ts final - erna

17
PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan Pembuatan Database Gardu Distribusi 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia kebutuhan tenaga listrik disupply oleh PLN kecuali untuk daerah-daerah yang jauh dari jaringan PLN. Kebutuhan tenaga listrik terus meningkat sesuai dengan tingkat industrialisasi dan tingkat kemakmuran masyarakat. Untuk itu PT PLN (Persero) Distribusi Bali sebagai perusahaan dengan mutu pelayanan kelas dunia (World Class Services) dituntut untuk memberikan pelayanan yang prima kepada konsumen. PT PLN (Persero) Area Jaringan Bali Selatan merupakan unit pelaksana yang mengelola dan mengendalikan kurang lebih 60% pengusahaan ketenagalistrikan di PT PLN (Persero) Distribusi Bali. Berdasarkan data pengusahaan Area Jaringan Bali Selatan, tercatat pertumbuhan permintaan energi listrik sebesar 7-9 % tiap tahunnya, sehingga menuntut pengoperasian, pemeliharaan dan perkembangan aset ketenagalistrikan yang sejalan dengannya. Dengan demikian, telah menjadi keharusan bahwa PT PLN (Persero) Area Jaringan Bali Selatan harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dengan memberikan sistem tenaga listrik yang andal dan kualitas listrik yang baik. Trafo distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada trafo distribusi menyebabkan kontinuitas pelayanan kepada konsumen akan terganggu (terjadinya pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman listrik yang terlalu sering dengan waktu padam yang lama dan tegangan listrik yang tidak stabil, merupakan refleksi dari keandalan dan kualitas listrik yang kurang baik, dimana akibatnya dapat dirasakan secara langsung oleh pelanggan, dan PLN sebagai pembangkit dan penyalur tenaga listrik akan ikut terkena dampaknya. Angka kegagalan / kerusakan trafo di Area Jaringan Bali Selatan pada tahun 2008 yang mencapai 2,28% dari total aset Area Jaringan Bali Selatan yaitu 3292 buah, mengindikasikan perlunya review ulang manajemen transformator distribusi. Resiko akibat kegagalan transformator distribusi tidak hanya pada initial cost yang ditimbulkan tetapi juga pada performance SAIDI / SAIFI dan losses yang mempengaruhi kinerja sistem distribusi secara keseluruhan.

Upload: iiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

Post on 25-Jun-2015

759 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Di Indonesia kebutuhan tenaga listrik disupply oleh PLN kecuali untuk

daerah-daerah yang jauh dari jaringan PLN. Kebutuhan tenaga listrik terus

meningkat sesuai dengan tingkat industrialisasi dan tingkat kemakmuran

masyarakat. Untuk itu PT PLN (Persero) Distribusi Bali sebagai perusahaan

dengan mutu pelayanan kelas dunia (World Class Services) dituntut untuk

memberikan pelayanan yang prima kepada konsumen.

PT PLN (Persero) Area Jaringan Bali Selatan merupakan unit pelaksana yang

mengelola dan mengendalikan kurang lebih 60% pengusahaan ketenagalistrikan di

PT PLN (Persero) Distribusi Bali. Berdasarkan data pengusahaan Area Jaringan

Bali Selatan, tercatat pertumbuhan permintaan energi listrik sebesar 7-9 % tiap

tahunnya, sehingga menuntut pengoperasian, pemeliharaan dan perkembangan

aset ketenagalistrikan yang sejalan dengannya. Dengan demikian, telah menjadi

keharusan bahwa PT PLN (Persero) Area Jaringan Bali Selatan harus memberikan

pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dengan memberikan sistem tenaga

listrik yang andal dan kualitas listrik yang baik.

Trafo distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam

penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada trafo

distribusi menyebabkan kontinuitas pelayanan kepada konsumen akan terganggu

(terjadinya pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman listrik yang

terlalu sering dengan waktu padam yang lama dan tegangan listrik yang tidak stabil,

merupakan refleksi dari keandalan dan kualitas listrik yang kurang baik, dimana

akibatnya dapat dirasakan secara langsung oleh pelanggan, dan PLN sebagai

pembangkit dan penyalur tenaga listrik akan ikut terkena dampaknya.

Angka kegagalan / kerusakan trafo di Area Jaringan Bali Selatan pada tahun

2008 yang mencapai 2,28% dari total aset Area Jaringan Bali Selatan yaitu 3292

buah, mengindikasikan perlunya review ulang manajemen transformator distribusi.

Resiko akibat kegagalan transformator distribusi tidak hanya pada initial cost yang

ditimbulkan tetapi juga pada performance SAIDI / SAIFI dan losses yang

mempengaruhi kinerja sistem distribusi secara keseluruhan.

Page 2: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 2

Untuk mendukung visi 2012 PT PLN (Persero) Disribusi Bali sebagai

perusahaan kelas dunia (World Class Company) dan sesuai kesepakatan PLN

Distribusi Se-Jawa dan Bali tentang Manajemen Trafo Distribusi dan Penekanan

Gangguan Distribusi, maka dalam telahaan staf ini akan dibuat program / database

manajemen gardu distribusi untuk mengendalikan dan mengelola aset sistem

distribusi.

I.2 PERMASALAHAN Dari uraian latar belakang diatas, permasalahan yang ingin dibahas oleh

penulis adalah bagaimana cara membenahi pengelolaan aset jaringan distribusi

melalui database manajemen gardu distribusi sehingga dapat meminimalkan atau

menekan penyebab gangguan jaringan distribusi.

I.3 PRA ANGGAPAN

Berdasarkan permasalahan yang ada diatas maka penulis menganggap

bahwa selama ini aset jaringan distribusi belum dikelola secara maksimal karena

tidak semua trafo memiliki data historical, kebanyakan petugas pelaksana hanya

melakukan pengukuran dan pemeliharaan tanpa mengisi form data historical trafo.

Sehingga perlu untuk dilakukan pembenahan pengelolaan gardu distribusi dengan

memperbaiki data historical trafo sebagai dasar untuk perencanaan pemeliharaan

dan analisa kegagalan trafo yang meliputi data spesifikasi trafo, merk, tahun

pembuatan, tahun pemasangan, historical pengoperasian trafo, pemeliharaan

gardu, pengukuran beban, pengukuran tegangan ujung, inspeksi gardu dan data

LV Board.

I.4 TUJUAN

Pembuatan database manajemen gardu distribusi ini bertujuan untuk :

1. Membenahi pengelolaan aset distribusi (trafo dan LV Board).

2. Mengetahui prosentase pembebanan trafo.

3. Mengetahui data tegangan ujung.

4. Mengetahui data trafo yang OB.

5. Sebagai antisipasi dalam menghindari trafo OB.

6. Menekan biaya investasi trafo.

7. Menekan biaya pemeliharaan gardu distribusi.

Page 3: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 3

I.5 BATASAN MASALAH Dalam telaahan staf ini supaya pembahasan lebih terarah maka penulis

membatasi permasalahan yang ada meliputi :

1. Pembuatan program database menggunakan MS Access.

2. Program yang dibuat hanya mencakup database untuk Pengukuran

Gardu, LV Board, Pemeliharaan Trafo yang meliputi Threatment Oil

dan Ganti Oil, Inspeksi Gardu serta Gangguan Trafo.

3. Permasalahan gangguan trafo yang dibahas dalam database ini hanya

didasarkan pada penyebab gangguan saja sehingga diperlukan analisa

lebih lanjut.

4. Data pengukuran gardu, treatment minyak trafo dan ganti minyak trafo

diperoleh dari data pengukuran yang sudah ada di wilayah kerja Area

Jaringan Bali Selatan pada tahun 2008.

I.6 SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan Telaahan Staf ini terdiri dari 4 Bab, yaitu :

Bab I Pendahuluan

Berisi latar belakang penulisan, permasalahan, pra anggapan,

tujuan penulisan, batasan masalah yang dikaji serta sistematika

penulisan.

Bab II Landasan Teori

Memuat tentang gardu distribusi dan transformator distribusi.

Bab III Pembahasan

Berisi tentang data pengukuran dan pembahasan database gardu

distribusi yang dibuat.

Bab IV Kesimpulan dan Saran

Memuat kesimpulan dari pembuatan database gardu distribusi yang

telah dibuat dan saran-saran untuk perbaikan database.

Page 4: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 4

BAB II LANDASAN TEORI

II.1 GARDU DISTRIBUSI

Fungsi dari gardu adalah sebagai tempat pengumpul, pembagi dan penyalur

energi listrik. Gardu distribusi terdiri dari panel-panel pengatur Tegangan

Menengah, dan trafo. Selain itu fungsi dari gardu distribusi adalah sebagai

pengubah tegangan sebelum disalurkan ke pelanggan.

Berdasarkan fungsinya gardu dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Gardu Induk sisi 20 kV Gardu induk berfungsi untuk mengubah tegangan transmisi menjadi

tegangan distribusi primer (20kV) dan membaginya menjadi beberapa

penyulang saluran.

2. Gardu Hubung Gardu hubung berfungsi sebagai penghubung antara beberapa penyulang

sehingga terjadi interkoneksi antar penyulang. Hal ini bertujuan untuk

memudahkan dalam melakukan manuver pada saat terjadi suatu gangguan.

3. Gardu Distribusi Gardu distribusi berfungsi sebagai pengubah tegangan distribusi primer

menjadi tegangan distribusi sekunder atau dari 20 kV menjadi 400/231 V.

Berdasarkan bentuk kontruksinya, gardu distribusi dibagi menjadi dua

macam yaitu :

1. Gardu Distribusi Pasangan Dalam Ada dua macam tipe gardu pasangan dalam yaitu gardu tembok (beton) dan

gardu kios.

2. Gardu Distribusi Pasangan Luar Gardu distribusi pasangan luar biasa disebut dengan gardu tiang dimana

terdapat dua tipe yaitu gardu cantol, menggunakan satu tiang dan gardu

portal, menggunakan dua tiang. Yang dilengkapi dengan FCO (Fuse Cut

Out), Trafo, dan PHB-TR yang diletakkan pada tiang.

Page 5: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 5

II.2 TRANSFORMATOR DISTRIBUSI Transformator Distribusi atau disebut trafo distribusi, merupakan suatu alat

listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari suatu tingkat ke tingkat yang

lain melalui suatu gandengan magnet yang cara kerjanya berdasarkan prinsip

induksi elektromagnetik, mentransformasikan tegangan dan arus dari listrik diantara

dua belitan atau lebih dengan frekuensi yang sama dan dengan nilai arus dan

tegangan berbeda antara primer dan sekunder. Konstruksi utama dari trafo terdiri

dari sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan yaitu

kumparan primer dan kumparan sekunder, dapat dilihat dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Bagian Trafo

Penggunaan transformator yang sederhana dan handal memungkinkan

dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta

merupakan salah satu sebab penting bahwa arus bolak-balik sangat banyak

dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik.

II.2.1 Teori Dasar Trafo Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan hukum

Faraday, yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya

medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada kumparan primer

diberikan tegangan yang menyebabkan timbulnya arus sinusoida, maka arus

tersebut menimbulkan terjadinya medan magnet yang dapat menimbulkan

terjadinya fluk yang juga berbentuk sinusoida pada inti besi. Pada kumparan

sekunder yang mendapatkan perubahan fluk dari inti akan mengakibatkan

terjadinya induksi, akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan, sehingga

menghasilkan gaya gerak listrik (GGL) yang berbentuk sinusoida.

INTI

KUMPARAN PRIMER

KUMPARAN SEKUNDER

Page 6: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 6

Trafo dapat digunakan untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Naik

turunnya tegangan pada trafo tergantung dari jumlah lilitan pada kumparan primer

dan kumparan sekunder trafo. Dimana dengan rumus dapat di tuliskan :

.................................................... (1)

Dimana : Up = Tegangan primer

Us = Tagangan sekunder

np = Jumlah lilitan primer

ns = Jumlah lilitan sekunde

Perbandingan antara np dan ns merupakan perbandingan transformasi sama

dengan “a”.

Jika a bernilai lebih dari satu maka fungsi trafo tersebut menaikan tegangan

(Step Up), tetapi jika nilai a kurang dari satu maka fungsi trafo tersebut menurunkan

teganan (Step Down).

Perbandingan “a” sebenarnya tidak sama pada prakteknya hal ini

dikarenakan tidak semua fluk yang ada pada kumparan primer tersalurkan ini

terjadi karena adanya fluks yang bocor.

Gambar 2.2. Fluks bocor pada trafo

Dimana : ΦL1 = fluks bocor pada kumparan primer.

ΦL2 = fluks bocor pada kumparan sekunder.

ΦL1 menimbulkan X1 dan ΦL2 menimbulkan X2, kumparan primer mempunyai

tahanan R1 dan kumparan sekunder mempunyai tahanan R2. Sehingga

rangkaiannya adalah sebagai berikut.

UsUp

nsnp

ΦL1 ΦL2

Φ

Page 7: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 7

Gambar 2.3. Rangkaian trafo akibat fluks bocor

Untuk mengurangi fluks bocor tersebut maka dibuatlah kedua kumparan

pada inti yang sama. Namun rugi-rugi pada trafo tidak dapat dihindari, karena

adanya sirkuit magnet pada inti tidak semua dapat menimbulkan induksi. Hal

tersebut disebabkan karena sebagian hilang pada inti trafo itu sendiri, yang disebut

rugi histerisis dan sebagian lagi tidak dapat digunakan untuk menginduksi, hanya

berpusar pada bagian inti saja yang disebut rugi Arus Eddy (Eddy Current).

II.2.2 Perhitungan Arus Beban Penuh Pada Transformator Daya Trafo jika dilihat dari sisi tegangan dan arus dapat dilihat pada rumus

dibawah ini :

S = √3 . VP-P . I . .......................................................................... (2)

Dimana :

S : Daya trafo (kVA)

V : Tegangan fasa-fasa sisi sekunder (V)

I : Arus trafo(A)

Dari Persamaan diatas maka diperoleh untuk arus nominal dari trafo adalah seperti

dibawah ini :

................................................................. (3)

Dimana :

IN : Arus Nominal Trafo (A)

Untuk mencari besarnya daya pada masing-masing fase dapat menggunakan

rumus dibawah ini :

Ep Up

R1 X1

Us Es

X2 R2

S IN =

√3 . V

Page 8: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 8

PR = IR . VR-N . cos θ .......................................................................... (4)

PS = IS . VS-N . cos θ .......................................................................... (5)

PT = IT . VT-N . cos θ .......................................................................... (6)

Dimana :

PR, PS, PT : Daya masing – masing fasa R, S dan T (Watt)

IR, IS, IT : Arus masing-masing fasa R, S, T (Ampere)

VR-N, VS-N, VT-N : Tegangan fasa dengan netral (Volt)

Pada saat beban dan tegangan imbang maka arus antara ketiga fasa

tersebut besarnya sama sehingga :

PTOT = PR + PS + PT

PTOT = (IR + IS + IT) . VP-N . cos θ

PTOT = 3 . I . VP-N . cos θ ............................................................... (7)

II.3 BEBAN IMBANG DAN TAK IMBANG HUBUNGAN STAR (Y)

II.3.1 Beban Imbang Hubungan Star (Y) Beban tiga fasa dapat dikatakan imbang bila arus pada fasa masing-masing

memiliki nilai yang sama dengan perbandingan perbedaan sudut antara fasa R, S,

dan T adalah sebesar 120O. Saat beban pada masing-masing fasa seimbang maka

penjumlah arus secara vektor yang mengalir pada fasa netral adalah nol (0). Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.4.

IT IR

IS

Gambar 2.4. Arus IN saat beban imbang

Pada gambar 2.4 tidak terdapat arus pada fasa netral hal ini karena masing-

masing beban pada masing-masing fasa sama, IN = IR + IS + IT = 0.

Page 9: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 9

II.3.2 Beban Tak Imbang Hubungan Star (Y) Beban tiga fasa dikatakan tak imbang bila arus pada fasa masing-masing

memiliki nilai yang tidak sama dengan perbandingan perbedaan sudut antara fasa

R, S, dan T tidak sama. Saat beban pada masing-masing fasa tidak seimbang

maka penjumlah arus secara vektor yang mengalir pada fasa netral tidak sama

dengan nol (0). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.5

IT IR

ISIN = IR+IS+IT

Gambar 2.5. Arus IN saat beban imbang

Untuk lebih jelasnya mengenai ketidak seimbangan beban dan sudut pada

masing-masing fasa secara vektoris dapat dilihat pada gambar 2.6

`

120o

135o

105o

`

IR

IN

IS

IT

IR + IT

Gambar 2.6. Vektor ketidak seimbangan arus beban

Perhitungan vektoris pada gambar 2.6 adalah sebagai berikut :

IR/S/T = IR/S/T Real + IR/S/T Imaj

IR/S/T Real = IR/S/T Cos θ

IR/S/T Imaj = IR/S/T SIN θ

IN = IR + IS + IT

IN = I R+S+T Real + I R+S+T Imaj

IN = √((I R+S+T Real)2 + (I R+S+T Imaj)2) L TAN -1 (I R+S+T Imaj) .................... (8)

(I R+S+T Real)

Page 10: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 10

Besarnya susut daya akibat dari timbulnya arus pafa fasa netral adalah

seperti terlihat pada persamaan 9. Daya yang timbul adalah sebagai akibat adanya

tahanan pada panampang kabel netral. PN = IN2 x RN ................................................................(9)

Dimana : PN : Daya pada penghantar netral (watt)

IO : Arus yang mengalir pada netral trafo (A)

RN : Tahanan penghantar netral trafo (ohm)

II.4 PAPAN HUBUNG BAGI TEGANGAN RENDAH (PHB TR) Sesuai dengan namanya PHB-TR berfungsi sebagai papan penghubung dan

pembagi antara trafo distribusi dengan Jaringan Tegangan Rendah (JTR). Dimana

pada PHB-TR terdapat busbar pembagi jurusan. Umumnya untuk gardu pasangan

luar jurusan dibagi menjadi empat jurusan.

PHB-TR standar terdiri dari dua kelompok peralatan pendukung yaitu :

1. Peralatan Utama

Peralatan utama terdiri dari Sakelar Utama, Busbar dan saluran pembagi,

penjepit fuse, fuse dan sistem pembumian.

2. Peralatan Pelengkap

Peralatan pelengkap terdiri dari instrumen ukur, alat testing tegangan

saluran, kontaktor magnet dan penerangan.

Bentuk dan rangkaian dalam PHB-TR dapat dilihat seperti pada gambar 2.7.

Gambar 2.4. PHB-TR jenis lemari.

Gambar 2.7. PHB-TR jenis lemari

Page 11: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 11

BAB III PEMBAHASAN

Untuk mengoptimalkan penggunaan trafo distribusi perlu adanya

manajemen transformator yang baik yang didasarkan pada faktor beban yang ada.

Dalam melaksanakan manajemen transformator perlu dilakukan dengan pendataan

trafo distribusi yang terpasang serta pengukuran beban.

III.1. DATA PENGUKURAN Pengukuran gardu distribusi dilakukan pada waktu malam hari (Waktu beban

puncak). Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran arus masing-masing fasa

pada tiap-tiap jurusan (fasa R, fasa S, fasa T, dan fasa N), tegangan induk dan

tegangan ujung pada tiap-tiap jurusan. Sampling data pengukuran gardu diperoleh

dari data pengukuran pada penyulang Imam Bonjol yang ditunjukkan dalam

Lampiran 1. Data pengukuran tersebut kemudian di-entry pada database gardu

pada menu entry data → pemeliharaan gardu → pengukuran.

Data treatment minyak trafo diperoleh dari pekerjaan treatment yang

dilaksanakan Area Jaringan Bali Selatan pada tahun 2008. Sampling data yang

diambil adalah pekerjaan treatment minyak trafo pada penyulang Merdeka yang

ditunjukkan dalam tabel 3.1. Data tersebut digunakan sebagai data masukan untuk

menu entry data → pemeliharaan gardu → treatment oil.

Tabel 3.1. Data Treatment Minyak Trafo

S ebelum S esudah S aring Tambah Ganti total1 15 J uli 2008 DT  27 200 Unindo 62150 1995 27,00 57,8 225 112 15 J uli 2008 DT  206 250 Unindo 76275 2003 29,83 59 250 133 15 J uli 2008 DS  47 250 Unindo 72751 2000 16,16 46,41 250 134 15 J uli 2008 DS  275 250 B  & D 0838 2000 22,50 44,91 270 145 15 J uli 2008 DB  339 100 S intra 65009171 2005 28,16 58,2 160 86 15 J uli 2008 DB  474 160 Unindo 82140 2007 23,00 59 323 167 15 J uli 2008 DT  29 250 T rafindo 0030280 2000 24,16 57,8 330 178 15 J uli 2008 DT  155 160 B  & D 9702762 1997 34,33 ‐ baik9 15 J uli 2008 DT  107 200 T rafindo 0330521 2003 40,00 ‐ baik

10 18 J uli 2008 DT  39 250 S tarlite 001006 2000 20,50 56,6 400 202.208    110      

Has il Dielektrik Volume ( L tr)No. Tanggal Kode Gardu Daya Merk Nomor S eri Tahun

Page 12: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 12

Sampling data ganti minyak trafo yang dikerjakan pada tahun 2008 di

wilayah AJ Bali Selatan ditunjukkan dalam tabel 3.2. Data tersebut digunakan

sebagai data masukan untuk menu entry data → pemeliharaan gardu → ganti oil.

Tabel 3.2. Data Ganti Minyak Trafo

Sebelum Sesudah Saring Tambah Ganti total1 23 Juli 2008 Sedap Malam DS42 200 Unindo 1997 19,75 144,8 80 144,82 21 Juli 2008 Renon DS212 160 Unindo 3350 1974 17,08 188 70 1883 25 Juli 2008 Panjer DS169 400 Starlite 71011 2000 28,66 497,5 90 318,4

65,49 830,3 240 651,2

TahunHasil Dielektrik Volume ( Ltr)

PenyulangNo. Tanggal Kode Gardu Daya Merk Nomor Seri

III.2. DATABASE GARDU Struktur menu database gardu distribusi yang akan dibuat direncanakan

seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Struktur Menu Database Gardu Distribusi

Menu Utama

Entry Data

View Report

Export Data

Sudah Entry

Exit

Menu Export Data

Pengukuran Beban 80 Atas Treatment Oil Ganti Oli Inspeksi Gardu Gangguan Trafo Back

Pemeliharaan Gardu Inspeksi Gardu Gangguan Trafo Back

Menu Entry Data

Pengukuran Treatment Oil Ganti Oil Back

Menu Pemeliharaan Gardu

Komponen Pelengkap Index Polaritas Tahanan Isolasi Minyak Trafo Back

Menu Inspeksi Gardu

Page 13: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 13

Database Gardu yang dibuat ini terdiri dari 4 menu yaitu menu Entry Data,

Menu View Report, Menu Export Data dan menu Sudah Entry. Untuk menu Entry

Data terdiri dari submenu Pemeliharaan Gardu, Inspeksi Gardu dan Gangguan

Trafo. Submenu Pemeliharaan Gardu terdiri dari Pengukuran, Threatment Oil dan

Ganti Oil. Submenu Inspeksi Gardu terdiri dari Komponen Pelengkap, Tahanan

Isolasi, Index Polaritas dan Minyak Trafo.

Setelah data-data pengukuran dimasukkan pada menu Entry Data

Pengukuran, maka dari menu View Report bisa diketahui data pembebanan gardu,

data trafo, data LV Board, data tegangan ujung dan data jurusan yang mengalami

beban lebih. Hasil dari menu View Report bisa dilihat pada Lampiran 2.

Menu Export Data terdiri dari submenu Pengukuran, Beban 80 Atas,

Treatment Oil, Ganto Oil, Inspeksi Gardu dan Gangguan Trafo. Menu Export Data

ini digunakan untuk menampilkan data-data pengukuran yang sudah diolah

database dalam format Microsoft Office Excel.

Menu Sudah Entry merupakan menu untuk mencari rekap data semua

pengukuran gardu yang telah di-entry pada database dalam format Microsoft Office

Excel. Data yang ditampilkan didasarkan pada bulan dan tahun tertentu.

Tampilan Menu dari Database Gardu ini ditunjukkan dalam gambar dibawah

ini.

Gambar 3.2. Tampilan Menu Utama

Page 14: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 14

Gambar 3.3. Tampilan Menu Entry Data Pengukuran

Gambar 3.4. Tampilan Menu Entry Data Treatment Oil

Page 15: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 15

Gambar 3.5. Tampilan Menu Entry Data Ganti Oil

Gambar 3.6. Tampilan Menu Entry Data Inspeksi Gardu

Page 16: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 16

Gambar 3.7. Tampilan Menu Entry Data Gangguan Trafo

Gambar 3.5. Tampilan Menu View Report

Gambar 3.6. Tampilan Menu Sudah Entry

Page 17: TS Final - Erna

PT PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI Area Jaringan Bali Selatan

Pembuatan Database Gardu Distribusi 17

BAB IV PENUTUP

IV.1. KESIMPULAN

Dari database gardu distribusi yang dibuat maka didapatkan kesimpulan

sebagai berikut :

1. Data asset berupa trafo dan LV Board dapat ter-manage dengan baik.

2. Data hasil pengukuran gardu, LV Board, treatment trafo, ganti minyak

trafo dan inspeksi gardu dapat tersimpan dalam database.

3. Dari data hasil pengukuran gardu dan LV Board yang sudah di-entry

pada database dapat diketahui data trafo dan LV Board, pembebanan

trafo, tegangan ujung dan jurusan yang mengalami over load pada menu

View Report.

4. Dari data treatment minyak trafo, ganti minyak trafo dan inspeksi gardu

dapat digunakan sebagai analisis untuk merencanakan pemeliharaan

selanjutnya yang lebih terarah dan efektif.

IV.2. SARAN Meskipun database gardu distribusi yang telah dibuat ini dapat bekerja

sesuai yang direncanakan, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam pengembangan database ini di kemudian hari, diantaranya adalah :

1. Perlu adanya menu untuk analisa gangguan trafo secara menyeluruh,

dilihat dari aspek daya terpasang, tahun buat, merk trafo dan penyebab

gangguan.

2. Perlu adanya menu untuk record historical trafo setelah direkondisi.