askep dbd dinkes

109
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah suatu masalah yang saling berkaitan dengan masalah- masalah diluar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan individu dan kesehatan individu dan kesehatan masyarakat. Hendrik L. Blum menyatakan ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan, yaitu :Lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik / keturunan, yang selain berpengaruh langsung kepada kesehatan juga saling berpengaruh satu sama lainnya ( Notoadmodjo, 2003 ) Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya. Upaya membangun manusia seutuhnya harus dimulai sejak dini yakni sejak manusia masih berada dalam kandungan hingga usia balita, yang di tujukan untuk melindungi anak 1

Upload: galindra

Post on 01-Dec-2015

88 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

dbd

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Dbd Dinkes

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah Kesehatan adalah suatu masalah yang saling berkaitan dengan

masalah- masalah diluar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang

mempengaruhi kesehatan individu dan kesehatan individu dan kesehatan

masyarakat. Hendrik L. Blum menyatakan ada empat faktor yang

mempengaruhi status kesehatan, yaitu :Lingkungan, perilaku, pelayanan

kesehatan dan genetik / keturunan, yang selain berpengaruh langsung kepada

kesehatan juga saling berpengaruh satu sama lainnya ( Notoadmodjo, 2003 )

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah pembangunan

manusia seutuhnya. Upaya membangun manusia seutuhnya harus dimulai sejak

dini yakni sejak manusia masih berada dalam kandungan hingga usia balita,

yang di tujukan untuk melindungi anak dari ancaman kesakitan dan kematian

sehingga pada hakikatnya dapat meningkatkan derajat kesehatan ( Departemen

Kesehatan RI, 2008 ).

World Health Organization ( WHO ) memperkirakan lebih dari

500.000 dari 50 juta kasus Demam Berdarah Dengue memerlukan perawatan di

Rumah Sakit, lebih dari 40% penduduk dunia di daerah endemis Demam

Berdarah Dengue. WHO juga menambahkan pada musim penghujan selain

banjir penyakit Demam Berdarah Dengue juga menjadi ancaman terjadinya

1

Page 2: Askep Dbd Dinkes

kepanikan pada masyarakat ( Kantor Regional Kesehatan Dunia ). Di Asia

Tenggara memperkirakan bahwa setiap tahun terdapat sekitar 59 – 100 juta

kasus Dengue dan tidak kurang dari 500.000 kasus Demam Berdarah Dengue

yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit dalam kurun waktu 10 – 25 tahun

ini. Demam Berdarah Dengue merupakan penyebab utama kesakitan dan

kematian anak di Asia Tenggara ( Rampengan, 2006 ).

Di Indonesia jumlah penderita Demam Berdarah Dengue pada

tahun 2006 tercatat 11.730 orang penderita dengan jumlah kematian 1.152

orang (9, 82 %). Sedangkan pada tahun 2007 tercatat 8.019 orang dengan

jumlah kematian 144 orang (1, 80 %). ( Departemen Kesehatan RI, 2008 ).

Menurut catatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan kasus

DBD di Sumatera Selatan sebanyak 286 kasus (0, 01 %) pada bulan Januari

dan 156 ( %) kasus pada awal pertengahan bulan Februari 2006.

Menurut Subdin P2P Dinkes Kota Palembang pada tahun 2006

angka penderita DBD sebanyak 1.477 dan yang meninggal sebanyak 2 orang

(0,13 %). Sedangkan pada tahun 2007 jumlah penderita mencapai 1.971 orang

dan yang meninggal sebanyak 14 orang (0,71 %).

Berdasarkan Medical Record di Puskesmas Dempo Palembang

penderita Demam Berdarah Dengue pada wilayah kerja Puskesmas Dempo

pada tahun 2007 tercatat sebanyak 75 kasus, tahun 2008 sebanyak 99 kasus dan

tahun 2009 tercatat sebanyak 51 kasus.

2

Page 3: Askep Dbd Dinkes

Dari data diatas terlihat masih banyaknya kasus DBD berikut

akibat-akibatnya yang harus segera ditangani maka penulis tertarik mengangkat

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Demam Berdarah Dengue.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka batasan masalah yang di

temukan adalah Asuhan Keperawatan Keluarga yang diberikan kepada

Keluarga Tn “H“ dengan Demam Berdarah Dengue pada klien ”K” di RT. 15

Kelurahan 17 Ilir dalam wilayah kerja Puskesmas Dempo Palembang tahun

2010.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga

dengan Masalah Kesehatan Demam Berdarah Dengue.

1.3.2 Tujuan Khusus

- Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada klien dengan Demam

Berdarah Dengue

- Mahasiswa dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien

dengan Demam Berdarah Dengue

- Mahasiswa dapat menyusun rencana keperawatan pada klien dengan

Demam Berdarah Dengue

- Mahasiswa dapat melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan

Demam Berdarah Dengue

3

Page 4: Askep Dbd Dinkes

- Mahasiswa melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada klien

dengan Demam Berdarah Dengue

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Waktu

Asuhan Keperawatan Keluarga ini berlangsung selama 1 minggu,

mulai tanggal 18 Januari sampai dengan 23 Januari 2010 yang merupakan

penerapan materi pembelajaran yang komprehensif.

1.4.2 Tempat

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga ini dilaksanakan di

wilayah kerja Puskesmas Dempo, yaitu di RT. 15 Kelurahan 17 Ilir

Dempo Palembang.

1.5 Manfaat Penulisan

1.5.1 Bagi Mahasiswa

Untuk mendapatkan pengalaman dalam menerapkan teori – teori

tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Demam Berdarah Dengue pada

kasus nyata.

1.5.2 Bagi Puskesmas

Dapat memberikan gambaran sebagai informasi dalam

memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga Demam Berdarah Dengue.

4

Page 5: Askep Dbd Dinkes

1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan evaluasi pada rangkaian kegiatan proses

pembelajaran dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

5

Page 6: Askep Dbd Dinkes

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Penyakit

2.1.1 Definisi

Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan

oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan

nyamuk aedes aegepti ( Suriadi, dkk, 2001 )

Menurut A. Aziz Alimul Hidayat ( 2007 ), DBD adalah golongan

penyakit yang disebabkan oleh karena virus dengue yang termasuk

golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina.

Menurut Nursalam, dkk ( 2008 ), DBD adalah penyakit menular

yang di sebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan

nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan

dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak. Penyakit ini juga

sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah.

Menurut Ngastiyah ( 2005 ), DBD adalah infeksi akut yang

disebabkan oleh arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui

gigitan nyamuk aedes ( aedes albopictus dan aedes aegepty )

Menurut Soeparman ( 2001 ), DBD adalah penyakit yang terutama

terdapat pada anak- anak dengan gejala utama demam, nyeri otot dan

sendiyang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Uji Tourniquet

6

Page 7: Askep Dbd Dinkes

akan positif dengan/ tanpa ruam disertai beberapa atau semua gejala

perdarahan seperti ptekia spontan yang timbul serentak, purpura,

ekimosis, hematimesis, melena, trombositopenia, masa perdarahan dan

masa protrombin memenjang, hematokrit meningkat dan gangguan

maturasi megakariosit.

2.1.2 Etiologi

Monica Ester ( 2007 ), mengungkapkan bahwa DBD disebabkan oleh

virus dengue dan virus virus dengue merupakan DBD bagian dari family

Flaviviridae. Keempat virus dengue ( disebut DEN-1, DEN-2, dst) dapat

dibedakan dengan metode serologi. Infeksi ulang oleh serotype menghasilkan

imunitas sepanjang hidup terhadap termasuk perlindungan sementara dan

parsial terhadap serotype yang lain. Virus – virus dengue menunjukkan

banyak karakteristik yang sama dengan flavivirus lain, mempunyai genom

RNA rantai tunggal yang di kelilingi oleh nukleokapsid ikosahedral dan

teerbungkus oleh selaput lipid. Virionnya mempunyai diameter kira –kira 50

mm.

Soeparman ( 2001 ), mengatakan bahwa DBD disebabkan oleh virus

dengue . Virus dengue termasuk family Togaviridae dan dikenal ada 4

serotipe. Dengue 1 dan 2 di temukan di Irian ketika berlangsungnya perang

dunia ke –II, sedangkan dengue 3 dan 4 di temukan pada saat wabah di

Filiphina tahun 1953 – 1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat

7

Page 8: Askep Dbd Dinkes

termolabil, sensitive terhadap anaktivasi oleh dietileter dan natrium

dioksikolat, stabil pada suhu 70 o C.

2.1.3 Patofisiologi

Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk

aedes aegepti dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah

kompleks virus – antibody dalam sirkulasi dan mengaktivasi sistem

komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua

peptide yang berdaya untuk melepas histamin dan merupakan mediator kuat

sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan

menghilangkan plasma melaui endotel dinding itu. Terjadi trombositopenia,

menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya factor koagulasi ( protrombin

faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen ) merupakan faktor penyebab terjadinya

perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.

Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya

permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadi

hipotensi, trombositopeni. Renjatan terjadi secara akut. Nilai hematokrit

meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma klien mengalami

hypovolemik, apabila tidak di atasi biasa terjadi anoksia jaringan, asidosis

metabolik dan kematian ( Suriadi, dkk, 2001)

8

Page 9: Askep Dbd Dinkes

2.1.4 Tanda dan Gejala

Menurut Genis Ginanjar ( 2008 ). Gambaran klinis pasien dengan

demam berdarah dengue adalah :

1. Demam tinggi yang berlangsung dalam waktu singkat, yakni antara 2 – 7

hari, yang dapat mencapai 40 0 C. Demam sering disertai gejala tidak

spesifik, seperti tidak nafsu makan ( anoreksia ), lemah badan (malaise),

serta rasa sakit di daerah belakang bola mata ( retro orbita ) dan wajah

yang kemerah – merahan ( flushing )

2. Tanda – tanda perdarahan seperti mimisan ( epistaxis ), perdarahan gusi,

perdarahan pada kulit seperti tes rumpelede ( + ), ptekie dan ekimosis,

serta buang air besar berdarah berwarna merah kehitaman ( melena ).

3. Adanya pembesaran organ hati ( hepatomegali )

4. Kegagalan sirkulasi darah, yang ditandai dengan denyut nadi yang teraba

lemah dan cepat, ujung – ujung jari terasa dingin serta dapat disertai

penurunan kesedaran dan renjatan ( syok ) yang dapat menyebabkan

kematian.

9

Page 10: Askep Dbd Dinkes

2.1.4.1 Derajat Keparahan penyakit DBD

Penyakit DBD berbeda – beda menurut tingkat keparahannya. Tabel

dibawah ini menyajikan 4 derajat keparahan dari penyakit DBD.

No Klasifikasi Tanda dan gejala

1. Derajat 1 Panas selama 5 – 7 hari, gejala umum tidak khas, tes Rumplede (+)

2 Derajat 2 Seperti derajat 1, disertai pendarahan spontan pada kulit berupa ptekia dan ekimosis, mimisan ( epistaksis ), muntah darah ( hematemesis ), buang air besar berdarah berwarna merah kehitaman ( melena ), perdarahan gusi, perdarahan rahim ( uterus), telinga, dan sebagainya.

3 Derajat 3 Ada tanda - tanda kegagalan sirkulasi darah, seperti denyut nadi teraba lemah dan cepat ( lebih dari 120 x/ m), tekanan nadi ( selisih antara tekanan darah sistolik dan diastolik ) menyempit ( kurang dari 20 mmHg). DBD derajat 3 merupakan peringatan awal yang mengarah pada terjadinya renjatan syok.

4 Derajat 4 Denyut nadi tida teraba, tekanan darah tidak terukur, denyut jantung lebih dari 140 x/ m, ujung – ujung jari kaki dan tangan teraba dingin, tubuh berkeringat, kulit membiru, DBD derajat 4 merupakan manifestasi syok yang sering kali berakhir dengan kematian.

2.1.5 Penatalaksanaan Medis

Menurut Ngastiah ( 2005 ), pada dasarnya pengobatan DBD bersifat

simptomatik dan suportif. Pengobatan terhadap virus ini sampai sekarang

bersifat menunjang agar pasien dapat bertahan hidup. Obat yang tepat belum

ditemukan. Pengobatan yang diberikan biasanya bersifat penurun demam dan

menghilangkan rasa sakit pada otot- otot atau sendi seperti parasetamol atau

novalgin selain harus istirahat mutlak dan banyak minum . Jika suhu tinggi di

kompres dingin secara intensif. Pasien yang di duga menderita demam

10

Page 11: Askep Dbd Dinkes

berdarah dengue harus dirawat di rumah sakit karena memerlukan

pengawasan terhadap keseimbangan cairan kemungkinan terjadi syok atau

perdarahan yang dapat mengancam keselamatan jiwa pasien.

DBD tanpa renjatan. Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah

menyebabkan pasien dehidrasi dan haus. Pada pasien perli di berikan banyak

minum, yaitu 1 ½ - 2 liter dalam 24 jam. Dapat di berikan teh manis, sirup,

susu dan lebih baik oralit. Jika anak tidak mau minum sesuai yang di

anjurkan tidak dibenarkan memasang sonde kerena resiko merangsang

terjadinya pendarahan lambung.

DBD disertai renjatan Dengue Syok Syndrom (DSS). Pasien yang

mengalami renjatan syok harus segera di pasang infus sebagai pengganti

cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan biasanya

Ringer Laktat. Jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon diberikan

plasma atau plasma ekspanser, banyaknya 20 – 30 ml/ kg BB. Pada pasien

dengan renjatan berat pemberian infus harus diguyur dengan cara membuka

klem infus, tetapi biasanya vena – vena telah kolaps sehingga kecepatan

tetesan tidak mencapai yang diharapkan maka untuk mengatasinya di

masukkan cairan secara paksa ialah dengan spuit di masukkan cairan

sebanyak 100 – 200 ml, baru kemudian di guyur.

11

Page 12: Askep Dbd Dinkes

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Dengan Demam

Berdarah Dengue

2.2.1 Keluarga

Menurut Friedman ( 1998 ) yang di kutip oleh Suprajitno S.Kp

(2004), Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup

bersama dengan keterikatan aturan atau emosional dan individu

mempunyai peran masing – masing yang merupakan bagian dari

keluarga.

Sedangkan menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN, 1999) seperti di kutip oleh Sudiharto S.Kep, M.Kes

(2007) bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk

berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan

hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan,

memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga

dan masyarakat serta lingkungannya.

2.2.2 Struktur Keluarga

Menurut Nasrul Effendi (1998), strukutur keluarga terdiri dari

bermacam – macam diantaranya:

1. Patrilineal : adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ayah

12

Page 13: Askep Dbd Dinkes

2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui garis ibu.

3. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

4. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

5. Keluarga Kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar dari

bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi

bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami/ istri.

2.2.3 Bentuk Keluarga

1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu

dan anak.

2. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga ini ditambah dengan

sanak keluarga, misal : nenek, kakek, saudara sepupu, keponakan, paman

dan bibi.

3. Keluarga Berantai (Serial Family )adalah keluarga yang terdiri dari wanita

dan pria yang lebih dari satu kali dan merupakan keluarga.

4. Keluarga Duda/ Janda ( Single Family ) adalah keluarga yang terjadi

perceraian atau kematian.

5. Keluarga Berkomposisi ( Composite ) adalah keluarga yang

perkawinannya berpologami dan hidup secara bersama

13

Page 14: Askep Dbd Dinkes

6. Keluarga Kabitas ( Cahabitation ) adalah dua orang menjadi satu

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

2.2.4 Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1999) seperti yang dikutip oleh Sudiharto (2007)

lima fungsi dasar keluarga adalah :

- Fungsi Afektif

adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan

psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling

menerima dan mendukung.

- Fungsi Sosialisasi

adalah proses perkembangan dan perubahan individu, keluarga,

tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di

lingkungan.

- Fungsi Reproduksi

adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan

menambah sumber daya manusia

- Fungsi Ekonomi

adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,

seperti sandang, pangan, dan papan

14

Page 15: Askep Dbd Dinkes

- Fungsi Perawatan Kesehatan

adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga

yang mengalami masalah kesehatan.

2.2.5 Tugas – Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Menurut Nasrul Effendi (1998), untuk dapat mencapai tujuan asuhan

keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam

pemeliharaan kesehatan para anggota keluarganya dan saling memelihara.

Ada 5 tugas – tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang dilakukan oleh

keluarga, yaitu :

- Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

- Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

- Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan

yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya

yang terlalu muda.

- Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

- Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga –

lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas

– fasilitas kesehatan yang ada.

15

Page 16: Askep Dbd Dinkes

2.2.6 Asuhan Keperawatan Keluarga

Menurut Sudiharto S.Kp (2007), asuhan keperawatan keluarga

adalah suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan yang diberikan

kepada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan

menggunakan proses keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung

jawab keperawatan.

Sedangkan menurut Suprajitno (2004), asuhan keperawatan keluarga

adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan

dengan sasaran keluarga.

2.2.7 Proses Keperawatan Keluarga

Menurut Nasrul Effendi (1998), proses keperawatan kesehatan

keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk

mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,

merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi

keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan

mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap

keluarga.

2.3 Tahap – tahap Asuhan Keperawatan Keluarga

2.3.1 Pengkajian

Menurut Nasrul Effendi (1998), Pengkajian adalah sekumpulan

tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien

(keluarga) dengan memakai norma – norma kesehatan keluarga maupun

16

Page 17: Askep Dbd Dinkes

sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan

keluarga untuk mengatasinya. Pengkajian yang dilakukan terhadap

keluarga meliputi : identifikasi data demografi dan sosiokultural,

lingkungan rumah, struktur keluarga, fungsi keluarga, perkembangan

keluarga, strategi yang digunakan keluarga bila stres, mekanisme koping,

budaya hidup sehat yang diaktualisasikan sehari-hari oleh keluarga,

lingkungan fisik dan sosial keluarga, dan bahasa yang digunakan

(Sudiharto, 2007)

Menurut Nasrul Effendi (1998), yang termasuk dalam tahap

pengkajian adalah :

1. Pengumpulan data

- Wawancara

Yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek

fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dan

sebagainya.

- Pengamatan

Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena

sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya yang

berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya ventilasi rumah,

penerangan, kebersihan,dan sebagainya.

17

Page 18: Askep Dbd Dinkes

- Studi dokumentasi

Studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak, diantaranya

melalui Kartu Menuju Sehat (KMS), dan lain-lain.

- Pemeriksaan fisik

Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik,

misalnya kehamilan, kelainan organ dan tanda-tanda penyakitnya.

- Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara

sistematis menggunakan indera penglihatan.

- Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba

dimana jari-jari digunakan sebagai suatu instrument yang

sensitif untuk megumpulkan data.

- Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk

membandingkan kiri – kanan pada setiap daerah permukaan

tubuh dengan tujuan menghasilkan suara

- Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan

suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan

stetoskop (Nursalam, 2001).

2. Pengelolaan data

18

Page 19: Askep Dbd Dinkes

Menurut Nasrul Effendi (1998), setelah data diperoleh kegiatan

selanjutnya adalah pengelolaan data dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

- Klasifikasi data

- Penghitungan persentase cakupan

- Tabulasi data

- Interpretasi data

3. Analisa data

Menurut Nasrul Effendi (1998), Analisa data adalah kemampuan

untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan

kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui kesenjangan atau

masalah yang dihadapi oleh klien.

4. Perumusan masalah

Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan

masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Rumusan masalah

kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan status

kesehatan keluarga, karena merupakan hasil pemikiran dan

pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan

normal, nilai dan kultur yang dianut oleh keluarga ( Nasrul Effendi,

1998).

5. Prioritas masalah

19

Page 20: Askep Dbd Dinkes

Menurut Nasrul Effendi (1998), dalam menentukan prioritas

masalah keperawatan dan kesehatan masyarakat perlu dipertimbangkan

berbagai faktor sebagai kriteria, diantaranya :

- Perhatian masyarakat

- Prevalensi

- Berat – ringannya masalah yang diatasi

- Tersedianya sumber daya masyarakat

- Aspek politis

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Menurut Nasrul Effendi (1998), diagnosa keperawatan adalah

pernyataan tentang faktor – faktor yang mempertahankan respon /

tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan yang diharapkan.

Menurut Sudiharto (2007), macam – macam kondisi kritis adalah sebagai

berikut :

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal kesehatan.

2. Ketidakmapuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

3. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan

tindakan yang tepat.

20

Page 21: Askep Dbd Dinkes

4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang

dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota

keluarga.

5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber daya di

masyarakat untuk memelihara kesehatan.

2.3.3 Menentukan Prioritas Masalah

Menurut Sudiharto (2007), prioritas masalah keperawatan dilakukan

setelah analisa data, masalah perlu diprioritaskan karena pertimbangan

sebagai berikut :

Masalah keperawatan keluarga yang dijumpai lebih dari satu :

1. Sumber daya yang dimiliki keluarga komunitas keluarga

2. Keterbatasan IPTEK keperawatan yang di kuasai perawat keluarga

3. Berat dan menonjolnya masalah yang dirasakan oleh keluarga berbeda-

beda

4. Waktu yang dimiliki terbatas

5. Mengatasi maslah prioritas dapat mengatasi masalah lain yang

ditimbulkan akibat masalah inti tersebut.

Menurut Nasrul Efendi (1998), dalam menyusun prioritas masalah

kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan kepada kriteria sebagai

berikut :

21

Page 22: Askep Dbd Dinkes

1. Sifat masalah, dikelompokan menjadi :

- Ancaman kesehatan

adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya

penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi

kesehatannya. Nilainya : 2

- Keadaan sakit/ kurang sehat

adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Nilainya : 3

- Situasi Krisis

adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga

dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya

keluarga. Nilainya : 1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

Kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah/ mencegah

masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.

Pemberian nilainya :

- Dengan mudah : 2

- Hanya sebagian : 1

- Tak dapat diubah : 0

3. Potensi Masalah untuk dicegah

22

Page 23: Askep Dbd Dinkes

adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat

dikurangi/ dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.

- Tinggi : 3

- Cukup : 2

- Rendah : 1

4. Masalah yang menonjol

adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal

beratnya dan mendesaknya masalah untuk diatasi melalui intervensi

keperawatan dan kesehatan.

- Masalah berat harus ditangani : 2

- Masalah yang tidak perlu ditangani : 1

- Masalah tidak dirasakan : 0

2.4.4 Skala Prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga

No Kriteria Nilai Bobot

1.

2

Sifat masalah Skala :

- Ancaman kesehatan - Tidak/ kurang sehat- Krisis

Kemungkinan masalah dapat diubah Skala :

321

1

2

23

Page 24: Askep Dbd Dinkes

3..

4.

- Dengan mudah- Hanya sebagian- Tidak dapat

Potensi masalah untuk diubah Skala :

- Tinggi - Cukup- Rendah

Menonjolnya masalahSkala :

- Masalah berat harus ditangani- Masalah berat tidak perlu segera

ditangani- Masalah tidak dirasakan

210

321

21

0

1

Skoring :

- Tentukan skor untuk setiap kriteria

- Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skor x Bobot

Angka Tertinggi

- Jumlah skor untuk semua kriteria

- Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot

2.3.5 Perencanaan

Menurut Nasrul Effendi (1998), rencana keperawatan keluarga adalah

sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam

memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah di identifikasi.

24

Page 25: Askep Dbd Dinkes

Menurut Suprajitno (2004), rencana tindakan keperawatan terhadap

keluarga meliputi kegiatan yang bertujuan :

1. Menstimulasi kesadaran / penerimaan keluarga mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan dengan cara :

- Memberikan informasi yang tepat

- Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan

- Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan

2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,

dengan cara :

- Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan

- Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar

keluarga

- Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan

3. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang

sakit, dengan cara :

- Mendemonstrasikan cara perawatan

- Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah

- Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4. Membantu keluarga untuk memelihara, memodifikasi lingkungan yang

dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara :

25

Page 26: Askep Dbd Dinkes

- Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

- Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal

mungkin

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

disekitarnya, dengan cara :

- Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan

keluarga

- Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

2.4.6 Pelaksanaan

Menurut Nasrul Effendi(1998), bahwa pelaksanaan tindakan

keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada rencana asuhan

keperawatan yang telah disusun.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

terhadap keluarga :

- Sumber daya keluarga (keuangan)

- Tindakan pendidikan

- Adat istiadat yang berlaku

- Respon dan penerimaan keluarga

- Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

26

Page 27: Askep Dbd Dinkes

2.6.7 Evaluasi

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai

keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga

memiliki productivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota

keluarga (Sudiharto, 2007)

Menurut Nasrul Effendi (1998), apabila dalam penilaian tujuan

tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya, hal ini dapat terjadi karena

beberapa faktor :

- Tujuan tidak realitas

- Tindakan keperawatan yang tidak tepat

- Ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatas

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Visi Dan Misi Puskesmas Dempo Palembang

Visi : Terwujudnya Kecamatan Ilir Timur I Sehat

Misi :

1. Memasyarakatkan paradigma sehat pada semua pihak

2. Meningkatkan profesionalisme seluruh petugas yang

berorientasi pada standar pelayanan prima

3. Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu prima

27

Page 28: Askep Dbd Dinkes

4. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam mengatasi

masalah kesehatan yang ada

Motto :

1. Pelayanan Prima idaman kami

2. Anda keluarga dan mitra kami

3. Anda sehat kami puas

Nilai :

1. Kemitraan

2. Kekompakkan

3. Keterbukaan

4. Kekeluargaan

3.2 Wilayah

Berdasarkan surat keputusan Walikota Palembang tahun 2001

wilayah kerja Puskesmas Dempo meliputi 8 kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan 13 Ilir

2. Kelurahan 14 Ilir

3. Kelurahan 15 Ilir

4. Kelurahan 16 Ilir

5. Kelurahan 17 Ilir

6. Kelurahan 18 Ilir

28

Page 29: Askep Dbd Dinkes

7. Kelurahan Kepandean Baru

8. Kelurahan 20 Ilir

Batas Wilayah

- Utara : Kecamatan Sekip Jaya dan Talang Aman

- Selatan : Seberang Ulu II dan Sungai Musi

- Timur : Kecamatan Ilir Timur II

- Barat : Kecamatan Ilir Barat I

Puskesmas Dempo merupakan salah satu Puskesmas Induk

sekaligus sebagai Puskesmas Koordinator untuk 3 puskesmas yang berada

di wilayah kecamatan Ilir Timur I dengan luas wilayah kerja 283,4 Ha.

3.3 Geografi

Wilayah kerja Puskesmas Dempo terdiri dari dataran rendah dan

sebagian kecil pinggiran sungai.

3.4 Transportasi

Puskesmas Dempo terletak di tepi jalan untuk mencapai Puskesmas

Dempo relatif lebih mudah karena dilalui oleh kendaraan umum dan juga

dengan berjalan kaki, sehingga transportasi lancar karena letaknya sangat

strategis di Pusat Kota.

29

Page 30: Askep Dbd Dinkes

3.5 Sarana Komunikasi

Sejak bulan Desember 2001 sudah menggunakan telepon dengan

nomor 0711-358640.

3.6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

3.6.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan anak

- Ibu hamil, nifas, menyusui

- KB

3.6.2 Pelayanan Pengobatan

- Emergensi

- Pengobatan Umum

- Pengobatan gigi

- Konsultasi Dokter Spesialis

- Rujukan

3.6.3 Penyuluhan Kesehatan

- Penyuluhan di Puskesmas

- Penyuluhan di Posyandu

- Penyuluhan di SD/ SLTP/ SMU

- Penyuluhan di Kelurahan

3.6.4 Pelayanan Laboratorium

- Pemeriksaan urine rutin - Pemeriksaan kimia darah

- Pemeriksaan darah rutin - Pemeriksaan dahak

30

Page 31: Askep Dbd Dinkes

- Tes Kehamilan - Pemeriksaan DDR

3.6.5 Klinik Sehat Gilingan Mas

3.6.5.1 Pelayanan Gizi

- Pemberian suplemen gizi tablet tambah darah (Fe), MP. ASI

dan Vit. A

- Uji klinik garam beryodium

- Konsultasi balita BGM, Hipertensi, Asam Urat, Obesitas, DM,

Jantung, Hati, Lambung, Cholestrol dan TKTP.

- Pendataan ( Pemutahiran data ) bayi 6-23 bln Gakin dan BGM

3.6.5.2 Pelayanan Imunisasi

- BCG

- Polio

- DPT

- Hepatitis

- Campak

- TT calon pengantin

- Anti Tetanus Serum

3.6.5.3 Pelayanan Sanitasi

- Memberikan konsultasi / penyuluhan penyakit akibat faktor

lingkungan

- Memberikan konsultasi tentang rumah sehat, jamban, dll.

31

Page 32: Askep Dbd Dinkes

3.6.6 Lain -lain

1. Pelayanan pengobatan TBC dengan paket DOTS (FDC )

2. Pelayanan kesehatan lansia 1 bulan sekali

3. Usaha kesehatan sekolah screening murid kelas 1 SD, SMP, SMU

4. Pelaksanaan BIAS dilakukan 1 tahun sekali pada murid kelas 1 dan

kelas 3 SD

5. Pelayanan EKG ( Elektro Kardiografi )

6. Pelayanan USG ( Ultra Sonografi )

7. Pelayanan laser gigi

3.6. Demografi Puskesmas Dempo Tahun 2008

Tabel 3.1 Tabel Peta Demografi Puskesmas Dempo Tahun 2008

Peta Demografi Puskesmas Dempo Tahun 2008 dapat dilihat dari tabel 3.1 berikut

No Deskripsi Nama Kelurahan

13 Ilir 14 Ilir 15 Ilir 16 Ilir 17 Ilir 18 Ilir 20 Ilir D-1

KB Jumlah

1 Jumlah Penduduk 5187 3777 7833 2402 5225 3788 17397 2693 48302

2 Jumlah Kepala Keluarga

32

Page 33: Askep Dbd Dinkes

a. KK Gakin 848 904 1548 672 986 673 2454 631 8716

b. KK non Gakin 470 709 328 93 115 223 505 67 2510

3 Jumlah Ibu Bersalin 58 56 21 14 33 20 101 8 311

4 Jumlah Ibu Meneteki 58 56 21 14 33 20 101 8 311

5 Jumlah Ibu Nifas 58 56 21 14 33 20 101 8 311

6 Jumlah Wanita Usia Subur ( WUS ) 1404 1159 1937 623 842 980 4484 691 12120

7 Jumlah Wanita Peserta KB Aktif 522 582 812 315 483 450 1604 350 5121

8 Jumlah Bayi 58 53 20 16 20 17 72 6 262

9 Jumlah Anak Balita 341 350 140 90 113 158 616 69 1877

10 Jumlah Anak Batita 211 233 84 54 55 94 385 35 1149

11 Jumlah Anak Baduta 153 180 64 38 35 77 311 29 887

12 Jumlah Remaja 540 500 760 204 483 348 1543 66 4644

13 Jumlah Usila 85 1001 2508 577 1730 844 3529 873 11920

14 Jumlah Taman Kanak- Kanak 1 0 3 0 4 1 5 1 15

15 Jumlah Madrasah Ibtidaiyah 0 0 0 0 0 0 0 0 0

a. Negeri 1 1 1 0 0 0 0 0 3

b. Swasta 0 0 3 0 4 1 3 1 12

16 Jumlah SMP Madrasah Tsanawiyah 0 0 0 0 0 0 0 0 0

a. Negeri 0 0 0 0 1 0 0 0 1

b. Swasta 0 0 2 0 4 0 2 8 9

17 Jumlah SMU Madasah Aliyah 0 0 0 0 0 0 0 0 0

a. Negeri 0 0 0 0 0 0 1 0 1

b. Swasta 0 0 2 0 2 0 1 0 5

18 Jumlah Akademi 0 0 0 0 0 0 0 0 0

a. Negeri 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Swasta 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 Jumlah Perguruan Tinggi 0 0 0 0 0 0 0 0 0

a. Negeri 0 0 0 0 0 0 0 0 0

33

Page 34: Askep Dbd Dinkes

b. Swasta 0 0 0 0 0 0 1 0 1

20 Jumlah Kantor 2 1 1 1 2 1 4 1 13

21 Jumlah Hotel 0 0 4 3 8 5 2 0 22

22 Jumlah Toko 0 0 0 0 0 0 0 0 0

23 Jumlah Pasar 0 1 0 2 1 0 0 0 4

24 Jumla Restoran 0 0 10 8 24 18 10 0 70

25 Jumlah Salon Kecantikan 0 0 5 0 5 2 0 0 12

26 Jumlah Masjid 1 1 2 1 2 1 2 1 11

27 Jumlah Pesantren 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 Jumlah Musholah 1 1 1 0 1 0 1 0 5

29 Jumlah Gereja 0 0 0 0 1 2 2 0 5

30 Jumlah Pura 0 0 1 2 1 0 1 3 8

31 Jumlah Klenteng 0 0 0 0 0 0 0 0 0

32 Jumlah Rumah 771 785 1110 413 583 599 2032 599 6892

33 Jumlah Rumah Sehat 100 150 70 10 37 18 220 22 627

34 Jumlah Jamban Sehat 524 423 1045 388 583 443 2037 599 6042

35 Sumber Air Bersih (PDAM) 771 785 1110 413 583 599 2032 599 6892

Profil Puskesmas Dempo 2009

34

Page 35: Askep Dbd Dinkes

3.7 Alur Pelayanan, Pengobatan Dan Rujukan Puskesmas Dempo

PENDAFTARAN KONSUL

GILINGAN MAS DI LOKET

WAKTU : 1-3 MENIT

PENDAFTARAN PASIEN

DI LOKET

- ASKES PASIEN BARU

- UMUM BUAT STATUS

- GAKIN PASIEN LAMA

- GRATIS CARI STATUS

REGISTER

-BAYAR RESTRIBUSI

WAKTU : 1 – 3 MENIT

PENDAFTARAN HAJI`

DI RUANG TATA USAHA

- PENCATATAN/ REGISTRASI

- BAYAR REGISTRASI

WAKTU : 1- 5 MENIT

PENGUNJUNG

DATANG

PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN

- BP UMUM

- BP ANAK

- BP GIGI

- KIA/ KB

- IMUNISASI

- KEIUR KESEHATAN

- KEIUR HAJI

- UGD

WAKTU : 2 – 10 MENIT

-

GILINGAN MAS WAKTU : 5 – 10 MENIT

LABORATORIUMWAKTU : 5 – 20 MENIT

APOTIKWAKTU : 1- 5 MENIT

RUJUKANWAKTU : 5 MENIT

PULANG

35

Page 36: Askep Dbd Dinkes

3.8 Tabel 10 Penyakit Terbesar Puskesmas Dempo Tahun 2008

Tabel 3.2 10 Penyakit Terbesar Puskesmas Dempo Tahun 2008

10 Penyakit Terbesar Puskesmas Dempo Tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut

No Urut Penyakit

Nama Penyakit Jumlah Penderita

1 Hipertensi 22782 Common Cold 20703 OA 13514 Penyakit Kulit 10185 Gastritis 9776 ISPA 8717 DM 6448 Obs. Febris 6089 Vertigo 57010 Thypoid 386

Profil Puskesmas Dempo 2009

3.9 Tabel Penderita DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Dempo tahun 2009

Tabel 3.3 Penderita DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Dempo Tahun 2009

Penderita DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Dempo tahun 2009 dapat dilihat dari tabel 3.3 berikut

No Bulan Jumlah Penderita

1 Januari 112 Februari 43 Maret 74 April 55 Mei 66 Juni 27 Juli 28 Agustus 19 September 310 Oktober 111 November 112 Desember 8

Total 51

36

Page 37: Askep Dbd Dinkes

BAB IV

TINJAUAN KASUS

4.1 Pengkajian

4.2.I Identitas KK

Nama : Tn ” H ”

Umur : 46 tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS

Suku Bangsa : Indonesia

Pendidikan : D III

Alamat : Jln. Kol Atmo Lr. Bukit Sulap No. 50 RT. 15

Kelurahan 17 Ilir Palembang

Tanggal Pengkajian : 18 Januari 2010

37

Page 38: Askep Dbd Dinkes

4.1.2 Identitas Anggota Keluarga Yang Hidup

No Nama Umur Agama Hubungan Pendidikan Pekerjaan KeadaanKesehatan

123

EliesKal KautsarKhaista Mulya

36 tahun14 tahun11 tahun

IslamIslamIslam

IsteriAnakAnak

SMEASD-

IRTPelajar-

SehatSakit DBDSehat

4.1.3 Genogram

Keterangan :

: Laki – laki : Tinggal serumah

: Perempuan

: Klien

: Yang Meninggal

38

Page 39: Askep Dbd Dinkes

4.1.4 Pola Kebiasaan Sehari – hari

4.1.4.1 Pola Makan

Makanan pokok keluarga Tn ”H ” adalah nasi dengan

frekuensi makan 3 kali sehari. Penyajian makan bervariasi yaitu :

sayur, lauk pauk, buah, kebiasaan makan protein nabati dan sayuran

terpenuhi setiap hari jenis bervariasi sesuai selera.

4.1.4.2 Pola Istirahat

Kebiasaan tidur malam keluarga Tn”H ” tidur pukul 21.00

WIB dan bangun pukul. 05.00 WIB. Tidur siang jarang, keluarga Tn.

”H ” memiliki 4 kamar tidur.

4.1.4.3 Pola Eliminasi

Pola buang air besar (BAB) setiap anggota keluarga rata-rata

1-2 hari sekali, menggunakan WC leher angsa yang berada didalam

rumah, sedangkan untuk buang air kecil (BAK), setiap anggota

keluarga rata-rata 5-6 kali sehari.

4.1.4.4 Pola Rekreasi dan Liburan

Keluarga Tn. ”H” jarang melakukan rekreasi/ liburan,

karena tidak ada anggaran biaya untuk melakukan rekreasi/ liburan.

Di dalam rumah Tn. ”Y” sudah ada televisi dan radio sebagai sarana

hiburan.

39

Page 40: Askep Dbd Dinkes

4.1.4.5 Kebiasaan Olahraga

Keluarga Tn.”H”jarang melakukan olahraga, hanya

melakukan olahraga bersama pada setiap hari minggu pagi.

4.1.4.6 Kebersihan Diri

Kebiasaan mandi keluarga Tn. ”H” 2 (dua) kali sehari

dengan menggunakan sabun mandi, menggosok gigi 2 (dua) kali

sehari saat mandi dengan menggunakan pasta dan sikat gigi,

kebiasaan mencuci rambut setiap hari menggunakan shampo,

kebiasaan mengganti pakaian 2 (dua) kali sehari setiap habis mandi.

Kebersihan pakaian cukup bersih, sedangkan kuku anak-anak bersih.

4.1.5 Data Kesehatan Keluarga

4.1.4.6 Penyakit yang di derita keluarga

Didalam keluarga Tn.”H”, klien ”K” menderita penyakit Demam

Berdarah Dengue dan dalam anggota keluarga yang lain tidak ada yang

menderita penyakit serupa seperti klien ”K” saat ini.

4.2 Perilaku keluarga menanggulangi penyakit

Pada keluarga Tn.”H” bila ada yang sakit langsung dibawa ke

Puskesmas. Keluarga Tn.”H” merupakan pemegang kartu Asuransi

Kesehatan (ASKES) PNS, jadi bila berobat tidak dipungut biaya (gratis).

40

Page 41: Askep Dbd Dinkes

4.1.6 Data Kesehatan Lingkungan

4.1.6.1 Perumahan

Keluarga Tn.”H” tinggal bersama-sama disebuah rumah

permanen berukuran 10 x 12 m2, penerangan dari listrik PLN,

ventilasi cukup, tetapi tatanan barang – barang di dalam rumah

kurang rapi, kasur dirumah jarang dijemur, pakaian dirumah di

gantung di lemari dan sebagian ada yang digantung di belakang

pintu. Tn.”H” mempunyai 4 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang

keluarga, 1 ruang dapur, dan 2 kamar mandi.. Di teras rumah tampak

banyak pot bunga yang tersusun kurang rapi dan terdapat kolam ikan

kecil.

41

Page 42: Askep Dbd Dinkes

Denah Rumah Tn ”H”

Keterangan :

1. Pintu 6. Kamar Mandi 11. Tangga

2. Jendela 7. Kamar Tidur 2 12. Ruang TV

3. Ruang Tamu 8. Ruang Keluarga 13. Warnet

4. Kamar Tidur I 9. Kamar Tidur 3

12 13

5 6

4

3

7

8

910

2 1 2

11

42

Page 43: Askep Dbd Dinkes

5. Dapur 10. Kamar Tidur 4

4.1.6.2 Sumber Air Bersih

Sumber air untuk mandi, masak, minum, dan mencuci

pakaian menggunakan PAM, keadaan air bersih, tidak berasa, tidak

berbau dan tidak berwarna. Tetapi bak penampungan air minum, air

untuk mencuci pakaian tersebut jarang dibersihkan ataupun dikuras.

4.1.6.3 Tempat Pembuangan Air Limbah

Keluarga Tn.”H” membuang air limbah melalui selokan,

tetapi aliran air limbah menuju ke tempat penampungan limbah tidak

lancar karena tersumbat oleh sampah.

4.1.6.4 Kandang Ternak

Keluarga Tn.”H” tidak memelihara ternak, hanya ada kolam

ikan kecil di teras rumah.

4.1.6.5 Tempat Pembuangan Sampah

Keluarga Tn.”H” membuang sampah di TPS yang berada di

pinggir jalan di dekat rumahnya, sehingga pada musim penghujan

barang-barang bekas yang dapat menampung air tersebut menjadi

tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak.

4.1.7 Data Sosial Ekonomi

4.1.7.1 Penghasilan

Keluarga Tn.”H” setiap bulannya lebih kurang antara > Rp.

1.000.000. Pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan

43

Page 44: Askep Dbd Dinkes

sehari-hari keluarga dan untuk biaya pendidikan anak-anaknya, yang

mengatur pengeluaran keluarga Ny. ”E ”. Ny ”E ” mengatakan

penghasilan cukup untuk memenuhi semua kebutuhan hidup anggota

keluarga.

4.1.7.2 Pendidikan

Tn.”H” berpendidikan DIII, Ny ”E” berpendidikan SMEA. Klien

”K” masih sekolah di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

adik Klien ”K” masih sekolah di kelas VI Sekolah Dasar.

4.1.7.3 Hubungan Dengan Masyarakat Sekitar

Menurut Tn. ”H” hubungan keluarganya dengan masyarakat

dilingkungan sekitarnya baik. Masyarakat di lingkungan keluarga Tn.

”H” masih memegang adat gotong royong.

4.2 Pemeriksaan Fisik

44

Page 45: Askep Dbd Dinkes

4.3 Penentuan Masalah Kesehatan dan Keperawatan

4.3.1 Penjajakan PertamaNo Data Masalah Kesehatan1. Klien ”K” menderita DBD dengan panas tinggi

secara mendadak, menggigil, badan terasa lemas, adanya ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petechia)

Adanya anggota keluarga yang sakit, terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue pada klien ” K”

2. Klien ”K” menderita penyakit DBD sejak 4 hari yang lalu, bak penampungan air minum, bak untuk mencuci pakaian, bak di WC jarang dikuras ataupun dibersihkan, adanya pakaian yang bergantungan di belakang pintu, adanya tepat pembuangan sampah sementara di dekat rumah sehingga pada musim penghujan barang-barang bekas yang dapat menampung air tersebut menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembang baik.

Ancaman kesehatan, potensial terjadinya penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain.

3 Sanitasi lingkungan yang kurang baik aliran limbah tidak lancar karena tersumbat oleh sampah, tempat pembuangan sampah sementara berada di dekat rumah, adanya kolam ikan kecil di teras rumah, banyak pot bunga yang kurang terurus, kasur dirumah jarang dijemur, dan penampungan air minum jarang dibersihkan.

Ancaman kesehatan, potensial terjadinya diare karena sanitasi lingkungan yang kurang baik.

45

Page 46: Askep Dbd Dinkes

4.3.2 Penjajakan Kedua

No Data Masalah Keperawatan1. Klien ”K” menderita DBD dengan panas tinggi

secara mendadak (39˚C), menggigil, badan terasa lemas, adanya ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petechia).

Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Demam Berdarah Dengue.

2

.

Klien ”K” menderita penyakit DBD sejak 4 hari yang lalu, bak penampungan air minum, bak untuk mencuci pakaian, bak di WC jarang dikuras ataupun dibersihkan, adanya pot bunga dan kolam ikan kecil di teras rumah, adanya tempat pembuangan sampah sementara di dekat rumah sehingga pada musim penghujan barang-barang bekas yang dapat menampung air tersebut menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak

Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan anggota keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga tentang usaha pencegahan penularan penyakit DBD.

3. Sanitasi lingkungan yang kurang baik aliran limbah tidak lancar karena tersumbat sampah, tempat pembuangan sampah sementara berada di dekat rumah, adanya kolam ikan kecil di teras rumah, banyak pot bunga yang kurang terurus, kasur dirumah jarang dijemur, dan penampungan air minum jarang dibersihkan.

Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan disebabkan karena ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik.

46

Page 47: Askep Dbd Dinkes

4.3 Prioritas Masalah

4.3.1 Penyakit Demam Berdarah Dengue pada Klien. ” K”

No Kriteria Perhitungan Score Pembenaran

1.

2.

3.

4.

Sifat masalah- Tidak / kurang sehat

Kemungkinan masalah dapat diubah

- Dengan mudah

Potensial masalah dapat dicegah

- Tinggi

Menonjolnya masalah- Masalah berat dan harus

segera di tangani

2 x 13

2 x 22

3 x 13

2 x 12

2/3

2

1

1

- Adanya penyakit Demam Berdarah Dengue pada Klien ” K”

- Keaadaan keluarga memungkinkan untuk membawa Klien ”K” ke puskesmas terdekat.

- Keluarga tidak mengetahui cara penularan DBD

- Keluarga Tn.”H” segera membawa Klien K” ke puskesmas terdekat untuk berobat.

Total Skor 4 2/3

47

Page 48: Askep Dbd Dinkes

4.3.2 Potensial Terjadinya Penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain

No Kriteria Perhitungan Score Pembenaran

1.

2.

3.

4.

Sifat masalah :- Ancaman kesehatan

Kemungkinan masalah dapat diubah – Dengan mudah

Potensial masalah dapat dicegah- Cukup

Menonjolnya masalah- Masalah berat harus

ditangani

3 x 13

2 x 22

2 x 13

2 x I2

1

2

23

1

- Klien ”K” menderita DBD 4 hari yang lalu, bak penampungan air minum, bak untuk mencuci pakaian, bak di WC jarang dikuras ataupun dibersihkan, adanya kolam ikan kecil di teras rumah, adanya TPS di dekat rumah sehingga pada musim penghujan barang-barang bekas yang dapat menampung air tersebut menjadi tempat bagi nyamuk untuk berkembang biak.

- Keluarga mampu membersihkan bak-bak penampungan dan mengubur barang-barang bekas

- Keluarga mampu membersihkan dan menguras bak-bak penampungan air juga mengubur barang-barang yang ada di sekitar halaman rumah.

- Keluarga belum mengerti pentingnya pencegahan penularan penyakit Demam Berdarah Dengue

Total score 4 2 3

48

Page 49: Askep Dbd Dinkes

4.3.3 Potensial terjadinya penyakit Diare

No Kriteria Perhitungan Score Pembenaran

1.

2

3.

4.

Sifat masalah :- Tidak / kurang sehat

Kemungkinan masalah dapat diubah – Hanya Sebagian

Potensial masalah untuk dicegah- Tinggi

Menonjolnya masalah- Masalah tidak dirasakan

2 x 13

1 x 22

3 x 13

0 x I2

23

1

1

0

- Rumah tampak tidak rapi karena banyak barang- barang yang tidak terurus, kesan rumah tampak berantakan

- Keluarga mampu membersihkan rumah , menjemur kasur, sampah di buang ke TPS yang berada di dekat rumah. Bila keluarga mengerti manfaatnya, membersihkan tempat bak penampungan air minimal 2 x seminggu

- Keluarga mampu membersihkan rumah , menjemur kasur, sampah di buang ke TPS yang berada di dekat rumah. Masaah dapat di cegah dengan memeperbaiki ventilasi rumah dan mengubah kebiasaan yang kurang baik.

- Keluarga membiarkan keadaan rumah tidak rapi, kasur jarang dijemur, sampah di buang ke TPS tetapi jaraknya dekat dengan rumah, ventilasi cukup

49

Page 50: Askep Dbd Dinkes

Total score 2 2 3

4.4 Prioritas Masalah Berdasarkan Score Tertinggi

Masalah : Score

1. Demam Berdarah Dengue 4 2/3

2. Potensial terjadinya penularan penyakit DBD 4 2/3

pada anggota keluarga yang lain

3. Potensial terjadinya Diare 2 2/3

50

Page 51: Askep Dbd Dinkes

Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. ”H” Pada Klien ”K” Dengan Kasus

Demam Berdarah Dengue di Rt. 15 Kelurahan 17 Ilir Dalam Wilayah

Kerja Puskesmas Dempo Palembang

Nama : Klien ”K” Tanggal pengkajian : 18 Januari 2010

Umur : 14 tahun Diagnosa Medis : Demam Berdarah Dengue

No Masalah Kesehatan

Rencana Keperawatan Implementasi Evaluasi

Diagnosa Keperawatan

Sasaran Tujuan Kriteria Standar Rencana Keperawatan

1. Tanggal18 Januari 2010Pkl 14.00 WIB

Penyakit Demam Berdarah Dengue

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit Demam Berdarah

Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dapat memahami tentang pengertian, penyebab, gejala Demam Berdarah Dengue dan

Agar keluarga mengerti tentang pengertian, penyebab, gejala demam berdarah dengue dan tindakan yang dapat dilakukan dalam merawat klien dengan Demam Berdarah

Setelah penyuluhan selama 120 menit : Keluarga dapat menjelaskan pengertian dari demam berdarah dengue, penyebab, gejala dan tindakan

Keluarga mampu menjelaskan pengertian demam berdarah dengue, penyebab, gejala dan tindakan dalam merawat klien Demam Berdarah

Jelaskan pada keluarga tentang pengertian, penyebab,dan gejala demam berdarah dengue.

Tanggal 18 Januari 2010 Pkl.14.00 WIB

Menjelaskan kepada keluarga bahwa demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui

Tanggal 18 Januari 2010 Pkl.16.00 WIB

S : Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang pengertian, penyebab, gejala demam

51

Page 52: Askep Dbd Dinkes

Dengue tindakan yang dapat dilakukan dalam merawat klien Demam Berdarah Dengue.

Dengue. dalam merawat klien Demam Berdarah Dengue.

Dengue.

Jelaskan pada keluarga tentang pencegahan dan tindakan yang dapat dilakukan dalam merawat klien Demam Berdarah Dengue di rumah

gigitan nyamuk aedes aegypti, yang ditandai dengan : Demam tinggi yang berlangsung dalam waktu singkat, yakni antara 2-7 hari, yang dapat mencapai 40 c. Demam sering disertai gejala seperti tidak nafsu makan(anoreksia), badan terasa lemah (malaise), dan wajah kemerah -merahan.

Menjelaskan pada keluarga bahwa DBD dapat dicegah dengan usaha memberantas nyamuk AEDES AEGYPTI, yaitu dengan cara :a. PSN DBD

PSN DBD

berdarah dengue dan cara merawat klien demam berdarah dengue.O : Keluarga dapat menyebutkan pengertian, penyebab, gejala demam berdarah dengue dan tindakan yang dapat dilakukan dalam merawat klien dengan demam berdarah dengue.A :Masalah teratasiP : Intervensi keperawatan dihentikan.

52

Page 53: Askep Dbd Dinkes

dilakukan dengan cara 3 M yaitu :

- Menguras penampungan air sekurang- kurangnya seminggu sekali

- Menutup rapat –rapat tempat penampungan air

- Mengubur, mengumpulkan,memanfaatkan atau menyingkirkan barang- barang yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, plastik bekas dan lain- lain.

b. LarvasidaLarvasida adalah menaburkan bubuk pembasmi

53

Page 54: Askep Dbd Dinkes

jentik nyamuk ke dalam tempat – tempat penampungan air ( bubuk abate )

Menjelaskan cara merawat klien dengan gejala DBD di rumah seperti :- Berikan

kompres pada klien

- Anjurkan klien banyak minum air putih

- Berikan obat penurun panas (paracetmol) dengan dosis 3 x 1

- Segera bawa klien ke Puskesmas terdekat atau Rumah Sakit untuk pemeriksaan dan penanganan

54

Page 55: Askep Dbd Dinkes

lebih lanjut2. Tanggal

19 Januari 2010Pkl 14.00 WIBPotensial terjadinya penularan penyakit DBD dengan anggota keluarga yang lain

Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentag usaha pencegahan penyakit DBD

Setelah diberikan penyuluhan, keluarga dapat memahami dan mengetahui tentang cara pencegahan penularan peyakit DBD dengan anggota keluarga yang lain

Keluarga mengetahui dan memahami cara pencegahan penularan penyakit DBD dengan anggota keluarga yang lain.

Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit : Keluarga Tn “H” diharapkan akan mampu menjelaskan dan memahami tentang pencegahan penularan penyakit DBD dengan anggota keluarga yang lain.

Keluarga mampu menjelaskan tentang cara pencegahan penularan penyakit DBD kepada anggota keluarga yang lain.

Berikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara pencegahan penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain.

Tanggal 19 Januari 2010Pkl 14.00 WIBMemberikan penyuluhan kepada Tn “H “ tentang bagaimana cara pencegahan penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain. Dengan cara :- Membasmi

vektor penyebab DBD ( nyamuk aedes aegepty)

- Melakukan PSN DBD dilakukan dengan cara 3 M yaitu :

- Menguras penampungan air sekurang- kurangnya seminggu sekali

Tanggal 19 Januari 2010Pkl 15.00 WIB S: - Keluarga

Tn” H” mengatakan sudah mengerti dan memahami bagaimana cara pencegahan penyakit DBD kepada anggota keluarga yang lain

- Keluarga Tn “H” mengatak

an bak- bak penampungan di kuras minimal 1 x dalam 1 minggu

55

Page 56: Askep Dbd Dinkes

- Menutup rapat –rapat tempat penampungan air

- Mengubur, mengumpulkan, atau menyingkirkan barang- barang yang dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, plastik bekas dan lain- lain

- Menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi dan olah raga secara teratur

- Menerapkan pola hidup sehat

O :- Tampak

tidak ada lagi pakaian yang bergantungan

- Tampak bak – bak penampungan air di kuras dan dibersihkan

A: Masalah teratasiP : Intervensi Keperawatan dihentikan.

3. Tanggal 20 Ketidaksanggu Setelah Keluarga Setelah di Keluarga Tn Berikan Tanggal 20 Tanggal 2o

56

Page 57: Askep Dbd Dinkes

Januari 2010Pkl 14.00 WIBPotensial terjadinya penyakit Diare

pan keluarga dalam memelihara lingkungan yang baik behubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik

dilakukan penyuluhan tentang sanitasi lingkungan keluarga akan memahami tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan

mengetahui dan memahami tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan

berikan penyuluhan selama 45 menit : di harapkan keluarga Tn “H“dapat menjelaskan pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan

“H“dapat menjelaskan pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan

penyuluhan kepada keluarga Tn “H” tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan

Januari 2010Pkl 14.00 WIB Memberikan penyuluhan keluarga Tn “H” ” tentang pentingnya sanitasi lingkungan sehingga keluarga dapat mengambil tindakan yang lebih baik, yaitu :

- Membersihkan sampah yang ada di sekitar rumah

- Membersihkan sampah yang dapat menyumbat Saluran Pembungan air limbah

Januari 2010Pkl 14.45 WIBS: - Keluarga

Tn”H” mengatakan telah mengerti dan memahami tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan

O :

- Tampak saluran air limbah lancar

- Rumah tampak bersih

57

Page 58: Askep Dbd Dinkes

A :

Masalah teratasi

P :

Intervensi Keperawatan Selesai

58

Page 59: Askep Dbd Dinkes

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal pada proses keperawatan. Dalam

pengkajian dilakukan beberapa tahap tindakan, diantaranya : pengumpulan data,

pengolahan data dan analisa data.

Pada pengumpulan data secara teori dapat dipergunakan teknik-teknik

sebagai berikut :

1. Wawancara, yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik

aspek fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan dan lingkungan.

2. Pengamatan, dilakukan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan

karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, misal : ventilasi,

penerangan dan kebersihan.

3. Studi dokumentasi, berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak,

diantaranya melalui KMS dan kartu berobat.

4. Pemeriksaan fisik, dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai

masalah kesehatan dan keperawatan yang berkaitan dengan keadaan fisik,

misalnya kelainan organ tubuh dan tanda-tanda penyakit.

Pada pengkajian klien.”K” dengan Demam Berdarah Dengue telah

dilakukan teknik-teknik pengumpulan data seperti yang telah disebutkan diatas,

mahasiswa melakukan wawancara dengan keluarga Tn.”H” tentang kebiasaan

59

Page 60: Askep Dbd Dinkes

sehari-hari, penghasilan dan keadaan lingkungan sekitar rumahnya, penulis juga

melakukan teknik pengamatan untuk mendapatkan data tentang ventilasi,

kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan.

Pada tahap pengkajian ini, mahasiswa tidak menemukan hambatan

dalam melakukan pengkajian pada keluarga Tn.”H”. Pada awal pertemuan

keluarga Tn.”H” memberikan respon yang positif terhadap kedatangan penulis

5.2 Diagnosa Keperawatan

Setelah data diperoleh, kemudian diolah dan dianalisa untuk

menentukan masalah kesehatan dan keperawatan pada klien dan keluarga.Secara

teori diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan keluarga terdiri dari :

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

3. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melakukan

tindakan yang tepat.

4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga.

5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber daya dimasyarakat untuk

memelihara kesehatan.

60

Page 61: Askep Dbd Dinkes

Pada asuhan keperawatan keluarga Tn.”H” pada klien ”K” dengan

kasus Demam Berdarah Dengue, mahasiswa menemukan beberapa diagnosa

keperawatan diantaranya :

1. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit Demam

Berdarah Dengue.

2. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi

kesehatan anggota keluarga sehubungan dengan ketidaktahuan keluarga

tentang usaha pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue

3. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat berhubungan

dengan ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya sanitasi lingkungan yang

baik bagi kesehatan.

5.3 Perencanaan

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, selanjutnya disusun rencana

tindakan keperawatan. Pembuatan rencana keperawatan ini disesuaikan dengan

rencana keperawatan secara teori, dengan mempertimbangkan kemampuan yang

dimiliki klien dan keluarga serta melihat faktor-faktor pendukung yang terdapat

dilingkungan keluarga. Penentuan prioritas diagnosa keperawatan dilakukan oleh

penulis menurut besarnya skor yang telah ditentukan untuk setiap diagnosa

keperawatan.

61

Page 62: Askep Dbd Dinkes

Adapun langkah-langkah penulis dalam memecahkan masalah kesehatan

dan keperawatan keluarga yaitu dengan menentukan sasaran, tujuan, rencana

keperawatan dan tindakan keperawatan untuk kemudian mengevaluasi pelayanan

yang telah diberikan, apakah telah selesai dengan tujuan yang ingin diberikan,

apakah telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Sedangkan dalam penyusunan rencana tindakan untuk masalah

keperawatan, mahasiswa tidak mengalami hambatan karena faktor sumber daya

keluarga yang sangat mendukung dalam menyelesaikan masalah keperawatan

yang dihadapi oleh keluarga.

5.4 Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga Tn.”H”, mahasiswa

telah melakukan beberapa tindakan untuk membantu mengurangi masalah

kesehatan dan keperawatan pada keluarga Tn.”H”. Adapun tindakan yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penulis memberikan penyuluhan kesehatan kepada Tn.”H” tentang

pengertian, tanda dan gejala Demam Berdarah Dengue,

2. Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang bagaimana cara mencegah

penularan penyakit Demam Berdarah Dengue dilingkungan sekitar rumah.

3. Menjelaskan pada keluarga Tn.”H” tentang cara memelihara sanitasi

lingkungan yang baik dan manfaatnya bagi kesehatan.

62

Page 63: Askep Dbd Dinkes

Pada tahap ini keluarga Tn.”H” dapat menerima dengan memberikan

respon yang baik terhadap penjelasan yang telah diberikan oleh mahasiswa hal

ini dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam mengulang kembali penjelasan

yang telah diberikan oleh mahasiswa. Mahasiswa juga tidak menemukan

hambatan yang berarti, hal ini disebabkan karena terjalinnya hubungan yang baik

antara mahasiswa dengan keluarga Tn.”H”.

5.5 Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara langsung dan terus menerus dengan mengamati

perubahan-perubahan yang terjadi terhadap kondisi kesehatan klien dan keluarga,

setelah penulis melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilakukan terhadap masalah kesehatan dan keperawatan keluarga Tn.”H” maka

didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang penyakit Demam

Berdarah Dengue telah teratasi ditunjukkan dengan keluarga dapat

menyebutkan pengertian Demam Berdarah Dengue, penyebab, gejala dan

tindakan yang dapat dilakukan dalam merawat anggota keluarga yang

menderita Demam Berdarah Dengue.

2. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan anggota keluarga berhubungan dengan

ketidaktahuan keluarga tentang bagaimana cara mencegah penularan

63

Page 64: Askep Dbd Dinkes

penyakit Demam Berdarah Dengue dilingkungan sekitar rumah telah

teratasi, hal ini dibuktikan dengan rumah tampak bersih dan rapi, bak-bak

penampungan air telah dikuras dan dibersihkan dan tidak ada lagi pakaian

yang bergantungan.

3. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat

berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya sanitasi

lingkungan yang baik bagi kesehatan teratasi, hal ini dibuktikan dengan

saluran air limbah di bersihkan , pakaian telah di gantung di lemari, kasur

di jemur, bak – bak penampungan air di kuras, pot bunga di teras rumah di

rapikan dan di bersihkan, serta sampah di sekitar rumah di bersihkan.

64

Page 65: Askep Dbd Dinkes

BAB VI

PENUTUP

Dari hasil pengkajian asuhan keperawatan keluarga Tn.”H” pada klien ”K”

dengan kasus demam berdarah dengue di RT.15 Kelurahan 17 Ilir dalam wilayah

kerja Puskesmas Dempo Palembang, yang dilaksanakan pada tanggal

18 Januari – 23 Januari , maka dapat mengambil kesimpulan daan saran sebagai

berikut:

6.1 Simpulan

Adapun kesimpulan yang didapat oleh mahasiswa adalah :

1. Pada tahap pengkajian, penulis tidak menemukan hambatan dalam melakukan

pengkajian pada keluarga Tn.”H” hal ini dikarenakan keluarga klien

memberikan respon yang positif terhadap setiap kunjungan.

2. Pada perumusan diagnosa keperawatan secara teori ada 5 (lima) diagnosa

keperawatan yang dapat ditemukan pada asuhan keperawatan keluarga,

namun setelah penulis merumuskan masalah kesehatan dan keperawatan pada

keluarga Tn.”H”, hanya menemukan 3(tiga) diagnosa keperawatan pada

masalah kesehatan keluarga Tn.”H”, hal ini dikarenakan pada penulisan tidak

menemukan data-data yang mendukung untuk mengangkat diagnosa

keperawatan lainnya.

3. Pada tahap perencanaan tindakan keperawatan, penulisan telah melakukan

perencanaan yaitu : Jelaskan pada keluarga tentang pengertian, penyebab,dan

65

Page 66: Askep Dbd Dinkes

gejala demam berdarah dengue. Jelaskan pada keluarga tentang pencegahan

dan tindakan yang dapat dilakukan dalam merawat klien Demam Berdarah

Dengue di rumah Berikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara

pencegahan penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain

4. Pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan, penulisan telah memberikan

penyuluhan kesehatan pada keluarga Tn.”H” untuk membantu mengatasi

masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh keluarga Tn.”H”,

keluarga memberikan respon yang baik terhadap penjelasan yang telah

diberikan penulisan, hal ini dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam

mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan oleh penulisan.

5. Pada tahap evaluasi dengan menunjukan hasil yang nyata, adanya tanggapan

dan pandangan keluarga terhadap kesehatan. Dapat disimpulkan ada

peningkatan dan kesadaran dari keluarga Tn.”H” untuk menjaga kebiasaan

hidup sehat dan memelihara sanitasi lingkungan bagi kehidupan.

6.2 Saran

Setelah menyimpulkan hal-hal yang berhubungan dengan Asuhan

Keperawatan Keluarga Tn.”H” pada klien ”K” dengan kasus Demam Berdarah

Dengue di Rt.15 Kelurahan 17 Ilir dalam wilayah kerja Puskesmas Dempo, maka

mahasiswa menyarankan :

1. Disarankan kepada keluarga Tn ”H” untuk selalu melakukan PSN 3 M plus

dan memelihara kebersihan lingkungan serta selalu menghadiri setiap

66

Page 67: Askep Dbd Dinkes

penyuluhan kesehatan lingkungan yang diberikan petugas kesehatan. Karena

hal tersebut akan membantu terhadap kebutuhan pengetahuan masyarakat

terhadap kesehatan lingkungan.

2. Untuk mengatasi masalah hendaknya keluarga Tn ”H” dapat melanjutakan

asuhan keperawatan yang telah diberikan penyuluh dan keluarga Tn ”H” di

sarankan untuk sering datang ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan

informasi tentang kesehatan

3. Keluarga perlu memperhatikan kebesihan lingkungan rumah yang tanpa

disadari dapat menjadi sumber penyakit serta kebiasaan hidup yang dapat

mempengaruhi kesehatan

4. Kepada keluarga Tn ”H” untuk tidak hanya memperhatikan anggota keluarga

yang sakit tetapi anggota keluarga yang lain dan keluarga lain di sekitar

lingkungan rumah juga di perhatikan agar dapat meminimakan penularan

penyakit serta merubah kebiasaan sehari – hari yang kurang baik sehingga

masalah dapat teratasi.

67

Page 68: Askep Dbd Dinkes

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan, 2008

Effendi, Nasrul. 1998. Dasar – dasar Keperawatan Edisi 2. Jakarta.. EGC.

Ginanjar, Genis. 2008. Demam berdarah Yogyakarta. Mizan Media Utama.

Hassan, Rusepno. 2007. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hidayat, Aziz, Alimul, A. 2007. Pengantar Ilmu Keperawatan Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Medika.

Ngastiyah.2005. Penyakit Tropis. Semarang : Erlangga.

Nursalam, dkk. 2008.Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan) Edisi

Kedua. Jakarta : Salemba Medika

Profil Puskesmas Dempo. 2009

Puskesmas Dempo, 2010

Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan) Edisi Pertama . Jakarta : EGC

Suprayitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta : EGC

Suriadi, dkk. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi Pertama. Jakarta : EGC.

68

Page 69: Askep Dbd Dinkes

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN ”H” DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA

KLIEN ”K” DI RT. 15 KELURAHAN 17 ILIRDALAM WILAYAH KERJA PUSKESMAS

SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG

2010

OLEH :

1. AFRIYANTI 07. 10082. ARDAYANTO 07. 10143. DESY ARISANDY 07. 10204. FERONIKA 07. 10285. FUDJIE JUNIARTI 07. 1030

AKADEMI KEPERAWATAN PEMBINA PALEMBANG

2010

69

Page 70: Askep Dbd Dinkes

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk mengikuti Seminar Praktek Asuhan Keperawatan

Keluarga dan sebagai syarat menyelesaikan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas

Mahasiswa Semester V pada tanggal 11 Januari – 6 Februari 2010.

Oleh :

1. AFRIYANTI 07. 1008

2. ARDAYANTO 07. 1014

3. DESY ARISANDY 07. 1020

4. FERONIKA 07. 1028

5. FUDJIE JUNIARTI 07. 1030

Pembimbing Akademik Pembimbing Praktek Lapangan

Siti Cholifah S Chasanah, SKM Windrianto, AMKepNip. Nip.

Mengetahui, Kepala Puskesmas Dempo Palembang

dr. Hj. Meiri Iryani Nip.

70

Page 71: Askep Dbd Dinkes

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat

dan Karunia- Nya Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga di Puskesmas Dempo

Palembang ini dapat terselesaikan.

Laporan ini diajukan sebagai satu syarat dalam melaksanakan praktek

klinik keperawatan semester V. Dalam penulisan laporan ini banyak sekali ditemui

hambatan, namun berkat izin- Nya serta bantuan, bimbingan serta motivasi dari

berbagai pihak, semua dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, kami

menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Ibu dr. Hj. Gema Asiani, M. Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang

2. Ibu dr. Hj. Ema Novita, M. Kes selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

3. Bapak H. Sukemi M. Zen, SKM selaku Direktur Akper Pembina Palembang

4. Ibu dr. Hj. Meiri Iryani selaku Pimpinan Puskesmas Swakelola Dempo Palembang

5. Ibu Hj. Juliah Retno, BSc selaku pembimbing lapangan dari Puskesmas Swakelola

Dempo Palembang

6. Bapak Windrianto, AMKep selaku pembimbing lapangan dari Puskesmas

Swakelola Dempo Palembang

7. Ibu Siti Cholifah S Chasanah, SKM selaku Dosen Pembimbing Akademik

71

Page 72: Askep Dbd Dinkes

8. Ibu Niken Puspita Asih, S. Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik

9. Bapak dan Ibu Staf Puskesmas Swakelola Dempo Palembang

Semoga semua bimbingan, arahan, dan bantuan yang telah diberikan kepada

kami, mendapatkan Ridho dan Rahmat dari Allah SWT.

Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

kesempurnaan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

Mahasiswa Keperawatan khusus Akper Pembina Palembang dan berbagai pihak

yang berkepentingan

Palembang, Februari 2010

Penulis

72

Page 73: Askep Dbd Dinkes

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………. ii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………….... 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………………….... 2

C. Tujuan ……………………………………………………………..... 3

D. Ruang Lingkup ……………………………………………………... 3

E. Manfaat Penulisan ………………………………………………….. 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Demam Berdarah Dengue

1. Definisi ………………………………………………………..... 5

2. Etiologi ………………………………………………………..... 6

3. Patofisiologi …………………………………………………..... 7

4. Tanda dan Gejala ……………………………………………..... 8

5. Penatalaksanaan Medis ……………………………………........ 9

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Dengan Demam Berdarah Dengue

1. Keluarga ……………………………………………………....... 11

2. Struktur Keluarga ………………………………………………. 11

3. Bentuk Keluarga …………………………................................... 12

4. Fungsi Keluarga ……………………………………………....... 13

5. Tugas – tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan …………...... 14

73

Page 74: Askep Dbd Dinkes

6. Asuhan Keperawatan Keluarga ………………………………… 15

7. Proses Asuhan Keperawatan ……………………………...... 15

C. Tahap – Tahap Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian ………………………………………………….. 16

2. Diagnosa Keperawatan ..........................................................

3. Menentukan Prioritas Masalah ……………………………. 21

4. Perencanaan ……………………………………………….. 25

5. Pelaksanaan ……………………………………………….. 26

6. Evaluasi ……………………………………………............

BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS DEMPO

1. Visi dan Misi Puskesmas Dempo ………………………… 28

2. Wilayah …………………………………………………… 29

3. Geografi …………………………………………………… 30

4. Transportasi ……………………………………………….. 30

5. Sarana Komunikasi ………………………………………… 30

6. Sumber Daya ………………………………………………. 31

7. Fasilitas Pelayanan Kesehatan……………………………… 32

8. Demografi Puskesmas Dempo Tahun 2008 ……………….. 35

9. Alur Pelayanan, Pengobatan dan Rujukan………………..... 37

10. Tabel 10 Penyakit Terbesar Tahun 2008 .............................. 38

11. Tabel Penderita DBD Tahun 2009 ....................................... 38

BAB IV TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian ………………………………………………… 39

B. Prioritas Masalah Kesehatan dan Keperawatan ………....... 40

C. Bagan Asuhan Keperawatan ………………………………. 53

74

Page 75: Askep Dbd Dinkes

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian ………………………………………………..... 61

B. Diagnosa Keperawatan …………………………………….. 62

C. Perencanaan ………………………………………………... 63

D. Pelaksanaan ……………………………………………….... 64

E. Evaluasi …………………………………………………….. 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan …………………………………………………… 67

B. Saran ……………………………………………………….. 68

DAFTAR PUSTAKA

75