penyakit paru obstruksi kronik

34
Penyakit Paru Obstruksi Kronik ( PPOK ) Penyakit Paru Obstruksi Kronik ( PPOK ) PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK ( PPOK ) Pengertian Penyakit Paru Obstruksi Kronik [PPOK] adalah penyakit paru dengan terjadinya sumbatan aliran udara pada paru yang berlangsung lama. Dalam istilah Inggrisnya dikenal sebagai Chronic Obstructive Pulmonary Disease [COPD]. Normalnya, saat kita bernapas, udara akan masuk melalui hidung atau mulut, melalui tenggorokan, trakea, bronchus [cabang trachea, mengandung lendir dan cilia yang berfungsi untuk proses pembersihan udara], bronchiolus [cabang bronchus], dan kemudian ke alveoli [kantung-kantung udara di paru]. Setelah itu terjadi pertukaran antara oksigen dan carbon dioksida. Oksigen akan diserap ke dalam pembuluh darah, sedangkan carbon dioksida akan dikeluarkan melalui saluran napas. Gejala PPOK 1. Sesak napas. 2. Batuk menahun. 3. Batuk berdahak. Namun pada kasus yang ringan tidak menimbulkan gejala apapun. Beberapa ciri dari PPOK yaitu : biasanya dialami oleh perokok berat, gejala muncul pada usia 40-an, gejala semakin lama semakin bertambah buruk, gejala memburuk pada musim hujan/dingin, dan tidak ada hubungannya dengan alergi. Jenis PPOK 2 jenis PPOK, yaitu : 1. Bronchitis Chronic.

Upload: andikaputrapratama

Post on 28-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

referensi PPOK

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Penyakit Paru Obstruksi Kronik ( PPOK )

Penyakit Paru Obstruksi Kronik ( PPOK ) PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK ( PPOK )

Pengertian

Penyakit Paru Obstruksi Kronik [PPOK] adalah penyakit paru dengan terjadinya sumbatan aliran udara pada paru yang berlangsung lama. Dalam istilah Inggrisnya dikenal sebagai Chronic Obstructive Pulmonary Disease [COPD].

Normalnya, saat kita bernapas, udara akan masuk melalui hidung atau mulut, melalui tenggorokan, trakea, bronchus [cabang trachea, mengandung lendir dan cilia yang berfungsi untuk proses pembersihan udara], bronchiolus [cabang bronchus], dan kemudian ke alveoli [kantung-kantung udara di paru]. Setelah itu terjadi pertukaran antara oksigen dan carbon dioksida. Oksigen akan diserap ke dalam pembuluh darah, sedangkan carbon dioksida akan dikeluarkan melalui saluran napas.

Gejala PPOK1. Sesak napas.2. Batuk menahun.3. Batuk berdahak.Namun pada kasus yang ringan tidak menimbulkan gejala apapun. Beberapa ciri dari PPOK yaitu : biasanya dialami oleh perokok berat, gejala muncul pada usia 40-an, gejala semakin lama semakin bertambah buruk, gejala memburuk pada musim hujan/dingin, dan tidak ada hubungannya dengan alergi.

Jenis PPOK

2 jenis PPOK, yaitu :1. Bronchitis Chronic.2. Emphysema.Pada bronchitis chronic terjadi peradangan pada dinding saluran napas sehingga menghasilkan terlalu banyak lendir. Akibatnya saluran napas menyempit sehingga pertukaran udara di paru terganggu. Pada bronchitis chronic juga terjadi kerusakan pada cilia yang berfungsi untuk membersihkan lendir berlebihan dalam saluran napas. Pada emphysema, terjadi pembesaran dan kerusakan luas alveoli, sehingga terjadi gangguan pertukaran udara dalam paru.

Penegakan Diagnosis

mencakup pemeriksaan anamnesis [pola hidup-riwayat merokok, riwayat penyakit keluarga, keluhan yang dialami, dsb], pemeriksaan fisik [pada saluran napas dan jantung], dan

Page 2: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

pemeriksaan penunjang [pemeriksaan laboratorium, rontgen dada, dan test fungsi paru].

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ini :• Berhenti merokok, dapat memperlambat proses perburukan penyakit, mencegah komplikasi, dan memperpanjang harapan hidup. • Latihan pernapasan [pursed-lip breathing dan diaphragmatic breathing]. Pursed-lip breathing : duduk tegak dengan otot leher dan bahu dalam keadaan rileks. Tarik napas secara perlahan melalui hidung selama 2 hitungan. Hembuskan napas secara perlahan melalui mulut Anda [dengan gerakan seperti meniup lilin] selama 4 hitungan atau lebih. Diaphragmatic breathing : duduk atau berbaring dalam posisi nyaman dengan kepala bersandar dan lutut ditekuk. Otot leher dan bahu dalam keadaan rileks. Tempatkan salah satu tangan di ulu hati dan tangan lainnya di dada. Tarik napas secara perlahan melalui hidung selama 2 hitungan. Lalukan dengan cara yang benar sampai Anda merasakan otot ulu hati dalam keadaan rileks dan mengembang dan posisi dada tidak berubah. Kencangkan otot ulu hati dan hembuskan napas melalui mulut 4 hitungan. Anda akan merasa otot ulu hati mengempis.• Perkusi dada, untuk membantu mengeluarkan dahak/lendir yang berlebihan dari paru. Dengan cara : rapatkan kelima jari tangan Anda membentuk mangkuk lalu tepuk-tepuk dada dan punggung [dengan atau tanpa bantuan orang lain] secara lembut.• Olahraga, pilih yang mampu Anda lakukan, misal berjalan, bersepeda, berenang, dsb.• Mempertahankan berat badan ideal.• Minum banyak air untuk membantu mengencerkan dahak.• Konsumsi cukup protein [daging dan produk susu], buah, dan sayuran.Bila Anda telah mengalami penyakit ini, segeralah memeriksakan diri ke dokter secara teratur. Dengan menjalani pengobatan secara teratur dan melakukan perubahan perilaku, Anda masih mempunyai kesempatan untuk hidup lebih sehat dan bugar.

Askep Klien PPOM( Asuhan Keperawatan pada Klien dengan PPOM ) Penyakit Paru Obstruktif Kronik ( PPOK ) atau Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkitis kronis, bronkiektasis, emfisema dan asma. (Bruner & Suddarth, 2002).Penyakit Paru Obstruktif Kronik atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan COPD adalah : bronchitis kronis, emfisema paru-paru dan asthma bronchiale.PPOM merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru.

PPOKBronkitis KronisPengertian Bronkitis KronisBronkitis kronis didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut. (Bruner & Suddarth, 2002).

Page 3: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Istilah bronchitis kronis menunjukkan kelainan pada bronchus yang sifatnya menahun (berlangsung lama) dan disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari luar bronchus maupun dari bronchus itu sendiri, merupakan keadaan yang berkaitan dengan produksi mukus trakeobronkial yang berlebihan sehingga cukup untuk menimbulkan batuk dengan ekspektorasi sedikitnya 3 bulan dalam setahun untuk lebih dari 2 tahun secara berturut-turut.Patofisiologi Bronkitis KronisAsap mengiritasi jalan nafas mengakibatkan hipersekresi lendir dan inflamasi. Karena iritasi yang konstan ini, kelenjar-kelenjar yang mensekresi lendir dan sel-sel goblet meningkat jumlahnya, fungsi silia menurun dan lebih banyak lendir yang dihasilkan. Sebagai akibat bronkiolus dapat menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang berdekatan dengan bronkiolus dapat menjadi rusak dan membentuk fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar yang berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien kemudian menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan bronkial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya mungkin terjadi perubahan paru yang ireversibel, kemungkinan mengakibatkan emfisema dan bronkiektasis.Tanda dan Gejala Bronkitis KronisBatuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim dingin.Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan analisa gas darah : hipoksia dengan hiperkapnia2. Rontgen dada : pembesaran jantung dengan diafragma normal/mendatar3. Pemeriksaan fungsi paru : Penurunan kapasitas vital (VC) dan volume ekspirasi kuat (FEV), peningkatan volume residual (RV), kapasitas paru total (TLC) normal atau sedikit meningkat.4. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit : dapat sedikit meningkatBronkiektasisPengertian BronkiektasisBronkiektasis adalah dilatasi bronki dan bronkiolus kronis yang mungkin disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus; aspirasi benda asing, muntahan, atau benda-benda dari saluran pernapasan atas; dan tekanan akibat tumor, pembuluh darah yang berdilatasi, dan pembesaran nodus limfe. (Bruner & Suddarth)Patofisiologi BronkiektasisInfeksi merusak dinding bronkial, menyebabkan kehilangan struktur pendukungnya dan menghasilkan sputum yang kental yang akhirnya dapat menyumbat bronki. Dinding bronkial menjadi teregang secara permanen akibat batuk hebat. Infeksi meluas ke jaringan peribronkial sehingga dalam kasus bronkiektasis sakular, setiap tuba yang berdilatasi sebenarnya adalah abses paru, yang eksudatnya mengalir bebas melalui bronkus. Bronkiektasis biasanya setempat, menyerang lobus atau segmen paru. Lobus yang paling bawah lebih sering terkena.Retensi sekresi dan obstruksi yang diakibatkannya pada akhirnya menyebabkan alveoli di sebelah distal obstruksi mengalami kolaps (ateletaksis). Jaringan parut atau fibrosis akibat reaksi inflamasi menggantikan jaringan paru yang berfungsi. Pada waktunya pasien mengalami insufisiensi pernapasan dengan penurunan kapasitas vital, penurunan ventilasi dan peningkatan rasio volume residual terhadap kapasitas paru total. Terjadi kerusakan campuran gas yang diinspirasi (ketidakseimbangan ventilasi-perfusi) dan hipoksemia.Tanda dan Gejala Bronkiektasis1. Batuk kronik dan pembentukan sputum purulen dalam jumlah yang sangat banyak2. Jari tabuh, karena insufisiensi pernapasan

Page 4: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

3. Riwayat batuk berkepanjangan dengan sputum yang secara konsisten negatif terhadap tuberkel basilPemeriksaan Penunjang• Bronkografi• Bronkoskopi• CT-Scan : ada/tidaknya dilatasi bronkialEmfisemaPengertian EmfisemaEmfisema didefinisikan sebagai suatu distensi abnormal ruang udara diluar bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli. (Bruner & Suddarth, 2002)Emfisema merupakan gangguan pengembangan paru-paru yang ditandai oleh pelebaran ruang udara di dalam paru-paru disertai destruksi jaringan (WHO).Patofisiologi EmfisemaPada emfisema beberapa faktor penyebab obstruksi jalan napas yaitu : inflamasi dan pembengkakan bronki; produksi lendir yang berlebihan; kehilangan rekoil elastik jalan napas; dan kolaps bronkiolus serta redistribusi udara ke alveoli yang berfungsi.Karena dinding alveoli mengalami kerusakan, area permukaan alveolar yang kontak langsung dengan kapiler paru secara kontinu berkurang, menyebabkan peningkatan ruang rugi (area paru dimana tidak ada pertukaran gas yang dapat terjadi) dan mengakibatkan kerusakan difusi oksigen. Kerusakan difusi oksigen mengakibatkan hipoksemia. Pada tahap akhir penyakit, eliminasi karbondioksida mengalami kerusakan, mengakibatkan peningkatan tekanan karbondioksida dalam darah arteri (hiperkapnia) dan menyebabkan asidosis respiratorius.Karena dinding alveolar terus mengalami kerusakan, jaring-jaring kapiler pulmonal berkurang. Aliran darah pulmonal meningkat dan ventrikel kanan dipaksa untuk mempertahankan tekanan darah yang tinggi dalam arteri pulmonal. Dengan demikian, gagal jantung sebelah kanan (kor pulmonal) adalah salah satu komplikasai emfisema. Terdapatnya kongesti, edema tungkai, distensi vena leher atau nyeri pada region hepar menandakan terjadinya gagal jantung.Sekresi meningkat dan tertahan menyebabkan individu tidak mampu untuk membangkitkan batuk yang kuat untuk mengeluarkan sekresi. Infeksi akut dan kronis dengan demikian menetap dalam paru yang mengalami emfisema memperberat masalah.Individu dengan emfisema mengalami obstruksi kronik ke aliran masuk dan aliran keluar udara dari paru. Paru-paru dalam keadaan heperekspansi kronik. Untuk mengalirkan udara kedalam dan keluar paru-paru, dibutuhkan tekanan negatif selama inspirasi dan tekanan positif dalam tingkat yang adekuat harus dicapai dan dipertahankan selama ekspirasi. Posisi selebihnya adalah salah satu inflasi. Daripada menjalani aksi pasif involunter, ekspirasi menjadi aktif dan membutuhkan upaya otot-otot. Sesak napas pasien terus meningkat, dada menjadi kaku, dan iga-iga terfiksaksi pada persendiannya. Dada seperti tong (barrel chest) pada banyak pasien ini terjadi akibat kehilangan elastisitas paru karena adanya kecenderungan yang berkelanjutan pada dinding dada untuk mengembang.

EmfisemaTanda dan Gejala Emfisema• Dispnea• Takipnea• Inspeksi : barrel chest, penggunaan otot bantu pernapasan• Perkusi : hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh bidang paru

Page 5: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

• Auskultasi bunyi napas : krekles, ronchi, perpanjangan ekspirasi• Hipoksemia• Hiperkapnia• Anoreksia• Penurunan BB• KelemahanPemeriksaan Penunjang1. Rontgen dada : hiperinflasi, pendataran diafragma, pelebaran interkosta dan jantung normal2. Fungsi pulmonari (terutama spirometri) : peningkatan TLC dan RV, penurunan VC dan FEVAsmaPengertian AsmaAsma adalah penyakit jalan napas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronki berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. (Bruner & Suddarth, 2002)Patofisiologi AsmaIndividu dengan asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamin, bradikinin dan prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan napas, bronkospasme, pembengkakan membran mukosa dan pembentukan mukus yang sangat banyak.Sistem saraf otonom mempersarafi paru. Tonus otot bronkial diatur oleh impuls saraf vagal melalui sistem parasimpatis. Pada asma idiopatik atau non alergi ketika ujung saraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan polutan, jumlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat. Pelepasan asetilkolin ini secara langsung menyebabkan bronkokonstriksi juga merangsang pembentukan mediator kimiawi yang dibahas diatas. Individu dengan asma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap respon parasimpatis.Selain itu, reseptor a- dan b-adrenergik dari sistem saraf simpatis terletak dalam bronki. Ketika reseptor a adrenergik dirangsang , terjadi bronkokonstriksi; bronkodilatasi terjadi ketika reseptor b-adrenergik yang dirangsang. Keseimbangan antara reseptor a- dan b-adrenergik dikendalikan terutama oleh siklik adenosin monofosfat (cAMP). Stimulasi reseptor -alfa mengakibatkan penurunan c-AMP, yang mengarah pada peningkatan mediator kimiawi yang dilepaskan oleh sel-sel mast bronkokonstriksi. Stimulasi respon beta- mengakibatkan peningkatan tingkat cAMP, yang menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyebabkan bronkodilatasi. Teori yang diajukan adalah bahwa penyekatan b-adrenergik terjadi pada individu dengan asma. Akibatnya, asmatik rentan terhadap peningkatan pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot polos.

Patofisiologi AsmaTanda dan Gejala Asma• Batuk• Dispnea• Mengi• Hipoksia• Takikardi• Berkeringat• Pelebaran tekanan nadi

Page 6: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Pemeriksaan Penunjang1. Rontgen dada : hiperinflasi dan pendataran diafragma2. Pemeriksaan sputum dan darah : eosinofilia (kenaikan kadar eosinofil). Peningkatan kadar serum Ig E pada asma alergik3. AGD : hipoksi selama serangan akut4. Fungsi pulmonari :• Biasanya normal• Serangan akut : Peningkatan TLC dan FRV; FEV dan FVC agak menurunAsuhan Keperawatan PPOMPengkajianPengkajian mencakup pengumpulan informasi tentang gejala-gejala terakhir juga manifestasi penyakit sebelumnya. Berikut ini adalah daftar pertanyaan yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mendapatkan riwayat kesehatan yang jelas dari proses penyakit :• Sudah berapa lama pasien mengalami kesulitan pernapasan ?• Apakah aktivitas meningkatkan dispnea? Jenis aktivitas apa?• Berapa jauh batasan pasien terhadap toleransi aktivitas?• Kapan selama siang hari pasien mengeluh paling letih dan sesak napas?• Apakah kebiasaan makan dan tidur terpengaruh?• Apa yang pasien ketahui tentang penyakit dan kondisinya?Data tambahan dikumpulkan melalui observasi dan pemeriksaan; pertanyaan yang patut dipertimbangkan untuk mendapatkan data lebih lanjut termasuk :• Berapa frekuensi nadi dan pernapasan pasien?• Apakah pernapasan sama dan tanpa upaya?• Apakah pasien mengkonstriksi otot-otot abdomen selama inspirasi?• Apakah pasien menggunakan otot-otot aksesori pernapasan selama pernapasan?• Apakah tampak sianosis?• Apakah vena leher pasien tampak membesar?• Apakah pasien mengalami edema perifer?• Apakah pasien batuk?• Apa warna, jumlah dan konsistensi sputum pasien?• Bagaimana status sensorium pasien?• Apakah terdapat peningkatan stupor? Kegelisahan?Diagnosa Keperawatan PPOMa) Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkokonstriksi, peningkatan pembentukan mukus, batuk tidak efektif, infeksi bronkopulmonal.b) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi-perfusic) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, produksi sputum, efek samping obat, kelemahan, dispnead) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas, malnutrisie) Kurang pengetahuan tentang kondisi/tindakan berhubungan dengan kurang informasi.Intervensi PPOMa) Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkokonstriksi, peningkatan pembentukan mukus, batuk tidak efektif, infeksi bronkopulmonal.Intervensi :Mandiri• Auskultasi bunyi nafas

Page 7: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

• Kaji frekuensi pernapasan• Kaji adanya dispnea, gelisah, ansietas, distres pernapasan dan penggunaan otot bantu pernapasan• Berikan posisi yang nyaman pada pasien : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.• Hindarkan dari polusi lingkungan misal : asap, debu, bulu bantal• Dorong latihan napas abdomen• Observasi karakteristik batuk misalnya : menetap, batuk pendek, basah• Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung• Berikan air hangatKolaborasi :• Berikan obat sesuai indikasi : bronkodilator, Xantin, Kromolin, Steroid oral/IV dan inhalasi, antimikrobial, analgesik• Berikan humidifikasi tambahan : misal nebuliser ultranik• Fisioterapi dada• Awasi GDA, foto dada, nadi oksimetrib) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan ventilasi-perfusiMandiri :• Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan alat bantu pernapasan• Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien memilih posisi yang mudah untuk bernapas• Kaji kulit dan warna membran mukosa• Dorong mengeluarkan sputum,penghisapan bila diindikasikan• Auskulatasi bunyi nafas• Palpasi fremitus• Awasi tingkat kesadaran• Batasi aktivitas pasien• Awasi TV dan irama jantungKolaborasi :• Awasi GDA dan nadi oksimetri• Berikan oksigen sesuai indikasi• Berikan penekan SSP (antiansietas, sedatif atau narkotik)• Bantu intubasi, berikan ventilasi mekanikc) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, produksi sputum, efek samping obat, kelemahan, dispneaIntervensi :Mandiri :• Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Evalusi berat badan• Auskultasi bunyi usus• Berikan perawatan oral sering• Berikan porsi makan kecil tapi sering• Hindari makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat• Hindari makanan yang sangat panas dan sangat dingin• Timbang BBKolaborasi :• Konsul ahli gizi untuk memberikan makanan yang mudah dicerna• Kaji pemeriksaan laboratorium seperti albumin serum

Page 8: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

• Berikan vitamin/mineral/elektrolit sesuai indikasi• Berikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasid) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas, malnutrisiIntervensi :• Awasi suhu• Kaji pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan msukan cairan adekuat• Observasi warna, karakter, bau sputum• Awasi pengunjung• Seimbangkan aktivitas dan istirahat• Diskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuatKolaborasi :• Dapatkan spesimen sputum• Berikan antimikrobial sesuai indikasie) Kurang pengetahuan tentang kondisi/tindakan berhubungan dengan kurang informasi.• Jelaskan proses penyakit• Jelaskan pentingnya latihan nafas, batuk efektif• Diskusikan efek samping dan reaksi obat• Tunjukkan teknik penggunaan dosis inhaler• Tekankan pentingnya perawatan gigi /mulut• Diskusikan pentingya menghindari orang yang sedang infeksi• Diskusikan faktor lingkungan yang meningkakan kondisi seperti udara terlalu kering, asap, polusi udara. Cari cara untuk modifikasi lingkungan• Jelaskan efek, bahaya merokok• Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas, aktivitas pilihan dengan periode istirahat• Diskusikan untuk mengikuti perawatan dan pengobatan• Diskusikan cara perawatan di rumah jika pasien diindikasikan pulang

Asuhan Keperawatan

Page 9: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Selasa, 24 November 2009LAPORAN PENDAHULUANPENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

A. PENDAHULUAN1. Latar BelakangPenyakit Paru Obstruksi Kronik ( PPOK ) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya obstruksi aliran udara yang disebabkan oleh bronkitis kronis atau empisema. Obstruksi aliran udara pada umumnya progresif kadang diikuti oleh hiperaktivitas jalan nafas dan kadangkala parsial reversibel, sekalipun e,pisema dan bronkitis kronis harus didiagnosa dan dirawat sebagai penyakit khusus, sebagian besar pasien PPOK mempunyai tanda dan gejala kedua penyakit tersebut. Sekitar 14 juta orang Amerika terserang PPOK dan Asma sekarang menjadi penyebab kematian keempat di Amerika Serikat. Lebih dari 90.000 kematian dilaporkan setiap tahunnya. Rata-rata kematian akibat PPOK meningkat cepat, terutama pada penderita laki-laki lanjut usia.Oleh karena itu penyakit PPOK haruslah mendapatkan pengobatan yang baik dan terutama perawatan yang komprehensif, semenjak serangan sampai dengan perawatan di rumah sakit. Dan yang lebih penting dalah perawatan untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang perawatan dan pencegahan serangan berulang pada pasien PPOK di rumah. Hal ini diperlukan perawatan yang komprehensif dan paripurna saat di Rumah Sakit.2. TujuanTujuan penulisan Laporan Pendahuluan ini adalah :a. Mengetahui dan memahami tentang proses penyakit, pengertian, penyebab, pengobatan dan perawatan dari PPOK.b. Mengetahui dan memahami pengkajian yang dilakukan, masalah keperawatan yang muncul, rencana keperawaatan dan tindakan keperawatan yang diberikan dan evaluasi keperawatan yang dilakukan.B. KONSEP TEORI1. Pengertiana. PPOK Merujuk pada sejumlah gangguan yang mempengaruhi pergerakan udara dari dan keluar Paru. Gangguan yang penting adalah Bronkhitis Obstruktif, Emphysema dan Asthma Bronkiale. (Black. J. M. & Matassarin,.E. J. 1993).b. Suatu kondisi dimana aliran udara pada paru tersumbat secara terus menerus. Proses penyakit ini adalah seringkali kombinasi dari 2 atau 3 kondisi berikut ini (Bronkhitis Obstruktif Kronis, Emphysema dan Asthma Bronkiale) dengan suatu penyebab primer dan yang lain adalah komplikasi dari penyakit primer.(Enggram, B. 1996).Bronkhitis KronisGangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling sedikit 2 tahun berturut – turut.EmphysemaPerubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding alveolus, duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolarAsthma BronkialeSuatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari trachea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan manifestasi berupa kesukaran bernafas yang

Page 10: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

disebabkan oleh peyempitan yang menyeluruh dari saluran nafas.Asthma dibedakan menjadi 2 :1. Asthma Bronkiale Alergenik 2. Asthma Bronkiale Non AlergenikAsthma tidak dibahas disini karena gejala dan tanda lebih spesifik dan ada pembahasan khusus mengenai penyakit asma

2. Patogenesis PPOK

Patofisiologi Bronkhitis Kronis dan Emphysema

MEROKOK PREDISPOSISI GENETIK FAKTORPOLUSI UDARA ( KEKURANGAN1 – ANTI TRIPSIN ) TIDAK DIKETAHUI

GANGGUAN SEKAT DAN JARINGAN SEUMUR HIDUPPEMBERSIHAN PARU PENYOKONG HILANG

PERADANGAN BRONKUS & ALVEOLUSSAAT EKSPIRASI SAL.UDARA YG KECIL KOLAPS

PERADANGANJALAN UDARA

DINDING BRONKIALE HYPOVENTILASI LEMAH & ALVEOLARPECAH

SAAT EKSPIRASI SALURANUDARA YANG KECIL KOLAPS

EMPHYSEMASERING PADABRONKIOLITIS TERJADI EMPHYSEMA LANSIAKRONIS TIDAKTIMBUL

Page 11: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

GEJALA

BRONKIOLITIS KRONIK SERINGTERJADIPPOK

3. Penyebab PPOKa. Bronkitis Kronis1) Faktor tak diketahui2) Merokok3) Polusi Udara4) Iklimb. Emphysema1) Faktor tak diketahui2) Predisposisi genetic3) Merokok 4) Polusi udarac. Asthma BronkialeFaktor Prediasposisi nya adalah :1. Alergen (debu, bulu binatang, kulit dll)2. Infeksi saluran nafas3. Stress4. Olahraga (kegiatan jasmani berat )5. obat-obatan6. Polusi udara7. lingkungan kerja8. Lain-lain, (iklim, bumbu masak, bahan pengawet dll)

4. Gambaran Klinisa. Asthma BronkialeSelama serangan klien mengalami dispnea dan tanda kesulitan bernafas. Permulaan tanda serangan terdapat sensasi kontriksi dada (dada terasa berat), Whezing, batuk non produktif, takhi kardi dan takipnea.

b. Manifestasi klinis Emphysema dan bronkhitis kronisGAMBARAN EMPHYSEMA BRONKHITISMulai timbul Usia 30 – 40 tahun 20 – 30 tahun batuk akibat merokok (cacat pada usia pertengahan)Sputum Minimal Banyak sekaliDispne Dispnea relatif dini LambatRasio V/Q Ketidakseimbangan minimal Ketidakseimbangan nyataBentuk Tubuh Kurus dan ramping Gizi cukupDiameter AP dada Dada seperti tong Tidak membesarGambaran respirasi Hyperventilasi hypoventilasiPa O2

Page 12: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Sa O 2 Norml/rendahnormal MeningkatDesaturasiPolisitemia normal Hb dan Hematokrit meningkatSianosis Jarang sering

5. PENATALAKSANAANIntervensi medis bertujuan untuk :1) Memelihara kepatenan jalan nafas dengan menurunkan spasme bronkus dan membersihkan secret yang berlebihan2) Memelihara keefektifan pertukaran gas3) Mencegah dan mengobati infeksi saluran pernafasan4) Meningkatkan toleransi latihan.5) Mencegah adanya komplikasi (gagal nafas akut dan status asmatikus)6) Mencegah allergen/iritasi jalan nafas7) Membebaskan adanya ansietas dan mengobati depresi yang sering menyertai adanya obstruksi jalan nafas kronis.

Managemen medis yang diberikan berupa1) Pharmacologic managementa) Anti inflamasi ( kortikosteroid, sodium kromolin dll)b) Bronkodilator Adrenergik : efedrin, epineprin, beta adrenergik agonis selektifNon adrenergik : aminophilin, tefilinc) Antihistamind) Steroide) Antibioticf) EkspektoranOksigen digunakan 3 l/m dengan cannula nasal.2) Hygiene Paru.Bertujuan untuk membersihkan sekret dari paru-paru dan kemudian meningkatkan kerja silia dan menurunkan resiko infeksi.Dilaksanakan dengan nebulizer, fisioterapi dada, postural drainase

3) ExerciseBertujuan untuk mempertinggi kebugaran dan melatih fungsi otot skeletal agar lebih efektif.Dilaksanakan dengan jalan sehat.4) Menghindari bahan iritansPenyebab iritans jalan nafas harus dihindari seperti asap rokok dan perlu juga mencegah adanya alergen yang masuk tubuh.5) DietKlien sering mengalami kesulitan makan karena adanya dipsnea. Pemberian porsi yang kecil namun sering lebih baik daripada makan langsung banyak.

6. Pemeriksaan diagnostikTest faal paru

Page 13: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

1) Kapasitas inspirasi menurun2) Volume residu : meningkat pada emphysema, bronkhitis dan asthma3) FEV1 selalu menurun = derajat obstruksi progresif Penyakit Paru Obstruktif Kronik4) FVC awal normalmenurun pada bronchitis dan astma. 5) TLC normal sampai meningkat sedang (predominan pada emphysema).

Transfer gas (kapasitas difusi).Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik Transfer gas relatif baik.Pada emphysema : area permukaan gas menurun.Transfer gas (kapasitas difusi).menurunDarah : Hb dan Hematokrit meningkat pada polisitemia sekunder.Jumlah darah merah meningkatEo dan total IgE serum meningkat.Analisa Gas Darahgagal nafas kronis. Pulse oksimetri ® SaO2 oksigenasi menurun.Elektrolit menurun oleh karena pemakaian deuritika pada cor pulmunale.Analisa Gas DarahPaO2 menurun, PCO2 meningkat, sering menurun pada astma. PH normal asidosis, alkalosis respiratorik ringan sekunder.

Sputum : Pemeriksaan gram kuman/kultur adanya infeksi campuran.Kuman patogen >> :Streptococcus pneumoniae.Hemophylus influenzae.Moraxella catarrhalis.

Radiologi :Thorax foto (AP dan lateral).Hiperinflasi paru-paru, pembesaran jantung dan bendungan area paru-paru.Pada emphysema paru :Distensi >Diafragma letak rendah dan mendatar.Ruang udara retrosternal > (foto lateral).Jantung tampak memanjang dan menyempit.Bronkogram : menunjukkan dilatasi bronkus, kolap bronkhiale pada ekspirasi kuat.

EKG.Kelainan EKG yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila sudah terdapat Kor Pulmonal terdapat deviasi aksis ke kanan dan P- pulmonal pada hantaran II, III dan aVF. Voltase QRS rendah. Di V1 rasio R/S lebih dari 1 dan di V6 V1 rasio R/S kurang dari 1. Sering terdapat RBBB inkomplet.

2. Lain-lain perlu dikaji berat badan, rata-rata intake cairan dan diet harian.

Page 14: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

7. Pathway

MEROKOK PREDISPOSISI GENETIK FAKTORPOLUSI UDARA ( KEKURANGAN1 – ANTI TRIPSIN ) TIDAK DIKETAHUI

GANGGUAN SEKAT DAN JARINGAN SEUMUR HIDUPPEMBERSIHAN PARU PENYOKONG HILANG

PERADANGAN BRONKUS & ALVEOLUS SAAT EKSPIRASI SAL.UDARA YG KECIL KOLAPS

PERADANGANJALAN UDARA

DINDING BRONKIALE HYPOVENTILASI LEMAH & ALVEOLARPECAH

SAAT EKSPIRASI SALURANUDARA YANG KECIL KOLAPS

EMPHYSEMASERING PADABRONKIOLITIS TERJADI EMPHYSEMA LANSIAKRONIS TIDAKTIMBULGEJALABRONKIOLITIS KRONIK SERINGTERJADIPPOK

Page 15: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian :1. Riwayat atau faktor penunjang :- Merokok merupakan faktor penyebab utama.- Tinggal atau bekerja di area dengan polusi udara berat.- Riwayat alergi pada keluarga- Riwayat Asthma pada anak-anak.

2. Riwayat atau adanya faktor pencetus eksaserbasi :- Alergen.- Stress emosional.- Aktivitas fisik yang berlebihan.- Polusi udara.- Infeksi saluran nafas.

3. Pemeriksaan fisik :a. Manifestasi klinik Penyakit Paru Obstruktif Kronik :• Peningkatan dispnea.• Penggunaan otot-otot aksesori pernafasan (retraksi otot-otot abdominal, mengangkat bahu saat inspirasi, nafas cuping hidung).• Penurunan bunyi nafas.• Takipnea.b. Gejala yang menetap pada penyakit dasarAsthmaBatuk (mungkin produktif atau non produktif), dan perasaan dada seperti terikat. Mengi saat inspirasi maupun ekspirasi yang dapat terdengar tanpa stetoskop.Pernafasan cuping hidung.Ketakutan dan diaforesis.

BronkhitisBatuk produktif dengan sputum berwarna putih keabu-abuan, yang biasanya terjadi pada pagi hari.Inspirasi ronkhi kasar dan whezzing.Sesak nafasBronkhitis (tahap lanjut)Penampilan sianosisPembengkakan umum atau “blue bloaters” (disebabkan oleh edema asistemik yang terjadi sebagai akibat dari kor pulmunal).

Emphysema Penampilan fisik kurus dengan dada “barrel chest” (diameter thoraks anterior posterior meningkat sebagai akibat hiperinflasi paru-paru).Fase ekspirasi memanjang.

Page 16: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Emphysema (tahap lanjut)Hipoksemia dan hiperkapnia.Penampilan sebagai “pink puffers”Jari-jari tabuh.

Aktivitas dan Istirahat Gejala Keletihan, kelelahan, malaiseKetidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas. Perlu tidur dalam posisi duduk cukup tingi. Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihanTanda Kelelahan, gelisah, insomnia, kelemahan umum/kehilangan masa ototSirkulasi Gejala Pembengkakan pada ekstremitas bawahTanda Peningkatan tekanan darah. Peningkatan frekuensi jantungDistensi vena leher, sianosis periferIntegritas ego Gejala/tanda Ansietas, ketakutan dan peka rangsangMakanan/cairan Gejala Mual/muntah, Nafsu makan menurun, ketidakmampuan makan karena distress pernafasanPenurunanan BB menetap (empisema) dan peningkatan BB karena edema (Bronkitis)Tanda Turgor kulit buruk, edema, berkeringat, penurunan BB, penurunan massa ototHygiene Gejala Penurunan Kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas tubuhTanda Kebersihan buruk, bau badanPernafasan Gejala Nafas pendek, khususnya pada saat kerja, cuaca atau episode serangan asthma, rasa dada tertekan/ketidakmampuan untuk bernafas. Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama 3 bulan berturut-turut selam 3 tahun sedikitnya 2 tahun. Sputum hijau, putih, kuning dengan jumlah banyak (bronchitis)Episode batuk hilang timbul dan tidak produktif (empisema), Riwayat Pneumonia, riwayat keluarga defisiensi alfa antitripsinTanda Respirasi cepat dangkal, biasa melambat, fas ekspirasi memanjang dengan mendengkur, nafas bibir (empisema)Pengguanaan otot Bantu pernafasan, Dada barell chest, gerakan diafragma minimal. Bunyi nafas, Ronki, wheezing, redupPerkusi hypersonor pada area paru (udara terjebak, dan dapat juga redup/pekak karena adanya cairan).Kesulitan bicara 94 – 5 kalimat 0Sianosis bibir dan dasar kuku, jari tabuh.Seksualitas Libido menurunInteraksi sosial Gejala Hubungan ketergantungan, kurang sisitem pendukungtanda Keterbatasan mobilitas fisikKelalaian hubungan antar keluarga

Diagnosa keperawatan1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

Page 17: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

2. Pola nafas tidak efektif3. Kerusakan pertukaran gas4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi6. Kurang perawatan diri : berpakaian, mandi, makan, toileting

PerencanaanPerencanaan meliputi penyusunan prioritas, tujuan dan kriteria hasil dari masing-masing masalah yang ditemukan.

Tujuan Penatalaksanaan• Mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.• Pemeliharaan fungsi paru yang optimal dalam waktu singkat dan panjang.• Pencegahan dan penanganan eksaserbasi.• Mengurangi perburukan fungsi paru setiap tahunnya.

Kriteria Keberhasilan :• Berkurangnya gejala sesak nafas.• Berkurangnya frekuensi dan lamanya eksaserbasi.• Membaiknya faal paru.• Menurunnya gejala psikologik (depresi, kecemasan).• Memperbaiki kualitas hidup.• Dapat melakukan aktifitas sehari-hari.

RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan criteria Hasil Intervensi1 Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif

Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.

Batasan Karakteristik :- Dispneu, Penurunan suara nafas- Orthopneu- Cyanosis- Kelainan suara nafas (rales, wheezing)- Kesulitan berbicara- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada- Mata melebar- Produksi sputum- Gelisah- Perubahan frekuensi dan irama nafas

Page 18: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Faktor-faktor yang berhubungan: - Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, perokok pasif-POK, infeksi- Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma.- Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.NOC : Respiratory status : VentilationRespiratory status : Airway patencyAspiration Control

Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) (klien tidak merasa tercekik, iramaMenunjukkan jalan nafas yang paten nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas NIC :(1) Airway suctionPastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioningMinta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakealGunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakanAnjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakealMonitor status oksigen pasienAjarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksionHentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.(2) Airway Management• Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi• Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan • Pasang mayo bila perlu• Lakukan fisioterapi dada jika perlu• Keluarkan sekret dengan batuk atau suction• Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan• Lakukan suction pada mayo• Berikan bronkodilator bila perlu• Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab• Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.• Monitor respirasi dan status O22 Pola Nafas tidak efektifDefinisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuatBatasan karakteristik : - Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi

Page 19: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

- Penurunan pertukaran udara per menit - Menggunakan otot pernafasan tambahan - Nasal flaring - Dyspnea- Orthopnea - Perubahan penyimpangan dada - Nafas pendek - Assumption of 3-point position - Pernafasan pursed-lip - Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama - Peningkatan diameter anterior-posterior - Pernafasan rata-rata/minimal Bayi : < 25 atau > 60Usia 1-4 : < 20 atau > 30Usia 5-14 : < 14 atau > 25Usia > 14 : < 11 atau > 24- Kedalaman pernafasan Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg- Timing rasio - Penurunan kapasitas vitalFaktor yang berhubungan : - Hiperventilasi - Deformitas tulang - Kelainan bentuk dinding dada - Penurunan energi/kelelahan - Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal - Obesitas - Posisi tubuh - Kelelahan otot pernafasan - Hipoventilasi sindrom - Nyeri - Kecemasan - Disfungsi Neuromuskuler - Kerusakan persepsi/kognitif - Perlukaan pada jaringan syaraf tulang belakang - Imaturitas Neurologis NOC : Respiratory status : VentilationRespiratory status : Airway patencytal sign StatusViKriteria Hasil : Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) (klien tidak merasa tercekik, iramaMenunjukkan jalan nafas yang paten nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan) NIC :

Page 20: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

I. AIRWAY MANAGEMENT• Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi• Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan • Pasang mayo bila perlu• Lakukan fisioterapi dada jika perlu• Keluarkan sekret dengan batuk atau suction• Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan• Lakukan suction pada mayo• Berikan bronkodilator bila perlu• Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab• Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.• Monitor respirasi dan status O2

Terapi OksigenBersihkan mulut, hidung dan secret trakeaPertahankan jalan nafas yang patenAtur peralatan oksigenasiMonitor aliran oksigenPertahankan posisi pasienOnservasi adanya tanda tanda hipoventilasiMonitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

Vital sign MonitoringMonitor TD, nadi, suhu, dan RRCatat adanya fluktuasi tekanan darahMonitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiriAuskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkanMonitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitasMonitor kualitas dari nadiMonitor frekuensi dan irama pernapasanMonitor suara paruMonitor pola pernapasan abnormalMonitor suhu, warna, dan kelembaban kulitMonitor sianosis periferMonitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign3 Kerusakan Pertukaran gas

Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida di dalam membran kapiler alveoli

Batasan karakteristik : Gangguan penglihatanPenurunan CO2Takikardi

Page 21: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

HiperkapniaKeletihansomnolenIritabilitasHypoxiakebingunganDyspnoenasal faringAGD Normalsianosiswarna kulit abnormal (pucat, kehitaman)Hipoksemiahiperkarbiasakit kepala ketika bangunfrekuensi dan kedalaman nafas abnormal

Faktor faktor yang berhubungan :ketidakseimbangan perfusi ventilasiperubahan membran kapiler-alveolar NOC :Respiratory Status : Gas exchangeRespiratory Status : ventilationVital Sign StatusKriteria Hasil : Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuatMemelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)Tanda tanda vital dalam rentang normal NIC :II. AIRWAY MANAGEMENT• Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi• Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan • Pasang mayo bila perlu• Lakukan fisioterapi dada jika perlu• Keluarkan sekret dengan batuk atau suction• Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan• Lakukan suction pada mayo• Berika bronkodilator bial perlu• Barikan pelembab udara• Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.• Monitor respirasi dan status O2

III. RESPIRATORY MONITORING• Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi• Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal

Page 22: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

• Monitor suara nafas, seperti dengkur• Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot• Catat lokasi trakea• Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan paradoksis)• Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan• Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas utama• auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya4 Kurang PengetahuanDefinisi : Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.

Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.

Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi. NOC :Kowlwdge : disease processKowledge : health BehaviorKriteria Hasil :Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatanPasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benarPasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya NIC :• Teaching : disease Process1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat 6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat 7. Hindari harapan yang kosong 8. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat 9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit 10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan 12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat 13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

Page 23: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhDefinisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.Batasan karakteristik : - Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal - Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) - Membran mukosa dan konjungtiva pucat - Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah - Luka, inflamasi pada rongga mulut - Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan - Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan - Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa - Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan - Miskonsepsi - Kehilangan BB dengan makanan cukup - Keengganan untuk makan - Kram pada abdomen - Tonus otot jelek - Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi - Kurang berminat terhadap makanan- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh - Diare dan atau steatorrhea - Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok) - Suara usus hiperaktif- Kurangnya informasi, misinformasi

Faktor-faktor yang berhubungan : Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi. NOC :Nutritional Status : food and Fluid IntakeKriteria Hasil :Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuanBerat badan ideal sesuai dengan tinggi badanMampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisiTidak ada tanda tanda malnutrisierat badan yang berarti NIC :Tidak terjadi penurunan bNutrition ManagementKaji adanya alergi makananKolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake FeAnjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin CBerikan substansi gulaYakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasiBerikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

Page 24: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisiKaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition MonitoringBB pasien dalam batas normalMonitor adanya penurunan berat badanMonitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukanMonitor interaksi anak atau orangtua selama makanMonitor lingkungan selama makan dan tindakan tidak selama jam makanJadwalkan pengobatanMonitor kulit kering dan perubahan pigmentasiMonitor turgor kulitMonitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patahMonitor mual dan muntahMonitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar HtMonitor makanan kesukaanMonitor pertumbuhan dan perkembanganMonitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtivaMonitor kalori dan intake nuntrisiCatat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet6 Defisit perawatan diri b/d kelemahan fisik

Definisi : Gangguan kemampuan untuk melakukan ADL pada diri

Batasan karakteristik : ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk makan, ketidakmampuan untuk toileting

Faktor yang berhubungan : kelemahan, kerusakan kognitif atau perceptual, kerusakan neuromuskular/ otot-otot saraf NOC :Self care : Activity of Daily Living (ADLs)Kriteria Hasil :Klien terbebas dari bau badanMenyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLsDapat melakukan ADLS dengan bantuan NIC :Self Care assistane : ADLsMonitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya. Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika

Page 25: Penyakit Paru Obstruksi Kronik

pasien tidak mampu untuk melakukannya.Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff Hood, Abdul Mukty, (1995). Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.

Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.

Blac,MJ Jacob. (1993). l.uckman & Sorensen’s Medical surgical Nursing A Phsycopsicologyc Approach. W.B. Saunders Company. Philapidelpia.

Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit EGC. Jakarta.

Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta.

Soeparman, Sarwono Waspadji. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit. EGC. Jakarta.

Yunus Faisal. (1992). Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta.