asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
1/19
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT
PARU OBSTRUKTIF KRONIK
TINJAUAN TEORI
I. DEFINISI
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (COPD) merupakan suatu istilah yang sering
digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh
peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya.
Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan COPD adalah :
Bronhitis kronis! emfisema paru-paru dan asthma bronhiale (" #elt$er! %&&' : )*.
+etapi dalam suatu ,egara! yang termasuk didalam COPD adalah emfisema paru-paru dan Bronhitis Kronis. ,ama lain dari COPD adalah Chroni Obstrutie /ir0ay
Disease dan Chroni Obstrutie 1ung Diseases (CO1D)
II. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Anatomi fisioo!i Pa"#$%a"#
#erupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-gelembung
(gelembung ha0a 2 aleoli). 3elembung-gelembung aleoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan
endotel. 4ika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang & m% pada lapisan inilah
ter5adi pertukaran udara! O% masuk ke dalam darah dan C&% dikeluarkan dari darah.
Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 6&&.&&&.&&& buah (paru-paru kiri dan
kanan).
Pembagian paru-paru7 paru-paru dibagi % (dua) :
'. Paru-paru kanan! terdiri dari 8 lobus (belah paru)! 1obus Pulmo dekstra superior!
1obus media! dan lobus inferior. +iap lobus tersusun oleh lobulus.
%. Paru-paru kiri! terdiri dari7 Pulmo sinester lobus superior dan lobus inferior. +iap-tiap
lobus terdiri dari belahan-belahan yang lebih keil bernama segment.
Paru-paru kiri mempunyai '& segmen yaitu7 (lima) buah segment pada lobus
superior! dan (lima) buah segment pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai '& segmen
yaitu7 (lima) buah segmen pada lobus superior7 % (dua) buah segmen pada lobus medialis!
dan 8 (tiga) buah segmen pada lobus inferior. +iap-tiap segmen ini masih terbagi lagi
men5adi belahan-belahan yang bernama lobulus.
Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh 5aringan ikal yang berisi
pembuluh-pembuluh darah getah bening dan saraf-saraf! dalam tiap-tiap lobulus terdapat
sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus! bronkiolus ini berabang-abang banyak sekali!
abang-abang ini disebut duktus aleolus. +iap-tiap duktus aleolus berakhir pada aleolus
yang diameternya antara &!% - &!8 mm.
L&ta' %a"#$%a"#.
1
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
2/19
Pada rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada9kaum mediastinum.
Pada ba-gian tengah iiu trdapal lampuk paiu-paru alau hilus Pada mediastinum depan
terletak 5antung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi
men5adi % (dua):
'. Pleura iseral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru-paru.
%. Pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar
/ntara kedua pleura ini terdapat rongga (kaum) yang disebut kaum pleura. Pada
keadaan normal! kaum pleura ini akum9hampa udara sehingga paru-paru dapat
berkembang kempis dan 5uga terdapat sedikit airan (eskudat) yang berguna untuk
meminyaki permukaannya (pleura)! menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding
dada dimana se0aktu bernapas bergerak.
P&m(##) *a"a) %a*a %a"#
"irkulasi pulmonar berasal dari entrikel kanan yang tebal dinding '98 dan tebal
entrikel kiri! Perbedaan ini menyebabkan kekuatan kontraksi dan tekanan yang
ditimbulkan 5auh lebih keil dibandingkan dengan tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi
entrikel kiri. "elain aliran melalui arteri pulmonal ada darah yang langsung mengalir ke
paru-paru dad aorta melalui arteri bronkialis. Darah ini adalah darah kaya oksigen (oyge-
nated) dibandingkan dengan darah pulmonal yang relatif kekurangan oksigen.
Darah ini kembali melalui ena pulmonalis ke atrium kiri. /rteri pulmonalis
memba0a darah yang sedikit mengandung &%dari entrikel kanan ke paru-paru. Cabang-abangnya menyentuh saluran-saluran bronkial sampai ke aleoli halus. /leoli itu
membelah dan membentuk 5aringan kapiler! dan 5aringan kapiler itu menyentuh dinding
aleoli (gelembung udara). 4adi darah dan udara hanya dipisahkan oleh dinding kapiler.
Dari epitel aleoli! akhirnya kapiler men5adi satu sampai men5adi ena pulmonalis dan
se5a5ar dengan abang tenggorok yang keluar melalui tampuk paru-paru ke serambi 5antung
kiri (darah mengandung &%)! sisa dari ena pulmonalis ditentukan dari setiap paru-paru oleh
ena bronkialis dan ada yang menapai ena kaa inferior! maka dengan demikian paru-
paru mempunyai persediaan darah ganda.
Kapasitas paru-paru. #erupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara
didalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan sebagai berikut :
'. Kapasitas total. ;aitu 5umlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspirasi
sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang kita dapat tergantung pada beberapa
hal: Kondisi paru-paru! umur! sikap dan bentuk seseorang!
%. Kapasitas ital. ;aitu 5umlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi
maksima.l Dalam keadaan yang normal kedua paru-paru dapat menampung udara
sebanyak < liter
8. =aktu ekspirasi. Di dalam paru-paru masih tertinggal 8 liter udara. Pada 0aktu kita
bernapas biasa udara yang masuk ke dalam paru-paru %.>&& m8 (% '9%liter)
?. 4umlah pernapasan. Dalam keadaan yang normal: Orang de0asa: '> - '@ 9menit!
/nak-anak kira-kira : %? 9menit! Bayi kira-kira : 8& 9menit! Dalam keadaan
2
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
3/19
tertentu keadaan tersebut akan berubah! misalnya akibat dari suatu penyakit!
pernafasan bisa bertambah epat dan sebaliknya.
Beberapa hal yang berhubungan dengan pernapasan7 bentuk menghembuskan napas
dengan tiba-tiba yang kekuatannya luar biasa! akibat dari salah satu rangsangan baik yang
berasal dari luar bahan-bahan kimia yang merangsang selaput lendir di 5alan pernapasan.
Bersin. Pengeluaran napas dengan tiba-tiba dari terangsangnya selaput lendir hidung! dalam
hal ini udara keluar dari hidung dan mulut
III. KLASIFIKASI
Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik adalah sebagai
berikut7
B"on'itis '"oni'
Bronkitis merupakan definisi klinis batuk-batuk hampir setiap hari disertai pengeluarandahak! sekurang-kuranganya 8 bulan dalam satu tahun dan ter5adi paling sedikit selama %
tahun berturut-turut.
Etioo!i
+erdapat 8 5enis penyebab bronhitis akut! yaitu :
'. Anfeksi : stafilokokus! sterptokokus! pneumokokus! haemophilus influen$ae.
%. /lergi
8. angsang : misal asap pabrik! asap mobil! asap rokok dll
Bronhitis kronis dapat merupakan komplikasi kelainan patologik yang mengenai beberapa
alat tubuh! yaitu :
'. Penyakit 4antung #enahun! baik pada katup maupun myoardium. Kongesti
menahun pada dinding bronhus melemahkan daya tahannya sehingga infeksi
bakteri mudah ter5adi.
%. Anfeksi sinus paranasalis dan ongga mulut! merupakan sumber bakteri yang dapat
menyerang dinding bronhus.
8. Dilatasi Bronhus (Bronhietasi)! menyebabkan gangguan susunan dan fungsi
dinding bronhus sehingga infeksi bakteri mudah ter5adi.
okok! yang dapat menimbulkan kelumpuhan bulu getar selaput lender bronhus
sehingga drainase lendir terganggu. Kumpulan lendir tersebut merupakan media yang baik
untuk pertumbuhan bakteri
Patofisioo!i
Bronhitis akut dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat timbul kembali
sebagai eksaserbasi akut dari bronhitis kronis. Pada infeksi saluran nafas bagian atas!
biasanya irus! seringkali merupakan a0al dari serangan bronhitis akut. Dokter akan
mendiagnosa bronhitis kronis 5ika klien mengalami batuk atau produksi sputum selama
beberapa hari 8 bulan dalam ' tahun dan paling sedikit dalam % tahun berturut-turut.
Bronhitis timbul sebagai akibat dari adanya paparan terhadap agent infeksi maupun non-
infeksi (terutama rokok tembakau). Aritan akan menyebabkan timbulnya respon inflamasi
yang akan menyebabkan asodilatasi! kongesti! edema mukosa dan bronhospasme.
3
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
4/19
Klien dengan bronhitis kronis akan mengalami :
'. Peningkatan ukuran dan 5umlah kelen5ar mukus pada bronhi besar! yang mana akan
meningkatkan produksi mukus.
%. #ukus lebih kental
8. Kerusakan fungsi illiary sehingga menurunkan mekanisme pembersihan mukus. Olehkarena itu! muoilliary defene dari paru mengalami kerusakan dan meningkatkan
keenderungan untuk terserang infeksi. Ketika infeksi timbul! kelen5ar mukus akan
men5adi hipertropi dan hiperplasia sehingga produksi mukus akan meningkat.
?. Dinding bronhial meradang dan menebal (seringkali sampai dua kali ketebalan
normal) dan mengganggu aliran udara. #ukus kental ini bersama-sama dengan
produksi mukus yang banyak akan menghambat beberapa aliran udara keil dan
mempersempit saluran udara besar. Bronhitis kronis mula-mula mempengaruhi
hanya pada bronhus besar! tetapi biasanya seluruh saluran nafas akan terkena.
. #ukus yang kental dan pembesaran bronhus akan mengobstruksi 5alan nafas!
terutama selama ekspirasi. 4alan nafas mengalami kollaps! dan udara terperangkap
pada bagian distal dari paru-paru. Obstruksi ini menyebabkan penurunan entilasi
aleolar! hypoia dan asidosis.
>. Klien mengalami kekurangan oksigen 5aringan 7 ratio entilasi perfusi abnormal
timbul! dimana ter5adi penurunan PaO%. Kerusakan entilasi dapat 5uga meningkatkan
nilai PaCO%.
6. Klien terlihat yanosis. "ebagai kompensasi dari hipoemia! maka ter5adi polisitemia
(oerproduksi eritrosit). Pada saat penyakit memberat! diproduksi se5umlah sputum
yang hitam! biasanya karena infeksi pulmonary.
@. "elama infeksi klien mengalami reduksi pada EF dengan peningkatan pada F dan
C. 4ika masalah tersebut tidak ditanggulangi! hypoemia akan timbul yang
akhirnya menu5u penyakit or pulmonal dan CG
Emfis&ma %a"#
paru merupakan suatu definisi anatomik! yaitu suatu perubahan anatomik paru yang
ditandai dengan melebarnya seara abnormal saluran udara bagian distal bronkus terminalis!
yang disertai kerusakan dinding aleolus. "esuai dengan definisi tersebut! maka 5ika
ditemukan kelainan berupa pelebaran ruang udara (aleolus) tanpa disertai adanya destruksi
5aringan maka keadaan ini sebenarnya tidak termasuk emfisema! melainkan hanya sebagai
oerinflation.
Pato!&n&sis
+erdapat ? perubahan patologik yang dapat timbul pada klien emfisema! yaitu:
'. Gilangnya elastisitas paru. Protease (en$im paru) merubah atau merusakkan aleolidan saluran nafas keil dengan 5alan merusakkan serabut elastin. /kibat hal tersebut!
kantung aleolar kehilangan elastisitasnya dan 5alan nafas keil men5adi kollaps atau
menyempit. Beberapa aleoli rusak dan yang lainnya mungkin dapat men5adi
membesar.
%. Gyperinflation Paru Pembesaran aleoli menegah paru-paru untuk kembali kepada
posisi istirahat normal selama ekspirasi.
4
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
5/19
8. +erbentuknya Bullae Dinding aleolar membengkak dan berhubungan untuk
membentuk suatu bullae (ruangan tempat udara) yang dapat dilihat pada pemeriksaan
H ray.
?. Kollaps 5alan nafas keil dan udara terperangkap Ketika klien berusaha untuk
ekshalasi seara kuat! tekanan positif intratorak akan menyebabkan kollapsnya 5alannafas
Ti%& Emfis&ma
+erdapat tiga tipe dari emfisema :
'. Emfisema Centriolobular. #erupakan tipe yang sering munul! menghasilkan
kerusakan bronhiolus! biasanya pada region paru atas. Anflamasi berkembang
pada bronhiolus tetapi biasanya kantung aleolar tetap bersisa.
%. Emfisema Panlobular (Panacinar).#erusak ruang udara pada seluruh asinus dan
biasanya termasuk pada paru bagian ba0ah. Bentuk ini bersama disebut
entriainar emfisema! timbul sangat sering pada seorang perokok.
8. Emfisema Paraseptal. #erusak aleoli pada lobus bagian ba0ah yang
mengakibatkan isolasi dari blebs sepan5ang perifer paru. Paraseptal emfisema
diperaya sebagai sebab dari pneumothora spontan. Panainar timbul pada orang
tua dan klien dengan defisiensi en$im alpha-antitripsin. Pada keadaan lan5ut!
ter5adi peningkatan dyspnea dan infeksi pulmoner! seringkali Cor Pulmonal (CG
bagian kanan) timbul.
Patofisioo!i
Emfisema merupakan kelainan dimana ter5adinya kerusakan pada dinding aleolar!
yang mana akan menyebabkan oerdistensi permanen ruang udara. Per5alanan udara
terganggu akibat dari perubahan ini. Kesulitan selama ekspirasi pada emfisema merupakan
akibat dari adanya destruksi dinding (septum) diantara aleoli! kollaps 5alan nafas sebagian
dan kehilangan elastisitas reoil.
Pada saat aleoli dan septa kollaps! udara akan tertahan diantara ruang aleolar
(disebut blebs) dan diantara parenkim paru (disebut bullae). Proses ini akan menyebabkan
peningkatan entilatory pada dead spae atau area yang tidak mengalami pertukaran gas
atau darah. Ker5a nafas meningkat dikarenakan ter5adinya kekurangan fungsi 5aringan paru
untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Emfisema 5uga menyebabkan destruksi kapiler paru! lebih lan5ut ter5adi penurunan
perfusi oksigen dan penurunan entilasi. Pada beberapa tingkat emfisema dianggap normal
sesuai dengan usia! tetapi 5ika hal ini timbul pada a0al kehidupan (usia muda)! biasanya
berhubungan dengan bronhitis kronis dan merokok.
Asma
5
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
6/19
/sma merupakan suatu penyakit yang diirikan oleh hipersensitiitas abang-abang
trakeobronkial terhadap pelbagai 5enis rangsangan. Keadaan ini bermanifestasi sebagai
penyempitan saluran-saluran napas seara periodi dan reersible akibat bronkospasme
B"on'i&'tasis
Bronkiektasis adalah dilatasi bronkus dan bronkiolus kronik yang mungkin disebabkan oleh
berbagai kondisi! termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus! aspirasi benda asing!
muntahan! atau benda-benda dari saluran pernapasan atas! dan tekanan terhadap tumor!
pembuluh darah yang berdilatasi dan pembesaran nodus limfe
I+. ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini belum diketahui. Penyakit ini dikaitkan dengan faktor-faktor
risiko yang terdapat pada penderita antara lain:'. #erokok sigaret yang berlangsung lama
%. Polusi udara
8. Anfeksi peru berulang
?. Imur
. 4enis kelamin
>. as
6. Defisiensi alfa-' antitripsin
@. Defisiensi anti oksidan
Pengaruh dari masing-masing faktor risiko terhadap ter5adinya PPOK adalah saling
memperkuat dan faktor merokok dianggap yang paling dominan
+. PATOFISIOLOGI
ungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang disebabkan
elastisitas 5aringan paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam usia yang lebih lan5ut!
kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat berkurang sehingga sulit bernapas.
ungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang! yakni 5umlah oksigen
yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Konsumsi oksigen sangat
erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru. Berkurangnya fungsi paru-paru 5uga
disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi entilasi paru.
aktor-faktor risiko tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi bronkus dan
5uga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus terminalis. /kibat dari kerusakanakan ter5adi obstruksi bronkus keil (bronkiolus terminalis)! yang mengalami penutupan
atau obstruksi a0al fase ekspirasi. Idara yang mudah masuk ke aleoli pada saat inspirasi!
pada saat ekspirasi banyak ter5ebak dalam aleolus dan ter5adilah penumpukan udara (air
trapping).
6
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
7/19
Gal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala akibatnya.
/danya obstruksi pada a0al ekspirasi akan menimbulkan kesulitan ekspirasi dan
menimbulkan peman5angan fase ekspirasi. ungsi-fungsi paru: entilasi! distribusi gas!
difusi gas! maupun perfusi darah akan mengalami gangguan (Brannon! et al! '8).
+I. TANDA DAN GEJALA
+anda dan ge5ala akan mengarah pada dua tipe pokok:
'. #empunyai gambaran klinik dominant kearah bronhitis kronis (blue bloater).
%. #empunyai gambaran klinik kearah emfisema (pink puffers).
+anda dan ge5alanya adalah sebagai berikut:
'. Kelemahan badan
%. Batuk
8. "esak napas
?. "esak napas saat aktiitas dan napas berbunyi
. #engi atau 0hee$e
>. Ekspirasi yang meman5ang
6. Bentuk dada tong (Barrel Chest) pada penyakit lan5ut
@. Penggunaan otot bantu pernapasan
. "uara napas melemah
'&. Kadang ditemukan pernapasan paradoksal
''. Edema kaki! asites dan 5ari tabuh
+II. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penun5ang yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Radiologist
Pada bronhitis kronik seara radiologis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:'. +ubular shado0s atau farm lines terlihat bayangan garis-garis yang parallel! keluar
dari hilus menu5u apeks paru. Bayangan tersebut adalah bayangan bronkus yang
menebal.
%. Corak paru yang bertambah
Pada emfisema paru terdapat % bentuk kelainan foto dada yaitu:
'. 3ambaran defisiensi arteri! ter5adi oerinflasi! pulmonary oligoemia dan bula.
Keadaan ini lebih sering terdapat pada emfisema panlobular dan pink puffer.
%. Corakan paru yang bertambah.
2. Pemeriksaan faal paru
Pada bronhitis kronik terdapat FEP' dan KF yang menurun! F yang bertambah dan
K+P yang normal. Pada emfisema paru terdapat penurunan FEP'! KF! dan K/E#
7
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
8/19
(keepatan arum ekspirasi maksimal) atau #E (maimal epiratory flo0 rate)!
kenaikan K dan F! sedangkan K+P bertambah atau normal. Keadaan diatas lebih
5elas pada stadium lan5ut! sedang pada stadium dini perubahan hanya pada saluran napas
keil (small air0ays). Pada emfisema kapasitas difusi menurun karena permukaan aleoli
untuk difusi berkurang.
3. Anaisis !as *a"a)
Pada bronhitis PaCO%naik! saturasi hemoglobin menurun! timbul sianosis! ter5adi
asokonstriksi askuler paru dan penambahan eritropoesis. Gipoksia yang kronik
merangsang pembentukan eritropoetin sehingga menimbulkan polisitemia. Pada kondisi
umur ->& tahun polisitemia menyebabkan 5antung kanan harus beker5a lebih berat dan
merupakan salah satu penyebab payah 5antung kanan.
4. P&m&"i'saan EKG
Kelainan yang paling dini adalah rotasi lok 0ise 5antung. Bila sudah terdapat kor
pulmonal terdapat deiasi aksis kekanan dan P pulmonal pada hantaran AA! AAA! dan aF.
Foltase J" rendah Di F' rasio 9" lebih dari ' dan F> rasio 9" kurang dari '. "eringterdapat BBB inkomplet.
5. K#t#" s%#t#m, #nt#' m&n!&ta)#i %&to!&n %&n-&(a( inf&'si .
. La(o"ato"i#m *a"a) &n!'a%
+III. PENATALAKSANAAN
+u5uan penatalaksanaan PPOK adalah:
'. #emeperbaiki kemampuan penderita mengatasi ge5ala tidak hanya pada fase akut! tetapi
5uga fase kronik.
%. #emperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktiitas harian.
8. #engurangi la5u progresiitas penyakit apabila penyakitnya dapat dideteksi lebih a0al.
Penatalaksanaan PPOK pada usia lan5ut adalah sebagai berikut:
'. #eniadakan faktor etiologi9presipitasi! misalnya segera menghentikan merokok!
menghindari polusi udara.
%. #embersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai ara.
8. #emberantas infeksi dengan antimikroba. /pabila tidak ada infeksi antimikroba tidak
perlu diberikan. Pemberian antimikroba harus tepat sesuai dengan kuman penyebab
infeksi yaitu sesuai hasil u5i sensitiitas atau pengobatan empirik.
?. #engatasi bronkospasme dengan obat-obat bronkodilator. Penggunaan kortikosteroid
untuk mengatasi proses inflamasi (bronkospasme) masih kontroersial.
. Pengobatan simtomatik.
>. Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul.
6. Pengobatan oksigen! bagi yang memerlukan. Oksigen harus diberikan dengan aliran
lambat ' - % liter9menit.
+indakan rehabilitasi yang meliputi:
'. isioterapi! terutama bertu5uan untuk membantu pengeluaran seret bronkus.
8
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
9/19
%. 1atihan pernapasan! untuk melatih penderita agar bisa melakukan pernapasan yang
paling efektif.
8. 1atihan dengan beban oalh raga tertentu! dengan tu5uan untuk memulihkan kesegaran
5asmani.
?. Foational guidane! yaitu usaha yang dilakukan terhadap penderita dapat kembali
menger5akan peker5aan semula.
Pat)o!&n&sis P&nataa'sanaan /M&*is0
'. Penegahan : #enegah kebiasaan merokok! infeksi! dan polusi udara
%. +erapi eksaserbasi akut di lakukan dengan :
'. /ntibiotik! karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi
Anfeksi ini umumnya disebabkan oleh G. Anfluen$a dan ". Pneumonia! maka digunakan
ampisilin ? &.%-&.>9hari atau eritromisin ?&.>9hari /ugmentin (amoksilin dan
asam klaulanat) dapat diberikan 5ika kuman penyebab infeksinya adalah G. Anfluen$a
dan B. Caarhalis yang memproduksi B. 1aktamase Pemberiam antibiotik seperti
kotrimaksasol! amoksisilin! atau doksisiklin pada pasien yang mengalami eksaserbasi
akut terbukti memperepat penyembuhan dan membantu memperepat kenaikan peak
flo0 rate. ,amun hanya dalam 6-'& hari selama periode eksaserbasi. Bila terdapat
infeksi sekunder atau tanda-tanda pneumonia! maka dian5urkan antibiotik yang kuat.
%. +erapi oksigen diberikan 5ika terdapat kegagalan pernapasan karena hiperkapnia dan
berkurangnya sensitiitas terhadap CO%
8. isioterapi membantu pasien untuk mengelurakan sputum dengan baik.
?. Bronkodilator! untuk mengatasi obstruksi 5alan napas! termasuk di dalamnya golongan
adrenergik b dan anti kolinergik. Pada pasien dapat diberikan salbutamol mg dan atau
ipratopium bromida %& mg diberikan tiap > 5am dengan nebuli$er atau aminofilin &!%
- &!> AF seara perlahan.
8. +erapi 5angka pan5ang di lakukan :
'. /ntibiotik untuk kemoterapi preentif 5angka pan5ang! ampisilin ?&!%-&!9hari dapatmenurunkan ke5adian eksaserbasi akut.
%. Bronkodilator! tergantung tingkat reersibilitas obstruksi saluran napas tiap pasien
maka sebelum pemberian obat ini dibutuhkan pemeriksaan obyektif dari fungsi faal
paru.
8. isioterapi
'. 1atihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktiitas fisik
%. #ukolitik dan ekspektoran
8. +erapi oksigen 5angka pan5ang bagi pasien yang mengalami gagal napas tipe AA dengan
PaO% (6!8 Pa ( ##Gg)
ehabilitasi! pasien enderung menemui kesulitan beker5a! merasa sendiri dan terisolasi!
untuk itu perlu kegiatan sosialisasi agar terhindar dari depresi.
9
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
10/19
I1. KOMPLIKASI
1. Hi%o2&mia
Gipoemia didefinisikan sebagai penurunan nilai PaO% kurang dari mmGg! dengan
nilai saturasi Oksigen L@M. Pada a0alnya klien akan mengalami perubahan mood!
penurunan konsentrasi dan pelupa. Pada tahap lan5ut timbul yanosis.
2. Asi*osis R&s%i"ato"-
+imbul akibat dari peningkatan nilai PaCO%(hiperkapnia). +anda yang munul antara
lain : nyeri kepala! fatiNue! lethargi! di$$ines! tahipnea.
3. Inf&'si R&s%i"ato"-
Anfeksi pernafasan akut disebabkan karena peningkatan produksi mukus! peningkatan
rangsangan otot polos bronhial dan edema mukosa. +erbatasnya aliran udara akan
meningkatkan ker5a nafas dan timbulnya dyspnea.
4. Ga!a Jant#n!+erutama kor-pulmonal (gagal 5antung kanan akibat penyakit paru)! harus diobserasi
terutama pada klien dengan dyspnea berat. Komplikasi ini sering kali berhubungan
dengan bronhitis kronis! tetapi klien dengan emfisema berat 5uga dapat mengalami
masalah ini.
5. 3a"*ia4 Dis"itmia
+imbul akibat dari hipoemia! penyakit 5antung lain! efek obat atau asidosis respiratory.
6. Stat#s Asmati'#s
#erupakan komplikasi mayor yang berhubungan dengan asthma bronhial. Penyakit inisangat berat! potensial menganam kehidupan dan seringkali tidak berespon terhadap
therapi yang biasa diberikan. Penggunaan otot bantu pernafasan dan distensi ena leher
seringkali terlihat.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIK
Dari seluruh dampak di atas! maka diperlukan suatu asuhan kepera0atan yang
komprehensif baik bio! psiko! sosial dan melalui proses pera0atan yaitu mulai daripengka5ian sampai ealuasi.
P&n!'a5ian
Pengka5ian menakup informasi tentang ge5ala-ge5ala terakhir dan manifestasi
penyakit sebelumnya. Berikut ini beberapa pedoman pertanyaan untuk mendapatkan data
ri0ayat kesehatan dari proses penyakit:
'. "udah berapa lama pasien mengalami kesulitan pernapasan*
%. /pakah aktiitas meningkatkan dispnea*
8. Berapa 5auh batasan pasien terhadap toleransi aktiitas*
?. Kapan pasien mengeluh paling letih dan sesak napas*
. /pakah kebiasaan makan dan tidur terpengaruh*
10
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
11/19
>. i0ayat merokok*
6. Obat yang dipakai setiap hari*
@. Obat yang dipakai pada serangan akut*
. /pa yang diketahui pasien tentang kondisi dan penyakitnya*
Data tambahan yang dikumpulkan melalui obserasi dan pemeriksaan sebagai berikut:
'. rekuensi nadi dan pernapasan pasien*
%. /pakah pernapasan sama tanpa upaya*
8. /pakah ada kontraksi otot-otot abdomen selama inspirasi*
?. /pakah ada penggunaan otot-otot aksesori pernapasan selama pernapasan*
. Barrel hest*
>. /pakah tampak sianosis*
6. /pakah ada batuk*
@. /pakah ada edema perifer*
. /pakah ena leher tampak membesar*
'&. /pa 0arna! 5umlah dan konsistensi sputum pasien*
''.Bagaimana status sensorium pasien*
'%. /pakah terdapat peningkatan stupor* Kegelisahan*
'8. Gasil pemeriksaan diagnosis seperti :
'. 3)&st 1$Ra- 6
Dapat menun5ukkan hiperinflation paru! flattened diafragma! peningkatan ruang
udara retrosternal! penurunan tanda askular9bulla (emfisema)! peningkatan bentuk
bronhoaskular (bronhitis)! normal ditemukan saat periode remisi (asthma)
%. P&m&"i'saan F#n!si Pa"#: Dilakukan untuk menentukan penyebab dari dyspnea!
menentukan abnormalitas fungsi tersebut apakah akibat obstruksi atau restriksi!
memperkirakan tingkat disfungsi dan untuk mengealuasi efek dari terapi! misal :
bronhodilator.
8. TL3 6#eningkat pada bronhitis berat dan biasanya pada asthma! menurun pada
emfisema.
?. Ka%asitas Ins%i"asi 6#enurun pada emfisema
. FE+78F+3 6atio tekanan olume ekspirasi (EF) terhadap tekanan kapasitas
ital (FC) menurun pada bronhitis dan asthma.
>. ABGs 6#enun5ukkan proses penyakit kronis! seringkali PaO% menurun dan
PaCO% normal atau meningkat (bronhitis kronis dan emfisema) tetapi seringkali
menurun pada asthma! pG normal atau asidosis! alkalosis respiratori ringan
sekunder terhadap hiperentilasi (emfisema sedang atau asthma).
11
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
12/19
6. B"on4)o!"am 6Dapat menun5ukkan dilatasi dari bronhi saat inspirasi! kollaps
bronhial pada tekanan ekspirasi (emfisema)! pembesaran kelen5ar mukus
(bronhitis)
@. Da"a) Kom%it: Peningkatan hemoglobin (emfisema berat)! peningkatan eosinofil
(asthma).
. Kimia Da"a) 6/lpha '-antitrypsin dilakukan untuk kemungkinan kurang pada
emfisema primer.
'&. S%#t#m K#t#" 6Intuk menentukan adanya infeksi! mengidentifikasi patogen!
pemeriksaan sitologi untuk menentukan penyakit keganasan atau allergi.
''. E3G 6Deiasi aksis kanan! gelombang P tinggi (asthma berat)! atrial disritmia
(bronhitis)! gel. P pada 1eads AA! AAA! /F pan5ang! tinggi (bronhitis! emfisema)!
ais J" ertikal (emfisema)
'%. E2&"4is& E3G, St"&ss T&st: #enolong mengka5i tingkat disfungsi pernafasan!
mengealuasi keefektifan obat bronhodilator! merenanakan9ealuasi program.
'?. Palpasi:
'. Palpasi pengurangan pengembangan dada*
%. /dakah fremitus taktil menurun*
'. Perkusi:
'. /dakah hiperesonansi pada perkusi*
%. Diafragma bergerak hanya sedikit*
'. /uskultasi:
'. /dakah suara 0hee$ing yang nyaring*
%. /dakah suara ronkhi*
8. Fokal fremitus nomal atau menurun*
Dia!nosa K&%&"a9atan
Diagnosa kepera0atan utama pasien menakup berikut ini:
'. Bersihan 5alan napas tidak efektif berhubungan dengan bronkokontriksi! peningkatan
produksi sputum! batuk tidak efektif! kelelahan9berkurangnya tenaga dan infeksi
bronkopulmonal.
%. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan napas pendek! muus! bronkokontriksi dan
iritan 5alan napas.
8. 3angguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan entilasi perfusi
12
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
13/19
?. Antoleransi aktiitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan
kebutuhan oksigen.
. isiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
>. 3anggua pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan! pengaturan posisi.
6. Kurang pera0atan diri berhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan upaya
pernapasan dan insufisiensi entilasi dan oksigenasi.
@. /nsietas berhubungan dengan anaman terhadap konsep diri! anaman terhadap kematian!
keperluan yang tidak terpenuhi.
. Koping indiidu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi! ansietas! depresi!
tingkat aktiitas rendah dan ketidakmampuan untuk beker5a.
'&. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi! tidak mengetahui sumber
informasi.
#asalah kolaboratif9Potensial komplikasi yang dapat ter5adi termasuk:
'. 3agal9insufisiensi pernapasan
%. Gipoksemia
8. /telektasis
?. Pneumonia
. Pneumotoraks
>. Gipertensi paru
6. 3agal 5antung kanan
Int&":&nsi K&%&"a9atan
7. B&"si)an 5aan na%as ti*a' &f&'tif berhubungan dengan bronkokontriksi! peningkatan
produksi sputum! batuk tidak efektif! kelelahan9berkurangnya tenaga dan infeksi
bronkopulmonal.
'. +u5uan: Penapaian bersihan 5alan napas klien
%. Anterensi kepera0atan:
'. Beri pasien > sampai @ gelas airan9hari keuali terdapat kor pulmonal.
%. /5arkan dan berikan dorongan penggunaan teknik pernapasan diafragmatik dan
batuk.
8. Bantu dalam pemberian tindakan nebuliser! inhaler dosis terukur! atau APPB
?. 1akukan drainage postural dengan perkusi dan ibrasi pada pagi hari dan malam
hari sesuai yang diharuskan.
. Anstruksikan pasien untuk menghindari iritan seperti asap rokok! aerosol! suhu yang
ekstrim! dan asap.
13
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
14/19
>. /5arkan tentang tanda-tanda dini infeksi yang harus dilaporkan pada dokter dengan
segera: peningkatan sputum! perubahan 0arna sputum! kekentalan sputum!
peningkatan napas pendek! rasa sesak didada! keletihan.
6. Berikan antibiotik sesuai yang diharuskan.
@. Berikan dorongan pada pasien untuk melakukan imunisasi terhadap influen$ae dan
streptoous pneumoniae.
;. Poa na%as ti*a' &f&'tifberhubungan dengan napas pendek! mukus! bronkokontriksi dan
iritan 5alan napas.
'. +u5uan: Perbaikan pola pernapasan klien
%. Anterensi:
'. /5arkan klien latihan bernapas diafragmatik dan pernapasan bibir dirapatkan.
%. Berikan dorongan untuk menyelingi aktiitas dengan periode istirahat. Biarkan
pasien membuat keputusan tentang pera0atannya berdasarkan tingkat toleransi
pasien.
8. Berikan dorongan penggunaan latihan otot-otot pernapasan 5ika diharuskan.
7. Gan!!#an %&"t#'a"an !asberhubungan dengan ketidaksamaan entilasi perfusi
'. +u5uan: Perbaikan dalam pertukaran gas
%. Anterensi kepera0atan:
'. Deteksi bronkospasme saat auskultasi .
%. Pantau klien terhadap dispnea dan hipoksia.
8. Berikan obat-obatan bronkodialtor dan kortikosteroid dengan tepat dan 0aspada
kemungkinan efek sampingnya.
?. Berikan terapi aerosol sebelum 0aktu makan! untuk membantu mengenerkan
sekresi sehingga entilasi paru mengalami perbaikan.
. Pantau pemberian oksigen.
7. Into&"ansi a'ti:itas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan
kebutuhan oksigen.
'. +u5uan: #emperlihatkan kema5uan pada tingkat yang lebih tinggi dari aktiitas yang
mungkin.
%. Anterensi kepera0atan:
'. Ka5i respon indiidu terhadap aktiitas7 nadi! tekanan darah! pernapasan.
14
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
15/19
%. Ikur tanda-tanda ital segera setelah aktiitas! istirahatkan klien selama 8 menit
kemudian ukur lagi tanda-tanda ital.
8. Dukung pasien dalam menegakkan latihan teratur dengan menggunakan treadmill
dan eeryle! ber5alan atau latihan lainnya yang sesuai! seperti ber5alan perlahan.
?. Ka5i tingkat fungsi pasien yang terakhir dan kembangkan renana latihan
berdasarkan pada status fungsi dasar.
. "arankan konsultasi dengan ahli terapi fisik untuk menentukan program latihan
spesifik terhadap kemampuan pasien.
>. "ediakan oksigen sebagaiman diperlukan sebelum dan selama men5alankan
aktiitas untuk ber5aga-5aga.
6. +ingkatkan aktiitas seara bertahap7 klien yang sedang atau tirah baring lama
mulai melakukan rentang gerak sedikitnya % kali sehari.
@. +ingkatkan toleransi terhadap aktiitas dengan mendorong klien melakukan
aktiitas lebih lambat! atau 0aktu yang lebih singkat! dengan istirahat yang lebih
banyak atau dengan banyak bantuan.
. "eara bertahap tingkatkan toleransi latihan dengan meningkatkan 0aktu diluar
tempat tidur sampai ' menit tiap hari sebanyak 8 kali sehari.
7. Risi'o %&"#(a)an n#t"isi '#"an! *a"i '&(#t#)an t#(#)berhubungan dengan dispnea!
kelamahan! efek samping obat! produksi sputum dan anoreksia! mual muntah.
'. +u5uan: Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
%. Anterensi kepera0atan:
'. Ka5i kebiasaan diet! masukan makanan saat ini. Catat dera5at kesulitan makan.
Ealuasi berat badan dan ukuran tubuh.
%. /uskultasi bunyi usus
8. Berikan pera0atan oral sering! buang sekret.
?. Dorong periode istirahat A 5am sebelum dan sesudah makan.
. Pesankan diet lunak! porsi keil sering! tidak perlu dikunyah lama.
>. Gindari makanan yang diperkirakan dapat menghasilkan gas.
6. +imbang berat badan tiap hari sesuai indikasi.
7. Gan!!#an %oa ti*#"berhubungan dengan ketidaknyamanan! pengaturan posisi.
'. +u5uan: Kebutuhan tidur terpenuhi
%. Anterensi kepera0atan:
'. Bantu klien latihan relaksasi ditempat tidur.
15
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
16/19
%. 1akukan pengusapan punggung saat hendak tidur dan an5urkan keluarga untuk
melakukan tindakan tersebut.
8. /tur posisi yang nyaman men5elang tidur! biasanya posisi high fo0ler.
?. 1akukan pen5ad0alan 0aktu tidur yang sesuai dengan kebiasaan pasien.
. Berikan makanan ringan men5elang tidur 5ika klien bersedia.
7. K#"an! %&"a9atan *i"iberhubungan dengan keletihan sekunder akibat peningkatan upaya
pernapasan dan insufisiensi entilasi dan oksigenasi.
'. +u5uan: Kemandirian dalam aktiitas pera0atan diri
%. Anterensi:
'. /5arkan mengkoordinasikan pernapasan diafragmatik dengan aktiitas seperti
ber5alan! mandi! membungkuk! atau menaiki tangga.
%. Dorong klien untuk mandi! berpakaian! dan ber5alan dalam 5arak dekat! istirahat
sesuai kebutuhan untuk menghindari keletihan dan dispnea berlebihan. Bahas
tindakan penghematan energi.
8. /5arkan tentang postural drainage bila memungkinkan.
7. Ansi&tasberhubungan dengan anaman terhadap konsep diri! anaman terhadap kematian!
keperluan yang tidak terpenuhi.
'. +u5uan: Klien tidak ter5adi keemasan
%. Anterensi kepera0atan:
'. Bantu klien untuk meneritakan keemasan dan ketakutannya pada pera0at.
%. 4angan tinggalkan pasien sendirian selama mengalami sesak.
8. 4elaskan kepada keluarga pentingnya mendampingi klien saat mengalami sesak.
7. Ko%in! in*i:i*# ti*a' &f&'tifberhubungan dengan kurang sosialisasi! ansietas! depresi!
tingkat aktiitas rendah dan ketidakmampuan untuk beker5a.
'. +u5uan: Penapaian tingkat koping yang optimal.
%. Anterensi kepera0atan:
'. #engadopsi sikap yang penuh harapan dan memberikan semangat yang ditu5ukan
pada pasien.
%. Dorong aktiitas sampai tingkat toleransi ge5ala
8. /5arkan teknik relaksasi atau berikan rekaman untuk relaksasi bagi pasien.
16
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
17/19
?. Daftarkan pasien pada program rehabilitasi pulmonari bila tersedia.
. +ingkatkan harga diri klien.
>. enanakan terapi kelompok untuk menghilangkan kekesalan yang sangat
menumpuk.
7. K#"an! %&n!&ta)#anberhubungan dengan kurangnya informasi! tidak mengetahui sumber
informasi.
'. +u5uan: Klien meningkat pengetahuannya.
%. Anterensi kepera0atan:
'. Bantu pasien mengerti tentang tu5uan 5angka pan5ang dan 5angka pendek7 a5arkan
pasien tentang penyakit dan pera0atannya.
%. Diskusikan keperluan untuk berhenti merokok. Berikan informasi tentang sumber-
sumber kelompok.
17
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
18/19
DAFTAR PUSTAKA
'. Danu "antoso Galim!Dr."pP : Almu Penyakit Paru! 4akarta '@! hal :'>-'%.
%. Darmo5o7 #artono (') Buku /5ar 3eriatri (Almu Kesehatan Isia 1an5ut)! 4akarta: Balai
penerbit KIA
8. Doenges! #arilynn E. (') enana /suhan Kepera0atan: Pedoman untuk Perenanaan
dan Pendokumentasian Pasien! alih bahasa: A #ade Kariasa! ,i #ade "umar0ati! edisi 8!
4akarta: E3C
?. Carpenito! 1ynda 4uall ('6) Buku "aku Diagnosa Kepera0atan! alih bahasa: ;asmin /sih!
edisi >! 4akarta: E3C
. 3."imon : Diagnostik ontgen! etakan ke-%! Erlangga! '@'! hal :8'&-8'%.
>. 3ofton! Douglas : espiratory Disease! 8rd edition! P3 Publishing Pte 1td! '@?! page :
8?>-86.
6. 3rainger! /llison : Diagnosti addiology /n /nglo /merian +etbook of Amaging!
seond edition! Churhil 1iingstone! page :'%%.
@. Garrison : Priniple of Anternal #ediine! 'th edition! #3ra0-Gill! page : '?'-'?8.
. Garrison : Prinsip Prinsip Almu Penyakit Dalam! edisi '8! olume ketiga! 4akarta@.%&&&8!
hal :'8?6-'88.
'&. Kapita "elekta Kedokteran! edisi ketiga! #edia /esulapius '! 4akarta! hal : ?@&-?@%.
''. 1ong Barbara C. ('>) Pera0atan medial Bedah "uatu pendekatan Proses kepera0atan!
alih bahasa: ;ayasan Akatan /lumni Pendidikan Kepera0atan Pad5a5aran Bandung!
Bandung.
'%. 1othar! =ike! /tlas adiologi! edisi 8! Penerbit Buku Kedokteran '@! page: '6.
'8. #eshan : /nalysis of ontgen "igns in 3eneral adiology! Folume AA! page : ?!&-8.
'?. ,ugroho! =ah5udi (%&&&) Kepera0atan 3erontik! edisi %! 4akarta: E3C
18
-
7/24/2019 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
19/19
'. Perhimpunan Dokter "pesialis Penyakit Dalam Andonesia (%&&') Buku /5ar Almu Penyakit
Dalam 4ilid AA! edisi ketiga! 4akarta: balai Penerbit KIA
'>. Prie "ylia /nderson ('6) Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit! alih
bahasa: Peter /nugerah! Buku Kedua! edisi ?! 4akarta: E3C '.
'6. "melt$er! "u$anne C. (%&&') Buku /5ar Kepera0atan #edikal Bedah Brunner "uddarth!
alih bahasa: /gung =aluyo (et. al.)! ol. '! edisi @! 4akarta: E3C
19