erna susilowati, s.st,s.kep.ns,m

27
ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M.Gizi

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M.Gizi

Page 2: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Studi tentang pengaruh obat terhadap jaringan

tubuh.

Farmakodinamika mempelajari efek obat

terhadap fisiologi dan biokimia berbagai

organ tubuh serta mekanisme kerja obat

tersebut didalam tubuh.

Page 3: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

1. Mekanisme Kerja Obat

2. Hubungan antara struktur dan aktivitas

3. Hubungan antara dosis obat dengan respon

Page 4: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Mekanisme Kerja Obat

Pada permulaan abad ke-20, Ehrlich & Langley menyatakan bahwa suatu obat harus berinteraksidengan suatu

receptive substance

(reseptor) pada jaringan untuk menghasilkan efekpada jaringan tersebut.

Clark (1937) menyatakan bahwa molekul berikatandengan reseptor-reseptor dengan kecepatan yang proporsional dengan konsentrasi obat dalam larutandan jumlah reseptor bebas.

4

Page 5: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Berdasarkan penelitian dilaboratorium, Clark

berpendapat bahwa jumlah reseptor yang

diikat oleh obat menentukan besarnya respon

jaringan terhadap obat.

Bila 50% dari seluruh reseptor ditempati

obat, maka terjadi respon yang besarnya 50%

dari respon maksimal.

Respon maksimal bisa dicapai bila seluruh

reseptor diikat obat. Teori ini disebut teori

“occupancy” dari Clark.

Page 6: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

1. Aksi Non Spesifik, yaitu mekanisme aksi obat

yang didasarkan sifat fisika kimiawi yang

sederhana, misalnya berdasarkan

osmolaritas, massa fisis, adsorpsi, rasa, sifat

asam basa, melapisi membran mukosa.

2. Aksi Spesifik, yaitu mekanisme aksi obat

yang melibatkan interaksi dengan komponen

spesifik organisme seperti reseptor, enzim,

komponen genetik.

Page 7: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Reseptor adalah setiap molekul target yang

harus diikat oleh obat supaya obat tersebut

dapat menghasilkan efeknya yang spesifik

atau dengan kata lain reseptor adalah

tempat kerja obat (site of action ).

Page 8: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

1.Afinitas : Kemampuan untuk mengikat

reseptor.

2.Aktivitas Intrinsik (Efikasi) : Kemampuan

suatu obat untuk menimbulkan suatu efek

:Agonis penuh, Antagonis ,Agonis Parsial

Page 9: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

1.Agonis Penuh

bila obat tersebut dapat menimbulkan responmaksimal walaupun tidak semua reseptor diduduki, karena agonis penuh memiliki efikasi yang tinggi.

2.Antagonis

bila obat tidak menimbulkan efek apa-apa karenaefikasi antagonis adalah NOL dan hanya mempunyaiafinitas kepada reseptor saja.

3.Agonis Parsial

bila obat memiliki efikasi yang rendah dan memilikisifat-sifat yang terletak diantara agonis penuh danantagonis : obat-obat yang memiliki efikasi rendahdapat menghasilkan suatu respon yang kurang darimaksimal walaupun hampir semua reseptor diikatnya.

Page 10: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Reseptor Kanal Ion

Merupakan suatu reseptor membran yang langsung terhubung oleh suatu kanal ion.

Contoh : reseptor asetilkolin nikotinik, reseptorGABA A dan reseptor glutamat.

Reseptor yang tergandeng dengan Protein G

Reseptor ini merupakan reseptor membran yang tergandeng dengan sistem efektor yang disebutprotein G.

Contoh : reseptor asetilkolin muskarinik, reseptor adrenergik, reseptor histamin, reseptordopaminergik dan reseptor serotonin.

Page 11: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Reseptor yang terkait dengan aktivitas Kinase

Merupakan reseptor yang memiliki aktivitaskinase dalam transduksi sinyalnya dan beradadimembran.

Contoh : reseptor sitokin, reseptor growth factor dan reseptor insulin.

Reseptor Inti

Berbeda dengan 3 kelompok reseptor diatas yang berlokasi di membran sel, reseptor ini berada didalam sitoplasmik atau nukleus. Aksinya langsungmengatur transkripsi gen yang menentukansintesis protein tertentu.

Contoh : reseptor steroid, reseptor estrogen danreseptor PPARγ

Page 12: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Antagonisme obat adalah suatu keadaan ketikaefek dari satu obat menjadi berkurang atauhilang sama sekali yang disebabkan olehkeberadaan satu obat lainnya.

Menurut mekanisme terjadinya, antagonisme dapatdiklasifikasikan menjadi 5 macam :

1.Antagonisme Kimiawi

2.Antagonisme Farmakokinetik

3.Antagonisme dengan Blokade Reseptor

4.Antagonisme Non-Kompetitif

5.Antagonisme Fisiologik

Page 13: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Terjadi ketika dua obat bergabung sehingga

efek obat yang aktif menjadi hilang.

Contoh : inaktifasi logam-logam berat atau

untukpenanganan keracunan logam berat

dengan cara

pemberian suatu “Chelating Agent ” atau

senyawa pembentuk khelat/kompleks, misal

dimercaprol yang mengikat erat ion-ion

logam tersebut membentuk suatu kompleks

tidak aktif.

Page 14: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Antagonisme farmakokinetika menjelaskan keadaan-keadaan dengan obat-obat antagonisme secaraefektif mengurangi konsentrasi obat aktif padatempat kerjanya.

Hal ini bisa terjadi dengan cara :

1. Meningkatkan metabolisme obat aktif

pengurangan efek antikoagulan warfarin denganmeningkatkan metabolismenya di hepar denganfenobarbital.

2. Mengurangi kecepatan absorpsi obat aktif di salurancerna atau meningkatkan kecepatan ekskresi → pemberian Na-bikarbonat untuk alkalinisasi urine pada keracunan fenobarbital.

Page 15: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Antagonisme Kompetitif Reversibel

Antagonisme terjadi antara agonis dan antagonis

yang berkompetisi untuk menduduki reseptor

yang sama dimana antagonis mengikat tempat

ikatan agonis pada reseptornya secara

reversibel dimana jumlah reseptor yang

diduduki antagonis kompetitif dapat dikurangi

dengan cara meningkatkan konsentrasi agonis.

Diperlukan dosis agonis yang lebih tinggi untuk

memperoleh efek yang sama.

Contoh : antagonisme oleh atropin terhadap

asetilkolin pada reseptor kolinergik muskarinik.

Page 16: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Agonis dan antagonis menduduki reseptor yang sama, namun antagonis membentuk suatu ikatan yang kuatdengan reseptor sehingga sangat sulit untuk lepasdari reseptor

jumlah reseptor yang inaktif meningkat karenadiduduki oleh antagonis pada saat agonisdiberikan. Pada kondisi ini, berapapun besarnyakonsentrasi agonis yang diberikan efek akhirnya akantetap karena terjadi inaktivasi total dari reseptoroleh antagonis.

Contoh : antagonisme fenoksibenzamin terhadapnoradrenalin pada alfa adrenoreseptor.

Page 17: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Antagonisme ini adalah suatu keadaan ketikaobat antagonis memblokade suatu tempattertentu dari rangkaian kejadian yang diperlukan untuk menghasilkan respon suatuagonis.

Contoh : verapamil dan nifedipin akanmemblokade kanal kalsium sehingga akanmenghambat kontraksi otot polos yang disebabkan obat-obat lain.

Page 18: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Antagonisme fisiologik digunakan untuk menerangkaninteraksi dari dua obat yang mempunyai efek yang berlawanan didalam tubuh dan cenderungmeniadakan satu sama lain. Hal ini disebabkan karenadua obat tersebut bekerja pada 2 macam reseptoryang berbeda dan menghasilkan efek yang salingberlawanan.

Contoh : adrenalin meningkatkan tekanan arterisedangkan histamin menurunkan tekanan arteri atauinsulin meningkatkan menurunkan kadar glukosadarah sedangkan glukagon meningkatkan kadarglukosa darah.

Page 19: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Saat suatu obat diberikan secara berulang, efek obattersebut seringkali menurun seiring dengan waktu. Jikapenurunan efek terjadi secara cepat (dalam beberapamenit), hal ini disebut takifilaksis atau desensitisasi.

Sedangkan Toleransi menunjukkan penurunan respon yang lebih lambat (dalam beberapa hari atau minggu) padapenggunaan obat yang berulang-ulang, sehingga diperlukandosis yang lebih tinggi untuk menghasilkan efek yang sama.

Resistensi obat merupakan istilah yang digunakan padahilangnya efektivitas antibiotika terhadap suatu bakteri.

Page 20: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Pengaruh Umur

Terutama terkait dengan fungsi ginjal dan hati.

Fungsi Ginjal neonatus hanya kira-kira 20% dari orangdewasa. Mulai dari usia 20 tahun keatas, fungsi ginjalturun perlahan-lahan menjadi berkurang 25% padausia 50 tahun dan 50% pada usia 75 tahun.

Metabolisme obat pada neonatus belum berkembangseperti orang dewasa dan aktivitas enzim di hatimenurun perlahan-lahan dengan bertambahnya umur.

Page 21: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Berdasarkan penemuan dari penelitian yang dilakukan pada kembar identik dan kembar non-identik, diketahui bahwa faktor genetik berperandalam menentukan metabolisme obat dalam tubuh.

Contoh : eliminasi isoniazid tergantung pada asetilasiyang melibatkan enzim asetil-CoA dan enzimasetiltransferase. Populasi manusia dibagi mejadiasetilator cepat dan asetilator lambat yang ditentukan oleh suatu gen yang berkaitan denganaktivitas asetiltransferase.

Page 22: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Suatu efek obat yang secara kualitatif berbeda daribiasanya (abnormal) dan umumnya berbahaya, yang terjadi pada sebagian kecil individu.

Biasanya idiosinkrasi disebabkan oleh kelainan genetik.

Contoh : primakuin (obat antimalaria) yang umumnyaaman bagi kebanyakan penderita, namun pada 5-10% laki-laki kulit hitam , menyebabkan hemolisiseritrosit sehingga menimbulkan anemia berat→ defisiensi enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase→mencegah hemolisis.

Page 23: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Pemberian suatu obat (Obat A) dapat mengubahaksi dari suatu obat lainnya (Obat B) dengan cara:

Mengubah aksi farmakologik obat B tanpamengubah konsentrasi obat B pada tempatkerjanya

Interaksi Farmakodinamika.

Mengubah aksi farmakologik obat B denganmengubah konsentrasi obat B pada tempatkerjanya

Interaksi Farmakokinetika.

Page 24: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Contoh :

Interaksi Farmakodinamika Obat antibakteri yang bersifat bakteriostatik berfungsi mencegahpembelahan sel-sel bakteri. Obat-obat bakterisidberfungsi membunuh bakteri ketika proses membelahdiri. Jadi, obat-obat bakterisid akan tidak efektif biladiberikan bersamaan dengan obat bakteriostatik.

Interaksi Farmakokinetika :

Interaksi terutama terjadi pada obat-obat yang berkompetisi untuk berikatan dengan protein plasma.

Interaksi juga disebabkan oleh adanya induksi atauinhibisi enzim.

Page 25: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Pada mulanya suatu plasebo adalah suatuformulasi senyawa yang tidak aktif secarafarmakologik dan diberikan kepada penderitahanya untuk menyenangkan.

Namun, sekarang plasebo terbagi menjadi 2 :

1.Plasebo Inert : tidak mengandung senyawa aktifsecara farmakologik.

2.Plasebo Aktif : mengandung persenyawaan yang memiliki aktivitas farmakologik.

Page 26: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M

Plasebo Inert

Digunakan untuk kontrol terhadap pengobatan yang sesungguhnya dalam suatu uji klinis dengan tujuanmengurangi faktor bias subjektif.

Diberikan pada pasien yang mengeluhkan rasa nyeri secaraberlebihan/dibesar-besarkan

plasebo inert dapat menghilangkan rasa nyeri 20-40% penderita dengan keluhan rasa nyeri.

Plasebo Aktif

Pada saat mengakhiri suatu kunjungan pasien, kadang-kadangdokter meresepkan suatu obat yang tidak ada hubungannyadengan keluhan penderita, misal : menuliskan resepsediaan vitamin dengan menjelaskan kepada pasien bahwaitu adalah obat penguat tubuh.

Page 27: ERNA SUSILOWATI, S.ST,S.Kep.Ns,M