askep syarif dbd 15 juni

20

Click here to load reader

Upload: idemjari

Post on 13-Aug-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Syarif Dbd 15 Juni

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sdr. X Dengan

Penyakit Demam Berdarah Dengue

(DBD) di Ruang Bougenville 12

RSUD dr. Soesilo Slawi

NAMA: SYARIFUDDIN BAKHTIAR

NIM: C1009076

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA

Jl. Cut Nyak Dhien No. 16 Slawi, 52416

2010/2011

Page 2: Askep Syarif Dbd 15 Juni

PERSETUJUAN

Tugas ini sudah di teliti dan disahkan disetujui sebagkai tugas mata kuliah Dasar

– Dasar Keperawatan III, semester II.

Hari :

Tanggal : juni 2010

Pembimbing, Penguji,

Wisnu Widyantoro, S. Kep., M. Kep. Gatot Manggala, S Kep., Ns.

Page 3: Askep Syarif Dbd 15 Juni

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. X DENGAN DEMAM

BERDARAH DENGUE (DBD) DI RUANG BOUGENVILLE

RSUD dr. SOESILO SLAWI

Nama Perawat : Syarifuddin Bakhtiar

Pengkajian : Demam Berdarah Dengue (DBD)

Ruang : Bougenville 12

Tanggal Pengkajian : 09 april 2009

1. Identitas Pasien

Nama : Sdr. X

Umur : 21 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : perguruan tinggi

Pekerjaan : Mahasiswa

Suku : Jawa

Bangsa : Indonesia

Alamat : Jalan karang anyar No. 13 Desa Pagiyanten, Kec.

Adiwerna, Kab. Tegal.

Page 4: Askep Syarif Dbd 15 Juni

Diagnosa medis : Demam Berdarah Dengue (DBD)

2. Identitas Penanggung jawab

Nama : Ny. Y

Umur : 43 tahun

Alamat : Jalan karang anyar No. 13 Desa Pagiyanten,

Kec. Adiwerna, Kab. Tegal.

Pekerjaan : Pegawai swasta

Hubungan dengan pasien : Ibu Pasien

Riwayat keperawatan/ kesehatan

1. Keluhan utama.

Sdr. X mengeluh demam tinggi, dan tubuhnya lemas.

2. Riwayat Kesehatan/Riwayat Sekarang.

Pasien berkata, sebelum dibawa ke RS, hari senin tanggal 4 april 2009 dia

sedang menjenguk pamannya yang sedang menderita Demam Berdarah. Lalu

pada hari selasa 6 april 2009, malam harinya pasien mulai mengalami

tubuhnya lemas dan dingin.

Lalu pada hari rabu siang tangga 7 april 2009 Ny. X memegang dahi

anaknya , Ny. X merasakan tubuh anaknya panas sekali. Lalu pada rabu

malam(7 april 2009) panasnya semakin menurun, namun mulai timbul bintik

– bintik merah seperti gigitan nyamuk di sekitar tangan dan kaki. Akhirnya

Sdr. X di bawa ke rumah sakit pada hari kamis tangga 8 april 2009 bersama

ibunya.

Saat pengkajian, Sdr. X masih merasa lemas, badan Sdr. X masih merasa

panas, dan terlihat pucat, bintik - bintik merah pada kulit juga masih terlihat

di kulit.

Page 5: Askep Syarif Dbd 15 Juni

3. Riwayat Kesehatan/keparawatan masa lalu.

Pasien sering mengalami demam, namun tidak pernah dibawa ke rumah

sakit. Terakhir kali pasien mengalami demam yaitu pada bulan maret,dan

pasien hanya meminum jamu beras kencur lalu beberapa hari kemudian

pasien bisa sembuh. Sebelumnya, pasien tidak pernah menderita penyakit

demam berdarah, dan tidak pernah di rawat di rumah sakit.

4. Riwayat kesehatan keluarga/keperawatan keluarga.

Pasien mengatakan bahwa sebelum dia menderita penyakit DBD pasien

berkunjung ke rumah pamannya yang sedang menderita penyakit DBD pada

hari minggu tanggal 4 april 2009. Namun di keluarganya sendiri, tidak ada

yang sedang menderita penyakit DBD.

5. Riwayat kesehatan lingkungan.

Pasien merasa nyaman berada di lingkungan RS, karena pasien berada di

ruang bougenville kelas 1. Lingkungan RS bersih, terdapat ventilasi udara

yang cukup, yaitu terdapat 2 jendela berukuran 1x1/2 meter. Ruangannya

juga disapu dan dipel setiap pagi dan sore. Terdapat 1 kamar mandi di dalam

ruangan. Terdapat 1 tempat sampah si samping pintu luar ruangan.

6. Riwayat psikososial.

Sebelum pasien menderita penyakit DBD, pasien merupakan orang yang

aktif. Suka bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, bergaul dengan teman

sebayanya, sering tersenyum pada orang lain,dan tidak mudah putus asa.

Semenjak pasien menderita penyakit DBD, tidak ada gangguan yang sangat

berperan pada riwayat psikososialnya.

Pola Fungsi Kesehatan

1. Pola Persepsi dan pemeliharaan kesehatan.

Sebelumnya Pasien merupakan seseorang yang tidak terlalu memperhatikan

kebersihan lingkungannya, termasuk kamar tidurya sendiri. Dia selalu

menggantungkan pakaian yang baru saja di pakai di gantungan baju yang ada

Page 6: Askep Syarif Dbd 15 Juni

dibalik pintu kamarnya, padahal pasien menyetahui bahwa tindakannya itu

membuat nyamuk nyaman berada di kamarnya. Kebersihan rumahnya pun

jarang diperhatikan, karena di rumahnya banyak terdapat sarang laba – laba.

Dan bisa saja pasien menularkan penyakit DBD yang sedang dideritanya pada

anggota keluarganya karena gigitan nyamuk yang sama.

2. Pola aktivitas latihan.

Sebelum pasien menderita penyakit DBD, pasien melakukan segala

aktivitasnya sendiri, mulai dari makan, mencuci,dan dia juga sering

mengikuti kegiatan olahraga di kampungnya,namun ketika pasien menderita

penyakit DBD, pasien tidak bisa melakukan kegiatannya yang padat tersebut.

Karena tubuhnya lemah untuk melakukan aktivitasnya sehari – hari.

3. Pola Nutrisi dan Metabolik.

Sebelum Pasien menderita penyakit DBD, dia jarang sekali makan di siang

hari. Padahal aktivitasnya padat setiap hari. Pasien makan hanya 2 kali sehari

yaitu pada pagi dan malam dengan menu Nasi+lauk, sayur mayur. Setiap hari

Pasien hanya minum air putih 8 gelas. Berat badan Pasien sebelum menderita

DBD adakah 60 Kg. Ketika Pasien menderita DBD Pasien makan hanya 2 - 3

sendok setiap kali makan. Pasien tidak mau meminum air putih, dan hanya

meminum 3 gelas teh manis perhari. Pasien tidak menderita alergi pada

makanan, hanya saja pasien sering mengeluh mual dan muntah. Berat badan

Pasien menurun sejak menderita DBD yaitu dari 60 Kg menjadi 59 Kg atau

turun 1 Kg.

4. Pola Eliminasi.

Sebelum pasien menderita penyakit DBD, pasien sering berkeringat karena

aktivitasnya. BAB pasien biasanya yaitu 1 kali dalam sehari, konsistensi

lembek, warna kuning, dan berbau Khas. BAK pasien ketika normal yaitu 3x

sehari warna kuning khas dan berbau aseton, volume sekitar 160cc. Namun,

semenjak pasien menderita penyakit DBD, pasien jarang berkeringat,

terkadang pasien berkeringat dingin di malam hari. Dan pola BABnya pun

Page 7: Askep Syarif Dbd 15 Juni

mengalami perubahan. Dalam sehari pasien BAB sampai 6x sehari,

konsistensi cair, warna pucat dan agak berlendir. BAK ketika pasien

menderita DBD yaitu sampai 8x sehari, warna putih, berbau obat, volume

sekitar 100 cc/BAK.

5. Pola Istirahat dan Tidur.

Sebelumnya Pasien sering tidur di malam hari, dan jarang tidur kurang dari

jam 11 malam, setiap hari pasien tidur 4 jam perhari yaitu hanya di malam

hari. Terkadang Pasien tidur di pagi hari, sekitar jam 8 – 10 ketika tidak ada

kuliah pagi. Sebelum tidur biasanya pasien mendengarkan musik terlebih

dahulu, baru dia bisa tidur. Semenjak menderita DBD pasien lebih banyak

tidur, 2 – 2 ½ jam pada siang hari dan 4 jam pada malam hari. namun sering

terbangun di malam hari, dan sulit untuk tidur kembali.

6. Pola Kognitif Persepsi

Dalam tahap ini, pasien tidak mengalami perubahan pada fungsi inderanya.

Hal ini didapatkan ketika pasien ditanya oleh perawat. Pasien menjawab

semua pertanyaan perawat dengan lancar. Dan pada mata dan telinga tidak di

dapatkan kelainan. Hanya pada indera penyecapan pasien mengeluh bahwa

lidahnya terasa pahit untuk makan.

7. Pola Toleransi dan Koping terhadap Stress

Pasien tidak pernah berfikir bahwa dia akan menderita DBD. Namun pasien

sering mendengar apa yang dinamakan dengan DBD. Jadi pasien sudah tahu

terlebih dahulu sebelum menderita DBD. Tetapi pasien tidak menerapkan apa

yang diketahuinya tentang DBD pada dirinya sendiri. Hal ini yang membuat

pasien merasa menyesal tidak menerapkan apa yang diketahuinya tentang

DBD. Karena dia merasa menjadi imbas dari dirinya sendiri.

8. Persepsi diri/Konsep diri

Page 8: Askep Syarif Dbd 15 Juni

Pasien kadang berfikir apa dia akan sembuh dengan cepat. Karena dia merasa

bahwa dirinya kadang tidak bisa mendengarkan perintah orang lain. Pasien

tidak suka di atur orang lain. Semanjak menderita DBD pasien sekarang lebih

bisa mendengarkan dan menghargai orang lain.

9. Pola Hubungan dan Peran

Sebelum pasien menderita DBD pasien adalah orang yang mudah bergaul

dengan orang lain. Jadi, ketika pasien sakitpun banyak sanak saudara dan

teman – temannya datang untuk menjenguknya. Pasien berfikir dirinya masih

mempunyai arti dan menjadi harapan orang disekitarnya.

10. Pola Nilai dan Keyakinan.

Karena pasien X seorang muslim. Sebelumnya pasien X jarang sekali untuk

melakukan shalat 5 waktu, bahkan terkadang tidak pernah shalat sama sekali.

Namun, ketiaka sekarang ini dia lebih sering melakukan shalat walau hanya

dengan tayamum. Pasien X merasa sadar bahwa tanpa ridho dari Yang Kuasa

dia tidak akan sembuh.

PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum.

Kesadaran : kompos mentis

Inspeksi : Pasien terlihat pucat.

Pasien terlihat lemah.

2. Pemeriksaan Tanda Vital.

Nadi : 60x/menit, nadi lemah.

TD : 90/60 mmHg.

RR : 20x/menit, napas dalam.

Suhu tubuh : 390C.

Page 9: Askep Syarif Dbd 15 Juni

3. Pemeriksaan kulit, rambut, dan kelenjar getah bening.

Rambut : Rambut hitam, lurus, tebal dan kulit kepala berminyak.

Kulit : Terdapat bintik – bintik merah pada kulit.

Turgor (elastisitas kulit) kurang baik.

Kelenjar getah bening: Mukosa mulut karing.

4. Pemeriksaan kepala dan leher.

Kepala : Tidak terdapat benjolan di kepala

Pasien mengeluh pusing di bagian kepala.

Leher : Bentuk leher simetris

Leher sakit ketika menelan.

5. Pemeriksaan Dada.

Inspeksi : Dada simetris.

Palpasi : Tidak ada krepitasi di daerah dada.

Perkusi Bunyi ics 2 – 5 pekak.

Auskultasi : Terdengar bunyi iktus kordis.

Bunyi jantung 90x/mnt.

6. Pemeriksaan abdomen.

Inspeksi : Bentuk perut simetris agak bulat dan cembung, dan tidak

terlihat massa atau organ.

Auskultasi : Bising usus 20x/menit.

Palpasi : Terdapat nyeri tekan di bawah diafragma (mual ketika di

palpasi). Tidak terjadi pembengkakan hati, ginjal, limfa,

dan kandung kemih.

Perkusi : Redup pada kedua pinggang (bagian tubuh antara iga dan

krista illiaka).

7. Pemeriksaan Anggota gerak dan neurologis.

Page 10: Askep Syarif Dbd 15 Juni

Ekstremitas agak lemah (skala 4).

THERAPI

Hari/Tanggal : jumat, 9 april 2009

Jenis/Nama

obat

Aturan

pakai/dosisIndikasi

1

Antibiotik/

ammoxillin

500mg

3x1 hari

Infeksi saluran nafas, saluran genito-urinaria, kulit dan jaringan

lunak yang disebabkan organism gram(+/-)yang peka terhadap

obat ini. Infeksi berat dosis ganda.

2Parasetamol

350mg3x1 hari

Menurunkan panas, mengurangi rasa sakit kepala, dan sakit

gigi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Hasil Pemeriksaan Laboratorium (jumat, 9 april 2009)

Jenis pemeriksaan Nilai normal Hasil pemeriksaan

Trombosit 100 – 200 mmHg 80 mmHg

Hb 100000/ul 98000/ul

Hemokonsentrasi 20 % >20 %

Hematokrit 40-50 % 60 %

PENGELOMPOKAN DATA

JENIS /

RUMPUN DATADATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

Eliminasi Pasien berkata “setiap kali saya

BAB, dubur saya terasa panas, dan

setiap BAK sering merasa seperti

tersendat - sendat ”

Pasien mengatakan ”keluar keringat

dingin ketika malam hari, padahal

saya hanya berbaring di tempat tidur

dan tidak beraktivitas, BAK nya 4 –

5x setiap malam”

Konsistensi BAB pasien

cair, BAB 3 - 4x sehari.

BAK pasien 8x sehari,

3x di siang hari, 5x di

malam hari. warna

BAK putih.

Bising usus 20x/mnt

Page 11: Askep Syarif Dbd 15 Juni

Pasien berkata “sering haus”

Nutrisi dan

Metabolik

Pasien berkata “mulutnya pahit untuk

merasakan makanan”.

Pasien berkata “mudah merasa

kenyang sesaat setelah mengunyah

makanan”

Pasien mengeluh sering mual dan

muntah

Pasien harus di paksa

setiap kali makan.

Konjungtiva dan

membran mukosa pucat.

Pasien makan 3

kalisehari, namun tidak

selalu habis, hanya 2-3

sendok setiap kali

makan.

Penurunan berat badan

mencapai 1 Kg (60 Kg

– 59 Kg)

Istirahat dan Tidur Pasien berkata “saya sering

terbangun di malam hari ketika

sedang tidur, dan sulit untuk tidur

lagi”

Pasien mengatakan “badannya lemah

ketika terbangun dari tidur”

Pola tidur pasien tidak

teratur, tidur pasien

siang hari dan malam

hari, 2 – 2 ½ jam pada

siang hari dan 4 jam

pada malam hari.

Kenyamanan Pasien berkata”tubuhnya lemas”

Pasien berkata tubuhnya menggigil

Pasien berkata badannya terasa tidak

nyaman

Badan lemah.

Nadi 100x/menit.

RR: 30x permenit.

TD: 90/60 mmHg

Suhu 39oC

CATATAN INTAKE DAN OUTPUT PASIEN

Hari

Output Input

Keterangan

Jumlah

out In

BAKIWL (Isensible

Water Loss) Minum

18x sehari

(100cc/BAK)20 ml/24 jam

3 gelas teh manis

(200cc/gls)

Output cairan

lebih besar dari

input cairan

BAK

820 cc

600

cc

Page 12: Askep Syarif Dbd 15 Juni

28x sehari

(100cc/BAK)25 ml/24 jam

3 gelas teh manis

+ 1 gelas jus

jambu (200cc/gls)

Output cairan

lebih besar dari

input cairan

BAK

825 cc

800

cc

38x sehari

(100cc/BAK)24 ml/24 jam

3 gelas teh manis

+ 1 gelas jus

jambu (200cc/gls)

Output cairan

lebih besar dari

input cairan

BAK

824 cc

800

cc

ANALISIS DATA

DATA PROBLEM ETIOLOGI

1. DS :

Pasien berkata badannya dingin

Pasien berkata tubuhnya menggigil

DO :

Akral hangat

Suhu tubuh 39oC

N: 60x/mnt

TD: 90/60 mmHg

RR : 28x/mnt.

Kulit memerah

HIPERTERMIProses infeksi

virus dengue

2. DS :

Pasien berkata “setiap kali saya BAB, dubur saya

terasa panas, dan setiap BAK sering merasa seperti

tersendat - sendat ”

Pasien mengatakan ”keluar keringat dingin ketika

malam hari, padahal saya hanya berbaring di tempat

tidur dan tidak beraktivitas”

Pasien berkata “sering haus”

RESIKO

KEKURANGAN

VOLUME

CAIRAN

Intake cairan

tidak adekuat

Page 13: Askep Syarif Dbd 15 Juni

Pasien mengeluh sering mual dan muntah

DO :

Konsistensi BAB pasien cair, BAB 3 – 4 kali sehari.

Sering BAK di malam hari, BAK 8 kali sehari, volume

100cc per BAK.

Mukosa mulut kering.

Bising usus 20x/mnt.

3. DS :

Pasien berkata “mulutnya pahit untuk merasakan

makanan”

Pasien berkata “mudah merasa kenyang sesaat setelah

mengunyah makanan”

Pasien mengeluh sering mual dan muntah.

DO :

Pasien harus di paksa setiap kali makan.

Konjungtiva dan membran mukosa pucat

Pasien makan 3 kalisehari, namun tidak selalu habis,

hanya 2-3 sendok setiap kali makan.

Penurunan berat badan mencapai 1 Kg (60 Kg – 59

Kg)

RESIKO

PEMENUHAN

KEBUTUHAN

KURANG DARI

KEBUTUHAN

TUBUH

Intake

nutrisi tidak

adekuat

akibat mual

dan nafsu

makan yang

menurun

Prioritas Diagnosa Keperawatan:

1. Hipertermi yang berhubungan dengan proses infeksi virus dengue ditandai dengan:

DS :

Pasien berkata badannya dingin

Pasien berkata tubuhnya menggigil

DO :

Akral hangat

Suhu tubuh 39oC

N: 60x/mnt

TD: 90/60 mmHg

RR : 28x/mnt

Kulit memerah

Page 14: Askep Syarif Dbd 15 Juni

2. Pasien mengalami resiko pemenuhan kebutuhan kurang dari kebutuhan tubuh yang

berhubungan dengan intake nutrisi tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolik

yang ditandai dengan:

DS :

Pasien berkata “mulutnya pahit untuk merasakan makanan”

Pasien berkata “mudah merasa kenyang sesaat setelah mengunyah makanan”

Pasien mengeluh sering mual dan muntah.

DO :

Pasien harus di paksa setiap kali makan.

Konjungtiva dan membran mukosa pucat

Pasien makan 3x sehari, namun tidak selalu habis, hanya 2-3 sendok makan setiap

kali makan.

Penurunan berat badan mencapai 1 Kg (60 Kg – 59 Kg)

3. Pasien mengalami Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan

intake cairan tidak adekuat.