askep tumor otak.doc erna

42
A. KONSEP DASAR PENYAKIT I. Definisi Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang tengkorak Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak. Tumor intracranial meliputi lesi benigna dan maligna. Tumor intracranial dapat terjadi pada beberapa struktur area otak dan pada semua kelompok umur. Tumor otak dinamakan sesuai dengan jaringan dimana tumor itu muncul. II. Epidemiologi Tumor otak mewakili sebanyak 20% dari semua kanker pada anak-anak. Pada kelompok usia ini 70% tumor primer tumbuh di daerah fosa posterior, sementara pada orang dewasa, proporsi yang sama tumbuh di atas tentorium. Pada orang dewasa terdapat insiden tumor primer dan metastatik yang hampir sama. III. Etiologi Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent

Upload: septian-ady-setiawan

Post on 21-Jun-2015

2.135 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Tumor Otak.doc Erna

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

I. Definisi

Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang

tengkorak

Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas

yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak.

Tumor intracranial meliputi lesi benigna dan maligna. Tumor intracranial dapat

terjadi pada beberapa struktur area otak dan pada semua kelompok umur. Tumor

otak dinamakan sesuai dengan jaringan dimana tumor itu muncul.

II. Epidemiologi

Tumor otak mewakili sebanyak 20% dari semua kanker pada anak-anak. Pada

kelompok usia ini 70% tumor primer tumbuh di daerah fosa posterior,

sementara pada orang dewasa, proporsi yang sama tumbuh di atas tentorium.

Pada orang dewasa terdapat insiden tumor primer dan metastatik yang hampir

sama.

III. Etiologi

Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan

bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor

tertentu. Agent tersebut meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan

defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat

terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. (Fagan

Dubin, 1979; Larson, 1980; Adams dan Maurice, 1977; Merrit, 1979).

Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma

metastase lebih sering menuju ke otak dari pada sarkoma. Lokasi utama dari

tumor otak metastase berasal dari paru-paru dan payudara.

Page 2: Askep Tumor Otak.doc Erna

IV. Patofisiologi

Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi

berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien.

Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu.

Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2

faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial.

Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan

infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan

neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh

paling cepat.

Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh

menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada

umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin

dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer. Serangan kejang

sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan kompresi

invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk

kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat

gangguan neurologis fokal.

Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor :

bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan

perubahan sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan

bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari

ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam

jaruingan otak. Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga

disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan

oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan

kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinal dari

ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.

Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara

cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya.

Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk

Page 3: Askep Tumor Otak.doc Erna

menjadi efektif dan oelh karena ity tidak berguna apabila tekanan intrakranial

timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan

volume darah intra kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan

intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati

mengakibatkan herniasi ulkus atau serebulum. Herniasi timbul bila girus

medialis lobus temporals bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh

massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men ensefalon menyebabkab

hilangnya kesadaran dan menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil

sebelum bergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa

posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat.

Intrakranial yang cepat adalah bradicardi progresif, hipertensi sistemik

(pelebaran tekanan nadi) dan gangguan pernafasan.

Page 4: Askep Tumor Otak.doc Erna

Tumor otak

Gangguan fokal

Peningkatan tekanan intrakranialKehilangan fungsi scr akut sesuai area yg terkena

Perubahan suplai darah akibat tekanan yg ditimbulkan tumor yg tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak

Penekanan pd jaringan otak,ifiltrasi/invasi langsung pd parenkim otak dg kerusakan jaringan neuron

Obstruksi caiaran serebrospinal

Mekanisme kompensasi dr peningkatan TIK

Peningkatan TIK yg cepat

Terbentuknya edema sekitar tumor

Perubahan sirkulasi cairan serebrospinal

Bertambahnya massa dlm tengkorak

Ancama kematian

Kompresi medulla oblongata

Herniasi menekan mesensefalon

CemasHidrosefalus Hernia unkus/ serebbellum

Hilangnya kesadaran& menekan saraf otak

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Pola nafas tidak efektif

Henti pernapasan, nausea, muntah

Risiko kekurangan volume cairan

Pathway

Causa unknown/idiopatik

hemiparese

Gejala perubahan mental, hemiparesis, ataksia& gang. bicara

Tumor lobus frontalis

Tekanan pd daerah& lintasan motorik didekat tumor

Hambatan Mobilitas fisik

Kelemahan pd kaki& ekstrimitas

Ujung bawah korteks prasentralisLobulus

parasentralis

Serangan kejang

Lobus oksipitalis

Kelemahan pd wajah, lidah&ibu jari

Penyerapan cairan tumor

Bertambahnya massa

Obstruksi vena

Edema

Page 5: Askep Tumor Otak.doc Erna

Risiko cedera

Deficit perawatan diri

Traksi&pergeseran struktur peka nyeri dlm rongga intrakranial

Nyeri kepala

Pembengkakan papilla saraf optikus

Lobus parietalis

Hilangnya fungsi sensorik kortikalis, Gang. Lokalisasi sensorik, diskriminasi dua titik, grafestasia, kesan posisi& stereognosis

Tumor serebelum

Papilidema dini& sering menimbulkan nyeri kepala nuchal, gang.pergerakan

Tomor ventrikel& hipotalamus

Somnolensia, diabetes insipidus, obesitas& gangguan pengaturan suhu

Papiledema

Page 6: Askep Tumor Otak.doc Erna

V. Klasifikasi

1. Berdasarkan jenis tumor

Jinak

a. Acoustic neuroma

b. Meningioma

c. Pituitary adenoma

d. Astrocytoma (grade I)

Malignant

a. Astrocytoma (grade 2,3,4)

b. Oligodendroglioma

c. Apendymoma

2. Berdasarkan lokasi

Tumor intradural

a. Ekstramedular

b. Cleurofibroma

c. Meningioma

d. Intramedular

e. Apendymoma

f. Astrocytoma

g. Oligodendroglioma

h. Hemangioblastoma

Tumor ekstradural

Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada

payudara, prostal, tiroid, paru – paru, ginjal dan lambung.

VI. Gejala Klinis

Tumor otak menunjukkan gejala klinis yang tersebar bila tumor ini

menyebabkan peningkatan TIK serta tanda dan gejala local sebagai akibat dari

tumor yang mengganggu bagian spesifik dari otak.

Page 7: Askep Tumor Otak.doc Erna

a) Gejala peningkatan tekanan intracranial

Gejala – gejala peningkatan tekanan intracranial disebabkan oleh tekanan

yang berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor.

Pengaruhnya adalah gangguan keseimbangan yang nyata antara otak, cairan

serebrospinal dan darah serebral. Semua terletak di tengkorak.

Gejala yang banyak terjadi akibat tekanan intra cranial yaitu :

Sakit kepala

Meskipun tidak selalu ada tetapi ini banyak terjadi pada pagi hari

dan menjadi buruk oleh karena batuk,menegang atau melakukan

gerakan yang tiba-tiba. Keadaan ini disebabkan oleh serangan tumor,

tekanan atau penyimpangan struktur sensitive nyeri, atau oleh karena

edema yang mengiringi adanya tumor.

Muntah

Kadang-kadang dipengaruhi oleh asupan makanan,yang selalu

disebabkan adanya iritasi pada pusat vagal di medulla.

Papiledema (edema pada saraf optic)

Ada sekitar 70%-75% dari pasien dan dihubungkan dengan

gangguan penglihatan seperti penurunan tajam penglihatan, diplopia

(pandangan ganda) dan penurunan lapang pandangan.

Perubahan kepribadian

Adanya variasi penurunan focal motorik,sensor dan disfungsi saraf

cranial

b) Gejala terlokalisasi

Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak

yang terkena,menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan local,seperti pada

ketidaknormalan sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan kejang.

Tumor korteks motorik memanifestasikan diri dengan menyebabkan

gerakan seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh yang

disebut kejang jacksonian.

Tumor lobus oksipital menimbulkan manifestasi visual, hemianopsia

homonimus kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah

Page 8: Askep Tumor Otak.doc Erna

lapang pandangan pada sisi yang berlawanan dari tumor) dan

halusinasi penglihatan.

Tumor serebelum menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan

keseimbangan) atau gaya berjalan yang sempoyongan dengan

kecenderungan jatuh kesisi yang lesi, otot-otot tidak terkoordinasi

dan mistagmus (gerakan mata berirama tidak disengaja) biasanya

menimbulkan gerakan horizontal.

Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian,

perubahan status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi

perilaku mental, pasien kurang merawat diri.

Tumor sudut serebropontin biasanya diawali pada sarung saraf

akustik dan memberikan rangkaian gejala yang timbul dengan semua

karakteristik gejala pada tumor otak. Yaitu: tisnitus dan kelihatan

vertigo, kesemutan dan terasa gatal-gatal pada wajah dan lidah,

terjadi kelemahan atau paralisis , karena pembesaran tumor

menyerang serebelum mungkin ada abnormalitas pada fungsi

motorik.

Tumor intracranial dapat menghasilkan gangguan kepribadian,

konfusi, gangguan funsi bicara dan gangguan gaya berjalan teutama

pada pasien lansia.

VII. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per system (B1-B6) dengan fokus

pemeriksaan fisik pada pemeriksaan B3 (Brain) yang terarah dan dihubungkan

dengan keluhan-keluhan dari klien.

a. B1 (Breathing)

Inspeksi, pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada

medulla oblongata didapatkan adanya kegagalan pernafasan.

Pengkajian inspeksi pernafasan pada klien tanpa kompresi medulla

oblongata didapatkan tidak ada kelainan. Palpasi thoraks didapatkan taktil

Page 9: Askep Tumor Otak.doc Erna

premitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak didapatkan bunyi nafas

tambahan.

b. B2 (Blood)

Pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada medulla

oblongata didapatkan adanya kegagalan sirkulasi . pengkajian pada klien

tanpa kompresi medulla oblongata didapatkan tidak ada kelainan. TD biasa

normal, tidak ada peningkatan heart rate.

c. B3 (Brain)

Tumor otak sering menyebabkan berbagai deficit neurology tergantung dari

gangguan fokal dan adanya peningkatan TIK. Pengkajian B3 merupakan

pemeriksaan focus dan lebih lengkap dibandingkan dengan pengkajian pada

system lainnya. Trias klasik pada tumor kepala adalah nyeri kepala, muntah

dan papiledema.

d. B4 (Bladder)

Lnkontinensia urine yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis yang

luas.

e. B5 (Bowel)

Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual

dan muntah pada fase akut. Mual dan muntah terjadi sebagai akibat

rangsangan pusat muntah pada medulla oblongata. Muntah paling sering

terjadi pada anak-anak dan berhubungan dengan peningkatan tekanan

intracranial disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi tanpa

didahului mual dan dapat berupa muntah proyektil.

f. B6 (Bone)

Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan , kehilangan sensorik ,

mudah lelah menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan istirahat.

VIII. Pemeriksaan Diagnostik

Scan otak. Meningkatt isotop pada tumor.

Angiografi serebral. Deviasi pembuluh darah.

X-ray tengkorak. Erosi posterior atau adanya kalsifikasi intracranial.

Page 10: Askep Tumor Otak.doc Erna

X-ray dada. Deteksi tumor paru primer atau penyakit metastase.

CT scan atau MRI. Identfikasi vaskuler tumor, perubahan ukuran

ventrikel serebral.

Ekoensefalogram. Peningkatan pada struktur midline.

IX. Penatalaksanaan

Tindakan terhadap tumor otak adalah paliatip dan melibatkan penghilangan

atau mengurangi simtomatologi serius.

Pendekatan terapeutik ini mencakup radiasi, yang menjadi dasar pengobatan,

pembedahan (biasanya pada metastase intracranial tunggal), kemoterapi.

Kortikosteroid dapat membantu mengurangi sakit kepala dan perubahan

kesadaran. Hal ini dianggap bahwa kortikosteroid (deksametason, prednison)

menurunkan radang sekitar pusat metastase dan menurunkan edema

sekitarnya.

Obat-obat lain mencakup agen-agen osmotic (manitol, gliserol) untuk

menurunkan cairan pada otak, yang ditunjukkan dengan penurunan TIK.

Obat-obat anti kejang (penitoin) digunakan untuk mencegah dan mengobati

kejang.

Bila pasien mempunyai nyeri hebat, morfin dapat diinfuskan kedalam ruang

epidural atau subaraknoid melalui jarum spinal dan kateter sedekat mungkin

ke segmen spinal dimana nyeri dirasakan. Morfin disis kecil diberikan pada

interval yang ditentukan.

Page 11: Askep Tumor Otak.doc Erna

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian :

a. Anamnesis : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status

perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penghasilan, alamat,

penanggung jawab, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register,

diagnosa medis.

b. Riwayat kesehatan :

Keluhan utama

Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta

pertolongan kesehatan biasanya berhubungan dengan

peningkatan TIK dan adanya gangguan fokal sepeti nyeri kepala

hebat, muntah-muntah, kejang dan penurunan tingkat kesadaran.

Riwayat kesehatan sekarang

Kaji bagaimana terjadi nyei kepala, mual, muntah, kejang dan

penurunan tingkat keasadaran. Adanya penurunan atau

perubahan pada tingkat kesadaran dihubungkan dengan

perubahan didalam ntrakranial. Keluhan perubahan perilaku juga

umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit, dapat terjadi

letargi, tidak responsive dan koma.

Riwayat Kesehatan lalu

Kaji adanya riwayat nyeri kepala sebelumnya. Pengkajian

riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit

saat ini dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan

untuk memberikan tindakan selanjutnya.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Untuk mengetahui adanya tumor otak pada generasi sebelumnya.

Page 12: Askep Tumor Otak.doc Erna

2. Diagnosa Keperawatan :

a. Risiko tinggi peningkatan tekanan intracranial berhubungan dengan desak

ruang oleh masa tumor intracranial dan edema serebral.

b. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan kompresi pada

pusat pernapasan di medulla oblongata, kelemahan otot-otot pernapasan,

kegagalan fungsi pernapasan.

c. Risiko cedera yang berhubungan dengan gangguan dalam cara berjalan,

vertigo, dan/ atau gangguan penglihatan, sekunder akibat kompresi/

perubahan tempat jaringan otak.

d. Ansietas yang berhubungan dengan implikasi kondisi dan ketidakpastian

masa yang akan datang.

e. Deficit perawatan diri yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk

melakukan/ kesulitan dalam pelaksanaan aktivitas hidup sehari-hari

sekunder akibat kerusakan sensorik-motorik.

f. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan

pemakaian energi untuk metabolism, asupan nutrisi yang kurang, mual,

muntah.

g. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan sensorik-

motorik.

h. Nyeri akut: sakit kepala yang berhubungan dengan kompresi/ perubahan

tempat jaringan otak dan peningkatan tekanan intrakranial.

i. Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah

sekunder akibat peningkatan tekanan intrakranial.

Page 13: Askep Tumor Otak.doc Erna

3. Rencana Tindakan Keperawatan

a. Dx : Risiko tinggi peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan

desak ruang oleh massa tumor intrakranial dan edema serebral.

Tujuan : tidak terjadi peningkatan TIK pada klien

Kriteria hasil :klien tidak gelisah , klien tidak mengeluh nyeri kepala, mual-

muntah, dan muntah GCS :4,5,6, tidak terdapat papilidema,

TTV dalam batas normal.

Intervensi Rasionalisasi

Kaji factor penyebab dari situasi /

keadaan dari individu / penyebab koma /

penurunan perfusi jaringan dan

kemungkinan penyebab peningkatan

TIK.

Deteksi dini untuk memprioritaskan

intervensi, mengkaji status neurologis /

tanda-tanda kegagalan untuk

menentukan perawatan kegawatan atau

tindakan pembedahan.

Monitor ttv tiap 4 jam Suatui keadaan normal bila sirkulasi

serebral terpelihara dengan baik atau

fluktasi ditandai dengan tekanan darah

sistemik, penurunan dari otoregulator

kebanyakan merupakan tanda

penurunan difusi local vaskularisasi

darah serebral. Dengan peningkatan

tekanan darah (diastolic) maka dibarengi

dengan peningkatan tekanan darah

intracranial. Adanya peningkatan

tekanan darah, bradikardi, distrimia,

dispnea merupakan tanda terjadinya

peningkatan TIK

Evaluasi pupil Reaksi pupil dan pergerakan kembali

dari pergerakan bola mata merupakan

tanda dari gangguan saraf jika batang

otak terkoyak. Keseeimbangan saraf

Page 14: Askep Tumor Otak.doc Erna

antara simpatik dan parasimpatik

merupakan respons reflex saraf cranial.

Monitor temperature dan pengaturan

suhu lingkungan.

Panas merupakan reflex dari

hipotalamus.

Peningkatan kebutuhan metabolism dan

O₂ akan menunjang peningkatan TIK

Berikan periode istirahat antara tindakan

perawatan dan batasi lamanya prosedur.

Tindakan terus-menerus dapat

meningkatkan TIK oleh efek rangsangan

kumulatif.

Kurangi rangsangan ekstra dan berikan

rasa nyaman seperti massage punggung,

lingkungan , lingkungan yang tenang,

sentuhan yang ramah, dan suasana yang

tidk gaduh.

Memberikan suasana yang tenang dapat

mengurangi respon psikologis dan

memberikan istirahat untuk

mempertahankan TIK yang rendah.

Cegah / hindarkan terjadinya valsava

maneuver.

Mengurangi tekanan intrathorakal dan

intraabdominal sehingga menghindarkan

peningkatan TIK

Bantu klien jika batuk,muntah Aktivitas ini dapat meningkatkan

intrathoraks/tekanan dalam thoraks dan

tekanan dalam abdomen dimana

aktivitas ini dapat meningkatkan

tekanan TIK.

Kaji peningkatan istirahat dan tingkah

laku pada pagi hari.

Tingkah nonverbal ini dapat merupakan

indikasi peningkatan TIK atau

memberikan repleks nyeri di mana klien

tidak mampu mengungkapkan keluhan

secara verbal, nyeri yang tidak menurun

dapat meningkatkan TIK.

Palpasi pada pembesaran atau pelebaran

bladder , pertahankan drainase urine

secara paten jika digunakan dan juga

Dapat meningkatkan respon otomatis

yang potensial menaikkan TIK.

Page 15: Askep Tumor Otak.doc Erna

monitor terdapatnya konstipasi.

Berikan penjelasan pada pasien dan

keluarga tentang sebab akibat

peningkatan TIK

Meningkatkan kerjasama dalam

meningkatkan perawatan klien dan

mengurangi kecemasan.

Observasi tingkat kesadaran GCS Perubahan kesadaran menunjukkan

peningkatan TIK dan berguna

menentukan lokasi dan perkembangan

penyakit.

Kolaborasi pemberian O₂ sesuai

indikasi.

Mengurangi hipokemia, dimana dapat

meningkatkan vasodilatasi serebral , dan

volume darah serta menaikkan TIK.

Berikan cairan intravena sesuai dengan

yang diindikasikan.

Pemberian cairan mungkin diinginkan

untuk mengurangi edema serebral ,

peningkatan minuman pada pembuluh

darah , tekanan darah, dan TIK.

Berikan obat deuritik osmotic contohnya

dexametason, metal prednisolon.

Deuretik mungkin digunakan pada fase

akut untuk mengalirkan air dari sel otak

dan mengurangi edema serebral dan

TIK.

Berikan analgesic narkotik contoh

kodein.

Untuk menurunkan inflamasi (radang)

dan mengurangi edema jaringan.

Berikan antipiretik contohnya

asetaminofen.

Mengurangi/ mengontrol hari dan pada

metabolisme serebral/oksigen yang

diinginkan.

Monitor hasil laboratorium sesuai

dengan indikasi seperti protombin, LED.

Membantu memberikan informasi

tentang efektivitas pemberian obat.

b. Dx: ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan kompresi pada

pusat pernapasan di medulla oblongata, kelemahan otot-otot pernapasan,

kegagalan fungsi pernapasan.

Page 16: Askep Tumor Otak.doc Erna

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan adanya

peningkatan pola napas kembali efektif.

Kriteria hasil : pasien memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif,

mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru, adaptif

mengatasi factor-faktor penyebab.

Intervensi Rasionalisasi

Berikan posisi yang nyaman , biasanya

dengan peninggian kepala tempat tidur.

Baik kesisi yang sakit. Dukung klien untuk

duduk klien untuk duduk sebanyak

mungkin.

Meningkatkan inspirasi maksimal,

meningkatkan ekspansi paru dan

ventilasi pada sisi yang tidak sakit.

Observasi fungsi pernapasan , catat

frekuensi pernapasan , dispnea atau

perubahan TTV

Disters pernapasan dan perubahan

pada tanda vital dapat terjadi sebagai

akibat stres fisiologi dan nyeri atau

dapat menunjukkan terjadinya syok

sehubungan dengan hipoksia.

Jelaskan pada klien bahwa tindakan

tersebut dilakukan untuk menjamin

keamanan.

Pengetahuan apa yang diharapkan

dapat mengurangi ansietas dan

mengembangkan kepatuhan klien

terhadap rencana terapeutik.

Jelaskan pada klien tentang etiologi / factor

pencetus adanya sesak atau kolaps paru-

paru.

Pengetahuan apa yang diharapkan

dapat mengurangi ansietas dan

mengembangkan kepatuhan klien

terhadap rencana terapeutik

Pertahankan prilaku tenang, bantu klien

untuk mengontrol diri dengan

menggunakan pernapasan lebih lambat dan

dalam.

Membantu klien mengalami efek

fisiologi hipoksia yang dapat

dimanifestasikan sebagai ketakutan /

ansietas.

Taruhlah kantung resusitasi di samping

tempat tidur dan manual ventilasi untuk

Kantung resusitasi / manual ventilasi

sangat berguna untuk

Page 17: Askep Tumor Otak.doc Erna

sewaktu-waktu dapat digunakan. mempertahankan fungsi pernapasan

jika terjadi gangguan pada alat

ventilator secara mendadak.

Kolaborasi dengan tim kesehatan lain

misalnya dokter, radiologi, dan fisioterapi.

Pemberian antibiotic

Pemberian analgesic

Fisioterapi dada

Konsul foto thoraks.

Kolaborasi dengan tim kesehatan lain

untuk mengevaluasi perbaikan

kondisi klien atas pengembangan

parunya.

c. Dx :Risiko cedera yang berhubungan dengan gangguan dalam cara berjalan,

vertigo, dan/ atau gangguan penglihatan, sekunder akibat kompresi/ perubahan

tempat jaringan otak.

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi

cedera.

Kriteria hasil : Pasien mampu menyatakan pemahaman faktor ang terlibat

dalam kemungkinan cidera.

Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk

menurunkan faktor risiko dan untuk melindungi diri dari

cedera.

Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan

keamanan.

Intervensi Rasional

Jauhkan dari benda-benda tajam Meminimalkan risiko cedera

Berikan penerangan yang cukup Meminimalkan terjadinya benturan

Usahakan lantai tidak licin dan basah Meminimalkan klien jatuh

Pasang side rail Menghindari klien terjatuh pada saat

Page 18: Askep Tumor Otak.doc Erna

istirahat

Anjurkan pada keluarga klien untuk

selalu menemani klien dalam

beraktivitas.

Untuk meningkatkan menjaga

keamanan

d. Dx :Ansietas yang berhubungan dengan implikasi kondisi dan ketidakpastian

masa yang akan datang.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan rasa cemas klien

berkurang

Kriteria hasil : klien dapat mengakui dan mendiskusikan rasa takut

mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi

tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang sampai pada

tingkat dapat diatasi.

intervensi Rasional

Kaji status mental tingkat ansietas dari

pasien/keluarga.

Catat adanya tanda-tanda verbal atau

non verbal.

Gangguan tingkat kesadaran dapat

mempengaruhi ekspresi rasa takut tetapi

tidak menyangkal keberadaannya. Derajat

ansietas akan dipengaruhi bagaimana

informasi tersebut diterima oleh individu.

Berikan penjelasan hubungan antara

proses penyakit dan gejalanya.

Meningkatkan pemahaman, mengurangi

rasa takut karena ketidaktahuan dan dapat

membantu menurunkan ansietas.

Jawab setiap pertanyaan dengan penuh

perhatian dan barikan informasi

tentang prognosa penyakit.

Penting u/ menciptakan kepercayaan

karena diagnosa tumor otak mungkin

menakutkan, ketulusan dan informasi yg

akurat dapat memberikan keyakinan pd

pasien dan juga keluarga.

Jelaskan dan siapkan u/ tindakan

prosedur sebelum dilakukan

Dapat meringankan ansietas terutama

ketika pemeriksaan tersebut melibatkan

Page 19: Askep Tumor Otak.doc Erna

otak.

Berikan kesempatanpasien u/

mengungkapkan isi pikiran dan

perasaan takutnya.

Mengungkapkan rasa takut secara terbuka

dimana rasa takut dapat titujukan.

Libatkan pasien/ keluarga dalam

perawatan, perencanaan kehidupan

sehari-hari, membuat keputusan

sebanyak mungkin.

Meningkatkan perasaan kontrol terhadap

diri dan meningkatkan kemandirian.

Berikan dukungan terhadap

perencanaan gaya hidup yang nyata

setelah sakit dalam dalam

keterbatasannya tetapi sepenuhnya

menggunakan kemampuan/ kapasitas

pasien.

Meningkatkan perasaan akan keberhasilan

dalam penyembuhan.

e. Dx : Deficit perawatan diri yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk

melakukan/ kesulitan dalam pelaksanaan aktivitas hidup sehari-hari sekunder

akibat kerusakan sensorik-motorik.

Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan personal hygiene

terpenuhi

Kriteria hasil : klien dapat menunjukkan gaya hidup untuk kebutuhan merawat

diri

Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai

dengan tingkat kemampuan

intervensi Rasionalisasi

Kaji kemampuan dan tingkat

penurunan dalam melakukan ADL

Membantu dalam mengantisipasi dan

merencanakan pertemuan kebutuhan

individual

Hindari apa yang tidak dapat

dilakukan klien dan bantu bila perlu

Klien dalam keadaan cemas dan

ketergantungan, hal ini dilakukan untuk

Page 20: Askep Tumor Otak.doc Erna

mencegah frustasi dan harga diri klien

Menyadarkan tingkah laku / sugesti

tindakan pada penindungan

kelemahan. Pertahankan support pola

pikir, izinkan klien melakukan tugas,

beri umpan balik positif untuk

usahanya

Klien memerlukan empati, tetapi perlu

mengetahui perawatan yang konsisten

dalam menangani klien. Sekaligus

meningkatkan harga diri, memandirikan

klien, dan menganjurkan klien untuk terus

mencoba

Rencanakan tindakan untuk

menangani defisit penglihatan

Klien akan mampu melihat dan memakan

makanan, akan mampu melihat keluar

masuknya orang ke ruangan

Tempatkan perabotan ke dinding,

jauhkan dari jalan

Menjaga keamanan klien bergerak di

sekitar tempat tidur menurunkan resiko

tertimpa perabotan

Beri kesempatan untuk menolong diri

seperti ekstensi untuk berpijak pada

lantai atau ke toilet

Mengurangi ketergantungan

Kaji kemampuan komunikasi untuk

BAK

Ketidakmampuan berkomunikasi dengan

perawat dapat menimbulkan masalah

pengosongan kandung kemih oleh karena

masalah neurogenik

Identifikasi kebiasaan BAB. Anjurkan

minum dan meningkatkan istirahat

Meningkatkan latihan dan menolong

mencegah konstipasi

Pemberian supositoria dan pelumas

feses / pencahar

Pertolongan utama terhadap fungsi bowell

atau BAB

Konsul ke dokter terapi okupasi Untuk mengembangkan terapi dan

melengkapi kebutuhan khusus

f. Dx : Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan

pemakaian energi untuk metabolism, asupan nutrisi yang kurang, mual,

muntah.

Page 21: Askep Tumor Otak.doc Erna

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi

klien terpenuhi.

Kriteria hasil: Pasien mengerti tentang pentingnya nurisi bagi tubuh.

Memperlihatkan kenaikan berat badan sesuai dengan hasil

pemeriksaan laboraturium.

Intervensi Rasionalisasi

Evaluasi kemampuan makan klien Klien dengan tracheostomy tube mungkin

sulit untuk makan, tetapi klien dengan

endotracheal tube dapat menggunakan

mag slang atau member makanan

parenteral

Observasi atau timbang berat badan

jika memungkinkan

Tanda kehilangan berat badan dan

kekurangan intake nutrisi menunjang

terjadinya masalh katabolisme, kandungan

glikogen dalam otot dan kepekaan

terhadap pemasangan ventilator.

Monitor keadaan otot yang menurun

dan kehilangan lemak subkutan

Menunjukkan indikasi kekurangan energy

otot dan mengurangi fungsi otot-otot

pernapasan.

Catat pemasukan peroral jika

diindikasikan. Anjurkan klien untuk

makan.

Nafsu makan biasanya berkurang dan

nurisi yang masukpun berkurang.

Anjurkan klien memilih makanan yang

disenangi dapat di makan (bila sesuai

anjuran)

Berikan makanan kecil dan lunak. Mencegah terjadinya kelelahan,

memudahkan masuknya makanan, dan

mencegah ganggu.an pada lambung

Kajilah fungsi system gastrointestinal

yang meliputi suara bising usus, catat

terjadi perubahan di dalam lambung

Fungsi system gastrointestinal sangat

penting untuk memasukan makanan.

Ventilator dapat menyebabkan kembung

Page 22: Askep Tumor Otak.doc Erna

seperti mual dan muntah. Observasi

perubahan pergerakan usus misalnya

diare , konstipasi.

pada lambung dan perdarahan lambung.

Anjurkan pemberian cairan 2500

cc/hari selama tidak terjadi gangguan

jantung.

Mencegah terjadinya dehidrasi akibat

penggunan ventilator selama tidak sadar

dan mencegah terjadinya konstipasi.

Kolaborasi

a. Aturlah diet yang diberikan sesuai

keadaan klien

b. Lakukan pemeriksaan laboratorium

yang diindikasikan seperti serum,

transferin, BUN/Creatinin, dan

glukosa

a.Diet tinggi kalori, protein, karbohidrat

sangat diperlukan selama pemasangan

ventilator untuk mempertahankan fungsi

otot-otot respirasi.

b.Memberikan informasi yang tepat

tentang keadaan nutrisi yang dibutuhkan

klien

g. Dx : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan sensorik-

motorik.

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan Klien mampu

melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya

Kriteria hasil: Tidak terjadi kontraktur sendi

Bertambahnya kekuatan otot

Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.

Intervensi Rasional

Kaji kemampuan secara

fungsional/luasnya kerusakan awal

dan dg cara yang teratur.

Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dan

dapat memberikan informasi mengenai

pemulihan.

Ubah posisi minimal setiap 2 jam Menurunkan risiko terjadinya

trauma/iskemia jaringan.

Letakkan pada posisi telungkup satu

atau dua kali sehari jika pasien dapat

Membantu mempertahankan ekstensi

pinggul fungsional.

Page 23: Askep Tumor Otak.doc Erna

mentoleransinya.

Mulailah melakukan laihan rentang

gerak aktif dan pasif pada semua

ekstrimitas saat masuk.

Meminimalkan atropi otot, meningkatkan

sirkulasi, membantu mencegah kontraktur.

Sokong ekstrimitas dalam posisi

fungsionalnya, gunakan papan kaki

selama periode paralisis flaksid.

Mencegah kontraktur dan memfasilitasi

kegunaannya jika berfungsi kembali.

Tempatkan bantal di bawah aksila u/

malakukan abduksi pada tangan.

Mencegah adduksi bahu dan fleksi siku.

Tinggikan tangan dan kepala. Meningkatkan aliran balik vena dan

membantu mencegah terjadinya edema.

Bantu u/ mengembangkan

keseimbangan duduk.

Membantu dalam melatih kembali saraf,

meningkatkan respons proprioseptik dan

motorik.

Posisikan lutut dan panggul dalam

posisi ekstensi.

Mempertahankan posisi fungsional.

h. Nyeri akut: sakit kepala yang berhubungan dengan kompresi/ perubahan

tempat jaringan otak dan peningkatan tekanan intrakranial.

Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan nyeri dapat

berkurang / hilang

Kriteria hasil :secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat

mengidentifikasikan aktivitas yang meningkat atau

menurunkan nyeri, klien tidak gelisah, skala nyeri 0.

intervensi rasional

Jelaskan dan bantu klien dengan

tindakan pereda nyeri non farmakologi

dan non invasive

Pendekatan dengan menggunakan non

farmakologi telah menunjukkan keefektifan

dalam mengurangi nyeri

Ajarkan teknik relaksasi masase Dapat melancarkan peredaran darah sehingga

Page 24: Askep Tumor Otak.doc Erna

kebutuhan oksigen oleh jaringan akan

terpenuhi dan akan dapat mengurangi

nyerinya

Ajarkan metode distraksi selama nyeri

akut

Mengalihkan perhatian ke hal-hal yang

menyenangkan

Berikan kesempatan waktu istirahat

bila terasa nyeri dan berikan posisi

yang nyaman

Istirahat akan merelaksasikan semua jaringan

sehingga akan meningkatkan kenyamanan

Tingkatkan pengetahuan tentang

penyebab nyeri dan menghubungkan

berapa nyeri akan berlangsung

Pengetahuan yang akan dirasakan membantu

mengurangi nyerinya, dan dapat membantu

mengembangkan kepatuhan klien terhadap

rencana terapeutik

Observasi nyeri dan tingkat respon

motorik klien

Untuk mencegah kemungkinan komplikasi

dan melakukan intervensi yang tepat

Kolaborasi pemberian analgesik Analgesik memblok lintasan nyeri sehingga

nyeri akan berkurang

i. Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah sekunder

akibat peningkatan tekanan intrakranial.

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan cairan

terpenuhi.

Kriteria hasil : Menunjukkan perubahan keseimbangan cairan, dibuktikan oleh

haluaran urine adekuat, tanda vital stabil, membran mukosa

lembab, turgor kulit baik.

Intervensi Rasional

Awasi tanda vital, pengisian kapiler, status

membran mukusa, turgor kulit.

Indikator keadekuatan volume sirkulasi.

Awasi jumlah dan tipe masukan cairan.

Ukur haluaran urine dengan adekuat.

Pasien tidak mengkonsumsi cairan sama

sekali mengakibatkan dehidrasi atau

mengganti cairan untuk masukan kalori

Page 25: Askep Tumor Otak.doc Erna

yang berdampak padakeseimbangan

elektrolit.

Diskusikan strategi untuk menghentikan

muntah dan penggunaan laktasik/ diuretik.

Membantu pasien menerima perasaan

bahwa akibat muntah dan/atau

penggunaan laksatif/ diuretik mencegah

kehilangan cairan lanjut.

Identifikasi rencana untuk meningkatkan

atau mempertahankan keseimbangan

cairan optimal misal jadwal masukan

cairan.

Melibatkan pasien dalam rencana untuk

memperbaiki ketidakseimbangan akan

lebih besar kesempatan untuk

berhasilnya.

Page 26: Askep Tumor Otak.doc Erna

4. Evaluasi

Dx 1 : Klien tidak gelisah.

Klien tidak mengeluh nyeri kepala, mual-muntah, dan muntah.

GCS :4,5,6, TTV dalam batas normal.

Tidak terdapat papilidema.

Dx 2: Pasien memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.

Terjadi perbaikan pertukaran gas-gas pada paru, adaptif mengatasi factor

faktor penyebab.

Dx 3:Pasien mampu menyatakan pemahaman faktor ang terlibat dalam

kemungkinan cidera.

Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor

risiko dan untuk melindungi diri dari cedera.

Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.

Dx 4 : Klien dapat mengakui dan mendiskusikan rasa takut.

Mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.

Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang sampai pada tingkat

dapat diatasi.

Dx 5 : Klien dapat menunjukkan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri.

Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat

kemampuan.

Dx 6 : Pasien mengerti tentang pentingnya nurisi bagi tubuh.

Memperlihatkan kenaikan berat badan sesuai dengan hasil

pemeriksaan laboraturium.

Dx 7 : Tidak terjadi kontraktur sendi.

Bertambahnya kekuatan otot.

Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.

Dx 8 : Pasien melaporkan nyeri berkurang.

Pasien dapat mengidebtifikasi activitas yang meningkatkan atau

mengurangi nyeri.

Pasien tampak relaks.

Skala nyeri 0.

Page 27: Askep Tumor Otak.doc Erna

Dx 9 : Haluaran urine adekuat.

Tanda vital stabil.

Membran mukosa lembab.

Turgor kulit baik.

Page 28: Askep Tumor Otak.doc Erna

DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, E Marylin (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC2. Engram, Barbara (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta,

EGC3. FKUI, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Gesapius4. Reeves C, J, (2001), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, Salemba Medika5. Suddart, Brunner (2000), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC6. Ganong, WF, (1996), Fisiologi Kedokteran, Jakarta, EGC7. Talbot, LA (1997), Pengkajian Keperawatan Kritis, Jakarta, EGC8. Carpenito, Linda Jual. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC