bab 1 - 3 dukungan keluarga dg kecemasan pre op

26
Judul : Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2 RSUP HAM. Nama : Ruspina Jenita Nadeak NIM : 091121032 Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2010 ` Abstrak Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan RB2 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi korelasional. Besar sampel adalah 62 orang dengan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Analisa data yang digunakan adalah statistik univariat dan statistik bivariat.Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi digunakan uji Spearman, dimana didapat nilai r = 0,398 dan nilai p = 0,01. Hasil penelitian diperoleh bahwa dukungan keluarga yang terbesar adalah kategori baik 53,2% dan paling sedikit adalah kategori kurang 17,7%. Untuk tingkat kecemasan kategori tertinggi adalah ringan 46,8% dan yang paling sedikit adalah kategori berat 24,2%. Untuk peneliti keperawatan selanjutnya disarankan agar dapat melakukan pendidikan kesehatan dan memberikan motivasi kepada keluarga dalam memberikan dukungan pada pasien pre operasi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien pre operasi. Kata kunci : Dukungan Keluarga, Tingkat Kecemasan pasien pre operasi. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang

Upload: septi-andrianti-azhari

Post on 24-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PROPOSAL

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

Judul : Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2 RSUP HAM. Nama : Ruspina Jenita Nadeak NIM : 091121032 Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2010 ` Abstrak Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan RB2 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi korelasional. Besar sampel adalah 62 orang dengan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Analisa data yang digunakan adalah statistik univariat dan statistik bivariat.Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi digunakan uji Spearman, dimana didapat nilai r = 0,398 dan nilai p = 0,01. Hasil penelitian diperoleh bahwa dukungan keluarga yang terbesar adalah kategori baik 53,2% dan paling sedikit adalah kategori kurang 17,7%. Untuk tingkat kecemasan kategori tertinggi adalah ringan 46,8% dan yang paling sedikit adalah kategori berat 24,2%. Untuk peneliti keperawatan selanjutnya disarankan agar dapat melakukan pendidikan kesehatan dan memberikan motivasi kepada keluarga dalam memberikan dukungan pada pasien pre operasi untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien pre operasi. Kata kunci : Dukungan Keluarga, Tingkat Kecemasan pasien pre operasi. Universitas Sumatera UtaraBAB 1 PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberi perawatan langsung pada setiap keadaan (sehat–sakit) klien (Yosep, 2007). Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan bagiannya dan keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti (Suprajitno, 2004). Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien yang dirawat di rumah sakit, kecemasan yang sering terjadi adalah apabila pasien yang dirawat di rumah sakit harus mengalami proses pembedahan. Pembahasan tentang reaksi-reaksi pasien terhadap pembedahan sebagian besar berfokus pada persiapan pembedahan dan proses penyembuhan.Pembedahan adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial aktual terhadap integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis (Long 1990).

Page 2: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

Pandangan setiap orang dalam menghadapi pre operasi berbeda, sehingga respon pun berbeda. Setiap menghadapi pre operasi selalu menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada pasien. (Stuart dan Sundeen, 1998). Seseorang Universitas Sumatera Utara

Page 3: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

yang sangat cemas sehingga tidak bisa berbicara dan mencoba menyesuaikan diri dengan kecemasan sebelum operasi, seringkali menjadi hambatan pada pasca operasi, pasien menjadi cepat marah, bingung, lebih mudah tersinggung akibat reaksi psikis, dibandingkan dengan orang yang cemas ringan (Long, 1996). Menurut Brunner & Suddarth (1996) ansietas preoperasi merupakan suatu respons antisipasi

terhadap suatu pengalaman yang dapat dianggap pasien sebagai suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh, atau bahkan kehidupannya itu sendiri. Pasien yang menghadapi pembedahan dilingkupi oleh ketakutan akan ketidaktahuan, kematian, tentang anastesia, kekhawatiran mengenai kehilangan waktu kerja dan tanggung jawab mendukung

keluarga. Menurut Friedman (1998 ), dukungan yang diberikan keluarga untuk mengurangi kecemasan pasien itu sendiri adalah dukungan informasional, dimana keluarga memberikan nasehat, saran, dukungan jasmani maupun rohani.Dukungan emosional juga diberikan keluarga, yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan lainnya adalah dukungan penilaian dan dukungan instrumental. Pasien dapat mengekspresikan ketakutan dan kecemasannya pada keluarga dengan mengurangi kecemasan dan ketakutan yang berlebihan dan tidak beralasan, akan mempersiapkan pasien secara emosional. Selain itu, mempersiapkan keluarga terhadap kejadian yang akan dialami pasien dan diharapkan keluarga banyak memberi dukungan pada pasien dalam menghadapi operasi (Anderson dan Masur,1990). Universitas Sumatera Utara

Page 4: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

Dari survey awal yang dilakukan oleh peneliti di ruangan RB2 RSUP Haji Adam Malik Medan, peneliti merasa hal ini penting untuk di teliti karena dari data yang diperoleh oleh peneliti dilapangan, masih banyak pasien pre operasi yang merasa cemas saat akan menghadapi operasi karena tidak mendapat dukungan dari keluarga. Untuk itu, dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien yang akan menghadapi operasi. Berdasarkan uraian diatas, maka perhatian terhadap hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi perlu ditingkatkan. Apabila dukungan keluarga tidak ada maka akan menyebabkan dampak psikologis terhadap pasien tersebut. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk melihat adakah hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi.

2. Rumusan Masalah

Dari berbagai uraian latar belakang tersebut diatas maka akan timbul masalah sebagai berikut : “Adakah hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan RB 2 rumah sakit Haji Adam Malik Medan?”

3. Tujuan Penelitian

3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi. Universitas Sumatera Utara

Page 5: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

3.2 Tujuan Khusus 3.2.1 Mengidentifikasi karakteristik responden. 3.2.2 Mengidentifikasi dukungan keluarga. 3.2.3 Mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien pre operasi. 3.2.4 Mengkaji hubungan dukungan keluarga dan tingkat kecemasan pasien pre operasi. .

4. Manfaat Penelitian 4.1 Bagi Instansi Pendidikan

Mengoptimalkan fungsi perawat dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien yang mengalami kecemasan, tanpa mengabaikan aspek-aspek psikologis, sehingga profesionalisme perawat dalam bekerja dapat ditingkatkan lagi dan operasi berjalan dengan lancar. 4.2 Bagi Rumah sakit Dapat dipakai sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan di rumah sakit khususnya pada pasien yang mengalami kecemasan pre operasi.

4.3 Penelitian Berikutnya

Sebagai sumber data dan informasi bagi pengembangan penelitian berikutnya dalam ruang lingkup yang sama. Universitas Sumatera UtaraBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas konsep-konsep yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu : 1. Dukungan Keluarga 1.1 Defenisi Keluarga Friedman (1998) mendefenisikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti (1994) menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri maupun adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Universitas Sumatera Utara

Page 6: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

1.2 Defenisi Dukungan Keluarga Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. 1.3 Fungsi Dukungan Keluarga Caplan (1964) dalam Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu : a. Dukungan informasional Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. b. Dukungan penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian. Universitas Sumatera Utara

Page 7: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

c. Dukungan instrumental Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya : kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dan kelelahan. d. Dukungan emosional Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. 1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga Menurut Feiring dan Lewis (1984) dalam Friedman (1998), ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang besar. Selain itu, dukungan yang diberikan orangtua (khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia. Menurut Friedman (1998), ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas ekonomi orangtua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orangtua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah Universitas Sumatera Utara

Page 8: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

mempunyai tingkatdukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orangtua dengan kelas sosial bawah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas konsep-konsep yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu : 1. Dukungan Keluarga 1.1 Defenisi Keluarga Friedman (1998) mendefenisikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti (1994) menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri maupun adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Universitas Sumatera Utara

Page 9: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

1.2 Defenisi Dukungan Keluarga Menurut Friedman (1998), dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. 1.3 Fungsi Dukungan Keluarga Caplan (1964) dalam Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu : a. Dukungan informasional Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. b. Dukungan penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian. Universitas Sumatera Utara

Page 10: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

c. Dukungan instrumental Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya : kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dan kelelahan. d. Dukungan emosional Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. 1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga Menurut Feiring dan Lewis (1984) dalam Friedman (1998), ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang besar. Selain itu, dukungan yang diberikan orangtua (khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia. Menurut Friedman (1998), ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas ekonomi orangtua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orangtua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah Universitas Sumatera Utara

Page 11: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

mempunyai tingkatdukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orangtua dengan kelas sosial bawah.

Page 12: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

2. Kecemasan 2.1 Defenisi Kecemasan Menurut Nanda (1994 dikutip dari Taylor, 1997) kecemasan merupakan sesuatu hal yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah/ tidak tenang dengan sumber yang tidak spesifik dan tidak diketahui oleh seseorang. Sedangkan Laraia dan Stuart (1998) mengemukakan bahwa kecemasan sebagai respon emosional dengan objek yang tidak spesifik atau tidak jelas yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Kecemasan merupakan konsep multidimensional dan dimanifestasikan sebagai sebuah respon tubuh dan juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan fenomena interpersonal. Seperti pada pasien pembedahan terdapat respon cemas yang dipengaruhi pengalaman sebelumnya. Misalnya pasien yang sudah dioperasi, ketika akan dioperasi lagi mungkin respon cemasnya tidak terlalu tinggi atau malah sebaliknya, tergantung pengalaman operasi yang dilalui sebelumnya. Laraia & Stuart (1998) menggambarkan adanya karakteristik respon terhadap kecemasan yang rentangnya dari sangat adaptif dengan respon antisipasi sampai paling maladaptif dengan respon panik. Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya ancaman terhadap kesehatan (Sundari, 2000) Universitas Sumatera Utara

Page 13: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

Ansietas atau kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, prilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2004). Ansietas adalah perasaan yang tergeneralisasikan atas ketakutan dan kekhawatiran (Wiramihardja, 2004). 2.2 Faktor Predisposisi Kecemasan Laraia & Stuart (1998) mengemukakan bahwa penyebab kecemasan dapat dipahami melalui beberapa teori yaitu :

Teori Psikoanalitik. Menurut Freud, kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya. Teori Psikoanalitik. Menurut Sullivan, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan utama seperti perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik. Teori Tingkah Laku (Pribadi). Teori ini berkaitan dengan pendapat bahwa kecemasan adalah hasil frustasi, dimana segala sesuatu yang menghalangi terhadap kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan dapat Universitas Sumatera Utara

Page 14: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

menimbulkan kecemasan. Faktor presipitasi yang aktual mungkin adalah sejumlah stressor internal dan eksternal, tetapi faktor-faktor tersebut bekerja menghambat usaha seseorang untuk memperoleh kepuasan dan kenyamanan. Selain itu kecemasan juga sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan.

Teori Keluarga. Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan tugas perkembangan individu dalam keluarga.

Teori Biologis. Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Penghambat asam aminobutirik-gamma neroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas, sebagaimana halnya dengan endorfin. Selain itu, telah dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stresor. 2.3 Faktor Presipitasi Kecemasan Faktor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Ada dua kategori faktor pencetus kecemasan, yaitu ancaman terhadap integritas fisik dan terhadap sistem diri (Laraia & Stuart, 1998). Ancaman Terhadap Integritas Fisik. Ancaman pada kategori ini meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk Universitas Sumatera Utara

Page 15: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Sumber internal dapat berupa kegagalan mekanisme fisiologis seperti jantung, sistem imun, regulasi temperatur, perubahan biologis yang normal seperti kehamilan dan penuaan. Sumber eksternal dapat berupa infeksi virus atau bakteri, zat polutan, luka trauma. Kecemasan dapat timbul akibat kekhawatiran terhadap tindakan operasi yang mempengaruhi integritas tubuh secara keseluruhan. Ancaman Terhadap Sistem Tubuh. Ancaman pada kategori ini dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial seseorang. Sumber internal dapat berupa kesulitan melakukan hubungan interpersonal di rumah, di tempat kerja dan di masyarakat. Sumber eksternal dapat berupa kehilangan pasangan, orangtua, teman, perubahan status pekerjaan, dilema etik yang timbul dari aspek religius seseorang, tekanan dari kelompok sosial atau budaya. Ancaman terhadap sistem diri terjadi saat tindakan operasi akan dilakukan sehingga akan menghasilkan suatu kecemasan. 2.4 Tingkat Kecemasan Peplau (1963, dikutip dari Laraia & Stuart, 1998) mengidentifikasi empat tingkat kecemasan dan menggambarkan efek pada tiap individu sebagai berikut: Tingkat Kecemasan Ringan. Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tingkat ini seseorang lebih waspada dan lapangan persepsinya meningkat seperti melihat, mendengar dan gerakan menggenggam lebih kuat. Tingkatan ini dapat memotivasi untuk belajar dan meningkatkan perkembangan Universitas Sumatera Utara

Page 16: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

seseorang. Pada tingkat ini, biasanya muncul tanda dan gerakan seperti: jantung berdebar, gelisah, lebih banyak bicara dari biasanya dan tangannya gemetar. Tingkat Kecemasan Sedang. Seseorang pada tingkat ini, biasanya pikirannya akan terfokus pada apa yang dilihatnya sesegera mungkin dan terhalangi dengan lingkungan luarnya. Lapangan persepsinya menurun seperti penglihatan, pendengaran dan gerakan menggenggam berkurang. Pada tahap ini disertai tanda dan gerakan seperti mulut kering, anoreksia, badan bergetar, ekspresi wajah ketakutan, gelisah, tidak mampu bersikap rileks, sukar tidur, dan banyak bicara disertai suara yang keras. Tingkat Kecemasan Berat. Pada tingkat kecemasan yang berat, seorang individu biasanya akan mengalami lapangan persepsi yang menyempit, lebih memperhatikan hal-hal yang spesifik dan tidak memikirkan hal yang lain. Perilakunya ditunjukkan untuk mencapai ketenangan dan membutuhkan banyak bimbingan untuk memperhatikan keadaan. Tanda dan gejala yang muncul biasanya seperti memainkan atau meremas jari, kecewa, tidak berdaya, merasa bodoh terhadap tindakan yang dilakukan dan merasa tidak berharga. Panik. Tingkatan ini berhubungan dengan perasaan takut dan cemas. Pada tingkatan ini hal yang spesifik tidak lagi proporsional karena seseorang telah kehilangan kontrol, tidak dapat melakukan hal-hal tertentu meskipun dengan bimbingan. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, penurunan kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain, persepsi yang terdistorsi dan kehilangan pemikiran yang rasional. Disertai tanda dan gejala seperti perasaan jantung Universitas Sumatera Utara

Page 17: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

berdebar, penglihatan berkunang-kunang, sakit kepala, sulit bernafas, perasaan mau muntah, otot lebih terasa tegang dan tidak mampu melakukan apa-apa. 2.5 Tipe Kepribadian Pencemas Hawari (2004) menyatakan bahwa seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada orang-orang tertentu meskipun tidak ada stressor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau tipe kepribadian pencemas, yaitu antara lain: 1) Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang. 2) Memandang masa depan dengan rasa was-was. 3) Kurang percaya diri. 4) Sering merasa tidak bersalah, dan menyalahkan orang lain. 5) Gerakan sering serba salah, tidak tenang dan gelisah. 6) Seringkali mengeluh dan khawatir yang berlebihan terhadap penyakit. 7) Mudah tersinggung dan suka membesar-besarkan masalah yang kecil. 8) Sering bingung dan ragu dalam mengambil keputusan. Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya mengeluh hal-hal yang sifatnya psikis tetapi sering juga disertai dengan keluhan-keluhan fisik dan juga tumpang tindih dengan ciri-ciri kepribadian depresif atau dengan kata lain batasannya seringkali tidak jelas. 2.6 Gejala Klinis Cemas Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut: 1) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung. 2) Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut. 3) Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang. 4) Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan. 5) Universitas Sumatera Utara

Page 18: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

Gangguan konsentrasi dan daya ingat. 6) Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala, dll (Hawari, 2004). 3. Prosedur Operasi 3.1 Defenisi Operasi Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya dilakukan dengan membuat sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani ditampilkan dilakukan tindak perbaikan yang akan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (sjamsuhidajat, 1998). Operasi umumnya dilakukan untuk berbagai alasan seperti diagnostik, kuratif, reparatif, rekonstruktif, kosmetik dan paliatif (Brunner & Suddarth, 1996) 3.2 Klasifikasi operasi Menurut Brunner & Suddarth (1996) operasi dibagi dua berdasarkan tingkat resikonya yaitu operasi minor dan mayor. Operasi minor. Operasi minor adalah operasi yang secara umum bersifat elektif, bertujuan untuk memperbaiki fungsi tubuh, mengangkat lesi pada kulit dan memperbaiki deformitas. Contoh pencabutan gigi, pengangkatan kutil, biopsy kulit, kuretase, laparostomi, operasi katarak dan arthroskopi.

Operasi mayor. Operasi mayor adalah operasi yang bersifat elektif, urgen dan emergensi. Tujuan dari operasi ini adalah untuk menyelamatkan nyawa, mengangkat atau memperbaiki bagian tubuh, memperbaiki fungsi tubuh dan Universitas Sumatera Utara

Page 19: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

meningkatkan kesehatan.contoh kolesistektomi, nefrektomi, kolostomi, histerektomi, mastektomi, amputasi dan operasi akibat trauma. Taylor (1997) menyatakan bahwa sebuah prosedur operasi apakah terencana atau tidak diharapkan, mayor/ minor menyebabkan kecemasan dan ketakutan. 3.3 Tahapan Operasi Menurut Brunner & Suddarth (1996) tindakan operasi melalui tiga fase yaitu preoperasi, intraoperasi dan postoperasi. Fase praoperatif. Fase ini dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim kemeja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien ditatanan klinik atau dirumah, menjalani wawancara praoperatif, dan menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan dan pembedahan. Ansietas praoperatif merupakan suatu respons antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dapat dianggap pasien sebagai suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh, atau bahkan kehidupannya itu sendiri. Pasien yang menghadapi pembedahan dilingkupi oleh ketakutan akan ketidaktahuan, kematian, tentang anestesia, kekhawatiran mengenai kehilangan waktu kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga. Aktivitas keperawatan yang dilakukan seorang perawat untuk mengurangi kecemasan pasien adalah dengan memberikan dukungan psikologis seperti: menceritakan pada pasien apa yang sedang tejadi, memberikan dorongan untuk pengungkapan, harus mendengarkan dan memahami, memberikan informasi tentang prosedur pembedahan, menentukan status psikologis dan Universitas Sumatera Utara

Page 20: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

mengkomunikasikan status emosional pasien pada anggota tim kesehatan lain yang berkaitan. Fase intraoperatif. Fase ini dimulai ketika pasien masuk atau dipindah kebagian

atau departemen bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan keruang pemulihan. Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan dapat meliputi: memasang infus, memberiakan medikasi intravena, melakukan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien. Fase pascaoperatif. Fase ini dimulai dengan masuknya pasien keruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau dirumah. Lingkup keperawatan mencakup rentang aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase pascaoperatif langsung, fokus termasuk mengkaji efek dari agens anestesia, dan memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi. Universitas Sumatera Utara

Page 21: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

mengkomunikasikan status emosional pasien pada anggota tim kesehatan lain yang berkaitan. Fase intraoperatif. Fase ini dimulai ketika pasien masuk atau dipindah kebagian

atau departemen bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan keruang pemulihan. Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan dapat meliputi: memasang infus, memberiakan medikasi intravena, melakukan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien. Fase pascaoperatif. Fase ini dimulai dengan masuknya pasien keruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau dirumah. Lingkup keperawatan mencakup rentang aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase pascaoperatif langsung, fokus termasuk mengkaji efek dari agens anestesia, dan memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2 RSUP HAM Saya adalah Mahasiswi S1 Ekstensi Fakultas Keperawatan USU yang sedang melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di ruangan RB2 RSUP H. Adam Malik medan. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang membahayakan. Jika Bapak/Ibu bersedia, selanjutnya saya mohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu. Identitas pribadi Bapak/ Ibu sebagai responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga Bapak/Ibu berhak mengundurkan diri tanpa ada sanksi apapun. Jika ada yang kurang jelas silahkan bertanya langsung kepada peneliti. Terima kasih atas pertisipasi Bapk/Ibu dalam penelitian ini. Tanda Tangan : Tanggal : Universitas Sumatera Utara

Page 22: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

LAMPIRAN BENTUK KUESIONER Kode : Tanggal : 1. Data Demografi. Petunjuk : Jawablah dengan ceklist ( √ ) pada kotak pilihan anda. 1.Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 2.Pendidikan SD SLTP SMU PT 3.Suku : Batak Aceh Mandailing Karo Jawa Melayu Minang Lain-lain…….. 4.Pekerjaan : Tidak bekerja PNS/ TNI/ POLRI Buruh/ Tani Wiraswasta Lain-lain,…. 5.Penghasilan : Rp. 600.000-1.000.000 Rp. 1.000.000-2.000.000 Rp. > 2.000.000 6.Status perkawinan : Tidak menikah Menikah Janda/ Duda 7.Biaya Rumah Sakit ditanggung: Asuransi Sebagian Biaya Sendiri Universitas Sumatera Utara

Page 23: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

I. Kuesioner Dukungan Keluarga Petunjuk : Pernyataan-pernyataan berikut ini berhubungan dengan kecemasan saudara, jawablah dengan memberi (√ ) pada kotak pilihan anda. Keterangan pilihan jawaban: Ya dan Tidak Pernyataan Ya Tidak Dukungan Informasional :

1. Keluarga memberitahukan bahwa penyakit saya bisa sembuh bila menjalani operasi.

2. Keluarga mengatakan bahwa saya harus menjalani operasi agar penyakit saya dapat sembuh.

3. Keluarga menunjukkan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk melakukan operasi saya..

Dukungan penilaian :

4. Keluarga mendengarkan keluh kesah saya saat akan menghadapi operasi.

5. Keluarga peduli terhadap rasa takut saya saat akan

menjalani operasi.

6. Keluarga selalu melibatkan saya dalam mengambil keputusan untuk pengobatan penyakit saya.

Dukungan instrumental :

7. Keluarga menemani saya selama dirumah sakit.

8. Keluarga selalu memperhatikan pola makan saya selamadirawat dirumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan praktik Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta. Brunner & Suddarth. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC Dempsey, P.A. (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan, Edisi 4. Jakarta: EGC Friedman, M. (1998). Keperwatan Keluarga: Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta:EGC.

Page 24: Bab 1 - 3 Dukungan Keluarga Dg Kecemasan Pre Op

Hidayat, A,A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa. Jakarta: Salemba Medika Hawari. D. (2003). Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA. Jakarta FKUI. Hidayat, T. (2004). 2004 merupakan tahun kemurungan. Diakes 26 April 2006 dari http :www/pikiranrakyat.com/cetak/1204/hikmah/lainnya.htm. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta Nursalam, (2006). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Teses dan Instumen Penelitian, Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika. Polit & Hungler. (1999). Nursing research principles and methods (9th edition) Philadelphia : Lippincott Company. Sudjana, M.A. (2000). Metode statistik (edisi enam). Bandung : Tarsito. Universitas Sumatera Utara