258652823 askep tumor tulang

78
ASKEP KEGANASAN TUMOR TULANG 1. KHAIRUL UMAM 2. KOMALA SARI 3. LAELA BADRIA 4. M.IRWAN SURYADI 5. MUH. SYAHRON AL FAZARI 6. MUH. SOHIB 7. MUH. SOPIAN 8. MUH. MAKSUM 9. MUHAMAD RAMLI 10. NI NYOMAN SULASTRI 1

Upload: mala

Post on 28-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ttrtre

TRANSCRIPT

Page 1: 258652823 Askep Tumor Tulang

ASKEP

KEGANASAN TUMOR TULANG

1. KHAIRUL UMAM2. KOMALA SARI3. LAELA BADRIA4. M.IRWAN SURYADI5. MUH. SYAHRON AL FAZARI6. MUH. SOHIB7. MUH. SOPIAN8. MUH. MAKSUM9. MUHAMAD RAMLI10. NI NYOMAN SULASTRI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAMYAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN2015

1

Page 2: 258652823 Askep Tumor Tulang

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul

“KEGANASAN TUMOR TULANG” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami

miliki.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan penulis tentang Dermatitis Kontak. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa

di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan.

Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan

datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun orang yang ikut

membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang

kurang berkenan. Penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa

depan.

Mataram, 21 Desember 2015

Penulis

2

Page 3: 258652823 Askep Tumor Tulang

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 Latar B elakang............................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan..........................................................................................

1.3 Manfaat Penulisan........................................................................................

BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT...........................................................................

2.1 Konsep Medis................................................................................................

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan..........................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN OSTEOSARKOMA.............

3.1 Pengkajian.....................................................................................................

3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................

3.3 Intervensi Keperawatan...............................................................................

3.4 Implementasi Keperawatan.........................................................................

3.5 Evaluasi Keperawatan.................................................................................

BAB IV PENUTUP............................................................................................................

4.1 Simpulan........................................................................................................

4.2 Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: 258652823 Askep Tumor Tulang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik

keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai tatanan

pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah Keperawatan sebagai suatu

profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic,dan berdasarkan

pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.

Proses keperawatan itu sendiri merupakan cara sistematis yang dilakukan oleh

perawat bersama pasien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan

melakukan pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

serta pengevaluasian hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada pasien dan

berorientasi pada tujuan. Setiap tahap saling bergantung dan berhubungan(A. Aziz Alimul H,

2009).

Bahasan neoplasma pada system muskuloskeletal menjadi dua, yaitu neoplasma

jaringan lunak dan neoplasma kerangka. Tumor tulang di luar tulang, kulit, dan sistem organ

besar biasanya disebut tumor ganas jaringan lunak dan bukan sarkoma, karena berbagai

tumor mesenkim dengan derajat keganasan rendah dan tumor dengan penumbuhan infiltratif

setempat juga termasuk dalam golongan ini.

Reeves (2001), terdapat dua tipe tumor tulang (neoplasma) yaitu primer dan

metastasis. Tumor yang berasal dari tulang (primer) mencakup tumor yang tidak berbahaya

seperti osteoma, kondroma, tumor sel raksasa, kista dan osteid osteoma. Tumor primer

tumbuh dengan lambat, pada area terbatas, dan jarang sekali meluas. Tumor primer yang

ganas sangat jarang menyerang orang dewasa dan jika menyerang, tumor ini mencangkup

osteosarkoma dan multiple myeloma.

Doenges (2000), memakai istilah kanker untuk menggambarkan gangguan

pertumbuhan seluler, kanker merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit

tunggal. Sarkoma merupakan kanker yang berasal dari tulang, otot, atau jaringan

penyambung.

4

Page 5: 258652823 Askep Tumor Tulang

Tumor ganas sering bermetastis sampai paru-paru selama tahap awalnya.

Osteosarkoma merupakan keganasan tulang  yang utama, sering ditemukan pada anak-anak

dan remaja. Tumor tulang metastatik awalnya terdapat di paru-paru, payudara, prostat, ginjal,

ovary, atau tiroid. Insiden osteosarkoma lebih banyak terjadi daripada tumor tulang primer

dan memiliki prognosis yang buruk. Karsinoma akan lebih sering bermetastatis ke tulang

daripada sarkoma.

Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah

Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455

kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus

tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor

ganas yang sering didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh

tumor tulang ganas. Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam

stadium lanjut. Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum

terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun

setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam

keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani

maka tumor dapat menyebar ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan

karena terkadang memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan adalah:

1.2.1 Untuk mengetahui konsep medis dari keganasan tumor tulang.

1.2.2 Untuk mengetahui konsep keperawatan dari keganasan tumor tulang.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan adalah:

1.3.1 Sebagai sarana pembelajaran untuk dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan

dasar manusia yang bersifat tidak mampu dilakukan, tidak mau dilakukan, atau

tidak diketahui bagaimana cara melakukannya.

5

Page 6: 258652823 Askep Tumor Tulang

1.3.2 Sebagai sarana pembelajaran untuk dapat menentukan diagnosis keperawatan

setelah dilakukan identifikasi, Khususnya dalam asuhan keperawatan pada klien

tumor muskuloskeletal.

1.3.3 Sebagai sarana pembelajaran untuk dapat menentukan rencana tindakan setelah

diagnosis ditegakkan, Khususnya dalam asuhan keperawatan pada klien tumor

muskuloskeletal.

6

Page 7: 258652823 Askep Tumor Tulang

BAB II

KONSEP DASAR PENYAKIT

2.1 KONSEP MEDIS

2.1.1 Definisi

Karsinoma (keganasan) tulang adalah pertumbuhan sel baru yang bersifat

ganas dan abnormal pada tulang primer, tulang rawan, jaringan ikat, dan sum-sum

tulang. Karsinoma tulang disebut juga dengan neoplasma tulang atau tumor tulang.

Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana sel-selnya

tidak pernah menjadi dewasa. Tumor tulang primer merupakan tumor tulang dimana

sel tumornya berasal dari sel-sel yang membentuk jaringan tulang, sedangkan tumor

tulang sekunder adalah anak sebar tumor ganas organ non tulang yang bermetastasis

ke tulang.

Tumor tulang adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-

sel tersebut tidak pernah menjadi dewasa. Dengan istilah lain yang sering digunakan

“Tumor Tulang”, yaitu pertumbuhan abnormal pada tulang yang bisa jinak atau

ganas.

Tumor tulang merupakan kelainan pada system musculoskeletal yang

bersifat neoplastik. Tumor dalam arti yang sempit berarti benjolan. Sedangkan

setiap pertumbuhan yang barudan abnormal disebut neoplasma.

Tumor tulang adalah istilah yang dapat digunakan untuk pertumbuhan tulang

yang tidak normal, tetapi umumnya lebih digunakan untuk tumor tulang utama,

seperti osteosarkoma, chondrosarkoma, sarkoma Ewing dan sarkoma lainnya.

2.1.2 Anatomi dan Fisiologi Muskuluskeletal

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan

bertanggung jawabterhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal

adalah jaringan ikat.Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament,

bursae, dan jaringan-jaringankhusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.

1) Tulang

a. Bagian-bagian utama tulang rangka

7

Page 8: 258652823 Askep Tumor Tulang

b. Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan

hidup yangakan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan

kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang membuat tulang

keras dan kaku, tetapi sepertigadari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa

yang membuatnya kuat dan elastis.

c. Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah :

d. 1.Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk

tubuh2.Untuk memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh

kerja otot-ototyang melekat pada tulang tersebut; sebagai suatu system

pengungkit yangdigerakan oleh kerja otot-otot yang melekat

padanya.3.Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen

lain4.Untuk menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit

dalam sumsummerah tulang tertentu

e. Struktur tulang

f. Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi :1.Tulang panjang

ditemukan di ekstremitas2.Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan

tangan3.Tulang pipih pada tengkorak dan iga4.Tulang ireguler (bentuk yang

tidak beraturan) pada vertebra, tulang-tulang wajah,dan rahang.Seperti

terlihat pada gambar di bawah ini, lapisan terluar dari tulang (cortex)

tersusundari jaringan tulang yang padat, sementara pada bagian dalam di

dalam medulla berupa jaringan sponge. Bagian tulang paling ujung dari

tulang panjang dikenal sebagaiepiphyseyang berbatasan denganmetaphysis.

Metaphysis merupakan bagian dimana tulangtumbuh memanjang secara

longitudinal. Bagian tengah tulang dikenal sebagaidiaphysisyang berbentuk

silindris.

g. Perkembangan dan pertumbuhan tulang

h. Perkembangan dan pertumbuhan pada tulang panjang tipikal :

i. 1.Tulang didahului oleh model kartilago.

j. 2.Kolar periosteal dari tulang baru timbul mengelilingi model korpus.

Kartilagodalam korpus ini mengalami kalsifikasi. Sel-sel kartilago mati dan

meninggalkanruang-ruang.

8

Page 9: 258652823 Askep Tumor Tulang

k. 3.Sarang lebah dari kartilago yang berdegenerasi dimasuka oleh sel-sel

pembentuk tulang (osteoblast),oleh pembuluh darah, dan oleh sel-sel

pengikis tulang(osteoklast). Tulang berada dalam lapisan tak teratur dalam

bentuk kartilago.

l. 4.Proses osifikasi meluas sepanjang korpus dan juga mulai memisah pada

epifisisyang menghasilkan tiga pusat osifikasi.

m. 5.Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada metafisis, lembaran kartilago

yangsehat dan hidup antara pusat osifikasi. Pada metafisis sel-sel kartilago

memisahsecara vertical. Pada awalnya setiap sel meghasilkan kartilago sehat

dan meluasmendorong sel-sel yang lebih tua. Kemudian sel-sel mati.

Kemudian semua runagmebesar untuk membentuk lorong-lorong vertical

dalm kartilago yang mengalamidegenerasi. Ruang-ruang ini diisi oleh sel-sel

pembentuk tulang.

n. 6.Pertumbuhan memanjang berhenti pada masa dewasa ketika epifisis

berfusidengan korpus.Pertumbuhan dan metabolisme tulang dipengaruhi

oleh mineral dan hormone sebagai berikut :

o. Kalsium dan posfor, tulang mengandung 99% kalsium tubuh dan 90%

posfor.Konsentrasi kalsium dan posfor dipelihara dalam hubungan terbalik.

Sebagaicontoh, apabila kadar kalsium tubuh meningkat maka kadar posfor

akan berkurang.

p. Calcitonin, diproduksi oleh kelenjar typoid memilki aksi dalam

menurunkankadar kalsium serum jika sekresinya meningkat diatas normal.

q. Vitamin D, penurunan vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan

osteomalacia pada usia dewasa.

r. Hormon paratiroid (PTH), saat kadar kalsium dalam serum menurun,

sekresihormone paratiroid akan meningkat dan menstimulasi tulang untuk

meningkatkanaktivitas osteoplastic dan menyalurkan kalsium kedalam

darah.

s. Growth hormone (hormone pertumbuhan), bertanggung jawab dalam

peningkatan panjang tulang dan penentuan jumlah matrik tulang yang

dibentuk pada masasebelum pubertas.

9

Page 10: 258652823 Askep Tumor Tulang

t. Glukokortikoid, adrenal glukokortikoid mengatur metabolisme protein.

u. Sex hormone, estrogen menstimulasi aktivitas osteobalstik dan menghambat

peran hormone paratiroid. Ketika kadar estrogen menurun seperti pada

saatmenopause, wanita sangat rentan terhadap menurunnya kadar estrogen

dengankonsekuensi langsung terhadap kehilangan masa tulang

(osteoporosis). Androgen,seperti testosteron, meningkatkan anabolisme dan

meningkatkan masa tulang.

2) Sendi

Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-

tulang inidipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita

fibrosa, ligament,tendon, fasia, atau otot. Sendi diklasifikasikan sesuai dengan

strukturnya.

a. Sendi fibrosa (sinartrodial)

Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang dihubungkan oleh

serat-seratkolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura

tulang tengkorak.

b. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial)

Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh

jaringan fibrosakuat yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus

vertebra dan simfisis pubis.Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit

bebas.

c. Sendi synovial (diartrodial)

Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini biasanya

memungkinkangerakan yang bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan

tangan, dll.) tetapi beberapasendi sinovial secara relatif tidak bergerak (mis.,

sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkusdalam kapsul fibrosa dibatasi dengan

membran sinovial tipis. Membran ini mensekresicairan sinovial ke dalam

ruang sendi untuk melumasi sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak

membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan. Jumlah

yangditemukan pada tiap-tiap sendi normal relatif kecil (1 sampai 3 ml).

hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan

10

Page 11: 258652823 Askep Tumor Tulang

terutama adalah sel-selmononuclear. Cairan synovial juga bertindak sebagai

sumber nutrisi bagi rawan sendi.

3) Otot Rangka

Otot rangka merupakan setengah dari berat badan orang dewasa. Fungsi

utamanya adalahuntuk menggerakan tulang pada artikulasinya. Kerja ini dengan

memendekkan(kontraksi) otot. Dengan memanjang (relaksasi) otot

memungkinkan otot lain untuk berkontraksi dan menggerakan tulang.Otot ada

yang melekat langsung pada tulang, tetapi dimana bagian

terbesarnyamempengaruhi fungsi (mis., pada tangan), tangan yang berhubungan

langsung dengantulang, atau dimana kerjanya perlu dikonsentrasikan, otot

dilekatkan dengan tendonfibrosa. Tendon menyerupai korda, seperti tali, atau

bahkan seperti lembaran (mis.,pada bagian depan abdomen). Tidak ada otot

yang bekerja sendiri. Otot selalu bekerja sebagai bagian dari kelompok, dibawah

control system saraf.Fungsi otot dapat digambarkan dengan memperhatikan

lengan atas. Otot bisep darilengan atas dilekatkan oleh tendon ke skapula.

Perlekatan ini biasanya tetap stasioner danadalah asal (origo) dari otot. Ujung

yang lain dari otot dilekatkan pada radius. Perlekatanini untuk menggerakan otot

dan diketahui sebagaiinsersio dari otot.Bisep adalah otot fleksor ; otot ini

menekuk sendi, mengangkat lengan saat ia memendek.Otot ini juga cenderung

memutar lengan untuk memposisikan telapak tengadah karenatitik insersinya.

Otot trisep pada punggung lengan atas adalah ototekstensor ; otot inimeluruskan

sendi, mempunyai aksi yang berlawanan dengan otot bisep

2.1.3 Etiologi

a. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi

b. Keturunan, Contoh faktor genetika yang dapat meningkatkan resiko kanker

tulang adalah:

1) Multiple exostoses

2) Rothmund-Thomson sindrom

3) Retinoblastoma genetik

4) Li-Fraumeni sindrom

11

Page 12: 258652823 Askep Tumor Tulang

c. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya, seperti : penyakit paget (akibat

pajanan radiasi ).

2.1.4 Patofisiologi

Gambaran patologik yang penting untuk meramalkan perjalanan klinis dan

menentukan cara penanggulangannya ialah banyaknya mitosis dan banyaknya

nekrosis. Tumor ganas ini dibagi dalam tiga derajat maliknitas. Bila klien mendapat

terapi optimal, prognosis pertahanan hidup setiap lima tahunnya, berdasarkan

derajat keganasan tumor dari derajat I – III adalah 90%, 70%, dan 45%. Banyaknya

mitosis dari derajat I – III berturut-turut adalah < 4/2 mml2, 4-25/2

mm2 (2mm2 artinya banyaknya mitosis pada lapangan mikroskopik 2mm2).

2.1.5 Pathway

Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi faktor genetika kondisi patologis

Adanya tumor tulang

Jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor

Reaksi tulang normal

Osteolitik (destraksi tulang), osteoblastik (pembentukan tulang)

Pertumbuhan tulang yang abortif

12

Page 13: 258652823 Askep Tumor Tulang

Osteoporosis Tumor

Fraktur Pembedahan

Penumbuhan massa tulang

Deformitas

2.1.6 Insiden Tumor Tulang

Insiden dari beberapa neoplasma berkaitan dengan usia, misalnya

osteosarkoma terjadi kebanyakan pada anak dan remaja, dan osteoklastoma terjadi

pada dewasa. Lokasi anatomi juga mempunyai kekhususan, yaitu sering terjadi pada

daerah metafisis tulang panjang seperti femur distal, tibia proksimal dan humerus

proksimal.

2.1.7 Klasifikasi Tumor tulang

1) Tumor tulang jinak (Benigna)

Tumor tulang jinak (benigna), tumor inu biasanya tumbuh lambat, gejalanya

sediktit, dan tidak menyebabkan kematian.

2) Tumor tulang ganas (Maligna)

Tumor tulang ini relative datang dan biasanya tumbuh dari sel jaringan ikat dan

penyokong/elemen sumsum tulang (Myeloma).

Tumor tulang ganas di golongkan berdasarkan TMM (Tumor, Nodus,

Metastasis), yaitu penyebaran setempat dan metastatis. Klasifikasi tumor tulang

menurut Sjamsuhidajat R (1997) sebagai berikut:

a. T       =       Tumor Induk

13

Gangguan harga diri

Kerusakan mobilisasi fisik

NYERIResti Infeksi

Page 14: 258652823 Askep Tumor Tulang

b. TX    =       Tumor tidak dapat dicapai

c. T0     =       Tidak ditemukan tumor primer

d. T1     =       Tumor terbatas didalam periosteum

e. T2     =       Tumor menembus periosteum

f. T3     =       Tumor masuk organ atau struktur seputar tulang

g. N      =       Kelenjar limfe regional

h. N0    =       Tidak ditemukan tumor di kelejar limfe

i. N1    =       Tumor di kelenjar limfe regional

j. M      =       Metastatis jauh

k. M0    =       Tidak di temukan metastasis jauh

l. M1    =       Metastasis jauh

2.1.8 Manifestasi Klinik

Beberapa manifestasi klinis yang muncul pada tumor tulang bisa

bervariasi tergantung pada jenis tumor  tulangnya, namun yang paling umum adalah

nyeri. Tumor tulang lebih umum terjadi pada tulang yang bentuknya panjang

(lengan dan kaki), sehingga tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang paling

sering merasakan nyeri.

Tidak semua tumor tulang bersifat ganas, melainkan ada juga yang jinak.

Nyeri tulang umumnya menunjukkan bahwa tumor tersebut adalah jinak.

Beberapa manifestasi klinis tumor tulang, antara lain:

a. Persendian yang bengkak dan inflamasi.

b. Patah tulang yang disebabkan karena tulang yang rapuh

Manifestasi klinis yang tidak spesifik seperti demam, menurunnya berat

badan, kelelahan yang hebat, dan anemia juga bisa menjadi gejala tumor tulang, tapi

bisa juga merupakan indikator penyakit lain.

14

Page 15: 258652823 Askep Tumor Tulang

2.1.9 Jenis – Jenis Tumor

a. Multipel myeloma

Tumor ganas tulang yang paling sering ditemukan adalah multiple

myeloma, akibat proliferasi ganas dari sel-sel plasma. Myeloma multiple

merupakan keganasan sel plasma yang ditandai dengan pengantian sumsum

tulang, destruksi tulang dan pembentukan paraprotein.

Gejala yang paling sering timbul adalah nyeri tulang, dan lokasi nyeri

seringkali pada tulang iga dan tulang belakang. Tanda lain adalah teraba lesi

tulang, terutama pada tulang tengkorak, dan klavikula. Lesi-lesi pada tulang

punggung dapat menyebabkan vertebra kolaps dan kadang-kadang menjepit

saraf spinal.

Pengobatannya memerlukan berbagai usaha sebab myeloma multiple

menyerang banyak organ. Tujuan terapi myeloma sering kali paliatif, jika

penyakit yang di temukan di temukan dalam keadaan minimal atau jika

diagnosis keganasan meragukan, pasien harus di observasi tanpa dilakukan

terapi sebelumnya.

b. Tumor Raksasa

Tumor ini biasanya berasal dari sarumg tendo. Sifat khas dari tumor sel

raksasa adalah adanya stroma vascular dan seluler yang terdiri atas sel-sel

berbentuk oval yang mengandung sejumlah nucleus, kecil dan berwarna gelap.

Sel raksasa ini merupakan sel besar dengan sitoplasma yang berwarna merah

muda. Sel ini mengandung sejumlah nucleus yang vesikuler dan menyerupai sel-

sel stroma.

Tumor sel raksasa sering terjadi pada orang dewasa muda dan lebih

banyak pada wanita. Tumor ini sering menyerang pada ujung-ujung tulang

panjang, terutama lutut dan ujung bawah radius.

Gejala yang paling sering terjadi adalah nyeri, disamping gejala

keterbatasan gerak sendi dan kelemahan. Tumor ini (sekitar 60% atau lebih)

cenderung kambuh secara local dan biasanya tumor yang kambuh karena tidak

bersihnya eksisi akan bersih bersifat lebih ganas. Untuk memastikan jenis tumor

dilakukan biopsi, kemudian perlu dilakukan eksisis local yang cukup luas,

15

Page 16: 258652823 Askep Tumor Tulang

termasuk pengangkatan jaringan normal dari tepi tumor. Dengan melakukan

biopsy maka diagnosis dapat ditegakkan dan operasi lokal yang disertai tindakan

rekonstruksi segera dapat dilakukan.

c. Osteoma

Merupakan lesi tulang yang bersifat jinak yang ditandai oleh

pertumbuhan tulang yang abnormal. Osteoma klasik berwujud sebagai benjolan

yang tumbuh dengan lambat dan tidak nyeri. Jika lesi menimbulkan gejala, maka

perawatan yang dipilih adalah eksisi osteoma dengan pembedahan. Operasi

pembuangan bagian tulang yang membesar ini juga dilakukan utuk keperluan

diagnostic pada lesi-lesi yang besar. Eksisi biasanya memberikan penyembuhan

pada tulang. Pada pemeriksaan radiografi, osteoma perifer tambak sebagai lesi

radio – opak yang meluas dari permukaan tulang. Osteomas sentral tampak

sebagai suatu massa sklerotik berbatas jelas dalam tulang.

d. Kondroblastoma

Adalah tumor jinak yang jarang ditemukan, dan biasanya menyerang

anak laki-laki yang berusia remaja. Tumor ini secara unik ditemukan di Epifisis.

Tempat yang paking sering terserang adalah humerus. Gejala yang muncul

seringkali berupa nyeri sendi yang timbul dari jaringan tulang rawan.

Perawatannya dilakukan dengan eksisi pembedahan. Jika mengalami

kekambuhan, maka tumor ini akan di tangani dengan eksisi, bedah beku atau

radioterapi.

e. Enkondroma

Enkondroma atau kondroma sentral adalah tumor jinak dari sel-sel

tulang rawan dispalstik yang timbulnya pada metafisis tulang tubular terutama

pada tangan dan kaki, seperti falang, metacarpus, dan metatarsus. Pada

pemeriksaan radiografi didapati titik-titik perkapuran yang berbatas tegas,

membesar,dan menipis. Tanda itu merupakan cirri khas dari tumor enkondroma.

Tumor berkembang selama massa pertumbuhan pada anak-anak atau remaja.

Keadaan tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya fraktur patologis.

Enkondroma tidak menimbulkan gejala nyeri sampai terjadi

pembengkakan, atau fraktur patologis pada tulang yang korteksnya menjadi tipis

16

Page 17: 258652823 Askep Tumor Tulang

karena absorbs enkondroma. Untuk jenis gangguan ini biasanya dilakukan

pembedahan dengan kuret dan pencangkokan tulang.

f. Sarkoma Osteogenik (osteosarkoma)

Merupakan neoplasma tulamg primer yang sangat ganas kedua.

Neoplasma ini sering di temukan pada anak, remaja, dan dewasa muda. Tumor

ini tumbuh pada bagian metafisis tulang. Tempat yang paling sering terserang

tumor adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. Osteosarkoma paling

banyak menyerang anak remaja dan mereka yang mengijak masa dewasa, tetapi

dapat juga menyerang klien penyakit paget yang berusia lebih dari 50 tahun.

Nyeri yang menyertai destruksi tulang dan erosi adalah gejala umum

dari osteosarkoma. Penampakan luar dari osteosarkoma dapat berupa osteolitik

dimana tulang telah mengalami perusakan dan jaringan lunak diinvasi oleh

tumor, atau periosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi, dan

pada hasil pemeriksaan radiografi menunjukkan adanya suatu bangunan yang

berbentuk segitiga. Walaupun gambaran ini juga dapat terlihat pada berbagai

bentuk keganasan tulang yang lain, tetapi bersifat khas untuk sarcoma

osteogenik. Tumor ini dapat menghasilkan suatu pertumbuhan tulang yang

bersifat abortif. Pada radiogram akan terlihat sebagai suatu sunburst (pancaran

sinar matahari).

g. Kondrosarkoma

Tumor ini paling sering menyerang pria berusia di atas 35 tahun

(price,1995). Gejala yang paling sering adalah adanya massa tanpa nyeri yang

berlangsung lama tetapi mungkin akan diikuti pertumbuhan yang cepat dan

agresif. Tempat-tempat yang sering ditumbuhi tumor ini adalah pelvis, femur,

tulang iga, gelang bahu, dan tulang-tulang kraniovasial.

Tampak sebagai suatu daerah radiolusen dengan bercak-bercak

berkapuaran yang tidak jelas, pada penampakan radiogram. Penatalaksanaannya

terbaik yang dilakukan pada saat ini adalah dengan eksisi radikal, juga dengan

bedah beku, radioterapi, dan kemoterapi. Untuk lesi-lesi yang agresif dan

kambuh berulang-ulang, penatalaksanaannya yang paling tepat adalah dengan

amputasi.

17

Page 18: 258652823 Askep Tumor Tulang

Terapinya adlah dengan mengangkat kelainan yang disusul dengan

kemoterapi bila perlu. Walaupun bermetastasis, tetapi prognosisnya lebih baik

daripada osteosarkoma.

h. Sarkoma Ewing

Sarkoma ewing adalah jenis tumor tulang lain yang sangat ganas.

Tumor ini sering memenuhi sum-sum tulang panjang dan merupakan neoplasma

tulang primer ketiga yang paling sering dijumpai. Tumor ini paling terjadi pada

anak-anak belasan tahun dan paling sering pada kortus tulang panjang.

Penampilan secara kasarnya adalah berupa tumor abu-abu lunak yang tumbuh ke

reticulum sum-sum tulang dan merusak korteks tulang dari sebelah dalam.

Dibawah periosteum terbentuk lapisan-lapisan tulang yang baru diendapkan

paralel dengan batang tulang sehingga membentuk gambaran berupa kulit

bawang.

Tanda dan gejala yang khas berupa nyeri,benjolan nyeri tekan,dema

seperti pada klien osteomielitis akut (38-40oc), dan leukositosis (20.000-40.000

leukosit/mm3).penatalaksanaannya berupa pengobatan dengan penyinaran,

pemberian obat-obat sitostatik, dan pembedahan dilakukan untuk membuang

tumor. Tumor ewing bersifat relative radiosensitive. Prognosis sarcoma ewing

mirip osteosarkoma yaitu buruk dan tidak jarang klien meninggal beberapa

tahun setelah didiagnosis. 

 

2.1.10 Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik, dan penunjang

diagnosis seperti CT, mielogram, asteriografi, MRI, biopsi, dan pemeriksaan

biokimia darah dan urine. Pemeriksaan foto toraks dilakukan sebagai prosedur rutin

serta untuk follow-up adanya stasis pada paru-paru. Fosfatase alkali biasanya

meningkat pada sarkoma osteogenik. Hiperkalsemia terjadi pada kanker tulang

metastasis dari payudara, paru, dan ginjal. Gejala hiperkalsemia meliputi kelemahan

otot, keletihan, anoreksia, mual, muntah, poliuria, kejang dan koma. Hiperkalsemia

harus diidentifikasi dan ditangani segera. Biopsi bedah dilakukan untuk identifikasi

18

Page 19: 258652823 Askep Tumor Tulang

histologik. Biopsi harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran dan

kekambuhan yang terjadi setelah eksesi tumor., (Rasjad, 2003).

contoh hasil rontgen:

2.1.11 Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat

didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan

tumor, pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi

secara maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit.

Penatalaksanaan meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau terapi

kombinasi. Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau

radiasi dan kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi

adriamycin (doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau

metrotexate dosis tinggi (MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin

digunakan secara tersendiri atau dalam kombinasi.

Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian

cairan normal intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat,

mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid, (Gale, 1999).

b. Tindakan keperawatan

Manajemen nyeri Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik

relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi

( pemberian analgetika ).

Mengajarkan mekanisme koping yang efektif, Motivasi klien dan

keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan dukungan secara

19

Page 20: 258652823 Askep Tumor Tulang

moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau

rohaniawan.

Memberikan nutrisi yang adekuat, Berkurangnya nafsu makan, mual,

muntah sering terjadi sebagai efek samping kemoterapi dan radiasi, sehingga

perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika dan teknik relaksasi dapat

mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan

sesuai dengan indikasi dokter.

Pendidikan kesehatan Pasien dan keluarga diberikan pendidikan

kesehatan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi, program terapi, dan

teknik perawatan luka di rumah.(Smeltzer. 2001)

2.1.12 Penobatan Tumor Tulang

Ada tiga bentuk standar pengobatan kanker tulang primer, antara lain :

a. Pembedahan.

Kanker tulang umumnya diterapi dengan pembedahan. Pembedahan

dilakukan pada kanker yang belum menyebar dan mengangkat jaringan kanker

dan jaringan yang ada disekitarnya. Beberapa tumor mungkin masih

memerlukan kemoterapi atau radiasi selain pembedahan.

b. Terapi radiasi

Terapi radiasi menggunakan energi radiasi tertentu untuk mengecilkan

tumor atau menghilangkan sel kanker. Terapi radiasi bekerja dengan merusak

DNA sel, sehingga sel tidak mampu berkembang. Meskipun terapi radiasi dapat

merusak sel sehat yang ada disekitarnya, sel kanker lebih sensitif terhadap

radiasi dan akan mati saat diradiasi. sel sehat disekitarnya akan rusak karena

radiasi, namun mereka akan segera pulih.

c. Kemoterapi.

Kemoterapi sering diberikan untuk pengobatan kanker tulang. Obat

kemoterapi bekerja dengan menghilangkan sel-sel yang memiliki kecepatan

dalam membelah diri, seperti sel kanker. Namun, ada beberapa jenis sel normal

yang juga memiliki sifat cepat membelah diri seperti sel rambut. Sehingga

kadangkala kemoterapi menyebabkan kerontokan rambut.

20

Page 21: 258652823 Askep Tumor Tulang

Adakalanya dibutuhkan kombinasi terapi dari ketiganya. Pengobatan

sangat tergantung pada jenis kankernya, tingkat penyebaran atau bermetastasis

dan faktor kesehatan lainnya.

2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

2.2.1 Pengkajian

a. Aktivitas /Istirahat

Gejala:

1) Kelemahan dan atau keletihan.

2) Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada malam hari, adanya faktor-

faktor yang mempengaruhi tidur seperti : nyeri, ansietas, dan berkeringat

malam.

3) Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan.

4) Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen, tingkat stress tinggi.

b. Sirkulasi

Gejala :

1) palpitasi dan nyeri dada pada aktivitas fisik berlebih.

2) Perubahan pada TD.

c. Integritas Ego

Gejala :

1) Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi

stres (misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan,

keyakinan religious/spiritual).

2) Masalah tentang perubahan dan penampilan, misalny : alopesia, lesi, cacat,

pembedahan.

3) Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu,

tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan.

Tanda :

1) Kontrol depresi.

2) Menyangkal, menarik diri, dan marah.

d. Eliminasi

21

Page 22: 258652823 Askep Tumor Tulang

Gejala :

Perubahan pola defikasi, misalnya : darah pada feses, nyeri saat defikasi.

Perubahan eliminasi urinearius misalnya : nyeri atau rasa terbakar pada saat

berkemih, hematuria, sering berkemih.

Tanda:

Perubahan bising usus, distensi abdomen.

e. Makanan/Cairan

Gejala:

1) Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan

bahan pengawet).

2) Anoreksia, mual/muntah.

3) Intoleransi makanan.

Tanda:

1) Perubahan berat badan (BB), penurunan BB hebat, kaheksia, berkurangnya

massa otot.

2) Perubahan pada kelembapan/turgor kulit, edema.

f. Neurosensori

Gejala :

Pusing, sinkope.

g. Nyeri/Kenyamanan

Gejala :

Tidak ada nyeri yang bervariasi, misalnya : kenyamanan ringan sampai nyeri

berat (dihubungkan dengan proses penyakit).

h. Pernafasan

Gejala :

Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok),

pemajananasbes.

i. Keamanan

Gejala :

1) Pemajana pada kimia toksik, karsinogen.

2) pemajanan matahari lama/berlebihan.

22

Page 23: 258652823 Askep Tumor Tulang

3) Demam.

Tanda :

Ruam kulit, ulserasi.

j. Seksualitas

Gejala :

1) Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat

kepuasaan.

2) Nuligravida lebih besar dariusia 30 tahun.

3) Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, dan herpes

genital.

k. Interaksi Social

Gejala :

1) Ketidakadekuatan/kelemahan system pendukung.

2) Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau

bantuan). Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.

2.2.3 Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan penyimpangan KDM pada klien dengan tumor muskuloskeletal, maka

diagnosa yang muncul adalah sebagai berikut:

1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakitnya (tumor tulang).

2. Kerusakan mobilisasi fisik berhubungan dengan kerusakan rangka

neuromuskuler.

3. Gangguan harga diri berhubungan dengan biofisika (kecacatan bedah, efek

samping kemo terapi miss kehilangan rambut, kelelahan berlebih,dll).

4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pembedahan.

2.2.4 Rencana Asuhan Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan Pertama: Nyeri berhubungan dengan proses

penyakitnya(tumor tulang).

23

Page 24: 258652823 Askep Tumor Tulang

a. Ditandai dengan: keluhan nyeri, memfokuskan pada diri

sendiri/penyempitan fokus, distraksi/ perilaku berhati-hati, respons

autonomil/ gelisah.

b. Tujuan: klien mengalami pengurangan nyeri

c. Kriteria hasil:

- Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan

- Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktifitas

hiburan sesuai indikasi situasi individu.

d. Intervensi:

24

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji status nyeri ( lokasi,

frekuensi, durasi, dan

intensitas nyeri )

2. Berikan lingkungan yang

nyaman, dan aktivitas hiburan

( misalnya : musik, televisi )

3. Ajarkan teknik manajemen

nyeri seperti teknik relaksasi

napas dalam, visualisasi, dan

bimbingan imajinasi.

4. Kolaborasi:

Berikan analgesik sesuai

kebutuhan untuk nyeri.

1. memberikan data dasar untuk

menentukan dan meng-

evaluasi intervensi yang

diberikan.

2. meningkatkan relaksasi klien.

3. meningkatkan relaksasi yang

dapat menurunkan rasa nyeri

klien

4. mengurangi nyeri dan spasme

otot

Page 25: 258652823 Askep Tumor Tulang

2. Diagnosa Keperawatan Kedua: Kerusakan mobilisasi fisik berhubungan

dengan kerusakan rangka neuromuskuler.

a. Ditandai dengan: ketidakmampuan bergerak sesuai tujuan dalam lingkungan

fisik, dilakukan pembatasan dan penurunan kekuatan/kontrol otot.

b. Tujuan: klien dapat melakukan aktivitas secara minimum.

c. Kriteria hasil:

- Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan

- Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktifitas

hiburan sesuai indikasi situasi individu.

d. Intervensi:

25

Page 26: 258652823 Askep Tumor Tulang

26

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji derajat imobilitas yang

dihasilkan oleh cedera/pengo-

batan dan perhatikan persepsi

pasien terhadap imobilisasi.

2. Bantu/dorong perawatan

diri/kebersihan (contoh

mandi, mencukur)

3. Berikan alat bantu dalam

mobilisasi dengan kursi roda,

kruk, tongkat, sesegera

mungkin dan instruksikan

keamanan dalam meng-

gunakan alat bantu.

4. Awasi TD dengan melakukan

aktivitas. Perhatikan keluhan

pusing.

5. Ubah posisi secara periodik

dan dorong untuk latihan

batuk/napas dalam.

1. Pasien mungkin dibatasi oleh

pandangan diri/ persepsi diri

tentang keterbatasan fisik

aktual, memerlukan

informasi/ intervensi untuk

meningkatkan kemajuan

kesehatan.

2. meningkatkan kekuatan otot

dan sirkulasi, meningkatkan

pasien dalam situasi dan

meningkatkan kesehatan diri

langsung.

3. Mobilisasi dini menurunkan

tirah baring (contoh flebitis)

dan meningkatkan penye-

mbuhan, serta normalisasi

fungi organ.

4. Hipotensi postural adalah

masalah umum menyertai

tirah baring lama.

5. Mencegah /menurunkan

insiden komplikasi kulit/

pernapasan.

Page 27: 258652823 Askep Tumor Tulang

3. Diagnosa Keperawatan Ketiga: Gangguan harga diri berhubungan dengan

biofisika (kecacatan bedah, efek samping kemo terapi miss kehilangan rambut,

kelelahan berlebih,dll).

a. Ditandai dengan:

- Mengungkapkan perubahan gaya hidup tentang tubuh; perasaan

tidak berdaya, putus asa, dan tidak mampu

- Preokupasi dengan perubahan atau kehilangan

b. Tujuan: klien dapat mengungkapan perubahan pemahaman dalam gaya

hidup tentang tubuh, perasaan tidak berdaya, putus asa dan tidak mampu.

c. Kriteria hasil:

- Mengungkap pemahaman tentang perubahan tubuh, penerimaan diri

dalam situasi

- Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi

masalah secara efektif

- Mendemonstrasikan adaptasi terhadap berubahan/ kejadian yang

telah terjadi yang dibuktikan oleh penyusunan tujuan realistis dan

partisipasi aktif dalam kerja/bermain/hubungan personal dengan

tepat

d. Intervensi:

27

INTERVENSI RASIONAL

1. Diskusikan dengan orang

terdekat pengaruh diagnosis dan

pengobatan terhadap kehidupan

pribadi pasien dan keluarga.

2. Motivasi pasien dan keluarga

untuk mengungkapkan perasaan

tentang efek kanker atau

pengobatan.

3. Pertahankan kontak mata selama

interaksi dengan pasien dan

keluarga dan bicara dengan

menyentuh pasien

1. membantu dalam memastikan

masalah untuk memulai proses

pemecahan masalah.

2. membantu dalam pemecahan

masalah

3. menunjukkan rasa empati dan

menjaga hubungan saling

percaya dengan pasien dan

keluarga.

Page 28: 258652823 Askep Tumor Tulang

4. Diagnosa Keperawatan Ke empat: Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan

Pembedahan.

a. Faktor risiko meliputi:

- Ketidak adekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi

- Malnutrisi, proses penyakit kronis

- Prosedur invasif

b. Tujuan: menurunkan risiko infeksi

c. Kriteria hasil:

- Mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam intervensi untuk

mencegah/ mengurangi risiko infeksi

- Tetap tidak demam dan mencapai pemulihan tepat pada waktunya

d. Intervensi:

28

INTERVENSI RASIONAL

1. Tingkatkan prosedur mencuci

tangan yang baik dengan staf dan

pengunjung. Batasi pengunjung

yang mengalami infeksi.

Tempatkan pada isolasi sesuai

indikasi.

2. Tekankan higine personal.

3. Ubah posisi dengansering;

pertahankan linen kering dan

bebas kerutan

4. Hindari/batasi prosedur invasi.

Taati teknik aseptik.

1. Lindungi pasien dari sumber-

sumber infeksi.

2. Membantu potensial sumber

infeksi dan /atau pertumbuhan.

3. Menurunkan tekanan dan iritasi

pada jaringan dan mencegah

kerusakan kulit(sisi potensial

untuk pertumbuhan bakteri)

4. Menurunkan risiko kontaminasi,

membatasi entri portal terhadap

agen infeksius

Page 29: 258652823 Askep Tumor Tulang

2.2.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap terakhir proses keperawatan dengan cara

menilai sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam

mengevaluasi perawat harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk

memahami respons terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan

kesimpulan tentang tujuan yang dicapai, serta kemampuan dalam menghubungakan

tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Tahap evaluasi ini terdiri atas dua

kegiatan, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan selama

proses perawatan berlangsung atau menilai respons pasien, sedangkan evaluasi

hasil dilakukan atas target tujuan yang diharapkan (A. Aziz Alimul H, 2009).

Berdasarkan rencana asuhan keperawatan diatas maka evaluasi hasil yang didapat

adalah :

1. Klien mengalami pengurangan nyeri

2. Klien dapat melakukan aktivitas secara minimum.

3. Klien dapat mengungkapan perubahan pemahaman dalam gaya hidup tentang

tubuh, perasaan tidak berdaya, putus asa dan tidak mampu.

4. Menurunkan risiko infeksi

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN OSTEOSARKOMA

KASUS

Tomi ( 14 th) adalah murid sekolah sepak bola. Sejak 4 bulan ini timbul bengkak di lutut

kanan tomi. Awalnya tomi jatuh saat main bola, kemudian timbul pembengkakan di atas

lututnya. Orang tuanya menganggap lutut Tomi terkilir, dan dibawa berurut ke dukun. Semakin

lama pembengkakan itu semakin besar dan badan semakin kurus.

29

Page 30: 258652823 Askep Tumor Tulang

Melihat keadaan Tomi yang semakin memburuk, ayah Tomi membawanya berobat ke

rumah sakit. Dokter melakukan pemeriksaan dan mendapatkan adanya pembengkakan diatas

lutut Tomi dengan diameter 20 cm, keras dan terlihat adanya venektasia. Pada pangkal paha

kanan belum terdapat pembengkakan kelenjar limfe. Dokter menduga Tomi menderita tumor

ganas tulang, sehingga dokter memeriksa seluruh tubuh tomi untuk mencari apakah ada

metastase ke organ lainnya.

Selanjutnya dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan rontgen paha, lutut dan

dada. Dokter radiologi melihat adanya gambaran “sun ray appereance” dan “Codman Triangle”.

Dokter kemudian merencanakan open biopsy, sehingga nanti bisa ditentukan diagnosis dan

penatalaksanaan yang lebih tepat.

1.1 PENGKAJIAN

1. Biodata

a. Identitas Pasien

Nama : An. T

Umur : 14 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Siswa

30

Page 31: 258652823 Askep Tumor Tulang

Alamat :-

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Klien mengatakan timbul pembengkakan diatas lututnya setelah terjatuh

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Keluarga klien mengatakan sejak 4 bulan ini timbul bengkak di lutut kanan

tomi. awalnya tomi jatuh saat main bola, kemudian timbul pembengkakan di atas

lututnya. Orang tuanya menganggap lutut Tomi terkilir, dan dibawa berurut ke

dukun. Semakin lama pembengkakan itu semakin besar dan badan semakin kurus.

Melihat keadaan Tomi yang semakin memburuk, ayah Tomi membawanya

berobat ke rumah sakit. Dokter melakukan pemeriksaan dan mendapatkan adanya

pembengkakan diatas lutut Tomi dengan diameter 20 cm, keras dan terlihat adanya

venektasia. Pada pangkal paha kanan belum terdapat pembengkakan kelenjar

limfe. Dokter menduga Tomi menderita tumor ganas tulang, sehingga dokter

memeriksa seluruh tubuh tomi untuk mencari apakah ada metastase ke organ

lainnya.

Selanjutnya dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan rontgen

paha, lutut dan dada. Dokter radiologi melihat adanya gambaran “sun ray

appereance” dan “Codman Triangle”. Dokter kemudian merencanakan open

biopsy, sehingga nanti bisa ditentukan diagnosis dan penatalaksanaan yang lebih

tepat.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Keluarga klien mengatakan anaknya pernah terkena penyakit gagal hati.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga klien mengatakan pernah mengalami osteoma.

3. Pola-pola Fungsi Kesehatan

a. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan

SMRS : keluarga klien mengatakan jika ada salah satu anggota keluarga yang

sakit, keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada seperti rumah

sakit, dokter, perawat dan tim kesehatan lain. Keluarga juga

mengatakan bahwa kebersihan amatlah penting.

31

Page 32: 258652823 Askep Tumor Tulang

b. Pola nutrisi dan metabolisme

SMRS :Orang tua klien mengatakan anaknya makan dua atau tiga kali sehari

dengan porsi 1 piring terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk (tempe, tahu,

telur dan daging), buah-buahan seperti pisang, pepaya dan lain-lain.

MRS : Orang tua klien mengatakan nafsu makan klien menurun hanya

menghabiskan 4 sendok makan sehingga berat badannya juga

berkurang, berat badan sebelum sakit 35 kg, TB 130 cm sedang saat

sakit BB 28 kg, TB 130 cm, rambut kusam. Di rumah sakit klien

makan dihabiskan separuh porsi, susu diminum ½ gelas, air putih ±

150 CC. Suhu klien meningkat 39°C.

c. Pola aktifitas dan latihan

SMRS : orang tua klien mengatakan klien makan, minum, mandi dan ganti

pakaian sendiri.

MRS : orang tua klien mengatakan klien sering terbaring di tempat tidur

ditunggu keluarganya sesekali minta ganti posisi tidur karena lutut

terasa nyeri. Makan, minum dan ganti pakaian dibantu oleh keluarga.

Klien terbaring lemah. Klien takut menggerakkan lututnya.

d. Pola eliminasi

Eliminasi alvi :

SMRS : orang tua klien mengatakan BAB satu kali sehari secara teratur

dengan konstitensi lunak tidak ada gangguan, buang air besar

dilakukan sendiri.

MRS : orang tua klien mengatakan buang air besar tidak teratur kadang 2

kali sehari dengan konstitensi agak keras.

Eliminasi urine :

SMRS : orang tua klien mengatakan buang air kecil 3 – 5 kali sehari secara

teratur warna kuning jernih.

MRS : orang tua klien mengatakan buang air kecil 1 – 2 kali sehari warna

kuning jernih. Klien tidak mau kencing pakai pot urinal, inginnya

kencing ke kamar mandi.

e. Pola tidur dan istirahat

32

Page 33: 258652823 Askep Tumor Tulang

SMRS : orang tua klien mengatakan klien tidur 12 jam sehari (10 jam pada

malam hari dan 2 jam pada siang hari

MRS : orang tua klien mengatakan klien tidak dapat tidur karena benjolan di

lututnya terasa nyeri, jika sering terbangun pada malam hari karena

mengeluh nyeri.

f. Pola sensori dan kognitif

Sensori : Indera pendengaran berfungsi dengan baik begitu juga dengan indera

perasa dan pembauan. Indera penglihatan juga berfungsi dengan baik

dan setelah masuk rumah sakit tidak ada gangguan fungsi hanya saja

terasa nyeri.

Kognitif : Klien seorang anak berusia 14 tahun tidak mengerti tentang

penyakitnya dan keluarga pun tidak mengerti tentang penyakit yang

diderita anaknya.

g. Pola hubungan dan peran

SMRS : orang tua klien mengatakan hubungan klien dengan anggota keluarga

lainnya baik-baik saja, demikian pula dengan teman-temannya.

MRS : Klien hanya berbicara dengan keluarganya.

h. Pola persepsi diri dan konsep diri

Keluarga klien merasa takut dan cemas tentang penyakit yang dialami

anaknya, keluarga tidak mau pulang dulu sebelum anaknya sembuh.

i. Pola reproduksi dan seksualitas

Saat ini klien berumur 14 tahun, masalah reproduksi dan seksualitas tidak

terlalu dipikirkan.

j. Pola penanggulangan stress

Keluarga klien sebelum memasukkan anaknya ke RS , membawa anaknya

ke dokter dan keluarga klien mematuhi anjuran dokter dan petugas kesehatan

lainnya..

k. Pola tata nilai dan kepercayaan

33

Page 34: 258652823 Askep Tumor Tulang

Klien menganut agama islam, sebelum masuk rumah sakit klien tidak

menjalankan ibdah shalat karena lutut yang susah digerakkan. Keluarga juga sering

berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

4. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum lemah

Kesadaran compos metis

b. Pemeriksaan TTV dengan hasil :

TD : 110/70

RR : 20x/menit

S : 37,50C

N : 100x/menit

c. Pemeriksaan Head To-Toes

1) Kepala dan leher

Bentuk kepala lonjong, warna rambut hitam dan kusut, tidak terdapat

benjolan, pada leher tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran

vena jugularis.

2) Mata

Warna konjungtiva tidak pucat, mata nampak merah.

3) Hidung

Pada hidung terdapat sekret, bentuk hidung simetris, tidak terdapat

pernafasan cuping hidung dan polip.

4) Mulut dan tenggorokan

Mukosa bibir kering dan pecah-pecah, tidak terdapat stomatitis. Lidah

tertutup selaput putih kotor, pada tonsil tidak ada hyperemi dan tenggorokan

tidak nyeri waktu menelan.

5) Telinga

Bentuk simetris, tidak ada cairan yang keluar, fungsi pendengaran

telinga kanan dan kiri normal.

6) Dada

34

Page 35: 258652823 Askep Tumor Tulang

Bentuk dada simetris, pergerakan otot pernafasan simetris, tidak ada

refraksi, tidak terdengar suara tambahan (ronchi dan wheezing).

7) Abdomen

Bentuk abdomen simetris, tidak buncit, pada palpasi ada nyeri tekan di

perut bagian atas, tidak ada tanda-tanda hepatomegali, splenomegali, bising

usus terdengar lemah, frekuensi peristaltik usus 5x/menit.

8) Punggung

Punggung teraba panas, basah karena banyak berkeringat, lembab dan

nampak kotor tidak terdapat lecet.

9) Genetalia

Kebersihan anus cukup, tidak ada haemoroid, tidak ada lecet dan

kemerahan.

10) Muskoloskeletal

Adanya masa pada lutut kanan, nyeri tekan serta hangat.

1. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH PENYEBAB

1 DS :

1. Klien mengatakan jatuh

saat main bola

2. Klien mengatakan timbul

pembengkakan diatas

lututnya setelah terjatuh.

3. Keluarga klien

mengatakan bengkak yang

dialami oleh anaknya

akibat terkilir

4. Klien mengeluh nyeri

dengan skala 8.

5. Klien mengeluh nyeri

ketika benjolan pada

Gangguan Mobilitas

Fisik

Nyeri karena

ekspansi tumor

mekanan ke

jaringan sekitarnya,

35

Page 36: 258652823 Askep Tumor Tulang

lututnya disentuh dan

digerakkan.

6. Klien mengeluh nyeri

sering timbul pada malam

hari.

7. Klien mengatakan kakinya

tidak dapat digerakkan.

DO :

1. Tampak adanya benjolan

pada lutut klien.

2. Klien tampak meringis

3. Klien tampak sulit untuk

bergerak.

4. Pada pemeriksaan fisik

ditemukan adanya masa

pada lutut kanan, nyeri

tekan serta hangat.

5. Hasil pemeriksaan

radiologi ditemukan

adanya gambaran “sun ray

appereance” dan “Codman

Triangle”

2 DS :

1. Keluarga klien

mengatakan klien tidak

nafsu makan.

2. Keluarga klien

mengatakan makan

hanya habis 4 sendok.

3. Keluarga klien

mengatakan tidak bisa

Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh

Proses Penyakit,

Anorexia, Malaise.

36

Page 37: 258652823 Askep Tumor Tulang

membujuk anaknya

untuk makan.

4. Keluarga Klien

mengatakan badan

anaknya semakin kurus.

DO :

1. Klien tampak meringis.

2. Klien tampak sulit untuk

bergerak.

3. Kemungkinan BB klien

35 kg dan sekarang

turun menjadi 28 kg.

4. Kemungkinan TB klien

130 cm

5. Pemeriksaan

laboratorium dengan

hasil :

Hb : 9 g /dl ( 14-16g/dl)

Ht : 45 % (40-48%)

Albumin : 1,5 gr/dl (3,8-

5,1 gr/dl)

3 DS :

1. Keluarga klien

mengatakan pernah

membawa anaknya ke

dukun untuk diurut.

2. Keluarga klien

mengatakan tidak tahu apa

yang terjadi kepada

anaknya.

3. Keluarga klien

Ansietas Krisis situasi

(kanker),

ancaman/perubahan

pada status

kesehatan/sosial

ekonomi, fungsi

peran, pola

interaksi, ancaman

kematian,

perpisahan dari

37

Page 38: 258652823 Askep Tumor Tulang

mengatakan cemas dengan

kondisi anaknya.

4. Keluarga klien

mengatakan takut dengan

kondisi anaknya.

5. Keluarga klien

mengatakan tidak tahu apa

yang harus dilakukan

terhadap anaknya.

DO :

1. Keluarga klien tampak

gelisah

2. Keluarga klien tampak

bingung

3. Keluarga klien tampak

khawatir dengan kondisi

anaknya.

4. Keluarga klien tampak

cemas

keluarga

1.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri karena ekspansi tumor mekanan

ke jaringan sekitarnya

b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan proses penyakit,

Anorexia, Malaise.

c. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker), ancaman/perubahan pada status

kesehatan/sosial ekonomi, fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian, perpisahan

dari keluarga.

38

Page 39: 258652823 Askep Tumor Tulang

1.3 INTERVENSI

a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri karena ekspansi tumor menekan

ke jaringan sekitarnya

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24jam diharapkan

gangguan mobilitas fisik tidak terjadi. Dengan kriteria hasil ;

1) Nyeri Hilang atau nyeri terkontrol.

2) Pasien terlihat rileks

3) Pasien dapat istirahat atau tidur dengan nyaman

4) Pasien dapat berpatisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuannya

5) Pasien dapat mempertahankan fungsi posisi dengan tidak adanya pembatasan

kontraktur.

6) Pasien dapat mendemonstrasikan tekhnik atau perilaku yang memungkinkan

melakukan aktifitas.

INTERVENSI

Mandiri

1. Kaji nyeri, missal lokasi nyeri, frekwensi, durasi, dan itensitas (skala 1-10), serta

tindakan penghilang nyeri yang digunakan.

Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi

kebutuhan/keefektifan intervensi.

2. Evaluasi terapi tertentu, missal pemidahan, radiasi, kemoterapi, bioterapi.Ajarkan

pada klien/orang terdekat apa yang diharapkan.

Rasional : Ketidaknyamanan adalah umum, (missal nyeri insisi, kulit terbakar,

nyeri punggung bawah, sakit kepala), tergantung pada prosedur yang digunakan.

3. Tingkatkan kenyamanan dasar (missal teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan

imajinasi) dan aktivitas hiburan (missal music, televise).

Rasional : Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali

perhatian.

4. Dorongan penggunaan keterampilan managemen nyeri (missal teknik relaksasi,

visualisasi, bimbingan imajinasi), tertawa, music, dan sentuhan terapeutik.

39

Page 40: 258652823 Askep Tumor Tulang

Rasional : Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dan

meningkatkan rasa kontrol.

5. Evaluasi penghilang nyeri/control.

Rasional : Tujuannya adalah control nyeri maksimum dengan pengaruh minimum

pada aktivitas kegiatan sehari-hari (AKS).

6. Dorong klien untuk melaksanakan apa saja bila mungkin, missal mandi duduk,

bangun dari kursi, berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai kebutuhan.

Rasional : Meningkatkan kekuatan atau staminadan menjadikan klien lebih aktif

tanpa kelelahan yang berarti.

7. Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas, missal perubahan TD atau frekuensi

jantung dan pernafasan.

Rasional : Toleransi sangat bervariasi bergantung pada tahap proses penyakit,

status nutrisi, keseimbanagn cairan, dan reaksi terhadap aturan terapeutik.

8. Dorong masukan nutrisi.

Rasional : Masukan nutrisi yang adekuat perlu untuk memenuhi kebutuhan

energy selama aktivitas.

Kolaborasi

9. Kembangkan rencana manajemen nyeri bersama klien dan tim medis.

Rasional : Rencana terorganisasi mengembangkan kesempatan untuk control

nyeri. Terutama dengan nyeri kronis, klien/orang terdekat harus aktif menjadi

partisipan dalam manajemen nyeri di rumah.

10. Berikan analgesic sesuai indikasi, misalnya : morfin, metadon, atau campuran

narkotik IV khusus. PAstikan hal tersebut hanya untuk memberikan analgesic

dalam sehari. Ganti dari analgesik dalam sehari. Ganti dari analgesic kerja

pendek menjadi kerja panjang bila ada indikasi.

Rasional : Nyeri adalah komplikasi tersering dari kanker, meskipun respon

individu berbeda. Saat perubahan penyakit/pengobatan terjadi, penilaian dosis

dan pemberian akan diperlukan.

11. Berikan/nutrisikan penggunaan Patient Controlled Analgesia (PCA) dengan tepat.

40

Page 41: 258652823 Askep Tumor Tulang

Rasional : Analgesik dikontrol klien sehingga pemberian obat tepat waktu,

mencegah fluktuasi pada intensitas nyeri. Sering diberikan dengan dosis total

rendah melalui metode konvensionaal.

12. Siapkan/bantu prosedur, misalnya : blok saraf, kordotomi, dan mielotomi

komisura.

Rasional : Mungkin digunakan pada nyeri berat yang tidak berspon pada tindakan

lain.

b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan proses

penyakit, Anorexia, Malaise

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan

gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi.

INTERVENSI

1. Pantau intake makanan setiap hari, biarkan klien menyimpan buku harian tentang

makanan sesuai indikasi.

Rasional : Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi.

2. Ukur tinggi badan(TB), berat badan (BB), dan ketebalan lipatan kulit, triseps atau

dengan antroprometrik lainnya. Pastikan jumlah penurunan berat badan saat ini.

Rasional : Membantu dalam identifiksi malnutrisi protein-kalori, khususnya bila

BB dan pengukuran antroprometik kurang dari normal.

3. Dorong klien untuk makan dengan diet tinggi kalori kaya nutrient, dengan intake

cairan yang adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sedikit tapi sering.

Rasional : Kebutuhan metabolic jaringan ditingkatkan, begitu juga cairan (untuk

menghilagkan produk sisa). Suplemen berguna untuk mempertahankan masukan

kalori dan protein.

4. Kontrol faktor lingkungan, missal bau/tidak sedap atau bising. Hindari makanan

terlalu manis, berlemak atau makan pedas.

Raional : Dapat meningkatkan respon mual/muntah.

5. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi, latihan saat

atau sebelum makan.

41

Page 42: 258652823 Askep Tumor Tulang

Rasional : Dapat mencegah timbulnya/menurunkan beratnya mual, penurunan

anoreksia, dan memungkinkan klien meningkatkan masukan oral.

6. Identifikasi klien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.

Rasional : Mual/muntah psikogenik terjadi sebelum kemoterapi mulai, secara

umum tidak berespon terhadap obat antiemetik.

7. Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia.

Rasional : Sering sebagai sumber distress emosi, khususnya untuk orang terdekat

yang menginginkan memberikan makan dengan sering.

8. Evaluasi hematest feses, sekresi lambung.

Rasional : Terapi tertentu, misalnya : antimetabolit menghambat pembaruan

lapisan sel-sel epitel saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan perubahan

menjadi eritema sampai ulserasi berat dengan perdarahan.

Kolaborasi

9. Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, misalnya : jumlah limfosit

total, transferin serum, dan albumin.

Rasional : Membantu mengidentifikasi derajat ktidakseimbangan

biokimia/malnutrisi dan mempengaruhi pilihan intervensi diet.

10. Berikan obat-obat sesuai indikasi :

a. Fenotiazin

b. Kortikosteroid

c. Vitamin, khususnya A, D, E, dan B6

d. Antasid

Rasional : Obat-obat sesuai indikasi :

e. Umumnya antiemetic bekerja untuk memengaruhi stimulasi pusat muntah dan

kemoreseptor mentriger agen, juga bertindak secara perifer untuk menghambat

peristaltic.

f. Terapi kombinasi, misalnya : torecan dengan decadron atau valium sering kali

lebih efektif dari pada agen tunggal.

g. Mencegah kekurangan karena penuruna absorpsi vitamin larut dalam lemak.

h. Meminimalkan iritasi lambung dan mengurangi risiko ulserasi mukosa.

11. Rujuk pada ahli diet.

42

Page 43: 258652823 Askep Tumor Tulang

Rasional : Memberikan rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu

dan menurunkan masalah terkait dengan malnutrisi protein/kalori dan defisiensi

mikronutrien.

12. Pasang/pettahankan selang (NGT)/enteral, atau jalur sentral untuk hiperalimentasi

parenteral bila ada indikasi.

Rasional : Malnutrisi berat (kehilangan BB 25-30 % dalam dua bulan ), atau klien

dipuaskan selama lima hari dan tidak mungkin untuk mampu makan selama dua

minggu, pemberian makan per selang (NGT) mungkin perlu untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi.

c. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker), ancaman/perubahan pada

status kesehatan/sosial ekonomi, fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian,

perpisahan dari keluarga.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan

ansietas tidak terjadi.

INTERVENSI

1. Tinjauan ulang pengalaman klien/orang terdekat sebelum mengalami kanker.

Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan kopnsep

berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.

2. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

Rasional : Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut, realisasi

serta kesalahan konsep tentang diagnosis.

3. Berikan lingkungan terbuka, dimana klien merasa aman mendiskusikan perasaan

atau menolak untuk berbicara.

Rasional : Membantu klien untuk merasa diterima apa adanya, kondisi tanpa

perasaan di hakimi dan meningkatkan rasa terhormat dan control.

4. Pertahankan kontak sering dengan klien. Berbicara dengan menyentuh klien bila

memungkinkan.

Rasional : Memberikan keyakinan bahwa klien tidak sendiri atau ditolak. Berikan

respek dan penerimaan individu, mengembangkan kepercayaan.

43

Page 44: 258652823 Askep Tumor Tulang

5. Sadari efek-efek isolasi pada klien bila diperlukan untuk imunosupresi atau implan

radiasi. Batasi penggunaan pakaian /masker isolasi bila mungkin.

Rasional : Penyimpangan sensori dapat terjadi bila nilai stimulasi yang cukup tidak

tersedia dan dapat memperberat perasaan ansietas/takut.

6. Bantu klien/orang terdekat dalam mengenalidan mengklarifikasi rasa takut untuk

memulai mengembangkan strategi koping dalam menghadapi rasa takut.

Rasional: Keterampilan koping sering rusak setelah diagnosis dan selama fase

pengobatan yang berbeda. Konseling dan dukungan perlu untuk memunkinkan

individu mengenal dan menghadapi rasa takut untuk meyakini bahwa strategi

control/koping tersedia.

7. Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. Hindari memperdebatkan

tentang persepsi klien terhadap situasi.

Rasional : Dapat menurun kan ansietas dan memungkinkan klien membuat

keputusan/pilihan berdasarkan realita.

8. Berikan kesempatan klien untuk mengekspresikann perasaan marah, kecewa tanpa

konfontasi. Berikan informasi dimana perasaan tersebut adalah normal dan

diekspresikan secara tepat.

Rasional : Penerimaan perasaan memungkinkan klien mulai menghadapi situasi.

9. Jelaskan pengobatan yang dianjurkan, tujaun dan efek sampingnya. Membantu

klien menyiapkan pengobatan.

Rasional : Tujuan pengobatan kanker adalah menghancurkan sel-sel malignan

dengan meminimalisasi kerusakan pada sel yang normal. Pengobatan dapat berupa

kuratif, preventif, paliatif, kemoterapi, radiasi atau pengobatan yang lebih baru.

Transplantasi sum-sum tulang memungkinkan untuk kanker tertentu.

10. Jelaskan prosedur tindakan, berikan kesempatan untuk bertanya dan memberikan

jawaban jujur. Bersama klien selama prosedur yang menimbulkan ansietas dan

konsultasi.

Rasional : Informasi akurat memungkinkan klien menghadapi situasi lebih efektif

dengan realitas karena dapat menurunkan asietas dan rasa takut karena

ketidaktahuan.

11. Berikan perawatan primer secara konsisten kapanpun sebisa mungkin.

44

Page 45: 258652823 Askep Tumor Tulang

Rasional : Membantu menurunkan ansietas dengan mengembangkan hubunngan

terapeutik dan memudahkan perawat memberikan perawatn kontinu.

12. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.

Rasional: Memudahkan istirahat, menghemat energy, dan meningkatkan

kemampuan koping.

13. Identifikasi dan antisipasi stadium berduka klien dan orang terdekat.

Rasional : Pilihan intervensi ditentukan oleh tahap berduka, perilaku koping,

missal marah/menarik diri atau menyangkal.

14. Perhatikan koping tidak efektif, missal interaksi social buruk, tidak berdaya.

Rasional : Mengidentifikasi masalah individu dan memberikan dukungan pada

klien/orang terdekat dalam menggunakan keterampilan koping efektif.

15. Waspada pada tanda menyangkal/depresi, missal menarik diri, marah, tanda tidak

tepat. Tentukan adanya ide bunuh diri dan kaji potensial nyeri pada skala 1-10.

Rasional : Klien dapat menggunakan mekanisme pertahanan diri dengan

menyangkal dan mengekspresikan harapan dimana diagnosis tidak akurat.

Perasaan bersalah,distress spiritual,gejala fisik atau kurang perawatan diri dapat

menyebabkan klien menjadi menarik diri dan yakin bahwa bunuh diri adalah

pilihan yang tepat.

16. Dorong dan kembangkan interaksi klien dengan sistem pendukung.

Rasional: Mengurangi perasaan isolasi. Bila sistem pendukung keluarga tidak

tersedia,sumber luar mungkin diperlukan dengan segera,missal kelompok

pendukung kanker lokal.

17. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten serta dukungan orang

terdekat.

Rasional: Memungkinkan untuk interaksi interpersonal lebih baik dan menurankan

ansietas dan rasa takut.

18. Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan akan dibuat.

Rasional: Menjamin sistem pendukung untuk klien dan memungkinkan orang

terdekat terlibat dengan tepat.

1.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

45

Page 46: 258652823 Askep Tumor Tulang

NO

DX

IMPLEMENTASI PARAF

1 1. Mengkaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.

2. Mengevaluasi terapi tertentu, missal pemidahan, radiasi, kemoterapi, bioterapi.Ajarkan pada klien/orang terdekat apa yang diharapkan.

3. Meningkatkan kenyamanan dasar (missal teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi) dan aktivitas hiburan (missal music, televise).

4. Mendorongan penggunaan keterampilan managemen nyeri (missal teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi), tertawa, music, dan sentuhan terapeutik.

5. Mengevaluasi penghilang nyeri/control.

6. Memaantau respon fisiologis terhadap aktivitas, missal perubahan TD atau frekuensi jantung dan pernafasan.

Kolaborasi

7. Meninjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, misalnya :

jumlah limfosit total, transferin serum, dan albumin.

2 1. memantau intake makanan setiap hari, biarkan klien menyimpan buku harian tentang makanan sesuai indikasi

2. Mengukur tinggi badan(TB), berat badan (BB), dan ketebalan lipatan kulit,

triseps atau dengan antroprometrik lainnya. Pastikan jumlah penurunan

berat badan saat ini.

3. Mendorong klien untuk makan dengan diet tinggi kalori kaya nutrient,

dengan intake cairan yang adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan

makan sedikit tapi sering.

4. Mengontrol faktor lingkungan, missal bau/tidak sedap atau bising. Hindari

46

Page 47: 258652823 Askep Tumor Tulang

makanan terlalu manis, berlemak atau makan pedas.

5. mendorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi,

latihan saat atau sebelum makan.

6. Mengidentifikasi klien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.

Kolaborasi

7. Meninjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, misalnya :

jumlah limfosit total, transferin serum, dan albumin.

8. Memberikan obat-obat sesuai indikasi :

a. Fenotiazin

b. Kortikosteroid

c. Vitamin, khususnya A, D, E, dan B6

d. Antasid

9. Merujuk pada ahli diet.

3 1. Meninjauan ulang pengalaman klien/orang terdekat sebelum mengalami

kanker.

2. Mendorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

3. Memberikan lingkungan terbuka, dimana klien merasa aman

mendiskusikan perasaan atau menolak untuk berbicara.

4. Mempertahankan kontak sering dengan klien. Berbicara dengan

menyentuh klien bila memungkinkan.

5. Menyadari efek-efek isolasi pada klien bila diperlukan untuk

imunosupresi atau implan radiasi. Batasi penggunaan pakaian /masker

isolasi bila mungkin.

6. Membantu klien/orang terdekat dalam mengenalidan mengklarifikasi

rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping dalam

menghadapi rasa takut.

7. Melibatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan akan dibuat.

8. Memberikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten serta

47

Page 48: 258652823 Askep Tumor Tulang

dukungan orang terdekat.

1.5 EVALUASI

DX EVALUASI PARAF1. S : Klien mengeluh nyeri dengan skala 5.

Klien mengeluh nyeri ketika benjolan pada lututnya disentuh dan

digerakkan.

Klien mengeluh nyeri sering timbul pada malam hari.

O : Klien tampak meringis

Klien tampak sulit untuk bergerak.

A : masalah keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik

P : intervensi di lanjutkan

Kaji nyeri, missal lokasi nyeri, frekwensi, durasi, dan

itensitas (skala 1-10), serta tindakan penghilang nyeri

yang digunakan.

Evaluasi terapi tertentu, missal pemidahan, radiasi,

kemoterapi, bioterapi.

2. S : Keluarga klien mengatakan klien tidak nafsu makan.

Keluarga klien mengatakan makan hanya habis 5 sendok.

O : Klien tampak di bantu dlam beraktifitas

Klien tampah lemah

Pemeriksaan laboratorium dengan hasil :

Hb : 9 g /dl ( 14-16g/dl)

Ht : 45 % (40-48%)

Albumin : 1,5 gr/dl (3,8-5,1 gr/dl)

48

Page 49: 258652823 Askep Tumor Tulang

A : masalah keperawatan gangguan nutrisi belum yteratasi

P : Intervensi Di Lanjutkan

Pantau intake makanan setiap hari, biarkan klien

menyimpan buku harian tentang makanan sesuai

indikasi.

Ukur tinggi badan(TB), berat badan (BB), dan

ketebalan lipatan kulit, triseps atau dengan

antroprometrik lainnya. Pastikan jumlah penurunan

berat badan saat ini.

3. S : Klien mengatakan sudah mengetahui tentang kondisi penyakitnya

O : Klien tampak mengerti tentang kondisinya

A : Masalah keperawatan ansietas teratasi

P : Intervensi di hentikan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

49

Page 50: 258652823 Askep Tumor Tulang

Tumor tulang adalah istilah yang dapat digunakan untuk pertumbuhan tulang yang

tidak normal, tetapi umumnya lebih digunakan untuk tumor tulang utama,

seperti osteosarkoma, chondrosarkoma, sarkoma Ewing dan sarkoma lainnya.

Kanker tulang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : radiasi sinar radio aktif

dosis tinggi, keturunan (adapun contoh faktor keturunan/genetika yang dapat

meningkatkan resiko kanker tulang adalah: multiple exostoses, rothmund-Thomson

sindrom, retinoblastoma genetic, Li-Fraumeni sindrom). Selain itu juga kanker tulang

disebabkan oleh beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya, seperti : penyakit paget

(akibat pajanan radiasi ).

Manifestasi klinis yang muncul pada tumor tulang bisa bervariasi tergantung pada

jenis tumor  tulangnya, namun yang paling umum adalah nyeri. Akan tetapi manifestasi

lainny juga yang sering muncul, yaitu : persendian yang bengkak dan inflamasi, patah

tulang yang disebabkan karena tulang yang rapuh.

Tumor tulang di bagi menjadi beberapa jenis, antara lain : Multipel myeloma,

Tumor Raksasa, Osteoma, Kondroblastoma, Enkondroma, Sarkoma Osteogenik

(osteosarkoma), Kondrosarkoma, Sarkoma Ewing.

Ada tiga bentuk standar pengobatan kanker tulang, yaitu : pembedahan, terapi

radiasi dan kemoterapi. Adakalanya dibutuhkan kombinasi terapi dari ketiganya.

Pengobatan sangat tergantung pada jenis kankernya, tingkat penyebaran atau bermetastasis

dan faktor kesehatan lainnya.

4.2 Saran

Sebagai perawat disarankan untuk memberi dukungan kepada pasien untuk

bertahan hidup, dan menganjurkan pasien maupun keluarga untuk tidak putus asa terhadap

kemungkinan buruk yang akan terjadi, serta menganjurkan pasien untuk mengikuti terapi

yang dianjurkan.

Selain itu juga perawat harus memperhatikan personal hygiene untuk mengurangi

dampak yang terjadi pada saat memberikan pelayanan kesehatan pada penderita kanker

tulang maupun penderita kanker lainnya.

50

Page 51: 258652823 Askep Tumor Tulang

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A. Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan

Proses Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Doenges E. Marilynn,dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk

51

Page 52: 258652823 Askep Tumor Tulang

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta.

Lukman dan Nurna Ningsih. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan

Sistem Muskuloskeletal. Salemba Medika, Jakarta.

Ns. Mutawin Arif, S. Kep. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Muskuluskeletal. Jakarta. EGC

Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta: EGC

Price Silvia A,Wilson L. 2005. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC

52