askepga pengkajian

14
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA I. DATA UMUM a. Identitas kepala keluarga 1. Nama kepala keluarga (KK) : Bpk A 2. Umur (KK) : 65 tahun 3. Pekerjaan kepala keluarga (KK) : Pensiunan 4. Pendidikan kepala keluarga (KK) : - 5. Alamat dan nomer telpon : - b. Komposisi anggota keluarga Nama Umur (tahu n) Se x Hubunga n dengan KK Pendidik an Pekerja an Ket. Ibu W 60 P Istri - Pensiun an Seha t Bpk G 33 L Anak kandung - Wiraswa sta DM c. Genogram Bpk U 35 Ibu W 60 th Sehat Bpk A 65 th DM Bpk G 33

Upload: pala-dewi

Post on 21-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengkajian

TRANSCRIPT

Page 1: Askepga Pengkajian

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. DATA UMUM

a. Identitas kepala keluarga

1. Nama kepala keluarga (KK) : Bpk A

2. Umur (KK) : 65 tahun

3. Pekerjaan kepala keluarga (KK) : Pensiunan

4. Pendidikan kepala keluarga (KK) : -

5. Alamat dan nomer telpon : -

b. Komposisi anggota keluarga

NamaUmur

(tahun)Sex

Hubungan

dengan

KK

Pendidikan Pekerjaan Ket.

Ibu W 60 P Istri - Pensiunan Sehat

Bpk G 33 L Anak

kandung

- Wiraswasta DM

c. Genogram

d. Tipe keluarga

Tipe keluarga Bpk A adalah nuclear family (keluarga inti).

e. Suku bangsa

Keluarga Bpk A merupakan keluarga suku Bali dengan bahasa yang sering

digunakan sehari-hari yaitu bahasa Indonesia, tidak ada kebiasaan yang

dipengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Bpk U35 th Sehat

Ibu W 60 th Sehat

Bpk A 65 thDM

Bpk G33 th DM

Page 2: Askepga Pengkajian

f. Agama

Keluarga Bpk A semuanya beragama Hindu.

g. Status sosial ekonomi keluarga

Penghasilan keluarga Bpk A diperoleh dari uang pensiunan Bpk A dan Ibu W

yaitu masing-masing sebesar Rp. 2.000.000,00 perbulan dan dari gaji Bpk G yang

bekerja sebagai wiraswasta usaha garmen sebesar Rp. 3.000.000,00 perbulan.

Total rata-rata penghasilan keluarga Bpk A adalah Rp. 7.000.000,00 perbulan.

Rata-rata penghasilan tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti

untuk makan dan keperluan dapur, listrik, air dan keperluan rumah tangga lainnya

dengan total sebesar Rp. 2.500.000,00 perbulan. Untuk keperluan obat diabetes,

Bpk A biasanya rutin memeriksakan kesehatannya ke puskesmas dan

mendapatkan obat diabetes secara gratis. Bpk A dan Ibu W memiliki asuransi

yaitu askes dan Bpk G memiliki asuransi Prudential.

Barang-barang yang dimiliki keluarga di rumah terdiri dari kompor gas 1 buah,

mixer 1 buah, blender 1 buah, setrika 1 buah, kipas angin 3 buah, televisi 2 buah,

DVD player 1 buah, sebuah sound system, dan 3 buah sepeda motor.

h. Aktivitas rekreasi keluarga

Bpk A dan Ibu W jarang untuk pergi ke tempat rekreasi, mereka lebih sering

berkunjung ke rumah anak pertamanya untuk menemui cucunya. Rekreasi Bpk G

yang dilakukan biasanya yaitu menonton pertandingan sepak bola baik langsung

maupun melalui siaran TV bersama dengan teman-temannya.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Bpk A saat ini termasuk tahap perkembangan ke

VI atau tahap keluarga yang melepas anak usia dewasa muda. Pada keluarga Bpk

A, anak pertama telah menikah dan telah memiliki anak, sedangkan anak kedua

masih di rumah dan belum menikah.

Tugas perkembangan keluarga dengan melepas anak usia dewasa muda yaitu :

1. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang

didapat melalui perkawinan anak-anak. Pada keluarga Bpk A telah memenuhi

tugasnya ini meskipun belum seluruh anak dari Bpk A menikah.

2. Melanjutkan untuk memperbaharui hubungan perkawinan. Komunikasi antar

anggota keluarga dan KKpun sudah terjalin dengan cukup baik.

Page 3: Askepga Pengkajian

3. Membantu anak untuk mandiri. Pada keluarga Bpk A, hal ini sudah dilakukan

dimana Bpk A telah membiarkan anak pertamannya untuk bekerja dan

mengatur keuangan dan keluarga secara mandiri.

4. Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggal anak.

5. Memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu. Pada

keluarga Bpk A, hubungan antar Bpk A dengan menantunya sudah baik.

6. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami mapun istri.

Lansia pada keluarga Bpk A dan Ibu W sudah tidak ada.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak terdapat tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

c. Riwayat keluarga inti

1. Riwayat terbentuknya keluarga inti

Bpk A menikah pada usia 29 tahun dengan Ibu W. Pernikahan direstui oleh

orangtua kedua belah pihak. Mereka menikah atas dasar sama-sama suka

bukan karena dijodohkan. Sedangkan anak Bpk A, yaitu Bpk U menikah

dengan istrinya 5 tahun yang lalu. Pernikahan direstui oleh orangtua kedua

belah pihak. Mereka menikah atas dasar sama-sama suka bukan karena

dijodohkan.

2. Penyakit yang diderita keluarga orang tua

Orang tua dari Bpk A memiliki riwayat diabetes mellitus yaitu ibu dari Bpk A.

sedangkan orang tua dari Ibu W tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.

3. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

No Nama Umur (th)

BB/TB Keadaan kesehatan

Imunisasi (BCG/Polio/DPT

/HB/ Campak)

Masalah kesehatan

Tindakan yang telah dilakukan

1

2

3

Bpk A

Ibu W

Bpk G

65

60

33

70/165

60/155

70/174

Sakit

Sehat

Sakit

Lengkap

Lengkap

Lengkap

Diabetes

-

Diabetes

Melakukan kontrol gula

darah ke puskesmas

Mengkonsumsi obat diabetes

-

Belum melakukan perawatan

lebih lanjut

karena belum menunjukkan

tanda dan gejala fisik.

Page 4: Askepga Pengkajian

4. Sumber pelayanan kessehatan yang dimanfaatkan

Puskesmas

d. Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri)

Riwayat orang tua Bpk A dan Ibu W tidak memiliki kebiasaan kawin cerai, tidak

pemabuk. Orang tua Bpk A meninggal karena kondisi tubuhnya yang sudah

melemah oleh karena faktor umur dan penyakit diabetes. Hal yang sama juga

dialami oleh orang tua dari Ibu W.

III. LINGKUNGAN

a. Karakteristik rumah

1. Ukuran rumah (luas rumah)

Luas rumah Bpk A yaitu 10x15m2

2. Kondisi dalam dan luar rumah kebersihan rumah

Rumah terdiri dari 3 kamar tidur, dapur, WC. Keadaan di dalam kamar bersih,

dan kondisi nyaman untuk ditempati. Kamar I ditempati oleh Bpk A dan Ibu

W. Kamar ini berukuran 4x4m yang didalamnya terdiri dari sebuah kasur

ukuran sedang, 2 buah lemari dengan ukuran sedang, sebuah TV, kipas angin

kecil, dan peralatan berhias. Kamar II ditempati oleh Bpk G dengan ukuran

4x4m yang berisikan sebuah kasur ukuran sedang, sebuah lemari, sebuah TV,

kipas angin, DVD, dan sound system,. Kamar III dengan ukuran 4x4m terdiri

dari kasur, lemari, dan sebuah kipas angin. Kamar ini digunakan saat Bpk U

dan keluarganya berkunjung. Rumah diatapi genteng, alas keramik dan semen

dan dinding dibangun dari batako.

Kondisi di luar rumah bersih. Rumah dikelilingi oleh rumah tetangga. Di

depan rumah terdapat selokan yang bersih. Di pekarangan rumah terdapat

sebuah pohon yang tidak begitu besar dan terdapat pohon-pohon bunga yang

dirawat oleh Ibu W.

3. Kebersihan rumah

Secara umum keadaan rumah bersih karena Ibu W rutin membersihkan rumah

setiap hari. Selain itu, diluar rumah juga ditanam beberapa tanaman yang

menambah kesejukan rumah.

4. Ventilasi rumah

Setiap ruangan di rumah keluarga Bpk A dilengkapi dengan lubang ventilasi

udara dan atau jendela yang difungsinya dengan optimal.

5. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)

Page 5: Askepga Pengkajian

Jarak antara septic tank sudah >10m. Limbah cucian masak dan mandi masih

disalurkan ke selokan yang nantinya bermuara di TPA tanpa dibuatkan lubang

penampungan.

6. Air bersih

Sumber air bersih pada keluarga Bpk A adalah PDAM.

7. Pengelolaan sampah

Sampah dibuang di tempat pembuangan yang ada di sekitar komplek rumah

dan akan diangkut oleh truk sampah seminggu sekali dekat rumah dan

terkadang bila sampah sudah menumpuk banyak akan dibakar.

8. Kepemilikan rumah

Rumah secara resmi dan hukum dimiliki oleh Bpk A yang diwariskan dari

ayahnya.

9. Kamar mandi/WC

Kamar mandi berukuran 2x2m dengan atap dari genteng, alas dari keramik,

dan dinding dari batako. Kamar mandi dan toilet jadi satu ruangan. Pada

kamar mandi terdapat bak mandi yang cukup besar yang terbuat dari keramik

yang bersih.

10. Denah rumah

1

3

2

1 1

4 45 4

Ket :

1 = kamar tidur

2 = dapur

3 = kamar mandi/WC

4 = halaman

5 = pintu keluar

Page 6: Askepga Pengkajian

b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal

Keluarga Bpk A tinggal di lingkungan yang mayoritas penduduknya suku Bali

dan beragama Hindu. Tetangga sekitar rumah memiliki pekerjaan yang beragam.

Lingkungan tetangga sangat akrab dan saling menolong bila ada kesulitan.

c. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Bpk A sudah lama tinggal di rumah tersebut. Keluarga Bpk A tidak

memiliki kebiasaan pindah rumah. Rumahnya berada kurang lebih 250 dari jalan

raya utama, jenis kendaraan yang biasa digunakan yaitu sepeda motor miliki

pribadi.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Ibu W secara rutin tiap bulan mengikuti arisan. Bpk A terkadang masih sering

berkumpul dan bercengkrama dengan teman-teman sebaya yang bertempat tinggal

tak jauh dari rumahnya.

e. Sistem pendukung keluarga

Keluarga Bpk A bila ada masalah keluarga biasanya dibantu oleh anggota

keluarga lain maupun tetangga. Bila keluarga Bpk menghadapi masalah keuangan

biasanya dibantu oleh anaknya ataupun kerabat lainnya.

IV. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga

Interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada malam hari, pola

komunikasi keluarga terbuka dengan seluruh anggota keluarga. Apabila ada

masalah keluarga biasanya Bpk A selalu mendiskusikan dengan istri, anak dan

menantunya, ataupun dengan kerabat lainnya.

2. Struktur kekuatan keluarga

Keluarga Bpk A saling mendukung satu dengan yang lainnya, respon keluarga

bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah yaitu mencari jalan keluarnya

bersama-sama.

3. Struktur peran

Bpk A sebagai kepala keluarga yang merupakan seorang pensiunan. Ibu W

sebagai ibu rumah tangga dan Ibu W juga seorang pensiunan. Bpk G yaitu anak

dari Bpk A dan Ibu W bekerja sebagai wiraswasta. Bpk U dan istrinya tinggal

terpisah dengan Bpk A dan sudah hidup mandiri.

4. Nilai dan norma keluarga

Page 7: Askepga Pengkajian

Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga. Keluarga

rutin bersembahyang (mebanten) setiap hari, dan rajin bersembahyang ke pura

saat hari-hari tertentu seperti rahinan atau upacara adat lainnya. Keluarga juga

mengikuti nilai-nilai dan norma yang ada di masyarakat tempat tinggalnya.

V. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif

Bpk A dan Ibu W sangat menyayangi keluarganya terutama cucunya. Bila sedang

ada waktu luang, Bpk A dan Ibu W sering berkunjung ke rumah anaknya Bpk U

untuk bertemu dengan cucunya atau begitu pula sebaliknya dengan Bpk U.

2. Fungsi sosialisasi

Keluarga Bpk A biasa bersosialisasi dengan tetangga disekitarnya. Apabila ada

upacara atau kegiatan di sekitar tempat tinggalnya, keluarga Bpk A juga turut

membantu atau hadir dalam kegiatan tersebut.

3. Fungsi perawatan keluarga

Bpk A memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu dan pernah memiliki

riwayat luka kaki diabetic. Saat ini Bpk A masih rutin mengkonsumsi obat

diabetes untuk mengontrol kadar gula darahnya. Anak kedua Bpk A yaitu Bpk G

juga memiliki kadar gula darah yang tinggi namun belum melakukan perawatan

lebih lanjut karena Bpk G merasa belum menunjukkan tanda dan gejala fisik.

Selain itu, Bpk G juga lebih fokus dengan pekerjaannya sehingga Bpk G sangat

jarang berolahraga, waktu luangnya lebih sering digunakan untuk beristirahat atau

berkumpul dengan teman-temannya. Selain itu, Bpk G tidak suka mengkonsumsi

sayur, lebih suka mengkonsumsi makanan manis dan berkalori tinggi. Pola

makannya juga tidak teratur akibat kesibukan yang dijalaninya.

4. Fungsi Reproduksi

Bpk A memiliki dua anak laki-laki yaitu Bpk U dan Bpk G. jarak antara anak

pertama dan kedua yaitu 2 tahun.

5. Fungsi ekonomi

Sandang dan pangan merupakan kebutuhan utama yang berusaha dipenuhi.

Sandang dan pangan dalam keluarga ini sudah tercukupi.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga

Page 8: Askepga Pengkajian

Stressor jangka pendek yang dirasakan yaitu terkait kesibukan di garmen yang

terkadang dirasakan Bpk G.

Stressor jangka panjang yang dirasakan yaitu terkait usia Bpk G yang sudah

seharusnya menikah.

2. Respon terhadap stressor

Untuk stressor jangka pendek, Bpk G akan lebih giat dan fokus dalam

pekerjaannya, dan akan beristirahat saat pekerjaannya sudah selesai. Bpk G juga

akan meminta bantuan teman-teman di tempat kerjanya jika memungkinkan.

Untuk stressor jangka panjangnya Bpk G dan keluarga mencari solusi bersama-

sama dan mereka menyerahkan semua keputusan pada Bpk G.

3. Strategi koping yang digunakan

Jika ada masalah di keluarga, semua akan diselesaikan dengan cara musyawarah.

4. Strategi adaptasi yang disfungsional

Keluarga tidak pernah melakukan kekerasan untuk menyelesaikan masalah dalam

keluarga.

PENJAJAKAN TAHAP II

Data Masalah kesehatan dan keperawatan

Bpk A memiliki riwayat DM sejak 10

tahun yang lalu dan pernah memiliki

riwayat luka kaki diabetic. Saat ini

Bpk A masih rutin mengkonsumsi

obat diabetes untuk mengontrol kadar

gula darahnya.

Bpk G juga memiliki kadar gula

darah yang tinggi namun belum

melakukan perawatan lebih lanjut

karena Bpk G merasa belum

menunjukkan tanda dan gejala fisik.

Bpk G juga lebih fokus dengan

pekerjaannya sehingga Bpk G sangat

jarang berolahraga, waktu luangnya

lebih sering digunakan untuk

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

berhubungan dengan ketidakefektifan

koping individu ditandai dengan kurang

menunjukkan minat pada perbaikan

perilaku sehat

Ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah diabetes mellitus b.d kurang

pengetahuan mengenai diabetes

mellitus

Ketidakmampuan keluarga membuat

keputusan untuk mengatasi masalah

diabetes mellitus b.d masalah

kesehatan tidak begitu menonjol dan

sifat negatif terhadap masalah

kesehatan

Page 9: Askepga Pengkajian

beristirahat atau berkumpul dengan

teman-temannya.

Bpk G tidak suka mengkonsumsi

sayur, lebih suka mengkonsumsi

makanan manis dan berkalori tinggi.

Pola makannya juga tidak teratur

akibat kesibukan yang dijalaninya.

Ketidakmampuan merawat anggota

keluarga yang sakit b.d tidak

mengetahui keadaan penyakit misalnya

sifatnya, penyebab, penyebaran,

perjalanan penyakit, gejala dan

perawatannya.

Ketidaksanggupan keluarga

memodifikasi lingkungan b.d

ketidaktahuan tentang usaha

pencegahan penyakit

Ketidakmampuan keluarga

menggunakan fasilitas kesehatan b.d

tidak memahami keuntungan yang

diperoleh