asuhan keperawatan keluarga dengan dewasa

53
1 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DEWASA OLEH : KELOMPOK 6 1. Anik Dwi Laningtyas (010109a008) 2. Despartin (010109a0) 3. Irma Ariani (010109a055) 4. Ida Bagus Gde Eke Y (010109a0) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO Jl. Gedongsongo, Candirejo – Ungaran

Upload: pramudipta-wn

Post on 27-Oct-2015

305 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

remattik

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

1

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

DEWASA

OLEH :

KELOMPOK 6

1. Anik Dwi Laningtyas (010109a008)

2. Despartin (010109a0)

3. Irma Ariani (010109a055)

4. Ida Bagus Gde Eke Y (010109a0)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO

Jl. Gedongsongo, Candirejo – Ungaran

Tahun Ajaran 2011/2012

Page 2: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmatnya kita dapat menyusun laporan Asuhan Keperawatan . Asuhan

Keperawatan ini adalah berisi mengenai tentang Asuhan Keperawatan Keluarga

Dengan Dewasa yang akan mempermudah dalam penyusunan laporan kasus

sesuai dengan keadaan pasien. Selain itu asuhan keperawatan keluarga ini juga

digunakan sebagai acuan pencapaian target praktek Keperawatan Keluarga. Ilmu

keperawatan kini telah berkembang sangat pesat, oleh karena itu pembaca atau

pembimbimng dengan rendah hati diharapkan dapat memberikan bimbingan

untuk perbaikan.

Page 3: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

3

DAFTAR ISI

Page 4: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Tingkah laku seseorang dipelajari sepanjang proses kehidupannya

ketika menghadapi krisis dan kecemasan akibat stressor. Menurut teori

keperawatan, sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang sangat

dinamis dari kehidupan seseorang.

Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa

mereka dimana sudah memiliki tanggung jawab  serta sudah menyadari

makna hidup. Menyiapkan diri menjadi dewasa, karena menjadi dewasa

adalah sebuah pilihan, maka tentunya harus direkayasa atau disiapkan. Tidak

bisa dibiarkan alami. Karena memang menjadi dewasa dalam cara berpikir itu

bukan kebetulan, tapi merupakan pilihan.

2. Tujuan penulisan

Page 5: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA

1.1.1. pengertian perkembangan keluarga dewasa

Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah

berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang

penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana

mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia memasuki dunia

pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa mempersiapkan punya keturunan

dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan prestasi kerja di

masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal,

masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .

Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian.

Menurut Prof. Dr. A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam

beberapa fase yaitu:

1. Fase dewasa awal

Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan

mulai melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas

perkembangan pada masa dewasa awal yaitu:

a. mereka mendapat pengawasan dari orang tua

b. mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan

hubungan yang intim di luar

c. mereka membentuk seperangkat nilai pribadi

d. mereka mengembangkan rasa identitas pribadi

e. mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja

2. Fase Dewasa tengah

Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap

memilih teman hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah

menggunakan energy sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep

Page 6: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

6

diri dan citra tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan pada

penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan

sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa

mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan

melakukan hygiene yang baik.

a. Teori-teori tentang masa dewasa tengah

1) Teori Erikson

Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan

yang utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas

(Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk merawat

dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai

generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam

interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah

gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini

ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau

perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.

2) Teori Havighurst

Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam

tujuh perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst,

1972). Tugas perkembangan tersebut meliputi:

a) Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa

b) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan

c) Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia

d) Mengembangkan aktivitas luang

e) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu

f) Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia

pertengahan

g) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

Page 7: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

7

b. Tahap-tahap perkembangan

1) Perkembangan fisiologis

Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65

tahun. Perubahan yang paling terlihat adalah rambut beruban,

kulit mulai mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan

biasanya terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi juga

dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman

penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada periode ini.

2) Perkembangan kognitif

Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang

terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat

mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa

dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan

untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau

perubahan pekerjaan.

3) Perkembangan psikosial

Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah

dapat meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anak

dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau

kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress

yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.

3. Fase dewasa akhir

Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif,

sukses-sukses berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan,

pada masa ini dapat dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang

sudah mantap.

Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:

a. Menurunnya keadaan jasmaniah

b. Perubahan susunan keluarga

Page 8: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

8

c. Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam

bidang pekerjaan atau perbaikan kesehatan yang lalu

d. Penurunan fungsi tubuh

Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi

pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya

ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat

kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindrom.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas

perkembangan ini, individu mengalami PPS. Misalnya penghalangnya

adalah:

1. Tingkat perkembangan yang mundur

2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas

perkembangan

3. Tidak ada motivasi

4. Kesehatan yang buruk

5. Cacat tubuh

6. Tingkat kecerdasan yang rendah

7. Tingkat adaptasi yang jelek

8. Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi

pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun.

Biasanya ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya biasa

seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan down

sindrom, adanya penyakit kronis. Tingkat ketidakmampuan dan

persepsi klien pada penyakit dan ketidakmampuan menentukan

sampai mana perubahan gaya hidup akan terjadi.

9. Tingkat kesejahteraan

Perawat mengkaji status kesehatan pada klien dewasa

tengah. Pengkajian tersebut member arah untuk merencanakan

asuhan keperawatan dan berguna dalam mengevaluasi keefektifan

intervensi keperawatan.

Page 9: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

9

10. Membentuk kebiasaan sehat yang positif

Kebiasaan adalah sikap atau perilaku seseorang yang biasa

dilakukan. Pola perilaku ini didorong oleh seringnya pengulangan

sehingga menjadi cara perilaku individu yang biasa.

1.1.2. Tahap Perkembangan Keluarga dengan Dewasa

Menurut Erikson, tugas perkembangan yang utama pada usia

baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas

adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa

tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui

bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika

dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal

ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau

perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.

Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas

yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode

kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan

berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan

dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga

akan mengalami kesulitan

Masa Usia Dewasa

1. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan

fisiologis

2. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai

individu

3. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang

bertanggung jawab dan berbahagia

4. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam

karir pekerjaan

5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang

dewasa

6. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.

7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

Page 10: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

10

1.1.3. Masalah-masalah yang sering muncul pada keluarga dewasa

1.2. TEORI PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

1.2.1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat

mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga

yang dibinanya.

Sumber informasi dan tahapan pengkajian dapat menggunakan

metode:

a. Wawancara keluarga

b. Observasi fasislitas rumah

c. Pemeriksaan fisik dari anggta keluarga dari ujung rambut ke ujung

kaki.

d. Data sekunder, contoh: hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear

dan sebagainya.

Hal hal yang perlu dikaji dalam keluarga meliputi :

a. Data umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga

Genogram

Simbol-simbol yang biasa digunakan:

Laki-laki Perempuan Identifikasi klien meninggal

Page 11: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

11

Menikah Pisah Cerai Cerai

6) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga

tersebut.

7) Tipe bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta

mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan

kesehatan

8) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan

yang dapat mempengaruhi kesehatan.

9) Sttatus sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik

dari kepela keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain

itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh

kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta

barang-barang yang dimiliki oleh keluarga

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi

bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu

namun denganmenonton TV dan mendengarkan radio juga

merupakan aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan ke;luarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditenrukan dengan anak tertua

dari keluarga inti.

Contoh : keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak, anak

pertama berumur 7 tahun dan anak ke dua berumur 4 tahun,

Page 12: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

12

maka keluarga bapak A beradapada tahapan perkembangan

keluarga dengan usia anak sekolah;

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembngan yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,

yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan

masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap

pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan

kesehatanyang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-

pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari

pihak suami istri.

c. Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentiikasi dengan melihat luas rumah,

tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela pemanfaatan

ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septik tank,

jarak septik tank dengan sumber air, air minum yang digunakan

serta denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan

komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkunagan fisik,

aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geigrafis keluarga ditentukan dengan kebiasaan

keluarga berpindah tempat.

Page 13: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

13

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Mennjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh

mana keluarga interkasinya dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalh jumlah

anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga

untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik,

fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan

fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota

keluarga.

Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai isi dan

instruksi ?

Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-

kebutuhan dan perasaan-perasaan mereka dengan jelas ?

Apakah anggota keluarga memperoleh dan memeriksakan

respons dengan baik terhadap pesan ?

Apakah anggota keluarga medengar dan mengikuti pesan ?

Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga ?

Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak

langsung ?

Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) dismapaikan

dalam keluarga ? (langsung atau tidak langsung)

Jenis-jenis emosi apa yang di sampaikan dalam keluarga ?

Apakah emosi-emosi yang disampaikan bersifat negatif,

positif atau keduanya ?

Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-

pesan penting ? (langsung atau tidak langsung)

Page 14: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

14

Jenis-jenis disfunggsional komunikasi apa yang nampak

dalam pola-pola komunikasi keluarga ?

Adakah hal-hal atau masalah dalam keluarga yang tertutup

untuk didiskusikan ?

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan

memepengaruhi otang lain untuk mengubah perilaku.

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik

secara formal maupun informal.

Struktur peran formal: posisi peran formal apa pada setiap

anggota keluarga, gambarkan bagaimana setiap anggota

keluarga melakukan peran-peran formal mereka. Adakah

konflik peran dalam keluarga

Struktur peran informal: adakah peran-peran informal

dalam keluarga, siapa yang memainkan peran-peran

tersebut, berapa kali peran-peran tersebut sering dilakukan

atau bagaimana peran tersebut dilaksanakan secra

konsisten? Tujuan peran-peran informal yang dijalankan

keluarga apa?

4) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan nor

Ma yang dianut oleh keluarga yang berhubungna dengan

kesehatan.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi efektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukunga

keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana

kehangtan tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana

keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

Page 15: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

15

2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungandalam

keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,

budaya dan perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanaa,

pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluargayang

sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.

Kesanggupa keluarga didalam melaksanakan perawata

kesehatan dapat dilihat dari kemampuankeluaraga melaksanakan

5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluaraga mampu mengenal

maslah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan

tindakan, melkaukan perawatan terhadap anggota keluarga yang

sakit, menciptakan lingkungan yang dpat meningkatkan

kesehatan, danmkeluarga mampu memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang terdapa dilingkungan setempat.

Hal-hal yang dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuha

tuegas perawtan keluarga adalah:

a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal maslah

kesehata, yang perlu dikaji adalah sejuahmana keluarga

mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan

yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab

dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap

masalah.

b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil

keputusan mengenai tindakan kesehata yang tepat, hal yang

perlu dikaji adalah:

Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai

sifat dan luasnya masalah

Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

Apakah keluarga merasa meyerah terhadap masalah yang

dialami

Page 16: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

16

Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan

pentakit

Apakah kelurga mempunyai sikap negatif terhadap

sdmasalah kesehatan

Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan

yang ada

Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga

kesehatan

Apakah keluarga mendapat informasi yang salah

terhadap tindakan dalam megatasi masalah.

c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji

adalah :

Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakit

(sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa, dan cara

perawatannya)

Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sikap dan

perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas

yang diperlukan untuk perawatan.

Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang

ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung

jawab, sumber keuangan/financial, fasilitas fisik,,

psikososial)

Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.

d) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang pelu

dikaji adalah :

Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber

keluarga yang dimiliki

Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat

pemeliharaan lingkungan

Page 17: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

17

Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygene

sanitasi

Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan

penyakit

Sejauhmana sikap/pandangan keluarga terhadap hygene

sanitasi

Sejauhmana kekompakan antar anggot keluarga

e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat ,

hal yang perlu dikaji adalah :

Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas

kesehatan

Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-

keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan

Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap

petugas dan fasilitas kesehatan

Apakah fasilitas kesehataan yang ada terjangkau oleh

keluarga.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga

adalah :

a) Berapa jumlah anak

b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga

5) Fungs ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga

adalah:

a) Sehauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,

pangan, dan papan

Page 18: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

18

b) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan

keluarga

a. Fungsi pendidikan

Menjelaskan upaya yang dilakukan keluarga dalam

pendidikan selain upaya yang diperoleh dari sekolah atau

masyarakat sekitar.

b. Fungsi religius

Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari

dan dijalankan oleh keluarga yang berhubungan dengan

kesehatan.

c. Fungsi rekreasi

Menjelaskan kemampuan keluarga dan kegiatan

keluarga untuk melakukan rekreasi secara bersama baik

di luar dan di dalam rumah, juga tentang kuantitas yang

dilakukan.

f. Stress dan koping keluarga

1) Stessor jangka pendek dan panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kuran lebih 2

bulan

b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6

bulan

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon

terhadap situasi/stressor.

3) Strategi koping yang digunakan

Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

4) Strategi adaptasi disfungsional

Page 19: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

19

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang

digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode

yang digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan

pemeriksaan fisik di klinik.

h. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

1.2.2. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,

keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses

pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis, memberikan

dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggng

adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehatan

aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan

berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian.

Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian

terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga,

lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan

koping keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya

keluarga.

a. Perumusan diagnosa keperawatan

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada

sasaran idividu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan

meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda

(sign).

Tipologi dari diagnosis keperawatan:

1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dn gejala

dari gangguan kesehatan.

Page 20: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

20

Contoh:

Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak

N), keluarga bapak Y “berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan gangguan mobilisasi”.

Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu Y) keluarga

Bapak A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak

(rematik).

Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran

sebagai suami.

2. Risiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang namun belum terjadi gangguan, misalnya :

lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak

adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.

Contoh:

Risiko terjadi konflik pada bapak I berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi

Risiko gangguan perkembangan pada balita (Anak N)

keluarga bapak Y berhubungan dengan dengan

ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi terhadap

balita

Risiko gangguan pergerakan pada lansia (Ibu Y) keluarga

Bapak A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak

3. Potensial (keadaan sejahtera/”wellness”)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera

sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

Contoh:

Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil

(Ibu M) keluarga Bapak K.

Page 21: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

21

Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga

Bapak X.

Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru

menikah keluarga Bapak I.

Daignosa yang sering muncul dalam asuhan keperawatan kelurga

menurut NANDA:

a. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah lingkungan

1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

Adalah suatu kondisi dimana keluarga mengalami atau berisiko

mengalami kesulitan mempertahankan kebersihan dan menjaga

lingkungan rumah

2) Risiko cedera

Suatu kondisi dimana keluarga mempunyai resiko yang

merugikan yang disebabkan kurangnya kesadaran terhadap

bahaya lingkungan atau usia maturasi.

3) Resiko infeksi

Kondisi dimana keluarga beresiko menularkan agen-agen

patogen ke anggota yang lain.

b. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi

1) Komunikasi keluarga disfungsional

Keadaan dimana keluarga mengalami atau beresiko terhadap

penurunan untuk mengirim atau menerima pesan.

c. Diagnosa keperawatan keluarga pada maslah struktur peran

1) Berduka dan diantisipasi

2) Berduka disfungsional

3) Isolasi sosial

4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang

sakit terhadap keluarga)

5) Proses keluarga terhenti

6) Resiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua/bayi/anak

7) Resiko ketegangan peran pemberi perawatan

8) Penampilan peran tidak efektif

Page 22: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

22

d. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi sosial

1) Perubahan perkembangan

2) Kurang pengetahuan

3) Isolassi sosial

4) Kerusakan interaksi sosial

5) Resiko kekerasan terhadap orang lain

6) Resiko kekerasan terhadap diri

7) Konflik peran orang tua

e. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan

kesehatan

1) Manajemen regimenterapeutik keluarg tidak efektif

2) Kerusakan pemeliharaan rumah

3) Perilaku mencari kesehatan

4) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

f. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping

1) Koping keluarga melemah

2) Kesiapan dalam peningkatan koping keluarga

3) Koping keluarga cacat

4) Resiko berduka disfungsional

1.2.3. Perencanaan keperawatan keluarga

Apabila masalah kesehatan ataupun masalah keperawatan telah

teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana

keperawatan sesuai dengan urutan prioritas masalahnya. Rencana

keperawatan keluarga adalah merupakan kumpulan tindakan yang

direncanakan oleh perawat untuk dilsksankan dalam menyelesaikan

atau mengatasi masalah keshatan/ maslah keperawatan yang telah

diidentifikasi. Rencana keperawatan yang berkualitas akan menjamin

keberhasilan dalam mencapai tujuan serta penyeleaian masalah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengenbangkan

keperawatan kluarga :

1) Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisa yang

menyeluruh tentang masalahatau situasi keluarga.

Page 23: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

23

2) Rencana yang baik harus realistik, artinya dapat dilaksanakandan

dapat menghasilkan apa yang diharapkan.

3) Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah

instansi kesehatan. Misalnya bila instansi kesehatan pada daerah

tersebut tidak memungkinkan pemberian pelayanan cuma-Cuma

maka perawat harus mempertimbangkan hal tersebut dalam

menyususn perencanaan

4) Rencana keperawatan dibuat bersama dengan keluarga. Hal ini

sesuai dengan prinsip bahwa perawat perawat bekerja bersama

keluarga bukan untuk keluarga.

5) Sebaiknya rencana keperawatan dibuat secara tertulis hal ini selain

berguna untuk perawat juga berguna untuk anggota tim kesehatan

lainnya, khususnya dalam mengingat perencanaan yang telah

disusun untuk keluarga tersebut. Disamping itu juga dapat

membantu dalam mengevaluasi perkembangan masalah keluarga.

Langkah-langkah dalam menembangkan rencana keperawatan keluarga:

1. Menentukan sasaran atau goal

Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang

akan dicapai melalui segala upaya. Jika keluarga mengerti dan

menerima sasaran yang telah ditentukan diharapkan mereka dapat

berpartisipasi secara aktif dalam mencapai sasaran tersebut. Contoh:

setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu merawat

anggota kelaurga yang menderita hipertensi

2. Menetukan tujuan atau objektif

Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih

terperinci tentang hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan

yang akan dilakukan. Ciri tujuan atau objektif yang baik adalah :

spesifik, dapat di ukur, dapat dicapai, realistik dan ada batasan

waktu. Contoh: seteleh dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

anggota keluarga yang sakit hipertensi mengerti tentang cara

pencegahan dan pengobatan hipertensi dan tekanan darah : 120/80

mmHg.

Page 24: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

24

3. Menetukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan

dilakukan

Dalam menilih tindakan keperawatan sangat tergantung kepeda sifat

masalahdan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan

masalah. Dalam perawatan kesehatan keluarga tindakan

keperawatan yang dilakukan ditujukan untuk mengurangi atau

mnghilangkan sebab-sebab yang mengakibatkan timbulnya

ketidaksanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas

kesehatan. Perawat dapat melekukan tindakan keperawatan dalam

rangka menstimulasi kesadaran dan penerimaanterhadap masalah

atau kebutuhan keesehatan keluarga dengan jalan :

a) Memperluas

Page 25: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

25

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Bp.Mj

DENGAN ANGGOTA KELUARGA(Bp. Mj) MENDERITA ASAM URAT

1.1. PENGAKJIAN, Seni 23 April 2012

a. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga : Bp.Mj

2. Jenis kelamin : Laki-laki

3. Umur : 43 tahun

4. Alamat : Mijen, Ungaran

5. Pekerjaan Kepala Keluarga : Tani

6. Pendidikan Kepala Keluarga: SD

7. Agama : Islam

8. Suku bangsa : Jawa

9. Komposisi keluarga

No Nama JK Hub dgn

KK

Umur Pendidikan Agama Pekerjaan

1. Ny. R P Istri 41 th SD islam Ibu Rumah

tangga

2. An. N P Anak 26 th SMA Islam Swasta

3. An. P L Anak 23 th SMA Islam Swasta

Page 26: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

26

10. Genogram

Keterangan: Laki-laki

Perempuan

Klien sakit

Meninggal

Menikah

Pisah

Tinggal serumah

Page 27: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

27

11. Tipe keluarga: Nuclear Family

12. Status sosial ekonomi keluarga: Cukup

13. Aktifitas rekreasi keluarga: Keluarga jarang pergi ketempat-tempat

rekreasi, terutama Bp. Mj, karena kondisi kesehatannya. untuk

melepaskan pikiran yang suntuk biasanya dengan mendengarkan radio.

b. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini: Keluarga dengan anak

dewasa, karena anak tertua berusia 26 tahun.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Kedua anak Bp.

Mj belum menikah.

3. Riwayat keluarga inti: Bp. Mj menderita asam urat sudah lama

(sekitar lebih dari 10 tahun). Saat ini kondisi sudah lebih baik, tetapi

jika digunakan untuk beraktivitas berlebihan kaki masih terasa nyeri .

Istri Bp. Mj menderita sakit Ginjal dan sekitar 5 bulan yang lalu

meninggal. Kedua anak Bp.Mj dalam kondisi sehat.

4. Riwayat keluarga sebelumnya: Kakak laki-laki Bp.Mj menderita

asma. Sedangkan riwayat penyakit keturunan maupun penyakit kronis

yang lain seperti Jantung, DM dan hipertensi tidak ditemukan.

c. Lingkungan

1. Karakteristik rumah :

a. Denah rumah :

Ruang belakang

Dapur

Kamar tidur

Ruang tamu kamar tidur

Sumur

Page 28: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

28

d. Keadaan lingkungan dalam rumah

Rumah keluarga Bp.Mj merupakan rumah permanen dengan status

kepemilikan pribadi. Dinding terbuat dari tembok dengan lantai

semen. Penerangan yang digunakan adalah listrik. Kondisi rumah

rapi dan bersih.

c. Keadaan lingkungan di luar rumah

Halaman rumah cukup luas, ditanami pohon pisang. Untuk Sumber

air bersih dan air minum keluarga memiliki sumur gali yang

digunakan bersama-sama dengan keluarga kakaknya yang tinggal

disebelah rumah Bp. Mj. Air bekas mandi dan cucian hanya

disalurkan ke pekarangan di belakang rumah dan terbuka. Untuk

pengelolaan sampah rumah tangga keluarga membuat lubang

sampah terbuka dan jika sudah penuh sampah dibakar.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas: Jarak antar rumah saling dekat

masing-masing halaman tidak dipagar. Antar tetangga saling toleransi

dan mengenal satu sama lain.

3. Mobilitas geografis keluarga: Keluarga tinsggal menetap dirumah, tidak

berpindah-pindah.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: Keluarga tidak

memiliki acara khusus pertemuan keluarga yang rutin tetapi hanya

sewaktu-sewaktu jika ada acara di salah satu keluarga, atau saat lebaran.

5. Sistem pendukung keluarga: Saat ini anggota keluarga yang lain( An.P

dan An.n) dalam keadaan sehat, sehingga bisa merawat Bp.Mj dan

bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

e. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga: Menurut Bp.Mj, Komunikasi dalam

keluarganya lancar tidak ada hambatan. Mereka terbiasa saling

berkomunikasi secara terbuka, terutama bila sedang berkumpul. Bahasa

yang dipergunakan sehari-hari adalah bahasa jawa.

Page 29: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

29

2. Struktur kekuatan keluarga: Sebagai kepala keluarga, pengambilan

keputusan dipegang oleh Bp.Mj. tetapi mengingat kondisi

kesehatannya, Bp.Mj mempercayakan segala sesuatu kepada anaknya,

termasuk juga hal-hal yang terkait dengan hubungan kemasyarakatan.

kedudukan masing-masing anggota keluarga seimbang, tidak ada yang

mendominasi atau mempengaruhi.

3. Struktur peran (formal dan informal): Kepala keluarga tetap dipegang

oleh Bp.Mj, tetapi sebagai pencari nafkah digantikan oleh anak laki-laki

Bp.Mj. Tugas rumah tangga dikerjakan oleh An. N. Selain sudah tua,

kondisi kesehatan Bp. Mj tidak memungkinkan lagi untuk bekerja.

4. Nilai dan norma keluarga: Nilai/norma yang dianut adalah nilai dan

norma suku Jawa, tidak ada norma-norma khusus yang berlaku di

keluarga dan tidak ada norma yang bertentangan dengan kesehatan.

f. Fungsi Keluarga

1. Fungsi biologis keluarga:

a. Kebersihan perorangan

Keluarga memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari, keramas 2 hari

sekali, sikat gigi 2 kali sehari.

b. Pola makan dan minum

Keluarga biasa makan 3 kali sehari dengan makanan beraneka

ragam. Bp.Mj menghindari jenis makanan yang menyebabkan

penyakitnya kambuh, seperrti daun so, emping dan mlinjo, juga

menghindari makan lele, karena jika makan lele Bp.Mj merasakan

kakinya nyeri-nyeri. Jarang minum susu.

c. Bp. Mj terbiasa istirahat lebih awal, dibandingkan anak-anaknya

yaitu, dari pukul 20.00 sampai dengan pukul 4.30 pagi, sedangkan

An.p biasanya tiduur arut malam sekitar pukul 22.00 WIB, apalagi

jika mendapat dinas sore dan pulang kerumah sudah malam.

Page 30: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

30

2. Fungsi psikologis keluarga:

a. Keadaan emosi

Hubungan antar anggota keluarga baik dan cukup harmonis. Kedua

anak Bp.Mj sangat menyayanggi Bapaknya, mengingat mereka

hanya tinggal memiliki Bp.Mj. Selama ini tidak ada masalah yang

menyebabkan hubungan antar anggota keluarga menjadi renggang.

Keadaan emosi semua anggota keluarga stabil.

b. Pengambilan keputusan

Dalam pengambilan keputusan dibicarakan bersama, biasanya Bp.

Mj lebih menurut apa yang menjadi pendapat anak-anaknya.

c. Mencari pelayanan kesehatan

Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga berobat ke Puskesmas

atau Dokter praktek tetapi disamping itu juga terbiasanya minum

jamu-jamuan jawa/ramuan tradisional, dalam upaya pencarian

pengobatan tradisional ini Bp. Mj dibantu oleh kakaknya yang

tinggal disebelah rumah.

3. Fungsi sosial keluarga:

Hubungan dalam keluarga baik, hubungan dengan orang lain baik,

Keluarga Bp.Mj juga selalu aktif mengikuti kegiatan di masyarakat,

seperti kerjabakti, ronda dll. Tetapi tugas-tugas tersebut digantikan oleh

An.P.

4. Fungsi spiritual:

a. Ketaatan beribadah: Keluarga Bp.Mj taat dalam menjalankan

ibadah.

b. Keyakinan kesehatan: Keluarga Bp Mj yakin bahwa kesehatan

adalah nikmat dari Tuhan dan merupakan hal yang sangat penting

agar aktivitas sehari-hari dapat berjalan lancar.

Page 31: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

31

5. Fungsi kultural:

a. Pengambilan keputusan: Dalam pengambilan keputusan berdasar

musyawarah, tidak berdasarkan pada adat tertentu.

b. Adat yang berpengaruh terhadap kesehatan: Dalam keluarga Bp Mj

tidak ada adat yang mempengaruhi serta tidak ada hal yang

dianggap tabu dalam masalah kesehatan.

6. Fungsi ekonomi:

Sumber penghasilan keluarga adalah dari kerja An.P dan An.N, karena

mereka belum menikah maka uang gaji digunakan untuk membantu

kebutuhan hidup sehari-hari. Dahulu sewaktu ibu masih ada, ibu

berdagang warung kecil-kecilan, tetapi sekarang warung tersebut

diteruskan oleh keluarga kakak Bp.Mj.

8. Fungsi perawatan kesehatan:

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah

Keluarga sudah mengetahui jika Bp.Mj menderita Asam urat dan

sudah mengupayakan berbagai macam usaha pengobatan tetapi

belum mengetahui tentang bagaimana perawatan dan pencegahan

agar tidak semakin parah.

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Keluarga merasakan adanya masalah kesehatan dan menyadari jika

penyakit asam urat sangat dipengaruhi oleh pola makanan sehari-

hari, oleh karena itu keluarga berusaha untuk menghindari jenis

makanan yang dipantang. Jika merasakan gejala-gejala yang cukup

serius keluarga segera membawa Bp. Mj ke Dokter untuk periksa.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

An.P dan An.n sangat telaten merawat ayahnya, jika mendapat

masukan baik dari tetangga ataupun dari saudara-saudaranya, segera

dipraktekkan untuk perbaikan kondisi Bp.Mj. Keluarga juga

melarang Bp.Mj untuk bekerja lagi.

d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

Page 32: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

32

Keluarga memahami bahwa kebersihan rumah penting untuk

kesehatan. Rumah tampak rapi dan bersih. Tidak ada sampah

berserakan.

e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke

Puskesmas atau langsung ke Dokter praktek. Tidak ada pengalaman

yang kurang baik dengan petugas kesehatan.

g. Stres Dan Koping Keluarga

1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang: Bp.Mj merasa kondisinya

saat ini membebani kedua anaknya, padahal saat ini mereka

seharusnya bisa memikirkan diri mereka dan hasil kerjanya untuk

kebutuhan-kebutuhan mereka. Tetapi Bp.Mj sangat bersyukur

memiliki anak yang sangat menyayanginya.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor: Menurut

Bp.Mj, masalah yang terjadi sudah menjadi kehendak Tuhan.

Keluarga sudah terbiasa dengan kehidupan yang penuh cobaan

sehingga mudah beradaptasi jika mendapat masalah.

3. Strategi koping yang digunakan: Jika ada masalah dihadapi bersama-

sama, berusaha untuk diselesaikan dengan berbagai usaha dan

apapun akhirnya diserahkan kepada Allah yang Maha Berkehendak.

h. Pemeriksaan Fisik

Bp.Mj :

KU baik, Postur tubuh kurus, tinggi. Berat Badan : 45 Kg, TB: 166

cm

Tekanan darah : 130/80 mmHg, Nadi : 96x/mnt, Respirasi : 20x/mnt.

Konjuctiva tak tampak anemis,

Gerak reflek :positif

Page 33: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

33

Paru-paru: suara paru bersih, rreguler, tidak ada ronchi,

Persendian kaki tampak mengkilap dan kemerahan, tidak

membengkak.

i. Harapan Keluarga

1. Persepsi keluarga terhadap masalah

Bp.Mj mengatakan bahwa masalah dalam kehidupan adalah hal

yang lumrah, dan sudah menjadi kehendak dari Tuhan. Sebagai

manusia diberi kemampuan untuk memecahkan setiap masalah

yang dihadapi.

2. Harapan Keluarga terhadap Masalah

Keluarga mengharapkan agar kondisi kesehatan Bp.Mj semakin

membaik, meskipun tidak bisa sembuh total karena keluarga

menyadari penyakit Bp.Mj memang sudah kronis dan keluarga

juga sangat mengharapkan tenaga kesehatan yang saat ini

berkunjung ke rumah bisa memberikan pengetahuan-pengetahuan

atau informasi kesehatan yang bermanfaat untuk meningkatkan

status kesehatan keluarga.

Page 34: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

34

Skala Prioritas Masalah

a. Nyeri Kronis pada Bp. Mj b.d ketidakmampuan keluarga melakukan

perawatan pada anggota keluarga yang sakit

No Kriteria Hitungan Skor Pemberian1. Sifat masalah : aktual 3/3 x 1 1 Saat ini Bp. Mj masih

sering merasakan nyeri, terutama kalau malam hari atau setelah beraktivitas. meskipun tidak separah dahulu

2. Kemungkinan masalah dapat diubah: mudah

2/2 x 2 2 Dana ada, ada tindakan untuk mengatasi, fasilitas ada, pengetahuan keluarga cukup

3. Potensi masalah untuk dicegah: cukup

2/3 x 1 2/3 Masalah sudah lama, ada upaya-upaya yang telah dilakukan, tidak ada kelompok high risk.

4. Menonjolnya masalah: masalah berat harus segera ditangani

2/2 x 1 1 Bp. Mj menyatakan nyeri yang dirasakan sangat mengganggu dan ingin diberi tahu bagaimana cara mengatasi.

Jumlah 4 2/3

Page 35: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

35

b. Kurang Pengetahuan tentang perawatan penyakit pada keluarga Bp. Mj

b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit

asam urat)

No Kriteria Hitungan Sko

r

Pemberian

1. Sifat masalah : aktual 3/3 x 1 1 Saat ini Keluarga belum mengetahui bagaiman perawatan yang benar bagi penderita asam urat.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah: mudah

2/2 x 2 2 Dana ada, ada tindakan untuk mengatasi, fasilitas ada, pengetahuan keluarga cukup, keluarga sangat tertarik dengan infformasi-informasi kesehatan

3. Potensi masalah untuk dicegah: cukup

2/3 x 1 2/3 Masalah sudah lama, ada upaya-upaya yang telah dilakukan

4. Menonjolnya masalah: masalah berat harus segera ditangani

1/2 x 1 1/2 Keluarga belum mengetahui cara perawatan yang benar tetapi selama sudah berusaha merawat sesuai dengan saran-saran yang diberikan saudara dan para tetangga.

Jumlah 4 1/6

Page 36: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

36

1.2. Diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah

1. Nyeri Kronis pada Bp. Mj Keluarga Bp. Mj b.d ketidakmampuan

keluarga melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit

2. Kurang Pengetahuan tentang perawatan penyakit pada keluarga Bp. Mj

b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit

asam urat)

Page 37: Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa

37

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L J.1997.Nursing Diagnosis: Aplication to Clinical Practice.

Philadelphia:Lippincott

Hurlock, E B.1980.Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Kehidupan.Jakarta:Erlangga

Marilyn M. Friedman1998.Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik.Jakart:EGC