asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

21
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN USIA DEWASA PERTENGAHAN Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.

Upload: warnet-raha

Post on 12-Apr-2017

603 views

Category:

Entertainment & Humor


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN USIA DEWASA PERTENGAHAN

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan individu

manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga

dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu

rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.

Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan

keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang

diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan

struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham

setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.

Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit

dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu

penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan

keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga.

Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu

rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga

tersebut sebagai rumah tangga mereka.

Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar

meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimana orang

tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga ini

juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat sangat

berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan kepada keluarga.

Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa pertengahan, maka disini

kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik tentang konsep dan asuhan keperawatan

keluarga pada dewasa pertengahan , agar dapat memenuhi kebutuhan akan informasi yang

mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya akan kami bahas secara

rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.

Page 2: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

A.      Konsep Dasar Keperawatan Keluarga

1.         Pengertian

Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang saling

berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004). Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan

yang komplek dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-

masing mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004 ). Keluarga adalah sebuah kelompok yang

terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri

dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ),

menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan

adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.

Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan anak yang hidup

bersama secara harmonis dan memuaskan. Keluarga bukan sekedar gabungan dan jumlah dari

beberapa individual. Keluarga memiliki keragaman seperti anggota individunya dan klien

memiliki nilai – nilai tersendiri mengenai keluarganya yang harus dihormati. Keluarga sebagai

suatu kelompok hubungan yang indentifikasi klien sebagai keluarga atau jaringan individu yang

mempengaruhi kehidupan masing – masing tanpa melihat adanya hubungan biologis atau pun

hukum (Perry, 2009, hal 202).

Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi dan digunakan

sebagai referensi secara luas :

a.         Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan

adopsi.

b.        Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam satu rumah, atau jika

mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah

mereka.

c.         Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran – peran sosial

keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki – laki dan anak perempuan, saudara dan

saudari.

d.        Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari

masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

Page 3: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

2.         Tipe Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan.

Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikuti. Agar dapat

mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu

mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2004).

Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :

a.       Tipe keluarga tradisional

1)      Keluarga Inti (The nuclear family)

Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).

2)      Keluarga Dyad

Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.

3)      Single Parent

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat

disebabkan oleh perceraian atau kematian.

4)      Single adult living alone

Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.

5)      The childless

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau

pendidikan.

6)      Keluarga Besar (The extended family)

Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek

dan lain-lain.

7)      Commuter family

Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau hari libur saja.

8)      Multi generation

Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1 rumah.

9)      Kin-network family

Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-

barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.

10)  Blended family

Page 4: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan

sebelumnya.

11)  Keluarga usila

Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan

diri.

b.      Tipe keluarga non tradisional

1)      Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage mother).

Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari hubungan tanpa nikah.

2)      The step parents family

Keluarga dengan orang tua tiri.

3)      Commune family

Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang menggunakan fasilitas secara

bersama.

4)      The nonmarrital hetero seksual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.

5)      Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)

Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah sebagaimana pasangan suami

istri.

6)      Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.

7)      Groupmarriage family

Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi sesuatu termasuk seks dan

membesarkan anak.

8)      Group nertwork family

Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling

menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.

9)      Foster family

Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk waktu sementara.

10)  Home less family

Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau

problem kesehatan mental.

Page 5: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

11)  Gang

Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional, berkembang

dalam kekerasan dan kriminal.

3.         Fungsi Keluarga

Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :

a.       Fungsi afektif

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga.

Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif

tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga

saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui

interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga yang berhasil melaksanakan

fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang

perlu dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :

1)      Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar

anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota

yang lain maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan maningkat yang pada

akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam

keluarga merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain diliat keluarga atau

masyarakat.

2)      Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan

hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif

akan tercapai.

3)      Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan

anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuian pada berbagai aspek

kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengemban proses identifikasi yang positif

sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian keluarga keretakan

keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah kelurga timbul karena fungsi afektif

keluarga tidak terpenuhi.

b.      Fungsi sosialisasi

Page 6: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.

Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.

Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar

anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar

norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluaarga.

c.       Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

d.      Fungsi ekonomi

Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan makanan, tempat

tinggal dan lain sebagainya.

e.       Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu mencegah

terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga

memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga

melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang

dilaksanakan.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :

1)      Mengenal masalah.

2)      Membuat keputusan tindakan yang tepat.

3)      Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4)      Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

5)      Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

4.      Dimensi dasar struktur keluarga

Menurut (Friedman, 2009), struktur keluarga terdiri atas:

a.       Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi:

1)      Bersifat terbuka dan jujur.

2)      Selalu menyelesaikan konflik keluraga.

3)      Berfikir positif.

4)      Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.

Page 7: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi:

a.    Karakteristik pengirim:

1)        Yakin dalam mengemukakan pendapat.

2)        Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.

3)        Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.

b.    Karakteristik penerima :

1)        Siap mendengar.

2)        Memberikan umpan balik.

3)        Melakukan validasi.

b.      Struktur peran

Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan.

Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami

atau istri atau anak.

c.       Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari individu untuk

mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah prilaku seseorang kearah positif. Tipe

struktur kekuatan antara lain :

1)      Legitimate power/authority

Hak untuk mengatur seperti orang tua pada anak.

2)      Referent power

Seseorang yang ditiru.

3)      Reword power

Pendapat ahli.

4)      Coercive power

Dipaksakan sesuai keinginan.

5)      Informational power

Pengaruh melalui persuasi.

6)      Affectif power

Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.

d.      Nilai –nilai dalam keluarga

Page 8: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,

memepersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu

pedoman prilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola

perilaku yang baik, menurut masyrakat bardasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah

kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk

menyelesaikan masalah.

5.      Peran Perawat Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai

unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk

menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan

fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004). Peran perawat dalam

melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004) :

a.       Pendidik

Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :

1)      Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.

2)      Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

b.      Koordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat dicapai. Koordianasi

juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar

tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.

c.       Pelaksanaan

Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan menggunakan

metode keperawatan.

d.      Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk mengidentifikasi

dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.

e.       Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga

mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik ,

Page 9: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka dapat

dipercaya.

f.       Kolaborasi

Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim kesehatan lain

untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.

g.      Fasilisator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga

perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana

sehat.

h.      Penemu kasus

Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat sehingga menghindari dari

ledakan kasus atau wabah.

i.        Modifikasi lingkungan

Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta

lingkungan sehat.

6.      Tingkat Pencegahan

Mengembangkan sebuah kerangka kerja, yang disebut sebagai tingkat pencegahan, yang

digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan keluarga. Tingkat pencegahan tersebut

mencakup seluruh spektrum kesehatan dan penyakit, juga tujuan – tujuan yang sesuai untuk

masing – masing tingkat. Leavell dkk. (1965, dalam Friedman, 1998). Ketiga tingkatan tersebut

adalah adalah :

1.      Pencegahan primer yang meliputi peningkatan kesehatan ddan tindakan preventif khusus

yang dirancang untuk menjaga orang bebas dari penyakit dan cedera.

2.      Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini, diagnosa, dan pengobatan.

3.      Pencegahan tertier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi, dirancang untuk

meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan tingkat fungsinya.

Ketiga tingkat pencegahan itu, merupakan tujuan dari keperawatan keluarga. Tujuan – tujuan

tersebut terdiri atas peningkatan, pemeliharaan, pemulihan terhadap kesehatan ( Hanson, 1987

dalam Friedman, 1998). Peningkatan kesehatan merupakan pokok terpenting dari keperawatan

keluarga. Akan tetapi, sudah tentu, pendeteksian secara dini, diagnosa dan pengobatan

merupakan tujuan penting pula. Pencegahan tertier atau rehabilitasi dan pemulihan kesehatan

Page 10: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

secara khusus menjadi tujuan yang penting bagi keperawatan keluarga saat ini, mengingat

perkembangan keperawatan kesehatan dirumah dan pravelensi penyakit – penyakit kronis, serta

ketidakberdayaan dikalangan lanjut usia yang populasinya semakin meningkat dan cepat

(Friedman, 1998).

B.     Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Keluarga Dewasa Pertengahan

1.      Pengertian

Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60-65 tahun (Schaie

& Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan). Dewasa Pertengahan adalah masa – menyesuaikan

diri & kesedaran bahawa ia bukan lagi muda & masa depannya tidak lagi dipenuhi dengan

kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi, hasilnya membawa satu masa krisis, (Craig,

1976). Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai periode perkembangan yang

dimulai kira-kira 35-45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun. (Santrock, 1995)

Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi orang tua,

dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian

salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan

berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya

pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih

berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga

asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.

Pasangan Postparental (pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan rumah) biasanya tidak

terisolasi lagi saat ini, semakin banyak pasangan usia pertengahan hidup hingga menghabiskan

seluruh masa hidupnya dan menghabiskan sebagian masa hidupnya dalam fase postparental,

dengan hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi, yang merupakan hal yang biasa(Troll,

1971, dalam Friedman, 1988, hal 130).

Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

keluarga usia dewasa pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika

anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu

pasangan didalam keluarga.

Page 11: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

2.      Karakteristik keluarga dewasa pertengahan

Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian perkawinan (seringkali

lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan istri (lebih merata), dan pada peran

(diferensi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988, hal

130).

Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah penuaan, hilangnya

anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan

anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan

keluarga melewati siklus-siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi tentang kepuasan

perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun tajam setelah perkawinan

berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman, 1989, dalam

Friedman 1988, hal 130).

3.      Masalah yang biasa ditemukan oleh keluarga dewasa pertengahan

Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat terjadi pada

keluarga dewasa pertengahan yaitu :

a.       Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan tidur

yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur, pengurangan berat

badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi

penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.

b.      Masalah-masalah hubungan perkawinan.

c.       Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang berusian

lanjut.

d.      Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua yang lanjut

usia atau tidak mampu merawat diri.

4.      Tugas Perkembangan

Usia dewasa pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua melepaskan anak

mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang “terperangkap” yaitu terperangkap

antara tuntutan kaum kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang

bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak mungkin memenuhi

tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.

Page 12: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

Tugas perkembangan keluarga dewasa menurut Fridman (1998, hal 131) yang penting pada fase

ini adalah :

a.      Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.

Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih menonjol bagi

pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan

yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena

“lebih baik sekarang dari pada tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk

mengembalikan begitu banyak perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan

darah tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital

akibat merokok.

Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup mereka adalah karena

adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dibangkitkan bila seorang teman atau anggota

keluarga mengalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan bahwa

pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-cara yang efektif

untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan pendorong

yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab

kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke empat.

b.      Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para

orangtua lansia dan anak-anak.

Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan meningkatkan

hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan penghargaan yang tinggi

(Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas perkembangan ini memungkinkan

pasangan usia pertengahan terus merasa seperti sebuah keluarga dan mendatangkan kebahagiaan

yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24

jam. Karena umur harapan hidup meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi

pada tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal 132).

Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu mereka pada saat-saat krisis

dan membantu anak-anak mereka melalui pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan

Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988, hal 132).

Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan membantu orang tua lansia

dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang lebih tua. Delapan puluh enam persen

Page 13: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

pasangan usia pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam

Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi orang tua lansia yang

lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa

berada dalam “himpitan generasi” dalam upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan

orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran antar

generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia

dan Amerika Latin.

c.       Memperkokoh hubungan perkawinan

Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-bertahun dikelilingi

oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun muncul sebagai sambutan kelegahan,

bagi kebanyak pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan satu

sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984,

dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai “reinvestasi

identitas pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang terjadi secara bersamaan.

Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji kembali, seperti keinginan

independen lebih besar dan juga perhatian satu sama lain yang penuh arti.

Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun dalam tahun-tahun

postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan, melainkan menimbulkan

“kebohongan”. Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para konselor

perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam perkawinan selama

tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas

traumatiknya. Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan

berada dalam kebahagiaan yang membosankan.

d.      Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama

e.       Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara

f.       Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi pada

aspek fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)

g.      Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga

h.      Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan

i.        Memantapkan peran perannya sebagai orang dewasa

Page 14: Asuhan keperawatan keluarga dengan usia dewasa pertengaha1.docx2

Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau harapan sosio –

kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap memiliki

harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus mengenai

hidup berkeluarga dalam masa dewasa pertengahan terdapat dua hal pokok yang mendorong

terciptanya hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas

perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi yang

membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan

berkeluarga.