asuhan keperawatan trauma tumpul abdomen

26
Laporan Pendahuluan Trauma Tumpul Abdomen DEFINISI Traumaadalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan cedera(Sjamsuhidayat, 1998). Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletakdiantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yangmenusuk Trauma pada abdomen dapat di bagi menjadi dua jenis, yaitu : A. Trauma penetrasi 1. Luka tembak 2. Luka tusuk B. Trauma non-penetrasi 1. Kompres 2. Hancur akibat kecelakaan 3. Sabuk pengaman 4. Cedera akselerasi Trauma pada dinding abdomen terdiri dari : 1. Kontusio dinding abdomen disebabkan trauma non-penetrasi Kontusio dinding abdomen tidak terdapat cedera intra abdomen, kemungkinanterjadi eksimosis atau penimbunan darah dalam jaringan lunak dan masa darahdapat menyerupai tumor. 2. Laserasi, Jikaterdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen harus dieksplorasi. Atau terjadi karena trauma penetrasi. Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ

Upload: doni-septz

Post on 30-Nov-2015

319 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

Laporan Pendahuluan Trauma Tumpul Abdomen

DEFINISI

       Traumaadalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan

cedera(Sjamsuhidayat, 1998).

       Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang

terletakdiantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yangmenusuk

Trauma pada abdomen dapat di bagi menjadi dua jenis, yaitu :

A. Trauma penetrasi

1.     Luka tembak

2.    Luka tusuk

B.  Trauma non-penetrasi

1.     Kompres

2.    Hancur akibat kecelakaan

3.    Sabuk pengaman

4.    Cedera akselerasi

 Trauma pada dinding abdomen terdiri dari :

1.     Kontusio dinding abdomen disebabkan trauma non-penetrasi

Kontusio dinding abdomen tidak terdapat cedera intra abdomen, kemungkinanterjadi eksimosis

atau penimbunan darah dalam jaringan lunak dan masa darahdapat menyerupai tumor.

2.    Laserasi, Jikaterdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen harus

dieksplorasi. Atau terjadi karena trauma penetrasi.

Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang

dapatmenyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme,

kelainanimonologi dan gangguan faal berbagai organ.

Trauma abdomen pada isi abdomen, menurut  Suddarth &Brunner (2002) terdiri dari:

1.     Perforasi organ viseral intraperitoneum

Cedera pada isi abdomen mungkin di sertaioleh bukti adanya cedera pada dinding abdomen.

2.    Luka tusuk (trauma penetrasi) pada abdomen

Luka tusuk pada abdomen dapat menguji kemampuan diagnostik ahlibedah.

Page 2: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

3.    Cedera thorak abdomen

Setiap luka padathoraks yang mungkin menembus sayap kiri diafragma, atau sayap kanan dan

hatiharus dieksplorasi (Sjamsuhidayat, 1998).

ETIOLOGI

        Menurut(Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi pada abdomen,umumnya

banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada kecelakaan kendaraanbermotor, kecepatan,

deselerasi yang tidak terkontrol merupakan kekuatan yangmenyebabkan trauma ketika tubuh

klien terpukul setir mobil atau benda tumpullainnya.

Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembakyang menyebabkan

kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak,trauma abdomen dapat juga

diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuksedikit menyebabkan trauma pada organ

internal diabdomen.

Trauma pada abdomen disebabkan oleh 2 kekuatan yang merusak,yaitu :

1.     Paksaan /benda tumpul

Merupakan traumaabdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum. Luka tumpul pada

abdomenbisa disebabkan oleh jatuh, kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan

kendaraanbermotor, cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselarasi, kompresiatau

sabuk pengaman. Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

2.    Trauma tembus

Merupakan traumaabdomen dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum. Luka tembus pada

abdomendisebabkan oleh tusukan benda tajam atau luka tembak.

PATOFISIOLOGI

        Jikaterjadi trauma penetrasi atau non-pnetrasi kemungkinan terjadi pendarahan intraabdomen

yang serius, pasien akan memperlihatkan tanda-tanda iritasi yangdisertai penurunan hitung sel

darah merah yang akhirnya gambaran klasik syokhemoragik. Bila suatu organ viseral

mengalamiperforasi, maka tanda-tanda perforasi, tanda-tanda iritasi peritonium cepattampak.

Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi nyeri tekan, nyerispontan, nyeri lepas dan

distensi abdomen tanpa bising usus bila telah terjadiperitonitis umum.Bila syok telah lanjut

pasien akan mengalami takikardi danpeningkatan suhu tubuh, juga terdapat leukositosis.

Page 3: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

Biasanya tanda-tandaperitonitis mungkin belum tampak. Pada fase awal perforasi kecil

hanyatanda-tanda tidak khas yang muncul. Bila terdapat kecurigaan bahwa masuk

ronggaabdomen, maka operasi harus dilakukan (Mansjoer, 2001).

MANIFESTASI KLINIS

Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dangejala trauma abdomen, yaitu :

1.     Nyeri

Nyeridapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul dibagian yang

luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.

2.    Darah dan cairan

Adanya penumpukan darah atau cairandirongga peritonium yang disebabkan oleh iritasi.

3.    Cairan atau udara dibawah diafragma

Nyeridisebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam

posisirekumben.

4.    Mual dan muntah

5.    Penurunan kesadaran (malaise, letargi,gelisah)

Yangdisebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

A.  Pemeriksaan diagnostik

1.     Foto thoraks

Untuk melihat adanya trauma pada thorak.

2.   Pemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-linedata bila terjadi perdarahan terus menerus. Demikian

pula denganpemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm

tanpaterdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak kemungkinanruptura

lienalis. Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanyatrauma pankreas atau

perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkankemungkinan trauma pada hepar.

3.    Plain abdomen foto tegak

Memperlihatkan udara bebas dalam ronggaperitoneum, udara bebas retroperineal dekat

duodenum, corpus alineum danperubahan gambaran usus.

Page 4: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

4.    Pemeriksaan urine rutin

Menunjukkan adanya trauma pada salurankemih bila dijumpai hematuri. Urine yang jernih

belum dapat menyingkirkanadanya trauma pada saluran urogenital.

5.    VP (Intravenous Pyelogram)

Karena alasan biaya biasanya hanyadimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal.

6.    Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)

Dapat membantu menemukan adanya darah ataucairan usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat

amat membantu. Tetapi DPL inihanya alat diagnostik. Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi

(gold standard).

1.     Indikasi untuk melakukan DPL adalah sebagaiberikut :

o   Nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkansebabnya

o   Trauma pada bagian bawah dari dada

o   Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasanyang jelas

o   Pasien cedera abdominal dengan gangguankesadaran (obat, alkohol, cedera otak)

o   Pasien cedera abdominal dan cedera medulaspinalis (sumsum tulang belakang)

o   Patah tulang pelvis

2.    Kontra indikasi relatif melakukan DPLadalah sebagai berikut :

o   Hamil

o   Pernah operasi abdominal

o   Operator tidak berpengalaman

o   Bila hasilnya tidak akan merubahpenatalaksanaan

7.    Ultrasonografi dan CT Scan

Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderitayang belum dioperasi dan disangsikan adanya

trauma pada hepar danretroperitoneum.

B.  Pemeriksaan khusus

1.     Abdomonal Paracentesis

Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangatberguna untuk menentukan adanya perdarahan

dalam rongga peritoneum. Lebih dari100.000 eritrosit/mm dalam larutan NaCl yang keluar dari

rongga peritoneumsetelah dimasukkan 100–200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5 menit,

merupakanindikasi untuk laparotomi.

2.    Pemeriksaan Laparoskopi

Page 5: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

Dilaksanakan bila ada akut abdomen untukmengetahui langsung sumber penyebabnya.

3.   Bila dijumpai perdarahan dananus perlu dilakukan rekto-sigmoidoskopi.

C.  Penatalaksanaan Medis

1.     Abdominal paracentesis

Menentukan adanya perdarahan dalam ronggaperitonium, merupakan indikasi untuk laparotomi.

2.    Pemeriksaan laparoskopi

Mengetahui secara langsung penyebab abdomenakut.

3.    Pemasangan NGT

Memeriksa cairan yang keluar dari lambung padatrauma abdomen.

4.    Pemberian antibiotik

Mencegahinfeksi.

5.    Laparotomi

PENANGANAN PRE HOSPITAL DAN HOSPITAL

A.  Pre Hospital

Pengkajian yang dilakukan untuk menentukanmasalah yang mengancam nyawa, harus mengkaji

dengan cepat apa yang terjadi dilokasi kejadian. Paramedik mungkin harus melihat apabila sudah

ditemukan lukatikaman, luka trauma benda lainnya, maka harus segera ditangani, penilaian

awaldilakukan prosedur ABC jika ada indikasi. Jika korban tidak berespon, makasegera buka

dan bersihkan jalan napas.

1.    Airway

Dengan kontrol tulang belakang. Membukajalan napas menggunakan

teknik ‘head tilt chin lift’ atau menengadahkan kepala dan mengangkat dagu,periksa adakah

benda asing yang dapat mengakibatkan tertutupnya jalan napas.Muntahan, makanan, darah atau

benda asing lainnya.

2.   Breathing

Dengan ventilasi yang adekuat. Memeriksapernapasan dengan menggunakan cara ‘lihat-dengar-

rasakan’ tidak lebih dari 10detik untuk memastikan apakah ada napas atau tidak. Selanjutnya

lakukanpemeriksaan status respirasi korban (kecepatan, ritme dan adekuat tidaknyapernapasan).

3.   Circulation

Page 6: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

Dengan kontrol perdarahan hebat. Jikapernapasan korban tersengal-sengal dan tidak adekuat,

maka bantuan napas dapatdilakukan. Jika tidak ada tanda-tanda sirkulasi, lakukan resusitasi

jantungparu segera. Rasio kompresi dada dan bantuan napas dalam RJP adalah 30 : 2 (30kali

kompresi dada dan 2 kali bantuan napas).

Penanganan awal trauma non- penetrasi(trauma tumpul)

1.     Stop makanan dan minuman

2.    Imobilisasi

3.    Kirim kerumah sakit.

Penetrasi (trauma tajam)

1.     Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan(pisau atau benda tajam lainnya) tidak boleh dicabut kecuali

dengan adanya timmedis.

2.    Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukupdengan melilitkan dengan kain kassa pada daerah

antara pisau untuk memfiksasipisau sehingga tidak memperparah luka.

3.    Bila ada usus atau organ lain yang keluar,maka organ tersebut tidak dianjurkan dimasukkan

kembali kedalam tubuh, kemudianorgan yang keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau

bila ada verbansteril.

4.    Imobilisasi pasien.

5.    Tidak dianjurkan memberi makan dan minum.

6.    Apabila ada luka terbuka lainnya maka balutluka dengan menekang.

7.    Kirim ke rumahsakit.     

B.   Hospital

1.     Trauma penetrasi

Bila ada dugaan bahwa ada luka tembusdinding abdomen, seorang ahli bedah yang

berpengalaman akan memeriksa lukanyasecara lokal untuk menentukan dalamnya luka.

Pemeriksaan ini sangat berguna bila adaluka masuk dan luka keluar yang berdekatan.

a.    Skrinning pemeriksaan rontgen

Foto rontgen torak tegak berguna untukmenyingkirkan kemungkinan hemo atau pneumotoraks

atau untuk menemukan adanyaudara intraperitonium. Serta rontgen abdomen sambil tidur

(supine) untukmenentukan jalan peluru atau adanya udara retroperitoneum.

b.   IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning

Ini di lakukan untuk mengetauhi jeniscedera ginjal yang ada.

Page 7: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

c.    Uretrografi.

Di lakukan untuk mengetauhi adanya rupture uretra.

d.    Sistografi

Ini digunakan untuk mengetauhi ada tidaknya cedera pada kandung kencing,contohnya pada :

o  fraktur pelvis

o   traumanon-penetrasi

2.    Penanganan pada trauma benda tumpul dirumah sakit :

a.    Pengambilan contoh darah dan urine

Darah di ambil dari salah satu venapermukaan untuk pemeriksaan laboratorium rutin, dan juga

untuk pemeriksaanlaboratorium khusus seperti pemeriksaan darah lengkap, potasium,

glukosa,amilase.

b.   Pemeriksaan rontgen

Pemeriksaan rongten servikal lateral,toraks anteroposterior dan pelvis adalah pemeriksaan yang

harus di lakukan padapenderita dengan multi trauma, mungkin berguna untuk mengetahui

udaraekstraluminal di retroperitoneum atau udara bebas di bawah diafragma, yangkeduanya

memerlukan laparotomi segera.

c.    Study kontras urologi dan gastrointestinal

Dilakukan pada cedera yang meliputi daerahduodenum, kolon ascendens atau decendens dan

dubur (Hudak & Gallo, 2001).

            

         PATHWAY

Trauma

(kecelakaan)

Penetrasi& Non-Penetrasi

Terjadiperforasi lapisan abdomen

(kontusio,laserasi, jejas, hematom)

Menekansaraf peritonitis

Page 8: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

Terjadiperdarahan jar.lunak dan rongga abdomen  →   Nyeri

Motilitasusus

                            Disfungsi usus  →   Resiko infeksi

Refluks usus output cairan berlebih

                          

                           Gangguan cairan        Nutrisi kurang dari

                                     dan eloktrolit          kebutuhan tubuh

                                   Kelemahan fisik

                                 ↓

    Gangguan mobilitasfisik

                             (Sumber : Mansjoer,2001)

ASUHAN KEPERAWATAN

A.  PENGKAJIAN

Dasar pemeriksaan fisik ‘head to toe’ harusdilakukan dengan singkat tetapi menyeluruh dari

bagian kepala ke ujung kaki.

Pengkajian data dasar menurut Doenges (2000), adalah :

1.     Aktifitas/istirahat

Data Subyektif : Pusing, sakit kepala,nyeri, mulas

Data Obyektif : Perubahan kesadaran,masalah dalam keseimbangan cedera (trauma).

2.    Sirkulasi

     DataObyektif : Kecepatan (bradipneu, takhipneu), pola napas(hipoventilasi,hiperventilasi, dll).

3.    Integritas ego

Data Subyektif : Perubahan tingkahlaku/ kepribadian (tenang atau dramatis)

Data Obyektif : Cemas, bingung, depresi.

4.    Eliminasi

Data Subyektif : Inkontinensia kandungkemih/usus atau mengalami gangguan fungsi.

Page 9: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

5.    Makanan dan cairan

Data Subyektif : Mual, muntah, danmengalami perubahan selera makan.

Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen

6.    Neurosensori

                         Data Subyektif : Kehilangan kesadaran sementara,vertigo

         Data Obyektif : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan statusmental, kesulitan dalam

menentukan posisi tubuh

7.    Nyeri dan kenyamanan

DataSubyektif : Sakit pada abdomen dengan intensitas dan lokasi yang berbeda,biasanya lama.

Data Obyektif : Wajah meringis,gelisah, merintih.

8.    Pernafasan

DataSubyektif : Perubahan pola nafas

9.    Keamanan

             Data Subyektif : Trauma baru /trauma karena kecelakaan.

             Data Obyektif : Dislokasigangguan kognitif, gangguan rentang gerak.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Defisit Volume cairan dan elektrolitberhubungan dengan perdarahan

Tujuan : Terjadi keseimbangan volume cairan.

              Intervensi     :

 1.     Kaji tanda-tanda vital

                    R/untuk mengidentifikasi defisit volume cairan

 2.    Pantau cairan parenteral dengan elektrolit,antibiotik dan vitamin

                    R/mengidentifikasi keadaan perdarahan

 3.    Kaji tetesan infus

                    R/awasi tetesan untuk mengidentifikasi kebutuhan cairan.

 4.    Kolaborasi : Berikan cairan parenteralsesuai indikasi.

                    R/ cara parenteral membantu memenuhikebutuhan nuitrisi tubuh.

 5.    Tranfusi darah

                   R/ menggantikan darah yang keluar.

Page 10: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

Nyeri berhubungan dengan adanya traumaabdomen atau luka penetrasi abdomen.

Tujuan : Nyeriteratasi

              Intervensi :

1.     Kaji karakteristik nyeri

                   R/ mengetahui tingkat nyeri klien.

2.    Beri posisi semi fowler.

                   R/ mengurngi kontraksi abdomen

3.    Anjurkan tehnik manajemen nyeri sepertidistraksi

                   R/ membantu mengurangi rasa nyeri dengan mengalihkan perhatian

4.    Kolaborasi pemberian analgetik sesuaiindikasi.

                   R/ analgetik membantu mengurangi rasanyeri.

5.    Managemant lingkungan yang nyaman

                 R/ lingkungan yang nyaman dapat memberikanrasa nyaman klien

Resiko infeksi berhubungan dengan tindakanpembedahan, tidak adekuatnya pertahanan

tubuh.

          Tujuan :Tidak terjadi infeksi

          Intervensi :

1.     Kaji tanda-tanda infeksi

             R/ mengidentifikasi adanya resiko infeksi lebih dini.

2.    Kaji keadaan luka

                       R/ keadaan luka yang diketahui lebih awal dapat mengurangi resiko infeksi.

3.    Kaji tanda-tanda vital

                       R/ suhu tubuh naik dapat di indikasikan adanya proses infeksi.

4.    Perawatan luka dengan prinsip sterilisasi

                       R/ teknik aseptik dapat menurunkan resiko infeksi nosokomial

5.    Kolaborasi pemberian antibiotik

     R/ antibiotikmencegah adanya infeksi bakteri dari luar

Page 11: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

Ansietas berhubungan dengan krisis situasidan perubahan status kesehatan

Tujuan : Ansietas teratasi

                  Intervensi :

1.    Kaji perilaku koping baru dan anjurkanpenggunaan ketrampilan yang berhasil pada waktu lalu

R/koping yang baik akan mengurangi ansietas klien.

2.    Dorong dan sediakan waktu untukmengungkapkan ansietas dan rasa takut dan berikan

penanganan

R/mengetahui ansietas, rasa takut klien bisa mengidentifikasi masalah dan untukmemberikan

penjelasan kepada klien.

3.    Jelaskan prosedur dan tindakan dan beripenguatan penjelasan mengenai penyakit

R/apabila klien tahu tentang prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, klienmengerti dan

diharapkan ansietas berkurang

4.    Pertahankan lingkungan yang tenang dantanpa stres

R/ lingkungan yang nyaman dapat membuat klien nyaman dalam menghadapi situasi

5.    Dorong dan dukungan orang terdekat

R/memotifasi klien

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengankelemahan fisik

Tujuan : Dapat bergerak bebas

Intervensi     :

1.     Kaji kemampuan pasien untuk bergerak

R/identifikasi kemampuan klien dalam mobilisasi

2.    Dekatkan peralatan yang dibutuhkan pasien

R/meminimalisir pergerakan kien

3.    Berikan latihan gerak aktif pasif

R/melatih otot-otot klien

4.    Bantu kebutuhan pasien

R/ membantu dalam mengatasi kebutuhan dasarklien

5.    Kolaborasi dengan ahli fisioterapi.

R/terapi fisioterapi dapat memulihkan kondisi klien

Page 12: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

DAFTAR PUSTAKA

Sjamsuhidayat. 1998. Buku Ajar Bedah.Jakarta : EGC

Doenges.2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan danPendokumentasian

perawatan pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC

Mansjoer,Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI : Jakarta

Hudak& Gallo. 2001. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC

Suddarth & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

http://www.primarytraumacare.org/ptcmam/training/ppd/ptc_indo.pdf/10,17,2009,13.10am

ASUHANKEPERAWATAN

PADA Tn. T DENGAN TRAUMATUMPUL ABDOMEN

DI RUANG BEDAH MINORRUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENGKAJIAN

1.    Identitas Klien

     Nama                                      :  Tn. T

     Umur                                      :  65 tahun

    Pendidikan                             :  SD

     Pekerjaan                                : Wiraswasta

     Agama                                    :  Islam

     Alamat                                    :  Tepurejo RT 3/2 Sumber Banjarsari Surakarta

     Tangga&JamPengkajian         : 15 Oktober 2009

2.    Identitas PenanggungJawab

Nama                                      :  Tn. W

Umur                                      :  41 tahun

Alamat                                    : Sumber Banjarsari Surakarta

Hubungandengan klien          :  Anak

3.     Riwayat Penyakit

a.      Keluhan Utama

     Sakit pada perut sebelah kanan.

Page 13: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

b.      Riwayat Penyakit Sekarang

2 jam yang lalusebelum masuk rumah sakit, ketika sedang mengendarai sepeda motor,

klienmengalami kecelakaan. Sepeda motor klien menabrak truk yang ada di depannya.Klien

terjatuh dengan posisi dada dan perut kanan membentur aspal. Setelahkejadian, klien masih bisa

pulang sendiri dengan mengendarai sepeda motornya.Tapi setelah beberapa saat di rumah, klien

merasa perut sebelah kanan ampegsampai punggung dan terasa sesak nafas. Oleh keluarga di

antar ke IGD RumahSakit Dr. Moewardi Surakarta.

c.      Riwayat Keluarga

    Keluarga dan klien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderitapenyakit serupa.

4.     Primary Survay

a.      Airway

     Bebas,tidak ada sumbatan, tidak ada secret

b.      Breathing

      Klienbernafas secara spontan. Klien menggunakan O22 l/menit

      R :26x/menit, pernafasan reguler

c.      Circulasi

      TD :120/80 mmHg

      N   :  88x/menit

       Capillaryreffil : < 2 detik

d.      Disability

      GCS : E4M5V6

      Kesadaran: Compos Mentis

e.      Exposure

      Terdapatluka lecet ,jejas dan hematoma pada abdomen sebelah kanan

5.    SecondarySurvay

a.      AMPLE

o   Alergi:

    Kliendan keluarga mengatakan klien tidak memiliki alergi, baik makanan ataupunobat-obatan.

o   Medicasi:

    Klien mengatakan sebelummasuk rumah sakit tidak mengkonsumsi obat apapun.

o   Pastillnes:

Page 14: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

    Klien sebelumnya pernahdi rawat di RS Dr. Moewardi Surakarta dengan penyakit paru-paru.

o   Lastmeal:

   Klien mengatakan sebelumkecelakaan, klien hanya minum segelas teh.

o   Environment

    Klien tinggal di daerahyang padat penduduknya.

b.     PemeriksaanHead To Toe

o   Kepala

    Bentuk simetris, rambutdan kulit kepala tampak cukup bersih. Kepala dapat digerakkan kesegala

arah,pupil isokor, sklera tidak ikhterik, konjungtiva tidak anemis. Hidung simetristidak ada

secret.

o   Leher

    Tidak ada kaku kuduk

o   Paru

   Inspeksi       : bentuk simetris, gerakanantara kanan dan kiri sama

   Palpasi         : fremitus vokalkanan dan kiri sama

    Perkusi        :sonor

   Auskultasi    : vesikuler

o    Abdomen

   Inspeksi       : terdapat jejas dan hematomapada abdomen sebelah kanan

   Auskultasi    : peristaltik usus 7x/menit

   Palpasi         : tidak adapembesaran hati

   Perkusi         : pekak

o     Ekstremitas

    Ekstermitas atas danbawah tidak ada oedem, turgor kulit baik. Kekuatan otot ektermitas atas

danbawah dalam batas normal.

6.    PemeriksaanPenunjang

    Hasil laboratoriumtanggal 15 -10-2009

   Hemoglobin            : 14,5 g/dl           (n :14-17,5 g/dl)

   Eritrosit                   : 5,05 106/ul        (n : 4,5-5,9106/ul)

   Leukosit                  : 12,1 103/ul        (n :4,0-11,3 103/ul)

   Hematokrit              :43,8%              (n : 40-52%)

Page 15: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

    Trombosit                : 204

    Goldarah                : O

   HBSAG                  : -

ANALISA DATA

No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem

1. DS :

Klien mengatakan sesak nafas

Klien mengatakan perut sebelah kanan

terasa ampeg

DO :

Klien gelisah

R : 26x/menit

Penurunan

ekspansi paru

Pola nafas tidak

efektif

2. DS :

Klien mengatakan perut sebelah kanan

sakit

P  : bila bergerak dan bernafas

Q : seperti tertusuk-tusuk

R : perut sebelah kanan

S  : 7

T  : hilang timbul

DO :

Klien tampak mengerang-erang menahan

sakit.

Terdapat luka lecet dan jejas pada

abdomen sebelah kanan

Trauma

abdomen

Nyeri akut

3. DS  : -

DO :

Terdapat luka lecet pada perut kanan

Terdapat jejas dan hematoma pada

abdomen sebelah kanan

Luka non-

penetrasi

abdomen

Resiko infeksi

Page 16: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

Hb : 14,5 g/dl

Leukosit : 12,1 103/ul

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Polanafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru

2.      Nyeriakut berhubungan dengan trauma abdomen.

3.      Resikoinfeksi berhubungan dengan luka non-penetrasi abdomen.

                  

NURSING CARE PLAN

No

Dx

Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1x15 menit,

pola nafas efektif

Dengan KH :

Klien mengatakan

sesak nafas berkurang

Klien rileks

Pernafasan normal :

20-24 x/ menit

Kaji pola nafas

Kaji tanda vital

Posisikan klien semi fowler

Beri oksigen sesuai indikasi

Untuk menentukan

intervensi yang tepat

Mengetahui

perkembangan klien

Mengurangi sesak

nafas

Mengurangi sesak

nafas

2. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

1x10 menit, nyeri

teratasi

Dengan KH :

Klien mengatakan

nyeri

berkurang/hilang

Klien tenang tidak

Kaji intensitas nyeri

Jelaskan penyebab nyeri

Beri posisi nyaman

Ajarkan teknik relaksasi

Kolaborasi pemberian

analgetik

Untuk menentukan

intervensi yang tepat.

Untuk menenangkan

klien dan keluarga.

Meningkatkan

kenyamanan klien.

Mengurangi

ketegangan otot

sehingga mengurangi

Page 17: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

mengerang-erang

kesakitan

Skala nyeri 1-3

nyeri.

Analgetik berfungsi

menghilangkan nyeri

3. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

1x20 menit, tidak

terjadi infeksi

Dengan KH :

Tidak ada tanda-tanda

infeksi

Tidak ada perdarahan

Suhu tubuh normal :

36-37

Pasang kateter

Pasang NGT

Pasang trail pada tempat tidur

klien

Ajurkan keluarga untuk

menemani klien

Monitor hasil laboratorium

terutama Hb

Kolaborasi pemberian

antibiotik

Untuk mengurangi

aktivitas klien.

Untuk mengetahui

adanya perdarahan

dalam.

Menurunkan resiko

cidera.

Memenuhi kebutuhan

klien.

Mengetahui

perkembangan klien

Mencegah infeksi

CATATAN PERAWATAN DAN PERKEMBANGAN

No

Dx

Tgl&Jam Implementasi Evaluasi TTD

1. 15 Okt 09

11.10

Mengkaji pola nafas klien

Memposisikan klien semi

fowler

Memberikan nasal kanul

2L/menit

S  :

klien mengatakan sesak

nafas berkurang

klien mengatkan lebih

nyaman

R  : 24x/menit

A  : masalah teratasi

P  : intervensi dihentikan

Rima

2. 11.25 Mengkaji tingkat nyeri

Memberikan injeksi ketorolak

2ml

S :

klien mengatakan nyeri

sedikit berkurang

Rima

Page 18: Asuhan Keperawatan Trauma Tumpul Abdomen

 Mengajarkan nafas dalam bila

nyeri timbul

O :

klien masih gelisah

klien masih tampak merintih

kesakitan

A :

masalah teratasi sebagian

P :

lanjutkan intervensi di

bangsal

3. 11.45 Memasang kateter

Memasang NGT

Mengambil sample darah

Memasang trail tempat tidur

Memonitor NGT

Memberikan injeksi cefotaxim

1g

S   : -

O :

urine jernih tidak ada

perdarahan.

Volume urine 200cc

Keluaran NGT cairan bersih

Hb : 14,5 g/dl

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

 lanjutkan intervensi di

bangsal

Rim