askep new
DESCRIPTION
Askep Ratih CahyaniTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair.
Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare” karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangan. Penyakit diare terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila terlambat.
Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi
perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah
infeksi serta tempat pakaian kotor tersendiri.Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah
resiko terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan
rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.
Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua
(lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi.Oleh karena itu
penulis merasa tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan diare pada pasien Ny. Sr.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakahdefinisikeseimbangan cairandan elektrolit tubuh?
2. Apasajakahfisiologi dari keseimbangan cairan dan elektrolit?
3. Apasajakah klasifikasi dari cairan tubuh?
4. Apasajakah faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan normal cairan dan
elektrolit?
5. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada keseimbangan cairan dan elektrolit?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada Ny.”SR” dengan Gastroenteritis atau diare
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien
Ny.”Sr”.
2) Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan tentang keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Mengetahui fisiologis dari keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
3. Mengetahui klasifikasi cairan tubuh.
4. Dapat menjelaskan variabel apa saja yang mempengaruhi keseimbangan normal cairan
dan elektrolit.
5. Dapat melaksanakan proses keperawatan dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
BAB II
TINJAUAN TEORI
LaporanPendahuluan
GangguanKeseimbanganCairan
Di Ruang Angsa RSUD Wangaya
Denpasar
2.1 Definisi
Gangguanvolumecairanadalahsuatukeadaanketikaindividuberisikomengalamipenurunan, peningkatan, atauperpindahancepatdarisuatukelainancairanintravaskuler, interstisial. (Carpenito,2000).
Cairantubuhadalahlarutan yang terdiridari air (pelarut) danzattertentu( zatterlarut ). Cairanadalah volume air biasberupakekurangandankelebihan air.Keseimbangancairandanelektrolitberartiadanyadistribusi normal dari air tubuh total danelektrolitkedalamseluruhbagiantubuh.
2.2 Fisiologi
SecaraAnatomi – fisiologi,mekanismecairandanelektrolitdalamtubuhmerupakanmekenismehemeostatis yang akanmempertahankankeadaancairandanelektrolitdalambatas – batas normal. Organ – organ yang terlibatdalampengaturancairandanelektrolitadalah :a. Ginjalberfungsimengaturkonsentrasigaramdalamdarah, mengaturkeseimbanganasam –
basa /PH dalamdarah, dansebagaiekskresibahanbuangandankelebihangaram.b. Jantungdanpembuluhdarahberfungsimemompakandarahuntukbersirkulasikeseluruhtub
uhmelaluipembuluhdarah, dansekitar 20% daricurahjantungbersirkulasikeginjaluntukmembantu urine.
c. Paru – paruberfungsimengaturkeseimbanganasam – basacairantubuh. Selainitu, paru – parujugamembuangsekitar 300 ml uap air melaluiexspirasi( IWL ).
d. KelenjarHipofise :menyimpandanmenskresikan ADH yang di produksikanolehhipotalamus. Peranan ADHadalahmeningkatkanabsorpsi air di ginjal.
e. KelenjarArdenal :Hormonutamadarikelenjariniadalah aldosterone yang sangatmempengaruhikeseimbangancairan. Hormone initerutamaberperandalammeningkatkanabsorpsinatrium, danekskresihydrogen dankalium di tubulus distal ginjal.
f. KelenjarParathyroid :Mensekresikan hormone parathyroid. Hormoninimempengaruhipelepasan calcium dan phosphor daritulang, meningkatkanabsorsi calcium, phosphor di saluranpencernaandan di tubulusginjal, sertameningkatkanekskresi phosphor di ginjal.
g. Kelenjartiroid :mensekresikan hormone calsitonin yang mempunyaiperanandalampenyimpanankalsiumpadatulang. Skresicalsitonindirangsangolehpeningkatankalsiumdalam plasma.
2.3 KLASIFIKASI
Klasifikasicairantubuh, yaitu :1. Air
Air merupakankomponenutama yang paling banyakterdapatdidalamtubuhmanusia.Sekitar60%dari total beratbadan orang dewasaterdiridari air. Fungsi air, yaitu :a. Sebagaimedia
trasportasibagizatmakanandanoksigenmenujuseldansisametabolismselke organ eleminasi.
b. Mengantarkan hormone dari organ penghasilmenujusel/organ target.c. Memudahkanmetabolismdidalam sel.d. Sebagaipelarutelektrolitdan non elektrolite. Membantudalammempertahankansuhutubuhf. Memudahkanpekerjaandaneleminasig. Sebagaipelumasjaringan – jarinngantubuhh. Sebagaistrukturpembentuktubuh
2. ElektrolitSetelahbergabungdengan air elektrolitiniada yang menjadibermuatanlistrikpositifdisebutkation( Na, K, Ca, Mg ) danbermuatanlistriknegative disebut anion ( cl dan Hco3 )Fungsielektrolit :a. menjagatekanan osmotic tubuhb. menjaga pH tubuh
3. Non ElektrolitDidalamcairantubuhterdapatbeberapapartikel yang tidaktermasukkedalamgolonganelektrolitdanbiasa menjadipartikelbermuatanlistrik, tetapipartikel-partikelinijugamerupakankomponen yang pentingdidalamtubuhdanmempengaruhipergerakancairandiantarakomponen.
1. KoloidCairantubuhjugamengandungmolekul protein yang terdapatdalamkompartemenintravaskulerdanintrasel.Sebagianbesar protein dalamcairantubuhadalahkoloid yang terdapat di intravaskuler, tetapiwalaupundemikianprotein yang terdapat di intraselmempunyaiperananpentingdalamkeseimbanganelektrokimiawidi intrasel.
2.4 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1. UmurKebutuhan intake cairanbervariasitergantungdariusia, danberpengaruhpadaluaspermukaantubuh, metabolisme, danberatbadan. Padaanak – anaklebihmudahmengalamigangguankeseimbangancairandibandingkanusiadewasa. Padausialanjutseringterjadigangguankeseimbangandikarenakangangguanfunggsiginjaldanjantung.
2. SuhuLingkunganOrang yang tinggaldidaerahpanas(suhutinggi ) dankelembabanudaranyarendahmemilikipeningkatankehilangancairantubuhdanelektrolitmelaluikeringat.
3. Diet Ketika intake nutrisitidakadekuatmakatubuhakanmembakar protein danlemaksehingga serum albumin dancadangan protein akanmenurunpadahalkeduanyasangatdiperlukandalam proses keseimbangancairansehinggahaliniakanmenyebabkan edema.
4. Stress Stress dapatmeningkatkanmetabolismsel, glukosadarah, danpemecahanglikogenotot.Mekanismeinidapatmeningkatkannatriumdanpotensi air sehinggabilaberkepanjangandapatmeningkatkan volume darah.
5. KondisiSakitKondisisakitsangatberpengaruhterhadapkondisikeseimbangancairandanelektrolittubuh, misalnya : trauma lukabakarakanmeningkatkankehilangan air melalui IWL.
2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PemeriksaanLabolatoriumBerupapemeriksaan :a. Urine, untukmengetahui volume, warna, beratjenis, pH, dll yang
dapatmenunjukanhalisadankerusakanginjal.b. Darah, untukmengetahuihasil yang dapatmenyebabkangangguankebutuhancairan.
2.6 PENATALAKSANAAN
PenatalasanaanMedisa. Pemulianvolumecairan normal dankoreksigangguanpenyertaasam-
basadanelektrolit.b. Perbaikanperfusijaringanpadasyokhovolemikc. Rehidrasi oral padadiared. Tindakanpenyebabdasar
2.7 ASUHAN KEPERAWATAN
1. PengkajianFokusa. Kajiriwayatkesehatandankeperawatanuntukidentifikasipenyebabgangguankese
imbangancairandanelektrolit.b. Kajimanifestasiklinikmelalui :
a. Timbangan beratbadankliensetiapharib. Monitor vital signc. Kaji intake otput
c. Lakukanpemeriksaanfisikmeliputi :a. Kaji turgor kulit, hydration, temperature tubuhdanneuromuskuler
irritability.b. Auskultasibunyi / suaranafasc. Kajiprilaku, tingkatenergi, dantingkatkesadaran
d. Review nilaipemeriksaanlaboratorium :Beratjenis urine, pH serum, analisa gas,darah, elektrolit serum,hemaktorit, BUN,kreatinen urine.
2. Diagnosa Keperawatan1. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan melalui
rute normal.2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak mampuan untuk mencerna makanan.3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi.4. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik misalnya Urgensi.5. Kerusakan membran mukosa oral berhubungan dengan dehidrasi.
3. Rencana Keperawatan
1. Resiko Kekurangan Volume Cairan a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien 3x24 jam,
kebutuhan volume cairan pada klien terpenuhi.b. Kriteria hasil : klien tidak lagi mengalami dehidrasi, berat badan klien
meningkat dan keluhan klien berkurang. TTV TD : 110/80 – 120/90 mmHg
T : 36,5 -37,0 HR: 70-100x/mnt RR : 16-20x/mnt
c. Intervensi 1) Observasi TTV dan KU klien2) Beri cairan sesuai dengan kebuhan klien3) Ajarkan klien minum sedikit tapi sering4) Kolaborasi pemberian cairan dengan dokter
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuha. Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama
3x24jam, diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.b. Kriteria hasil : asupan nutrisi pada klien terpenuhi, berat badan klien kembali
normal dan feses berbentukc. Intervensi :
1) Observasi berat badan 2) - Berikan asupan nutrisi yang adekuat dan sajikan makanan selagi hangat
-Ajakan klien makan sedikit tapi sering 3) Ajarkan klien untuk mengonsumsi makanan yang banyak mengadung
nutrisi4) Kolaborasi pemberian nutrisi dengan ahli gizi
3. Hipertermia a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama
3x24jam, diharapan suhu tubuh klien kembali normalb. Kriteria hasil : T: 36,5 – 37,0c. Intervensi
1) Observasi suhu tubuh klien 2) Berikan kompres hangat3) Ajarkan klien minum sedikit tapi sering4) Kolaborasi pemberian obat penurun panas dengan dokter
4. Insomniaa. Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama
3x24jam, diharapkan klien dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas tidurb. Kriteria hasil : klien dapat tidur dengan waktu sekitar 7-9 jam/haric. Intervensi :
1) Observasi kualitas tidur klien2) Berikan relaksasi pada klien3) Ajarkan klien melakukan hal yang biasanya ia sukai sebelum tidur4) Kolaborasi dengan pskiater
5. Kerusakan membran mukosa orala) Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama
3x24jam, diharapkan membran mukosa oral klien kembali normalb) Kriteria hasil : bibir tampak lembab dan warna bibir tidak pucatc) Intervensi
1) Observasi kelembaban mukosa bibir klien2) Berikan minum air putih sedikit tapi sering3) Ajarkan klien mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin c yang
cukup4) Kolaborasi pemberian vitamin C
2.8 Evaluasi
1. Klien mampu menunjukkan hasil intake dan output secara seimbang2. Klien mampu menunjukkan hasil elektrolit serum dalam batas normal3. Klien mampu menunjukkan hasil vital sign dalam batas normal4. Klien mampu menunjukkan hasil kualitas tidur yang cukup5. Klien mampu menunjukkan mukosa bibir tidak kering lagi
DAPTAR PUSTAKA
Syaffudin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 3). Jakarta:EGC
Doenger. ME. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan ( Edisi3). Jakarta:EGC
Carpenito.LT.(1997). Diagnosa keperawatan ( Edisi 6). Jakarta.EGC
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. SR
DENGAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN
DI RUANG ANGSA RSUD WANGAYA
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian diambil tanggal : 2 Februari 2015
Tanggal masuk : 1 Februari 2015
Ruangan / kelas : Angsa
No Kamar : A/05
Jam : 11.00
No.CM :420531
3.1.1 Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. SR
Umur : 20 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Br. Satria Blahbatuh
Tanggal Masuk : 01 Februari 2015
Tanggal Pengkajian : 02 Februari 2015
No. Register : 420531
Diagnosa Medis : Diare Akut dan Dehidra
b. Identitas Penanggung JawabNama : Tn.A
Umur : 25 Tahun
Hub. Dengan Pasien : suami
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Br. Satria Blahbatuh
3.1.2 Status Kesehatana. Status Kesehatan Saat Ini1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini) Pada saat MRS dan pengkajian, pasien mengeluh mual, muntah, lemas di seluruh
badannya dan pasien BAB lebih dari 7x sehari.
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini Sejak kemarin pasien mengalami diare. Sebelum masuk RS pasien mengkonsumsi
obat yang dibeli diwarung tetapi tidak ada perubahan. Kemudian pasien dibawa ke rumah
sakit. Sesampainya di RS pasien langsung dirujuk ke IGD, keadaan pasien saat itu lemes,
pusing, dan mual, muntah, sehinggga perawat memberikan tindakan medis seperti
memasang infus, mengukur TTV dan akhirnya dibawa ke ruang Angsa RSUD Wangaya
Pada saat pengkajian pasien mengeluh masih sedikit pusing, mual dan muntah serta saat BAB konsistensi cair, tidak ada ampas, tidak ada darah, dan berlendir saat BAB.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Hal yang pertama dilakukan keluarga pasien adalah membeli obat diwarung.
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan bahwa ia pernah mengalami penyakit seperti batuk, pilek, dan
demam.
2) Pernah dirawat
Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
3) Alergi
Pasien mengatakan bahwa ia tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan
ataupun makanan
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bahwa ia maupun keluarganya tidak mempunyai riwayat
penyakit keluarga ataupun keturunan, seperti DM, asma, penyakit jantung, maupun
hipertensi.
d. Diagnosa Medis dan therapy
1) Diagnose medis : Diare Akut dan Dehidrasi
2) Therapy
JENIS NAMA OBAT DOSIS RUTE
Injeksi IVFD RL+kCl IA 20 tpm Intravena
Injeksi Levolin 1x1 fls Intravena
Tablet Tri mexol forte 3x1 mg Oral
Tablet Trans fector 3x2 mg Oral
Tablet Govasol 1x1 mg Oral
Tablet Ripal bumin 3x2 mg Oral
3.1.3 Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa gaya hidupnya kurang baik, karena ia memiliki
kebiasaan minum kopi 3xsehari, minum alkohol hampir setiap hari dan dimulai sejak
SMA, serta kebiasaan merokok 7 batang per hari.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
sebelumsakit : Pasien mengatakan bahwa ia biasa makan 4x sehari dengan 1 porsi.
Menunya seperti nasi, daging, sayur, dan makanan habis dalam 1 porsi.Pasien biasa
minum air putih ± 9 gelas/hari dan sering minum-minumanan yang beralkohol.Berat
badannya 55kg dan tinggi badannya 165cm.
saat sakit :Pasien mengatakan bahwa nafsu makannnya menurun, ia makan 3x sehari 1
porsi dengan menu bubur dan sayur bening, tetapi masih bersisa, dan biasa minum air
putih ±2 gelas/hari. Berat badannya 52kg dan tinggi badannya 165cm.
c. Pola Eliminasi
BAB
sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia biasa BAB setiap pagi hari dengan bentuk
faces padat, warna feses kuning, bau khas feses, dan feses tidak bercampur darah.
saat sakit : Pasien mengatakan bahwa ia BAB ± 7x/hari dengan bentuk fases encer,
feses berwarna kuning, feses tidak ada darah tidak berampas,terdapat sedikit lender saat
BAB.
d. Polaaktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan
Perawatan Diri
0 1 2 3 4
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
2) Latihan
sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia biasa melakukan aktivitas sehari-hari
seperti bekerja
saat sakit : Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa melakukan aktivitas seperti
sebelum sakit.
e. Pola kognitif dan Persepsi
Status mental pasien sadar, dapat berbicara dengan normal dan tidak ada gangguan
pada kemampuan membaca serta berinteraksinya, pendengaran dan penglihatan pasien
normal. Pasien mengatakan bahwa ia mengetahui penyakitnya.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien mengatakan bahwa ia terganggu baik harga diri, konsep diri, ideal diri,
identitas diri, dan gambaran dirinya.
g. Pola Tidur dan Istirahat
sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia sering tidur larut malam, biasanya tidur 8
jam sekitar dari pukul 21.00 Wita sampai dengan 05.00 Wita, ia tidur dengan nyenyak.
saat sakit : Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur dengan nyenyak, ia tidur
pukul 10.00 Wita dan sering terbangun karena merasa mules.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan bahwa dukungan keluarganya sangat berpengaruh dalam proses
penyembuhannya.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mengatakan bahwa ia mempunyai 1 orang anak laki-laki yang masih bersekolah.
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan bahwa ia tidak dapat makan dan minum-minuman kesukaannya, ia
hanya bisa menahan keinginannya tersebut, tetapi tidak sampai membuatnya depresi hanya
saja merasa sedih karena penyakitnya menggagalkan semua rencana kegiatannya. Pasien
memiliki keinginan keras untuk sembuh.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan bahwa ia beragama hindu dan biasanya bersembahyang ke pura pada
hari-hari tertentu saja. Saat sakit ia biasa lebih sering berdoa di tempat tidur saja.
3.1.4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Lemas
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal=5, Psikomotor = 6, Mata = 4
Tanda-tanda vital :TD : 90/60 mmHg
S : 39M C
RR : 20x/menit
N : 108x/menit
b. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher :
Bentuk kepala pasien normal simetris, tidak terlihat adanya alopesia, warna rambut
hitam, kebersihan cukup, tidah terdapat luka pada kulit kepala dan wajah, tidak ada nyeri
tekan, tidak teraba massa. Alis dan mata terlihat simetris, tidak terdapat udim palpebra, sklera
aninterik, pupil isokor miosis, konjungtiva anemis. Hidung simetris, tidak terlihat adanya
serumen, penyebaran silia merata, tidak teraba massa dan nyeri tekan pada sinus frontalis,
sinus etmoidalis, sinus spenoidalis, dan sinus masilaris. Telinga simetris, tidak terlihat adanya
serumen dan discart, tidak terlihat adanya betelsains, tidak teraba massa dan nyeri tekan pada
tragus, cartilago, dan aurikul. Mulut simetris, mukosa bibir kering, tidak terlihat adanya
stomatitis. Leher terlihat simetris, tidak terlihat adanya hiperpigmentasi, tidak terlihat adanya
lesi, tidak terlihat peningkatan JVP, tidak teraba massa pada kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
2) Dada :
Paru
Bentuk paru terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, terlihat adanya
tatto,tidak teraba massa dan nyeri tekan, terdengar suara sonor pada ICS 2-8.
Jantung
Terlihat iktus kordis,terdengar suara S1 dan S2 tunggal reguler tidak teraba massa
dan nyeri tekan.
3) Payudara dan ketiak :
Bentuk payudara terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat
hiperpigmentasi, tidak teraba massa dan nyeri tekan.
4) Abdomen :
Tidak terlihat adanya hiperpigmentasi,tidak terlihat adanya lesi pada abdomen. Terdengar
gerakan peristaltik ±37 kali/menit. Terdapat nyeri tekan pada abdomen. Terdengar suara pekak.
5) Genetalia : -
6) Integumen :
Tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi, terlihat adanya tatto
di bagian tangan, kaki, dada dan punggung, kulit terlihat kering dan turgor kulit tidak elastis.
7) Ekstremitas :
Atas
Tangan terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat
hiperpigmentasi, terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering, terjadi refleks bisep, dan
kekuatan otot 4.
Bawah
Kaki terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi,
terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering, terjadi refleks babinskyn, terjadi refleks patela,
dan kekuatan otot 4.
8) Neurologis :
Status mental da emosi :
Ekspresi wajah pasien tampak sedih dan kesal karena harus bolak-balik toilet
Pengkajian saraf kranial :
Semua saraf kranial yang mengatur panca indra pasien berfungsi secara normal
Pemeriksaan refleks :
Semua refleks pada pasien berfungsi secara normal
c. Pemeriksaan Penunjang
JUMLAH SEL
DARAH
HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
Hemoglobin (HGB) -10,5 g/dl 13,0-18,0
Hematokrit (HTC) -31,8 % 40-52
Lekosit (WBC) 7,80 10^3/UL 3,8-10,6
Trombosit (PLT) 346 10^3/UL 150-440
Eritrosit (RBC) -3,64 10^3/UL 4,5-6,5
RDW 12,9 % 10-16
MPV -7,1 fL 7,2-11,1
PCT 0,2 % 0,2-0,5
MCV 87,4 fL 80-100
MCH 28,8 Pg 26-34
MCHC 33,0 Pg 32-36
Limfosit % 10,7 % 20-35
Monosit % 3,3 % 2-8
Gran % 86,0 % 50-80
Lymp # 0,80 10^3/UL 1-5
Monosit # 0,30 10^3/UL 0,1-1
Gran # 6,50 10^3/UL 2-8
Pemeriksaan pada tanggal 2 Februari 2015
NAMA
PEMERIKSAAN
HASIL NILAI
RUJUKAN
SATUAN KET.
FUNGSI HATI
Albumin 2,6* 3,4-4,8 g/dl
ELEKTROLIT
Natrium (Na)
Kalium (K)
Chloride (Cl)
138
2,2*
9,8
135-147
3,5-5,0
98-106
mmol/L
mmol/L
mmol/L
2. Pemeriksaan radiologi : -
3. Hasil konsultasi : -
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain :-
3.2 ANALISA DATA A. Tabel Analisa Data
NO.
DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Perubahan pola BAB / Kekurangan volume
Pasien mengatakan biasa minum
air putih ±3 gelas/hari.
Pasien mengatakan bahwa ia
BAB ±7x sehari dengan karakter
fesesnya cair,tidak ada
ampas,tidak ada darah,dan
berlendir saat BAB.
DO :
Kulit pasien terlihat kering dan
turgor kulit tidak elastis ≥ 4 detik
mukosa bibir kering
mata cowong
muntah
TD = 90/60mmHg
S = 39˚C
RR = 20x/menit
N = 108x/menit
mencret↓
Out put berlebih↓
Kekurangan volume cairan
cairan
2. DS :
Pasien mengatakan bahwa nafsu
makannnya menurun, ia makan
3x sehari 1 porsi dengan menu
bubur dan sayur bening, tetapi
masih bersisa
Pasien mengatakan bahwa ia
BAB ± 7x/hari dengan bentuk
fases encer, feses berwarna
kuning, feses tidak ada darah,
tidak berampas ,terdapat sedikit
lendir.
Pasien mengatakan sebelum sakit
berat badannya 55kg dan setelah
Mual muntah↓
Tidak nafsu makan↓
Ketidak seimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh
sakit berat badannya 52kg dan
tinggi badannya 165cm
Pasien mengatakan pusing dan
mual +, muntah +
DO:
Wajah pasien terlihat pucat
Pasien terlihat lemas
Mukosa bibir kering
Mata cowong
Tanda-tanda vital
TD = 90/60mmHg
S = 39˚C
RR = 20x/menit
N = 108x/menit
3.
4.
DS :
Pasien mengatakan bahwa
badannya panas dan merasa
gelisah.
DO :
TTV pasien :
TD : 90/60 mmHg
S : 390C
RR : 20x/menit
N : 108x/menit
-badan pasien tampak berkeringat
DS :
Pasien mengatakan bahwa ia
tidak bisa tidur dengan nyenyak,
biasanya ia tidur pukul 20.00
Wita dan sering terbangun.
Kehilangan cairan berlebih
↓Dehidrasi
↓Hipertermi
Nyeri abdomen
↓
Berkurangnya kwalitas tidur
hipertermia
insomnia
5.
DO:
Wajah pasien terlihat pucat
Terlihat adanya lingkaran hitam
pada sekitar mata pasien
DS :
Pasien mengatakan bibir terasa
kering dan pasien mengeluh nyeri
saat mengunyah makanan
DO :
-bibir pasien terlihat kering
- mukosa oral pasien terlihat
bengkak dan kemerahan
↓
Insomnia
Kekurangan vitamin c
↓
Kerusakan membrane mukosa oral
Kerusakan membran mukosa oral
3.3 Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas
NO TANGGAL / JAM
DITEMUKAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGALTERATASI
Ttd
1. 3-02-2015Pkl. 11.00
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan ditandai dengan pasien
mengatakan biasa minum air putih ±3 gelas/hari,
pasien mengatakan bahwa ia BAK ±3 x/hari, dengan
karakter urinenya kuning pekat, kulit pasien terlihat
kering dan turgor kulit tidak elastis, konjungtiva
5-02-2015
anemis, mukosa bibir kering, mata cowong dan TD
= 90/60 mmHg
2. 3-02-2015Pkl. 11.00
Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mengabsorpsi nutrien ditandai dengan pasien
mengatakan bahwa nafsu makannnya menurun, ia
makan 3x sehari 1 porsi dengan menu bubur dan
sayur bening, tetapi masih bersisa, pasien
mengatakan bahwa ia BAB ± 7x/hari dengan bentuk
fases encer, feses berwarna kuning, feses tidak ada
darah,terdapat sedikit lendir dan tidak ada ampas,
pasien mengatakan berat badannya 52kg dan tinggi
badannya 165cm, pasien mengatakan sedikit pusing,
konjungtiva terlihat anemis, wajah pasien terlihat
pucat, pasien terlihat lemas , mukosa bibir kering,
dan mata cowong.
5-02-2015
3.
4.
3-02-2015Pkl. 11.00
3-02-2015 Pkl. 11.00
Insomnia berhubungan dengan tidur terputus ditandai
dengan pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur
dengan nyenyak, pada saat sehat pasien biasa tidur
pkl 21.00 Wita tapi semenjak sakit pasien
mengatakan tidur pkl 01.00 dan sering terbangun,
wajah pasien terlihat pucat, dan terlihat adanya
lingkaran hitam pada sekitar mata pasien.
Hipertermia berhubungan dengan keadaan fisik
pasien yang ditandai dengan pasien mengatakan
tidak enak badan, meriang, dan menggigil.
TTV :
TD : 90/60 mmHg
S : 390C
5-02-2015
5-02-2015
5. 3-02-2015 Pkl 11.00
RR : 20x/menit
N : 108x/menit
Kerusakan membran mukosa oral berhubungan
dengan nyeri ditandai dengan pasien mengatakan
nyeri pada saat makan.
5-02-2015
Hari/
Tgl
No
Dx
Rencana Perawatan Ttd
Tujuan dan
Kriteria HasilIntervensi Rasional
3-02-2015
1 Setelah diberikan
askep selama 3x24
jam, diharapkan
volume cairan
pasien dapat
kembali normal,
dengan KH :
Turgor kulit dapat
kembali elastic
kembali dalam 3
detik
Mukosa bibir
lembab
Tidak ada terjadi
dehidrasi
TTV :
TD = 90/60
S = 39 MC
N = 108x/menit
RR = 20x/menit
aKaji tanda vital,
contoh TD, frekuensi
jantung, nadi, dan
suhu (kesamaan dan
volume
b) Catat perubahan
mental, turgor kulit,
hidrasi, membrane
mukosa, dan
karaktersputum
c)Ukur/hitung
masukan, pengeluaran,
dan keseimbangan
cairan. Catat
kehilangan tak
tampak.
d)Kaji tanda vital,
contoh TD, frekuensi
jantung, nadi, dan
suhu
E . Berikan cairan IV
(RL,Nacl) dalam
observasi ketat dengan
alat control sesuai
indikasi
aKekurangan /
perpindahan cairan
meningkatkan frekuensi
jantung, menurunkan
TD, dan mengurangi
volume nadi.
b)Penurunan curah
jantung mempengaruhi
perfusi/ fungsi serebral.
Kekurangan cairan juga
dapat diidentifikasi
dengan penurunan
turgor kulit, membrane
mukosa kering, dan
viskositas secret kental.
c) Memberikan
informasi tentang status
cairan umum.
Kecenderungan
keseimbangan cairan
negatifdapat
menunjukan terjadinya
deficit.
d)Perubahan cepat
menunjukkan gangguan
dalam air tubuh total
Untuk membedakan
TTV normal klien
dengan keadaan pada
saat sakit.
e) Memperbaiki/
mempertahankan
volume sirkulasi dan
tekanan osmotic.
Catatan meskipun
3.5 Implementasi Keperawatan
Hari/
Tgl/Jam
No. DxTindakan Keperawatan Evaluasi proses
Ttd
03-02-2015
Pkl.
07.00Wita
Pkl.
08.15Wita
Pkl.
08.15Wita
Pkl.
08.15Wita
Pkl.
11.00Wita
Pkl.16.10Wita
Mengganti alat tenun DS : pasien mengatakan
bersedia diganti alat tenunnya
DO : tempat tidur pasien
terlihat lebih bersih
Menimbang berat badan pasien DS: Pasien mengatakan
bersedia diukur berat badannya
DO: BB pasien 52kg
Memberikan cairan IV RL DS: Pasien mengatakan
bersedia dipakaikan infus
DO: obat dimasukkan melalui
injeksi dan tidak terlihat
adanya reaksi alergi.
Memberikan obat oral tri mexol
forte, trans fector, govasol
DS: pasien bersedia diberikan
obat
DO: obat diberikan secara oral
Mengkaji TTV DS : pasien mengatakan lemas
dan nyeri saat menelan
DO:
Nadi = 100Suhu = 38 MCTD = 100/70 mmHg,
RR = 20
Pkl.16.10Wita
Pkl.22.00Wita
Menanyakan asupan makanan/
minuman
DS : pasien mengatakan tidak
nafsu makan
DO : makanan pasien terlihat
masih tersisa
Memberikan obat oral DS: pasien bersedia diberikan
obat
DO: tidak terlihat adanya
reaksi alergi
Memberikan obat oral DS: pasien bersedia diberikan
obat
DO: tidak terlihat adanya
reaksi alergi
04-02-2015
Pkl.
05.00Wita
Pkl.
05.15Wita
Pkl.
07.05Wita
Pkl.
08.15Wita
Mengkaji TTV DS : pasien mengatakan lemas,
nafsu makan menurun
DO:
Nadi = 100Suhu = 38 MCTD =100/70 mmHg
RR = 20
Memandikan pasien DS : pasien menolak untuk
dimandikan
DO: pasien dimandikan oleh
keluarganya
Mengganti alat tenun DS : pasien mengatakan lebih
nyaman
DO : tempat tidur pasien
terlihat lebih bersih
Mengganti cairan infuse DS : pasien bersedia diganti
infusnya
DO : Infus berjalan dengan
Pkl.
08.15Wita
Pkl.
11.00Wita
Pkl.
16.05Wita
lancar
Memberikan obat tri mexol forte,
trans fector, govasol, ripal bumin
DS: pasien bersedia diberikan
obat
DO: tidak terlihat adanya
reaksi alergi
Mengkaji TTV DS : pasien mengatakan lemas
DO:
Nadi = 80
Suhu = 37,3 MC
TD =110/80 mmHg
RR = 20
Mengkaji TTV DS : pasien mengatakan
pusing dan enek di ulu hati
DO:
Nadi = 80 Suhu = 36,7 MCTD =120/80 mmHg
RR = 20
Memberikan obat oral tri mexol
forte
DS: pasien bersedia diberikan
obat
DO: tidak terlihat adanya
reaksi alergi
Mengganti cairan infuse DS : pasien bersedia diganti
infusnya
DO : Infus berjalan dengan
lancar
Memberikan obat oral tri mexol
forte, trans fector, , ripal bumin
DS: pasien bersedia diberikan
obat
DO: obat diberikan secara oral
Mengkaji TTV DS: pasien mengatakan masih
05-02-2015
Pkl.
05.00Wita
Pkl.
05.20Wita
Pkl.07.15Wita
Pkl.10.15WitaPkl.10.15Wita
Pkl.11.15Wita
Pkl.16.15Wita
Pkl.17.15Wita
Pkl.
lemas
DO:
Nadi = 80 Suhu = 36,7 MCTD =120/80 mmHg
RR = 20
Memandikan pasien DS : pasien menolak untuk
dimandikan
DO: pasien dimandikan oleh
keluarganya
Mengganti alat tenun DS : pasien mengatakan lebih
nyaman dan dapat tidur dengan
nyenyak
DO : tempat tidur pasien
terlihat lebih bersih dan
lingkaran hitam pada mata
terlihat berkurang
Mengganti cairan infuse DS : pasien bersedia diganti
infusnya
DO : Infus berjalan dengan
lancar
Memberikan obat oral tri mexol
forte, trans fector, , ripal bumin,
govasol
DS: pasien bersedia diberikan
obat
DO: tidak terlihat adanya
reaksi alergi
Mengkaji TTV DS : pasien mengatakan sudah
tidak pusing
DO:
Nadi = 80 Suhu = 36, MC
17.15Wita
Pkl.17.15WitaPkl.22.15Wita
TD =120/80 mmHg
RR = 20
Mengkaji TTV DS :Pasien mengatakan
minumnya ± 6gelas /hari
DO : mukosa bibir terlihat
kering, turgor kulit tidak
elastic, TTV-nya :
Nadi = 80 Suhu = 36 MCTD =120/80 mmHg
RR = 20
1,2 Memberikan obat oral tri mexol
forte, trans fector, , ripal bumin
DS: pasien bersedia diberikan
obat
DO: tidak terlihat adanya
reaksi alergi
Menanyakan asupan makanan/
minuman
DS : pasien mengatakan nafsu
makan menurun
DO : makanan pasien terlihat
masih bersisa
Mengganti cairan infuse DS : pasien bersedia diganti
infusnya
DO : Infus berjalan dengan
lancer
Memberikan obat oral tri mexol
forte
DS: pasien bersedia diberikan
obat
DO: tidak terlihat adanya
reaksi alergi
3.6 Evaluasi Keperawatan
NoHari/Tgl
Jam
No
DxEvaluasi TTd
1.
6-02-2015
Pkl 08.00
Wita
S = Pasien mengatakan minumnya ± 6gelas /hari
O = mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit tidak elastic, TTV :
Nadi = 80 Suhu = 36,7 MCTD =120/80 mmHg
RR = 20 A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
Memberikan minum seperti air putih
Mengkaji TTV
2.
6-02-2015
Pkl 12.00
Wita
S = Pasien mengatakan nafsu makannya menurun
O = makanan pasien terlihat masih bersisa
A = Masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
ens
Menganjurkan makan dengan perlahan
Mengkaji karakteristik feses pasien
Menimbang berat badan pasien
3.
4.
5.
6-02-2015
Pkl 16.00
Wita
6-02-2015
Pkl 20.00
6-02-2015
Pkl 23.00
. S = pasien mengatakan lebih nyaman dan dapat tidur dengan nyenyak
O = tempat tidur pasien terlihat lebih bersih dan lingkaran hitam pada mata
terlihat berkurang
A = Masalah sudah teratasi
P = Pertahankan kondisi
= pasien mengatakan bahwa suhu tubuh menurun
= TTV :
TD : 100/70 mmHg
S : 370C
RR: 20x/menit
N : 90x/menit
= masalah sudah teratasi
=pertahankan kondisi
= pasien mengatakan nyeri berkurang pada saat makan
= bengkak dan kemerahan pada mukosa mulut pasien sudah terlihat
berkurang
= masalah teratasi sebagian
= pertahankan dan lanjut intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 TEORI
Diare merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat baik di negara
berkembang maupun di negara berkembang.Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB
(Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yangsingkat.
Diare yang akut gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare
yang kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi.Dari penyebab diare yang banyak adalahdiare infeksi yang disebabkan
oleh virus, bakteri dan parasit.Diare infeksi juga dapat menyebabkan kematian.
Diare merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia.Di Amerika Serikat keluhan
diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter,
sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi
terdapat peringkat pertama s/d ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit.
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta
episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya.WHO memperkirakan ada sekitar 4
miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun.
Bila angka itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada
orang dewasa per tahun. Dari laporan surveilan terpadu tahun 2006 jumlah kasus diare
didapatkan 13,3 % di Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,45% pada penderita rawat inap
dan 0,05 % pasien rawat jalan. Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella,
Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica.Disentri berat
umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh
Shigella flexneri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli.(Anonym. Wikipedia, The Free
Encyclopedia.
4.2 PENGKAJIANProses pengkajian yang dilakukan pada klien Ny.Sr dengan Diare di RS Wangaya
dilakukan perawat dengan melakukan wawancara dengan klien, observasi dan pemeriksaan fisik langsung kepada klien. Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi disesuaikan dengan kondisi klien saat di kaji. Pada saat dilakukan pengkajian klien cukup terbuka sehingga mempermudah perawat dalammengkaji pasien dan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan dengan klien mau menjawab pertanyaan dari perawat. Data yang di dapat pada saat pengkajian pada Ny.Sr mengatakanBAB> 7x sehari.Dari hasil pengkajian Ny.Srterlihat selalu memegangi perutnya, raut wajah terlihat meringis menahan sakit Klien tampak , mukosa bibir kering, dan mata cuwong. Turgor kulit tidak elastic>4dtk.Didapatkan hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut TD: 90/60 mmHg, N: 108 x/mnt, RR: 20/mnt, S: 39oC.Dari hasil pengkajian tersebut menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang ada pada klien tidak jauh berbeda dengan konsep teori yang ada.
Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan identifikasi masalah yang dihadapi oleh klien yang merupakan data fokus dan selanjutnya dirumuskan diagnosa atau masalah keperawatan.
4.3 DIAGNOSA KEPERAWATANBerdasarkan tinjauan teoritis pada BAB II, pada klien Ny.Sr dengan diare adalah ada 5 diagnosa yang diangkat, meliputi :1. Resiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan melalui
rute normal2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan untuk mencerna makanan3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi4. Insomnia berhubungan dengan kitidaknyamanan fisik misalnya urgensi5. Kerusakan membran mukosa oral berhubungan dengan dehidrasi
Alasan kelompok mengambil diagnose yang pertama Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan klien mengatakan BAB >7x sehari.Saat dilakukan pengkajian didapat hasil mukosa bibir kering, kulit kering, mata
cuwong, Turgor kulit tidak elastic>4dtk. Kemudian kelompok mengambil diagnosa kedua yaitu ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan klien mengalami mual dan muntah serta hilangnya nafsu makan lalu berat badan klien menurun. Dan kelompok mengambil diagnosa ketiga yaitu hipertermia ditandai dengan Klien mengatakan suhu tubuh klien meningkat hingga 39oC. Diagnosa keempat yaitu klien mengalami insomnia ditandai dengan berkurangnya kualitas tidur klien karena sering ke kamar mandi buang air besar. Diagnosa yang ke lima klien mengalami kerusakan membran mukosa oral yang ditandai dengan mukosa bibir kering bibir kering.
4.3 PERENCANAANPerencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul, dikelompkkan,
dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien.Setelah masalah ditentukan berdasarkan prioritas, tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan.Tujuan bisa ditetapkan dalam jangka panjang atau jangka pendek, harus jelas, dapat diukur dan realistis.Ditegaskan dalam bentuk perubahan, kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang disusun pada rencana keperawatan, pada penyusunan kriteria hasil perawat menyesuaikan dengan waktu pemberian perawatan yang dilakukan oleh perawat yaitu selama 3x24 jam. Perencanaan yang dibuat pada Ny.Sr dengan masalah utama Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka klien akan mendemostrasikan kekurangan volume cairan teratasi.
4.4 PELAKSANAAN/IMPLEMENTASISetelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan.Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang diberikan pada Ny.Sr dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang dimilki oleh klien berdasarkan ilmu – ilmu keperawatan dan ilmu – ilmu lainnya yang terkait.Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat terlaksana dengan baik.
4.5 EVALUASIEvaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji, direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali. Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui
perbandingan asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di tetapkan lebih dulu.Pada tahap evaluasi yang perawat lakukan pada Ny.Sr adalah melihat apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditetapkan. Dari ketiga diagnosa, diagnosa kekurangan volume cairan, diare dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengan cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya dari 200 g atau 200 ml/24 jam.
2. Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005) adalah:a. Infeksi Enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare. 1) Infeksi Bakteria : Vibrio, E.coli, Salomella campilo baster.2) Infeksi Virus : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus.3) Infeksi Parasit : Cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoeba
histolica,giardia lambia), jamur (candida aibicans).b. Infeksi Parenteral :Infeksi diluar alat penceranaan makanan seperti Tonsilitis,
broncopneumonia, Encefalitis,meliputi:1) Faktor Malabsorbsi : karbohidrat, lemak, protein2) Faktor Makanan : basi, racun, alergi3) Faktor Psikologi : rasa takut dan cemas
3. Beberapa tanda dan gejala tentang diarea: Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.Terdapat lika tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek ( elastisitas kulit menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering. Kram abdomenal. Demam. Mual dan muntah. Anoreksia. Lemah. Pucat. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine.
4. Pemeriksaan penunjang hasil pemeriksaan lab, Leukosit, Trombosit, hemoglobin, hematokrit, pemeriksaan feses.
5. Diagonasa Keperawatan yang muncul :a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif b. Diare berhubungan dengan parasit c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan
5.2 Saran Harapan penulis, bagi mahasiswa D3 keperawatan dengan adanya makalah ini dapat membantu dalam pembuatan asuhan keperawatan dan memperluas wawasan serta pengetahuan mengenai masalah kesehatan yang biasa di temui di dunia kesehatan khususnya Diar
DAPTAR PUSTAKA
Syaffudin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 3). Jakarta:EGC
Doenger. ME. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan ( Edisi3). Jakarta:EGC
Carpenito.LT.(1997). Diagnosa keperawatan ( Edisi 6). Jakarta.EGC