asuhan keperawatan pada pasien dengan perubahan eliminasi fekal

20

Click here to load reader

Upload: inaya-nurul

Post on 04-Aug-2015

175 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perubahan Eliminasi Fekal

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

PERUBAHAN ELIMINASI FEKAL

PENGKAJIAN

1. Riwayat kesehatan

Jelaskan riwayat kesehatan klien yang perlu dikaji secara mendalam oleh perawat

terkait dengan eliminasi fekal :

a. Penentuan pada pola eliminasi klien yang biasa.termasuk frekuensi dan waktu

defekasi dalam sehari.Pengkajian terkini tentang pola devekasi klien yang akurat

dapat di tingkatkan dengan meminta klien atau tenaga kesehatan melengkapi lembar

pencatatan eliminasi fekal/ defekasi(doughty,1992).Seperti pada penyuluhan

klien,perawat harus memastikan bahwa individu yang melengkapi lembaran

pencatatan memahami informasi yang harus ia tulis.

b. Identifkasi rutinitas yang di lakukan untuk meningkatkan eliminasi normal.contoh

rutinitas tersebut adalah konsumsi cairan panas,pengguanaan laksatif,pengonsumsia

makanan tertentu,atau mengambil waktu untuk defekasi selama kurun watu tertentu

dalam satu hari.

c. Gambaran setiap perubahan terbaru dalam pola eliminasi.informasi ini mungkin

merupakan informasi yang paling penting karena pola eliminasi bervariasi dan klien

dapat dengan sangat mudah mendeteksi adanya perubahan.

d. Diskripsi klien tentang karakteristik feses. Perawat menentukan warna khas

feses,konsistensi feses yang biasa encer ,padat,lunak,keras.

e. Riwayat diet. Perawata menetapkan jenis makanan yang klien inginkan dalam

sehari.Perawat menghitung penyajian buah- buahan,sayuran,sereal dan roti

f. Gambaran asupan cairan setiap hari hal ini meliputi tipe dan jumlah cairan.Klien

mungkin harus memperkirakan jumlah cairan dengan menggunakan cara pengukuran

yang biasa di gunakan di rumah.

g. Riwayat olahraga. Perawat meminta klien menjelaskan tipe dan jumlah olahraga

yang di lakukanya setiap hari secara spesifik.

h. Pengkajian penggunaan bantuan- bantuan di rumah. Perawat pengkaji klien

menggunakan enema, laksatif,atau makanan khusus sebelum defekasi.

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perubahan Eliminasi Fekal

i. Riwayat pembedahan yang mempengaruhi saluran GI.Informasi ini seringkali

membantu menjelaskan gejala- gejala yang muncul

j. Keberadaan dan status disfersi usus.apabila klien memiliki ostomi,perawat

mengkaji frekuensi drainase feses,karakter feses,penampilan dan kondisi

stoma(warna,pembengkakan,dan iritasi).Tipe perawatan yang digunakan ,dan

metode yang di gunakan untuk mempertahankan fungsi ostomi

k. Riwayat pengobatan. Perawat menanyakan apakah klien mengkonsumsi obat-

obatan(seperti laksatif,antasit,suplemen zat besi,analgesik) yang meungkin

mengubah defekasi atau karakteristik feses.

l. Status imosional.Emosi klien dapat mengubah frekuensi defekasi secara

bermakna.Selama pengkajian,obserfasi emosi klien,nada suara,dan sikap yang dapat

menunjukan perilaku penting yang mengindikasikan adanya stress.

m. Riwayat sosial. Klien mungkin memiliki banyak aturan dalam kehidupanya.Tempat

klien tinggal dapat mempengaruhi kebiasaan klien dalam defikasi dan

berkemih.Apabila klien tinggal di dalam rumah yang ditempati beberapa

orang,berapa banyak kamar mandi yang tersedia?apakah klien memiliki kamar

mandi sendiri ataukah mereka perlu menggunakan kamar mandi bersama- sama yang

menyebabkan mereka harus menyesuaikan,waktu dalam menggunakan kamar mandi,

untuk mengakomodasi kebutuhan orang lain yang tinggal bersama mereka?apabila

klien tinggal sendiri apakah mereka mampu berjalan ketoilet dengan aman?apabila

klien tidak dapat defekasi secara mandiri,perawat menentukan orang yang akan

membantu klien dan menentukan caranya.

n. Mobilitas dan ketangkasan.mobilitas dan ketangkasan klien perlu di evaluasi untuk

menentukan perlu tidaknya peralatan atau personel tambahan untuk membantu klien.

2. Pemeriksaan fisik

Perawata melakukan pengkajian fisik system dan fungsi tubuh kemungkinan

dipengaruhi oleh adanya masalah eliminasi.Pengkajian yang perlu dilaksanakan

ketika melakukan pemeriksaan fisik pada seorang klien untuk mengevaluasi fungsi

usus(Doughty,1992).

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perubahan Eliminasi Fekal

Metode Keterangan

Inspeksi Mulut, pengkajian meliputi inspeksi gigi, lidah,dan gusi klien.

Gigi yang buruk atau struktur gigi yang buruk mempengaruhi

kemampuan mengunyah.

Abdomen, perawat menginspeksi ke empat kuadran abdomen untuk

melihat warna, bentuk, kesimetrisan, dan warna kulit. Inspeksi juga

mencakup memeriksa adanya massa,gelombang peristaltic,jaringan

parut ,pola pembuluh darah vena, stoma,dan lesi. Dalam kondisi

normal,gelombang peristalis tidak terlihat.Namun,gelombang peristaltic

yang terlihat dapat merupakan tanda adanya opstruksi usus.

Distensi abdomen terlihat sebagai suatu tonjolan abdomen kearah luar

yang menyeluruh.Gas didalam usus,tumor berukuran besar,atau cairan

didalam rongga peritoneum dapat menyebabkan distensi.Distensi

abdomen terasa kencang dan kulit tampak tegang,seakan diregangkan.

Palpasi palpasi abdomen untuk melihat adanya massa atau area nyeri

tekan.Penting klien untuk rileks.Ketegangan oto-otot abdomen

mengganggu hasil palpasi organ atau massa yang berada dibawah

abdomen tersebut.

Palpasi Rektum, Perawat menginfeksi daerah disekitar anus untuk

melihat adanya lesi,perubahan warna,imflamasi,dan hemoroid.Kelainan

harus dicatat dengan cermat.Untuk memeriksa rectum,

perawat melakukan palpasi dengan hati-hati.Setelah mengenakan

sarung tangan sekali pakai,perawat mengoleskan lubrikan kejari

telunjuk.Kemudian perawat meminta klien mengedan dank lien saat

melakukannya,perawat memasukkan jari telunjuknya kedalam sfingter

anus yang sedang relaksasi menuju umbilicus klien.Spingter biasanya

berkonstriksi mengelilingi jari perawat.

Perawat harus mempalpasi semua sisi dinding rectum klien dengan

metode tertentu untuk mengetahui adanya nodul atau tekstur yang tidak

teratur.Mukosa rectum normalnya lunak dan halus.Mendorong jari

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perubahan Eliminasi Fekal

telunjuk dengan paksa kedinding rectum atau memasukkan jari telunjuk

yang terlalu jauh dapat menyebabkan ketidak nyamanan.

Perkusi Perkusi abdomenmen deteksi lesi,cairan,atau gas didalam

abdomen.Pemahaman tentang lima bunyi perkusi juga memungkinkan

identifikasi struktur abdominal yang berada dibawah abdomen .Gas

atau flatulen menghasilkan bunyi timfani.Massa,tumor,dan cairan

menghasilkan bunyi tumpul dalam perkusi .

Auskultasi Perawat mengauskultasi abdomen dengan menggunakan stetoskop

untuk mengkaji bising usus disetiap kuadran.Bising usus normal terjadi

setiap 5-15 detik dan berlangsung ½ sampai beberapa detik.

Sambil mengauskultasi perawat memperhatikan karakter dan frekuensi

bising usus.Peningkatan nada hentakan pada bising usus atau bunyi

“tinkling”(bunyi gemerincing) dapat terdengar,jika terjadi

distensi.Tidak adanya bising usus atau bising usus yang

hipoaktif(bising usus kurang dari 5 kali permenit).Terjadi jika klien

menderita ileus paralitik,seperti yang terjadi pada klien setelah

menjalani pembedahan abdomen.Bising usus yang bernada tinggi yang

hiperaktif (bising usus 35 kali atau lebih permenit)terjadi pada

obstruksi usus dan gangguan imflamasi.

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perubahan Eliminasi Fekal

3. Karakteristik fases

Karakteristik NORMAL ABNORMAL PENYEBAB

ABNORMAL

Warna Bayi : kuning, orang

dewasa

Putih atau

warna tanah liat

hitam atau

warnater

(melena)

Pucat

mengandung

lemak

perubahan yang

berbahaya.

Tidak ada kandung empedu pengonsumsian zat besi atau pereddaran saluran GI bagian atas

Bau Bau menyengat; dipengaruhi oleh tipe makanan

Perubahan yang

berbahaya ,

Darah di dalam

feses atau infeksi

Konsistensi Lunak , berbentuk Cair, padat Diare, penurunan

absobsi konstipasi

Frekuensi Bervariasi, bayi 4

sampai 6 kali ( jika

mengonsumsi

asi )atau smpai 3 x

sehari (jika

mengonsumsi susu

botol ) orang dewasa

stiap hari atau 2 – 3

kali seminggu

Bayi lebih dari 6 x

sehari , atau kurang

dari 1 kali setiap 12

hari , orang dewasa

lebih dari 3x sehari

atau kurang dari 1

minggu

Hipomotilitas atau

hipermotilitas

Jumlah 150 g per hari

( orang dewasa )

Benuk Menyerupai Sempit berbentuk Obstruksi peristaltik

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perubahan Eliminasi Fekal

diameter rektum pensil yang cepat

Unsur unsur Makanan tidak di

cerna , bakteri mati,

lemak , pigmen

empedu , sel sel

yang melapisi

mukosa, air

Darah, pus, materi

asing , lendir, cacing .

Perdarahan

internal , infeksi

materi materi yang

tertelan , iritasi ,

inflamasi .

4. Pemeriksaan diagnostik dan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mengahsilkan ionformasi yang bermanfaat

untuk memepelajari masalah eliminasi

a. Pemeriksaan laboratorium

Analisis kandungan feses di laboratorium dapat mendeteksi kondisi patologis

seperti tumor, perdarahan, dan infeksi.

1) Pemeriksaan Specimen feses

Teknik aseptik medis harus digunakan selama proses pengambilan

feses. Sekitar 25% bagian feses yang padat merupakan bakteri dari kolon,

sehingga perawat harus menggenakan sarung tangan sekali pakai saat

berhungan dengan specimen.

Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium untuk samar darah

(mikroskopik ) didalam feses dan kultur feses hanya membutuhkan sedikit

sampel. Perawat mengumpulkan sekitar 1 inchi feses padat atau 15-30 ml

feses diare yang encer. Pemeriksaan untuk mengukur haluaran lemak feses

membutuhkan 3-5 hari pengumpulan feses. Semua materi fases harus

disimpan di sepanjang waktu pemeriksaan.

Setelah mengambil fases kemudian wadah penampung ditutup

dengan rapat dan diberi dengan label dan melengkapi dengan formulir

laboratorium yang sesuai. Bebrapa test seperti pengukuran telur dan

parasit membutuhkan specimen yang di hangatkan. Karena dengan sushu

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perubahan Eliminasi Fekal

reuangan yang tetap dapat terjadi perubahan bakteriologis

yang ,mengubah hasil pemeriksaan

2) Tes guaiak

Merupakan tes laboratorium umum yang dapat dilakukan dirumah

atau disamping tempat tidur klien. Tes guaiak atau pemeriksaan darah

samar betujuan untuk menghitung jumlah darah mikroskopik di dalam

feses setiap hari.

Tes guaiak membantu memeprlihatakan darah yang tidak

terdeteksi secara visual. Test ini merupakan test skrining diagnostik yang

bermanfaat untuk kanker kolon.

Dalam keaadan normal sedikit darah akan dikeluarkan didalam

feses setiap hari akibat abrasi minor permukaan nasofaring dan permukaan

mulut. Dalam keadaan tidak normal jumlah kehilangan darah yang lebih

besar dari 50 ml yang berasal dari saluran GI bagian atas disebut melena.

Klien yang mendapatkan antikoagulan atau mengalami gangguan

pendarahan atau gangguan pada saluran GI yang diketahui menyebabkan

pedarahan aharus di test dengan mengguankan test guaiak.

b. Cara pengambilan spesimen feses

1) alat untuk Pengumpulan spesimen feses

Pispot atau commode yang bersih atau steril

Sarung tangan disposable

Wadah spesimen dari plastik atau karton (berlabel) dengan penutup atau

hapusan steril pada tabung periksa untuk kultur feses, sesuai kebijakan

yang ada

Dua spatel

Handuk kertas

Slip permintaan laboratorium yang berisi lengkap

Penyeger udara

2) Pemeriksaan feses untuk darah samar

Pispot atau commode yang bersih

Sarung tangan disposable

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perubahan Eliminasi Fekal

Dua spatel

Handuk kertas

3) Persiapan

Kumpulkan peralatan yang diperlukan. Pasang tanda dikamar mandi klien bila

diperlukan spesimen feses sesuai waktu.

4) Pelaksanaan

Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut

perlu dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerjasama. Diskusikan

bagaimana hasil pemeriksaan dapat digunakan untuk merencanakan

perawatan atau pengobatan selanjutnya.

Berikan informasi dan instruksi berikut kepada klien yang dapat berjalan

Tujuan pengambilan spesimen feses dan bagaimana klien dapat

memebantu mengumpulkannya.

Defekasi pada pispot atau commode yang bersih atau steril

Jangan sampai spesimen terkontaminasi dengan urin atau rabas

menstruasi jika memungkinkan. Berkemih dahulu sebelum

mengumpulkan spesimen.

Jangan membuang tisu toilet kedalam pispot setelah devekasi, karena

kandungan kertas dapat memengaruhi analisis laboratorium

Beritahu perawat secepat mungkin setelah devekasi, terutama setelah

mendapatkan spesimen yang perlu segera dikirim kelaboratorium.

5) Prosedur

a) Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lainnya yang

sesuai.

b) Ketika mengambil sampel feses, yaitu saat membawa pispot klien, saat

memindahkan sampel feses ke wadah spesimen, saat membuang sisa

feses pada pispot, perawat melakukan teknik eseptik medis secara

cermat.

c) Berikan privasi klien

d) Bantu klien yang memerlukan bantuan

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perubahan Eliminasi Fekal

Bantu klien ke commode ataua pispot yang diletakkan diatas

kursi disamping tempat tidur atau dibawah dudukan toilet

dikamar mandi

Setelah klien devekasi, tutup pidpot atau commode. Menutup

pispot dapat mengurangi bau dan rasa malu pada klien

Pasang sarung tangan untuk menghindari kontaminasi pada

tangan, dan bersihkan klien sesuai kebutuhan. Inspeksi kulit

sekitar anus untuk memeriksa aadanya iritasi, terutama bila

klien sering devekasi dan fesesnya cair.

e) Pindahkan sejumlah feses yang dibutuhkan kedalam wadah spesimen

feses.

Gunakan satu atau dua spatel untuk memindahkan sejumlah

atau semua feses kedalam wadah spesimen, hati hati agar tidak

mengontaminasi bagian luar wadah. Jumlah feses yang dikirim

bergantung pada tujuan pengumpulan spesimen feses.

Biasanya, pemeriksaan cukup membutuhkan 2,5 cm feses yang

berbentuk atau 15-30 ml feses cair. Untuk beberapa spesimen

waktu seluruh feses yang keluar mungkin perlu dikirimkan.

Pus, mukus atau darah yang terlihat harus disertakan dalam

sampel.

Untuk kultur, masukkan swab steril kedalam spesimen feses,

terutama pada tempat yang terdapat bahan fekal purulen.

Letakkan swab kedalam tabung periksa steril dengan

menggunakan teknik steril.

6) Prosedur periksa darah samar sebagai berikut :

a) Pilih alat periksa

b) Pasang sarung tangan

c) Ikuti petunjuk pabrik, sebagai contoh :

Untuk uji Guaiac, pulaskan feses dengan tipis pada handuk

kertas atau kertas saring dengan spatel, dan teteskan reagen

keatas pulasan tersebut sesuai petunjuk.

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perubahan Eliminasi Fekal

Untuk hematest, pulaskan feses dengan tipis pada kertas saring,

letakkan tablet ditengah spesimen, dan tambahkan dua tetes air

sesuai petunjuk

Untuk slide Hemoccult, pulaskan feses dengan tipis diatas

lingkaran di dalam pembungkus, dan teteskan reagen ke atas

pulasan.

d) Perhatikan reaksi. Untuk semua pemeriksaan, warna biru

mengidentifikasikan basil positif yaitu adanya darah samar.

Bungkus spatel yang sudah dibunakan dengan handuk kertas sebelum

membuangnya ke dalam wadah pembuangan. Tindakan ini membantu

mencegah penyebaran mikroorganisme melalui kontak dengan benda

lain.

e) Tutup wadah segera setelah spesimen berada didalam wadah. Menutup

wadah dengan segera dapat mencegah penyebaran microorganisme.

f) Pastikan klien dengan keadaan nyaman.

g) Kosongkan dan bersihkan pispot dan letakkkan kembali ketempatnya.

h) Lepaskan dan buang sarung tangan

i) Gunakan penyegar udara untuk menghilangkan bau. Kecuali

dikontraindikasikan untuk klien misalnya semprotan yang dapat

meningkatkan dyspnea.

j) Berilah label dan kirimkan spesimen ke laboratorium.

k) Pastikan informasi yang benar terdapat pada slip permintaan

laboratorium dan pada label yang melekat kuat di wadah spesimen.

Identifikasi spesimen yang tidak benar dapat menyebabkan kesalahan

diagnostik untuk klien.

l) Atur spesimen agar dibawa kelaboratorium. Spesimen untuk kultur

atau pemeriksaan parasit perlu segera dikirim. Bila tidak

memungkinkan, ikuti petunjuk pada wadah spesimen. Pada beberapa

institusi. Pendinginan di indikasikan karena perubahan bakteriologis

terjadi pada spesimen feses dalam suhu ruangan. Jangan meletakkan

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perubahan Eliminasi Fekal

spesimen feses dalam tempat pendinginan yang berisi makanan dan

obat-obatan untuk mencegah kontaminasi.

m) Dokumentasikan semua informasi yang relevan.

n) Catat pengumpulan spesimen pada catatan klien dan pada rencana

keperawatan yang lain meliputi hari dan waktu pengumpulan dan

seluruh pengkajian keperawatan (warna, bau, konsistensi dan jumlah

feses).

o) Untuk pemeriksaan darah samar, catat tipe alat pemeriksaan yang

digunakan dan reaksi yang terjadi .

7) Pertimbangan feses sesuai usia

Spesimen feses :

a) Bayi

Untuk mengumpulkan spesimen feses bayi, feses diambil dari popok.

b) Anak

Seseorang anak yang sudah melalui toilet training, seharusnya

dapat mnegambil spesimen feses tetapi mungkin perlu bantuan dari

orangtuanya.

Ketika menginformasikan prosedur pada anak, gunakan kata kata

yang sesuai pada usia anak daripada istilah medis.

c) Lansia

Lansia mungkin perlu bantuan jika spesimen feses serial

diperlukan.

c. Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostik untuk visualisasi struktur GI dapat dialkuakan melalui

pendekatan langsung ataupun tidak langsung.

1) Visualisasi langsung

Instrument yang dimasukkan kedalam mulut (untuk melihat saluran GI

pada bagian atas) atau dimasukkan kedalm rectum (untuk meliuhat saluran GI

bagian bawah) memungkinkan untuk menginspeksi integritas lender,

pembuluh darah, dan bagaian organ tubuh.

a) Endoskop fiberoptik

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perubahan Eliminasi Fekal

Merupakan sebuah instrument optic yang dilengkapi dengan lensa

pengamat, selang fleksibel yang panjang, dan sebuah sumber cahaya

pada bagian ujungnya. Alat ini memungkinkan penampakan struktur

pada ujung selang dan pemasukkan instrument khusus untuk biopsi.

b) Proktoskopi dan sigmoidoskopi

Merupakan instrument yang kaku, berbentuk selang yang

dilengkapi dengan sumber cahaya. sigmoidoskopi memungkinkan

visualisasi anus, rectum, dan colom sigmoid. Prostokopi

memungkinkan visualisasi anus dan rectum. Prostokopi terlihat seperti

speculum dengan sebuah lampu, instrument ini kurang fleksibel di

bandingkan fiberoptik dan lebih berpotensi menimbulkan gangguan

kenyamanan.

c) Endoskopi atau gastroskopi UGI memungkinkan visualisasi

esophagus, lambung, dan duodenum. Digunakan untuk menginspeksi

tumor, perubahan paskuler, imflamasi mukosa, ulkus, hernia, dan

obstruksi. Sebuah gastroskop akan membantu tim medis dalam

mengambil specimen jaringan (biopsy), mengangkat pertumbuhan

jaringan yang abnormal( polip) dan sumber-sumber darah samar dari

perdarahan.

2) Visualisasi tidak langsung

Apabila visualisasi langsung tidak memungkinkan seperti struktur GI yang

lebih dalam tim medis dapat mengandalkan sinar X tidak langsung. Klien

menelan media kontras atau media diberikan sebagai enema. Slah satu media

yang paling umum digunakan adalah barium, suatu substansi radioopaq

berwarna putih menyerupai kapur, diminumkan klien seperti milkshake.

Barium digunakan dalam pemeriksaan UGI dan barium enema. Media kontras

biasanya dilengkapi dengan penyedap rasa.

Pemeriksaan GI pada bagian atas adalah pemeriksaan media kontras yang

ditelan dengan menggunakan sinar X, yang memungkinkan dapat dilihat

esophagus bagian bawah, lambung.

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perubahan Eliminasi Fekal

Pelaksanaan test yang berlanjut sampai ke usus kecil memungkinkan dapat

diperiksanya usus halus. Aliran barium yang melalui usus dapat

menunjukkkan adanya masalah motilitas barium enema memungkinkan

visualisasi tidak langsung kolon bagian bawah untuk menunjukkan lpkasi

tumor, polip dan divertikulum.