kasus asma icha

25
KASUS Nama : Tn. S Usia : 55 tahun Alamat : Marunda Agama : Islam Pekerjaan : Buruh Jenis Kelamin :Laki-laki Keluhan Utama batuk sejak 7 hari yang lalu. Keluhan Tambahan Tidak ada keluhan. Riwayat Penyakit sekarang Os datang ke Puskesmas Cilincing untuk berobat ke BP umum dengan keluhan batuk berdahak yang berulang sejak 7 hari yang lalu, dahak berwarna hijau dan kental. Pada dahak tidak ditemukan adanya darah. Batuk juga dirasa makin hebat sejak 3 hari lalu dan keluhan sesak mulai dirasa sejak 1 hari lalu dan terdengar bunyi pada saat Os bernafas dan terasa nyeri di dada bila sedang sesak. Tidak ada demam,tidak ada mual muntah, BABdan BAK tidak ada kelainan. Os tidak mengalami penurunan berat badan dan tidak ada keluhan berkeringat tanpa aktivitas pada malam hari

Upload: nirwanfathur

Post on 13-Nov-2015

229 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kasus

TRANSCRIPT

KASUS

Nama

: Tn. S Usia

: 55 tahun Alamat : Marunda Agama : Islam Pekerjaan : Buruh Jenis Kelamin :Laki-laki Keluhan Utama

batuk sejak 7 hari yang lalu.Keluhan Tambahan

Tidak ada keluhan.Riwayat Penyakit sekarangOs datang ke Puskesmas Cilincing untuk berobat ke BP umum dengan keluhan batuk berdahak yang berulang sejak 7 hari yang lalu, dahak berwarna hijau dan kental. Pada dahak tidak ditemukan adanya darah. Batuk juga dirasa makin hebat sejak 3 hari lalu dan keluhan sesak mulai dirasa sejak 1 hari lalu dan terdengar bunyi pada saat Os bernafas dan terasa nyeri di dada bila sedang sesak. Tidak ada demam,tidak ada mual muntah, BABdan BAK tidak ada kelainan. Os tidak mengalami penurunan berat badan dan tidak ada keluhan berkeringat tanpa aktivitas pada malam hariRiwayat penyakit dahulu

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat penyakit jantung disangkal

Ada riwayat penyakit Asma Bronchiale 7 bulan yang lalu namun setelah minum obat keluhan tidak dirasakan lagi.RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Riwayat hipertensi dalam keluarga disangkal

Ada riwayat Asma Bronchiale dalam keluarga(Ayah Os mengidap asma bronchiale) Riwayat penyakit maagh dalam keluarga disangkal RIWAYAT ALERGI

Alergi obat dan makanan disangkal KEBIASAAN

OS tergolong perokok aktif dengan kebiasaan merokok 1-5 batang perhari.

OS jarang minum air putih.

OS sering terpapar debu di tempat bekerjanya. RIWAYAT PENGOBATAN

7 bulan yang lalu sempat mendapat pengobatan salbutamol , minum obat bila terasa sesak. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum: Sakit sedang, penderita tampak sesak nafas dan gelisah, penderita lebih nyaman dalam posisi duduk. Kesadaran

: Compos Mentis Status Gizi

: Baik Vital sign: TD : 120/80 mmHg

N : 100/menit

RR: tidak dilakukan

Suhu : tidak dilakukan

STATUS GENERALIS

Kepala

Rambut

Warna

: Hitam

Distribusi

: Merata

Wajah

Simetris

Edema

: tidak ditemukan

Mata

Diameter Pupil: 3mm

Refleks pupil

: +/ + isokor

Konjungtiva

: Anemis -/-

Sklera

Ikterus

: tidak ditemukan

Hiperemis

: tidak ditemukan

Palpebra

Superior

: Edema -/-

Inferior

: Edema -/-

Hidung

Deviasi septum

: tidak ditemukan

Sekret

: tidak ditemukan

Tanda Radang

: tidak ditemukan

Massa

: tidak ditemukan Mulut

Bibir

: Mukosa basah, tidak sianosis - Lidah

: Kotor ( - ), tepi hiperemis ( - ), tremor ( - ) - Tonsil

: Tenang, TI TI - Mukosa faring : Tidak hiperemis Leher

Simetris

Pembesaran KGB

: tidak ditemukan

Pembesaran tiroid

: tidak ditemukan

Thorax

Paru-paru

Inspeksi

Bentuk dan pergerakan

: Simetris

Tipe pernafasan

: Thoracoabdominal

Retraksi

: ditemukan

Penggunaan otot bantu nafas: ditemukan

Massa

: tidak ditemukan

Palpasi

Nyeri tekan

: tidak ditemukan

Krepitasi

: tidak ditemukan

Vokal fremitus

: Kedua lapang paru sama

Perkusi

hipersonor (D/S)

Auskultasi ditemukan suara tambahan : Wheezing : ditemukan mengi/wheezing,ekspirasi memanjang. Ronkhi: tidak ditemukan

Jantung

Inspeksi

Ictus Cordis: tidak terlihat

Palpasi

Ictus Cordis: teraba ICS V midclavicula sinistra

Perkusi

Batas jantung

Kanan: Linea sternalis ICS IV

Kiri

: Linea midclavicula ICS V

Auskultasi

Bunyi jantung I / II: Tunggal

Murmur

: tidak ditemukan

Gallop

tidak ditemukan

Pemeriksaan penunjang Uji provokasi bronkus untuk membantu diagnosis DIAGNOSA AKHIRAsma bronchiale Definisi: Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.

Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan (The American Thoracic Society).ETIOLOGI Sampai saat ini etiologi dari asma bronchial belum diketahui. Berbagai teori sudah diajukan, akan tetapi yang paling disepakati adalah adanya gangguan parasimpatis (hiperaktivitas saraf kolinergik), gangguan Simpatis (blok pada reseptor beta adrenergic dan hiperaktifitas reseptor alfa adrenergik).Gambar 1 : tipe asmaBerdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :1. Ekstrinsik (alergik)Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.2. Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.3. Asma gabunganBentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik. Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial.1. Faktor predisposisiGenetik. Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan. 2. Faktor presipitasia. Alergen, dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan (debu, bulu binatang, serbuk bunga

spora jamur, bakteri dan polusi) Ingestan, yang masuk melalui mulut (makanan dan obat-obatan) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit (perhiasan, logam dan jam tangan)b. Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.c. Stress

Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguan emosi perlu diberi nasehat

untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala

asmanya belum bisa diobati.d. Lingkungan kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.e. Olahraga/ aktifitas jasmani yang berat Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani

atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan

asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.PatofisiologiAsma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin.Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.

Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.KlasifikasiDerajat GejalaGejala malamFaal paru

IntermitenGejala kurang dari 1x/mingguAsimtomatikKurang dari 2 kali dalam sebulanAPE > 80%

Mild persistan-Gejala lebih dari 1x/minggu tapi kurang dari 1x/hari-Serangan dapat menganggu Aktivitas dan tidurLebih dari 2 kali dalam sebulanAPE >80%

Moderate persistan-Setiap hari, -serangan 2 kali/seminggu, bisa berahari-hari.-menggunakan obat setiap hari-Aktivitas & tidur tergangguLebih 1 kali dalam semingguAPE 60-80%

Severe persistan- gejala Kontinyu-Aktivitas terbatas-sering seranganSeringAPE 35 tahun dan perokok berat. Gejalanya berupa batuk di pagi hari, lama-lama disertai mengi, menurunya kemampuan kegiatan jasmani pada stadium lanjut ditemukan sianosis dan tanda-tanda kor pumonal.2. Emfisema paru

Sesak merupakan gejala utama emfisema, sedangkan batuk dan mengi jarang menyertainya. Penderita biasanya kurus. Berbeda dengan asma, emfisema biasanya tida ada fase remisi, penderita selalu merasa sesak pada saat melakukan aktivitas. Pada pemeriksaan fisik di dapat dada seperti tong, gerakan nafas terbatas, hipersonor, pekak hati menurun, suara vesikuler sangat lemah. Pada foto dada di dapat adanya hiperinflasi.3. Gagal jantung kiri Gejala gagal jantung yang sering terjadi pada malam hari dikenal sebagai paroksisimal

dispneu. Penderita tiba-tiba terbangun pada malam hari karena sesak, tetapi sesak berkurang

jika penderita duduk. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya kardiomegali dan udem paru.4. Emboli paruHal-hal yang dapat menimbulkan emboli paru adalah gagal jantung dan tromboflebitis

dengan gejala sesak nafas, pasien terbatuk-batuk disertai darah, nyeri pleura, keringat dingin, kejang, dan pingsang. Pada pemeriksaan fisik didapat ortopnea, takikardi, gagal jantung kanan, pleural friction, gallop, sianosis, dan hipertensi.Penatalaksanaan1. Tujuan pengobatan asma a. Menghilangkan & mengendalikan gejala asmab. Mencegah eksaserbasi akutc. Meningkatkan & mempertahankan faal paru optimald. Mengupayakan aktivitas normal (exercise)e. Menghindari ESOf. Mencegah airflow limitation irreversible

g. Mencegah kematian

2. Terapi awal

a. Pasang Oksigen 2-4 liter/menit dan pasang infuse RL atau D5.b. Bronkodilator (salbutamol 5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi dan pemberian dapat diulang dalam 1 jam.c. Aminofilin bolus intravena 5-6 mg/kgBB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam

sebelumnya cukup diberikan setengah dosis. d. Anti inflamasi (kortikosteroid) menghambat inflamasi jalan nafas dan mempunyai efek

supresi profilaksis e. Ekspektoran adanya mukus kental dan berlebihan (hipersekresi) di dalam saluran

pernafasan menjadi salah satu pemberat serangan asma, oleh karenanya harus diencerkan

dan dikeluarkan, misalnya dengan obat batuk hitam (OBH), obat batuk putih (OBP),

gliseril guaiakolat (GG) f. Antibiotik hanya diberikan jika serangan asma dicetuskan atau disertai oleh rangsangan

infeksi saluran pernafasan, yang ditandai dengan suhu yang meninggi.Antibiotika yang efektif adalah :

1. Pengobatan berdasarkan saat serangan :

a. Reliever/Pelega:

Gol. Adrenergik:

Adrenalin/epinephrine 1 : 1000 ? 0,3 cc/sc

Ephedrine: oral

Short Acting beta 2-agonis (SABA)

Salbutamol (Ventolin): oral, injeksi, inhalasi

Terbutaline (Bricasma): oral, injeksi, inhalasi

Fenoterol (Berotec): inhalasi

Procaterol (Meptin): oral, inhalasi

Orciprenaline (Alupent): oral, inhalasi

Gol. Methylxantine:

Aminophylline: oral, injeksi

Theophylline: oral

Gol. Antikolinergik:

Atropin: injeksi

Ipratropium bromide: inhalasi

Gol. Steroid:

Methylprednisolone: oral, injeksi

Dexamethasone: oral, injeksi

Beclomethasone (Beclomet): inhalasi

Budesonide (Pulmicort): inhalasi

Fluticasone (Flixotide): inhalasi

b. Controller/Pengontrol:

Gol. Adrenergik

Long-acting beta 2-agonis (LABA) Salmeterol & Formoterol (inhalasi)

Gol. Methylxantine: Theophylline Slow Release

Gol. Steroid: inh., oral, inj.

Leukotriene Modifiers: Zafirlukast

Cromolyne sodium: inhalasi

Kombinasi LABA & Steroid: inhalasi

2. Terapi serangan asma akut

Berat ringannya seranganTerapilokasi

RinganTerbaik : Agonis beta 2 inhalasi diulang setia 1 jamAlternatif : agonis beta 2 oral 3 X 2 mgDi rumah

SedangTerbaik : oksigen 2-4 liter/menit dan agonis beta 2 inhalasiAlternatif :agonis beta 2 IM/adrenalin subkutan. Aminofilin 5-6mg/kgbb- puskesmas- klinik rawat jalan- IGD-praktek dokter umum-rawat inap jika tidak ada respons dalam 4 jam.

BeratTerbaik :-Oksigen 2-4 liter/menit-agonis beta 2 nebulasi diulang s/d 3 kali dalam 1 jam pertama-aminofilin IV dan infuse

-steroid IV diulang tiap 8 jam- IGD- Rawat inap apabila dalam 3 jam belum ada perbaikan-pertimbangkan masuk ICU jika keadaan memburuk progresif.

Mengancam jiwaTerbaik-lanjutkan terapi sebelumnya-pertimbangkan intubasi dan ventilasi mekanikICU

3. Terapi Edukasi kepada pasien/keluarga bertujuan untuka. meningkatkan pemahaman (mengenai penyakit asma secara umum dan pola penyakit asma

sendiri) b. meningkatkan keterampilan (kemampuan dalam penanganan asma sendiri/asma mandiri) c. membantu pasien agar dapat melakukan penatalaksanaan dan mengontrol asma 4. Pencegahana. Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasib. Menghindari kelelahanc. Menghindari stress psikisd. Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkine. Olahraga renang, senam asmaKomplikasi 1. Pneumotoraks

2. Pneumodiastinum dan emfisema subcutis

3. Atelektasis

4. Gagal nafasPROGNOSIS

Asma BronchialeQuo ad vitam

:ad bonam

Quo ad functionam: dubia ad bonam

Quo ad sanationam: ad bonam Penatalaksanaan

Non-farmakologi

Minum obat teratur dan kontrol Olah raga teratur Berhenti merokok. Hindari debu dan allergen. Perbanyak minum air putih. Faramakologi

Bronkodilator 3x1 sesudah makan Antibiotik Cotrimoksazol 2x2 sesudah makan EkspetoranTUTORIALASMA BRONCHIALE

DISUSUN OLEH :

Chrasnaya rosa

Ina Ratna Pertiwi

Jefrry Eka Saputra

Nanda Maulidinah

Navisah Novel Pembimbing : Dr. Suhokusumo.PangestuPROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2010