asuhan keperawatan pada pasien dengan trauma urethra

25
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA URETHRA I. PENGERTIAN Ruptur uretra adalah ruptur pada uretra yang terjadi langsung akibat trauma dan kebanyakan disertai fraktur tulang panggul, khususnya os pubis (simpiolisis). II. RUPTUR URETRA DIBAGI DUA MACAM : 1. Ruptur uretra anterior : paling sering pada bulbosa disebut Straddle Injury, dimana robekan uretra terjadi antara ramus inferior os pubis dan benda yang menyebabkannya. 2. Ruptur uretra posterior : paling sering pada membranacea. III. PENYEBAB RUPTUR URETRA Adanya trauma pada perut bagian bawah, panggul, genetalia eksterna maupun perineum. IV. GAMBARAN KLINIK RUPTUR URETRA POSTERIOR - Terdapat tanda patah tulang pelvis. - Pada daerah suprapubik dan abdomen bagian bawah dijumpai jejas, hematom dan nyeri tekan. - Bila disertai ruptur kandung kemih bisa ditemukan tanda rangsangan peritoneum. RUPTUR URETRA ANTERIOR - Terdapat daerah memar atu hematom pada penis dan

Upload: ben-svhdy

Post on 05-Aug-2015

407 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA URETHRAI. PENGERTIANRuptur uretra adalah ruptur pada uretra yang terjadi langsung akibat trauma dan kebanyakan disertai fraktur tulang panggul, khususnya os pubis (simpiolisis).

II. RUPTUR URETRA DIBAGI DUA MACAM :1. Ruptur uretra anterior : paling sering pada bulbosa disebut Straddle Injury, dimana robekan uretra terjadi antara ramus inferior os pubis dan benda yang menyebabkannya.2. Ruptur uretra posterior : paling sering pada membranacea.

III. PENYEBAB RUPTUR URETRAAdanya trauma pada perut bagian bawah, panggul, genetalia eksterna maupun perineum.

IV. GAMBARAN KLINIKRUPTUR URETRA POSTERIOR- Terdapat tanda patah tulang pelvis.- Pada daerah suprapubik dan abdomen bagian bawah dijumpai jejas, hematom dan nyeri tekan.- Bila disertai ruptur kandung kemih bisa ditemukan tanda rangsangan peritoneum.

RUPTUR URETRA ANTERIOR- Terdapat daerah memar atu hematom pada penis dan scrotum (kemungkinan ekstravasasi urine).

RUPTUR URETRA TOTAL- Penderita mengeluh tidak bisa buang air kecil sejak terjadi ruda paksa.- Nyeri perut bagian bawah dan daerah supra pubic.

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

- Pada perabaan mungkin dijumpai kandung kemih yang penuh.

v. PENATALAKSANAAN- Pada ruptur anterior yang partial cukup dengan memasang kateter dan melakukan drainase bila ada.- Pada anterior ruptur yang total hendaknya sedapat mungkin dilakukan penyambungan dengan membuat end-to-end, anastomosis dan suprapubic cystostomy.- Pada ruptur uretra posterior yang total suprapubic cystostomy 6-8 minggu.- Pada ruptur uretra posterior yang partial cukup dengan memasang douwer kateter.

VI .PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN RADIOLOGIK- Tampak adanya defek uretra anterior daerah bulbus dengan ekstravasasi bahan kontras uretografi retrograd.

VII. KOMPLIKASIA. Komplikasi dini setelah rekonstruksi uretra- Infeksi- Hematoma- Abses periuretral- Fistel uretrokutan- EpididimitisB. Komplikasi lanjut- Striktura uretra- Khusus pada ruptur uretra posterior dapat timbul :* Impotensi* Inkontinensia

PATOFISIOLOGI

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

Alat-alat endoskopi, kateter Perut bagian bawahTrauma PanggulGenetalia externa / perineum

Ruptur uretra

Anterior -Partial Posterior : Partial, Total -Total

( (Hematoma Ekstravasasi 

  Perineal dan scrotum (nyeri)

Retensio urine (nyeri)

Douwer kateter Cystostomy(infeksi) (nyeri)

 

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RUPTURA URETHRA TRAUMATIK

PENGKAJIAN

BIODATAJenis kelamin laki-laki lebih dari pada wanitaRIWAYAT KESEHATAN PASIENRiwayat penyakit dahulu : -Riwayat penyakit sekarang :Nyeri tekan , memar atau hematum , hematuriBila terjadi ruptur total urethra anuriaPEMERIKSAAN FISIKadanya trauma didaerah perineumadanya perdarahan per urethraadanya nyeri tekan pada daerah supra pubik dan abdomen bagian bawahadanya jejas pada daerah supra pubik dan abdomen bagian bawahadanya fraktur tulang pelvisPEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

Radiologitampak adanya defek urethra anterior daerah bulbus dengan ektra vasasi bahan kontras uretrografi retrograd

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b-d adanya trauma urethraAnxietas b-d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnyaPotensial infeksi b d efek pemasangan DKGangguan eliminasi urine ( retensio urine ) b-d adanya hematoma dan ekstravasasiIntoleransi aktivitas b-d adanya trauma urethraDIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSIGangguan rasa nyaman ( nyeri ) b-d adanya trauma urethraTujuan : menyatakan atau menunjukkan nyeri hilang Kriteria hasil : menunjukkan kemampuan untuk membantu dalam tindakan kenyamanan umum dan mampu untuk tidur / istirahat dengan tenangIntervensi1. Kaji nyeri meliputi lokasi , karakteristik , lokasi, intensitas ( skala 0-10 ) R. membantu evaluasi derajat ketidak nyamanan dan deteksi dini terjadinya komplikasi.2. Perhatikan aliran dan karakteristik urine R. penurunan aliran menunjukkan retensi urine ( s-d edema ), urine keruh mungkin normal ( adanya mukus ) atau mengindikasikan proses infeksi.3. Dorong dan ajarkan tehnik relaksasi R. mengembalikan perhatian dan meningkatkan rasa kontrol4. Kolaborasi medis dalam pemberian analgesik R. menghilangkan nyeri5. Lakukan persiapan pasien dalam pelaksanaan tindakan medispemasangan DKdrainasecistostomyR. persiapan secara matang akan mendukung palaksanaan

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

tindakan dengan baik

Anxietas b-d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnyaTujuan :menunjukkan penurunan anxietas dan menyatakan pemahaman tentang proses penyakitnyaKriteria hasil :mengungkapkan masalah anxietas dan tak pasti pada pemberi perawatan atau orang terdekatmengidentifikasi mekanisme koping yang adaptifmemulai penggunaan tehnik relaksasikooperatif terhadap tindakan yang dilakukanIntervensi1. Ajarkan tentang proses penyakit dan penyebab penyakitR. dengan pengajaran meningkatkan pengetahuan pasien , menurunkan kecemasan pasien2. Anjurkan pasien dan orang terdekat untuk mengungkapkan tentang rasa takut , berikan privasi tanpa gangguan , sediakan waktu bersama mereka untuk mengembangkan hubunganR. pasien yang merasa nyaman berbicara dengan perawat , mereka sering dapat memahami dan memasukkan perubahan kebutuhan dalam praktek dengan sedikit kesulitan.3. Beri informasi dan diskusikan prosedur dan pentingnya prosedur medis dan perawatanR. informasi yang adekuat meningkatkan pengetahuan dan koopereratif pasien4. Orientasikan pasien terhadap lingkungan , obat-obatan , dosis , tujuan , jadwal dan efek samping , diet , prosedur diagnostikR. pengorientasian meningkatkan pengetahuan pasien

Potensial infeksi b-d efek pemasangan DKTujuan :

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

menurunkan atau mencegah terjadinya infeksiKriteria hasil :tidak terdapat tanda-tanda infeksiIntervensi :1. Pertahankan tehnik steril dalam pemasangan kateter , berikan perawatan kateter steril dalam manipulasi selangR. mencegah pemasukan bakteri dan kontaminasi yang menyebabkan infeksi2. Gunakan tehnik mencuci tangan yang baik dan ajarkan serta anjurkan pasien melakukan hal yang samaR. mengurangi kontaminasi yang menyebabkan infeksi3. Observasi tanda-tanda infeksiR. deteksi dini adanya infeksi dan menentukan tindakan selanjutnya4. Perhatikan karakter , warna , bau , dari drainase dari sekitar sisi kateterR. drainase purulent pada sisi insersi menunjukkan adanya infeksi lokal5. Intruksikan pasien untuk menghindari menyentuh insisi , balutan dan drainaseR. mencegah kontaminasi penyebab penyakit6. Kolaborasi dalam pemberian anti biotika sesuai indikasiR. mengatasi infeksi dan mencegah sepsis

DAFTAR PUSTAKA

Tucker Susan Martin, Et all , Standar Perawatan Pasien , volume 3 , EGC , Peter M Mowschenson , Ilmu Bedah Untuk Pemula , Edisi 2 , Bina Rupa aksara , 1983 , JakartaHidayat Samsu , Ilmu Bedah , Edisi revisi, EGC , 1998 , JakartaDepkes RI , ASKEP Pasien dengan Gg Penyakit Sistem

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

Urologi , 1996 , JakartaDoungoes Marilin E

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

STRIKTUR URETRA

A.     PENGERTIAN

Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan perut dan kontraksi. (C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)

Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria daripada wanita terutama karena perbedaan panjangnya uretra. (C. Long , Barbara;1996 hal 338)

B.     PENYEBAB

Striktur uretra dapat terjadi secara:

a.       Kongenital

Striktur uretra dapat terjadi secara terpisah ataupun bersamaan dengan anomali saluran kemih yang lain.

b.        Didapat.

·      Cedera uretral (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transuretral, kateter indwelling, atau prosedur sitoskopi)

·         Cedera akibat peregangan

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

·         Cedera akibat kecelakaan

·         Uretritis gonorheal yang tidak ditangani

·         Infeksi

·         Spasmus otot

·         Tekanan dai luar misalnya pertumbuhan tumor

(C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468  dan C. Long , Barbara;1996 hal 338)

C.     MANIFESTASI KLINIS

·                Kekuatan pancaran dan jumlah urin  berkurang

·                Gejala infeksi

·                Retensi urinarius

·                Adanya aliran balik dan mencetuskan sistitis, prostatitis dan pielonefritis

       (C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)

Derajat penyempitan uretra:

a.       Ringan: jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen.

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

b.       Sedang: oklusi 1/3 s.d 1/2 diameter lumen uretra.

c.       Berat: oklusi lebih besar dari ½ diameter lumen uretra.

Ada derajat berat kadang kala teraba jaringan keras di korpus spongiosum yang dikenal denganspongiofibrosis.

     (Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 )

D.     PENCEGAHAN

Elemen penting dalam pencegahan adalah menangani infeksi uretral dengan tepat. Pemakaian kateter uretral untuk drainase dalam waktu lama harus dihindari dan perawatan menyeluruh harus dilakukan pada setiap jenis alat uretral termasuk kateter.

(C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)

E.      PENATALAKSANAAN

a.       Filiform bougies untuk membuka jalan jika striktur menghambat pemasangan  kateter

b.       Medika mentosa

Analgesik non narkotik untuk mengendalikan nyeri.

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

Medikasi antimikrobial untuk mencegah infeksi.

c.       Pembedahan

·   Sistostomi suprapubis

·   Businasi ( dilatasi) dengan busi logam yang dilakukan secara hati-hati.

·   Uretrotomi interna : memotong jaringan sikatrik uretra dengan pisau otis/sachse. Otis dimasukkan secara blind ke dalam buli–buli jika striktur belum total. Jika lebih berat dengan pisau sachse secara visual.

·   Uretritimi eksterna: tondakan operasi terbuka berupa pemotonganjaringan fibrosis, kemudian dilakukan anastomosis diantara jaringan uretra yang masih baik.

         (Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 dan Doenges E. Marilynn, 2000 hal  672)

F.      PEMERIKSAAN PENUNJANG

a.       Urinalisis  : warna kuning, coklat gelap, merah gelap/terang, penampilan keruh, pH : 7 atau lebih besar, bakteria.

b.       Kultur urin: adanya staphylokokus aureus. Proteus, klebsiella, pseudomonas, e. coli.

c.       BUN/kreatin  : meningkat

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

d.      Uretrografi: adanya penyempitan atau pembuntuan uretra. Untuk mengetahui panjangnya penyempitan uretra dibuat foto iolar (sisto) uretrografi.

e.      Uroflowmetri : untuk mengetahui derasnya pancaran saat miksi

f.       Uretroskopi : Untuk mengetahui pembuntuan lumen uretra

    (Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 dan Doenges E. Marilynn, 2000 hal  672)

 G. PENGKAJIAN

1.       Sirkulasi

      Tanda: peningkatan TD ( efek pembesaran ginjal)

2.       Eliminasi

Gejala: penurunan aliran urin, ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan lengkap, dorongan dan frekurnsi berkemih

             Tanda: adanya masa/sumbatan pada uretra

3.       Makanan dan cairan

     Gejala; anoreksia;mual muntah, penurunan berat badan

4.       Nyeri/kenyamanan

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

      Nyeri suprapubik

5.       Keamanan : demam

6.       Penyuluhan/pembelajaran

     

       (Doenges E. Marilynn, 2000 hal  672)

 DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL

   1. Nyeri b.d insisi bedah sitostomi suprapubik

      Tujuan : nyeri berkurang/ hilang

      Kriteria hasil:

a.        Melaporkan penurunan nyeri

b.       Ekspresi wajah dan posisi tubuh terlihat relaks

Intervensi:

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

·   Kaji sifat, intensitas, lokasi, lama dan faktor pencetus dan penghilang nyeri

·   Kaji tanda nonverbal nyeri ( gelisah, kening berkerut, mengatupkan rahang,     peningkatan TD)

·   Berikan pilihan tindakan rasa nyaman

   Bantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman

   Ajarkan tehnik relaksasi dan bantu bimbingan imajinasi

·   Dokumentasikan dan observasi efek dari obat yang diinginkan dan efek sampingnya

·   Secara intermiten irigasi kateter uretra/suprapubis sesuaiadvis, gunakan salin normal steril dan spuit steril

   Masukkan cairan perlahan-lahan, jangan terlalu kuat.

   Lanjutkan irigasi sampai urin jernih tidak ada bekuan.

·   Jika tindakan gagal untuk mengurangi nyeri, konsultasikan dengan dokter untuk penggantian dosis atau interval obat.

           

2.Perubahan pola eliminasi perkemihan b.d  sitostomi suprapubik

Kriteria hasil:

a. kateter tetap paten pada tempatnya

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

b. Bekuan irigasi keluar dari dinding kandung kemih dan tidak menyumbat aliran darah melalui kateter

c. Irigasi dikembalikan melalui aliran keluar tanpa retensi

d.Haluaran urin melebihi 30 ml/jam

e. Berkemih tanpa aliran berlebihan atau bila retensi dihilangkan

Intervensi:

·         Kaji uretra dan atau kateter suprapubis terhadap kepatenan

·         Kaji warna, karakter dan aliran urin serta adanya bekuan melalui kateter tiap 2 jam

·         Catat jumlah irigan dan haluaran urin, kurangi irigan dengan haluaran , laporkan retensi dan haluaran urin <30 ml/jam

·         Beritahu dokter jika terjadi sumbatan komplet pada kateter untuk menghilangkan bekuan

·         Pertahankan irigasi kandung kemih kontinu sesuai instruksi

·         Gunakan salin normal steril untuk irigasi

·         Pertahankan tehnik steril

·         Masukkan larutan irigasi melalui lubang yang terkecil dari kateter

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

·         Atur aliran larutan pada 40-60 tetes/menit atau untuk mempertahankan urin jernih

·         Kaji dengan sering lubang aliran terhadap kepatenan

·         Berikan 2000-2500 ml cairan oral/hari kecuali dikontraindikasikan

3.Resiko terhadap infeksi b.d adanya kateter suprapubik, insisi bedah sitostomi suprapubik

Tujuan: tidak terjadi infeksi

Hasil yang diharapkan:

a.       Suhu tubuh pasien dalam batas normal

b.       Insisi bedah kering, tidak terjadi infeksi

c.       Berkemih dengan urin jernih tanpa kesulitan

Intervensi:

·         Periksa suhu setiap 4 jam dan laporkan jikadiatas 38,5 derajat C

·         Perhatikan karakter urin, laporkan bila keruh dan bau busuk

·         Kaji luka insisi adanya nyeri, kemerahan, bengkak, adanya kebocoran urin, tiap 4 jam sekali

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

·   Ganti balutan dengan menggunakan tehnik steril

·   Pertahankan sistem drainase gravitas tertutup

·   Pantau dan laporkan tanda dan gejala infeksi saluran perkemihan

·   Pantau dan laporkan jika terjadi kemerahan, bengkak, nyeri atau adanya kebocoran di sekitar kateter suprapubis.

(M. Tucker, Martin;1998)

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra

     

DAFTAR PUSTAKA :

1.      Wim de, Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Alih bahasa R. Sjamsuhidayat  Penerbit Kedokteran, EGC, Jakarta, 1997

2.      Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Volume 3, Bandung, Yayasan IAPK pajajaran,  1996

3.      M. Tucker, Martin, Standart Perawatan Pasien : Proses keperawatan, Diagnosis dan Evaluasi, Edisi V, Volume 3,Jakarta, EGC,1998

4.      Susanne, C Smelzer, Keperawatan Medikal Bedah (Brunner &Suddart) , Edisi VIII, Volume 2, Jakarta, EGC, 2002

5.      Basuki B. purnomo, Dasar-Dasar Urologi, Malang, Fakultas kedokteran Brawijaya,  2000

6. Doenges E. Marilynn, Rencana Asuhan keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta. EGC. 2000

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Trauma Urethra