asma contoh kasus
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
1/15
IDENTITAS PASIEN
Nama : firman
Umur : 5 tahun
Alamat : sukawangi,cidareudang
Masuk RS : 1 Agustus 2012
Jam : 06.00 WIB
BB : 15 kg
I. ANAMNESA
Keluhan Utama
Sesak
Riwayat Penyakit Sekarang
Anak F usia 5 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas sejak 3 jam sebelum
masuk RSUD Tasikmalaya. Sesak yang dirasakan semakin lama semakin memberat . pada saat
sesak pasien sering membungkukan badannya kearah depan,kalau pasien berbaring sesak
bertambah. Pada saat tidur pasien biasa menggunakan satu bantal tetapi pada saat menjelang
pagi pasien sering sesak dan sering menggunakan dua bantal. Pasien tidak mengeluh adanya
keringat malam dan pasien juga mengatakan tidak ada batuk saat malam hari. Kakek pasien
mengatakan cucunya Sesak sering kambuh jika maen atau kecapean dan saat udara dingin
terutama malam hari. kakek pasien mengaku pasien sering batuk terutama jika pasien
kecapean. Kakek pasien menyangkal cucunya Pilek. pasien juga tidak ada demam. kakeknya
mengaku sudah sering merasakan sesak sejak berumur 3 tahun. Dalam 1 minggu pasien bisa
sampai 3 kali mengalami sesak. Kakek pasien juga mengatakan bahwa pasien tiap pagi sering
bersin apalagi kalau ditempat yang berdebu. kakek pasien mengaku cucunya sering batuk
terutama saat kecapean.
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
2/15
Kakek pasien mengaku nafsu makan pasien tidak ada keluhan dan tidak ada penurunan
berat badan. Buang air kecil dan buang air besar tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Terdahulu :
pasien pernah dirawat di RS 2 tahun yang lalu karena Asma
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluarga kakek pasien mengalami gejala yang sama
Skema penyakit keluarga
Pasien merupakan anak pertama.
Riwayat trauma dan operasi
Pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya
Riwayat alergi obat dan makanan
Pasien tidak memiliki alergi makanan maupun alergi obat
Riwayat Kehamilan
Tidak terkaji
Riwayat Pribadi
Tanggal lahir : 21-10-2007
Lahir : Spontan,cukup bulan( 9 bulan)
Tempat lahir : Rumah
Ditolong oleh : Paraji
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
3/15
BB Lahir : 2700 gram
PB Lahir :Tidak terkaji
Riwayat Makanan
Usia 0-3 bulan ASI
Usia 3-6 bulan ASI/PASI
Usia 6-9 bulan susu formula
Usia 9-12 bulan susu formula
Usia 12-24 bulan nasi tim
Usia 2-10 tahun makanan keluarga
Vaksinasi
Imunisasi dasar
BCG ; Tidak Terkaji
DPT ; Tidak Terkaji
Polio : Tidak Terkaji
Campak : Tidak Terkaji
Hepatitis B : Tidak Terkaji
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum ( Vital Sign)
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
4/15
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 40 x/menit
Suhu : 37,3oC
Antropometri:
Berat Badan : 15 Kg
Tinggi/Panjang Badan :106 Cm
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Tidak Ada Kelainan
Mata : Tidak Ada Kelainan
Telinga : Tidak Ada Kelainan
Hidung : Tidak Ada Kelainan
Mulut : tidak kering, sianosis bibir (-)
Gigi : Tidak Ada Kelainan
Leher : Tidak Ada Kelainan
Thoraks :
Jantung : inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi : batas jantung
Kanan atas ICS II parasternal kanan Kiri atas ICS II parasternal kiri Kanan bawah ICS IV parasternal kanan Kiri bawah ICS V midclavikula kiri
Auskultasi :s1-s2 reguller, murmur (-), gallops (-)
Paru Depan :
inspeksi : dinding dada simetris,retraksi intercostalis (-/-)
Palpasi : vokal fremitus apex kanan = kiri
vokal fremitus basal kanan = kiri
Perkusi : sonor dikedua lapang paru
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
5/15
Auskultasi : vesikuler dikedua lapang paru, ronki (-/-), Wheezing
(+/+)
Paru Belakang :
inspeksi : dinding dada simetris
Palpasi : vokal fremitus apex kanan = kiri
vokal fremitus basal kanan = kiri
Perkusi : sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler dikedua lapang paru, ronki (-/-), Wheezing
(+/+)
Abdomen :
Ispeksi : datar,tidak ada distensi
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : nyeri tekan (-), spleen tidak teraba, hepar tidak teraba
Perkusi : timpani diseluruh regio perut
Anogenital : tidak ada tanda peradangan
Ekstremitas :
Akral hangat
CRT
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
6/15
Diagnpasiena kerja
Asma Bronchiale
Derajat sedang dengan Mild persistent
Diagnpasiena banding
1. Asma cardialis2. Bronkopneumonia3. Bronkiolitis
USULAN PEMERIKSAAN
Bronchodilator test
PENATALAKSANAAN ( Rencana terapi)
TERAPI
- Bed rest- O2 1-2 ltr/menit- IVFD Nacl 0,9- Nebulizer = (salbutamol) ventolin 2,5 mg- Dexametason inj. 5 mg/8 jam IV
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
7/15
Follow up ( 14 JULI 2012 jam 07.00)
Sesak berkurang
Batuk (-)
Keadaan umum tampak sakit ringan
Kesadaran comppasien mentis
Nadi 70x/menit
Pernapasan 18x/menit
Suhu 37,0 C
Conjunctiva anemis -/-, sclera icteric -/-
Thorax simetris, vocal fremitus dextra=sinistra, sonor di kedua paru, vesicular di kedua
paru, ronki (-), wheezing, s1-s2 normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen datar, bising usus normal, nyeri tekan (-), timpani di seluruh lapang perut
Extremitas akral hangat
Diagnpasiena kerja : Asma bronchiale
PEMBAHASAN
ASMA BRONKIAL
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
8/15
PENDAHULUAN
Saat ini diseluruh dunia tengah terjadi epidemi asma,yaitu peningkatan prevalensi dan derajat
asma terutama pada anak-anak,baik dinegara maju maupun dinegara berkembang. Dilain pihak,
walaupun banyak hal yang berkaitan dengan asma telah terungkap namun ternyata hingga saat ini
secara keseluruhan asma masih merupakan misteri. Pengetahuan tentang patologi,fisiologi dan
imunologi asma berkembang sangat pesat, khususnya untuk asma pada orang dewasa dan anak besar.
Pada anak kecil dan bayi mekanisme dasar perkembangan penyakit ini masih belum diketahui pasti.
Lagipula bayi dan balita yang mengalami mengi saat terkena infeksi saluran nafas akut, banyak yang
tidak berkembang menjadi asma saat dewasanya.
DEFINISI
Gangguan inflamasi kronik saluran nafas dengan banyak sel yang berperan yang menyebabkan
episode mengi berulang,sesak napas,rasa dada tertekan, dan batuk,khususnya malam dan dini hari
didahului dengan adanya factor pencetus diantaranya aktivitas fisik.
ETIOLOGI
Penyebab asma masih belum jelas. Diduga yang memegang peranan penting ialah reaksi
berlebihan dari trakea dan bronchus (hiperreaktivitas bronchus). Asma merupakan gangguan kompleks
yang melibatkan factor autonom,imunologis,infeksi,endokrin dan psikologis.
EPIDEMIOLOGI
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
9/15
Kira-kira 2-20% populasi anak dilaporkan pernah menderita asma. Belum ada penyelidikan
menyeluruh mengenai angka kejadian asma pada anak Indonesia,namun diperkirakan berkisar antara 5-
10%. Asma dapat timbul pada segala umur;30% penderita bergejala pada umur 1 tahun,sedang 80-90%
anak asma mempunyai gejala pertama sebelum umur 4-5 tahun.
PATOGENESIS
Manifestasi penyumbatan jalan nafas pada asma disebabkan oleh
bronchokonstriksi,hipersekresi mucus,edema mukpasiena,infiltrasi seluler,dan desquamasi sel epitel
serta sel radang. Salah satu sel yang memegang peranan penting pada patogenesis asma ialah sel mast.
Sel mast dapat terangsang oleh berbagai pencetus misalnya allergen,infeksi,exercise dan lain-lain. Sel ini
akan mengalami degranulasi dan mengeluarkan bermacam-macam mediator. Selain sel mast,sel basofil
dan beberapa sel lain dapat juga mengeluarkan mediator.
Bila allergen sebagai pencetus maka allergen yang masuk kedalam tubuh merangsang sel plasma
atau sel pembentuk antibodi lainnya untuk menghasilkan antibody reagenik,yang disebut juga
Imunoglobulin E (Ig E). Selanjutnya Ig.E akan beredar dan menempel pada reseptor yang sesuai pada
dinding sel mast. Sel mast yang demikian disebut sel mast yang tersensitisasi. Apabila allergen yang
serupa masuk kedalam tubuh, allergen tersebut akan menempel pada sel mast yang tersensitisasi dan
kemudian akan terjadi degradasi dinding dan degranulasi sel mast. Mediator dapat bereaksi langsung
dengan reseptor di mukpasiena bronchus sehingga menurunkan siklik AMP kemudian terjadi
bronkokonstriksi. Mediator dapat juga menyebabkan bronkokonstriksi dengan mengiritasi reseptor
iritan.
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
10/15
Permeabilitas epitel juga meningkat karena infeksi,asap rokok dengan peningkatan aktivitas
reseptor iritan. Mediator dapat pula meninggikan permeabilitas dinding kapiler sehingga IgE dan
Leukpasienit masuk kedalam jaringan ikat bronkus. Dapat juga terjadi reaksi komplek antigen-antibody
kemudian terjadi kerusakan leukpasienit,lispasienom keluar,kerusakan jaringan setempat dan
pengeluaran prpasientaglandin serta mediator lainnya. Prpasientaglandin F2 (PGI F2) menurunkan siklik
AMP dan terjadi bronkokonstriksi.
KLASIFIKASI ASMA
No. Parameter klinis
kebutuhan obat dan
faal paru
Asma episodic
jarang (asma
ringan)
Asma episodic
sering (Asma
sedang)
Asma Persisten
(Asma berat)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Frek. Serangan
Lama serangan
Intensitas serangan
Diantara serangan
Tidur dan aktivitas
Pemeriksaan fisik
1x/ bulan
> 1 minggu
Biasanya sedang
Sering ada gejala
Sering terganggu
Mungkin terganggu
Sering
Hampir sepanjang
tahun tidak ada
remisi.
Biasanya berat
Gejala siang dan
malam
Sangat terganggu
Tidak pernah
normal.
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
11/15
7.
8.
9.
diluar serangan
Obat pengendali (anti
inflamasi)
Uji faal paru (diluar
serangan)
Variabilitas faal paru
(bila ada serangan)
Tidak perlu
PEV/FEV 1>80%
Variabilitas > 15%
Perlu,non steroid
PEF/FEV 1 60-80%
Variabilitas >30%
Perlu,steroid
PEF/FEV 1 < 60%
variabilitas 20-30%
Variabilitas > 50%
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji faal paru.Uji faal paru dikerjakan untuk menentukkan derajat obstruksi,menilai hasil provokasi bronkus,
menilai hasil pengobatan dan mengikuti perjalanan penyakit. Pemeriksaan faal paru yang
penting pada asma adalah PEFR,FEV 1,PVC,FEV 1/FVC.
2. Foto rontgen thoraks.Pada foto thoraks akan tampak corakan paru yang meningkat.
3. Pemeriksaan darah dan uji tuberculin.Epasieninofil dapat ditemukan pada darah tepi,secret hidung dan sputum.Bila ada infeksi
didapatkan pula leukpasienitpasienis PMN.
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
12/15
Uji tuberculin diindikasikan karena jika terdapat tuberculpasienis dan tidak diobati,maka
asmanyapun akan sulit dikontrol.
4. Uji kulit alergi dan Imunologi.Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara goresan atau tusukan.Alergen yang digunakan adalah
allergen yang banyak terdapat didaerahnya.
DIAGNPASIENIS
Serangan batuk dan mengi (jenis ronkhi kering yang terdengar lebih musical atau sonor
dibanding dengan ronkhi kering lainnya) berulang yang lebih nyata pada malam hari atau bila ada beban
fisik.
Batuk malam yang menetap dan tidak berhasil diobati dengan obat batuk dan kemudian cepat
menghilang setelah mendapat bronkodilator,sangat mungkin merupakan asma.
DIAGNPASIENA BANDING
1.Korpus alienum
2.Penyakit paru Kronik
3.Bronkiolitis akut
4.Bronchitis
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
13/15
KOMPLIKASI
Bila serangan asma sering terjadi dan telah berlangsung lama, maka akan terjadi emfisema dan
mengakibatkan perubahan bentuk thoraks yaitu membungkuk kedepan dan memanjang.
Pada asma kronik dan berat dapat terjadi bentuk dada burung dara.
Bila secret banyak dan kental, salah satu bronkus dapat tersumbat sehingga dapat terjadi
atelektasis pada lobus segmen yang sesuai.Bila atelektasis berlangsung lama dapat berubah menjadi
bronkiektasis dan bila ada infeksi akan terjadi bronchopneumonia.
Serangan asma yang terus menerus dan berlangsung beberapa hari serta berat dan tidak dapat
diatasi dengan obat-obat biasa disebut status asmatikus.
PENGOBATAN
Tujuan tata laksana
1. Pasien dapat menjalani aktivitas normal.2. sedikit mungkin angka absensi sekolah.3. Gejala tidak timbul siang atau malam hari.4. Uji fungsi paru senormal mungkin.5. Kebutuhan obat seminimal mungkin.6. Efek samping obat dapat dicegah.
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
14/15
A. Asma episodic jarang.Cukup diobati dengan obat pereda berupa bronkodilator B agonis hirupan kerja pendek bila
perlu saja.bila obat hirupan tidak ada atau tidak dapat digunakan maka B agonis diberikan peroral.
B. Asma Episodik Sering.Jika penggunaan B agonis hirupan sudah lebih dari 3 kali perminggu,atau serangan
sedang/berat terjadi lebih dari sekali dalam sebulan , maka penggunaan anti inflamasi sudah
terindikasi. Anti inflamasi lapis pertama yang digunakan adalah kromoglikat 10 mg 2-4
kali/hari diberikan selama 6-8 minggu, kemudian evaluasi jika terkendali dapat dikurangi
menjadi 2-3 kali perhari.
C. Asma persisten1. Asma berat.Steroid hirupan biasanya efektif dengan dpasienis rendah. Dalam penggunaan
beklometason arau budesonide dengan dpasienis 200 ug/hari,dpasienis yang masih
dianggap aman adalah 400 ug/hari. Sebelum menaikkan dpasienis steroid hirupan, dapat
dipertimbangkan penambahan salah satu obat seperti B agonis kerja panjang atau B agonis
lepas terkendali,atau teofilin lepas lambat atau anti leukotrien.
2. Asma sangat berat.Pertimbangkan penambahan salah satu obat :
- B agonis kerja panjang.- B agonis lepas terkendali- Teofilin lepas lambat- Antileukotrien.
-
7/30/2019 Asma Contoh Kasus
15/15
PROGNPASIENA
Prognpasienis jangka panjang asma anak pada umumnya baik. Sebagian besar asma anak hilang
atau berkurang dengan bertambahnya umur.
DAFTAR RUJUKAN
1. Hasan R., Alatas H. Asma. Dalam: Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 3. Penerbit FakultasKedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 1985; 1203 28.
2.
Nelson WE. Asma. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15 Vol. 1. Alih Bahasa: Wahab S.A.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1997; 775 90.
3. Matondang CS., Wahidiyat I., Sastroasmoro S. Paru. Dalam: Diagnpasienis Fisik Pada Anak. Edisi2 Penerbit CV. Sagung Seto. Jakarta. 2003; 70 4.