askep obstruksi saluran nafas

25
ASKEP OBSTRUKSI SALURAN NAFAS KONSEP MEDIS A. DEFENISI Salah satu bentuk dari sumbatan paru adalah acute upper obstruction pulmonary disease (AUOPD). Kelainan ini pada umumnya terjadi pada bagian konduksi atau dead space. Defenisi yang digunakan untuk auopd adalah suatu obstruksi yang terjadi di antara bagian yang dimulai dari kavum oral (rongga mulut)/kavum nasi (rongga mulut) sampai ke cabang kedua trakeobronkus. Sumbatan jalan nafas karena benda asing sangat berbahaya dan harus segera dibersihkan karena apabila tidak dapat bernafas, maka kita tak dapat memberikan pernafasan buatan. Sumbatan airway pada penderita yang sadar dapat menyebabkan henti jantung. Pada sumbatan total, pernafasan akan berhenti karena benda tersebut menyumbat airway sepenuhnya. Beberapa menit kemudian penderita yang sadar akan menjadi tidak sadar (karena otak kekurangan oksigen) dan kematian akan terjadi jika sumbatan tidak diatasi. Penyebab sumbatan yang banyak ditemukan adalah "makanan". B. ETIOLOGI 1. Kelainan congenital hidung atau laring · Atresia koane

Upload: ade-maretta

Post on 05-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

obstruksi nafas atas

TRANSCRIPT

ASKEP OBSTRUKSI SALURAN NAFAS

KONSEP MEDIS

A.DEFENISISalah satu bentuk dari sumbatan paru adalah acute upper obstruction pulmonary disease (AUOPD). Kelainan ini pada umumnya terjadi pada bagian konduksi atau dead space. Defenisi yang digunakan untuk auopd adalah suatu obstruksi yang terjadi di antara bagian yang dimulai dari kavum oral (rongga mulut)/kavum nasi (rongga mulut) sampai ke cabang kedua trakeobronkus.Sumbatan jalan nafas karena benda asing sangat berbahaya dan harus segera dibersihkan karena apabila tidak dapat bernafas, maka kita tak dapat memberikan pernafasan buatan.Sumbatan airway pada penderita yang sadar dapat menyebabkan henti jantung. Pada sumbatan total, pernafasan akan berhenti karenabenda tersebut menyumbat airway sepenuhnya. Beberapa menit kemudian penderita yang sadar akan menjadi tidak sadar (karena otak kekurangan oksigen) dan kematian akan terjadi jika sumbatan tidak diatasi. Penyebab sumbatan yang banyak ditemukan adalah "makanan".

B.ETIOLOGI1. Kelainan congenital hidung atau laringAtresia koaneStenosis supraglotis, glotis dan infra glotisKista diktus tiroglossusKista brankiogen yang besarLaringokel yang besar.2. TraumaTrauma dapat disebabkan oleh karena kecelakaan misalnya ingesti kaustik, patah tulang wajah,cedera laringotrakeal, intubasi lama, paralisis nervus laringeus rekuren bilateral, gantung diri, atau kasus percobaan pembunuhan. Lokasi obstruksi biasanya terjadi di tulang rawan sekitar laring, misalnya aritenoid, pita suara, dan lain-lain.3. TumorHemangiomaHigroma kistikPapiloma laring rekurrenLimfomaTumor ganas tiroidKarsinoma sel squamous laring, faring dan esofagus4. Infeksi akutLaringotrakeitis.EpiglotitisHipertropiatonsilerAngina LudwigAbses para faring5. Paralisis satu atau kedua plika vokalis6. Pangkal lidah jatuh ke belakang pada pasien tidak sadar.7. Benda asingBenda-benda asing tersebut dapat tersangkut pada:LaringTerjadinya obstruksi pada laring dapat diketahui melalui tanda-tanda sebagai berikut, yakni secara progresif terjadi stridor, dispnoe, apnea, disfagia, hemoptisis, pernapasan otot-otot napas tambahan atau dapat pula terjadi sianosis. Gangguan oleh benda asing ini biasanya terjadi pada anak-anak yang disebabkan oleh berbagai biji-bijian dan tulang ikan yang tak teratur bentuknya.Saluran napasBerdasarkan lokasi benda-benda yang tersangkut dalam saluran napas maka dapat dibagi atas pada trachea, dan pada bronkus.8. latrogenikDisebabkan oleh karena pemasangan alat-alat intubasi trakeostomi, misalnya infeksi. Pada anak-anak , misalnya disebabkan oleh difteri, virus, dan berbagai bakteri gram positif, dapat menyebabkan terjadinya laringitis akut.

C. KLASIFIKASI SUMBATAN JALAN NAFAS1.Sumbatan ParsialTersedak terjadi bila benda asing masuk ke arah paru-paru dan menyumbat jalan nafas ke arah paru-paru. Bila penderita bisa menghilangkan penyumabatan dengan cara batuk-batuk keras, maka tidak perlu dilakukan pertolongan lagi. Tetapi bila penderita terus tersedak sehingga sesak nafas maka perlu segera dilakukan pertolongan pertama.Gejala :Tersedak, tetapi tetap bisa bernafas, batuk dan berbicaraSesak bicara2.Sumbatan TotalPerlu tindakan segera. Anda hanya mempunyai waktu 3 menit untuk mengambil sumbatan, sebelum terjadi kerusakan otak karena kekurangan oksigen.Gejala :Tersedak dan tidak bisa bernafas, batuk atau bicaraMuka menjadi biru.Kelainan Klinis yang terjadi ditentukan oleh 3 faktor :1.Lokasi dari obstruksi yang terjadiBila obstruksi terjadi sebelum karina, maka obstruksi tersebut lebih berbahaya dibandingkan bila terjadi di bagian distal dari bronkus. Hal ini disebabkan oleh karena obstruksi ini bersifat total, disamping itu mekanisme kompensasi pada obstruksi di distal lebih baik daripada obstruksi di proksimal.2.Tingkat dari obstruksi yang terjadiMakin total suatu tingkat obstruksi , maka makin berbahaya. Tetapi suatu obstruksi parsial dapat pula menimbulkan check valve phenomen, artinya udara dapat masuk pada jalan pernapasan akan tetapi tidak dapat keluar sehingga menimbulkan emfisema yang disebabkan oleh karena udara yang terperangkap ( air tappering).3.Fase obstruksi yang terjadiPada obstruksi yang akut, kelainan perubahan faal baru, maupun hemodinamik lebih cepat timbul tanpa sempat dikompensasi oleh mekanisme tubuh.

D.MANIFESTASI KLINIS

Tidak dapat bicara, bernafas, bersuaraMenunjukkan sikap tercekik (pasien memegang leher)CyanosisGerakan nafas tidak normalColaps, tidak sadar

E.PEMERIKSAAN PENUNJANGa.RadiologiBerdasarkan pemeriksaan ini bayangan radiologi yang terjadi dapat disebabkan oleh dua sebab,yakni :Bila benda asing itu bersifat radioopaque, maka bayangan yang terjadi adalah disebabkan oleh benda asing itu sendiri.Bila bayangan yang terjadi disebabkan oleh karena komplikasi, misalnya ateletaksis dan emfisema,maka akan tergantung kepada tipe obstuksi yang terjadi.b.Dari pemeriksaan faal baruDari pemeriksaan faal paru didapatkan defek obstruktif faal parudan ini tergantung kepada lokasi obstruksi yang terjadi di daerah laringotrakeal, maka akan terjadi pengurangan dari kecepatan aliran (flowrate). Bila obstruksi terjadi di suparsternal notch, maka akan terjadi pengurangan dari kecepatan aliran inspirasi (inspiratory flow rate), sedangka bila terjadi di bawah suparsternal nocth, maka akan terjadi pengurangan dari kecepatan aliran ekspirasi ( expiratory flow rate)c.Pemeriksaan gas darahPada fase permulaan obstruksi dapat menimbulkan peninkatan PaCo2.Kecepatan pernapasn yang 30kali/menit masih dapat mengkompensasi sehingga tidak terjadi hipoksemia.akan tetapi pada penyumbatan yang sifatnya proksimal maka total perburukan gas dan pH darah terjadi secara cepat.

F.TINDAKAN KEPERAWATAN KRITISBeberapa metodeyangtujuannya adalah mengeluarkan benda asing sehingga jalan nafas tidak terhalang oleh benda asing:1.diambil2. dihisap3. Abdominal Thrust4. Chest Thrust5. Back Blow

a.IndikasiUntuk menghilangkan obstruksi di jalan napas atas yang disebabkan oleh benda asing & yg ditandai oleh beberapa atau semua dari tanda dan gejala berikut ini:1.Secara mendadak tidak dapat berbicara.2.Tanda-tanda umum tercekikrasa leher tercengkeram3.Bunyi berisik selama inspirasi4.Penggunaan otot asesoris selama bernapas dan peningkatan kesulitan bernapas.5.Sukar batuk atau batuk tidak efektif atau tidak mampu utk batuk.6.Tidak terjadi respirasi spontan atau sianosis7.Bayi dan anak dg distres respirasi mendadak disertai dg batuk, stidor atauwizing.

b.Kontraindikasi dan Perhatian1.Pada klien sadar, batuk volunter menghasilkan aliran udara yg besar dan dapat menghilangkanobstruksi.2.Chest thrust hendaknya tidak digunakan pada klien yg mengalami cedera dada, seperti flail chest, cardiac contusion, atau fraktur sternal (Simon & Brenner, 1994).3.Pada klien yg sedang hamil tua atau yg sangat obesitas, disarankan dilakukan chest thrusts.4.Posisi tangan yg tepat merupakan hal penting untuk menghindari cedera pada organ-organ yang ada dibawahnya selama dilakukan chest thrust.c.Peralatan1.Suction oral, jika tersedia.2.Magill atau Kelly forcep dan laryngoscope (utk mengeluarkan benda asing yg dapat dilihat dijalan napas atas).

d.Persiapan Klien1.Posisi klienduduk, berdiri atau supine.2.Suction semua darah/mukus yg terlihat dimulut klien.3.Keluarkan semua gigi yg rusak/tanggal.4.Siapkan utk dilakukan penanganan jalan napas yg definitif, misalnya cricothyrotomi.

1.DiambilBuka mulut korban Bersihkan benda asing yang ada didalam mulut korban dengan mengorek dan menyapukan dua jari penolong yang telah dibungkus dengan secarik kain Bebaskan jalan nafas dari sumbatan benda asing2.DihisapPosisikan korban terlentang / miring, kepela lebih rendah dari tungkai.Buka mulut korbanHisap dengan bahan yang dapat meresap cairanHisap pakai mulut dengan bantuan pipa penghisap atau hisap dengan pipa karet menggunakan semprit penghisap atau hisap dengan pipa karet menggunakan pipa penghisap mekanik/ listrik3.Abdominal thrustProsedur Abdominal Thrust

1.Jika pasien dlm keadaan berdiri/duduk:a)Anda berdiri di belakang klienb)Lingkarkan lengan kanan anda dengan tangan kanan terkepal, kemudian pegang lengan kanan tsb dg lengan kiri. Posisi lengan anda pd abdomen klien yakni dibawah prosesus xipoideus dan diatas pusat/umbilikus.c)Dorong secara cepat (thrust quickly), dengan dorongan pada abdomen ke arah dalam-atas.d)Jika diperlukan, ulangi abdominal thrust beberapa kali utk menghilangkan obstruksi jalan napas.e)Kaji jalan napas secara sering utk memastikan keberhasilan tindakan ini.

2.Jika pasien dlm keadaan supine/unconcious:a)Anda mengambil posisi berlutut/mengangkangi paha klien.b)Tempatkan lengan kiri anda diatas lengan kanan anda yg menempel di abdomen tepatnya di bawah prosesus xipoideus dan diatas pusat/umbilikus.c)Dorong secara cepat (thrust quickly), dengan dorongan pada abdomen ke arah dalam-atas.d)Jika diperlukan, ulangi abdominal thrust beberapa kali utk menghilangkan obstruksi jalan napas.e)Kaji jalan napas secara sering utk memastikan keberhasilan tindakan ini.f)Jika mungkin, lihat secara langsung mulut dan paring klien dengan laringoskopi dan jika tampak utamakan mengekstraksi benda asing tersebut menggunakan Kelly atau Megil forcep.

4. Chest ThrustTahapan Prosedur Chest Thrust1. Jika posisi klien duduk/ berdiri:a)Anda berdiri di belakangklienb)Lingkarkan lengan kanan anda dengan tangan kanan terkepal di area midsternal di atas prosesus xipoideus klien (sama seperti pada posisi saat kompresi jantung luar).c)Lakukan dorongan (thrust) lurus ke bawah ke arah spinal. Jika perlu ulangi chest thrust beberapa kali utk menghilangkan obstruksi jalan napas.d)Kaji jalan napas secara sering utk memastikan keberhasilan tindakan ini.2.Jika posisi klien supine:a)Anda mengambil posisi berlutut/mengangkangi paha klien.b)Tempatkan lengan kiri anda diatas lengan kanan anda dan posisikan bagian bawah lengan kanan anda pada area midsternal di atas prosesus xipoideus klien (sama seperti pada posisi saat kompresi jantung luar).c)Lakukan dorongan (thrust) lurus ke bawah ke arah spinal. Jika perlu ulangi chest thrust beberapa kali utk menghilangkan obstruksi jalan napas.d)Kaji jalan napas secara sering utk memastikan keberhasilan tindakan ini.e)Jika mungkin, lihat secara langsung mulut dan paring klien dengan laringoskopi dan jika tampak utamakan mengekstraksi benda asing tersebut menggunakan Kelly atau Megil forcep.

5.Prosedur back BlowA.Tahapan Prosedur Back Blow & Chest Thrust (untuk Bayi)1.Bayi diposisikan prone diatas lengan bawah anda, dimana kepala bayi lebih rendah dari pada badannya.2.Topang kepala bayi dengan memegang rahang bayi.3.Lakukan 5 kali back blow dengan kuat antara tulang belikat menggunakan tumit tangan anda.4.Putar bayi ke posisi supine, topang kepala dan leher bayi dan posisikan di atas paha.5.Tentukan lokasi jari setingkat dibawah nipple bayi. Tempatkan jari tengah anda pada sternum dampingi dengan jari manis.6.Lakukan chest thrust dengan cepat.7.Ulangi langkah 1-6 sampai benda asing keluar atau hilangnya kesadaran.8.Jika bayi kehilangan kesadaran, buka jalan napas dan buang benda asing jika ia terlihat. Hindari melakukan usapan jari secara membuta pada bayi dan anak, karena benda asing dapat terdorong lebih jauh ke dalam jalan napas.B.Tahapan Prosedur Back Blow & Chest Thrust (untuk Anak 1-8 th)

1. Untuk klien yg berdiri/duduk:a)Posisi anda dibelakang klien.b)Tempatkan lengan anda dibawah aksila, melingkari tubuh korbanc)Tempatkan tangan anda melawan abdomen klien, sedikit di atas pusar dan dibawah prosesus xipoideus.d)Lakukan dorongan ke atas (upward thrusts) sampai benda asing keluar atau pasien kehilangan kesadaran.3.Utk klien pada posisi supine:

a)Posisi anda berlutut disamping klien atau mengangkangi paha klien.b)Tempatkan lengan anda di atas pusar & dibawah prosesus xipoideus.c)Lakukan thrust ke atas dengan cepat, dengan arah menuju tengah-tengah dan tidak diarahkan ke sisi abdomen.d)Jika benda asing terlihat, keluarkan dengan menggunakan sapuan jari tangan.

e.Hal yang perlu diperhatikan:Back blow tidak direkomendasikan pada pasien diatas usia bayi.Sapuan jari membuta harus dihindari pada bayi dan anak, sebab kemungkinan dapat mendorong benda asing lebih kebelakang ke dalam jalan napas.

f. Pasang Jalan Napas BuatanBila cara-cara diatas masih gagal juga, maka dilakukan pemasangan pipa jalan napas ( orofaringeal dan nasofaringeal). Jalan napas buatan akan mengurangi kembung pada lambung. Jalan napas oral digunakan untuk membantu mempertahankan jalan udara agar tetap terbuka saat membantu ventilasi pasien yang mengalami penurunan kesadaran.Sediakan selalu seksion karena pemasangan jalan napas buatan ini dapat merangsang refleks muntah yang menyebabkan muntah. Ukuran yang tepat untuk jalan napas oral dapat diperkirakan dengan cara mengukur panjang dari sudut luar mulut pasien ke arah atas sampai tragus telinga (Tonjolan di atas daun telinga).

g. Intubasi orotrakeaBila dengan cara pemasangan pipa jalan napas belum berhasil, maka perlu dilakukan intubasi orotrakeal. Intubasi orotrakea merupakan metode yang paling sering digunakan untuk menangani gangguan jalan napas pada pasien. Pasien mungkin dalam keadaan sadar atau tidak sadar. Pasien sadar biasanya disedasi, tetapi masih dapat mempertahankan jalan napasnya agar tetap tetap terbuka dan dapat mempertahankan jalan napasnya agar tetap terbuka dan dapat bernapas secara spontan.Bila intubasi orotrakeal tidak mungkin dilakukan, maka dapat dilakukan krikotirotomi atau pungsi membrana krikotiroid.E.KOMPLIKASI1.Nyeri abdomen, ekimosis2.Fraktur iga3.Cedera/trauma pada organ-organ dibawah abdomen/dada.

G.PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK KLIEN1.Makan perlahan2.Potong makanan menjadi kecil-kecil3.Kunyah mkanan hingga halus4.Jangan mengobrol dan tertawa saat mengunyah5.Pastikan gigi/gigi palsu anda baik6.Duduk saat makan7.Jaga makanan/mainan yang berukuran kecil/keras seperti kacang, agar jauhdari jangkauan anak di bawah 3 tahun8.Larang anak berjalan atau lari saat makan utk menurunkan kemungkinanaspirasi

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN1.Identitas pasien2.Riwayat kesehatan yang lalu:Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.Kaji riwayat pekerjaan pasien.3.Pengkajian keperawatan pasien yang mempunyai masalah pernapasan difokuskan pada ventilasi, perfusi, kognisi, dan eliminasi.a.VentilasiBunyi napasRonki basah atau mengi dapat terdengar pada banyak masalah pernapasan. Hilangnya atau berkurangnya bunyi napas merupakan temuan yang signifikan dan mungkin mengindikasikan pneumotoraks atau beberapa bentuk konsolidasi alveolar. Bunyi napas dapat saja hilang atau berkurang sebagai akibat konstriksi bronkus kanan yang disebabkan oleh aspirasi benda asingPernapasanTentukan karakter pernapasan. Frekuensi pernapasan > 50 pernapsan/menit pada bayi atau >40 pernapsan/menit pada anak-anak usia Fungsi pernafasan baikb.Bila menjawab terputus-putus , tersendat-sendat , menggeh-menggeh-> Fungsi pernafasan tergangguc.Bila tidak menjawab, tidak ada suara, tidak ada gerak nafas, tidak ada hawa nafas-> Pernafasan berhentiJika pengobatan mencakup pembedahan, penting artinya jika perawat mengetahui sifat dari pembedahan sehingga dapat merencanakan asuhan yang sesuai. Jika pasien diperkirakan akan tidak mempunyai suara lagi, evaluasi paska operatif oleh terapi wicara diperlukan. Kemampuan pasien untuk mendengar, melihat, membaca, dan menulis dikaji.kerusakan visual dan buta huruf fungsional dapat menimbulkan masalah tambahan

B. DIAGNOSA KEPERAWATANa.Bersihan jalan napas tidak efektifberhubungan denganbronkospasmeb.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengangangguan suplai oksigenc.Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. inflamasi trakheobronkial, edema dan peningkatan produksi sputum, menurunnya fungsi fisiologis saluran pernapasan, ketidakmampuan batuk, adanya benda asing (ETT, Corpus alienum).d.pola nafas tidak efektif berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasie.resiko terhadap aspirasi berhubungan dengan masuknya sekret, benda padat, atau cairan ke dalam saluran nafas.f.Cemas pada orang tua dan anak b.d penyakit yang dialami anak

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

a.Bersihan jalan napas tidak efektifberhubungan denganbronkospasmeTujuan: mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi bersih dan jelasIntervensi:Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, ex: mengiKaji/pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi/ekspirasiCatat adanya derajat dispnea, ansietas, distress pernafasan, penggunaan obatTempatkan klie pada posisi yang nyaman. Contoh: meninggikan kepala TT, duduk pada sandaran TTPertahankan polusi lingkungan minimum. Contoh: debu, asap,dllTingkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung, memberikan air hangat.Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi.

b.Pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigenTujuan: perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuatIntervensi:Kaji/awasi secara rutin keadaan kulit klien dan membran mukosaAwasi tanda vital dan irama jantungKolaborasi: .berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi hasil AGDA dan toleransi klienSianosis mungkin perifer atau sentral mengindikasikan beratnya hipoksemiaPenurunan getaran vibrasi diduga adanya penggumpalan cairan/udaraTakikardi, disritmia, dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik.c.Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. inflamasi trakheobronkial, edema dan peningkatan produksi sputum, menurunnya fungsi fisiologis saluran pernapasan, ketidakmampuan batuk, adanya benda asing (ETT, Corpus alienum).Tujuan : jalan nafas bersih dari sumbatanIntrvensi :-Kaji kepatenan jalan napas-Kaji pengembangan dada, kedalaman dan kemudahan bernapas dan auskultasi bunyi paru-Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan denyut nadi-Monitor lokasi selang endotrakheal/ gudel dan fiksasi dengan hati-hati-Perhatikan batuk yang berlebihan, meningkatnya dispnea, adanya secret pada selang endotrakeal/ gudel dan adanya ronchi-Lakukan suction bila diperlukan, batasi lamanya suction kurang dari 15 detik-dan lakukan pemberian oksigen 100% sebelum melakukan suction-Observasi hasil pemeriksaan GDA-Anjurkan untuk minum air hangat-Berikan posisi yang nyaman (fowler/ semi fowler)-Bantu klien untuk melakukan latihan batuk efektif bila memungkinkan-Lakukan fifioterapi dada sesuai indikasi : Postural drainase, perkusi dan vibrasi-Motivasi dan berikan minum sesuai dengan kebutuhan cairan (40-50 cc/kg BB/24 jam)d. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasiTujuan: pola nafas adekuatIntervensi:Kaji/awasi secara rutin keadaan kulit klien dan membran mukosaAwasi tanda vital dan irama jantungKolaborasi: .berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi hasil AGDA dan toleransi klienSianosis mungkin perifer atau sentral mengindikasikan beratnya hipoksemiaPenurunan getaran vibrasi diduga adanya penggumpalan cairan/udaraTakikardi, disritmia, dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik

e.Resiko terhadap aspirasi berhubungan dengan masuknya sekret, benda padat, atau cairan ke dalam saluran nafas.Tujuan : mengeluarkan sekreet, benda padat, atau cairan dari saluran nafasIntervensi:-Kaji kepatenan jalan napas-Kaji pengembangan dada, kedalaman dan kemudahan bernapas dan auskultasi bunyi paru-Lakukan tindakan Manuver Heimlich-Kaji/awasi secara rutin keadaan kulit klien dan membran mukosa-Awasi tanda vital dan irama jantung

f.Cemas pada orang tua dan anak b.d penyakit yang dialami anakTujuan: menurunkan kecemasan pada orang tua dan anakIntervensi untuk orang tua:Berikan ketenangan pada orang tuaMemberikan rasa nyamanMendorong keluarga dengan memberikan pengertian dan informasiMendorong keluarga untuk terlibat dalam perawatan anaknyaKonsultasi dengan tim medis untuk mengetahui kondisi anaknya.Intervensi untuk anak:Bina hubungan saling percayaMengurangi perpisahan dengan orang tuanyaMendorong untuk mengekspresikan perasaannyaMelibatkan anak dalam bermainSiapkan anak untuk menghadapi pengalaman baru, misal: pprosedur tindakanMemberikan rasa nyamanMendorong keluarga dengan memberikan pengertian informasi