askep tumor sinonasal new
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATANKARSINOMA SINONASALKARSINOMA SINONASAL
Definisi
• Karsinoma sinonasal
Pertumbuhan jaringan abnormal di sinus paranasal dan jaringan sekitar hidung
• Karsinoma sinonasal
Pertumbuhan jaringan abnormal di sinus paranasal dan jaringan sekitar hidung
LOKASI
• Sinus maksilaris
• Sinus etmoidalis
• Sinus sfenoidalis
• Sinus frontalis
Etiologi
Zat kimia atau bahan industri
Alkohol
Asap rokok
Makanan yang diasin atau diasap
MANIFESTASI KLINIS1. Gejala nasal
• Obstruksi hidung unilateral
• Sekret sering bercampur darah khas berbau karena mengandung jaringan nekrotik
• Deformitas hidung
2. Gejala orbital
• Diplopia
• Oftalmoplegia
3. Gejala oral
• Ulkus di palatum
• Mengeluh gigi goyang
4. Gejala fasial
• Penonjolan pipi
• Nyeri, parestesia muka jika mengenai nervus trigeminus.
5. Gejala intrakranial
• Sakit kepala hebat
• Oftalmoplegia
• Leukoria
StagingT : Tumor.
T1 :Tumor pada dinding anterior antrumTumor pada dinding nasoantral inferiorTumor pada palatum bagian
anteromedialT2 :
Invasi ke dinding lateral tanpa mengenai otot
Invasi ke dinding superior tanpa mengenai orbita
T3 : Invasi ke m. pterigoid Invasi ke orbita Invasi ke selule etmoid anterior tanpa mengenai
lamina kribrosa Invasi ke dinding anterior dan kulit diatasnyaT4 : Invasi ke lamina kribrosa Invasi ke fosa pterigoid Invasi ke rongga hidung atau sinus maksila
kontralateral Invasi ke lamina pterigoid Invasi ke selule etmoid posteriorEkstensi ke resesus etmo-sfenoid
N : N1 :Teraba kelenjar, dapat digerakkan.N2 :Tidak dapat digerakkan.M : MetastasisM1 :Stadium dini, tumor terbatas di sinus.M2 :Stadium lanjut, tumor meluas ke strukturyang berdekatan
StadiumStadium I T1 N0 M0
Stadium IIa T2a N0 M0
Stadium IIb T1
T2a
T2b
N1
N1
N0,N1
M0
M0
M0
Stadium III T1
T2a,T2b
T3
N2
N2
N2
M0
M0
M0
Stadium IVa T4 N0,N1,N2 M0
Stadium IVb Semua T N3 M0
Stadium IVc Semua T Semua N M1
Patofisiologi
Karsinogen
Memicu timbulnya penyakit
HPV EBV
Karsinoma sinonasal
Pemeriksaan Fisik
• Wajah asimetris atau tidak
• Pemeriksaan kavum nasi dan nasofaring
• Pemeriksaan nasoendoskopi dan sinuskopi
• Pemeriksaan KGB leher
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Patologi Anatomi tumor
(meatus nasi inferior)
• Foto polos
• CT-scan
• MRI (Perluasan tumor di dalam sinus maksilaris dan sinus frontal, melihat ekstensi ke fosa kranii anterior/medial, melihat foramen optikum dan dinding orbita)
Terapi
• Bedah
• Radioterapi
• Kemoterapi
Pembedahan
Rinotomi lateral
Maksilektomi partial/total (kombinasi eksenterasi orbita atau dengan kombinasi deseksi leher radikal)
Radiasi• Dilakukan bila operasi kurang radikal atau residif• Pra bedah pada tumor yang radio sensitif
Kemoterapi• Dilakukan atas indikasi tertentu (misal Tumor
sangat besar/inoperable, metastasis jauh, kombinasi dengan radiasi)
• Keluhan utama
Nyeri hidung • Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengeluh sulit bernafas.• Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien pernah menderita penyakit akut dan pendarahan hidung atau trauma, pernah mempunyai riwayat penyakit THT, pernah menderita sakit gigi geraham.
• Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang mungkin berhubungan dengan penyakit klien sekarang
Pengkajian
Pemeriksaan Kelainan
Hidung luar
Deformitas +
Kelainan congenital -
Trauma -
Radang -
+ : benjolan dengan ukuran 0,5x1
cm , konsistensi padat,
permukaan tidak rata, batas tegas,
terfiksir, nyeri tekan(+)
Sinus paranasal
Pemeriksaan Dextra Sinistra
Nyeri tekan - -
Nyeri ketok - -
Diagnosa Keperawatan
• Obstruksi jalan nafas berhubungan dengan kebersihan jalan nafas tidak efektif.
• Nyeri b/d kompresi/destruksi jaringan saraf dan proses inflamasi.
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status metabolik akibat keganasan, efek radioterapi/kemoterapi dan distres emosional.
• Risiko infeksi b/d ketidak-adekuatan pertahanan sekunder dan efek imunosupresi radioterapi/kemoterapi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif
Kriteria : Frekuensi nafas normal, tidak ada suara
nafas tambahan, tidak menggunakan otot pernafasan tambahan, tidak terjadi dispnoe dan sianosis.
Intervensi
• Kaji bunyi nafas atau kedalaman pernapasan dan gerakan dada.
• Catat kemampuan mengeluarkan mukosa/batuk efektif
• Berikan posisi fowler atau semi fowler
• Bersihkan sekret dari mulut dan trakea
DX2
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang
Kriteria : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan
berkurang atau hilang Klien tidak mengeluh kesakitan lagi
• Lakukan tindakan kenyamanan dasar (reposisi, masase punggung) dan pertahankan aktivitas hiburan (koran, radio)
• Ajarkan kepada klien manajemen penatalaksanaan nyeri (teknik relaksasi, napas dalam, visualisasi, bimbingan imajinasi)
• Berikan analgetik sesuai program terapi.
• Evaluasi keluhan nyeri (skala, lokasi, frekuensi, durasi)