askep pre dan post op sistem perkemihan

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa metabolisme makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawa nitrogen seperti urea dan kreatinin,bahan asing dan produk sisanya. Sampah metabolisme ini dikeluarkan ( disekresikan ) oleh ginjal dalam bentuk urine. Urine kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih untuk disimpan sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra. Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). B. Tujuan Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 1

Upload: itha-yasha

Post on 26-Dec-2015

261 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

askep pre dan post op sistem perkemihan

TRANSCRIPT

Page 1: askep pre dan post op sistem perkemihan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang

sisa-sisa metabolisme makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawa

nitrogen seperti urea dan kreatinin,bahan asing dan produk sisanya. Sampah

metabolisme ini dikeluarkan ( disekresikan ) oleh ginjal dalam bentuk urine.

Urine kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih untuk

disimpan sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui

uretra.

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana

terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang

tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di

pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut

dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

B. Tujuan

a. Mengetahui posisi letak organ dari sistem perkemihan

b. Mengetahui kelainan yang terdapat pada sistem perkemihan

c. Mengetahui askep pre dan post op pada klien dengan gangguan sistem

perkemihan

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 1

Page 2: askep pre dan post op sistem perkemihan

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana

terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang

tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di

pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut

dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

B. SUSUNAN SISTEM PERKEMIHAN ATAU SISTEM URINARIA :

1. Ginjal

Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum

abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III,

melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji

kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari

ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal

wanita.

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 2

Page 3: askep pre dan post op sistem perkemihan

a. Struktur ginjal

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis

yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari

lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian

medulla (subtansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid.

Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil

disebut papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis,

jumlah renalis 15-16 buah.

Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang

merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus

proksimal (tubulus kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus

kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).Pada setiap ginjal

diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring darah

170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal, lubang-

lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk

simpul dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh

aferen yang bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang

membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 3

Page 4: askep pre dan post op sistem perkemihan

b. Fisiologi ginjal

Ginjal berfungsi:

1. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh

akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam

jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine

yang diekskresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga

susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.

2. Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion

yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi

pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam

yang berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan

meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan

posfat).

3. Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa

yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak

asam, pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein.

Apabila banyak makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine

bervariasi antara 4,8-8,2. Ginjal menyekresi urine sesuai dengan

perubahan pH darah.

4. Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik,

obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing

(pestisida).

5. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang

mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin

angiotensin aldesteron) membentuk eritripoiesis mempunyai peranan

penting untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis).

Di samping itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol

(vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorsi ion kalsium di usus.

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 4

Page 5: askep pre dan post op sistem perkemihan

c. Proses pembentukan urine

1) Proses filtrasi

Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen

lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah.

Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali

protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri

dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang

diteruskan ke tubulus ginjal.

2) Proses  reabsorpsi

Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa,

natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif

yang dikenal oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan

pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan

ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tublus

bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan

reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.

3) Proses sekresi

Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan

diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika

urinaria

2. Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke

kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang

± 0,5 cm. Ureter  sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian

terletak dalam rongga pelvis.

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 5

Page 6: askep pre dan post op sistem perkemihan

Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang

oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter

berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut

lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas

dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh

akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika

urinaria.

Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan

berjalan ke bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian

atas, vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya,

ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri

ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter

mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari

ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis

diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk

ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.

3. Vesika urinaria

Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis

seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga

panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot

yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari:

1. Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah,

bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh

jaringan ikat duktus deferen, vesika seminalis dan prostat.

2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

3. Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan

ligamentum vesika umbilikalis.

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 6

Page 7: askep pre dan post op sistem perkemihan

Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium),

tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa

(lapisan bagian dalam). Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan

limfe ke dalam nadi limfatik iliaka interna dan eksterna.

4. Uretra

Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung

kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

a. Uretra pria

Pada laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah

prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke

bagian penis panjangnya ± 20 cm. uretra pada laki-laki terdiri dari:

1. Uretra prostatia

2. Uretra membranosa

3. Uretra kevernosa

Lapisan uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam),

dan lapisan submukosa.Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam

vesika urinaria sampai orifisium eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm.

b. Uretra wanita

Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring

sedikit ke arah atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari

tunika muskularis (sebelah luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari

vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada

wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di

sini hanya sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm.

uretra ini menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 7

Page 8: askep pre dan post op sistem perkemihan

langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris.

Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula

pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya

berfungsi sebagai saluran ekskresi.

C. MIKTUIRISI

Mikturisis adalah peristiwa pembentukan urine. Karena dibuat di

dalam, urine mengalir melalaui ureter ke kandung kencing. Keinginan

membuang air kecil disebabkan penambahan tekanan di dalam kandung

kencing, dan tekanan ini di sebabkan isi urone di dalamnya. Hal ini terjadi bila

tertimbun  170 sampai 230 ml. mikturisi adalah gerak reflek yang dapat

dikendalikan dan ditahan oleh pusat-pusat persarafan yang lebih tinggi pada

manusia. Gerakannya ditimbulkan kontraksi otot abdominal yang menambah

tekanan di dalam rongga abdomen, dan berbagai organ yang menekan

kandung kencing membantu mengkosongkannya. Kandung kencing

dikendalikan saraf pelvis dan serabut saraf simpatis dari pleksus hipogastrik.

a. Ciri-ciri urine yang normal

Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesaui jumlah

cairan yang dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak

protain dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk

melarutkan ureanya.

Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jenjot

lendir tipis tanpak terapung di dalamnya.

Baunya tajam.

Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

Berat jenis berkisat dari 1010 sampai 1025.

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 8

Page 9: askep pre dan post op sistem perkemihan

b. Komposisi urine normal

Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada

seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram

protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah

seperti berikut:

Air  96%

Benda padat  4% (terdiri atas urea 2% dan produk metabolik lain 2%)

Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam

amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan

diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal

adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah

normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.

Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3

mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari diekskresikan ke

dalam urine.

Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme

lain mencangkup benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan urat.

Elektrolit atau garam, seperti natrium kalsium dan kalium klorida,

diekskresikan untuk mengimbangijumlah yang masuk melalui mulut.

D. KELAINAN – KELAINAN PADA SISTEM PERKEMIHAN.

1. Infeksi Saluran Urogenital

Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri

Escherichia coli. Dapat pula disebabkan oleh Proteus, Klebsiella, dan

Staphylococcus terutama bila sedang terpasang kateter. Pada saluran

urogenital ini, dapat terjadi penyakit, seperti:

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 9

Page 10: askep pre dan post op sistem perkemihan

a. Sistitis

Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang

wanita daripada pria, karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat

dengan daerah anal. Faktor resiko sistitis adalah bersetubuh, kehamilan,

kandung kemih neurogenis, pemasangan kateter, keadaan-keadan

obstruktif dan diabetes mellitus.

b. Pielonefritis

Pielonefritis adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling sering

penyakit ini adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar

naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang menahun.

Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan

oleh Refluks vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila

senyawa perifer dan jaringan parut di kutub ginjal. Dan Pielonefritis yang

disebabkan oleh Obstruksi saluran kemih yang menimbulkan tekanan

tinggi aliran balik urine, yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan

parut ginjal menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.

2. Penyakit Glomelular

a) Glomerulonefritis

Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

infeksi di nasofaring oleh Streptococcus β-hemolitik. Lebih sering

menyerang anak-anak, dengan gejala yaitu edema akut, oiguria, proteinuria,

urine berwarna, dan biasa disertai dengan hipertensi.

b) Sindrom Nefrotik (nefrosis)

Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang

dominan adalah albuminaria (>3,5 gram/hari). Hilangnya protein akibat

meningkatnya permeabilitas membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi

hipoalbuminemia yang menyebabkan edema generalisata.

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 10

Page 11: askep pre dan post op sistem perkemihan

3. Obstruksi Saluran Kemih

Obstruksi saluran kemih disebabkan oleh hipertrofi prostat, batu

ginjal dan tumor ginjal. Gangguan obstruktif dapat menyebabkan disfungsi

ginjal berat yang meliputi hemoragi dan gagal ginjal, bila tidak diatasi.

4. Hipertrofi Prostat

Penyebabnya diduga ketidakseimbangan hormon kelamin pria dan

wanita, yang terjadinya dengan meningkatnya usia. Biasanya testosteron

adalah androgen utama dalam darah dan membentuk dua metabolit, yaitu:

dihidrotestosteron dan β-estradiol. Estradiol adalah steroid yang memiliki

sifat-sifat estrogenik.

5. Gagal Ginjal

Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana fungsi ginjal yang

menurun dengan cepat dalam beberapa hari atau minggu sehingga ginjal

tidak lagi mengekskresikan produk limbah metabolisme, biasanya karena

hipoperfusi ginjal.

6. Nekrosis Tubular Akut

Penyebab Nekrosis Tubular Akut (NTA) adalah iskemia dan

nefrotoksin. Iskemia selama 25 menit atau kurang berakibat kerusakan

ringan dan masih reversibel. Iskemia 2 jam menimbulkan kerusakan berat

yang irreversibel.

7. Gagal Ginjal Kronik

Perjalanan gagal ginjal kronik atau menahun meliputi tahap yang

dimulai dengan penurunan cadangan ginjal, selanjutnya terjadi insufisiensi

ginjal, gagal ginjal, dan terakhir uremia (tahap terakhir gagal ginjal).

Keadaan irreversibel ditandai dengan fungsi nefron yang berkurang.

BAB III

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 11

Page 12: askep pre dan post op sistem perkemihan

ASKEP PRE DAN POST OP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN

SISTEM PERKEMIHAN

A. PENGKAJIAN PRE OPERATIF

Hal penting dalam riwayat keperawatan pre operatif:

a. Umur

b. Alergi terhadap obat, makanan

c. Pengalaman pembedahan

Pengkajian dasar pre operatif dilakukan untuk:

a. Menentukan data dasar

b. Masalah pengobatan yang tersembunyi

c. Potensial komplikasi berhubungan dengan anestesi

d. Potensial komplikasi post operasi

PEMERIKSAAN FISIK

Fokus: Riwayat dan sistem tubuh yang mempengaruhi prosedur pembedahan.

1. System kardiovaskuler

2. Renal system

3. Neuorologi system

4. Status Nutrisi

5. Psikologis

B . DIAGNOSA KEPERAWATAN

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 12

Page 13: askep pre dan post op sistem perkemihan

PRE OPERATIF :

1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan atau

menghadapi prosedur bedah

2. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi

3. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan pasca obstruksi

diuresis..

C . INTERVENSI :

1. Dx I : Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan atau

menghadapi prosedur bedah

Tujuan : Pasien tampak rileks

Kriteria hasil : Menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi,

menunjukkan rentang yang yang tepat tentang perasaan dan penurunan rasa

takut.

Rencana tindakan dan rasional :

1. Dampingi klien dan bina hubungan saling percaya

Rasional : Menunjukkan perhatian dan keinginan untuk membantu

2. Memberikan informasi tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.

Rasional : Membantu pasien dalam memahami tujuan dari suatu tindakan.

3. Dorong pasien atau orang terdekat untuk menyatakan masalah atau

perasaan.

Rasional: Memberikan kesempatan pada pasien dan konsep solusi

pemecahan masalah

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 13

Page 14: askep pre dan post op sistem perkemihan

2. Dx.II : Kurang pengetahuan tentang kondisi ,prognosis dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi

Tujuan : Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan prognosisnya.

Kriteria hasil :Melakukan perubahan pola hidup atau prilasku ysng perlu,

berpartisipasi dalam program pengobatan.

Rencana tindakan dan rasional

1. Dorong pasien menyatakan rasa takut persaan dan perhatian.

Rasional : Membantu pasien dalam mengalami perasaan.

2. Kaji ulang proses penyakit,pengalaman pasien

Rasional : Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat

pilihan informasi terapi.

D . PENGKAJIAN POST OPERATIF

1. System Pernafasan

2. Sistem Cardiovasculer

3. Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit

4. Sistem Persyarafan

5. Sistem Perkemihan

6. Sistem Integumen

7. Pengkajian Nyeri

E . DIAGNOSA KEPERAWATAN POST OPERATIF

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 14

Page 15: askep pre dan post op sistem perkemihan

1. Nyeri berhubungan dengan incisi pembedahan dan posisi selama

pembedahan.

2. Perubahan pola eliminasi urine: retensi urin berhubungan dengan obstruksi

sekunder

3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan port de entrée

mikroorganisme melalui kateterisasi

4. Resiko tinggi kekurangan cairan yang berhubungan dengan pasca

obstruksi diuresis.

F . INTERVENSI

1. Dx I : Nyeri berhubungan dengan incisi pembedahan dan posisi

selama pembedahan

Tujuan : pasien mampu mempertahankan derajat kenyamanan secara

adekuat.

Kriteria hasil:

a. Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang

b. Pasien dapat beristirahat dengan tenang.

Rencana tindakan dan rasional

1. Monitor dan catat adanya rasa nyeri, lokasi, durasi dan faktor pencetus

serta penghilang nyeri.

Rasional : untuk mengetahui tingkatan nyeri yang dialami klien.

2. Observasi tanda-tanda non verbal nyeri (gelisah, kening mengkerut,

peningkatan tekanan darah dan denyut nadi)

Rasional : mengetahui keadaan klien pada saat itu.

3. Anjurkan pasien untuk menghindari stimulan (kopi, teh, merokok,

abdomen tegang)

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 15

Page 16: askep pre dan post op sistem perkemihan

Rasional : agar tidak terjadi tingginya resiko luka pada bekas operasi.

4. Atur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik relaksasif.

Lakukan perawatan aseptik terapeutik. Laporkan pada dokter jika nyeri

meningkat

Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri dan mengurangi peningkatan

resiko terjadinya infeksi.

2. Dx II : Perubahan pola eliminasi urine: retensi urin berhubungan

dengan obstruksi sekunder

Tujuan : Pasien tidak mengalami retensi urin

Kriteria : Pasien dapat buang air kecil teratur bebas dari distensi kandung

kemih

Rencana tindakan dan rasional

1. Lakukan irigasi kateter secara berkala atau terus- menerus

denganteknik steril

Rasional : agar tidak terjadi pembekuan darah pada bekas luka

operasi.

2. Atur posisi selang kateter dan urin bag sesuai gravitasi dalam keadaan

tertutup

Rasional : agar cairan urin dapat berjalan dengan lancar.

3. Observasi adanya tanda-tanda shock/hemoragi (hematuria, dingin,

kulit lembab, takikardi, dispnea)

Rasional : agar tidak terjadi syok yang berlebihan

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 16

Page 17: askep pre dan post op sistem perkemihan

4. Mempertahankan kesterilan sistem drainage cuci tangan sebelum dan

sesudah menggunakan alat dan observasi aliran urin serta adanya

bekuan darah atau jaringan

Rasional : mengurangi resiko terjadinya nyeri.

5. Monitor urine setiap jam (hari pertama operasi) dan setiap 2 jam

(mulai hari kedua post operasi)

Rasional : untuk mengetahui apakah masih terjadi perdarahan pada

daerah operasi atau tidak.

3. Dx III : Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan port de entrée

Mikroorganisme melalui kateterisasi

Tujuan : pasien terbebas dari infeksi

Kriteria hasil:

a. Tanda-tanda vital dalam batas normal

b. Tidak ada bengkak, aritema, nyeri

c. Luka insisi semakin sembuh dengan baik

Rencana tindakan dan rasional

1. Lakukan irigasi kandung kemih dengan larutan steril.

Rasional : untuk mengurangi gumpalan yang dapat menyumbat kateter,

menyebabkan peregangan dan perdarahan kandung kemih

2. Observasi insisi (adanya indurasi drainage dan kateter),

(adanyasumbatan, kebocoran).

Rasional : agar tidak terjadi resiko infeksi pada saluran kemih

3. Lakukan perawatan luka insisi secara aseptik, jaga kulit sekitar kateter

dan drainase

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 17

Page 18: askep pre dan post op sistem perkemihan

Rasional : untuk mengurangi terjadinya infeksi.

4. Monitor balutan luka, gunakan pengikat bentuk T perineal untuk

menjamin dressing

Rasional : agar tidak terjadi infeksi pada luka yang dialami klien.

4. Dx. IV : Resiko tinggi kekurangan cairan yang berhubungan dengan

pasca obstruksi diuresis.

Tujuan : Keseimbangan cairan tubuh tetap terpelihara.

Kriteria hasil : Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan dengan: tanda

-tanda vital stabil, nadi perifer teraba, pengisian perifer baik, membran

mukosa lembab dan keluaran urin tepat.

Rencana tindakan dan rasional

1. Awasi keluaran tiap jam bila diindikasikan. Perhatikan keluaran 100-

200 ml/.

Rasional : Diuresisi yang cepat dapat mengurangkan volume total

karena ketidakl cukupan jumlah natrium diabsorbsi tubulus ginjal.

2. Pantau masukan dan haluaran cairan.

Rasional : Indikator keseimangan cairan dan kebutuhan penggantian.

3. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan nadi dan pernapasan,

penurunan tekanan darah, diaforesis, pucat,

Rasional : Deteksi dini terhadap hipovolemik sistemik

BAB IV

PENUTUP

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 18

Page 19: askep pre dan post op sistem perkemihan

A . Kesimpulan

Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan

darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan

menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh

Sistem urinaria terdiri atas:

Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.

Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.

Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.

Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

Kelainan atau gangguan pada sistem perkemihan :

1. Infeksi Saluran Urogenital

a.  Sistitis

b. Pielonefritis

2. Penyakit Glomelular

a. Glomerulonefritis

b. Sindrom Nefrotik (nefrosis)

3. Obstruksi Saluran Kemih

a. Hipertrofi Prostat

4. Gagal Ginjal

b. Gagal Ginjal Akut

c. Nekrosis Tubular Akut

d. Gagal Ginjal Kronik

DAFTAR PUSTAKA

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 19

Page 20: askep pre dan post op sistem perkemihan

Syafuddin. 1997. Anatomi fisiologi untuk siswa perawat edisi 2 – Jakarta : EGC

Syafuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3 – Jakarta :

EGC

http://ilper.wordpress.com/2012/04/19/sistem-perkemihan-urinaria/

http://yanatiktok.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://www.slideshare.net/indripermanasari/askep-klien-dengan-gangguan-sistem-

perkemihan-kmb-iiindri

http://yulnico.blogspot.com/2011/05/makalah-seminar-asuhan-keperawatan-

pada.html

Askep Pre dan Post Op Sistem Perkemihan { KMB III } Page 20