askep torch fixz

27
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT TORCH” Untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Sistem Reproduksi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini penulis telah mendapatkan bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk terselesaikannya paper ini. Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, segala kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan paper ini lebih lanjut. Semoga paper ini bermanfaat bagi semua pembaca. Denpasar, April 2013 Penulis 1

Upload: made-gading

Post on 25-Dec-2015

110 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

xbxvbvxbvxbxbxvbxbxbxbxbxxbxbxbxbxxbxbxbxbxbxbxbxbxbbxbxbxbxbxbxbxbxbxbx

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Torch FIXZ

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini yang berjudul “ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT TORCH” Untuk menyelesaikan

tugas dari mata kuliah Sistem Reproduksi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini penulis telah mendapatkan

bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk

terselesaikannya paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna mengingat

keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, segala kritik dan saran dari

pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan paper ini lebih lanjut. Semoga paper ini

bermanfaat bagi semua pembaca.

Denpasar, April 2013

Penulis

1

Page 2: Askep Torch FIXZ

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3

C. Tujuan ..................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 4

A. KONSEP DASAR TEORI PENYAKIT ............................................................................. 4

1. DEFINISI .................................................................................................................. 4

2. ETIOLOGI................................................................................................................. 4

3. TANDA DAN GEJALA .............................................................................................. 4

4. PATOFISIOLOGI ..................................................................................................... 5

5. PENATALAKSANAAN/TERAPI ............................................................................... 11

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN................................................................ 13

1. PENGKAJIAN .......................................................................................................... 13

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN .................................................................................. 13

3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN ................................................................ 14

4. EVALUASI................................................................................................................. 16

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 18

A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 18

B. SARAN .................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 19

2

Page 3: Askep Torch FIXZ

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit TORCH merupakan kelompok infeksi beberapa jenis virus yaitu parasit

Toxoplasma gondii, virus Rubella, CMV (Cytomegalo Virus), virus Herpes Simplex

(HSV1 – HSV2) dan kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas

(misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, Vassinia, Polio dan Coxsackie-B).

Penyakit TORCH ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai keluhan

yang bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria

maupun wanita.Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan kelainan

pertumbuhan pada bayinya, yaitu cacat fisik dan mental yang beraneka ragam.

Infeksi TORCH juga dapat menyerang semua jaringan organ tubuh, termasuk sistem

saraf pusat dan perifeir yang mengendalikan fungsi gerak, penglihatan, pendengaran,

sistem kadiovaskuler serta metabolisma tubuh.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari infeksi torch?

2. Apa penyebab dari infeksi torch?

3. Bagaimana tanda dan gejala infeksi torch?

4. Bagaimana patofisiologi dari infeksi torch?

5. Apa pengaruh infeksi terhadap kehamilan?

6. Bagaimana Pemeriksaan Torch Saat Hamil?

7. Bagaimana Penatalaksanaan untuk infeksi torch?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian infeksi torch

2. Mengatahui penyebab infeksi torch

3. Menegtahui tanda dan gejala infeksi torch

4. Mengetahui patofisiology infeksi torch

5. Mengetahui pengaruh infeksi terhadap kehamilan

6. Menegtahui pemeriksaan torch saat hamil

7. Mengetahui penatalaksanaan infeksi torch

3

Page 4: Askep Torch FIXZ

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Teori Penyakit

1. Pengertian

TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit

infeksi yaitu TOxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes.

TORCH adalah istilah yang mengacu kepada infeksi yang disebabkan oleh

(Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex virus II (HSV-II)

dalam wanita hamil.TORCH merupakan singkatan dari Toxoplasma gondii (toxo),

Rubella, Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) dan penyakit lainnya.

Infeksi TORCH ini sering menimbulkan berbagai masalah kesuburan (fertilitas) baik

pada wanita maupun pria sehingga menyebabkan sulit terjadinya kehamilan.

2. Etiologi

a) Toxoplasma gondii (toxo) merupakan parasit protozoa

b) Rubella

c) Cyto Megalo Virusinfeksi oportunistik yang menyerang saat system kekebalan

tubuh lemah.

d) Herpes Simplex Virus

3. Tanda dan Gejala

1. Toxoplasmosis

Sakit Kepala

Lemah

Demam

2. Rubella

Demam ringan

Merasa mengantuk

Sakit tenggorok sehingga terjadi penurunan nafsu makan

3. Cyto Megalo Virus

Retardasi pertumbuhan intrauterine.

Diare

Demam.

4

Page 5: Askep Torch FIXZ

4. Herpes Simplex Virus

a. Rasa panas pada bagian kulit

b. Kadang-kadang disertai demam seperti influenza dan setelah2 – 3 hari bintik

kemerahan tersebut berubah menjadi vesikel disertai rasa nyeri.

4. Patofisiologi

1. Toxoplasmosis

1) Kucing

Organisme tempat toxoplasma gondii hidup adalah kucing.kucing tersebut terinfeksi

karena memakan hewan pengerat dan burung pemakan daging yang terinfeksi. Satu

minggu setelah terinfeksi, kucing mengeluarkan oocyst yang terdapat pada

fesesnya.Pengeluaran oocyst terus menerus sampai sekitar 2 minggu sebelum

kucing itu sembuh atau pulih kembali.Feses kucing sudah sangat infeksius. Oocyst

dalam feses menyebar melalui udara dan ketika dihirup akan dapat menyebabkan

infeksi. Sporulasi organisme ini terjadi setelah 1-5 hari dalam kotoran. Jika oocyst

terkandung dalam tanah sisa-sisa partikel berada di atasnya dan akan terbawa arus

air hujan. Sisa oocyst dapat bertahan hidup sampai lebih dari 1 tahun tetapi tidak

aktif

2. Rubella

Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan menyebabkan peradangan

pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian menyebar keseluruh tubuh. dari

saluran pernafasan inilah virus akan menyebrang ke sekelilingnya. Pada infeksi

rubella yang diperoleh post natal virus rubella akan dieksresikan dari faring selama.

pada rubella yang kongenal saluran pernafasan dan urin akan tetap mengeksresikan

virus sampai usia 2 tahun. hal ini perlu diperhatikan dalam perawatan bayi dirumah

sakit dan dirumah untuk mencegah terjadinya penularan. Sesudah sembuh tubuh

akan membentuk kekebalan baik berupa antibody maupun kekebalan seluler yang

akan mencegah terjadinya infeksi ulangan.

3. Cyto Megalo Virus

Sitomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus congenital di amerika

utara.CMV agaknya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan

cairan atau jaringan tubuh, termasuk urin, darah, liur, secret servikal, semen dan ASI.

Masa inkubasi tidak diketahui; berikut ini adalah perkiraan masa inkubasi: setelah

lahir-3 sampai 12 minggu; setelah tranfusi-3 sampai 12 minggu; dan setelah

transplantasi-4 minggu sampai 4 bulan. Urin sering mengandung CMV dari beberapa

5

Page 6: Askep Torch FIXZ

bulan sampai beberapa tahun setelah infeksi.Virus tersebut dapat tetap tidak aktif

dalam tubuh seseorang tetapi masih dapat diaktifkan kembali.Hingga kini belum ada

imunisasi untuk mencegah penyakit ini.

4. Herpes Simplex Virus

Pada saat virus masuk kedalam tubuh belum memiliki antibody maka infeksinya bisa

bersifat luas dengan gejala-gejala konstitusionil berat.Ini disebut infeksi primer. Virus

kemudian akan menjalar melalui serabut saraf sensoris ke ganglian saraf regional

(ganglian sakralis) dan berdiam disana secara laten. kalau pada saat virus masuk

pertama kali tidak terjadi gejala-gejala primer, maka tubuh akan membuat antibody

sehingga pada serangan berikutnya gejala tidaklah seberat infeksi primer. Bila

sewaktu-waktu ada faktor pencetus, virus akan mengalami aktifasi dan multiplikasi

kembali sehingga terjadi infeksi reklien. karena pada saat ini tubuh sudah

mempunyai antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi primer. Faktor-faktor

pencetus, virus akan mengalami aktivasi dan multiplikasi kembali sehiangga terajadi

infeksi neklien. karena pada saat ini tubuh sudah mempunyai antibody maka

gejalanya tidak seberat infeksi primer.

Dampak pada kehamilan dan persalinan

a. Penularan pada janin dapat terjadi hematogen melalui plasenta

b. Penularan pada janin dapat terjadi akibat perjalanan dari vagina ke janin apabila

ketuban pecah. c. Penularan pada bayi dapat terjadi melalui kontak langsung pada

waktu bayi lahir.

Pengaruh Terhadap Kehamilan

1. Toxoplasmosis

Janin yang terinfeksi penyakit ini dapat menyebabkan keguguran atau bayi lahir

mati.Bisa pula menyebabkan kelainan pada bayi saat dewasa.

Infeksi ditularkan dari hewan bertubuh panas kepada manusia.parasit ini masuk ke

dalam tubuh manusia melalui makanan.Sumbernya terutama adalah daging yang

tidak dimasak matang atau sayuran mentah. Tangan yang tercemar toksoplasma

juga bisa menjadi media penularan jika kita tidak mencuci tangan sebelum makan

Pada kasus infeksi maternal primer yang terjadi pada kehamilan, parasit bisa

ditularkan dari plasenta dan menyebabkan cacat pada janin berupa gangguan

penglihatan atau keguguran spontan, meski prosentasenya kecil.Infeksi Toxoplasma

disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondi. Pada umumnya, infeksi

Toxoplasma terjadi tanpa disertai gejala yang spesipik. Kira-kira hanya 10-20%

kasus infeksiToxoplasma yang disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa

6

Page 7: Askep Torch FIXZ

timbul rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan

masalah.Infeksi Toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil atau pada

orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu (misalnya penderita AIDS, pasien

transpalasi organ yang mendapatkan obat penekan respon imun). Jika wanita hamil

terinfeksi Toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi adalah abortus spontan atau

keguguran (4%), lahir mati (3%) atau bayi menderita Toxoplasmosis bawaan. pada

Toxoplasmosis bawaan, gejala dapat muncul setelah dewasa, misalnya kelinan mata

dan atelinga, retardasi mental, kejang-kejang dn ensefalitis.Diagnosis Toxoplasmosis

secara klinis sukar ditentukan karena gejala-gejalanya tidak spesifik atau bahkan

tidak menunjukkan gejala (sub klinik). Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium

mutlak diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.Pemeriksaan yang lazim

dilakukan adalah Anti-Toxoplasma IgG, IgM dan IgA, serta Aviditas Anti-Toxoplasma

IgG.Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi

Toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau selama masa hamil (bila hasilnya negatif pelu

diulang sebulan sekali khususnya pada trimester pertma, selanjutnya tiap trimeter),

serta bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi Toxoplasma.

2. Rubella

Rubela yang dialami pada tri semester pertama kehamilan 90 persennya

menyebabkan kebutaan, tuli, kelainan jantung, keterbelakangan mental, bahkan

keguguran.Ibu hamil disarankan untuk tidak berdekatan dengan orang yang sedang

sakit campak Jerman.Untuk mencegahnya, kaum wanita disarankan untuk

melakukan vaksinasi rubela.Perlindungannya mencapai 100 persen.Infeksi Rubella

ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar getah

bening.Infeksi ini disebabkan oleh virus Rubella, dapat menyerang anak-anak dan

dewasa muda.Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi pada wanita hamil muda, karena

dapat menyebabkan kelainan pada bayinya.Jika infeksi terjadi pada bulan pertama

kehamilan maka risiko terjadinya kelainan adalah 50%, sedangkan jika infeksi tejadi

trimester pertama maka risikonya menjadi 25%.Tanda tanda dan gejala infeksi

Rubella sangat bervariasi untuk tiap individu, bahkan pada beberapa pasien tidak

dikenali, terutama apabila ruam merah tidak tampak. Oleh Karena itu, diagnosis

infeksi Rubella yang tepat perlu ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan

laboratorium.Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan Anti-

Rubella IgG dana IgM. Pemeriksaan Anti-rubella IgG dapat digunakan untuk

mendeteksi adanya kekebalan pada saat sebelum hamil.Jika ternyata belum memiliki

kekebalan, dianjurkan untuk divaksinasi.Pemeriksaan Anti-rubella IgG dan IgM

7

Page 8: Askep Torch FIXZ

terutama sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut pada kehamilan < 18 minggu

dan risiko infeksi rubella bawaan.

Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat

menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama

kehamilan, maka resiko terjadinya kelaianan adalah 50%, sedanggkan jika infeksi

terjadi trimester pertama maka resikonya menjadi 25% Rubella dapat menimbulkan

abortfus, anomaly congenital dan infeksi pada neonates (Konjungtivitis, engefalibis,

vesikulutis, kutis, ikterus dan konvuisi)

Pengaruh rubella pada janin

Rubella dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering

menyebabkan cacat bawaan pada janin.

3. Cyto Megalo Virus

Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus

keluarga Herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal

secara laten dalam tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang

berbahaya bagi janin bila infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat

ibu sedang hamil. Jika ibu hamil terinfeksi.maka janin yang dikandung mempunyai

risiko tertular sehingga mengalami gangguan misalnya pembesaran hati, kuning,

ekapuran otak, ketulian, retardasi mental, dan lain-lain. Pemeriksaan laboratorium

sangat bermanfaat untuk mengetahui infeksi akut atau infeski berulang, dimana

infeksi akut mempunyai risiko yang lebih tinggi.Pemeriksaan laboratorium yang

silakukan meliputi Anti CMV IgG dan IgM, serta Aviditas Anti-CMV IgG.Virus ini

ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan.Akibat infeksi ini bisa fatal

karena menyebabkan cacat bawaan pada janin.Belum ada pengobatan yang bisa

mencegah infeksi virus ini.

4. Herpes Simplek Virus

Penularan biasanya terjadi pada kontak seksual pada orang dewasa.HSV 1 juga bisa

ditularkan melalui kontak sosial pada masa anak-anak.Prevelansi HSV 2 lebih tinggi

pada kelompok HIV positif dan mereka yang melakukan hubungan seks tanpa

kondom.Infeksi herpes pada alat genital (kelamin) disebabkan oleh Virus Herpes

Simpleks tipe II (HSV II). Virus ini dapat berada dalam bentuk laten, menjalar melalui

serabut syaraf sensorik dan berdiam diganglion sistem syaraf otonom.Bayi yang

dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada kuli,

tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II

pada bayi yang baru lahir dapat berakibat fatal (Pada lebih dari 50 kasus)

8

Page 9: Askep Torch FIXZ

Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan Igm sangat penting untuk

mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh HSV II dan

mencaegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infeksi terjadi pada saat kehamilan.

Tabel I : Kelainan Bawaan Pada Bayi Akibat Infeksi TORCH Kongenital (Menurut Sardjono

TW, Hidayat 1998;48 : 431-435)   

Infeksi KeKelainan Utama Kelainan Lain

TOXO

Hidro / Microsefalus,

Khorio-retinitis,

Klasifikasi intracranial

Hepato-spenomagali,

Ikterus Limfadenopati, Retardasi

psikhomotor

RubellaKatarak, tuli, kelainan jantung,

strabimus

Hepato-spenomagali,

Trombositopeni, Retardasi

psikhomotor

CMV Microsefalus, tuli

Klasifikasi intrakranial, Hepato-

spenomagali, Trombositopeni,

Khorioretinitis Retardasi psikhomotor

HSV MicrosefalusKhorioretinitis, Hepatitis intrapartum,

Retardasi psikhomotor

Tabel II : Pemilihan Lab Diagnostik Pada Infeksi TORCH

Infeksi Pilihan I Pilihan II

TOXO

Demonstrasi Antibody IgM terhadap Toxo

Hydrosefalus chorioretinitis, klasifikasi cerebral

yang terbesar

Demonstrasi titer

Antibody, anti Toxo

(I&II) pengamatan

IgM - IgG

Rubella

Isolasi virus Rubella dari urin, usapan tenggorok,

darah atau demostrasi IgM ati Rubella Katarak,

Penyakit Jantung Kongenital, mikrophthalmis,

lesi - lesi tulang panjang

Demonstrasi titer

Antibody Anti

Rubella (I&II)

pengamatan IgM

spesifik kalau perlu

IgG spesifik.

CMV Isolasi CMV dari urin, usapan tenggorok, darah.

Cara Biakan jaringan FAT.

Demonstrasi titer

Antibody, anti CMV

9

Page 10: Askep Torch FIXZ

Pewarnaan secara FAG pada sel - sel urin. Klinik

adanya mikrosefali Pneumonitis, klasifikasi

serebral periventrikuler

dan pelacakan

Antibody IgM

spesifik CMV, kalau

perlu spesifik

HSV

Amati dan bedakan gejala klinis HSV 1, HSV 2

atau sindroma neurologik pada anak baru lahir

s.d balita kalau perlu sampai remaja.

Adanya mikrosefali, retardasi psikhomotor,

cephalgia berat intermiten, gen keseimbangan

Demonstrasi titer

Antibody anti HSV

tanpa

memperhatikan

Antibody IgM

spesifik anti HSV.

Pemeriksaan titer

Antibody IgG - anti

HSV

2.1 Pemeriksaan Torch Saat Hamil

Pemeriksaan TORCH adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi infeksi

TORCH, yang disebabkan oleh parasit TOxoplasma, virus Rubella, Cytomegalovirus

(CMV) dan virus Herpes. Cara mengetahui infeksi TORCH adalah dengan mendeteksi

adanya antibodi dalam darah pasien, yaitu dengan pemeriksaan :

Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG (untuk mendeteksi infeksi

Toxoplasma)

Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella IgG (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)

Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)

Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)

Infeksi toksoplasma dan CMV dapat dapat bersifat laten tetapi yang berbahaya adalah

infeksi primer (infeksi yang baru pertama terjadi di saat kehamilan, terutama pada

trimester pertama). Jadi, bila hasil pemeriksaan (yang dilakukan saat hamil) positif maka

perlu dilihat lebih lanjut apakah infeksi baru terjadi atau telah lama berlangsung. Untuk

itu perlu dilakukan pemeriksaan :

Aviditas Anti-Toxoplasma IgG

Aviditas Anti-CMV IgG

10

Page 11: Askep Torch FIXZ

Indikasi pemeriksaan TORCH :

Wanita yang akan hamil atau merencanakan segera hamil

Wanita yang baru/sedang hamil bila hasil sebelumnya negatif atau belum

diperiksa, idealnya dipantau setiap 3 bulan sekali

Bayi baru lahir yang ibunya terinfeksi pada saat hamil

PANEL TORCH

Anti-Toxoplasma IgM

Anti-Toxoplasma IgG

Anti-Rubella IgM

Anti-Rubella IgG

Anti-CMV IgM

Anti-CMV IgG

Anti HSV2 IgM

Anti HSV2 IgG

5. Penatalaksanaan

1. Toxoplasmosis

Obat-obat yang dipakai sampai saat ini hanya membunuh bentuk takizoid T. gondii

dan tidak membasmi bentuk kistanya. Pirimetamin dan sulfonamide. Spiramisin

adalah antibiotic makrolid, Klindamisin, azitromisin.

2. Rubella

Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah satunya

dengan cara pemberian vaksinasi.

Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil.

Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau akan hamil dalam 3

bulan setelah pemberian vaksin. hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup

yang dilemahkan dapat beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang .

3. Cyto Megalo Virus

Sampai saat ini hanya terdapat penatalaksanaan mengatasi gejala(misalnya:

penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan pernapasan).

11

Page 12: Askep Torch FIXZ

4. Herpes Simpleks Virus

Wanita hamil

Kalau wanita hamil menderita herpes genetalis primer dalam 6 minggu terakhir dari

kehamilannya dianjurkan Sc sebelum atau dalam 4 jam sesudah pecah ketuban.

sedang untuk herpes genitalis sekunder SC tidak dikerjakan secara rutin, hanya yang

masih menularkan saat persalinan dianjurkan untuk SC

Bayi baru lahir Dilakukan untuk pemeriksaan adanya herpes konginetal dan kalau

perlu kultus virus.kalau ibu aktif menderita herpes genitalis maka bayinya diberi

acyclovir 3 dd 10 mg/kg B selama 5 – 7 hari

12

Page 13: Askep Torch FIXZ

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Infeksi Torch

     1. PENGKAJIAN

Identitas klien:

a. Keluhan utama: Demam

b. Riwayat kesehatan:

Suhu tubuh meningkat

Malaise

Sakit tenggorokan

Mual dan muntah

Nyeri otot

c. Riwayat kesehatan dahulu:

Klien sering berkontak langsung dengan binatang

Klien sering mengkonsumsi daging setengah matang

Klien pernah mendapatkan tranfusi darah

d.       data psikologis

e.       data spiritual

f.        data social dan ekonomi

g.      Pemeriksaan fisik

a)       mata :

nyeri

b)      Perut :

diare

mual dan muntah

c)     Integument:

suka berkeringat malam

suhu tubuh meningkat

timbulnya rash pada kulit

d)     Muskuloskletal:

nyeri

kelemahan

e)     hepar

-hepatomegali

-ikterus

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC

13

Page 14: Askep Torch FIXZ

a)    Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG  (untuk mendeteksi infeksi

Toxoplasma)

b)    Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella IgG  (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)

Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG  (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)

c)    Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG  (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.  Nyeri b.d adanya proses infeksi / inflamasi.

2.   Hipertemia b. d peningkatan tingkat metabolisme penyakit ditandai dengan suhu390c

tubuh menggigil

3.   Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan

ditandai  dengan diare

4.    Kurangnya pengetahuan tentang penyakit b.d terbatasnya informasi

3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1.      Nyeri b.d adanya proses infeksi / inflamasi

a)   Tujuan :

-mengurangi nyeri

b)   Kriterian hasil :

- Klien melaporkan nyeri hilang dan terkontrol

- Klien tampak rileks

- Klien mampu tidur/istirahat dengan tepat.

Intervensi Rasional

1. Observasi adanya nyeri dan tingkat

nyeri.

Memudahkan tindakan keperawatan

2. Ajarkan dan catat tipe nyeri serta

tindakah untuk mengatasi nyeri

Meningkatkan persepsi klien terhadap

nyeri yang dialaminya.

3. Ajarkan teknik relaksasi Meningkatkan kenyamanan klien

4. Anjurkan untuk menggunakan kompres

hangat

Membantu mengurangi nyeri dan

meningkatkan kenyamanan klien

5. Kolaborasi pemberian analgesik Mengurangi nyeri

2.   Hipertemia b. d peningkatan tingkat metabolisme penyakit ditandai dengan

suhu390C, tubuh menggigil.

a)  Tujuan:

14

Page 15: Askep Torch FIXZ

- Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal

b)   Kriteria hasil:

 - Terjadi peningkatan suhu

- Kulit kemerahan dan hangat waktu disentuh

 - Peningkatan tingkat pernapasan

Intervensi Rasional

1. Observasi  dan catat hasil pemeriksaan

suhu tubuh klien

Menentukan intervensi selanjutnya

2. Berikan kompres hangat kompres dapat menurun suhu tubuh yang

non farmakologis

3. Anjurkan klien banyak minum minimal

1,5 liter/hari

hidrasi yang adekuat dapat menurunkan

suhu tubuh dan mencegah kekurangan

cairan dan elektrolit.

4. Pertahankan kebersihan kulit kulit yang kotor dapat menghalangi

penguapan tubuh terhadap panas.

5. Kolaborasi pemberian analgesik penurun panas

3.     Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan

ditandai dengan diare

a)   Tujuan:

- memenuhi kebutuhan cairan tubuh

b)   Kriteria hasil:

 - Mempertahankan volume sirkulasi adekuaT

 - Tanda – tanda vital dalam batas normal

 - Nadi ferifer teraba

- Haluaran urine adekuat

 - Membrane mukosa lembab

 - Turgor kulit baik

Intervensi Rasional

1. Observasi tanda-tanda vital perubahan tanda vital yang signifikan

menandakan adanya kegawatan.

2. Observasi tanda-tanda dehidrasi menentukan intervensi selanjutnya

3. Anjurkan klien banyak minum minimal

1,5 liter/hari

mempertahankan intake cairan peroral

15

Page 16: Askep Torch FIXZ

4. Anjurkan dan jelaskan untuk diet lunak

rendah serat

serat dapat meningkatkan frekuensi

buang air besar

5. Berikan cairan sesuai batas diet untuk mempertahankan keseimbangan

cairan dan elektrolit

6. Monitor intake-out put/24 jam mengetahui keseimbangan cairan dan

elektrolit

7. Kolaborasi pemberian obat obat untuk pencegahan diare

4.      Kurangnya pengetahuan tentang penyakit b.d terbatasnya informasi

a)   Tujuan :

 - Klien dan keluarga memahami definisi, tanda dan gejala, serta cara

penanganan penyakit TORCH.

 - Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota

keluarga yang menderita TORCH

b)   Kriteria hasil:

- Klien dan keluarga dapat menjelaskan kembali definisi, tanda dan gejala, serta

cara penanganan penyakit TORCH

- Keluarga dapat berperan aktif dalam melakukan perawatan terhadap anggota

keluarga yang menderiat TORCH.

Intervensi Rasional

1. Jelaskan tentang penyakit,tanda,gejala

tentang penyakit TORCH

pengetahuan dapat meningkatkan

kedisplinan terhadap terapi

2. Jelaskan cara-cara pencegahan

penyakit TORCH

meningkatkan pengetahuan klien dan

keluarga dalam

3. Berikan kesempatan bertanya kepada

keluarga dan klien

memperjelas pengetahuan terhadap

penyakit

4. Anjurkan upaya berobat rutin terapi yang berkelanjutan dapat

memulihkan keadaan klien

4. EVALUASI KEPERAWATAN

1. Dx 1  Nyeri b.d adanya proses infeksi / inflamasi

Nyeri hilang atau dengan skala ringan

2. Dx 2 Hipertemia b. d peningkatan tingkat metabolisme penyakit ditandai dengan

suhu390c tubuh menggigil :

16

Page 17: Askep Torch FIXZ

Suhu tubuh pasien normal menjadi 370c

Tubuh pasien tidak menggigil

3. Dx 3 Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan

cairan ditandai dengan diare:

Asupan dan keluaran cairan seimbang

Feses dengan konsistensi lembek, frekuensi bab satu kali sehari

4. Dx 4 Kurangnya pengetahuan tentang penyakit b.d terbatasnya informasi:

Pasien mengetahui tentang penyakitnya

Pasien mampu menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta

pengobatan penyakitnya.

17

Page 18: Askep Torch FIXZ

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

TORCH adalah singkatan dari Toxoplasma gondii (Toxo), Rubella, Cyto Megalo

Virus (CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) yang terdiri dari HSV1 dan HSV2 serta

kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas (Misalnya Measles,

Varicella, Echovirus, Mumps, virus Vaccinia, virus Polio, dan virus Coxsackie-B). 

B. Saran

Untuk selalu waspada terhadap penyakit TORCH dengan cara mengetahui media

dan cara penyebaran penyakit ini kita dapat menghindari kemungkinan tertular. Hidup

bersih dan makan makanan yang dimasak dengan matang. Upayakan vaksinasi untuk

bayi secara dini agar bayi kita menjadi sehat,

18

Page 19: Askep Torch FIXZ

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Bina Prawirohardjo

Mary Hamilton. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka,

Muliyati, 2005. Buku Panduan Kuliah Keperawatan Maternitas, Makassar: EGC

Harry Oxord. 1990. Ilmu Kebidanan Patofisiologi dan Persalinan, Edisi Human Labor and

Birth. Jakarta: Yayasan Essentia Medica

Jurnalbidandiahhttp://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/artikel-lengkap-atonia-

uteri_25.html#ixzz2QD7f7k3L diakses tanggal 23 april 2013

19