjalanan Dinas Fiktif

    2. Biaya tumpang tindih antara Dana KPUD dariAPBN, Provinsi dan Hibah dari PemdaKabupaten

  • Pada 31 Desember terjadi penerbitan SP2D untukpembayaran belanja modal sebesar 100% tetapipertanggungjawaban fisiknya belum tercapaidan dicairkan ke rekening rekanan. Pada saat cekfisik, prestasi di lapangan tidak sesuai dengankontrak. Sehingga hanya dikenakan denda dankurang volume.

  • Conflict of Interest Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor Cabang 1

    dan Kantor Cabang 2

    Konsultan Perencana pada KC 1 menjadi Konsultan Pengawas pada KC 2

    Konsultan Perencana pada KC 2 menjadi Konsultan Pengawas pada KC 1

    Kedua pekerjaan dilangsungkan pada saat yang bersamaan

  • Fraudulent Disbursement Pemberian kredit oleh BPD untuk pembangunan pabrik

    pengolahan aspal- Kredit cair, namun pembangunan pabrik tidak ada (berdasarkan

    cek fisik)- Pemilik perusahaan pernah masuk daftar hitam di BPD, namun

    hal tersebut tidak dimasukkan dalam analisa kredit- Perusahaan tersebut baru berdiri 1 tahun- Kredit tersebut macet (pada saat pemeriksaan masuk

    kolektibilitas 3)- Jaminan kredit tidak ada (hasil cek ke ruang jaminan)- Direktur utama BPD memiliki hubungan baik dengan

    perusahaan tersebut (diketahui beberapa bulan setelahpemeriksaan berakhir, direktur BPD diberhentikan, ybs masukke group perusahaan tersebut)

  • Kelompok 5

    Riza Hermawan

    Indri Gatari

    Hermawan Saputro

    Siti Hanifah

    Andrianto Nugroho

  • Fictitious Expense, Bid Rigging Kasus: Pengadaan genset pada Kabupaten Rokan Hulu dan

    PD Rokan Hulu Jaya

    Pemkab Rohul melakukan pinjaman penyertaan modal + Rp12 M kepada PD Rohul Jaya untuk pengadaan genset (PLTD).

    Dalam kenyataannya, pengadaan genset tersebut tidak terlaksana.

    Ada indikasi pengaturan pemenang lelang.

    Dari nilai penyertaan modal tersebut, sebesar Rp5 M sudah dikembalikan ke kas daerah oleh PD RHJ, sehingga masih terdapat uang daerah sebesar +Rp7M yang belum dikembalikan (kerugian).

  • Fictitious Expense, Bid Rigging- Tim melakukan pengujian terhadap pinjaman

    penyertaan modal kepada PD RHJ, dan ditemukan adanya aliran dana kepada PD RHJ sebesar Rp5M dan 7,9M, dan adanya aliran masuk ke kas daerah sebesar Rp5M.

    - Tim melakukan wawancara terhadap peserta lelang, panitia, dan pejabat terkait.

    - Tim melakukan pengujian fisik keberadaan PLTD tersebut dan ditemukan bahwa PLTD tersebut tidak terbangun.

  • Indikasi Lapping Kasus: Piutang Dana Bergulir diragukan kewajarannya Penerimaan piutang dana bergulir sapi/kabimg dan itik diindikasikan

    digunakan oleh bendahara penerimaan pada dinas peternakan kab A Tim membandingkan anatar lap keuangan kab A dengan laporan yang dibuat

    oelh Dinas Peternakan Kab A Mengambil beberapa sample kelompok peberima bantuan yang masih

    mempunyai hutang Dari sample tersebut diketahui ada beberapa yang ternyata sudah lunas tapi

    masih dicatat mempunyai utang Pelunasan dibuktikan dengan kwitansi pelunasan yang ditandatangani oleh

    bendahara penerimaan dari dinad peternakan Mewngecek rekoningkoran pada tahun ybs (tanggal pelunasan) apakah ada

    penerimaan sebesar angka tersebut ( utk memastikan pemkab tidak salah kamar)

    Melakukan konfirmasi ke Dinas peternakan yg mengerti masalah tsb Mencoba mengkonfirmasi ke bendahara ybs (tapi ybs telah pindah ke Kab B)

    dan sampai pemeriksaan berakhir org tersebut tidak dapat di konfirmasi

  • Ghost EmployeeBendahara Pengeluaran membayar pegawai melebihi

    yang seharusnya dengan memalsukan data jumlah pegawai di dinas A

    Bandingkan data pegawai dinas A di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dengan Data Pegawai dari Dinas A dan Data Pegawai di Bagian Keuangan

    terdapat perbedaan antara data pegawai di BKD dengan data dinas A dan di Bag Keuangan

    Konfirmasi Perbedaan di BKD (terdapat pegawai yang tidak dapat dijelaskan

  • Ghost Employee Dilakukan pemanggilan pegawai yang tidak dapat

    dijelaskan di dinas A

  • ECONOMIC EXTORTION Kebalikan dari fraud dalam bentuk penyuapan

    Penyuapan Pihak ketiga menawarkan sesuatu kepada pegawai entitas

    Economic Extortion Pegawai entitas meminta sesuatu kepada pihak ketiga

    Contoh : si A hendak mendirikan usaha dan memerlukan ijin dari Dinas B. Untuk menerbitkan ijin tersebut pegawai Dinas B meminta kepada A untuk memberikan furnitur untuk kantor dinas B.

  • Fraudulent Disbursement Uang ditarik tunai sebesar Rp750.000.000,00 pada tanggal

    16 November 200X dengan media penarikan cek. Selanjutnya pada tanggal 29 November 200X uang dikembalikan ke kas daerah dengan jumlah yang sama dengan cara setoran tunai dengan keterangan koreksi kode cek.

    Cek ditandatangani oleh Kepala Daerah dan Kepala DPPKAD

    Menurut penjelasan dari Auditee : a) penarikan uang tersebut dipergunakan untuk keperluan yang mendadak namun tidak dijelaskan secara detail untuk keperluan apa; 2)uang tidak dipergunakan namun dititipkan di brankas bendahara pengeluaran DPPKAD.

  • Prosedur Pemeriksaan yang dilakukan Analisa Mutasi Debet-Kredit pada Rekening Koran Kas

    Daerah

    Pengujian pada Register SP2D, Register SPM, dan Register SPP

    Konfirmasi kepada Bank, Bendahara Pengeluaran, dan Kepala DPPKAD

    Berita Acara Penitipan Uang di Bendahara Pengeluaran

  • Akibat Pengeluaran tidak jelas karena tidak didukung dengan

    mekanisme perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan yang memadai

    Sumber Pengembalian Dana ke Kas Daerah tidak jelas.

  • Analisa dan Kesimpulan Transaksi pengembalian uang melalui setoran tunai dengan mencantumkan keterangan

    transaksi koreksi terhadap kode cek tidak dibenarkan. Hal ini mengingat bahwa media penarikan dengan menggunakan cek merupakan instruksi dari pemilik atau pihak yang berkuasa dan bertanggung jawab atas pengelolaan rekening yang dimiliki. Mekanisme koreksi hanya bisa dilakukan oleh bank secara sepihak jika bank melakukan kesalahan pencatatan mutasi debet atau kredit tanpa adanya instruksi dari nasabah.

    Bukti penitipan uang di bendahara pengeluaran disampaikan setelah dilakukan beberapa hari setelah wawancara pemeriksaan dilaksanakan. Sementara pada saat wawancara dilaksanakan, Kepala DPPKAD tidak menjelaskan secara langsung bahwa uang yang ditarik tunai tersebut dititipkan kepada bendahara pengeluaran.

    Penjelasan terkait dengan pengambilan uang tunai yang pada awalnya ingin dilakukan dengan mekanisme peminjaman dinilai tidak tepat. Hal ini disebabkan mekanisme peminjaman harus melalui mekanisme usulan, pembahasan dan persetujuan pihak legislatif.

    Penjelasan mengenai kebutuhan dana yang sifatnya mendadak ( force majure)semestinya dapat dibebankan pada pos belanja tidak terduga dan tetap melalui mekanisme APBD diantaranya harus disertai dengan dokumen pembayaran yang lengkap dan memadai, seperti : Surat Penyediaan Dana (SPD), Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

  • Fantastic Four 1. Jeng Wiji

    Larasati2. Jeng Rina

    Yuniarti3. Jeng Indah

    Susanti4. Kangmas Dedy

    Isnuroso5. Kangmas

    Eduward

  • Larceny of cash on hand Pada pemeriksaan LKPD di Pemkab x, tim melaksanakan

    prosedur pemeriksaan untuk akun belanja bantuan sosial. Tim melakukan rekapitulasi realisasi belanja bantuan sosial pada TA x. Selanjutnya tim melakukan sampling terhadap realisasi bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat namun melalui beberapa dinas teknis. Setelah itu dilakukanlah proses konfirmasi kepada bendahara dinas dan kepala SKPD yang menerima dana bantuan sosial yang awalnya ditujukan untuk diberikan kepada masyarakat.

  • Lanjutan Hasil dari konfirmasi kepada bendaha bantuan sosial diketahui

    bahwa realisasi belanja bantuan sosial adalah sebesar 100%, namun hasil dari konfirmasi kepada bendahara dinas teknis penerima dana bantuan sosial diketahui terdapat realisasi salah satu program kegiatan dari dana bantuan sosial yang hanya direalisasikan sebesar 70% dan sisa dana yang telah diterimanya tersebut dikembalikan kepada bendahara bantuan sosial DPPKAD. Hasil konfirmasi tersebut maka tim melakukan perluasan sampling dan ternyata diperoleh keterangan dari beberapa bendahara penerima dana bantuan sosial tersebut yang ternyata tidak direalisasikan 100%. Hasil konfirmasi kepada bendahara bantuan sosial diketahui bahwa sisa dana bantuan sosial yang telah dikembalikan oleh dinas teknis penerima tersebut ternyata telah digunakan untuk pinjaman pribadi kepala daerah dan beberapa pegawai di lingkup DPPKD dan bendahara tersebut sengaja telah membuat dokumen pertanggunggjawaban secara proforma.

  • Conflict Of Interest Pemeriksaan atas Belanja Daerah TA 201X pada Kabupaten X, terdapat

    pembangunan gedung DPRD. Berdasarkan wawancara, pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan konfirmasi diketahui terdapat kekurangan volume. Diketahui juga bahwa Pihak III memiliki hubungan dengan Ketua DPRD.

  • Cash Skimming Lapping Schemes Pada pemeriksaan Belanja Daerah TA 2007 di Pemprov

    X, tim memeriksa Dinas Pendidikan atas kegiatan Y. Tim melakukan pemeriksaan dokumen dan wawancara dengan bendahara pengeluaran. Diketahui bahwa untuk kegiatan Y, bendahara belum menyetorkan pajak atas kegiatan tersebut.

  • Conflict of Interest, Asset/Revenue Understatement, Authorized Maker

    Pemeriksaan LKPD Pemkab X TA 2010 menemukan indikasi CoI, Revenue understatement, authorized maker dari proses penjualan kendaraan dinas kepada Bupati yang telah selesai menjabat berupa memperkecil biaya pemeliharaan mobil yang seharusnya ditanggung sepenuhnya dengan tidak memasukkan biaya pemeliharaan yang seharusnya. Akibat bagi LKpenerimaan menjadi understatement dan indikasi kerugian daerah

  • Fraudulent Statement Non Financial-External Document Pada PDTT atas PAD Kabuputen X TA 2010 dan Sem I 2011 Tim

    pemeriksa melakukan perhitungan atas kebenaran jasa giroyang diterima kas daerah. Pemda Kab X memiliki 3 Rekeningkoran yaitu 77,88,99 pada BPD. Setelah dibandingkan ternyataRek No 99 mendapat prosentase jasa giro yang lebih rendahdari dua Rek yang lain (1-2,55%). Tim melakukan konfirmasikepada bank tapi sampai dengan pemeriksan berakhir tidakada jawaban. Tim PAD melakukan koordinasi dengan Tim Pemeriksa BPD tersebut mengenai kebenaran % jasa giro (yang seharusnya 3,5%). Hasil koordinasi menunjukkan bahwarekening bank palsu selama tahun 2002-2010. Ada pengeluaran di luar mekanisme APBD menurut kejaksaan 39 M, perhitungan sementara 59M

  • Akhir Kata

    HATUR NUHUN,

    MAKASIH,

    THANX,

    ARIGATO,

    SUKSEME,

    MATUR NUWUN.

  • KELOMPOK 1

    Muhamad Yusuf Eko Prasetyo

    Antonius Mahar Pamuji

    Desi Nopaisyah

    Agustina Santi Astuti

    Bangkit Pria Husada

  • No Fraud Contoh

    1. Ghost Employee Pegawai sudah berhenti namun gajinya masih dibayarkan sehingga dalam laporan keuangan overstated

    2. Purchase Schemes

    Pembelian barang habis pakai di perusahaan keluarga yang terkait dengan PPK

    3. Timing Differences

    Pembelian aset pada tahun berjalan dan telah digunakan namun pembebanan biaya penyusutannya baru pada tahun berikutnya

  • 1.

    No Fraud Contoh

    4. Lapping SchemesPenggunaan dana dari rekening penampungan Jamkesmas untuk menyetorkan penerimaan klaim Jamkesmas yang sudah digunakan langsung

    5. Billing Schemes Pembelian BBM menggunakan bukti fiktif

    6. Improper Disclosure

    Perubahan estimasi perhitungan penyusutan, tidak diungkapkan dalam catatan laporan keuangan, baik terkait alasan maupun dampakya terhadap laporan laba rugi

  • No Fraud Prosedur Alternatif

    1. Ghost Employee Mintakan Daftar Mutasi Pegawai (Pegawai yang keluar masuk) ke Bagian SDM.Mintakan daftar pegawai beserta daftar gajinya yang dilaporkan ke pihak asuransi .Konfirmasi ke pihak ketiga

    2. Purchase Schemes

    Mencari informasiPemeriksaan lapanganMelakukan wawancaradan konfirmasi

    3. Timing Differences

    Melakukan perhitungan kembaliMembandingkan dengan data auditeeKonfirmasi jika ditemukan perbedaan

  • No Fraud Prosedur Alternatif

    4. Lapping Schemes

    Meminta rekening diluar APBDMeminta dokumen mutasi atas rekening diluar APBDMelakukan anasilis dengan cara membandingkan dengan APBDMelakukan konfirmasi dengan pihak terkait

    5. Billing Schemes

    Melakukan konfirmasi ke SPBU sesuai yang digunakan dalam bukti pertanggungjawaban dan meminta bukti pembelian BBM yang dilakukan auditee.

    6. Improper Disclosure

    Analisis tren akun (khususnya penyusutan), dan tanyakan penyebab kenaikan/penurunan penyusutan, lakukan wawancara kenapa tidak diungkapkan dalam LK, analisis dampak terhadap Laba/Rugi

  • CONTOH KASUS FRAUD

    Presented by:

    TIM 3

    Susilo Darma S

    Rakhmat P

    Indri H

    Etiauly A

    Meri Yanti

  • Asset Missapropriation Cash Skimming Lapping Schemes

    PAD yang bersumber dari Pajak Hotel dan Pajak Restoran yang telahdipungut oleh pemungut (staf Dispenda) kepada Hotel dan Restoran,akan tetapi tidak disetorkan langsung ke Kas Daerah dan digunakanuntuk kepentingan pribadi. Terhadap pajak ini disetorkan kemudiandengan menggunakan uang pungutan berikutnya (gali lubang tutuplubang).

  • Asset Missapropriation Inventory and all Other Assets - Larceny & Misuse

    Aset milik Pemerintah Daerah yang berupa Kendaraan motor roda 2 danroda 4 telah dihapuskan berdasarkan SK Penghapusan Kepala Daerah,akan tetapi terhadap penghapusan ini tidak ada kompensasi secarafinansial oleh yang menerima aset tersebut, seolah-olah dihibahkan.

    Aset tercatat akan tetapi sudah tidak dalam penguasaan Pemda terkaitdisebabkan penggunanya sudah pensiun, sudah pindah pemda lain,sudah tidak aktif menjabat sbg anggota DPRD Pemda terkait

  • Corruption Illegal Gratutuites & Bribery

    Belanja kegiatan operasional Setda yang tidak didukung oleh SPJ, hanyaberupa rekapitulasi pengeluaran harian secara total. Hasil konfirmasiatas pengeluaran tersebut diketahui bahwa digunakan untuk Muspida,DPRD, lobi pusat, dan biaya tamu pemda.

  • Asset Missapropriation Cash Skimming Lapping Schemes

    SPPD Fiktif

    Bansos Lansia Fiktif

  • Asset Missapropriation Cash Larceny

    Potongan SP2D LS oleh BUD yang tidak disetorkan ke Kas Negara

  • KELOMPOK 2

  • Corruption Purchases Schames Pengadaan alat kesehatan impor pada Dinas Kesehatan

    Provinsi X.

    Rekanan dipilih secara lelang dan rekanan terpilihmerupakan rekanan daerah setempat.

    Panitia Lelang dalam menyusun HPS tidak didasarkanpada survey yang memadai. HPS yang disusun hanyaberdasarkan pada selebaran harga penawaran dariperusahaan-perusahaan alkes yang masuk ke Dinkes.Setelah diperbandingkan, harga yang dicantumkan dalampenawaran tersebut hanya berbeda sedikit (Rp5.000,00s.d. Rp50.000,00) antara satu perusahaan denganperusahaan lainnya yang menyampaikan penawaran harga.

  • Pemeriksaan atas kontrak dan kelengkapannya diperoleh informasi bahwa:a. Perhitungan HPS tidak jelas perhitungannyab. Terdapat surat dukungan dari sole agent (distributor tunggal)

    untuk penyediaan alkes impor.c. Panitia Lelang tidak pernah melakukan survey harga alkes ke

    sole agent untuk mengetahui harga pembanding.d. Konfirmasi non resmi ke sole agent diketahui bahwa

    perbedaan harga sangat tinggie. Konfirmasi resmi ke sole agent yang dilampiri dengan surat

    tugas pemeriksaan tidak ditanggapi oleh sole agent. Namun, membuahkan hasil dimana ternyata terdapat sub penyalur (PT JM) alkes tersebut yang menjadi perantara antara sole agent dan rekanan dalam penyediaan jasa. Dalam hal ini, rekanan tidak pernah berhubungan langsung dengan sole agent.

    f. PT JM ternyata merupakan sub penyalur alkes yang membawahi wilayah Prov.X dan namanya tidak pernah tercantum dalam kontrak.

  • g. Proses wawancara kepada Sub Penyalur (PT JM) mengakui bahwa harga yang tercantum dalam kontrak memang terlalu tinggi karena panjangnya rantai pengadaan yang berakibat pada besarnya keuntungan yang diperoleh.

    h. PT JM memiliki price list harga dari sole agent dan rincian pengeluaran yang telah dikeluarkan oleh PT JM untuk membantu rekanan menyediakan alkes tersebut.

    i. Namun, berdasarkan perhitungan setelah memperhitungan keuntungan yang wajar diperoleh selisih harga dengan jumlah keseluruhan +/- 6 milyar.

  • Asset Misapropriation Cash Larceny from the deposit Penyimpanan pungutan pajak pada rekening pribadi

    bendahara pengeluaran, rekening pribadi PPTK danrekening rekanan sebesar Rp6,5 M

    Indikasi diperoleh dari hasil cash opname, pengujianBKU, Buku Pembantu Pajak, kontrak pengadaan dantransaksi rekening giro SKPD yang dikelola olehBendahara Pengeluaran

  • Asset Misapropriation Cash Larceny from the deposit Dana pungutan pajak tersebut dialihkan ke rekening

    Bendahara Pengeluaran, Rekening PPTK dan rekening rekanan sebanyak 3 rekanan dengan cara melakukan penarikan kas dari rekening giro SKPD pada akhir tahun dalam jumlah besar.

    Dana yang ditarik dari rekening giro SKPD tersebut selanjutnya didistrbusikan ke rekening bendahara pribadi yang dibuka oleh bendahara pengeluaran sebesar Rp700 juta

    Ke rekening pribadi PPTK sebesar Rp800 juta, dan;

  • Asset Misapropriation Cash Larceny from the deposit Ke rekening tiga rekanan (CV A, PT B dan PT C)

    dengan jumlah Rp5 M

    Semua pengalihan dana pungutan pajak tersebut atas arahan kepala dinas SKPD yang bersangkutan

  • Asset Misapropriation Cash Fraudulent Disbursement Ghost Employee Bendahara gaji mencairkan uang pihak ketiga dari kas

    daerah lebih besar dari uang yang disetorkan ke pihak ketiga (pph21-askes-bapertarum), oleh bendahara gaji pada saat mengajukan spp-spm melampirkan daftar gaji yang sudah dimark up.

  • Asset Misapropriation Cash Fraudulent Disbursement Fictious - Expense

    Tumpang tindih pengeluaran. Pengeluaran atasbelanja barang/jasa (penyusunan standar kompetensi)yang pembiayaannya bersumber dari UP dibiayakankembali dan didanai dengan LS.

    PPK mengakui bahwa dana LS tersebut direalisasikandengan meminjam nama rekanan dan rekananmendapatkan bagian 10% dari LS yang terealisasi.Sebenarnya, kegiatan tersebut telah dibiayai denganUP.

  • Fraud Statement Financial Asset Overstatement Berdasarkan uji petik atas aset rusak berat diketahui

    bahwa terdapat gedung-gedung sekolah yang sebenarnya sudah mengalami perbaikan akan tetapi masih tercatat di dalam akun rusak berat. Setelah dicocokkan dengan akun aset tetapnya ternyata gedung sekolah tersebut sudah tercatat kembali .

  • Fraudulent Disbursement_Fictitious Expense Pada Pemeriksaan LKPD Kab X TA 2009 terdapat

    kontrak pengadaan AC dan pekerjaan taman dengannilai Rp700 jt. Dan dibayar lunas berdasarkan SP2DNo x pada bulan Nov 2009. Hasil Pemeriksaan Fisikbulan April 2012 diketahui bahwa dua pekerjaantersebut belum dilakukan kontraktor pelaksana.Konfirmasi kepada kontraktor pelaksana diketahuibahwa uang sudah diterima kontraktor dan kontraktorminta waktu untuk menyelesaikan pekerjaan karenauang sudah terpakai untuk Pilkada.

  • Kelompok II: 1. Setiyawan

    2. Rahmi Dwi Istanti

    3. Bulyani Aladin

    4. Nur Sulistio Rini

    5. Diyah Nugraheni