askep new

59
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair. Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare” karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangan. Penyakit diare terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila terlambat. Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi serta tempat pakaian kotor tersendiri.Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit. Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua (lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi.Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan diare pada pasien Ny. Sr.

Upload: ratih-cahyani

Post on 02-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Askep Ratih Cahyani

TRANSCRIPT

Page 1: askep new

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena

frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair.

Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare” karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangan. Penyakit diare terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila terlambat.

Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi

perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah

infeksi serta tempat pakaian kotor tersendiri.Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah

resiko terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan

rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.

Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua

(lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi.Oleh karena itu

penulis merasa tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan diare pada pasien Ny. Sr.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakahdefinisikeseimbangan cairandan elektrolit tubuh?

2. Apasajakahfisiologi dari keseimbangan cairan dan elektrolit?

3. Apasajakah klasifikasi dari cairan tubuh?

4. Apasajakah faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan normal cairan dan

elektrolit?

5. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada keseimbangan cairan dan elektrolit?

Page 2: askep new

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada Ny.”SR” dengan Gastroenteritis atau diare

2. Tujuan Khusus

1)      Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien

Ny.”Sr”.

2)      Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.

1.4 Manfaat

1. Menambah wawasan tentang keseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Mengetahui fisiologis dari keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

3. Mengetahui klasifikasi cairan tubuh.

4. Dapat menjelaskan variabel apa saja yang mempengaruhi keseimbangan normal cairan

dan elektrolit.

5. Dapat melaksanakan proses keperawatan dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

Page 3: askep new

BAB II

TINJAUAN TEORI

LaporanPendahuluan

GangguanKeseimbanganCairan

Di Ruang Angsa RSUD Wangaya

Denpasar

2.1 Definisi

Gangguanvolumecairanadalahsuatukeadaanketikaindividuberisikomengalamipenurunan, peningkatan, atauperpindahancepatdarisuatukelainancairanintravaskuler, interstisial. (Carpenito,2000).

Cairantubuhadalahlarutan yang terdiridari air (pelarut) danzattertentu( zatterlarut ). Cairanadalah volume air biasberupakekurangandankelebihan air.Keseimbangancairandanelektrolitberartiadanyadistribusi normal dari air tubuh total danelektrolitkedalamseluruhbagiantubuh.

2.2 Fisiologi

SecaraAnatomi – fisiologi,mekanismecairandanelektrolitdalamtubuhmerupakanmekenismehemeostatis yang akanmempertahankankeadaancairandanelektrolitdalambatas – batas normal. Organ – organ yang terlibatdalampengaturancairandanelektrolitadalah :a. Ginjalberfungsimengaturkonsentrasigaramdalamdarah, mengaturkeseimbanganasam –

basa /PH dalamdarah, dansebagaiekskresibahanbuangandankelebihangaram.b. Jantungdanpembuluhdarahberfungsimemompakandarahuntukbersirkulasikeseluruhtub

uhmelaluipembuluhdarah, dansekitar 20% daricurahjantungbersirkulasikeginjaluntukmembantu urine.

c. Paru – paruberfungsimengaturkeseimbanganasam – basacairantubuh. Selainitu, paru – parujugamembuangsekitar 300 ml uap air melaluiexspirasi( IWL ).

d. KelenjarHipofise :menyimpandanmenskresikan ADH yang di produksikanolehhipotalamus. Peranan ADHadalahmeningkatkanabsorpsi air di ginjal.

e. KelenjarArdenal :Hormonutamadarikelenjariniadalah aldosterone yang sangatmempengaruhikeseimbangancairan. Hormone initerutamaberperandalammeningkatkanabsorpsinatrium, danekskresihydrogen dankalium di tubulus distal ginjal.

Page 4: askep new

f. KelenjarParathyroid :Mensekresikan hormone parathyroid. Hormoninimempengaruhipelepasan calcium dan phosphor daritulang, meningkatkanabsorsi calcium, phosphor di saluranpencernaandan di tubulusginjal, sertameningkatkanekskresi phosphor di ginjal.

g. Kelenjartiroid :mensekresikan hormone calsitonin yang mempunyaiperanandalampenyimpanankalsiumpadatulang. Skresicalsitonindirangsangolehpeningkatankalsiumdalam plasma.

2.3 KLASIFIKASI

Klasifikasicairantubuh, yaitu :1. Air

Air merupakankomponenutama yang paling banyakterdapatdidalamtubuhmanusia.Sekitar60%dari total beratbadan orang dewasaterdiridari air. Fungsi air, yaitu :a. Sebagaimedia

trasportasibagizatmakanandanoksigenmenujuseldansisametabolismselke organ eleminasi.

b. Mengantarkan hormone dari organ penghasilmenujusel/organ target.c. Memudahkanmetabolismdidalam sel.d. Sebagaipelarutelektrolitdan non elektrolite. Membantudalammempertahankansuhutubuhf. Memudahkanpekerjaandaneleminasig. Sebagaipelumasjaringan – jarinngantubuhh. Sebagaistrukturpembentuktubuh

2. ElektrolitSetelahbergabungdengan air elektrolitiniada yang menjadibermuatanlistrikpositifdisebutkation( Na, K, Ca, Mg ) danbermuatanlistriknegative disebut anion ( cl dan Hco3 )Fungsielektrolit :a. menjagatekanan osmotic tubuhb. menjaga pH tubuh

3. Non ElektrolitDidalamcairantubuhterdapatbeberapapartikel yang tidaktermasukkedalamgolonganelektrolitdanbiasa menjadipartikelbermuatanlistrik, tetapipartikel-partikelinijugamerupakankomponen yang pentingdidalamtubuhdanmempengaruhipergerakancairandiantarakomponen.

Page 5: askep new

1. KoloidCairantubuhjugamengandungmolekul protein yang terdapatdalamkompartemenintravaskulerdanintrasel.Sebagianbesar protein dalamcairantubuhadalahkoloid yang terdapat di intravaskuler, tetapiwalaupundemikianprotein yang terdapat di intraselmempunyaiperananpentingdalamkeseimbanganelektrokimiawidi intrasel.

2.4 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1. UmurKebutuhan intake cairanbervariasitergantungdariusia, danberpengaruhpadaluaspermukaantubuh, metabolisme, danberatbadan. Padaanak – anaklebihmudahmengalamigangguankeseimbangancairandibandingkanusiadewasa. Padausialanjutseringterjadigangguankeseimbangandikarenakangangguanfunggsiginjaldanjantung.

2. SuhuLingkunganOrang yang tinggaldidaerahpanas(suhutinggi ) dankelembabanudaranyarendahmemilikipeningkatankehilangancairantubuhdanelektrolitmelaluikeringat.

3. Diet Ketika intake nutrisitidakadekuatmakatubuhakanmembakar protein danlemaksehingga serum albumin dancadangan protein akanmenurunpadahalkeduanyasangatdiperlukandalam proses keseimbangancairansehinggahaliniakanmenyebabkan edema.

4. Stress Stress dapatmeningkatkanmetabolismsel, glukosadarah, danpemecahanglikogenotot.Mekanismeinidapatmeningkatkannatriumdanpotensi air sehinggabilaberkepanjangandapatmeningkatkan volume darah.

5. KondisiSakitKondisisakitsangatberpengaruhterhadapkondisikeseimbangancairandanelektrolittubuh, misalnya : trauma lukabakarakanmeningkatkankehilangan air melalui IWL.

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. PemeriksaanLabolatoriumBerupapemeriksaan :a. Urine, untukmengetahui volume, warna, beratjenis, pH, dll yang

dapatmenunjukanhalisadankerusakanginjal.b. Darah, untukmengetahuihasil yang dapatmenyebabkangangguankebutuhancairan.

Page 6: askep new

2.6 PENATALAKSANAAN

PenatalasanaanMedisa. Pemulianvolumecairan normal dankoreksigangguanpenyertaasam-

basadanelektrolit.b. Perbaikanperfusijaringanpadasyokhovolemikc. Rehidrasi oral padadiared. Tindakanpenyebabdasar

2.7 ASUHAN KEPERAWATAN

1. PengkajianFokusa. Kajiriwayatkesehatandankeperawatanuntukidentifikasipenyebabgangguankese

imbangancairandanelektrolit.b. Kajimanifestasiklinikmelalui :

a. Timbangan beratbadankliensetiapharib. Monitor vital signc. Kaji intake otput

c. Lakukanpemeriksaanfisikmeliputi :a. Kaji turgor kulit, hydration, temperature tubuhdanneuromuskuler

irritability.b. Auskultasibunyi / suaranafasc. Kajiprilaku, tingkatenergi, dantingkatkesadaran

d. Review nilaipemeriksaanlaboratorium :Beratjenis urine, pH serum, analisa gas,darah, elektrolit serum,hemaktorit, BUN,kreatinen urine.

2. Diagnosa Keperawatan1. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan melalui

rute normal.2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidak mampuan untuk mencerna makanan.3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi.4. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik misalnya Urgensi.5. Kerusakan membran mukosa oral berhubungan dengan dehidrasi.

Page 7: askep new

3. Rencana Keperawatan

1. Resiko Kekurangan Volume Cairan a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien 3x24 jam,

kebutuhan volume cairan pada klien terpenuhi.b. Kriteria hasil : klien tidak lagi mengalami dehidrasi, berat badan klien

meningkat dan keluhan klien berkurang. TTV TD : 110/80 – 120/90 mmHg

T : 36,5 -37,0 HR: 70-100x/mnt RR : 16-20x/mnt

c. Intervensi 1) Observasi TTV dan KU klien2) Beri cairan sesuai dengan kebuhan klien3) Ajarkan klien minum sedikit tapi sering4) Kolaborasi pemberian cairan dengan dokter

2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuha. Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama

3x24jam, diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.b. Kriteria hasil : asupan nutrisi pada klien terpenuhi, berat badan klien kembali

normal dan feses berbentukc. Intervensi :

1) Observasi berat badan 2) - Berikan asupan nutrisi yang adekuat dan sajikan makanan selagi hangat

-Ajakan klien makan sedikit tapi sering 3) Ajarkan klien untuk mengonsumsi makanan yang banyak mengadung

nutrisi4) Kolaborasi pemberian nutrisi dengan ahli gizi

3. Hipertermia a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama

3x24jam, diharapan suhu tubuh klien kembali normalb. Kriteria hasil : T: 36,5 – 37,0c. Intervensi

1) Observasi suhu tubuh klien 2) Berikan kompres hangat3) Ajarkan klien minum sedikit tapi sering4) Kolaborasi pemberian obat penurun panas dengan dokter

Page 8: askep new

4. Insomniaa. Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama

3x24jam, diharapkan klien dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas tidurb. Kriteria hasil : klien dapat tidur dengan waktu sekitar 7-9 jam/haric. Intervensi :

1) Observasi kualitas tidur klien2) Berikan relaksasi pada klien3) Ajarkan klien melakukan hal yang biasanya ia sukai sebelum tidur4) Kolaborasi dengan pskiater

5. Kerusakan membran mukosa orala) Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama

3x24jam, diharapkan membran mukosa oral klien kembali normalb) Kriteria hasil : bibir tampak lembab dan warna bibir tidak pucatc) Intervensi

1) Observasi kelembaban mukosa bibir klien2) Berikan minum air putih sedikit tapi sering3) Ajarkan klien mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin c yang

cukup4) Kolaborasi pemberian vitamin C

2.8 Evaluasi

1. Klien mampu menunjukkan hasil intake dan output secara seimbang2. Klien mampu menunjukkan hasil elektrolit serum dalam batas normal3. Klien mampu menunjukkan hasil vital sign dalam batas normal4. Klien mampu menunjukkan hasil kualitas tidur yang cukup5. Klien mampu menunjukkan mukosa bibir tidak kering lagi

DAPTAR PUSTAKA

Syaffudin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 3). Jakarta:EGC

Doenger. ME. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan ( Edisi3). Jakarta:EGC

Carpenito.LT.(1997). Diagnosa keperawatan ( Edisi 6). Jakarta.EGC

Page 9: askep new

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. SR

DENGAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN

DI RUANG ANGSA RSUD WANGAYA

 3.1   PENGKAJIAN

Pengkajian diambil tanggal : 2 Februari 2015

Tanggal masuk : 1 Februari 2015

Ruangan / kelas : Angsa

No Kamar : A/05

Jam : 11.00

No.CM :420531

3.1.1 Identitas

a.      Identitas Pasien

Nama                        : Ny. SR

Umur                        : 20 Tahun

Agama                      : Hindu

Jenis Kelamin           : Perempuan

Status                        : Menikah

Pendidikan                : SMA

Pekerjaan                  : Swasta

Suku Bangsa             : Indonesia

Alamat                      : Br. Satria Blahbatuh

Tanggal Masuk         : 01 Februari 2015

Tanggal Pengkajian   : 02 Februari 2015

No. Register              : 420531

Diagnosa Medis        : Diare Akut dan Dehidra

Page 10: askep new

b.      Identitas Penanggung JawabNama                        : Tn.A

Umur                        : 25 Tahun

Hub. Dengan Pasien : suami

Pekerjaan                  : Swasta

Alamat                      : Br. Satria Blahbatuh

3.1.2 Status Kesehatana.      Status Kesehatan Saat Ini1)   Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)           Pada saat MRS dan pengkajian, pasien mengeluh mual, muntah, lemas di seluruh

badannya dan pasien BAB lebih dari 7x sehari.

2)   Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini     Sejak kemarin pasien mengalami diare. Sebelum masuk RS pasien mengkonsumsi

obat yang dibeli diwarung tetapi tidak ada perubahan. Kemudian pasien dibawa ke rumah

sakit. Sesampainya di RS pasien langsung dirujuk ke IGD, keadaan pasien saat itu lemes,

pusing, dan mual, muntah, sehinggga perawat memberikan tindakan medis seperti

memasang infus, mengukur TTV dan akhirnya dibawa ke ruang Angsa RSUD Wangaya

      Pada saat pengkajian pasien mengeluh masih sedikit pusing, mual dan muntah serta saat BAB konsistensi cair, tidak ada ampas, tidak ada darah, dan berlendir saat BAB.

3)   Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

      Hal yang pertama dilakukan keluarga pasien adalah membeli obat diwarung.

b.      Satus Kesehatan Masa Lalu

1)      Penyakit yang pernah dialami

      Pasien mengatakan bahwa ia pernah mengalami penyakit seperti batuk, pilek, dan

demam.

2)   Pernah dirawat

      Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.

Page 11: askep new

3)   Alergi

      Pasien mengatakan bahwa ia tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan

ataupun makanan

c.       Riwayat Penyakit Keluarga

           Pasien mengatakan bahwa ia maupun keluarganya tidak mempunyai riwayat

penyakit keluarga ataupun keturunan, seperti DM, asma, penyakit jantung, maupun

hipertensi.

d.      Diagnosa Medis dan therapy

1)      Diagnose medis : Diare Akut dan Dehidrasi

2)      Therapy

JENIS NAMA OBAT DOSIS RUTE

Injeksi IVFD RL+kCl IA 20 tpm Intravena

Injeksi Levolin 1x1 fls Intravena

Tablet Tri mexol forte 3x1 mg Oral

Tablet Trans fector 3x2 mg Oral

Tablet Govasol 1x1 mg Oral

Tablet Ripal bumin 3x2 mg Oral

3.1.3      Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

a.       Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan

      Pasien mengatakan bahwa gaya hidupnya kurang baik, karena ia memiliki

kebiasaan minum kopi 3xsehari, minum alkohol hampir setiap hari dan dimulai sejak

SMA, serta kebiasaan merokok 7 batang per hari.

b.      Pola Nutrisi-Metabolik

sebelumsakit  :  Pasien mengatakan bahwa ia biasa makan 4x sehari dengan 1 porsi.

Menunya seperti nasi, daging, sayur, dan makanan habis dalam 1 porsi.Pasien biasa

minum air putih ± 9 gelas/hari dan sering minum-minumanan yang beralkohol.Berat

badannya 55kg dan tinggi badannya 165cm.

Page 12: askep new

saat sakit :Pasien mengatakan bahwa nafsu makannnya menurun, ia makan 3x sehari 1

porsi dengan menu bubur dan sayur bening, tetapi masih bersisa, dan biasa minum air

putih ±2 gelas/hari. Berat badannya 52kg dan tinggi badannya 165cm.

c.       Pola Eliminasi

   BAB

sebelum sakit    : Pasien mengatakan bahwa ia biasa BAB setiap pagi hari dengan bentuk

faces padat, warna feses kuning, bau khas feses, dan feses tidak bercampur darah.

saat sakit           : Pasien mengatakan bahwa ia BAB ± 7x/hari dengan bentuk fases encer,

feses berwarna kuning, feses tidak ada darah tidak berampas,terdapat sedikit lender saat

BAB.

d.      Polaaktivitas dan latihan

1)   Aktivitas

Kemampuan

Perawatan Diri

0 1 2 3 4

Makan dan minum   √

Mandi √

Toileting √

Berpakaian √

Berpindah √

0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:

tergantung total

2)  Latihan

sebelum sakit    : Pasien mengatakan bahwa ia biasa melakukan aktivitas sehari-hari

seperti bekerja

Page 13: askep new

saat sakit           : Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa melakukan  aktivitas seperti

sebelum sakit.

e.       Pola kognitif dan Persepsi

     Status mental pasien sadar, dapat berbicara dengan normal dan tidak ada gangguan

pada kemampuan membaca serta berinteraksinya, pendengaran dan penglihatan pasien

normal. Pasien mengatakan bahwa ia mengetahui penyakitnya.

f.       Pola Persepsi-Konsep diri

     Pasien mengatakan bahwa ia terganggu baik harga diri, konsep diri, ideal diri,

identitas diri, dan gambaran dirinya.

g.       Pola Tidur dan Istirahat

sebelum sakit    : Pasien mengatakan bahwa ia sering tidur larut malam, biasanya tidur 8

jam sekitar dari pukul 21.00 Wita sampai dengan 05.00 Wita, ia tidur dengan nyenyak.

saat sakit           : Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur dengan nyenyak, ia tidur

pukul 10.00 Wita dan sering terbangun karena merasa mules.

h.      Pola Peran-Hubungan

     Pasien mengatakan bahwa dukungan keluarganya sangat berpengaruh dalam proses

penyembuhannya.

i.        Pola Seksual-Reproduksi

   Pasien mengatakan bahwa ia mempunyai 1 orang anak laki-laki yang masih bersekolah.

j.        Pola Toleransi Stress-Koping

   Pasien mengatakan bahwa ia tidak dapat makan dan minum-minuman kesukaannya, ia

hanya bisa menahan keinginannya tersebut, tetapi tidak sampai membuatnya depresi hanya

Page 14: askep new

saja merasa sedih karena penyakitnya menggagalkan semua rencana kegiatannya. Pasien

memiliki keinginan keras untuk sembuh.

k.      Pola Nilai-Kepercayaan

     Pasien mengatakan bahwa ia beragama hindu dan biasanya bersembahyang ke pura pada

hari-hari tertentu saja. Saat sakit ia biasa lebih sering berdoa di tempat tidur saja.

3.1.4.    Pengkajian Fisik

a.    Keadaan umum : Lemas

Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma

GCS         : verbal=5, Psikomotor = 6, Mata = 4

Tanda-tanda vital :TD : 90/60 mmHg

S : 39M C

RR : 20x/menit

N : 108x/menit

b.    Keadaan fisik

1) Kepala  dan leher       :

           Bentuk kepala pasien normal simetris, tidak terlihat adanya alopesia, warna rambut

hitam, kebersihan cukup, tidah terdapat luka pada kulit kepala dan wajah, tidak ada nyeri

tekan, tidak teraba massa. Alis dan mata terlihat simetris, tidak terdapat udim palpebra, sklera

aninterik, pupil isokor miosis, konjungtiva anemis. Hidung simetris, tidak terlihat adanya

serumen, penyebaran silia merata, tidak teraba massa dan nyeri tekan pada sinus frontalis,

sinus etmoidalis, sinus spenoidalis, dan sinus masilaris. Telinga simetris, tidak terlihat adanya

serumen dan discart, tidak terlihat adanya betelsains, tidak teraba massa dan nyeri tekan pada

tragus, cartilago, dan aurikul. Mulut simetris, mukosa bibir kering, tidak terlihat adanya

stomatitis. Leher terlihat simetris, tidak terlihat adanya hiperpigmentasi, tidak terlihat adanya

lesi, tidak terlihat peningkatan JVP, tidak teraba massa pada kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.

Page 15: askep new

2)       Dada  :

   Paru

        Bentuk paru terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, terlihat adanya

tatto,tidak teraba massa dan nyeri tekan, terdengar suara sonor pada ICS 2-8.

   Jantung

        Terlihat iktus kordis,terdengar suara S1 dan S2 tunggal reguler tidak teraba massa

dan nyeri tekan.

3)       Payudara dan ketiak   :

           Bentuk payudara terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat

hiperpigmentasi, tidak teraba massa dan nyeri tekan.

4)      Abdomen       :

Tidak terlihat adanya hiperpigmentasi,tidak terlihat adanya lesi pada abdomen. Terdengar

gerakan peristaltik ±37 kali/menit. Terdapat nyeri tekan pada abdomen. Terdengar suara pekak.

5) Genetalia        : -

          

6)     Integumen :

           Tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi, terlihat adanya tatto

di bagian tangan, kaki, dada dan punggung, kulit terlihat kering dan turgor kulit tidak elastis.

7)        Ekstremitas     :

         Atas

Tangan terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat

hiperpigmentasi, terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering, terjadi refleks bisep, dan

kekuatan otot 4.

Page 16: askep new

         Bawah

Kaki terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi,

terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering, terjadi refleks babinskyn, terjadi refleks patela,

dan kekuatan otot 4.

8)      Neurologis      :

   Status mental da emosi :

      Ekspresi wajah pasien tampak sedih dan kesal karena harus bolak-balik toilet

   Pengkajian saraf kranial :

      Semua saraf kranial yang mengatur panca indra pasien berfungsi secara normal

   Pemeriksaan refleks :

      Semua refleks pada pasien berfungsi secara normal

c.     Pemeriksaan Penunjang

JUMLAH SEL

DARAH

HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

Hemoglobin (HGB) -10,5 g/dl 13,0-18,0

Hematokrit (HTC) -31,8 % 40-52

Lekosit (WBC) 7,80 10^3/UL 3,8-10,6

Trombosit (PLT) 346 10^3/UL 150-440

Eritrosit (RBC) -3,64 10^3/UL 4,5-6,5

RDW 12,9 % 10-16

MPV -7,1 fL 7,2-11,1

PCT 0,2 % 0,2-0,5

MCV 87,4 fL 80-100

MCH 28,8 Pg 26-34

Page 17: askep new

MCHC 33,0 Pg 32-36

Limfosit % 10,7 % 20-35

Monosit % 3,3 % 2-8

Gran % 86,0 % 50-80

Lymp # 0,80 10^3/UL 1-5

Monosit # 0,30 10^3/UL 0,1-1

Gran # 6,50 10^3/UL 2-8

Pemeriksaan pada tanggal 2 Februari 2015

NAMA

PEMERIKSAAN

HASIL NILAI

RUJUKAN

SATUAN KET.

FUNGSI HATI

Albumin 2,6* 3,4-4,8 g/dl

ELEKTROLIT

Natrium (Na)

Kalium (K)

Chloride (Cl)

138

2,2*

9,8

135-147

3,5-5,0

98-106

mmol/L

mmol/L

mmol/L

2.      Pemeriksaan radiologi : -

3.      Hasil konsultasi : -

4.      Pemeriksaan penunjang diagnostic lain :-

3.2  ANALISA DATA A.     Tabel Analisa Data

NO.

DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Perubahan pola BAB / Kekurangan volume

Page 18: askep new

     Pasien mengatakan biasa minum

air putih ±3 gelas/hari.

     Pasien mengatakan bahwa ia

BAB ±7x sehari dengan karakter

fesesnya cair,tidak ada

ampas,tidak ada darah,dan

berlendir saat BAB.

DO :

  Kulit pasien terlihat kering dan

turgor kulit tidak elastis ≥ 4 detik

mukosa bibir kering

mata cowong

muntah

TD     = 90/60mmHg

S = 39˚C

RR = 20x/menit

N = 108x/menit

mencret↓

Out put berlebih↓

Kekurangan volume cairan

cairan

2. DS :

  Pasien mengatakan bahwa nafsu

makannnya menurun, ia makan

3x sehari 1 porsi dengan menu

bubur dan sayur bening, tetapi

masih bersisa

  Pasien mengatakan bahwa ia

BAB ± 7x/hari dengan bentuk

fases encer, feses berwarna

kuning, feses tidak ada darah,

tidak berampas ,terdapat sedikit

lendir.

  Pasien mengatakan sebelum sakit

berat badannya 55kg dan setelah

Mual muntah↓

Tidak nafsu makan↓

Ketidak seimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh

Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh

Page 19: askep new

sakit berat badannya 52kg dan

tinggi badannya 165cm

  Pasien mengatakan pusing dan

mual +, muntah +

DO:

  Wajah pasien terlihat pucat

  Pasien terlihat lemas

Mukosa bibir kering

Mata cowong

Tanda-tanda vital

TD = 90/60mmHg

S = 39˚C

RR = 20x/menit

N = 108x/menit

3.

4.

DS :

Pasien mengatakan bahwa

badannya panas dan merasa

gelisah.

DO :

TTV pasien :

TD : 90/60 mmHg

S : 390C

RR : 20x/menit

N : 108x/menit

-badan pasien tampak berkeringat

DS :

   Pasien mengatakan bahwa ia

tidak bisa tidur dengan nyenyak,

biasanya ia tidur pukul 20.00

Wita dan sering terbangun.

Kehilangan cairan berlebih

↓Dehidrasi

↓Hipertermi

Nyeri abdomen

Berkurangnya kwalitas tidur

hipertermia

insomnia

Page 20: askep new

5.

DO:

  Wajah pasien terlihat pucat

  Terlihat adanya lingkaran hitam

pada sekitar mata pasien

DS :

Pasien mengatakan bibir terasa

kering dan pasien mengeluh nyeri

saat mengunyah makanan

DO :

-bibir pasien terlihat kering

- mukosa oral pasien terlihat

bengkak dan kemerahan

Insomnia

Kekurangan vitamin c

Kerusakan membrane mukosa oral

Kerusakan membran mukosa oral

3.3 Tabel Daftar  Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

NO TANGGAL / JAM

DITEMUKAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGALTERATASI

Ttd

1. 3-02-2015Pkl. 11.00

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan ditandai dengan pasien

mengatakan biasa minum air putih ±3 gelas/hari,

pasien mengatakan bahwa ia BAK ±3 x/hari, dengan

karakter urinenya kuning pekat, kulit pasien terlihat

kering dan turgor kulit tidak elastis, konjungtiva

5-02-2015

Page 21: askep new

anemis, mukosa bibir kering, mata cowong dan TD     

= 90/60  mmHg

2. 3-02-2015Pkl. 11.00

Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk

mengabsorpsi nutrien ditandai dengan pasien

mengatakan bahwa nafsu makannnya menurun, ia

makan 3x sehari 1 porsi dengan menu bubur dan

sayur bening, tetapi masih bersisa, pasien

mengatakan bahwa ia BAB ± 7x/hari dengan bentuk

fases encer, feses berwarna kuning, feses tidak ada

darah,terdapat sedikit lendir  dan tidak ada ampas,

pasien mengatakan berat badannya 52kg dan tinggi

badannya 165cm, pasien mengatakan sedikit pusing,

konjungtiva terlihat anemis, wajah pasien terlihat

pucat, pasien terlihat lemas , mukosa bibir kering,

dan mata cowong.

5-02-2015

3.

4.

3-02-2015Pkl. 11.00

3-02-2015 Pkl. 11.00

Insomnia berhubungan dengan tidur terputus ditandai

dengan pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur

dengan nyenyak, pada saat sehat pasien biasa tidur

pkl 21.00 Wita tapi semenjak sakit pasien

mengatakan tidur pkl 01.00 dan sering terbangun,

wajah pasien terlihat pucat, dan terlihat adanya

lingkaran hitam pada sekitar mata pasien.

Hipertermia berhubungan dengan keadaan fisik

pasien yang ditandai dengan pasien mengatakan

tidak enak badan, meriang, dan menggigil.

TTV :

TD : 90/60 mmHg

S : 390C

5-02-2015

5-02-2015

Page 22: askep new

5. 3-02-2015 Pkl 11.00

RR : 20x/menit

N : 108x/menit

Kerusakan membran mukosa oral berhubungan

dengan nyeri ditandai dengan pasien mengatakan

nyeri pada saat makan.

5-02-2015

Page 23: askep new

Hari/

Tgl

No

Dx

Rencana Perawatan Ttd

Tujuan dan

Kriteria HasilIntervensi Rasional

3-02-2015

1 Setelah diberikan

askep selama 3x24

jam, diharapkan

volume cairan

pasien dapat

kembali normal,

dengan KH :

   Turgor kulit dapat

kembali elastic

kembali dalam 3

detik

   Mukosa bibir

lembab

  Tidak ada terjadi

dehidrasi

   TTV :

TD = 90/60

S    = 39 MC

N   = 108x/menit

   RR = 20x/menit

aKaji tanda vital,

contoh TD, frekuensi

jantung, nadi, dan

suhu (kesamaan dan

volume

b)   Catat perubahan

mental, turgor kulit,

hidrasi, membrane

mukosa, dan

karaktersputum

c)Ukur/hitung

masukan, pengeluaran,

dan keseimbangan

cairan. Catat

kehilangan tak

tampak.

d)Kaji tanda vital,

contoh TD, frekuensi

jantung, nadi, dan

suhu

E . Berikan cairan IV

(RL,Nacl) dalam

observasi ketat dengan

alat control sesuai

indikasi

aKekurangan /

perpindahan cairan

meningkatkan frekuensi

jantung, menurunkan

TD, dan mengurangi

volume nadi.

  b)Penurunan curah

jantung mempengaruhi

perfusi/ fungsi serebral.

Kekurangan cairan juga

dapat diidentifikasi

dengan penurunan

turgor kulit, membrane

mukosa kering, dan

viskositas secret kental.

 c)  Memberikan

informasi tentang status

cairan umum.

Kecenderungan

keseimbangan cairan

negatifdapat

menunjukan terjadinya

deficit.

 d)Perubahan cepat

menunjukkan gangguan

dalam air tubuh total

   Untuk membedakan

TTV normal klien

dengan keadaan pada

saat sakit.

 e) Memperbaiki/

mempertahankan

volume sirkulasi dan

tekanan osmotic.

Catatan meskipun

Page 24: askep new

3.5           Implementasi Keperawatan

Hari/

Tgl/Jam

No. DxTindakan Keperawatan Evaluasi proses

Ttd

03-02-2015

Pkl.

07.00Wita

Pkl.

08.15Wita

Pkl.

08.15Wita

Pkl.

08.15Wita

Pkl.

11.00Wita

Pkl.16.10Wita

Mengganti alat tenun DS : pasien mengatakan

bersedia diganti alat tenunnya

DO : tempat tidur pasien

terlihat lebih bersih

Menimbang berat badan pasien DS: Pasien mengatakan 

bersedia diukur berat badannya

DO: BB pasien 52kg

Memberikan cairan IV RL DS: Pasien mengatakan

bersedia dipakaikan infus

DO: obat dimasukkan melalui

injeksi dan tidak terlihat

adanya reaksi alergi.

Memberikan obat oral tri mexol

forte, trans fector, govasol

DS: pasien bersedia diberikan

obat

DO: obat diberikan secara oral

Mengkaji TTV DS : pasien mengatakan lemas

dan nyeri saat menelan

DO:

Nadi  = 100Suhu  = 38 MCTD     = 100/70 mmHg,

RR     = 20

Page 25: askep new

Pkl.16.10Wita

Pkl.22.00Wita

Menanyakan asupan makanan/

minuman

DS : pasien mengatakan tidak

nafsu makan

DO : makanan pasien terlihat

masih tersisa

Memberikan obat oral DS: pasien bersedia diberikan

obat

DO: tidak terlihat adanya

reaksi alergi

Memberikan obat oral DS: pasien bersedia diberikan

obat

DO: tidak terlihat adanya

reaksi alergi

04-02-2015

Pkl.

05.00Wita

Pkl.

05.15Wita

Pkl.

07.05Wita

Pkl.

08.15Wita

Mengkaji TTV DS : pasien mengatakan lemas,

nafsu makan menurun

DO:

Nadi  = 100Suhu  = 38 MCTD     =100/70 mmHg

RR     = 20

Memandikan pasien DS : pasien menolak untuk

dimandikan

DO: pasien dimandikan oleh

keluarganya

Mengganti alat tenun DS : pasien mengatakan lebih

nyaman

DO : tempat tidur pasien

terlihat lebih bersih

Mengganti cairan infuse DS : pasien bersedia diganti

infusnya

DO : Infus berjalan dengan

Page 26: askep new

Pkl.

08.15Wita

Pkl.

11.00Wita

Pkl.

16.05Wita

lancar

Memberikan obat tri mexol forte,

trans fector, govasol, ripal bumin

DS: pasien bersedia diberikan

obat

DO: tidak terlihat adanya

reaksi alergi

Mengkaji TTV DS : pasien mengatakan lemas

DO:

Nadi  = 80

Suhu  = 37,3 MC

TD     =110/80 mmHg

RR     = 20

Mengkaji TTV DS : pasien mengatakan

pusing dan enek di ulu hati

DO:

Nadi  = 80 Suhu  = 36,7 MCTD     =120/80 mmHg

RR     = 20

Memberikan obat oral tri mexol

forte

DS: pasien bersedia diberikan

obat

DO: tidak terlihat adanya

reaksi alergi

Mengganti cairan infuse DS : pasien bersedia diganti

infusnya

DO : Infus berjalan dengan

lancar

Memberikan obat oral tri mexol

forte, trans fector, , ripal bumin

DS: pasien bersedia diberikan

obat

DO: obat diberikan secara oral

Mengkaji TTV DS: pasien mengatakan masih

Page 27: askep new

05-02-2015

Pkl.

05.00Wita

Pkl.

05.20Wita

Pkl.07.15Wita

Pkl.10.15WitaPkl.10.15Wita

Pkl.11.15Wita

Pkl.16.15Wita

Pkl.17.15Wita

Pkl.

lemas

DO:

Nadi  = 80 Suhu  = 36,7 MCTD     =120/80 mmHg

RR     = 20

Memandikan pasien DS : pasien menolak untuk

dimandikan

DO: pasien dimandikan oleh

keluarganya

Mengganti alat tenun DS : pasien mengatakan lebih

nyaman dan dapat tidur dengan

nyenyak

DO : tempat tidur pasien

terlihat lebih bersih dan

lingkaran hitam pada mata

terlihat berkurang

Mengganti cairan infuse DS : pasien bersedia diganti

infusnya

DO : Infus berjalan dengan

lancar

Memberikan obat oral tri mexol

forte, trans fector, , ripal bumin,

govasol

DS: pasien bersedia diberikan

obat

DO: tidak terlihat adanya

reaksi alergi

Mengkaji TTV DS : pasien mengatakan sudah

tidak pusing

DO:

Nadi  = 80 Suhu  = 36, MC

Page 28: askep new

17.15Wita

Pkl.17.15WitaPkl.22.15Wita

TD     =120/80 mmHg

RR     = 20

Mengkaji TTV DS :Pasien mengatakan

minumnya ± 6gelas /hari

DO : mukosa bibir terlihat

kering, turgor kulit tidak

elastic, TTV-nya :

Nadi  = 80 Suhu  = 36 MCTD     =120/80 mmHg

RR     = 20

1,2 Memberikan obat oral tri mexol

forte, trans fector, , ripal bumin

DS: pasien bersedia diberikan

obat

DO: tidak terlihat adanya

reaksi alergi

Menanyakan asupan makanan/

minuman

DS : pasien mengatakan nafsu

makan menurun

DO : makanan pasien terlihat

masih bersisa

Mengganti cairan infuse DS : pasien bersedia diganti

infusnya

DO : Infus berjalan dengan

lancer

Memberikan obat oral tri mexol

forte

DS: pasien bersedia diberikan

obat

DO: tidak terlihat adanya

reaksi alergi

Page 29: askep new

3.6           Evaluasi Keperawatan

NoHari/Tgl

Jam

No

DxEvaluasi TTd

1.

6-02-2015

Pkl 08.00

Wita

S = Pasien mengatakan minumnya ± 6gelas /hari

O = mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit tidak elastic, TTV :

Nadi  = 80 Suhu  = 36,7 MCTD     =120/80 mmHg

RR     = 20 A = masalah teratasi sebagian

P = lanjutkan intervensi

       Memberikan minum seperti air putih

       Mengkaji TTV

2.

6-02-2015

Pkl 12.00

Wita

S = Pasien mengatakan nafsu makannya menurun

O = makanan pasien terlihat masih bersisa

A = Masalah teratasi sebagian

P = lanjutkan intervensi

ens

       Menganjurkan makan dengan perlahan

       Mengkaji karakteristik feses pasien

       Menimbang berat badan pasien

Page 30: askep new

3.

4.

5.

6-02-2015

Pkl 16.00

Wita

6-02-2015

Pkl 20.00

6-02-2015

Pkl 23.00

. S =  pasien mengatakan lebih nyaman dan dapat tidur dengan nyenyak

O = tempat tidur pasien terlihat lebih bersih  dan lingkaran hitam pada mata

terlihat berkurang

A = Masalah sudah teratasi

P = Pertahankan kondisi

= pasien mengatakan bahwa suhu tubuh menurun

= TTV :

TD : 100/70 mmHg

S : 370C

RR: 20x/menit

N : 90x/menit

= masalah sudah teratasi

=pertahankan kondisi

= pasien mengatakan nyeri berkurang pada saat makan

= bengkak dan kemerahan pada mukosa mulut pasien sudah terlihat

berkurang

= masalah teratasi sebagian

= pertahankan dan lanjut intervensi

Page 31: askep new

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 TEORI

Diare merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat baik di negara

berkembang maupun di negara berkembang.Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB

(Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yangsingkat.

Diare yang akut gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare

yang kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.Diare dapat disebabkan infeksi

maupun non infeksi.Dari penyebab diare yang banyak adalahdiare infeksi yang disebabkan

oleh virus, bakteri dan parasit.Diare infeksi juga dapat menyebabkan kematian.

Diare merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia.Di Amerika Serikat keluhan

diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter,

sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi

terdapat peringkat pertama s/d ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit.

Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan di negara

berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta

episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya.WHO memperkirakan ada sekitar 4

miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun.

Bila angka itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada

orang dewasa per tahun. Dari laporan surveilan terpadu tahun 2006 jumlah kasus diare

didapatkan 13,3 % di Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,45% pada penderita rawat inap

dan 0,05 % pasien rawat jalan. Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella,

Page 32: askep new

Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica.Disentri berat

umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh

Shigella flexneri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli.(Anonym. Wikipedia, The Free

Encyclopedia.

4.2 PENGKAJIANProses pengkajian yang dilakukan pada klien Ny.Sr dengan Diare di RS Wangaya

dilakukan perawat dengan  melakukan wawancara dengan klien, observasi dan pemeriksaan fisik langsung kepada klien. Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi disesuaikan dengan kondisi klien saat di kaji. Pada saat dilakukan pengkajian klien cukup terbuka sehingga mempermudah perawat  dalammengkaji  pasien dan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan dengan klien mau menjawab pertanyaan dari perawat. Data yang di dapat pada saat pengkajian pada Ny.Sr mengatakanBAB> 7x sehari.Dari hasil pengkajian Ny.Srterlihat selalu memegangi perutnya, raut wajah terlihat meringis menahan sakit Klien tampak , mukosa bibir kering, dan mata cuwong. Turgor kulit tidak elastic>4dtk.Didapatkan hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut TD: 90/60 mmHg, N: 108 x/mnt, RR: 20/mnt, S: 39oC.Dari hasil pengkajian tersebut menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang ada pada klien tidak jauh berbeda dengan konsep teori yang ada.

Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan identifikasi masalah yang dihadapi oleh klien yang merupakan data fokus dan selanjutnya dirumuskan diagnosa atau masalah keperawatan.

4.3 DIAGNOSA KEPERAWATANBerdasarkan tinjauan teoritis pada BAB II,  pada klien Ny.Sr dengan diare adalah ada 5 diagnosa yang diangkat, meliputi :1. Resiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan melalui

rute normal2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak

mampuan untuk mencerna makanan3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi4. Insomnia berhubungan dengan kitidaknyamanan fisik misalnya urgensi5. Kerusakan membran mukosa oral berhubungan dengan dehidrasi

Alasan kelompok mengambil diagnose yang pertama Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan klien mengatakan BAB >7x sehari.Saat dilakukan pengkajian didapat hasil mukosa bibir kering, kulit kering, mata

Page 33: askep new

cuwong, Turgor kulit tidak elastic>4dtk. Kemudian kelompok mengambil diagnosa kedua yaitu ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan klien mengalami mual dan muntah serta hilangnya nafsu makan lalu berat badan klien menurun. Dan kelompok mengambil diagnosa ketiga yaitu hipertermia ditandai dengan Klien mengatakan suhu tubuh klien meningkat hingga 39oC. Diagnosa keempat yaitu klien mengalami insomnia ditandai dengan berkurangnya kualitas tidur klien karena sering ke kamar mandi buang air besar. Diagnosa yang ke lima klien mengalami kerusakan membran mukosa oral yang ditandai dengan mukosa bibir kering bibir kering.

4.3 PERENCANAANPerencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul, dikelompkkan,

dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien.Setelah masalah ditentukan berdasarkan prioritas, tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan.Tujuan bisa ditetapkan dalam jangka panjang atau jangka pendek, harus jelas, dapat diukur dan realistis.Ditegaskan dalam bentuk perubahan, kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang disusun pada rencana keperawatan, pada penyusunan kriteria hasil perawat menyesuaikan dengan waktu pemberian perawatan yang dilakukan oleh perawat yaitu selama 3x24 jam. Perencanaan yang dibuat pada Ny.Sr dengan masalah utama Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam  maka klien akan mendemostrasikan kekurangan volume cairan teratasi.

4.4 PELAKSANAAN/IMPLEMENTASISetelah rencana keperawatan dibuat, kemudian dilanjutkan dengan

pelaksanaan.Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang diberikan pada Ny.Sr dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang dimilki oleh klien berdasarkan ilmu – ilmu keperawatan dan ilmu – ilmu lainnya yang terkait.Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat terlaksana dengan baik.

4.5 EVALUASIEvaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses

keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian atau belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji, direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali. Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui

Page 34: askep new

perbandingan asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di tetapkan lebih dulu.Pada tahap evaluasi yang perawat lakukan pada Ny.Sr adalah melihat apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditetapkan. Dari  ketiga  diagnosa, diagnosa kekurangan volume cairan, diare dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengan cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya dari 200 g atau 200 ml/24 jam.

2. Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005) adalah:a. Infeksi Enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama

diare.                                                       1) Infeksi Bakteria  :    Vibrio, E.coli, Salomella campilo baster.2) Infeksi Virus  : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus,    Astrovirus.3) Infeksi Parasit  : Cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoeba

histolica,giardia lambia), jamur (candida aibicans).b. Infeksi Parenteral :Infeksi diluar alat penceranaan makanan seperti Tonsilitis,

broncopneumonia, Encefalitis,meliputi:1) Faktor Malabsorbsi : karbohidrat, lemak, protein2) Faktor Makanan  : basi, racun, alergi3) Faktor Psikologi  :  rasa takut dan cemas

3. Beberapa tanda dan gejala tentang diarea: Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.Terdapat lika tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek ( elastisitas kulit menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering. Kram abdomenal. Demam. Mual dan muntah. Anoreksia. Lemah. Pucat. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine.

Page 35: askep new

4. Pemeriksaan penunjang hasil pemeriksaan lab, Leukosit, Trombosit, hemoglobin, hematokrit, pemeriksaan feses.

5. Diagonasa Keperawatan yang muncul :a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif b. Diare berhubungan dengan parasit c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan

5.2 Saran Harapan penulis, bagi mahasiswa D3 keperawatan dengan adanya makalah ini dapat membantu dalam pembuatan asuhan keperawatan dan memperluas wawasan serta pengetahuan mengenai masalah kesehatan yang biasa di temui di dunia kesehatan khususnya Diar

DAPTAR PUSTAKA

Syaffudin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 3). Jakarta:EGC

Doenger. ME. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan ( Edisi3). Jakarta:EGC

Carpenito.LT.(1997). Diagnosa keperawatan ( Edisi 6). Jakarta.EGC