askepga pengkajian
DESCRIPTION
pengkajianTRANSCRIPT
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. DATA UMUM
a. Identitas kepala keluarga
1. Nama kepala keluarga (KK) : Bpk A
2. Umur (KK) : 65 tahun
3. Pekerjaan kepala keluarga (KK) : Pensiunan
4. Pendidikan kepala keluarga (KK) : -
5. Alamat dan nomer telpon : -
b. Komposisi anggota keluarga
NamaUmur
(tahun)Sex
Hubungan
dengan
KK
Pendidikan Pekerjaan Ket.
Ibu W 60 P Istri - Pensiunan Sehat
Bpk G 33 L Anak
kandung
- Wiraswasta DM
c. Genogram
d. Tipe keluarga
Tipe keluarga Bpk A adalah nuclear family (keluarga inti).
e. Suku bangsa
Keluarga Bpk A merupakan keluarga suku Bali dengan bahasa yang sering
digunakan sehari-hari yaitu bahasa Indonesia, tidak ada kebiasaan yang
dipengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Bpk U35 th Sehat
Ibu W 60 th Sehat
Bpk A 65 thDM
Bpk G33 th DM
f. Agama
Keluarga Bpk A semuanya beragama Hindu.
g. Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga Bpk A diperoleh dari uang pensiunan Bpk A dan Ibu W
yaitu masing-masing sebesar Rp. 2.000.000,00 perbulan dan dari gaji Bpk G yang
bekerja sebagai wiraswasta usaha garmen sebesar Rp. 3.000.000,00 perbulan.
Total rata-rata penghasilan keluarga Bpk A adalah Rp. 7.000.000,00 perbulan.
Rata-rata penghasilan tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti
untuk makan dan keperluan dapur, listrik, air dan keperluan rumah tangga lainnya
dengan total sebesar Rp. 2.500.000,00 perbulan. Untuk keperluan obat diabetes,
Bpk A biasanya rutin memeriksakan kesehatannya ke puskesmas dan
mendapatkan obat diabetes secara gratis. Bpk A dan Ibu W memiliki asuransi
yaitu askes dan Bpk G memiliki asuransi Prudential.
Barang-barang yang dimiliki keluarga di rumah terdiri dari kompor gas 1 buah,
mixer 1 buah, blender 1 buah, setrika 1 buah, kipas angin 3 buah, televisi 2 buah,
DVD player 1 buah, sebuah sound system, dan 3 buah sepeda motor.
h. Aktivitas rekreasi keluarga
Bpk A dan Ibu W jarang untuk pergi ke tempat rekreasi, mereka lebih sering
berkunjung ke rumah anak pertamanya untuk menemui cucunya. Rekreasi Bpk G
yang dilakukan biasanya yaitu menonton pertandingan sepak bola baik langsung
maupun melalui siaran TV bersama dengan teman-temannya.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Bpk A saat ini termasuk tahap perkembangan ke
VI atau tahap keluarga yang melepas anak usia dewasa muda. Pada keluarga Bpk
A, anak pertama telah menikah dan telah memiliki anak, sedangkan anak kedua
masih di rumah dan belum menikah.
Tugas perkembangan keluarga dengan melepas anak usia dewasa muda yaitu :
1. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang
didapat melalui perkawinan anak-anak. Pada keluarga Bpk A telah memenuhi
tugasnya ini meskipun belum seluruh anak dari Bpk A menikah.
2. Melanjutkan untuk memperbaharui hubungan perkawinan. Komunikasi antar
anggota keluarga dan KKpun sudah terjalin dengan cukup baik.
3. Membantu anak untuk mandiri. Pada keluarga Bpk A, hal ini sudah dilakukan
dimana Bpk A telah membiarkan anak pertamannya untuk bekerja dan
mengatur keuangan dan keluarga secara mandiri.
4. Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggal anak.
5. Memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu. Pada
keluarga Bpk A, hubungan antar Bpk A dengan menantunya sudah baik.
6. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami mapun istri.
Lansia pada keluarga Bpk A dan Ibu W sudah tidak ada.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak terdapat tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti
1. Riwayat terbentuknya keluarga inti
Bpk A menikah pada usia 29 tahun dengan Ibu W. Pernikahan direstui oleh
orangtua kedua belah pihak. Mereka menikah atas dasar sama-sama suka
bukan karena dijodohkan. Sedangkan anak Bpk A, yaitu Bpk U menikah
dengan istrinya 5 tahun yang lalu. Pernikahan direstui oleh orangtua kedua
belah pihak. Mereka menikah atas dasar sama-sama suka bukan karena
dijodohkan.
2. Penyakit yang diderita keluarga orang tua
Orang tua dari Bpk A memiliki riwayat diabetes mellitus yaitu ibu dari Bpk A.
sedangkan orang tua dari Ibu W tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.
3. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
No Nama Umur (th)
BB/TB Keadaan kesehatan
Imunisasi (BCG/Polio/DPT
/HB/ Campak)
Masalah kesehatan
Tindakan yang telah dilakukan
1
2
3
Bpk A
Ibu W
Bpk G
65
60
33
70/165
60/155
70/174
Sakit
Sehat
Sakit
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Diabetes
-
Diabetes
Melakukan kontrol gula
darah ke puskesmas
Mengkonsumsi obat diabetes
-
Belum melakukan perawatan
lebih lanjut
karena belum menunjukkan
tanda dan gejala fisik.
4. Sumber pelayanan kessehatan yang dimanfaatkan
Puskesmas
d. Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri)
Riwayat orang tua Bpk A dan Ibu W tidak memiliki kebiasaan kawin cerai, tidak
pemabuk. Orang tua Bpk A meninggal karena kondisi tubuhnya yang sudah
melemah oleh karena faktor umur dan penyakit diabetes. Hal yang sama juga
dialami oleh orang tua dari Ibu W.
III. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
1. Ukuran rumah (luas rumah)
Luas rumah Bpk A yaitu 10x15m2
2. Kondisi dalam dan luar rumah kebersihan rumah
Rumah terdiri dari 3 kamar tidur, dapur, WC. Keadaan di dalam kamar bersih,
dan kondisi nyaman untuk ditempati. Kamar I ditempati oleh Bpk A dan Ibu
W. Kamar ini berukuran 4x4m yang didalamnya terdiri dari sebuah kasur
ukuran sedang, 2 buah lemari dengan ukuran sedang, sebuah TV, kipas angin
kecil, dan peralatan berhias. Kamar II ditempati oleh Bpk G dengan ukuran
4x4m yang berisikan sebuah kasur ukuran sedang, sebuah lemari, sebuah TV,
kipas angin, DVD, dan sound system,. Kamar III dengan ukuran 4x4m terdiri
dari kasur, lemari, dan sebuah kipas angin. Kamar ini digunakan saat Bpk U
dan keluarganya berkunjung. Rumah diatapi genteng, alas keramik dan semen
dan dinding dibangun dari batako.
Kondisi di luar rumah bersih. Rumah dikelilingi oleh rumah tetangga. Di
depan rumah terdapat selokan yang bersih. Di pekarangan rumah terdapat
sebuah pohon yang tidak begitu besar dan terdapat pohon-pohon bunga yang
dirawat oleh Ibu W.
3. Kebersihan rumah
Secara umum keadaan rumah bersih karena Ibu W rutin membersihkan rumah
setiap hari. Selain itu, diluar rumah juga ditanam beberapa tanaman yang
menambah kesejukan rumah.
4. Ventilasi rumah
Setiap ruangan di rumah keluarga Bpk A dilengkapi dengan lubang ventilasi
udara dan atau jendela yang difungsinya dengan optimal.
5. Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
Jarak antara septic tank sudah >10m. Limbah cucian masak dan mandi masih
disalurkan ke selokan yang nantinya bermuara di TPA tanpa dibuatkan lubang
penampungan.
6. Air bersih
Sumber air bersih pada keluarga Bpk A adalah PDAM.
7. Pengelolaan sampah
Sampah dibuang di tempat pembuangan yang ada di sekitar komplek rumah
dan akan diangkut oleh truk sampah seminggu sekali dekat rumah dan
terkadang bila sampah sudah menumpuk banyak akan dibakar.
8. Kepemilikan rumah
Rumah secara resmi dan hukum dimiliki oleh Bpk A yang diwariskan dari
ayahnya.
9. Kamar mandi/WC
Kamar mandi berukuran 2x2m dengan atap dari genteng, alas dari keramik,
dan dinding dari batako. Kamar mandi dan toilet jadi satu ruangan. Pada
kamar mandi terdapat bak mandi yang cukup besar yang terbuat dari keramik
yang bersih.
10. Denah rumah
1
3
2
1 1
4 45 4
Ket :
1 = kamar tidur
2 = dapur
3 = kamar mandi/WC
4 = halaman
5 = pintu keluar
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
Keluarga Bpk A tinggal di lingkungan yang mayoritas penduduknya suku Bali
dan beragama Hindu. Tetangga sekitar rumah memiliki pekerjaan yang beragam.
Lingkungan tetangga sangat akrab dan saling menolong bila ada kesulitan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Bpk A sudah lama tinggal di rumah tersebut. Keluarga Bpk A tidak
memiliki kebiasaan pindah rumah. Rumahnya berada kurang lebih 250 dari jalan
raya utama, jenis kendaraan yang biasa digunakan yaitu sepeda motor miliki
pribadi.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ibu W secara rutin tiap bulan mengikuti arisan. Bpk A terkadang masih sering
berkumpul dan bercengkrama dengan teman-teman sebaya yang bertempat tinggal
tak jauh dari rumahnya.
e. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Bpk A bila ada masalah keluarga biasanya dibantu oleh anggota
keluarga lain maupun tetangga. Bila keluarga Bpk menghadapi masalah keuangan
biasanya dibantu oleh anaknya ataupun kerabat lainnya.
IV. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada malam hari, pola
komunikasi keluarga terbuka dengan seluruh anggota keluarga. Apabila ada
masalah keluarga biasanya Bpk A selalu mendiskusikan dengan istri, anak dan
menantunya, ataupun dengan kerabat lainnya.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Bpk A saling mendukung satu dengan yang lainnya, respon keluarga
bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah yaitu mencari jalan keluarnya
bersama-sama.
3. Struktur peran
Bpk A sebagai kepala keluarga yang merupakan seorang pensiunan. Ibu W
sebagai ibu rumah tangga dan Ibu W juga seorang pensiunan. Bpk G yaitu anak
dari Bpk A dan Ibu W bekerja sebagai wiraswasta. Bpk U dan istrinya tinggal
terpisah dengan Bpk A dan sudah hidup mandiri.
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga. Keluarga
rutin bersembahyang (mebanten) setiap hari, dan rajin bersembahyang ke pura
saat hari-hari tertentu seperti rahinan atau upacara adat lainnya. Keluarga juga
mengikuti nilai-nilai dan norma yang ada di masyarakat tempat tinggalnya.
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Bpk A dan Ibu W sangat menyayangi keluarganya terutama cucunya. Bila sedang
ada waktu luang, Bpk A dan Ibu W sering berkunjung ke rumah anaknya Bpk U
untuk bertemu dengan cucunya atau begitu pula sebaliknya dengan Bpk U.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Bpk A biasa bersosialisasi dengan tetangga disekitarnya. Apabila ada
upacara atau kegiatan di sekitar tempat tinggalnya, keluarga Bpk A juga turut
membantu atau hadir dalam kegiatan tersebut.
3. Fungsi perawatan keluarga
Bpk A memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu dan pernah memiliki
riwayat luka kaki diabetic. Saat ini Bpk A masih rutin mengkonsumsi obat
diabetes untuk mengontrol kadar gula darahnya. Anak kedua Bpk A yaitu Bpk G
juga memiliki kadar gula darah yang tinggi namun belum melakukan perawatan
lebih lanjut karena Bpk G merasa belum menunjukkan tanda dan gejala fisik.
Selain itu, Bpk G juga lebih fokus dengan pekerjaannya sehingga Bpk G sangat
jarang berolahraga, waktu luangnya lebih sering digunakan untuk beristirahat atau
berkumpul dengan teman-temannya. Selain itu, Bpk G tidak suka mengkonsumsi
sayur, lebih suka mengkonsumsi makanan manis dan berkalori tinggi. Pola
makannya juga tidak teratur akibat kesibukan yang dijalaninya.
4. Fungsi Reproduksi
Bpk A memiliki dua anak laki-laki yaitu Bpk U dan Bpk G. jarak antara anak
pertama dan kedua yaitu 2 tahun.
5. Fungsi ekonomi
Sandang dan pangan merupakan kebutuhan utama yang berusaha dipenuhi.
Sandang dan pangan dalam keluarga ini sudah tercukupi.
VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga
Stressor jangka pendek yang dirasakan yaitu terkait kesibukan di garmen yang
terkadang dirasakan Bpk G.
Stressor jangka panjang yang dirasakan yaitu terkait usia Bpk G yang sudah
seharusnya menikah.
2. Respon terhadap stressor
Untuk stressor jangka pendek, Bpk G akan lebih giat dan fokus dalam
pekerjaannya, dan akan beristirahat saat pekerjaannya sudah selesai. Bpk G juga
akan meminta bantuan teman-teman di tempat kerjanya jika memungkinkan.
Untuk stressor jangka panjangnya Bpk G dan keluarga mencari solusi bersama-
sama dan mereka menyerahkan semua keputusan pada Bpk G.
3. Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah di keluarga, semua akan diselesaikan dengan cara musyawarah.
4. Strategi adaptasi yang disfungsional
Keluarga tidak pernah melakukan kekerasan untuk menyelesaikan masalah dalam
keluarga.
PENJAJAKAN TAHAP II
Data Masalah kesehatan dan keperawatan
Bpk A memiliki riwayat DM sejak 10
tahun yang lalu dan pernah memiliki
riwayat luka kaki diabetic. Saat ini
Bpk A masih rutin mengkonsumsi
obat diabetes untuk mengontrol kadar
gula darahnya.
Bpk G juga memiliki kadar gula
darah yang tinggi namun belum
melakukan perawatan lebih lanjut
karena Bpk G merasa belum
menunjukkan tanda dan gejala fisik.
Bpk G juga lebih fokus dengan
pekerjaannya sehingga Bpk G sangat
jarang berolahraga, waktu luangnya
lebih sering digunakan untuk
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
berhubungan dengan ketidakefektifan
koping individu ditandai dengan kurang
menunjukkan minat pada perbaikan
perilaku sehat
Ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah diabetes mellitus b.d kurang
pengetahuan mengenai diabetes
mellitus
Ketidakmampuan keluarga membuat
keputusan untuk mengatasi masalah
diabetes mellitus b.d masalah
kesehatan tidak begitu menonjol dan
sifat negatif terhadap masalah
kesehatan
beristirahat atau berkumpul dengan
teman-temannya.
Bpk G tidak suka mengkonsumsi
sayur, lebih suka mengkonsumsi
makanan manis dan berkalori tinggi.
Pola makannya juga tidak teratur
akibat kesibukan yang dijalaninya.
Ketidakmampuan merawat anggota
keluarga yang sakit b.d tidak
mengetahui keadaan penyakit misalnya
sifatnya, penyebab, penyebaran,
perjalanan penyakit, gejala dan
perawatannya.
Ketidaksanggupan keluarga
memodifikasi lingkungan b.d
ketidaktahuan tentang usaha
pencegahan penyakit
Ketidakmampuan keluarga
menggunakan fasilitas kesehatan b.d
tidak memahami keuntungan yang
diperoleh