askep keluarga dengan tbc

85
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru. Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3 penderita terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit atau klinik pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per tahun. Penyakit TB merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar karena TB merupakan penyebab kematian nomor dua 1

Upload: tofan

Post on 14-Jun-2015

17.722 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Keluarga Dengan TBC

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki,

perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia

bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000

kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia

adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi

TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan

bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan

menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO

pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000

kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan

merupakan kasus baru.

Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TBC dimana sekitar 1/3

penderita terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit

atau klinik pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku

unit pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000

per tahun. Penyakit TB merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar

karena TB merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar di Indonesia.

Pengobatan TBC harus dilakukan secara terus-menerus tanpa terputus

walaupun pasien telah merasa lebih baik atau sehat. Pengobatan yang terhenti

ditengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi resistendan TBC akan sulit

untuk disembuhkan dan membutuhkan waktu yang lebih lama maka butuh

keterlibatan anggota keluarga untuk mengawasi dan jika perlu menyiapkan

obat. Dukungan keluarga penderita sangat dibutuhkan untuk menuntaskan

pengobatan agar benar-benar tercapai kesembuhan

1

Page 2: Askep Keluarga Dengan TBC

Banyaknya kasus TB paru dan masih rendahnya angka penyembuhan,

kasus kambuh dan kegagalan pengobatan dan resistensi kuman karena kurang

disiplinnya pasien dalam minum obat maka penulis berkeinginan untuk

melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan TBC.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah “bagaimanakah asuhan keperawatan

keluarga dengan penyakit TBC?”

1.3 Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan TBC

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui konsep tahap perkembangan

2. Mengetahui tinjauan medis katarak meliputi pengertian, etiologi,

manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis

3. Mengetahui ciri-ciri klien TBC dengan melakukan pengkajian

keperawatan

4. Mengetahui intervensi keperawatan pada klien dengan TBC

5. Mengetahui tindak lanjut intervensi dalam evaluasi keperawatan

pada klien TBC

6. Mengetahui konsep proses keperawatan keluarga

2

Page 3: Askep Keluarga Dengan TBC

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tahap Perkembangan

Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu-

individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-

turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun

tahap-tahap perkembangan menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998)

adalah :

a. Tahap I : keluarga pemula

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru

dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang

intim.

b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak

Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.

c. Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah

Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir ketika

anak berusia lima tahun.

d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah

Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk

sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.

e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja

Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama

enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak

meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di

rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.

f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda

3

Page 4: Askep Keluarga Dengan TBC

Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir

dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap

ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak

yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh

tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak -anak untuk kehidupan

dewasa yang mandiri.

g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan

Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat

pensiun atau kematian salah satu pasangan.

h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun,

hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya

meninggal. Sedangkan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia

sekolah menurut Duvall dan Miller, Carter dan McGoldrik dalam Friedman

(1998) yaitu :

1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah

dan mengembangkan hubungan dengan teman seba ya yang sehat

2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

3) Kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

2.2 Konsep Masalah Kesehatan

2.2.1 Definisi

TBC adalah penyakit infeksi menular dan menahun yang disebabkan

oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis, kuman tersebut biasanya masuk

kedalam tubuh manusia melalui udara (pernafasan) kedalam paru-paru,

kemudian kuman tersebut menyebar dari paru-paru ke organ tubuh yang lain

melalui penyebaran darah, kelenjar limfe, saluran pernafasan, penyebaran

langsung ke organ tubuh lain (Sylvia Anderson 1995 : 753)

4

Page 5: Askep Keluarga Dengan TBC

2.2.2 Etiologi

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh

bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan

bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam

(BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal

24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi

nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut

sebagai Koch Pulmonum (KP). Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini

berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai

Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert

Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya

bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-

paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

2.2.3 Tanda dan Gejala

a. Batuk-batuk dengan atau tanpa dahak lebih dari 3 minggu.

b. Demam ringan, tetapi kadang-kadang dapat mencapai 40 410C.

c. Sesak nafas

d. Nyeri dada

e. Batuk darah

f. Badan terasa lemas

g. Kehilangan nafsu makan

h. Berat badan turun

i. Rasa kurang enak badan (malaise)

j. Berkeringat malam padahal tidak ada kegiatan.

k. Penatalaksanaan

2.2.4 Cara Penularan

5

Page 6: Askep Keluarga Dengan TBC

Droplet Nucles yang merupakan partikel 1-10 mikron, dikeluarkan oleh

penderita penyakit TBC dengan cara batuk-batuk, bersin, bicara, penderita

meludah ke tanah kemudian kuman tersebar ke udara. Oleh karena itu

penyakit ini disebut “Airbone Infection”. Orang dapat terinfeksi kalau

droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan.

2.2.5 Patofisiologi

Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan menjadi terinfeksi.

Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli,tempat dimana mereka

berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri dalam sistem imun tubuh

dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit (neurofil & makrofagi) menelan

banyak bakteri, limfosit spesifik tuberculosis melisis (menghancurkan) basil

dan jaringn normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat

dalam alveoli akan terjadi gangguan pertukaran gas karena sputum

menumpuk akan menutupi jalan nafas, dan sputum bergerak maju ke

bronkus, maka akan terjadi ganguan jalan nafas. (Brunner & Suddart, 2002 :

585).

2.2.6 Komplikasi

a. Pneumonia (radang parenkim paru)

b. Efusi pleura (cairan yang keluar ke dalam rongga pleura)

c. Pneumotorak (adanya udara dan gas dalam rongga selaput dada)

d. Empiema

e. Lasingitis

f. Menjalar ke organ lain (spt, usus)

2.2.7 Penatalaksanaan

Pengobatan untuk individu dengan TB aktif memerlukan waktu lama karena

basil resisten terhadap sebagian besar antibiotic dan cepat bermutasi apabila

terpajan antibiotic yang semula masih efektif. Saat ini terapi untuk pasien

6

Page 7: Askep Keluarga Dengan TBC

dengan infeksi aktif adalah kombinasi empat obat dan berlangsung paling

kurang 9 bulan dan biasanya lebih lama. Apabila pasien tidak berespons

terhadap obat-obatan tersebut, maka obat dan protocol pengobatan lain akan

dicoba. Individu yang memperlihatkan uji kulit tuberculin positif setelah

sebelumnya negative biasanya mendapat antibiotic selama 6-9 bulan untuk

membantu respons imunnya dan meningkatkan kemungkinan eradikasi basil

total.

2.3 Konsep Proses Keperawatan Keluarga

2.3.1 Definisi keluarga

Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan

sosial masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga.

a. Raisner (1980)

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari

bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.

b. Logan’s (1979)

Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan daribeberapa

komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.

c. Gillis (1983)

Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan

atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-

masing mempunyai sebagaimana individu.

d. Duvall (1986)

Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan

perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,

emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga.

7

Page 8: Askep Keluarga Dengan TBC

e. Bailon dan Maglaya (1978)

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah

tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka

salaing berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-

masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

f. Johnson’s (1992)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai

hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan

yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan

emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.

f. Spradley dan Allender (1996)

Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai

ikatan emosional dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan

tugas.

Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa karakteristik

keluarga adalah:

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,

perkawinan atau adopsi.

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka

tetap memperhatikan satu sama lain.

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing

mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak dan adik.

4. Mempunyai tujuan;

a. menciptakan dan mempertahankan budaya

b. meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota.

Dari uraian diatas menunjukan bahwa keluarga juga merupakan suatu sistem.

Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu; ayah, ibu dan anak atau

semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut.anggota keluarga

saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk mencapai tujuan

8

Page 9: Askep Keluarga Dengan TBC

bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat

dipengaruhi oleh supra sistemnya yaitu lingkungannya yaitu masyarakat dan

sebaliknya sebagai subsitem dari lingkungan (masyarakat) keluarga dapat

mempengaruhi masyarakat (supra sistem). Oleh karena itu betapa pentingnya

peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota

masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual. Jadi sangatlah tepat jika

keluarga sebagai titik sentral pelayanan keperawatan . Diyakini bahwa

keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan

masyarakat yang sehat.

2.3.2 Tipe keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe

keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta

keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu

mengetahui berbagai tipe keluarga.

A. Tipe keluarga tradisional

1. The Nuclear family (Keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari

suami istri dan anak (kandung atau angkat).

2. The dyad family , suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri

tanpa anak.

3. Keluarga usila, Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia

lanjut, sedangkan anak sudah memisahkan diri.

4. The childless, Keluarga tanpa anak karena telambat menikah, bisa

disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan.

5. The Extended family , keluarga yang terdiri dari keluarga inti

ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-

lain.

9

Page 10: Askep Keluarga Dengan TBC

6. “Single parent” yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan

anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh

perceraian atau kematian).

7. Commuter family, kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa

berkumpul pada hari minggu atau libur saja.

8. Multigeneration family, Beberapa generasi atau kelompok umur yang

tinggal bersama dalam satu rumah.

9. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau

saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti

dapur, sumur yang sama.

10. Blended family, keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan

membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

11. “Single adult living alone” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri

dari satu orang dewasa.

B. Tipe keluarga non tradisional

1. The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari satu orang

dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

2. The Step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.

3. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah

yang hidup serumah.

4. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga yang

hidup bersama, berganti-ganti pasangan tanpa nikah.

5. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan sex

tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.

6. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan

perkawinan karena alasan tertentu.

7. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah merasa

saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan membesarkan

anak.

10

Page 11: Askep Keluarga Dengan TBC

8. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh

norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling menggunakan barang

yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.

9. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada

hubungan saudara untuk waktu sementara.

10. Homeless family, keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang

permanen karena keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.

11. Gang, Keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari

ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

Dalam UU No. 10 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam

masyarakat, yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anak, atau ayah ibu dan

anak. Dalam konteks pembangunan Indonesia bertujuan ingin menciptakan keluarga

yang bahagia dan sejahtera. Keluarga sejahtera dalam UU tersebut disebut sebagai

keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah dan mampu memenuhi

kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa,

memilihi hubungan yang serasi, selaras dan seimbangn antar anggota dan dengan

masyarakat.

2.3.3 Fungsi keluarga

Friedman 1986 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu:

1. Fungsi afektif

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis

kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.

Keberhasilanm elaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan

kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling

mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan

dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan

demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh

11

Page 12: Askep Keluarga Dengan TBC

keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen

yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam memenuhi fungsi afektif adalah:

a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling

mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang

mendapatkan kasih sayang dang dukungan dari anggota yang lain

maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan

meningkat yang pada akhiranya tercipta hubungan yang hangat dan

saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan

modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diliar

keluarga atau masyarakat.

b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan

mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu

mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan

tercapai.

c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat

memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui

proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan

anggota keluarga. Orang tuan harus mengembangkan proses

identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku

yang positif tersebut

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan

keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul

karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.

2. Fungsi sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam

lingkungan sosial (Friedman, 1986)

12

Page 13: Askep Keluarga Dengan TBC

Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk

belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga

dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang

diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar

norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan

keluarga.

3. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya

manusia.

4. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhansemua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat

tinggal dan lain sebagainya.

2.3.4 Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu

mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan/atau merawat anggota keluarga

yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan

mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga

melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan

keluarga yang dilaksanakan. Keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan

berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman, 1998

a. Mengenal masalah

b. Membuat keputusan tindakan yang tepat

c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit

d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat

e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

13

Page 14: Askep Keluarga Dengan TBC

2.3.5 Dimensi dasar struktur keluarga

Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:

A. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi:

1. Bersifat terbuka dan jujur

2. Selalu menyelesaikan konflik keluarga

3. Berpikiran positif

4. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri

Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi

Karakteristik pengirim:

1. Yakin dalam mengemukakan pendapat

2. Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas

3. Selalu minta maaf dan menerima umpan balik

Karakteristik penerima

1. Siap mendengar

2. Memberikan umpan balik

3. Melakukan validasi

B. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi

sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu

dalam masyarakat misalnya sebagai suami/istri atau anak.

C. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu

untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang

lain kearah positif.

Tipe struktur kekuatan

1. Legitimate power/authority yaitu hak untuk mengatur seperti orang tua

kepada anak.

14

Page 15: Askep Keluarga Dengan TBC

2. Referent power yaitu seseorang yang ditiru

3. Reword Power yaitu pendapat ahli

4. Coercive power yaitu dipaksakan sesuai keinginan

5. Informational power yaitu pengaruh melalui persuasif

6. Affectif power yaitu pengaruh melalui manipulasi cinta kasih

D. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar

atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai

keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi

perkembangan norma dan peraturan.

Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan

sistem nilai dalam keluarga.

Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dubagi

dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

2.3.6 Peran Perawat Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan

pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang

sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah

kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan

fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.

Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah

sebagai berikut:

1. Pendidik

Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:

a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.

b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.

2. Koordinator

15

Page 16: Askep Keluarga Dengan TBC

Koordinasi diperlaukan pada perawatan agar pelayanan komprehensive

dapat dicapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program

kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang

tindih dan pengulangan.

3. Pelaksana

Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan

keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.

4. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visiteyang teratur

untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan

keluarga.

5. Konsultan

Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,

hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan

perawat dalam menyampaikan informasi dan kialitas dari informasi yang

disampaikan secara terbuka dan dapat dipercaya.

6. Kolaborasi

Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan

anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang

optimal.

7. Fasilitator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial

ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan

seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.

8. Penemu kasus

Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat

sehingga menghindarkan dari ledakan kasus atau wabah.

16

Page 17: Askep Keluarga Dengan TBC

9. Modifikasi lingkungan

Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun

masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.

17

Page 18: Askep Keluarga Dengan TBC

BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KELUARGA: TAHAPAN KELUARGA DENGAN TBC

I. DATA UMUM

1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Ibu S

2. Umur KK : 39 tahun

3. Alamat : Jalan kaca piring II/33 RT.01 RW.03,

kelurahan patrang

4. Pekerjaan KK : Penjahit

5. Pendidikan KK : SD

6. Komposisi keluarga :

No Nama Jenis

Kelamin

Hub.

Dg KK

Umur Pendidikan Agama Pekerjaan keterangan

1 An. E P anak 5 th TK Islam - Imunisasi

lengkap

2 Tn. Su L adik 32 th SMP Islam Buruh

bangunan

-

18

Page 19: Askep Keluarga Dengan TBC

Genogram:

Keterangan :

: laki-laki : laki-laki meninggal

: perempuan sakit : perempuan meninggal

: perempuan : cerai

19

Bpk. S (32 th)

Bpk. Y (..th) Ibu K (…th)

Ibu S (39 th) Bpk T (37th)

An.E ( 5 th)

Bpk... (..th) Ibu S (…th)

Page 20: Askep Keluarga Dengan TBC

7. Tipe Keluarga: keluarga single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu

orang tua (ibu) dengan anak karena proses ditinggalkan.

8. Suku Bangsa: ibu S mengatakan: Ibu S berasal dari suku jawa, setelah

menikah Ibu S menetap di Jember dan bahasa yang digunakan bahasa jawa

dengan campuran bahasa madura. Keyakinan yang berhubungan dengan

kesehatan keluarga Ibu S adalah membiarkan dahulu dan mengobati

semampunya dengan bantuan obat-obat yang dapat dibeli di warung, jika

tidak sembuh dapat pergi ke puskesmas terdekat.

9. Agama: Ibu S mengatakan: kepercayaan yang dianut keluarga ibu S adalah

Islam. Menurut ibu S, ibu S biasanya melaksanakan ibadah di rumah dan

kadang-kadang melakukanya di masjid didekat rumahnya.

10. Status Sosial Ekonomi Keluarga: Ibu S mengatakan ia bekerja sebagai

penjahit, penghasilan yang diperoleh per bulan Rp.200.000,-. Penghasilan

tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga Ibu

S mencari tambahan dengan menerima jahitan dirumahnya, menurut ibu S.

11. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Ibu S mengatakan: biasanya ibu S mengajak

An.Emi jalan-jalan ke alun-alun tetapi hal ini jarang dilakukan hanya ketika

ibu S mempunyai uang.

II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

12. Tahap perkembangan keluarga saat ini: keluarga berada pada tahap

perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah.

Tugas perkembangan yang ditempuh keluarga adalah:

a. Membantu anak untuk bersosialisasi

Ibu S sudah mampu untuk membantu anak bersosialisasi. Ibu S

mengatakan bahwa anak E biasanya di ajak bermain kerumah tetangga.

20

Page 21: Askep Keluarga Dengan TBC

Anak E juga sering mengajak teman-temanya bermain dirumahnya.

Hasil observasi didapatkan: anak E terlihat ceria, ketika di ajak bicara

dia menjawab.

b. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar

keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

Ibu S mengatakan: orang tua ibu S sudah meninggal tetapi ibu S masih

menjalin hubungan yang baik dengan bibinya yang tinggal di depan

rumahnya. Ibu S setiap hari bermain dan menonton tv dirumah bibinya.

Dilingkungan sekitarnya ada tetangga yang baik ada juga tetangga yang

kurang baik. Ibu S menyikapinya dengan sabar. Kadang ketika ibu S

mempunyai makanan ibu S juga sering membagikan ke tetangganya

begitu juga sebaliknya, menurut ibu S.

c. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

Ibu S mengatakan: setiap pagi sebelum dia berangkat kerja dia

menyempatkan untuk memasak makanan buat anaknya setelah itu dia

memandikan dan mengantarkan anaknya ke sekolah dan ibu S berangkat

kerja. Ketika anak E pulang dari sekolah ibu S sudah pulang dari kerja.

Ketika ibu S terlambat pulang kerumah biasanya Ibu S menitipkan

anaknya ke bibinya yang tinggal didepan rumahnya.

d. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

Anak ibu S masih berusia 5 tahun sehingga dalam anggota keluarga ibu

S tidak ada pembagian tanggung jawab. Setiap pagi ibu S memandikan

anak E. Anak E sudah bisa menggunakan seragamnya dengan mandiri

kemudian ibu S menyuapi anak E dan mengantarkannya ke sekolah.

e. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

Ibu S mengatakan: setiap hari anak E pergi ke sekolah ditaman kanak-

kanak yang letaknya dekat dengan rumahnya.

13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Dari pengkajian

yang didapatkan ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi, adanya

21

Page 22: Askep Keluarga Dengan TBC

masalah yang kompleks pada keluarga Ibu S. Ibu S mangatakan: ibu S

masih tidur dengan anak E sehingga belum ada privasi bagi anak E karena

ibu S mengungkapkan bahwa anak E belum berani tidur sendiri. Ibu S

belum mampu memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan

tempat tinggal privasi dan rasa aman.

14. Riwayat keluarga inti: Ibu S mengatakan: Ibu S sudah lama menetap di

jember sejak menikah. Ibu S sekarang tinggal di jember dengan anak E.

15. Riwayat keluarga sebelumnya: Ibu S mengatakan: kedua orang tua Bp.T

tinggal di Kediri dan sebagian keluarga besarnya tinggal disana sedangkan

kedua orang tua Ibu S berada dijember dan sudah meninggal, ada satu

orang adik yang tinggal bersama ibu S, ketika ibu S melahirkan, adik dari

ibu S yang membantu merawat ibu S. Ibu S mengatakan: setelah

mempunyai anak Bp.T mencari pekerjaan di bali untuk menafkahi keluarga

dan setelah bekerja disana Bp.T ternyata menikah lagi dan tidak pernah

pulang kerumah. Bp.T sudah lama meninggalkan ibu S dan anak E.

III. LINGKUNGAN

16. Karekteristik Lingkungan Rumah : rumah yang ditempati adalah rumah

pribadi berukuran 6m x 8m yang ditempati oleh ibu S dan Anak E. Rumah

terdiri dari 4 ruangan yaitu ruang tamu, dua kamar tidur dan dapur.

Terdapat dua jendela di ruang tamu, satu jendela di kamar tidur depan yang

ditempati oleh anak dan kamar tidur kedua ditempati ibu S tanpa jendela.

Tembok rumah hanya berupa anyaman bambu, ruangan depan yang

dibangun dari batu bata. Di dalam dapur terdapat kandang ayam yang

bersebelahan dengan kamar tidur anak dan ibu.

17. Karakteristik Tetangga dan Komunitas : ibu S bertempat tinggal di

perkampungan dengan jarak rumah antar tetangga yang cukup dekat.

18. Mobilitas Geografis Keluarga: ibu S dan anaknya setiap hari berjalan kaki

untuk bekerja. Tidak ada kendaraan lain yang dimiliki keluarga ibu S.

22

Page 23: Askep Keluarga Dengan TBC

3

Setiap hari ibu S mengantarkan an. E pergi ke sekolah, kemudian

dilanjutkan menuju tempat bekerjanya hingga pukul 10 siang.

19. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: ibu S

mengatakan bahwa setiap hari berkumpul dengan An. E setelah pulang

kerja. Dan ibu S memiliki perkumpulan pengajian yang diikuti secara rutin.

Ibu S mengungkapkan bahwa tetangganya ada yang menyukai dan tidak

menyukai ibu S.

20. Sistem Pendukung Keluarga: keluarga Ibu S. mendapatkan dukungan dari

pamannya, bibinya yang tempat tinggalnya berdekatan dengan ibu S. ibu S

juga mengatakan bahwa jarang memiliki permasalahan serius sehingga

harus melibatkan keluarga.

denah rumah:

23

86

1

2

4

5

7

Ujendela pintu

pintu

Page 24: Askep Keluarga Dengan TBC

Keterangan:1. Ruang Tamu : meja dan kursi

2. Ruang dapur : mesin jahit3. Tempat tidur anak : perabotan dapur4. Tempat tidur emi5. Kandang ayam6. Kamar mandi7. Ladang 8. Sumur

Keadaan lingkungan dalam rumah :

Luas rumah : 6 m x 8 m

Tipe rumah : Status kepemilikan milik sendiri

Jumlah ruangan : 4 ruangan

Jumlah jendela : 3 buah

Pemanfaatan ruangan : Terdiri dari 2 kamar dengan 1

kamar untuk anak dan ibu S, 1

kamar untuk Tn. Su, 1 kamar mandi

di luar, 1 dapur.

Peletakan perabotan : 5 kursi diletakkan di ruang tamu, di

pojok sebelah pintu diletakkan

mesin jahit ibu S. Tempat tidur

anak E terletak bersebelahan

dengan almari di kamar anak E.

Jenis septic tank : tidak memiliki, karena BAB

keluarga di sungai.

Sumber air minum : Air sumur

24

Page 25: Askep Keluarga Dengan TBC

Sistem Pendukung dan Jaringan Sosial Keluarga (eco map):

IV. STRUKTUR KELUARGA

21. Pola Komunikasi Keluarga : ibu S menyampaikan bahwa anak E senang

bercerita tentang temannya di sekolah dan ibu S menanggapinya dengan

senang, bertanya tentang dapat tugas apa di sekolah, bagaimana tadi

sekolahnya, dan sebagainya. Namun kadang kala ibu S pernah marah

mana kala anaknya nakal, rewel, atau minta sesuatu yang menurut ibu S

tidak bisa memenuhinya. Di dalam keluarga tersebut juga ada adik

kandungnya yang bernama Tn. Su. Komunikasi ibu S dengan Tn. Su tidak

begitu terbuka atau jarang berkomunikasi dengan alasan Tn. Su malu

untuk berbicara apalagi masalah pribadinya. Tn. Su sering keluar bersama

temannya dengan alasan bosan di rumah (penuturan ibu S). Dari

penuturan ibu S, biasanya adiknya kalau ada masalah dia suka diam,

25

Ibu S (39 th)Bpk T (37th)

An.E ( 5 th)

Tetangga (ibu S)

Keluarga besar ibu S

Kelompok pengajian

Teman-teman sekolah

Tempat bekerja

Page 26: Askep Keluarga Dengan TBC

menyendiri dan wajahnya terlihat sedih atau cemberut dan ibu S

memancing pengakuan dari Tn. Su dengan cara bertanya kenapa kok

terlihat sedih, pucat, cemberut. Namun dari sikap Tn. Su yang kurang

terbuka ini ibu S tidak mempermasalahkannya karena ada teman-

temannya yang Tn. Su ajak untuk berdiskusi terhadap masalahnya.

22. Struktur Kekuasaan Keluarga: Ibu S pemegang keputusan terakhir dalam

keluarga selama suaminya Bp. T lama tidak pulang sehingga dia yang

menjadi kepala keluarga. Adiknya pun juga nurut saja tanpa banyak

komentar terhadap keputusan ibu S (dari penuturan ibu S).

23. Struktur Peran :

a. Ibu S berperan sebagai ibu sekaligus sebagai kepala keluarga, pencari

nafkah, ibu rumah tangga, pembimbing anak-anak, dan pengatur

rumah tangga.

b. Anak E berperan sebagai anak tunggal dalam keluarga, penghibur

keluarga dengan gerak-geriknya serta ucapannya yang lucu.

c. Sukirman tidak mempunyai peran yang sangat penting didalam

keluarga ibu S karena statusnya hanya anggota keluarga tambahan.

24. Nilai dan Norma Budaya:

Norma yang dianut yaitu : sopan santun, menghargai orang lain,

menghormati orang yang lebih tua, dan lainnya. Anak E kadang kala

mendapat cubitan dan jeweran bila tidak mau segera pulang saat bermain

dengan teman-temannya.

V. FUNGSI KELUARGA

25. Fungsi Afeksi : ibu S mengatakan bahwa Anak E pernah mengungkapkan

perasaannya pada saat meminta sesuatu padanya misalnya dengan

merengek-rengek saat minta dibelikan susu, minta jalan-jalan ke alun-

alun (dari penuturan ibu S).

26

Page 27: Askep Keluarga Dengan TBC

26. Fungsi Sosialisasi : Ibu S menyekolahkan anak E ke sekolah formal dan

diperbolehkan bermain dengan teman sebaya dan anak S juga sering

bermain di rumah tetangga, ke sungai kecil bersama teman-temannya

kecuali pada malam hari hanya bermain ke rumah kakeknya (paman ibu

S) (hasil pengamatan dan penuturan ibu S).

27. Fungsi perawatan keluarga: keluarga ibu S. mengatakan bahwa keadaan

kesehatannya sudah mulai membaik namun masih perlu pengobatan

secara rutin. Meski masih sering batuk-batuk namun sudah tidak seperti

beberapa bulan yang lalu. Meski penghasilan per bulan hanya Rp 200.000

per bulan namun Ibu. S masih merasa mampu biayai kebutuhan keluarga.

Menu makanan tiap hari berbeda-beda, sayuran diambil dari halaman

belakang atau berbelanja, lauk pauknya kadang telur, tahu tempe, atau

hanya sambal saja. Ketika terjadi gangguan kesehatan, ibu S langsung

membawanya ke puskesmas patrang.

28. Fungsi reproduksi : ibu S mengatakan dari dulu tidak punya kelainan

reproduksi. Anak E juga dilahirkan secara normal. Ibu S tidak pernah

mengalami keguguran.

29. Fungsi Ekonomi : ibu S mengatakan: gaji yang diperoleh belum cukup

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan anaknya. Untuk menambah

penghasilannya ibu S menjual sayuran dan telur hasil ternak, (penuturan

ibu S).

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA

30. Stressor jangka pendek : ibu S mengatakan kadang anak E merengek

atau bahkan menangis minta dibelikan susu, baju baru, ataupun jalan-

jalan ke alun-alun. Namun oleh ibu S dibiarkan saja dengan alasan itu

hanya keinginan sesaat anak E dan lebih baik uangnya dipakai untuk

mencukupi kebutuhan sehari-hari.

27

Page 28: Askep Keluarga Dengan TBC

31. Stressor jangka panjang : keadaan perekonomian yang sulit terutama

setelah Bp. T pergi kerja ke Bali dan lama tidak pulang sehingga ibu S

harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama

anaknya. Ibu S mengatakan gaji yang didapat sebagai seorang penjahit

hanyalah Rp. 200.000/bulan dan itu sangat kurang. Penyakit TBC

yang sudah lama dideritanya dianggap biasa olehnya sudah jarang

kambuh.

32. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : ibu S sangat

mampu dan sabar dalam menghadapi masalah yang muncul di dalam

keluarganya. Ibu S mengatakan bahwa manusia hidup pasti ada

masalah. Namun kita harus menghadapi itu dengan penuh kesabaran.

Apalagi masalah ekonomi yang sangat minimal sekali. Ibu S jarang

mengeluh saat kesulitan keuangan dan tidak pernah bersikap kasar

terhadap anak S karena masalah yang dipikirkannya.

33. Strategi koping yang digunakan : menurut ibu S koping yang

digunakan untuk membantu meringankan masalah ekonomi adalah

menjual sayuran yang ditanam di belakang rumahnya. Selain itu

menjual ayam dan telurnya serta menerima jahitan di rumah.

34. Strategi adaptasi disfungsional : ibu S mengatakan tidak ada perilaku

yang menyimpang dalam menghadapi masalahnya. Semua masalah

yang ada dihadapi dengan sabar.

VII. Hasil Pengkajian Fisik

No Pemeriksaan

Fisik

Ibu S Anak E

1 Keluhan saat ini Kadang batuk Tidak ada keluhan

2 Kepala Rambut hitam

Mata bersinar

Warna kulit muka sawo

matang.

Rambut hitam

Mata bersinar

Warna kulit muka sawo

28

Page 29: Askep Keluarga Dengan TBC

Bibir kecokelatan

Lidah merah muda, permukaan

berbintik.

Gigi bersih.

matang.

Bibir kecokelatan

Lidah merah muda,

permukaan berbintik.

Gigi bersih.

3 Leher Tidak ada pembengkakan

kelenjar tyroid.

Teraba denyutan vena

jugularis.

Tidak ada pembengkakan

kelenjar tyroid.

Teraba denyutan vena

jugularis.

4 Thorax Suara nafas vesikuler.

Perbandingan diameter

anteroposterior: transversal=

1:2

Suara nafas vesikuler.

Perbandingan diameter

anteroposterior: transversal=

1:2

5 Abdomen Inspeksi, perkusi,

palpasi: tidak ada pembesaran

organ.

Warna kulit kecokelatan.

Terdengar bising usus.

Inspeksi, perkusi,

palpasi: tidak ada

pembesaran organ.

Warna kulit

kecokelatan

Terdengar bising usus.

6 Ekstremitas atas Tangan kanan dan kiri

simetris.

Teraba arteri brakhialis.

Warna kulit kecokelatan.

Tidak menderita

kelumpuhan (kekuatan otot

baik)

Tangan kanan dan kiri

simetris.

Teraba arteri

brakhialis.

Warna kulit

kecokelatan

Tidak menderita

kelumpuhan (kekuatan otot

baik)

7 Ekstremitas

bawah

Kaki kanan dan kiri

simetris.

Warna kulit kecokelatan.

Tidak menderita

kelumpuhan (kekuatan otot

baik)

Kaki kanan dan kiri

simetris.

Warna kulit

kecokelatan

Tidak menderita

kelumpuhan (kekuatan otot

29

Page 30: Askep Keluarga Dengan TBC

baik)

VIII. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN KESEHATAN

KELUARGA

a. Persepsi terhadap masalah: Ibu S mengatakan bahwa dalam kehidupan pasti

ada masalah dan harus diatasi dengan sabar.

b. Harapan terhadap masalah: harapan Ibu S kedepannya yaitu membahagiakan

anak.

30

Page 31: Askep Keluarga Dengan TBC

No. Data Masalah/

Diagnosa

Kemungkinan

Penyebab

Diagnosa

keperawatan

1. Tahap I

DS :

- Ibu S, air limbah

dibiarkan mengalir di

selokan di sekitar rumah.

- Ibu. H mangatakan

kandang ayam berada di

dalam rumah

- Menurut keluarga,

kandang ayam seharusnya

berada di luar. Tetapi

tidak ada biaya untuk

membuat kandang.

- kamar anak E

berdekatan dengan kamar

Ibu S dan kandang ayam

DO:

- Tidak terdapat

Resiko

terjadinya

infeksi

(penularan

penyakit)

Keluarga tidak

mampu

memodifikasi

lingkungan rumah

untuk menyelesaikan

permasalahan

lingkungan disekitar

rumah

Resiko penularan

infeksi (penyakit)

pada anak E

berhubungan dengan

ketidakmampuan

keluarga

memodifikasi

lingkungan rumah

untuk menyelesaikan

permasalahan

lingkungan disekitar

rumah (paparan agen

infeksi, kondisi hidup

kurang bersih)

31

ANALISA DATA

Page 32: Askep Keluarga Dengan TBC

Jendela kamar di

kamar ibu S.

- Lingkungan tidak

layak ( kandang

hewan di sekitar

rumah).

- air kotor di buang di

selokan.

- Sanitasi rumah buruk

- ventilasi kurang,

tembok dari bambu.

Tahap II

Keluarga tidak mampu

memelihara atau

memodifikasi lingkungan

yang sehat.

2. Tahap I

DS :

- Ibu S mengatakan

hanya merawat Anak E

sendirian.

- Ibu S mengatakan,

kurangnya perhatian yang

Perubahan

penampilan

peran

transisi peran

sebagai single parent

Perubahan

penampilan peran

keluarga terutama ibu

S berhubungan

dengan transisi peran

sebagai single parent

32

Page 33: Askep Keluarga Dengan TBC

diberikan kepada anak E

- ibu S merasa kesulitan

saat anak E berkata

kangen dengan bapaknya

(Bp. T)

DO:

- Ibu S hanya

lulusan SD

- Anak E

Berpisah dengan

bapak T sejak

balita

- Perhatian dari

ayah kurang

kepada anak E.

- Ibu S tidak

memperhatikan

kebersihan anak E

setelah bermain

(cuci tangan, kuku

kotor)

- Anak E malu

saat ditemui orang

lain

33

Page 34: Askep Keluarga Dengan TBC

Tahap II

Ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal

dampak situasi pada

perubahan peran

3. Tahap I

DS :

- ibu S menyatakan bahwa

rumahnya masih butuh

perbaikan

- ibu S mengatakan akan

memindahkan kandang

ayam

- ibu S menyatakan

menyewakan rumahnya

yang satunya

DO :

- Rumah berdebu

Kerusakan

penatalaksan

aan

pemeliharaan

rumah

Ketidaksanggupan

mengambil

keputusan

Kerusakan

penatalaksanaan

pemeliharaan rumah

berhubungan dengan

ketidakmampuan

Keluarga menentukan

keputusan yang tepat

untuk menangani

masalah pemeliharaan

rumah keluarga

34

Page 35: Askep Keluarga Dengan TBC

- Lantai dari semen

- kandang dan rumah

hanya berbatasan dengan

dinding bamboo

Tahap II

Ketidak mampuan

keluarga dalam

mengambil keputusan

(salah mengambil

keputusan)

Ibu S tidak mengerti

mengenai sifat, berat dan

luasnya masalah

35

Page 36: Askep Keluarga Dengan TBC

PRIORITAS MASALAH

Diagnosa Keperawatan:

Resiko penularan infeksi (penyakit) pada anak E berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah untuk menyelesaikan

permasalahan lingkungan disekitar rumah (paparan agen infeksi, kondisi hidup

kurang bersih)

No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah

Aktual = 3

1 3/3x1=1/3 Ibu S menyadari keadaan

kesehatannya sekarang ini dapat

mengakibatkan anak E tertular

penyakitnya.

2. Kemungkinan

masalah diubah

Sebagian = 1

2 1/2x2=1 Keadaan kesehatan ibu S yang

menderita TB paru ini dapat

diubah dengan cara melakukan

pengobatan ke puskesmas

Patrang.

3. Potensial masalah

dicegah

Cukup = 2

1 2/3x1= 2/3 Proses pengobatan secara berkala

dan teratur serta interaksi yang

diperhatikan dapat

meminimalkan penularan

penyakit.

4. Menonjolnya 1 2/2x1=1 Masalah sangat dirasakan ada

36

Page 37: Askep Keluarga Dengan TBC

masalah

Masalah ada dan

perlu ditangani=2

dan memerlukan penanganan

untuk menghindari dampak

lainnya.

Jumlah 3

Diagnosa keperawatan :

Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan

Keluarga menentukan keputusan yang tepat untuk menangani masalah pemeliharaan

rumah keluarga

No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah

Aktual = 3

1 3/3x1=1/3 Kandang ayam yang terletak

tepat di samping rumah

menjadikan ancaman dalam

munculnya penyakit yang lain

misalnya flu burung.

2. Kemungkinan

masalah diubah

Sebagian = 1

2 1/2x2=1 Perlunya kesadaran ibu S untuk

segera memindahkan letak

kandang ayam di belakang

rumah.

3. Potensial masalah

dicegah

Rendah = 1

1 1/3x1=1/3 Biaya untuk membuat kandang

ayam yang baru masih belum

mencukupi.

4. Menonjolnya

masalah

Masalah ada dan

tidak perlu segera

1 1/2x1=1/2 Ancaman dirasakan ada tetapi

keluarga merasa ada hal yang

lebih penting untuk terlebih

dahulu diselesaikan.

37

Page 38: Askep Keluarga Dengan TBC

ditangani=1

Jumlah 2.16

Diagnosa Keperawatan :

Perubahan penampilan peran keluarga terutama ibu S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

No.

Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah

Krisis = 1

1 1/3x1=1/3 Ibu S sudah mulai terbiasa

dengan peran gandanya sebagai

single parent sejak kepergian Bp.

T.

2. Kemungkinan

masalah diubah

Sebagian = 1

2 1/2x2=1 Peran orang tua yang sesuai

untuk mendapatkan pertumbuhan

anak yang baik diharapkan oleh

ibu S pada bagi E untuk

memberikan perhatian penuh

pada anak E.

3. Potensial masalah

dicegah

Cukup = 2

1 2/3x1= 2/3 Masalah sudah lama berlangsung

sekitar 5 tahun. Kehadiran Bp. T

sudah tidak diharapkan lagi

sehingga membuat ibu S semakin

mantap untuk menyandang status

sebagai single parent.

4. Menonjolnya

masalah

Masalah tidak

1 0/2x1=0 Dalam perubahan perannya ibu S

tidak mengalami kesulitan dalam

mengasuh dan memberikan

38

Page 39: Askep Keluarga Dengan TBC

dirasakan = 0 perhatian yang penuh pada anak

E.

Jumlah 2

Diagnosa keperawatan keluarga bersadarkan prioritas :

Dari hasil penghitungan maka dapat disusun diagnosa keperawatan berdasarkan

prioritas pada keluarga ibu S :

1. Resiko penularan infeksi (penyakit) pada anak E berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah untuk

menyelesaikan permasalahan lingkungan disekitar rumah (paparan agen

infeksi, kondisi hidup kurang bersih)

2. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan

ketidakmampuan Keluarga menentukan keputusan yang tepat untuk

menangani masalah pemeliharaan rumah keluarga

3. Perubahan penampilan peran keluarga terutama ibu S berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

39

Page 40: Askep Keluarga Dengan TBC

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU S

No Dignosa

keperawatan

Tujuan

umum

Tujuan khusus Kriteria Standar intervensi

1 Resiko terjadinya

infeksi (penularan

penyakit) pada

keluarga ibu S

khususnya pada

anak E

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

keluarga

memodifikasi

lingkungan rumah

untuk

menyelesaikan

permasalahan

Setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

maka

keluarga akan

menunjukkan

kemampuan

dalam

memodifikasi

lingkungan

rumah.

Setelah

pertemuan 4 x

60 menit dapat

menunjukkan :

1. Keluarga

mampu

mengenal

masalah

dalam

memodifikas

i lingkungan

Respon

verbal

Langkah awal

yang dilakukan

yaitu memberikan

informasi tentang

masalah yang

dapat ditimbulkan

dalam tata

lingkungan

1.1.1 Berikan penjelasan

pada keluarga

mengenai masalah-

masalah yang dapat

ditimbulakan dari

tata lingkungannya

40

Page 41: Askep Keluarga Dengan TBC

lingkungan

disekitar rumah

(paparan agen

infeksi, kondisi

hidup kurang

bersih)

2. Keluarga

mampu

memutuskan

untuk

melakukan

perubahan

tata ruang

rumah

3. Keluarga

mampu

memberikan

dukungan

positif pada

ibu S untuk

segera

memindahka

n kandang

ayam ke

belakang

rumah

Respon

verbal

Demonst

rasikan

Sikap ibu S untuk

melakukan

perubahan pada

tata ruang rumah

Kesehatan yang

harus segera

disembuhkan

sebagai

pendukung untuk

segera

memindahkan

kandang ayam

2.1.1 dukung keluarga

untuk mengambil

keputusan dalam

melakukan perubahan tata

ruang rumah.

3.1.1 Lakukan konsultasi

pada keluarga khususnya

ibu S tentang pemindahan

kandang ayam.

3.1.2 instruksikan pada

keluarga untuk menjaga

hygiene pribadi untuk

melindungi tubuh terhadap

infeksi

41

Page 42: Askep Keluarga Dengan TBC

4. Keluarga

mampu

menciptakan

lingkungan

yang

mendukung

peningkatan

status

kesehatan

keluarga.

5. Keluarga

mampu

menggunaka

n fasilitas

kesehatan

yang ada

untuk

Demonst

rasikan

Demonst

rasikan

Status kesehatan

pada keluarga ibu

S dapat

ditingkatkan

dengan adanya

lingkungan yang

nyaman dan

bersih

Pelayanan

kesehatan sangat

memperhatikan

faktor-faktor yang

mendukung

4.1.1 Anjurkan kepada

keluarga untuk

membersihkan lingkungan

dengan benar

5.1.1 anjurkan keluarga

khususnya pada ibu S ke

puskesmas untuk selalu

mengontrol kesehatannya

dan menanyakan tentang

faktor lingkungan yang

42

Page 43: Askep Keluarga Dengan TBC

melakukan

konsultasi

tentang

pengaruh

tata ruang

terhadap

pemeliharaa

n kesehatan

keluarga

kesembuhan ibu S dapat mengganggu status

kesehatan keluarganya.

2 Perubahan

penampilan peran

keluarga terutama

ibu S

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

yang sakit

Setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

Ibu S mampu

menjalankan

perannya

sebagai single

parent

Setelah

dilakukan

pertemuan 4x60

menit, keluarga

menunjukkan:

1. Keluarga

mampu

mengenal

dampak

situasi pada

perubahan

Respon

verbal

Keluarga dapat

menyebutkan

adanya kesulitan

dalam melakukan

peran yang baru

1.1.1 Bantu keluarga

mengenal masalah

1.1.2 Diskusikan dengan

ibu S mengenai rasa

tidak menerima

kondisi bahwa ibu S

43

Page 44: Askep Keluarga Dengan TBC

peran

2. Keluarga

mampu

memutuskan

untuk

melakukan

peran ganda

3. Keluarga

mampu

meberikan

support pada

dirinya dalam

pengasuhan

anak E

Respon

verbal

redemon

strasi

Ibu S tidak

membutuhkan

bantuan orang

lain dalam

mengasuh anak E

Anak E menjadi

motivator bagi

ibu S untuk

menyemangati

kembali hidup

Ibu S mampu

menjalankan

perannya dengan

baik

melakukan peran

ganda

2.1.1 Ajarkan perilaku

baru yang

dibutuhkan oleh ibu

S untuk memenuhi

suatu peran.

3.1.1 bantu ibu S dalam

mengidentifikasi

kekuatan diri

3.1.2 bantu ibu S dalam

mengidentifikasi

berbagai peran

44

Page 45: Askep Keluarga Dengan TBC

4. Keluarga

mampu

memenuhi

harapan

peran

5. Keluarga

dapat

menggunaka

n fasilitas

pelayanan

kesehatan

sebagai

sarana untuk

memutuskan

masalah

Redemo

nstrasika

n

redemon

strasi

Dengan

menggunakan

fasilitas kesehatan

ibu S dapat

berkonsultasi

tentang masalah

perannya

dalam hidup.

4.1.1 beri penjelasan pada

ibu S tentang peran yang

harus dilakukan sebagai

single parent

4.1.2 fasilitasi diskusi

tentang adaptasi peran

5.1.1 Beri penjelasan

pada keluarga

tentang fungsi

fasilitas dan

pelayanan

kesehatan yang

dapat digunakan.

5.1.2 Diskusikan tentang

pelayanan yang ada

sebagai tempat

45

Page 46: Askep Keluarga Dengan TBC

untuk mendapatkan

solusi masalah

peran keluarga.

3 Kerusakan

penatalaksanaan

pemeliharaan

rumah

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

Keluarga

menentukan

keputusan yang

tepat untuk

menangani

masalah

pemeliharaan

rumah keluarga

Setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

keluaraga

akan

mengerti cara

memelihara

rumah

Setelah

pertemuan 4x60

menit dapat

menunjukkan:

1. Keluarga

mampu

mengenal

masalah

pemeliharaa

n rumah

2. Keluarga

Respon

verbal

Respon

Ibu S mampu

mengidentifikasi

adanya ancaman

dalam lingkungan

rumah

Tata ruang yang

1.1.1 Bantu keluarga

mengenal masalah

1.1.2 Tingkatkan status

pendidikan keluarga

dengan memberikan

pendidikan pada

keluarga tentang

rumah sehat dan

tata ruang rumah

yang baik

2.1.1 Bantu keluarga

46

Page 47: Askep Keluarga Dengan TBC

mampu

memutuskan

tindakan

yang tepat

untuk

mengatur

lingkungan

rumah

3. Keluarga

mampu

melakukan

tindakan

modifikasi

dengan tepat

4. Keluarga

verbal

Respon

verbal

redemon

buruk dapat

menyebabkan

berbagai penyakit

dan mengurangi

kenyamanan

Ibu S dapat

memindahkan

kandang ayam ke

halaman belakang

dan membuat WC

supaya yidak

BAB di sungai

Penataan ruang

dalam memutuskan

tindakan

keperawatan

2.1.2 Bantu keluarga

mengidentifikasi

keuntungan dan

kerugian dalam

pengambilan

keputusan

3.1.1 Kaji kemampuan

anggota keluarga

dalam

memodifikasi

lingkungan

3.1.2 Jelaskan tentang

perubahan yang

bisa terjadi setelah

memodifikasi

lingkungan.

4.1.1 Ajarkan dan

47

Page 48: Askep Keluarga Dengan TBC

mampu

menciptakan

lingkungan

yang bersih

dan nyaman

5. Keluarga

dapat

menggunaka

n fasilitas

kesehatan

yang ada

untuk

mendapatka

n informasi

tentang

penatalaksan

aan rumah

strasikan

redemon

strasikan

rumah yang baik

dapat

menciptakan

lingkungan yang

nyaman dan

bersih

Dengan

menggunakan

fasilitas kesehatan

seperti puskesmas

dapat membantu

memberikan

masukan untuk

mengatur tata

ruang rumah yang

sehat dan sebagai

tempat rujukan

jika ada anggota

demontrasikan cara

modifikasi

lingkungan rumah.

4.1.2 Bantu keluarga

dalam menciptakan

lingkungan yang

sehat

5.1.1 Beri penjelasan

pada keluarga

tentang fungsi

fasilitas dan

pelayanan

kesehatan yang

dapat digunakan.

5.1.2 Diskusikan tentang

pelayanan yang ada

sebagai tempat

rujukam keluarga

48

Page 49: Askep Keluarga Dengan TBC

dan sebagai

tempat

rujukan

keluarga yang

sakit

bila ada yang sakit.

5.1.3 Kaji kemampuan

keluarga dalam

penentuan

pelayanan

kesehatan yang

tepat.

49

Page 50: Askep Keluarga Dengan TBC

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI TANDA TANGAN

EVALUASI

10/12/2009 Resiko terjadinya infeksi

(penularan penyakit) pada

keluarga ibu S khususnya

pada anak E berhubungan

dengan ketidakmampuan

keluarga memodifikasi

lingkungan rumah untuk

menyelesaikan

permasalahan lingkungan

disekitar rumah (paparan

agen infeksi, kondisi hidup

kurang bersih)

1.1 Memberikan penjelasan pada ibu S

mengenai masalah-masalah yang

dapat ditimbulkan dari tata

lingkungannya ---------------------

1.2 memberikan dukungan keluarga

untuk mengambil keputusan dalam

melakukan perubahan tata ruang

rumah---------------------------------------

1.3 mendiskusikan dengan keluarga

tentang pemindahan kandang ayam---

1.4 Menganjurkan keluarga untuk

menjaga hygiene pribadi untuk

melindungi tubuh terhadap infeksi

Fitri-----------

Fitri -----------

Fitri-----------

Fitri-----------

S: Ibu S mengatakan

ingin segera

memindahkan kandang

ayamnya ke belakang

rumah

O: sudah ada kerangka

kandang ayam di

belakang rumahnya

A: Masalah

pembiayaan yang

belum ada

P: Lakukan diskusi

dengan keluarga cara

untuk segera

50

Page 51: Askep Keluarga Dengan TBC

1.5 Menganjurkan keluarga khususnya

pada ibui S ke puskesmas untuk selalu

mengontrol kesehatannya dan keluarga

untuk menjaga hygiene pribadi untuk

melindungi tubuh terhadap infeksi----

Fitri -----------

mendapatkan biaya

tersebut

12/12/2009 Perubahan penampilan peran

keluarga terutama ibu S

berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga

yang sakit

1.1 Kembali mengkomunikasikan

mengenai perasaan yang dirasakan

oleh ibu S--------------------- -

1.2 Mengajak ibu untuk mengenal lebih

jauh masalah yang sedang dihadapi

1.3 Membantu ibu S dalam

mengidentifikasi kekuatan diri

-------------------

1.4 beri penjelasan pada ibu S tentang

Tifani------------

Tifani------------

Tifani ------------

S: Ibu S mengatakan

sudah mulai melupakan

Bp. T dan

kehadirannya sudah

tidak diharapkan lagi.

O: Ibu S terlihat lebih

tenang namun matanya

sedikit berkaca-kaca

A: Masalah mulai

51

Page 52: Askep Keluarga Dengan TBC

peran yang harus dilakukan sebagai

single parent ----------------

1.5 Memberikan dukungan pada ibu S

agar dapat menjalani perannya

dengan baik-------------------

Tifani------------

Tifani------------

dapat diselesaikan

P: Lanjutkan diskusi

dengan keluarga

mengenai perannya

13/12/2009 Kerusakan penatalaksanaan

pemeliharaan rumah

berhubungan dengan

ketidakmampuan Keluarga

menentukan keputusan yang

tepat untuk menangani

masalah pemeliharaan

rumah keluarga

1.1 Membantu keluarga mengenal

masalah --------------------

1.2 Meningkatkan status pendidikan

keluarga dengan memberikan

pendidikan pada keluarga tentang

rumah sehat dan tata ruang rumah

yang baik ---------------------

1.3 Kaji kemampuan anggota

keluarga dalam memodifikasi

lingkungan

1.4 Ajarkan dan demontrasikan cara

modifikasi lingkungan rumah ------

Tofan------------

Tofan------------

Tofan-------------

Tofan------------

S: ibu S menyatakan

bahwa rumahnya

masih butuh

perbaikan dan akan

memindahkan

kandang ayam ke

belakang rumah

O: Rumah berdebu

- Lantai dari semen

- kandang dan rumah

hanya berbatasan

52

Page 53: Askep Keluarga Dengan TBC

1.5 Diskusikan tentang pelayanan yang

ada sebagai tempat rujuka keluarga

bila ada yang sakit ---------

Tofan------------ dengan dinding bambu

A: Masalah belum

selesai karena

keterbatasan biaya tapi

ada kemauan dari

keluarga

P: anjurkan untuk

segera melakukan

tindakan

53

Page 54: Askep Keluarga Dengan TBC

BAB 4. PEMBAHASAN

Kegiatan pembinaan keluarga dilakukan di area kerja Puskesmas Patrang

dengan keluarga binaan ditentukan oleh petugas puskesmas. Keluarga binaan yang

ditunjuk oleh Puskesmas adalah keluarga ibu S, dengan anggota keluarga anak S.

Pembagian mahasiswa sesuai dengan tanggung jawab tiap langkah asuhan

keperawatan keluarga seperti yang telah ditentukan sebelumnya. Dilakukan supervisi

oleh dosen pembimbing seharusnya dilakukan minimal 3 kali sesuai dengan kontrak

program mata kuliah asuhan keperawatan keluarga

Pengaplikasian teori keperawatan keluarga dilakukan oleh mahasiswa mulai

dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi dengan tujuan agar keluarga

mampu melakukan 5 tugas kesehatannya, yaitu mengenal masalah kesehatan, mampu

memutuskan tindakan kesehatan, mampu merawat anggota keluarga yang sakit,

mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan mampu memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat. Dengan dicapainya tujuan tersebut,

diharapkan keluarga secara mandiri dapat menilai status kesehatannya sehingga status

kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat.

Pengkajian keluarga dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan sesuai dengan

kesepakatan dengan keluarga ibu S. Dalam proses pengkajian, keluarga ibu S sangat

kooperatif. Setiap pertanyaan yang diberikan oleh pengkaji dijawab dengan baik oleh

ibu S dan pernyataan ibu S disampaikan secara jelas. Pengkajian terhadap keluarga

dilakukan selama dua kali pertemuan sedangkan pengkajian terhadap individu selama

1 kali pertemuan. Pendekatan yang diguanakan mahasiswa dalam melaksanakan

praktik klinik keperawatan keluarga adalah problem solving approach (pendekatan

menggunakan model pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga sangat

tinggi untuk menerima mahasiswa sebagai pembina kesehatan dalam keluarganya.

54

Page 55: Askep Keluarga Dengan TBC

Perumusan diagnosa keparawatan dianalisis berdasarkan dari hasil pengkajian

terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,

struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, dan koping keluarga, yang bersifat actual,

resiko atau kesejahteraan, dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab

melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan

kemampuan dan sumber daya keluarga. Perumusan diagnosa yang disepakati oleh

keluarga dan kelompok kami adalah resiko penularan infeksi (penyakit) pada anak E

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah

untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan disekitar rumah (paparan agen

infeksi, kondisi hidup kurang bersih), kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan

rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menentukan keputusan yang

tepat untuk menangani masalah pemeliharaan rumah keluarga, perubahan penampilan

peran keluarga terutama ibu S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit.

Perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan secara

beruntun dikarenakan menyesuaikan jadwal keluarga dan kelompok. Setelah

penyusunan perencanaan dilakukan oleh kelompok meliputi penyusunan prioritas,

penetapan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi

keluarga ditetapkan selanjutnya adalah pelaksanaan asuhan. Intervensi dilaksanakan

oleh kelompok dengan melibatkan keluarga ibu S yang dilaksanakan sesuai dengan

jadwal pertemuan yang telah disepakati. Tidak terdapat kendala berarti selama

pelaksanaan asuhan keperawatan.

Rata-rata dalam waktu singkat mahasiswa mampu menyelesaikan tugas

perawatan keluarga sesuai dengan tujuan, yaitu sampai mampu melakukan evaluasi.

Pada tahapan evaluasi, kelompok melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan. Namun terdapat kendala diantaranya pembagian dosen pembimbing

untuk dilakukan supervisi masih belum berjalan secara optimal. Kami menyadari dan

memaklumi tentang keberadaan hal tersebut.

55

Page 56: Askep Keluarga Dengan TBC

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

a. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga dapat memberikan data

yang sesuai untuk permasalahan kesehatan keluarga

b. Diagnosa keperawatan keluarga ditentukan bersama-sama dengan keluarga

sesuai dengan masalah kesehatan keluarga

c. Penyusunan perencanaan dilakukan dengan menentukan prioritas, menetapkan

tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keluarga

d. Tindakan keperawatan keluarga sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat,

dan pemerintah

e. Evaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan dilaksanakan secara sumatif dan

formatif terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, menggunakan SOAP

secara operasional.

5.2 Saran

a. Diharapkan keluarga secara mandiri dapat menilai status kesehatannya

sehingga status kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat.

b. Mahasiswa dan perawat dapat memahami karakteristik budaya termasuk

didalamnya adalah bahasa daerah agar proses keperawatan dapat berlangsung

dengan baik.

56

Page 57: Askep Keluarga Dengan TBC

DAFTAR PUSTAKA

__________ 2008. Asuhan Keperawatan Tuberculosis

(TBC).http://www.indonesianursing.com [didownload tanggal 13 desember

2009]

Freedman, M.1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Kautsar. 2008. Penyakit TBC Perlu Dikenali Bukan Ditakuti. http://www.

kautsarku.wordpres.com [didownload tanggal 13 desember 2009]

Piogama. 2009. Mengatasi TBC Dengan Pengobatan yang Sesuai.

http://www.piogama.ugm.ac.id [didownload tanggal 13 desember 2009]

57

Page 58: Askep Keluarga Dengan TBC

58

Page 59: Askep Keluarga Dengan TBC

59